Chapter ll.pdf

download Chapter ll.pdf

of 20

Transcript of Chapter ll.pdf

  • BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Konsep Softskill

    2.1.1. Defenisi Softskill

    Softskill Menurut Patrick S. O'brien dalam bukunya berjudul making

    college count dapat diartikan sebagai kemampuan non teknis yang tak terlihat

    wujudnya. Yang dapat di ketegorikan ke dalam tujuh area yang di sebut

    winning characteristics. Yaitu keahlian komunikasi, keahlian berorganisasi

    ,kepemimpinan, kemampuan berfikir logis, kemampuan semangat juang

    (effort), kemampuan berkelompok, etika (Kuntjoro, 2009).

    Softskill menurut Peggy dalam bukunya berjudul The Hard Truth

    about Soft Skills yang terbit tahun 2007, dikatakan bahwa soft skills

    encompass personal, social, communication, and self management

    behaviours, they cover a wide spectrum: self awareness, trustworthiness,

    conscientiousness, adaptability, critical thinking, organizational awareness,

    attitude, innitiative, emphathy, confidence, integrity, self-control, leadership,

    problem solving, risk taking and time management.

    Softskill Menurut Nursalam dalam buku pendidikan dalam

    keperawatan dapat didefinisikan sebagai perilaku personal dan interpersonal

    (karakter positif) yang dapat mengembangkan dan meningkatkan unjuk kerja

    sedangkan Menurut Chatab dalam buku diagnostic management.

    Intrapersonal skills dan interpersonal skills adalah keterampilan berinteraksi

    di dalam diri terdalam setiap manusia dan keterampilan berinteraksi antar

    Universitas Sumatera Utara

  • pribadi yang dapat di pandang sebagai kemampuan (ability), yaitu kapasitas

    para individu untuk melaksanakan berbagai tugas dan aktivitas dalam suatu

    pekerjaan.

    Soft skill Menurut Nasution dalam bukunya creative thinking,

    merupakan faktor yang menentukan kesukseksesan karir, pekerjaan dan

    kehidupan Diantaranya;

    a. Kemandirian yaitu kemampuan untuk bekerja sendiri dan menyelesaikan

    masalah tanpa bantuan pihak lain.

    b. Kerjasama tim merupakan kemamapuan untuk bekerja dengan peran

    seimbang bersama seluruh anggota tim dalam pencapaian tujuan bersama

    c. Kepemimpinan yaitu kemampuan untuk mengajak dan menggerakkan

    semua anggota organisasi untuk mencapai tujuan bersama organisasi tanpa

    paksaan.

    d. Interpersonal merupakan kemampuan untuk berempati, peduli, menjalin

    relasi, dan teknik negosiasi lainnya dalam konteks dealing with people,

    Skill with people.

    e. Menjual Gagasan merupakan kemampuan menjual gagasan dan pemikiran

    secara lisan dan tulis, kemudian mempersentasikan di depan orang

    banyak.

    f. Kejujuran yaitu kemampuan menjaga diri untuk menjadi fit and proper

    yang profesional.

    g. Berfikir taktis dan strategis yaitu kemampuan untuk menyelesaikan

    pekerjaan yang tidak terstruktur secara tepat, menganalisis semua faktor

    Universitas Sumatera Utara

  • eksternal yang bisa di gunakan untuk merencanakan peningkatan potensi

    dirinya secara integratif dan optimal (Nasution, 2006).

    Softskill adalah kemampuan yang dimiliki seseorang yang tidak

    bersifat kognitif, tetapi lebih bersifat afektif yang memudahkan seseorang

    untuk Mengerti kondisi psikologis diri sendiri, mengatur ucapan, pikiran

    dan sikap serta perbuatan yang sesuai dengan norma masyarakat, yang

    memudahkan seseorang untuk lebih dapat dengan mudah beradaptasi dan

    beriteraksi dengan lingkungan sekitarnya (Thalib, 2010).

    Soelistiyowati ,2008 (Dalam thalib, 2010) menjelaskan bahwa Softskill terdiri

    atas tiga faktor utama yaitu :

    a. Kemampuan psikologis, yakni kemampuan yang dapat membuat

    seseorang bertindak atas pertimbangan pemikiran sehingga tercipta prilaku

    yang sesuai dengan apa yang dipikirannya, termasuk kemampuan kontrol

    diri dan konsep diri. Kemampuan psikologis lebih pada apa yang ada di

    dalam diri manusia, yang dapat membantu seseorang tersebut untuk

    mengerti diri sendiri dan orang lain dalam hubungannya dengan orang lain

    dan lingkungannya.

    b. Kemampuan sosial yaitu kemampuan seseorang untuk berinteraksi dan

    membawa diri dalam pergaulan dalam kelompoknya.

    c. Kemampuan komunnikasi yaitu kemampuan yang meliputi upaya

    penyampaian pesan dan informasi baik yang tertulis, tidak tertulis, verbal

    maupun nonverbal; kemampuan seseorang dalam mengemukakan maksud

    dalm berkomunikasi sehingga dapat terhindar dari kemungkinan terjadinya

    kesalahpahaman

    Universitas Sumatera Utara

  • softskill adalah segala sesuatu yang menyebabkan berfungsinya

    hardskill yang di peroleh. Oleh karena keterpakaian dari softskill itu tidak saja

    di tempat kerja, di masyarakat saja, namun untuk memantapkan sisi rumah

    tangga nantinya. Menurut Elfrindi dalam softskills yang menjadi fokus utama

    untuk tenaga kesehatan terbagi dua yaitu :

    2.1.2. Keterampilan Interpersonal dan keterampilan Intrapersonal

    2.1.2.1 Keterampilan Interpersonal

    1. Kemampuan komunikasi.

    Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang disampaikan dengan

    intonasi dan dengan perasaan. Sehingga apa yang kita sampaikan tidak

    menyinggung perasaan orang lain dan dapat dengan mudah mengikuti alur

    pikiran kita. Komunikasi yang baik akan terbentuk ketika kita

    membiasakan diri untuk membaca dan mengingat.

    2. Terlatih team working.

    Kebiasaan untuk bekerja secara bersama mesti dilatih mengingat tidak

    mungkin kita akan mampu menyelesaikan pekerjaan secara individu.

    Kelemahan teman kita anggap sebagai sesuatu yang perlu kita jadikan

    sebagai keterbatasan manusia. Biasakan diri untuk tidak menyatakan super

    dalam menangani masalah dalam bekerja.

    3. Kemampuan bekerja dengan orang lain.

    Orang lain dapat dijadikan atasan, rekan atau sebagai pembantu untuk

    mensukseskan pekerjaan kita. Oleh karenanya kita pun dituntut untuk

    terbiasa bekerjasama. Agar mudah bekerjasama dalam bekerja dengan

    Universitas Sumatera Utara

  • orang lain maka biasakan dalam mencari kesepakatan dalam bekerja baik

    aturan waktu, sistem sampai hasil yang ingin dicapai.

    4. Terlatih dalam etika kerja.

    Memiliki talenta dalam merahasiakan apa yang tidak boleh diketahui oleh

    umum sesuai dengan ikrar dalam bekerja. Kemudian memiliki kesopanan

    dalam berkepribadian.

    5. Fleksibel dalam melaksanakan pekerjaan.

    Boleh saja dalam bekerja sesuai dengan urutannya namun perlu disadari

    bahwa kita juga memahami fleksibilitas kerja. Bisa melaksanakan

    pekerjaan yang sekalipun tidak disukai. Demikian juga memilih-milih

    pekerjaan apa yang disukai. karena suatu saat kita akan menghadapi

    berbagai soal dimana kita sendiri yang menyelesaikannya.

    2.1.2.2. Keterampilan Intrapersonal

    1. Berpenampilan sopan dan apa adanya.

    Seorang tenaga kesehatan yang diperlukan adalah menjaga penampilan

    diri. Agar diterima oleh budaya setempat. Berpakaian, berpenampilan, dan

    diri sendiri terurus sehingga innerbeautynya muncul secara mempesona.

    Termasuk tata warna berpakaian dan pilihan model pakaian dan manik-

    manik yang mendukungnya.

    2. Menyadari pentingnya menjaga kebersihan diri.

    Personal hygiene adalah modal utama bagi tenaga kesehatan mulai

    kebersihan kuku, gigi, rambut dan lahirnya yang mendukung kebiasaan

    merawat makanan dan olahraga sekaligus dapat dijadikan sebagai modal

    untuk terbiasa menjaga kebersihan diri.

    Universitas Sumatera Utara

  • 3. Terampil mengatur waktu dan uang.

    Tepat waktu bekerja dan menepati janji adalah salah satu modal bagi kita

    untuk bekerja disamping juga mampu dan terampil dalam mengalokasikan

    uang. sikap boros akan menyebabkan kita jadi aneh nantiya dalam bekerja

    karena akan menyebabkan tidak stabilnya antara penerimaan dan

    pengeluaran.

    4. Mengikuti perkembangan zaman.

    Membaca bidang yang ditekuni akan dapat mempermudah anda melihat

    masa depan

    5. Keterampilan mendengar dengan sabar.

    Kita harus Terbiasa memahami maksud orang lain berbicara dan

    menyikapinya dengan arif, sesuai waktu tempat dan kondisi dengan tetap

    menjaga emosional dan menanggapinya. Bilamana tidak terjaga sering

    seseorang yang tidak terlatih pendengarannya bisa memberikan respon

    yang amarah termasuk berdemonstrasi yang ugal-ugalan bagi perawat

    dengan mendengar keluhan pasien dan keluarganya mesti mampu

    melayaninya sesuai dengan kondisi (Elfrindi , 2009).

    2.1.3. Klaster utama pembentuk soft skill mahasiswa.

    Menurut Thalib ada empat klaster pembentuk softskill mahasiswa

    yang menambah kualitas lulusan terutama dalam hal-hal non ilmu di

    dalam dunia kerja diantaranya :

    3.1. Interaksi (interaction) yang meliputi kesadaran bersikap, kemampuan

    mengatasi konflik, kemampuan bekerja sama, kemampuan mentoleransi

    Universitas Sumatera Utara

  • perbedaan, etika, kemampuan bekerja dalam tim. Kemampuan

    berinteraksi ini disebut kemampuan sosial karena lebih tentang kaitannya

    dalam berhubungan dengan lingkungannya.

    3.2. Manajemen pribadi (self-management) kemampuan membuat keputusan,

    kemauan untuk belajar, disiplin diri, kemampuan untuk intropeksi diri,

    kemampuan menanggulangi stress. Deskripsi ini di sebut juga

    kemampuan psikologi, yang berusaha untuk mengerti diri sendiri dan

    orang lain dalam rangka menjalin hubungan dengan orang lain dalam

    kehidupan dan dunia kerja.

    3.3.Kemampuan berkomunikasi (communication skills), termasuk

    kemampuan mendelegasikan tugas, kemampuan mendengarkan, dan

    kemampuan melakukan persentasi.

    3.4. Kemampuan mengorganisasikan segala sesuatu (organization), termasuk

    kemampuan mengatasi masalah berdasarkan pertimbangan nilai dan

    kepentingan, proses berfikir sistematis, dan kemampuan untuk mengenali

    sumber permasalahan.

    2.1.4. Indikator Soft skill

    Soft Skill didefinisikan sebagai personal and interpersonal behaviors

    that develop and maximize human performance (e.g. coaching, team building,

    decision making, initiative). Soft skills do not include technical skills, such as

    financial, computer or assembly skills (Berthal, 2003). Berikut adalah

    beberapa indikator soft skill yang di olah diolah dari Personal Soft Skill

    Indicator, Jhon Doe, Performance DNA International, Ltd., (2001).

    Universitas Sumatera Utara

  • NO SOFT SKILL KETERANGAN

    01 Personal Effectiveness Kemampuan berinisiatif, kepercayaan-diri,

    ketangguhan, tanggung jawab personal dan

    gairah untuk berprestasi

    02 Flexibility

    Ketangkasan dalam beradaptasi dengan

    perubahan baru.

    03 Management

    Kemampuan mendapatkan hasil dengan

    menggunakan sumberdaya yang ada, sistem

    dan proses.

    04 Creativity/ Innovation

    Kemampuan memperbaiki hal-hal yang sudah

    lama, kemampuan menciptakan dan

    menggunakan hal-hal baru (sistem, pendekatan,

    konsep, metode, desain, tehnologi, dan lain-

    lain)

    05 Futuristic thinking

    Kemampuan memproyeksikan hal-hal yang

    perlu dicapai atau hal-hal yang berlum tercapai

    06 Leadership Kemampuan mencapai hasil dengan

    memberdayakan orang lain.

    07 Persuasion

    Kemampuan dalam meyakinkan orang lain agar

    berubah ke arah yang lebih baik

    08 Goal orientation

    Kemampuan dalam memfokuskan usaha untuk

    mencapai tujuan, misi, atau target

    09 Continuous learning Kesediaan untuk menjalani proses learning,

    Universitas Sumatera Utara

  • memperbaiki diri dari praktek, menjalankan

    konsep baru, tehnologi baru atau metode baru.

    10 Decision-making

    Kemampuan menempuh proses yang efektif

    dalam mengambil keputusan

    11 Negotiation

    Kemampuan memfasilitasi kesepakatan antara

    dua pihak atau lebih

    12 Written communication

    Kemampuan mengekspresikan pendapat atau

    perasaan dengan bahasa tulis yang jelas dan

    mudah dipahami orang lain

    13 Employee development /

    Coaching

    Kemampuan memfasilitasi dan mendukung

    kemajuan orang lain

    14 Problem-solving

    Kemampuan mengantisipasi, menganalisis, dan

    menyelesaikan masalah

    15 Teamwork

    Kemampuan dalam bekerjasama dengan orang

    lain secara efektif dan produktif

    16 Presenting

    Kemampuan mengkomunikasikan pesan di

    depan orang banyak secara efektif

    17 Diplomacy

    Kemampuan menangani kesulitan atau isu

    sensitif secara diplomatif, bijak, efektif, dengan

    pemahaman yang mendalam terhadap kultur,

    iklim dan politik yang berkembang di tempat

    kerja.

    18 Conflict management

    Kemampuan menyelesaikan konflik secara

    konstruktif

    Universitas Sumatera Utara

  • 19 Empathy Kemampuan untuk bisa peduli pada orang lain

    20 Customer service

    Kemampuan mengantisipasi dan memenuhi

    kebutuhan, keinginan dan harapan orang lain

    atau pelanggan

    21 Planning / Organizing

    Kemampuan menggunakan logika, prosedur

    atau sistem untuk mencapai sasaran

    22 Interpersonal skills

    Kemampuan berkomunikasi secara efektif, dan

    bisa menjalin hubungan secara harmonis

    dengan orang lain.

    23 Self-management Kemampuan mengontrol-diri atau mengelola

    potensi dan waktu untuk mencapai hasil yang

    lebih bagus

    Berikut adalah beberapa indikator soft skill menurut Patrick O'Brien dalam

    bukunya Making College Count di kutip oleh Direktorat Pendidikan Insitut

    Teknologi Bandung, 2005.

    4.1. Commmunication Skills

    Komunikasi Lisan dan Komunikasi Tulisan

    Komunikasi adalah tindakan untuk mengekspresikan ide atau

    perasaan dan memberikan informasi kepada orang lain dengan tujuan

    memberi kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan. melatih

    komunikasi yang baik tidak dapat dielakkan. Persoalannya adalah

    kebanyakan kita tidak mengenal bagaimana kualitas komunikasi yang

    sudah dimiliki. Keluhan dari pasien sering terdengar terhadap pelayanan

    Universitas Sumatera Utara

  • kesehatan, tidak terlepas pelayanan yang diberikan oleh perawat. Keluhan

    bisa datang dari pasien, keluarga pasien, ataupun masyarakat. Keluhan

    dapat menyangkut prosedur, kualitas pelayanan dan yang paling sering

    dikeluhkan pasien adalah komunikasi antara perawat kepada pasien.

    Komunikasi dan sikap perawat ketika melayani pasien merupakan salah

    satu unsur yang membentuk citra kualitas pelayanan institusi secara

    keseluruhan.

    Dalam dunia kerja seringkali komunikasi dilakukan dalam waktu

    yang sangat singkat. Padahal kita harus dapat menggali informasi penting

    dalam waktu terbatas tersebut. Untuk menyampaikan informasi dan

    gagasan yang baik adalah dengan cara menghilangkan ambiguitas atau

    dalam berbicara, gunakan kata-kata yang lugas dan tidak bermakana

    ganda. Sampaikan apa yang menjadi inti permasalahan dan kemudian

    bertanya untuk memastikan. dalam suatu hubungan kesalah pahaman

    dapat menjadi suata masalah. oleh karena itu bila ada sesuatu yang belum

    anda mengerti jangan ragu untuk bertanya.

    Komunikasi tulisan dalam dunia keperawatan sangat penting

    seperti dokumentasi keperawatan yang digunakan untuk menyampaikan

    suatu informasi kepada pihak lain selain itu dapat juga menjadi bukti bila

    terjadi perselisihan (Elfrindi, 2009).

    Universitas Sumatera Utara

  • 4.2. Organization Skills

    Manajemen Waktu

    Kemampuan memanfaatkan waktu untuk mengelola pelaksanaan

    kegiatan sehingga dapat selesai dalam kurun waktu tertentu dengan

    kualitas maksimal dan stress yang minimal. Strategi yang dapat di pakai

    dalam manajemen waktu adalah seperti membuat daftar kegiatan,

    membuat skala prioritas, memperkirakan waktu yang di butuhkan untuk

    menyelesaikan tiap kegiatan dan mengalokasikan waktu untuk tiap

    kegiatan.

    Meningkatkan Motivasi

    Salah satu keterampilan yang akan sangat berguna untuk meraih

    kesuksesan di dunia kerja atau usaha adalah motivasi yang tinggi. Karena

    motivasi yang tinggi dapat membantu seseorang bertahan melalui berbagai

    kesulitan. Dalam dunia kerja atau usaha tak jarang ditemui situasi yang

    sulit kadang kesulitan tersebut berlarut-larut. bila seseorang tidak memiliki

    motivasi tinggi dia akan menyerah menghadapi situasi yang sulit.

    Seseorang harus memiliki motivasi dan inisiatif untuk bekerja sehingga

    hasil yang di berikan dapat melebihi standar yang ditetapkan.

    Motivasi merupakan keinginan atau kebutuhan dalam diri

    seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu untuk memenuhi

    keinginan tersebut. Motivasi terkait dengan bagaimana seseorang

    mengelola semangatnya. Faktor luar juga dapat berperan dalam

    menciptakan kondisi yang dapat mendorong peningkatan motivasi namun

    Universitas Sumatera Utara

  • perlu di sadari bahwa motivasi yang sesungguhnya hanya bisa timbul dari

    diri sendiri (Direktorat Pendidikan Insitut Teknologi Bandung, 2005).

    Menjaga Kesehatan dan Penampilan

    Sebagai seorang perawat kita harus bisa menjaga kesehatan

    semaksimal mungkin karena dengan begitu berarti seseorang memiliki

    energi dan kesiagaan untuk bekerja selain sehat maka seseorang perlu juga

    untuk tampil baik karena akan meningkatkan citra anda sebagai seorang

    professional.

    4.3. Leadership

    Kepemimpinan Efektif

    Setiap orang adalah pemimpin, setidaknya bagi dirinya sendiri,

    rumah tangga atau dalam suatu organisasi. Kepeimpinan yang berhasil

    adalah mampu menggunakan perangkatnya dalam mencapai tujuan

    pemimpin yang baik juga memiliki berbagai aspek dan kriteria yang

    menyebabkan organisasi jalan. Kepemimpinan dapat diperoleh melalui

    belajar di sekolah, organisasi maupun di tengah masyarakat aspek

    utamanya adalah bagaimana memadu berbagai anggota yang

    menyebabkan tujuan organisasi dapat tercapai tentunya dengan

    keterbatasan dana yang dimiliki.

    Mengingat tenaga kesehatan adalah juga bekerja dalam suatu

    organisasi, seperti di puskesmas, rumah sakit, atau dalam bentuk apapun,

    maka aspek kepemimpinan mesti dimiliki dan disempurnakan Para

    perawat yang memiliki leadership yang baik kemudian dia akan mampu

    Universitas Sumatera Utara

  • memberikan layanan dengan system yang di bangun. Kemudian dengan

    system yang di bangun mampu pula mengembangkan organisasi yang baik

    (Elfrindi, 2009).

    Karakteristik yang harus dimiliki pemimpin yang efektif adalah

    kepemimpinan yang di mulai dengan visi yang jelas. Visi yang jelas dapat

    secara dahsyat mendorong terjadinya perubahan dalam organisasi. Seorang

    pemimpin adalah inspirator perubahan dan visioner, yaitu memiliki visi

    yang jelas ke mana organisasinya akan menuju selain itu pemimpin juga

    harus memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan visi tersebut ke

    dalam suatu rangkaian tindakan atau kegiatan yang diperlukan untuk

    mencapai visi itu Dan seorang pemimpin yang baik harus memiliki

    kecakapan teknis yang berkaitan untuk mencapai tujuan (Direktorat

    Pendidikan Insitut Teknologi Bandung, 2005).

    4.4. Logic

    Menyelesaikan Masalah

    Kemampuan menyelesaikan masalah adalah kesanggupan untuk

    mengenali dan merumuskan masalah, serta menerapkan pemecahan yang

    ampuh. Pemecahan masalah terkait dengan sikap hati-hati, disiplin dan

    sitematik dalam menghadapi dan memandang masalah kemampuan ini

    juga berkaitan dengan keinginan untuk melakukan yang terbaik dan

    menghadapi, bukan menghindari masalah Untuk menyelesaikan masalah

    diperlukan kemampuan logika yang baik karena permasalahan yang di

    hadapi dalam dunia kerja cenderung lebih kompleks dan tak terduga.

    Universitas Sumatera Utara

  • Berfikir Kreatif

    Berfikir kreatif adalah proses penciptaan jalan keluar dari suatu

    masalah dengan berani mencoba gagasan-gagasan baru dan mencari

    alternatif baru. Berfikir kreatif sangat diperlukan dalam menyelesaikan

    suatu masalah, kalaupun permasalahan yang di hadapi adalah

    permasalahan yang umum senantiasa ada kemungkinan untuk mencari

    solusi yang lebih efisien untuk itu di perlukan pula cara berfikir kreatif

    (Direktorat Pendidikan Insitut Teknologi Bandung, 2005).

    4.5. Effort

    Ketahanan Menghadapi Tekanan

    Kemampuan bekerja di bawah tekanan sangat penting dalam dunia

    kerja karena perubahan yang sangat cepat rencana yang sudah dibuat

    matang pun bisa saja berubah ketika terjadi sesuatu di luar perkiraan hal

    inilah yang mengakibatkan sesorang menjadi stress.

    Ketahanan menghadapi stress adalah kemampuan untuk tetap

    tenang dan sabar ketika menghadapi masalah tanpa terbawa emosi

    kemampuan ini amat berkaitan dengan kesuksesan seseorang karena

    memungkinkan kita menangani dan mengendalikan masalah satu persatu

    tanpa menjadi panik dengan demikian berbagai peristiwa yang tidak

    menyenangkan dan situasi yang penuh tekanan dapat dilalui tanpa menjadi

    berantakan. Bila kita mudah menyerah pada lingkungan yang sangat

    menuntut, kita tidak akan dapat tabah dan tahan banting untuk bersikap

    mandiri dan asertif. Untuk meningkatkan kemampuan menanggung stress

    Universitas Sumatera Utara

  • milikilah rencana positif, hati-hati dengan dramatisasi, semangat mencari

    solusi dan jangan ambil pusing pada hal remeh (Direktorat Pendidikan

    Insitut Teknologi Bandung, 2005).

    Asertif

    Asertif adalah ketegasan dan keberanian menyatakan pendapat

    sekaligus tetap menghormati dan peka terhadap kebutuhan orang lain

    untuk menemukan kompromi yang sama-sama menguntungkan (win-win

    solution). Sikap asertif itu sendiri meliputi tiga komponen dasar yaitu

    kemampuan mengungkapkan perasaan, kemampuan mengungkapkan

    keyakinan dan pemikiran secara terbuka dan kemampuan untuk

    mempertahankan hak-hak pribadi.

    Kemampuan Dan Kemauan Belajar

    Belajar merupakan syarat mutlak untuk mempertahankan

    eksistensi, sekaligus kunci untuk menaikkan kualitas diri dan organisasi.

    Belajar tanpa ada keinginan untuk menerapkan apa yang sudah di pelajari,

    tentu tidak ada gunanya belajar membutuhkan bukan sekedar komitmen

    yang kuat tetapi juga intensitas yang tinggi untuk melaksanakannya

    dengan titik pencapaian yang jelas pada akhirnya. Dalam proses

    pembelajaran komponen yang perlu dipadukan dalam pelaksanaannya

    untuk memperoleh hasil yaitu pengendalian diri, penyamaan persepsi,

    berpusat pada visi, belajar secara tim dan berfikir sistematik.

    Universitas Sumatera Utara

  • 4.6. Group Skills

    Kerjasama Tim dan Meningkatakan Kemampuan Interpersonal

    Dalam dunia kerja Tenaga kesehatan memerlukan kerjasama

    karena kita tidak mungkin dapat bekerja sendiri. Untuk mencapai

    kerjasama yang harmonis dan penyatuan yang solid maka setiap individu

    harus memiliki keterampilan dasara yang diperlukan untuk bekerja secara

    tim secara garis besar, keterampilan yang mutlak harus dimiliki anggota

    tim yaitu: kemampuan mengelola (Managerial Skills) yaitu kemampuan

    mengatur dan mengelola potensi diri sendiri, serta kemampuan untuk

    melakukan koordinasi dengan sesama anggota tim. Termasuk di dalamnya

    kemampuan dalam membuat rencana kerja, menentukan tujuan, memantau

    kerja, memonitor perkembangan dan memastikan pekerjaan telah

    dilakukan secara benar selain itu perlu juga kemampuan Interpersonal

    (Interpersonal Skills) keterampilan ini merupakan keterampilan

    melakukan kontak sosial dengan seluruh individu termasuk kemampuan

    berkomunikasi, saling menghargai pendapat otrang lain dan kemampuan

    menjaga kekompakan (Direktorat Pendidikan Insitut Teknologi Bandung,

    2005).

    4.7. Ethics

    Etika Kerja

    Menurut Miller dan Coady dikutip Direktorat Pendidikan Insitut

    Tekhnologi Bandung (2005) etika kerja adalah keyakinan Nilai dan prinsip

    Universitas Sumatera Utara

  • yang akan membimbing individu berinteraksi dalam kaitannya dengan

    pekerjaan dan tanggung jawab akan suatu tugas

    Keperawatan merupakan suatu profesi yang menuntut hubungan

    langsung antar sesama manusia sebagai seorang perawat yang baik serta

    professional, maka menjadi suatu tuntutan untuk dapat memberikan

    pelayanan yang baik terhadap pasien khususnya dan orang lain pada

    umumnya. Untuk memberikan pelayanan tersebut ada etika dan sopan

    santun yang menuntun seorang perawat untuk memberikan pelayanan

    kepada pasiennya.

    Seorang perawat selalu dijadikan role model atau panutan oleh

    setiap pasiennya. Oleh sebab itu seorang perawat dalam memberikan

    pelayanan kepada klien harus bersikap: ihklas, ramah, sopan santun, belas

    kasih, sabar, bersikap tenang, cepat dalam bertindak, berikan sentuhan,

    berpenampilan rapi dan menghargai pasien (Elfrindi, 2009).

    2.2. Program pendidikan profesi ners

    Hasil Lokakarya Nasional dalam bidang keperawatan tahun 1983

    telah menghasilkan kesepakatan nasional secara konseptual yang mengakui

    keperawatan di Indonesia sebagai profesi, mencakup pengertian, pelayanan

    keperawatan sebagai profesional dan pendidikan keperawatan sebagai

    pendidikan profesi (profesional education). Sesuai dengan hakikatnya sebagai

    pendidikan profesi, maka kurikulum pendidikan tinggi keperawatan disusun

    berdasarkan pada kerangka konsep pendidikan yang kokoh, yang mencakup:

    penguasaan ilmu pengetahuan dan tekhnologi keperawatan, menyelesaikan

    Universitas Sumatera Utara

  • masalah secara ilmiah, sikap tingkah laku dan kemampuan profesional,

    belajar mandiri serta belajar dimasyarakat.

    Program pendidikan Ners menghasilkan Sarjana keperawatan dan

    profesional (Ners= First Professional Degree) dengan sikap, tingkah laku,

    dan kemampuan profesional, serta akuntabel untuk melaksanakan

    asuhan/praktik keperawatan dasar secara mandiri. Program pendidikan Ners

    memiliki landasan keilmuan yang kokoh dan landasan keprofesian yang

    mantap sesuai dengan sifatnya sebagai pendidikan profesi (Nursalam, 2008).

    Program pendidikan profesi ners disebut juga proses pembelajaran

    klinik.terkait dengan pelaksanaan pendidikan profesi ners yang sepenuhnya

    dilaksanakan di lahan praktik seperti rumah sakit, puskesmas, klinik bersalin,

    panti wherda, dan keluarga serta masyarakat atau komunitas. Pendidikan

    profesi hanya akan dapat dilingkungan klinik atau lahan praktik karena

    lingkungan klinik merupakan lingkungan multiguna yang dinamik sebagai

    tempat pencapaian berbagai kompetensi praktik klinik di dalam kurikulum

    professional.

    Melalui praktik klinik mahasiswa diharapkan lebih aktif dalam setiap

    tindakan sehingga akan menjadi orang yang cekatan dalam menggunakan

    teori tindakan. Lebih jauh lagi praktik keperawatan professional dibidang

    pelayanan keperawatan mencakup banyak hal termasuk diantaranya

    pengambilan keputusan klinik yang mengintegrasikan teori, hukum,

    pengetahuan prinsip dan pemakaian keterampilan khusus. Tidak kalah

    pentingnya adalah bagaimana perawat menerima klien sebagai mahluk hidup

    Universitas Sumatera Utara

  • yang utuh, unik dan mandiri dengan hak-haknya yang tidak dapat dipisahkan

    (Nurhidayah, 2011).

    Tujuan dari pembelajaran profesi adalah mahasiswa mendapatkan

    pengalaman yang nyata dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap

    klien sehat dan sakit sesuai tujuan, mengaplikasikan bentuk asuhan

    keperawatan dengan critical thinking yang sesuai dengan sumber daya, sarana

    dan prasarana yang ada dilahan praktek sesuai dengan tujuan mata ajar, dan

    mengaplikasikan tampilan sosok dan sikap perawat profesional.

    Mahasiswa yang diperkenankan mengikuti program profesi adalah

    mahasiswa semester IX Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas

    Keperawatan USU yang telah menyelesaikan program sarjana (S.Kep) yang

    telah menempuh beban studi dan telah menyelesaikan SKS sarjana

    keperawatan. Pelaksanaan program studi ditempuh selama satu tahun dengan

    total SKS kelas regular sebesar 27 SKS. Mahasiswa tetap dinas meskipun

    libur nasional dan melakukan praktek selama 7-8 jam setiap hari, serta

    pengaturan shif putaran dinas di atur oleh Clinical Instuctur atau pihak yang

    berwenang sesuai aturan yang berlaku di lahan praktek (Buku Panduan

    Program Pendidikan Profesi Ners Program Studi Ilmu Keperawatan USU,

    2007).

    Universitas Sumatera Utara