COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii...

91
i COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Ekologis PROYEK AKHIR ARSITEKTUR Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Disusun Oleh: Ayu Nabilah 5112412027 PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2018/2019

Transcript of COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii...

Page 1: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

i

COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNG

Dengan Penekanan Desain Arsitektur Ekologis

PROYEK AKHIR ARSITEKTUR

Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

Disusun Oleh:

Ayu Nabilah

5112412027

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

TAHUN 2018/2019

Page 2: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

ii

Page 3: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

iii

Page 4: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

iv

Page 5: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

v

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Landasan

Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) Tugas Akhir Coffee

Technopark di Kabupaten Temanggung dengan pendekatan Arsitektur Ekologis ini

dengan baik dan lancar tanpa terjadi suatu halangan apapun yang mungkin dapat

mengganggu proses penyusunan LP3A Coffee Technopark ini.

Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) Coffee

Technopark ini disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan akademik di

Universitas Negeri Semarang serta landasan dasar untuk merencanakan desain

Coffee Technopark nantinya. Judul Tugas Akhir yang penulis pilih adalah

”Perencanaan Coffee Technopark di Kabupaten Temangung”.

Dalam penulisan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan

Arsitektur (LP3A) Coffee Technopark ini tidak lupa penulis untuk mengucapkan

terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, membimbing serta

mengarahkan sehingga penulisan Landasan Program Perencanaan dan

Perancangan Arsitektur (LP3A) Coffee Technopark ini dapat terselesaikan dengan

baik. Ucapan terimakasih saya tujukan kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Fathur Rokhman M.Hum selaku Rektor Universitas Negeri

Semarang

2. Ibu Dra. Sri Handayani MPd selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas

Negeri Semarang.

3. Bapak Teguh Prihanto S.T., M.T. Selaku Koordinator Program Studi Teknik

Arsitektur S1 Universitas Negeri Semarang yang memberikan masukan arahan

dan ide-ide selama di perkuliahan

4. Bapak Ir. Didik Nopianto A.N M.T, selaku Pembimbing Tugas Akhir yang

memberikan arahan, bimbingan, dan masukan dalam penyusunan Tugas akhir

Coffee Technopark ini.

5. Bapak Teguh Prihanto S.T.,M.T dan Bapak Andi Purnomo S.T., M.A Selaku

Dosen Penguji yang memberikan arahan, bimbingan, dan masukan dalam

penyusunan Tugas akhir Coffee Technopark ini.

Page 6: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

vi

6. Seluruh Bapak/ibu Dosen Arsitektur UNNES yang memberikan bantuan arahan

dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan

Arsitektur (LP3A) Coffee Technopark ini.

Ucapan terimaksih penulis haturkan kepada semua pihak yang tidak bisa

penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dorongan dan motivasi. Penulis

menyadari masih terdapat banyak kekurangan, maka segala saran dan kritik yang

bersifat membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya penulisan

Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Coffee Technopark ini.

Semoga penulisan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang

berkepentingan.

Semarang, 10 Oktober 2018

Yang membuat pernyataan,

Ayu Nabilah

5112412027

Page 7: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

vii

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

Coffee Technopark di Kabupaten Temanggung ini penulis persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua, kakak, kakak ipar dan adik saya. Terimakasih atas

perhatian, semangat dan kesabarannya dalam menyikapi semua tingkah

laku penulis selama pengerjaan Tugas Akhir ini.

2. Ketua Jurusan Teknik Sipil, Dra. Sri Handayani, M.Pd. yang telah

memberikan ijin bagi penulis untuk melaksanakan Tugas Akhir Coffee

Technopark ini.

3. Kaprodi S1 Arsitektur Bapak Teguh Prihanto S.T.,M.T. yang memberikan

arahan dalam program Tugas Akhir ini sehingga memperlancar proses

penulisan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

(LP3A) Coffee Technopark ini.

4. Bapak Ir. Didik Nopianto Agung N, M.T. selaku Dosen Pembimbing Tugas

Akhir yang memberikan arahan, bimbingan, dan masukan dalam

penyusunan Tugas Akhir Coffee Technopark ini.

5. Bapak Andi Purnomo, S.T., M.A. dan Bapak Teguh Prihanto S.T., M.T.

selaku dosen penguji yang memberikan arahan, bimbingan, dan masukan

dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan

Arsitektur (LP3A) Coffee Technopark ini.

6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Arsitektur UNNES yang memberikan bantuan

arahan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

7. Teman seperjuangan Tugas Akhir, terimakasih atas bantuan dan kerja

samanya selama Tugas Akhir ini.

8. Teman-teman Arsitektur UNNES 2012-2014 yang sudah memotivasi serta

memberikan saran kepada penulis dalam pengerjaan Tugas Akhir Coffee

Technopark ini.

Page 8: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

viii

ABSTRAK

Ayu Nabilah

2018

“Coffee Technopark di Kabupaten Temanggung dengan pendekatan Arsitektur Ekologis”

Dosen Pembimbing :

Ir. Didik Nopianto

Teknik Arsitektur S1

Indonesia merupakan negara agraris, yang menjadikan sektor pertanian dan

perkebunan di Indonesia menjadi faktor utama dalam segi sumber mata pencaharian, sumber

utama pangan, maupun sebagai sumber penopang pembangunan dalam meningkatkan

pertumbuhan ekonomi. Salah satu komoditi tanaman perkebunan yang memiliki prospek

untuk dikembangkan adalah kopi. Pada tahun 2015 Indonesia menjadi Negara Ke4 Penghasil

kopi terbesar di dunia.Dibalik harga kopi Indonesia yang terus meningkat perekonomian

Indonesia justru mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh perkembangan kopi yang

tidak disertai dengan peningkatan standar mutu kopi yang dihasilkan petani Indonesia.

Berdasarkan Hal itu, maka diperlukan suatu tempat yang memiliki fungsi sebagai

sarana penyedia berbagai macam fasilitas yang fungsional untuk sarana penelitian, edukasi,

exebition, convention, dan dikhususkan fungsinya sebagai Coffee Thecnopark.

Jawa Tengah menjadi Provinsi ke-9 penghasil kopi terbesar di Indonesia. sebesar

42,23% penghasil kopi dari provinsi ini berasal dari Kabupaten Temanggung.

Dari beberapa pendekatan perencanaan dan perancangan di dapatkan Konsep

Perencanaan dan Perancangan yang nantinya akan mendasari desain Coffee Technopark di

Kabupaten Temanggung ini didasarkan pada Arsitektur Ekologis, dengan anggapan untuk

menyelaraskan unsur bangunan, manusia dan alam dalam kawasan Coffee Technopark

nantinya.

Kata Kunci : Coffee Technopark, Kabupaten Temanggung, Arsitektur Ekologis

Page 9: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

ix

DAFTAR ISI

PROYEK AKHIR ARSITEKTUR ................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................... Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................................. v

PERSEMBAHAN ..................................................................................................... vii

ABSTRAK ............................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL...................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Permasalahan ............................................................................................... 4

1.2.1 Permasalahan Umum ................................................................................. 4

1.2.2 Permasalahan Khusus ................................................................................ 4

1.3 Maksud dan Tujuan .......................................................................................... 4

1.3.1 Maksud ....................................................................................................... 4

1.3.2 Tujuan ......................................................................................................... 4

1.4 Manfaat ............................................................................................................. 4

1.4.1 Secara Subjektif .......................................................................................... 4

1.4.2 Secara Objektif ........................................................................................... 5

1.5 Lingkup Pembahasan ....................................................................................... 5

1.5.1 Ruang Lingkup Substansial ........................................................................ 5

1.5.2 Ruang Lingkup Spasial ............................................................................... 5

1.6 Metode Pembahasan ........................................................................................ 5

1.6.1 Data ............................................................................................................ 6

1.6.2 Analisis ....................................................................................................... 8

1.6.3 Penyusunan Konsep Dasar ........................................................................ 9

1.7 Sistematika Pembahasan ................................................................................. 9

1.8 Alur Pikir .......................................................................................................... 11

Page 10: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

x

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 12

2.1 Tinjauan Technopark ...................................................................................... 12

2.1.1 Pengertian Technopark ................................................................................ 12

2.1.2 Tujuan Technopark ..................................................................................... 13

2.1.3 Fungsi Technopark ...................................................................................... 14

2.1.4 Jenis Science Technopark ........................................................................... 15

2.1.5 Pelaku dan Aktivitas Technopark .............................................................. 21

2.1.6 Fasilitas Technopark ................................................................................. 22

2.1.7 Laboratorium ............................................................................................. 24

2.1.8 Demontration Plot ..................................................................................... 25

2.1.9 Pusat Produksi Percontohan .................................................................... 27

2.1.10 Pusat Layanan Usaha ............................................................................ 27

2.2 Kriteria Kelembagaan Technopark ................................................................. 29

2.3 Tinjauan Kopi ................................................................................................ 30

2.3.1 Penanaman (Planting) .............................................................................. 30

2.3.2 Panen (Harvesting) .................................................................................. 33

2.3.3 Pengolahan Kopi Pasca Panen ............................................................... 34

2.3.4 Penyangraian Kopi (Roasting) ................................................................. 40

2.4 Tinjuan Coffe Technopark ............................................................................... 41

2.5 Tinjauan Arsitektur Ekologis ............................................................................ 42

2.5.1 Pengertian Arsitektur Ekologis .................................................................. 42

2.5.2 Dasar Konsep Arsitektur Ekologis ............................................................ 43

2.5.3 Sudut Pandang dan Penekanan ............................................................... 50

2.5.4 Prinsip Desai Ekologis .............................................................................. 51

2.5.6 Aspek Ekologi ........................................................................................... 51

2.6 Studi Kasus ..................................................................................................... 53

2.6.1 Coffee and Cocoa Science Technopark Jember ...................................... 53

2.6.2 Bandung Techno Park .............................................................................. 63

2.6.3 Rumah Heinz Frick ................................................................................... 66

BAB III TINJAUAN LOKASI .................................................................................... 72

3.1 Tinjauan Daerah Kabupaten Temanggung ..................................................... 72

3.1.1 Letak Administratif & Geografi .................................................................. 72

3.1.2 Kondisi Topografi ...................................................................................... 74

3.1.3 Kondisi Klimatologi ................................................................................... 76

3.2 Kebijakan dan Rencana Pengembangan Kabupaten ..................................... 76

Page 11: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

xi

3.2.1 Tinjauan Tata Ruang Wilayah ................................................................... 76

3.2.2 Rencana Pola Ruang Wilayah ................................................................. 79

3.2.3 Kawasan Strategis .................................................................................... 83

3.2.4 Peraturan Bangunan Gedung Kabupaten Temanggung ........................... 84

3.3 Pemilihan Lokasi ............................................................................................. 92

3.3.1 Ketinggian minimal ................................................................................... 92

3.3.2 Tata guna lahan ........................................................................................ 92

3.3.3 Aksesibilitas .............................................................................................. 93

3.3.4 Pendekatan Pemilihan Tapak ................................................................... 93

3.4 Pemilihan Tapak ............................................................................................. 94

3.4.1 Alternatif Tapak ......................................................................................... 95

3.4.2 Tapak Terpilih ......................................................................................... 102

BAB IV PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ...... 104

4.1 Konsep Dasar Pendekatan ........................................................................... 104

4.2 Pendekatan Aspek Fungsional ..................................................................... 105

4.2.1 Analisis Pelaku Kegiatan ........................................................................ 105

4.2.2 Analisis Aktifitas Pengguna Coffee Technopark dan Kebutuhan Ruang. 110

4.2.3 Analisis Kelompok dan Organisasi Ruang .............................................. 114

4.2.4 Analisis Persyaratan Ruang.................................................................... 116

4.2.5 Analisis dan Perhitungan Besaran Ruang .............................................. 124

4.3 Pendekatan Aspek Kontekstual .................................................................... 137

4.3.1 Analisis Aksesibilitas ............................................................................... 137

4.3.2 Analisis Lingkungan ................................................................................ 139

4.3.3 Analisis Topografi ................................................................................... 143

4.3.4 Analisis View ........................................................................................... 145

4.3.5 Analisis Klimatologi ................................................................................. 146

4.4 Pendekatan Aspek Teknis ............................................................................ 148

4.5 Pendekatan Aspek Kinerja ........................................................................ 157

4.5.1 Sistem Pencahayaan .............................................................................. 157

4.5.2 Sistem Penghawaan ............................................................................... 158

4.5.3 Sistem Pemadam Kebakaran ................................................................. 159

4.5.4 Sistem Penangkal Petir........................................................................... 159

4.5.5 Sistem Jaringan Listrik ............................................................................ 160

4.5.6 Sistem Jaringan Sanitasi ....................................................................... 161

4.5.7 Sistem Pembuangan Sampah ................................................................ 162

Page 12: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

xii

4.6 Pendekatan Arsitektural ................................................................................ 162

4.6.1 Arsitektur Ekologis .................................................................................. 162

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 164

5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 164

5.2 Saran ............................................................................................................ 166

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Alur Pikir ........................................................................................................................ 11

Gambar 2.1 Dortmund Technology Center .................................................................................... 15

Gambar 2.2 Dortmund Technology Center .................................................................................... 16

Gambar 2.3 Bangunan 7100, Cambridge Research Park ........................................................... 16

Gambar 2.4 Surrey Research Park UK .......................................................................................... 17

Gambar 2.5 CCSTP Jember ............................................................................................................ 19

Gambar 2.6 Bandung Technopark .................................................................................................. 20

Gambar 2.7 Solo Technopark .......................................................................................................... 20

Gambar 2.8 Contoh laboratorium bioteknologi ICCRI Jember ................................................... 24

Gambar 2.9 Contoh Demonstrasi plot di Malawi, Afrika Timur ................................................... 26

Gambar 2.10 Contoh Interior Pusat Percontohan Produksi Coklat ............................................ 27

Gambar 2.11 PLUT Sukabumi ......................................................................................................... 28

Gambar 2.12 Tanaman Kopi ............................................................................................................ 31

Gambar 2.13 Panen Kopi ................................................................................................................. 33

Gambar 2.14 Green Beans Coffee .................................................................................................. 34

Gambar 2.15 Dried Coffee Cherry ................................................................................................... 35

Gambar 2.16 Parchment Coffee ...................................................................................................... 35

Gambar 2.17 Roasted Coffee .......................................................................................................... 36

Gambar 2.18 Proses Penjemuran chery coffee sebelum menjadi green beans ...................... 37

Gambar 2.19 Mesin Pengering Kopi ............................................................................................... 38

Gambar 2.20 Bak penerimaan kopi ................................................................................................. 38

Gambar 2.21 Pulper........................................................................................................................... 39

Gambar 2.22 Mesin Roaster Kopi ................................................................................................... 40

Gambar 2.23 Konsep arsitektur yang holistis (keseluruhan) ....................................................... 42

Gambar 2.24 Letak gedung terhadap sinar matahari dan arah angin ....................................... 44

Gambar 2.25 Arah angin yang dominan di Indonesia pada musim kemarau ........................... 44

Gambar 2.26 Arah angin yang dominan di Indonesia pada musim hujan ................................ 45

Gambar 2.27 Skema angin yang menerpa bangunan ................................................................. 45

Gambar 2.28 Skema angin yang melewati dua lubang pada bangunan ................................... 46

Gambar 2.29 Skema lubang angin pada bangunan yang menghindari silau matahari .......... 46

Gambar 2.30 Skema aliran udara pada bangunan bertingkat .................................................... 46

Gambar 2.31 Skema pengaruh posisi lubang masuk terhadap aliran udara ........................... 46

Gambar 2.32 Skema kecepatan aliran udara ................................................................................ 47

Gambar 2.33 Skema pengaruh penempatan pohon terhadap aliran udara ............................. 47

Gambar 2.34 Skema konstruksi atap yang melindungi bangunan dari sinar panas ............... 48

Gambar 2.35 Skema atap roofpound yang melindungi bangunan dari sinar panas ............... 48

Gambar 2.36 Skema penukaran panas pada 2 benda ................................................................ 49

Gambar 2.37 Lingkungan mikrokosmos dan makrokosmos ....................................................... 50

Gambar 2.38 Struktur Organisasasi CCSTP ................................................................................. 54

Gambar 2.39 Tata Letak Teknologi Pengembangan Produk Puslitkoka Jember .................... 54

Gambar 2.40 Puslitkoka Jember ..................................................................................................... 55

Gambar 2.41 Laboratorium Bioteknologi Puslitkoka Jember ...................................................... 56

Gambar 2.42 Laboratorium Alat dan Mesin Puslitkoka Jember ................................................. 57

Gambar 2.43 Gedung Transfer Teknologi dan Inkubasi Bisnis Puslitkoka Jember ................ 57

Gambar 2.44 Kebun Percontohan CCSTP .................................................................................... 58

Page 14: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

xiv

Gambar 2.45 Unit Pengolahan kopi dan kakao CCSTP .............................................................. 59

Gambar 2.46 Pabrik olahan kopi dan kakao di CCSTP ............................................................... 59

Gambar 2.47 Outlet dan Cafe di CCSTP ....................................................................................... 61

Gambar 2.48 Pusat Informasi dan Galeri di CCSTP .................................................................... 61

Gambar 2.49 Kantin di CCSTP ........................................................................................................ 62

Gambar 2.50 Guest house dan Home stay di CCSTP ................................................................ 63

Gambar 2.51 Struktur Organisasi Bandung Techno Park ........................................................... 64

Gambar 2.52 Bandung Techno Park .............................................................................................. 65

Gambar 2.53 Rumah Dr.Ir.Heinz Frick ........................................................................................... 66

Gambar 2.54 Sketsa Siteplan Rumah Dr.Ir.Heinz Frick............................................................... 67

Gambar 2.55 Siklus filtrasi air setelah masuk bak penampungan di Rumah Dr.Ir.Heinz Frick

.............................................................................................................................................................. 68

Gambar 2.56 Material bekas yang dipergunakan di Rumah Dr.Ir.Heinz Frick ........................ 69

Gambar 2.57 Bukaan ventilasi di Rumah Dr.Ir.Heinz Frick ........................................................ 70

Gambar 3. 1 Peta administratif Kabupaten Temanggung ........................................................... 72

Gambar 3. 2 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Temanggung ........................................... 82

Gambar 3. 3 Lokasi Alternatif Tapak ............................................................................................... 95

Gambar 3. 4 Alternatif Tapak 1 ........................................................................................................ 95

Gambar 3. 5 Alternatif Tapak 2 ........................................................................................................ 98

Gambar 3. 6 Alternatif Tapak 3 ...................................................................................................... 100

Gambar 3. 7 Site Terpilih ................................................................................................................ 103

Gambar 4. 1 Organisasi Coffee Technopark .............................................................................. 105

Gambar 4. 2 Hubungan Antar Ruang ........................................................................................... 115

Gambar 4. 3 Organisasi Ruang .................................................................................................... 116

Gambar 4. 4 Data Aksesibilitas Site Terpilih ................................................................................ 137

Gambar 4. 5 Analisa Aksesibilitas Site Terpilih ........................................................................... 138

Gambar 4. 6 Respon Aksesibilitas Site Terpilih .......................................................................... 139

Gambar 4. 7 Data Lingkungan 2 Site Terpilih .............................................................................. 140

Gambar 4. 8 Analisa Lingkungan Site Terpilih ............................................................................ 141

Gambar 4. 9 Zonasi Lingkungan Site Terpilih sebagai Respon Lingkungan .......................... 142

Gambar 4. 10 Data kontur Site Terpilih ........................................................................................ 143

Gambar 4. 11 Kontur Site Terpilih ................................................................................................. 144

Gambar 4. 12 Zonasi Respon terhadap kontur Site Terpilih .................................................... 144

Gambar 4. 13 Data View dalam Site ............................................................................................. 145

Gambar 4. 14Analisa View dalam Site ......................................................................................... 145

Gambar 4. 15 Zonasi sesuai View ................................................................................................. 146

Gambar 4. 16 Data intensitas cahaya matahari terhadap Site ................................................. 147

Gambar 4. 17 Intensitas cahaya matahari terhadap Site........................................................... 147

Gambar 4. 18 Orientasi bangunan dalam Site ............................................................................ 148

Gambar 4. 19 Grid Struktur Bangunan ......................................................................................... 149

Gambar 4. 20 Jaringan Listrik ........................................................................................................ 160

Gambar 4. 21 Potensi pemasangan Bak penampungan Air Bersih ......................................... 161

Gambar 5. 1 Zonasi Akhir ............................................................................................................... 165

Page 15: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Total Produksi Kopi Tahun 2016 ...................................................................................... 2

Tabel 2.1 Fasilitas Technopark ........................................................................................................ 22 Tabel 3.1 Luas Lahan Kecamatan ................................................................................................... 73

Tabel 3.2 Pembagian wilayah berdasarkan kemiringan lahan Kabupaten Temanggung ...... 74

Tabel 3.3 Pembagian wilayah berdasarkan ketinggian Kabupaten Temanggung ................... 75

Tabel 3.4 Sistem Pusat Pelayanan Kabupaten Temanggung .................................................... 77

Tabel 3.5 Penetapan Kawasan Budidaya Kabupaten Temanggung ......................................... 83

Tabel 3.6 Kawasan Strategis Kabupaten Temanggung .............................................................. 84

Tabel 3.7 Batasan Zonasi Kabupaten Temanggung .................................................................... 85

Tabel 3.8 Batasan Zonasi Kabupaten Temanggung .................................................................... 87

Tabel 3.9 Pendekatan Pemilihan Tapak Coffee Technopark ...................................................... 94

Tabel 3.10 Penilaian Alternatif Tapak 1 Coffee Technopark ...................................................... 96

Tabel 3.11 Penilaian Alternatif Tapak 2 Coffee Technopark ...................................................... 99

Tabel 3.12 Penilaian Alternatif Tapak 3 Coffee Technopark .................................................... 101

Tabel 3.13 Hasil penilaian Tapak ................................................................................................. 102

Tabel 4. 1 Jumlah Pelaku utama Coffee Technopark ................................................................ 107

Tabel 4. 2 Jumlah Kelompok Service di Coffee Technopark .................................................... 110

Tabel 4. 3 Kebutuhan Ruang Pelaku Utama ............................................................................... 111

Tabel 4. 4 Kebutuhan Ruang Pelaku Penunjang ........................................................................ 112

Tabel 4. 5 Persyaratan Ruang Kelompok Kegiatan Utama ...................................................... 116

Tabel 4. 6 Persyaratan Ruang Kelompok Kegiatan Penelitian ................................................ 117

Tabel 4. 7 Persyaratan Ruang Kelompok Kegiatan Pengembangan Teknologi .................... 120

Tabel 4. 8 Persyaratan Ruang Kelompok Kegiatan Pelayanan Usaha ................................... 121

Tabel 4. 9 Persyaratan Ruang Kelompok Kegiatan Penunjang .............................................. 122

Tabel 4. 10 Persyaratan Ruang Kelompok Kegiatan Service ................................................... 123

Tabel 4. 11 Jumlah Pelaku Kegiatan ............................................................................................ 124

Tabel 4. 12 Jumlah Pelaku Kegiatan pada Event tertentu ........................................................ 125

Tabel 4. 13 Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Utama .......................................................... 125

Tabel 4. 14 Besaran Ruang Kegiatan Kepala ............................................................................. 126

Tabel 4. 15 Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Penelitian ..................................................... 126

Tabel 4. 16 Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Pengembangan Teknologi ....................... 128

Tabel 4. 17 Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Unit Layanan Usaha .................................. 130

Tabel 4. 18 Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Penunjang .................................................... 131

Tabel 4. 19 Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Service ......................................................... 133

Tabel 4. 20 Jumlah Besaran Ruang .............................................................................................. 134

Tabel 4. 21 Jumlah Pelaku Kegiatan Coffee Technopark ......................................................... 135

Tabel 4. 22 Besaran Area Parkir ................................................................................................... 136

Tabel 4. 23 Tabel Jenis, Kelebian dan Kekurangan Pondasi ................................................... 150

Tabel 4. 24 Jenis Bahan, Kelebihan dan Kekurangan Struktur Dinding ................................. 154

Tabel 4. 25 Jenis, Kelebihan dan kekurangan struktur atap ..................................................... 156

Page 16: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris, yang menjadikan sektor

pertanian dan perkebunan di Indonesia menjadi faktor utama dalam segi

sumber mata pencaharian, sumber utama pangan, maupun sebagai

sumber penopang pembangunan dalam meningkatkan pertumbuhan

ekonomi. Komoditas perkebunan merupakan andalan bagi pendapatan

nasional dan devisa negara Indonesia, yang dapat dilihat dari nilai ekspor

komoditas perkebunan, pada tahun 2015 total ekspor perkebunan

mencapai US$ 23,933 milyar.

Salah satu komoditas tanaman perkebunan yang mengambil peran

dalam sektor pertanian adalah komuditas kopi. Kopi merupakan

komoditas pertanian yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dunia.

Tanaman ini tumbuh pada latitude tertentu salah satunya di Indonesia.

Berdasarkan data statistik perkebunan Indonesia tahun 2015-2017 luas

lahan komoditi kopi sampai dengan tahun 2017 adalah 1.227.787 ha

dengan hasil 637.539 ton, menjadikan Indonesia sebagai negara

penghasil kopi ke 4 terbesar setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia.

Dibalik harga kopi Indonesia yang terus meningkat membaik justru

sektor perekonomian Indonesia mengalami penurunan. Produksi kopi di

Indonesia seharusnya dapat lebih optimal jika proses perkembangan

tanaman dan produksi nya disertai teknologi-teknologi baru. Selain itu

pada tahun 2010 tejadi penolakan atas 200 ton kopi Indonesia oleh

Jepang karena kualitas yang kurang memenuhi standar expor ke Jepang.

Belum memadainya fasilitas untuk mewadahi aktifitas penelitian dan

pengembangan kopi ini membuat kurang optimalnya perkembangan

tanaman dan produksi kopi. Fasilitas yang dapat mewadahi kegiatan

penelitian dan pengembangan produksi kopi salah satunya adalah

technopark.

Page 17: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

2

Sesuai dengan program pembangunan pemerintah pusat yang

tertuang dalam RPJMN 2014-2019 di setiap provinsi akan dibangun 1

sciencepark dan 3 technopark. Technopark adalah suatu kawasan

terpadu yang menggabungkan dunia industri, perguruan tinggi, pusat riset

dan pelatihan, kewirausahaan, perbankan, pemerintah pusat dan daerah

dalam satu lokasi yang memungkinkan aliran informasi dan teknologi

secara efisien dan cepat, sebagai pusat penerapan teknologi untuk

mendorong perekonomian di Kabupaten/Kota.

Tabel 1.1 Total Produksi Kopi Tahun 2016

No Provinsi Produksi (Ton) No Provinsi Produksi (Ton)

1. Sumatera Selatan 110.481 18. Riau 2.830

2. Lampung 110.368 19. Sulawesi Utara 2.738

3. Jawa Timur 67.614 20. Banten 2.435

4. Sumatera Utara 61.092 21. Papua 1.914

5. Bengkulu 56.969 22. Kalimantan Selatan 1.767

6. Aceh 46.828 23. Sulawesi Barat 1.647

7. Sumatera Barat 34.096 24. Gorontalo 885

8. Sulawesi Selatan 30.992 25. Kalimantan Utara 543

9. Jawa Tengah 21.687 26. Maluku 444

10. NTT 21.051 27. Kalimantan Tengah 412

11. Jawa Barat 16.645 28. D.I Yogyakarta 409

12. Bali 15.293 29. Kalimantan Timur 224

13. Jambi 13.636 30. Papua Barat 134

14. NTB 4.615 31. Maluku Utara 127

15. Kalimantan Barat 3.889 32. Kep. Belitung 6

16. Sulawesi Tenggara 2.917 33. Kep. Riau -

17. Sulawesi Tengah 2.851 34. D.K.I Jakarta -

Sumber Statistik Kopi 2015-2017 Diolah oleh Penulis

Provinsi Jawa Tengah menduduki peringkat ke-9 penghasil kopi

terbesar di Indonesia dengan jumlah produksi 21.687 ton pada tahun

2017, Kabupaten Temanggung merupakan produsen kopi terbesar yang

menyuplai 42,23% dari hasil produksi kopi provinsi tersebut yakni sebesar

9.160 ton. Di Kabupaten Temanggung sendiri tanaman perkebunan rakyat

yang sangat menonjol adalah tanaman kopi arabika, kopi robusta dan

Page 18: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

3

tembakau. Tanaman kopi di Kabupaten Temanggung sendiri tersebar di

hampir seluruh kecamatan. Sesuai dengan rekomendasi dari hasil

penelitain yang diberikan Widyowati, E. H. berupa rekomendasi;

a. Kepada Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah untuk melakukan

pembinaan, melakukan sosialisasi.

b. Kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa

Tengah untuk memberikan bantuan pengolahan dan melakukan

pelatihan penanganan pascapanen.

c. Kepada Dinas Pertanian Kabupaten Temanggung untuk menyusun

sistem operasional produk untuk kopi organik dan melakukan

pembinaan kepada petani.

d. Kepada Dinas Koperasi Kabupaten Temanggung untuk memberikan

fasilitas kepada kelompok agroindustri untuk melakukan kemitraan

dengan dengan lembaga perbankan untuk mengakses modal.

Maka dari permasalahan yang diuraikan diatas, maka muncul

gagasan untuk merancang sebuah Coffee Technopark yang difungsikan

untuk mewadahi kegiatan penelitian pengembangan pertanian dan

produksi kopi yang menggabungkan dunia industri, perguruan tinggi,

pusat riset dan pelatihan, kewirausahaan, perbankan, pemerintah pusat

dan daerah di Kabupaten Temanggung untuk meingkatkan kualitas dan

kuantitas perkembangan tanaman juga hasil produksi kopi di Kabupaten

Temanggung.

Arsitektur Ekologis dapat dimaknai sebagi ilmu Perencanaan dan

Perancangan bangunan yang dalam pelaksanaannya sangat

memperhatikan hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan

lingkungannya, yang menyeimbangkan antara lingkungan luar dan dalam

suatu bangunan dengan Alam sekitarnya, dengan cara memperhatikan

beberapa aspek yang mendasari proses perencanaan dan perancangan

suatu bangunan. Pendekatan Arsitektur Ekologis dipilih untuk menjadi

pendekatan Perencanaan dan Perancangan Coffee Technopark dengan

Page 19: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

4

tujuan untuk menyelaraskan antara bangunan yang akan dibuat (baik

ruang dalam maupun ruang luar) dengan lingkungan sekitar.

1.2 Permasalahan

1.2.1 Permasalahan Umum

Bagaimana merancang Coffee Technopark di Kabupaten

Temanggung yang dapat memfasilitasi kegiatan penelitian dan

pengembangan pertanian dan produksi kopi, juga sebagai fasilitas

wisata di kabupaten Temanggung.

1.2.2 Permasalahan Khusus

Bagaimana memasukan unsur Arsitektur Ekologis dalam

perancangan Coffee Technopark di Kabupaten Temanggung.

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud

1.3.2 Tujuan

Tujuan penyusunan Landasan Program Perencanaan dan

Perancangan Arsitektur (LP3A) ini adalah akan dijadikan sebuah

pedoman dalam perencanaan dan perancangan desain Coffee

Technopark di Kabupaten Temanggung dengan pendekatan desain

Arsitektur Ekologis”.

1.4 Manfaat

1.4.1 Secara Subjektif

Untuk memenuhi salah satu syarat mengerjakan Proyek Akhir

Arsitektur di Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Negeri

Semarang.

Page 20: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

5

1.4.2 Secara Objektif

Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

(LP3A) ini diharapkan dapat dijadikan suatu acuan dan pegangan

dalam perancangan Coffee Technopark yang sesuai dengan

pendekatan aspek lingkungan dan perundang-undangan yang

berlaku. Selain itu diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah

wawasan, baik bagi mahasiswa pada khususnya dan masyarakat

pada umumnya.

1.5 Lingkup Pembahasan

1.5.1 Ruang Lingkup Substansial

Lingkup pembahasan meliputi segala sesuatu yang berkaitan

dengan Coffee Technopark di Kabupaten Temanggung dengan

pendekatan desain Arsitektur Ekologis dengan titik berat pada hal-

hal yang berkaitan dengan disiplin ilmu arsitektur, sedangkan hal-

hal diluar ilmu arsitektur yang mempengaruhi, melatar belakangi

dan mendasari faktor-faktor perencanaan akan dibatasi,

dipertimbangkan dan diasumsikan tanpa dibahas secara

mendalam.

1.5.2 Ruang Lingkup Spasial

Perencanaan dan Perancangan Coffee Technopark yang

terletak di Kabupaten Temanggung dengan pendekatan Arsitektur

Ekologis.

1.6 Metode Pembahasan

Metode pembahasan yang digunakan dalam penyusunan program

dasar perencanaan dan konsep perancangan arsitektur dengan judul

Coffee Technopark di Kabupaten Temanggung adalah metode deskriptif.

Metode ini memaparkan, menguraikan, dan menjelaskan mengenai

design requirement (persyaratan desain) dan design determinant

Page 21: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

6

(ketentuan desain) terhadap perencanaan dan perancangan Cofee

Technopark.

Berdasarkan design requrement dan design determinant inilah

nantinya akan ditelusuri data yang diperlukan. Data yang terkumpul

kemudian akan dianalisa lebih mendalam sesuai dengan keriteria yang

akan dibahas. Dari hasil penganalisisan inilah nantinya akan didapat suatu

kesimpulan, batasan dan juga anggapan secara jelas mengenai

perencanaan dan perancangan Coffee Technopark. Hasil kesimpulan

keseluruhan nantinya merupakan konsep dasar yang digunakan dalam

perencanaan dan perancangan Coffee Technopark sebagai landasan

dalam desain grafis Arsitektur.

1.6.1 Data

Dalam pengumpulan data, akan diperoleh data yang kemudian akan

dikelompokan kedalam 2 kategori, yaitu ;

a. Data Primer

1) Observasi Lapangan

Dilakukan dengan cara pengamatan langsung di wilayah lokasi

dan tapak perencanaan dan perancangan Coffe Tecnopark dan

studi banding.

2) Wawancara

Wawancara yang dilakukan dengan pihak pengelola serta

berbagai pihak-pihak yang terkait dalam Coffee Technopark.

b. Data Sekunder

Studi literatur melalui buku dan sumber-sumber tertulis mengenai

perencanaan dan perancangan Coffee, Technopark, dan arsitektur

Ekologis, serta peraturan-peraturan yang berkaitan dengan studi kasus

perencanaan dan perancangan Coffee Technopark.

Berikut ini akan dibahas design requirement dan design

determinant yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan

Coffe Technopark.

Page 22: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

7

1) Pemilihan lokasi tapak

Pembahasan mengenai pemilihan lakasi dan tapak,

dilakukan dengan terlebih dahulu mengumpulkan data yang

dibutuhkan dalam penentuan suatu lokasi dan tapak yang

layak sebagai perencanaan dan perancangan Coffee

Technopark, adapun data yang dimaksudkan adalah

sebagai berikut:

a) Data tata guna lahan/peruntukan lahan pada wilayah

perencanaan dan perancangan Coffee Technopark.

b) Data potensi fisik geografis, topologi, iklim, persyaratan

bangunan yang dimiliki oleh lokasi dan tapak itu sendiri

dan juga terhadap lingkungan sekitarnya yang menunjang

terhadap perencanaan dan perancangan sebuah Coffee

Technopark.

2) Program Ruang

Pembahasan mengenai program ruang dilakukan

dengan terlebih dahulu mengumpulkan data yang berkaitan

dengan perencanaan dan perancangan Coffee Technopark

yaitu dilakukan dengan pengumpulan data mengenai pelaku

ruang itu sendiri beserta kegiatannya, dilakukan dengan

observasi lapangan baik studi kasus maupun dengan studi

banding, serta dengan standar atau literatur perencanaan

dan perancangan Coffee Technopark.

3) Pendekatan Desain Arsitektur

Pembahasan mengenai penekanan desain arsitektur

dilakukan dengan observasi lapangan melalui studi banding

pada Technopark lain dengan standar literatur mengenai

perencanaan dan perancangan Coffe Technopark,

kaitannya dengan persyaratan bangunan tersebut.

Page 23: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

8

Adapun data yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a) Aspek kontekstual pada lokasi dan tapak terpilih

dengan pertimbangan keberadaan bangunan di

sekitarnya.

b) Literatur atau standar perencanaan dan perancangan

Coffee Technopark.

1.6.2 Analisis

Metode Analisis yang digunakan dalam merencanakan dan

merancang Coffee Technopark adalah Metode Deskiptif. Metode ini

memaparkan, menguraikan, dan menjelaskan mengenai design

requirement (persyaratan desain) dan design determinant (ketentuan

desain) terhadap perencanaan dan perancangan Cofee Technopark.

Dari data-data yang telah terkumpul, dilakukan identifikasi dan

analisa untuk memperoleh gambaran yang cukup lengkap mengenai

karakteristik dan kondisi yang ada. Berikut ini akan dibahas proses yang

dilakukan setelah terkumpulnya data design requirement dan design

determinant yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan Coffe

Technopark;

a. Pemilihan Tapak

Setelah memperoleh data dari beberapa alternatif tapak,

kemudian dianalisa dengan menggunakan nilai bobot terhadap

kriteria lokasi dan tapak yang telah ditentukan untuk kemudian

memberi skor terhadap kriteria x nilai bobot, dan tapak yang terpilih

diambil dari nilai yang terbesar.

b. Program Ruang

Persyaratan ruang yang didapat melalui studi banding dengan

standar perencanaan dan perancangan Coffee Technopark sehingga

dari hasil analisis terhadap kebutuhan ruang akan diperoleh program

ruang yang akan digunakan pada perencanaan dan perancangan

Coffe Technopark.

Page 24: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

9

c. Pendekatan Arsitektur

Setelah memperoleh data mengenai Pendekatan Arsitektur,

kemudian menganalisis antara data yang diperoleh dari studi banding

dengan standar perencanaan dan perancangan Coffee Technopark

sehingga akan diperoleh pendekatan arsitektural yang akan

digunakan pada perencanaan dan perancangan Coffee Technopark.

1.6.3 Penyusunan Konsep Dasar

Dari hasil penganalisisan nantinya akan didapat suatu kesimpulan,

batasan dan juga anggapan secara jelas mengenai perencanaan dan

perancangan Coffee Technopark. Hasil kesimpulan keseluruhan nantinya

menjadi konsep dasar yang digunakan dalam perencanaan dan

perancangan Coffee Technopark sebagai landasan dalam desain grafis

Arsitektur.

1.7 Sistematika Pembahasan

Secara garis besar, sistematika dalam penyusunan Landasan

Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) “Coffee

Technopark di Kabupaten Temanggung dengan pendekatan Arsitektur

Ekologis” adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat,

ruang lingkup, metode pembahasan, sistematika pembahasan, serta alur

bahasan dan alur pikir.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Membahas tinjauan mengenai Coffee Technopark, kaitannya dengan

Pengertian Technopark, Peraturan Perundangan, sistem pengelolaan,

persyaratan teknis, dan studi banding.

BAB III TINJAUAN LOKASI

membahas tentang gambaran umum pemilihan tapak berupa data fisik

dan non fisik, potensi dan kebijakan tata ruang pemilihan tapak, gambaran

Page 25: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

10

khusus berupa data tentang batas wilayah dan karakteristik tapak

pemilihan untuk desain

BAB IV PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

PERANCANGAN

Bab ini menjelaskan tentang uraian dasar-dasar penddekatan konsep

perencanaan dan perancangan awal dan analisis mengenai pendekatan

fungsional, pelaku dan aktivitasnya, kebutuhan jenis ruang, hubungan

kelompok ruang, sirkulasi, pendekatan kebutuhan Coffee Technopark

pendekatan kontekstual,optimalisasi lahan, pendekatan besaran ruang,

serta analisa pendekatan konsep perancangan secar akinerja, teknis dan

arsitektural.

BAB V KESIMPULAN

Bab ini memaparkan kesimpulan dan saran untuk perencanaan dan

perancangan Coffee Technopark.

Page 26: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

11

1.8 Alur Pikir

Gambar 1.1 Alur Pikir

Sumber: Analisa Penulis, 2018

Urgensi

Perlu adanya fasilitas yang

dapat mewadahi, aktifitas

penelitian pengembangan

pertumbuhan tanaman dan

produksi kopi untuk

meningkatkan standar kopi

indonesia, dan menjadi pusat

edukasi dan wisata kopi di

Temanggung

Coffee Technopark di Kabupaten Temanggung

Potensi

Produksi kopi terbesar

di jawa tengah berada

di Kabupaten

Temanggung

Permasalahan Perencanaan

Bagaimana merencanakan dan merancang

Cofee Technopark yang berguna untuk pusat

edukasi dan rekreasi bagi petani khususnya

dan masyarakat pada umumnya.

Studi Kasus

Melakukan observasi ke

Technoparkserupa agar

dapat membantu untuk

merencanakan Coffe

Technopark di

Kab.Temanggung

Tinjauan Lokasi

Data lingkungan

Kab. Temanggung

dan kebijakan

pemerintah dari

hasil pengamatan

dan RTRW

Kabupaten

Temanggung

Tinjauan Teori dan Literatur

Berdasarkan

standar-strandar,

Technopark, dan

Arsitektur Ekologis

Pendekatan Konsep Perencanaan dan Perancangan

Pengolahan ruang luar dan

ruang dalam Technopark.

Coffee Technopark dengan

pendekatam Ekologis yang

meliputi aspek Fungsional,

Kontekstual, Teknis, Kinerja dan

Arsitektural

COFFEE TEHNOPARK DI KABUPATEN

TEMANGGUNG DENGAN PENDEKATAN

ARSITEKTUR EKOLOGIS

KONSEP DESAIN

DE

SA

IN

GR

AF

IS

FE

ED

BA

CK

CO

NT

RO

L

Permasalahan

Belum ada wadah untuk waisata edukasi dan

tempat penelitian juga pengembangan kopi

yang memadai.

Page 27: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Technopark

2.1.1 Pengertian Technopark

Technopark atau Taman Teknologi dalam bahasa

indonesia, terdiri dari 2 suku kata yaitu Techno ( Teknologi ) dan

Park (Taman). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

memiliki arti sebagai berikut :

a. Taman (Park) adalah kebun yang ditanami dengan bunga-

bunga dan sebagainya, atau dapat diartikan juga sebagai

tempat yang menyenangkan.

b. Teknologi (techno) adalah metode ilmiah untuk mencapai

tujuan praktis ilmu terapan. Juga dapat diartikan sebagai

keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang

diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup

manusia.

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa secara

bahasa Technopark (Taman Teknologi) merupakan tempat yang

menyenangkan untuk mengenal metode ilmiah untuk mencapai

praktis ilmu terapan. Sedangkan menurut beberapa sumber

Technopark/Sience & Technology Park dapat diartikan sebagai

berikut;

Menurut BPPT (Panduan Pendirian STP Nasional) Sience &

Technology Park adalah istilah yang digunakan bagi sebuah

sarana berupa kawasan yang disiapkan secara khusus, untuk

mengisi dan mengalirkan pengetahuan dan teknologi diantara

lembaga litbang, universitas dan industri. STP memfasilitasi

tumbuh dan kembangnya industri-industri, khususnya industri kecil

menengah berbasi inovasi melalui inkubasi dan proses spin-off

Page 28: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

13

disamping menyediakan layangan bagi industri dalam satu

kawasan yang disiapkan secara khusus.

Berdasarkan International Association of Sience Park

(IASP) Taman Sains Teknologi merupakan “sebuah organisasi

yang dikelola oleh profesional khusus, tujuan utamanya adalah

untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menguatkan peran

iptek dalam pembangunan ekonomi dengan mempromosikan

budaya inovasi dan daya saing usaha terkait, serta lembaga-

lembaga berbasis pengetahuan”.

Dari beberapa paparan diats dapat disimpulkan bahwa

Technopark adalah sebuah sarana berupa kawasan yang dikelola

oleh sebuah organisasi yang berasal dari profesional khusus untuk

mengalirkan pengetahuan dan teknologi diantara lemlitbang,

universitas, industri dan pemerintah dengan tujuan untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menguatkan peran iptek

dalam pembangunan ekonomi dengan mempromosikan budaya

inovasi dan daya saing usaha terkait.

2.1.2 Tujuan Technopark

Tujuan Technopark adalah untuk membuat link yang

permanen antar perguruan tinggi (akademis), pelaku

industri/bisnis/finansial, pemerintahan dan masyarakat.

Technopark mencoba menggabungkan ide, inovasi, dan know-

how dari dunia akademik dan kemampuan finansial (dan

marketing) dari dunia bisnis. Diharapkan penggabungan ini dapat

meningkatkan dan mempercepat pengembangan produk serta

mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk memindah inovasi ke

produk yang dipasarkan, dengan harapan memperoleh economic

return yang tinggi. Adanya technopark membuat link yang

permanen antara perguruan tinggi dan industri, sehingga terjadi

clustering dan crictical mass dari peneliti dan perusahaan.

(Pamowijoto, Yunan Rhedian)

Page 29: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

14

Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

dalam Pedoman Perencanaan Science dan Techno Park tahun

2015, Technopark bertujuan untuk:

a. Merangsang dan mengelola arus pengetahuan dan teknologi di

universitas, lembaga litbang, dan industri yang berada di

lingkungannya.

b. Memfasilitasi penciptaan dan pertumbuhan perusahaan

berbasis inovasi melalui inkubasi bisnis dan proses spin-off,

dan menyediakan layanan peningkatan nilai tambah lainnya

melalui penyediaan ruang dan fasilitas berkualitas tinggi

pendukung.

Menurut Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan

Tinggi tujuan utama Technopark adalah untuk meningkatkan

kesejahteraaan masyarakat dengan mempromosikan budaya

berinovasi dan bersaing dalam aspek ilmu pengetahuan dan

industri.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa

technopark memiliki tujuan untuk;

a. Membuat link permanen antar lemlitbang, universitas,

pemerintah, pelaku industri dan masyarakat yang

memfasilitasi penciptaan dan pertumbuhan perusahaan

berbasis inovasi melalui inkubasi bisnin dan proses spin-off.

b. Mempercepat arus penyebaran penetahuan dan teknologi

antar pelaku technopark hingga masyarakat.

2.1.3 Fungsi Technopark

Menurut Pedoman Pembangunan dan Pengembangan Taman

Sains dan Teknologi oleh Kementerian Riset, Teknologi dan

Pendidikan Tinggi 2015 Sience Technology Park memiliki fungsi

sebagai berikut ;

Page 30: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

15

a) Memfasilitasi inkubasi dan proses spin-off perusahaan pemula,

b) Wahana kolaborasi R&D (Riset and Develop) antar PT,

lemitbang dan industri,

c) Menyediakan layanan teknologi lainnya (menarik industri ke

dalam kawasan),

d) Penyedia pengetahuan dan solusi teknologi terkini kepada

masyarakat,

e) Inkubasi bisnis,

f) Penerapan langsung ke pelaku ekonomi/petani.

2.1.4 Jenis Science Technopark

A) Berdasarkan tingkat pelayanan

Menurut Pedoman Pembangunan dan Pengembangan

Taman Sains dan Teknologi oleh Kementerian Riset, Teknologi dan

Pendidikan Tinggi 2015 Sience Technology Park Berdasarkan

pada Tingkat Pelayanan Technopark dibagi menjadi beberapa tipe,

yaitu;

1) Incubation Center

Memiliki karakter fisik pengembangan dalam ruang

terbatas, fokus dari tipe ini diutamakan dituju untuk

perusahaan pemula (start-up firmns). Salah satu Incubation

Center adalah di Jerman.

Gambar 2.1 Dortmund Technology Center

oleh : Thomas Robbin, 2010

Page 31: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

16

Gambar 2.2 Dortmund Technology Center

Oleh: Thomas Robbin, 2010

2) Sience/Techno Park

Sience/Techno Park memiliki karakter fisik berupa

area/kawasan yang lebih besar dibanding dengan

Incubation Center, yang memiliki fokus pada Research

and Develop dengan produksi terbatas. Beberapa

Sience/Techno Park salah satunya Cambridge

Research Park di UK.

Gambar 2.3 Bangunan 7100, Cambridge Research Park

Oleh Keith Edkins, 2008

Page 32: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

17

3) Research Park

Research Park memiliki karakter fisik berupa

area/kawasan yang lebih besar lagi dari Sience/Techno

Park, yang memiliki fokus pada Research and Develop

sampai tahap prototype. Salah satu Research Park yang

ada adalah Surrey Research Park di UK.

Gambar 2.4 Surrey Research Park UK

Oleh : Michael C Sleigh, 2011

B) Berdasarkan Lokasi

Menurut Pedoman Pembangunan dan Pengembangan

Taman Sains dan Teknologi oleh Kementerian Riset, Teknologi dan

Pendidikan Tinggi 20015 Sience Technology Park Berdasarkan

pada Lolasi Technopark dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu;

a. Techno Park (TP)

Techno Park (TP) merupakan pusat penerapan teknologi untuk

mendorong perekonomian di Kabupaten /Kota, yang

didalamnya mewadahi aktifitas inkubasi bisnis dan juga

Penerapan langsung ke pelaku ekonomi/petani.

b. Science Park

Science Park merupakan paket dan solusi teknologi terkini level

provinsi, Science Park memiliki fungsi sebagai penyedia

penetahuan dan solusi teknologi terkini, dan memiliki fungsi

Page 33: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

18

untuk memaparkan teknologi tersebut kepada masyarakat

provisi itu khususnya.

c. Science Techno Park

Science Techno Park merupakan tempat Kolaborasi riset,

Inkubasi dan Spin Off, dan juga Layanan Teknologi. Science

Techno Park Sendiri memiliki fungsi sebagai fasilitas inkubasi

dan proses spin-off perusahaan pemula, Wahana kolaborasi

R&D antar PT lemlitbang dan industri, serta menyediakan

layanan teknologi lainnya yang menarik industri ke dalam

kawasan.

d. National STP

National STP merupakan perpaduan antara Sience Techno

Park dan Pusat Pengembangan Sains-Teknologi maju, lingkup

nya adalah negara. National STP memiliki fungsi yang sama

dengan STP akan tetapi ditambahkan dengan pusat

pengembangan sains dan teknologi maju, yang berarti di tekan

kan pada Riset and Develop teknologi.

C) Berdasarkan fokus teknologi

Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

dalam Pedoman Perencanaan Science dan Techno Park tahun

2015 berdasarkan pada fokus teknologi Technopark dibagi menjadi

beberapa jenis yaitu;

1) Agro Techno Park (ATP)

Menurut Wisnu Sardjono Soenarso Asisten Deputi Urusan

Jaringan Penyedia dengan Pengguna Kementerian Riset dan

Teknologi, dalam Pengembangan Science and Technology

park di Indonesia, ATP merupakan kawasan khusus berbasis

teknologi pertanian, perternakan dan perikanan. ATP dibangun

Page 34: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

19

untuk memfasilitasi percepatan alih teknologi pertanian yang

dihasilkan oleh instansi pemerintah penelitian dan

pengembangan, pendidikan tinggi dan perusahaan yang juga

sebagai model pertanian terpadu oleh siklus biologis (bio cyclo

farming). Pada awalnya pendiriannya, ATP dikelola oleh

Kementerian Negara Riset dan Teknologi yang bermitra

dengan Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi Lokal / Sekolah

Kejuruan. Akan tetapi pada tahun 2011, ATP secara bertahap

diserahkelolakan ke pihak pemerintah daerah atau perguruan

tinggi setempat. Salah satu Agrotechnopark yang ada si

Indonesia adalah Cocoa and Coffee Sience Technopark.

Gambar 2.5 CCSTP Jember

Oleh: Ikuk Herry Kurniawan

2) Information Comunication Technology park (ICT)

Information Comunication Technology park merupakan wadah

yang mewujudkan masyarakat informasi Indonesia dengan

membentuk tenaga dibidang informasi, komunikasi dan

teknologi yang berkopeten dan berdaya saing. Salah satu ICT

di Indonesia adalah BTP ( Bandung Techno Park), BTP

diharapkan bisa menjadi wadah bisnis antara akademik,

Page 35: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

20

industri dan pemerintah berupa riset bersama dan sharing

teknologi.

Gambar 2.6 Bandung Technopark

Oleh: Adrian Agoes, 2017

3) Technopark dibidang Permesinan dan Mekanikal

Salah satu Technopark yang memiliki fokus teknologi di

bidang Permesinan dan Mekanikal adalah Solo Techno Park

(STP).

Gambar 2.7 Solo Technopark

Page 36: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

21

2.1.5 Pelaku dan Aktivitas Technopark

Menurut Pedoman Pembangunan dan Pengembangan Taman

Sains dan Teknologi oleh Kementerian Riset, Teknologi dan

Pendidikan Tinggi 20015 Sience Technology Park Pelaku kegiatan

dalam suatu Technopark diantaranya adalah;

a. Pemerintah Daerah

Sebagai inisiator awal/utama, yang mendapat dukungan penuh

dari masyarakat (DPRD), sehingga bersifat nir-personal dan

sistematik dalam dokumen perencanaan jangka panjang

pembangunan daerah. Sehingga karakter ownership Taman

Sains Teknologi, yakni kelembagaan daerah.

b. Lemlitbang (Lembaga Penelitian dan Pengembangan di

Indonesia)

Merupakan Inisiator lain yang memberikan dukungan berbasis

knowledge (science-technology-research) dan sumber daya

manusia (SDM).

c. Badan Usaha

Badan usaha yang bergerak pada bidang teknologi atau yang

berhubungan dengan tecnopark yang akan dibangun dapat

menjadi alternatif kelembagaan yang dapat dipilih untuk

menjadi inisiator selanjutnya.

d. Tenant

Dalam KBBI tenan memiliki arti sbagai pengguna atau penyewa

property.

e. Lembaga Penunjang

Sebagai inisiator selanjutnya dapat dipilih antara inisiator

industri, UPT (Unit Pelaksana Teknis) dibawah salah satu

SKPD dan Lembaga teknis daerah setingkat SKPD/Kantor.

f. Masyarakat Umum.

Page 37: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

22

2.1.6 Fasilitas Technopark

Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dalam

Pedoman Perencanaan Science dan Techno Park tahun 2015

beberapa fasilitas yang harus ada dalam Technopark tertuang dalam

tabel layanan STP bagi masyarakat / tenant berikut ;

Tabel 2.1 Fasilitas Technopark

Sumber : Pedoman Perencanaan Science dan Techno Park tahun 2015, oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Sedangkan menurut Kementerian Riset, Teknologi dan

Pendidikan Tinggi dalam pedoman pembangunan dan

pengembangan STP 2015 Pada tahapan awal penyiapan

infrastruktur, pembagian zonasi strategi dalam pengembangan

Taman Sains Teknologi juga perlu ditetapkan, misalnya adanya

pembagian 3 zona strategis yaitu :

a. Zona Strategis Riset dan Pengembang Teknologi

Informasi,

b. Zona Strategis Pelatihan SDM dan Inkubasi

c. Zona Industri dan Perdagangan

Page 38: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

23

Menurut Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan

Tinggi dalam pedoman pembangunan dan pengembangan STP

2015 Secara Fisik, fasilitas inkubator bisnis dan teknologi terdiri

dari :

a. Manajemen dan Fasilitas Pelayanan Umum, Area yang

akan digunakan sebagai kantor manajeman dan fasilitas

umum mencakup terdiri atas

1) Kantor pusat manajemen,

2) Ruang konfrensi dan rapat,

3) Kantor pelayanan umum.

b. Multi-Tenan, adalah fasilitas ruang fisik serta fasilitas lain

untuk tenan dengan dukungan kelembagaan yang

sistematis, seperti memberikan konsultasi manajemen

secara profesional. Dilengkapi dengan fasilitas khusus

untuk mengakomodasi kegiatan penelitian dan

pengembangan bisnis-Research & Bussiness

Development (R&BD).

Ruang yang dapat menjadi fasilitas untuk memenuhi

kegiatan penelitian dapat berupa laboratorium dan ruang

produksi percontohan.

c. Tempat Produksi Skala Kecil / Percontohan (Pilot Plant),

adalah fasilitas teknologi tinggi untuk memproduksi

sejumlah kecil produk. Fasilitas tersebut dirancang untuk

menguji atai membuktikan metode yang mungkin

digunakan pada saat produksi masal ( full scale palan ).

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa fasilitas utama pada

Technopark adalah:

a. Fasilitas yang dapat mewadahi kegiatan penelitian dan

pengembangan, baik untuk tanaman kopi maupun hasil produksi,

fasilitas yang dimaksud adalah Laboratorium dan Demplot

(Demonration plot)

Page 39: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

24

b. Fasilitas untuk mewadahi pengembangan bisnis (BD), fasilitas yang

dimaksud adalah Pusat Desain Teknologi, Pusat Layanan Bisnis,

c. Fasilitas untuk mewadahi aktifitas produksi percontohan, fasilitas

yang dimaksud adalah Ruang Produksi Percontohan.

2.1.7 Laboratorium

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Laboratorium adalah kamar dan sebagainya tertentu yang dilengkapi

dengan peralatan untuk mengadakan percobaan (penyelidikan dan

sebagainya).

Sedangkan menurut Depdiknas Laboratorium adalah tempat

riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah.

Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya

kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah

dibedakan menurut disiplin ilmu, misalnya laboratorium fisika,

laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium komputer,

dan laboratorium bahasa. Laboratorium merupakan tempat untuk

mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji

coba, penelitian dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu

yang menjadi kelengkapan dari sarana dan prasarana dengan

kualitas dan kuantitas memadai.

Gambar 2.8 Contoh laboratorium bioteknologi ICCRI Jember

Oleh: LP Puslitkoka

Page 40: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

25

Laboratorium merupakan ujung tombak dalam proses

pengembangan dan penyebaran ilmu pengetahuan sehingga

keberadaan laboratorium tersebut perlu didukung dengan tenaga

laboran yang profesional. Karena itu, tenaga laboratorium sebagai

salah satu komponen yang dominan terhadap perkembangan dan

bahkan kemunduran suatu laboratorium. Laboratorium pada

umumnya mempunyai sarana dan prasarana antara lain :

a. Ruang praktikum, merupakan bagian utama dari sebuah

laboratorium. Ruang praktikum adalan ruang tempat

berlangsungnya proses penelitian di laboratorim

b. Ruang kegiatan administrasi dan persiapan, merupakan ruangan

penunjang dari kegiatan penelitian yang disediakan khusus

untuk mengurus kesiapan penelitiaan.

c. Ruang penyimpanan adalah ruang yang disediakan khusus

untuk menyimpan alat-alat dan bahan yang tidak sedang

digunakan.

d. Fasilitas laboratorium yang meliputi instalasi air, instalasi atau

jaringan listrik, saluran gas, lemari asap, blower atau kipas angin,

meja, kursi, lemari, rak, papan tulis, dan alat pemadam

kebakaran.

2.1.8 Demontration Plot

Demonstrasi plot adalah beberapa metode untuk

mengintroduksi hasil penelitian ke dalam praktek pertanian

sesungguhnya di tingkat petani. Beberapa metode yang dimaksud

diantaranya:

a. Penyuluhan adalah metode efektif untuk mengkomunikasikan

pengetahuan dan keterampilan, juga untuk membangkitkan

minat dan menstimulasi petani untuk mulai mempraktekan

sesuatu yang baru.

b. Focus Group Discussion (FGD) adalah metode pengkasjian

cepat, untuk mendapatkan data dengan metode semi terstruktur

Page 41: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

26

yang ditunjukan pada partisipan yang sengaja dipilih untuk

berdiskusi dengan tema yang ditentukan oleh fasilitator.

Gambar 2.9 Contoh Demonstrasi plot di Malawi, Afrika Timur

Oleh: T. Samsos/CIMMYT

Demonstrasi plot (Demplot) adalah suatu metode terbaik

untuk memperbaiki hasil, dan dimanfaatkan oleh para penyuluh

untuk memperoleh perubahan perilaku yang diinginkan di

masyarakah pedesaan.

Dengan demplot akan terjadi situasi pembelajaran, secara

komunikasi dan interaksi antara penyuluh dan petani. Setidaknya

melalui FGD dan demplot akan ada perubahan pengetahuan, opini,

aspirasi, dan keterampilan yaitu perubahan perilaku terendah

setelah program intervensi menurut “Bannett’s Hierarchy”

(Hindersah, R 2016).

Luas yang dianjurkan untuk demonstrasi plot adalah mulai

dari 0,1 ha-hingga 150ha. Hal ini sesuai dengan contoh pada

demonstrasi plot pada tanaman padi di cikulak kidul yang hanya

menggunakan 0,1734 hektar. Danyang terbesar adalah percontohan

kakao di paapua yang mencapai 150 hektar.

Page 42: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

27

2.1.9 Pusat Produksi Percontohan

Menurut bahasa Pusat Produksi Percontohan terdiri dari 3 suku

kata yaitu Pusat, Produksi, dan Percontohan yang masing-masing

memiliki arti sebagai berikut :

Pusat : Pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan

(berbagaiurusan, hal, dan sebagainya).

Produksi : Pembuatan/Proses mengeluarkan hasil.

Percontohan : Benda, Tempat, dan sebagainya untuk

dicontoh.

Menurut paparan diatas dapat disimpulkan bahwa Pusat

Produksi Percontohan adalah wadah yang menjadi pumpunan

dalam pembuatan suatu benda atau tempat untuk dicontoh.

Gambar 2.10 Contoh Interior Pusat Percontohan Produksi Coklat

Dokumentasi Pribadi, 2018

2.1.10 Pusat Layanan Usaha

Pusat Layanan Usaha adalah Wadah untuk program yang

menyediakan jasa-jasa non-finansial secara menyeluruh dan

terintegrasi bagi koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah

dalam upaya meningkatkan kinerja produksi, kinerja pemasaran,

akses pembiayaan, pengembangan sumber daya manusia (SDM)

Page 43: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

28

melalui peningkatan kapasitas kewirausahaan, teknis dan

manajerial, serta kinerja kelambagaan.

Gambar 2.11 PLUT Sukabumi

Oleh : Tendy Y

Beberapa fasilitas yang ada dalam Pusat layanan

usaha :

a. Ruang Kepala Kantor

b. Ruang administrasi

c. Ruang konsultan

d. Ruang meeting

e. Ruang gallery

f. Ruang tamu

g. Front office

h. Mushola

i. Toilet.

Memiliki fungsi sebagai fasilitas pemberian layanan

pengembangan usaha, melakukan mediasi untuk UMKM

dalam membangun hubungan dengan pemangku

kepentingan lainnya, menstimulasiperkembangan usaha

UMKM dan Peningakatan kualitas UMKM secara inofatif,

kreatif dan produktif.

Page 44: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

29

2.2 Kriteria Kelembagaan Technopark

Menurut Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

dalam pedoman pembangunan dan pengembangan STP 2015 tidak

ada bentuk baku kelembagaan sebuah Taman Sains Teknologi.

Namun yang perlu diperhatikan adalah karena karakter dasar

kelembagaan menyangkut integritas dari berbagai fungsi layanan

dalam satu kawasan, oleh karenanya Taman Sains Teknologi harus

dikelola secara profesional. Secara umum, kriteria kelembagaan

Taman Sains Teknologi yang ideal akan membutuhkan beberapa

faktor pendukung antara lain ;

a. Dukungan kuat pemerintah daerah dan universitas/lemlitbang

(sebagai owner sekaligus inisiator),

b. Dukungan industri (industri jangkar atau bapak angkat) sebagai

basis investasi, pasar dan pelaku usaha,

c. Tersedianya lahan infrastruktur dasar,

d. Terbentuknya organisasi (Satker Daerah) yang fleksibel,

sehingga mampu membuat pengelola Taman Sains Teknologi

yang mandiri,

e. Tersusunnya manajemen profesional yang mampu

menjalankan program sehingga mampu meningkatkan aspek

relefansi, bekelanjutan dan kemandirian, serta

f. Terbangunnya komitmen jangka panjang daerah bagi

tersedianya biaya operasional yang kontinyu (RPJMD).

Bussinness Process dan produk dari Taman Sains Teknologi

harus berdasarkan pada potensi dan keunggulan daerah dan

diabdikan untuk turut menyelesaikan permasalahan di daerah (

misalnya kemiskinan dan pengangguran). Oleh karenanya, komitmen

jngka panjang pemerintah menjadi faktor kunci bagi suksesnya

program prioritas nasional ini. Pemerintah daerah juga berperan

dalam penyediaan lahan, sharing pengadaan dan fasilitas dalam

Page 45: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

30

pembangunan Taman Sains Teknologi . program pembangunan dan

pengembangan Taman Sains dan Tknologi ini harus diintegrasikan

dalam program pembanguan SIDa, dan tercantum dalam dokumen

perencanaan daerah (RPJDM dan RPJPD).

Ownership utama Taman Sains dan Teknologi adalah

kelembagaan daerah, baik pemda, perguruan tinggi daerah, maupun

DPRD, sehingga pengembangan Taman Sains Teknologi didasarkan

pada potensi daerah, berbasis sumber daya daerah dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan/ pembangunan ekonomi daerah.

Dengan demikian, pengembangan Taman Sains Teknologi relevan

denan kebutuhan daerah.

2.3 Tinjauan Kopi

Pada umumnya, kopi Indonesia merupakan kopi full body

dengan tingkat keasaman yang relatif rendah. Meskipun begitu, setiap

kawasan dikenal dengan profil dan kekhasannya masing-masing. Hal

ini dikarenakan banyak hal variabel yang paling berpengaruh adalah

jenis tanah, ketinggian permukaan tanah, varitas kopi, metode

pengolahan, metode penyimpanan. (Anwar, Iriana)

Dalam semua proses dari mulai penanaman, panen dan pasca

panen menentukan citarasa kopi. Maka satu daerah dengan daerah

lain biasanya memiliki cita rasa yang berbeda. Selain itu jenis tanaman

juga sangat mempengaruhi cita rasa yang dihasilkan oleh tanaman

kopi.

2.3.1 Penanaman (Planting)

Pada proses penanaman yang paling penting dan sangat

menentukan cita rasa kopi adalah varitas kopi, jenis tanah dan

ketinggian tanah perkebunan kopi. Setiap jenis kelompok kopi

memiliki karakteristik, ketinggian tanah minimal perkebunan, dan suhu

yang baik untuk tumbuh yang berbeda.

Page 46: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

31

Gambar 2.12 Tanaman Kopi

Oleh : Mustika Treisna Yuliandari

Ada empat jenis kelompok kopi yang dikenal, yaitu kopi

arabika, kopi robusta, kopi liberika, dan kopi ekselsa. Kelompok

kopi yang dikenal memiliki nilai ekonomis dan diperdagangkan

secara komersial, yaitu kopi arabika dan robusta. Sementara itua

kelompok kopi liberika dan kopi ekselsa kurang ekonomis dan

kurang komersial. (Rahardjo, Pudji)

Berikut penjelasan mengenai perbedaan antara satu kopi dan

yang lainnya :

a. Kopi Arabika

Kopi arabika merupakan tipe kopi tradisional dengan cita

rasa terbaik. Secara umum, kopi ini tumbuh di negara-negara

beriklim tropis atau sub-tropis. Kopi arabika tumbuh pada

ketinggian 700-1700 m di atas permukaan laut. Tanaman ini

dapat tumbuh hingga 3 meter bila kondisi lingkungannya baik.

Suhu tumbuh optimalnya adalah 16-20° C. ( Afrialana, Asmak)

Ciri-ciri dari tanaman kopi aranbika ini yaitu panjang cabang

primernya rata-rata mencapai 123cm, sedangkan ruas

cabangya pendek-pendek. Batangnya berkayu, keras, dan

Page 47: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

32

tegak serta berwarna putih keabuabuan. Keunggulan dari kopi

arabika antara lain bijinya berukuran besar, beraroma harum,

dan memiliki cita rasa yang baik. Dibalik keunggulannya

tanaman arabika memiliki kelemahan salah satunya adalah

mudah terkena penyakit HV. Secara umum, ciri-ciri cita rasa

kopi arabika yaitu sebagai berikut ;

1) Beraroma wangi yang sedap menyerupai aroma

perpaduan bunga dan buah

2) Terdapat cita rasa asam yang tidak terdapat pada kopi

jenis robusta

3) Saat disesap di m666ulut akan terasa kental

4) Cita rasanya akan jauh lebih halus (mild) dari kopi

robusta

5) Terkenal pahit.

b. Kopi Robusta

Jenis robusta tahan terhadap serangan jamur karat. Kopi ini

mengandung kafein dalam kadar yang jauh lebih banyak. Kopi

robusta dapat ditumbuhkan dengan ketinggian 800 m di atas

permukaan laut. Kopi robusta memiliki beberapa keunggulan

diantaranya lebih resisten terhadap serangan hama penyakit

(khususnya penyakit HV), mampu tumbuh dengan baik pada

ketinggian tempat 400-700 m dpl (suhu 21-24°) dan

produksinya lebih tinggi dari kopi arabika. Secara umum kopi

robusta memiliki ciri-ciri cita rasa kopi sebagai berikut ;

1) Memiliki rasa menyerupai coklat

2) Aroma yang dihasilkan khas dan manis

3) Warna bijinya bervariasi, tergantung cara

pengolahannya

4) Teksturnya lebih kasar dari kopi arabika.

Page 48: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

33

c. Kopi Liberika

Kopi yang dapat tumbuh di daerah dataran rendah ini

berasal dari Angola. Kopi ini berbuah sepanjang tahun, tetapi

kualitas buahnya relative rendah dan tidak seragam.

d. Kopi Ekselsa

Kopi golongan ini memiliki cabang primer yang dapat

bertahan lama, berbatang kekar dan dapat berbunga pada

batang tua. Kopi golongan ini memiliki daya adaptasi terhadap

iklim yang lebih luas dan resisten terhadap penyakit HV, tetapi

pembentukan buah kopi eksklesa lambat serta memiliki ukuran

buah yang kecil dan tidak seragam.

2.3.2 Panen (Harvesting)

Pemetikan, pemanenan buah kopi yang umum dilakukan

dengan cara memetik buah yang telah masak pada tanaman kopi

adalah berusaha mulai sekitar 2,5-3 tahun. Buah matang ditandai

dengan perubahan warna kulit buah. Kulit buah akan berwarna

merah, akan menjadi kehitam-hitaman saat terlampau masak.

Gambar 2.13 Panen Kopi

Dokumentasi Pribadi, 2018

Page 49: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

34

Untuk mendapatkan hasil yang bermutu tinggi, buah kopi harus

dipetik dalam keadaan masak penuh. Kopi robusta memerlukan

waktu 8-11 bulan sejak dari kuncup sampai matang, sedangkan kopi

arabika 6-8 bulan. Beberapa jenis kopi seperti kopi liberika dan kopi

yang ditanam di daerah basah akan menghasilkan buah sepanjang

tahun sehingga pemanenan dapat dilakukan sepanjang tahun.

Sedangkan untuk kopi yang ditanam di daerah kering biasanya

menghasilkan buah musiman,. Musim panen ini biasanya terjadi

mulai bulai Mei/Juni dan berakhir pada bulan Agustus/September.

(Prastowo, Bambang, dkk)

2.3.3 Pengolahan Kopi Pasca Panen

Sebelum membahas metode pengolahan kopi pasca panen

berikut dipaparkan janis kopi yang dikenal dunia, Menurut

International Coffee Agreement 2001 disepakati nama dan bentuk

yang diperdagangkan secara internasional, yaitu sebagai berikut;

a. Green Cofee (Kopi Hijau) adalah kopi yang sudah dikupas

dan belum disangrai.

Gambar 2.14 Green Beans Coffee

Dokumentasi Pribadi, 2018

Page 50: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

35

b. Dried coffee cherry (buah kopi kering) adalah buah kopi dari

pohon yang sudah dikeringkan.

Gambar 2.15 Dried Coffee Cherry

Oleh: Pete Denison

c. Parchment coffee (kopi kulit tanduk) adalah biji kopi hijau

yang masih memiliki kulit tanduk.

Gambar 2.16 Parchment Coffee

Oleh: areeya

Page 51: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

36

d. Roasted coffee (kopi sangrai) adalah biji kopi hijau yang

sudah disangrai dengan tingkat panas tertentu.

Gambar 2.17 Roasted Coffee

Dokumentasi Pribadi, 2018

e. Decaffeinated coffee (kopi dekafein) adalah kopi hijau atau

kopi yang sudah disangrai atau kopi yang bisa dilarutkan

dengan kandungan kafein yang sudah diektrak.

f. Liquid coffee (kopi cair) adalah bentuk kopi yang sudah

disangrai yang diubah bentuknya menjadi bentuk cair

dengan air.

g. Soluble coffee (kopi dapat larut) adalah kopi berasal dari

kopi sangrai yang dientuk menjadi padat yang bisa

dicairkan dengan air (sejenis kopi instan).

Page 52: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

37

Ekspor kopi Indonesia tidak hanya bentuk biji, tetapi bentuk kopi

olahan, antara lain kopi sangrai, kopi bubuk, dan kopi terlarut. Namun,

ekspor produk olahan kopi Indonesia (bentuk kopi bubuk) masih sangat

kecil. Oleh karena itu, perlu diversifikasi produk yang dapat dikembangkan

pada skala usaha kecil dan menengah (UKM) serta skala besar. Teknologi

pengolahan kopi relatif sederhana dan dapat dirancang dalam berbagai

skala usaha sehingga nilai tambahnya dapat dinikmati petani kopi.

(Rahardjo, Pudji)

Kopi yang paling banyak diekspor Indonesia adalah green beans.

Beberapa proses pengolahan ceri kopi (coffee chery) menjadi green

beans yang dikenal di dunia diantaranya :

a. Metode Pengolahan Kering (Dry Process), buah kopi yang telah

dipanen segera dikeringkan terutama buah yang telah matang.

Pengeringan buah kopi dapat dilakukan dengan pengeringan alami

ataupun buatan.

Pengeringan alami yaitu pengeringan dengan menggunakan sinar

matahari, caranya sangat sederhana tidak memerlukan peralatan dan

biaya yang besar tetapi memerlukan tempat yang cukup luas dan

waktu yang lama.

Gambar 2.18 Proses Penjemuran chery coffee sebelum menjadi green beans

Page 53: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

38

Pengeringan Buatan, keuntungan menggunakan pengeringan buatan

adalah dapat menghemat biaya dan juga tenaga, pengeringan buatan

menggunakan mesin pengering statik dengan alat penggaruk

mekanik, mesin pengering dari drum yang berputar, mesin pengering

vertikal.

Gambar 2.19 Mesin Pengering Kopi

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=GFylG9ym0Oc

b. Metode Pengolahan Basah (washed process), meliputi penerimaan,

pulping, Klasifikasi, Fermentasi, Pencucian, Pengeringan dan

Pengawetan.

Gambar 2.20 Bak penerimaan kopi

Sumber : https://majalah.ottencoffee.co.id/mengenal-macam-macam-proses-kopi/

Page 54: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

39

1) Peneriamaan, hasil panen harus secepat mungkin dipindahkan

ke tempat pemrosesan untuk menghindari pemanasan

langsung. Hasil panen dimasukan kedalam tangki penerima

yang dilengkapi air.

2) Pulping bertujuan untuk memisahkan kopi dari kulit terluar dan

mesocarp (bagian daging)

Gambar 2.21 Pulper

Dokumentasi Pribadi, 2018

3) Proses Fermentasi, bertujuan untuk melepaskan daging buah

berlendir yang masih melekat pada kulit tanduk dan pada

proses pencucian akan mudah terlepas sehingga

mempermudah proses pengeringan.

4) Pencucian, secara manual dilakukan pada biji kopi dari bak

fermentasi dialirkan dengan air melalui saluran dalam bak

pencucian yang segera diaduk. Selama proses ini air bak

dibiarkan terus mengalir keluar membaea bagian yang

terapung berupa sisa-sisa lapisan lendir yang terlepas.

5) Pengeringan, rata-rata pengeringan antara 10-15 hari.

Pengeringan buatan (suhu tidak lebih dari 55°C).

Page 55: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

40

2.3.4 Penyangraian Kopi (Roasting)

Proses penyangraian adalah proses pembentukan rasa dan

aroma pada biji kopi. Apabila biji kopi memiliki keseragaman dalam

ukuran, spcific gravity, tekstur, kadar air dan struktur kimia, maka

proses penyangraian akan relatif lebih mudah untuk dkendalikan.

Kenyataannya, biji kopi memiliki perbedaan yang sangat besar,

sehingga proses penyangraian merupakan seni dan memerlukan

keterampilan dan pengalaman sebagaimana permintaan konsumen.

(Rohaye, Sri)

Penyangraian kopi bertujuan untuk merubah green beans

menjadi biji kopi yang matang dan siap untuk dikonsumsi.

Penyangraian biasanya dilakukan pada tekanan atmosfer, sebagai

media pemanas biasanya digunakan udara pemanas atau gas-gas

hasil pembakaran, panas juga diperoleh dengan mengadakan

kontak antara kopi beras dengan permukaan metal yang

panas.setelah perlakuan pendahuluan untuk menghilangkan

kandungan air. Pengolahan biji kopi ini perlu disesuaikan dengan

permintaan kegemaran konsumen. (Agastya, Dewa Gde Agung

Putra)

Gambar 2.22 Mesin Roaster Kopi

Sumber : https://eatwithloves.wordpress.com/category/kopi/

Page 56: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

41

Proses penyangraian dilakukan dengan

menggunakan suhu yang tinggi. Biji kopi disangrai pada

suhu 180-240°C, biasanya memerlukan waktu 15-20 menit.

Selama penyaringan biji kopi diaduk agar uap air cepat

terbawa keluar dan panas terdistribusi secara seragam serta

keseluruhan. Ketika penyangraian selesai maka biji kopi

harus segera dikeluarkan dari mesin dan didinginkan secara

cepat. (Rohaye, Sri)

2.4 Tinjuan Coffe Technopark

Dari beberapa pengertian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa

Coffee Tehnopark merupakan sarana berupa kawasan yang disiapkan

secara khusus, untuk mengisi dan mengalirkan pengetahuan dan teknologi

diantara lembaga litbang, universitas dan industri mengenai kopi.

Tujuan utama Coffee Technopark adalah untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi dan menguatkan peran iptek dalam pembangunan

ekonomi dengan mempromosikan budaya inovasi dan daya saing mengenai

tanaman kopi dan hasil produksi kopi , serta lembaga-lembaga berbasis

pengetahuan.

Fasilitas Coffee Technopark dapat dibagi menjadi 3 Zona, yaitu;

a. Zona Teknologi Tanam

b. Zona Teknologi Hasil Panen

c. Zona Pelatihan dan Pengembangan Bisnis

Berdasarkan tingkat pelayanannya Coffee Technopark masuk

kedalam sience/technopark yang memiliki karakter fisik berupa

area/kawasan yang lebih besar dari incubation center yang memiliki fokus

pada Research and develop produksi terbatas. Sedangkan menurut

lokasinya Coffee Technopark akan menjadi Sience Park yang memiliki fungsi

untuk memaparkan teknologi terkini mengenai kopi kepada masyarakat

provinsi khususnya.

Page 57: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

42

2.5 Tinjauan Arsitektur Ekologis

2.5.1 Pengertian Arsitektur Ekologis

Ekologi biasanya dimengerti sebagai hal-hal yang saling

mempengaruhi segala jenis mahluk hidup (tumbuhan, binatang,

manusia) dan lingkungannya (cahaya, suhu, curah hujan,

kelembaban, topografi, dan sebagainya). Demikian juga proses

kelahiran, kehidupan, pergantian generasi, dan kematian yang

semuanya menjadi bagian dari pengetahuan manusia. Proses itu

berlangsung terus dan dinamakan sebagai ‘hukum alam’. (Heinz Frick,

1997)

Ekologi didefinisikan sebagai ilmu tentang hubungan timbal

balik antara mahluk hidup dengan lingkungannya. Istilah ekologi

pertaman kali diperkenalkan oleh Haeckel, seorang ahli biologi pada

pertengahan dasawarsa 1860-an. Ekologi berasal dari bahasa

Yunani, okios yang berarti rumah dan logos yang berarti ilmu, srhingga

secara harfiah ekologi berarti ilmu tentang rumah tangga mahluk hidup

(Kristanto, Philip)

Atas dasar uraian diatas, maka perhatian pada arsitektur

sebagai ilmu teknik dialihkan kepada arsitektur kemanusian yang

memperhitungkan juga keselarasan dengan alam dan kepentingan

penghuninya dan pembangunan rumah atau tempat tinggal sebagai

kebutuhan kehidupan manusia dalam hubungan timbal balik dengan

lingkungan alamnya dinamakan “arsitektur ekologis atau eko-

arsitektur”.

Gambar 2.23 Konsep arsitektur yang holistis (keseluruhan)

Sumber : Heinz Frick, 1997

Page 58: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

43

Sebenarnya eko-arsitektur tersebut mengandung juga bagian-

bagian dari arsitektur biologis (arsitektur kemanusiaan yang

memperhatikan kesehatan), arsitektur alternatif, arsitektur matahari

(dengan memanfaatkan energi surya), arsitektur bionik (tenkik sipil

dan konstruksi yang memperhatikan kesehatan manusia), serta

biologi pembangunan. Maka istilah eko-arsitektur adalah istilah holistik

yang sangat luas dan mengandung semua bidang.

Eko-arsitektur tidak menentukan apa yang seharusnya terjadi

dalam arsitektur karena tidak ada sifat khas yang mengikat sebagai

standar atau ukuran baku. Namun, eko-arsitektur mencakup

keselarasan antar manusia dan lingkungan alamnya. Eko-arsitektur

mengandung juga dimensi yang lain seperti waktu, lingkungan alam,

sosio-kultural, ruang, serta teknik bangunan. Hal ini menunjukan

bahwa eko-arsitektur bersifat lebih kompleks padat dan vital

dibandingkan dengan arsitektur pada umumnya. (Heinz Frick, 1997)

2.5.2 Dasar Konsep Arsitektur Ekologis

Menurut Heinz Frick (1997) dasar eko arsitektur pada iklim tropis

adalah sebagai berikut;

a. Sinar Matahari dan Orientasi Bangunan

Sinar matahari dan orientasi bangunan yang ditempatkan tepat

diantara lintasan matahari dan angin serta bentuk denah yang

terlindung adalah titik utama dalam peningkatan mutu iklim

mikro yang sudah ada, dalam hal ini tidak hanya perlu

diperhatikan sinar matahari yang mengakibatkan panas saja

melainkan juga arah angin yang memberi kesejukan. Orientasi

bangunan terhadap sinar matahari yang paling cocok dan

menguntungkan terdapat sebagai kompromi antara letak

gedung berarah dari timur ke barat yang terletak tegak lurus

terhadap arah angin menurut gambar berikut. Krmudian dalam

hal ini gedung yang berbentuk persegi panjang lebih beruntung

daripada gedung yang berbentuk bujursangkar.

Page 59: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

44

Gambar 2.24 Letak gedung terhadap sinar matahari dan arah angin

Sumber: Heiz Frick 1997

Orientasi yang paling cocok di daerah tropis dekat

khatulistiwa adalah suatu kompromi antara kedua arah

tersebut diatas.

b. Angin dan Pengudaraan Ruangan

Angin dan pengudaraan ruangan secara terus-

menerus mempersejuk iklim ruangan.

Gambar 2.25 Arah angin yang dominan di Indonesia pada musim kemarau

Sumber: Heinz Frick, 1997

Page 60: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

45

Gambar 2.26 Arah angin yang dominan di Indonesia pada musim hujan

Sumber: Heinz Frick, 1997

Udara yang bergerak menghasilkan penyegaran

terbaik karena dengan penyegaran tersebut terjadi proses

penguapan yang menurunkan suhu pada kulit manusia.

Dengan demikian, angin juga dapat digunakan untuk

mengatur udara di dalam ruang.

Gambar 2.27 Skema angin yang menerpa bangunan

Sumber: Heinz Frick, 1997

Page 61: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

46

Gambar 2.28 Skema angin yang melewati dua lubang pada bangunan Sumber: Heinz Frick, 1997

Gambar 2.29 Skema lubang angin pada bangunan yang menghindari silau matahari

Sumber: Heinz Frick, 1997

Gambar 2.30 Skema aliran udara pada bangunan bertingkat

Sumber : Heinz Frick tahun 1997

Gambar 2.31 Skema pengaruh posisi lubang masuk terhadap aliran udara

Sumber : Heinz Frick tahun 1997

Page 62: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

47

Gambar 2.32 Skema kecepatan aliran udara

Sumber : Heinz Frick tahun 1997

Gambar 2.33 Skema pengaruh penempatan pohon terhadap aliran udara

Sumber : Heinz Frick tahun 1997

Penyegaran udara di dalam ruangan, disamping

tergantung terhadap pergerakan udara, juga pada pertukaran

udara, yang pada di daerah tropis sangat berhubungan dengan

kesehatan yang cukup tinggi.

c. Suhu dan Perlindungan terhadap Panas

Pengaruh dari suhu terhadap ruangan dapat diatur

dengan konstruksi atap yang selain melindungi manusia

terhadap cuaca, juga memberi perlindungan terhadap radiasi

panas sistem penyejuk udara secara alamiah.

Page 63: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

48

Gambar 2.34 Skema konstruksi atap yang melindungi bangunan dari sinar panas

Sumber : Heinz Frick tahun 1997

Gambar 2.35 Skema atap roofpound yang melindungi bangunan dari sinar panas

Sumber : Heinz Frick, 1997

Untuk menyejukan udara dalam rumah beratap datar

dapat juga digunakan sistemkolam air (roof pond) yang

menerima panasnya sinar matahari dan mengembalikannya

pada waktu malam. Sistem yang agak mirip adalah lapisan

tanah di atas atap datar yang ditanami rumput (atau gelang

tanah) yang tahan musim kering.

Pengaruh dari suhu terhadap ruangan dapat diatur juga

dengan mempraktikan letak, bentuk, dan lapisan permukaan

Page 64: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

49

gedung karena bidang yang kurang panas selalu mau

menerima panas dari bidang yang lebih panas seperti terlihat

pada gambar berikut;

Gambar 2.36 Skema penukaran panas pada 2 benda

Sumber : Heinz Frick tahun 1997

Hal yang sama terjadi antara dua benda (lewat udara)

maupun antara dua permukaan dinding (lewat tembok),

dimana benda hangat berupa udara yang hangat oleh radiasi

matahari dan benda dingin berupa udara dalam rumah.

d. Alam sebagai Pola Perencanaan

Struktur-struktur alam selalu terbentuk sebagai

peredaran alam. Sebuah rumah adat buatan manusia;

walaupun demikian, menurut paham orang Jawa rumah

dianggap memiliki wahyu. “Berarti rumah juga jadi organisme

alam, seperti ada anggapan bahwa seluruh dunia juga jadi

organisme (hipotesis Gaia). Organisme alam yang mengalami

kelahiran, kehidupan, dan kematian sebagai konsep

mikrokosmos yang meniru makrokosmos yang tidak

terhingga”.

Page 65: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

50

Gambar 2.37 Lingkungan mikrokosmos dan makrokosmos

Sumber : Heinz Frick tahun 1997

2.5.3 Sudut Pandang dan Penekanan

Menurut Wanda Widigdo pendekatan ekologi ada berbagai

macam sudut pandang dan penekanan, tetapi semua mempunyai arah

dan tujuan yang sama, yaitu konsep perancangan dengan:

a. Mengupayakan terpeliharanya sumberdaya alam, membantu

mengurangi dampak yang lebih parah dari pemanasan global,

melalui pemahaman perilaku alam.

b. Mengelola tanah, air dan udara untuk menjamin keberlangsungan

siklus-siklus ekosistim didalamnya, melalui sikap transenden

terhadap alam tanpa melupakan bahwa manusia adalah imanen

dengan alam.

c. Pemikiran dan keputusan dilakukan secara holistik, dan

kontekstual.

d. Perancangan dilakukan secara teknis dan ilmiah.

e. Menciptakan kenymanan bagi penghuni secara fisik, sosial, dan

ekonomi melalui sistim-sistim dalam bangunan yang selaras

dengan alam, dan lingkungan sekitarnya.

f. Penggunaan sistim-sistim bangunan yang hemat energi,

diutamakan penggunaan sistim-sistim pasif (alamiah), selaras

dengan iklim setempat, daur ulang dan menggunakan potensi

setempat.

g. Penggunaan material yang ekologis, setempat, sesuai iklim

setempat, menggunakan energi yang hemat mulai pengambilan

Page 66: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

51

dari alam sampai pada penggunaan pada bangunan dan

kemungkinan daur ulang.

h. Meminimalkan dampak negatif pada alam, baik dampak dari limbah

maupun kegiatan.

i. Meningkatkan penyerapan gas buang dengan memperluas dan

melestarikan vegetasi dan habitat mahluk hidup

j. Menggunakan teknologi yang mempertimbangkan nilai-nilai

ekologi.

k. Menujiu pada suatu perancangan bangunan yang berkelanjutan.

Dari pemikiran pendekatan diatas akan muncul pertimbangan-

pertimbangan yang sangat kompleks dan saling berhubungan secara

timbal balik. Oleh karena itu dalam pendekatan ekologis memerlukan

pemecahan secaara interdisipliner, yaitu keterlibatan berbagai macam

disiplin ilmu untuk mendapatkan hasil perancangan yang optimal bagi

manusia dan alam.

2.5.4 Prinsip Desai Ekologis

Prinsip desain ekoloagi meliputi :

a. Solution Grows from Place (Pemahaman atas masyarakat

lokal, terutama aspek sosial budaya).

b. Design with Nature (Desain yang direncanakan mampu

menjaga ekosistem yang ada di dalamnya)

c. Meminimalisir pemakaian energi dan material

d. Mengharmoniskan hubungan antara budaya dan alam

e. Menjaga aspek-aspek lingkungan seperti tanah, tmbuh-

tumbuhan, dan lain sebagainya.

2.5.6 Aspek Ekologi

Jika merujuk pada teori dasar arsitektur, maka unsur utama

arsitektur selalu dikaitkan dengan aspek fungsi, estetika dan struktur.

Ditinjau dari prinsip-prinsip desain ekologis, maka beberapa indikator

penting bagi konsep ekologis meliputi unsur-unsur :

Page 67: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

52

a. Aspek Struktur dan Kontruksi

Dalam arsitektur ekologis kualitas truktur tidak hanya

merupakan persoalan teknis tetapi meliputi struktur

fungsional (fungsi bangunan), struktur lingkungan (ekologi,

tempat dan waktu), struktur bangunan (sistem, teknik dan

konstruksi), dan struktur bentuk (ruang dan estetikanya)

secara inegral. Penilaian kualitas didasarkan pada ;

1) Keseluruhan struktur fungsional, lingkungan, bangunan

dan bentuk,

2) Integralistik dengan alam,

3) Kesinambungan (sustainality) pada struktur teknologi.

b. Aspek bahan bangunan

Penggunaan bahan bangunan akan lebih efisien

dengan menyelaraskan usia pakai bahan bangunan dengan

masa pakai bangunan. Klasifikasi bahan bangunan harus

digolongkan dengan memperhatikan entropi serta

pengaruhnya terhadap ekologi dan kesehatan manusia,

digolongkan menurut penggunaan bahan mentah dan

tingkat transformasinya sebagai berikut ;

1) Eksploitasi dan pembuatannya menggunakan energi

sesedikit mungkin

2) Tidak mengalami perubahan bahan (transformasi) yang

tidak dapat dikembalikan ke alam

3) Eksploitasi, pembuatan, penggunaan dan pemeliharaan

bahan bangunan sesedikit mungkin tingkat pencemaran

lingkungannya

4) Bahan bangunan berasal dari sumber alam lokal.

c. Aspek sumber-sember energi dan pemanfaatannya bagi

kehidupan sehari-hari

d. Aspek manajemen limbah (utilitas)

e. Aspek ruang, meliputi zoasi, tata ruang dan fungsinya

Page 68: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

53

2.6 Studi Kasus

2.6.1 Coffee and Cocoa Science Technopark Jember

Coffee and Cocoa Science Techno Park (CCSTP) Pusat

Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia merupakan suatu kawasan

yang dikelola secara profesional guna menginisiasi dan menyalurkan

inovasi teknologi hulu (on farm) sampai dengan hilir (off farm) kepada

semua pelaku usaha dan industri kopi maupun kakao serta lembaga

pendidikan dan penelitian sehingga mampu mencetak enterpreneur-

enterpreneur baru yang berdaya saing tinggi dan berkelanjutan untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Gambar 2.39 Coffee and Cocoa Sience Technopark Jember

Dokumentasi Pribadi, 2018

Didirikan pada tanggal 1 Januari 1911 dengan nama

Besoekisch Proefstation atau Balai Peneliti Besuki. Pada tahun

2012 mendapat Anugerah IPTEK “Prayogasala” sebagai lembaga

riset yang mandiri dan ditetapkan sebagai Center of Excellence

atau Pusat Unggulan IPTEK (PUI) kakao pada tahun 2012 sdan

PUI kopi pada tahun 2013. Diresmikan pada tanggal 1 Agustus

2016 menjadi Coffee and Cocoa Science Technopark. Saat ini

Puslitkoka dikelola secara mandiri dengan menggenerate-Income

antara lain berupa bahan tanam (benih dan bibit), kerjasama riset

dan pendampingan, pelatihan, jasa analisis laboratorium dan

Page 69: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

54

sertifikasi produk, produksi alat-mesin pengelola kopi-kakao, dan

industri hilir kopi dan kakao.

Gambar 2.38 Struktur Organisasasi CCSTP

Dokumentasi Pribadi, 2018

Gambar 2.39 Tata Letak Teknologi Pengembangan Produk Puslitkoka Jember

Dokumentasi Pribadi, 2018

Bertempat di kawasan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao

Indonesia, Kebun Percobaan Kaliwining, Jl. Kebun Renteng

Jenggawah, Nogosari, Rambipuji, Jember Regency, East Java.

Coffee and Cocoa Science Technopark memiliki luas areal sebesar

53,3 hektar. Akan tetapi Coffee and Cocoa Science Technopark

memiliki 3 kebun percontohan yang tersebar di:

Direktur

Kepala Bidang Biro Umum

dan SDM

Kepala Bidang Usaha Kepala Bidang Penelitian

kopi dan balai penelitian Kepala Bidang Penelitian

kakao dan balai penelitian

Staf Secretary

Page 70: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

55

a. Kebun Percobaan Kaliwining, Rambipudji, Jember seluas

160hektar pada ketinggian tempat 45m dpl, tipe curah hujan D

(kering) menurut Schmidt & Ferguson, kondisi tanah cenderung

marginal (kurus). Yang digunakan untuk kebun percontohan

Kopi Robusta dan Kokoa.

b. Kebun Percontohan Sumber asin, Hrjokuncaran, Manjing Wetan,

Malang seluas 110hektar dengan ketinggian tempat 550m dpl,

tipe curah hujan C menurut Schmidt & Ferguson. Digunakan

untuk kebun percontohan Kopi Robusta dan Kakao.

c. Kebun Percontohan Andongsari, Pakem, Bondowoso seluas

110hektar dengan ketinggian tempat 1000-1600m dpl, tipe curah

hujan C menurut Schmidt & Ferguson. Digunakan sebagai

Kebun Percontohan untuk Kopi Arabika.

Pada Coffee and Cocoa Science Technopark di kawasan Puslitkoka

terbagi menjadi 2 kawasan yakni:

a. Kawasan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, yang

merupakan kawasan khusus untuk penelitian.

Gambar 2.40 Puslitkoka Jember

Dokumentasi Pribadi, 2018

Jumlah peneliti (tenaga ahli) mencapai 35 orang yang terdiri dari

5 kelompok peneliti yakni:

Page 71: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

56

1. Kelompok Peneliti Tanaman dan Bioteknologi,

2. Kelompok Peneliti Agroteknologi dan Fisiologi,

3. Kelompok Peneliti Tanah dan Air,

4. Kelompok Peneliti Perlindungan Tanaman,

5. Kelompok Peneliti Teknologi Pascapanen (alat & mesin).

Kawasan Penelitian terbagi menjadi beberapa fasilitas,

Berikut merupakan fasilitas yang hanya dapat diakses oleh

peneliti, pengelola dan tenant:

1. Laboratorium penelitian Bioteknologi, Agroteknologi,

Fisiologi, dan Hidrologi.

Laboratorium yang ada di kawasan Puslitkoka adalah

laboratorium milik Puslitkoka yang juga menyediakan jasa

untuk menguji dan meneliti bioteknologi, fisiologi, tanah,

dan hidrologi.

Gambar 2.41 Laboratorium Bioteknologi Puslitkoka Jember

Page 72: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

57

2. Laboratorium penelitian alat dan mesin

Gambar 2.42 Laboratorium Alat dan Mesin Puslitkoka Jember

Dokumentasi Pribadi, 2018

Laboratorium penelitian alat dan mesin merupakan laboratorium ujicoba alat dan mesin yang diciptakan di bengkel-bengkel yang ada di kawasan Puslitkoka.

3. Gedung Transfer Teknologi dan Inkubasi bisnis

Gambar 2.43 Gedung Transfer Teknologi dan Inkubasi Bisnis

Puslitkoka Jember

Dokumentasi Pribadi, 2018

Merupakan gedung untuk pengelola, peneliti dan

tenan yang bertujuan untuk trasfer teknologi.

Page 73: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

58

b. Kawasan COCOpark, merupakan fasilitas yang dapat dikunjungi

oleh masyarakat umum, antara lain :

1) Kebun Percontohan tanaman kopi dalam bentuk

Demonstrasi Plot.

Gambar 2.44 Kebun Percontohan CCSTP

Dokumentasi Pribadi, 2018

Pada area Kebun Percontohan terdapat 13

demonstrasi plot dengan jumlah pohon kopi dan coklat

tertanam mencapai 7041 pohon. Terdapat fasilitas mobil

pengantar untuk pengunjung jika ingin mengelilingi kebun

percontohan. Selain demonstrasi plot pada area ini juga

terdapat kawasan konservasi seluas 1,9hektar dengan

keanekaragaman hayati baik dari golongan rumput, semak,

perdumaupun pohon. Dikawasan ini difungsikan juga

sebagai penangkaran satwa liar dilindungi undang-undang

jenis Rusa Timor dan satwa eksotika jenis Rusa Tutul.

Page 74: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

59

2) Unit pengolahan biji kopi dan kakao

Gambar 2.45 Unit Pengolahan kopi dan kakao CCSTP

Dokumentasi Pribadi, 2018

Pada Unit pengolahan biji kopi dan kakao terdapat

penjelasan melalui papan informasi dan dijelaskan oleh

guide yang mengantar mengenai proses pengolahan kopi

dan kokoa. Selain itu, terdapat pula alat dan mesin yang

dipergunakan untuk mengolah kopi dan kakao dari

berbentuk buah hingga biji matang yang biasa diperjual

belikan.

3) Pabrik olahan kopi dan kakao skala home industri

Gambar 2.46 Pabrik olahan kopi dan kakao di CCSTP

Dokumentasi Pribadi, 2018

Page 75: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

60

Tidak hanya sampai di biji sangrai (roasted beans)

Coffee and Cocoa Science Technopark juga mengolah

sebagian hasil tanamnya menjadi beberapa produk

diantaranya: praline coklat, permen coklat, kopi sangrai, kopi

bubuk, dekafein, minuman coklat kemasan, liquid coffee dan

sabun berbahan dasar coklat.

Pengolahan hasil tanamnya melalui pabrik berskala

home-industry dapat dilihat oleh pengunjung melalui kaca-

kaca pabrik yang didesain lebar. Dan adanya akses berupa

jalan sekitar pabrik olahan yang dibuat lebar dan dibeikan

petunjuk yang jelas untuk pengunjung. Pabrik pengolaannya

sendiri dibagi menjadi 3 bagian yaitu pabrik pengolahan

coklat, pabrik pengolahan kopi, dan pebrik pengolahan

sabun.

Page 76: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

61

4) Outlet dan Cafe

Gambar 2.47 Outlet dan Cafe di CCSTP

Dokumentasi Pribadi, 2018

Pengunjung dapat menikmati langsung hasil akhir

olahan kopi dan kokoa yang telah di olah di unit pengolahn

dan pabrik pengolahan di Outlet kopi dan kokoa ini. Selain

itu pengunjung juga dapat menikmati kopi dan coklat panas

ala cafe dengan kapasitas 100 orang ini.

5) Pusat Layanan dan Informasi yang didalamnya terdapat

galeri

Gambar 2.48 Pusat Informasi dan Galeri di CCSTP

Dokumentasi Pribadi, 2018

Page 77: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

62

Pusat informasi ini sekaligus menjadi loket pembelian

tiket untuk menikmati fasilitas keliling kawasan demonstrasi

plot menggunakan mobil yang telah disediakan. Selain loket

tiket di pusat layanan ini juga terdapat galeri yang

didalamnya terdapat seluruh green beans kopi dari seluruh

wilayah di Indonesia, biji kokoa dan biji kopi hasil tanam

kebun percontohan, hasil penelitian lainnya yang berupa

buku, jenis pupuk, jenis tanaman pelindung, jenis alat yang

dihasilkan oleh CCSTP.

6) Kantin

Gambar 2.49 Kantin di CCSTP

Dokumentasi Pribadi, 2018

Utuk memenuhi kebutuhan makanan peneliti,

pengelola, tenan dan pengunjung terdapat sebuah kantin di

dalam kawasan CCSTP. Kantin terletak tepat di area parkir

mobil pengunjung. Kantin berkapasitas 50 orang ini buka

dari pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 20.00 WIB untuk

memenuhi kebutuhan pengelola dan peneliti yang bermalam

di kawasan CCSTP.

Page 78: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

63

7) Guest House and Homestay

Gambar 2.50 Guest house dan Home stay di CCSTP

Dokumentasi Pribadi, 2018

Terdapat bangunan penginapan yang berupa Guesthouse dan Homestay yang dapat disewa untuk pengunjung dan juga sebagai akomodasi peneliti dalam kegiatan penelitian jika memerlukan waktu yang lebih lama.

Bangunan 2 lantai ini terdiri dari 17 kamar Guest house dengan kapasitas 2 orang/kamar, juga tersedia 2 unit Home stay dengan 3 kamar tidur/unit.

2.6.2 Bandung Techno Park

Bandung Techno Park (BTP) adalah salah satu perusahaan

berbasis Teknologi di Indonesia. Bandung Techno Park ini salah satu

wujud mimpi dari civitas akademik IT Telkom yang ingin

mengembangkan Technopark sebagai jembatan antara Institusi

pendidikan dibidang ICT(Information and Comunication Technology)

dan energi dengan dunia Industri, dan memiliki kemampuan dan

jumlah Sumber Daya Manusia yang cukup untuk mengembangkan

Riset terapan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Sejak

awal 2007, Institut Teknologi Telkom dipercaya Kementerian

Perindustrian RI untuk mengembangkan UPT Telematika dalam

rangka menumbuhkan dan membina Industri kecil dan menengah di

Page 79: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

64

bidang ICT (Informasi dan Telekomunikasi). Pada tahun 2009 IT

Telkom dipercaya Kementerian Perindustrian untuk mengembangkan

Pusat Desain Telekomunikasi (PDT) diresmikan oleh Menteri

Perindustrian pada 12 Januari 2010. IT Telkom dan Kementerian

Perindustrian menjadi cikal bakal dari BTP, akan tetapi pada

November 2011 BTP terpisah secara manajemen dari IT Telkom

dikarenakan perkembangan waktu dan kebutuhan akan peran BTP

yang lebih besar lagi.

Gambar 2.51 Struktur Organisasi Bandung Techno Park

Oleh Reyhani Liyan Putri

Bertempat di kawasan pendidikan Telkom, Bandung Techno

Park dilengkapi 52 laboratorium TIK, dan sedikitnya 215 orang

peneliti dibidang TIK. Fokus bidang bisnis direncanakan akan ada

8 yaitu research and development, education training, consultacy,

facility provider, business mediation, information distribution,

certification, dan production support.

Page 80: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

65

Gambar 2.52 Bandung Techno Park

Oleh Redaksi Jurnal Bandung

Alamat : Kawasan Pendidikan Telkom, Jln

Telekomunikasi Terusan Buah Batu Sukapura,

Dayeuhkolot, Bandung, Jawa Barat 40257

Luas : Luas kawasan yang direncanakan adalah 5

Hektar, akan tetapi baruterbangun 1400m2

Failitas yang terdapat pada Bandung Techno Park adalah sebagai

berikut:

a. Office Space Rental

Menawarkan ruang kantor yang fleksibel dengan alamat

bisnis bergengsi, perabotan lengkap, dan segala hal yang anda

butuhkan untuk sebuah kantor. Untuk fasilitas graits listrik, air, AC,

koneksi internet cepat (sampai 2 mbps). Harga yang ditawarkan

untuk Office Space Rental dimulai dari 900.000/bulan.

b. Virtual Office

Digunakan untuk pemula atau pebisnis yang hanya

membutuhkan alamat bisnis, BTP memiliki kantor virtual yang

Page 81: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

66

sesuai dengan semua anggaran dan kebutuhan bisnis. Harga yang

ditawarkan mulai dari 200.000/bulan.

c. Meeting Room

Meeting Room adalah ruang pertemuan yang bisa

digunakan untuk pertemuan bisnis dalam kelompok kecil maupun

besar, gratis inficus, Wi-Fi, dan meja tambahan serta kursi.

d. Theater Multimedia Room

Merupakan ruang teater/auditorium yang cocok untuk

kegiatan seminar, konfrensi atai presentasi produk. Kapasitas

auditorium ini adalah 50-80 orang.

2.6.3 Rumah Heinz Frick

Rumah Dr. Ir. Heinz Frick (Alm), terletak di Jl. Srinindito Selatan

VII/16 Ngempla, Simongan, Semarang. Terletak di atas bukit Simongan,

letaknya dekat dengan klenteng Sam Poo Kong dan juga kawasan

industri selatan Semarang. Dengan luas 140m2 (luas bangunan 88m2

dan luas teras 43,6m2) yang terletak di atas lahan seluas 350m2. Desain

rumah karya Dr.Ir. Heinz Frick ini ramah lingkungan sekaligus tetap

terjangkau ini dimulai dengan menggunakan tenaga lokal dan material

lokal seperti batako, batu alam, menggunakan material bangunan bekas

seperti kayu bekisting dan ubin bekas, juga mengaplikasikan material

ramah lingkungan, seperti cat dan pembersih.(Tanuwidjaja, G)

Gambar 2.53 Rumah Dr.Ir.Heinz Frick

Oleh Gunawan Tanuwidjaja, 2013

Page 82: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

67

Menurut Tanuwidjaja,G ada delapan kriteria yang dimiliki oleh

rumah Dr.Ir. Heinz Frick yang dijelaskan dalam guideline nya, yakni :

a. Proses inovasi dan desain

Gambar 2.54 Sketsa Siteplan Rumah Dr.Ir.Heinz Frick

Oleh Gunawan Tanuwidjaja, 2013

Fungsionalitas dilakukan dengan membuat fungsi bangunan yang

optimal. Sebuah kamar tidur utama, dua kamar tidur tamu, dan dua

kamar mandi. Teras barat merupakan bagian bangunan yang

termasuk zona privat.

Kemudian dapur, teras tempat makan, ruang tinggal, perpustakaan

dan tempat kerja, teras selatan merupakan zona semi-privat.

b. Lokasi dan tautan, sleksi terhadap lokasi telah diterapkan dan

mempengaruhi kualitas rumah. Lahan untuk rumah ini sengaja dipilih

karena kurang subur sehingga mengurangi lahan produktif pertaian.

Pemanfaatan lahan yang miring dilakukan secara maksimal dengan

desain bangunan dengan lantai yang terpisah (split level). Selain itu

terdapat kebun sayur, pengolahan kompos, tempat penampungan

Page 83: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

68

air hujan, septik tank, tempat parkir kendaraan juga tanaman-

tanaman.

c. Pengelolaan tapak yang berkelanjutan, Perancang yang merupakan

Dr. Ir. Heinz Frick sendiri menggunakan kemiringan lereng pada

lahan dengan desain berlantai dua. Fungsi rumah menjadi optimal

karena setiap ruangan memiliki ukuran yang memadai,

pemandangan yang menarik serta pencahayaan yang memadai.

d. Efisiensi air, pada perancangan nya Dr. Ir. Heinz Frick meminimalisir

penggunaan air PDAM dengan menampung air hujan dan

memfilternya dengan filter sederhana, yang diurutkan kedalam 3 bak

tampung sederhana, air hasil filtrasi biasa digunakan untuk

kebutuhan sehari-hari kecuali memasak dan minum yang tetap

menggunakan air dari saluran PDAM.

Gambar 2.55 Siklus filtrasi air setelah masuk bak penampungan di Rumah Dr.Ir.Heinz Frick

Oleh Gunawan Tanuwidjaja, 2013

BAK PENAMPUNGAN 1

BAK PENAMPUNGAN 2

BAK PENAMPUNGAN 3

Page 84: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

69

e. Efisiensi Energi, dilakukan dengan strategi penghematan listri dari

Perusahaan Listrik Negara (PLN) ketika ruangan tidak terpakai.

Maka setiap pengguna berkewajiban untuk mematikan lampu dan

peralatan listrik lainnya. Juga terdapat panel surya yang diadakan

untuk mendukung penggunaan komputer, kemudian panel surya ini

dimanfaatkan untuk TV jika listrik tidak memadai.

f. Material dan Sumber daya, Dr. Ir. Heinz Frick menggunakan bahan

material bangunan yang sebagian merupakan material bekas

(limbah) seperti: kayu bekas bekisting, ubin bekas, limbah kertas,

limbah kayu, besi beton, tiang listrik bekas, pegangan pintu bekas.

Selain itu diterapkan material ramah lingkungan seperti cat dan

pembersih.

Gambar 2.56 Material bekas yang dipergunakan di Rumah Dr.Ir.Heinz Frick

Oleh Gunawan Tanuwidjaja, 2013

Page 85: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

70

g. Kenyaman termal sangat diperhatikan oleh Dr. Ir. Heinz Frick,

diimplementasikan melalui zoning. Penggunaan material , desain

sirip dan tritisan. Sisi barat rumah yang menghadapi sinar matahari

sore dilengkapi dengan dinding batu alam setebal 20cm, sirip jendela

dan tritisan.

Gambar 2.57 Bukaan ventilasi di Rumah Dr.Ir.Heinz Frick

Oleh Gunawan Tanuwidjaja, 2013

Langkah-langkah menanggulangi kelembaban diperlukan karena

iklim tropis lembab dan sifat higroskois bahan-bahan bangunan

dapat menyebabkan kelembaban tersebut masuk ke interior

bangunan. Langkah untuk menanggulanginya adalah dengan

menggunakan lapisan trasram diantara sloof dan pondasi, juga

ditambahkannya lapisan plastik diatas tanah urugan dibawah lantai.

h. Kesadaran dan pendidikan

Maka dari paparan sebelumnya mengenai guide line Menurut

Tnuwidjaja,G desain rumah karya Dr. Ir. Heinz Frick memiliki fitur-fitur

yang ramah lingkungan karena:

a. Menggunakan tenaga dan material lokal seperti batako, batu alam,

menggunakan material bekas, seperti kayu bekas bekisting dan ubin

bekas, mengaplikasikan material ramah lingkungan seperti cat dan

pembersih.

Page 86: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

71

b. Didukung dengan desain fungsional yang memperhatikan ukuran

ruang yang memadai, pemandangan yang menarik serta

pencahayaan yang memadai

c. Selain untuk tinggal, rumah dibangun untuk mempromosikan tentang

kesadaran masyarakat untuk desain berkelanjutan, walaupun belum

berhasil sepenuhnya karena kebutuhan perubahan sosial

masyarakat Indonesia.

d. Pelestarian keragaman budaya sangat diperhatikan oleh Dr. Ir. Heinz

Frick, terutama budaya Jawa. Contohnya, Ruang Pendopo yang ada

di rumah joglo diterapkan pada teras tempat makan rumah ini. Ruang

ini kemudian digunakan untuk interaksi sosial.

e. Strategi desain ramah lingkungan yang diimplementasikan ialah

memaksimalkan sirkulasi udara silang dan mengurangi kelembaban

dengan desain bukaan seperti jendela tipe nako, lubang ventilasi dan

pintu jalusi dilengkapi dengan kawat kasa.

f. Penghematan air diterapkan juga dalam desain rumah ini. Hali ini

dilakukan dengan memanfaatkan air hujan untuk penggunaan air

yang tidak diminum. Sementara air dari PDAM masih digunakan

untuk minum dan memasak.

Page 87: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

164

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dalam Landasan Perencanaan dan Perancangan

Arrsitektur ini berupa Konsep Perencanaan dan Perancangan yang

merupakan hasil analisa pada bab sebelumnya. Pemikiran yang melandasi

proyek ini adalah perancangan kawasan Technopark yang memadukan

antara desain bangunan dengan desain Demontration plot.

Sedangkan gagasan untuk merencanakan dan merancang sebuah

Coffee Technopark terbentuk dari beberapa masalah yang ada di Indonesia

pada umumnya dan di Jawa Tengah pada khususnya, diantaranya berupa

kurangnya pengetahuan mengenai ilmu yang berkaitan dengan tanaman

kopi dan juga teknologi produksi pasca panen untuk kopi. Coffee Technopark

akan difungsikan untuk mewadahi kegiatan yang meliputi penelitian,

pengembangan pertanian dan produksi kopi yang menggabungkan dunia

industri, perguruan tinggi, pusat riset dan pelatihan, kewirausahaan,

perbankan, pemerintah pusat dan juga pemerintah daerah.

Tujuan utama Coffee Technopark adalah untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi dan menguatkan peran ilmu pengetahuan dan

teknologi dalam pembangunan ekonomi dengan mempromosikan budaya

inovasi dan daya saing mengenai tanaman kopi dan hasil produksi kopi,

serta lembaga-lembaga berbasis pegetahuan.Pada perancangan Coffee

Technopark akan dibagi kedalam 2 jenis fasilitas yaitu:

a. Fasilitas Utama, berupa beberapa Laboratorium, demontration

plot, pusat produksi persontohan dan pusat layanan usaha

b. Fasilitas Penunjang, berupa mini galery, exebition, convention,

coffe shop, penginapan dan perpustakaan.

Arsitektur Ekologis dipilih menjadi pendekatan arsitektural yang

cocok dengan perencanaan dan perancangan Coffee Technopark

Page 88: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

165

dikarenakan pada kawasan perencanaan akan menggabungkan antara

bangunan dengan mahluk hidup dalam konteks ini berhubungan dengan

tanaman yang berupa tanaman kopi. Arsitektur Ekologis sendiri adalah

pendekatan arsitektur yang sangat memperhatikan hubungan timbal balik

antara bangunan, mahluk hidup (dalam kontek ini manusia dan tumbuhan)

dengan lingkungannya.

Dalam proses perencanaan dan perancangannya, Pendekatan

Arsitektur Ekologis akan ditekankan pada:

a. Aspek teknis yakni berupa Penghematan energi, yang

menyangkut pada penghematan energi listrik, dan juga

penghematan air

b. Aspek kontekstual yakni berupa Memaksimalkan penggungaan

beberapa material lokal yang ada dan diproduksi di Kabupaten

Temanggung.

c. Aspek Kinerja yakni berupa manajemen Limbah.

Gambar 5. 1 Zonasi Akhir

Sumber Analisa, 2018

Page 89: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

166

5.2 Saran

Pada proses Perencanaan dan Perancangan kawasan Coffee

Technopark disarankan adanya dukungan, sinkronisasi dan koordinasi dari

Instasi terkait yakni:

a. Kemenristek, yang berperan dalam inovasi alih teknologi tepat guna dan

ramah lingkungan dalam perencanaan kawasan.

b. Dinas Perkebunan, yang berperan dalam melakukan koordinasi dalam

peningkatan kualitas dan daya saing produk.

c. Lembaga Penelitian, yang berperan dalam memberikan inovasi berupa

hasil penelitian yang dapat diaplikasikan dalam pengembangan produk

dan kawasan.

d. Perbankan dan Dinas Koperasi berperan dalam pemberian dan

pembinaan kepada tenan Coffee Technopark dalam pengembangan

usaha mengenai kopi dari hulu ke hilir.

e. Perguruan Tinggi, beperan dalam memberikan pendampingan serta

transfer ilmu pengetahuan yang telah diperoleh di perguruan tinggi.

f. Dinas Perindustrian, berperan memberikan pembinaan dalam

pengolahan hasil produksi.

g. Badan Penyuluh Pertanian, berperan dalam memberikan penyuluhan,

pelatihan dan pendampingan terhadap pengunjung umum (sub sistem

hulu)

h. Dinas Pariwisata, berperan dalam menyusun konsep agrowisata pada

kawasan Coffee Technopark, pengadaan dan pengembangan fasilitas

maupun melakukan promosi kawasan Coffee Technopark.

i. Investor/Swasta, berperan dalam pengembangan kemitraan terhadap

kawasan Coffee Technopark.

Supaya setelah proses perencanaan dan perancangan bangunan dapat

difungsikan sesuai dengan fungsinya.

Page 90: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, I dan B. Handoko. Tanpa Tahun. Perancangan Indonesian Coffee Center

milik Pusat Penelitian Kopi dan Kakao di Jember, Jawa Timur. Jurnal

Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain 1:1-8.

Asmak, A. 2018. Teknologi Pengolahan Kopi Terkini. Edisi Pertama. Cetakan

Pertama. Depublish. Yogyakarta.

Ching, Francis D.K. Arsitektur: Bentuk, Ruang dan Susunannya. Erlangga,

Jakarta, 1994.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2016. Statistik Perkebunan Indonesia

Komoditas Kopi 2015-2017. Desember. Ditjenbun Pertanian. Jakarta.

Edvan, T. B., R. Edison dan M. Same. 2016. Pengaruh Jenis dan Lama

Penyangraian pada Mutu Kopi Robusta (Coffea robusta). Jurnal AIP 4(1):

31-40.

Hakim, L dan B. Nugraha. 2007. Penerapan Arsitektur Ekologis pada Desain

rumah tinggal. NALARs 6(1): 31-48.

Hindersah, R., dkk. 2016. Penggunaan Demonstrasi Plot untuk mengubah

metode aplikasi pupuk organik pada lahan pertanian Kota Ambon.

Dharmakarya : Jurnal Aplikasi IPTEKS untuk masyarakat 15(1): 9-15.

Kementerisn Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. 2015. Pedoman

Pembangunan dan Pengembangan Taman Sains dan Teknologi (Science

Technology Park). Februari. Kemenristek-Dikti. Jakarta.

Kuswardani, R. A., E. S. Simanulang dan N. S. Siregar. 2013. Kajian

Pengembangan Kawasan Agrotechnopark di Sumatera Utara. Agrica

16(1): 1-12.

Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 1 Tahun 2012. Rencana Tata

Ruang Wilayah Kabupaten Temanggung Tahun 2011-2031. 19 Januari

2012. Temanggung.

Page 91: COFFEE TECHNOPARK DI KABUPATEN TEMANGGUNGlib.unnes.ac.id/36189/1/5112412027_Optimized.pdf · vii PERSEMBAHAN Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancanan Arsitektur (LP3A)

Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 15 Tahun 2011. Bangunan

Gedung. Temanggung.

Putri, M. N. 2017. Technopark di Kota Pontianak. Jurnal Online mahasiswa

Arsitektur Universitas Tanjungpura 5(2): 161-171.

Rahardjo, Pudji. 2012. Kopi. Cetakan Pertama. ed.Trias Q.D. Penebar Swadaya.

Depok.

Soenarso, W. S. Tanpa Tahun. Pengembangan Sience and Technologi Park di

Indonesia. Kemenristek. Jakarta.

Tanuwidjaja, Gunawan., L.L.A Mulyo dan D.C Silvanus. 2013. Desain Rumah

Heinz Frick yang ramah lingkungan dan terjangkau. Jurnal TESA

ARSITEKTUR 11(1): 44-63

Titisari, E. Y., J. T. S dan N. Suryasari. 2012. Konsep Ekologis pada Arsitektur

di Desa Bendosari. Jurnal RUAS 10(2): 20-31.

Utami, A. D., S.Yuliani, dan U. Mustaqimah. 2017. Penerapan Arsitektur Ekologis

pada strategi perancangan Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian di

Sleman. Arsitektura 15(2): 340-348.

Widyowati, E. H. 2013. Potensi Agroindustri kopi di kawasan Agro Technopark

(ATP) Kabupaten Temanggung. Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah

11(1): 103-112.