Copy of Landasan

23
Landasan-Landasan Pancasila Landasan-Landasan Pancasila, antara lain : 1. Landasan Ontologi Pancasila, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika. Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia, yang memiliki hakikat mutlak yaitu monopluralis, atau monodualis, karena itu juga disebut sebagai dasar antropologis. Subyek pendukung pokok dari sila-sila Pnacasila adalah manusia. 2. Landasan Epistemologis Pancasila adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan, metode, dan validalitas ilmu pengetahuan. Secara epistemologis kajian pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat pancasila sebagai suatu system pengetahuan. Epistemology meneliti sumber pengetahuan, proses dan syarat terjadinya pengetahuan, batas dan validitas ilmu pengetahuan. 3. Landasan Aksiologis Pancasila, sila-sila Pancasila sebagai suatu system filsafat memiliki stau kesatuan dasar aksiologis, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam pnacasila pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan. Aksiologis Pancasila mengandung arti bahwa kita membahas tentang filsafat nilai pancasila Diposkan oleh vitry moedz di 20.12 MakaLah "PKN" Sistem hukum Nasional dan Peranan lembaga2 peradiLan KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “SISTEM HUKUM NASIONAL DAN PERADILAN SERTA PERANAN LEMBAGA-LEMBAGA PERADILAN NASIONAL”. Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini

description

jajal

Transcript of Copy of Landasan

Page 1: Copy of Landasan

Landasan-Landasan Pancasila

Landasan-Landasan Pancasila, antara lain :

1. Landasan Ontologi Pancasila, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika. Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia, yang memiliki hakikat mutlak yaitu monopluralis, atau monodualis, karena itu juga disebut sebagai dasar antropologis. Subyek pendukung pokok dari sila-sila Pnacasila adalah manusia.

2. Landasan Epistemologis Pancasila adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan, metode, dan validalitas ilmu pengetahuan. Secara epistemologis kajian pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat pancasila sebagai suatu system pengetahuan. Epistemology meneliti sumber pengetahuan, proses dan syarat terjadinya pengetahuan, batas dan validitas ilmu pengetahuan.

3. Landasan Aksiologis Pancasila, sila-sila Pancasila sebagai suatu system filsafat memiliki stau kesatuan dasar aksiologis, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam pnacasila pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan. Aksiologis Pancasila mengandung arti bahwa kita membahas tentang filsafat nilai pancasila Diposkan oleh vitry moedz di 20.12

MakaLah "PKN" Sistem hukum Nasional dan Peranan lembaga2 peradiLan

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “SISTEM HUKUM NASIONAL DAN PERADILAN SERTA PERANAN LEMBAGA-LEMBAGA PERADILAN NASIONAL”. Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, Kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, Kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.

Tasikmalaya, 31 Juli 2010

Page 2: Copy of Landasan

Penulis

DAFTAR ISI

Kata pengantar 1Daftar Isi 2Latar Belakang 3Tujuan 3Pembahasan 4A. Sistem hukum dan peradilan nasionala.1 Sistem hukum nasionala.2 Sistem peradilan nasionala.3 Peranan lembaga-lembaga peradilanKesimpulan 9Daftar Pustaka 10

LATAR BELAKANG

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.Untuk membuat makalah ini saya meringkas materi tentang “SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL i dalam makalah ini terdapat pengertian, ciri-ciri hokum danberbagai peradilan yang berada di Indonesia .Demikian makalah ini saya buat, semoga berguna bagi semua pihak.

TUJUAN

Tujuan kami membuat makalah ini, selain sebagai salah satu tugas dari guru kami, Juga agar kami lebih memahami pada BAB ini.

SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL

A. Sistem Hukum NasionalKetentuan yang menyatakan bahwa Indonesia adalah Negara hukum termuat dalam UUD 1945 Pasal 1 ayat(3) dan Pasal 27ayat (1).1. Pengertian Hukuma. Prof. E. M MeyersHukum adalah aturan yang mengadung pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat, dan menjadi pedoman bagi penguasa Negara dalam melakukan tugasnya.b. Drs. E. Utrres, S.H.Hukum adalah himpunan peraturan (perintah dan larangan) yang mengurus tata tertib

Page 3: Copy of Landasan

masyarakat, oleh karena itu harus ditaati oleh masyarakat c. J. C. T. SimorangkirHukum adalah peraturan – peraturan yang bersifat memeaksa yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan – badan resmi yang berwajib dan pelanggaran terhadap pereturan tadi berakibat diambilnya tindakan dengan hukum tertentu. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hokum adalah “ sekumpulan peraturan yang terdiri dari perintah dan larangan yang bersifat memaksa dan mengikat dengan disertai sangsi bagi pelanggarnya.2. Ciri – Ciri Negara Hukuma. Fridrich Julius Sthal 1. Adanya hak asasi manusia2. Adanya trias politika3. Pemerintahan berdasarkan peraturan – peraturan.b. A. V. Dicey1.Supremasi hokum dalam arti tidak boleh ada kesewenang – wenangan sehingga seseorang bisa dihukum jika melanggar hukum.2.Kedudukan yang sama di depan hokum baik bagi masyarakat biasa ataupun pejabat. 3.Terjaminya hak – hak manusia oleh undang – undang dan keputusan – keputusan pengadilan.3. Asas Hukuma. Asas Hukum UmumAsas Hukum Umum Adalah Asas yang berlaku pada seluruh bidang hukum, Misalnya :1. Asas lex spesialis derogate generalis2. Asas lex superior gerogat legi inferior3. Asas lex posteriore derogate lex priori4. Asas restitio in tintegrumSeholten berpendapat mengenai lima asas hukum umum yang berlaku universal pada seluruh system hukum yaitu asas kepribadian b. Asas Hukum KhususHukum khusus adalah hukum yang hanya berlaku pada lapangan hukum tertentu,misalnya:1.asas Pacta Sunt Servanda, abus de droit, dan konsesualisme, berlaku pada hukum perdata.2.Asas praduga tak bersalah dean nebis in idem berlaku pada hukum pidana.Seorang ahli filsafat Jerman bernama Gustav Radbruch mengemukakan bahwa suatu hukum memiliki ide dasar hukum yang mencakup unsure keadilan, kemanfaatan, dan kepastian.4. Tujuan Hukuma. Prof . Soebekti, S. H. Tujuan hukum adalah menyelenggarakan keadilan dan ketertiban untuk mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan.b. Prof. I. J. Apeldron Hukum bertujuan untuk mengatur pergaulan hidup secara damai.c. Prof. Notohamidjoyo Hukum memiliki tiga tujuan yaitu :1. Mendatangkan tata dan damai dalam masyarakat2. Mewujutkan keadilan3. Menjaga agar manusia diperlakukan, sebagai manusia.Tujuan yang penting dan hakiki dari hukum adalah memamusiakan manusia, dalam hukum terdapat teori tujuan hukum sebagai berikut :a.Teori Etis, meneurut teori ini tujuan hukum adalah untuk mencapai keadilan.b.Teori Utilitas, menurut teori ini tujuan hukum adalah memberikan faedah sebanyak – banyaknya bagi masyarakat.

Page 4: Copy of Landasan

c.Campuran dari teori etis dan utilitas, menerut teori ini hukum bertujuan untuk memjaga ketertiban dan untuk mencapai keadilan dalam masyarakat.5. Penggolongan Hukum

a. Berdasarkan Bentuknya :1. Hukum Tertulis2. Hukum Tidak Tertulis

b. Berdasarkan Wilayah Berlaku :1. Hukum Lokal2. Hukum Nasional3. Hukum Internasional

c. Berdasarkan Fungsinya :1. Hukum Marerial2. Hukum Formal

d. Berdasarkan Waktu Berlakunya :1. hukum Positif atau hukum yang berlaku sekarang2. hukum yang berlaku pada masa yang akan datang3. hukum antar waktu ( hukum trasitor )

e.Berdasarkan Isi Masalah :1. Hukum Privat ( hukum sipil )2. hukum Publik ( hukum Negara )

f. Berdasarkan Sumbernya :1. Undang – undang 2. Kebiasaan3. Traktat4. Yurisprudensi.

6. Tata Urutan Perundang – undangan Negara Republik Indonesia Tata Urutan Perundang – undangan Negara republic Indonesia diatur dalam ketetapan MPR No.III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang – Undangan yang meliputi :a. UUD 45b. Tap. MPR RIc. Undang – undangd. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – undange. Peraturan Pemerintahf. Keputusan Presideng. Peraturan Daerah7. Pengertian Sistim Hukum Nasional

Page 5: Copy of Landasan

Sistim hukum nasional adalah keseluruhan unsur – unsur hukum nasional yang saling berkait guna mencapai tatanan sosial yang berkeadilan. Adapun sistim hukum meliputi dua bagian yaitu :a. Stuktur Kelembagan HukumSistim berserta mekanisme kelembagaan yang menopang Pembentukan dan Penyelenggaraan hukum di Indonesia.Sistim Kelembagan Hukum meliputi :1. Lembaga – lembaga peradilan2. Apatatur penyelenggaraan Hukum3. Mekanisme penyelenggaraan hukum4. Pengawasan pelaksanaan hukumb. Materi Hukum yaitu Kaidah – kaidah yang dsituangkan dan dibakukan dalam persatuan hukum baik yang tertulis ataupun yang tidak tertulis.c. Budaya Hukum yaitu:Pembahasan mengenai budaya hukum meniti beratkan pada pembahasan mengenai kesadaran hukum masyarakat.B. Sistim Peradilan Nasional Sistim Peradilan Nasioanl diartikan sebagai suatu keseluruhan kompenen Peradilan Nasioanal yang meliputi pihak – pihak dalam proses peradilan, Hirerki Peradilan, maupun aspek – aspek yang bersifat procedural dan saling berkaitan sedemkian rupa, sehingga terwujut kwadilan hukum.Untuk mewujutkan tujuanya, seluruh komponen dalam system peradilan harus berfungsi dengan baik , adapun komponen tersebut meliputi :1. Materi Hukum Marterial dan Formal ( Hukum Acara )Hukum material adalah hukum yang berisi tentang perintah dan larangan,. Sedangkan hukum formal adalah hukum yang berisi tentang tata cara melaksanakan mempertahankan hukum material.2. Prosedur Peradilan ( Komponen yang bersifat Prosedural )Yaitu bagaimana proses pengajuan perkara mulai dari penyelidikan – penyelidikan penuntutan sampai pada pemeriksaan di siding pengadilan. Prosedur pengadilan yang berlaku meliputi :

a. Penyelidikan b. Penyidikanc. Penuntutand. Mengadili

Secara umum peranan lembaga peradilan adalah menerima, memaksa, dan sekaligus memutuskan suatu perkara di sidang pengadilan dalam rangka untuk menegakkan hukum dan keadilan.3. Budaya Hukum Komponen yang sangat penting dan menentukan tegaknya keadilan adalah kesadaran hukum4. Hierarki Kelembagaan PeradilanSusunan lembaga perradilan yang secara hierarki memiliki fungsi dan kewenangan peradilan masing – masing.C. Peranan Lembaga – Lembaga Peradilan

Page 6: Copy of Landasan

Lembaga – lembaga kekuasaan kehakiman yang berada di Indonesia 1. Mahkamah Agung ( MA )MA adalah lembaga Pengadilan Negara Tertinggi dari semua lingkungan pengadilan yang dalam melaksanakan tugasnya terlepas dari pengaruh pemerintah atau pengaruh – pengauruh lain.Susunam MA terdiri dari Pimpinan, Hakikm Anggota ( hakim agung) panitera dan seorang sekretaris.MA berwenang memeriksa dan memutuskan : Permohonan kasasi. Sengketa tenyang kewenangan mengadili. Permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah memeperoleh kekuatan hokum yang tetap.2. Mahkamah Konstitusi ( MK )MK adalah salah satu badan negara yang melakukan kekuassan kehakiman yang merdeka, untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan kedilan. Kedudukan MK adalah di Ibu Kota Negara Republik Indonesia.Wewenang MK menurut UU No. 24 Tahun 2003 adalah :1. Menguji Undang – Undang terhadap undang – undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.2. Memutus sengketa kewenagan lembaga negara yang kewenanganya diberikan oleh Undang – Undang Dasar Republik Indonsia Tahun 1945 3. Memutus pembubaran partai politik4. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum5. Memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden dan / Wakil Prtesiden diduga telah melakukan pelanggaran hukum.Prinsip dari kewenangan Makamah Konstitusi adalah cheks and balances yang menempatkan semua lembaga dalam kedudukan setara.3. Komisi Yudisial ( KY ) Tujuan dari pembentukan komisi Yudiasial adalah dalam rangka mewujudkan lembaga peradilan dan lembaga penegak hukum dan lainya yang mandiri, bebeas dari pengaruh penguasa ataupun pihak lain, KY berkedudukan di Ibu Kota Negara RI.Wewenang Komisi Yudisial adalah :1. Mengusulkan pengangkatan Hakim Agung kepada DPR2. Menegakkan dan keluhuran martabat serta menjaga perilaku hakim diseluruh lingkungan peradilan.KY mempunyai tugas melekukan pengawasan terhadap perilaku hakim. Tugas pengawasan tersebut meliputi :a. Menerima laporan masyarakat mengenai perilaku hakimb. Meminta laporan secara berkala kepada badan peradilan tentang perilaku hakim.c. Memeriksa pelanggaran perilaku hakim yang diduga melangggar kode etik perilaku hakim.d. Memanggil dan meminta keterangan dari hakim yang diduga melanggar kode etik perilaku hakim.e. Membuat laporan hasil pemeriksaan yang berupa rekomendasi yang akan disampaikan kepada MA dan / MK yang terdasar disampaikan kepada presiden dan DPR.4. Peradilan UmumPeradilan umum adalah salah satu pelaku penguasaan bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya. Adapun kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan umum dilaksanakan sebagai

Page 7: Copy of Landasan

berikut :a. Pengadilan NegeriPengadilan negeri kedudukanya di kota madya atau di ibu kota kabupaten, adapun susunan Pengadilan Negeri terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera, Sekretaris, dan Jurusita,. Pengadilan Negeri bertugas dan berwenang memeriksa, memutuskan, dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata di tingakat pertama.b. Pengadilan TinggiMerupakan pengadilan tinggi banding yang berkedudukan di ibu kota provinsi, dan daerah yang hukumnya meliputi wilayah provinsi. Susunan Pengadilan Tinggi meliputi Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera, dan Sekretaris, Adapun tugas dan wewenang Pengadilan Tinggi adalah :1. Mengadili perkara pidana dan perdata di tingkat banding.2. Mengadili di tingkat pertama terahkir mengenai sengketa kewenangan mengadili antar pengadilan negeri di wilayah hukumnya.3. Menjaga jalanya pengadilan di tingkat Pengadilan Negeri agar peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya.4. Memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada instansi pemerintah bil;a diminta.5. Tugas atau kewenangan berdasarkan undang – undang.Ketua Pengadilan juga bertugas mengadakan pengawasan pelaksanaan tugas dan tingkah laku hakm, panitera, sekretaris dan jurusita di daerah hukumya. 5.Peradilan AgamaYang dimaksud Peradilan Agama adalah pengadilan agama Islam. Pengadilan Agama terdapat di setiap ibu kota Kabupaten. Pengadilan TInggi Agama berkedudukan di setiap ibu kota Propinsi. Susunan Pengadilan Agama terdiri dari Pimpinan, Hakim, Hakim Anggota, Panitera, Sekretaris, dan Juru Sita. Sedangkan susunan PENGADILAN Tinggi Agama terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera, dan Sekretaris. Tugas dan wewenang Pengadilan Agama adalah memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang : Perkawinan Kewarisan,wasiat dan hibah yang di lakukan berdasarkan hokum Islam Wakaf dan sodakoh Tugas dan wewenang Pengadilan Tinggi Agama adalah : Mengadili perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama dalam tingkat banding. Mengadili di tingkat pertama dan terakhir sengketa kewenangan mengadili antar Pengadilan Agama di daerah hukumnya. Pengadilan Tinggi Agama dapat memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasehat tentang hukum Islam kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya apabila diminta.6. Peradilan MiliterDalam peradilan militer pengadilan adalah badan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan militer. Peradilan militer merupakan pelaksana kekuasaan kehakiman di lingkungan Angkata Bersenjata untuk menegakkan hukum dan keadilan dengan memperhatikan kepentinga penyelenggara pertahanan keamanan Negara. 7. Peradilan Tata Usaha NegaraPeradilan Tata Usaha Negara adalah salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan terhadap sengketa tata usaha Negara. Sengketa tata usaha negara adalah sengketa yang timbul dalam tata usaha negara antara orang /badan hukum perdata dengan

Page 8: Copy of Landasan

badan / pejabat tata usaha negara baik di pusat maupun daerah. Dan yang dimaksud dengan tata usaha Negara adalah administrasi Negara yang melaksanakan fungsi untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan baik di pusat maupun daerah.Pengadilan tata usaha Negara merupakan pengadilan tingkat pertama dan pengadilan tinggi tata usaha negara merupakan pengadilan tingkat banding.

Kesimpulan

Hukum adalah sekumpulan peraturan yang terdiri dari perintah dan larangan yang bersifat memaksa dan mengikat dengan disertai sanksi bagi pelanggarnya yang bertujuan untuk mengatur ketentraman dan ketertiban dalam masyarakat. Untuk mencapai ketentraman dan ketertiban dalam masyarakat dibutuhkan sikap masyarakat yang sadar hokum. Selain masyarakat pemerintahpun juga harus sadar hokum. Maka tercapailah ketentraman dan ketertiban itu. Untuk mengantisipasi berbagai pelanggaran hokum yang terjadi maka di Indonesia telah ada berbagai macam Pengadilan. Dari yang mengadili masyarakat sampai dengan pemerintah dan para pejaba

DAFTAR PUSTAKA

Septina Damayanti, SPd. dan Siti Nurjanah, SPd. Kreatif, Jawa Tengah :Viva Pakarindo Abdulkarim Aim, Pendidikan Kewarganegaraan untuk kelas X SMA, Bandung : Grafindo Media Pratama, 2006. http://www.sanancity.co.cc/2010/06/tugas-pkn-sistem-hukum-dan-peradilan.html

Page 9: Copy of Landasan

SIKAP POSITIF TERHADAP SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL

PENGERTIAN HUKUM

1.Pengertian Hukum

Hukum merupakan peraturan-peraturan di dalam masyarakat yang dapat memaksa orang supaya menaati tata tertib dalam masyarakat serta memberi sanksi yang tegas ( berupa hukuman ) terhadap siapa saja yang tidak mau patuh menaatinya.

Pengertian hukum menurut beberapa ahli:

a. Hugo de Groot”De jure Beli ac Facis ( 1925 )

Hukum adalah peraturan tentang perbuatan moral yang menjamin keadilan.

b. Leon Duguit

Hukum adalah aturan tingkah laku anggota masyarakat,aturan yang daya penggunaanyapada saat tertentudiindahkan oleh masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersamadan pelangaran terhadapnya akan mernimbulkan reaksi bersama terhadap pelakunya.

c. Drs.E.Utrecht,SH

Hukum adalah himpunan peraturan ( pemerintah larangan )yang mengurus tata tertib suatu masyrakat dank arena itu harus ditata oleh masyarakat itu.

2. Fungsi Hukum

Hukum yang berlaku di masyarakat berfungsi :

- Mengatur hubungan dalam masyarakat, baik antar orang, orang dengan Negara dan antar lembaga Negara.

- Melindungi kepentingan masyarakat.

- Sebagai alat pengendali pemegang kekuasaan dalam menjalankan roda pemerintahan.

- Sebagai alat control sosial.

- Sebagai sarana untuk menyelesaikan sengketa/konflik sengketa yang terjadi di masyarakat.

3. Tujuan Hukum

Tujuan diciptakannya hukum oleh Negara pada prinsipnya adalah ; dan sebagainya

- Menciptakan ketertiban/keteraturan hubungan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

Page 10: Copy of Landasan

- Mewujudkan keadilan dimana manusia diperlukan sesuai dengan harkat dan martabatnya, bebas dari tindakan yang sewenang – wenang.

- Menciptakan kepastian hukum, dalam arti bahwa tindakan yang dilakukan masyarakt dapat segera ditentukan apakah melanggar perauran hukum atau tidak.

4. Penggolongan Hukum

a. Berdasarkan Wujudnya

1.Tertulis :

yaitu hukum yang dapat kita temui dalam bentuk tulisan dan dicantumkan dalam peraturan perundangan Negara.

Contoh : UUD 1945, UU Sisdiknas.

2. Tak Tertulis

Yaitu hukum yang tidak dapat kita temui dalam bentuk tulisan, tetapi hidup dan tumbuh dalam keyakinan masyarakat tertentu ( adat ). Dalam praktek ketatanegaraan disebut konveksi.

Contoh : hukum adapt dakwa, pidato kenegaraan presiden setiap 16 Agustus.

b. Berdasarkan Ruang atau wilayah

1. Hukum Lokal

Hukum yang hanya berlaku pada daerah tertentu.

Contoh : hukum adapt Batak, Perda, Perbup.

2.Hukum Nasional

Hukum yang berlaku pada suatu Negara tertentu.

Contoh: hukum Indonesia, Hukum Amerika

3. Hukum Internasional

Hukum yang berlaku antar dua Negara atau lebih

Contoh : hukum Perdata Internasional.

c. berdasarkan pribadi yang diaturnya :

1. Hukum yang berlaku bagi golongan tertentu.

Contoh : hukum adapt, hukum Islam.

Page 11: Copy of Landasan

2. Hukum semua golongan:

Contoh : hukum pidana, hukum perdata.

3. Hukum antasr golongan;

Hukum yang berlaku bagi dua lebih golongan yang dimasyarakat.

d. Berdasarkan tugas dan fungsinya ;

1.Hukum Material

Hukum yang berisi perintah dan larangan yang harus ditaati,

Contoh : hukum pidana, perdata, dagang.

2. Hukum Formal:

Hukum yang berisi tentang tata cara melaksanakan dan mempertahankan hukummaterial.

Contoh : hukum acara pidana, hukum acara perdata

SUMBER – SUMBER HUKUM

Sumber hukum dapat dibedakan menjadi sumber hukum material dan sumber hukum formal. Sumber hukum material adalah keyakinan dan perasaan hukum individu dan pendapat umum yang menentukan isi materi dari hukum bersumber dari :

- Nilai agama

- Nilai Kesusilaan

- Kehendak Tuhan

- Akal budi

- Jiwa bangsa

Sumber hukum formal merupakan perwujudan bentuk dari isi dan huku material yang menetukan berlakunya hukum formal itu sendiri.

Sumber hukum formal meliputi :

- Undang – undang

- Kebiasaan ( hukum tidak tertulis )

- Yurisprudensi

- Traktat

Page 12: Copy of Landasan

- Doktrin

Macam – MACAM LEMBAGA PERADILAN

Negara Indonesia adalah Negara hukum itu tertuang dalam pasal 1 ayat 3 UUD 1945. sebagai Negara hukum Indonesia telah memenuhi cirri – cirri Negara hukum pada umumnya, yaitu :

- Adanya pengakuan dan perlindungan hak asasi manusia.

- Adanya peradilan yang bebas dan tidak terpengaruhi oleh kekuasaan.

- Adanya legalitas hukum dalam segala bentuk.

Sebagai perwujudan Negara hukum pemerintah Indonesia menyelenggarakan system peradilan yang bebas dari campuran tangan kekuasaan lain. Menurut pasa 10 UU No. 14 tahun 1970, bahwa :

- Peradilan Umum

- Peradilan Agama

- Peradilan Militer

- Peradilan TU Negara

Dari ketentuan tersebut sesungguhnya badan peradilan diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Pengadilan Uum

a. Pengadilan Umum

b. Pengadilan Khusus

2. Pengadilan Militer

a. Pengadilan Tentara

b. Pengadilan Tetara Tinggi

c. Pengadilan Tentara Agung

3. Pengadilan Negeri

Pengadilan negeri adalah sesuatu pengadilan umum yang bertugas memerikasa dan memutuskan perkara dalam tingkat pertama dari segala perdata dan pidana sipil untuk semua golongan penduduk.

4. Pengadilan Agama

Page 13: Copy of Landasan

Pengadilan agama adalah pengadilan yang memeriksa dan memutuskan perkara dalam tingkat pertama dari segala perkara – perkara yang timbul diantara orang Islam, yang berkaitan dengan masalah nikah, rujuk, talak, nafkah, waris, dan lainya.

5. Pengadilan Militer

Pengadilan militer adalah pemeriksa dan memutuskan perkara dalam lapangan pidana khususnya bagi anggota TNI dan Polro serta seseorang yang menurut undang – undang dapat dipersamakan dengan anggota TNI dan Polri

 

ALAT – ALAT PENEGAK HUKUM

Keberadaan suatu peraturan perundangan Negara tidak mungkin dapat dilaksanakan secara tegak apabila tidak didukung oleh adanya alat – alat penegak hukum seperti Polisi, Jaksa, dan Hukum.

a. Kepolisian

Kepolisian merupakan alat Negara yang memiliki peran memelihara keamanan dan keteriban masyarakt, menegakan hukum dan memberikan pengayoman serta pelayanan kepada masyarakat. Hal ini sesuai dengan amanat UUD 1945 pasal 30 ayat ( 4 0 yang menegaskan bahwa kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat Negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarkat serta menegakkan hukum.

b. Kejaksaan

Kejaksaan adalah alat Negara sebagai penegak hukum yang juga sebagai penuntut umum dalam perkara pidana. Jaksa adalah yang mewakili rakyat untuk menuntut seseorang yang melanggar hukum pidana, maka disebut penuntut umum.

Berdasarkan UU No. 5 tahun 1991, tugas pokok kejaksaan meliputi :

1) Mengadakan penuntunan perkara di pengadilan negeri.

2) Menjalankan keputusan dan ketetapan hakim tentang perkara – perkara pidana.

3) Mengadakan penyelidikan lanjutan mengenai kejahatan dan pelanggaran hukum.

4) Mengawasi berbagai aliran kepercayaan dalam masyarakat yang mengancam dan membahayakan keamanan masyarakat dan Negara.

Sikap dan perbuatan yang Bertentangan dengan kaidah Hukum

Selain kita harus bertindak berdasarkan perintah – perintah hukum, kita juga dituntutuntuk meninggalkan atau menghindarkan sikap dan perbuatan yang jelas – jelas bertentangan dengan kaidah hukum yang berlaku agar tercipta ketentraman hidup dalam masyarakat.

Page 14: Copy of Landasan

Sikap dan perbuatan yang bertentangan dengan kaidah hukum diantaranya adalah :

- Mencuri, menjambret dan merampok.

- Memperkosa, menyiksa dan membunuh.

- Korupsi, kolusi dan nepotisme.

- Berjudi, minum – minuman keras dan prostitusi.

- Melakukan sabotase, terror dan maker.

- Melakukan freesex, dan aborsi.

- Melakukan pembalakan hutan

- Membajak hasil karya orang lain.

 

 

SIKAP YANG SESUAI DENGAN KETENTUAN HUKUM YANG BERLAKU

1. Landasan Hukum

Page 15: Copy of Landasan

a. Pembukaan UUD 1945 alenia keempat menyatakan “ Kemudian daripada itu,

untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi seegenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan kebangsaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang – undang Dasar Negara Indonesia,yang berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha esa, Kemanusia yang adil dan beradap, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

b. Negara Indonesia adalah Negara hukum ( pasal 1 ayat ( 3 ) UUD 1945 )

Dari pasal ini jelas Indonesia adalah Negara hukum, bukan Negara kekuasaan dan kekuasaan dibatasi oleh peraturan perundang – undangan. Juga bukan Negara dictator yang berdasarkan kekuasaan belaka.

c. Segala warga Negara bersama kedudukanya didalamnya hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintah itu tidak ada kecualinya ( pasal 27 ayat ( 1 ) 1945 pasal 27 ayat ( 1 ) UUD 1945 ini menegaskan bahwa setiap warga Negara sama kedudukanya dalam hukum serta tidak ada warga negara yang kebal akan hukum.

 

Kesadaran Hukum Warga Negara Indonesia

Dalam Negara hukum dikenal tiga prinsip, yakni sebagai berikut :

1. Pengakuan dan perlindungan hak asasi manusia, mengandung persamaan dalam bidang politik hukum, sosial, ekonomi, kultural dan pendidikan.

2. Peradilan yang bebas dan tidak memihak, artinya tidak dipengaruhi oleh kekuasaan lain.

3. Legalitas hukum dalam segala bentuknya.

Page 16: Copy of Landasan

Usaha pemerintah untuk meningkatkan kesadaran hukum dilakukuan dengan cara, yaitu sebagai berikut :

a. Mengembangkan dan keputusan diseluruh lapisan masyarakat, usaha ini

dilakukan agar tercipta kesadaran dan kepatuhan hukum dalam kerangka supermasi hukum dan tegaknya Negara hukum.

b. Menata system hukum nasional yang menyeluruh dan terpadu dengan mengakui

dan menghormati hukum agama dan adapt, di samping itu, memperbarui perundang – undangan warisan colonial dan hukum yang diskriminatif, termasuk ketidakadilan gender dan ketidaksesuian dengan tuntunan reformasi melalui program legalisasi.

c. Menegakan hukum dengan tuntunan lebih menjamin kepastian hukum, keadilan

dan kebenaran, supermasi hukum, serta menghargai hak asasi manusia.

Pengertian Korupsi

a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, korupsi berarti penyelewengan atau penggelapan ( uang Negara atau perusahaan dan sebagainya ) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.

b. Menurut Sam Santoso dan kawan – kawan, korupsi adalah menggunakan kewenangan jabatan untuk mendapatkan keuntungan atau manfaat individu mengambil bagian yang bukan mejadi haknya.

c. Secara etimologi, korupsi ( koruptie, bahasa Belanda ) mengandung arti kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, penyuapan, penggelapan, kekrakusan, amoralitas dan segala penyimpangan dari kebenaran.

d. Dalam konteks politik, berarti setiap tindakan penyelewengan dan penyalahgunaan wewenang seperti penyalahgunaan anggaran pembangunan.

 

Penyebab Korupsi

a. Nafsu untuk hidup mewah melalui jalan pintas dalam tempo singkat dan tidak terpuji, ingin lekas kaya tanpa mengingat haram dan halal.

Page 17: Copy of Landasan

b. Jiwa pancasila yang belum mantap disetiap warga Negara Indonesia, rasa ketuhanan yang rendah sehingga mengabaikan dosa, lupa bahwa hidup di dunia hanya terbatas dan nanti masih ada hari pembalasan setelah mati. Rasa kemanusiaaan rendah, artinya mereka melupakan kehidupan orang lain, dan orang lain itu adalah saudara saudara sendiri yang seharusnya diperjuangkan agar kehidupan meningkat. Rasa kengsaan hilang ( nasionalisme yang rendah ), mereka lupa bahwa semua warga Negara adalah saudara . samapai tega membuat sebangsa menderita untuk kepentingan pribadinya. Mereka lupa bahwa rakyat Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama atas kekayaan dinegara ini, dan mereka melupakan bahwa kekayaan dibumi ini seharusnya diperoleh dan diperjuangkan secara adil dan beradab.

c. Pengawasan yang belum memadai, artinya lembaga pengawasan agar tidak terjadi penyimpangan belum dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien.

 

 

Korupsi di Indonesia

a. Asal Mula Korupsi

Adanya korupsi dimulai dengan penyalahgunaan wewenang oleh pejabat atau orang yang diberi kepercayaan untuk mengelola keuangan milik orang banyak sehingga sulit untuk menyatakan kapan mulai adanya korupsi diantara kepentingan keuangan pribasdi dari seorang pejabat ( Negara atau jajaran direksi ( perusahaan ) dan wewenang jabatanya.

Prinsip ini muncul di dunia barat setelah revolusi perancis dan Negara Anglo Saxon seperti Inggris dan Amerika Serikat pada permulaan abad ke – 19. sejak itu penyalahgunaan wewenang demi kepentingan pribadi, khususnya dalam sosial keuangan, dianggap sebagai tindak korupsi, karenanya korupsi diartikan sebagai tingkah laku yang menyimpang dari tugas – tugas resmi suatu jabatan secara sengaja dan melawan kultural untuk kepentingan sendiri yang berupa status, kekayaan atau untuk perorangan, keluarga dekat atau kelompoknya.

b. Di Indonesia

Dalam media cetak maupun media elektranik hamper setiap hari disajikan pengadilan – pengadilan masalah korupsi baik oleh oknum eksekutif maupun legeslatif, bahkan dibidang alat penegak kultural yang memperhatikan seluruh warga Negara yang masih mempunyai nurani. Negara Indonesia yang mempunyai dasar Negara dan kepribadian luhur tercoreng oleh kebiadaban oknum yang tidak bertanggung jawab yang rela menyengsarakan orang banyak.

 

Upaya Pemberantasan Korupsi

Page 18: Copy of Landasan

Usaha yang dilakukan pemerintah antara lain :

a. Mengefektifkan lembaga penegak kultural yang ada seperti kepolisian, Kejaksaan dan lembaga peradilan.

b. Membentuk UU RI No. 20 tahun 2001 tentang pemberantasan Tindak Pidan Korupsi.

c. Melindungi masyarakat yang menggunakan haknya dan berperan dalam usaha pemberantasan korupsi.

d. Memberi penghargaan kepada anggota masyarakat yang telah berjasa dalam usaha pemberantasan korupsi

e. Pembentukan UU RI No. 30 Tahun 2002 tentang komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

f. Mengefektifka pelajaran moral disekolah melalui pelajaran agama dan pendidikan pancasila.

PERANA SERTA UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA

1. Peran serta Masyarakat dalam UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pembernatasan Tindak pidana Korupsi

Dalam UU ini disebutkan bahwa masyarakat dapat berperan serta membantu upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi. Peran serta itu diwujudkan dalam bentuk hak masyarkat untuk :

a. Mencari, memperoleh dan memberikan informasi adanya telah terjadi pidana korupsi.

b. Memperoleh pelayanan dalam mencari korupsi kepada penegak kultural yang menangani perkara tindak pidana korupsi.

c. Menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung jawab kepada penegak kultural yang menangani perkara tindak pidana korupsi.

d. Memperoleh jawaban atas pertanyaan tentang laporan yang diberikan kepada penegak kultural dalam waktu paling lama 30 hari.

 

 

1. Perlindungan Hukum bagi Masyarakat

Page 19: Copy of Landasan

Untu melaksanakan hak – hak masyarkat dalam usaha pemberantasan korupsi, masyarakat perlu mendapatkan perlindungan kultural dari aparat penegak kultural. Dengan perlindungan kultural maka rakyat akan merasakan aman dalam membantu usah pemberantasan korupsi di Indonesia

a. Dalam melaksanakan hak seperti tercantum diatas.

b. Dalam kehdiran proses pemyelidikan, penyelidikan, penuntunan dalam siding pengasilan sebagai saksi pelapor, saksi atau saksi ahli, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

c. Masyarakat dalam hal mencari, memperoleh dan memberikan informasi adanya dugaan korupsi mempunyai hak dan tanggung jawab dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi.

d. Hak dan tanggung jawab masyarakat seperti diatas tetap harus dilaksanakan dengan berpegang teguh pada asas atau ketentuan perundang – undangan yang berlaku dan sesuaiy dengan norma agama dan norma sosial lainya.

e. Pemerintah memberikan penghargaan kepada anggota masyarakat yang telah berjasa membantu upaya pencegahan, pemberantasan, atau pengungkapan tindaj pidana.

Korupsi dapa dicegah jika perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan/pengendalian dapat dilaksanakan dengan baik. Serta harus ada sanksi yang seberat – beratnya jika ada yang melakukan korupsi di Negara kita.