Cinta berdasarkan islami

3

Click here to load reader

Transcript of Cinta berdasarkan islami

Page 1: Cinta berdasarkan islami

TEMAN HATI

Istilah Yang Cocok Bagi Pacar

Istilah “teman hati” agaknya cocok bagi sosok idola yang kita

punya untuk menghiasi hidup agar menjadi indah, atau yang bisa menemani kita dalam berbagai keadaan, dalam keadaan senang atau dalam keadaan susah.

Mulai Dari Hati Sendiri

Yang perlu diingat adalah bahwa segala sesuatu yangindah akan menjadi sebuah malapetaka apabila kita tidak bisa mengendalikan dan menguasai keadaan yang terjadi dalam diri kita sendiri. Maka hal yang pertama harus kita lakukan adalah bagaimana kita memanagement hati, mengatur hati dan menjadikannya menjadi hati yang penuh cahaya.

Bagaimanapun kebaikan dan kejelekkan orang atas tindak tanduk, tingkah laku, dan segala perbuatannya adalah bersumber dihati, bila seseorang memliki hati yang baik maka baik pula orang itu, begitu pula sebaliknya bila seseorang memiliki hati yang jelek maka jelek pula tindakan orang tersebut. Hal perlu diperhatikan bahwa untuk memilih dan memilah tidaklah mudah untuk mendapatkan teman hati bagi kita.

Tentunya segala sesuatu yang kita harapkan adalah yangn terbaik bagi kita, untuk itulah bila kita menginginkan teman hati yang baik dan yang teristimewa maka perbaikilah hati kita dulu agar hati kita juga termasuk dalam golongan yang baik dan teristimewa. “Hati yang teristimewa / hati yang baik ada didalam hati yang bersih.” Kejujuran, Keikhlasan, dan Ketaqwaan adalah sumber dari bersihnya hati. Barang siapa yang menebarkan kebaikan, maka ia pula yang akan menuainya. Siapa saja yang menginginkan teman hati yang baik, maka mulailah dengan memperbaiki hati kita sendiri.

Bukan Untuk Nafsu

Page 2: Cinta berdasarkan islami

Ada pepatah “Cinta itu muncul dari dalam hati, bukan dari

perut”. Istilah ini muncul dan menjadi momok yang menyebalkan bagi siapa

saja yang tergolong pria / wanita matre’, yang memandang dari segi

kehidupan dunia dan nafsu belaka, atau istilah : “keindahan cinta seiring

dengan indahnya wajahmu” ini juga menjadi tolak ukur dalam mencari teman

hati di saat ini, bahwa seseorang hanya memandang lahirnya saja tanpa

melihat aspek lain yang tidak dapat dilihat oleh mata kasar (hati), dan inilah

kesalahan terbesar yang dilakukan manusia jika cinta dipandang dengan

lahiriyah saja, karena hal ini akan mengakibatkan banyak kekecewaan dan

kekecewaan bila kita sudah menjadikannya teman hati tanpa memandang

diri dan hati dalam tolak ukur kebaikan dan kemuliaan.

Cinta semestinya didasari akan sebuah cita-cita, bukan karena

harta, wajah, ataupun tahta / kedudukan. Karena wajah kian lama akan

menjadi layu. Harta tak akan selesai dalam ukuran banyak, membuat

hilangnya sebuah ketenangan karena selalu diburu keserakahan, dan harta

akan habis pada saatnya nanti, serta harta tidak dapat menjamin sebuah

kebahagiaan.

Sedangkan tahta / kedudukan hanya akan menghinakan, karena

kemuliaan bukanlah karena manusia, akan tetapi kemuliaan hanyalah Allah

yang memberi.

Untuk mengerti sebuah cita-cita maka perlu kiranya mengerti

landasan pokok dari cinta, yaitu rasa sayang dan saling kasih. Rasa sayang

dan kasih inilah untuk membangun sebuahm keluarga pada pendidikan

agama setiap individu dalam keimanan menuju keluarga sakinah, mawaddah,

warrohmah, karena cinta bukanlah sebuah permainan, percobaan atau

bahkan sebuah pelampiasan saja. Cinta adalah tatapan masa depan untuk

meraih kebahagiaan lahir dan bathin, dan Cinta bukanlah untuk nafsu. Maka

bahagiakanlah hati dan temannya dalam pergaulan yang sehat terarah dan

terkendali pada koridor hukum yang berlaku atas kejujuran, kepercayaan

dan keadilan setiap individu.

Selektif Dalam Memilih Teman Hati

Bila telah ada banyak pengertian pada diri kita akan arti cinta

sebenarnya, dan kita sudah memperbaiki diri dalam hati yang terarah pada

Page 3: Cinta berdasarkan islami

sebuah koridor yang benar, maka telah siaplah keadaan diri ini untuk mulai

menapak dan memilah guna memiliki teman hati.

Ingat , bahwa teman hati yang kita pilih bukanlah yang sekejap,

tidak bersifat sementara, dan tidak untuk menutupi sebuah ego dalam diri

kita bahwa kita belum memiliki teman hati. Lihatlah kedepan, bahwa teman

hati adalah titian untuk menjalani hidup bersama, bahwa teman hati adalah

benar-benar teman yang dapat memberi kebahagiaan dalam kesedihan, dan

menjaga kebahagiaan itu untuk kita, teman yang dapat mengarahkan kita ke

jalan yang benar dan memang sudah semestinya kita lalui.

Maka kesabaran perlu dipegang untuk memilah dan memilih teman

hati bagi kita. Jangan terlalu terburu waktu, percayalah bahwa ada yang

terbaik bagi kita, dan itu pasti ada bagi kita jika memang benar kita selalu

menyerahkan diri dalam setiap masalah yang ada pada Allah SWT.

Lihatlah ketaqwaannya, karena bagaimanapun kemuliaan

seseorang adalah bagaimana taqwanya dia. Orang yang taqwa cenderung

peka hatinya, ikhlas perbuatannya, dan kuat dalam menjaga janji, tidak

mudah berbohong serta selalu menjaga diri untuk tidak menyakiti orang lain.

Jika kita hanya melihat keindahan, kecakepan, keelokan paras, maka hal itu

tidak dapat menjadikan sebuah jaminan kebahagiaan untuk kita. Boleh kita

melihat dari segi lahir, mengenai cakep dan elok paras atau bahkan harta,

karena itu juga merupakan salah satu kriteria, akan tetapi yang terpenting

adalah bathinnya / hatinya, inilah point yang mesti ada dalam kita memilah

dan memilih teman hati bagi kita, karena seberapa baik dia adalah seberapa

baik hatinya.

Ungkapan: “Jika engkau ingin memperoleh cinta, maka sudilah

memberi cinta dengan seikhlas hati”.