Contoh Pedoman Unit Radiologi

45

Click here to load reader

description

pedoman

Transcript of Contoh Pedoman Unit Radiologi

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANGUntuk dapat memberikan pelayanan penunjang Radiologi yang memenuhi standar, maka diperlukan adanya standar pelayanan Radiologi yang dibuat dan dibukukan dalam menjamin kualitas pelayanan di rumah sakit.

Dengan tersusunnya pedoman ini, diharapakan dapat bermanfaat bagi upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan berguna pula untuk melindungi profesi pelaksana pelayanan medis Radiologi serta masyarakat pengguna jasa kesehatan.

Prosedur-prosedur yang dibuat disini akan terus dievaluasi, diperbaiki secara berkala dan dikembangkan sesuai dengan kemajuan teknologi kedokteran/kesehatan dan tuntutan pengguna jasa pelayanan Radiologi di RS Sehat Sejahtera1.2. TUJUAN

1.2.1. Tujuan UmumSebagai acuan dalam penyusunan kebijakan, prosedur dan segala proses di bidang Radiologi di RS SEHAT SEJAHTERA1.2.2. Tujuan Khusus1.2.2.1. Memberikan pelayanan Radiologi sesuai dengan standar profesi, etik kedokteran, tuntutan masyarakat dan perkembangan teknologi1.2.2.2. Memberikan pelayanan Radiologi yang berorientasi kepada safety baik kepada pasien maupun untuk staff Radiologi sendiri1.2.2.3. Menurunkan angka kejadian film reject dalam pemeriksaan Radiologi1.3. LANDASAN & REFERENSI1.3.1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit1.3.2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor Nomor 65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal1.3.3. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 159b/Menkes/SK/Per/II/1988 tentang Rumah sakit.1.3.4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.1.3.5. Standar Pelayanan Minimal Rumah sakit, Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI tahun 20081.3.6. Hospital Accreditation Standard 3rd Edition - Joint Commission International1.4. KERANGKA KERJA (FRAMEWORK)

1.5. RUANG LINGKUP

1.5.1. Planning1.5.1.1. Penyusunan Pedoman Pelayanan Radiologi, Pengorganisasian Unit Radiologi & Staffing dengan berkoordinasi : Komite Medik & Komite Etik RS

SMF Radiologi

Direktorat Keperawatan

KPPI, K3RS, Quality

1.5.1.2. Penyusunan Berbagai Kebijakan dan Prosedur1.5.1.3. Penyusunan Berbagai Program1.5.2. Action1.5.2.1. Pelayanan Administrasi1.5.2.2. Pelayanan Pemeriksaan General X-Ray1.5.2.3. Pelayanan Pemeriksaan Fluoroscopy1.5.2.4. Pelayanan Pemeriksaan Mammography1.5.2.5. Pelayanan Pemeriksaan Dental & Panoramic1.5.2.6. Pelayanan Pemeriksaan Bone Densitomteri1.5.2.7. Pelayanan Pemeriksaan CT Scan1.5.2.8. Pelayanan Pemeriksaan MRI1.5.3. Monitoring1.5.3.1. Pengumpulan Indikator : Jumlah film reject per bulan Waktu tunggu pelayanan1.5.3.2. Pengawasan Lapangan1.5.3.3. Performance & Disiplin SDM1.5.3.4. Performance alat medik & teknologi1.5.3.5. Updating standar profesi dengan latest evidence1.5.4. Evaluation1.5.4.1. Evaluasi SDM1.5.4.2. Evaluasi Prosedur (SOP) & Kebijakan1.5.4.3. Evaluasi Alat (Equipment)1.5.4.4. Evaluasi Standar Profesi1.5.4.5. Evaluasi Managerial Process1.5.4.6. Evaluasi Data IndikatorPada prinsipnya merupakan upaya pengolahan data hasil monitoring yang dilakukan manajemen unit Radiologi bersama jajaran manajemen unit dan atasan struktural (manajer jangmed/senior manajer medik) secara berkala dan ditentukan oleh manajer Jangmed.1.5.5. Continuous ImprevementMerupakan tindak lanjut (rekomemndasi dan pelaksanaan rekomendasi) dari hasil pengolahan data pada tahap evaluasi. Wujudnya dapat berupa suatu project, program tahunan, atau revisi dari sistem (kebijakan dan prosedur), revisi dari metode, penambahan alat, SDM dan lain sebagainya baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

1.6. FALSAFAH 1.6.1. Falsafah

1.6.1.1. Pasien adalah focus perhatian kita1.6.1.2. Dalam mencapai pelayanan yang memuaskan akan selalu melaksanakan perbaikan terus menerus1.6.1.3. Memberikan pelayanan yang bertanggung jawab dan professional1.6.2. Visi1.6.2.1. Menjadi pusat pelayanan Radiologi unggulan di Indonesia1.6.3. Misi1.6.3.1. Memberikan pelayanan Radiologi dengan standar professional yang setinggi mungkin1.6.3.2. Berperan dalam bidang pendidikan dan penelitian untuk menegakkan diagnose1.6.3.3. Memberikan suasana pelayanan yang nyaman, aman, ramah, efisien dan efektif1.6.4. Strategi1.6.4.1. Meningkatkan kualitas SDM serta melengkapi sarana dan prasarana di unit Radiologi1.6.4.2. Meningkatkan kemampuan dan pengatuah SDM melalui pendidikan dan pelatihan di dalam maupun di luar negeri secara terencana dan terarah1.6.4.3. Bekerjasama dengan lembaga-lembaga lain dalam dan luar negeri, dalam rangka pengembangan kualitas pelayanan Radiologi yang optimalPENGORGANISASIAN1.7. STRUKTUR ORGANISASI

Ket :

Garis Komando

Garis Koordinasi

1.8. URAIAN TUGAS1.8.1. Supervisor Radiologi1.8.1.1. Tugas dan Wewenang

Menyusun perencanaan di bidang pelayanan Radiologi Melakukan pengorganisasian dan staffing unit Radiologi, termasuk terlibat dalam penyusunan kriteria staf professional unit Radiologi serta proses prekrutan staf.

Memimpin operasional sehari-hari unit Radiologi Melakukan monitoring terhadap kinerja dan mutu dari pelayanan dan staf unit Radiologi Melakukan evaluasi dan merencanakan tindak lanjut perbaikan berdasarkan hasil evaluasi kinerja dan mutu dari pelayanan dan staf unit Radiologi Mengetahui dan berpartisipasi dalam program peningkatan mutu dan keselamatan pasien di RS SEHAT SEJAHTERA Mengetahui dan berartisipasi dalam program pencegahan dan pengendalian infeksi serta keselamatan kerja di RS SEHAT SEJAHTERA Melakukan koordinasi baik intern unit Radiologi maupun dengan struktur lain

Membuat perencanaan pengembangan staf di unit Radiologi

1.8.1.2. Kualifikasi

Pendidikan spesialis Radiologi, lebih diutamakan yang mempunyai pengalaman/pendidikan Manajemen

Pengalaman minimal 2-3 tahun di bidang manajemen radiologi

Dapat bekerja dengan baik sebagai tim atau perorangan1.8.2. Asisten Supervisor Radiologi1.8.2.1. Tugas dan Wewenang

Turut mengawasi kegiatan administrasi di Unit Radiologi Membantu supervisor Radiologi dalam kegiatan pengaturan jadwal dokter spesialis radiologi dan radiografer

Membantu supervisor Radiologi mengatur pembinaan sumber daya manusia, pemeliharaan etika dan disiplin serta meneliti dan mengawasi pelaksanaan tugas-tugas pelayanan Radiologi Memberikan usulan kebutuhan tenaga medik dan radiografer di unit Radiologi Membantu supervisor Radiologi melaksanakan pengawasan rencana dan pelaksanaan pemeliharaan peralatan medik dan penggunaannya

Melaksanakan pengawasan pemakaian material kesehatan habis pakai di unit Radiologi (film, chemical, bahan kontras dan sebagainya)

Memberikan laporan kegiatan pelayanan Radiologi kepada supervisor Radiologi Memberikan saran dan masukan kepada supervisor Radiologi sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pelayanan Radiologi Mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi di bidang Radiologi1.8.2.2. Kualifikasi Pendidikan minimal dokter umum atau Sarjana di bidang kesehatan , pengalaman minimal 3 tahun di bidang manajemen radiologi atau pendidikan strata 2, pengalaman minimal 1 tahun di bidang manajemen radiologi.

Dapat bekerja dengan baik dibawah tekanan,sebagai tim maupun perorangan1.8.3. Koordinator Pelayanan Radiologi1.8.3.1. Tugas dan Wewenang

Turut mengatur dan memberi tugas kepada radiografer

Membantu asisten supervisor Radiologi dalam kegiatan pengaturan jadwal radiografer

Membantu supervisor dan asistennya dalam mengatur pembinaan radiografer dalam pemeliharaan etika dan disiplin

Memberikan usulan kebutuhan tenaga radiografer kepada supervisor dan asisten supervisor Radiologi Membantu asisten supervisor dalam melaksanakan pengawasan pemakaian material kesehatan habis pakai di unit Radiologi (film,chemical,bahan kontras dan sebagainya)

Membantu supervisor dan asistennya dalam menjaga kualitas hasil pekerjaan

Memberikan saran dan masukan kepada supervisor Radiologi sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pelayanan Radiologi Mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi di bidang Radiologi.

1.8.3.2. Kualifikasi Pendidikan minimal D-III APRO/ATRO dan berpengalaman menjadi radiografer di rumah sakit minimal 5 tahun

Mempunyai kemampuan dalam manajemen Radiologi

Dapat bekerja dengan baik dibawah tekanan,sebagai tim maupun perorangan.1.8.4. Koordinator Peralatan Radiologi1.8.4.1. Tugas dan Wewenang

Mengontrol/memeriksa fungsi alat-alat kesehatan Radiologi Membantu supervisor dan asistennya dalam membuat laporan keadaan peralatan kesehatan Radiologi Melaporkan dengan segera bila terjadi kerusakan atau tidak berfungsinya alat kepada pihak maintenance RS SEHAT SEJAHTERA dan memberitahukan hal tersebut juga kepada supervisor atau asisten supervisor Radiologi sebagai tembusan

Memberikan usulan kebutuhan peralatan kepada supervisor atau asisten supervisor Radiologi Membantu supervisor dan asisten supervisor Radiologi dalam melaksanakan pengawasan perawatan (maintenance) rutin alat-alat kesehatan Radiologi Mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi di bidang Radiologi1.8.4.2. Kualifikasi Pendidikan minimal D-III APRO/ATRO dan berpengalaman menjadi radiografer di rumah sakit minimal 5 tahun

Mempunyai kemampuan dalam manajemen radiologi

Dapat bekerja dengan baik dibawah tekanan,sebagai tim maupun perorangan.1.8.5. Koordinator Administrasi Radiologi1.8.5.1. Tugas dan Wewenang

Membantu supervisor dan asisten supervisor Radiologi dalam membuat laporan jumlah pemeriksaan DI, jenis pemeriksaan DI, jenis pasien DI, rekapitulasi honor radiolog

Membantu supervisor dan asisten supervisor Radiologi dalam mengatur pembinaan staf administrasi dalam pemeliharaan etika dan disiplin

Menjamin tersedianya logistic umum (amplop roentgen, form permintaan,ATK, dsb)

Membantu supervisor dan asisten supervisor Radiologi dalam melaksanakan pengawasan penggunaan logistic umum Radiologi Mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi di bidang Radiologi

1.8.5.2. Kualifikasi Pendidikan minimal S1

Mempunyai kemampuan dalam administrasi

kondisi fisik sehat jasmani dan rohani1.8.6. Radiografer Pelaksana

1.8.6.1. Tugas dan Wewenang

Mencatat semua pengeluaran dan penggunaan alkes, obat-obatan dan film di Radiologi Menjaga dan merawat semua peralatan yang ada di Radiologi Menjaga kebersihan dan kerapihan tempat kerja

Menghidupkan dan mengoperasikan alat processing film sesuai dengan prosedur

Menghidupkan dan mengoperasikan alat roentgen (CT Scan,MRI,Konvensional X ray dan lain-lain)

Secara periodic menurut waktu yang ditentukan mengganti cairan pembangkit (developer dan fixer)

Secara periodic menurut waktu yang ditentukan membersihkan keseluruhan alat processing

Melaporkan dengan segera kepada pihak yang terkait, apabila terjadi kerusakan alat di Radiologi Melaksanakan tugas-tugas khusus yang diberikan oleh atasannya.

1.8.6.2. Kualifikasi Pendidikan minimal D-III ATRO/APRO

Dapat bekerja dengan baik dibawah tekanan,sebagai tim maupun perorangan.1.8.7. Petugas Administrasi Radiologi1.8.7.1. Tugas dan Wewenang

Melayani penerimaan pendaftaran pemeriksaan Radiologi Mencatat pengeluaran dan pemakaian film dan bahan kontras pada buku register pasien Radiologi Melayani permohonan perjanjian pemeriksaan Radiologi Mencatat pasien yang melakukan perjanjian pada buku perjanjian

Membuat amplop pemeriksaan serta memasukkan film dan hasil ekspertise ke dalam amplop tersebut

Menyimpan amplop pemeriksaan tersebut pada lemari file

Mengarsipkan lembaran tembusan hasil ekspertise

Melayani pengambilan hasil pemeriksaan dan foto-foto pasien1.8.7.2. Kualifikasi Pendidikan minimal D-III Administrasi

Mempunyai kemampuan dalam administrasi

Kondisi fisik sehat jasmani dan rohani1.8.8. Perawat Radiologi1.8.8.1. Tugas dan Wewenang

Mengobservasi tanda-tanda vital (mengukur nadi dan tekanan darah) dan keluhan-keluhan pasien.

Melakukan tindakan keperawatan yang meliputi : pemasangan iv line, needle atau wing needle

Menerapkan komunikasi therapeutic

Melaporkan keadaan pasien yang bermasalah kepada radiolog

Mendokumentasikan semua tindakan yang telah dilakukan

Bekerjasama dengan radiografer dalam mempersiapkan peralatan medis yang dibutuhkan pada saat pemeriksaan

Membantu penanganan pasien yang alergi terhadap bahan kontras

Membantu mempersiapkan mental pasien sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan radiologi

Membantu dokter dalam memberikan obat penurun tekanan darah kepada pasien yang memerlukannya

Menghadiri pertemuan rutin yang diadakan secara berkala

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terutama di bidang perawatan melalui pertemuan-pertemuan ilmiah, membaca buku atau jurnal keperawatan.1.8.8.2. Kualifikasi Pendidikan D-III keperawatan

Kondisi fisik sehat jasmani dan rohani1.8.9. NA Radiologi1.8.9.1. Tugas dan Wewenang

Setiap pagi mengganti selimut,laken, dll

Mengambil barang-barang kebutuhan Radiologi pada logistic farmasi dan logistic umum

Mencatat semua penerimaan alkes dan obat-obatan pada kartu stock gudang

Mencatat semua pengeluaran dan pemakaian alkes dan obat-obatan pada kartu stock gudang

Mendistribusikan alkes dan obat-obatan dari gudang ke ruang-ruang pemeriksaan yang memerlukan alkes dan obat-obatan pada hari itu

Membantu radiografer dalam merapikan dan membersihkan alkes yang sudah terpakai

Membantu radiolog dalam melakukan pemeriksaan USG (memanggil pasien, memasukkan data pasien pada alat USG dan merapikan ruang pemeriksaan USG)

Menjaga kebersihan alat USG

1.8.9.2. Kualifikasi Pendidikan minimal SMA atau SMEA

Mempunyai kemampuan dalam administrasi

Kondisi fisik sehat jasmani dan rohani1.8.10. Running Boy Radiologi1.8.10.1. Tugas dan Wewenang

Setiap pagi dan sore mengantarkan hasil foto dan expertise yang telah jadi untuk pasien rawat inap kecuali hari minggu dan libur.

Membantu petugas administrasi dalam hal pengambilan dan penyerahan hasil radiologi, memasukkan foto&expertise ke dalam amplop dan mengirimkan salinan hasil expertise radiologi ke rekam medik.

Membantu radiografer bila dibutuhkan dalam hal pencucian film, penggantian cairan mesin automatic processing dan pelaksanaan foto di tempat

Membantu dalam kegiatan pengiriman surat ke unit/bagian lain.

Mengambil foto yang dipinjam basah maksimal 1x24 jam setelah dipinjam di rawat inap

Membantu mendorong/memindahkan pasien.1.8.10.2. Kualifikasi Pendidikan minimal SMA atau SMEA

SARANA & PRASARANA

1.9. SARANA FISIK1.9.1. Ruang Pemeriksaan Khusus :1.9.1.1. Ruang Pemeriksaan Khusus untuk Magnetic Resonance Radiologi ( MRI ) 1,5 Tesla.1.9.1.2. Ruang Pemeriksaan Khusus untuk Computer Tomografi Scaning ( CT Scan ) 64 Slice.1.9.1.3. Ruang Pemeriksaan Khusus untuk Computer Tomografi Scaning ( CT Scan ) Dual Slice.1.9.1.4. Ruang Pemeriksaan Khusus untuk Colon, OMD, Fistulografi, BNO-IVP, HSG, Myelografi, Phblebografi dll.Semua ruang pemeriksaan khusus tersebut di atas dilengkapi oleh monitor1.9.2. Ruang Pemeriksaan Radiography Konvensional.1.9.3. Ruang Pemeriksaan Mammography.1.9.4. Ruang Pemeriksaan Gigi ( Dental, Panoramik & Cephalometri )1.9.5. Ruang Pemeriksaan Bone Densitometri.1.9.6. Ruang Pemeriksaan Ultrasonography.1.9.7. Ruang Administrasi ; untuk pendaftaran dan pengambilan hasil pemeriksan Radiologi.1.9.8. Ruang Pencucian film roentgen ( Kamar Gelap )1.9.9. Ruang Konsultasi1.9.10. Ruang Baca Radiolog.1.9.11. Ruang Jaga Radiografer.1.9.12. Ruang Gudang Alkes, Obat dan Bahan Habis Pakai. 1.10. SARANA PENGAMANAN BAHAYA RADIASI1.10.1. Pengamanan terhadap bahaya radiasi bagi petugas yang menjalankan peralatan Radiologi.Petugas yang setiap hari menjalankan peralatan Radiologi harus benar-benar aman dari bahaya radiasi. Hal yang harus diperhatikan adalah :1.10.1.1. Ketebalan dari dinding harus setara dengan 2,5 mm Pb (timah hitam).1.10.1.2. Jarak antara sumber radiasi dengan petugas minimal 2 m dari sumber sinar primer setelah diberi shielding.1.10.1.3. Pintu ruang pemeriksaan Radiologi harus dilapisi dengan 2,5 mm Pb (timah hitam)1.10.1.4. Tersedia cukup pelindung radiasi ; apron Pb, sarung tangan Pb, kaca mata Pb, Neck Shield1.10.2. Pengamanan terhadap bahaya radiasi bagi pasien & pengantar pasien.1.10.3. Hal yang harus diperhatikan oleh petugas yang menjalankan peralatan Radiologi adalah :1.10.3.1. Bila pengantar pasien berada di dalam ruang pemeriksaan, maka harus diberi pelindung ( Apron Pb ), 1.10.3.2. Membatasi jumlah sinar X yang keluar sesuai dengan obyek yang akan di rontgen.1.10.3.3. Melindungi bagian organ tubuh yang sangat peka terhadap radiasi (organ genetalia), terutama pada pasien hamil atau pada anak-anak.1.10.4. Pengamanan terhadap bahaya radiasi untuk lingkungan sekitarnya.Untuk pengamanan terhadap bahaya radiasi bagi lingkungan sekitarnya, hal yang harus diperhatikan antara lain :1.10.4.1. Ketebalan dinding ruang pemeriksaan minimal harus setara dengan 2,5 mm Pb (timah hitam)1.10.4.2. Pintu ruangan pemeriksaan yang terdapat peralatan yang menggunakan sinar-X harus dilapisi dengan Pb yang tebalnya minimal 2,5 mm1.10.4.3. Pada waktu pemeriksaan berlangsung, pintu pemeriksaan harus dalam keadaan tertutup rapat.1.10.5. Pengamanan bahaya radiasi secara umum.1.10.5.1. Peralatan Radiologi hanya boleh dijalankan/dilakukan oleh petugas khusus, yaitu : Radiografer ( berpendidikan D-III ATRO )

Radiolog.

1.10.5.2. Pengamanan terhadap petugas yang menjalankan peralatan Radiologi selalu dimonitor secara berkesinambungan.1.10.5.3. Alat personal monitoring ( fim badge ) diperiksa secara berkala oleh instansi yang berwenang yaitu : DEPKES dan setiap bulan dikrim hasilnya.1.10.5.4. Peralatan Radiologi dinilai dan diperiksa oleh seorang Ahli Fisika Medis.1.10.5.5. Ruang pemeriksaan Radiologi dinilai dan diperiksa secara berkala oleh Ahli Radiasi dai Instansi yang berwenang, yaitu : BPFK.1.10.5.6. Perbaikan peralatan Radiologi diserahkan kepada Ahli Teknik Elektromedis.1.10.6. Keselamatan radiasi di unit Radiologi diatur dalam program proteksi radiasi yang terintegrasi dengan program safety management.(AOP 6.2)1.11. DATA FASILITAS PERALATAN RADIOLOGI1.11.1. Multi Slices Scan 64 slice Siemens Jumlah

: 1 ( Satu )

Tipe

: Straton Z

Nomor Seri

: 275360504

Kondisi Maksimum: 140 kV/320 mA

1.11.2. Multi Slices Scan Dual slice Siemens Jumlah

: 1 ( Satu )

Tipe

: Dura 202 MV

Nomor Seri

: 100755000

Kondisi Maksimum: 130 kV/180 mA

1.11.3. Siemens Polymobil Plus Jumlah

: 1 ( Satu )

Tipe

: Single Tank/IAE X2208/1,3

Nomor Seri

: 12927

Kondisi Maksimum: 125 kV/250 mAs

1.11.4. Siemens Mammomat 3000 Jumlah

: 1 ( Satu )

Tipe

: P40 mOW-100G

Nomor Seri

: 40683

Kondisi Maksimum: 40 kV/400 mAs

1.11.5. Siemens Polydoros IT/Multix Compact K Jumlah

: 1 ( Satu )

Tipe

: OPTI 150/30/HC100

Nomor Seri

: 428993

Kondisi Maksimum: 150 kV/500 mAs

1.11.6. GE Lunar Bone Densitometry Jumlah

: 1 ( Satu )

Tipe

: BX.1L

Nomor Seri

: 68794

Kondisi Maksimum: 76 kV/3 mA

1.11.7. Panoramic X-Ray Soredex (Cranex Tome) Jumlah

: 1 ( Satu ) Tipe

: 000-101

Nomor Seri

: X61181

Kondisi Maksimum: -1.11.8. High Frequency Dental Soredex (Minray) Jumlah

: 1 ( Satu )

Tipe

: D-0711S

Nomor Seri

: 1147

Kondisi Maksimum: 70 kV / 840 mAs

1.11.9. USG Philips Jumlah

: 1( Satu ) Tipe

: HD-11

Nomor Seri

: - Kondisi Maksimum: - Kondisi Maksimum:-1.11.10. Automatic Processor Kodak Jumlah

: 1 ( Satu )

Tipe

: X-OMAT 2000

Nomor Seri

: -1.11.11. Printer Dry View Kodak Jumlah

: 2 ( Dua ) Tipe

: - Dry View 8100

Dry View 8150

Nomor Seri

: -1.11.12. ID Camera Jumlah

: 1 ( Satu )

Tipe

: Kodak ID camera 4 L

Nomor Seri

: -1.12. MAINTENANCE ALAT RADIOLOGIMaintenace alat di unit Radiologi diatur dalam program pengelolaan paralatan Radiologi. 1.13. ALKES DAN BAHAN HABIS PAKAI UNIT RADIOLOGIPersediaan alkes dan bahan habis pakai di unit Radiologi dikelola secara berkala untuk menjamin ketersediannya serta disimpan, dilabel dan disalurkan berdasarkan ketentuan yang berlaku (sesuai ketentuan dari produsen alkes dan bahas habis pakai tersebut) sehingga terjamin kualitasnya dan pelayanan dapat berlangsung dengan baik.PELAYANAN RADIOLOGI1.14. KETENTUAN UMUM1.14.1. Loket Pendaftaran Buka :1.14.1.1. Untuk Pelayanan Umum Senin Sabtu :07.00 20.00 WIB1.14.1.2. Untuk Pelayanan Emergency/Cito Senin Sabtu :20.00 07.00 WIB Minggu/Hari Libur: 24 Jam1.14.2. Pelayanan di loket pendaftaran hanya dilakukan kepada mereka yang membawa formulir atau surat permintaan pemeriksaan roentgen dari dokter dengan klinis yang jelas.1.14.3. Bila pasien tidak membawa formulir atau surat permintaan, maka pasien dapat membuat formulir permintaan dengan terlebih dahulu di diagnosa oleh Radiolog dan setelah itu Radiologlah yang membuat formulir permintaan tersebut.1.14.4. Untuk pasien dengan kasus gawat darurat/emergency, tanpa kelengkapan administrasi tetap dapat dilakukan tindakan Radiologi sesudah mendapat persetujuan dari SOD atau dokter yang mewakilinya1.14.5. Untuk pasien perusahaan langganan ( kontraktor ), misalnya Telkom, Askes, atau RS lainyang telah kerjasama, harus memenuhi persyaratan teknis administrasi lainnya, seperti : surat jaminan, kartu perusahaan dan identifikasi pasien, yaitu : Nomor foto, nomor Rekam Medis, jenis pemeriksaan, nama, alamat, umur pasien serta tanggal, bulan dan tahun pemeriksaan.1.14.6. Formulir pemeriksaan dikirim ke ruang pemeriksaan ( diberikan ke Radiografer yang bertugas ).1.14.7. Unit Radiologi RS Sehat Sejahtera mengadakan kerjasama dengan pihak ketiga bilamana pelayanan Radiologi di RS SEHAT SEJAHTERA mengalami gangguan. (AOP 6.1)1.15. PROSEDUR PENDAFTARAN1.15.1. Loket Perjanjian.1.15.1.1. Pelayanan untuk pasien dengan pemeriksaan yang memerlukan persiapan teknis medik yaitu pemeriksaan dengan bahan kontras.1.15.1.2. Tidak termasuk pemeriksaan dengan bahan kontras yang harus dilakukan tindakan medis segera ( CITO )1.15.1.3. Mekanisme pelayanan: Menerima formulir permintaan pemeriksaan Radiologi.

Memberikan penjelasan tentang tata cara persiapan pemeriksaan dengan jelas dan benar serta memberikan formulir persiapannya.

Pencatatan pada buku perjanjian yang meliputi : tanggal pemeriksaan, jenis pemeriksaan, identitas pasien dan no telp/HP pasien.

Penyimpanan formulir permintaan pemeriksaan Radiologi pada map perjanjian.

1.15.2. Loket Penerimaan Pasien1.15.2.1. Penerimaan formulir pemeriksaan Radiologi1.15.2.2. Menjelaskan biaya pemeriksaan atau memastikan kelengkapan administrasi yang digunakan serta mencatat identitas pasien.1.15.2.3. Pasien melakukan pembayaran.1.15.2.4. Pasien menungu panggilan untuk dilakukan tindakan.1.15.2.5. Pasien dibuatkan kertas buat pengambilan hasil roentgen atau pasien diminta membawa bukti pembayaran pada waktu akan mengambil hasil.1.15.3. Loket Pengambilan Hasil1.15.3.1. Menerima semua foto yang telah selesai di expertise dan mencocokkan dengan data pada formulir permintaan rontgen1.15.3.2. Membuat identitas pasien dan nomor foto pada amplop film dan memasukkan filmnya.1.15.3.3. Menyimpan amplop film pada rak pengambilan hasil.1.15.3.4. Menyimpan arsip hasil expertise pada file khusus1.15.3.5. Memberikan hasil roentgen pada pasien yang membawa bukti tanda pelunasan dan menandatangani buku pengambilan hasil.1.15.4. Berdasarkan jenis permintaan pemeriksaan radiologi terdiri atas :1.15.4.1. Rawat Jalan:pasien dari poliklinik rawat jalan, cardiac cente & neuro center.1.15.4.2. Rawat inap:pasien dari rawat inap RS SEHAT SEJAHTERA termasuk ICU/HCU/PICU1.15.4.3. Gawat Darurat: pasien dari UGD1.15.4.4. Luar

: pasien dari luar RS SEHAT SEJAHTERA seperti puskesmas, klinik swasta, dokater praktek dan klinik perusahaan1.15.4.5. APS

: pasien yang meminta sendiri pemeriksaan Radiologi.1.16. PELAYANAN RADIOLOGI RUTIN1.16.1. Unit Radiologi memberikan pelayanan rutin setiap hari kerja mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan 20.00 WIB1.16.2. Bila pelayanan rutin dilakukan di luar jam tersebut di atas (point 4.3.1), maka dianggap pelayanan darurat (CITO)1.16.3. Prosedur pelayanan umum diagnostic adalah sebagai berikut :1.16.3.1. Pasien dari luar, APS, rawat jalan dan rawat inap mendaftar di loket Radiologi dan mengurus kelengkapan administrasi serta melakukan pembayaran pada kasir untuk pasien dari luar, APS, rawat jalan dan penginputan biaya untuk pasien langganan dan rawat inap.1.16.3.2. Setelah itu pasien menunggu panggilan untuk diperiksa di ruang tunggu.1.16.3.3. Pemeriksaan Radiologi dilakukan di ruang pemeriksaan tertentu.1.16.3.4. Setelah itu film roentgen diproses di kamar gelap1.16.3.5. Pengecekan hasil roentgen dilakukan oleh radiografer, jika baik, pasien diberitahu bahwa pemeriksaan telah selesai, tapi jika kurang baik, maka dilakukan pengulangan foto.1.16.3.6. Pasien pulang atau kembali ke ruang perawatan bagi pasien yang dirawat.1.16.3.7. Untuk pasien yang cito, hasil expertise dapat ditunggu.1.16.3.8. Hasil Pemeriksaan Radiologi dilaporkan dalam kerangka waktu yang telah ditetapkan.1.16.3.9. Analisis dan expertise dilakukan oleh radiolog.1.17. PELAYANAN RADIOLOGI GAWAT DARURAT1.17.1. Unit Radiologi memberikan pelayanan gawat darurat setiap hari selama 24 jam.

1.17.2. Prosedur pelayanan gawat darurat diagnostic adalah sebagai berikut :

1.17.2.1. Pasien dari unit gawat darurat dan rawat inap1.17.2.2. Mendaftar di loket Radiologi dan mengurus kelengkapan administrasi serta melakukan pembayaran pada kasir untuk pasien umum dan penginputan biaya untuk pasien langganan dan rawat inap.1.17.2.3. Pemeriksaan Radiologi dilakukan di ruang pemeriksaan tertentu.1.17.2.4. Setelah itu film roentgen diproses di kamar gelap.1.17.2.5. Pengecekan hasil roentgen dilakukan oleh Radiografer, jika baik, pasien ke UGD atau ruang perawatan, tapi jika kurang baik, maka dilakukan pengulangan foto.1.17.2.6. Untuk pasien ICU/HCU/PICU, pemeriksaan diagnostic dilakukan di ruang ICU/HCU/PICU dengan menggunakan mobile unit.1.17.2.7. Analisis dan expertise dilakukan oleh radiolog.JENIS PELAYANAN RADIOLOGI1.18. PELAYANAN RADIOGRAFI KONVENSIONAL

1.18.1. Radiografi Konvensional Dengan Kontras1.18.1.1. Oesophagography adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk melihat kelainan sepanjang kerongkongan/oesophagus1.18.1.2. Maag Duodenography adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk melihat kelainan-kelainan dari lambung sampai usus 12 jari.1.18.1.3. Barium Enema/Colon Inloop adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk melihat kelainan dari rectum sampai caecum1.18.1.4. BNO-IVP ( Buich Neir Oversich Intra Vena Pyelografi ) adalah pemeriksan dengan penyuntikan kontras iodium ke dalam pembuluh darah untuk melihat fungsi ginjal dan salurannya.1.18.1.5. Urethrocystography adalah pemeriksaan untuk mengetahui kelainan kandung kencing dan saluran urethtra.1.18.1.6. HSG ( Hystero Salpingografi ) adalah pemeriksaan kandungan dan saluran telur dengan memasukan kontras ke dalam kandungan.1.18.1.7. Phlebografi adalah pemeriksaan untuk melihat kelainan pembuluh vena 1.18.2. Radiografi Konvensional Tanpa Kontras

1.18.2.1. Thorax Foto Posisi PA (PosteroAnterior)

Posisi Lateral

Posisi AP (AnteroPosterior)

Posisi Top Lordotik

Posisi Lateral Dekubitus1.18.2.2. Foto Kepala Posisi Antero-Posterior (A-P)

Posisi Lateral kanan / kiri.

Posisi Cadwells (Postero anterior dengan angulasi tabung 15o 25O arah kaudal).

Posisi Waters

1.18.2.3. Foto Extremitas Atas Humerus

Radius Ulna

Pergelangan Tangan

Tangan

1.18.2.4. Foto Extremitas Bawah Femur

Sendi Lutut

Tungkai Bawah

Ankle joint

Kaki

1.18.2.5. Foto Vertebrae

Cervical

Thoracal

Lumbal1.18.2.6. Foto Abdomen Abdomen AP

Abdomen lateral

Abdomen lateral dekubitus

1.19. PELAYANAN ULTRASONOGRAFI1.19.1. USG Black and White

1.19.1.1. USG Abdomen

1.19.1.2. USG Traktus Urinarius

1.19.1.3. USG Mamae

1.19.1.4. USG Appendiks

1.19.1.5. USG Hepatobilier

1.19.1.6. USG Uterus

1.19.1.7. USG Thyroid

1.19.1.8. USG superficial mass

1.19.1.9. USG Pelvis

1.19.1.10. USG Biopsi

1.19.2. USG Doppler

1.19.2.1. USG Testis

1.19.2.2. USG arteri/vena ekstremitas

1.19.2.3. USG carotis

1.19.2.4. USG aorta/arteri iliaka

1.19.2.5. USG kepala bayi

1.20. PELAYANAN CT SCAN

Semua pemeriksaan dilakukan melalui perjanjian terlebih dahulu, kecuali untuk pasien dengan kasus cito. Pelayanan CT-Scan di RS Sehat Sejahtera dapat dilakukan dengan 2 alat yang tersedia, yaitu : CT dual slice dan CT 64 slice.

Jenis pemeriksaan CT Scan :1.20.1. CT Scan Kepala/Otak

1.20.2. CT Scan Telinga, Os Petrusum, Dan Os Mastoid

1.20.3. CT Scan Orbita

1.20.4. CT Scan Nasopharing

1.20.5. CT Scan Sinus Paranasalis

1.20.6. CT Scan Thorax

1.20.7. CT Scan Abdomen

1.20.8. CT Scan Spine

1.20.9. CT Scan Extremitas

1.20.10. CT Scan Cardiac/Jantung

1.21. PELAYANAN MAGNETIC RESONANCE RADIOLOGI (MRI)

Semua pemeriksaan dilakukan melalui perjanjian terlebih dahulu, kecuali untuk pasien dengan kasus cito. Pelayanan MRI di RS Sehat Sejahtera dilakukan dengan menggunakan alat MRI 1,5 Tesla.

Jenis pemeriksaan MRI :1.21.1. MRI Kepala

1.21.2. MRCP

1.21.3. MRI Cervical

1.21.4. MRI Lumbal

1.21.5. MRI Thoracal

1.21.6. MRI Muscoloscletal

1.21.7. MRI Angografi

1.21.8. MRI Spectroscopy

1.21.9. MRI Pelvis

1.21.10. MRI Abdomen

1.22. PELAYANAN LAINNYA

Selain pelayanan di atas RS SEHAT SEJAHTERA juga memberikan pelayanan lain misalnya :1.22.1. Panoramik,

1.22.2. Dental X-Ray

1.22.3. Bonedensitometri

1.22.4. Mamografi

PATIENT & STAFF SAFETY, INFECTION PREVENTION & CONTROL , KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA DI UNIT RADIOLOGI1.23. IDENTIFIKASI RISIKO

Risiko adalah potensi terjadinya kerugian yang dapat timbul dari proses kegiatan saat sekarang atau kejadian di masa datang.

Risiko di Unit Radiologi meliputi :

1.23.1. Risiko Keselamatan Pasien (Patient Safety)

1.23.1.1. Pasien jatuh1.23.1.2. Salah pemberian obat (dosis, rute, obat, pasien)1.23.1.3. Resiko pemberian obat/kontras media (alergi)1.23.1.4. Terpapar radiasi1.23.1.5. Tindakan yang salah / dilakukan pada pasien yang salah1.23.1.6. Penanganan terlambat1.23.2. Risiko Keselamatan Staf (Staff Safety)

1.23.2.1. Karyawan jatuh1.23.2.2. Tertusuk Jarum Suntik atau benda tajam lain.1.23.2.3. Terpapar Bahan Kimia atau cairan tubuh pasien1.23.2.4. Terpapar radiasi1.23.2.5. Terpapar Infeksi 1.23.2.6. Low Back Pain karena proses mengangkat yang tidak tepat. Dan pemakaian Apron1.23.2.7. Security hazard dari pasien / pengunjung.1.24. MANAJEMEN RISIKO /RISK MANAGEMENT

Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasikan, mengevaluasi dan memprioritaskan risiko untuk mengurangi risiko cedera dan kerugian pada pasien, karyawan rumah sakit, pengunjung dan organisasi sendiri

Upaya mengurangi resiko tersebut diantaranya adalah dengan :

1.24.1.1. Prosedur Identifikasi Pasien, Komunikasi & Prosedur Keselamatan lain1.24.1.2. Prosedur penanganan needle stick injury & cairan tubuh lainnya1.24.1.3. Penyediaan & pemakaian alat pelindung diri termasuk Apron1.24.1.4. Pengkajian 4 tepat (tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, tepat rute) dalam pemberian obat.1.24.1.5. Pembuatan signage1.24.1.6. Pelatihan teknik safety lifting1.24.1.7. Memastikan kecukupan tenaga.1.24.1.8. Monitoring paparan radiasi baik personal monitoring mapun device monitoring1.24.1.9. Medical Check up berkala bagi karyawan1.24.1.10. Pemberian extra fooding1.24.1.11. Pengadaan, penyimpanan, pemakaian dan pembuangan B3 dengan sesuai prosedur1.24.1.12. Penanaman budaya safety, safety meeting & awareness.-1.25. INFECTION CONTROLInfeksi nosokomial adalah infeksi yang diperoleh ketika seseorang dirawat di rumah sakit, infeksi nosokomial dapat terjadi setiap saat dan di setiap tempat di rumah sakit. Untuk mencegah dan mengurangi kejadian infeksi nosokomial serta menekan angka infeksi ke tingkat serendah-rendahnya perlu adanya upaya pengendalian infeksi nosokomial. Pengendalian infeksi nosokomial bukan hanya tanggung jawab pimpinan rumah sakit atau dokter / perawat saja tetapi tanggung jawab bersama dan melibatkan semua unsur / profesi yang ada di rumah sakit.

Unit Radiologi menerapkan kebijakan dan prosedur pencegahan dan pengendalian infeksi sesuai dengan kebijakan rumah sakit, dengan selalu berkoordinasi dengan Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RS SEHAT SEJAHTERA1.25.1. Sumber InfeksiYang merupakan sumber infeksi adalah :1.25.1.1. Petugas rumah sakit (perilaku)

Kurang atau tidak memahami cara-cara penularan penyakit.

Kurang atau tidak memperhatikan kebersihan.

Kurang atau tidak memperhatikan teknik aseptik dan antiseptik.

Menderita suatu penyakit.

Tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan.

1.25.1.2. Alat-alat yang dipakai (alat kedokteran / kesehatan, linen dan lainnya)

Kotor atau kurang bersih / tidak steril.

Rusak atau tidak layak pakai.

Penyimpanan yang kurang baik.

Dipakai berulang-ulang.

Lewat batas waktu pemakaian

1.25.1.3. Pasien Kebersihan kurang.

Menderita penyakit menular / infeksi.

1.25.1.4. Lingkungan Tidak ada sinar matahari yang masuk.

Ventilasi / sirkulasi udara yang kurang baik.

Ruangan lembab.

Banyak serangga.

1.25.2. Faktor Yang Sering Menimbulkan Terjadinya Infeksi

1.25.2.1. Banyaknya pasien yang dirawat di rumah sakit yang dapat menjadi sumber infeksi bagi lingkungan dan pasien lain.

1.25.2.2. Adanya kontak langsung antara pasien satu dengan pasien lainnya.

1.25.2.3. Adanya kontak langsung antara pasien dengan petugas rumah sakit yang terinfeksi.

1.25.2.4. Penggunaan alat-alat yang terkontaminasi.

1.25.2.5. Kurangnya perhatian tindakan aseptik dan antiseptik.

1.25.2.6. Kondisi pasien yang lemah.

1.25.3. Pencegahan1.25.3.1. Petugas

Bekerja sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) untuk pelayanan diagnostoc Radiologi.

Memperhatikan aseptik dan antiseptik.

Menggunakan alat pelindung diri (APD) Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan.

Bila sakit segera berobat.

1.25.3.2. Peralatan Perhatikan kebersihan Penyimpanan bahan kimia Radiologi yang benar dan perhatikan batas waktu penyimpanan (FIFO).

Peralatan yang rusak segera diganti.

1.25.3.3. Ruangan/Lingkungan Tersedia air yang mengalir untuk cuci tangan.

Penerangan cukup.

Ventilasi sirkulasi udara baik.

Perhatikan kebersihan dan kelembaban ruangan.

Pembersihan secara berkala.

Lantai kering dan bersih.

1.26. KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA

Dalam menerapkan kebijakan dan prosedur kesehatan dan keselamatan kerja, Unit Radiologi disesuaikan dengan kebijakan rumah sakit, dengan selalu berkoordinasi dengan Tim Kesehatan & Keselamatan Kerja RS SEHAT SEJAHTERA dan unit terkait lainnya.

1.26.1. Prinsip Dasar Usaha Kesehatan Kerja

Prinsip dasar usaha kesehatan kerja terdiri atas :1.26.1.1. Ruang lingkup usaha kesehatan kerjaKesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara pekerja dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya baik fisik maupun psikis dalam hal cara / metode kerja dan kondisi yang bertujuan untuk :

Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja di semua lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun kesejahteraan sosial.

Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh keadaan / kondisi lingkungan kerjanya.

Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja didalam pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.

Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjaan.

1.26.1.2. Kapasitas kerja dan beban kerjaKapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja merupakan tiga komponen utama dalam kesehatan kerja, dimana hubungan interaktif dan serasi antara ketiga komponen tersebut akan menghasilkan kesehatan kerja yang optimal. Kapasitas kerja seperti status kesehatan kerja dan gizi kerja serta kemampuan fisik prima diperlukan agar seorang pekerja dapat melakukan pekerjaannya secara optimal. Kondisi atau tingkat kesehatan pekerja yang prima merupakan modal awal seseorang untuk mencapai produktifitas yang diharapkan. Kondisi awal seseorang untuk bekerja dapt dipengaruhi oleh kondisi temperatur kerja, gizi kerja, kebugaran jasmani dan kesehatan mental.

Beban kerja meliputi fisik maupun mental. Akibat beban kerja yang terlalu berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja.

1.26.1.3. Lingkungan kerja dan penyakit kerja yang ditimbulkannya

Penyakit akibat kerja dan / atau berhubungan dengan pekerjaan dapat disebabkan oleh pemajanan di lingkungan kerja. Fakta di lapangan menunjukan terdapat kesenjangan antara pengetahuan tentang bagaimana bahaya kesehatan berperan dan usaha untuk mencegahnya antara kognisi dan emosi. Misalnya alat pelindung kerja yang tidak digunakan secara tepat oleh pekerja rumah sakit dengan kemungkinan terpajan melalui kontak langsung atau tidak tersedianya pelindung. Untuk mengantisipasi permasalahan ini maka langkah awal penting adalah pengenalan / identifikasi bahaya yang dapat ditimbulkan upaya perlindungan dan penanggulangan dan dievaluasi kemudian dilakukan pengendalian.

1.26.2. Potensi Bahaya Pada Unit Radiologi1.26.2.1. KebakaranKebakaran merupakan hal yang mungkin terjadi di Unit Radiologi.

Pencegahan dan Penanggulangan:

Sistem penyimpanan yang baik terhadap bahan-bahan yang mudah terbakar penyimpanan bahan kimia di Unit Radiologi RS SEHAT SEJAHTERA sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Mengidentifikasi dan pengawasan hal-hal yang bisa menimbulkan bahaya kebakaran, seperti alat listrik yang bisa menimbulkan arus pendek Menjadikan unit Radiologi sebagai kawasan bebas rokok Perlengkapan pemadam dan penanggulangan kebakaran seperti alat pemadam api ringan (APAR) & Hydrant

Alat-alat pemadam kebakaran harus ditempatkan pada tempat yang rawan terjadi kebakaran, mudah terlihat

Pengecekan rutin terhadap fungsi alat-alat pemadam kebakaran

Pelatihan dan sosialisasi kepada staf mengenai penanggulangan bahaya kebakaran dan penggunaan alat pemadam kebakaran

1.26.2.2. Terpeleset/TerjatuhTerpeleset / terjatuh pada lantai yang sama adalah bentuk kecelakaan kerja yang dapat terjadi pada unit Radiologi. Walaupun jarang terjadi kematian tetapi dapat mengakibatkan cedera yang berat seperti fraktur, dislokasi sendi dan cedera kepala..

Penanggulangan:

Jangan memakai sepatu dengan hak tinggi, sol yang rusak atau memakai tali sepatu yang longgar.

Konstruksi lantai harus rata dan sedapat mungkin dibuat dari bahan yang tidak licin.

Pemeliharaan lantai:

Lantai harus selalu dibersihkan dari kotoran-kotoran seperti air, debu, minyak yang memudahkan terpeleset.

Lantai yang cacat misalnya banyak lubang atau permukaannya miring harus segera diperbaiki.

1.26.2.3. Bahaya Mikrobiologi

Bahaya mikrobiologi adalah penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh mikrobiologi hidup seperti bakteri, virus, ricket parasit dan jamur. Petugas unit Radiologi yang menangani pasien senantiasa kontak dengan bahan dan menghirup udara yang tercemar kuman patogen.

Pencegahan terhadap bahaya mikrobiologi adalah sebagai berikut :

Mengupayakan ventilasi dan pencahayaan yang baik dalam ruangan pelayanan.

Menggunakan alat pelindung diri (APD)

Melakukan tindakan dekontaminasi, disinfeksi dan sterilisasi terhadap bahan dan alat yang digunakan.

Secara teknis setiap petugas harus melakukan tugas pekerjaan sesuai dengan SOP.

1.26.2.4. Bahaya Bahan KimiaBahaya bahan kimia yang ada di unit Radiologi diantaranya ditimbulkan oleh larutan fixer, developer, dan lain-lain. Tingkat risiko yang diakibatkan tergantung dari besar, luas, dan lama pemajanan. Walaupun zat kimia tersebut sangat toksik, pemajanan terhadap bahan kimia yang membahayakan tidak dapat dielakan. Oleh karena itu sikap hati-hati terhadap semua jenis bahan kimia yang dipakai manusia dan potensial masuk ke dalam tubuh. Sebagian dari informasi bahan kimia tersebut dapat dibaca pada label kemasan dari produsennya yang lazim disebut Material Safety Data Sheet (MSDS).

1.26.2.5. Bahan Berbahaya BeracunLimbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain.

Limbah B3 terbagi menjadi 2 bagian, yaitu limbah B3 padat dan cair :

1. Limbah B3 Padat adalah limbah padat yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun, yaitu :

Limbah padat medis adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksik, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah container bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.

i. LIMBAH INFEKSIUS adalah limbah yang terinfeksi organisme pathogen yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan.

ii. LIMBAH PATOLOGI adalah limbah yang terdiri dari jaringan, organ / bagian tubuh, fetus manusia dan bangkai binatang.

iii. LIMBAH BENDA TAJAM adalah limbah benda-benda yang meliputi jarum, jarum hipodermik, pisau bedah, pisau, peralatan gergaji operasi, pecahan gelas, dan paku yang dapat menyebabkan luka tertusuk atau terluka.

iv. LIMBAH FARMASI adalah limbah yang meliputi produk farmasi yang kadaluarsa, tidak digunakan, tertumpah, atau terkontaminasi. Antara lain : botol, kardus mengandung residu, sarung tangan, masker, pipet dan ampul obat.

v. LIMBAH KIMIAWI adalah limbah bahan kimia selain obat yang termasuk dalam golongan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) seperti batu baterai, aki bekas dan kemasan B3.

vi. Limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.

Untuk secara lebih jelasnya pengelompokan limbah B3 padat dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar Alur Limbah Padat B3 SHAPE \* MERGEFORMAT

2. Limbah B3 cair adalah limbah sisa usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan beracun dan berbahaya dalam bentuk cair, yaitu :

a. Limbah developer dan limbah fixer hasil cuci cetak film radiologi

b. Aki bekas.

3. Hal yang perlu diperhatikan sebelum membuang B3 cair, yaitu :

a. Menggunakan kemasan yang lebih kecil untuk bahan-bahan yang jarang digunakan untuk mengurangi resiko kadaluarsa.

b. Selalu mengosongkan kemasan/memakai seluruh B3 dari kemasan sehingga mengurangi resiko terlepasnya B3 tersebut ke lingkungan.

4. Pemisahan Penempatan Limbah B3 Cair.

Limbah B3 cair harus dikumpulkan dalam container yang berbeda, berdasarkan sifat bahan kimia yang dibuang, kategori minimal yang dapat diikuti adalah :

a. Pelarut organic bebas halogen dan bahan organic dalam larutan,

b. Pelarut organic mengandung halogen dan bahan organic dalam larutan,

c. Residu padat bahan kimia organic

d. Larutan garam : stabilkan isi container agar PH mencapai range 6-8

e. Residu bahan inorganic beracun dan garam logam berat dan larutannya.

f. Bahan mudah menyala dan beracun

g. Merkuri dan sisa merkuri inorganic.

h. Residu garam logam, setiap logam dikumpulkan terpisah,

i. Padatan inorganic.

j. Pisahkan pegumpulan limbah gelas, logam dan plastic.

Perlu diingat, sebelum pencampuran limbah yang berkategori sama, diharuskan melihat MSDS untuk melihat kesaling-sesuaian bahan dan untuk meyakinkan antara bahan satu dengan lainnya tidak saling bereaksi. 5. Distribusi B3Pendistribusian B3 dari gudang logistik farmasi dan atau umum ke unit Radiologi dengan memperhatikan hal berikut :

a. Alat bantu angkut (trolley) harus kuat, stabil dan tidak terbuat dari bahan yang dapat bereaksi dengan B3/Hazmat yang diangkut apabila terjadi kebocoran, tumpahan atau ceceran. b. Apabila akan mengangkut lebih dari satu B3/Hazmat, penyimpanan didalam trolleynya harus disusun sesuai dengan kesalingsesuaian dan pemisahannya, apabila tidak memungkinkan, maka pendistribusian dilakukan perjenis B3/Hazmat. c. Penggunaan APD sesuai dengan B3/Hazmat yang diangkut. 6. Pengelolaan limbah B3Pengelolaan limbah B3 dapat dilakukan sendiri atau dilimpahkan pada pihak ke-3. Persyaratan pengelola limbah B3 adalah mempunyai izin pengelolaan limbah tersebut secara spesifik dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Hal ini menandakan bahwa pengelolaan limbah ini telah layak dan tidak mencemari lingkungan.Gambar Alur Limbah Cair B3

Keterangan :

* Apabila pemanfaat limbah B3 tidak mempunyai izin memanfaatkan limbah tersebut dari Kementerian Negara Lingkunga Hidup, maka limbah tersebut diserahkan kepada pengolah limbah B3 yang telah berizin.

MONITORING MUTU, EVALUASI & CONTINUOUS IMPROVEMENT

1.27. MONITORING MUTU

Data Monitoring

Monitoring dilakukan untuk memantau performa dan mutu pelayanan Radiologi. Untuk itu, maka ditetapkan beberapa indikator baik klinis maupun manajerial sebagai berikut :

InputProsesOutput

Mutu1. Prosentase Radiografer yang bekerja di Unit Radiologi yang menguasai alat canggih CT 64 Slice dan MRI

2. Prosentase staf administrasi yang bekerja di Unit Radiologi yang sudah pelatihan dasar-dasar administrasi

3. Prosentase staf unit Radiologi yang bisa berbahasa inggris dengan baik

4. Prosentase dokter yang memenuhi kualifikasi

1. Waktu tunggu pelayanan foto thorax

2. Kejadian kegagalan pelayanan rontgen

1. Angka salah baca hasil rontgen

Standar1. 50 % dari jumlah seluruh Radiografer

2. 50 % dari jumlah seluruh staf administrasi

3. 80 % dari jumlah seluruh staf

4. 100 %

1. 3 jam

2. 2 %1. 1 %

Monitoring dilakukan dengan mengintegrasikan pengumpulan data dalam aktivitas sehari-hari, kemudian rekapitulasi dilakukan setiap bulan.

Process Monitoring

Selain daripada pengumpulan data tersebut, monitoring dilakukan juga dengan cara melakukan pengawasan pelaksanaan SOP di lapangan oleh petugas Unit Radiologi.1.28. EVALUASIEvaluasi dilakukan terhadap :

Data hasil monitoring

Data hasil monitoring dikumpulkan, disajikan dalam bentuk grafik, kemudian dibandingkan dari bulan ke bulan dan dari tahun ke tahun. Data dibuat trend dan dilakukan analisa setiap 3 bulan sekali.

Data dibandingkan dengan standar atau nilai yang diharapkan dari setiap indikator / parameter yang diukur.

Analisa dilakukan untuk mencari penyebab dari penyimpangan yang ditemukan dari proses pengumpulan data.

Hasil process monitoring

Selain melakukan analisa data indikator yang diukur, analisa juga dilakukan terhadap data subyektif hasil pengawasan (Observasi) pelaksanaan SOP di lapangan. Adapun proses-proses yang esensial untuk dilakukan pengawasan di lapangan oleh supervisor Radiologi dan tim quality Radiologi :

1.28.1.1. Proses proteksi radiasi

1.28.1.2. Ketepatan waktu melaporkan hasil pemeriksaan untuk pasien gawat darurat (AOP 6.4,ME 2)

1.28.1.3. Kualitas hasil pemeriksaan RadiologiInsiden/Kejadian

Setiap insiden, terutama yang berhubungan dengan pelayanan pasien di Unit Radiologi, baik yang terkait dengan profesi medik maupun keperawatan, kepuasan pelanggan, maupun keselamatan pasien / staf dikumpulkan dan dicatat oleh SQICO (Safety Quality & Infection Control Officer), kemudian dilakukan analisa insiden. Untuk kejadian atau insiden keselamatan baik pasien, pengunjung maupun staf, akan dilakukan grading oleh tim K3RS atau KKP-MRK. Bila grading biru atau hijau, maka analisa dilakukan oleh supervisor Unit Radiologi dengan cara investigasi sederhana.

Hasil analisa tersebut berbuah pada kesimpulan / rekomendasi.

Analisa Prospektif

Apabila Unit Radiologi memiliki suatu program baru atau rencana perubahan alur proses, maka dapat dilakukan analisa prospektif untuk alur proses yang akan dibuat / diterapkan. Analisa prospektif dapat dilakukan dengan metode Failure Mode & Effect Analysis (FMEA)FMEA juga dapat dilakukan untuk melakukan analisa standar profesi / clinical pathway secara prospektif.

Data hasil monitoring yang telah dianalisis dilaporkan kepada manager penunjang medik setiap bulannya, untuk ditindak lanjuti.

1.29. PROGRAM KENDALI MUTU

Untuk menjaga mutu pelayanan (quality assurance) unit Radiologi mengaturnya dalam program kendali mutu..1.30. CONTINUOUS IMPROVEMENT

Merupakan perumusan upaya-upaya perbaikan dari hasil analisis. Tujuannya adalah menyusun rencana atau program kerja dengan tujuan untuk memperbaiki performance / mutu yang diperoleh dari proses monitoring.

Continuous improvement selain berupa :

1.30.1.1. Penyusunan program atau rencana kerja baru.

1.30.1.2. Revisi prosedur dan kebijakan, maupun penyusunan prosedur / kebijakan baru.

1.30.1.3. Penambahan tenaga baik kuantitas (rekrutment) maupun kualitas (training).

1.30.1.4. Penambahan / penggantian medical equipment maupun equipment lain

1.30.1.5. Perubahan lay out ruangan RadiologiSTAFF DEVELOPMENT

Dalam upaya ikut mewujudkan visi dan misi RS Sehat Sejahtera (RS SEHAT SEJAHTERA) untuk menjadi Rumah Sakit Bertaraf Internasional unggulan di tanah air, maka unit Radiologi unit menyusun beberapa program untuk rencana pengembangan pelayanan Radiologi RS SEHAT SEJAHTERA.Sumber daya manusia (SDM) merupakan asset yang paling berharga dalam suatu unit pelayanan yang bertitik tumpu kepada jasa. Walau kelengkapan alat dan kecanggihan alat merupakan suatu faktor yang bermakna dalam memberikan pelayanan yang professional, namun perkembangan di bidang alat / equipment tersebut juga menuntut pengembangan SDM itu sendiri

Pengembangan SDM di unit Radiologi harus meliputi beberapa aspek, yang mana aspek pertama dan yang terpenting adalah masalah sikap atau attitude, kemudian diikuti pengetahuan dan ketrampilan (knowledge and skill). Oleh karena itu, program pengembangan SDM di unit Radiologi selalu memiliki sasaran yang mencakup pencapaian yang lebih di ketiga bidang tersebut.

Unit Radiologi RS SEHAT SEJAHTERA akan terus meningkatkan mutu pelayanan yaitu dengan selalu mengikuti pengembangan ilmu kepustakaan, seminar dan kongres-kongres sehingga dapat melakukan riset demi perbaikan di unit maupun di masyarakat.

Seluruh aktivitas tersebut dikoordinir dan di bawah tanggung jawab supervisor Unit Radiologi. Untuk persiapan penyusunan standar pelayanan Radiologi akan dibentuk tim akan melakukan rangkaian pertemuan untuk menyusun standar dan me-review peralatan terkait dengan standar yang dibuat. Adapun tim-tim tersebut adalah sesuai dengan struktur organisasi Unit Radiologi yang berlaku. adapun Tujuan dari Program Pengembangan Staf dan Pendidikan adalah :

1. Menciptakan SDM yang berkualitas dalam hal pelayanan Radiologi.

2. Menjadikan Unit Radiologi RS SEHAT SEJAHTERA sebagai Unit Radiologi dengan pelayanan berstandar internasional di Jawa Barat.

3. Mengoptimalkan pelayanan-pelayanan untuk pemeriksaan non konvensional seperti CT Scan, MRI, Bone Densitometri

4. Dokter dan staf unit Radiologi mampu memberikan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan dan standar profesi yang berlaku secara universal.

Seluruh staf Unit Radiologi RS SEHAT SEJAHTERA dapat memberikan pelayanan kepada pasien secara cepat ramah dan professional.

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga agar sesuai dengan kebutuhan, maka Unit Diagnostik Radiologi juga melakukan analisa kebutuhan tenaga setiap akhir tahun. Analisanya menggunakan metoda analisa kebutuhan tenaga yang disesuaikan dengan standar yang ditetapkan oleh Human Resource Department RS SEHAT SEJAHTERA

Manager Penunjang Medis

Ketua

Komite Medis

Unit

Terkait

Ka SMF

Supervisor

Diagnostic Imaging

PPR

Asisten

Supervisor

Koordinator

Administrasi

Koordinator

Peralatan

Koordinator

Pelayanan

RADIOGRAFER

PERAWAT

NA

STAF ADM

STAF BILLING

PENANGGUNG JAWAB ALAT

MRI

CT Scan 64

CT Scan 2

General X-Ray

Fluoroscopy

Mamografi

Dental & Panoramik

Bone Densitometri

USG

Mobile Unit & Automatic Processing

LIMBAH PADAT B3

Limbah Infeksius :

Bahan / Alat Disposible yang terkena cairan tubuh.

Limbah benda tajam :

Jarum, pecahan kaca, benda lain yang dapat merobek jaringan kulit

Limbah Patologi :

Jaringan dan organ/bagian tubuh serta bangkai binatang

Limbah Farmasi :

Obat kadalurasa, obat sisa, bahan yang terkontaminasi dengan produk farmasi.

Limbah Kimia :

B3 yang telah kadalurasa, tercecer dan bahan yang terkontaminasi B3.

Cat *:

Limbah yang mengandung logam berat (mis : mercury) disimpan terpisah dan disampaikan langsung ke unit sanitasi dan tidak dibakar di insinerator pengolah limbah B3 (medis)

Pengolah limbah B3 (Medis) yang telah berizin

Limbah Kimia B3 yang mempunyai Nilai Jual :

Limbah baterai, film radiologi

Pemanfaat Limbah B3 yang telah berizin

Limbah Infeksius :

Specimen mikrobiologi

Autoclave

Pengolah limbah B3 yang telah berizin

Limbah Cair B3 :

Limbah reagen lab B3

Reagen lab B3 kadaluarsa

Developer

LIMBAH CAIR B3

Limbah Cair B3 yang mempunyai nilai jual*:

Minyak pelumas bekas

Air aki bekas

Fixer

Pemanfaat limbah B3 yang telah berizin