CONTOH MAKALAH.doc

25
PERMINTAAN DAN PENAWARAN SAPI POTONG DI JAWA BARAT Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Ekonomi Pertanian Oleh: Ulfah Muflihah (41185009130012) Belinda Rizky M.E (41185009130007) PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ISLAM “45” BEKASI

Transcript of CONTOH MAKALAH.doc

Page 1: CONTOH MAKALAH.doc

PERMINTAAN DAN PENAWARAN

SAPI POTONG DI JAWA BARAT

Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Ekonomi Pertanian

Oleh:

Ulfah Muflihah (41185009130012)

Belinda Rizky M.E (41185009130007)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM “45”

BEKASI

2014

Page 2: CONTOH MAKALAH.doc

KATA PENGANTARPuji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah yang berjudul “Pemintaan dan Penawaran Sapi Potong di Jawa Barat”.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi

Pertanian pada Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Islam “45”

Bekasi. Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari makalah ini masih jauh

dari kesempurnaan, baik isi maupun bahasa mengingat kemampuan penulis sangat

terbatas.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya atas segala bantuan, bimbingan, dan saran kepada:

1. Ahya Kamilah, Ir., M.Si. selaku dosen mata kuliah Ekonomi Pertanian yang

telah memberikan tugas dan pengarahan dalam proses pembuatan makalah

ini.

2. Secara khusus untuk keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan moril

maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

3. Rekan-rekan serta semua orang yang telah membantu penulis dalam

penyelesaian makalah ini.

Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

semua pembaca.

Bekasi, September 2014

Penulis

i

Page 3: CONTOH MAKALAH.doc

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................iDAFTAR ISI ............................................................................................................iiBAB I. PENDAHULUAN .......................................................................................1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................11.2 Identifikasi Masalah .......................................................................................11.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................3BAB III. PERMASALAHAN .................................................................................. 4BAB IV. PEMBAHASAN .......................................................................................5

4.1 Definisi Permintaan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya....................54.2 Definisi Penawaran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.....................64.3 Permintaan dan Penawaran sapi potong menjelang qurban di Jawa Barat . . . . 64.4 Upaya/Program Pemerintah Jabar untuk mengembangkan usaha sapi .......... 8

BAB V.PENUTUP .................................................................................................105.1 Simpulan.......................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................11LAMPIRAN-LAMPIRAN .....................................................................................12

ii

Page 4: CONTOH MAKALAH.doc

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Secara nasional, kebutuhan sapi potong untuk memenuhi konsumsi daging

sapi di Indonesia setiap tahun selalu meningkat, sejalan dengan bertambahnya

jumlah penduduk, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta

semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya protein hewani.

Dipihak lain, kemampuan penyediaannya tumbuh lebih rendah dari pada

pertumbuhan permintaannya. Akibatnya permintaan dan penawaran sapi potong

tidak stabil menjelang Hari Raya Idul Adha. Untuk mengurangi ketidakstabilan

ini, diperlukan berbagai upaya yang mampu meningkatkan produktivitas,

khususnya pada peternakan sapi potong rakyat di daerah Jawa Barat.

1.2 Identifikasi masalah

Untuk mengkaji dan mengulas tentang “Permintaan dan Penawaran Sapi

Potong di Jawa Barat”, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa definisi permintaan dan penawaran?

2. Faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan dan penawaran?

3. Bagaimana permintaan dan penawaran sapi potong menjelang qurban di

Jawa Barat?

4. Adakah program pemerintah Jawa Barat untuk mengembangkan usaha

sapi?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah

Ekonomi Pertanian dan menjawab pertanyaan yang ada pada identifikasi masalah,

yaitu:

1. Mengetahui definisi permintaan dan penawaran.

2. Mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi permintaan dan

penawaran.

1

Page 5: CONTOH MAKALAH.doc

3. Mengetahui permintaandan penawaran sapi potong di daerah Jawa

Barat.

4. Mengetahui permintaan dan penawaran sapi potong menjelang qurban

di Jawa Barat.

5. Mengetahui program pemerintah Jawa Barat untuk mengembangkan

usaha sapi.

2

Page 6: CONTOH MAKALAH.doc

BAB II

TINJAUAN PUSTAKAMenurut kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sapi adalah binatang

pemamah biak, bertanduk, berkuku genap, berkaki empat, bertubuh besar, dipiara

untuk diambil daging dan susunya.

Menurut Sulaeman Baehaki (2008) dalam buku “Kapita Selekta Ekonomi

Indonesia” analisis permintaan-penawaran dan keseimbangan pasar merupakan

salah satu alat (tool of analysis) dalam ilmu ekonomi mikro, yang diaplikasikan

untuk menganalisis bagaimana penetapan atau pembentukan harga suatu barang di

pasar berdasarkan “kesepakatan” melalui interaksi atau proses tawar-menawar

antara kedua pelaku pasar, yaitu pihak produsen (penjual) dan pihak konsumen

(pembeli).

Hukum penawaran menjelaskan bagaimana pengaruh perubahan harga X

(Px) terhadap kuantitas X yang ditawarkan akan dijual (Qsx), dengan ketentuan

atau persyaratan determinan-determinan penawaran lainnya tetap. Jika Px berubah

searah dengan perubahan Px.

Elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan berapa persen

jumlah barang yang ditawarkan berubah, bila harga barang berubah satu persen.

Hukum permintaan menyatakan bagaimana pengaruh perubahan harga

suatu barang X (Px) terhadap banyaknya X yang diminta atau akan dibeli (QDx)

dengan ketentuan/asumsi determinan permintaan lainnya tetap.

Permintaan (demand) konsumen terhadap suatu komoditi adalah jumlah

komoditi, konsumen bersedia dan mampu membeli dalam kondisi tertentu, per

unit waktu, pada pasar tertentu dan harga tertentu. Perlu tekanan kembali disini

bahwa permintaan tidak sama dengan keinginan atau kebutuhan (demand is not

the same as desire or need). Analisis ekonomi tentang permintaan berkaitan

dengan perilaku pasar actual. Jelasnya, kesediaan konsumen untuk membeli

adalah necessary condition but is not enough: konsumen potensial juga harus

mempuyai kemampuan membeli barang.

Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit

barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang

mempengaruhinya (ceteris paribus).

3

Page 7: CONTOH MAKALAH.doc

BAB III

PERMASALAHANBagi masyarakat Indonesia Hari Raya Idul Adha merupakan hari besar

yang identik dengan berqurban. Hewan qurban ada beberapa jenis, salah satunya

sapi potong dengan kriteria atau syarat sesuai yang ditentukan untuk diqurbankan.

Namun permasalahan yang terjadi permintaan dan penawaran sapi potong

menjelang qurban meningkat secara kuantitas dan harga. Begitupun terjadi di

daerah Jawa Barat permintaan dan penawaran sapi potong yang terjadi menjelang

idul adha meningkat. Di sisi lain kemampuan penyediaannya tumbuh lebih rendah

dari pada pertumbuhan permintaannya sehingga diperlukan adanya program dari

pemerintah Jawa Barat untuk pengembangan usaha sapi potong.

4

Page 8: CONTOH MAKALAH.doc

BAB IV

PEMBAHASAN4.1 Definisi permintaan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Ahli ekonomi mengatakan bahwa di dalam permintaan terdapat gambaran

keadaan secara keseluruhan yang merupakan hubungan antara harga dan jumlah

permintaan. Jumlah barang yang dimaksudkan menunjukkan banyaknya

permintaan pada suatu tingkat harga tertentu. Dari penjelasan di atas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa permintaan merupakan suatu keinginan konsumen untuk

membeli suatu barang atau jasa pada tingkat harga tertentu, selama periode waktu

tertentu.

Permintaan pasar suatu barang merupakan penjumlahan dari permintaan

individual konsumen terhadap suatu barang. Permintaan suatu barang dipengaruhi

perilaku konsumen dalam mengonsumsi barang.

Hukum permintaan menyatakan bagaimana pengaruh perubahan harga

suatu barang X (Px) terhadap banyaknya X yang diminta atau akan dibeli (QDx)

dengan ketentuan/asumsi determinan permintaan lainnya tetap.

Permintaan (demand) konsumen terhadap suatu komoditi adalah jumlah

komoditi, konsumen bersedia dan mampu membeli dalam kondisi tertentu, per

unit waktu, pada pasar tertentu dan harga tertentu. Perlu tekanan kembali disini

bahwa permintaan tidak sama dengan keinginan atau kebutuhan (demand is not

the same as desire or need). Analisis ekonomi tentang permintaan berkaitan

dengan perilaku pasar actual. Jelasnya, kesediaan konsumen untuk membeli

adalah necessary condition but is not enough: konsumen potensial juga harus

mempuyai kemampuan membeli barang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan adalah:

a. Harga X sendiri (Px)

b. Selera konsumen (t)

c. Pendapatan (rata-rata) yang menentukan daya beli (Ya)

d. Harga barang pelengkap (Pz)

e. Harga barang pengganti (Pu)

f. Jumlah penduduk (P0)

g. Iklan (A)

5

Page 9: CONTOH MAKALAH.doc

h. Variabel lain (nonekonomik) yang menyangkut sikap/perilaku

konsumen/pembeli, keadaan alam (iklim,cuaca), situasi politik,

pemerintahan, kenegaraan (Sf)

i. Prakiraan konsumen/pembeli mengenai perekonomian masa dating

(harapan dan kekhawatiran) (Ex)

Maka fungsi permintaan akan barang X adalah:

QDx (Dx) = f (Px-, t+, Ya+, Pz+, Pu-, Po+, Sf+/-, Ex+/-,A+)

4.2 Definisi Penawaran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Penawaran (supply) adalah kesediaan penjual untuk menjual berbagai

jumlah produk ataupun jasa pada berbagai tingkat harga dan pada periode waktu

tertentu.

Hukum penawaran menjelaskan bagaimana pengaruh perubahan harga X

(Px) terhadap kuantitas X yang ditawarkan akan dijual (Qsx), dengan ketentuan

atau persyaratan determinan-determinan penawaran lainnya tetap. Jika Px berubah

searah dengan perubahan Px.

Penawaran yang mencerminkan kesediaan produsen atau penjual untuk

menawarkan untuk dijual berbagai jumlah atau kuantitas suatu barang, misalkan

barang X, pada berbagai tingkat harga (Px) di pasar dan pada waktu tertenu, sering

diartikan dsebagai kuntitas barang X yang ditawarkan Qsx pada berbagai tingkat

harganya Px Qsx dan penawaran barang X (Sx) dipengaruhi oleh berbagai faktor

atau variabel yang sering disebut determinan penawaran, diantaranya adalah:

a. Harga X sendiri (Px)

b. Biaya produksinya (Cp), yang ditentukan oleh faktor produksi (Pf) dan

teknologi (teknik produksi) (Te)

c. Harga barang lain Z sebagai pelengkap (Pz)

d. Harga barang ain Y sebagai pengganti (Py)

e. Dana yang tersedia dan digunakan produsen (F)

f. Kebijakan pemerntah, khusus yang mempunyai kaitan dengan barang

X (fisikal, moneter, perdagangan, perhubungan, transport) (Gp)

6

Page 10: CONTOH MAKALAH.doc

g. Faktor-faktor lain yang sifatnya non-ekonomik, berkaitan dengan sikap

atau perilaku produsen, konsumen, keadaaan alam, situasi politik

kenegaraan (Sf)

Maka fungsi penawaran barang X dinyatakan sebagai berikut:

Qsx (Sx) = f (Px+, Cp- (Pf-, Te+), Pz+, Py-, Gp+/-, Sf

+/-)

4.3 Permintaan dan Penawaran sapi potong menjelang qurban di Jawa

Barat

Menurut pusat penelitian dan pengembangan peternakan Bogor, Populasi

sapi potong di wilayah Jawa Barat mengalami peningkatan yang cukup signifikan

selama periode 2006-2010 sebesar 5,5% per tahun. Saat ini populasi tersebut

mencapai sekitar 325 ribu (Statistik peternakan, 2010) dari berbagai jenis sapi.

Berdasarkan Data Kementan (Tabel 2) setiap tahun populasi sapi potong di Jawa

Barat meningkat, kecuali pada tahun 2001 dan 2002 jumlah populasinya tetap

yaitu 189,518 ekor .

Pada komoditas pertanian, termasuk peternakan, jumlah sapi yang

dipelihara saat ini dipengaruhi oleh harga pada saat ternak siap jual untuk potong

di masa datang. Dengan perkataan lain, harga saat ini mempengaruhi jumlah sapi

yang dipelihara pada saat sebelumnya. Penyesuaian waktu untuk merespon

perubahan tersebut banyak terjadi diantara peubah ekonomi yang satu dengan

lainnya akibat adanya kekakuan teknis dan kelembagaan (Hallam, 1990).

Pakan yang merupakan salah satu faktor produksi penting pada usaha

peternakan sapi potong dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pakan konsentrat

dan pakan hijauan. Pakan hijauan lebih banyak digunakan dalam usaha

penggemukan sapi potong, ketersediaannya sangat dipengaruhi oleh keadaan

musim, dalam hal ini curah hujan. Pada saat dimana banyak curah hujan, hijauan

pakan ternak tumbuh subur. Pada saat itu banyak peternak menggemukkan

sapinya, sehingga jumlah yang ditawarkan mengalami penurunan, sebaliknya

pada musim kemarau.

Dari Data Statistik Dinas Peternakan Jawa Barat (terdapat pada lampiran

1) dapat diketahui jumlah rumah tangga pemelihara sapi potong terbanyak

terdapat di Kabupaten Tasikmalaya sejumlah 19.305 unit dan tersedikit di Kota

7

Page 11: CONTOH MAKALAH.doc

Bogor sejumlah 47 unit sedangkan perusahaan sapi potong terbanyak terdapat di

Kabupaten Bogor sejumlah 12 unit dan untuk pedagang dan lainnya terbanyak di

daerah Kabupaten Indramayu sejumlah 17 unit dan jumlah sapi potong terbanyak

di Kabupaten Tasikmalaya sejumlah 19.310 unit dan tersedikit di Kabupaten

Bogor sejumlah 50 unit.

Menjelang hari raya Idul Adha permintaan sapi potong di berbagai daerah

meningkat termasuk Jawa Barat. Salah satu daerah di Jawa Barat yaitu Kota

Cimahi harga penjualan sapi qurban menjelang Idul Idha atau Hari Raya Qurban

1435 Hijriyah mengalami kenaikkan dari harga penjualan sapi qurban tahun lalu.

Kenaikan harga antara Rp 1 juta – Rp 2 juta. Meski mengalami kenaikkan, hewan

qurban tersebut tetap diburu oleh konsumen. Harga untuk sapi qurban dari mulai

Rp 15 juta sampai Rp 21 juta per ekor.

Hal tersebut sesuai dengan elastisitas permintaan yaitu inelastis sempurna

mengenai berapapun harga sutu barang, orang akan tetap membeli jumlah yang

dibutuhkan artinya berapapun harga sapi potong, orang akan tetap membeli untuk

qurban. Hampir semua barang memiliki penawaran yang lebih elastis dalam

jangka panjang, dibanding dalam jangka pendek. Namun berbeda dengan produk

pertanian yang merupakan penawaran inelastis begitupun sapi potong yang

termasuk prodak pertanian.

4.4 Upaya/program pemerintah Jabar untuk mengembangkan usaha sapi

Peternakan sapi potong rakyat sejauh ini harus tetap menjadi fokus

pembinaan, sehubungan dengan kontribusinya dalam penyediaan daging yang

masih sangat dominan (memenuhi sekitar 90% dari seluruh kebutuhan daging

nasional), penyediaan tenaga kerja, penyerapan lapangan kerja, perolehan manfaat

finansial dan manfaat ekonomi serta penghematan devisa yang cukup besar

(Kuswaryan, dkk., 2003). Faktor penting yang harus diperhatikan dalam struktur

peternakan sapi potong rakyat adalah produktivitas dan kualitas bibit yang rendah,

kualitas pakan harus diperkaya untuk mendukung kecukupan nutrisi ternak, serta

keterjaminan tersedianya faktor produksi sepanjang tahun.

Pola usaha ternak sapi potong sebagian besar berupa usaha rakyat untuk

menghasilkan bibit atau penggemukan, dan pemeliharaan secara terintegrasi

8

Page 12: CONTOH MAKALAH.doc

dengan tanaman pangan maupun tanaman perkebunan. Pengembangan usaha

ternak sapi potong berorientasi agribisnis dengan pola kemitraan merupakan salah

satu alternatif untuk meningkatkan keuntungan peternak. Kemitraan adalah kerja

sama antarpelaku agribisnis mulai dari proses praproduksi, produksi hingga

pemasaran yang dilandasi oleh azas saling membutuhkan dan menguntungkan

bagi pihak yang bermitra. Pemeliharaan sapi potong dengan pola seperti ini

diharapkan pula dapat meningkatkan produksi daging sapi nasional yang hingga

kini belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat. Di

sisi lain, permintaan daging sapi yang tinggi merupakan peluang bagi usaha

pengembangan sapi potong lokal sehingga upaya untuk meningkatkan

produktivitasnya perlu terus dilakukan. (Suryana, 2008)

Adapun program atau upaya pemerintah untuk mengembangkan sapi

diantaranya Program penambahan populasi sapi Jabar bertujuan untuk jumlah

populasi sapi yang ada baru 30% dari jumlah kebutuhan. Penambahan populasi

sapi, diantaranya terus dikembangkan melalui penambahan populasi sapi lokal

yaitu sapi rancah, untuk jenis sapi ini yang berasal dari Ciamis mudah

dikembangkan. Selain itu program 5.000 sapi se-Subang Selatan, seta pusat

pembibitan sapi perah dan Masyarakat Ternak Nusantara (MTN) kembali

melakukan penyaluran sapi kepada peternak lokal. Kali ini sebanyak 20 ekor sapi

disalurkan ke Desa Cihauk, Kec. Kertasari, Kab. Bandung. Penyaluran dilakukan

selama dua hari, 1 - 2 April 2014. Sebelumnya, November 2013 telah dilakukan

penyaluran 19 sapi kepada peternak di kecamatan dan kabupaten yang sama, tapi

di desa yang berbeda.

9

Page 13: CONTOH MAKALAH.doc

BAB V

PENUTUP5.1 Simpulan

Penawaran mencerminkan kesediaan produsen atau penjual untuk

menawarkan untuk dijual berbagai jumlah atau kuantitas suatu barang. Permintaan

pasar suatu barang merupakan penjumlahan dari permintaan individual konsumen

terhadap suatu barang.

Menjelang hari raya Idul Adha permintaan sapi potong di berbagai daerah

meningkat termasuk Jawa Barat. Salah satu daerah di Jawa Barat yaitu Kota

Cimahi harga penjualan sapi qurban menjelang Idul Idha atau Hari Raya Qurban

1435 Hijriyah mengalami kenaikkan,meski mengalami kenaikkan hewan qurban

tersebut tetap diburu oleh konsumen.

Hal tersebut sesuai dengan elastisitas permintaan yaitu inelastis sempurna

mengenai berapapun harga sutu barang, orang akan tetap membeli jumlah yang

dibutuhkan artinya berapapun harga sapi potong, orang akan tetap membeli untuk

qurban. Hampir semua barang memiliki penawaran yang lebih elastis dalam

jangka panjang, dibanding dalam jangka pendek. Namun berbeda dengan produk

pertanian yang merupakan penawaran inelastis begitupun sapi potong yang

termasuk prodak pertanian.

Adapun program atau upaya pemerintah untuk mengembangkan sapi

diantaranya Program penambahan populasi sapi Jabar bertujuan untuk jumlah

populasi sapi yang ada baru 30% dari jumlah kebutuhan. Selain itu program 5.000

sapi se-Subang Selatan, seta pusat pembibitan sapi perah dan Masyarakat Ternak

Nusantara (MTN) kembali melakukan penyaluran sapi kepada peternak lokal.

10

Page 14: CONTOH MAKALAH.doc

DAFTAR PUSTAKA

Hallam, D. 1990. Econometric Modelling of Agricultural Commodity Markets.

Antony Rowe Ltd., Chippenham, Wiltshire. London and New York.

Kuswaryan, S; A. Firman; C. Firmansyah dan S. Rahayu. 2003. Nilai Tambah

Finansial Adopsi Teknologi Inseminasi Buatan pada Usaha ternak

Pembibitan Sapi Potong Rakyat. Jurnal Ilmu Ternak Vol. 3 Nomor 1.

Sagir, Soeharsono et all. 2009. Kapita Selekta Ekonomi Indonesia. Jakarta :

Kencana Prenada Media Group.

Haryanto, Tri et all. 2009. Ekonomi Pertanian. Surabaya : Airlangga University

Press.

No name, http://aplikasi.pertanian.go.id/bdsp/hasilKom.asp (diakses 29 September

214, pukul 18.00 WIB)

No name, http://jabarprov.go.id/ (diakses 29 September 2014 pukul 19.00 WIB)

No name, http://kbbi.web.id/sapi (diakses 29 September 2014 pukul 19.15 WIB)

No name, http://kementan.go.id/ (diakses 29 September 2014 pukul 19.20 WIB)

Priyanti, Atien et all. 2012. Jurnal Dinamika Produksi Daging Sapi di Wilayah

Sentra Usaha Sapi Potong di Indonesia. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Peternakan Bogor.

Suryana. 2008. Jurnal Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong Berorientasi

Agribisnis dengan Pola Kemitraan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Kalimantan Selatan.

11

Page 15: CONTOH MAKALAH.doc

LAMPIRAN 1

Kabupaten/Kota

Jenis Unit Usaha Pemeliharaan TernakRumah Tangga Pemeliharaan Perusahaan

Pedagang dan Lainnya Jumlah

Sapi Potong Sapi Potong Sapi Potong Sapi Potong

1 2 3 4 5

1. BOGOR 6,979 12 15 7,0062. SUKABUMI 5,515 1 2 5,5183. CIANJUR 6,140 2 4 6,1464. BANDUNG 4,193 4 - 4,1975. GARUT 7,188 4 2 7,1946. TASIKMALAYA 19,305 1 4 19,3107. CIAMIS 12,336 1 5 12,3428. KUNINGAN 9,036 - 4 9,0409. CIREBON 739 2 2 74310. MAJALENGKA 4,727 1 5 4,73311. SUMEDANG 16,797 1 6 16,80412. INDRAMAYU 2,074 -- 17 2,09113. SUBANG 6,030 5 5 6,04014. PURWAKARTA 3,718 2 4 3,72415. KARAWANG 3,672 - 3 3,67516. BEKASI 7,134 1 - 7,13517. BANDUNG BARAT 4,585 2 4 4,59118. BOGOR 47 - 3 5019. SUKABUMI 100 - - 10020. BANDUNG 150 - 1 15121. CIREBON 75 - 1 7622. BEKASI 498 1 4 50323. DEPOK 369 3 2 37424. CIMAHI 221 - - 22125.TASIKMALAYA 535 1 1 53726. BANJAR 325 - 6 331

JAWA BARAT 122,488 44 100 122,632

Tabel 1. Jumlah Unit Usaha Pemeliharaan Ternak Menurut Jenis Usaha Pemeliharaan Ternak, Jenis Ternak dan Kabupaten/Kota

Kondisi Tanggal 1 Mei 2013 (unit)

Sumber : Data Statistik Dinas Peternakan Jawa Barat, 2013.

12

Page 16: CONTOH MAKALAH.doc

LAMPIRAN 2

Tabel 2. Data Populasi Sapi Potong Prov. Jawa Barat

Tahun 2001-2012

Indikator Satuan 2001 2002 2003 2004 2005 2006Populasi Ekor   189,518 189,518 223,818 232,949 234,840 254,243Indikator Satuan 2007 2008 2009 2010 2011 2012Populasi Ekor   272,264 295,554 309,609 327,750 422,989 429,637

Sumber : Data Statistik Kementerian Pertanian, 2013.

13