TUGAS MAKALAH.doc
Transcript of TUGAS MAKALAH.doc
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada masa sekarang ini, kebanyakan barang-barang yang ada di sekitar kita terbuat
dari plastik. Plastik lebih sering digunakan untuk berbagai produk karena murah dan juga
elastis, atau gampang dibentuk dan diolah. Kemudian dengan berkembangnya teknologi
yang semakin cepat, terutama dalam dunia industri membutuhkan alat bantu produksi yang
dapat diandalkan dan mengikuti perkembangan jaman. Sehingga banyak berbagai macam
industri mengalihkan sistem operasinya dari sistem manual beralih menggunakan sistem
semiotomatis maupun otomatis. Selain itu dampak dari krisis moneter yang
berkepanjangan menuntut kreativitas dan inovasi yang tinggi di segala bidang terutama
yang berkaitan langsung dengan dunia industri. Penerapan kreativitas dan inovasi
diantaranya diwujudkan dalam penciptaan teknologi yang modern, salah satunya dalam
rancang bangun alat bantu produksi yaitu mesin injection molding.
Agar dapat memenuhi tuntutan dalam menyelesaikan masalah yang mungkin
timbul dalam proses pembuatan produk plastik seperti kualitas, waktu pembuatan dan
sistem keamanan, maka sebagian besar perusahaan manufaktur menggunakan metode
injection molding yang menggantikan metode lama yaitu hand press machine. Pemilihan
ini berdasarkan keunggulan seperti konsisten produk yang dihasilkan karena sudah
terprogram karena dilengkapi sistem pengontrol juga, waktu produk yang lebih singkat,
sistem keamanan yang memadai dan juga kelebihan lainnya. Pengaturan proses produksi
pada mesin injection molding ini diatur oleh Controller CDC88. Controller CDC88 adalah
suatu controller yang dikeluarkan oleh perusahaan ASIAN PLASTIC yang berpusat di
taiwan. CDC88 merupakan suatu conventional digital controller yang mempunyai fungsi
serta fitur yang cukup memadai untuk suatu mesin injection molding.
SISTEM KONTROL OTOMATIS PADA MESIN INJECTION MOLDING 1
1.2. Maksud dan Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
a) Mengetahui dan mempelajari proses pembuatan produk plastik khususnya proses
injection molding serta mempelajari sistem kontrol otomatis pada mesin injection
molding
b) Mengetahui dan memahami komponen-komponen sistem kontrol otomatis pada mesin
injection molding
c) Mengetahui dan memahami prinsip kerja sistem kontrol otomatis pada mesin injection
molding
1.3. Batasan Masalah
Dalam makalah ini, penulis membatasi masalah dengan cakupan materi sebagai
berikut :
a) Controller CDC88 sebagai pusat sistem kontrol yang mengatur semua proses pada
mesin injection molding
b) Dua sistem kontrol utama pada mesin injection molding yakni sistem injection unit dan
sistem clamping unit
c) Dua jenis sistem pendinginan pada mesin injection molding yakni sistem oli hidrolik
pada bagian injection unit untuk menjaga temperatur oli dan sistem pendingin cetakan
pada bagian clamping unit untuk mendinginkan polymer cair yg panas menjadi bentuk
produk sesuai pola cetakan.
SISTEM KONTROL OTOMATIS PADA MESIN INJECTION MOLDING 2
1.4. Sistematika Penulisan
Makalah yang disampaikan dalam penulisan tugas ini disajikan dalam
bentuk sistematika sebagai berikut :
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Batasan Masalah
1.4. Sistematika Penulisan
BAB II SISTEM KONTROL OTOMATIS PADA MESIN INJECTION MOLDING
2.1. Pengertian Secara Umum Tentang Sistem Kontrol Otomatis
2.2. Sistem Kontrol Otomatis Pada Mesin Injection Molding
2.3. Komponen-Komponen Sistem Kontrol Otomatis Pada Mesin Injection Molding
2.4. Prinsip & Proses Kerja Sistem Kontrol Otomatis Pada Mesin Injection Molding
BAB III KESIMPULAN
3.1. Hasil Analisa Sistem Kontrol Otomatis Pada Mesin Injection Molding
3.2. Kesimpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
SISTEM KONTROL OTOMATIS PADA MESIN INJECTION MOLDING 3
BAB II
SISTEM KONTROL OTOMATIS PADA MESIN INJECTION MOLDING
2.1. Pengertian Sistem Kontrol Otomatis
Sistem kontrol adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan dan
dihubungkan sedemikian sehingga mampu memerintah, mengarahkan, atau mengatur
dirinya sendiri atau sistem dan proses yang lain.
Kontrol automatic atau yang dikenal dengan sistem pengendalian otomatis
(automatic control system) merupakan level ke 2 dalam hirarki sistem otomasi. Dalam
sistem otomasi kegiatan pengontrolan dan monitoring yang biasa dilakukan manusia bisa
digantikan perannya dengan menerapkan prinsip otomasi. Kegiatan kontrol yang dilakukan
secara berulang-ulang, kekurangpresisian manusia dalam membaca data, serta resiko yang
mungkin timbul dari sistem yang dikontrol semakin menguatkan kedudukan alat/mesin
untuk melakukan pengontrolan secara otomatis.
Pengendalian otomatis (automatic control) dan piranti-piranti pengontrol otomatis
dalam perkembangannya merupakan suatu disiplin ilmu sendiri yang disebut control
engineering, control system engineering . Dengan berkembangnya teknologi komputer dan
jaringan dimana konsep sistem otomasi dapat diwujudkan, ditambah dengan suatu
kecerdasan melalui program yang ditanamkan dalam sistem tersebut, maka akan semakin
meringankan tugas-tugas manusia. Derajat otomasi yang makin tinggi akan mengurangi
peranan dan meringankan tugas-tugas manusia dalam pengontrolan suatu proses.
Beberapa contoh sistem pengaturan proses-proses pada industri modern seperti :
a) Sebagai pengontrol tekanan
b) Sebagai pengontrol temperature
c) Sebagai pengontrol kelembaban
d) Sistem aliran dalam proses industri
SISTEM KONTROL OTOMATIS PADA MESIN INJECTION MOLDING 4
Mathematical tools / alat matematis yang digunakan antara lain :
a) Penyelesaian permasalahan dengan persamaan deferensial dan integral
b) Transformasi Laplace dan variable-variable kompleks
c) Transformasi z untuk pengaturan diskrit
d) Dan berbagai tools dan konsep yang lebih advanced seperti fuzzy logic, neural network
control system dll.
Sistem pengendalian digolongkan menjadi 2 yaitu :
1) Sistem Pengendalian “Untai Terbuka” (Open loop system ), adalah sustu system yang
tindakan pengendaliannya bebas dari keluarannya.
2) Sistem Pengendalian “Untai Tertutup”(Closed Loop System ), adalah suatu system yang
tindakan pengendalianya tergantung pada keluarannya.
2.1.1. Sistem Kendali Loop Terbuka
Sistem Kendali Loop Terbuka adalah suatu sistem kendali yang keluarannya tidak
akan berpengaruh terhadap aksi kendali. Sehingga keluaran sistem tidak dapat diukur dan
tidak dapat digunakan sebagai perbandingan umpan balik dengan masukan. Jadi pada
setiap masukan akan didapatkan suatu kondisi operasi yang tetap. Sedangkan ketelitiannya
akan tergantung pada kalibrasi. Dalam prakteknya sistem kendali loop terbuka dapat
digunakan jika hubungan output dan inputnya diketahui serta tidak adanya gangguan
internal dan eksternal.
Gambar 1.1 .Sistem Kendali Loop Terbuka
SISTEM KONTROL OTOMATIS PADA MESIN INJECTION MOLDING 5
2.1.2. Sistem Kendali Loop Tertutup
Gambar 1.2 Sistem Kendali Loop Tertutup
Sistem kendali loop tertutup adalah suatu sistem yang keluarannya berpengaruh
langsung terhadap aksi kendali. Yang berupaya untuk mempertahankan keluaran sehingga
sama bahkan hampir sama dengan masukan acuan walaupun terdapat gangguan pada
sistem. Jadi sistem ini adalah sistem kendali berumpan balik, dimana kesalahan penggerak
adalah selisih antara sinyal masukan dan sinyal umpan balik (berupa sinyal keluaran dan
turunannya) yang diteruskan ke pengendali / controller sehingga melakukan aksi terhadap
proses untuk memperkecil kesalahan dan membuat agar keluaran mendekati harga yang
diinginkan.
Contoh sistem kendali loop tertutup :
Sistem Kendali Loop Tertutup Manual
Gambar 1.3 Sistem Kendali Loop Tertutup Manual dari Sistem Termal
SISTEM KONTROL OTOMATIS PADA MESIN INJECTION MOLDING 6
Sistem Kendali Loop Tertutup Otomatis dari Sistem Termal
Gambar 1.4 Sistem Kendali Loop Tertutup Otomatis dari Sistem Termal
Gambar 1.5 Sistem Kendali Modern dari Sistem boiler untuk generator
SISTEM KONTROL OTOMATIS PADA MESIN INJECTION MOLDING 7
2.2. Sistem Kontrol Otomatis Pada Mesin Injection Molding
Injection Molding adalah metode material termoplastik dimana material yang
meleleh karena pemanasan diinjeksikan oleh plunger ke dalam cetakan yang didinginkan
oleh air dimana material tersebut akan menjadi dingin dan mengeras sehingga bisa
dikeluarkan dari cetakan.
Mesin injection molding tercatat telah dipatenkan pertama kali pada tahun 1872 di
Amerika Serikat untuk memproses celluloid. Berikutnya pada tahun 1920-an di Jerman
mulai dikembangkan mesin injection molding namun masih dioperasikan secara manual
dimana pencekaman mold masih menggunakan tuas. Tahun 1930-an ketika berbagai
macam resin tersedia dikembangkan mesin injection molding yang dioperasikan secara
hidraulik. Pada era ini kebanyakan mesin injection moldingnya masih bertipe single stage
plunger. Pada tahun 1946 James Hendry membuat mesin injection molding tipe single-
stage reciprocating screw yang pertama. Mulai tahun 1950-an relay dan timer mulai
digunakan untuk pengontrolan proses injeksinya.
SISTEM KONTROL OTOMATIS PADA MESIN INJECTION MOLDING 8
Pada mesin injection molding ini terdapat dua mode, yaitu mode otomatis dan semi
otomatis yang dapat diatur melalui panel pengontrol. Sistem pengontrolan Injection
Molding machine terdiri dari dua bagian utama yakni injection unit dan clamping unit.
Sistem injection unit bertujuan untuk meleburkan bahan baku polymer menjadi bahan cair
yg nantinya akan diproses oleh bagian clamping unit. Sedangkan sistem clamping unit
bertujuan untuk mencetak sekaligus mendinginkan sesuai pola cetakan.
Pengontrolan pada Injection Molding Machine menggunakan suatu controller
bernama CDC88. CdC88 adalah suatu multi function computer yang digunakan untuk
mengatur semua proses injeksi molding. Pada mesin injeksi molding ini, peran CdC88
sebagai pusat kegiatan produksi yang akan dilakukan. Cdc88 sebagai controller pada mesin
ini memiliki banyak kelebihan untuk menunjang fungsinya sebagai pengendali. Mulai dari
pengaturan pemanasan pada dinding-dinding barrel, kecepatan injeksi, tekanan injeksi,
waktu injeksi, waktu pencetakan serta beberapa fungsi lainnya.
Gambar panel CdC88
SISTEM KONTROL OTOMATIS PADA MESIN INJECTION MOLDING 9
2.3. Komponen-Komponen Sistem Kontrol Otomatis Mesin Injection Molding
Secara umum mesin injection molding terdiri dari beberapa bagian unit dan sistem,
antara lain :
2.3.1. Mold Clamp Unit
Mold Clamp Unit [Unit Pencekam Cetakan]. Unit ini berfungsi untuk
menggerakkan Mold dengan gerakan membuka dan menutup. Gerakan ini terbagi dalam 3
setting kecepatan dan 1 setting tambahan, baik untuk gerakan Menutup maupun gerakan
Membuka. Untuk gerakan Menutup terdiri atas gerakan : 1. Perlahan – 2. Cepat – 3.
Perlahan dan 4. Mencekam Mold. Sedangkan untuk gerakan Membuka terdiri atas
gerakan : 1. Melepas Cekam Mold – 2. Perlahan – 3. Cepat – 4. Perlahan. Lalu dilanjutkan
dengan gerakan Ejector untuk mendorong Produk keluar dari Mold, yaitu dari sisi Core.
Pada saat Mencekam Mold, Mesin harus mampu menahan Gaya Membuka [Open
Force] ketika proses injeksi berlangsung. Karena proses injeksi juga adalah kekuatan
Hidrolik yang cukup besar. Jika Mesin tidak mampu menahan, maka Mold akan sedikit
terbuka sehingga material cair plastik akan luber dari cetakannya. Ada 2 tipe Mold Clamp
Unit, yaitu Straight Hydrolic Type [Tipe Hidrolik Langsung] dan Toggle Type [Tipe
Togel] yang terdiri dari rangkaian batang, baik yang disupport oleh Sistem Hidrolik
maupun Sistem Servo Motor [Mechatronic].
Dengan menggunakan dasar rumus yang sama, yaitu : F = P x A. Dimana F adalah
Gaya [Force] dalam satuan kg atau ton, P adalah Tekanan Hidrolik [Hydrolic Pressure]
dalam satuan kg/cm², dan A adalah Luas Penampang [Area] dalam satuan cm². Maka kita
bagi 2 menjadi : F1 dan F2. Sehingga F1 = P1 x A1. Untuk F1 adalah Gaya Cekam Mold,
P1 adalah Setting Tekanan Hidrolik, dan A1 adalah Luas Penampang Batang Silinder
Hidrolik Mesin. Dan : F2 = P2 x A2. Untuk F2 adalah Gaya Membuka Mold Ketika Proses
Injeksi berlangsung, P2 adalah Setting Tekanan Injeksi, dan A2 adalah Luas Penampang
Produk secara keseluruhan dengan arah tekanan yang mengakibatkan Membuka Mold.
Maka : Hasil perhitungan F1 harus lebih besar dari hasil perhitungan F2. Biasanya angka
tipe mesin mengacu pada perhitungan maksimum F1. Misalnya mesin Nissei FV860, maka
angka 860 adalah maksimum F1 dalam satuan ton [dimana 1 ton = 1000 kg]. Demikian
juga untuk mesin Toshiba IS850E atau IS850GT, maka angka 850 = maksimum F1 nya.
SISTEM KONTROL OTOMATIS PADA MESIN INJECTION MOLDING 10
Mold Clamp Unit terdiri dari beberapa komponen :
1) Stationary Platen [Platen Tetap], tempat diikatnya Mold Mounting Plate dari sisi
Cavity
2) Moving Platen [Platen Bergerak], tempat diikatnya Mold Mounting Plate dari sisi
Core
3) Clamp Cylinder [Silinder Cekam]
4) Tie Bar [Batang Pengikat], berjumlah 4 buah dipasang diagonal simetris
5) Clamp Bar [Batang Cekam]
6) Close Moving Booster Cylinder [Silinder Booster untuk Gerakan Menutup Cetakan].
7) Open Moving Booster Cylinder [Silinder Booster untuk Gerakan Membuka Cetakan].
Bila Diameter Silinder Cekam sebesar 76 cm, pada tekanan Pompa Hidrolik
maksimum 190 kg/cm² dengan menghasilkan Gaya sebesar 850 ton. Dan Diameter
Batang Cekam sebesar 70 cm, sehingga selisih besaran penampang [A] antara
Diameter 76 cm dan 70 cm adalah 627 cm². Maka 10% dari Tekanan Hidrolik [P]
sebesar 19 kg/cm² akan menghasilkan Gaya [F] sebesar 11 ton.
8) Hydrolic Oil Tank [Tanki Oli Hidrolik]. Nissei Plastic mengeluarkan rekomendasi Oli
Hidrolik untuk General Type yang digunakan adalah Mobil Hyd Oil 38, Mobil Hyd
Oil 48LP, Esso Telesso 46, Shell Tellas Oil 56, Caltex Rand Oil 46.
9) Open/Close Limit Switch Line [Rangkaian Saklar Sensor untuk gerakan Membuka
dan Menutup]
10) Locating, untuk menetapkan posisi Locating Ring dari sebuah Cetakan
11) Ejector Cylinder [Silinder Ejektor], untuk menggerakkan Batang Ejektor
12) Ejector Rod [Batang Ejektor], untuk mendorong produk dari cetakannya
13) Pressure Gauge [Pengukur Tekanan Hidrolik], untuk memperlihatkan tekanan aktual
14) Pressure Switch 1[Saklar dengan Tekanan bagian pertama],sebagai Konfirmasi Cekam
15) Clamp Valve [Katup Cekam]
16) Hydrolic Control System. Di dalamnya terdapat Hydrolic Solenoid Valve System yang
mengatur arah aliran Hidrolik, Regulator Control System yang mengatur Tekanan
Hidrolik hingga beberapa tingkat, dan Hydrolic Flow Rate Control System yang
mengatur Debit Aliran Hidrolik dalam beberapa tingkatan.
17) Hydrolic Pump[Pompa Hidrolik].Spesifikasi pompa dengan kemampuan
menghasilkan tekanan mulai dari 120 kg/cm² hingga 190 kg/cm²,tergantung spesifikasi
pompa yang digunakan.
SISTEM KONTROL OTOMATIS PADA MESIN INJECTION MOLDING 11
Gambar Mold Clamp Unit
2.3.2. Injection Unit
Injection Unit [Unit Injeksi]. Disinilah pengolahan Polimer Plastik berlangsung,
yang dimulai dengan masuknya Polimer dalam bentuk Pellet [Granule], kemudian
dipanaskan didalam Tungku [Barrel] dengan suhu lumer Plastik yang bersangkutan sambil
diperlakukan adukan [Mixing] oleh bentuk Screw di dalam Tungku. Dengan bentuk yang
sedemikian rupa sehingga Screw ini berfungsi sebagai Feeder dan juga Sebagai Mixer
Plastik cair agar pencampuran warna plastik menjadi rata dan seimbang [konstant].
Lalu dari unit inilah di Injeksikan atau disuntikkan ke dalam cetakan [Mold] dengan
setting yang melibatkan Tekanan Hidrolik [Hydrolic Pressure] dalam satuan kg/cm²,
Kecepatan [Velocity] dalam satuan %, Posisi [Limit Switches] dalam satuan mm, Waktu
[Time] dalam satuan detik, dan Suhu [Temperature] dalam satuan °C.
Unit Injeksi akan melakukan Proses Injeksi Plastik setelah ada konfirmasi dari Unit
Mold Clamp berupa sinyal dari PS1 [Pressure Switch 1] dengan minimum Tekanan 100
kg/cm², kemudian Unit Injeksi akan menyentuhkan Nozle ke Sprue Bush Mold juga
dengan tekanan minimum 100 kg/cm² sebagai konfirmasi PS2 [Pressure Switch 2] .
Tekanan ini untuk mencegah terjadinya kebocoran material plastik cair dari celah antara
Nozle dan Sprue Bush Mold. Setelah ada sinyal PS2, maka Proses Injeksi berlangsung.
SISTEM KONTROL OTOMATIS PADA MESIN INJECTION MOLDING 12
Injection Unit terdiri dari beberapa komponen :
1) Hydrolic Motor [Motor Hidrolik], untuk memutar Screw
2) Injection Cylinder [Silinder Injeksi], untuk menggerakkan Screw maju dan mundur
3) Hopper, sebagai wadah Material Plastik sebelum masuk ke Barrel. Beberapa aplikasi
menempatkan Hopper Dryer di atas Injection Unit ini
4) Screw, berfungsi sebagai Feeder untuk menyupai material dari arah belakang atau dari
Hopper, dan juga berfungsi sebagai pengaduk material plastik dalam keadaan cair
sehingga pencampuran warna lebih merata. Untuk Screw standard bawaan mesin
kurang begitu maksimal di dalam proses pencampuran warna
5) Barrel [Tungku], yang berfungsi memanaskan material plastik hingga mencair
6) Torpedo dan Check Ring atau Check Valve, yang berfungsi membuka aliran material
pada saat Charging dan menutup aliran material plastik pada saat injeksi berlangsung
7) Heater Band, pemanas elektrik dengan bentuk sabuk
8) Cylinder Head [Kepala Silinder], penghubung antara Nozle dan Barrel
9) Nozle
10) Carriage [Pembawa], sebagai dudukan unit injeksi dan juga ia sendiri duduk pada rel
slider
11) Injection Unit Cylinder [Silinder Unit Injeksi], berfungsi menekan Nozle kepada
Sprue Bush dari cetakan terpasang
12) Pressure Switch 2 [Saklar bertekanan bagian 2], aktif pada tekanan minimal 100
kg/cm² sebagai konfirmasi untuk melakukan proses injeksi dan juga untuk memastikan
material plastik tidak akan bocor pada saat proses injeksi berlangsung
Gambar Injection Unit
2.3.3. Sistem Penggerak (Drive Sytem)
SISTEM KONTROL OTOMATIS PADA MESIN INJECTION MOLDING 13
Sistem Penggerak [Drive System]. Saat ini masih umum dengan media Oli, atau
yang biasa disebut dengan Sistem Hidrolik [Hydrolic System], baik untuk mesin tipe
Straight Hydrolic maupun tipe Toggle. Namun dewasa ini untuk tipe Toggle sudah banyak
meng-aplikasikan Servo Motor [Full Electric System]. Kelebihan mesin yang sudah
mengaplikasikan Servo Motor gerakan mesin lebih tenang, tidak gedebak-gedebuk seperti
tipe Straight Hydrolic. Juga tentunya tidak berisik, dan cenderung lebih bersih karena tidak
menggunakan banyak Oli, yang mana untuk sistem Hidrolik ada celah kecil saja akan
terjadi kebocoran yang mengakibatkan area mesin terdapat genangan-genangan Oli.Namun
bukan berarti untuk mesin-mesin baru tidak lagi menggunakan sistem Hidrolik. Untuk
sebagian pengguna merasa lebih cocok dengan tipe Hidrolik, sehingga pembuat mesin
injeksi plastik masih mengeluarkan mesin tipe hidrolik yang tentunya beberapa bagian
sudah di design ulang untuk memperbaiki performanya.
2.3.4. Sistem Kontrol (Control System)
Sistem Kontrol [Control System]. Adalah sistem penjamin bahwa urutan cara kerja
mesin harus benar dan sesuai dengan program yang sudah dibuat oleh pembuat mesin.
Sehingga setiap gerakan, setiap perubahan, sinyal-sinyal sensor yang bisa ratusan
jumlahnya bisa saling mengikat, saling berhubungan dan saling mengunci dan sehingga
kinerja mesin tetap terjaga. Apalagi yang berhubungan dengan sistem keamanan dan
keselamatan pengguna mesin, maka dibuat berlapis, sehingga bisa menghilangkan resiko
karena resiko human error pengguna mesin itu sendiri.
2.4. Prinsip & Proses Kerja Sistem Kontrol Otomatis Mesin Injection Molding
SISTEM KONTROL OTOMATIS PADA MESIN INJECTION MOLDING 14
Pada Proses Injeksi Plastik (Plastic Injection Molding Process) terdapat 2 bagian
besar metode dan tipe mesin yang digunakan, yaitu : Mesin Injeksi Plastik Vertikal
(Vertical Injection Molding Machine) dan Mesin Injeksi Plastik Horisontal (Horizontal
Injection Molding Machine). Tulisan saya ini hanya akan membahas mengenai proses
Mesin Injeksi Plastik Horisontal dengan pertimbangan aplikasi proses dari Mesin
Horisontal yang lebih luas dan variatif. Proses Injeksi Plastik Horisontal dibagi ke dalam 5
urutan kerja.
2.4.1. Menutup Cetakan (Mold Close)
Dalam 1 siklus kerja proses injeksi, diawali oleh proses Menutup Cetakan. Istilah
Mold dalam dunia Injeksi Plastik adalah cetakan untuk Proses Injeksi Plastik. Mold itu
sendiri terdiri dari 2 bagian besar yaitu sisi “Core” dan sisi “Cavity”. Sisi Cavity diikat
pada “Stationery Platen” Mesin Injeksi. Sedangkan sisi Core diikat pada “Moving Platen”
mesin, bagian inilah yang bergerak membuka dan menutup. Pada proses menutup terbagi
menjadi 4 urutan proses yaitu :
Low Mold Close Velocity & Low Mold Close Pressure
Posisi awal cetakan adalah “terbuka penuh” yang diatur sedemikian rupa sehingga
memungkinkan produk yang dihasilkan nantinya dapat dikeluarkan atau diambil dengan
mudah. Dari posisi ini bergerak hingga posisi tertentu yang tidak terlalu jauh dari posisi
terbuka penuh tadi. Gerakan ini dimaksudkan untuk mereduksi getaran mesin yang juga
sekaligus merawat mesin itu sendiri, terutama system hidroliknya yang rentan terhadap
tekanan hidrolik yang tiba-tiba. Contoh kerusakan yang paling ringan adalah kebocoran oli
hidrolik yang dikarenakan pecahnya selang hidrolik, belum lagi kerusakan lain yang
berupa kerusakan mekanis yang membutuhkan biaya lebih besar untuk memperbaikinya,
sehingga biaya perawatan mesin akan tinggi.
High Mold Close Velocity & Low Mold Close Pressure
SISTEM KONTROL OTOMATIS PADA MESIN INJECTION MOLDING 15
Memulai gerakan ini pada posisi yang tidak jauh dari posisi “terbuka penuh”,
dimana untuk gerakan lebih cepat sangat memungkinkan. Hal ini bertujuan untuk
menghemat waktu proses secara keseluruhan.
Low Mold Close Velocity & Low Mold Close Pressure
Sebelum cetakan menutup dengan rapat, maka cetakan harus bergerak perlahan
dengan tekanan yang rendah untuk menghindari tumbukan. Hal inipun bertujuan untuk
menjaga kondisi cetakan dan juga kondisi mesin agar selalu dalam performa yang baik dan
dapat ber-produksi dengan lancar.
High Mold Clamp
Posisi pada proses ini harus dibuat se-limit mungkin pada posisi menutup rapat
setelah gerakan sebelumnya. Hal ini juga untuk menghindari tumbukan karena tekanan
hidrolik yang relatif tinggi untuk menghimpit cetakan. Tekanan tinggi ini (Minimal 100
kg/cm²) dibutuhkan untuk menahan proses injeksi atau apa yang disebut “Cavity Force
During Injection” nantinya.
2.4.2. Injeksi Pengisian (Fill Injection)
Setelah dipastikan Mold dihimpit dengan tekanan tinggi. Maka Unit Injeksi yang
terdiri dari Nozzle, Barrel, dan Screw dan seterusnya. Bergerak mendekati Mold hingga
Nozzle bersentuhan dengan Mold, juga dengan tekanan tinggi (Hingga 100 kg/cm²).
Gambar di atas menunjukkan Nozzle sudah bersentuhan dengan Mold. Bagian Mold yang
bersentuhan langsung dengan Nozzle disebut “Sprue Bush”. Kemudian mesin melakukan
proses injeksi pengisian, yaitu menyuntikkan plastik cair ke dalam Mold. Pada proses ini
melibatkan beberapa parameter yang bisa kita atur sedemikian rupa mengikuti tingkat
kesulitan produk yang akan kita buat yaitu :
1) Tekanan Pengisian (Fill Pressure)
SISTEM KONTROL OTOMATIS PADA MESIN INJECTION MOLDING 16
Mesin-mesin keluaran saat ini memiliki variasi tingkat Tekanan Pengisian lebih
dari 2 tingkat, dan juga diikuti dengan variasi posisi dari tiap-tiap Tekanan Pengisian
tersebut. Sehingga kita dapat menentukan di posisi manakah ketika plastik cair membentuk
produk membutuhkan besaran Tekanan Pengisian “sekian” nilainya, dan di posisi lain
dengan masih produk yang sama membutuhkan besaran Tekanan Pengisian “sekian”, dan
seterusnya.Besarnya Tekanan Pengisian (Filling Pressure) yang kita atur sekedar lebih
tinggi dari Tekanan Pengisian sesungguhnya, atau sekitar 30%. Tekanan ini untuk
menghadapi fluktuasi tekanan ketika Proses Pengisian berlangsung dengan memperhatikan
“Pressure Gauge” (alat ukur tekanan Hidrolik) yang tersedia pada bagian unit injeksi, atau
yang ditunjukkan pada layar monitor bagi yang sudah digital. Fluktuasi tekanan ini akibat
adanya hambatan-hambatan aliran plastik cair di saat mengalir atau memasuki ruang-ruang
di dalam Mold, dan Tekanan Pengisian tidak boleh dikalahkan oleh hambatan ini, misalkan
pada suatu mesin terdapat 3 tingkat parameter Tekanan Pengisian yaitu :
PF1 dengan besaran 90 kg/cm² pada posisi (PFS1) 200 mm
PF2 dengan besaran 120 kg/cm² pada posisi (PFS2) 150 mm
PF3 dengan besaran 100 kg/cm² pada posisi (PFS3) 70 mm
2) Kecepatan Pengisian (Fill Velocity)
Terdapat variasi tingkat kecepatan yang bisa kita atur dan dibutuhkan untuk
menghindari adanya kondisi hasil produk yang tidak diinginkan. Posisi-posisi tingkat
kecepatan inipun bisa kita atur disesuaikan dengan posisi aliran plastik ketika membentuk
produk. Pada mesin sekarang, setidaknya terdapat 5 tingkat kecepatan dengan 5 posisinya,
atau bahkan lebih, misalkan :
PV1 dengan besaran 40% pada posisi “Shot Size” 200 mm
PV2 dengan besaran 60% pada posisi (PVS1) 170 mm
PV3 dengan besaran 70% pada posisi (PVS2) 150 mm
PV4 dengan besaran 50% pada posisi (PVS3) 70 mm
PV5 dengan besaran 10% pada posisi (PVS4) 20 mm
Berakhir pada posisi “V-P Change Over” 10 mm
Hasil produk dari proses ini masih belum sempurna dengan menyisakan sedikit, dan
akan disempurnakan pada proses selanjutnya. Jaminan terhadap kestabilan proses
SISTEM KONTROL OTOMATIS PADA MESIN INJECTION MOLDING 17
berkelanjutan berada di bagian ini, sehingga juga menentukan kestabilan hasil produk yang
dibuat. Untuk mesin-mesin terdahulu yang hanya menyediakan 1 tingkat Tekanan
Pengisian dan 1 atau 2 tingkat Kecepatan Pengisian. Hal ini tentu saja membatasi
kemampuan mesin ketika menghadapi produk dengan tingkat kesulitan tertentu, walau
proses setting parameternya relatif mudah dan cepat.
2.4.3. Injeksi Menahan (Holding Injection)
Penyempurnaan hasil produk berada pada bagian proses ini. Sengaja harus dibuat
seperti itu agar pada proses penyempurnaan nantinya hanya akan membutuhkan nilai yang
benar-benar efisien. Pada proses ini tidak lagi melibatkan kecepatan di dalam setting
parameternya, hanya besaran tekanan yang kita atur beserta waktu yang kita butuhkan
untuk itu. Pada mesin sekarang terdapat 2 atau lebih Tekanan Holding dengan 2 atau lebih
setting waktu yang disediakan, misalkan :
PH1 dengan besaran 40 kg/cm² dengan waktu (TPH1) 0.5 second
PH2 dengan besaran 30 kg/cm² dengan waktu (TPH2) 1 second
PH3 dengan besaran 20 kg/cm² dengan waktu (TPH3) 2 second
Ketepatan besaran Tekanan sangat menentukan hasil produk yang dibuat, terlalu
besar akan masalah. Begitu juga bila kita buat terlalu kecil. Kebutuhan tingkat Tekanan
Holding harus berdasarkan pertimbangan kebutuhan terhadap hasil produk. Bila produknya
relatif sederhana cukup kita aktifkan 1 saja tingkat Tekanan Holding nya, dan bisa
tambahkan bila ternyata tidak cukup untuk produk yang lain. Pada mesin terdahulu hanya
menyediakan 1 saja tingkat Tekanan Holding dengan 1 tingkat waktu yang dibutuhkan.
2.4.4. Isi Ulang dan Pendinginan (Charging & Cooling)
SISTEM KONTROL OTOMATIS PADA MESIN INJECTION MOLDING 18
Isi ulang (Charging) plastik cair untuk siap disuntikkan pada siklus selanjutnya,
bersamaan waktunya perhitungan waktu Pendinginan pun (Cooling) dimulai. Parameter
yang direkomendasikan adalah waktu Pendinginan (Cooling Time) harus lebih lama dari
waktu Isi Ulang (Charging Time). Bila waktu Charging yang lebih lama, maka yang terjadi
adalah tumpahan material plastik dari nozzle ketika Mold Terbuka pada proses berikutnya.
Proses Charging sendiri adalah berputarnya Screw dengan bantuan Motor Hidrolik
ke arah putaran yang telah ditentukan, sehingga plastik pellet masuk ke dalam Barrel,
digiling oleh Screw, dan sampai di depan Torpedo sudah dalam keadaan cair dan siap
untuk disuntikkan ke dalam Mold. Tentu saja dengan bantuan suhu Barrel yang dapat kita
atur sesuai spesifikasi jenis plastik yang digunakan, yaitu pada suhu titik cair nya.
Check Valve yang terbuka, seperti pada gambar di atas. Dengan kondisi adanya
aliran dari belakang Torpedo menuju bagian depan Torpedo, dan tertutup ketika ada usaha
aliran plastic cair dari depan ke belakang Torpedo. Jadi alat ini berfungsi sebagai katup
satu arah.
2.4.5. Membuka Cetakan (Mold Open)
SISTEM KONTROL OTOMATIS PADA MESIN INJECTION MOLDING 19
Pada proses ini terdapat 5 urutan kerja, yaitu :
1) Melepas Himpitan pada Cetakan (Mold Clamp Release)
Yaitu dengan mengembalikan ke tekanan normal pada system hidrolik yang bekerja
untuk menghimpit cetakan. Yang sebelumnya bertekanan tinggi.
2) Gerakan membuka pada kecepatan perlahan dengan tekanan rendah (Low Mold Open
Velocity & Low Mold Open Pressure) Dari keadaan rapat, membuka secara perlahan
untuk menjaga kondisi cetakan yang rentan terhadap kerusakan akibat gesekan yang
terjadi antara sisi Core dan sisi Cavity.
3) Gerakan membuka pada kecepatan tinggi (High Mold Open Velocity)
Membuka dengan cepat dengan posisi yang memungkinkan setelah lepas dari
pergesekan antara Core dan Cavity, hal ini juga untuk menghemat waktu proses.
4) Gerakan membuka pada kecepatan rendah. (Low Mold Open Velocity)
Sebelum posisi cetakan terbuka penuh, maka gerakan membuka cetakan harus perlahan
agar tidak terjadi overlap atau posisi terbuka yang “kelebihan”. Kecepatan rendah ini
juga dimasudkan agar posisi terbuka penuh adalah stabil posisinya dari satu siklus ke
siklus kerja berikutnya. Hal ini untuk mempermudah kerja Robot disaat mengambil
produk dari dalam cetakan.
5) Gerakan melepas produk dari dalam cetakan (Ejection)
Ejector mendorong produk dari sisi Core agar mudah diambil, tentu saja produk harus
menempel pada sisi Core ketika cetakan terbuka, dan bukan menempel pada sisi Cavity.
Walaupun bisa saja dibuat produknya menempel pada sisi Cavity, tentu saja dengan
pertimbangan produk dan design cetakan yang dirancang demikian. Proses Ejection ini
pun terdapat parameter yang dapat kita atur, yaitu : Jarak, tekanan hidroliknya,
kecepatan, dan berapa kali mendorongnya. Parameter ini tentu saja tergantung
kebutuhan dan bentuk produknya. Maka 1 siklus Proses Injeksi Plastik telah selesai.
BAB III
KESIMPULAN
SISTEM KONTROL OTOMATIS PADA MESIN INJECTION MOLDING 20
3.1. Hasil Analisa Sistem Kontrol Otomatis Pada Mesin Injection Molding
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Penelitian dilakukan
menggunakan software simulasi AutoDesk Inventor 2013 dengan mengatur mold
temperature untuk dapat mengetahui kualitas produk spion PS 135 pada proses injection
molding menggunakan mesin injection molding HAITIAN HTF 160X. Instrumen
penelitian ini menggunakan parameter melt temperature 230ºC, injection pressure 85MPa,
injection time 2s dan machine time open clamp 7s. Parameter yang divariasi adalah mold
temperature dengan variasi20 oC, 30 oC, 40 oC, 50 oC, 60 oC, 70 oC, 80 oC, 90 oC.
Material plastik yang digunakan adalah jenis Polypropylene (PP) globalene 7533.
Gate location terdapat pada X= 1,246 mm, Y=84,097 mm dan Z= 5,500 mm.
Gambar 1. Gate Location
Diagram alir pengujian dapat dilihat pada gambar 2.
SISTEM KONTROL OTOMATIS PADA MESIN INJECTION MOLDING 21
Gambar 2. Prosedur Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Confidence of fill
Gambar 3. Confidence Of Fill
Hasil simulasi menggunakan variasi mold temperature 20 s/d 90oC menunjukkan
bahwa aliran plastik cair mampu mengisi seluruh rongga cetak dengan sempurna, karena
SISTEM KONTROL OTOMATIS PADA MESIN INJECTION MOLDING 22
nilai yang ditunjukkan 100% high. Confidence of fill ini ditunjukkan dengan warna hijau
pada semua bagian.
Quality Prediction
Gambar 4. Quality Prediction
Hasil simulasi menggunakan variasi mold temperature 20 s/d 90oC dinyatakan
berkualitas baik dengan tidak adanya nilai pada indikator low dan mayoritas benda
berwarna hijau atau high.
Air Traps
Gambar 5. Air Traps
Pada simulasi ini ditemukan air traps yang terjadi pada bagian sisi luar dan sisi
dalam benda yang ditunjukkan dengan lingkaran berwarna merah muda. Air traps terjadi
pada semua variasi mold temperature. Hal tersebut menunjukkan bahwa variasi mold
temperature tidak dapat menghilangkan air traps.
Weld Line
SISTEM KONTROL OTOMATIS PADA MESIN INJECTION MOLDING 23
Gambar 6. Weld Line
Weld line ditemukan pada simulasi ini yang berupa garis-garis pada bagian sisi luar
dan dalam benda. Weld line terjadi pada semua variasi mold temperature. Hal tersebut
menunjukkan bahwa variasi mold temperature tidak dapat menghilangkan weld line.
Hasil Simulasi Produk Spion PS135 dengan Parameter Mold Temperature antara 20 s/d
90oC Menggunakan AutoDesk Inventor 2013
3.2. Kesimpulan dan Saran
3.2.1. Kesimpulan
SISTEM KONTROL OTOMATIS PADA MESIN INJECTION MOLDING 24
1. Pada mesin injection molding ini terdapat dua mode, yaitu mode otomatis dan semi
otomatis yang dapat diatur melalui panel pengontrol
2. Sistem pengontrolan Injection Molding Machine terdiri dari dua bagian utama
yakni injection unit dan clamping unit. Sistem injection unit bertujuan untuk
meleburkan bahan baku polymer menjadi bahan cair yg nantinya akan diproses oleh
bagian clamping unit. Sedangkan sistem clamping unit bertujuan untuk mencetak
sekaligus mendinginkan sesuai pola cetakan.
3. Terdapat dua jenis sistem pendinginan yakni sistem oli hidrolik pada bagian
injection unit untuk menjaga temperatur oli dan sistem pendingin cetakan pada
bagian clamping unit untuk mendinginkan polymer cair yg panas menjadi bentuk
produk sesuai pola cetakan.
3.2.2. Saran
1. Sebaiknya dilakukan maintenance mesin termasuk penggantian oli, pemantauan
suhu, tekanan, dan sistem pendingin secara rutin untuk merawat mesin agar lebih
tahan lama dan juga untuk keselamatan kerja.
2. mekanisme sistem hidrolik mampu memberikan gaya yang besar dengan konstruksi
yang ringkas, melalui pembuatan/pengadaan power unit sampai dengan slinder
hidrolik.
3. Pengujian mesin injeksi plastik memberikan hasil cukup memuaskan dalam proses
pencetakan komponen plastik membutuhkan waktu yang singkat, tenaga untuk
mengoperasikan kecil, dan suara tidak bising.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Manual Book’s Injection Molding Machine for Sm-150
[2]. Injection molding machine www.wikipedia.com
[3]. Ogata, Katsuhiko. 1990. “Teknik Kontrol Automatik”. Jilid 1. Alih Bahasa Edi
Leksono. Jakarta : Erlangga.
[4]. Ogata, Katsuhiko. 1990. “Teknik Kontrol Automatik”. Jilid 2. Alih Bahasa Edi
Leksono. Jakarta : Erlangga.
[5]. Parr, Andrew. 2003. Hidroulik dan Pneumatika: Pedoman Bagi Teknisi dan
Insinyur. Erlangga:Jakarta
SISTEM KONTROL OTOMATIS PADA MESIN INJECTION MOLDING 25