Cleft Lip
-
Upload
dollfacewannabe -
Category
Documents
-
view
86 -
download
12
description
Transcript of Cleft Lip
BAB I
PENDAHULUAN
Cleft lip adalah suatu kondisi dimana terdapat celah pada bibir atas
diantara mulut dan hidung. Kelainan ini dapat berupa celah kecil pada bagian bibir
yang berwarna sampai pada pemisahan komplit satu atau dua sisi bibir
memanjang dari bibir ke hidung. Celah pada satu sisi disebut labioschisis
unilateral, dan jika celah terdapat pada kedua sisi disebut labioschisis bilateral.
Kelainan ini terjadi karena adanya gangguan pada kehamilan trimester pertama
yang menyebabkan terganggunya proses tumbuh kembang janin. Faktor yang
diduga dapat menyebabkan terjadinya kelainan ini adalah kekurangan nutrisi, stres
pada kehamilan, trauma, dan faktor genetik.(2,3)
Permasalahan pada penderita celah bibir dan langit-langit sudah muncul
sejak penderita lahir. Secara fisik adanya celah akan membuat kesukaran minum
karena adanya daya hisap yang kurang dan banyak yang tumpah atau bocor ke
hidung. Se1ain itu terjadi permasalahan dalam segi estetik atau kosmetik,
perkembangan gigi yang tidak sempuma serta gangguan pertumbuhan rahang dan
gangguan bicara berupa suara sengau. Penyulit yang juga mungkin terjadi pada
penderita celah bibir adalah infeksi pada telinga tengah hingga gangguan
pendengaran.(2)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. ANATOMI BIBIR
Menurut The American Joint Committee on Cancer, bibir merupakan
bagian dari cavum oris, mulai dari perbatasan vermilion-kulit dan meliputi seluruh
vermilion saja. Tetapi para ahli bedah menyebutkan bahwa bibir atas meliputi
seluruh area dibawah hidung, kedua lipatan nasolabialis, kemudian intraoral
sampai sulcus gingivolabialis, dan bibir bawah meliputi vermilion, lipatan
labiomentalis sampai sulcus gingivolabialis intraoral.(4) Bibir terdiri dari 3 seksi yaitu kutaneus, vermilion dan mukosa. Bibir
bagian atas disusun 3 unit kosmetik yaitu 2 lateral dan 1 medial. Cupid bow
adalah proyeksi ke bawah dari unit philtrum yang memberi bentuk bibir yang
khas. Proyeksi linear tipis yang memberi batas bibir atas dan bawah secara
melingkar pada batas kutaneus dan vermilion disebut white roll.(4,5)
Bibir bagian bawah memiliki 1 unit kosmetik yaitu pada bagian mental
crease yang memisahkan bibir dengan dagu. Vermilion merupakan bagian bibir
yang paling penting dari sisi kosmetik. Lapisan sagital bibir dari luar ke dalam
yaitu epidermis, dermis, jaringan subkutaneus, m. orbicularis oris, submukosa dan
mukosa. Bibir atas yang normal mempunyai otot orbicularis oris utuh, 2 buah
philthrum ridge yang sejajar dan sama panjang dengan di tengahnya terbentuk
philthrum dimple. Disamping itu mempunyai cupid bow, dibagian permukaan
mempunyai vermilion yang simetris.(4,5,6)
A. Vaskularisasi
Vaskularisasi berasal dari a. labialis superior dan inferior, cabang dari a.
facialis. Arteri labialis terletak antara m. orbicularis oris dan submukosa sampai
zona transisi vemlilion-mukosa.
B. Inervasi
Inervasi sensoris bibir atas berasal dari cabang n. cranialis V (n. trigeminus) dan
n. infraorbitalis. Bibir bawah mendapat inervasi sensoris dari n. mentalis.
Pengetahuan inervasi sensoris ini penting untuk mdakukan tindakan blok anestesi.
Inervasi motorik bibir berasal dari n. cranialis VII (n. facialis). Ramus buccalis
n.facialis menginervasi m. orbicularis oris dan m. elevator labii. Ramus
mandibularis n. facialis menginervasi m. orbicularis oris dan m. depressor labii. (4)
C. Muskulus
Muskulus utama bibir adalah m. orbikularis oris yang melingkari bibir.
Muskulus ini tidak melekat pada tulang, berfungsi sebagai sfingter rima oris.
Dengan gerakan yang kompleks, muskulus ini berfungsi untuk puckering,
menghisap, bersiul, meniup dan menciptakan ekspresi wajah. Kompetensi oris
dikendalikan oleh m. orbicularis oris, dengan musculus ekspresi wajah lainnya
daerah otot ini dikenal dengan istilah modiolus.
1. Muskulus elevator terdiri dari m. levator labii superior alaeque nasi, m.
levator labii superior, m. zygomaticum major, m. zygomaticum minor dan m.
Levator anguli oris.
2. Muskulus retraktor bibir atas disusun oleh m. zygomaticum major, m.
zygomaticum minor dan m. levator anguli oris.
3. Muskulus depresor meliputi m. depresor anguli oris dan m. depresor labii
inferior.
4. Muskulus retraktor bibir bawah terdiri dari m. depresor anguli oris dan m.
platysma, sedangkan m. mentalis berfungsi untuk protrusi bibir.(4)
Gambar 1. Anatomi bibir
II. EMBRIOLOGI
Secara embriologik rangka dan jaringan ikat pada wajah (kecuali kulit dan
otot), termasuk palatum, berasal dari sel-sel neural crest di cranial, sel-sel inilah
yang memberikan pola pada pertumbuhan dan perkembangan wajah.
Pertumbuhan fasial sendiri dimulai sejak penutupan neuropore (neural tube) pada
minggu ke-4 masa kehamilan; yang kemudian dilanjutkan dengan rangkaian
proses kompleks berupa migrasi, kematian sel terprogram, adhesi dan proliferasi
sel-sel neural crest.(4,7)
Ada 3 pusat pertumbuhan fasial, yaitu :
1. Sentra prosensefalik
Bertanggung jawab atas pertumbuhan dan perkembangan lobus frontal otak,
tulang frontal. Dorsum nasal dan bagian tengah bibir atas, premaksila dan
septum nasal (regio fronto-nasal).
2. Rombensefalik
Membentuk bagian posterior kepala, lateral muka dan sepertiga muka bagian
bawah (regio latero posterior). Ada bagian-bagian yang mengalami tumpang
tindih akibat impuls-impuls pertumbuhan yang terjadi, disebut diacephalic
borders.
3. Diasefalik
Diacephalik borders pertama yaitu sela tursika, orbita dan ala nasi,
selanjutnya ke arah filtrum; dan filtrum merupakan penanda (landmark) satu-
satunya dari diacephalic borders yang bertahan seumur hidup. Diacephalic
borders kedua adalah regio spino-kaudal dan leher.(4)
Gangguan pada pusat-pusat pertumbuhan maupun rangkaian proses
kompleks sel-sel neural crest menyebabkan malformasi berupa aplasi, hipoplasi
dengan atau tanpa displasi, normoplasi dan hiperplasi dengan atau tanpa displasi.
Pembentukan bibir atas melalui rangkaian proses sebagaimana berikut. Sisi lateral
bibir atas, dibentuk oleh prominensi maksila kiri dan kanan; sisi medial (filtrum)
dibentuk oleh fusi premaksila dengan prominensi nasal. Ketiga prominensi ini
kemudian mengalami kontak membentuk seluruh bibir atas yang utuh. Gangguan
yang terjadi pada rangkaian proses sebagaimana diuraikan diatas akan
menyebabkan adanya celah baik pada bibir (jaringan lunak) maupun gnatum,
palatum, nasal, frontal bahkan maksila dan orbita (rangka tulang). Berdasarkan
teori ini, dikatakan bahwa bibir sumbing dan langit-langit, merupakan suatu
bentuk malformasi (aplasi-hipoplasi) yang paling ringan facial cleft, yang
mencerminkan gangguan pertumbuhan pada sentra prosensefaIik, rombensefalik
dan diasefalik.(4,7)
III. EPIDEMIOLOGI
Insiden celah bibir dan palatum terbanyak dalam suatu populasi sekitar 1
diantara 700 kelahiran. Paling banyak ditemukan sekitar 86% untuk dua celah,
68% untuk satu celah. Seperti yang kita ketahui ada 14 jenis cacat bawaan pada
celah muka, namun celah bibir dan palatum yang paling sering dijumpai. Pada
tipe unilateral, lebih banyak terjadi pada kiri daripada kanan dan lebih sering
mengenai anak laki-laki dibandingkan pada anak perempuan. Pada populasi orang
kulit putih ditemukan 1 diantara 1000 kelahiran celah pada bibir dan palatum atau
tanpa palatum. Pada orang Asia, dua kali lebih banyak dari orang kulit putih,
setengah dari orang Asia ditemukan pada orang Afrika dan Amerika.(5,8)
IV. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya labioschisis belum diketahui dengan pasti.
Kebanyakan ilmuwan berpendapat bahwa labioschisis muncul sebagai akibat dari
kombinasi faktor genetik dan faktor-faktor lingkungan. Di Amerika Serikat dan
bagian barat Eropa, para peneliti melaporkan bahwa 40% orang yang mempunyai
riwayat keluarga labioschisis akan mengalami labioschisis. Kemungkinan seorang
bayi dilahirkan dengan labioschisis meningkat bila keturunan garis pertama (ibu,
ayah, saudara kandung) mempunyai riwayat labioschisis. Ibu yang mengkonsumsi
alkohol dan narkotika, kekurangan vitamin (terutama asam folat) selama trimester
pertama kehamilan, atau menderita diabetes akan lebih cenderung melahirkan
bayi/ anak dengan labioschisis.(4)
Beberapa hipotesis yang dikemukakan dalam perkembangan kelainan ini
antara lain :
Insufisiensi zat untuk tumbuh kembang organ selama masa embrional dalam
hal kuantitas (pada gangguan sirkulasi feto-maternal) dan kualitas (defisiensi
asam folat, vitamin C, dan Zn).
Penggunaan obat teratologik, termasuk jamu dan kontrasepsi hormonal.
Infeksi, terutama pada infeksi toxoplasma dan klamidia.
Faktor genetik (4)
V. PATOFISIOLOGI
Gejala patologis pada celah bibir mencakup kesulitan pemberian makanan
dan nutrisi, infeksi telinga yang rekuren, hilangnya pendengaran, perkembangan
pengucapan yang abnormal dan kelainan pada perkembangan wajah. Adanya
hubungan antara saluran mulut dan hidung menyebabkan berkurangnya
kemampuan untuk mengisap pada bayi.
Cacat terbentuk pada trimester pertama kehamilan, prosesnya karena tak
terbentuk mesoderm pada daerah tersebut sehingga bagian yang telah menyatu
(prosesus nasalis dan maksilaris) pecah kembali. Semua yang mengganggu
pembelahan sel dapat rnenyebabkan ini: defisiensi, bahan-bahan obat sitostatik,
radiasi.
Problem yang ditimbulkan akibat cacat ini adalah psikis, fungsi dan
estetik. Problem psikis yang mengenai orang tua dapat diatasi dengan penjelasan
dan edukasi yang baik. Bila cacat terbentuk lengkap sampai langit-langit, bayi tak
dapat mengisap. Karena sfingter muara tuba Eustachii kurang normal lebih
mudah terjadi infeksi ruang telinga tengah. Sering ditemukan hipoplasia
pertumbuhan maksilla sehingga gigi geligi depan atas atau rahang atas kurang
maju pertumbuhannya. Insersi yang abnormal dari tensor veli palatini
menyebabkan tidak sempurnanya pengosongan pada telinga tengah. Infeksi
telinga rekuren menyebabkan hilangnya pendengaran yang dapat rnernperburuk
pengucapan yang abnormal. Mekanisme veloparingeal yang utuh penting dalam
menghasilkan suara non nasal dan sebagai modulator aliran udara dalarn produksi
fonem lainnya yang membutuhkan nasal coupling. Maniputasi anatomi yang
kompleks dan sulit dari mekanisme veloparingeal, jika tidak sukses dilakukan
pada awal perkernbangan pengucapan dapat menyebabkan berkurangnya
pengucapan normal yang dapat dicapai.(9)
VI. KLASIFIKASI
Berdasarkan lengkap atau tidaknya celah yang terbentuk, cleft lip dibagi
menjadi inkomplit dan komplit. Sedangkan berdasarkan lokasi atau jumlah
kelainannya, dibagi menjadi unilateral dan bilateral.
Pembagian berdasarkan International Classification of the Diseases (ICD),
mencakup celah anatomis organ terlibat, lengkap atau tidaknya celah, unilateral
atau bilateral; digunakan untuk sistem pencatatan dan pelaporan yang dilakukan
oleh World Health Organization (WHO).
Celah pada bibir dapat ditemukan tipe unilateral (satu sisi) atau bilateral
(dua sisi), tipe komplit atau inkomplit. Kerusakan terjadi hingga pada daerah
alveolar sehingga menjadi sebuah perencanaan dalam pembedahan sebagai
perbaikan. Umumnya kelainan celah pada kelahiran terbagi dalam 2 kategori
yakni:
1. Unilateral Komplit. Jika celah sumbing yang terjadi hanya di salah satu sisi
bibir dan memanjang hingga ke hidung atau dengan kata lain unilateral
komplit memberikan gambaran keadaan dimana te1ah terjadi pemisahan pada
salah satu sisi bibir, cuping hidung dan gusi. Unilateral komplit memiliki
dasar dari palatum durum yang merupakan daerah bawah daripada kartilago
hidung.
2. Unilateral Inkomplit. Jika celah sumbing terjadi hanya di salah satu sisi bibir
dan tidak memanjang hingga ke hidung atau dengan kata lain bahwa
unilateral inkomplit memberikan gambaran keadaan dimana terjadi
pemisahan pada salah satu sisi bibir, namun pada hidung tidak rnengalami
kelainan.
3. Bilateral Komplit. Jika celah sumbing terjadi di kedua sisi bibir dan
memanjang hingga ke hidung. Dapat terlihat adanya penonjolan pada daerah
premaxilla. Oleh karena terjadi ketiadaan hubungan dengan daerah lateral
dari palatum durum.
4. Bilateral Inkomplit. Jika celah ini terjadi secara inkomplit dimana kedua
hidung dan daerah kedua premaxilla tidak mengalarni pemisahan dan hanya
menyertakan dua sisi bibir.(10)
Gambar 2. Kiri: Cleft Lip tipe unilateral komplit. Kanan: Cleft Lip tipe bilateral
komplit
Gambar 3. Cleft Lip tipe unilateral inkomplit
VII. DIAGNOSIS
Pada saat dalam kehamilan, pemeriksaan celah dini pada janin dapat kita
lihat dengan menggunakan transvagina ultrasonografi pada minggu ke-l1 masa
kehamilan dan bisa juga dideteksi dengan menggunakan transabdominal
ultrsonografi pada usia kehamilan minggu ke-16. Jika celah pada bibir dapat
dideteksi, maka janin kemungkinan mengalami malformasi, gangguan kromosom
atau kedua-duanya. Kurang dari 25% celah pada bibir dapat teridentifikasi melalui
ultrasonografi. Bagaimanapun seorang dokter ahli dapat mendiagnosis sekitar
80% dari pemeriksaan prenatal jika mereka menggunakan 3-dimensi
ultrasonografi. Untuk mendeteksi celah pada langit-langit sepertinya agak sulit
jika menggunakan ultrasonografi. MRI lebih memiliki ketelitian lebih baik
dibandingkan ultrasonografi.(11)
VIII. SISTEM KODE LOKASI CELAH BIBIR
Ada cara penulisan lokasi celah bibir dan langit-langit yang diperkenalkan
oleh Otto Kriens, yaitu sistem LAHSHAL yang sangat sederhana dan dapat
menjelaskan setiap lokasi celah pada bibir, alveolar, hard palate dan soft palate.
Kelainan komplit, inkomplit, microform, unilateral atau bilateral.
Bibir disingkat sebagai L (lips), gusi disingkat sebagai A (alveolar), langit-
Iangit dibagi menjadi dua bagian yaitu H (hard palate) dan S (soft palate). Bila
norrnal (tidak ada celah) maka urutannya dicoret, celah komplit (lengkap) dengan
huruf besar, celah inkomplit (tidak lengkap) dengan huruf kecil dan huruf kecil
dalam kurung untuk kelainan microform. Pemakaian sistem LAHSHAL ini juga
sesuai dengan ICD (International Code Of Diagnosis).(2)
LAHSAL SYSTEM
L=Lip; A=Alveolus; H=Hard Palate; S=Soft Palate
S selalu di tengah
Yang mendahului S adalah bagian kanan dan sesudah S adalah bagian kiri
Huruf besar menunjukkan bentuk ce1ah total
Huruf kecil menunjukkan bentuk partial
Di dalam kurung adalah bentuk microform
Strip berarti normal atau intak.
Contoh :
1. CLP/L-----L
Cleft Lip dan Palate lokasi celah berada di bibir kanan dan kiri, celah komplit
2. CLP/-----SHAL
CLP dengan lokasi celah komplit pada soft palate, alveolus dan bibir bagian kiri.
3. CLP/ I-----
CLP celah bibir sebelah kanan inkomplit (2)
IX. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis dari kelainan labioschisis antara lain :
a. Masalah Asupan Makanan
Merupakan masalah pertama yang terjadi pada bayi penderita
labioschisis. Adanya labioschisis memberikan kesulitan pada bayi untuk
melakukan hisapan pada payudara ibu atau dot. Tekanan lembut pada pipi
bayi dengan labioschisis mungkin dapat meningkatkan kemampuan hisapan
oral. Keadaan tambahan yang ditemukan adalah reflek hisap dan reflek
menelan pada bayi dengan labioschisis tidak sebaik bayi normal, dan bayi
dapat menghisap lebih banyak udara pada saat menyusu. Memegang bayi
dengan posisi tegak lurus mungkin dapat membantu proses menyusu bayi.
Menepuk-nepuk punggung bayi secara berkala juga dapat membantu.
Bayi yang hanya menderita labioschisis atau dengan celah kecil
pada palatum biasanya dapat menyusui, namun pada bayi dengan
labioplatoschisis biasanya membutuhkan penggunaan dot khusus. Dot khusus
(cairan dalam dot ini dapat keluar dengan tenaga hisapan kecil) ini dibuat
untuk bayi dengan labio- palatoschisis dan bayi dengan masalah pemberian
makan atau asupan makanan tertentu.
b. Masalah Dental
Anak yang lahir dengan labioschisis mungkin mempunyai masalah
tertentu yang berhubungan dengan kehilangan, malformasi, dan malposisi
dari gigi geligi pada arean dari celah bibir yang terbentuk. Infeksi telinga
anak dengan labiopalatoschisis lebih mudah untuk menderita infeksi telinga
karena terdapatnya abnormalitas perkembangan dari otot-otot yang
mengontrol pembukaan dan penutupan tuba Eustachii.
c. Gangguan Berbicara
Pada bayi dengan labiopalatoschisis biasanya juga memiliki
abnormalitas pada perkembangan otot-otot yang mengurus palatum mole.
Saat palatum mole tidak dapat menutup ruang atau rongga nasal pada saat
bicara, maka didapatkan suara dengan kualitas nada yang lebih tinggi
(hypernasal quality of speech). Meskipun telah dilakukan reparasi palatum,
kemampuan otot-otot tersebut diatas untuk menutup ruang atau rongga nasal
pada saat bicara mungkin tidak dapat kembali sepenuhnya normal. Anak
mungkin mempunyai kesulitan untuk menproduksi suara atau kata p, b, d, t,
h, k, g, s, sh, and ch, dan terapi bicara (speech therapy) biasanya sangat
membantu.(12)
X. PENATALAKSANAAN
Penderita cleft lip mengalami berbagai permasalahan yang ditimbulkan
akibat cacat ini adalah psikis, fungsi dan estetik dimana ketiganya saling
berhubungan. Untuk fungsi dan nilai estetik baik untuk bibir, hidung dan
rahangnya diperlukan pembedahan. Disamping jasa seorang spesialis Bedah
Plastik juga dibutuhkan sebuah tim dokter lain yang terdiri dari dokter THT,
dokter gigi spesialis ortodentis, dokter anak, tim terapi bicara dan pekerja sosial.
Penderita cleft lip paling utama terjadi gangguan dalam berbicara, penyakit pada
telinga dan mungkin saja jalan nafas menjadi ikut terganggu. Oleh karena itu
dibutuhkan seorang ahli THT untuk melihat gangguan yang terjadi ini.(13)
Bayi yang baru lahir dengan cleft lip segera dipertemukan dengan pekerja
sosial untuk diberi penerangan agar keluarga penderita tidak mengalami stress dan
menerangkan harapan yang bisa didapatkan dengan perawatan yang menyeluruh
bagi anaknya. Selain itu dijelaskan juga masalah yang akan dihadapi kelak pada
anak. Menerangkan bagaimana memberi minum bayi agar tidak banyak yang
tumpah. Pekerja sosial membuatkan suatu record psicososial pasien dari sini
diambil sebagai bagian record cleft lip pada umumnya. Pekerja sosial akan
mengikuti perkembangan psikososial anak serta keadaan keluarga dan
lingkungannya. Berikut adalah beberapa tahapan terapi pada penderita cleft lip :
1. Operasi perbaikan terhadap bibir disebut Cheiloraphy atau Labioplasty.
Dilakukan pada usia 3 bulan. Sebe1um dilakukan observasi pada penderita
melihat kondisi bayi harus sehat, tindakan pembedahan mengikuti tata cara
rule of ten, yakni : bayi berumur lebih 10 minggu, berat 10 pon atau 5 kg, dan
memiliki hemoglobin lebih dari 10 gr% dan tak ada infeksi lekosit di bawah
10.000.
2. Perbaikan langit-langit disebut Palatorahy dilakukan pada usia 10 - 12 bulan,
usia tersebut akan memberikan hasil fungsi bicara yang optimal karena
memberikan kesempatan jaringan pasca operasi sampai matang pada proses
penyembuhan luka sehingga sebelum penderita mulai bicara dengan demikian
soft palate dapat berfungsi dengan baik. Jika operasi dilakukan terlambat
sering hasil operasi dalam hal kemampuan mengeluarkan suara normal, tak
sengau, sulit dicapai.
3. Speech therapy. Setelah operasi, pada usia anak dapat belajar dari orang lain,
speech therapy dapat diperlukan setelah operasi palatoraphy yang akan
meminimalkan suara sengau. Namun apabila masih saja didapatkan suara
sengau, maka dapat dilakukan phayngoplasty. Operasi ini akan membuat 3
bendungan pada faring untuk memperbaiki fonasi, biasanya dilakukan pada
usia 5-6 tahun ke atas.
4. Alveolar Bone Graft. Pada usia 8-9 tahun dilakukan operasi penambalan
tulang pada celah alveolar atau maxilla untuk tindakan bone graft dimana ahli
orthodonti yang akan mengatur pertumbuhan gigi caninus kanan-kiri celah
agar normal. Bone graft ini diambil dari bagian spongius crista iliaca.
5. Advancement Osteotomy Le Ford I. Evaluasi pada perkembangan selanjutnya
pada penderita cleft lip sering didapatkan hipoplasia pertumbuhan maxilla
sehingga terjadi dish face atau muka cekung. Keadaan ini dapat dikoreksi
dengan cara operasi advancement ostetomi Le Fort I pada usia 17 tahun
dimana tulang-tulang muka telah berhenti pertumbuhannya. Hal ini dilakukan
oleh bedah ortognatik, memotong bagian tulang yang tertinggal
pertumbuhannya dan merubah posisinya maju ke depan.
6. Ahli THT untuk mencegah dan menangani timbulnya otitis media dan kontrol
pendengaran. Penderita cleft lip mengalami gangguan pada tuba Eustachii
dimana akan terjadi kelumpuhan otot levator palatine dan tensor vili palatine
yang terinsersi dengan daerah tepi pada langit-langit keras. Dengan
bertambahnya usia maka insiden terjadi kegagalan fungsi tuba Eustachii
semakin tinggi pula. Evaluasi dilakukan setiap 3-4 bulan hingga ada
perbaikan. Indikasi untuk dilakukan miringotomi dan insersi pada tuba sangat
konduktif untuk mengatasi kehilangan pendengaran dan otitis media yang
tidak kunjung sembuh.(2,13)
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam penanganan penderita
cleft lip diperlukan kerjasama para spesialis dalam suatu tim yang akan diatur
dalam sebuah protokol, yakni : (2)
a. Pasien umur 3 bulan (the over tens)
Operasi bibir dan hidung
Pencetakan model gigi
Evaluasi telinga
Pemasangan grommets bila perlu
b. Pasien umur 10 - 12 bulan
Operasi palatum
Evaluasi pendengaran dan telinga
c. Pasien umur 1 - 4 tahun
Evaluasi bicara, dimulai 3 bulan pasca operasi, follow up dilakukan oleh
speech pathologist.
Evaluasi pendengaran dan telinga
d. Pasien umur 4 tahun
Kalau bicara tetap jelek dipertimbangkan repalatografy atau
pharyngoplasty.
e. Pasien umur 6 tahun
Evaluasi gigi dan rahang, pembuatan model
Melakukan nasoendoskopi bagiyangmemerlukan
Evaluasi pendengaran
f. Pasien umur 9-10 tahun
Alveolar bone graft
g. Pasien umur 12 -13 tahun
Final touch untuk operasi-operasi yang dulu pernah dilakukan, bila masih
ada kekurangannya.
h. Pasien umur 17 tahun
Evaluasi tulang-tulang muka
Operasi advancement osteotomy Le Fort I
Teknik Pembedahan Celah Bibir
1. Teknik untuk unilateral cleft lip
Beberapa prosedur bedah untuk memperbaiki unilateral cleft lip telah
dikemukakan dengan variasi yang beragam antara lain Rose-Thompson
Straight Line Closure, Randall-Tennison triangular flap repair, Mulard
rotation-advancement repair, LeMesurier quadrilateral flap repair, Lip
adhesion, and Skoog dan Kernahan-Bauer upper dan lower lip Z-plasty
repair. Dan masih banyak lagi teknik- teknik yang lain seperti teknik Delaire
dan teknik Poole. Setiap teknik tersebut bertujuan untuk mengembalikan
kontuinitas dan fungsi dari musculus orbicularis dan menghasilkan anatomis
yang simetris. Kesemuanya mencoba untuk memperpanjang pemendekan
philtrum pada bagian bercelah dengan melekatkan jaringan dari elemen bibir
lateral ke elemen bibir medial, dengan menggunakan berbagai kombinasi
antara lain merotasi, memajukan. dan mentransposisikan penutup.(10)
Teknik Rose-Thompson straight line closure merupakan teknik untuk
penyambungan linear defek minimal tanpa distorsi lantai nostril diawali
dengan pertimbangan mengenai titik anatomis yang ada.
Dua teknik yang sering digunakan yaitu teknik rotasi Millard dan
teknik triangular. Teknik Millard membuat dua flap yang berlawanan di
mana pada sisi medial dirotasi ke bawah dari kolumella untuk menurunkan
titik puncak ke posisi normal dan sisi lateral dimasukkan ke arah garis tengah
untuk menutupi defek pada dasar kolumella.(10)
Keuntungan dari teknik rotasi Millard adalah jaringan parut yang
terbentuk berada pada jalur anatomi normal dari collum philtral dan batas
hidung. Teknik triangular dikembangkan oleh Tennison dan kawan-kawan
dengan menggunakan flap triangular dari sisi lateral, dimasukkan ke sudut di
sisi medial dari celah tepat di atas batas vermillion, melintasi collum philtral
sampai ke puncak cupid. Triangle ini menambah panjang di sisi terpendek
dari bibir. Teknik ini menghasilkan panjang bibir yang baik tetapi jaringan
parut yang terbentuk tidak terlihat alami.(10)
Teknik Milliard Rotation Advancement adalah teknik yang
dikembangkan oleh Milliard dengan perbaikan bertahap cocok untuk
memperbaiki baik cleft lip komplit maupun inkomplit. Teknik ini sederhana,
tapi diperlukan mata yang baik dan tangan yang bebas karena merupakan
teknik-teknik cut as you go bagian nasal rekonstruksi harus didudukkan pada
posisi anatomi sphincter oral, rotasi seluruh crus lateral dan medial dari
kartilago lateral, rekonstruksi dasar hidung (baik lebar dan tingginya) dengan
koreksi asimetris maksila yang hipoplastik untuk meninggikan ala bawah
yang mengalami deformitas dan penempatan kolumella dan septum nasi ke
midline untuk memperoleh nostril yang simetris.
Bagian bibir yang normal disiapkan untuk menerima bagian sisi yang
sumbing pada teknik Miliard, untuk itu maka sisi yang sehat dengan cupid’s
bow harus diiris sepanjang bawah kolumella dan dibebaskan ke bawah, ke
arah estetika normal. Bagian bibir yang sumbing harus diiris sedemikian rupa
untuk mengisi gap celah yang telah disiapkan pada bibir yang sehat.(1,10)
2. Teknik untuk complit dan incomplit bilateral cleft lip
Apabila celah bilateral komplit pada satu sisi dan inkomplit pada sisi
yang lain tidak hanya terjadi defisiensi bilateral tapi juga asimetris dari
distorsi. Adaptasi prinsip rotation advancement terbagi kepada dua tahap,
cleft komplit dirotasi dan diangkat untuk menutupi supaya suplai darah ke
prolabium dialirkan ke incomplete. Jika kolurnella terdapat pemendekan,
unilateral flap digunakan untuk pemanjangan. Satu bulan lebih kemudian,
sisi yang kedua dirotasi dan ditarik supaya simetris.(12)
3. Teknik untuk complete bilateral cleft lip
Complete bilateral cleft terdapat tiga masalah tambahan yang biasanya
tidak terdapat di incomplete cleft (1) premaksilla yang menonjol; (2)
kolumella yang inadekuat atau tidak ada; (3) satu-satunya suplai darah ke
prolabium adalah melalui kolumella dan premaksilla.(10)