Clinimix sebagai Cairan Rumatan

6
Dear, all Saat ini salah satu kompetitor Clinimix yaitu Aminofluid (Otsuka) mengklaim bahwa Aminofluid yang sebelumnya dikenal sebagai nutrisi parenteral dual chamber dapat digunakan untuk digunakan sebagai cairan rumatan . Secara klinis, cairan rumatan telah menjadi sesuatu yang rutin dilakukan oleh paramedik, berbeda dengan terapi nutrisi yang belum mendapat awareness secara penuh oleh praktisi medis. Dengan mengusung konsep cairan rumatan ini, cairan nutrisi seperti Clinimix diharapkan dapat menggantikan cairan rumatan konvensional (NaCl 0,45% plus Dekstrosa 5%) dan dapat digunakan secara rutin dalam penalaksaan klinis pasien di RS. Tentu saja hal ini juga menjadi peluang Clinimix karena komposisi Clinimix mirip Aminofluid. Di bawah saya attach tulisan dr. Dedyanto (Medical) yang menjelaskan Clinimix sebagai cairan rumatan. Manfaatkan paper ini sebagai panduan detailing aktif ke user teman2. Bravo Clinimix & Ivelip ! Salam Sukses, Selvinna

Transcript of Clinimix sebagai Cairan Rumatan

Page 1: Clinimix sebagai Cairan Rumatan

Dear, all

Saat ini salah satu kompetitor Clinimix yaitu Aminofluid (Otsuka)

mengklaim bahwa Aminofluid yang sebelumnya dikenal sebagai nutrisi

parenteral dual chamber dapat digunakan untuk digunakan sebagai

cairan rumatan.

Secara klinis, cairan rumatan telah menjadi sesuatu yang rutin dilakukan

oleh paramedik, berbeda dengan terapi nutrisi yang belum mendapat

awareness secara penuh oleh praktisi medis.

Dengan mengusung konsep cairan rumatan ini, cairan nutrisi seperti

Clinimix diharapkan dapat menggantikan cairan rumatan konvensional

(NaCl 0,45% plus Dekstrosa 5%) dan dapat digunakan secara rutin dalam

penalaksaan klinis pasien di RS. Tentu saja hal ini juga menjadi peluang

Clinimix karena komposisi Clinimix mirip Aminofluid.

Di bawah saya attach tulisan dr. Dedyanto (Medical) yang menjelaskan

Clinimix sebagai cairan rumatan. Manfaatkan paper ini sebagai panduan

detailing aktif ke user teman2.

Bravo Clinimix & Ivelip !

Salam Sukses,

Selvinna

Page 2: Clinimix sebagai Cairan Rumatan

Clinimix sebagai Cairan Rumatan

~Dedyanto Henky Saputra~

Tujuan utama dari terapi cairan rumatan adalah4:

1. Memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh harian untuk memelihara proses

homeostasis.

2. Menjaga keseimbangan elektrolit dan asam basa.

3. Mendukung dari terapi primer dari penyakit pasien.

4. Membantu proses enzimatik dan sintesis protein.

5. Memfasilitasi proses penyembuhan.

Cairan rumatan konvensional memilki beberapa kelemahan:

1. Kandungan kalori dari dekstrosa sangat kecil, sehingga tidak dapat mengejar

kebutuhan kalori pasien, terutama bagi mereka yang sulit makan atau tidak

memungkinkan untuk mendapat nutrisi secara enteral.

2. Tidak mengandung protein, sehingga sering pasien mengalami PEM (protein

energy malnutrition). Dari pedoman gizi klinik tahun 2008 dikatakan bahwa

kasus PEM di seluruh belahan dunia pada pasien rawat inap di RS mencapai

35-55 %8.

3. Tidak mengandung kalium, penggunaan RL,RA atau Normal Saline sebagai

cairan rumatan (walaupun tidak cocok karena lebih sesuai untuk digunakan

sebagai cairan resusitasi) juga rendah kaliumnya sehingga pasien rentan

terjadi hipokalemia. Kasus hipokalemia ini cenderung meningkat di rumah

sakit mencapai 17,5 % 10.

Menurut International Symposium on Digestive Disease tahun 2008 dikatakan

bahwa syarat suatu cairan rumatan yang baik adalah memenuhi kriteria

sebagai berikut:

1. Praktis, mudah dan aman untuk diberikan kepada pasien.

2. Mengandung elektrolit dasar (seperti Na, K, Cl) dan juga mikromineral (Mg,

Ca,P) yang dibutuhkan sel untuk melakukan proses metabolisme.

3. Mengandung asam amino dengan kualitas yang baik (juga engandung BCAA)

untuk membantu sintesis protein.

Page 3: Clinimix sebagai Cairan Rumatan

4. Mengandung glukosa untuk mempertahankan kadar gula darah dalam batas

normal (euglisemia).

Dengan demikian, pemberian cairan rumatan tidak semata-mata memberikan

elektrolit saja, tetapi ada proses lain seperti sintesis asam amino dan

karbohidrat yang perlu diperhatikan.

Lalu, apakah Clinimix® telah memenuhi syarat untuk menjadi suatu cairan

rumatan yang baik? Mari kita lihat poin per poin merujuk dari kriteria di atas:

1. Praktis, mudah dan aman untuk diberikan kepada pasien.

Adanya kandungan asam amino dan glukosa dalam satu kemasan telah dikenal

sebagai keunggulan Clinimix® . Dokter dan paramedik tidak perlu repot untuk

memberikan glukosa atau asam amino secara terpisah, atau jika memang

dibutuhkan penambahan lipid melalui Clinimix® pun sangat memungkinkan

karena tersedianya Ivelip® dengan lipid transfer set nya. Dengan kata lain

pemberian nutrisi parenteral dapat diberikan secara lebih praktis.

Baik proses pencampuran atau pemberian ke pasien juga dapat dilakukan

dengan mudah, dengan menggulung peel seal maka otomatis kandungan

asam amino dan glukosa dari Clinimix® akan tercampur. Adanya medical port

juga memudahkan apabila dibutuhkan penambahan vitamin atau trace

element ke dalam Clinimix® .

Intervensi yang terjadi dari pemberian Clinimix® juga lebih sedikit

dibandingkan pemberian nutrisi parenteral secara individual, sehingga tingkat

keamanannya menjadi lebih baik karena minimal risiko kontaminasi. Adanya

tutup port dengan sistem twist off juga ikut meningkatkan nilai keamanan dari

Clinimix® ini.

2. Mengandung elektrolit dasar (seperti Na, K, Cl) dan juga mikromineral (Mg,

Ca, P) yang dibutuhkan sel untuk melakukan proses metabolisme.

Kandungan elektrolit dan mineral dari Clinimix® menjadikannya jenis cairan

yang hipotonik sehingga dapat digunakan sebagai cairan rumatan (120

mOsm/L). Jika dilihat dari rekomendasi kebutuhan cairan rumatan dari beberapa

referensi, secara garis besar 2 kantong Clinimix® / hari sudah dapat memenuhi

syarat untuk menjaga fungsi homeostasis.

Page 4: Clinimix sebagai Cairan Rumatan

* Sobotka.Basic in Clinical Nutrition 2001:59 , Ogawa R. Rinsho-Mizu-Denkaishitsu 1985;3:235

3. Mengandung asam amino dengan kualitas yang baik (juga mengandung

BCAA) untuk membantu sintesis protein.

Clinimix® mengandung tidak hanya asam amino esensial tetapi juga asam

amino non esensial yang jumlahnya sering menurun pada pasien rawat, karena

terjadinya proses hiperkatabolik, sehingga memerlukan asupan dari luar.

Clinimix® juga mengandung asam amino rantai cabang (AARC/BCAA=branch

chain amino acids) untuk membantu meningkatkan sintesis protein termasuk

glutamin, meningkatkan nafsu makan, meningkatkan sistem imun

(mengoptimalkan kerja limfosit), mempertahankan keseimbangan nitrogen dan

mencegah ensepalopati (dengan menurunkan kadar amoniak dan asam amino

aromatik yang berlebih)

4. Mengandung glukosa untuk mempertahankan kadar gula darah dalam batas

normal (euglisemia).

Kandungan glukosa dari kedua jenis Clinimix® mensuplai kebutuhan kalori

yaitu, 412 kkal untuk N9G15E dan 512 kkal N9G20E. Adanya glukosa selain

untuk mempertahankan kondisi euglisemia juga menjadi sparing partner yang

baik untuk protein.

Berdasarkan hal-hal yang telah dijabarkan di atas, dapat dikatakan bahwa

Clinimix® telah memenuhi syarat untuk dapat digunakan sebagai cairan

rumatan yang baik. Dengan dapat digunakannya Clinimix® sebagai cairan

rumatan berarti terapi cairan rumatan (maintenance) telah berkembang dari

Page 5: Clinimix sebagai Cairan Rumatan

hanya semata-mata memberikan air dan elektrolit menjadi bentuk yang lebih

praktis dan memiliki komposisi yang lebih lengkap dalam kemasan/formula dual

chamber.

Referensi:

1. Calder,P.et al. BCAA and Immunity. J Nutr 2006;136:288S-93S.

2. Choudry,HA.et al. BCAA enriched nutritional support in surgical and cancer patients. J

Nutr.2006;136:3145-85

3. Clinimix Product Monograph. Baxter Health Care.

4. International Symposium on Digestive Disease 2008.

5. Hiroshige.et al. Prolonged of used intradialysis parenteral nutrition in elderly

malnourished chronic hemodyalisis patients. Nephrol Dial Transplant 1998;13:2081-

7.

6. Leksana,E.Terapi Cairan dan Elektrolit 2004.

7. Ogawa R. Rinsho-Mizu-Denkaishitsu 1985;3:235

8. Pedoman tatalaksana gizi 2008.

9. Sobotka.Basic in Clinical Nutrition 2001:59

10. Sudomo. Gastroenterogy hepatoloy and digestive endoscopy 2004 vol.5.

11. Widodo, Setiawan, Chen. Acta Med Indones 2006;38(4):202