ANALISIS Filsafat Cina

23
Analisis Filsafat Zen Tokoh “Po” dalam Film Kungfu Panda 2 A. Sinopsis Fim Kungfu Panda 2 Film animasi ini menceritakan tentang Po dan 5 Pendekar Naga dalam menyelamakan Cina dari ambisi Shen, seorang pangeran yang ingin menguasai daratan Cina. Namun pada kenyataannya, Po adalah pendekar muda yang masih perlu banyak latihan. Po telah berlatih berbagai teknik daan jurus kungfu, dan ia harus mencapai level keterampilan tertinggi, yaitu latihan mengendalikan diru untuk menemukan kedamaian jiwa. Master Shifu mengajarkan kepada Po, bahwa salah satu level kemampuan tertinggi seorang master kungfu adalah saat ia bisa menemukan “kedamaian jiwa” (inner peace) dalam dirinya. Saat seseorang mampu menemukan kedamaian jiwa ini, maka ia bisa melakukan apapun yang ia inginkan. Tidak ada lagi batas ataupun rintangan yang mampu menghalanginya.

description

Analisis karya seni yang berkaitan dengan filsafat Cina

Transcript of ANALISIS Filsafat Cina

Page 1: ANALISIS Filsafat Cina

Analisis Filsafat Zen Tokoh “Po” dalam Film Kungfu Panda 2

A. Sinopsis Fim Kungfu Panda 2

Film animasi ini

menceritakan tentang Po

dan 5 Pendekar Naga

dalam menyelamakan Cina

dari ambisi Shen, seorang

pangeran yang ingin

menguasai daratan Cina.

Namun pada kenyataannya,

Po adalah pendekar muda

yang masih perlu banyak

latihan. Po telah berlatih berbagai teknik daan jurus kungfu, dan ia harus

mencapai level keterampilan tertinggi, yaitu latihan mengendalikan diru

untuk menemukan kedamaian jiwa.

Master Shifu mengajarkan kepada Po, bahwa salah satu level kemampuan

tertinggi seorang master kungfu adalah saat ia bisa menemukan “kedamaian

jiwa” (inner peace) dalam dirinya. Saat seseorang mampu menemukan

kedamaian jiwa ini, maka ia bisa melakukan apapun yang ia inginkan. Tidak

ada lagi batas ataupun rintangan yang mampu menghalanginya.

Ketika Po melawan Shen, Po tidak bisa mengendalikan emosinya hingga

terlempar ke sungai. Po terombang – ambing di aliran sungai, antara hidup

dan mati. Justru di saat itulah, ia mulai bisa belajar di alam bawah sadarnya

untuk bisa mengendalikan diri dan membersihkan jiwanya. Saat bertempur

melawan Shen, ia selalu terbawa masa lalunya, dan dirinya dipenuhi dendam

kepada orang tuanya, karena ia merasa bahwa orang tuanya membuang

dirinya. Ia tidak tahu, bahwa orang tuanya begitu sayang kepadanya. Mereka

menyembunyikannya di kotak sayuran justru untuk menyelamatkannya dari

kejaran pasukan Shen yang akan memusnahkan mereka.

Page 2: ANALISIS Filsafat Cina

Dendam akan masa lalu itulah yang terus menghantui hidupnya.

Perasaannya tidak pernah lepas dari dendam tersebut, dan selalu terbawa-

bawa setiap ia akan bertempur atau melakukan aktivitas. Perasaan dendam

akan masa lalu itulah yang akhirnya menjadi kelemahan dirinya,

menghalanginya untuk mengembangkan potensi dirinya secara maksimal.

Po ditemukan oleh peramal kerajaan yang bijaksana di tepian hutan.

Peramal itupun mengobati luka – luka Po, sekaligus menasehatinya untuk

bisa keluar dari masa lalunya. Po mulai berlatih dengan alam untuk

menemukan kedamaian dalam dirinya. Ia melatih pikiran dan perasaannya,

membiarkannya mengalir bersama nafas dan gerakan tubuhnya. Dendam itu

lama kelamaan mulai mengalir, perasaan sakit hati itupun luruh bersama

penerimaan dirinya secara total terhadap alam dan kehidupan yang telah ia

terima. Ia menjadi ikhlas dalam hidup, menemukan kembali kedamaian dalam

dirinya. Ia belajar, bagaimana mengalirkan embun, menjadi sebuah lingkaran

air yang tidak pecah ketika terjatuh, dan kemudian mengalirkannya di antara

dedaunan. Ia belajar menyerap energi alam, dan mengendalikannya sesuai

dengan apa yang ia inginkan.

Film ini berakhir dengan kemenangan Po, 5 Pendekar Naga, Master Shifu,

dan 2 Pendekar Kungfu Legendaris setelah mengalahkan Shan dan

pasukannya.

B. Analisis Zen Tokoh “Po” dalam Film Kungfu Panda 2

A. Ketenangan yang meningkat, tak peduli bagaimanapun besarnya gangguan

emosi atau keraguan

Dalam menemukan sebuah kedamaian jiwa, diperlukan ketenangan

agar dapat fokus pada tujuan. Ketenangan tersebut telah dilakukan oleh

Master Shifu yang berusaha untuk mencapai kedamaian jiwa. Ia bertapa di

gua yang jauh dari keramaian. Dengan kedamaian jiwa tersebut, ia berhasil

mengendalikan embun, seperti dalam cuplikan berikut :

“Setiap master harus menemukan arahnya pada kedamaian jiwa.

Beberapa memilih untuk bermeditasi selama lima puluh tahun di

Page 3: ANALISIS Filsafat Cina

gua seperti ini, tanpa sedikitpun makanan dan minuman. Beberapa

bisa melalui”. (Master Shifu, 05:14)

B. Ada perasaan ringan yang timbul dari pelepasan beban diri dan keinginan

Ketika kita melepaskan suatu beban dan keinginan dari dalam diri,

perasaan ringan akan tumbuh. Tidak akan ada beban yang menghalangi

untuk tetap mencapai tujuan. Seperti Po yang mulai berlatih dengan alam

untuk menemukan kedamaian dalam dirinya. Dendam itu lama kelamaan

mulai mengalir, perasaan sakit hati itupun luruh bersama penerimaan

dirinya secara total terhadap alam dan kehidupan yang telah ia terima. Ia

menjadi ikhlas dalam hidup, menemukan kembali kedamaian dalam

dirinya.

C. Ada perasaan kembali, perasaan telah menemukan kembali kesederhanaan

alami hidup yang bersemi dari penemuan kembali sebuah hakikat pikiran.

Setelah melepaskan beban dalam diri, ada perasaan telah

menemukan kesederhanaan alami. Seperti ketika Shan mengalami

kekalahan dan menyadari keburukan yang selama ini menguasai dirinya.

Hal yang sama juga pernah dialami oleh Po ketika dendam masa lalu

keluarganya membuat Po tidak bisa mengendalikan emosi.

“Kamu dapat meninggalkan tingkatan dari yang lalu, karena itu

tidak masalah. Hal yang terpenting adalah apa yang kamu pilih

sekarang.” (Po, 01:15:55)

D. Segala tindakan dilakukan karena “benar” untuk dilakukan tanpa

memandang akibat dan pamrihnya

Di akhir cerita, Shen mengakui kesalahannya. Namun dibalik itu, ia

kembali ingin menyerang Po. Tiba – tiba, tiang kapal oleng dan akan jatuh

tepat diatas Shen. Namun Po malah menyelamatkannya tanpa memikirkan

balasan dari Shen.

Daftar Rujukan:

Tim Ekayana. 1996. Zen. Bandung: Ekayana

Page 4: ANALISIS Filsafat Cina

Analisis Ajaran Konfusianisme dalam Film “Confucius”

A. Sinopsis Film Confucius

Confucius merupakan sebuah film

bertema sejarah asal Tiongkok. Confucius

sendiri merupakan seorang tokoh sejarah

asal Tiongkok yang sangat berpengaruh

hingga sekarang.

Confucius (Kong Qiu) dilahirkan pada

masa dinasti yang saling berperang.

Karena kecakapannya dalam ilmu

pengetahuan dan strategi milite, Kong Qiu

diminta oleh raja dinasti Lu untuk

membantunya. Selama menjadi menteri,

Kong Qiu banyak membuat gebrakan, seperti menghilangkan kebiasaan adat

untuk ikut mengubur orang – orang yang dekat dengan raja ketika raja telah

meninggal. Selain itu, salah satu tipuan Kong Qiu yang paling menakjubkan

adalah ketika berhasil menggertak penguasa negeri Qi yang ingin menguasai

negerinya. Saat itu, ia menggunakan 100 gerobak sapi yang dikesankannya

adalah kereta perang untuk menakuti 500 kereta perang musuh.

Sayangnya, gebrakannya tidak disukai 3 keluarga bangsawan yang

berpengaruh di negara itu. Maka, Perdana Menteri yang juga kepala salah

satu keluarga pun mempengaruhi raja yang berakibat sang raja memecatnya.

Kong Qiu pun kemudian mengasingkan diri sendirian. Yang mengharukan,

para muridnya kemudian menyusul sang guru dan ikut dalam perjalanan

mengasingkan diri. Bertahun – tahun Kong Qiu dan para muridnya

mengembara dari kerajaan satu ke kerajaan lainnya sambil terus

mengamalkan ilmunya.

Rombongan tersebut kelaparan dan mengalami kesulitan karena diusir dari

berbagai dinasti. Kesedihan Kong Qiu memuncak ketika kehilangan murid

Page 5: ANALISIS Filsafat Cina

utamanya yang berupaya menyelamatkan naskah – naskah ajaran sang guru

saat keretanya tenggelam ke dalam danau es yang pecah.

Film ini diakhiri dengan kembalinya Kong Qiu dan para muridnya ke

dinasti Lu atas permintaan Perdana Menteri yang mengakui kesalahannya.

B. Analisis Ajaran Konfusianisme dalam Film Confucius

1. Cinta Kasih (Ren)

Menurut Konfusius manusia yang bermartabat adalah manusia

yang memiliki 'Ren' atau Cinta Kasih. Konsep 'Ren' merupakan pusat

kualitas moral manusia intisari dari cinta terhadap sesama,

perikemanusiaan, hati nurani, keadilan, dan kasih sayang.

Di dalam film ini, Kong Qiu menunjukkan cinta kasih yang begitu

tinggi ketika membela seorang budak kecil yang akan dibunuh karena ia

adalah budak kesayangan Perdana Menteri Ji Yiru yang telah meninggal.

Kong Qiu menentang kebiasaan adat untuk ikut mengubur orang – orang

yang dekat dengan raja ketika raja telah meninggal, karena upacara yang

membunuh tetap merupakan sebuah pembunuhan.

“Menteri Ji, kebajikan adalah cinta bagi kita umat manusia.

Upacara yang membunuh tetap saja pembunuhan.” (Kong Qiu,

17:08)

2. Bijaksana (Zhi)

Zhi secara harafiah artinya kearifan atau kebijaksanaan, juga berarti

kecerdasan atau kepandaian. Maka seseorang dapat dikatakan bijaksana

kalau setiap hari memiliki kesadaran atau selalu sadar.

Dikisahkan dalam film ini bahwa Kong Qiu merupakan seorang

yang cerdas dan berpendidikan, sehingga apa yang beliau katakan

mengandung pengertian yang sangat dalam.

“Perkataan orang yang berpendidikan memang begitu dalam.”

(Raja Lu, 19:27)

Page 6: ANALISIS Filsafat Cina

Kecerdasan Kong Qiu juga nampak ketika beliau mengantisipasi

hal buruk yang akan menimpa raja kerajaan Lu ketika menghadiri

undangan raja kerajaan Qi. Beliau meminta bantuan Jendral Gong untuk

mengirim prajuritnya mengamankan raja, namun ternyata tidak ada

satupun yang berangkat. Akhirnya, Kong Qiu memerintahkan untuk

menjalankan rencana kedua, yaitu menggunakan 100 pasukan

menggunakan gerobak sapi untuk menakut – nakuti 500 pasukan kereta

perang kerajaan Qi. Saat hampir terjadi peperangan, akhirnya rencana

kedua beliau berhasil.

“Guru selalu bilang, rencana kemiliteran harus inovatif dan

muncul dengan kejutan”. (Murid Kong Qiu, 36:37)

Kebijaksanaan Kong Qiu masih nampak pada kata – kata yang

beliau utarakan menjelang ajalnya. Beliau memahami bahwa tidak semua

orang sejalan dengan apa yang beliau katakan, sehingga beliau tidak ingin

memaksa agar semua orang menyayanginya.

“Jika dunia ingin mengenalku, mereka bisa mengetahuinya melalui

buku ini. Jika mereka merasa tidak sepaham denganku, semuanya

juga bisa melalui buku ini”. (Kong Qiu, 2:00:25)

3. Tenggang Rasa (Zhong Shu)

Tenggang Rasa adalah perbuatan yang muncul dari hati. Menurut

Kong Qiu, suatu tindakan harus dilakukan atas dasar ketulusan, bukan

untuk saling menguasai.

“Aliansi diantara kita harus diciptakan atas dasar ketulusan.”

(Kong Qiu, 33:13)

Daftar Rujukan:

Megamarintini, Anita. dkk. 2012. Perkembangan filsafat Cina: Tinjauan

Perkembangan Sosial Religi masyarakat Cina, (online),

(http://sukmazaman.blogspot.com/2012/06/perkembangan-filsafat-cina-

tinjauan.html , diakses 31 Mei 2015)

Page 7: ANALISIS Filsafat Cina

Analisis Buddhism pada Tingkatan Bangungan Candi Borobudur

A. Sejarah Candi Borobudur

Candi Borobudur merupakan candi Buddha terbesar di Indonesia yang

terletak di Magelang, Jawa Tengah. Candi ini didirikan oleh para penganut

agama Buddha Mahayana sekitar abad 8 Masehi pada masa pemerintahan

Wangsa Syailendra.

Menurut bukti-bukti sejarah, Borobudur ditinggalkan pada abad ke-14

seiring melemahnya pengaruh kerajaan Hindu dan Buddha di Jawa serta

mulai masuknya pengaruh Islam. Dunia mulai menyadari keberadaan

bangunan ini sejak ditemukan 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, yang

saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Inggris atas Jawa. Sejak saat itu

Borobudur telah mengalami serangkaian upaya penyelamatan dan

pemugaran. Proyek pemugaran terbesar digelar pada kurun 1975 hingga 1982

atas upaya Pemerintah Republik Indonesia dan UNESCO, kemudian situs

bersejarah ini masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia.

B. Periode Kehidupan dalam Buddhisme

Anggota kalangan atas di India terutama kaum Brahmana, membagi masa

kehidupannya menjadi 4 periode yang berbeda. Periode pertama adalah

periode brahmacarin atau masa belajar. Periode ini dimulai ketika berusia 7 -

8 tahun dan berlangsung selama 12 tahun. Mereka belajar tentang doktrin dan

pengalaman Buddhisme. Selanjutnya adalah periode grihasta. Periode

berlangsung selama 30 tahun dan sekaligus menjadi periode yang paling

lama, dimana seseorang akan menjalani kehidupan rumah tangga. Periode

selanjutnya adalah vanaprastha. Periode ini dijalani dengan masuk ke hutan

untuk melakukan refleksi terhadap kehidupan yang sudah dijalani. Terakhir

adalah periode sannyasin, dimana seseorang akan berpindah dari satu tempat

ke tempat lainnya tanpa uang dan menggantungkan diri dari sedekah orang

lain saja.

Page 8: ANALISIS Filsafat Cina

C. Bagian Bangunan Candi Borobudur sebagai Lambang Periode

Kehidupan

Bentuk bangunan candi ini terbagi menjadi 3 bagian yang melambangkan

sebuah tingkatan periode kehidupan dalam Buddhisme.

1. Kamadhatu

Kamadhatu merupakan bagian paling luar, yang artinya susunan paling

bawah di Candi Borobudur. Kamadhatu melambangkan ranah dari hawa

nafsu, tempat bersemayamnya manusi awam.

Di candi Borobudur, kehidupan manusia mendapatkan tempat paling

bawah, karena kehidupan manusia mengandung hawa nafsu yang

bertentangan dengan Buddha. Tingkatan ini juga disebut brahmacarin atau

masa belajar. Secara simbolis mengandung arti tingkat manusia dalam usia

anak – anak, yang masih tergoda oleh kesenangan duniawi. Sehingga,

mereka masih perlu belajar banyak tentang doktrin dan pengalaman

Buddhisme. Setelah menerima banyak pelajaran, manusia tersebut akan

masuk ke tingkatan grihasta, dimana kesenangan duniawi manusia dapat

diandalkan seperti kehidupan rumah tangga.

Page 9: ANALISIS Filsafat Cina

2. Rupadhatu

Rupadhatu merupakan tingkatan kedua dalam susunan Candi

Borobudur. Rupadhatu lebih tinggi daripada Kamadhatu. Tingkatan ini

mengandung arti dunia yang sudah membebaskan diri dari hawa nafsu,

namun masih diikat oleh rupa dan bentuk. Rupa dan bentuk berarti masih

terikat dalam bentuk fisik manusia. Tingkatan ini juga disebut

vanaprastha. Tingkatan ini dijalani dengan masuk ke hutan untuk

melakukan refleksi terhadap kehidupan yang sudah dijalani.

3. Arupadhatu

Arupadhatu merupakan tingkatan paling tinggi dengan luas paling kecil,

melambangkan tempat berdiamnya para dewa. Bagian Arupadhatu

berbentuk lingkaran dan sama sekali tidak memiliki hiasan atau relief di

batu – batunya. Tingkatan ini juga disebut sannyasin, dimana manusia

tidak lagi mementingkan hawa nafsu. Dinding candi yang tidak memiliki

relief melambangkan kesucian dari sang Buddha, setelah mendapatkan

kebahagiaan sejati.

Daftar Rujukan:

Koesbyanto, J.A.D dan Yuwono, F.A. 1996. Pencerahan – Suatu Pencarian

Makna Hidup dalam Zen Buddhisme. Yogyakarta: Kanisius.

Kids, Tian. 2013. Makna 3 Susunan Candi Borobudu, (online),

(http://www.teruskan.com/7172/makna-3-susunan-candi-borobudur.html,

diakses 1 Juni 2015).

Wikipedia Indonesia. Borobudur, (online),

(http://id.wikipedia.org/wiki/Borobudur , diakses 1 Juni 2015)

Page 10: ANALISIS Filsafat Cina

Analisis Feminisme Wu Zetian Kaisar Perempuan Pertama dalam Sejarah

Dinasti Cina

A. Biografi Wu Zetian

Wu Zetian lahir pada tahun 624

(lebih tua 4 tahun dari Kaisar Tang

Gaozong). Ayahnya adalah perwira

tinggi pasukan Dinasti Sui, kemudian

ikut Li Yuan (Kaisar pertama Dinasti

Tang) memberontak. Ia juga pernah

menjabat sebagai menteri

pembangunan, mendapatkan anugerah

sebagai Bangsawan Yinggugong.

Setelah ayahnya wafat, sebagai anak

perempuan dari selir, maka ia hidup

bersama ibu, janda bermarga Yang dan mengalmi intimidasi serta perlakuan

yang tidak manusiawi dari saudaranya yang merupakan keturunan sah dari

istri utama. Pengalaman pahit yang ia alami inilah yang membuatnya

bertekad kelak harus dapat mengubah nasib sehingga tidak perlu mengulang

penderitaan yang ia alami saat itu.

Ketika menjadi istri dari Kaisar Tang Gaozong, jasa besar Kaisar Tang

Gaozong bagi dinasti tidak bisa dipisahkan dari jasa Permaisuri Wu Zetian.

Ketika Tang Gaozong mengalami sakit parah, Permaisuri Wu Zetian selalu

hadir dalam rapat kerja dinasti mendampingi Kaisar dan para menteri di aula

istana membantu Kaaisar Tang Gaozong memberesi urusan negara. Semua

urusan yang diusulkan atau dipertanyakan oleh para menteri ditanggapi dan

diputuskan oleh Permaisuri Wu Zetian sehingga para menteri pun menyebut

pasangan kaisar dan permaisuri ini sebagai ersheng yang berarti

“Dwitunggal”.

Karena penyakit Kaisar semakin parah, akhirnya segala kekuasaan

diberikan kepada Permaisuri Wu Zetian. Suatu hari Kaisar pernah berpikir

Page 11: ANALISIS Filsafat Cina

untuk menyerahkan tahta kepada Permaisuri, namun pikiran itu diurungkan

karena para menteri menghalangi dan menghimbau Sang Kaisar membatalkan

keputusan tersebut. Pada Desember 683, Kaisar meninggal dunia. Putra

ketiga dari Permaisuri akhirnya naik tahta.

Namun karena begitu besarnya kuasa yang dimiliki Permaisuri, akhirnya ia

melengserkan putra ketiganya dan menggantinya dengan putra keempatnya.

Dengan mudahnya ia melengserkan pula putra keempatnya dan akhirnya

Permaisuri Wu Zetian sendiri yang memimpin dinasti. Padahal, di Cina,

seorang wanita yang melakukan hal tersebut adalah suatu tindakan yang

melanggar adat istiadat. Akibatnya, dimana – mana terjadi pemberontakan

terhadap Ratu.

Pada masa awal pemerintahan, ia memberantas semua lawan politiknya,

dan hanya mempekerjakan pejabat yang jujur, setia, dan bertalenta sehingga

masa pemerintahan Ratu Wu Zetian sangat gemilang. Jumlah penduduk pun

kian bertambah karena perkembangan ekonomi yang sangat pesat di bidang

agraria. Kesejahteraan dan keamanan rakyat pun terjamin.

B. Kaisar Wu Zetian dan Feminisme

Dengan berkuasanya Permaisuri Wu Zetian dari Dinasti Tang dalam

sejarah Cina, membuat terangkatnya derajat wanita pada masa itu.

Menurut dasar pemikiran feminisme liberal yang dikemukakan oleh Gadis

Arivia (2003:189) yang berbunyi, “Dengan akal, manusia mampu memahami

prinsip – prinsip moralitas dan kebebasan individu”. Permaisuri Wu Zetian

yang terkenal sangat cerdik mampu memahami keadaan rakyatnya yang

sangat percaya dengan aliran Taoisme dan Buddhisme. Dengan

memanfaatkan kepercayaan itu, ia menyatakan bahwa dirinya adalah

penjelmaan dari ibu Surgawi yang merupakan ibu dari Lao Tzu, pendiri

Taoisme, serta memerintahkan agar patungnya ditempatkan di tiap – tiap kuil

taois. Wu juga memanfaatkan sejilid kitab Buddhis berjudul Sutra Awan

Agung yang isisnya meramalkan bahwa Maitreya, budha yang akan datang

akan terlahir sebagai wanita dimana pada zamannya panen akan berlimpah

Page 12: ANALISIS Filsafat Cina

dan begitu pula dengan kebahagiaan tanpa batas. Untuk menjaga

eksistensinya, Kaisar Wu Zetian berusaha menjadi seorang Kaisar yang

agung dan berusaha untuk mewujudkan keadaan seperti yang diramalkan oleh

kitab Budhhism.

Dengan akalnya pula Permaisuri Wu Zetian dapat mewujudkan impiannya

ketika ia sedang terpuruk. Pengalaman buruk ketika ayahnya telah meninggal

dan mendapat intimidasi dari saudara yang merupakan anak dari istri sah

ayahnya. Hal tersebut membuat Wu Zetian menderita dan akhirnya bertekad

agar kejadian tersebut tidak akan terulang lagi.

Dengan akalnya ia juga mampu menunjukkan kebebasan sebagai seorang

individu. Ketika Wu Zetian menjadi seorang Kaisar, ia dapat bebas memilih

dan menyingkirkan pejabat yang akan bekerja sama dengannya. Dengan

pemikirannya, akhirnya ia menyingkirkan semua pejabat yang menjadi lawan

politiknya.

Daftar Rujukan:

Arivia, Gadis. 2003. Filsafat Berperspektif Feminis. Jakarta: Yayasan Jurnal

Perempuan

Hendri, Yusin. 2014. Sang Naga dari Timur. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Page 13: ANALISIS Filsafat Cina

Analisis Taoisme pada Lagu ”Jiàn xīn”

A. Makna Lagu Jiàn xīn (Hati Pedang)

Jiàn xīn merupakan satu dari beberapa lagu yang dinyanyikan oleh

penyanyi Tiongkok, Zhāngjié pada tahun 2014. Lagu ini mengisahkan

tentang seseorang yang mencoba untuk tetap bertahan dari keterpurukan yang

sedang ia alami. Berikut ini adalah lirik lagunya:

Zhang Jie – Hati Pedang

Jiwa berdebu yang terbaring diantara bintang-bintang, matahari dan bulan

Terbangun oleh igauan mimpi buruk ketidakberdayaan.

Mengungkap benang peristiwa takdir ini,

Tidak bisa lepas dari kesepian seumur hidup ini.

Di belakangku adalah kabut suram; di depanku adalah gunung menghadang.

Ingin melarikan diripun tidak bisa.

Terlepas dari bagaimana nasib mengatur, hati terus-menerus tidak akan berubah.

Tidak peduli berapa banyak waktu berlalu dan berapa banyak perubahan dunia.

Mendengarkan suara sedih dari guqin itu, tidak bisa melupakan apa yang harus

dilupakan.

Dunia mortal menjebak masa mudaku.

Maafkan keegoisanku yang sudah jelas telah kusembunyikan dalam hatiku.

Pergi ke dalam pertempuran menghadapi luas dan agungnya langit dan bumi.

Hidup ini juga sepi. sangat menarik, seperti kobaran api menderu terbakar.

Masa lalu yang dilalui penuh penderitaan/pasang surut.

Menggunakan ujung pisau dingin dan kesendirian guqin ini, menulis peristiwa masa

lalu dan saat ini.

Pedang tunggal dan ujung jari, berbicara dan tertawa.

Adakah obat penawar antara hati nurani manusia

Yang dapat meredam perebutan hak, kesalahan, balas budi dan dendam?

Pedang fenji yang telah disarungkan

Tidak akan dapat menggoyahkan hebatnya keteguhan seumur hidup ini.

Page 14: ANALISIS Filsafat Cina

B. Analsis Taoisme berdasarkan Lirik Lagu

1. Filsafat Taoisme yang Bersifat Naturalistik

Pemikiran kefilsafatan Taoisme yang bersifat naturalsitk tidak

memusatkan perhatian pada persoalan tentang keseluruhan struktur

semesta alam. Substansi pemikiran Taoisme berupa pemahaman prinsip

hukum alam yang dapat diorientasikan ke dalam ajaran etikanya, misalnya

tentang keseimbangan kehidupan, kejujuran, ketulusan, ketaatan, keadilan

dan kesederhanaan.

Dalam lirik “Jiwa berdebu yang terbaring diantara bintang-bintang,

matahari dan bulan” pada lagu tersebut menjelaskan kesadaran tentang

posisi manusia yang sangat kecil dibandingkan dengan alam semesta,

sehingga kita harus memiliki sifat sederhana dalam hidup ini.

2. Setiap manusia memiliki kodrat (pembawaan) alamiahnya sendiri

Taoisme berpandangan, bahwa setiap manusia memiliki kodrat

(pembawaan) alamiahnya sendiri. Untuk itu, segala sesuatu mempunyai

jalannya masing – masing. Jalan setiap individu adalah kodratnya,

kebiasaannya, hukum perkembangannya.

Lirik dibawah ini merupakan keadaan yang membuat seseorang tidak

bisa melupakan masalahnya, sehingga berusaha untuk mencari sumber dari

kesedihannya selama ini. Kodrat untuk selalu berusaha tidak menyerah

dalam mencari akar permasalahan adalah kebiasaan dari si pelaku.

Mengungkap benang peristiwa takdir ini

Tidak bisa lepas dari kesepian seumur hidup ini

3. Lao Tzu ingin menanamkan sikap hidup manusia agar dapat berserah diri

sepenuhnya

Melalui pemahaman cara hidup alamiah ini, Lao Tzu ingin

menanamkan sikap hidup manusia agar dapat berserah diri sepenuhnya,

sehingga tidak mudah mengeluh dalam mengatasi kesulitan hidupnya,

Page 15: ANALISIS Filsafat Cina

karena harus disadari bahwa segala hal yang terjadi pengenalan jati diri

diatur oleh hukum kodrat.

Lirik “Pergi ke dalam pertempuran menghadapi luas dan agungnya

langit dan bumi” menggambarkan sikap manusia yang berserah diri

sepenuhnya pada kodratnya, sehingga tanpa mengeluh ia siap menghadapi

segala apa yang terjadi dalam hidupnya.

4. Prinsip Kewajaran dalam Taoisme

Prinsip kewajaran dalam Taoisme mengandung pengertian adanya

ukuran normatif dalam cara hidup manusia sehari-hari, yakni manusia

seharusnya tidak bertindak secara berlebihan. Manusia harus melepaskan

sikap perilaku yang semu. Sebab, kepribadian sebagaimana yang terlihat

dari luar itu tidak penting, yang penting adalah pengenalan jati diri. Jadi,

pengertian hidup sewajarnya dapat diartikan sebagai proses pengenalan

atau penemuan jati diri.

Hidup ini juga sepi. sangat menarik, seperti kobaran api menderu

terbakar.

Pelaku menggambarkan kehidupannya dengan kata – kata yang

mengandung kiasan, namun tidak berlebihan. Ia diceritakan sebagai

seorang yang mengalami keterpurukan.

Daftar Rujukan:

Widisuseno, Iriyanto. 2011. “Etika Natural Taoisme dan Kemungkinan

Penerapannya di Indonesia”. Humanika, (online), Jilid 14 No.5,

( http://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika/article/view/4006/3682 ,

diunduh 4 Juni 2015)

Renn. 2014.张杰 - 剑心 , (online), (http://onehallyu.com/topic/85421-jason-

zhang- 张杰 - 剑心 -heart-of-the-sword/ , diakses 4 Juni 2015)