contoh proosal riset

42
Akbar Anthonie Selasa, 26 Juni 2012 GAMBARAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN PERAWAT GIGI DI POLI GIGI PUSKESMAS SIBREH KECAMATAN SUKA MAKMUR ACEH BESAR TAHUN 2011 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di wujudkan sesuai dengan cita- cita bangsa Indonesia sebagaimana di maksud dalam pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.Setiap hal yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat Indonesia akan menimbulkan kerugian ekonomi yang besar di Negara, dan setiap upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat juga berarti investasi bagi penggunaan Negara. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis (Depkes RI, 2009).

description

vhvhv

Transcript of contoh proosal riset

Page 1: contoh proosal riset

Akbar Anthonie

Selasa, 26 Juni 2012

GAMBARAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN PERAWAT GIGI DI POLI GIGI PUSKESMAS SIBREH KECAMATAN SUKA MAKMUR ACEH BESAR TAHUN 2011

BAB 1PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak  asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang

harus di wujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana di maksud dalam

pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.Setiap hal yang

menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat Indonesia akan menimbulkan

kerugian ekonomi yang besar di Negara, dan setiap upaya peningkatan derajat kesehatan

masyarakat juga berarti investasi bagi penggunaan Negara. Pembangunan kesehatan

bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi

pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis (Depkes RI,

2009).

Penyelenggaraan upaya kesehatan gigi di rumah sakit merupakan upaya kesehatan

yang di laksanakan secara menyeluruh, terpadu, merata dan meliputi upaya peningkatan,

pencegahan, penyembuhan dan pemulihan yang di rujukan pada semua golongan umur

maupun jenis kelamin. Pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat atau penderita yang

berkunjung ke rumah sakit adalah pelayanan yang besifat medik dasar kedokteran gigi

berdasarkan kebutuhan meliputi upaya pengobatan atau pemulihan dan rujukan dengan tidak

mengabaikan upaya peningkatan, pencegahan atau perlindungan (Herijulianti, 2002).

Page 2: contoh proosal riset

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut mencakup pelayanan medis gigi oleh dokter gigi,

pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut oleh perawat gigi dan pelayanan asuhan

supporting oleh tekhnisi. Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut di lakukan secara

komprehensif kepada individu, keluarga dan masyarakat yang mempunyai ruang lingkup

berfokuskan kepada pek promotif, peventif, dan kuratif dasar. Perawat gigi adalah salah satu

unsur pemberi pelayanan kesehatan gigi di institusi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit,

puskesmas, dan sarana kesehatan lainnya. Dalam melaksanakan peran,tugas dan fungsinya

lakukan dengan tanggung jawab sesuai dengan hak dan wewenang yang di mlilikinya.

Dengan demikian perawat gigi menjadi ujung tombak pembangunan kesehatan gigi

Indonesia, dan sebagai sumber daya manusia kesehatan gigi yang mempuyai peran cukup

penting dan sentral dalam asuhan kesehatan gigi yang merupakan barisan terdepan dan aspek

promotif dan peventif pelayanan kesehatan gigi dan mulut (PPGI, 2008).

Masyarakat menilai seorang perawat gigi tidak hanya berdasarkan kemampuan dalam

memberi pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat, tetapi juga

berdasarkan cara dan sikap hidupnya dalam masyarakat maupaun perawat gigi sangat

terampil dalam memberikan pelayanan asuhan kesehatan gigi kepada masyarakat, akan tetapi

ia tidak akan terpandang dalam masyarakat apabila ia tidak menjunjung tinggi norma-norma

hidup yang luhur, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam menjalankan profesinya.

Oleh karena itu penting sekali bagi perawat gigi Indonesia untuk menjaga agar tingkah laku,

tutur kata serta sikap hidupnya selalu seimbang dengan martabat jabatan perawat gigi sebagai

salah satu tenaga kesehatan gigi (Kepmenkes RI Nomor 378/MENKES/SK/III/2007).

Sikap etis professional yang kokoh dari setiap perawat gigi akan tercemin dalam

setiap langkahnya, termasuk penampilan dari serta keputusan yang diambil dalam merespon

situasi yang muncul. Oleh karena itu pemahaman yang mendalam tentang etika dan moral

serta penerapannya menjadi bagian yang sangat penting dan mendasar. Dalam melaksanakan

Page 3: contoh proosal riset

tugas professional yang berdaya guna dan berhasil guna, para perawat gigi harus mampu serta

ikhlas memberikan pelayanan yang bermutu dengan memelihara dan meningkatkan integritas

pribadi yang luhur dengan ilmu dan keterampilan yang memenuhi standar serta dengan

kesedaran bahwa pelayanan yang diberikan merupakan bagian upaya kesehatan secara

menyeluruh (Suhaemi, 2004).

Tujuan dari pelayanan kesehatan yang berkualitas adalah adanya rasa puas bagi

pasien, masalahnya kepuasan itu sendiri merupakan sesuatu yang subyektif, tiap-tiap orang

dapat saja memliki tingkat kepuasan yang berbeda  terhadap satu pelayanan kesehatan yang

sam. Terkait dengan kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan dan pembatasan pada upaya

yang dilakukan. Pembatasan pada derajat kepuasan pasien adalah dimana mutu suatu

pelayanan kesehatan di nilai baik, apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat menimbulkan

rasa puas pada diri setiap pasien yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk.

Pada upaya yang dilakuakan pelayanan kesehatan di nilai baik apabila tata cara

penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar pelayanan profesi yang telah

ditetapkan (Azwar, 1996).

Menurut laporan bulanan pada Puskesmas Sibreh, pada bulan Oktober sampai dengan

Desember tahun 2010 menunjukkan pasien yang berkunjung di Puskesmas pada bulan

Oktober angka kunjungan mencapai 180 orang, bulan November turun menjadi 142 orang

dan bulan Desember turun menjadi 134 orang. Dari hasil wawancara awal pada 10 orang

pasien, 3 orang merasa puas dengan pelayanan perawat gigi di Poli Klinik Gigi di Puskesmas

Sibreh Kec, Suka Makmur Aceh Besar.

B.  Rumusan Masalah

            Berdasarkan latar belakang yang di temukan sebelumnya, maka menjadi

permasalahannya adalah “Untuk mengetahui bagaimana gambaran Kepuasan Pasien

Page 4: contoh proosal riset

Terhadap Pelayanan Perawat Gigi Di Poli Gigi Puskesmas Sibreh Kec, Suka Makmur Aceh

Besar Tahun 2011”

C.  Tujuan Penelitian

1.    Tujuan Umum

            Untuk mengetahui gambaran kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat gigi di Poli

Gigi Puskesmas Sibreh Kec, Suka Makmur Aceh Besar Tahun 2011.

2.    Tujuan Khusus

a.       Untuk mengetahui gambaran kepuasan pasien terhadap sikap perawat gigi di Poli Gigi

Puskesmas Sibreh Kec, Suka Makmur Aceh Besar Tahun 2011.

b.      Untuk mengetahui gambaran kepuasan pasien terhadap komunikasi perawat gigi di Poli Gigi

Puskesmas Sibreh Kec, Suka Makmur Aceh Besar Tahun 2011.

D.    Manfaat Penelitian

1.    Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dalam pengalaman penulisan dalam melaksanakan penilitian

ilmiah dan pembendaharaan bacaan bagi mahasiswa/i Jurusan Kesehatan Gigi.

2.    Bagi Akademik

Penelitian ini dapat di pergunakan bahan referensi bagi  mahasiswa/i Jurusan Kesehatan

Gigi.

3.    Bagi Lahan Penelitian

Sebagai bahan informasi dasar untuk peningkatan pelayanan kesehatan gigi di Poli Gigi

Puskesmas Sibreh Kec, Suka Makmur Aceh Besar Tahun 2011.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Page 5: contoh proosal riset

A.  Pelayanan Perawat Gigi

1.    Pelayanan Kesehatan Gigi

Salah satu jenis pelayanan kesehatan yang penting adalah pelayanan kesehatan gigi.

Di Indonesia, pemerintah masih memegang peranan utama dalam pemberian pelayanan

kesehatan dasar. Pelayanan tersebut disediakan bagi masyarakat di puskesmas-puskesmas

yang berbentuk poliklinik gigi tersebut adalah para dokter gigi. Sebagai helth provider di

sarana-sarana pelayanan kesehatan gigi tersebut adalah para dokter gigi dan juga perawat gigi

(Dahlan, 2008).

Penyelenggaraan upaya kesehatan gigi di poliklinik gigi puskesmas merupakan upaya

kesehatan yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, merata dan pemulihan, yang

ditujukan pada semua golongan, umur maupun jenis kelamin (Herijulianti, 2002).

Perawat gigi di sarana-sarana pelayanan kesehatan gigi tersebut mempunyai peranan

yang strategis dalam proses manajemen pelayanan kesehatan gigi. SK MENKES RI. NO.

378/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi perawat Gigi mencatumkan salah satu

kompetensi utama perawat gigi sebagai pelaksana manajemen kesehatan gigi, sebagai

konsekwensi perawat gigi dituntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi

dalam mengelola pelayanan kesehatan gigi, dari berbagai aspek, baik aspek pembiayaan,

system informasi, invertarisasi,asuransi, etik serta hokum pelayanan kesehatan gigi oleh

perawat gigi di poliklinik gigi puskesmas adalah system pengelolaan pasien.

Menurut Dahlan (2008), dalam mengelola pasien, perawat gigi harus mampu

menempatkan diri sebagai dental asisten dan resepsionis yang handal, seorang perawat gigi

harus menguasai teknik-teknik berikut: a.Berkomunikasi yang efektif pada waktu menerima

dan menangani pasien; b.Mencatat data pasien secara baik; c.Mengatur sistem perjanjian dan

penjadwal pasien; d.Memelihara hubungan baik dengan pasien.

Page 6: contoh proosal riset

Menurut (Herijulianti,2002), pelayanan kesehatan di poli gigi dapat digolongkan

dalam beberapa tingkat yaitu :

1.    Meningkatkan kesadaran sikap dan perilaku masyarakat dalam kemampuan pelihara diri

dalam bidang kesehatan gigi dan mulut serta mampu mencapai pengobatan sedini

mungkin dengan jalan memberikan pengetian masyarakat tentang pentingnya

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

2.    Menurukan prevelensi penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita oleh masyarakat

(karies dan penyakit periodontal) dengan upaya perlindungan khusus tampa mengabaikan

upaya penyembuhan dan pemulihan terutama pada kelompok yang retan terhadap karies.

3.    Terhindar dan kurangnya gangguan fungsi kunyah akibat kerusakan gigi.

2.    Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan

Menurut Azwar (1996), sekalipun pelayanan kesehatan kedokteran berbeda dengan

pelayanan kesehatan masyarakat, namun untuk dapat disebut sebagai suatu pelayanan

kesehatan dengan baik, keduanya harus memiliki berbagai persyaratan pokok. Syarat pokok

yang dimaksud adalah :

a.       Tersedia dan berkesinambungan

Syarat pokok pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan kesehatan

tersebut harus tersedia di masyarakat serta bersifat bekesinambungan. Artinya semua jenis

pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat adalah pada setiap saat yang

dibutuhkan.

b.      Dapat diterima dan wajar

Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah yang dapat diterima oleh

masyarakat serta bersifat wajar. Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentang

dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat.

Page 7: contoh proosal riset

c.       Mudah dicapai

Syarat pokok yang ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah yang mudah dicapai

oleh masyarakat. Pengertian ketercapain yang dimaksudkan di sini terutama dari sudut lokasi.

Dengan demikian untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, maka pengaturan

distribusi saran kesehatan menjadi sangat penting.

d.      Mudah dijangkau

Syarat pokok keempat pelayanan kesehatan yang baik adalah yang mudah di jangkau

oleh masyarakat. Pengertian keterjangkauan yang dimaksudkan di sini terutama dari sudut

biaya. Untuk dapat mewujudkan keadaan yang seperti ini harus dapat diupayakan biaya

pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.

e.       Bermutu

Syarat pokok kelima pelayanan kesehatan yang baik adalah yang bermutu. Pengertian

mutu yang dimaksudkan di sini adalah yang menunjukkan pada tingkat kesempurnaan

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang di satu pihak dapat memuaskan para

pemakai jasa pelayanan, dan di pihak lain tata cara penyelenggaraanya sesuai dengan kode

etik serta standar yang telah ditetapkan (Azwar ,1996).

3.    Standar Kompetensi Perawat Gigi (Kep MenKes RI, 2007)

Penyelenggaran pendidikan berbagai jenis dan jenjang tenaga kesehatan mempunyai

tujuan yang mulia yaitu selain mencerdaskan bangsa juga memenuhi kebutuhan pelayanan

kesehatan gigi. Pendidikan tenaga kesehatan gigi jenjang Diploma seperti halnya Perawat

Gigi termasuk dalam kelompok Pendidikan Profesional (PP RI Nomor 60 Tahun 1999

tentang Pendidikan Tinggi) yang artinya pendidikan diarahkan terutama pada kesiapan

penerapan kemampuan tertentu berdasarkan tuntutan pasar kerja. Untuk memberikan yang

Page 8: contoh proosal riset

terbaik maka perlu dihindari tumpang tindih peran dan kesenjangan mutu, melalui

pendekatan kemitraan keprofesien.

Dengan demikian Perawat Gigi menjadi ujung tombak Pembangunan Kesehatan Gigi

Indonesia, dan sebagai sumber daya manusia kesehatan gigi yang mempunyai peran sentral

dalam asuhan kesehatan gigi yang merupakan barisan terdepan dalam aspek promotif dan

preventif pelayanan gigi mulut.

Standar Profesi Perawat Gigi digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan profesi

secara baik dengan tujuan :

a.    Memberikan pelayanan asuhan kesehatan gigi sesuai dengan tujuan, fungsi, dan

wewenang yang dimilikinya.

b.    Memberikan perlindungan kepada Perawat Gigi dari tututan hokum.

c.    Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari mal praktek perawat gigi.

4.    Kemampuan Inti Perawat Gigi

a.    Komunikasi

1)   Kemampuan menunjukkan komunikasi dan hubungan antar manusia yang efektif

dan berembuk dengan pasien dan tim kesehatan gigi baik secara perorangan dan

dalam tim atau pertemuan.

2)   Kemampuan untuk melaksanakan komunikasi yang efektif dan proses pendidikan

kesehatan gigi dan mulut termasuk saran pre/post operation (chair side talk).

3)   Kemampuan menilai kebersihan mulut dan memotivasi pasien untuk berprilaku

yang menunjang kesehatan gigi dan mulut.

4)   Kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan saluran-saluran komunikasi

formal maupun informal.

5)   Kemampuan berkomunikasi dalam taraf international.

Page 9: contoh proosal riset

6)   Kemampuan melakukan informasi concern dengan pasien.

7)   Kemampuan melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien.

b.   Kerjasama Tim

1)   Kemampuan mengembangkan proses kepemimpinannya yang diperlukan untuk

menciptakan kerjasama yang baik dalam tim.

2)   Kemampuan berkerjasma dalam tim kesehatan lainnya dalam membuat keputusan

baik individu maupun tim.

3)   Kemampuan menjalin dan memelihara hubungan kerjasama dengan para sejawat

anggota tim kesehatan lain.

4)   Kemampuan mendorong peran anggota tim pemeliharaan kesehatan dalam

memberikan pelayanan kesehatan.

c.    Pemeliharaan dan Penggunaan Peralatan

1)   Kemampuan mengawasi persediaan peralatan dan inventaris.

2)   Kemampuan memelihara dan merawat berbagai macam peralatan dan mampu

mengasah berbagai instrument secara benar dan menerapkan secara efisien cara-cara

pengasahan.

3)   Kemampuan mempersiapkan dan menggunakan alat-alat kedokteran elektrik, alat

berputar (hand piece, contra angle) secara hati-hati dan efektif.

d.   Tindakan Asuhan Keperwatan di Klinik

1)   Pencabutan Gigi

a)    Melakukan riwayat, pemeriksaan, indentifikasi dan perencanaan untuk pasien

dengan berbagai kondisi kesehatan gigi dan mulut.

Page 10: contoh proosal riset

b)   Kemampuan untuk melaksanakan pencabutan gigi sulung dengan topikal

anaeshesi dan infiltrasi anaesthesi.

c)    Kemampuan untuk melaksanakan pencabutan gigi tetap akar tunggal dengan

infiltrasi anaesthesi.

d)   Kemampuan melakukan perawatan pasca pencabutan dan komplikasi.

2)   Konservasi Gigi

a)    Kemampuan mengindentifikasi karies gigi dan menyeleksi kasus-kasus untuk

dilakukan perawatan konservasi sesuai dengan kemampuannya / kewenangannya.

b)   Kemampuan melakukan preparasi kavitas dan penumpatan (gigi sulung dan gigi

tetap pada satu/dua permukaan menggunakan amalgam, silikat, dsb).

c)    Kemampuan melakukan preparasi kavitas dengan excavator dan penumpatan

dengan ART.

d)   Kemampuan membersihkan dan memoles gigi dan tumpatan.

e)    Kemampuan menggunakan rubber dam.

3)   Pertolongan pertama (first aid/relief pain)

a)    Kemampuan mengelola dan membantu tindakan darurat medik dan dental.

b)   Kemampuan melakukan pertolongan pertama untuk mengurangi rasa sakit pada

penyakit gigi akut.

c)    Kemampuan mengindentifikasikan dan mengelola keadaan darurat yang terjadi

selama dan sesudah pengobatan gigi.

d)   Kemampuan memberikan pertolongan pertama pada trauma trepanasi dengan

cara membuka kavum pulpa dengan bor, ditutup kapas jangan diberi tumpatan

sementara.

e.    Asisten Dokter Gigi

Page 11: contoh proosal riset

1.    Kemampuan membantu operator dalam perawatan rutin pada klinik gigi (sebagai

chair side assistant).

2.    Kemampuan membantu prosedur restorasi gigi dan prosedur bedah mulut dan

periodontal.

3.    Kemampuan menyiapkan dan menerapkan penggunaan bahan-bahan pada

pengobatan gigi pasien.

4.    Kemampuan membantu dokter gigi atau dokter spesialis dalam pengobatan pasien.

5.    Kemampuan menyiapkan dan melakukan topical treatment/solution yang ditetapkan

oleh dokter gigi atau dokter gigi spesialis.

6.    Kemampuan manipulasi bahan cetakan dan mengecor cetakan untuk studi.

7.    Kemampuan melakukan irigasi mulut.

f.     Sikap

1.      Melaksanakan perawatan pasien dengn aman, efektif, etis, dan sensitif,

menunjukkan perilaku sesuai dengan budaya, etnik dan perbedaan sosial ekonomi

yang mempengaruhi pasien dan dirinya.

2.      Merawat pasien dengan respek dan empati serta memberikan pelayanan dengan

standar yang tinggi.

3.      Menghargai nilai-nilai, adat istiadat, kepercaaan agama dan praktik secara individu

dan kelompok.

4.      Bertindak memelihara martabat dan integritas perorangan dan kelompok.

5.      Memelihara sikap kesehatan gigi promotif dan preventif, dan melakuakan praktik

kesehatan gigi sesuai dengan apa yang telah diajarkan.

6.      Mewujudkan tanggung jawab dan resiko sehubungan dengan perawatan gigi dan

mulut.

Page 12: contoh proosal riset

7.      Kemauan untuk berpatisipasi dalam kegiatan pengembangan profesi untuk

menjamin keterampilan dan pengetahuan.

8.      Berkerja dalam struktur system kesehatan.

9.      Selalu bertindak untuk meningkatkan keselamatan individu, kelompok dan diri

sendiri.

10.     Menjadi panutan didalam penampilan dan keberhasilan personal.

11.     Bekerja disemua bidang sosial metode, sistemik dan akurat.

12.     Menjaga keberhasilan orang sesuai dengan prifesionalismenya.

13.     Kreatif, inisiatif dan cermat.

14.     Berpikir kritis dan analitis.

15.     Mengindentifikasikan dan memecahkan masalah.

16.     Berhati hati, penuh dedikasi dan tanggung jawab.

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau

objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus

tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap

stimulus sosial. Newcomb salah seorang ahli psiologi sosial menyatakan bahwa sikap itu

merupakan suatu tindakan atau kesediaan untuk bertindak, dan merupakan pelaksaan motif

tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi adalah merupakan

“predisposisi” tindakan atau perilaku. Sikap itu merupakan reaksi tertutup, bukan reaksi

terbuka dalam suatu tingkah laku. (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Notoadmodjo, 2003 Cit. Allport, (1954) sikap yang utuh tu mempunyai 3

(taga) komponen pokok yaitu :

a.       Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.

b.      Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.

Page 13: contoh proosal riset

c.       Kecendrungan untuk bertindak.

Menurut Notoatmodjo (2003) sikap ini sendiri terdiri dari berbagai tingkatan yakni:

a.       Menerima (receiving)

Menerima, diartikan bahwa orang mao dan memperhatikan stimulus yang diberikan.

Contohnya sikap orang tergadap gizi dapat dilihat dari kesedihan dan perhatian itu terhadap

ceramah-ceramah.

b.       Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan menyelesaikan tugas yang

diberikan adalah suatu indikasi dari sikap karena suatu usaha untuk menjawab suatu

pertanyaan atu mengerjakan tugas yang di berikan, lepas pekerjaan itu bener atau salah

adalah bearti orang menerima ide tersebut.

c.       Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerakan atau mendiskusi dengan orang lain terhadap

suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga, misalnya, seorang ibu yang mengajak

ibu yang lain (tetangganya, saudaranya dan sebagainya). Untuk pergi menimbangkan

anaknya ke posyandu, atau mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu

tersebut telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.

d.      Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko

adalah merupakan sikap yang paling tinggi, misalnya seorang ibu-ibu mau menjadi akseptor

KB, meskipun mendapatkan tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri.

B.     Konsep Dasar Kepuasan Pasien

1.    Pengertian Kepuasan

Page 14: contoh proosal riset

Kepuasan menurut Kamu Bahasa Indonesia adalah puas; perihal (hal yang bersifat

puas, kesenangan, kelegaan dan sebagainya). Kepuasan dapat diartikan sebagai perasaan

puas, rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan mengkonsumsi suatu produk atau jasa

untuk mendapatkan pelayanan suatu jasa (Purwanto, 2007).

Menurut Oliver (2001 cit. Purwanto, 2007) mendefinisifikasikan kepuasan sebagai

tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan

harapannya.Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan

dengan harapan. Apabila kinerja di bawah harapan ,maka pelanggan akan sangat kecewa.Bila

kinerja sesuai harapan,maka pelanggan akan sangat puas.Sedangkan bila kinerja melebihi

harapan pelanggan akan sangat puas harapan pelanggan dapat di bentuk oleh pengalaman

masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi dari berbagai media.

Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitive terhadap harga dan member

komentar yang baik tentang perusahaan tersebut.

Menurut Kotler kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah membandingkan

kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Jadi kepuasan atau

ketidakpuasan adalah kesimpulan dari interaksi antara harapan dan pengalaman sesudah

memakai jasa atau pelayanan yang diberikan Tjiptono, (1997 cit. Purwanto, 2007).

2.    Pengertian Kepuasan Pasien

Junaidi (2002) berpendapat bahwa kepuasan konsumen atas suatu produk dengan

kinerja yang dirasakan konsumen atas produk tersebut. Jika kinerja produklebih tinggi dari

harapan konsumen maka konsumen akan mengalami kepuasan.

            Ada tiga macam kondisi kepuasan yang bisa dirasakan oleh konsumen berkaitan

dengan perbandingan antara harapan dan kenyataan, yaitu jika harapan atau kebutuhan sama

dengan layanan yang diberikan maka konsumen akan merasa puas. Jika layanan yang

diberikan pada konsumen kurang atau tidak sesuai dengan kebutuhan atau harapan konsumen

Page 15: contoh proosal riset

maka konsumen menjadi tidak puas. Kepuasan konsumen merupakan perbandingan antara

harapan yang di miliki oleh konsumen dengan kenyataan yang di terima oleh konsumen pada

saat mengkomsumsi produk atau jasa (Indarjati, 2001).

3.    Tingkat Kepuasan Pasien

            Memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dalam hal ini pasien adalah hal

penting yang mempengaruhi kepuasan pasien. Pasien yang puas merupakan aset yang sangat

berharga karena apabila pasien puas mereka akan terus melakukan pemakaian terhadap jasa

pilihannya, tetapi jika pasien tidak merasa puas mereka akan memberitahukan dua kali lebih

hebat kepada orang lain tentang pengalaman buruknya. Untuk menciptakan kepuasan pasien

suatu perusahaan atau rumah sakit harus menciptakan dan mengelola suatu system untuk

memperoleh pasien yang lebih banyak dan kemampuan untuk mempertahankan pasiennya.

Masalahnya kepuasan itu sendiri merupakan suatu yang subyektif, tiap-tiap orang dapat saja

memiliki tingkat kepuasan yang berbeda terhadap satu pelayanan kesehatan yang sama

(Azwar, 1996).

               Terkaid dengan kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan, Azwar (1996)

membuat dua pembatasan yaitu pembatasan pada derajat kepuasan pasien dan pembatasan

pada upaya yang dilaku. Pembatasan pada derajat kepuasan pasien adalah dimana suatu mutu

pelayanan kesehatan dinilai baik apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat menimbulkan

rasa puas pada diri setiap pasien yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk.

Pada upaya yang dilakukan pelayanan kesehatan dinilai baik apabila tatacara

penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar pelayanan prefesi yang telah

ditetapkan. Menurut Prabowo 1999 (cit, Purwanto, 2007) konsumen yang mengalami

kepuasan terhadap suatu produk atau jasa dapat dikatagorikan kedalam konsumen

masyarakat, konsumen instansi dan konsumen individu. Pasien adalah konsumen individu

Page 16: contoh proosal riset

yang karena kelemahan fisik atau mentalnya menyerahkan pengawasan dan perawatannya,

menerima dan mengikuti pengobatan yang ditetapkan oleh tenaga kesehatan.

4.    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien

Menurut pendapat Budiastuti (2002 cit. Purwanto, 2007), mengemukakan bahwa pasien

dalam mengevaluasi  kepuasan jasa pelayanan yang diterima mengacu pada beberapa faktor,

antara lain :

1.    Kualitas produk atau jasa

Pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk atau

jasa yang digunakan berkualitas. Persepsi konsumen terhadap kualitas produk atau jasa di

pengaruhi oleh dua hl yaitu kenyataan kualitas produk atau jasa yang sesungguhnya dan

komunikasi perusahaan terutama iklan dan mempromosi rumah sakitnya.

2.    Kualitas pelayanan

Memegang peranan penting dalam industri jasa. Pelanggan dalam hal ini pasien akan

merasa puas jika mereka memperoleh pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang

diharapkan.

3.    Faktor emosional

Pasien yang merasa bangga dan yakin bahwa orang lain kagum terhadap konsumen bila

dalam hal ini pasien memilih rumah sakit yang sudah mempunyai “rumah sakit terbaik”,

cenderung memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi.

4.    Harga

Harga merupakan aspek penting dalam penentuan kualitas guna mencapai kepuasan

pasien. Meskipun demikian elemen ini mempengaruhi pasien dari segi biaya yang

dikeluarkan, biasanya semakin mahal harga perwatan maka pasien mempunyai harapan yang

lebih besar. Sedangkan rumah sakit yang berkualitas sama tetapi berharga mura, memberi

nilai yang tinggi pada pasien.

Page 17: contoh proosal riset

5.    Biaya

Mendapatkan produk atau jasa, pasien yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan

atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan jasa paelayanan tersebut.

5.      Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien

Aspek-aspek yang mempengaruhi kepuasan pada pasien adalah sebagai berikut

(Purwanto, 2007) :

1.    Sikap pendekatan perawat pada pasien yaitu sikap perawat terhadap pasien ketika pertama

kali dating di rumah sakit.

2.    Kualitas tindakan perawatan yang diterima oleh pasien yaitu apa saja yang telah dilakukan

oleh perawat kepada pasien, seberapa pelayanan perawatan yang berkaitan dengan proses

kesembuhan penyakit yang diderita pasien dan kelangsungan perawatan pasien selama

berada dirumah sakit.

3.    Prosedur adminitrasi yaitu berkaitan dengan pelayanan adminitrasi pasien dimulai masuk

rumah sakit selama perawatan berlangsung sampai keluar dari rumah sakit.

4.    Fasilitas-fasilitas yang disediakan rumah sakit seperti dental unit, peralatan pencabutan,

peralatan penambalan, air untuk kumur-kumur, privasi dan waktu kunjungan pasien.

 

BAB  IIIKERANGKA KONSEP PENELITIAN

A.     Kerangka Konsep             Aspek-aspek yang mempengaruhi kepuasan pasien pada pasien adalah sikap

pendekatan perawat pada pasien, kualitas tindakan perawatan yang diterima oleh pasien,

prosedur adminitrasi dan fasilitas-fasilitas yang di sediakan puskesmas (Purwanto, 2007).

Page 18: contoh proosal riset

Derajat kepuasan pasien adalah dimana mutu suatu pelayanan kesehatan dinilai baik apabila

pelayanan kesehatan tersebut dapat menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien yang

sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk (Azwar, 1996).

             Berdasarakan konsep pemahaman diatas, maka dapat dibuat kerangka konsep

penelitian sebagai berikut :   

- Kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat gigi.

- sikap.                                                                                           - Pelayanan Perawat gigi.

- Komunikasi.

B.     Variabel Penelitian

1.    Kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat gigi berupa :

a.       Sikap perawat gigi

b.      Komunikasi perawat gigi

2.    Pelayanan perawat gigi

C.     Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional

Cara Ukur Alat Ukur

Hasil Ukur Skala Ukur

Page 19: contoh proosal riset

1 Kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat gigiberupa :

-          - Sikap perawat gigi

-          - Komunikasi perawat gigi

Sikap petugas/perawat gigi dalam memberikan perhatian secara khusus terhadap keluhan paien tampa memandang status sosial

Reaksi atau respon pasien terhadap komunikasi yang diberikan perawat gigi

Wawancara

Wawancara

Kuisioner

Kuisioner

Puas ≥ 50 Kurang puas < 50

Puas ≥ 50 Kurang puas < 50

Ordinal

Ordinal

2 Pelayanan perawat gigi

Jasa yang berikan oleh perawat gigi pada pasien dalam  rangka menyelesaikan keluhan  pasien

_ _ _ _

BAB IVMETODELOGI PENELITIAN

A.    Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran kepuasan

pasien terhadap pelayanan kesehatan gigi oleh perawat gigi di Poli Gigi Puskesmas Sibreh

Kec, Suka Makmur Aceh Besar Tahun 2011.

B.     Lokasi Penelitian

Page 20: contoh proosal riset

            Penelitian dilakukan di Poli Gigi Puskesmas Sibreh Kec, Suka Makmur Aceh Besar

Tahun 2011.

C.    Waktu Penelitian

            Penelitian dilakukan pada tanggal 11 s/d 16 Juli 2011.

D.    Populasi dan Sampel

1.    Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien dewasa  yang berkunjung di Poli

Gigi Puskesmas Sibreh selama penelitian.

2.    Sampel

Sampel dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling dengan besar sampel

30 orang.

E.  Instrumen Penelitian

            Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner

digunakan untuk mengetahui sejauh mana gambaran kepuasan pasien terhadap pelayanan

kesehatan oleh perawat gigi tersebut.

F.   Pengumpulan Data

1.    Data Primer

Data yang di peroleh langsung  dari hasil wawancara dengan pasien di Poli Gigi

Puskesmas Sibreh Kec, Suka Makmur Aceh Besar Tahun 2011.

2.    Data Sekunder

Data ini diperoleh dari catatan registrasi jumlah pasien pada Poli Gigi Puskesmas Sibreh

kec. Suka Makmur Aceh Besar Tahun 2011.

Page 21: contoh proosal riset

G.  Pengolahan Data

1.    Pengolahan data secara manual dengan beberapa tahapan sebagai berikut :

a.    Editing adalah data yang telah didapatkan diolah dengan baik sehingga menghasilkan

informasi yang benar.

b.    Koding adalah memberi kode pada data dalam bentuk angka dan huruf.

c.    Tabulating adalah data yang di peroleh  dikelompokkan dan di tampilkan dalam bentuk

tabel.

2.    Analisa Data

Data hasil penelitian diuraikan secara diskripsi dengan menghitung persentase dari tiap

tabel.

BAB VHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Penelitian

Penelitian ini di laksanakan pada tanggal 11 s/d 16 juli 2011 terhadap 4 orang perawat

gigi di Poli Gigi Puskesmas Sibreh dan 30 orang pasien yang berkunjung ke Poli Gigi

Puskesmas Sibreh Kecamatan Suka Makmur Aceh Besar Tahun 2011.Tehnik pengumpulan

data dengan cara membagikan kuisioner untuk mengetahui Gambaran Kepuasan Pasien

Terhadap Pelayanan Perawat Gigi Di Poli Gigi Puskesmas Sibreh Kecamatan Suka Makmur

Aceh Besar Tahun 2011.

1.      Data Umum

a.      Jenis kelamin

Tabel 1

Page 22: contoh proosal riset

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Pasien Terhadap Pelayanan Perawat Gigi Di Poli Gigi Puskesmas Sibreh Kecamatan Suka Makmur

Aceh Besar Tahun 2011

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase %

1 Laki-Laki 9 30

2 Perempuan 21 70

Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 1 diatas dapat dilihat jumlah pengunjung, laki-laki 9 responden

(30%) dan perempuan 21 responden (70%).

b.      Umur

Tabel 2Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Pada Pasien Terhadap Pelayanan

Perawat Gigi Di Poli Gigi Puskesmas Sibreh Kecamatan Suka Makmur Aceh Besar Tahun 2011

No Umur Frekuensi Persentase %

1 17-21 5 16,67

2 22-26 6 20

3 27-31 4 13,33

4 32-36 5 16,67

5 37-41 3 10

6 42-46 5 16,67

7 47-51 2 6,66

Jumlah 30 100

Page 23: contoh proosal riset

Berdasarkan tabel  2 di atas  terlihat bahwa responden yang banyak berkunjung yang

berumur 22-26 sebanyak 6 responden (20%). Dan yang paling sedikit yang berkunjung

adalah yang berumur 47-51  yaitu 2 responden (6,66%).

2.   Data Khusus

Tabel 3Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Perawat Gigi Di Poli Gigi

Puskesmas Sibreh Kecamatan Suka Makmur Aceh Besar Tahun 2011

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Puas 26 86,66

2 Kurang puas 4 13,33

Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 3 diatas terlihat bahwa sikap perawat gigi, terbanyak pada kategori

puas sebanyak 26 responden (86,66%) dan kategori kurang puas sebanyak 4 responden

(13,33%).

Tabel 4Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Komunikasi Perawat Gigi Puskesmas

Sibreh Kecamatan Suka Makmur Aceh Besar Tahun 2011

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Puas 25 83,33

2 Kurang Puasa 5 16,66

Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4 diatas terlihat bahwa komunikasi perawat gigi, terbanyak pada

kategori puas sebanyak 25 responden (83,33%) dan kategori kurang puas sebanyak 5

responden (16,66%).

Page 24: contoh proosal riset

B.     Pembahasan

 Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa dari 30 responden yang menjawab

pertanyaan tentang sikap perawat gigi di Poli Gigi Puskesmas Sibreh terdapat 26 responden

(86,66%) pada kategori puas dan 4 responden (13,33%) pada kategori kurang puas.

Penulis berasumsi bahwa sikap perawat gigi di Puskesmas Sibreh Kecamatan Suka

Makmur Aceh Besar terhadap pasien sudah baik, sehingga pasien puas dengan sikap yang di

tunjukkan oleh perawat giginya. Hal itu jelas terlihat pada saat pasien masuk ke ruangan poli

gigi yang disambut ramah oleh parawat gigi puskesmas Sibreh Kecamatan Suka Makmur

Aceh Besar.

Menurut Azwar (1996), keramahan dan sikap tenaga pelaksana langsung dapat dinilai

dan dirasakan oleh pasien. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kepuasan dan mendorong

serta meningkatkan pelayanan kesehatan lebih baik kepada pasien, perlu keramahan tenaga

kesehatan dalam melaksanakan tugas dengan keramahan, maka tugas pelayanan kesehatan

kepada pasien dapat terlaksana sebagaimana yang diharapkan.

 Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa komunikasi perawat gigi di Poli Gigi

Puskesmas Sibreh terdapat 25 responden (83,33%) pada kategori puas dan 5 responden

(16,66%) pada kategori kurang puas. Penulis berasumsi bahwa perawat di poli gigi

puskesmas sibreh telah menerapakan komuniksi terapeutik terhadap pasien karena

komunikasi sangat diperlukan demi keterbukaan antara pasien dan perawat sehingga

perawatan kesehatan gigi dapat berjalan sesuai yang diingikan pasien dan perawat selalu

menanyakan keluhan pasien dan empati atau ikut merasakan perasaan pasien.

Menurut Purwanto (1993) komunikasi adalah komuniksi secara sadar bertujuan dan

kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Pada dasarnya komunikasi merupakan

komunikasi professional yang mengarah pada tujuan penyembuhan pasien. Menurut Keliat

Page 25: contoh proosal riset

(1992) Hubungan komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien adalah hubungan kerja

sama yang ditandai dengan tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman dalam

membina hubungan intim yang terapeutik, walaupun hubungan perawat dengan pasien selalu

diuatamakan. Perawat sebaiknya mempunyai sumber kepuasan dan rasa aman yang cukup

sehingga tidak menggunakan pasien untuk kepuasan dan keamanannya.  

Pelayanan kesehatan yang bermutu dan professional merupakan pelayanan kesehatan

yang diselenggarakan melalui penerapan kemajuan ilmu dan teknologi, sesuai dengan standar

nilai-nilai moral dan etika profesi. Dengan demikian untuk dapat menjamin munculnya

kepuasan yang terkait dengan mutu pelayanan, maka pelayanan kesehatan tersebut harus

dapat diupayakan, sehingga dapat diterima oleh pemakai jasa pelayanan. Dengan perktaan

lain suatu pelayanan kesehatan dinilai sebagai pelayanan yang bermutu, apabila pelayanan

kesehatan tersebut dapat diterima oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan (Notoatmodjo,

2003).

  BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A.  Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Gambaran Kepuasan Pasien

Terhadap Pelayanan Perawat Gigi Di Poli Gigi Puskesmas Siberh Kecamatan Suka Makmur

Aceh Besar Tahun 2001, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1.   Kepuasan pasien ditinjau terhadap pelayanan kesehatan berupa sikap terbanyak pada

kategori puas 26 responden (86,66%).

2.   Kepuasan pasien ditinjau terhadap pelayanan kesehatan gigi berupa komunikasi terbanyak

pada kategori puas  25 responden (83,33%).

Page 26: contoh proosal riset

B.  Saran

1.      Diharapkan kepada seluruh perawat gigi di Poli Gigi Puskesmas Sibeh Kecamatan Suka

makmur Aceh Besar  agar dapat mempertahankan pelayanan yang diberikan berupa sikap

dan komunikasi

2.      Diharapkan kepada seluruh perawat gigi di Poli Gigi Puskesmas Sibeh Kecamatan Suka

makmur Aceh Besar  agar dapat meningkatkan dan mempertahankan pelayanan kesehatan

gigi dan mulut

3.      Diharapkan kepada perawat gigi di Poli Gigi Puskesmas Sibeh Kecamatan Suka makmur

Aceh Besar lebih memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kepuasan pasien pada

saat memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, A., 1996. Pengantar Adminitrasi Kesehatan. Ed. 3, Bina Rupa Aksara,   Jakarta.

Dahlan , Z., 2008. Mengembangkan Klinik Gigi yang Efektif dan Efesien. Zaeni For Oral

Health. http//www.google.co.id.

Depkes RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia,

Herijulianti, E, Indriani, T.S, Artini, S., 2002. Pendidikan Kesehatan Gigi. Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta.

Kepmenkes Nomor 378/MENKES/SK/III/2007, tentang Standar Kompetensi Perawat Gigi

Indonesia, Jakarta.

Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.

Notoatmodjo, S., 2003. Ilmu kesehatan masyarakat. Rineka Cipta, Jakarta.

Page 27: contoh proosal riset

Purwanto, S., 2007. Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Rumah Sakit.

http//www.klinis.wordpress.com.

PPGI., 2008. Sejarah Keperawatan Gigi. Jakarta.

Suhaemi, M.E., 2004. Etika Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik. Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta.

Diposkan oleh akbar anthonie di 6/26/2012 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke PinterestLabel: Karya Tulis Ilmiah, kesehatan gigi, Skripsi Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Cari Blog Ini

Translate

Diberdayakan oleh Terjemahan

Mengenai Saya

akbar anthonie Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

►   2013 (12)

▼   2012 (28) o ►   November (4) o ▼   Juni (24)

Pengertian, Proses, Faktor Penyebab dan Macam Kari... Faktor-faktor Penyebab Flu Penyebab diabetes melitus Penyebab Kanker Payudara Penyebab penyakit Alzheimer Faktor Resiko dan Tingkat Pencegahan Penyakit Tida... Faktor Penyebab Bau Mulut | Halitosis

Page 28: contoh proosal riset

Gusi Bengkak Penyebab Penyakit Jantung dan Penyaki... Tips Untuk Membuat Gigi Anda lebih Putih dan Sehat... Jenis Stroke dan Pengertiannya Penyebab Gusi Berdarah Dan Cara Mengatasinya PERBEDAAN DEBRIS INDEKS ANTARA MENYIKAT GIGI

SECAR... Gingivitis PENYAKIT PERIODONTAL GAMBARAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN

PERAW... GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG RAMPAN

KARIES PAD... GAMBARAN PENYAKIT GINGIVITIS DI TINJAU DARI

KEBERS... Shalat Tahajud Hukum Berdo'a Dengan Tawassul Sale Dan Madeung Dalam Tradisi Pengobatan Di Aceh BUDAYA MASYARAKAT ACEH BEROBAT KE MALAYSIA BUDAYA REMAJA PUNK DI ACEH PENGARUH PENGGUNAAN OBAT TRADISONAL DAN OBAT

SINTE... Sejarah PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk

Total Tayangan Laman

36941 Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.