Contoh Makalah
-
Upload
purwaandy740 -
Category
Documents
-
view
157.799 -
download
0
Transcript of Contoh Makalah
1
KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr. wb
Dengan mengucap Syukur Alhamdulillah. Bahwasanya saya telah
dapat membuat makalah e-Library walaupun tidak sedikit hambatan dan
kesulitan yang saya hadapi, tiada daya dan upaya kecuali dengan
pertolongan Allah SWT.
Walaupun demikian, sudah barang tentu makalah ini masih terdapat
kekurangan dan belum dikatakan sempurna karena keterbatasan
kemampuan saya. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat
membangun dari semua pihak saya harapkan agar dalam pembuatan
makalah di waktu yang akan datang bisa lebih baik lagi.
Harapan saya semoga makalah ini berguna bagi siapa saja yang
membacanya.
Wabilahi Taufik walhidayah Wasalamualaikum wr.wb.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar isi
Abstrak
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Rumusan masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Membangun citra perpustakaan
B. Meningkatkan citra pustakawan
C. Perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi
2.1 Fasilitas e-library dalam layanan on-line
BAB IV KESIMPULAN DAN SARA
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
3
ABSTRAKSI
Dalam makalah ini menjelaskan bahwa e-Library ( perpustakaan
elektronik ) merupakan salah satu sarana pembelajaran yang dapat
menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan bangsa. Perpustakaan
mempunyai peranan penting sebagai jembatan menuju pengusaan ilmu
pengetahuan yang sekaligus menjadi tempat rekreasi yang
menyenangkan, mengasyikan dan menyegarkan.Oleh karena itu
perpustakaan elektronik perlu dikembangkan di era globalisasi ini.
Dibagian awal disajikan bab pendahuluan yang berisi tentang latar
belakang masalah, tujuan, dan rumusan masalah.
Bab II berikutnya dibahas tentang “tinjauan teoritis Perpustakaan
elektronik”
Bab III membahas mengenai perkembangan perpustakaan
elektronik
Bab IV kesimpulan dan saran.
Bab terakhir penutup.
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perubahan yang terjadi pada masyarakat dunia ini sulit
diperkirakan, utamanya jika melibatkan pengguna perpustakaan yang
memiliki kondisi sosial, ekonomi, budaya dan aturan serta pengetahuan
terhadap teknologi yang berbeda. Hal ini mengharuskan perpustakaan
dapat menyesuaikan diri dan mengambil langkah antisipatif bila tidak ingin
dimakan perubahan dan ditinggalkan oleh pengguna atau pembacanya.
Sementara itu perkembangan teknologi informasi yang dikemas
dalam bentuk informasi digital memberikan makna percepatan dalam
memperoleh informasi yang diinginkan. Oleh sebab itu, perpustakaan
elektronik ( e-library ) dalam layanan online adalah merupakan fasilitas
yang perlu dikembangkan keberadannya,mengingat Kompetitor
Perpustakaan Nasional adalah vendor-vendor pengelola layanan yang
mempermudah dalam mencari informasi secara online melalui “ mesin
pencari “ di internet, yaitu dengan memanfaatkan google.com atau
yahoo.com.
5
B. TUJUAN
Sebagaimana kita ketahui bahwa topik pelayanan menjadi ujung
tombak keberhasilan dari suatu lembaga yang memberikan pelayanan
kepada masyarakat ( public sevices ). Oleh sebab itu peningkatan fungsi
perpustakaan sebagai penyelenggara jasa informasi diperlukan pada era
persaingan bebas sekarang ini.
Perpustakaan dapat meningkatkan fungsinya sebagai
penyelenggara jasa informasi dengan cara memberikan pelayanan secara
online dari berbagai informasi yang dikoleksi di perpustakaan Nasional,
melalui publikasi yang tersedia dalam bentuk koleksi elektronik.
Harapannya, kemudahan yang diperoleh para pengguna perpustakaan
dalam dunia maya akan memberikan citra yang lebih baik bagi
perpustakaan nasional dan tentu hal ini sebagai wujud dari peningkatan
pelayanan kepada masyarakat pengguna.
Pengguna akan selalu setia melakukan penelusuran informasi pada
perpustakaan Nasional melalui ikon mesin pencari “ koleksi digital “ yang
tersedia di website.
Perpustakaan diharapkan mampu memberikan citra yang positif
agar selalu sukses dalam berinteraksi dengan masyarakat lingkungannya.
Citra yang negatif dapat memperlemah serta merusak strategi yang telah
dibangun secara efektif. Sedangkan citra yang positif bisa didapatkan
dengan mengkomunikasikan keunikan dan kualitas terbaik yang dimiliki
perpustakaan itu kepada pemakainya.
6
C. RUMUSAN MASALAH
Perpustakaan merupakan salah satu sarana pembelajaran yang
dapat menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan bangsa.
Perpustakaan elektronik memberikan kontribusi penting bagi terbukanya
informasi tentang ilmu pengetahuan.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas) tidak ada satu pasal pun yang menuliskan
kata perpustakaan. Padahal menurut UNESCO, pendidikan untuk semua
(education for all), dapat lebih berhasil jika dilengkapi dengan keberadaan
perpustakaan.
Di perpustakaan elektronik ( e-library ) ada strategi yang di tawarkan
untuk membangun citra perpustakaan elektronik di sekolah menengah itu
sendiri. Strategi yang ditawarkan yaitu membangun citra perpustakaan,
meningkatkan citra perpustakaan dan mengembangkan perpustakaan
yang berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi.
Dengan menerapkan strategi tersebut akan mengembangkan
perpustakaan khususnya perpustakaan elektronik, kita berharap secara
bertahap mengejar ketertinggalannya dari perpustakaan – perpustakaan
negara maju baik di tingkat Asia, Australian, Eropa, maupun Amerika,
sehingga secara bertahap pula dapat menjadikan perpustakaan elektronik
di Indonesia bertaraf internasional.
7
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam makalah ini akan dibahas tiga hal yang mendasari citra
perpustakaan terutaman perpustakaan elektronik di sekolah menengah
kejuruan di Indonesia menuju perpustakaan berstandar atau bertaraf
internasional.
A. Membangun Citra Perpustakaan
Perpustakaan sekarang ini masih menjadi tempat yang menjemukan
dan ditempatkan pada posisi yang semakin terasing di lingkungannya
sendiri. Oleh karena itu banyak perpustakaan khususnya perpustakaan di
sekolah menengah mulai berbenah untuk meningkatkan citra diri baik dari
hal yang kecil sampai pembenahan yang berskala besar.
Peningkatan citra yang berskala kecil dapat dilihat dari pembarian
nama perpustakaan sekolah mulai berubah atau berganti dengan istilah
yang menarik. Dengan perubahan nama mau tidak mau perpustakaan
ingin meningkatkan citranya dimata siswanya baik dilingkungannya sendiri
maupun di masyarakat.
Peningkatan citra yang berskala menengah, dapat kita lihat
perpustakaan mulai membangun website perpustakaan sampai dengan
membenahi koleksi dan ruangan. Pembenahan website dapat kita kenali
dengan beberapa homepage yang diakses melalui internet.
Peningkatan citra yang berskala besar, dapat kita lihat beberapa
perpustakaan mulai berbenah dengan membangun gedung perpustakaan
sesuai dengan standar yang dibutuhkan oleh perpustakaan. Bangunan
8
gedung perpustakaan yang dirumuskan berdasarkan konsep yang
sistematik, yaitu sebagai kesatuan sistem keandalan bangunan gedung
dengan lingkungannya. Tujuannya adalah guna terwujudnya pemanfaatan
ruang perpustakaan yang berpihak kepada kepentingan
pemakainyaterutama sivitas akademiknya ( siswa, staf pengajar, dan
peneliti ) yang berlandaskan asas kemanfaatan yang menampung nilai-
nilai kemanusiaan dan keadilan,asas keselamatan, keseimbangna, dan
keserasian bangunan gedung dengan lingkungannya.
Adapun rumusan sistem keandalan bangunan gedung perpustakaan,
yang terdiri aspek keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan
bangunan gedung telah diarahkan untuk dapat memandu harmonisasi
standar, yang berpedoman pada pengembangan standar-standar teknis
nasional yang harmonis dengan standar teknis negara lain, sebagaimana
dituntut dalam rangka persiapan menghadapi era globalisasi.
Dengan adanya suatu jaringan kita dapat menemukan puluhan ribu
pustaka, sehingga koleksi dapat di-sharing atau di akses oleh banyak
pengguna melalui katalog gabungan yang mudah dicari, lengkap, dan
interaktif. Dari satu catalog on-line, setiap orang dapat menemukan
bukunya keberbagai perpustakaan, dan membaca komentar serta ulasan
pembaca lain. Karena kita tahu bahwa kondisi di lapangan menunjukan
tidak ada satu pun perpustakaan dan pusat informasi, perpustakaan dan/
atau dokumentasi yang mampu melayani pemakainya dengan hanya
mengandalakan kamampuannya sendiri.
Tentu saja kerja sama itu perlu disusun berdasarkan prinsip saling
menolong, saling membutuhkan dan saling memanfaatkan dalam
9
mekanisme kerja yang jelas, transparan, dan sinergis dalam kesejajaran
peran. Kerja sama itu akan menghasilkan apa yang disebut dengan
jaringan informasi dan komunikasi antar perpustakaan.
Dengan adanya peningkatan citra perpustakaan diharapkan
perpustakaan khususnya perpustakaan elektronik tidak lagi menjemukan
dan terasing di lingkungannya sendiri.
B. Meningkatakan Citra Pustakawan
Tenaga pustakawan merupakan jabatan karir dan jabatan fungsional
yang telah diakui keberadaanya oleh Pemerintah Republik Indonesia
dengan terbitnya Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara (Menpan) nomor 18 Tahun 1988 dan telah diperbaharui dengan
SK Menpan nomor 132 Tahun 2002.
Melihat permasalahan tersebut mau tidak mau perpustakaan di
sekolah mulai berbenah dengan membakali tenaga pengelolanya baik
tenaga administratif maupun fungsional pustakawannya bersikap
profesional dalam memberikan pelayanannya. Untuk dapat bersikap
profesional banyak perpustakaan mulai melakukan pengembangan
sumber daya manusia (SDM) khususnya melatih tenaga pengelola
perpustakaan atau pustakawan dalam bidang layanan komputer, bahasa
inggris, studi banding ke berbagai perpustakaan yang lebih maju,
mengikutsertakan dalam seminar maupun magang di bidang ilmu
perpustakaan, serta teknologi informasi dan komunikasi, mengikutsertakan
pendidikan S2 bidang ilmu perpustakaan dan informasi, serta peningkatan
10
kualitas / mutu layanannya dengan pembekalan prima bagi tenaga
pengelola perpustakaan / pustakawan.
Untuk menjadi tenaga profesional yang perlu di perhatikan adalah
kepribadian, kompetensi dan kecakapan. Selain itu tenaga pengelola
perpustakaan dituntut bersikap SMART, yaitu siap mengutamakan
pelayanan, menyenangkan dan menarik dalam memberikan pelayanan.
Ramah dan menghargai pemakai perpustakaan, serta tabah di tengah
kesulitan yang dihadapi.
Seperti diketahui bahwa negara-negara maju pesat pasca
ditandatanginya General Agreement on Tarif and Service (GATS), dewasa
ini sedang berlomba-lomba untuk meningkatkan mutu layanannya dengan
menerapkan sistem manajemen mutu di mana merupakan bagian dari
sistem mutu internasional seri ISO 9000.
Dengan adanya sistem manajemen mutu yang merupakan bagian dari
sistem mutu internasional seri ISO 9000 apabila diterapkan dalam
melayani pemakai perpustakaan khususnya perpustakaan elektronik di
sekolah maka akan sangat bermanfaat. Dengan adanya penerapan sistem
manajemen mutu di perpustakaan sekolah akan membawa dampak positif
antara lain :
1. Konsumen dalam hal ini pemakai perpustakaan ( siswa, staf
pengajar, umum ) merasa puas dan setia karena pelayanannya
sesuai dengan kebutuhan mereka.
2. Pembiayaan menjadi lebih rendah karena terjadi efesiensi dengan
menghapus komponen-komponen penyebab pemborosan, seperti
11
tenaga perpustakaan tidak asal bekerja tetapi betul-betul
termotivasi untuk mencapai target yang telah ditentukan
3. Daya saing dan fortabilitas diperbaiki karena biaya-biaya kegiatan
operasional berkurang.
4. Semangat pegawai terutama tenaga fungsional pustakawan
meningkat karena mereka bekerja secar efektif dan efesien.
Dengan adanya peningkatan citra perpustakaan baik melaui
peningkatan kualitas diri maupun peningkatan mutu layanan yang berbasis
pada standar mutu internasional maka berbagai persoalan dunia
perpustakaan khususnya perpustakaan elektronik di sekolah yang di
hadapi bisa ditangani.. Sebab hanya dengan sumber daya manusia (SDM)
dalam hal ini tenaga pengelola perpustakaan dan tenaga fungsional
pustakawan yang berkualitas kita bisa membangun perpustakaan yang
bertaraf nasional.
C. Perpustakaan Berbasis teknologi Informasi dan Komunikasi
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa
perubahan dalam berbagai sektor, termasuk dunia
perpustakaan.pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai
sarana dalam meningkatkan kualitas layanan dan operasional telah
membawa perubahan yang besar diperpustakaan. Perkembangan dari
penerapan informasi dan komunikasi dapat diukur dengan telah
diterapkannya sebagai sistem informasi manajemen (SIM) perpustakaan
dan perpustakaan digital ( digital library ).
12
Sedangkan mengenai perpustakaan digital atau digital library, seperti
yang dikatan oleh Zaenal A. Hasibuan (2005), digital library atau sistem
perpustakaan digital merupakan konsep menggunakan internet dan
teknologi informasi dalam manajemen perpustakaan. Sedangkan menurut
Ismail Fahmi (2004) mengatakan bahwa perpustakaan digital adalah
sebuah sistem yang terdiri dari perangkat hardware dan software, koleksi
elektronik, staf pengelola, pengguna, organisasi, mekanisme kerja, serta
layanan dengan memanfaatkan berbagi jenis teknologi informasi.
Pengembangan perpustakaan digital atau e-library bagi tenaga
pengelola perpustakaan dapat membantu pekerjaan di perpustakaan
melalui fungsi sistem otomasi perpustakaan, sehingga proses pengelolaan
perpustakaan lebih efektif dan efesien. Bagi pengguna perpustakaan dapat
membantu mencari sumber-sumber informasi yang diinginkan dengan
menggunakan catalog on-line yang dapat diakses melalui internet maupun
intranet, sehingga pencarian informasi dapat dilakukan kapanpun dan di
mana pun ia berada.
Sebagai implementasinya, pengembangan sebuah perpustakaan dari
bentuk konvensional ke bentuk digitalisasi koleksi perpustakaan
memerlukan biaya yang tidak sedikit karena untuk men-digitalisasi sebuah
dokumen dari bentuk cetak ke bentuk digital diperlukan beberapa tahap,
dari mulai proses scanning, proses editing, dan seterusnya.
Dengan dikembangkan perpustakaan yang berbasis pada teknologi
informasi dan komunikasi baik dalam sistem informasi manajemen (SIM)
perpustakaan maupun digital library, maka dapat memberikan
kenyamanan kepada anggota perpustakaan juga memberikan kemudahan
13
kepada tenaga pustakawan dan pengelola perpustakaan baik dalam
layanan maupun pengelolaan dan sekaligus kemudahan untuk
menerapkan strategi-strategi pengembangan perpustakaan serta dapat
meningkatkan citra dalam memberikan layanannya terhadap pemakai
dilingkungannya.
2.1 FASILITAS E-LIBRARY DI SEKOLAH DALAM LAYANAN
ONLINE
Dengan dilandasi semangat untuk turut berperan dalam membentuk
masyarakat ( siswa ) yang suka membaca, mengembangkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang berguna untuk meningkatkan kualitas
hidup, Perpustakaan nasional telah berperan sebagai fasilitator yang
membuka dan menunjukan jalan ke berbagai sumber informasi yang
diinginkan oleh masyarakat. Sehingga dapat dimaklumi hambatan yang
dihadapi Perpustakaan sebagai penyelenggara jasa informasi saat ini,
bahwa informasi yang dikoleksi hanya memiliki kekuatan hukum atau
lisensi sebagai penyedia informasi untuk dibaca atau di pinjam.
Tampaknya ini diperlukan kesepakatan dan kesepahaman dalam
membangun infrastruktur yang merupakan aset penting, sebagai tindak
lanjut kelangsungan secara terus menerus keberadaan perpustakaan
elektronik ( e-library ) di Perpustakaan Nasional. Oleh karena itu perlu
landasan hukum yang kuat dan bisa dipertanggungjawabkan.
Disamping itu diperlukan otoritas yang seluas-luasnya dalam
memanfaatkan bermaca-macam perangkat lunak/software pendukungnya,
14
guna mengelola informasi yang sangat beragam formatnya. Sehingga
kerjasama dengan masing-masing pihak harus diupayakan untuk
terciptanya legalitas azas pemanfatan secara bersama.
Dalam proses penyebaran koleksi elektronik tersebut dapat dibedakan
menjadi dua kategori :
a. Pertama dokumen yang bersifat umum. Dokumen tersebut telah
dikelola dan telah disimpan pada sever web data Perpustakaan
nasional, Sehingga pengguna perpustakaan dapat mengakses
informasi yang ada melalui jaringan intranet atau internet
seandainya tidak sedang berada di Perpustakaan Nasional.
b. Yang kedua, dokumen yang mempunyai sifat rahasia dan
memiliki nilai ekonomi. Secara teknis pada proses akses
dokumen agak berbeda, sekalipun pengguna tetap dapat
mengakses dokimen yang di baca yaitu melalui jaringan internet
atau intranet, tetapi jika mereka menginginkan dokumen tersebut
untuk dicetak atai di download, maka pengguna harus mengisi
identitas diri dengan menggunakan kode PIN yang telah
disediakan di perpustakaan nasional.
Keuntungan pengguna card ID Perpustakaan nasional dalam kegiatan
penelusuran koleksi elektronik secara on-line adalah :
1. Pengguna akan leluasa mengakses buku-buku, artikel pada
jurnal atau majalah, makalah dan sekaligus dapat
mengdownload atau mencetak dokumen yang diperlukan tanpa
15
harus rehalang jarak dan waktu, apalagi biaya yang diperlukan
relatif lebih murah.
2. Perpustakaan Nasional akan menjadi pusat server web data ilmu
pengetahuan bidang sosial, budaya , ekonomi, hukum dan
IPTEK yang berkembang di Indonesia. Dan secara otomatis
bertindak sebagai fasilitator dan mediator antara pengguna dan
pemilik hak intelektual termasuk didalamnya keterlibatan
kelompok penerbit dan vendor.
3. Pemilik hak karya intelektual melalui penerbit atau vendor akan
mendapat royalti sebagai konsekuaensi dari hasil kerjasama
antara perpustakaan dan penerbit/vendor.
4. Setiap pengguna suatu karya intelektual dapat di pantau melalui
kode PIN yang ditulis oleh setiap pengunjung yang
memanfaatkan informasi.
Sehubungan dengan pemikiran tersebut diatas jenis layanan di
Perpustakaan Nasional menjadi bertambah yaitu selain memberikan
layanan secara konvensional, yang telah berjalan selama bertahun-tahun,
juga memberikan layanan secara online melalui website yang telah di
dirikan sejak 17 mei 2005. Dampak yang diharapkan pada sistem layanan
informasi melalui jaringan intranet atau internet akan dapat menstimulisasi
jumlah pengunjung website Perpustakaan nasional yang sampai tanggal
10 juli 2006 baru mencapai 94.567 pengunjung, ini hampir mencapai 44,58
persen dari jumlah total penduduk Indonesia yang mencapai kurang lebih
200 juta.
16
Berikut adalah beberapa strategi pengembangan yang perlu
dipertimbangkan untuk dilakukan oleh perpustakaan-perpustakaan yang
disesuaikan dengan kondisi masing-masing sekolah :
� Pertama, perpustakaan harus menyediakan fasilitas layanan
akses internet dan mensosialisasikan penggunaannya kepada
siswa. Kegiatan ini dapat dimulai dengan peralatan dan
infrastruktur yang telah tersedia. Tetapi yang terpenting adalah
pensosialisasian fungsinya sebagai sarana untuk pemerolehan
bahan digital yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Pustakawan harus aktif dan dengan sungguh-sungguh
membantu menemukan bahan-bahan yang dibuthkan atau
diperkirakan dibutuhkan baik atas inisiatif sendiri maupun atas
permintaan pengguna. Tingkat pelayanan ini akan menjadi
alasan yang penting dalam upaya pengembangan selanjutnya.
Kepuasan pengguna akan menjadi iklan gratis untuk mendorong
peningkatan dukungan untuk pengembangan layanan.
� Kedua, perpustakaan harus mulai mengupayakan
pembuatanhome page atau situs perpustakaan dan memuat
berbagai informasi tentang perpustakaan. Situs yang sederhana
dapat dikembangkan sendiri atau komersial sebelum
perpustakaan memiliki server sendiri.
� Ketiga, pustakawan harus berbicara dalam forum, melakukan
pendekatan dengan berbagai pihak, dan membuat infrastuktur
internet di dalam kampus. Rencana pengembangan hendaknya
membuat berbagai alternatif yang mungkin dilakukan dari yang
17
sederhana dan murah hingga yang lebih canggih dan mahal.
Pustakawan harus mengidentifikasi kebutuhan perpustakaan
dan memberikan saran-saran dalam pengembangan
infrastruktur internet kampus. Dalam pemanfaatannya
pustakawan harus mempertimbangkan penyebaran titik
pelayanan perpustakaan. Pertimbangan lainnya adalah
penyediaan sejumlah outlet di dalam perpustakaan dimana
siswa dapat mencolokan sambungan komputer laptopnya untuk
menggunakan internet.
� Keempat, perpustakaan mulai mengembangkan perpustakaan
digital apabila infrastruktur dan pewralatan yang diperlukan
sudah tersedia. Dalam fase persiapan, pustakawan harus
mampu mengidentifikasi sumber daya yang tersedia didalam
kampus terutama sumber daya manusia yang dapat di jadikan
mitra dalam pengembangan.
18
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas yang telah dipaparkan bahwa
Perpustakaan baik itu Perpustakaan sekolah maupun Perpustakaan
Nasional telah melakukan fungsinya sebagai penyelenggara jasa
informasi. Namun demikian agar layanan prima dapat terwujud secara arif
dan bijaksana, maka perlu ada peningkatan sistem pelayanan yaituu selain
memberikan layanan dalam bentuk media offline juga memberikan layanan
dalam bentuk online.
Ini sebagai bentuk kepedulian perpustakaan Nasional untuk ikut
mencerdaskan kehidupan bangsa melalui penyelenggara jasa informasi
yang tepat, cepat, akurat dan relatif dapat dijangkau oleh kebutuhan
masyarakat.
Strategi pengguna internat di suatu perpustakaan sekolah sangat
bergantung pada visi pustakawan sekolah tentang internet dalam
kaitannya dengan peran pustakawan. Selain itu diperlukan innovasi dan
kreatifitas pustakawan untuk mengimplementasikan penggunaan internet
dalam lingkungannya yang berbeda. Keberhasilan pengguna internet di
perpustakaan pada dasarnya tidak terlepas dari keberhasilan
pengembangan perpustakaan secara keseluruhan. Oleh karena itu,
pustakawan harus memiliki visi yang jelas sebagai arah yang dituju dalam
pengembangan perpustakaan dan berusaha untuk mencapainya.
Prosentase anggaran perpustakaan dari anggaran suatu lembaga (
19
sekolah ) merupakan kata kunci yang menentukan keberhasilan misi
perpustakaan.
B. Saran
Agar pertumbuhan dan perkembangan perpustakaan berjalan
dengan normal, maka sebagai pustakawan, harus memotivasi dan
merangsang pengguna perpustakaan ( masyarakat/siswa ) dalam
pertumbuhan dan perkembangan untuk mencintai buku supaya
keingintahuan tentang dunia dan memberantas kebodohan. Supaya
generasi yang akan datang lebih optimal dalam berbagai bidang sehingga
dalam era globalisasi ini bangsa kita tidak tertinggal perkembangannya
dalam berbagai bidang.
20
BAB V
PENUTUP
Sudah bukan jamannya perpustakaan di “klaim” sebagai “tempat
gudang buku” yang berdebu dan “tempat buangan” bagi orang-prang yang
terkena punishment. Perpustakaan mempunyai peran yang sangat berarti,
yang bila dikelola dan di kembangkan dengan baik akan memberikan
dampak positif bagi kecerdasan dan kehidupan bangsa. Ketersediaan
berbagai macam pengetahuan di perpustakaan dengan bentuk yang lebih
modern (digital), memberikan kesempatan pada pemakai untuk
mengembangkan pengetahuannya secara mandiri.
Dengan menerapkan tiga citra utama yaitu membangun citra
perpustakaan, meningkatkan citra pustakawan dan perpustakaan berbasis
teknologi informasi dan komunikasi dalam mengembangkan perpustakaan
khususnya perpustakaan sekolah, kita berharap juga perpustakaan
sekolah –sekolah menengah di Indonesia dapat mensejajarkan dengan
perpustakaan yang ada di negara-negara maju baik di tingkat Asia,
Australia, Eropa maupun Amerika.
Akhirnya segala sesuatu tidak akan menjadi kenyataan sebelum kita
mengalami sendiri, demikian juga kreasi dan inovasi akan menjadi coretan
tidak bermakna diatas kertas sebelum direalisasikan didunia nyata.
21
Daftar pustaka
Fahmi Ismail. 2004. Innovasi Jaringan Perpustakaan Digital : Network Of
Networks NeONs
Hasibuan,Zaenal. A. 2005. Pengembangan Perpustakaan Digital : Studi
Kasus perpustakaan Universitas Indonesia.
Rahayuningsih,F.2006. Profesionalisme pustakawan menghadapi Tuntutan
Kemajuan Teknologi. Yogyakarta
www.kompas.com/kompas-cetak/0205/15dikbud/perp09
http://www.sinarharapan.co.id,” Manajemen diri : menang dengan
pelayanan sepenuh hati “
http://www.ri.go.id/produk.uu/isi/keppres, “Keputusan Presiden Republik
Indonesia no 67 th 2000 tentang Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia”
http://www.republica.co.id. “ Pendidik serta senantiasa mencintaidunia
pendidikan “
22
MAKALAHMAKALAHMAKALAHMAKALAH
TENTANGTENTANGTENTANGTENTANG
Di susun oleh :
NINA HENDARTI
NO Ujian : 107080060