pemberian nutrisi anak dengan cleft lip and palate

16
Pemberian Nutrisi pada Anak dengan Celah Bibir dan Palatum Abstrak Celah bibir dan palatum sering disebut CLP (Cleft Lip and Palate) merupakan malformasi kraniofasial kongenital yang paling sering terjadi pada bayi. Bayi dengan CLP tidak mampu menciptakan tekanan negatif intraoral sehingga gerakan menghisap bayi menjadi kurang efisien. Berbagai penelitian dilakukan untuk mengetahui cara-cara pemberian nutrisi bayi dengan CLP untuk menghindari bayi malnutrisi. Selain cara pemberian nutrisi bayi, jenis nutrisi yang diberikan juga berperan dalam peningkatan kesehatan umum bayi. Untuk mempermudah pemberian nutrisi, feeding obturator merupakan solusi yang dapat diberikan sebelum bayi di operasi. Makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai cara pemberian nutrisi yang efisien dan jenis nutrisi terbaik untuk bayi dengan CLP.

description

pemberian nutrisi anak dengan cleft lip and palate

Transcript of pemberian nutrisi anak dengan cleft lip and palate

Page 1: pemberian nutrisi anak dengan cleft lip and palate

Pemberian Nutrisi pada Anak dengan Celah Bibir dan Palatum

Abstrak

Celah bibir dan palatum sering disebut CLP (Cleft Lip and Palate) merupakan

malformasi kraniofasial kongenital yang paling sering terjadi pada bayi. Bayi dengan

CLP tidak mampu menciptakan tekanan negatif intraoral sehingga gerakan

menghisap bayi menjadi kurang efisien. Berbagai penelitian dilakukan untuk

mengetahui cara-cara pemberian nutrisi bayi dengan CLP untuk menghindari bayi

malnutrisi. Selain cara pemberian nutrisi bayi, jenis nutrisi yang diberikan juga

berperan dalam peningkatan kesehatan umum bayi. Untuk mempermudah pemberian

nutrisi, feeding obturator merupakan solusi yang dapat diberikan sebelum bayi di

operasi. Makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai cara

pemberian nutrisi yang efisien dan jenis nutrisi terbaik untuk bayi dengan CLP.

Kata kunci: Pemberian nutrisi, Celah bibir dan palatum, ASI, Feeding

Obturator.

Pendahuluan

Celah bibir dan palatum, disebut juga CLP (Cleft Lip and Palate), merupakan

malformasi kraniofasial kongenital berupa celah pada bibir dan atau palatum yang

paling sering terjadi pada bayi.1,2,3 CLP ditemukan pada 0,28-3,74 per 1000 kelahiran

Page 2: pemberian nutrisi anak dengan cleft lip and palate

dengan 20-30% kasus celah bibir, 30-45% celah palatum, dan 35-50% kasus celah

bibir dan palatum.4

CLP terjadi antara minggu keempat dan kedua belas intra uterin saat periode

perkembangan wajah.3 Celah bibir terjadi karena adanya gangguan perkembangan

prosesus nasalis dan prosesus maksilaris sehingga menginterupsi pembentukan bibir

atas. Sedangkan celah palatum terjadi karena terganggunya fusi prosesus nasalis

median dan prosessus maksilaris.1 Gangguan tersebut dihubungkan dengan faktor

genetik dan lingkungan.1,2,10

CLP diturunkan secara autosomal dominan. Jika dalam suatu keluarga

memiliki satu anak atau salah satu orang tua dengan CLP, risiko kehamilan

berikutnya memiliki anak dengan CLP adalah 4%. Jika kedua anak sebelumnya CLP,

resiko meningkat menjadi 9%, dan jika satu orang tua dan satu anak yang sebelumnya

terkena, risiko anak dari kehamilan berikutnya adalah 17%. Disisi lain, faktor

lingkungan juga berhubungan dengan resiko terjadinya CLP. Faktor lingkungan

tersebut antara lain maternal epilepsi, alcoholism, beberapa obat seperti steroid,

diazepam, phenitoin, accutane, dan defisiensi asam folat.2

CLP memiliki beberapa tipe yang dapat diklasifikasi menjadi calah bibir,

celah bibir dan kombinasi celah bibir dan palatum. Berdasarkan sisi yang terkena,

celah bibir dibagi menjadi unilateral dan bilateral. Sedangkan celah palatum

berdasarkan daerah yang terkena, dibagi menjadi complete (mengenai palatum keras

dan palatum lunak) dan incomplete (mengenai salah satu palatum saja). Selain itu

CLP dapat berupa kombinasi dari celah bibir dan celah palatum.11

Page 3: pemberian nutrisi anak dengan cleft lip and palate

Kelainan anatomi pada penderita CLP menyebabkan gangguan fungsi, estetik,

dan perubahan psikososial.1 Gangguan fungsi oral, terutama untuk makan atau

menyusu, pada bayi dengan CLP terjadi akibat berkurangnya kemampuan bayi untuk

menghisap secara efisien karena tidak mampu menciptakan tekanan negatif intraoral

sehingga gerakan menghisap lebih pendek dan lebih cepat.3,5

Keterbatasan bayi dengan CLP dalam menghisap menghambat pasokan

nutrisi, sedangakan bayi harus memiliki kesehatan umum baik sehingga dapat

dilakukan bedah rekonstruksi.6 Oleh karena itu, penting untuk orang tua dan praktisi

kesehatan gigi untuk mengetahui cara pemeberian nutrisi secara efisien pada bayi

dengan CLP. Makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai cara

pemberian nutrisi yang efisien dan jenis nutrisi terbaik untuk bayi dengan CLP.

Pembahasan

Kesulitan pemberian nutrisi pada bayi dengan CLP telah banyak dilaporkan.

Goyal et al melaporkan sebanyak 63% orang tua mengalami kesulitan dalam

pemberian nutrisi karena berurangnya daya menghisap bayi ketika menyusu akibat

kelainan anatomi pada penderita CLP.5 Bayi dengan CLP tidak mampu menciptakan

tekanan negatif intraoral sehingga gerakan menghisap bayi menjadi lebih pendek dan

lebih cepat.3,5

Di sisi lain, bayi harus memiliki kesehatan umum baik sehingga pada saat

bayi berumur 3 bulan dapat mencapai berat badan 5 kilogram, hal ini merupakan

indikasi operasi rekonstruksi bibir (cheiloplasty). Setelah bayi berumur 1 tahun

Page 4: pemberian nutrisi anak dengan cleft lip and palate

dengan berat badan mencapai 9 kilogram dan kesehatan umum baik, bayi

diindikasikan untuk operasi rekonstruksi palatum (palatoplasty).1

Berbagai penelitian dilakukan untuk mengetahui cara-cara pemberian nutrisi

bayi dengan CLP. Goyal et al, mewawancarai orang tua dari 155 anak dengan CLP

berusia kurang dari 2 tahun mengenai cara pemberian nutrisi yang mereka lakukan.

Subjek dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan usia (< 6 bulan, 6 bulan-1 tahun, 1-2

tahun). Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian makan melalui sendok

merupakan metode yang paling sering digunakan di semua kelompok. Pada kelompok

bayi < 6 bulan menyusui ASI merupakan metode kedua yang paling sering,

sedangkan kelompok 6 bulan – 1 tahun dan 1 – 2 tahun pemberian susu melalui botol

merupakan metode kedua yang paling sering.5 Namun, penelitian Ize-Iyamu dan

Saheeb menunjukkan metode pemberian nutrisi melalui syringe lebih mudah, cepat,

dan lebih banyak volume susu yang didapat bayi dibandingkan dengan menggunakan

sendok. Pemberian nutrisi menggunakan syringe dan sendok memiliki resiko

menyebabkan bayi muntah dan tersedak.6

Claren et al mengatakan bahwa efektifitas pemberian nutrisi pada bayi dengan

CLP berbeda tiap klasifikasinya (tabel 1). Bayi dengan celah bibir dan palatum tidak

memungkinkan untuk mendapatkan ASI secara langsung dari payudara ibu tanpa alat

bantu. Bayi dengan celah palatum memungkinkan pemberian ASI secara langsung,

tetapi dengan penggunaan dot lembut lebih efektif. Sedangkan pada bayi dengan

celah bibir pemberian ASI bisa dilakukan secara normal oleh ibu atau menggunakan

dot dengan ukuran besar.3

Page 5: pemberian nutrisi anak dengan cleft lip and palate

Tabel 1. Cara pemberian nutrisi berdasarkan klasifikasi CLP.3

Menurut Martin dan Greatrix-White, selain cara pemberian nutrisi bayi, jenis

nutrisi yang diberikan juga berperan dalam peningkatan kesehatan umum bayi.7 Ihsan

S Mohammed meneliti tentang hubungan jenis dan cara pemberian nutrisi dengan

resiko infeksi saluran nafas pada 76 bayi dengan CLP. Peneitian ini menujukkan

penyakit infeksi saluran nafas banyak terkena pada bayi yang diberi susu formula,

yaitu 14 dari 17 bayi. Sedangkan pada bayi yang diberi ASI dalam botol sebanyak 9

dari 21 bayi dan hanya 5 dari 37 bayi yang diberi ASI secara langsung terkena infeksi

saluran nafas Gambar 2). Selain itu, Ihsan S juga meneliti hubungan antara jenis

nutrsi dan cara pemberian terhadap resiko diare. Penelitian ini menunjukkan diare

dialami oleh 10 dari 17 bayi yang diberi susu formula, 7 dari 21 bayi yang diberi ASI

dalam botol, dan hanya 3 dari 37 bayi yang diberi ASI secara langsung (gambar 1).8

Page 6: pemberian nutrisi anak dengan cleft lip and palate

Gambar 1. Penelitian Ihsan S mengenai hubungan antara jenis dan cara pemberian nutrisi dengan resiko (a) infeksi saluran nafas (b) diare.8

Pada kenyataannya, hasil penelitian Silva et al menujukkan bahwa 76% ibu

memberikan nutrisi pada bayinya dengan susu formula dan hanya 22% ibu yang

memberikan ASI pada anaknya.1

Bayi dengan CLP yang diberikan nutrisi dengan susu formula lebih beresiko

memiliki penyakit pernafasan kronis dan infeksi telinga karena iritasi dari protein

tertentu didalam susu formula.8 Pemberian susu formula juga dapat menyebabkan

anak memliki resiko karies tinggi karena kandungan sukrosa didalamanya yang

bersifat kariogenik.1

ASI memiliki banyak keuntunggan bagi kesehatan, pertumbuhan dan

perkembangan bayi, serta secara signifikan menurunkan resiko terkena penyakit akut

dan kronis pada bayi. ASI mampu melindungi bayi dari peyakit gastro-enteritis, dan

infeksi telinga tengah, system pernafasan, mengoptimalkan perkembangan

neurological, serta mengandung sifat anti-inflamasi yang mampu mencegah iritasi

Page 7: pemberian nutrisi anak dengan cleft lip and palate

jaringan nasal.8 Selain itu, ASI dihubungkan dengan tingkat intelegensi dan

perkembangan verbal anak.5

Pemberian ASI pada bayi dengan CLP lebih baik diberikan secara langsung

oleh ibu melalui payudara dibandingkan dengan pemeberian ASI melalui botol,

sendok, shryinge atau cara lainnya. Pada saat bayi menyusu langsung dari payudara

ibu, bayi dituntut untuk melakukan gerakan menghisap dan menekan agar ASI keluar.

Gerakan menghisap memicu perkembangan otot orofasial dan juga berperan sebagai

efek fisioterapi untuk penyembuhan bayi pasca operasi.8

Disamping berbagai keuntungan yang telah dibahas mengenai ASI, pada

prakteknya ibu memiliki keraguan dan kesulitan dalam pemberian ASI kepada

bayinya dengan CLP terutama pada bayi dengan celah palatum atau kombinasai celah

bibir dan palatum.5,7 Menyusui bayi dengan CLP dapat dilakukan dengan

memposisikan kepala bayi dengan posisi tertentu dan penggunaan feeding obturator

dapat dijadikan solusi.2,10

Feeding obturator merupakan plat yang didesain untuk menutup celah yang

terbuka pada palatum penderita CLP.2,4 Feeding obturator berperan sebagai penutup

celah pada palatum. sehingga mampu mencegah masuknya makanan keadalam

saluran hidung, mengurangi insidensi tesedak dan memperpendek waktu pemberian

makan. Feeding obturator juga berperan dalam mencegah lidah memasuki celah

sehingga tidak mengganggu pertumbuhan spontan palatum ke arah midline. Selain

itu, obturator mengurangi lewatnya makanan ke dalam naso-faring sehingga

mengurangi kejadian otitis media dan infeksi naso-pharynhgeal.2 Penggunaan feeding

Page 8: pemberian nutrisi anak dengan cleft lip and palate

obturator mengembalikan fungsi dasar pengunyahan, penelanan dan berbicara sampai

CLP dioperasi.2,4,10

Gambar 2. Teknik pembuatan feeding plate obturator.4

Obturator dapat dibuat sesegera mungkin setelah bayi dilahirkan.2 Prosedur

pembuatan feeding obturator diawali dengan pencetakan dengan bahan cetak

polivinyl siloxane menggunakan jari yang dilapisi kasa, kemudian hasil cetakan ini

dicor dengan dental stone tipe III sehingga didapatkan model kerja. Pada model kerja

dibuat pola lilin, lalu di flashking, boiling out, dan pengisian mold dengan

resin akrilik (gambar 2).4

Page 9: pemberian nutrisi anak dengan cleft lip and palate

Pasien di follow up setiap 3-4 minggu untuk mengecek adaptasi feeding

obturator dan setiap 3 bulan disarankan untuk membuat feeding obturator yang baru.2

Pada pembuatan feeding obturator, tantangan terbesar adalah saat pencetakan, karena

adanya kendala ukuran rongga mulut bayi, variasi anatomi yang berhubungan dengan

keparahan celah dan kurangnya kemampuan bayi untuk bekerja sama.2

Kesimpulan

Bayi dengan CLP tidak mampu menciptakan tekanan negatif intraoral

sehingga sulit untuk menghisap. Metode pemberian nutrisi melalui sendok

merupakan yang paling sering digunakan, sedangkan dengan menggunakan syringe

lebih efisien waktu dan volume nutrisi yang masuk lebih banyak. Namun, kedua

metode tersebut beresiko lebih besar menyebabkan bayi muntah dan tersedak. Claren

et al mengatakan bahwa cara pemberian nutrisi berbeda tiap klasifikasi celah, baik

dengan ASI maupun susu botol.

Selain cara pemberian, jenis nutrisi yang diberikan juga berperan penting

dalam menjaga kesehatan umum bayi. Lebih banyak orang tua memberikan susu

formula dari pada ASI. Padahal, ASI memiliki kandungan yang lebih baik serta

menyusu ASI langsung dari payudara ibu merangsang perkembangan otot-otot

orofasial dan pertumbuhan rahang. Untuk memudahkan ibu dalam memeberikan ASI

pada bayi dengan CLP, feeding obturator dapat dijadikan solusi.

Page 10: pemberian nutrisi anak dengan cleft lip and palate

Daftar Pustaka

1. Da Silva CM, Costa B, Das-Neves LT. Nursing Habit in Cleft Lip and Palate

Children. RSBO. 2012 April-June. 9(2):151-7

2. Faizal CP Manesh Raj, Prajina P. Feeding Plate in Management of Cleft Lip

and Palate. KDJ. 2011 July. 34(3): 341-3

3. Clarren SK, Anderson B, Wolf LS. Feeding Infant with Cleft Lip, Cleft

Palate, or Cleft Lip and Palate. Cleft Palate Journal. 1987 July. 24(3): 244-9

4. Somani P, Chadha M, at.al. Prosthetic Rehabilitation for an Infant with

Feeding Plae Obturator – A Case Report. Journal Of Dental Peers. 2013 July.

1(2):113-7

5. Goyal A, Jena AK, Kaur M. Nature of Feeding Practices Among Children

with Cleft Lip and Palate. Journal Of Indian Society Of Pedodontics And

Preventive Dentistry. 2012 Jan-Mar. 30(1): 47-50

6. Ize-Iyamu N, Saheeb BD. Feeding Intervetion In Cleft Lip And Palate Babies:

A Practical Approach To Feeding Efficiency and Weight Gain. Int. Oral

Maxillofacial Surgeons. June 2011. 40: 916-9

7. Martin V, White SG. An Evaluation of Factor Influencing Feeding in Babies

with a Cleft Palate with and Without a Cleft Lip. Journal Of Child Health

Care. 2013 April 11. 1-12

Page 11: pemberian nutrisi anak dengan cleft lip and palate

8. Ihsan S, Mohammed B.DS, MSc. Advantages of Breast Milk Feeding For

Cleft Lip and Palate Infant: Comparative Study. J Bagh College Dentistry.

2001. 23(1): 116-9

9. Varghese, HT, Mathew S. Quick Feeding Effective Custom Tray A Feeding

Obturator. The Journal Of Prosthetic Dentistry. 2013 September. 110:234-5

10. Goodarche T, Swan MC. Cleft Lip and Palate: Current Management.

Pediatric and Child Health. Elsevier. 2011. 22(4): 160-8

11. James Y, Liau JA, Sadove MA. Understanding And Caring For Children

With Cleft Lip and Palate. 54(5): 699-706