CMI2
description
Transcript of CMI2
CMI
A. PENDAHULUAN
1. Pengantar
Manusia adalah makhluk individu yang memiliki keunikan-keunikan. Dengan
keunikan ini terjadi perbedaan antara individu satu dengan individu lainnya. Dari
perbedaan ini pula yang menyebabkan terjadinya perbedaan status seseorang di
masyarakat. Namun di balik keindividuannya manusia juga disebut sebagai makhluk
sosial. Sosial dalam arti bahwa manusia sebagai individu tidak dapat dipisahkan
dengan indiidu yang lain dalam masyarakat. Manusia saling membantu sesamanya.
Dalam kehidupan bermasyarakat tentunya terjadi hubungan antara individu satu
dengan individu lainnya. Hubungan ini terjadi karena manusia tersebut memiliki
keinginan untuk melengkapinya. Tentunya jalan yang dipakai adalah dengan saling
bertukar informasi, yang dalam bahasa lainnya adalah berkomunikasi. Komuniksi
adalah proses penyampaian suatu pesan dari sesseorang kepada orang lain,
dengan maksud untuk memberi tahu, mengubah sikap, perilaku/pendapat, baik
secara langsung maupun tidak langsung melaui media.
Pada hakekatnya CMI adalah suatu proses komunikasi, untuk itu sebelum
mendalami CMI para peserta KDS harus mengetahui lebih dulu apa itu komunikasi.
Seperti halnya komunikasi, terjadinya CMI juga mempunyai syarat sebagai beriut:
a. Ada penyampai pesan/komunikator
b. Ada penerima/audience/komunikan
c. Ada pesan yang disampaikan
d. Efek yang ditimbulkan
e. Media (jika diperlukan)
Komunikasi dikatakan berhasil bila pesan yang disampaikan diterima oleh
komunikan sesuai dengan maksud komunikator.
2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan disampaikannya naskah ini adalah untuk memberi petunjuk
kepada para anggota Resimen Mahasiswa tentang cara memberi instruksi/CMI dan
dapat dipraktekkan di kesatua masing-masing.
3. Ruang Lingkup
Pedoman Dasar Instruksia.
a. Pendahuluan
b. Peranan Media dalam CMI
c. Metode CMI
d. Syarat-syarat menjadi Instruktur
e. Penutup
4. Pengertian
Cara memberi instruksi/CMI adalah suatu cara tentang bagaimana seseorang dalam
memberikan pesan atau informasi kepada orang lain sehingga orang tersebut dapat
mengerti apa yang dimaksudkan.
B. PEDOMAN DASAR INSTRUKSI
Agar dalam interaksi dapat mencapai sasaran, maka ada beberapa pedoman yang
dapat digunakan sebagai pedoman dasar instruksi, antara lain:
1. Dimulai dengan menggali bahan appersepsi (pedoman yang telah dimiliki oleh
siswa)
2. Gunanya untuk menarik perhatian dan minat siswa.
3. Membangkitkan motivasi belajar siswa.
4. Membangkitkan aktivitas siswa.
5. Memperhatikan perbedaan perorangan.
6. Pakailah bahasa yang sederhana, dalam arti sesuai dengan tingkat pengetahuan
siswa.
7. Sehingga apa yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik.
8. Memperhatikan indera siswa.
9. Menggunakan media atau alat peraga untuk memudahkan bagi siswa menangkap
pelajaran.
10. Memberi kesempatan bertanya.
11. Mengadakan evaluasi.
C. METODE/CARA MEMBERI INSTRUKSI
1. Pengertian
Metode adalah cara, yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai
tujuan. Dalam hubugannya dengan CMI adalah cara yang digunakan instruktur
dalam menyampaikan pesan. Dengan metode ini diharapkan dapat memperjelas
audience dalam menerima pesan yang disampaikan oleh instruktur.
2. Metode-metode Cara Memberi Instruktur
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam menunjang CMI. Metode
tersebut adalah:
a. Metode Ceramah
1) Metode ceramah adalah suatu uraian lisan yang bersifat instruktif, dimana
audience atau penerima bersifat pasif. Dengan demikian dalam menggunakan
metode ini informan harus aktif dan untuk mencapai tujuan seorang informan dituntut
pandai bicara.
2) Metode ini digunakan bilamana jumlah audience banyak atau referensi terbatas.
3) Keuntungan penggunaan metode ini informan dapat menyampaikan informasi
kepada audience yang berjumlah banyak dalam waktu yang bersamaan.
4) Kelemahan metode ini informan tidak mengetahui apakah pesan atau informasi
yang disampaikan telah diterima audience seperti yang diharapkan.
b. Metode Diskusi
1) Metode Diskusi adalah suatu bentuk penyajian dimana audience disuruh
membicarakan secara bersama-sama dengan menyimpulkan hasil pembicaraan
tersebut.
2) Fungsi informan dalam metode ini adalah sebagai pengantar, pengarah, pengatur
pembicaraan serta membantu merumuskan.
3) Dengan menggunakan metode ini diharapkan audience dapat mengeluarkan
pendapat tentang hal yang dibicarakan sehingga informan dapat mengetahui apakah
audience sudah mengerti atau belum.
c. Metode Seminar
1) Pada metode ini ditampilkan beberapa pembicara atau pemrasaran serta
penyanggahnya.
2) Metode inipun mempunyai kelemahan karena audience yang pasif belum dapat
dianggap bahwa dia sudah mengerti akan apa yang diharapkan.
d. Metode Demontrasi
1) Metode Demontrasi adalah metode dimana informan memberikan cntoh,
mengerjakan contoh atau mempertunjukkan suatu proses kepada audience.
2) Keuntungan penggunaan metode ini memperjelas penjelasan informan atau
instruktur, serta memberikan gambaran sejelasnya. Selain itu juga lebih
menegaskan.
e. Metode Tanya Jawab
Metode Tanya Jawab hampir sama dengan metode ceramah, bedaya dalam
penyampaiannya. Informan bertanya lebih dahulu tentang apa yang disampaikan,
baru kemudian menjelaskan secara jelas dan terpernci.
f. Metode Driil
Biasanya metode ini digunakan oleh instruktur di lapangan. Metode ini tepat
digunakan dalam menyampaikan meteri yang lebih menekankan pada aspek
psikomotor/ketrampilan audience, misalnya digunakan dalam latihan-latihan PBB.
g. Metode Campuran
Merupakan kombinasi dari metode-metode yang telah ada. Dengan memperhatikan
kelemahan dan kelebihan masing-masing metode.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode:
1) Tujuan instruksional khusus
2) Kondisi Peserta didik
3) Waktu
4) Bahan ajaran
5) Alat instruksi
6) Suasana
D. PERANAN MEDIA DALAM CMI
1. Pengertian Media
Secara etimologi “Media” berarti “alat perantara”. Menurut Mc. Luhan hakekat media
dapat memperluas atau memperpanjang kemampuan manusia untuk mengindera
sesuatu (dengar, lihat, cium dan sebagainya). Media juga berarti suatu alat atau
saluran untuk menyampaikan pesan atau “MASSAGE” sehingga dengan demikian
media dapat mempermudah proses komunikasi. Dengan kata lain media adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim
kepada penerima. Sehingga dalam komunikasi akan lebih efektif karena pikiran,
perasaan, perhatian dan minat audience akan lebih terangsang dengan adanya
media.
2. Macam-macam Media
Menurut BRETH (1971) mengelompokkan media dalam 7 macam:
a. Media “Audio-Motion-Visual”, merupakan media paling lengkap dalam arti
penggunaan segala kemampuan audio dan visual. Misalnya: TV, Sound Film, Vedio
Tape, dan lain-lain.
b. Media “Audio-Still-Visual”, merupakan media yang cukup lengkap, hanya
mempunyai kelemahan tidak mampu menampilkan “motion” atau gerak. Misalnya
sound-film-strip, rekaman still-TV.
c. Media “audio semi motion”, mampu menampilkan titik-titik, hanya saja tidak
mampu mnstransmit secara utuh untuk motion yang nyata. Misalnya: Telewriting-
recorderd-telewriting.
d. Media “motion-visual”, berkemampuan seperti media a, hanya tidak mampu
mengeluarkan audia (suara). Misalnya: silent film (film bisu).
e. Media “still visual”, mampu menyampaikan informasi secara visual tetapi tidak
bisa menampilkan motion. Misalnya: halaman cetak, film strip, gambar, micro film,
video-film.
f. Media “audio”, semata-mata menggunakan suara. Misalnya: radio, telephone,
audio tape, dan sebagainya
g. Media cetak, media ini hanya mampu menanpilkan informasi berupa alphnumeric
dan simbul tertentu aja. Misalnya teletype, punched paper tape, dan sebagainya.
Kehadiran media merupakan akibat logis dari adanya sistem dan strategi pengajaran
yang ada dalam dunia pendidikan dalam meunjang tercapainya tujuan pendidikan.
Dalam hubungannya dengan CMI media akan membantu tercapainya harapan
informan terhadap apa yang diharapkan.
3. Peranan Media dalam CMI
Secara eksplisit peraan media dalam CMI baik dari segi motivasi dari segi persepsi
penerima “audience” sagat positif. Ada beberapa manfaat atau peranan atau nilai
media dalam proses penyampaian informasi (CMI), yaitu:
a. Meletakkan dasar-dasar berfikir secara konkrit, karena dengan menggunakan
media akan terhindar terjadinya “verbalisme”.
b. Mengatasi keterbatasan waktu yang tepat
c. Dapat memperbesar perhatian audience atau penerima.
d. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkn rasa ingin tahu.
e. Menimbulkan pemikiran yang teratur dan kontinyo, terutama dalam gambar hidup.
f. Membantu tumbuhnya pengertian dan dengan demikian membantu perkembangan
kemampuan yang berbahasa
g. Memberi pengalaman-pengalamannya yang tidak diperoleh dengan cara lain
serta membantu perkembangan yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih
banyak.
Karena itulah media bukan lagi menjadi pelengkap dalam setiap proses terjadinya
komuniksi instruksi, tetapi sudah menjadi kebutuhan pokok bagi para instruktur. Oleh
karena itu penggunaan media dalam setiap instruksi sangatlah dianjurkan untuk
mempertinggi kualitas instruksi itu. Pemanfaatan media yang lain, karena media
sangat membantu untuk mengatasi hambatan-hambatan yang timbul karena latar
belakang pengalaman dan bahasa serta pengalaman yang keliru. Karena itu media
mempunyai kelebihan dan kemampuan teknis, maupun mampu menyajikan suatu
peristiwa secara terpadu dan menyajikan suatu konsep instruksi yang utuh.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa kegunaan media adalah sebagai alat untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam proses CMI. Dengan penggunaan
media ini akan dihindari kemungkinan-kemungkinan terjadinya distorsi terhadap
informasi-informasi atau pesan yang disampaikan informan secara benar kepada
audience atau penerima.
E. SYARAT-SYARAT MENJADI INSTRUKTUR
1. Umum
Keberhasilan suatu instruksi ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain meliputi
metode, media, macam instruksi, penerima instruksi dan istrukturnya sendiri. Dari
beberapa faktor tersebut instruktur yang mempunyai peranan terpenting dalam
keberhasilan suatu instruksi diperlukan instruktur yang memnuhi persyaratan-
persyaratan.
2. Syarat-syarat Instruktur
Adapun syarat-syarat instruktur adalah sebagai berikut :
a. Menguasai materi yang akan disampaikan.
Penguasaan materi adalah suatu hal pokok yang harus dimiliki instruktur.
Bagaimana seorang instruktur akan dapat menyampaikan pesan-pesannya,
sementara ia sendiri tidak tahu materi yang akan diberika. Dalam menjelaskan
materi ia akan mengalami banyak kesulitan di hadapan audience. Belum lagi jika ia
harus menjawab pertanyaan yang diajukan audience.
b. Mempunyai kemampuan memilih metode.
Banyak sekali metode dalam CMI. Sementara tidak mungkin instruktur akan
menggunakan metode itu semuanya. Banyak faktor yang mempengaruhi instruktur
dalam memilih metode, yaitu :
1) Audience
2) Tujuan pengajaran
3) Situasi
4) Fasilitas
5) Instruktur
Perpaduan faktor-faktor itulah yang menjadi pertimbangan utama untuk menentukan
metode mana yang paling baik digunakan. Yang pada akhirnya akan megoptimalkan
hasil instruksi.
c. Mempunyai kemampuan memilih media
Seperti metode, media juga banyak macamnya, dalam memilih media
memerlukan suatu pertinbangan tertentu yaitu dapat memnuhi kebutuhan dan dapat
mencapai tujuan yang diinginkan. Lebih dari itu media diharapkan enar-benar dapat
mengefektifkan instruksi. Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan untuk
pemilihan media, yaitu:
1) Tujuan pengajaran
2) Karakteristik siswa
3) Materi pelajaran
4) Metode mengajar
5) Dana/biaya yang tersedia
6) Kemungkinan efektivitas program pengajaran
d. Mempunyai kecakapan mengevaluasi
Evaluasi mempunyai 2 tujuan, yaitu :
1) Untuk mengetahui sejauh mana audience menguasai materi.
2) Untuk mengetahui apakah ada kelemahan pada rencana dan pelaksanaan
pelajaran yang dibuat.
Ada beberapa prinsip evaluasi yang harus diperhatikan oleh instruksut, yaitu :
a) Evaluasi hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga jelas abilitas yang
harus dicapai, materi penilaian, alat penilaian dan interprestasi hasil penilaian.
Sebagai patokan dalam merancang penilaian adalah tujuan kurikulum dan tujuan
instruksional.
b) Evaluasi harus menggerakkan berbagai alat penilaian dan sifatnya komprehensif.
c) Evaluasi tidak perlu dibatasi hanya pada test akhir suatu topik materi, melainkan
dapat selama pelajaran itu berlangsung. Bentuknya pun tidak harus tertulis, bisa
saja lisan ataupun praktek, artinya abilitas yang dinilai tidak hanya aspek kognitif,
tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik.
d) Evaluasi hendaknya diikuti dengan tindak lanjut.
e. Berbadan dan bermental sehat
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan instruksi
1) Tempat memberikan instruksi
Tempat juga mempengaruhi akan keberhasilan pemberian instruksi. Tempat ini
dibedakan menjadi 2 yaitu :
a) Di dalam ruangan :
Yang perlu diperhatikan adalah :
(1) Lingkungan harus terang
(2) Di luar lingkungan diusahakan agar tidak ada hal-hal yang sekiranya lebih
menarik dari apa yang diinstruksikan.
(3) Keadaan ruangan harus diperhatikan tentang pertukaran udara bilamana
diperlukan waktu yang cukup lama.
(4) Cara memandang atau memperhatikan audience harus diperhatikan :
(a) Dalam memberikan instruksi, instruktur jangan membelakangi audience. Bila
terjadi seorang instruktur membelakangi yang diberi instruksi, maka ada
kemungkinan yang diberi instruksi mengejek, atau berbicara dengan teman
sebelahnya.
(b) Pandangan instruktur hendaknya meluas, sehingga dapat mengawasi mereka
yang ada di dalam ruangan. Untuk mengatasi hal ini pandangan hendaknya disebar
ke atas kepala mereka. Bila yang diberi instruksi hanya satu atau dua orang saja
jangan mencoba beradu pandang (melihat matanya), karena bila sorot matanya
lebih kuat dariapda sinar mata instruktur, akan mengurangi kewibawaan. Untuk
mengatasi hal ini pandanglah titik di tengah antara kedua mata.
(c) Instruktur jangan memandang dari belakang.
b) Di luar ruangan
Pemberian instruksi di luar ruangan haruslah diperhatikan tentang jumlah yang akan
diberi instruksi. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut :
(1) Jarak antara instruktur dengan yang diberi instruksi jangan terlalu dekat atau
terlalu jauh.
(2) Jauhkan dari keramaian sekitarnya yang akan merampas perhatiannya.
(3) Usahakan yang diberi instruksi agar tidak menentang sinar matahari.
(4) Perlu diperhatikan tentang suara instruktur, hendaknya dapat didengar oleh yang
diberi instruksi. Suara jangan terlalu keras atau lemah.
2) Suara
a) Jelas dan lantang
b) Perhatikan tekanan suara pada perkataan-perkataan penting
c) Menarik
d) Patah-patah
3) Penampilan
Penampilan seorang instruktur juga mempengaruhi keberhasilan.
a) Lengkap tidaknya seragam
b) Tidak mengganggu bila dipakai, tidak berbau karena sudah dipakai beberapa hari
sebelumnya
c) Rapi dan lain sebagainya
4) Waktu
Waktu memberikan instruksi juga mempengaruhi keberhasilan penyampaian
instruksi. Dalam hal ini instruktur harus menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya.
a) Panjang pendeknya waktu yang tersedia dikaitkan dengan kualitas materi.
b) Pemberian instruksi dengan materi banyak dan waktu yang panjang harus diberi
selingan humor, agar yang diberi instruksi tidak tegang atau suasana tidak tegang
terus, sehingga akan tercipta suasana yang menarik.
c) Instruktur juga harus menyediakan waktu untuk membuka dan menutup materi
yang disampaikan.
5) Aspek psikologi siswa
Instruktur hendaknya dapat menciptakan suasana yang kondusif, mengingat
keseragaman karakter audience, sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima.
F. PENUTUP
Demikian sekilas uraian tentang Cara Memberikan Instruksi. Keberhasilan suatu
instruksi pada dasarnya ditentukan oleh kemampuan instruktur dalam memilih
metode, media yang disesuaikan dengan macam atau banyaknya instruksi itu
diberikan.
Dari uraian di atas jelas bahwa instruktur memegang peranan penting dalam
keberhasilan instruksi. Karena penyampaian materi singkat ini paling tidak dapat
memberikan gambaran kepada pembaca tentang Cara Memberikan Instruks