CINA

38
CINA Negeri Cina menjadi salah satu pusat peradaban tertua di dunia. Sisa peradaban itu ditemukan di lembah Sungai Kuning (Huangho), Sungai Yangtze, dan Sungai Huai. Ketiga lembah sungai itu sering dilanda banjir. Endapan lumpur membuat daerah itu menjadi subur. Di tempat itulah manusia tinggal. Peta daratan Cina (The Ancient World, Longman: 1987) Peradaban Cina lahir dari kandungan Zaman Shang, sepanjang sejarah Cina sejak awal perkembangan peradaban Cina di zaman Chou (1027-256?221 SM), suku-suku bangsa dari daerah padang rumput sebelah utara dan barat Laut merupakan musuh-musuh besar Cina. Peradaban Cina yang lahir di dataran daerah Sungai Kuning dan Sungai Wei adalah peradaban yang tumbuh atas dasar perekonomian dari masyarakat agraris dengan sistem pengairan dan dalam perkembangan lebih luas terjadi ekspansi kolonisasi pertanian. Para petani menjadi barisan perintis dalam perluasan daerah peradaban Cina. Pada hakikatnya sejarah ekspansi Cina Asli adalah ekspansi tanah pertanian. Kolonisasi pertanian pada masa Chou dilakukan secara terorganisir di bawah pimpinan pemerintah. Pada awalnya masyarakat Cina terbentuk dikelilingi masyarakat bukan Cina. Apa yang tumbuh di Cina Utara adalah peradaban

description

sejarah peradaban cina

Transcript of CINA

Page 1: CINA

CINA

Negeri Cina menjadi salah satu pusat peradaban tertua di dunia. Sisa peradaban

itu ditemukan di lembah Sungai Kuning (Huangho), Sungai Yangtze, dan Sungai Huai.

Ketiga lembah sungai itu sering dilanda banjir. Endapan lumpur membuat daerah itu

menjadi subur. Di tempat itulah manusia tinggal.

Peta daratan Cina

(The Ancient World, Longman: 1987)

Peradaban Cina lahir dari kandungan Zaman Shang, sepanjang sejarah Cina sejak

awal perkembangan peradaban Cina di zaman Chou (1027-256?221 SM), suku-suku

bangsa dari daerah padang rumput sebelah utara dan barat Laut merupakan musuh-musuh

besar Cina. Peradaban Cina yang lahir di dataran daerah Sungai Kuning dan Sungai Wei

adalah peradaban yang tumbuh atas dasar perekonomian dari masyarakat agraris dengan

sistem pengairan dan dalam perkembangan lebih luas terjadi ekspansi kolonisasi

pertanian. Para petani menjadi barisan perintis dalam perluasan daerah peradaban Cina.

Pada hakikatnya sejarah ekspansi Cina Asli adalah ekspansi tanah pertanian. Kolonisasi

pertanian pada masa Chou dilakukan secara terorganisir di bawah pimpinan pemerintah.

Pada awalnya masyarakat Cina terbentuk dikelilingi masyarakat bukan Cina. Apa yang

tumbuh di Cina Utara adalah peradaban Cina dengan bahasa, isi kerohanian dan

organisasi kemasyarakatannya diibaratkan sebagai pulau di tengah laut anasir-anasir

bukan Cina. Apa yang bercorak Cina dan jadi sifat Cina ialah segala anasir yang ada dan

dapat menyesuaikan diri dengan organisasi pertanian intensif dengan teknik pengairannya

dan dengan demikian dalam politik dan ideologi menerima pimpinan dari pemerintah

pusat. Anasir-anasir yang tidak dapat menyesuaikan diri ditolak dan anasir-anasir yang

demikian itu terdapat pada apa yang lazimnya oleh bangsa Cina disebut “suku barbar”

untuk membedakan dengan peradaban Cina. Suku-suku barbar tersebut tinggal di Utara

dan barat laut terutama suku-suku nomad peternak. Inti dari peradaban Cina kuno terletak

di dataran Sungai Kuning, tanah luas di daerah itu sangat subur, tetapi memerlukan air.

Sejak dahulu dibuat terussan-terusan dan bendungan-bendungan untuk mengatur irigasi.

Pengontrolan air menuntut adanya organisasi, pimpinan organisasi ada ditangan negara.

Page 2: CINA

Cina pada masa Chou terdiri dari negara-negara federal di abawah pimpinan raja pusat.

Negara menarik pajak yang dibayar dengan hasil pertanian, yaitu gandum. Untuk

menyimpan gandum banyak didirikan lumbung yang untuk pengamannya didirikan

tembok-tembok, maka dengan demikian berdiri kota-kota berdinding tembok. Tiap kota

yang dikelilingi tembok dan daerah pertanian di sekitarnya disebut negara kota. Lambat

laun daerahnya meluas dan lambat laun terbentuk kesatuan negara yang lebih besar.

Tanah sangat berharga dalam kehidupan Cina, dalam kehidupan Cina tidak ada tempat

untuk berburu, beternak dan pertanian yang ekstensif. Pada masa Chou musuh-musuh

besar Cina datang dari suku-suku Jung dan Ti, suku nomad peternak kuda yang tinggal di

daratan Shensi sekarang. Mereka dapat dianggap sebagai pendahulu dari bangsa

Hsiungnu (Huna), yang mungkin berasal dari pencampuran keturunan suku-suku Jung

dan Ti dengan suku-suku Proto-Turki dan Proto Mongolia. Sebenarnya semua suku

barbar nomad dari daerah padang rumput oleh Bangsa Cina disebut dengan istilah umum

Hsiungnu. Menurut teori Wolfram Eberhard (dalam bukunya A History of Cina) serbuan-

serbuan mereka ke kerajaan Chou merupakan akibat dari ekspansi kolonisasi pertanian

Cina. Mulanya mereka di samping beternak juga melakukan pertanian ekstensif, tetapi

karena perampasan tanah mereka oleh petani-petani Cina, mereka kemudian menjadi

suku nomad sempurna. Pada masa Chou Timur (772-256 SM) mereka merupakan

ancaman besar, sehingga pada masa Chou barat (1027-772 SM) mereka bersikap ofensif

terhadap mereka dan bersikap defensif pada masa Chou Timur. Sekitar 500 SM dibangun

tembok besar di sebelah Utara dan Barat Laut di tempat-tempat yang terancam bahaya.

Pada kira-kira waktu itu dimulai kehadiran bangsa Hsiungnu dalam sejarah Cina.

Serangan-serangan mereka itu makin membahayakan Cina sehingga, sehingga kaisar

Shih Huang Ti (221-209 SM) dari dinasti Chin (221-207 SM) yang melakukan unifikasi

Cina mendirikan “Dinding Tembok Besar Cina”.

Dinding tembok itu bagi dinasti chin mempunyai tiga fungsi yaitu:

1. sebagai batas tegas yang memisahkan daerah Cina dan daerah nomad.

2. sebagai benteng pertahanan dan

3. sebagai lambang kebesaran dari kebesaran kekuasaan Chin yang pertama.

Page 3: CINA

Tetapi tujuan utamanya adalah untuk menahan serbuan bangsa Hsiungnu. Dinding

tembok besar Cina itu sebenarnya penyempurnaan dari dinding tembok yang sudah

dibangun pada masa Chou Timur. Dinding tembok yang sudah ada disambung jadi satu,

diperkuat dan diperpanjang. Pada akhir abad kedua SM dinding tembok itu diperpanjang

lagi, tetapi bentuk dan kleadaannya sekarang merupakan peninggalan dari hasil pekerjaan

penyempurnaan masa Ming (1368-1644 M). Bangunan raksaas ini panjangnya kira-kira

2500 KM, memanjang dari Shanhaikuan di pantai Timur Laut Liaotug ke Asia Tengah

melalui tanah tandus di atas punggung pegunungan-pegununagn. Tingginya antara 6 dan

8 M, lebar alasnya 8 M dan lebar di atasnya 5 M. dinding tembok ini mematung kedua

belokan sungai kuning sehingga daerah padang rumput Ordos di antara kedua belokan

sungi itu ada di sebelah luar tembok. Pada jarak-jarak yang tidak teratur sama jauhnya

ada kubu-kubu dengan menara-menara, semuanya ada 40.000 menara, tetapi yang masih

agak utuh (sekarang) ada kurang lebih 20.000. dinding itu berakhir di Tunghuang di

propinsi Kansu, sebelah barat dekat perabatasan dengan provinsi Sinkiang di Asia tengah.

Di lintasan dengan jurang-jurang yang dilalui oleh kafilah ada pintu gerbang dan pada

lintasan dengan jalan-jalan penting dibuat beberapa tembok. Bangunan raksasa ini dibuat

dari tanah yang ditumbuk padat dengan diberi kerangka dari kayu atau bambu dan

diluarnya diperkuat dengan batu-batu besar. Sekarang sudah banyak yang rusak, terutama

bagian-bagian yang dibuat dari tanah saja, sekarang tinggal puing-puing saja.

Arti Zaman Klasik Cina

Zaman Chou Timur (771-256 SM) dan kelanjutannya sampai berdirinya dinasti

Chin (221-207 SM) adalah zaman klasik Cina. Pergolakan sosial dan politik

menimbulkan banyak masalah untuk dipecahkan. Hal itu merupakan dorongan untuk

mengadakan pemikiran, bagaimana mengatasi krisis-krisis moral dan politik, yang timbul

di zaman itu. Maka lahirlah berbagai ajaran filsafat. Di zaman itu juga dimulai

perkembangan kesusasteraan yang menghasilakan yang menghasilkan kitab-kitab

mengenai filsafat, sejarah, adat-istiadat dan pemerintahan. Sekumpulan buku-buku

dijadikan buku-buku klasik oleh bangsa Cina berikutnya dan dimuliakan sebagai buku-

buku suci, yang merupakan pegangan dalam hidup dan pemerintahan. Dua macam buku-

buku klasik disebut Wu ching atau lima (buku) klasik dan Sze Shu atau Empat Kitab.

Page 4: CINA

Buku-buku ini dengan buku-buku tafsirannya sejak zaman han (206-220 M) sampai

permulaan abad ke-20 merupakan buku-buku tuntunan bagi kaum literati .

Wu ching terdiri dari:

1. Shu Ching (buku sejarah, The Book of History)

2. Shih Ching (buku syair, The book of Songs)

3. I Chi (buku tentang upacara-upacara, The book of Rites)

4. Ch’un Ch’iu (buku catatan musim semi dan musim gugur, The annals of spring

and autumn)

Yang disebut Sze Shu ialah:

1. Lun Yu (annalects atau kumpulan percakapan-percakapan dari Confusius)

2. Neng Tzu Shu (The Mencius atau buku Neng Tzu)

3. Chung Yung (ajaran jalan tengah yang tepat, The Doctrine of the Mean).

Ajaran-ajaran filsafat itu berkembang, terutama di zaman Chang Kuo (480-221 SM)

mempunyai pengaruh yang sangat penting dan fundamentil kepada pembentukan

mentalitas Cina sampai pada akhir abad ke-19, karena banyak sekali timbul ajaran

filsafat, yang bersainganberebut pengaruh, maka dipakai sebutan “seratus Ajaran

Filsafat”. Kegiatan intelektuil di zaman klasik itu melahirkan berbagai pemikiran

mengenai moral dan politik. Masalah terbesar bagi kebanyakan ahli pikir di zaman itu

ialah penyelamatan masyarakat yang sedang ada adalam krisis. Banyak pemikir dari

zaman itu yang tidak diketahui nama yang sebenarnya.

Kebudayaan Cina lahir dan tumbuh di Cina Utara di daerah aliran sungai Kuning dan

anak sungainya. Kira-kira ½ juta tahun yang lau didaerah itu hidup manusia Peking.

Mereka hidup dari berburu dan tinggal di gua-gua. Bekas-bekas mereka menunjukan

bahwa mereka hidup pada zaman neolitikum. Kehidupan di Cina dari melinium ketiga

atau kedua sebelum masehi sampai berkembangnya kebudayaan zaman neolitikum di

Cina Utara tidak banyak yang diketahui. Pada zaman neolitikum nenek moyang bangsa

Cina hidup dalam masyarakat pertanian. Dalam buku-buku Cina kuno terdapat cerita

tokoh-tokoh mitologi dan legendaris dari zaman ini, yang paling terkenal adalah cerita

Huang dan Wuti ( tiga raja dan lima kaisar) yang berlanjut sampai zaman Hsia. Menurut

cerita Cina kuno, dinasti yang pertama didirikan adalah Dinasti Hsia ( menurut tarikh

Page 5: CINA

panjang memerintah tahun 2205-1766 SM, menurut tarikh pendek tahun 1989-1558 SM).

Kebanyakan para sarjana barat menganggap cerita tersebut hanya dongeng. Tidak

ditemukan bekas-bekas peninggalan dari dinasti Hsia, tetapi para sarjana Cina tidak

menyangsikan Historistas atau nila sejarah dinasti ini memerintah pada zaman pra-

sejarah.

Pada zaman neolitikum di Cina, pada awalnya hidup masyarakat komunal, secara

bertahap menjadi masyarakat berburu dan pengumpul, dan beralih menjadi masyarakat

setengah petani dan setengah peternak (semipagtoralagricultural life). Dengan bertahap

pula timbul kepemilikan pribadi dan terjadi perbedaan antara orang kaya dan orang

miskin. Kekayaan dan harta benda dijadikan dasar kekuasaan. Pada zaman Hsia mulai

terbentuk masyarakat yang mengadakan produksi atas dasar perbudakan. Pertanian

dikerjakan oleh budak utuk para bangsawan yang menguasai tanah dan penduduknya.

Golongan bangsawan mempunyai organisasi kekerabatan berdasarkan sistem clan, tiap

clan menguasai daerah tertentu dengan tanah dan penduduknya. Kerajaan Hsia

merupakan kerajaan federasi dari clan-clan dan rajanya harus dianggap sebagai Primus

Inter Pares. Wilayah kerajaan meliputi daerah aliran sungai Kuning. Ditengah-tengah

masyarakat yang berkebudayaan neolitik itu tumbuh masyarakat yang berkebudayaan

perunggu, yang mengahasilkan barang-barang ukiran dan pahatan yang bernilai seni

tinggi, menemukan sistem tulisan dan menggunakan kereta kuda (pada masa dinasti

Shang). Menurut cerita tradisi, raja terakhir dinasti Hsia bernama Chieh, dia dikalahkan

oleh Chen Tang (pemimpin Shang) (Dasuki dan Rochiati, :30).

Catatan tertua mengenai sejarah Cina berasal dari Dinasti Shang. Catatan itu

ditulis di atas bejana perunggu, tempurung kura-kura, dan tulang binatang. Pusat

pemerintahannya berada di lembah Sungai Huangho.

Wilayah kerjaan Shang diperluas ke sebelah Timur sampai Hilir Sungai Kuning dan Ke

Barat sampai kedaerah yang sekarang menjadi propinsi Shensi. Raja yang meninggal

digantikan oleh saudara atau anak laki-lakinya. Menurut Wolfram Eberhard sitem

kekerabatan bangsawan Shang berdasarkan sistem Clan Matrilineal. Selama ± 300 tahun

setelah dinasti itu berdiri ibukotanya dipindahkan sampai lima kali. Pemindahan ibukota

itu disebabkan oleh banjir, pemindhan ibukota terakhir terjadi pada masa raja Pang Keng

(pada abad ke 14/13 SM), yaitu dari Po ke Yin. Kerajaan itu wilayahnya diperluas

Page 6: CINA

membentang dari kaki gunung Shansi ke dataran rendah Shantung yang meliputi Shansi

Timur, Honan Utara, Hopei dan Shantung.

Benda-benda perunggu yang dihasilkan pada zaman Shang adalah peninggalan

yang paling bagus di Cina. Kebudayaan perunggu hanya dimiliki oleh para bangsawan,

petani masih menggunakan alat-alat dari zaman batu neolitikum sampai ± tahun 500 SM

(Ketika zaman berperunggu beralih kezaman besi). Pada zaman Shang sudah terdapat

banyak kota, yang menjadi pusat kehidupan aristokrat. Di kota-kota sudah terdapat

industri kerajinan tangan, yang melayani kebutuhan hidup rumah tangga penguasa (raja

dan bangsawan). Untuk keperluan tersebut terjadi perdagangan barang-barang mewah

dan pemakaian tenaga budak untuk produksi .Tenaga kerja pertanian dan buruh industri

diambil dari budak-budak raja dan bangsawan. Di ibukota Yin, istana raja dan rumah

para bangsawan terletak ditengah kota dan dikelilingi oleh para tukang dan para petani

tinggal dipinggiran kota. Rakyat berstatus sebagai budak. Kota dikelilingi oleh tembok

dari tanah yang ditumbuk padat, diluarnya terdapat sawah dan tegalan. Pada musim

dingin petani tinggal di pinggiran kota (dalam tembok). Pada awal musim semi mereka

pindah keluar dan tinggal diluar untuk mengolah tanah, mereka tinggal disana sampai

musim panen. Para petani menanam gandum dan pohon kertau (murbai/kebesaran) untuk

memelihara ulat sutera, juga memelihara sapi, babi, biri-biri dan kuda. Kain sutra ditenun

untuk pakaian bangsawan, sedangkan rakyat berpakaian dari bahan kasar yang di tenun

dari urat tumbuhan. Teknik menenun sudah maju, industri kerajinan juga sudah maju,

hasilnya sudah mendekati keramik porselen. Keramik dipakai dalam kehidupan sehari-

hari sedangkan perunggu dipakai untuk upacara-upacara keagamaan. Perunggu juga

merupakan harta kekayaaan yang hanya dimiliki oleh bangsawan. Bahan pembuatan

perunggu sangat terbatas dan hanya terdapat di Cina Utara. Industri keramik di zaman

Shang bermutu tinggi sehingga di Cina diperoleh kepandaian untuk membuat barang-

barang porselain.

Peradaban Shang dan penerusnya merupakan peletak dasar perkembangan

peradaban Cina yang agraris dengan sistem pengairan. Kebudayaannya dibangun dari

hasil kerja peetani. Dalam kehidupan agraris itu berkembang peradaban dan masyarakat

yang menganut sistem clan dan berkembang sampai abad ke-20. Pada zaman Shang

diadakan pemujaaan terhadap dewa-dewa kesuburan dan hal ini dipelihara terus di

Page 7: CINA

kerajaan Cina. Pada dasarnya kultus kesuburan itu sesuai dengan kehisupan agraris dari

masyarakat petani. Pada zaman Shang digunakan penanggalan untuk keperluan pertanian

Dari bangsa Proto Turki kerajaan Shang meniru penggunaan kereta perang beroda yang

ditarik oleh kuda. Ekspansi kekuasaan dilakukan sampai ke Shensi, tetapi pada tahun

1028 SM dinasti ini dihancurkan oleh satu serangan dari lembah sungai Wei di Shensi.

(Dasuki dan Rochiati, :31-32). Tahun 1122 SM, Dinasti Shang dihancurkan oleh

Dinasti Chou yang menguasai wilayah barat Cina, di lembah Sungai yangtze.

DINASTI CHOU ( 1027-256 SM )

Suku bangsa yang menghancurkan dinasti Shang, mendirikan dinasti Chou.

Mereka mula-mula hidup sebagai bangsa semi nomad yang lebih mengutamakan

peternakan tapi juga sudah mengenal pertanian. Sistem pembagian tanah sumur-tegalan

(sistem Ching Tien) di Cina berasal dari zaman Chou. Menurut Wolfram Eberhard

bangsa Chou berasal dari percampuran suku proto Turki dan proto-Tibet dan kebudayaan

mereka adalah kebudayaan Yangshao. Mereka datang dari daerah Shensi di Barat Chou

Yuan atau dataran Chou di propinsi Shensi sekarang. Dinasti Chou menetapkan hukum

warisan berdasarkan keturunan laki-laki sehingga di zaman ini terbentuk masyarakat Cina

yang terdiri dari keluarga-keluarga Patrichal. Anak laki-laki tertua menggantikan

kedudukan ayah sebagai raja ataupun kepala keluarga. Semua anggota keluarga harus taat

kepada Peter Pamilies (kepala keluarga), yang dalam keluarga mempunyai kekuasaan

sangat besar mempunyai berbagai fungsi ( fungsi politik, yuridis, ekonomis, sakral dll ).

Keluarga itu adalah keluarga besar, beranggotakan ratuisan orang, terdiri dari sejumlah

soamah (ayah, ibu plus anak) Dalam satu keluarga besar itu hidup bersama dalam satu

organisasi rumah tangga seperti kakek, nenek, ayah. Ibu, anak dan cucu. Anggota

keluarga laki-laki tertua menjadi kepala keluarga. Hubungan antar keluarga atau

kekerabatan diatur menurut sistem Clan Patrilical. Keluarga dalam kerajaan Cina dahulu

merupakan satuan inti dari negara, karena itu dipakai istilah “ kerajaan dari keluarga

seratus “ (seratus disini artinya banyak) (Dasuki dan Rochiati, :32).

Pada zaman Chou terjadi sinkritisme agama, terjadi penggabungan pemujaan

terhadap nenek moyang, yang menjadi dasarnya dan disatukan dengan kultus kesuburan

pemujaan langit. Di langit bersemayam Shang Ti, yaitu dewa tertinggi. Dalam kerajaan

Cina, sejak zaman Chou kultus langit adalah agama negara. Pemujaan langit dilakukan

Page 8: CINA

dibawah pimpinan “ Putera Langit “ (T’ien Tzu), sebutan untuk kaisar-kaisar Cina.

Pemerintahan menganut sistem feodalisme zaman Shang yang disempurnakan pada

zaman ini. Konsolidasi kekuasaan pada zaman Chou dilakukan berkat bantuan saudara

Wu Wang, yang menjadi penasehatnya, yang bernama Tan. Dalam sejarah Cina ia

terkenal dengan sebutan Chou Kung (Duke of Chou).

Chou Kung dianggap sebagai konseptor ideologi kerajaan Cina. Dasar

fundamental dari ideologi itu ialah doktrin T’ien Ming, yaitu teori tentang mandat dari

langit ( The toory of the Decree of Heaven ) dan jadi sumber otoritas bagi pemerintahan.

Menurut teori ini penguasa tertinggi di bumi (raja/kaisar Cina) mengemban amanat dari

dewa tertinggi di langit. Ia adalah manusia pilihan T’ien Hsia (dibawah langit artinya

dunia). Sebagai wakil dari langit ia diberi gelar T’ien Tzu (putera langit/Son of Heaven).

Selama raja-raja dari suaru dinasti yang memerintah di Cina dipercaya masih mengemban

mandat dari langit, maka dinasti itu akan terus berdiri. Tetapi bila kelaliman merajalela di

kerajaan, mandat tersebut dicabut dan dipindahkan pada orang lain. Tanda-tanda

pencabutan T’ien Ming itu bermanifestasi kedalam gejala-gejala dan peristiwa yang

menunjukan keruntuhan dinasti T’ien Ming dipindahkan kepada pemimpin pemerintahan

yang berhasil mendirikan dinasti baru. Pada zaman ini timbul ajaran filsafat dan mulai

berkembang kesusastraan Cina.

Ajaran-ajaran filsafat itu, diantaranya adalah:

CONFUCIANISME

Filsuf Cina dari zaman klasik yang paling mashur namanya ialah K’ung Tzu atau

K’ung Fu-Tzu (confucius). Nama yang sebenarnya ialah K’ung Chung-ni, ia diberi

julukan Fu Tzu, yang artinya pujangga besar. Ia termasuk ke dalam golongan pemikir

yang di zamannya sendiri tidak mendapat penghargaan. Ia berasal dari negara Lu

(terletak di Shantung), keturunan bangsawan tidak mampu, mungkin masih keturunan

bangsawan-bangsawan dari zaman Shang. Tempat kelahirannya ialah Chu-Fu, menurut

keterangan dari cerita tradisi ia hidup di masa tahun 551-479 SM. Ajarannya merupakan

reaksi terhadap krisis moral dan politik yang terjadi di dalam masyarakat di zamannya.

Dalam usaha dan tujuannya menyelamatkan masyarakat dari krisis-krisis itu ia berpaling

kebelakang, yaitu meninjau zaman-zaman yang sudah silam. Ia mempelajari sejarah, ia

bercermin kepada zaman-zaman yang lampau atau kepada sejarah. Ia bercita-citakan

Page 9: CINA

suatu masyarakat yang ideal. Ia tidak membanggakan dirinya sebagai pemikir yang

melahirkan gagasan baru, melainkan ia mengaku sebagai penghubung atau penyambung

dari zaman yang lampau. Gagasan-gaagasannya sudah ada sejak permulaan zaman Chou,

yaitu konsepsi mengenai masyarakat, terutama tentang keluarga, negara dan

pemerintahan. Yang dianggap sebagai pendiri dari tradisi pemikiran “Confucianis” ialah

Chou kung. Confucianis hanya melanjutkan dan memelihara tradisi pemikiran itu. Ia

membela dasar-dasar masyarakat feodal,ajarannya tenteang moral adalah untuk golongan

atas yang memerintah. Dalam pandangannya, rakyat biasa hanya berfungsi untuk

mengabdi belaka. Ia meyakini bahwa hidup dan mati dari golongannya terikat bersama-

sama dengan sistem feodalisme, karena itu ia berusaha untuk mempertahankan sistem

pemerintahan feodalisme. Chou yang harus mempunyai pemerintahan pusat yang kuat

dan ditaati.

Dintara pengikut-pengikut dari pemikiran confosius, yang biasanya disebut sebagi

murid-muridnya, ada dua orang yang sangat terkemuka, Ia adalah Meng Tzu alias K’o

dan Hsun Tzu atau Hsun K’uang. Menurut keterangan dari tradisi Meng’Tzu (Mencius)

hidup dimasa tahun 372-268 B.C. Pendapat Mencius mengenai pemerintahan terkenal

dalam ungkapannya “Min Wei Kuei” atau “Rakyatlah Yang Terutama”, maksudnya :

“Dalam pemerintahan suara rakyatlah yang menentukan dan harus didengar. Tetapi

sebenarnya Mencius bukanlah pendekar untuk demokrasi, karena yang disebutkan rakyat

dalam pemerintahan itu masih golongan lapisan atas dalam masyarakat. Ia dengan tegas

membenarkan berdasarkan teori T’ien Ming hak rakyat untuk memberontak terhadap

pemerintahan yang lain. Sangat penting pendapatnya mengenai pembawaan manusia

dengan tesisnya, bahwa manusia dilahirkan dengan bakat baik. Buah pikirannya dibuat

dalam Meng Tzu atau buku Mencius, terdiri dari tujuh buku. Bertentangan dengan

pendapat Mencius mengenai bakat manusia ialah Hsun Tzu, bahwa bakat manusia itu

jahat, tetapi dapat diperbaiki dengan peradaban melalui pendidikan. Barangkali ia hidup

di masa tahun 300-233 SM.

Confucianisme itu disebut oleh orang Cina sendiri Ju-Chiau atau agama kaum

terpelajar, tetapi sebenarnya bukan agama, melainkan suatu ajaran filsafat tentang moral,

walaupun ada juga mengandung dengan terang unsur-unsur keagamaan. Di dalamnya ada

anasir-anasir dari kultus astral zaman Chou yaitu kultus pemujaan langit. Dasar dari

Page 10: CINA

ajarannya ialah konsepsi tentang Tao, yang boleh dianggap sebagai hukum universal.

Ialah konsepsi. Langit adalah manifestasi atau perwujudan dari sistem yang sah

berdasarkan konsepsi itu. Semua benda dilangit dan dibumi ada dalam harmoni dengan

Tao. Manusia perseorangan harus berkelakuan dalam harmoni dengan masyarakat yang

berintikan keluarga Pastriarciah. Negara itu tersusun dari keluarga-keluarga demikian .

Ikatan-ikatan dalam keluarga semacam itu bersifat unilateral (kesatu pihak) ; ikatan ayah

dengan anak, dimana anak itu tanpa bersyarat harus patuh kepada ayah dan mempunyai

hak-hak sendiri, ikatan suami dengan istri (tanpa hak-hak sendiri dari istri), ikatan

saudara (laki-laki) dengan saudara lebih muda dan seterusnya. Diluar keluarga ada

hubungan antara kawan-kawan yang disesuaikan dengan ikatan antara saudara-saudara.

Akhirnya diatas keluarga ada satu-satunya ikatan, yang mempersatukan semua keluarga

dalam negara, yaitu hubungan raja (pemerintah) dengan rakyat. Hubungan-hubungan

dalam negara adalah replika atau tiruan dari hubungan-hubungan dalam keluarga. Raja

(kaisar) adalah kepala dari “keluarga seratus” dipikul oleh kaisar (Raja). Kerajaan Cina

dulun itu adalah suatu negara patrimonial dengan raja (kaisar) sebagai bapak patriarciah.

Raja itu juga berfungsi sebagai pendeta tertinggi dalam kebaktian kepada Hou t’ien

Shang ti (atau Shangti dilangit yang tinggi). Ia disebut T’ien Tzu (Putera langit). Dalam

confusianisme itu dipaukan jadi satu kultus pemujaan langit, sistem keluarga dan negara.

Di atas dasar konsepsi tentang Tao diletakan prinsip-prinsip sosial untuk membina

masyarakat dan negara. Dalam konsepsi itu masyarakat dan negara diletakan dalam

hubungan sebagai satu bagian dari kosmos. Dalam Confusianisme ketertiban hubungan

sosial dibagi ke dalam lima hubungan yang disebut Wu Lun :

Hubungan antara raja atau pemerintah dengan rakyat;

Ayah-Anak

Suami-Istri

Abang-Adik, dan

Kawan-kawan.

Pemerintahan yang baik dirumuskan oelh confusius dalam ungkapan : “Chun-chun,

Chen-chen, Tzu-tzu” yang maksudnya : “raja hendaknya berlaku sebagai raja, menteri

sebagai menteri, ayah sebagai ayah, dan anak sebagai anak.

Page 11: CINA

Jon, I, Li, Shin, Chih merupakan lima prinsip dasar lima sila dari Confusiunisme. Di atas

dasar itu harus dipelihara lima hubungan sosial, yang bukan hanya semata-mata

merupakan ketertiban sosial, tetapi merupakan sebagian dari akibat dari tata tertib agung

dalam kosmos yaitu ketertiban kosmis yang suci. Melalui susunan sosial yang

berharmoni dengan Tao. Susunan keluarga itu juga suci, karena sebagai inti dari

masyarakat adalah juga sebagian dari kosmos. Memelihara dan menghormati ketertiban

susunan keluarga berarti pula memelihara dan menghormati susunan kosmis yang suci.

Ke dalam konsepsi keluarga itu juga termasuk leluhur yang sudah meninggal. Hubungan

dengan leluhur tidak boleh terputus dan karena itu adalah tugas kewajiban suci

memelihara kelangsungan hidup tidak terputus dengan jalan mengadakan keturunan.

Kepada keturunan laki-laki dipikulkan tugas menyelenggarakan kebaktian memuja nenek

moyang, karena itu anak laki-laki dianggap sebagai kurnia paling berharga. Kebaktian

anak disebut Hsiao dan meliputi kasih sayang dan hormat kepada orang tua dengan

segala ketulusan hati. Hsiao dianggap sebagai akar dari segala kebajikan.

Dalam negara yang ideal meenurut yang dicita-citakan oleh confusius pegawai-

pegawai pemerintahan harus mempunyai budi luhur, yang bertingkah laku dan berbuat

sebagai bangsawan sejati dalam arti yang sedalam-dalamnya “yaitu bangsawan bukan

karena keturunan darah melainkan karena kemuliaan budinya. Mereka itu disebut “Chun-

Tzu”. Teori T’ien Ming menurut anggapan adalah suatu konsepsi hasil gagasan dari Chou

Kung. Nama Chou Kung sangat dimuliakan sebagai tokoh sejarah Cina, karena menurut

anggapan yang ditradisikan daripadanya berasal gagasan-gagasan tertentu yang

fundamentil dalam tradisi pemikiran Confusianis. Menurut hipotesa dari H.G.Greal teori

T’ien Ming atau teori mandat dari langit (The theory of the Decree of Heaven) diciptakan

dalam kebutuhan dinasti Chou untuk mengkonsolidasikan perampasan kekuasaan oleh

Chou dari Shang. T’ien Ming dipindahkan dari Shang kepada Chou karena raja Shang

terakhir tidak berkelakuan seperti putera langit.

Di dalam konsepsi kosmis-religio-magis susunan masyarakat dan negara posisi

kaisar Cina bersifat universalitis. Ia adalah satu-satunya penguasa di dunia dengan gelar

T’ien Tzu sebagai wakil dari langit. Susunan negara dan masyarakat merupakan replika

atau tiruan susunan di langit. Shang Ti bersemayam di pusat langit (bintang kutub) dan

T’ien Tzu bersemayam di Chung Kuo.

Page 12: CINA

Confusius mempunyai cita-cita sosial yang disebut Ta Tung (persamaan luhur),

suatu utopia tentang altruisme sedunia yaitu dunia yang merupakan rumah tangga besar

dimana orang-orang pandai dan bijaksana bekerjasama untuk merealisasikan

kesejahteraan dan kasih sayang bagi segenap umat manusia.

Di jaman Chin (221-207 SM) dialami bencana paling besar oleh Confusianisme,

tetapi di jaman Han (206 SM- 220 M) dicapai kemenangan oleh Confusianisme. Pada

dinasti Han Confusianisme dijadikan sebagai ideologi negara dan berlaku sampai tahun

1912. Sampai tahun 1912 semangat ajaran Confusianisme meresapi kitab-kitab filsafat,

kesusastraan dan hukun dalam kerajaan Cina. Dalam jaman Sung (960-1280)

Confusianisme mengalami pembaharuan atas usaha pemikir-pemikir besar dari jaman itu.

Setelah disistematisasikan pembaharuan itu oleh Chu Hsi ( 1130-1200) hasilnya terkenal

dengan sebutan neo Confusianisme atau sebagai Confusianisme tafsiran Chu Hsi tetapi

orang Cina menyebutnya Mazhab Li.

Confusianisme juga mengandung unsur-unsur keagamaan tetapi yang diutamakan

ialah hubungan tata tertib antara manusia. Hubungan itu merupakan bagian dari tata tertib

agung dalam kosmos. Ketertiban dalam masyarakat bukan hanya semata-mata ketertiban

sosial, tetapi ketertiban kosmis yang suci. Di atas dasar konsep tentang Tao diletakan

prinsip-prinsip sosia. Dengan menyempurnakan tingkah lakunya manusia memberi

sumbangan kepada susunan sosial dan Tao. Keluarga juga merupakan susunan kosmis

yang suci. Hubungan dengan leluhur tidak boleh putus dan dipelihara melalui pemujaan

nenek moyang. Sejak jaman Han Confusianisme dijadikan agama negara dalam bentuk

pemujaan langit. Bangunan suci terpenting ialah altar langit tempat menjadikan kurban

dalam upacara kebaktian memuja langit.

TAOISME

Sebagai pendirinya disebut Lao Tzu ( Laocius) sebuah kitab yang menurut tradisi

karangan dari Lao Tzu bernama Tao Tee Ching atau buku tentang Tao dan T intisari dari

ajaran Lao Tzu bertujuan memelihara harmoni antara kehidupan manusia didunia dengan

hukum universal alam jagat raya yaitu Tao. Ajarannya terutama mendapat pengikut

dikalangan orang-orang yang dikecewakan dalam hidup di masyarakat ramai yang muak

terhadap ekses-ekses kebendaan duniawiah dan sebagai reaksinya mencari keheningan

atau kesunyian yang tenang dengan cara hidup seperti dalam askese atau tapa. Pada

Page 13: CINA

mistikus yang telah mencapai penyatuan dengan Tao timbul suatu kesadaran yang tidak

mengenal kontradiksi-kontradiksi. Di kalangan orang-orang yang demikian itulah

rupanya dihasilkan Tao Tee Ching dengan kekuatan mistik diadakan renungan mengenai

penyatuan dengan Tao. Sebagai kristalisasi dari perenungan itu dilahirkan doktrin Wu

Wei : “berbuat segalanya tanpa perbuatan apa-apa”. Kedengarannya sangat paradoksal

tetapi yang dimaksudkan bahwa segala sesuatu akan berjalan beres dengan sendirinya,

asal tidak berbuat apa-apa yang bertentangan dengan Tao itu.

Menurut anggapan Lao Tzu apabila doktrin Wu Wei dipraktekan dalam

pemerintahan, akan tercipta suatu keadaan ideal dalam masyarakat. Ajaran Lao Tzu

dilanjutkan oleh Chuan Tzu yang disebut juga Chuang Chou baik Lao Tzu maupun Kung

Tzu memaknai konsepi tentang Tao. Mereka bermaksud mancari harmoni atau

keselarasan dengan Tao, tetapi cara-cara penyelesaian mereka berbeda. Tetapi dalam

Taoisme pemikiran dipusatkan kepada hubungan antara manusia dengan pencipta.

Hakekat dari Tao itu diselami oleh Lao Tzu dengan jalan mistik dicari persatuan dengan

Tao sebagai kekuatan yang mencipta (atau kekeuatan dari pencipta), sehingga ajarannya

lebih bersifat agama. Ia mencari lebih dalam mengenai hakekat Tao dan mencari

hubungan dengan pencipta. Tao itulah satu-satunya yang ada,ialah harmoni yang

sempurna dan kesatuan yang abadi. Kearifan tertinggi ialah mengenali diri dengan Tao,

mencapai Tao dengan membebaskan diri dan melalui askese bersatu dengan Tao.

MOHISME

Tidak lama sepeninggal Confusius dilahirkan seorang ahli pikir bernama Mo Li

atau Mo Tzu ( Mocius ) ajarannya disebut mohisma, Ia mempunyai pandangan

revolusioner mengenai susunan masyarakat, sehingga ia kontras dengan Confusius yang

konservatif. Ia mau merubah susunan masyarakat, menghapuskan perbedaan-perbedaan

azasi antara golongan-golongan dan mengamati prinsip-prinsip fundamentil dalam

masyarakat dari zamannya. Mo Tzu mengajarkan prinsip-prinsip dari You dan I juga

dipakai konsepsi dari Tao yang dimaknakan sebagai sifat kepribadian dari sang pencipta

yang baik dan tanpa batas. Berdasarkan konsepsi Tao yang bercorak atheisme itu

diajarkan etika sosial. Tuhan pencupta segenap manusia, semua manusia adalah sama dan

harus sayang menyayangi. Ia juga menganut utilitarisme, yaitu teori mengenai prinsip-

prinsip kegunaan atau kefaedahan. Ia mencela keborosan, juga menentang perang, karena

Page 14: CINA

bertentangan dengan prinsip-prinsip kasih sayang umum diantara sesama manusia. Tetapi

dibenarkannya perang untuk membela diri. Hidup sederhana, hemat dan cermat jadi moto

ajarannya. Penganut-penganut mohisme melakukan cara hidup dalam semacam

masyarakat pertapaan dengan disiplin keras dan kepatuhan kepada pemimpin.

Dinasti Chou memerintah Cina sampai tahun 256 SM. Selama masa pemerintahan

Dinasti Chou, seni dan sastra. Cina berkembang pesat. Pemikir besar seperti Kong Hucu

(konfusious) dan Laotse, meletakkan dasar filsafat Cina yang berpengaruh di Asia Timur.

Sejak awal pemerintahannya, Dinasti Chou hanya menguasai wilayah utara Cina.

Pemerintahan wilayah timur diserahkan kepada beberapa pengikutnya yang setia. Mereka

mencoba melepaskan diri dari kekuasaan Dinasti Chou. Dinasti Chou terpaksa

meninggalkan ibu kota pada tahun 771 SM. Pada umumnya ajaran-ajaran filsafat itu

bertujuan mencari jalan untuk mengatasi krisis dalam masyarakat.

Pada awalnya Ch’in adalah negara kecil yang terbentuk sekitar tahun 900 SM

sebagai negara Wei Kuo dalam kerajaan Chou letaknya. Tahun 221 SM, penguasa Chin

dari wilayah timur berhasil mengalahkan semua saingannya. Dinasti Chin berkuasa

sampai tahun 202 SM. Kaisar Chin pertama adalah Shi Huang Ti. Ia membangun sistem

pemerintahan terpusat. Shi Huang Ti, melakukan penetapan atau pedoman ukuran dan

sistem penulisan. Ia memerintahkan pembangunan Tembok Besar Cina sepanjang 6400

km. Tembok itu didirikan untuk mencegah masuknya bangsa Mongol dari wilayah barat.

Gambar Tembok Besar Cina

(Ensiklopedi Nasional Indonesia

Tira Pustaka, 1989)

Untuk membiayai angakatan perangnya, Shi Huang Ti membebani rakyatnya

dengan pajak tinggi. Akibatnya, timbul pemberontakan yang membuat kekuasaan Dinasti

Chin menjadi lemah. Sebelum meninggal, Shi Huang Ti memerintahkan para seniman

membuat 8000 buah patung tentara serta sejumlah patung kuda dan kereta dari terakota

(tanah liat yang dibakar).

Page 15: CINA

Patung tentara itu tingginya rata-rata 190 sentimeter. Ada yang membawa panah,

tombak, dan pedang. Sebagian lagi dalam sikap siaga dengan gaya silat tangan kosong.

Semua patung terakota itu ditemukan di dekat makam kaisar Shi Huang Ti. Makam itu

berbentuk bukit setinggi 46 meter. Luasnya tidak kurang dari 250.000 meter persegi.

Gambar sisa kereta kuda kaisar Shi Huang Ti

(The Ancient World, Longman: 1987)

Pada tahun 359 SM, pada masa pemerintahan Hsiao dilakukan perubahan besar

dalam organisasi sosial dan politik, yang dilakukan oleh perdana menteri Shan Yang

(359-338 SM). Sistem pembagian tanah Ching Tien dihapuskan dan diganti dengan

pemilikan tanah oleh petani. Organisasi yang dilaksanakan Shang Yang di Chin disusun

menjadi negara militer, dengan tujuan untuk menguasai seluruh Cina. Setelah selesai

menyatukan Cina dalam satu kerajaan, Yin Cheng memakai gelar Shih-Huang Ti atau

lengkapnya Ch’in Shih Huang Ti (221-209 SM) artinya kaisar agung pertama dari dinasti

Ch’in (Shih artinya yang pertama).

Kaisar berkuasa mutlak, penasihat dan pembantunya yang pertama ialah Li Szu.

Perubahan penting pertama dalam revolusi Chin adalah penghancuran feodalisme, artinya

kekuasaan bangsawan di daerah-daerah dihapuskan, tanah milik mereka disita oleh

negara dan dibagikan pada petani. Disusun sistem pemerintahan sentralisasi. Pada tahun

221 SM dikeluarkan dekrit, bahwa kerajaan dinagi dalam 26 Chun (teritorium), kemudian

jumlah Chun ditambah menjadi 42 masing-masing Chun terbagi atas Hsien (distrik).

Peristiwa penting ketiga yang terjadi pada masa Chin adalah pembangunan “

Tembok Besar Cina “ yang dimulai pada tahun 220 SM. Pekerjaan ini merupakan

penyelesaian dan penyempurnaan dari tembok yang sudah ada dijadikan satu, tembok ini

memanjanng dari Sanhaikuan (pantai pulau Liaotum) sampai kedaerah ordos, kemudian

diperpanjang sampai ke Tunghuang di Khansu. Panjang seluruhnya kira-kira 2500 SM.

Dinding tembok ini merupakan batas Cina asli dengan daerah suku-suku nomad di

Padang rumput sebelah utara dan barat laut. Pembuatan tembok ini diselesaikan dibawah

pengawasan panglima perang yang bernama jenderal Meng Tien.Shing Huang Ti oleh

Otto perangke digolongkan sebagai “empire builders” atau pendir kerajaan-kerajaan

Page 16: CINA

besar (Otto, perangke, Gescehitedes Chehinessischan Reiches, jilis satu tahun 1930), dua

tahun 1936, tiga tahun 1937). Dia dididik dalam ideologi legalisme, setiap hari membaca

120 pon surat (pada waktu itu surat ditulis dalam kepingan bambu atau kayu. Shih Huang

Ti memerintah dengan tangan besi, setiap oposisi ditindas dengan kejam, senjata ditangan

rakyat harus diserahkan dan bekas bangsawan diperintahkan untuk tinggal di Hsien Yang.

Semua jalan kecuali legalismee dilarang, orang-orang confusianis ditindak pada tahun

213 SM atas anjuran Li Szu dilakukan pembakaran buku-buku, dikelarkan larangan

menyimpan buku yang memuat ajaran filsafat terlarang. Semua anal harus diserahkan dan

dibakar, kecuali anal dari Chin, buku-buku legalisme, buku tentang teknologi pertanian,

obat-obattan dan pernujuman yang dianggap berguna untuk dinasti Chin. Orang yang

melanggar dihukum mati tetapi ada sejumlah buku yang disembunyikan

Di bekas ibukota Hsien didirikan ibukota baru, bernama Chang-an. Pada masa ini

timbul golongan tuan tanah yang bercorak baru yang kemudian mempunyai pengaruh

besar dalam pemerintahan, golongan ini disebut kaum Gentry. Zaman Han terbagi dua

oleh interregnum dari dinasti Hsin, seorang kaisar bernama Wangmang (8-14 M).

Dengan demikian ada dua dinasti Han : Hsia han atau Han Barat (206SM) dan Tung Han

atau Hang Timur (25-220M).

Unifikasi Cina oleh Chin sejalan dengan kemajuan dalam perdagangan. Banyak

saudagar kaya sejak awal abad ke-5 SM posisi para saudagar makin kuat, sedang para

bangsawan mengalami kemunduran. Pada masa Chin kaum bangsawan tuan tanah telah

lenyap. Pemilikan tanah jadi bebas, sehingga tanah boleh diperjualbelikan. Banyak

saudagar kaya membeli tanah yang luas ada juga petani yang beruntung mendapat tanah

luas sebagai warisan melalui perkawinan atau pengangkatan anak atau juga membuka

lahan baru. Maka timbul tuantuan tanah bercorak baru dan di jaman Han kedudukan

mereka makin kuat.

Orang-orang terpelajar yang pandai dalam pengetahuan buku-buku klasik

diangkat menjadi pejabat pemerintah, mereka umumnya berasal dari kaum gentry, karena

merekalah yang pada umumnya mempunyai biaya dan waktu yang cukup untuk belajar.

Pada jabatan pemerintahan sipil (Civil cervice examination) dan didirikan akademi

Confusianisme . Dari lulusan civil itu dihasilkan suatu golongan yang membentuk kaum

literate confusianis atau para sarjana sastra confusianis. Mereka membentuk kelas baru

Page 17: CINA

dalam masyarakat yang memonopoli jabatan-jabatan birokrasi dalam administrasi

pemerintahan Cina. Umumnya mereka berasal dari keluarga tuan tanah. Melalui

Confusianisme Cina dijaman Han terbentuk kelas gentry terpelajar atau scolar gentry

(Shen Shi).

Pada masa Han Wu Ti di Cina terbentuk dari negara gentry. Kaum gentry

merupakan kelas feodal yang menggantikan kaum bangsawan jaman Chou. Ideologi

Confusianisme dijadikan dasar ideologi kerajaan Cina. Kaisar pertama HanTimur

terkenal dengan nama kuil Kuang Wu Ti (25-57M). Pada zaman han terjadi kegiatan

ilmiah . Beberapa sarjana melakukan penelitian bumi dan alam, diciptakan seismograf

yang pertama, yaitu alat pencatat gempa, dibuat genomon atau alat penunjuk kedudukan

matahari untuk menentukan waktu. Berdasarkan genomon dibuat alat penunjuk waktu.

Penemuan yang sangat penting adalah kepandaian membuat kertas (tahun 105 SM).

Zaman Enam Dinasti.

Yang pertama menggantikan dinasti Han adalah dinasti Wei (220-265 SM)

dengan ibukota di Lo Yang, tetapi disaingi oleh Wu (220-280 M) dengan ibukota di

Nanking (ibukota selatan) dan oleh Shu (220-265 M) dengan ibukota di Ch’eng Tu.

Zaman tiga kerajaan ataun jaman Sankuo ini (220-265 M) merupakan bagian dari jaman

enam dinasti. Sejak kehancuran dinasti Han seluruhnya ada enam dinasti Cina yang

dianggap sah memerintah, karena jaman itu disebut jaman enam dinasti. Keenam dinasti

itu adalah Wei 9220-265 M), Ts’in (265-420 M), Liu Sung (420-477 M), Chi (479-502

M), Liang (502-556 M) dan Chen (557-589 M)

Ditinjau secara sosiologis dijaman ini terjadi persaingan antara kaum gentry Cina

dengan kaum bangsawan nomad dari Utara. Di Cina selatan mereka tetap berkuasa tetapi

mendapat corak sebagai golongan penjajah, menjadi tuan tanah yang menguasai tanah-

tanah yang luas.

Dinasti Han menggantikan Dinasti Chin. Ajaran Kong Hucu dijadikan dasar

pemerintahan. Untuk pengangkatan pejabat pemerintahan, diadakan sistem ujian. Ujian

itu dapat dikuti oleh semua lapisan masyarakat.

Hubungan dagang dengan Eropa dilakukan melalui jalan darat. Kesenian,

pendidikan, dan ilmu pengetahuan maju pesat. Pada tahun 150, bangsa Cina menemukan

cara membuat kertas. Agama Buddha masuk ke Cina dari India.

Page 18: CINA

Akhir masa pemerintahan Dinasti Han diwarnai dengan pemberontakan dan

kecurangan dalam administrasi. Pejabat wilayah mulai tidak setia kepada kaisar. Dinasti

Han runtuh tahun 220. Setelah itu, Cina terpecah-pecah selama beberapa abad.

Zaman Dinasti Sui dan Tang (589-906 M).

Dinasti Sui berhasil menyatukan Cina kembali. Dinasti Sui membangun kanal

besar yang menghubungkan lembah Sungai Yangtze dengan wilayah utara. Penggantinya

adalah Dinasti Tang, memerintah Cina hampir 300 tahun lamanya. Pada zaman itu, Cina

mengalami kemakmuran. Kebudayaan berkembang dengan pesat. Akan tetapi,

pemberontakan menjadikan Dinasti Tang lemah. Tahun 907, Dinasti Tang runtuh.

Setelah itu,terjadi perebutan kekuasaan antara lima dinasti dan sepuluh kerajaan. Tahun

960 Dinasti Sung dapat mempersatukan kembali wilayah Cina. Selain itu, banyak

penemuan penting pada zaman itu, seperti magnet dan alat cetak. Seni pembuatan

porselen dan seni lukis pemandangan berkembang baik pula.

Tahun 1126 bangsa Mongol, di bawah pimpinan Kubilai khan, merebut wilayah

utara Cina. Ibu kota kekaisaran Sung dipindahkan dari Kaipeng ke Hangchou di lembah

sungai Yangtze yang subur. Dinasti ini kemudian dikenal sebagai Dinasti Sung Selatan.

Sekitar tahun 1200 bangsa Mongol memperluas wilayahnya di Cina Utara.

Kubilai Khan lalu mendirikan Dinasti Yuan. Pada masa itu Cina untuk pertama kalinya

diperintah oleh bangsa asing. Kubilai Khan memperluas kekuasaannya ke seluruh Asia

Tenggara, termasuk Indonesia.

Dinasti Sui (589-906 M) mempersatukan kembali Cina mempelopori dinasti

timyang lebih besar, yaitu tang (618-906 M).

Puncak kejayaan jaman tang dicapai pada masa pemerintahan cucu Kao Tsung,

yaitu Ming Huang (712-756 M). Pada masa ini Cina mencapai wilayah yang luas, di

Barat berbatasan dengan kejayaan Abasiah, dialami masa keemasan kesenian Cina,

terutama puisi. Pada masa ini hidup penyair-penyair mashur seperti LI Po atau Li tai Po

Tu Pu dll. Sesudah masa Ninghuan masih ada seorang penyair yang dapat digolongkan

dengan Li Po dan Tu Pu, yaitu Po Chu I (772-846 M). Seni lukis dan bangunan-bangunan

mengahasilkan karya-karya indah. Pada bagian terakhir masa pemerintahan Ming

Huang terjadi pemberontakan (755-757 M) dari seorang jenderal bernama An Lushan.

Pemberontakan itu hampir merubuhkan dinasti Tang.

Page 19: CINA

Selama berdirinya tiga abad dinasti Tang mempunyai 21 kaisar tetapi sesudah

Ming Huang mengalami kemunduran. Cina selatan seluruhnya dimasukkan ke dalam

kebudayaan Cina. Orang Cina Selatan dan perantauan di Asia Tenggara membanggakan

diri dengan sebutan Tang Lang atau orang Tang. Pada jaman ini dimulai perkembangan

percetakan dan mungkin sudah ada percobaannya di jaman Sui. Untuk pertama kalinya

digunakan uang kertas. Agama Budha mencapai klimaks kemajuan, rahib-rahib Budha

yang terkenal ialah Hsuantsang dan I Tsing, yang mengadakan perjalanan ziarah ke India.

Ke Cina juga masuk agama asing lain. Seperti Kristen, Nestorianisme. Agama Budha

pengaruhnya dikalangan rakyat dapat pulih kembali karena sudah berurat berakar dalam

kehidupan rakyat Cina. Keselarasan terjadi antara confusianisme , Taosianisme dan

Budhisme sehingga ada ungkapan “tiga Agama satu Agama”.

Zaman Lima Dinasti dan Shung (907-1280 M).

Di Cina Utara terjadi pergantian pemerintahan lima dinasti, Sedang Cina Selatan

terpecah-pecah dalam kerajaan-kerajaan kecil. Nama dinasti dipakai berdasarkan situasi

politik di Cina Utara. Cina diserang oleh bangsa Mongolia, dan kemudian dapat

dipersatukanoleh dinasti Shung (907-1227 M), tetapi tidak seluas Cina asli, bahkan

makin susut oleh suku Tangut dari Tibet.

Meskipun pada masa Shung lemah dalam bidang politik dan wilayah kekuasaanya

kecil tetapi mencapai kegemilangan dalam bidang kebudayaan. Percetakan yang sudah

sinulai pada masa Tang, semakin berkembang pada masa lima dinasti. Buku-buku banyak

dicetak pada jaman Sung, sehingga kesempatan belajar bagi rakyat makinluas, karena

harga buku menjadi murah. Seni lukis mencapai jaman keemasan Di Zaman Tang telah

sampai puncaknya pada masa Sung. Barang-barang porselin dibuat dengan mutu yang

sangat tinggi dan keindahan yang membuktikan keahlian yang sangat matang dan selera

yang halus. Confusianisme dari Chu-His atau dari Mazhab Li berkembang.

Di zaman Sung terjadi pemilikan tanah besar-besaran oleh tuan tanah dari kaum

gentry. Hal ini sangat merugikan petani kecil, karena dua hal yaitu : 1) Para pegawai

diberikan pengahasilan tambahan dari tanah dan dibebaskan pajaknya dan mereka

berusaha memiliki tanah sebanyak-banyaknya. 2) Sistem pajak disederhanakan dan hanya

berdasarka luas tanah tetapi dalam prakteknya pajak itu dibebankan pada petani kecil.

Keungan negara makin buruk, penggelapan pajak oleh pemilik tanah makin merajalela.

Page 20: CINA

Terjadi krisis ekonomi untuk mengatasinya diangkat Wang An Shih (1021-1086 M)

sebagai menteri keungan tahun 1056 M. Ia berasal dari keluarga gentry yang miskin di

Kiang Shi, ia pembela petani kecil dan pedagang kecil. Ia membuat rencana pembaharuan

politik ekonomi yang terdiri dari : 1) Merubah ekonomi pengangkutan . 2) Mengadakan

monopoli perdagangan dan pengangkutan oleh negara . 3) Mendirikan bank petani untuk

memberikan pinjaman kepada petani kecil. 4) Mengganti sitempajak dan mengahapuskan

pembebasan pajak tanah dan mengajukan gaji pegawai. 5) Memperbaharui sistem ujian

dan 6) Melakukan milisi rakyat. Unrtuk melaksanakan pembaharuan politik ekonomi itu

diangkat seorang istimewa dalam urusan keuangan dan dibentuk suatu “brain trust”.

Spekulasi dan penimbunan barang oleh pedagang besar tidak dimungkinkan. Pemberian

kredit oleh bank pada petani kecil diatur oleh “Peraturan Tunas Hijau”. Petani bisa

meminjam dan hutang dibayar sehabis panen dengan bunga rendah. Juga dibentuj

semacam “dewan pengawasan keuangan” dan “bori ekonomi”.

Menurut Wang An Shih kelemahan negara disebabkan oleh pendidikan para

pegawai yang kurang sempurna. Pembaharuan Wang An Shih ditentang oleh berbagai

golongan yaitu kaum gentry dan pedagang. Tahun 1076 Ia harus mengundurkan diri dan

tahun 1086 peraturan pembaharuannya dihapuskan.

Zaman Kekuasaan Mongolia (1260-1368 M).

Pada abad ke-12 bangsa Mongolia masih merupakan suku-suku yang tercerai-

berai. Kemudian dipersatukan oleh Yusigei yang mendirikan pusat kekuasaan di sungai

Onon.Untuk pertama kalinya seluruh Cina diperintah oleh dinasti asing, dengan Khubilai

Khan sebagai kaisar pertamanya (1260-1294 M). Didirikan ibukota baru bernama

Khabalik (kota Khan), letaknya dibekas kota Yen King, dulunya ibukota kerajaan chin

dan sekarang menjadi kota Peking. Kekuasaan bangsa Mongolia sampai pada puncak

kebesarannya.

Zaman Dinasti Ming ( 1368-1644 M).

Pada pertengahan abad ke-13 bangsa Mongol berhasil diusir dari Cina oleh

Dinasti Ming. Pada saat itu Cina mencapai puncak kejayaannya. Pengaruhnya sampai ke

Asia Timur. Kaisar Ming mengirim ekspedisi maritim ke Asia Tenggara, Asia Selatan,

dan Afrika Timur pada abad ke-15. Bangsa Eropa mengenal Cina dari pedagang Venesia,

terutama Marcopolo. Menurut laporan Marcopolo, di daerah Timur ada negara yang

Page 21: CINA

berkebudayaan tinggi, yang disebut Chathay. Pada abad ke-16 dan 17, Cina mulai

dikunjungi pedagang Eropa Barat. Tahun 1581, Diansti Ming digantikan oleh Dinasti

Ching.

Chu Yuan Chang mendirikan dinasti Ming dan Ia sebagai kaisar pertamanya,

terkenal dengan nama Hung Wu (1368-1398 M). Pada zaman ini terdapat gejala-gejala

baru yang menurut wolfram Eberhard menandakan dimulainya zaman modern dalam

sejarah Cina. Dalam perkembangan masyarakat dimulai pembentukan golongan kaum

gentry masih tetap sebagai kelas yang memerintah, tetapi dengan semakin majunya

industri kerajinan tangan, terutama porselen, perdagangan the (mulai zaman Chang),

pertambangan, penanaman kapas (untuk pertama kali secara besar-besaran pada zaman

Yuan) dan makin majunya perdagangan dengan luar negeri, maka golongan perdagangan

dan pengusaha kerajinan mencapai kedudukan kuat dan menjadi kelas menegak borjui.

Kaisar terbesar dinasti Ming adalah kaisar ketiga yaitu kaisar Yung Lo (1403-

1424 M). IA merampas kekuasaan dari Hui Ti (1398-1403 M). Dimasa pemerintahannya

dilakukan ekspedisi pelayaran besar-besaran mulai tahun 1405 di bawah pimpinan Cheng

Ho. Disamping itu juga diperbaharui hubungan perdagangan Cheng Ho mengunjungi

Indonesia, Malaka, Srilangka, India, Persia, Tanah Arab, dan Afrika Timur.

Zaman Dinasti Manchu (1644-1912 M).

Untuk kedua kalinya pemerintah Cina diperintah oleh diansti asing. Bangsa

Manchu adalah lanjutan dari bangsa Jurchid yang setelah dikalahkan bangsa Mongol

tahun 1234 mundur ke Utara sungai Amur. Di bawah pimpinan Nurchi (1559-1626 M)

mereka menjadi kuat. Pada masa pemerintahan kaisar kedua, yaitu kang Hsi (1662-1722

M) dan cucunya kaisar keempat yaitu Chien Liung, dinasti ini mencapai masa kejayaan.

Seluruh asia tengah ditaklukan termasuk Tibet, selain itu Korea Indo Cina, Burma,

Bhatan, Sikim dan Neval mengakuinya sebagai negara Vazal. Para pedagang asing

dilarang mengadakan hubungan langsung dengan rakyat, tetapi harus melalui perantara

saudagar Kehong,yaitu golongan saudagar Cina tertentu yang ditetapka oleh pemerintah

mengurus perdagangan dengan orang asing.

Page 22: CINA

Rangkuman

Cina seperti Eropa sebelum dan setelah puncak kejayaan kekaisaran Romawi,

adalah sebuah gabungan dari negara-negara kota bercirikan feodalisme yang diperintah

oleh para jenderal perang yang saling berseteru. Negara-negara ini hanya bersatu di

bawah sebuah kebudayaan bersama yang muncul selama dinasti Chou, yang berpusat di

sungai Yangtze setelah tahun 770 SM dan memancarkan pengaruh kebudayaan, jika

bukan politik, ke seluruh daratan Cina.

Barangkali pengaruh terbesar atas kebudayaan Cina selama periode ini dan

mungkin bahkan selamanya adalah tulisan-tulisan dari filsuf Kung Fu tze (551-479 SM),

yang lebih dikenal dengan nama latinnya, yaitu Confucius. Filosofinya, yang masih

dianut sebagai agama oleh sekitar 5,2 juta orang, menekankan pentingnya ketertiban

sosial yang harmonis di tingkat nasional maupun pribadi.

Setelah kematiannya, Cina terpecah secara politis selama masa peperangan antar

negara (sekitar 403-221 SM). Periode ini berakhir dengan munculnya dinasti Chin (221-

210 SM), pada saat mana kaisar Shih Huang Ti (259-210 SM) dikenal sebagai “kaisar

pertama” berhasil menyatukan Cina untuk pertamakalinya dalam sejarah. Ia

memperkenalkan pemerintahan terpusat, melaksanakan sensus penduduk dan

membakukan mata uang negara, bahasa tertulis, UU, dan timbangan serta ukuran. Ia juga

mengawali pembuatan Tembok Besar Cina, proyek rekayasa terbesar yang pernah

dikerjakan oleh tangan manusia sebelum pertengahan abad ke-19. namun pada sisi

buruknya, Shih Huang Ti dianggap sebagai seorang despot otoriter yang melakukan

upaya terencana untuk enghapuskan Konfusianisme, sebuah usaha yang hanya sebagian

saja yang berhasil.

Pemerintahan shih Huang Ti kemudian digantikan oleh dinasti Han, yang

diuntungkan oleh sistem sentralisasinya, namun yang secara bertahap menghidupkan

kembali Konfusianisme. Dinasti Han juga membentuk sistem sosial dan politik

Mandarin, yang tetap bertahap sebagai dasar masyarakat Cina bahkan di bawah dinasti

Ching (Manchu) (1644-1922) sampai kaum komunis merebut kekuasaan pada tahun

1949. dinasti Han itu sendiri berlangsung selama lebih dari 400 tahun, hingga tahun 220.

selaam masa ini, kesenian dan ilmu pengetahuan dari sastra dan melukis, hingga

astronomi dan matematik berkembang pesat.

Page 23: CINA

Soal:

1. Identifikasilah latar belakang timbulnya peradaban Lembah Sungai Huang-Ho!

2. Mengapa sistem pemerintahan yang dianut pada waktu itu selalu silih berganti?

3. Buatlah suatu bahan tentang perbandingan sistem pemerintahan yang berlangsung

setiap dinasti!

4. Apa yang anda ketahui mengenai tokoh-tokoh di bawah ini

a. Kung-Fu-Tze

b. Meng-Tze

c. Lao-Tze

d.Shi-Huang Tie

5. Uraikanlah pemahaman anda mengenai ajaran-ajaran filsafat di bawah ini!

a. Confucianisme

b. Taoisme

c. Mohisme

6. Jelaskan arti ungkapan “Tiga Agama Satu Agama”!

7. Klasifikasikanlah hasil-hasil peninggalan kebudayaan Lembah Sungai Huang Ho!

Tugas:

Bentuk kelompok diskusi kelas, kemusdian buatlah makalah dengan salah satu judul di

bawah ini:

a. Dinasti Shung

b. Dinasti Chin

c. Dinasti Ming

d. Dinasti Chou

e. Dinasti Tang

f. Dinasti Han

Kemudian presentasikan serta diskusikanlah makalah anda tersebut!