PERMINTAAN DAN PENAWARAN
SAPI POTONG DI JAWA BARAT
Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Ekonomi Pertanian
Oleh:
Ulfah Muflihah (41185009130012)
Belinda Rizky M.E (41185009130007)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM “45”
BEKASI
2014
KATA PENGANTARPuji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Pemintaan dan Penawaran Sapi Potong di Jawa Barat”.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi
Pertanian pada Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Islam “45”
Bekasi. Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, baik isi maupun bahasa mengingat kemampuan penulis sangat
terbatas.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya atas segala bantuan, bimbingan, dan saran kepada:
1. Ahya Kamilah, Ir., M.Si. selaku dosen mata kuliah Ekonomi Pertanian yang
telah memberikan tugas dan pengarahan dalam proses pembuatan makalah
ini.
2. Secara khusus untuk keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan moril
maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
3. Rekan-rekan serta semua orang yang telah membantu penulis dalam
penyelesaian makalah ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pembaca.
Bekasi, September 2014
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................iDAFTAR ISI ............................................................................................................iiBAB I. PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................11.2 Identifikasi Masalah .......................................................................................11.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................3BAB III. PERMASALAHAN .................................................................................. 4BAB IV. PEMBAHASAN .......................................................................................5
4.1 Definisi Permintaan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya....................54.2 Definisi Penawaran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.....................64.3 Permintaan dan Penawaran sapi potong menjelang qurban di Jawa Barat . . . . 64.4 Upaya/Program Pemerintah Jabar untuk mengembangkan usaha sapi .......... 8
BAB V.PENUTUP .................................................................................................105.1 Simpulan.......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................11LAMPIRAN-LAMPIRAN .....................................................................................12
ii
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Secara nasional, kebutuhan sapi potong untuk memenuhi konsumsi daging
sapi di Indonesia setiap tahun selalu meningkat, sejalan dengan bertambahnya
jumlah penduduk, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta
semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya protein hewani.
Dipihak lain, kemampuan penyediaannya tumbuh lebih rendah dari pada
pertumbuhan permintaannya. Akibatnya permintaan dan penawaran sapi potong
tidak stabil menjelang Hari Raya Idul Adha. Untuk mengurangi ketidakstabilan
ini, diperlukan berbagai upaya yang mampu meningkatkan produktivitas,
khususnya pada peternakan sapi potong rakyat di daerah Jawa Barat.
1.2 Identifikasi masalah
Untuk mengkaji dan mengulas tentang “Permintaan dan Penawaran Sapi
Potong di Jawa Barat”, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa definisi permintaan dan penawaran?
2. Faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan dan penawaran?
3. Bagaimana permintaan dan penawaran sapi potong menjelang qurban di
Jawa Barat?
4. Adakah program pemerintah Jawa Barat untuk mengembangkan usaha
sapi?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ekonomi Pertanian dan menjawab pertanyaan yang ada pada identifikasi masalah,
yaitu:
1. Mengetahui definisi permintaan dan penawaran.
2. Mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi permintaan dan
penawaran.
1
3. Mengetahui permintaandan penawaran sapi potong di daerah Jawa
Barat.
4. Mengetahui permintaan dan penawaran sapi potong menjelang qurban
di Jawa Barat.
5. Mengetahui program pemerintah Jawa Barat untuk mengembangkan
usaha sapi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKAMenurut kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sapi adalah binatang
pemamah biak, bertanduk, berkuku genap, berkaki empat, bertubuh besar, dipiara
untuk diambil daging dan susunya.
Menurut Sulaeman Baehaki (2008) dalam buku “Kapita Selekta Ekonomi
Indonesia” analisis permintaan-penawaran dan keseimbangan pasar merupakan
salah satu alat (tool of analysis) dalam ilmu ekonomi mikro, yang diaplikasikan
untuk menganalisis bagaimana penetapan atau pembentukan harga suatu barang di
pasar berdasarkan “kesepakatan” melalui interaksi atau proses tawar-menawar
antara kedua pelaku pasar, yaitu pihak produsen (penjual) dan pihak konsumen
(pembeli).
Hukum penawaran menjelaskan bagaimana pengaruh perubahan harga X
(Px) terhadap kuantitas X yang ditawarkan akan dijual (Qsx), dengan ketentuan
atau persyaratan determinan-determinan penawaran lainnya tetap. Jika Px berubah
searah dengan perubahan Px.
Elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan berapa persen
jumlah barang yang ditawarkan berubah, bila harga barang berubah satu persen.
Hukum permintaan menyatakan bagaimana pengaruh perubahan harga
suatu barang X (Px) terhadap banyaknya X yang diminta atau akan dibeli (QDx)
dengan ketentuan/asumsi determinan permintaan lainnya tetap.
Permintaan (demand) konsumen terhadap suatu komoditi adalah jumlah
komoditi, konsumen bersedia dan mampu membeli dalam kondisi tertentu, per
unit waktu, pada pasar tertentu dan harga tertentu. Perlu tekanan kembali disini
bahwa permintaan tidak sama dengan keinginan atau kebutuhan (demand is not
the same as desire or need). Analisis ekonomi tentang permintaan berkaitan
dengan perilaku pasar actual. Jelasnya, kesediaan konsumen untuk membeli
adalah necessary condition but is not enough: konsumen potensial juga harus
mempuyai kemampuan membeli barang.
Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit
barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang
mempengaruhinya (ceteris paribus).
3
BAB III
PERMASALAHANBagi masyarakat Indonesia Hari Raya Idul Adha merupakan hari besar
yang identik dengan berqurban. Hewan qurban ada beberapa jenis, salah satunya
sapi potong dengan kriteria atau syarat sesuai yang ditentukan untuk diqurbankan.
Namun permasalahan yang terjadi permintaan dan penawaran sapi potong
menjelang qurban meningkat secara kuantitas dan harga. Begitupun terjadi di
daerah Jawa Barat permintaan dan penawaran sapi potong yang terjadi menjelang
idul adha meningkat. Di sisi lain kemampuan penyediaannya tumbuh lebih rendah
dari pada pertumbuhan permintaannya sehingga diperlukan adanya program dari
pemerintah Jawa Barat untuk pengembangan usaha sapi potong.
4
BAB IV
PEMBAHASAN4.1 Definisi permintaan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
Ahli ekonomi mengatakan bahwa di dalam permintaan terdapat gambaran
keadaan secara keseluruhan yang merupakan hubungan antara harga dan jumlah
permintaan. Jumlah barang yang dimaksudkan menunjukkan banyaknya
permintaan pada suatu tingkat harga tertentu. Dari penjelasan di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa permintaan merupakan suatu keinginan konsumen untuk
membeli suatu barang atau jasa pada tingkat harga tertentu, selama periode waktu
tertentu.
Permintaan pasar suatu barang merupakan penjumlahan dari permintaan
individual konsumen terhadap suatu barang. Permintaan suatu barang dipengaruhi
perilaku konsumen dalam mengonsumsi barang.
Hukum permintaan menyatakan bagaimana pengaruh perubahan harga
suatu barang X (Px) terhadap banyaknya X yang diminta atau akan dibeli (QDx)
dengan ketentuan/asumsi determinan permintaan lainnya tetap.
Permintaan (demand) konsumen terhadap suatu komoditi adalah jumlah
komoditi, konsumen bersedia dan mampu membeli dalam kondisi tertentu, per
unit waktu, pada pasar tertentu dan harga tertentu. Perlu tekanan kembali disini
bahwa permintaan tidak sama dengan keinginan atau kebutuhan (demand is not
the same as desire or need). Analisis ekonomi tentang permintaan berkaitan
dengan perilaku pasar actual. Jelasnya, kesediaan konsumen untuk membeli
adalah necessary condition but is not enough: konsumen potensial juga harus
mempuyai kemampuan membeli barang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan adalah:
a. Harga X sendiri (Px)
b. Selera konsumen (t)
c. Pendapatan (rata-rata) yang menentukan daya beli (Ya)
d. Harga barang pelengkap (Pz)
e. Harga barang pengganti (Pu)
f. Jumlah penduduk (P0)
g. Iklan (A)
5
h. Variabel lain (nonekonomik) yang menyangkut sikap/perilaku
konsumen/pembeli, keadaan alam (iklim,cuaca), situasi politik,
pemerintahan, kenegaraan (Sf)
i. Prakiraan konsumen/pembeli mengenai perekonomian masa dating
(harapan dan kekhawatiran) (Ex)
Maka fungsi permintaan akan barang X adalah:
QDx (Dx) = f (Px-, t+, Ya+, Pz+, Pu-, Po+, Sf+/-, Ex+/-,A+)
4.2 Definisi Penawaran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
Penawaran (supply) adalah kesediaan penjual untuk menjual berbagai
jumlah produk ataupun jasa pada berbagai tingkat harga dan pada periode waktu
tertentu.
Hukum penawaran menjelaskan bagaimana pengaruh perubahan harga X
(Px) terhadap kuantitas X yang ditawarkan akan dijual (Qsx), dengan ketentuan
atau persyaratan determinan-determinan penawaran lainnya tetap. Jika Px berubah
searah dengan perubahan Px.
Penawaran yang mencerminkan kesediaan produsen atau penjual untuk
menawarkan untuk dijual berbagai jumlah atau kuantitas suatu barang, misalkan
barang X, pada berbagai tingkat harga (Px) di pasar dan pada waktu tertenu, sering
diartikan dsebagai kuntitas barang X yang ditawarkan Qsx pada berbagai tingkat
harganya Px Qsx dan penawaran barang X (Sx) dipengaruhi oleh berbagai faktor
atau variabel yang sering disebut determinan penawaran, diantaranya adalah:
a. Harga X sendiri (Px)
b. Biaya produksinya (Cp), yang ditentukan oleh faktor produksi (Pf) dan
teknologi (teknik produksi) (Te)
c. Harga barang lain Z sebagai pelengkap (Pz)
d. Harga barang ain Y sebagai pengganti (Py)
e. Dana yang tersedia dan digunakan produsen (F)
f. Kebijakan pemerntah, khusus yang mempunyai kaitan dengan barang
X (fisikal, moneter, perdagangan, perhubungan, transport) (Gp)
6
g. Faktor-faktor lain yang sifatnya non-ekonomik, berkaitan dengan sikap
atau perilaku produsen, konsumen, keadaaan alam, situasi politik
kenegaraan (Sf)
Maka fungsi penawaran barang X dinyatakan sebagai berikut:
Qsx (Sx) = f (Px+, Cp- (Pf-, Te+), Pz+, Py-, Gp+/-, Sf
+/-)
4.3 Permintaan dan Penawaran sapi potong menjelang qurban di Jawa
Barat
Menurut pusat penelitian dan pengembangan peternakan Bogor, Populasi
sapi potong di wilayah Jawa Barat mengalami peningkatan yang cukup signifikan
selama periode 2006-2010 sebesar 5,5% per tahun. Saat ini populasi tersebut
mencapai sekitar 325 ribu (Statistik peternakan, 2010) dari berbagai jenis sapi.
Berdasarkan Data Kementan (Tabel 2) setiap tahun populasi sapi potong di Jawa
Barat meningkat, kecuali pada tahun 2001 dan 2002 jumlah populasinya tetap
yaitu 189,518 ekor .
Pada komoditas pertanian, termasuk peternakan, jumlah sapi yang
dipelihara saat ini dipengaruhi oleh harga pada saat ternak siap jual untuk potong
di masa datang. Dengan perkataan lain, harga saat ini mempengaruhi jumlah sapi
yang dipelihara pada saat sebelumnya. Penyesuaian waktu untuk merespon
perubahan tersebut banyak terjadi diantara peubah ekonomi yang satu dengan
lainnya akibat adanya kekakuan teknis dan kelembagaan (Hallam, 1990).
Pakan yang merupakan salah satu faktor produksi penting pada usaha
peternakan sapi potong dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pakan konsentrat
dan pakan hijauan. Pakan hijauan lebih banyak digunakan dalam usaha
penggemukan sapi potong, ketersediaannya sangat dipengaruhi oleh keadaan
musim, dalam hal ini curah hujan. Pada saat dimana banyak curah hujan, hijauan
pakan ternak tumbuh subur. Pada saat itu banyak peternak menggemukkan
sapinya, sehingga jumlah yang ditawarkan mengalami penurunan, sebaliknya
pada musim kemarau.
Dari Data Statistik Dinas Peternakan Jawa Barat (terdapat pada lampiran
1) dapat diketahui jumlah rumah tangga pemelihara sapi potong terbanyak
terdapat di Kabupaten Tasikmalaya sejumlah 19.305 unit dan tersedikit di Kota
7
Bogor sejumlah 47 unit sedangkan perusahaan sapi potong terbanyak terdapat di
Kabupaten Bogor sejumlah 12 unit dan untuk pedagang dan lainnya terbanyak di
daerah Kabupaten Indramayu sejumlah 17 unit dan jumlah sapi potong terbanyak
di Kabupaten Tasikmalaya sejumlah 19.310 unit dan tersedikit di Kabupaten
Bogor sejumlah 50 unit.
Menjelang hari raya Idul Adha permintaan sapi potong di berbagai daerah
meningkat termasuk Jawa Barat. Salah satu daerah di Jawa Barat yaitu Kota
Cimahi harga penjualan sapi qurban menjelang Idul Idha atau Hari Raya Qurban
1435 Hijriyah mengalami kenaikkan dari harga penjualan sapi qurban tahun lalu.
Kenaikan harga antara Rp 1 juta – Rp 2 juta. Meski mengalami kenaikkan, hewan
qurban tersebut tetap diburu oleh konsumen. Harga untuk sapi qurban dari mulai
Rp 15 juta sampai Rp 21 juta per ekor.
Hal tersebut sesuai dengan elastisitas permintaan yaitu inelastis sempurna
mengenai berapapun harga sutu barang, orang akan tetap membeli jumlah yang
dibutuhkan artinya berapapun harga sapi potong, orang akan tetap membeli untuk
qurban. Hampir semua barang memiliki penawaran yang lebih elastis dalam
jangka panjang, dibanding dalam jangka pendek. Namun berbeda dengan produk
pertanian yang merupakan penawaran inelastis begitupun sapi potong yang
termasuk prodak pertanian.
4.4 Upaya/program pemerintah Jabar untuk mengembangkan usaha sapi
Peternakan sapi potong rakyat sejauh ini harus tetap menjadi fokus
pembinaan, sehubungan dengan kontribusinya dalam penyediaan daging yang
masih sangat dominan (memenuhi sekitar 90% dari seluruh kebutuhan daging
nasional), penyediaan tenaga kerja, penyerapan lapangan kerja, perolehan manfaat
finansial dan manfaat ekonomi serta penghematan devisa yang cukup besar
(Kuswaryan, dkk., 2003). Faktor penting yang harus diperhatikan dalam struktur
peternakan sapi potong rakyat adalah produktivitas dan kualitas bibit yang rendah,
kualitas pakan harus diperkaya untuk mendukung kecukupan nutrisi ternak, serta
keterjaminan tersedianya faktor produksi sepanjang tahun.
Pola usaha ternak sapi potong sebagian besar berupa usaha rakyat untuk
menghasilkan bibit atau penggemukan, dan pemeliharaan secara terintegrasi
8
dengan tanaman pangan maupun tanaman perkebunan. Pengembangan usaha
ternak sapi potong berorientasi agribisnis dengan pola kemitraan merupakan salah
satu alternatif untuk meningkatkan keuntungan peternak. Kemitraan adalah kerja
sama antarpelaku agribisnis mulai dari proses praproduksi, produksi hingga
pemasaran yang dilandasi oleh azas saling membutuhkan dan menguntungkan
bagi pihak yang bermitra. Pemeliharaan sapi potong dengan pola seperti ini
diharapkan pula dapat meningkatkan produksi daging sapi nasional yang hingga
kini belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat. Di
sisi lain, permintaan daging sapi yang tinggi merupakan peluang bagi usaha
pengembangan sapi potong lokal sehingga upaya untuk meningkatkan
produktivitasnya perlu terus dilakukan. (Suryana, 2008)
Adapun program atau upaya pemerintah untuk mengembangkan sapi
diantaranya Program penambahan populasi sapi Jabar bertujuan untuk jumlah
populasi sapi yang ada baru 30% dari jumlah kebutuhan. Penambahan populasi
sapi, diantaranya terus dikembangkan melalui penambahan populasi sapi lokal
yaitu sapi rancah, untuk jenis sapi ini yang berasal dari Ciamis mudah
dikembangkan. Selain itu program 5.000 sapi se-Subang Selatan, seta pusat
pembibitan sapi perah dan Masyarakat Ternak Nusantara (MTN) kembali
melakukan penyaluran sapi kepada peternak lokal. Kali ini sebanyak 20 ekor sapi
disalurkan ke Desa Cihauk, Kec. Kertasari, Kab. Bandung. Penyaluran dilakukan
selama dua hari, 1 - 2 April 2014. Sebelumnya, November 2013 telah dilakukan
penyaluran 19 sapi kepada peternak di kecamatan dan kabupaten yang sama, tapi
di desa yang berbeda.
9
BAB V
PENUTUP5.1 Simpulan
Penawaran mencerminkan kesediaan produsen atau penjual untuk
menawarkan untuk dijual berbagai jumlah atau kuantitas suatu barang. Permintaan
pasar suatu barang merupakan penjumlahan dari permintaan individual konsumen
terhadap suatu barang.
Menjelang hari raya Idul Adha permintaan sapi potong di berbagai daerah
meningkat termasuk Jawa Barat. Salah satu daerah di Jawa Barat yaitu Kota
Cimahi harga penjualan sapi qurban menjelang Idul Idha atau Hari Raya Qurban
1435 Hijriyah mengalami kenaikkan,meski mengalami kenaikkan hewan qurban
tersebut tetap diburu oleh konsumen.
Hal tersebut sesuai dengan elastisitas permintaan yaitu inelastis sempurna
mengenai berapapun harga sutu barang, orang akan tetap membeli jumlah yang
dibutuhkan artinya berapapun harga sapi potong, orang akan tetap membeli untuk
qurban. Hampir semua barang memiliki penawaran yang lebih elastis dalam
jangka panjang, dibanding dalam jangka pendek. Namun berbeda dengan produk
pertanian yang merupakan penawaran inelastis begitupun sapi potong yang
termasuk prodak pertanian.
Adapun program atau upaya pemerintah untuk mengembangkan sapi
diantaranya Program penambahan populasi sapi Jabar bertujuan untuk jumlah
populasi sapi yang ada baru 30% dari jumlah kebutuhan. Selain itu program 5.000
sapi se-Subang Selatan, seta pusat pembibitan sapi perah dan Masyarakat Ternak
Nusantara (MTN) kembali melakukan penyaluran sapi kepada peternak lokal.
10
DAFTAR PUSTAKA
Hallam, D. 1990. Econometric Modelling of Agricultural Commodity Markets.
Antony Rowe Ltd., Chippenham, Wiltshire. London and New York.
Kuswaryan, S; A. Firman; C. Firmansyah dan S. Rahayu. 2003. Nilai Tambah
Finansial Adopsi Teknologi Inseminasi Buatan pada Usaha ternak
Pembibitan Sapi Potong Rakyat. Jurnal Ilmu Ternak Vol. 3 Nomor 1.
Sagir, Soeharsono et all. 2009. Kapita Selekta Ekonomi Indonesia. Jakarta :
Kencana Prenada Media Group.
Haryanto, Tri et all. 2009. Ekonomi Pertanian. Surabaya : Airlangga University
Press.
No name, http://aplikasi.pertanian.go.id/bdsp/hasilKom.asp (diakses 29 September
214, pukul 18.00 WIB)
No name, http://jabarprov.go.id/ (diakses 29 September 2014 pukul 19.00 WIB)
No name, http://kbbi.web.id/sapi (diakses 29 September 2014 pukul 19.15 WIB)
No name, http://kementan.go.id/ (diakses 29 September 2014 pukul 19.20 WIB)
Priyanti, Atien et all. 2012. Jurnal Dinamika Produksi Daging Sapi di Wilayah
Sentra Usaha Sapi Potong di Indonesia. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan Bogor.
Suryana. 2008. Jurnal Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong Berorientasi
Agribisnis dengan Pola Kemitraan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Kalimantan Selatan.
11
LAMPIRAN 1
Kabupaten/Kota
Jenis Unit Usaha Pemeliharaan TernakRumah Tangga Pemeliharaan Perusahaan
Pedagang dan Lainnya Jumlah
Sapi Potong Sapi Potong Sapi Potong Sapi Potong
1 2 3 4 5
1. BOGOR 6,979 12 15 7,0062. SUKABUMI 5,515 1 2 5,5183. CIANJUR 6,140 2 4 6,1464. BANDUNG 4,193 4 - 4,1975. GARUT 7,188 4 2 7,1946. TASIKMALAYA 19,305 1 4 19,3107. CIAMIS 12,336 1 5 12,3428. KUNINGAN 9,036 - 4 9,0409. CIREBON 739 2 2 74310. MAJALENGKA 4,727 1 5 4,73311. SUMEDANG 16,797 1 6 16,80412. INDRAMAYU 2,074 -- 17 2,09113. SUBANG 6,030 5 5 6,04014. PURWAKARTA 3,718 2 4 3,72415. KARAWANG 3,672 - 3 3,67516. BEKASI 7,134 1 - 7,13517. BANDUNG BARAT 4,585 2 4 4,59118. BOGOR 47 - 3 5019. SUKABUMI 100 - - 10020. BANDUNG 150 - 1 15121. CIREBON 75 - 1 7622. BEKASI 498 1 4 50323. DEPOK 369 3 2 37424. CIMAHI 221 - - 22125.TASIKMALAYA 535 1 1 53726. BANJAR 325 - 6 331
JAWA BARAT 122,488 44 100 122,632
Tabel 1. Jumlah Unit Usaha Pemeliharaan Ternak Menurut Jenis Usaha Pemeliharaan Ternak, Jenis Ternak dan Kabupaten/Kota
Kondisi Tanggal 1 Mei 2013 (unit)
Sumber : Data Statistik Dinas Peternakan Jawa Barat, 2013.
12
LAMPIRAN 2
Tabel 2. Data Populasi Sapi Potong Prov. Jawa Barat
Tahun 2001-2012
Indikator Satuan 2001 2002 2003 2004 2005 2006Populasi Ekor 189,518 189,518 223,818 232,949 234,840 254,243Indikator Satuan 2007 2008 2009 2010 2011 2012Populasi Ekor 272,264 295,554 309,609 327,750 422,989 429,637
Sumber : Data Statistik Kementerian Pertanian, 2013.
13