Contoh Pembuatan Tor Program Pemantauan Dan Evaluasi Kejadian Infeksi

4
Contoh Pembuatan TOR (Term Of Reference) KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMANTAUAN DAN EVALUAS KE!ADAN N"EKS D RUANG RA#AT NAP RUMA$ SAKT A% PENDA$ULUAN Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat pakar, dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di rumah sakit menyangkut berbagai tingkatan maupun  jenis disiplin. Agar rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang demikian kompleks, rumah sakit harus memiliki sumber daya, manusia yang profesional baik di bidang teknis medis maupun administrasi kesehatan. Untuk menjaga dan meningkatkan mutu, rumah sakit harus mempunyai suatu ukuran yang menjamin peningkatan mutu di semua tingkatan. Dalam kegiatan peningkatan mutu  pelayanan keperawatan perlu ada suatu program yang terencana dan berkesinambungan sebagai  pedoman bagi pelayanan keperawatan dalam mengevaluasi dan membuat rencana tindak lanjut sehingga tercapai peningkatan mutu pelayanan yang diharapkan. alah satu program yang dibuat adalah pemantauan dan evaluasi kejadian infeksi di ruang rawat inap. &% LATAR &ELAKANG Kejadian infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat atau timbul pada waktu pasien dirawat di rumah sakit. !agi pasien di rumah sakit ia merupakan persoalan serius yang dapat menjadi penyebab langsung atau tidak dapat langsung kematian pasien. !eberapa kejadian infeksi nosokomial mungkin tidak menyebabkan kematian pasien akan tetapi ia menjadi penyebab penting pasien dirawat lebih lama dirumah sakit. "ni berarti pasien membayar lebih mahal dan dalam kondisi tidak produktif, disamping  pihak rumah sakit juga akan mengeluarkan biaya lebih besar. #enyebabnya oleh kuman yang berada di lingkungan rumah sakit atau oleh kuman yang sudah dibawa oleh paien sendiri, yaitu kuman endogen. Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa kejadian infeksi nosokomial adalah infeksi yang secara  potensial dapat dicegah atau sebaliknya ia juga merupakan infeksi yang tidak dapat dicegah. Untuk itu dalam upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan perlu adanya program pemantauan dan evaluasi terhadap kejadian infeksi di ruang rawat inap dan menurunkan kejadian infeksi nosokomial di R. $$ C% TU!UAN '% Tuuan Umum %emberikan pelayanan pencegahan "nfeksi &osokomial Rumah akit yang optimal. % Tuuan Khu*u*% a. Adanya peningkatkan kualitas #engendalian "nfeksi &osokomial.  b. %encegah terjadinya infeksi silang baik bagi pasien maupun petugas Rumah akit. c. %eningkatkan komunikasi antar unit kerja R. $$ d. %emantau dan mengevaluasi kejadian infeksi di ruang rawat inap. e. %eningkatkan kemampuan dan keterampilan petugas.

description

x

Transcript of Contoh Pembuatan Tor Program Pemantauan Dan Evaluasi Kejadian Infeksi

Contoh Pembuatan TOR (Term Of Reference)

KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMANTAUAN DAN EVALUASI KEJADIAN INFEKSI DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKITA. PENDAHULUAN Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat pakar, dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di rumah sakit menyangkut berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Agar rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang demikian kompleks, rumah sakit harus memiliki sumber daya, manusia yang profesional baik di bidang teknis medis maupun administrasi kesehatan. Untuk menjaga dan meningkatkan mutu, rumah sakit harus mempunyai suatu ukuran yang menjamin peningkatan mutu di semua tingkatan. Dalam kegiatan peningkatan mutu pelayanan keperawatan perlu ada suatu program yang terencana dan berkesinambungan sebagai pedoman bagi pelayanan keperawatan dalam mengevaluasi dan membuat rencana tindak lanjut sehingga tercapai peningkatan mutu pelayanan yang diharapkan. Salah satu program yang dibuat adalah pemantauan dan evaluasi kejadian infeksi di ruang rawat inap.

B. LATAR BELAKANGKejadian infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat atau timbul pada waktu pasien dirawat di rumah sakit. Bagi pasien di rumah sakit ia merupakan persoalan serius yang dapat menjadi penyebab langsung atau tidak dapat langsung kematian pasien. Beberapa kejadian infeksi nosokomial mungkin tidak menyebabkan kematian pasien akan tetapi ia menjadi penyebab penting pasien dirawat lebih lama dirumah sakit. Ini berarti pasien membayar lebih mahal dan dalam kondisi tidak produktif, disamping pihak rumah sakit juga akan mengeluarkan biaya lebih besar. Penyebabnya oleh kuman yang berada di lingkungan rumah sakit atau oleh kuman yang sudah dibawa oleh paien sendiri, yaitu kuman endogen. Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa kejadian infeksi nosokomial adalah infeksi yang secara potensial dapat dicegah atau sebaliknya ia juga merupakan infeksi yang tidak dapat dicegah. Untuk itu dalam upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan perlu adanya program pemantauan dan evaluasi terhadap kejadian infeksi di ruang rawat inap dan menurunkan kejadian infeksi nosokomial di RS.

C. TUJUAN 1. Tujuan Umum Memberikan pelayanan pencegahan Infeksi Nosokomial Rumah Sakit yang optimal.

2. Tujuan Khusus. a. Adanya peningkatkan kualitas Pengendalian Infeksi Nosokomial.

b. Mencegah terjadinya infeksi silang baik bagi pasien maupun petugas Rumah Sakit.

c. Meningkatkan komunikasi antar unit kerja RS.

d. Memantau dan mengevaluasi kejadian infeksi di ruang rawat inap.

e. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan petugas.

f. Terpenuhinya standar dan parameter pada Akreditasi Rumah Sakit.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN 1. Kegiatan Pokok Memantau dan mengevaluasi kejadian infeksi di ruang rawat inap.

2. Rincian Kegiatan a. Mencatat data pasien dengan infeksi jarum infus.

b. Mencatat data pasien dengan dekubitus.

c. Mencatat data pasien dengan infeksi luka operasi.

d. Mencatat data pasien dengan infeksi saluran kencing.

e. Mencatat data pasien dengan pneumonia.

f. Mencatat data pasien dengan sepsis.

g. Melaporkan pencatatan data infeksi nosokomial.

h. Evaluasi pelaporan data infeksi nosokomial.

E. CARA PELAKSANAAN 1. Pencatatan dilakukan cukup satu kali saja yaitu bila ditemukan kelainan sesuai jenis infeksi nosokomial yang ada maka petugas yang pertama kali menemukan si pasien harus langsung mencatat dan bila pindah tidak usah dicatat lagi.

2. Pencatatan dilakukan oleh perawat yang ditunjuk dengan menggunakan format harian sederhana RS yang mencakup semua variabel (satuan) yang ada dalam formula dari seluruh jenis infeksi nosokomial yang ada.

3. Pencatatan dengan menggunakan form sederhana, digunakan pada :

a. Angka Pasien dengan Dekubitus.

b. Angka Kejadian Infeksi dengan Jarum Infus.

c. Angka Infeksi Luka Operasi.

d. Angka infeksi Saluran Kencing.

e. Angka pasien dengan Pneumonia.

f. Angka Pasien dengan Sepsis.

4. Petunjuk Pengisian

a. Cari indikasi adanya infeksi nosokomial dengan melakukan telaah/kajian laboratorium. Dapat pula dilakukan kunjumgan laboratorium untuk mengetahui apakah ada hasil isolasi positif pada waktu tersebut di ruang perawatan dmana dilakukan kegiatan surveilans.

b. Kajian catatan atau status pasien untuk melihat tanda infeksi dan hasil kultur. Bila ada, pasien infeksi nosokomial catat kapan mulai terjadi dan kapan pasien masuk rumah sakit.

c. Jika gejala atau tanggal mulainya tanda infeksi kurang jelas tanyakan dokter atau perawat pasien yang bersangkutan. d. Kajian catatan obat untuk melihat pasien dengan antibiotika (kemungkinan infeksi nosokomial).

e. Kajian kurva suhu untuk mengidentifikasi pasien dengan demam.

f. Tanyakan pada perawat dan dokter ruangan apakah ada pasien dengan infeksi.

g. Jika ada pasien infeksi nosokomial catat pada daftar isian.

h. Lakukan pengecekan apakah pasien infeksi nosokomial sebelumnya (kalau ada) sudah sembuh atau belum.

i. Sambil melakukan kunjungan ruangan perhatikan apakah ada staf baik perawat, dokter maupun keluarga pasien yang tidak melakukan standar pencegahan infeksi dengan benar jika ada catat pada formulir checklist penerapan prosedur kewaspadaan universal.

j. Perhatikan apakah fasilitas/bahan seperti anti septik, sabun,dll tidak digunakan dengan benar.

k. Sewaktu-waktu lakukan wawancara/diskusi dengan perawat ruangan tentang ketersediaan fasilitas untuk tindakan pencegahan infeksi meliputi kemudahan memperoleh, kecukupan persediaan, kemudahan pemakaian dan kenyamanan.

F. SASARAN 1. Meningkatkan perilaku petugas terhadap upaya pencegahan infeksi nosokomial.

2. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan petugas RS.

3. Menurunkan angka kejadian infeksi nosokomial sebesar 75% di RS.

4. Meningkatkan kualitas pelayanan Pengendalian Infeksi Nosokomial.

G. JADWAL PELAKSANAANNo.Rincian KegiatanBULAN

123456789101112

1.Pencatatan kejadian infeksi nosokomialXXXXXXXXXXXX

2.Pelaporan pencatatan kejadian infeksi nosokomialXXXXXXXXXXXX

3.Evaluasi kejadian infeksi nosokomialX

H. EVALUASI DAN TINDAK LANJUT 1. Setiap bulannya ICN (infection control nurse) mencatat kejadian pasien infeksi nosokomial di ruang rawat inap kepada tim pengendalian mutu keperawatan.

2. Setiap 1 (satu) bulan sekali tim pengendalian mutu keperawatan membuat laporan pelaksanaan pencatatan kejadian infeksi nosokomial di ruang rawat inap kepada Direktur RS.