CONTOH SKENARIO PEMBELAJARAN.docx

34
II. PERMASALAHAN Siswa yang bernama Yudhi Ardiansyah Saputra merupakan siswa kelas 6 SD dari SD Serengan 1 no. 70 Surakarta. Siswa tersebut termasuk siswa yang sebenarnya cerdas namun dikarenakan pengaruh lingkungan pertemanan di sekitarnya yang tidak mendukung maka membuat siswa ini menjadi kesulitan dalam belajarnya. Nilai-nilai ulangan yang diperolehnya di kelas tidak begitu bagus, bahkan bisa dikatakan tergolong nilai terendah dikelasnya. Sikap yang ditunjukkan di kelas masih termasuk sikap/ kenakalan anak- anak yang masih biasa dan masih bisa diatasi. Ketika dirumahnya, siswa tersebut sangat jarang belajar, malas belajar, bahkan ketika orangtuanya dengan getolnya menyuruh anak tersebut untuk belajar, namun anak tersebut tetap tidak mau belajar. Kebiasaannya sepulang dari sekolah adalah bermain. Sehabis sekolah anak tersebut selalu di ajak oleh teman-temannya untuk bermain di luar. Sehingga membuat anak tersebut jarang berada dirumah, bahkan ketika waktu malam hari pun anak tersebut sering berada di luar rumah. Orangtuanya hanya bisa pasrah menghadapi anak tersebut. Akhir-akhir ini, anak tersebut kepergok oleh warga sedang merokok bersama teman-teman sepermainannya. Sering main malam hari dan pulang sudah hampir larut malam. III. DIAGNOSIS/ PENYEBAB MASALAH

description

CONTOH SKENARIO PEMBELAJARAN

Transcript of CONTOH SKENARIO PEMBELAJARAN.docx

II. PERMASALAHAN

Siswa yang bernama Yudhi Ardiansyah Saputra merupakan siswa kelas 6 SD dari SD

Serengan 1 no. 70 Surakarta. Siswa tersebut termasuk siswa yang sebenarnya cerdas

namun dikarenakan pengaruh lingkungan pertemanan di sekitarnya yang tidak

mendukung maka membuat siswa ini menjadi kesulitan dalam belajarnya. Nilai-nilai

ulangan yang diperolehnya di kelas tidak begitu bagus, bahkan bisa dikatakan tergolong

nilai terendah dikelasnya. Sikap yang ditunjukkan di kelas masih termasuk sikap/

kenakalan anak-anak yang masih biasa dan masih bisa diatasi. Ketika dirumahnya, siswa

tersebut sangat jarang belajar, malas belajar, bahkan ketika orangtuanya dengan getolnya

menyuruh anak tersebut untuk belajar, namun anak tersebut tetap tidak mau belajar.

Kebiasaannya sepulang dari sekolah adalah bermain. Sehabis sekolah anak tersebut selalu

di ajak oleh teman-temannya untuk bermain di luar. Sehingga membuat anak tersebut

jarang berada dirumah, bahkan ketika waktu malam hari pun anak tersebut sering berada

di luar rumah. Orangtuanya hanya bisa pasrah menghadapi anak tersebut.

Akhir-akhir ini, anak tersebut kepergok oleh warga sedang merokok bersama teman-

teman sepermainannya. Sering main malam hari dan pulang sudah hampir larut malam.

III. DIAGNOSIS/ PENYEBAB MASALAH

Berdasarkan pengamatan yang telah saya lakukan terhadap anak tersebut, terindikasi

bahwa anak tersebut sebenarnya tidak kekurangan perhatian dari orangtuanya, hanya saja

orangtua terlalu memberikan perhatian yang berlebih pada anak tersebut, setiap

keinginannya selalu dituruti dan juga kurangnya pengawasan terhadap anak tersebut,

sehingga anak tersebut merasa terbebaskan dari kekangan orang tua yang menyebabkan

dirinya bertindak sesuai kesenangan dirinya sendiri. Orang tua kurang tegas terhadap

perilaku anak , ketika anak tidak mau belajar orangtua hanya menceramahi tidak disertai

tindakan berarti, misal menemaninya belajar atau yang lainnya. Orangtua terlalu menuruti

apa yang diminta anak.

Tidak adanya kegiatan yang menarik dirumah membuat anak tersebuut lebih suka

mencari kesenangannya diluar rumah, sehingga apapun yang dilakukan si anak di luar

rumah menjadi tidak terkontrol oleh orangtua. Selain itu anak tersebut merupakan anak

yang termasuk populer di kelompok bermainnya. Sehingga anak ini selalu dicari oleh

teman-temannya dan diajak bermain diluar. Bisa dikatakan anak ini merupakan

pemimpin dalam kelompok tersebut.

IV. PROGNOSIS/ TEKNIK PENANGANAN

Teknik penanganan yang perlu dilakukan untuk menhadapi anak seperti ini adalah

sebagai berikut:

Memberikan perhatian khusus namun tidak berlebihan

Maksudnya adalah diperlukan adanya batasan-batasan dalam pemberian

perhatian. Perhatian tersebut diberikan sewajarnya saja agar si anak tetap

memiliki suatu rasa takut dan hormat pada orangtua. Karena jika anak diberika

suatu perhatian yang berlebih maka sikap hormat pada orangtua akan berkurang,

yang lebih parah lagi anak akan menunjukkan sikap tidak hormat dan ngelunjak.

Jangan sampai orangtua kehilangan wibawanya didepan anak karena terlalu

perhatian pada anak sehingga apapun yang diminta anak pasti dituruti.

Berikanlah larangan-larangan/ sikap tidak setuju ketika anak meminta sesuatu

yang tidak bermanfaat untuk si anak. Orangtua harus tegas terhadap apapun yang

diinginkan anak.

Mengawasi gerak-geriknya secara halus, sehingga anak tidak merasa diawasi.

Orangtua hendaknya selalu mengawasi apapun perilaku si anak. Cara yang paling

tepat adalah dengan selalu menjalin komunikasi yang baik terhadap anak

tersebut. Menanyakan apa yang dia dapatkan disekolah, apa yang dia ingin

lakukan, apa kesenangan dan ketidak sengan dia, dan sebagainya. Hal terssebut

akan membuat anak merasa bahwa dirinya ada di mata orangtuanya. Sehinnga

akan menumbuhkan sikap pedulinya terhadap orangtua. Dan juga akan dapat

membuat anak tersebut merasa nyaman dirumah dan akan betah dirumah serta

frekuensi bermainnya diluar rumah akan berkurang.

Menciptakan suanana belajar yang menyenangkan ketika dirumah

Ketika anak malas belajar, malas membuka buku, hal itu berarti bahwa anak

tersebut merasa bosan dengan metode belajarnya. Hal yang perlu dilakukan

untuk mengatasinya adalah dengan menciptakan suasanya belajar yang menarik

dan pas buat si anak. Buatlah anak merasa nyaman dengan cara belajar yang

dilakukan, baik itu di sekolah maupun ketika dirumah. Ketika dirumah, hal yang

paling baik adalah orangtua selalu mendampingi anak belajar atau orangtua

belajar bersama-sama si anak. Ketika orangtua turut aktif dalam proses belajar ini

maka si anak akan lebih bersemangat untuk belajar. Tindakan pendampingan

dalam belajar oleh orangtua merupakan solusi yang cukup efektif untuk

meningkatkan semangat belajar anak.

Karena anak tersebut sangat populer dalam kelompok bermainnya maka posisi

seperti ini dapat dimanfaatkan dengan cara mengajak teman-teman bermainnya

itu untuk belajar bersama dirumah. Orangtua harus sugap menfasilitasi dan

mengundang mereka untuk belajar bersama dirumah. Jadi seperti membuat

kelompok belajar.

V. TREATMENT/ PELAKSANAAN BANTUAN

Dalam kasus ini yang pertama dilakukan adalah melakukan pendekatan pada

orangtuanya. Orangtua diajak untuk melakukan tindakan koreksi terhadap segala sikap

dan perilaku mereka dalam mensikapi si anak. Ketika orangtua sudah menyadari

kesalahan mereka dalam menghadapi anaknya maka langkah selajutnya adalah menyusun

rencana0rencana dan strategi bersama orangtua untuk melakukan tindakan korektif

terhadap si anak.

Langkah selanjutnya adalah melakukan pendekatan terhadap si anak dengan

mengaplikasikan teknik penanganan yang telah direncanakan seperti yang tertulis diatas

pada diri si anak. Pendekatan tersebut dilakukan tidak secara terang-terangan didepan

anak, namun dimasukkan dalam kehidupan si anak secara halus agar anak tidak merasa

dipaksa untuk melakukan keinginan orangtua. Dan harus memperhatikan setiap reaksi

yang di berikan si anak terhadap treatment yang diberikan.

VI. TINDAK LANJUT

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari treatment ini maka diperlukan adanya

suatu ketelatenan dalam mensikapi si anak. Yang perlu dilakukan adalah melakukan

tindakan pendekatan secara teratur frekuensinya. Pertemuan-pertemuan dengan si anak

harus dilakukan secara terencana dan dimasukkan kedalam keseharian si anak secara rapi.

Karena permasalahan ini masih bersifat bisa diatasi pada tingkat pembimbing, maka

kasus ini tidak perlu diserahkan ke jasa psikologi. Secara berangsur-angsur sikap si anak

sudah menunjukkan perubahan yang berarti walaupun secara perlahan. Untuk

selanjutnya, orangtua perlu mempertahankan perubahan anak tersebut agar tidak kembali

ke kebiasaan lamanya. Yang paling berperan dalam penanganan kasus ini adalah dari sisi

orangtua dirumah. Oleh karena itu orangtua harus sekreatif mungkin dalam menghadapi

perilaku si anak.

VII. KENDALA/ KESULITAN DALAM PENANGANAN MASALAH

Dalam penanganan masalah ini masih terdapat kendala-kendala walaupun kendala

yang ada tidak cukup berarti. Kendala-kendala tersebut diantaranya adalah:

a. Dari sisi anak:

Anak masih kesulitan untuk belajar fokus ketika dalam proses belajar berlangsung,

namun anak sudah mau diajak untuk belajar bersama.

Ketika diadakan belajar kelompok bersama teman-temannya, anak tersebut masih

kerapkali bermain-main, terlalu banyak bercanda, dan kegiatann belajar sering

tidak maksimal.

Anak masih sering tergiur untuk bermain diluar bersama teman-temannya ketika

teman-temannya datang mengajaknya, walaupun frekuensinya sekarang sudah

berkurang.

b. Dari sisi orangtua/ pembimbing:

Orangtua masih sering belum bisa mengontrol pemberian perhatian terhadap anak,

masih belum bisa untuk tidak memberikan setiap keinginan anak. Ketika anak

diajak main keluar rumah, oranngtua masih belum bisa untuk menahan dan

melarang si anak.

Orangtua kurang kreatif untuk menciptakan suasana nyaman dirumah sehinnga

anak merasa betah dirumah.

Orangtua kurang kreatif untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

BAB IIIPENUTUP

A. KESIMPULAN

Seorang anak memang harus diberikan perhatian, namun perhatian yang diberikan

harus dikontrol agar tidak berlebihan. Jika perhatian yang diberikan itu berlebihan, hal

tersebut akan membuat anak lupa diri dan segala keinginan dan tindakannya pun tidak

terkendali. Darus ada batasan-batasan dari pemberian perhatian agar anak memiliki rasa takut

dan hormat terhadap segala perintah dari oramgtua. Sehingga anak menjadi anak yang

penurut dan patuh kepada orangtua. Jika anak mengalami kebosanan dirumah maupun dalam

belajar maka diperlukan kekreatifan dari pihak orangtua untuk menciptakan suasana belajar

atau suasana rumah yang menarik bagi anak. Tidak hanya menarik dari pandangan orangtua,

karena apa yang dipandang orangtua itu menarik dan baik, belum tentu dianggap si anak

menarik pula. Orang tua diharapkan mampu mengimbangi apayang disukai maupun tidak

disukai anak agar anak betah dirumah namun tetap pada pengawasan dan batasan yang wajar.

B. SARAN

Sebagai orangtua perlu mengawasi anak secara mendetail terhadap segala perilaku

anak namun pengawasan yang dilakukan jangan sampai membuat anak merasa risih sehingga

hal tersebut membuat anak menganggapnya sebagai sutau permasalahn baru baginya.

Buatlah sikap yang bersahabat ketika bersama anak sehingga anak merasa nyaman disamping

orangtuanya sendiri dan anak tidak akan mencari kesenangan di luar dirumah.

SKENARIO PEMBELAJARAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI (MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF) DALAM MATA PELAJARAN SAINS KELAS V SD

Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru

dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dalam strategi

pembelajaran terkandung makna perencanaan. Maksudnya, pada dasarnya strategi masih bersifat

konseptual mengenai keputusan yang akan diambil dalam pelaksanaan pembelajaran. Secara

umum, strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar untuk bertidak dalam usaha

mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dalam dunia pendidikan, strategi dapat diartikan

sebagai perencanaan yang berisi mengenai rangkain kegiatan yang didesain untuk mencapai

tujuan pendidikan tertentu. Dari pengertian diatas, bias disimpulkan bahwa strategi pembelajaran

adalah suatu rencana atau tindakan (rangkaian kegiatan) yang di dalamnya termasuk penggunaan

metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran. Strategi

disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya arah dari semua keputusan penyusunan strategi

adalah pencapaian tujuan sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan

berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Akan

tetapi sebelumnya, perlu dirumuskan suatu tujuan yang jelas yang bisa diukur keberhasilannya.

Strategi pembelajaran dibedakan atas 7 jenis yaitu Strategi Pembelajaran Ekspositori

(SPE), Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI). Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM).

Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB), Strategi Pembelajaran

Kooperatif (SPK). Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL) dan Strategi Pembelajaran Afektif

(SPA). Salah satu strategi pembelajaran yang digunakan di SD yaitu Strategi Pembelajaran

Inkuiri. Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan

pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban

dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berfikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui

tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi

heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.

SPI merupakan strategi pembelajaran yang banyak dianjurkan oleh karena strategi ini

memiliki banyak keunggualan, diantaranya yaitu (1) SPI merupakan strategi pembelajaran yang

menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang,

sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna. (2) SPI dapat memberikan

ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. (3) SPI merupakan strategi

yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar

adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. (4) Keuntungan lainnya adalah

strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas

rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajat bagus tidak akan terhambat oleh

siswa yang lemah dalam belajar.

Pembelajaran kooperatif (cooperative leraning) adalah model pembelajaran yang menggunakan

kelompok – kelompok kecil dimana siswa dalam satu kelompok saling bekerja sama

memecahkan masalah untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif

dikembangkan untuk mencapai setidaktidaknya tiga tujuan pembelajaran yang disarikan dalam

Ibrahim, dkk (2000:7-8) sebagai berikut. (1) Meskipun pembelajaran kooperatif meliputi

berbagai macam tujuan sosial, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam

tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu

siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Model struktur penghargaan kooperatif juga telah

dapat meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang

berhubungan dengan hasil belajar. (2) Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda

menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Pembelajaran

kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latarbelakang dan kondisi untuk

bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan

struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain. (3) Tujuan penting

ketiga dari pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama

dan kolaborasi. Keterampilan ini penting karena banyak anak muda dan orang dewasa masih

kurang dalam keterampilan sosial (anwarholil.blogspot.com/pendidikan-inovatif.htm,

06/01/2010).

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)

1.      Nama Sekolah                   :  SD No 5 Keramas

2.      Mata Pelajaran                  :  Sains

3.      Kelas/Semester                  :  V/2

4.      Standar Kompetensi         :  Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan

                                             energi, serta fungsinya.

5.      Kompetensi Dasar             :  Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat

                                             membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat.

6.      Indikator                           :  -  Mengidentifikasi pesawat sederhana.

     -   Menggolongkan berbagai alat rumah tangga

  sebagai pengungkit dan bidang miring.

7.      Tujuan Pembelajaran

1.   Melalui tanya jawab siswa dapat menjelaskan pengertian pesawat sederhana dengan kata-kata

sendiri.

2. Setelah berdiskusi kelompok siswa dapat mengidentifikasi alat rumah tangga yang menggunakan

prinsip kerja pesawat sederhana dan menggolongkan alat rumah tangga yang termasuk

pengungkit atau bidang miring.

8.      Materi Pembelajaran

Semua jenis alat yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan manusia disebut pesawat.

Kesederhanaan dalam penggunaannya menyebabkan alat-alat tersebut dikenal dengan sebutan

pesawat sederhana. Gabungan beberapa pesawat sederhana dapat membentuk pesawat rumit,

contohnya mesin cuci, sepeda, mesin mobil, dan lain-lain. Jadi pesawat sederhana adalah suatu

alat yang dapat mempermudah kita untuk melakukan usaha sehingga kita tidak harus

memerlukan energi yang besar untuk melakukan usaha tersebut.

Pesawat sederhana dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu tuas/ pengungkit, bidang

miring, katrol, dan roda berporos. Pada umumnya, tuas atau pengungkit menggunakan batang

besi atau kayu yang digunakan untuk

mengungkit suatu benda. Contohnya jungkat-jungkit, alat pemotong kertas, sekop dan lain-lain.

Bidang miring adalah permukaan rata yang menghubungkan dua tempat yang berbeda

ketinggiannya. Contohnya yaitu papan miring, tangga dan sebagainya. Katrol merupakan roda

yang berputar pada porosnya. Biasanya pada katrol juga terdapat tali atau rantai sebagai

penghubungnya. Roda berporos merupakan roda yang di dihubungkan dengan sebuah poros yang

dapat berputar bersama-sama. Roda berporos merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang

banyak ditemukan pada alat-alat seperti setir mobil, setir kapal, roda sepeda, roda kendaraan

bermotor, dan gerinda.

9.      Alokasi waktu                   : 2 x 35 menit

10.  Metode Pembelajaran       : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan demonstrasi.

11.  Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran.

a.       Pendahuluan

-   Mengucapkan salam

-   Menanyakan kabar dan mengabsen

-   Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.

-   Apersepsi

-   Menyampaikan cakupan materi dan uraian kegiatan yang akan dilakukan.

-   Menjelaskan tujuan pembelajaran.

b.      Kegiatan inti

  Eksplorasi

-   Siswa menggali pengetahuannya sendiri dengan melakukan tanya jawab.

-  Siswa secara berkelompok menyebutkan benda-benda yang menggunakan prinsip kerja pesawat

sederhana.

-  Siswa mengerjakan lembar kerja siswa dengan menggunakan alat yang sudah disipkan.

  Elaborasi

-  Siswa menggolongkan alat-alat yang digunakan tadi ke dalam dua dari empat jenis pesawat

sederhana yang ada.

-    Siswa mencatat hasil diskusi pada buku tulis masing-masing.

-  Perwakilan masing-masing kelompok membacakan hasil diskusi dan kelompok lain

menanggapinya.

  Konfirmasi

-     Guru memberikan penegasan terhadap jawaban yang disampaikan siswa.

-     Guru memberikan penguatan terhadap hasil diskusi siswa.

c.       Penutup

-          Guru bersama siswa menyimpulakan materi pembelajaran.

-          Guru merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

-          Guru memberikan umpan balik positif terhadap proses dan hasil pembelajaran.

-          Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa.

-          Guru menyampaikan materi pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

12.  Sumber Bahan: Buku Sains Kelas V, Media (alat-alat rumah tangga)

13.  Penilaian

  Teknik : Pengamatan, lisan

  Bentuk: Lembar pengamatan

    

Skenario Pembelajaran

        Pada awal kegiatan setelah guru memasuki ruang kelas dan mengucapkan panganjali umat

”Om Swastiastu”, guru menyiapkan siswa secara fisik dan psikis agar siswa siap menerima

pelajaran. Menyiapkan kondisi fisik berupa mengucapkan ”selamat pagi”, menanyakan kabar

siswa dan mengabsen siswa. Menyiapkan kondisi psikis siswa yaitu dengan berdoa bersama

sebelum pembelajaran dimulai. Selanjutnya siswa mengeluarkan alat tulis yang ia bawa. Guru

menyampaikan cakupan materi serta tujuan pembelajaran, ”Anak-anak hari ini kita akan

memperlajari tentang pesawat sederhana, kalian pastinya sudah membaca buku dirumah, namun

pada pertemuan kali ini ibu hanya membahas dua jenis pesawat sederhana, mengingat waktu kita

yang terbatas, ibu harapkan setelah pembelajaran berlangsung kalian mampu mendefinisikan apa

itu pesawat sederhana, komponen-komponen serta golongannya”. Karena pembelajaran pada

pertemuan kali ini mengenai pesawat sederhana, maka sebelum sampai pada materi yang akan

dipelajari, guru menceritakan pengalamannya terkait dengan materi pelajaran. ”Nah, kemarin ibu

membeli sebuah botol fanta, kemudian kalau kita buka menggunakan tangan saja, menurut kalian

bagaimana” tanya ibu guru kepada siswa. ”sulit bu” siswa menjawab serempak. ”Pasti, kemudian

ibu mengambil inisiatif untuk membukanya dengan menggunakan pembuka botol dan ternyata

sangat mudah membukanya dibandingkan dengan hanya menggunakan tangan. Contoh lain

misalnya kaleng biskuit yang tentu sulit dibuka hanya dengan menggunakan tangan saja, tetapi

akan terasa mudah jika membukanya menggunakan sendok”, guru menceritakan pengalamannya

sambil memperhatikan semua siswa.

            ”Nah cerita ibu tadi terkait dengan konsep pesawat sedehana. Kira-kita apakah dari kalian

pernah mengalami kejadian serupa?” ibu guru kembali bertanya kepada siswa. Seorang siswa

mengacungkan tangan dan guru mempersilahkan siswa tersebut untuk bercerita. ”Kemarin saya

melihat bapak sedang memindahkan batu besar, sebelumnya bapak menggunakan tangan dan

terlihat sangat sulit menggesernya, kemudian bapak menggunakan linggis, ternyata sangat

mudah menggeserkannya” Andi menceritakan pengalamannya dengan sungguh-sungguh.

”Berikan tepuk tangan kepada Andi” kata ibu guru disertai dengan tepuk tangan dari siswa

lainnya. Selanjutnya guru bertanya kepada siswa lainnya apakah ada yang mau bercerita lagi dan

siswa hanya terdiam. Karena tidak ada yang bercerita ibu guru memberikan pertanyaan kepada

siswa, ”Anak-anak sekalian tadi telah kita simak cerita dari Andi. Nah sekarang ibu mau

bertanya, apakah linggis yang diceritakan Andi tadi termasuk pesawat sederhana? Jika ia apakah

termasuk tuas, bidang miring, katrol atau roda berputar?”. Guru memperhatikan semua siswa

yang tampaknya mulai berbisik dengan teman sebangkunya. ”Nah kalian kan pasti sudah

membaca buku sebelumnya, sekarang siapa yang mau menjawab?” sambung ibu guru dan

beberapa siswa pun mengacungkan tangan selanjutnya guru menunjuk salah satu siswa. ”Linggis

termasuk pesawat sederhana jenis pengunglit/tuas bu” jawab Yeni yang terlihat sangat percaya

diri dan ibu gurupun memberikan senyuman. ”Kalau begitu siapa yang tau apa saja komponen

dari tuas?” Ibu guru kembali bertanya. ”Saya bu, komponen tuas yaitu titik tumpu, beban dan

kuasa” jawab salah satu siswa dan ibu guru mengacungkan tangan. ”Nah sekarang dari cerita

Andi tadi, siapa yang bisa menunjukkan mana yang termasuk titik tumpu, beban dan kuasa” ibu

guru terus memberikan pertanyaan kepada siswa. Siswa yang pertama kali mengacungkan tangan

diberikan kesempatan untuk menjawab. Jawaban yang dilontarkan siswa sudah benar namun

guru tidak menkonfirmasi secara langsung, guru hanya memberikan penguatan.

            Guru kembali mengalihkan perhatian siswa dengan memberikan masalah lain, ”Nah

sekarang anak-anak siapa pernah melihat orang yang memindahkan drum yang berisi minyak ke

dalam mobil” tanya ibu guru. ”Saya bu, saya bu” jawab beberapa siswa. ”Baik, saat anak-anak

melihat orang memindahkan drum ke dalam mobil, apakah mereka menggunakan tangan atau

menggunakan alat bantu” guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab, ”Saya

pernah melihat orang yang menaikkan drum ke dalam mobil menggunakan papan yang

dimiringkan bu, selanjutnya drum didorong ke atas”. ”Benar sekali jawaban teman kalian. Jika

kita menggunakan papan yang dimiringkan untuk menaikkan sebuah drum ke dalam mobil, itu

jauh lebih mudah dibandingkan kita mengangkatnya menggunakan tangan, karena berat drum

tersebut akan ditumpu oleh papan tersebut. Nah dari ilustrasi diatas apakah papan yang

digunakan termasuk pesawat sederhana? Jika ia, termasuk jenis pesawat sederana apa? Tuas,

bidang miring, katrol atau roda berputar?” sambung ibu guru. Siswa mulai berdiskusi dengan

teman sebangkunya dan ibu guru kembali berkata, ”Kalian pasti sudah membaca buku kemarin

kan? Nah hayo siapa yang bisa menjawab”. Salah satu siswa pun menjawab, ”Bidang miring bu,

bidang miring berguna untuk membantu memindahkan benda-benda yang terlalu berat. Cara

paling mudah memindahkan drum ke dalam mobil yaitu dengan menggunakan bidang miring.

Drum dapat didorong atau ditarik melalui bidang miring. Tenaga yang dikeluarkan lebih kecil

daripada mengangkat drum secara langsung”. ”Wah tepat sekali jawaban dari Asty, berikan

tepuk tangan kepada teman kalian”  sambung ibu guru. ”Nah  selain contoh diatas, apakah ada

yang tau contoh bidang miring lainnya?”. Saat guru bertanya siswa terlihat bingung, selanjutnya

guru kembali berkata, ”Siapa yang pernah melihat orang yang memenjat pohon kelapa? kira-kira

gampangan mana jika jika ia memanjatnya langsung atau menggunakan bantuan alat” kata ibu

guru. ”Saya pernah melihat paman sedang memetik buah kelapa, ia menggunakan tangga untuk

bisa naik bu” jawab salah satu siswa. ”Tepat sekali anak-anak, jika kita menggunakan tangga

saat memetik buah kelapa, itu jauh lebih gampang daripada kita memenjatnya langsung. Tangga

juga termasuk pesawat sederhana jenis bidang miring. Dari beberapa cerita diatas, siapa yang

bisa mendefinisikan apa itu pesawat sederhana?” guru bertanya kepada siswa kemudian beberapa

siswa menjawabnya dengan menggunakan kata-kata sendiri dan guru memberikan penguatan

kepada siswa yang menjawab.

            ”Kalian semua mungkin sudah pahan tentang pesawat sederhana dan alat-alat yang

termasuk pesawat sederhana. Apakah ada yang bertanya?” guru memberikan kesempatan kepada

siswa yang belum mengerti. ”Buk, mengapa jungkat-jungkit termasuk pesawat sederhana” tanya

seorang siswa yang duduk paling belakang. ”Pertanyaan yang bagus. Benar sekali Agus,

Jungkat-Jungkit termasuk dalam kategori pengungkit (tuas). Pengungkit merupakan salah satu

alat pesawat sederhana yang dapat digunakan untuk mengungkit, mencabut atau mengangkat

benda. Jungkat-jungkit gunanya untun mengangkat benda, maka dari itu jungkat-jungkit juga

termasuk pesawat sederhana. Jungkat-jungkit merupakan pengungkit jenis pertama, karena letak

titik tumpu berada diantara beban dan kuasa. Oh iya anak-anak, ingat ya, pengungkit dibedakan

menjadi 3 yaitu pengungkit golongan pertama, pengungkit golongan ke dua dan pengungkit

golongan ke tiga. Pengungkit golongan pertama yaitu titik tumpu berada diantara beban dan

kuasa. Pengungkit golongan kedua yaitu beban berada diantara titik tumpu dan kuasa. Sedangkan

pengungkit jenis ke tiga yaitu kuasa berada diantara titik tumpu dan beban.” kata ibu guru

menjelaskan tentang macam-macam pengungkit. Guru juga menjelaskan bahwa benda-benda

tajam seperti pisau dan kapak termasuk pesawat sederhana jenis bidang miring karena pada

benda-denda tersebut terdapat bidang miring yaitu pada bagian yang tajam, kegunaannya ialah

untuk mempermudah melakukan pekerjaan seperti memotong dan membelah. Guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya lagi, namun tidak ada yang mengacungkan tangan dan

guru menganggap semua siswa sudah mengerti.

            Kegiatan selanjutnya yaitu guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Karena

dalam kelas terdapat 25 siswa maka siswa dibagi menjadi lima kelompok yang masing-masing

kelompok berjumlah 5 orang. Dalam kelompok, guru menugaskan siswa untuk mencari

pengertian tuas, komponen tuas dan  mencari letak komponen tersebut serta menggolongkannya

ke dalam golongan tuas yang ada. ”Anak-anak kemarin ibu sudah menugaskan kepada kalian

untuk membawa alat-alat yang ada hubungannya dengan materi kita hari ini, sekarang coba

keluarkan!”. Kelompok 1 membawa gunting, kelompok 2 membawa stapler, kelompok 3

membawa pembuka botol, kelompok 4 membawa pemotong kuku dan kelompok 5 membawa

pinset. ”Anak-anak sekarang kerjakan LKS yang ibu bagikan, tolong dijawab serta gambar

alat/benda-benda yang sudah kalian bawa dan beri keterangan, serta termasuk jenis pengungkit

golongan berapa. Setelah selesai menggambar silahkan tukar benda yang kalian bawa dengan

kelompok lainnya hingga semua kelompok menggambar 5 benda yang berbeda”.

Guru : “assalamualaikum wr.wb.” (mengucapkan salam)

Siswa : “walaikumsalam”

Guru : “bagaimana kabarnya kalian hari ini. Sudah siap unruk belajar ?”

Siswa : “baik Bu !”

Guru : “hari ini kita akan melanjutkan mempelajari materi mengenai Sistem Peiodik Unsur, materi yang akan kita bahas hari ini mencakup PERKEMBANGAN SISTEM PERIODIK dan SIFAT-SIFAT KEPERIODIKAN. Sebelumnya ibu akan mengabsen terlebih dahulu, siapa yang tidak hadir hari ini ??”

Siswa : “hadir semua bu”

Guru : “sebelum kita lebih dalam membahas pelajaran hari ini, ada baiknya  kita berdoa terlebih dahulu agar pembelajaran kita hari ini dapat berjalan dengan baik. Berdoa mulai. Berdoa selesai. Baiklah kita mulai saja pelajaran hari ini. Kalian pasti pernah memperhatikan benda/materi disekitar kita yang mana materi/benda tersebut memiliki sifat tersendiri, misalnya air. Air akan berwujud gelas apabila diletakkan didalam gelas  dan berbentuk ember jika diletakkan dalam ember, karena sifatnya inilah air dikatakan materi yang dapat berubah bentuk sesuai tempatnya berada. Begitu juga dengan unsur-unsur yang berada di ala mini, mempunyai sifat tersendiri yang berbeda satu sama lain meskipun ada juga sifatnya yang mirip. Para ahli telah mengelompokkan unsur-unsur tersebut dengan tujuan untuk mempermudah kita dalam mempelajari unsur-unsur tersebut.  Sebelum diperoleh SPU seperti sekarang ini, terdapat beberapa teori yang berkembang. Sebelum masuk lebih lanjut ke materinya saya akan membacakan tujuan pembelajaran kita hari ini yaitu :

Setelah kegiatan pembelajaran, siswa mampu :

1.           Siswa  dapat menjelaskan perkembangan tabel periodik unsur untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya.

2.           Siswa  dapat  menjelaskan dasar pengelompokan unsur-unsur.

3.           Siswa  dapat menjelaskan keteraturan sifat-sifat keperiodikan unsur yaitu jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron dan keelektronegatifan dalam tabel periodik unsur.

Siswa      : “siap, bu”

Guru : “Perkembangan sistem periodik unsur dimulai dari pengelompokkan unsur logam dan nonlogam yang dikemukakan oleh Lavoisier. Pengelompokkan ini merupakan metode yang paling sederhana, dapat dilakukan dengan mudah melalui pengamatan terhadap cirri-ciri fisiknya”

(siswa memperhatikan dengan seksama)

Guru : “Ada yang tau teori selanjutnya apa, tolong sebutkan?”

Siswa : “saya, bu”

Guru : “ya, silahkan”

Siswa : “teori triade dobereiner, hukum oktaf newlands, dan hukum mendeleev”

Guru : “ya tepat sekali jawabanmu, jadi penggolongan unsur dimulai dari teori triade dobereiner yang menyatakan bahwa jika tiga atom yang memiliki kemiripan sifat disusun

berdasarkan kenaikan massa atomnya, maka massa unsur yang kedua selalu mendekati rata-rata dari jumlah massa atom yang pertama dan ketiga

Guru : “selanjutnya hukum oktaf newlands yang dikemukakan oleh john newlands dimana ketika unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atomnya maka setiap pengulangan ke delapan unsure akan akan terdapat kemiripan sifat-sifatnya. Yang berarti unsure pertama mirip dengan unsure kedelapan, unsure kedua mirip dengan unsure kesembilan, dan seterusnya. yang dikemukakan. Siapa yang bisa menjelaskan tentang hokum Mendeleev ??.”

Siswa : “ saya bu, ketika unsure-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atomnya. Sifat-sifatnya akan terulang secara periodik”

Guru : “terimakasih unruk jawabannya, bagus sekali, kita lanjutkan yang terakhir yaitu system periodik modern yang dikemukakan Henry Moseley. Moseley mengemukakan bahwa nomor atom meningkat seiring dengan meningkatnya massa atomdan jika unsure-unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor atomnya ternyata akan diikuti perubahan sifat secara periodik? Nah, dari tabel periodik henry mosley inilah yang digunakan sampai sekarang”

Skenario ini saya buat dengan ala kadarnya… heehee

Kalau jelek mohon maaf, kalau ada masukan silakan disampaikan…

F.   SKENARIO PEMBELAJARAN PERTEMUAN KE-1

No Kegiatan Waktu (menit)

1 Pendahuluan   :a.   Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan

menunjuk salah satu siswa memimpin berdoa, memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian kelas sebagai wujud kepedulian lingkungan.

b. Guru menumbuhkan rasa ingin tahu dengan menyampaikan tujuan pembelajaran tentang materi dan perubahannya .

c. Guru memberikan apresepsi dengan menyajikan peta konsep dan mengingatkan tentang pengertian materi yang telah diterima sewaktu di SMP dengan  rasa tanggung

d.   Guru memberi motivasi siswa secara komunikatif dan kreatif dengan beberapa pertanyaan apakah materi memiliki sifat yang sama?.

e.  

5

2 Kegiatan inti Eksplorasi

1.   Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil .

80

Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa.2.  Siswa berdiskusi tentang sifat – sifat materi melalui

permasalahan dengan memberikan pertanyaan :a. Masalah 1 : Apa sifat – sifat air? Bagaminajika dipanaskan ,

apa yang terjadi?b. Masalah II : Apa sifat dari buah apel? Bagaimana bentuk,

warna dan ukurannya? Bagaimana warna dari buah apel jika dibelah?

c.Masalah III: Apa sifat dari bensin? Bagaimana bau, warna dan suhunya? Bagaimana jika bensin dibakar Apa yang terjadi?

3.  Masing – masing kelompok mendiskusikan dengan rasa ingin tahu tentang masalah yang diberikan

4.  Masing masing kelompok diminta menyampaikan pendapatnya tentang  ketiga masalah yang diajukan secara mandiri dan bertanggungjawab.

Elaborasi1.  Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi  secara

mandiri dan bertanggungjawab. 2.  Siswa bekerja keras  dalam menggali tentang sifat – sifat

materi melalui  diskusi Konfirmasi

1. Guru memberikan tanggapan dan simpulan berdasarkan hasil diskusi kerja   kelompok secara komunikatif.

2. Guru memberikan penguatan tentang sifat – sifat materi dari hasil diskusi yang dilakukan secara bertanggungjawab.

3.   Guru secara kreatif memberikan catatan-catatan penting mengenai materi pokok yang harus dikuasai siswa.

3 Penutup1. Guru membimbing siswa secara mandiri untuk membuat

rangkuman  dari materi yang telah dibahas 2.  Guru melakukan penilaian akhir terhadap materi yang telah

diberikan secara bertanggungjawab.3.  Guru memberikan umpan balik terhadap materi yang telah

diajarkan secara demokratis.4. Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut secara mandiri

dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik

5.  Guru menumbuhkan rasa ingin tahu siswa agar gemar membaca dengan membuat resume secara individu, dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya

6.  Guru mengakhiri pertemuan dengan memberikan salam penutup

5

PERTEMUAN KE-2

No Kegiatan Waktu (menit)

Kegiatan Awala. Salam pembuka dan presensi siswab. mengemukakan tujuan belajar c. Apersepsi:

menyajikan peta konsep

mengingatkan        tentang pengertian      materi dan sifatnyaMotivasi:        dengan            tanya   jawab   mengenai perubahan materi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari,misalnya:

Kita sering menggunakan logam besi untuk digunakan

menjadi           alat-alat           seperti  pagar   besi,     dan

rangkaian sepeda? Pagar besi yang tanpa dicat, jika terkena air

hujan maka akan karatan, begitu juga dengan sepeda. Jika

terus- menerus terkena air maka cepar berkarat. Mengapa

demikian, dan bagaimana proses terjadinya besi menjadi

berkarat ? Apakah bentuk dan wamanya berubah?

Jika      listrik tidak menyala di malam hari, kita sering

menggunakan lilin sebagai alai penerang. Lilin ketika

dinyalakan maka apa yang terjadi? Bagaiamana wamanya

danbentuknya?            Apakah            setelah lilin     dibakar,

bisa dijadikan lilin kembali?

Memberikan                 informasi    tentang   tujuan pembelajaran, penjelasan singkat tentang materi, memberikan tugas siswa                   membaca    teori        yang berhubungan                dengan perubahan materi.

10

2. Kegiatan Inti1. Pengorganisasian : Klasikal ( siswa dibagi 9 kelompok)2. Prosedur Pembelajaran:a. Eksplorasi :Menggali    pemahaman     siswa   tentang perubahan-perubahan materi pada peristiwa•       Lilin dibakar•       Kertas dipotong•       Kertas dibakar

     Potongan logam magnesium ditambah asam klorida•      Kalium kromat dengan asam sulfat

70

•      Natrium sulfat dengan air•      Timbal (11) nitrat dengan kaliuum iodida

Siswa            yang    terbagi dalam  kelompok mengerjakan langkah-langkah     kerja    pada    LKS    yaitu  mengamati perubahan yang terjadi dan mengelompokkan jenis-jenis perubahan materi serta menginterpretasikan data menjadi suatu kesimpulan tentang pengertian perubahan fisika dan perubahan kimia.b. Elaborasi :Menjawab pertanyaan yang ada di lembar kerja siswa sesuai dengan data pengamatan pada eksperimen.c. Konfirmasi :

1) Menyamakan persepsi dan penguatan konsep tentang perubahan fisika dan perubahan kimia berdasarkan ciri cirinya dengan cara tanya jawab .

2)  Menyimpulkan berdasarkan hasil percobaan tentang perubahan fisika dan perubahan kimia beserta ciri- cirinya.

3 Kegiatan Akhir.a. Memberikan       tugas   latihan   soal    dan   tugas   baca

untuk pertemuan berikutnya.b. Salam penutup.

10

PERTEMUAN KE – 3

No Kegiatan Waktu (menit)

1 Kegiatan Awala.    Salam pembuka dan presensi siswa.b. Mengemukakan tujuan pembelajaranApersepsi: mengingatkan kembali tentang sifat materiMotivasi:

         Tanya jawab mengenai contoh-contoh unsur, senyawa dan campuran dalam kehidupan sehari-hari, misalnya sebutkan contoh unsur yang ada di alam? Sebutkan contoh senyawa yang ada disekitar kita, dan apakah larutan gula digolongkan pada campuran?

         Bertanya kepada siswa apakah air dan gula dapat melarut? Apakah air dan. minyak dapat melarut sempurna? Bagaimana cara memisahkan air dengan minyak? Bagaimana cara memisahkan air dan gula?

10

2. Kegiatan Inti1.         Pengorganisasian : Klasikal (Membagi siswa dalam 9

kelompok).2.         Prosedur Pembelajaran:

a.     Eksplorasi :     Menggali pemahaman siswa tentang unsur, senyawa dan

campuran serta cara memisahkannya.

70

     Menyuruh siswa mengerjakan langkah-langkah kerja pada LKS, yaitu mencampurkan:•      Serbuk besi dan belerang•      Garam dan air•      Air dan minyak

-      Mengamati      perubahan        yang    terjadi  dan mengelompokkan kedalan campuran homogen dan heterogen serta menginterpretasikan   data menjadi  suatu kesimpulan         tentang            pengertian campuran.b.    Elaborasi :       Menjawab pertanyaan yang ada di lembar kerja siswa sesuai dengan data pengamatan pada eksperimen.c. Konfirmasi :Menyamakan         persepsi           tentang            unsur,       senyawa dan campuran.•     Natrium sulfat dengan air•     Timbal (11) nitrat dengan kaliuum iodideSiswa         yang    terbagi dalam  kelompok mengerjakan langkah-langkah     kerja    pada    LK yaitu mengamati perubahan yang terjadi dan mengelompokkan jenis-jenis  perubahan materi Berta menginterpretasikan data menjadi  suatu kesimpulan tentang pengertian perubahan fisika dan perubahan kimia.b. Elaborasi : Menjawab pertanyaan yang ada di lembar kerja siswa sesuai dengan data pengamatan pada eksperimen.c.  Konfirmasi :1) Menyamakan persepsi dan penguatan konsep tentang perubahan fisika dan perubahan kimia berdasarkan ciri-cirinya dengan cara tanya jawab .

2)    Menyimpulkan berdasarkan hasil percobaan tentang perubahan fisika dan perubahan kimia beserta ciri- cirinya.

3 Kegiatan Akhira. Menyimpulkan tentang perbedaan campuran dan senyawa serta

bagaimana cara memisahkannya.b.  Tes penguasaan materi.c.  Salam penutup

10

Seorang guru yang profesional dituntut mampu menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi di dalam kelas. termasuk mengatasi siswa ngobrol di kelas. Permasalahan klasik ini ternyata masih berkembang dan terus menjadi masalah terbesar bagi seorang pendidik. bahkan hampir di tiap makalah pendidikan dan artikel ilmiah "siswa ngobrol" selalu jadi faktor berbagai masalah di kelas.

minimnya pengetahuan guru tentang pengelolaan kelas, strategi mengajar, dan ketidaksiapan perangkat mengajar dll merupakan penyebab terjadinya siswa ngobrol di kelas. berikut ini adalah beberapa cara mengatasi siswa ngobrol di kelas, yaitu:

1. Preparation (persiapan)Persiapkan segalanya dengan baik. kurikulum pembelajaran, media pembelajaran, bank soal, penampilan pendidik, strategi-strategi mengajar bahkan bila perlu setiap gerak di dalam kelas perlu di persiapkan. mengapa demikian?tak bisa dipungkiri bahwa siswa ngobrol disebabkan oleh ketidaksiapan pendidik dalam mengajar. sehingga skenario pembelajaran tidak dapat teraplikasi dengan baik. jika hal ini menjadi suatu kebiasaan. maka para peserta didik akan menganggap bahwa kelas anda adalah kelas ngobrol. sehingga setiap anda masuk kelas. para siswa akan benar-benar menikmati obrolannya.

2. Tetapkan MOudiskusikan berbagai aturan tertentu saat tahun ajaran baru dimulai. sehingga siswa anda benar-benar tahu apa yang tak boleh dilanggar. hal ini sangatlah perlu dalam menerapkan kedisiplinan di dalam kelas. anda bisa mendiskusikan tentang waktu, ijin buang air, tugas, PR atau apapun juga dengan siswa anda. tetapkan juga sangsi-sangsi bagi yang melanggar atau reward bagi siswa yang tak pernah melanggar.

3. optimalkan alokasi waktumengoptimalkan alokasi waktu untuk tiap sesi/item aktivitas dikelas sangat bermanfaat dalam meminimalisir siswa ngobrol dikelas. contohnya saat anda memberikan sesi latihan. berikan waktu secukupnya. selesai ataupun tidak, siswa diwajibkan mengumpulkan latihan. jika anda tidak memberikan waktu. maka siswa anda akan menggunakan waktunya untuk ngobrol dikelas.

4. beri evaluasi aktifitas (refleksi bagi kegiatan yang telah dilaksakan)evaluasi berbagai aktivitas yang telah dilakukan beri  pujian atau koreksi khusus bagi beberapa siswa terkait ngobrol di kelas. akan lebih baik jika anda memberikan waktu sejenak untuk sekedar memotivasi atau memberikan saran bagi siswa yang rajin ngobrol dikelas secara persuasif dan berkala. pantau terus peningkatannya.dan beri pujian jika ada peningkatan.

5. orientasikan student centeredorientasi student centered dapat dilakukan dengan memperbanyak aktifitas yang melibatkan siswa. minimalkan penjelasan. perbanyak praktek dan hidupkan suasana diskusi. 

6. sangsi/hukumanapapun yang terjadi jangan pernah memberi sangsi secara berkelompok. maksimal sangsi dapat diberikan untuk 2 orang. lebih dari itu maka sangsi tidak akan memberi efek apapun. jika lebih dari 2 orang siswa. berikan sangsi hanya untuk yang terpengaruh. sementara yang mempengaruhi biarkan saja. hal ini dilakukan untuk memberi kesadaran bahwa dirinya telah terpengaruh. dan hal tersebut sangatlah merugikan. 

7. beri reward atau pujian

memberikan reward atau pujian secara langsung  di depan kelas bagi siswa yang aktif belajar dan tidak ngobrol. amati dengan baik siswa yang sering ngobrol. jika sehari saja dia melakukan aktivitas yang baik. langsung beri reward atau pujian. biasanya untuk pembelajaran selanjutnya siswa tersebut akan tampil lebih aktif dalam belajar. secara psikologi siswa dengan karakter seperti ini haus akan perhatian dan pujian. sehingga, saat dia mendapatkan apresiasi khusus. dia akan memanfaatkan hal tersebut dengan baik.

8. Mintalah siswa untuk menuliskan kesan-kesannya belajarnya bersama anda.hal ini penting terus mengkoreksi dan mengevaluasi kinerja anda di kelas. terutama untuk strategi dan model pembelajaran yang siswa sukai. analisa kesan tersebut dan jadikan patokan untuk mengajar di tahun ajaran yang baru. 

itulah beberapa cara mengatasi siswa ngobrol dikelas. saran dan kritik membangun sangatlah penulis harapkan. silahkan sampaikan lewat kolom komentar.

CONTOH SKENARIO PEMBELAJARAN

1.      Guru menyambut anak dengan hangat

2.      Bel berbunyi anak memulai berbaris dan bernyanyi

3.      Anak masuk kelas secara teratur dan  rapi sambil memeriksa kuku

4.      Guru dan anak membaca doa  dan memanggil satu anak untuk memimpin

doa

5.      Guru dan anak mengucapkan salam dan  membalas salam

6.      Guru bertanya tentang kabar serta kegiatan anak sebelum  ke sekolah

7.      Guru bertanya tentang pelajaran minggu lalu kepada anak dan

mengaitkannya

8.      Kemudian berkakap-cakap  tentang tanah air indonesia

9.      Setelah itu guru mengenalkan nama-nama presiden republik indonesia

10.  Kemudian meminta anak untuk menyebutkannya

11.  Guru memberikan pujian kepada anak karena telah mampu menyebutkan

nama presiden

12.  Guru menyediakan dan  membagikan media berupa gambar untuk

melakukan kegiatan memasangkan gambar presiden dan wakil presiden

13.  Guru mwemberikan contoh bagaimana memasangkan gambar tersebut

14.  Kemudian guru meminta anak untuk mencoba melakukannya

15.  Guru memberikan pujian karena anak telah berhasil melakukan tugasnya

16.  Kemudian guru memanggil anak yang ingin bermain puzzle

17.  Anak diminta untuk menyelesaikan puzzle yang bergambar presiden dan

wakil presiden republik indonesia

18.  Setelah selesai anak diberikan pujian atas keaktifannya dalam

menyelesaikan puzzle tersebut

19.  Kemudian guru menyanyikan lagu-lagu yang berkaitan dengan presiden

yaitu lagu “Presiden Republik Indonesia”

20.  Selanjutnya anak setelah menyanyi, lalu anak istirahat dan mencuci tangan

untuk makan

21.  Setelah makan anak keluar kelas untuk bermain bersama temannya

22.  Kemudian anak masuk kelas kembali secara teratur

23.  Guru dan anak bernyanyi ketika mau pulang dengan lagu “Mari Pulang”

24.  Anak membaca doa sebelum pulang dengan dipimpin oleh temannya

25.  Selanjutnya anak pulang dengan teratur