Cingambul_BAB 2 -08402244011.pdf

34
10 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kinerja Guru Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan nasional, pemerintah khususnya melalui depdiknas terus menerus berupaya melakukan berbagai perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan. Lahirnya Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, dan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pada dasarnya merupakan kebijakan pemerintah yang didalamnya memuat usaha pemerintah untuk menata dan memperbaiki mutu guru di Indonesia. Michael G. Fullan mengemukakan bahwa ”educational change depends on what teacher do and think ... .”(Suyanto & Djihad Hisyam, 2000:206) Pendapat tersebut mengisyaratkan bahwa perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan sangat bergantung pada penguasaan kompetensi guru. Kinerja merupakan terjemah dari bahasa inggris work performance atau job performance atau performance saja. Dalam kamus besar bahasa indonesia “ Kinerja adalah suatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan dalam kemampuan kerja. (Depdiknas, 2003) Kinerja sangat berkaitan dengan hasil kerja. Menurut LAN “Kinerja atau performansi dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja,

Transcript of Cingambul_BAB 2 -08402244011.pdf

10

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Kinerja Guru

Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan nasional, pemerintah

khususnya melalui depdiknas terus menerus berupaya melakukan berbagai

perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan. Lahirnya Undang-Undang

No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, dan Peraturan Pemerintah

No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pada dasarnya

merupakan kebijakan pemerintah yang didalamnya memuat usaha

pemerintah untuk menata dan memperbaiki mutu guru di Indonesia.

Michael G. Fullan mengemukakan bahwa ”educational change depends on

what teacher do and think ... .”(Suyanto & Djihad Hisyam, 2000:206)

Pendapat tersebut mengisyaratkan bahwa perubahan dan pembaharuan

sistem pendidikan sangat bergantung pada penguasaan kompetensi guru.

Kinerja merupakan terjemah dari bahasa inggris work performance

atau job performance atau performance saja. Dalam kamus besar bahasa

indonesia “ Kinerja adalah suatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan

dalam kemampuan kerja. ” (Depdiknas, 2003)

Kinerja sangat berkaitan dengan hasil kerja. Menurut LAN “Kinerja

atau performansi dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja,

11

pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk kerja. ” (Mulyasa, 2003:136)

Sejalan dengan itu Smith yang dikutip oleh Mulyasa, menyatakan bahwa

“Kinerja adalah merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses. ”

(2003:136)

Selanjutnya Hasibuan menyimpulkan “Kinerja atau prestasi kerja

adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas

yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman,

dan kesungguhan serta waktu. ” (2007:94)

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan kinerja guru adalah hasil kerja atau kemampuan kerja

yang dapat dicapai oleh seorang guru yang sesuai dengan tanggung

jawabnya dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan.

Kinerja mengajar guru yang baik jika guru telah melakukan unsur-

unsur yang terdiri dari kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas

mengajar, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan

dalam mengajar dan tugas lainnya, kreativitas dalam melaksanakan

pengajaran, kerjasama dengan semua warga sekolah, kepemimpinan yang

menjadi panutan siswa, kepribadian yang baik, jujur dan objektif dalam

membimbing siswa, serta tanggung jawab terhadap tugasnya.

Guru harus mempunyai kesadaran peran dan tanggung jawab dalam

menjalankan tugas. Standar kompetensi guru yang dikeluarkan Direktorat

12

Tenaga Kependidikan Depdiknas tahun 2004 dengan tegas menguraikan

bahwa ada tiga komponen kompetensi yaitu : “1)Kompetensi pengelolaan

pembelajaran, 2)Kompetensi pengembangan potensi, 3)Kompetensi

penguasaan akademik.”

Menurut Mulyasa, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seorang

guru antara lain:

1) Sikap mental berupa motivasi, disiplin dan etika kerja.2) Tingkat pendidikan, pada umumnya orang yang mempunyai

pendidikan lebih tinggi akan mempunyai wawasan yang lebihluas.

3) Keterampilan, makin terampil tenaga kependidikan akan lebihmampu bekerja sama serta mengguinakan fasilitas dengan baik.

4) Manajemen atau gaya kepemimpinan kepala sekolah, artikandengan hal yang berkaitan dengan sistem yang diterapkan olehpimpinan untuk mengelola dan memimpin serta mengendalikantenaga pendidikan.

5) Hubungan industrial, menciptakan ketenangan kerja danmemberikan motivasi kerja, menciptakan hubungan kerja yangserasi dan dinamis dalam bekerja dan meningkatkan harkat danmartabat tenaga kependidikan sehingga mendorong mewujudkanjiwa yang ber dedikasi dalam upaya peningkatan kinerjanya.

6) Tingkat penghasilan atau gaji yang memadai, ini dapatmenimbulkan konsentrasi kerja dan kemampuan yang dimilikidapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerjanya.

7) Kesehatan, akan meningkatkan semangat kerja.8) Jaminan sosial yang diberikan dinas pendidikan kepada tenaga

pendidikan, dimaksudkan untuk meningkatkan pengabdian dansemangat kerjanya.

9) Lingkungan sosial dan suasana kerja yang baik, ini akanmendorong tenaga kerja kependidikan dengan senang bekerja danmeningkatkan tanggung jawabnya untuk melekukan pekerjaanyang lebih baik.

10) Kualitas sarana pembelajaran, akan berpengaruh padapeningkatan kinerjanya.

13

11) Teknologi yang dipakai secara tepet akan mempercepatpenyelesaian proses pendidikan, menghasilkan jumlah lulusanyang berkualitas serta memperkecil pemborosan.

12) Kesempatan berprestasi dapat menimbulkan dorongan psikologisuntuk meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan potensi yangdimiliki dalam meningkatkan kinerjanya. (2005:140)

Pada tingkatan institusional dan instruksional guru berada di lapisan

terdepan berhadapan langsung dengan peserta didik dan masyarakat. Dilihat

dari posisinya itu, guru merupakan unsur penentu utama bagi keberhasilan

pendidikan.

Guru sebagai sebuah profesi yang sangat strategis dalam pembentukan

dan pemberdayaan anak-anak penerus bangsa, memiliki peran dan fungsi

yang akan semakin penting di masa yang akan datang. Oleh karena itu

pemberdayaan dan peningkatan kualitas guru sebagai guru merupakan

suatu keharusan yang memerlukan penanganan lebih serius.

Faktor internal lebih mengarah pada guru itu sendiri, baik secara

individual maupun secara institusi sebagai sebuah entitas profesi yang

menuntut adanya kesadaran, dan tanggung jawab yang lebih kuat dalam

menjalankan peran dan fungsinya sebagai guru. Diperlukan sebuah

komitmen yang dapat dipertanggung jawabkan, baik secara ilmiyah maupun

moral, benar-benar berfikir dan bertindak secara profesional sebagaimana

profesi-profesi lain yang menuntut adanya suatu keahlian yang lebih

spesifik.

14

Guru yang profesional ialah guru yang mempunyai keahlian baik

menyangkut materi keilmuan yang dikuasai maupun keterampilan

metodologinya. Keahlian yang dimiliki guru profesional diperoleh melalui

suatu proses peningkatan kemampuan seperti pendidikan dan latihan yang

diprogramkan dan terstuktur secara khusus.

Seorang guru yang profesional harus memenuhi empat kompetensi

guru yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia

nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen yaitu:

1) Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan mengelola pembelajaranpeserta didik yang meliputi pemahaman peserta didik, perancangan danpelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan mengembangkanpeserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimiliki.

2) Kompetensi kepribadian yaitu merupakan kemampuan kepribadian yangmantap, stabil, dewasa, arif dan bijaksana, berwibawa, berahlak mulia,menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, megevaluasi kinerjasenndiri dan mengembangkan secara berkelanjutan.

3) Kompetensi professional yaitu merupakan kemampuan penguasaanmateri secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbingpeserta didik memenuhi standar nasional pendidikan.

4) kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan peserta didik sebagaibagian dari masyarakat untuk:a) Berkomunikasi lisan dan tulisan,b) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional,c) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orangtua, atau wali peserta didik.d) dan bergaul secara santun dalam masyarakat.

Selanjutnya untuk meningkatkan kinerja guru perlu melakukan

beberapa upaya antara lain melalui pembinaan disiplin, pemberian motivasi,

penghargaan dan persepsi.

15

Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung

jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga

menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan

penyesuaian penguasaan kompetensinya. Guru harus lebih dinamis dan

kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran siswa.

2. Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru

Tugas kepala sekolah selaku manajer adalah melakukan penilaian

terhadap kinerja guru. Penilaian penting untuk dilakukan mengingat

fungsinya sebagai alat motivasi bagi pimpinan kepada guru maupun bagi

guru itu sendiri. Pelaksanaan pembinaan, bimbingan, dan motivasi yang

diberikan oleh kepala sekolah akan berdampak kepada kinerja guru dalam

kualitas pengajaran.

Kegiatan kepala sekolah dalam memotivasi guru akan berpengaruh

secara psikologis terhadap kinerja guru dalam mengajar, guru yang puas

akan pemberian motivasi kepala sekolah maka dia akan bekerja dengan

sukarela yang akhirnya akan membuat kinerja guru meningkat. Tetapi jika

guru kurang puas dengan pemberian motivasi kepala sekolah maka guru

dalam bekerja kurang bergairah, hal ini berakibat kinerja guru menurun.

Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional terdapat delapan

peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai :

1) Educator ( Pendidik ).2) Manajer.

16

3) Administrator.4) Supervisor.5) Leader.6) Penciptaan iklim kerja.7) Wirausahawan.8) Motivator. ( Depdiknas, 2006 )

Merujuk kepada delapan peran kepala sekolah sebagaimana di atas, di

bawah ini akan diuraikan secara ringkas hubungan peran kepala sekolah

untuk meningkatkan kompetensi guru:

1) Peran kepala sekolah sebagai Educator ( Pendidik )

Dalam melakukan fungsinya sebagai edukator, kepala sekolah

harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme

tenaga pendidikan di sekolahnya. Dikutip dari Mulyasa, Sumidjo,

mengemukakan bahwa :

Memahami arti pendidik tidak cukup berpegang pada konotasiyang terkandung dalam definisi pendidik, melainkan harusdipelajari keterkaitannya dengan makna pendidikan, saranapendidikan, dan bagaimana strategi pendidikan itu dilaksanakan.Untuk kepentingantersebut, kepala sekolah harus berusahamenanamkan, memajukan dan meningkatkan sedikitnya empatmacam nilai, yakni pembinaan mental, moral, fisik, dan artistik.(2003:99)

Sebagai edukator kepala sekolah harus senantiasa meningkatkan

kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh para guru. Dalam hal ini

faktor pengalaman akan sangat mempengaruhi profesionalisme kepala

sekolah, terutama dalam mendukung terbentuknya pemahaman tenaga

kependidikan terhadap pelaksanaan tugasnya. Pengalaman semasa

17

menjadi guru, menjadi wakil kepala sekolah, atau menjadi anggota

organisasi kemasyarakatan sangat mempengaruhi kemampuan kepala

sekolah dalam melaksanakan pekerjaannya, demikian halnya pelatihan

dan penataran yang pernah diikutinya.

2) Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer

Manajemen pada hakekatnya merupakan suatu proses

merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin, dan

mengendalikan usaha para anggota organisasi serta mendayagunakan

seluruh sumber-sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Dikatakan suatu proses, karena semua manajer

dengan ketangkasan dan ketrampilan yang dimilikinya mengusahakan

dan mendayagunakan berbagai kegiatan yang saling berkaitan untuk

mencapai tujuan.

Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer,

kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan

tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif, memberi

kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan

profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan

dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.

18

3) Peran Kepala Sekolah Sebagai Administrator

Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang

sangat erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang

bersifat pencatatan, penyusunan, dan pendokumenan seluruh program

sekolah. Secara spesifik, kepala sekolah harus memiliki kemampuan

untuk mengelola kurikulum, mengelola administrasi peserta didik,

mengelola administrasi personalia, mengelola administrasi sarana dan

prasarana, mengelola administrasi kearsipan, dan mengelola administrasi

keuangan. Kegiatan tersebut perlu dilakukan secara efektif dan efisien

agar dapat menunjang produktivitas sekolah.

4) Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

Kegiatan utama pendidikan di sekolah dalam rangka mewujudkan

tujuannya adalah kegiatan pembelajaran sehingga seluruh aktivitas

organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efisiensi dan efektivitas

pembelajaran. Oleh karena itu salah satu tugas kepala sekolah adalah

sebagai supervisor, yaitu mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh

tenaga kependidikan. Dikutip dari Mulyasa (2003:111), Sergiovani dan

Strarrat menyatakan bahwa:

Supervisi merupakan suatu proses yang dirancang secara khususuntuk mambantu para guru dan supervisor dalam mempelajaritugas sehari-hari disekolah, agar dapat menggunakan pengetahuandan kemampuaannya untuk memberikan layanan yang lebih baikpada orang tua peserta didik dan sekolah,serta berupayamenjadikan sekolah sebagai masyarakat belajar yang efektif.

19

Kepala sekolah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam

kemampuan menyusun dan melaksanakan program supervisi pendidikan,

serta memanfaatkan hasilnya. Kemampuan menyusun program supervisi

pendidikan harus diwujudkan dalam menyusun program supervisi kelas,

pengembangan program supervisi untuk kegiatan ekstra kurikuler

pengembangan program supervisi perpustakaan, laboraturium, dan ujian.

Kepala sekolah sebagai supervisor dapat dilakukan dengan efektif

antara lain melalui diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan

individual, dan simulasi pembelajaran. Pada prinsipnya setiap guru harus

disupervisi secara periodik dalam melaksanakan tugasnya.keberhasilan

kepala sekolah sebagai supervisor dapat dilihat dari meningkatnya

kesadaran guru untuk meningkatkan kinerjanya, dan meningkatnya

ketrampilan guru dalam melaksanakan tugasnya.

5) Peran Kepala Sekolah Sebagai Leader

Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk

dan pengawasan, meningkatkan kemauan guru, membuka komunikasi

dua arah, dan mendelegasikan tugas. Wahjosumijo mengemukakan

bahwa: “ Kepala sekolah sebagai leader harus memiliki karakter khusus

yang mencangkup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan

pengetahuan profesional, serta pengetahuan administrasi dan

pengawasan. “ (Mulyasa, 2003:115)

20

Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader

dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga

kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan,

dan kemampuan berkomunikasi.

6) Peran Kepala Sekolah Sebagai Pencipta Iklim Kerja

Peran kepala sekolah sebagai pencipta iklim kerja dapat dilihat dari

menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasehat kepada

warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh guru, serta

melaksanakan model pembelajaran yang menarik.

Kepala sekolah harus mampu menciptakan iklim kerja yang

kondusif. Hal tersebut bisa dilakukan dengan pengaturan ruang kerja

yang kondusif, ruang belajar, ruang perpustakaan, ruang laboraturium,

bengkel, serta mengatur lingkungan kerja sekolah yang menyenangkan.

Suasana kerja yang menyenangkan akan membangkitkan kinerja guru.

Untuk itu kepala sekolah harus mampu menciptakan hubungan kerja

yang harmonis dengan guru, serta menciptakan lingkungan sekolah yang

aman dan menyenangkan.

7) Peran Kepala Sekolah Sebagai Usahawan

Dalam rangka melakukan peran kepala sekolah sebagai usahawan,

kepala sekolah dituntut untuk selalu bersikap seperti wiraswasta yaitu

menerapkan prinsip-prinsip kewirausaan dihubungkan dengan

21

peningkatan kompetensi guru, maka kepala sekolah dapat menciptakan

pembaharuan, keunggulan komparatif, serta memanfaatkan berbagai

peluang. Kepala sekolah dengan sikap kewirauhasaan yang kuat akan

berani melakukan perubahan-perubahan yang inovatif di sekolahnya,

termasuk perubahan dalam hal-hal yang berhubungan dengan proses

pembelajaran siswa beserta kompetensi gurunya. Kreatif dan inovatif

harus selalu dimiliki oleh kepala sekolah untuk menciptakan hal-hal baru

yang bermanfaat dan diperlukan untuk sekolah. Untuk menghadapi

permasalahan-permasalahan yang sering kali muncul dalam lingkungan

sekolah, kepala sekolah harus selalu menanamkan sikap untuk pantang

menyerah menghadapi hambatan-hambatan yang timbul.

Oleh karena itu untuk meningkatkan kinerja guru, kepala sekolah

harus memperhatikan memotivasi guru dan faktor-faktor yang berpengaruh.

Mulyasa menjelaskan terdapat beberapa prinsip yang dapat diterapkan

kepala sekolah untuk mendorong guru agar mau meningkatkan kinerjanya.

Prinsip-prinsip tersebut adalah:

a. Guru akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang dilakukannyamenarik, dan menyenangkan.

b. Tujuan kegiatan perlu disusun dengan jelas dan diinformasikankepada para guru sehingga mereka mengetahui tujuan dalambekerja. Guru juga dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuantersebut.

c. Guru harus selalu diberitahu tentang hasil dari setiap pekerjaannya.d. Pemberian hadiah lebih baik dari pada hukuman, namun sewaktu-

waktu hukuman itu diperlukan.

22

e. Usahakan untuk memenuhi kebutuhan guru dengan jalanmemperhatikan kondisi fisiknya, memberikan rasa aman,menunjukan bahwa kepala sekolah memperhatikan mereka,mengatur pengalaman sedemikian rupa sehingga setiap pegawaipernah memperoleh kepuasan dan penghargaan. (2003:149)

3. Kepala Sekolah sebagai Motivator

Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat

untuk memberikan motivasi kepada guru dalam melakukan berbagai tugas

dan fungsinya. Menurut Mulyasa “Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui

beberapa hal yaitu pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja,

disiplin, dorongan, penghargaan, dan pengembangan pusat sumber belajar”

(2003:120). Merujuk kepada pernyataan tersebut, dibawah ini akan

diuraikan secara ringkas tentang hal-hal yang dapat menumbuhkan motivasi.

Pengaturan lingkungan fisik perlu dilakukan untuk memotivasi guru.

Lingkungan yang kondusif akan menumbuhkan motivasi guru dalam

melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu kepala sekolah harus mampu

membangkitkan motivasi guru agar dapat melaksanakan tugas secara

optimal. Pengaturan lingkungan fisik tersebut antara lain mencangkup ruang

kerja yang kondusif, ruang belajar, ruang perpustakaan, ruang laboraturium,

bengkel, serta mengatur lingkungan kerja sekolah yang menyenangkan.

Kemudian pengaturan suasana kerja. Seperti halnya iklim fisik,

suasana kerja yang menyenangkan juga akan membangkitkan kinerja guru.

Untuk itu kepala sekolah harus mampu menciptakan hubungan kerja yang

23

harmonis dengan guru, serta menciptakan lingkungan sekolah yang aman

dan menyenangkan.

Selanjutnya yaitu disiplin. Disiplin dimaksudkan bahwa dalam

meningkatkan kinerja guru di sekolah, kepala sekolah harus berusaha

menanamkan disiplin kepada semua bawahannya. Melalui disiplin ini

diharapkan dapat tercapai tujuan secara efektif dan efisien, serta dapat

meningkatkan produktivitas sekolah. Beberapa strategi yang dapat

digunakan kepala sekolah dalam membina disiplin guru adalah: membantu

guru dalam mengembangkan pola perilakunya, membantu guru dalam

meningkatkan standar perilakunya, dan melaksanakan semua peraturan yang

telah disepakati bersama. Dalam membina disiplin guru kepala sekolah

harus berpedoman pada sikap demokratis.

Keberhasilan suatu lembaga organisasi dipengaruhi oleh berbagai

faktor. Dari berbagai faktor tersebut motivasi merupakan suatu faktor yang

cukup dominan dan dapat menggerakan faktor-faktor lain ke arah efektifitas

kerja, bahkan motivasi sering disamakan dengan mesin kemudi mobil yang

berfungsi sebagai penggerak atau pengarah.

Penghargaan ini sangat penting untuk meningkatkan kinerja guru, dan

untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif. Pelaksanaan

penghargaan dapat dikaitkan dengan prestasi guru secara terbuka, sehingga

mereka memiliki peluang untuk meraihnya. Kepala sekolah harus berusaha

24

menggunakan penghargaan ini secara tepat, efektif, dan efisien, untuk

menghindari dampak negatif yang bisa ditimbulkanya.

Pengembangan pusat sumber belajar dapat memperkaya kegiatan

pembelajaran, sehingga pembelajaran tidak membosankan. Kepala sekolah

harus tanggap akan perkembangan teknologi yang dapat digunakan dalam

kegiatan belajar mengajar.

4. Kepala Sekolah

Kepala sekolah adalah seorang tenaga profesional guru yang diberi

tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar

mengajar. Wahjosumidjo mengartikan kepala sekolah secara umum yaitu:

Pemimpin sekolah atau suatu lembaga dimana tempat menerima danmemberi pelajaran. Kepala sekolah adalah tenaga fungsional guruyang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimanadiselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadiinteraksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yangmenerima pelajaran. (2002:84)

Jadi seorang kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk

menggerakan segala sumber yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat

didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Sebagai orang yang mendapat tugas tambahan berarti tugas pokok

kepala sekolah tersebut adalah guru yaitu sebagai tenaga pengajar dan

pendidik, di sini berarti dalam suatu sekolah seorang kepala sekolah harus

25

mempunyai tugas sebagai seorang guru yang melaksanakan atau

memberikan pelajaran atau mengajar bidang studi tertentu atau memberikan

bimbingan.

Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang

paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam pasal 12

ayat 1 PP 28 tahun 1999 dikemukakan bahwa: “Kepala sekolah bertanggung

jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah,

pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta

pemeliharaan sarana dan prasarana.”

Paradigma pendidikan yang memberikan kewenangan luas kepada

kepala sekolah seperti dalam konteks saat ini, akan lebih mudah melakukan

pengembangan terhadap berbagai potensinya yang ada. Akan tetapi

pengembangan itu memerlukan peningkatan kemampuan kepala sekolah

dalam berbagai aspek manajerialnya, agar dapat tercapai tujuan sesuai

dengan visi dan misi yang diemban sekolahnya.

Kompetensi minimal yang wajib kepala sekolah miliki menurut

Permendiknas Nomor 13 tahun 2007 terhimpun dalam lima kompetensi:

a. Kewibawaanb. Manajerial, inovatif, bekerja kerasc. Kewirausahaand. Supervisi dalam rangka meningkatkan mutu profesi pendidik, dan

memiliki kompetensi,e. Sosial.

26

Kepala sekolah berkompeten dalam melaksanakan supervisi akademik

dan manajerial. Menggunakan teknik dan pendekatan yang tepat dalam

rangka meningkatkan mutu profesi pendidik, memiliki kompetensi sosial

meliputi mampu bekerja sama, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan

memiliki kepekaan terhadap orang tua atau kelompok lain.

Ada dua strategi utama yang harus diperankan oleh kepala sekolah,

yaitu strategi manajerial dan strategi substansial. Strategi manajerial yaitu

strategi pengembangan sekolah yang berhubungan dengan masalah internal

dan eksternal sekolah. Dalam strategi manajerial internal, pertama kepala

sekolah harus membinan komunikasi dan koordinasi antar personalia yang

ada dalam lingkungan sosial sekolah sebaik-baiknya, dengan demikian

terjadi hubungan baik, sehingga sumber daya yang tersedia dapat dikelola

secara tepat.

Kedua, menempatkan sumber daya manusia yang tepat. Termasuk

dalam strategi manajerial intern ini adalah membentuk sinergi kerja yang

harmonis antara pimpinan, staf, guru, siswa dalam mengemban visi, misi

dan tujuan yang telah ditetapkan bersama. Pimpinan hendaknya

memberikan bimbingan akomodatif terhadap staf sehingga jika terjadi

konflik dapat segera ditangani. Suasana belajar akan terjadi lebih kondusif

jika pimpinan juga dapat menumbuhkan rasa saling menyayangi dan

menghargai, rasa ikhlas dari setiap sanubari warga sekolah untuk

27

mengembangkan kreativitas, sehingga program pendidikan dapat dilakukan

secara inovatif dan efektif.

Strategi manajerial eksternal, kepala sekolah berupaya menfokuskan

pada hubungan sekolah dengan faktor pendukung di luar sekolah, yaitu

melaui koordinasi dan sinkronisasi program sekolah dengan orang tua,

dewan pendidikan, komite sekolah, masyarakat dan pemerintah. Membina

hubungan baik dengan masyarakat diluar gedung sekolah adalah penting,

karena dengan hubungan baik ini ternabangun partisipasi aktif sehingga

akan memberikan kontribusi yang cukup berarti dalam pengembangan

sekolah untuk mencapai tujuan yang dicitakan. Adapaun terkait dengan

pemerintah, kepala sekolah perlu memiliki power sharing sebagai jalan

untuk menjembatani antara keinginan sekolah dengan pemerintah.

Sementara strategi substansial yaitu strategi pengembangan sekolah

yang berbasis pada kesatuan visi, misi dan tujuan sekolah yang dijabarkan

dalam program pendidikan dan diaplikasikan dalam bentuk muatan

kurikulum, serta kegiatan intra dan ekstra kurikuler bagi siswa.

Orientasi visi, misi, dan tujuan pembelajaran di sekolah harus

berpedoman pada amanah yang diemban oleh lembaga pendidikan, tidak

hanya kecakapan akademik melainkan juga pendidikan itu berorientasi pada

kecakapan hidup yang integratif, memadukan potensi generik, dan spesifik

guna menghadapi problem kehidupan. Melalui strategi substansial ini,

28

sekolah diharapkan menunjukkan spesifikasi dan keunggulan yang secara

khusus dimiliki.

Menurut Ngalim Purwanto beberapa sifat yang diperlukan dalam

kepemimpinan pendidikan antara lain :

a. Rendah hati dan sederhanab. Bersifat suka menolongc. Sabar dan memiliki kestabilan emosid. Percaya pada diri sendirie. Jujur, adil, dan dapat dipercayaf. Keahlian dalam jabatan. (2005:55)

Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan dituntut untuk

senantiasa meningkatkan efektifitas kerjanya sehingga dapat meningkatkan

mutu pendidikan dan mencapai tujuan sekolah. Menurut Mulyasa,

kepemimpinan kepala sekolah yang efektif mempunyai kriteria sebagai

berikut:

a. Meningkatkan kerjasama dalam pemecahan masalah danberkomunikasi secara terbuka.

b. Mengumpulkan, menganalisis, dan menggunakan data dalammengidentifikasi kebutuhan sekolah.

c. Menggunakan data untuk mengidentifikasi dan merencanakanperubahan yang dibutuhkan dalam pengembangan programmeningkatkan mutu pengajaran.

d. Melakukan dan memantau rencana perbaikan sekolah.e. Berfikir sistematis dalam menetapkan fokus yang jelas untuk

meraih prestasi siswa sebagai tujuan sekolah.f. Berhasil menetapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan

tingkat kedewasaan guru dan pegawai lain disekolah.g. Bekerja dengan tim manajemen.h. Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan. (2006:126)

29

Kepemimpinan kepala sekolah menjadi salah satu masukan sekolah

yang menjalankan tugas dan fungsinya serta berpengaruh pada

berlangsungnya proses persekolahan.

5. Kepemimpinan

Kepemimpinan sangat dibutuhkan dalam organisasi. Dalam

kepemimpinan, baik pemimpin maupun yang dipimpin, harus berusaha

untuk mencapai tujuan kelompok.

Menurut Ordway Tead, “Kepemimpinan adalah aktivitas

mempengaruhi orang-orang agar mau bekerjasama untuk mencapai

beberapa tujuan yang mereka inginkan. ” (F.Winarni, 2006:5 ) Kemudian

G.L. Freeman & E. K. Taylor mengemukakan bahwa, “Kepemimpinan

adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok dalam kerjasama

untuk mencapai tujuan organisasi. ” (F.Winarni, 2006:5)

Sejalan dengan itu Menurut John D. Piffner & Robert Prestus,

“Kepemimpinan adalah seni mengkoordinasi dan memotivasi individu-

individu serta kelompok-kelompok untuk mencapai tujuan yang

diinginkan.” (F.Winarni, 2006:5) Dari bermacam-macam pendapat yang

mengemukakan pengertian kepemimpinan maka Blancard merumuskan inti

pengertian kepemimpinan. Menurut Blancard “Kepemimpinan adalah

proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan seseorang atau

kelompok.”(F.Winarni, 2006:6) Dalam pengertian tersebut hal yang penting

30

yang perlu mendapat tekanan adalah bahwa didalam kepemimpinan terdapat

aktivitas mempengaruhi dan saling mempengaruhi. Perbedaan

mempengaruhi dan saling mempengaruhi terdapat pada arah pengaruh yakni

bersifat searah, sedangkan saling mempengaruhi bersifat timbal balik.

Didalam realita sebenarnya pengertian mempengaruhi terkandung pula

pengertian timbal balik.

Berdasarkan beberapa pengertian kepemimpinan di atas dapat

disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam

membimbing suatu kelompok, sedemikian rupa sehingga tujuan kelompok

dapai tercapai dengan baik.

Dalam usaha untuk mencapai tujuan bersama itu, pemimpin dan

kelompok yang satu bergantung pada kelompok yang lain. Seseorang tidak

dapat menjadi pemimpin jika terlepas dari kelompok. Setiap orang sebagai

anggota suatu kelompok dapat memberikan sumbangannya untuk

kesuksesan kelompoknya.

Didalam suatu kelompok harus ada persatuan. Oleh karena itu baik

pemimpin maupun yang dipimpin, harus bekerjasama untuk mencapai

tujuan kelompok. Berdasarkan pernyataan diatas maka harus ada seseorang

yang dapat mengembangkan perasaan kelompok dan mengkoordinasi, yaitu

seorang pemimpin. Pemimpin harus dapat memperlihatkan kelebihan dan

kesanggupan dalam membina kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan.

31

Pemimpin sangat dibutuhkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi

oleh kelompoknya.

Ada beberapa teori yang menjadi pegangan dalam membahas

kepemimpinan diantaranya yaitu teori sifat dan teori situasi. Dalam teori

sifat disebutkan, jika seseorang dijadikan pemimpin ia harus memenuhi

syarat-syarat tertentu. Apabila dalam dirinya terdapat sifat serta sikap

tertentu, barulah ia dijadikan pemimpin. Kemudian pada teori situasi

disebutkan jika seseorang dijadikan pemimpin dalam situasi-situasi tertentu

karena kelebihan ketrampilan dan sifat tertentu yang tampak padanya,

sehingga dapat memecahkan masalah kelompok maka kepemimpinan ini

didasari oleh situasi yang ada.

Kepemimpinan mempunyai dua macam fungsi yaitu, fungsi yang

berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai dan fungsi yang berkaitan

dengan penciptaan suasana pekerjaan yang sehat dan menyenangkan sambil

memeliharanya. Berikut antara lain fungsi pemimpin yang bertalian dengan

tujuan yang hendak dicapai: Pemimpin berfungsi memikirkan dan

merumuskan dengan teliti tujuan kelompok, memberi dorongan kepada

anggota-anggota kelompok untuk merumuskan kegiatan kelompok,

membantu anggota kelompok, menggunakan kesanggupan dan minat

khusus anggota kelompok, memberi dorongan untuk memecahkan masalah

32

kelompok, dan memberi kepercayaan dan menyerahkan tanggung jawab

kepada anggota kelompok dalam melaksanakan tugas.

Berikut ini antara lain fungsi pemimpin yang berkaitan dengan

penciptaan suasana pekerjaan yang sehat dan menyenangkan : pemimpin

berfungsi memupuk dan memelihara kebersamaan di dalam kelompok,

mengusahakan suatu tempat bekerja yang menyenangkan, menanamkan

perasaan kepada para anggota bahwa mereka termasuk dalam bagian dari

kelompok, dan pemimpin dapat menggunakan kelebihannya untuk

mencapai tujuan organisasi.

6. Motivasi Kerja

Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia motivasi secara etimologis

diartikan sebagai alasan, dorongan, sedangkan pengertian motivasi dilihat

dari segi taksonomi motivasi berasal dari kata “Movere” dalam bahasa latin

yang berarti bergerak. (2000:407)

Callahan dan Clark mengmukakan bahwa “Motivasi adalah tenaga

pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah

tujuan tertentu.“(Mulyasa, 2003:143) Mengacu pada pendapat tersebut,

dapat dikemukakan bahwa motivasi merupakan suatu bagian yang sangat

penting dalam suatu lembaga. Guru akan bekerja dengan sungguh-sungguh

apabila memiliki motivasi yang tinggi.

33

Motivasi merupakan bagian penting dalam setiap kegiatan, tanpa

motivasi tidak ada kegiatan yang nyata. Maslow mengemukakan ” Motivasi

adalah tenaga pendorong dari dalam yang menyebabkan manusia berbuat

sesuatu atau berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. “(Mulyasa,2003:144)

Perilaku seseorang biasanya diwarnai oleh haikat tujuan yang ingin

dicapai, dengan mengetahui tujuan tersebut maka relatif mudah untuk

mengetahui motif dari tindakannya. Karena motif biasanya menjelaskan

alasan seseorang melakukan tindakan-tindakan tertentu dalam rangka

pemuasan kebutuhan.

Motivasi atau dorongan untuk bekerja ini sangat penting bagi tinggi

rendahnya produktivitas seseorang ataupun organisasi. Tanpa adanya

motivasi maka tujuan organisasi tidak dapat tercapai. Oleh karena itu kepala

sekolah harus selalu menimbulkan dorongan atau motivasi kerja yang tinggi

kepada guru guna melaksanakan tugas-tugasnya.

Motivasi sebagai salah satu fungsi pemimpin yang menyangkut

langsung pengelolaan sumber daya insani organisasi dapat didefinisikan

“Sebagai keseluruhan proses pemberian motif atau dorongan bekerja para

bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerjasama dengan iklas

demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.”

(F.Winarni,2006:52).

34

Dari beberapa pengertian motivasi diatas maka dapat di simpulkan

bahwa, motivasi adalah keinginan yang menggerakan atau mendorong

seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu, berusaha dan bekerja

dengan optimal untuk mencapai tujuan yang di harapkan.

7. Teori Motivasi

Ada beberapa teori yang menjadi pegangan dalam membahas motivasi

diantaranya yaitu teori kepuasan dan teori proses. Dalam teori kepuasan,

memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang yang

menggerakan, mengarahkan, mendukung, dan menghentikan perilaku. Teori

kepuasan sering juga disebut teori isi. “Empat teori kepuasan adalah teori

hirarki kebutuhan maslow, teori ERG Alderfer, teori Douglas Mc, teori dua

faktor Herzberg, dan teori kebutuhan Mc Clelland.” (F.Winarni,2006:53)

Berikut akan diuraikan secara ringkas adalah macam-macam teori kepuasan:

a. Hirarki Kebutuhan Maslow, bahwa kebutuhan manusia tersusun dalam

satu hierarki. Setiap orang memberi prioritas kepada suatu kebutuhan

sampai kebutuhan itu terpenuhi. Menurut Maslow yang dikutip dari

Mulyasa membagi kebutuhan manuusia dalam “lima katagori kebutuhan

yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan kasih

sayang, kebutuhan akan rasa hargadiri, kebutuhan akan aktualisasi diri.”

(2003:146)

35

b. Teori ERG Alderfer, sama dengan pendapat Maslow akan tetapi hanya

meliputi tiga hierarki yaitu: Eksistensi, Keterkaitan, dan Pertumbuhan.

c. Teori Douglas Mc, menurut teori ini ada dua pendekatan menejemen

yang dapat diterapkan dalam memotivasi karyawan. Masing-masing

pendekatan ini mendasarkan diri pada serangkaian asumsi mengenai sifat

manusia yang dinamai teori X pada umumnya manusia tidak senang

bekerja, tidak berambisi, tidak ingin tanggung jawab dan selalu ingin

diarahkan dan teori Y bekerja adalah kodrat manusia, jika kondisi

menyenangkan. Manusia dapat mengawasi diri sendiri dan memberi

prestasi pada pekerjaan yang diberi motivasi dengan baik.

d. Teori pemeliharaan motivasi atau teori dua faktor, teori ini dikemukakan

oleh Frederick Herzberg. Dalam teori ini ditemukan “dua faktor penting

yang mempengaruhi produktivitas kerja seseorang. Kondisi pertama

disebut faktor motivator atau satisfier ( pekerjaan ), sedangkan kondisi

kedua dinamakan faktor hygiene atau dissatisfier (lingkungan).”

(Mulyasa,2003:147)

e. Teori David Mc Clelland, menurut teori ini yang menjadi faktor motivasi

setiap individu adalah: kebutuhan kekuasaan, kebutuhan afiliasi dan

kebutuhan berprestasi

Selanjutnya teori proses, teori ini menguraikan dan menganalisis

bagaimana perilaku itu digerakan, diarahkan, didukung, dan dihentikan.

36

“Teori proses yang utama adalah teori penguatan,teori harapan, teori

keadilan dan teori penetapan tujuan.”(F.Winarni,2006:53) Berikut ini akan

diuraikan secara ringkas teori proses:

a. Teori penguatan, teori ini dikemukakan oleh Skinner. Asumsi pokok dari

teori ini adalah perilaku dipengaruhi oleh konsekuensinyayakni imbalan

atau hukuman.

b. Teori keadilan, teori ini dikemukakan oleh Adam. Inti dari teori keadilan

adalah bahwa karyawan membandingkan usaha mereka terhadap imbalan

dengan imbalan karyawan lainnya dalam situasi kerja yang sama.

c. Teori penetapan tujuan, teori ini dikemukakan oleh locke. Menurut teori

ini tujuan dan maksud individu yang disadari adalah determinan utama

perilaku. Seseorang yang bertujuan untuk memulai suatu pekerjaan maka

orang tersebut terus terdorong sampai tercapainya tujuan.

8. Fungsi Motivasi

Perilaku seseorang biasanya diwarnai oleh hakekat tujuan yang ingin

dicapai meskipun yang bersangkutan tidak selalu sadar adanya kaitan antara

perilaku dan tujuan tersebut. Dengan mengetahui tujuan maka relatif mudah

untuk mengetahui motif dari tindakan-tindakannya. Motivasi atau dorongan

untuk bekerja ini sangat penting bagi tinggi rendahnya produktifitas suatu

organisasi. Sehubungan dengan itu ada tiga fungsi motivasi yaitu:

37

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor

penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak

dicapai.dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan

yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan

perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Disamping itu, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi

sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi.adanya motivasi yang

baik dalam bekerja akan menunjukan hasil yang memuaskan. Oemar

Hamalik menyebutkan ada tiga fungsi motivasi yaitu:

a. Mendorong timbulnya perbuatan.b. Sebagai pengarah perbuatan untuk mencapai tujuan yang

diharapkan.c. Sebagai penggerak artinya berfungsi seperti mesin pada mobil.

Besar kecilnya suatu motivasi akan menentukan cepat lambatnyasuatu pekerjaan. (2002:175)

Sedangkan menurut Nana Syaodih Sukmadinata merumuskan fungsi

motivasi sebagai berikut:

a. Mengarahkan ( Directional Function ), artinya mengarahkankegiatan. Motivasi berperan mengarahkan atau menjauhkanindividu dari tujuan yang ingin dicapai.

b. Mengaktifkan dan meningkatkan kegiatan ( activation andenergizing function ) (2003:62)

38

Dari fungsi-fungsi motivasi diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi

motivasi merupakan suatu yang mendorong atau mengarahkan seseorang

dalam melaksanakan atau melakukan suatu kegiatan. Mendorong artinya

membuat seseorang bersemangat untuk melakukan sesuatu hal, dan

mengarahkan berarti menunjukan atau membimbing seseorang dalam

melakukan sesuatu hal. Intinya fungsi dari motivasi adalah pemberian

semangat atau dorongan bagi seseorang untuk melakukan suatu kegiatan.

9. Upaya Meningkatkan Motivasi

Dewasa ini pimpinan modern menekankan perhatian pada elemen

manusia ( penerapan teori Y) dalam manajemen. GR Terry mengemukakan:

Prinsip dalam hal usaha menggerakan manusia agar berhasil yakniuntuk memperlakukan karyawan sebagai mahluk yang mempunyaikebutuhan untuk diperlakukan seperti apa adanya, memberikantantangan atau dorongan untuk tumbuh dan mengembangkankemampuannya, memberikan pengakuan atas hasil kerjanya danmeyakinkan bahwa pelaksanaan semua pekerjaan dilakukan pada satuaturan yang terbuka dan jelas. (F.Winarni, 2006:64)

Oleh karena itu seorang pimpinan apabila ingin memotovasi manusia

dalam organisasi, perlu lebih dahulu mempelajari faktor-faktor yang

mempengaruhi hal tersebut. Untuk selanjutnya dapat mengambil teknik

yang tepat sesuai kebutuhan karyawan.

Schawartz David J. mengemukakan beberapa srategi yang dapat

diterapkan dalam upaya peningkatan motivasi yang dikutip oleh Ahmad

Sohnaji yaitu:

39

a. Mengenali dengan baik seluruh personil bawahannya.b. Tempatkan bawahan pada tempat yang sesuai dengan minat,

kemampuan, dan keahlian serta kesenangannya.c. Tidak ada bawahan yang “dekat” dan “jauh” atau “anak emas” dan

“perak” kembangkan motivasi bahwa produktivitas kerjanya baikadalah memberi kesempatan yang sama dan tidak memprioritaskanseseorang atau sekelompok saja.

d. Menetapkan strategi yang dirumuskan oleh Kihajar Dewantarayakni:1) Ing ngarso sung tulodo2) Ing madya mangun karso3) Tutwuri handayani. (2005:64)

Ahmad Sohnaji merumuskan teknik sukses untuk memotivasi orang

lain berupa:

a. Tunjukan kepada tenaga pendidik dan tenaga kependidikan tentangbagaimana untuk sukses.

b. Bagaimana membantu guru berprestasi dan memperoleh informasi.c. Menguasai kekuatan pujian untuk guru.d. Mengatakan kepada guru bahwa mereka kelihatan bagus.e. Katakan sesuatu yang baik dengan guru ( keluarga, dll ).f. Akuilah prestasi guru / aktualisasi diri.g. Kagumi bila guru punya wawasan atau barang yang patut untuk

dikagumi.h. Pujilah guru karena gagasan dan usahanya.i. Berbicaralah tentang apa yang baik dan jangan menggunjing.j. Teruskan pujian pada teman guru lain.k. Hindarilah jebakan gunjinganl. Bertekad untuk memajukan guru jangan pernah balas dendam.

(2005:67)

Salah satu faktor penting yang ada pada diri seorang pemimpin yang

sangat berpengaruh di dalam memotivasi bawahan, ialah kewibawaan

pemimpin. Sehingga berhasil tidaknya dalam memotivasi bawahan juga

sangat dipengaruhi bagaimana pemimpin di dalam menampilkan

kewibawaannya. Menurut Strauss dan Sayles yang dikutip oleh F.Winarni,

40

“Enam macam teknik motivasi yaitu : Dengan kekerasan, bersikap baik,

melalui perundingan, berkompetisi, dan internalisasi.” (2006:65)

10. Jenis - jenis Motivasi dan Hambatan Motivasi

Menurut Owen yang dikutip oleh Mulyasa “ada dua jenis motivasi

yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik.” (2003:144 ) Motivasi intrinsik

adalah motivasi yang datang dari dalam diri seseorang, dan motivasi

ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar diri seseorang. Sedangkan

menurut Nana Syaodih Sukmadinata membedakan tiga macam motivasi

yaitu:

a. Motivasi takut ( fear motivation ), seseorang melakukan perbuatankarena takut.

b. Motivasi insentif ( incentive motivation ), seseorang melakukanperbuatan dengan tujuan mendapatkan insentif.

c. Sikap ( attitude motivation / self motivation ), motivasi yangmuncul dari dalam diri karena menunjukan ketertarikan seseorangterhadap suatu objek. (2003:63-64)

Motivasi dapat berlangsung secara efektif jika pemimpin bisa

menghadapi hambatan-hambatan yang sering muncul dalam melakukan

motivasi. Sejalan dengan itu seorang pimpinan apabila ingin memotovasi

manusia dalam organisasi, perlu lebih mengetahui cara pemberian motivasi

yang tepat untuk bawahanya, karena jika pemberian motivasi tidak sesuai

dengan apa yang dibutuhkan akan membuat penberian motivasi terhambat.

41

B. Penelitian yang Relavan

Penelitian yang dilakukan oleh Aryanto ( 2008 ) yang berjudul “Pola

Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Guru

Di SMK 1 Pengasih Kulon Progo Yogyakarta” hasil penelitian ini

menunjukan bahwa pola kepemimpinan kepala sekolah di SMK 1 Pengasih

termasuk pola atau pun gaya kepemimpinan demokratis. Pelaksanaan

kepemimpinan kepala sekolah meliputi : proses perencanaan dengan sistem

manajemen terbuka, proses pengorganisasian dilakukan dengan pengawasan

yang menyeluruh, jenis program untuk meningkatkan motivasi kerja guru

yang baik. Respon guru, karyawan dan siswa adalah mendukung dan

menerima dengan baik. Evaluasi yang dilakukan adalah melihat uraian

tugas, bukti-bukti dokumen, evaluasi akhir serta penilaian terhadap tugas

akhir. Faktor yang menghambat kepemimpinan kepala sekolah adalah

keterbatasan waktu para guru dan latar belakang pendidikan. Sedangkan

upaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan waktu-waktu efektif

kegiatan belajar mengajar ( KBM ) untuk melaksanakan kegiatan kegiatan

tertentu.

42

C. Pertanyan Penelitian

a. Peran kepala sekolah sebagai motivator dalam mengoptimalkan kinerja

guru di SMK Muhammadiyah 1 Wonosobo

1) Bagaimana kepala sekolah mengatur lingkungan fisik sekolah?

2) Bagaimana suasana kerja yang di ciptakan oleh kepala sekolah?

3) Bagaimana cara kepala sekolah memberikan rewards kepada guru

yang berprestasi?

4) Bagaimana cara kepala sekolah dalam mengembangkan sarana dan

prasarana penunjang pembelajaran?

5) Bagaimana cara kepala sekolah dalam memberikan semangat dan

pengarahan kepada para guru?

6) Bagaimanakah cara kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin

kerja di sekolah?

b. Hambatan Yang Dihadapi Kepala Sekolah Dalam Mengoptimalkan

Kinerja Guru di SMK Muhammadiyah 1 Wonosobo

1) Apa saja hambatan yang dihadapi kepala sekolah sebagai motivator

dalam mengoptimalkan kinerja guru?

2) Bagaimana respon guru terhadap pengaturan lingkungan fisik oleh

kepala sekolah?

3) Bagaimana komunikasi yang terjadi antara kepala sekolah dengan

guru?

43

4) Bagaimanakah respon guru saat kepala sekolah memberikan

penghargaan kepala sekolah kepada guru yang berprestasi?

5) Apakah sarana dan prasarana penunjang belajar menurut para guru

sudah sesuai dengan kebutuhan di sekolah?

6) Bagaimana respon guru saat kepala sekolah memberikan semangat

dan pengarahan?

7) Apakah pelanggaran kedisiplinan sekolah sering terjadi?

c. Upaya kepala sekolah untuk mengatasi hambatan dalam

mengoptimalkan kinerja guru dilihat dari peranya sebagai motivator.

1) Upaya apa saja yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam

mengatasi hambatan yang dihadapi dalam mengoptimalkan kinerja

guru?

2) Apakah kepala sekolah berusaha mendekatkan diri terhadap guru

yang berkepribadian tertutup?

3) Apakah kepala sekolah membuat rencana kegiatan untuk para

guru?

4) Apakah kepala sekolah mengevaluasi hasil kerja guru?

5) Apakah kepala sekolah selalu memberikan semangat dan

pengarahan kepada guru untuk mengoptimalkan kinerjanya?

6) Apakah kepala sekolah memberikan sangsi terhadap pelanggaran

disiplin kerja?