c_in_who

8
PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT Pengenalan Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Catatan untuk Fasilitator Pendahuluan Lebih dari 10 juta anak di seluruh dunia meninggal setiap tahunnya, sebelum mereka mencapai umur 5 tahun. Lebih dari 70% dari kematian tersebut disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah maupun disembuhkan, seperti infeksi pernapasan akut, diare, malaria, campak, kekurangan gizi dan kondisi neonatal (sepsis, berat badan lahir rendah, dan asfiksia). Lebih dari 90% kematian tersebut terjadi di negara-negara berkembang. WHO telah mengeluarkan program- program pengawasan penyakit spesifik untuk mendiagnosis dan menangani penyakit-penyakit seperti diare dan infeksi pernafasan akut, serta telah mengimplementasikan perluasan program imunisasi untuk mencegah penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin di seluruh negara. Dengan strategi tersebut banyak negara berkembang yang berhasil menurunkan angka kematian anak secara signifikan. Namun demikian, masih terdapat jumlah yang tinggi pada kematian anak yang tidak dapat dicegah dan perbedaan yang tidak dapat

description

1234

Transcript of c_in_who

HOSPITAL CARE FOR CHILDREN

PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKITPengenalan Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah SakitCatatan untuk FasilitatorPendahuluan

Lebih dari 10 juta anak di seluruh dunia meninggal setiap tahunnya, sebelum mereka mencapai umur 5 tahun. Lebih dari 70% dari kematian tersebut disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah maupun disembuhkan, seperti infeksi pernapasan akut, diare, malaria, campak, kekurangan gizi dan kondisi neonatal (sepsis, berat badan lahir rendah, dan asfiksia). Lebih dari 90% kematian tersebut terjadi di negara-negara berkembang. WHO telah mengeluarkan program-program pengawasan penyakit spesifik untuk mendiagnosis dan menangani penyakit-penyakit seperti diare dan infeksi pernafasan akut, serta telah mengimplementasikan perluasan program imunisasi untuk mencegah penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin di seluruh negara. Dengan strategi tersebut banyak negara berkembang yang berhasil menurunkan angka kematian anak secara signifikan. Namun demikian, masih terdapat jumlah yang tinggi pada kematian anak yang tidak dapat dicegah dan perbedaan yang tidak dapat diterima mengenai kualitas perawatan dan outcome kesehatan antara negara-negara kaya dan miskin.

Anak-anak yang hampir dapat dipastikan akan meninggal mempunyai berbagai permasalahan; hal tersebut merupakan tantangan bagi petugas kesehatan yang menghadapi anak-anak dengan penyakit serius. Untuk mengatasi hal tersebut, pada tahun 1992 WHO dan UNICEF bekerjasama mengeluarkan strategi global mengenai manajemen penyakit anak yang terintegrasi atau Integrated Management of Childhood Illness (IMCI). Tujuannya adalah untuk mengurangi keadaan tidak sehat dan kematian pada anak di negara-negara berkembang melalui kasus strategi manajemen yang terintegrasi dengan memfokuskan pada lima penyakit utama, yaitu infeksi pernapasan akut, kekurangan gizi, campak, malaria dan diare. IMCI bertujuan untuk mengatasi penyakit pada anak-anak dengan cara meningkatkan sistem kesehatan, meningkatkan kinerja petugas kesehatan dan meningkatkan praktik-praktik keluarga dan masyarakat. Pada awalnya IMCI fokus pada penyampaian perawatan kesehatan utama, namun secara bertahap telah diketahui bahwa untuk memperoleh hasil yang optimal dalam mengurangi angka kematian anak, pelayanan kesehatan di tingkat rujukan pertama yang efektif, seperti yang dapat dikirim ke pedesaan atau rumah sakit provinsi.Pentingnya Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit

Sesuai dengan pedoman IMCI, 10-20% anak-anak sakit yang terlihat pada perawatan pertama akan diserahkan ke Rumah Sakit Rujukan tingkat pertama Kabupaten. Mereka adalah anak-anak yang sakit parah, yang membutuhkan manajemen perawatan yang cepat dengan kualitas yang baik agar dapat bertahan. Sebagian besar perawat rumah sakit tersebut, asisten medis, atau dokter umum menyediakan perawatan bagi anak-anak yang menderita sakit parah.

Fakta observasi menunjukkan bahwa terdapat ruang lingkup yang dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan anak yang sakit parah di rumah sakit di negara-negara berkembang. Penaksiran yang kurang, perawatan yang tidak baik dan pengawasan yang tidak baik akan berdampak pada hasil proporsi signifikan anak-anak yang dirawat di Rumah Sakit secara berlawanan dan menghasilkan penderitaan yang tidak seharusnya atau kematian yang tidak dapat dihindarkan untuk banyak anak setiap tahunnya. Disisi lain lamanya hospitalisasi, diagnosis yang berlebih pada anak sakit berat, dan over medikasi merupakan efek yang tidak diharapkan untuk outcome kesehatan dan merupakan pemborosan pelayanan kesehatan.Rumah Sakit yang Baik Merupakan Institusi Sosial yang Penting

Kualitas perawatan yang disediakan di Rumah Sakit dan fasilitas-fasilitas kesehatan lainnya, serta interaksi antara sistem kesehatan, keluarga dan masyarakat mempunyai implikasi utama bagi kesehatan anak, hak asasi manusia, pengurangan kemiskinan dan pengembangan. Rumah sakit merupakan institusi yang dapat berkontribusi terhadap peningkatan area-area tersebut, atau amat disayangkan pada beberapa situasi, rumah sakit memperburuk keadaan. Hal tersebut tergantung pada beberapa faktor, termasuk kualitas perawatan klinik, sikap dan komunikasi staf rumah sakit dengan pasien, bagaimana perawatan bagi kelas minoritas, struktur biaya, ukuran perawatan yang holistik dan berkelanjutan, pereda rasa sakit, kesehatan mental dan dukungan sosial, moral staf, dan lain-lain. Kami bertujuan untuk mengembangkan rumah sakit sebagai institusi sosial utama yang tidak hanya menyediakan perawatan klinik kualitas tinggi, namun juga meminimalkan dampak dari kemiskinan dan kerugian sosial pada kesehatan dan pengembangan.Pedoman WHO untuk Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit

Dalam rangka merespon permasalahan yang diidentifikasikan diatas dan dampak potensial dari peningkatan kualitas rumah sakit, WHO menerbitkan pedoman yang komprehensif untuk manajemen klinik bagi anak-anak di rumah sakit dengan sumber daya yang terbatas. Hal tersebut dijelaskan pada :

Manajemen anak dengan infeksi serius atau kekurangan gizi: Pedoman perawatan pada Rumah Sakit provinsi (WHO Referral Care Manual atau RCM) (dipublikasikan tahun 2001) http://www.who.int/child-adolescent-health/publications/CHILD HEALTH/WHO FCH CAH 00.1.htm Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit (dipublikasikan tahun 2005). http://www.who.int/child-adolescent-helath/publications/CHILD HEALTH/PB.htmPedoman tersebut memperluas pendekatan IMCI dari perawatan pertama ke level rumah sakit. Seperti halnya IMCI, buku saku dan RCM menekankan pada pentingnya manajemen kasus untuk penyakit-penyakit umum. Hal tersebut dirancang untuk digunakan oleh personel kesehatan (dokter, perawat senior, dan pekerja kesehatan lainnya yang sudah senior) pada penyerahan perawatan pertama, dimana fasilitas-fasilitas disediakan bagi manajemen rawat inap dan rawat jalan. Persyaratan perangkat keras (hardware) merupakan invetigasi dasar, dan obat-obatan esensial seperti antibiotik, (di beberapa lokasi) anti malaria, serta cairan, penting bagi manajemen dalam kondisi umum. Pedoman WHO menyediakan outline bagi manajemen anak yang sakit parah sejak kedatangan di rumah sakit sampai dengan kembali ke rumah, dengan rencana tindak lanjut yang sesuai. Pedoman tersebut berisi flow charts dan tabel-tabel yang menggambarkan proses diagnosis dan perawatan/ pelayanan. Termasuk ilustrasi prosedur praktis yang secara umum diperlukan bagi manajemen anak-anak sakit parah yang aman. Pedoman tersebut menekankan pada pentingnya proses atau tahapan perawatan: triase, penanganan kegawatdaruratan, sejarah, pemeriksaan, diagnosis utama dan banding, pengawasan dan perawatan pendukung, rencana setelah kembali ke rumah dan rencana tindak lanjut. Proses perawatan tersebut merupakan hal yang relevan untuk penyakit-penyakit yang serius.Penerapan Pedoman WHO

Untuk penerapan pedoman WHO, petugas kesehatan perlu dikenalkan pada konsep-konsep tersebut. CD tersebut memperkenalkan klinik atau permasalahan berdasarkan metode pembelajaran untuk mengajarkan kepada dokter, perawat senior, dan pekerja kesehatan senior dari penyerahan pertama perawatan rumah sakit tentang bagaimana menggunakan buku saku WHO dan RCM untuk praktek klinik setiap hari. Proses penerapan bisa meliputi workshop atau kursus yang akan melibatkan pekerja kesehatan dalam perawatan anak, dan menggunakan CD-ROM serta materi-materi lainnya terutama yang telah dikembangkan oleh WHO. Alternatif lainnya, pedoman WHO dan CD tersebut dapat digunakan sebagai paket pelatihan dan standar kurikulum bagi pelaksanaan awal institusi pendidikan, post-graduate, atau in-service training (rumah sakit). CD tersebut dapat juga digunakan untuk pembelajaran individu.

Penerapan pedoman klinik WHO sebagai standar perawatan yang diakui secara nasional meliputi beberapa proses, yaitu identifikasi beberapa faktor yang terkait dengan kualitas dari pelayanan kesehatan anak di rumah sakit; kesepakatan dengan Menteri Kesehatan, universitas-universitas serta akademi pendidikan kesehatan serta dengan asosiasi dokter spesialis anak; diskusi strategi-strategi yang penting bagi peningkatan kualitas perawatan; dan adaptasi dan atau translasi pedoman klinis WHO serta CD-ROM.

Penerapan pedoman klinis WHO sering mengikuti proses penilaian kualitas pelayanan kesehatan anak. Pada saat hal tersebut terlaksana, komunikasi hasil dari proses penilaian merupakan hal yang penting dari program workshop. Selain itu, dengan berdiskusi antara peserta dimana terdapat kelemahan pada faktor-faktor yang terkait dengan kualitas perawatan di Rumah Sakit mereka dengan wilayah terkait yang dapat menolong peserta dalam penggunaan pedoman klinis dan strategi-strategi lainnya sebagai alat penghubung untuk meningkatkan kualitas perawatan/ pelayanan.