Chapter lll-VI.pdf

download Chapter lll-VI.pdf

of 45

Transcript of Chapter lll-VI.pdf

  • BAB III

    KERANGKA PENELITIAN

    3.1. Kerangka konsep

    Metode survei kepuasan konsumen/pasien menggunakan konsep

    tangible, reliability, responsiveness, assurance dan empathy dibangun dari dua

    faktor utama yaitu persepsi konsumen atas layanan yang nyata mereka terima

    dengan layanan yang diharapkan. Jika kenyataan lebih dari yang diharapkan,

    maka layanan keperawatan dapat dikatakan bermutu sedangkan jika kenyataan

    kurang dari yang diharapkan, maka layanan keperawatan dikatakan tidak bermutu.

    Apabila kenyataan sama dengan harapan, maka layanan keperawatan disebut

    memuaskan (Parasuraman, et al., 1998 dalam Lupiyoadi, 2001).

    Skema 3.1 Kerangka konsep

    Harapan pasien terhadap pelayanan (tingkat harapan)

    Pelayanan yang diterima pasien (tingkat kenyataan)

    Kepuasan Pasien

    Persepsi mutu pelayanan keperawatan

    Mutu pelayanan keperawatan: Reliability (Keandalan) Responsiveness (Daya tanggap) Assurance (Kepastian) Empathy (Empati) Tangibles (Berwujud)

    Universitas Sumatera Utara

  • 3.2. Definisi operasional

    Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian

    No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

    1 Tingkat kepuasan pasien dalam mutu pelayanan keperawatan

    Kepuasan adalah kesesuaian tingkat harapan dengan tingkat kenyataan yang diterima pasien pada tiap nilai rata-rata dimensi mutu pelayanan keperawatan, yang meliputi dimensi reliability, responsiveness, assurance, empathy dan tangible di ruang rawat jalan Rumah Sakit Adenin Adenan. Sesuai tidaknya tingkat harapan dengan tingkat kenyataan yang diterimanya, maka atribut-atribut mutu pelayanan keperawatan tiap dimensi akan disajikan dalam diagram kartesius.

    Kuesioner dengan 20 pertanyaan yaitu: reliability = 4 pertanyaan responsiveness = 4 pertanyaan assurance = 4 pertanyaan empathy = 4 pertanyaan tangible = 4 pertanyaan. Kuesioner terdiri dari dua pilihan jawaban yaitu tingkat harapan dan tingkat kenyataan. Tingkat harapan: Sangat tidak penting =1 Tidak penting=2 Penting =3 Sangat penting =4 Tingkat kenyataan: Sangat tidak baik =1 Tidak baik =2 Baik =3 Sangat baik =4

    Sangat tidak puas =0,00-0,25 Tidak puas =0,26-0,50 Puas =0,51-0,75 Sangat puas =0,76-1,00

    Ordinal

    Universitas Sumatera Utara

  • BAB IV

    METODE PENELITIAN

    4.1. Desain Penelitian

    Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif

    deskriptif dengan pendekatan cross-sectional yang bertujuan untuk

    mengidentifikasi kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan keperawatan di ruang

    rawat jalan Rumah Sakit Adenin Adenan Medan. Studi kuantitatif deskriptif

    adalah suatu studi untuk melakukan pengamatan dengan interpretasi tepat dan

    termasuk di dalamnya adalah studi menggunakan analisa statistik untuk

    melukiskan secara akurat sifat-sifat dari beberapa fenomena kelompok, sedangkan

    studi cross sectional adalah yang pendekatan sifatnya sesaat pada suatu waktu dan

    tidak diikuti dalam kurun waktu tertentu berikutnya (Notoadmodjo, 2010).

    4.2. Populasi Sampel

    4.2.1. Populasi Penelitian

    Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik

    tertentu yang akan diteliti (Hidayat, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah

    semua pasien yang berobat di ruang rawat jalan Rumah Sakit Adenin Adenan

    Medan dari bulan Maret-April 2012 yang berjumlah 1569 pasien (Medical Record

    Rumah Sakit Adenin Adenan Medan, 2012).

    Universitas Sumatera Utara

  • 4.2.2. Sampel Penelitian

    Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian

    jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Teknik

    sampel yang dipakai adalah quota sampling dengan metode pengambilan secara

    convenience sampling. Quota sampling digunakan untuk menentukan jumlah

    sampel yang diinginkan, convenience sampling digunakan untuk pengambilan

    sampel yang diambil secara kebetulan kepada pasien yang sedang berobat ke

    Rumah Sakit Adenin Adenan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan peneliti yang

    juga bekerja sebagai perawat di poliklinik tersebut. Adapun jam buka poliklinik

    rawat jalan buka yaitu pukul 17.00 sampai 22.00, sehingga peneliti hanya dapat

    menjumpai pasien pada jam tersebut.

    Responden yang dipilih adalah pasien rawat jalan yang mampu

    berkomunikasi, membaca dan menulis dengan baik, minimal remaja berusia 15

    tahun, telah berobat jalan minimal dua kali sehingga tanggap dalam memberikan

    komentarnya, orang tua akan menjadi responden pada pasien dokter spesialis anak

    dan bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

    Pengambilan jumlah responden dalam penelitian ini akan dicari

    berdasarkan perhitungan Slovin (Umar, 2000).

    = N1 + 2

    Universitas Sumatera Utara

  • Keterangan:

    n = Ukuran sampel

    N = Ukuran populasi

    e = Persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan contoh yang

    masih dapat ditolerir (pada penelitian ini ditetapkan 10 %)

    Perhitungannya sebagai berikut

    = 15691 + 1569 (0,1)2 = 94,0084 = 94 Sedangkan alokasi dari jumlah sampel tersebut dapat dilihat pada tabel

    Tabel 4.1 Alokasi dari jumlah sampel responden

    No Nama Poliklinik Jumlah Persentase (%) Jumlah Responden 1 THT 445 28 26 2 Kandungan 179 11 10 3 Urologi 424 26 24 4 Gigi 11 1 1 5 Penyakit Dalam 93 6 7 6 Anak 116 7 6 7 Paru 5 1 1 8 Bedah 4 1 1 9 Ortopedi 156 10 9 10 Kulit & kelamin 81 5 5 11 Mata 55 4 4 Total 1569 100 94

    Poliklinik patologi tidak dijadikan sampel penelitian karena pasien yang

    berobat di poliklinik patologi biasanya akan melakukan pemeriksaan di Fakultas

    Kedokteran Departemen Patologi sehingga peneliti tidak bisa bertemu dan

    mengambil data mengenai tingkat kepuasan pasien.

    Universitas Sumatera Utara

  • 4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

    4.3.1. Lokasi Penelitian

    Penelitian dilakukan di ruang rawat jalan Rumah Sakit Adenin Adenan

    Jl. Sisingamangaraja no. 8 Medan. Alasan peneliti mengambil lokasi penelitian

    adalah karena tersedianya responden yang memadai di ruang rawat jalan Rumah

    Sakit Adenin Adenan ini, lokasi dan wilayah ini mudah dijangkau sehingga

    efisien waktu dan biaya karena dilakukan dalam masa studi dan di rumah sakit

    belum pernah dilakukan penelitian sejenis sebelumnya.

    4.3.2. Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan

    Januari 2013 di ruang rawat jalan Rumah Sakit Adenin Adenan Medan.

    4.4. Pertimbangan Etik Penelitian

    Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan surat permohonan

    kepada Dekan Fakultas Keperawatan untuk mendapatkan izin persetujuan

    penelitian. Selain itu peneliti mengajukan surat permohonan tersebut ke Rumah

    Sakit Adenin Adenan Medan untuk pengambilan data awal dan pengambilan data

    selama proses penelitian.

    Penelitian ini memiliki beberapa hal yang berkaitan dengan

    permasalahan etik, yaitu memberikan penjelasan kepada calon responden peneliti

    tentang tujuan penelitian dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon

    responden bersedia, maka responden dipersilahkan untuk menandatangani

    informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon

    Universitas Sumatera Utara

  • responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri selama proses

    pengumpulan data berlangsung. Penelitian ini tidak menimbulkan resiko bagi

    individu yang menjadi responden, baik resiko fisik maupun psikologis.

    Kerahasiaan catatan mengenai data responden (confidentially), dijaga dengan cara

    menuliskan nomor kode (anonimity) yang digunakan untuk menjaga kerahasiaan

    semua informasi yang diberikan. Data-data yang diperoleh dari responden juga

    hanya digunakan untuk kepentingan penelitian (Nursalam, 2009).

    4.5. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    kuesioner. Bagian pertama yaitu kuesioner data demografi responden yang

    meliputi umur, jenis kelamin, agama, suku, pendidikan terakhir, pekerjaan dan

    penghasilan perbulan.

    Bagian kedua yaitu kuesioner kepuasan pasien diambil dari Nursing

    Journal of Padjadjaran University oleh Lukman, et al (2006) yang melakukan

    penelitian tentang tingkat kepuasan pasien rawat jalan terhadap pelayanan

    keperawatan di RSUD Kayuagung, Sumatera Selatan. Adapun sejumlah atribut-

    atribut pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengindentifikasi tingkat harapan

    dan tingkat kenyataan pelanggan/pasien terhadap pelayanan keperawatan yang

    diterima terdiri dari 20 pertanyaan yaitu reliability (keandalan) dengan 4

    pertanyaan, responsiveness (daya tanggap) dengan 4 pertanyaan, assurance

    (kepastian) dengan 4 pertanyaan, empathy (empati) dengan 4 pertanyaan dan

    tangible (berwujud) dengan 4 pertanyaan.

    Universitas Sumatera Utara

  • Kuesioner penelitian ini berpedoman pada skala pengembangan yang

    dikembangkan oleh Likert (dikenal dengan model Skala Likert). Dengan

    menggunakan metode importance performance analysis (IPA) responden diminta

    untuk menjawab tingkat harapan (importance) dan tingkat kenyataan

    (performance) pada tiap atribut mutu pelayanan keperawatan dan customer

    satisfaction index (CSI) untuk mengukur tingkat kepuasan pasien secara

    keseluruhan.

    Tingkat harapan pada tiap atribut mutu pelayanan keperawatan diberi

    bobot sebagai berikut: 1 untuk jawaban sangat tidak penting, 2 untuk jawaban

    tidak penting, 3 untuk jawaban penting dan 4 untuk jawaban sangat penting dan

    tingkat kenyataan pada atribut-atribut mutu pelayanan keperawatan diberi bobot

    sebagai berikut: 1 untuk jawaban sangat tidak baik, 2 untuk jawaban tidak baik, 3

    untuk jawaban baik dan 4 untuk jawaban sangat baik.

    Perolehan dari skor rata-rata tingkat harapan dan tingkat kenyataan akan

    dianalisis dengan diagram kartesius dan dihitung tingkat kesesuaiannya

    menggunakan perhitungan importance performance analysis (IPA). Tingkat

    kepuasan pasien secara keseluruhan menggunakan perhitungan customer

    satisfaction index (CSI). Tingkat kesesuaian dapat dikategorikan dengan kriteria

    berikut: 0,00 0,25 = sangat rendah, 0,26 0,50 = rendah, 0,51 0,75 = tinggi

    dan 0,76 1,00 = sangat tinggi dan tingkat kepuasan pasien secara keseluruhan

    dapat dikategorikan dengan kriteria berikut: 0,00 0,25 = sangat tidak puas, 0,26

    0,50 = tidak puas, 0,51 0,75 = puas dan 0,76 1,00 = sangat puas.

    Universitas Sumatera Utara

  • Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur skor kesesuaian antar

    harapan dan kenyataan adalah sebagai berikut (Supranto, 1997):

    = L SC Dimana:

    i = Lebar kelas

    L = Nilai tertinggi

    S = Nilai terendah

    C = Jumlah kelas

    4.6. Uji Validitas dan Reliabilitas

    4.6.1. Uji Validitas

    Uji validitas kuesioner ini dengan menggunakan metode uji validitas

    internal yaitu mengungkap data dari variabel yang berupa butir-butir pertanyaan

    yang merupakan indikator dari variabel yang akan diteliti (Arikunto, 2010). Uji

    validitas instrumen ini dilakukan oleh staf Pengajar Manajemen Keperawatan

    Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Adapun perbaikan-perbaikan

    kuesioner yang telah dilakukan oleh staf Pengajar Manajemen Keperawatan dapat

    dilihat di lampiran 3.

    4.6.2. Uji Reliabilitas

    Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila

    fakta atau kenyataan tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang

    berlainan (Nursalam, 2009). Penelitian ini menggunakan reliabilitas internal yang

    diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali pengetesan (Arikunto,

    Universitas Sumatera Utara

  • 2002). Uji reliabilitas dilakukan di Rumah Sakit Siti Hajar Medan pada 30 orang

    responden dengan menggunakan formula Cronbach Alpha dan diolah datanya

    dengan program komputer. Hasil uji reliabilitas untuk tingkat harapan yaitu 0,92

    dan tingkat kenyataan yaitu 0,937 (lampiran 4). Parameter suatu instrument

    dikatakan reliabel jika nilainya 0,70-1,00 (Polit & Hungler, 1999).

    4.7. Prosedur Pengumpulan Data

    Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data

    primer diperoleh melalui kuesioner. Pengumpulan data dimulai setelah peneliti

    menerima surat izin dari pelaksana penelitian dari institusi pendidikan yaitu

    Fakultas Keperawatan USU, kemudian mengantarkan surat izin penelitian

    tersebut ke Rumah Sakit Adenin Adenan Medan. Pada saat pengumpulan data

    peneliti menjelaskan waktu, tujuan, manfaat dan prosedur pelaksanaan kepada

    calon responden dan yang bersedia berpartisipasi diminta untuk menendatangani

    informed consent. Responden yang bersedia mengisi lembar kuesioner diberi

    kesempatan untuk bertanya apabila ada pertanyaan yang tidak dipahami. Selesai

    pengisian kuesioner, peneliti memeriksa kelengkapan data dan jika ada data yang

    kurang, dapat langsung dilengkapi. Selanjutnya data yang telah terkumpul

    dianalisa.

    Data sekunder diperoleh dengan mempelajari berbagai sumber bacaan,

    seperti: buku-buku, jurnal, artikel yang berkaitan erat dengan kepuasan

    pelanggan/pasien dan menggunakan internet untuk mengambil data yang relevan

    dengan tujuan penelitian.

    Universitas Sumatera Utara

  • 4.8. Analisa Data

    Analisa data dilakukan melalui beberapa tahap yaitu terdiri dari editing

    untuk memeriksa kelengkapan dan data responden serta memastikan bahwa

    semua pertanyaan telah diisi. Selanjutnya diberi kode pada kuesioner untuk

    memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi data. Kemudian dilakukan

    pengolahan data menggunakan program komputer dengan teknik analisis statistik

    deskriptif pada karakteristik responden, tingkat harapan dan tingkat kenyataan

    menurut perhitungan importance performance analysis (IPA). Sedangkan tingkat

    kepuasan pasien secara keseluruhan pengolahan datanya akan dilakukan secara

    manual menurut perhitungan customer satisfaction index (CSI).

    4.8.1. Analisis statistik deskriptif

    Analisis statistik deskriptif atau statistik univariat digunakan untuk

    mengidentifikasikan karakteristik pasien yang menggunakan jasa layanan

    kesehatan Rumah Sakit Adenin Adenan. Analisis deskriptif dilakukan dengan cara

    menggambarkan serinci mungkin dari data yang diperoleh. Semua hasil data yang

    diperoleh akan dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama kemudian hasil

    akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.

    4.8.2. Importance Performance Analysis (IPA)

    Dalam penelitian ini digunakan importance performance analysis (IPA)

    yang akan ditampilkan dengan diagram kartesius yang membandingkan antara

    tingkat harapan dengan tingkat kenyataan. Dengan menggunakan Skala Likert

    nilai variabel yang diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam

    Universitas Sumatera Utara

  • bentuk angka yang akan disajikan dalam bentuk tabel. Untuk mengukur perolehan

    skor rata-rata dari tingkat harapan dan tingkat kenyataan pada tiap atribut mutu

    pelayanan keperawatan digunakan rumus sebagai berikut (Supranto, 2011):

    = Xin = Yin Keterangan:

    Xi = Skor penilaian kenyataan rumah sakit

    Yi = Skor penilaian harapan pasien

    X = Skor rata-rata tingkat kenyataan

    Y = Skor rata-rata tingkat harapan

    n = Jumlah responden

    Setelah diperoleh skor rata-rata tingkat harapan dan tingkat kenyataan

    langkah selanjutnya diukur tingkat kesesuaian antara tingkat harapan dan tingkat

    kenyataan yang akan disajikan dalam bentuk tabel. Untuk mengukur tingkat

    kesesuaian antara tingkat harapan dan tingkat kenyataan, digunakan rumus berikut

    (Supranto, 2011):

    =

    100% Keterangan:

    Tk = Tingkat kesesuaian

    Xi = Tingkat kenyataan

    Yi = Tingkat harapan

    Universitas Sumatera Utara

  • Adapun Perolehan skor rata-rata dari tingkat harapan dan tingkat

    kenyataan pada tiap atribut kualitas pelayanan tersebut akan dimasukkan ke dalam

    diagram kartesius. Diagram kartesius merupakan suatu bangun yang dibagi

    menjadi empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang saling berpotongan

    tegak lurus di titik (X,Y) dimana X merupakan hasil dari rataan skor tingkat

    kenyataan dan Y merupakan hasil dari rataan skor tingkat harapan seluruh atribut

    yang mempengaruhi pasien.

    Perhitungan X dan Y diperoleh dari rumus berikut (Supranto, 2011):

    = XNi=1K = =1K Keterangan:

    X = Skor rata-rata dari rata-rata bobot tingkat kenyataan keseluruhan

    atribut.

    Y = Skor rata-rata dari rata-rata bobot tingkat harapan keseluruhan

    atribut.

    K = Banyaknya atribut kualitas pelayanan yang mempengaruhi

    kepuasan pelanggan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 4.8.3. Customer Satisfaction Index (CSI)

    Metode pengukuran CSI ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut (Hill,

    2006):

    1. Menghitung Weighting Factor (WF), yaitu mengubah nilai rata-rata harapan

    menjadi angka persentase dari total rata-rata harapan seluruh atribut yang

    diuji, sehingga didapatkan total WF 100%.

    2. Menghitung Weighting Score (WS), yaitu nilai perkalian antar nilai rata-rata

    tingkat kenyataan masing-masing atribut dengan WF masing-masing atribut.

    3. Menghitung Weighting Total (WT), yaitu menjumlahkan WS dari semua

    atribut kualitas jasa.

    4. Menghitung Satisfaction Index (SI), yaitu WT dibagi skala maksimal yang

    digunakan kemudian dikali 100%.

    Universitas Sumatera Utara

  • BAB V

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    5.1. Hasil Penelitian

    Bab ini menguraikan hasil penelitian mengenai gambaran tingkat

    kepuasan pasien dalam mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat jalan yang

    diperoleh melalui proses pengumpulan data yang dilakukan sejak 11 Desember

    2012 sampai 4 Januari 2013 di Rumah Sakit Adenin Adenan Medan sebanyak 94

    orang.

    5.1.1. Karakteristik Responden

    Hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden yang akan

    dipaparkan mencakup umur, jenis kelamin, agama, suku, pendidikan terakhir,

    pekerjaan dan penghasilan perbulan. Dari data yang diperoleh (tabel 5.1)

    menunjukkan mayoritas responden berumur diantara 18-40 tahun (73,4%), jenis

    kelamin laki-laki (51,1%), agama Islam (86,2%), suku batak (39,4%), pendidikan

    terakhir SMA (36,1%), pekerjaan sebagai pegawai swasta (43,6%) dan

    penghasilan perbulan Rp. 800.000-1.600.000,- (43,6%).

    Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.1:

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan data demografi kepuasan pasien dalam mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat jalan Rumah Sakit Adenin Adenan (n=94)

    Karakteristik Frekuensi Persentase

    (n) (%) Umur

    18-40 40-60 >60

    Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

    Agama

    Islam Kristen

    Suku Batak Padang Jawa Melayu Aceh

    Pendidikan

    SD SMP SMA/Sederajat Diploma Sarjana

    Pekerjaan Pegawai Negeri Pegawai Swasta Wiraswasta Lain-lain

    Penghasilan Rp. 1.600.000,-

    69 19 6

    48 46

    81 13

    37 19 27 5 6 4 4 34 31 21

    10 41 16 27

    29 41 24

    73,4 20,2 6,4

    51,1 48,9

    86,2 13,8

    39,4 20,2 28,7 5,3 6,4

    4,3 4,3 36,1 33,0 22,3

    10,7 43,6 17,0 28,7

    30,9 43,6 25,5

    Universitas Sumatera Utara

  • 5.1.2. Kepuasan Pasien

    Untuk menentukan apakah tingkat kepuasan pasien dalam mutu

    pelayanan keperawatan di ruang rawat jalan itu sangat puas, puas, tidak puas atau

    sangat tidak puas, dapat dilihat dari skor rata-rata tingkat harapan dan tingkat

    kenyataan yang dihitung menggunakan customer satisfaction index (CSI) semua

    jawaban responden. 0,00-0,25 dikatakan pasien sangat tidak puas terhadap mutu

    pelayanan keperawatan, 0,26-0,50 pasien tidak puas terhadap mutu pelayanan

    keperawatan, 0,51-0,75 pasien puas terhadap mutu pelayanan keperawatan dan

    0,76-1,00 pasien sangat puas terhadap mutu pelayanan keperawatan.

    Tabel 5.2 Tingkat kepuasan pasien berdasarkan skor rata-rata tingkat harapan dan tingkat kenyataan dimensi mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat jalan RS Adenin Adenan.

    Dimensi Mutu Pelayanan

    Keperawatan

    Skor Rerata Tingkat Harapan

    Weighted Factor (WF)

    Skor Rerata Tingkat

    Kenyataan

    Weighted Score (WS)

    Reliability 3,52 19,94 3,03 0,604 Responsiveness 3,59 20,34 3,18 0,647 Assurance 3,52 19,94 3,21 0,640 Empathy 3,51 19,89 3,17 0,630 Tangible 3,51 19,89 3,19 0,634 Total 17,65 100,00 63,13

    3,155 Weighted Total (WT) Customer Satisfaction Index (CSI) 78,88%

    Tabel 5.2 menunjukkan bahwa perolehan skor dari perhitungan customer

    satisfaction index (CSI) yaitu 78,88% yang berarti kepuasan pasien terhadap mutu

    pelayanan keperawatan di ruang rawat jalan Rumah Sakit Adenin Adenan Medan

    sangat memuaskan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 1. Tingkat kepuasan pasien berdasarkan dimensi mutu pelayanan keperawatan

    a. Reliability (keandalan)

    Tabel 5.3 menunjukkan bahwa perolehan skor dari perhitungan customer

    satisfaction index (CSI) yaitu 76,35% yang berarti kepuasan pasien pada dimensi

    reliability (keandalan) dalam mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat jalan

    Rumah Sakit Adenin Adenan Medan sangat memuaskan.

    Tabel 5.3 Tingkat kepuasan pasien pada dimensi reliability (keandalan) berdasarkan skor rata-rata tingkat harapan dan tingkat kenyataan atribut mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat jalan Rumah Sakit Adenin Adenan.

    Nomor atribut

    Skor Rerata Tingkat Harapan

    Weighted Factor (WF)

    Skor Rerata Tingkat

    Kenyataan

    Weighted Score (WS)

    1 3,63 25,80 3,26 0,841 2 3,54 25,16 2,76 0,694 3 3,53 25,09 3,05 0,765 4 3,37 23,95 3,15 0,754

    Total 14,07 100,00 12,12 3,054

    Weighted Total (WT) Customer Satisfaction Index (CSI) 76,35%

    b. Responsiveness

    Tabel 5.4 menunjukkan bahwa perolehan skor dari perhitungan customer

    satisfaction index (CSI) yaitu 79,5% yang berarti kepuasan pasien pada dimensi

    responsiveness (daya tanggap) dalam mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat

    jalan Rumah Sakit Adenin Adenan Medan sangat memuaskan.

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 5.4 Tingkat kepuasan pasien pada dimensi responsiveness (daya tanggap) berdasarkan skor rata-rata tingkat harapan dan tingkat kenyataan atribut mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat jalan Rumah Sakit Adenin Adenan.

    Nomor atribut

    Skor Rerata Tingkat Harapan

    Weighted Factor (WF)

    Skor Rerata Tingkat

    Kenyataan

    Weighted Score (WS)

    5 3,57 24,86 3,27 0,813 6 3.67 25,56 3,23 0,826 7 3,53 24,58 2.84 0,698 8 3,59 25 3,37 0,843

    Total 14,36 100,00 12,71 3,18

    Weighted Total (WT) Customer Satisfaction Index (CSI) 79,5%

    c. Assurance

    Tabel 5.5 menunjukkan bahwa perolehan skor dari perhitungan customer

    satisfaction index (CSI) yaitu 80,28% yang berarti kepuasan pasien pada dimensi

    assurance (kepastian) dalam mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat jalan

    Rumah Sakit Adenin Adenan Medan sangat memuaskan.

    Tabel 5.5 Tingkat kepuasan pasien pada dimensi assurance (kepastian) berdasarkan skor rata-rata tingkat harapan dan tingkat kenyataan atribut mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat jalan Rumah Sakit Adenin Adenan.

    Nomor atribut

    Skor Rerata Tingkat Harapan

    Weighted Factor (WF)

    Skor Rerata Tingkat

    Kenyataan

    Weighted Score (WS)

    9 3,64 25,89 3,28 0,849 10 3,53 25,10 3,20 0,803 11 3,55 25,25 3,05 0,770 12 3,34 23,76 3,32 0,789

    Total 14,06 100,00 12,85 3,211

    Weighted Total (WT) Customer Satisfaction Index (CSI) 80,28%

    Universitas Sumatera Utara

  • d. Empathy

    Tabel 5.6 menunjukkan bahwa perolehan skor dari perhitungan customer

    satisfaction index (CSI) yaitu 79,33% yang berarti kepuasan pasien pada dimensi

    empathy (empati) dalam mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat jalan Rumah

    Sakit Adenin Adenan Medan sangat memuaskan.

    Tabel 5.6 Tingkat kepuasan pasien pada dimensi empathy (empati) berdasarkan skor rata-rata tingkat harapan dan tingkat kenyataan atribut mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat jalan Rumah Sakit Adenin Adenan.

    Nomor atribut

    Skor Rerata Tingkat Harapan

    Weighted Factor (WF)

    Skor Rerata Tingkat

    Kenyataan

    Weighted Score (WS)

    13 3,59 25,56 3,23 0,826 14 3,53 25,12 3,22 0,809 15 3,53 25,12 3,07 0,771 16 3,40 24,20 3,17 0,767

    Total 14,05 100,00 12,69 3,173

    Weighted Total (WT) Customer Satisfaction Index (CSI) 79,33%

    e. Tangible

    Tabel 5.7 menunjukkan bahwa perolehan skor dari perhitungan customer

    satisfaction index (CSI) yaitu 79,73% yang berarti kepuasan pasien pada dimensi

    tangible (berwujud) dalam mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat jalan

    Rumah Sakit Adenin Adenan Medan sangat memuaskan.

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 5.7 Tingkat kepuasan pasien pada dimensi tangible (berwujud) berdasarkan skor rata-rata tingkat harapan dan tingkat kenyataan atribut mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat jalan Rumah Sakit Adenin Adenan.

    Nomor atribut

    Skor Rerata Tingkat Harapan

    Weighted Factor (WF)

    Skor Rerata Tingkat

    Kenyataan

    Weighted Score (WS)

    17 3,63 25,85 3,30 0,853 18 3,55 25,29 2.86 0,723 19 3.30 23,50 3,24 0,761 20 3,56 25,36 3,36 0,852

    Total 14,04 100,00 12,76 3,189 Weighted Total (WT)

    Customer Satisfaction Index (CSI) 79,73%

    2. Tingkat kesesuaian

    Tingkat kesesuaian merupakan perbandingan tingkat kenyataan dengan

    tingkat harapan. Selisih skor rata-rata tingkat harapan dan tingkat kenyataan

    merupakan kesenjangan yang terjadi untuk atribut-atribut mutu pelayanan

    keperawatan. Bila kesenjangan antara tingkat harapan dan tingkat kenyataan

    sangat kecil atau tidak terlalu jauh maka mutu pelayanan keperawatan tersebut

    adalah memuaskan. Bila sebaliknya apa yang dirasakan dalam pelayanan berada

    jauh dibawah apa yang di harapkan, skor pelayanan keperawatan tersebut

    mengecewakan.

    Untuk menentukan apakah pelayanan yang diterima pasien sesuai dengan

    harapan pasien, dapat dikategorikan menjadi kesesuaian sangat tinggi, tinggi,

    rendah atau sangat rendah yang dilihat dari perbandingan skor rata-rata tingkat

    kenyataan dengan tingkat harapan yang dihitung menggunakan importance

    performance analysis (IPA). Dikatakan kesesuaian sangat rendah yaitu 0,00-0,25,

    rendah yaitu 0,26-0,50, tinggi yaitu 0,51-0,75 dan sangat tinggi 0,76-1,00.

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 5.8 Tingkat kesesuaian mutu pelayanan keperawatan berdasarkan skor total tingkat harapan dan tingkat kenyataan di ruang rawat jalan Rumah Sakit Adenin Adenan.

    Atribut-atribut mutu pelayanan keperawatan

    Tingkat Hara-pan

    Tingkat kenya-taan

    Tingkat Kesesu-

    aian Yi Xi (%)

    1. Pelayanan tepat waktu 341 306 89,74 2. Pemberian informasi yang cepat 333 259 77,78 3. Penyuluhan jelas dan mudah dimengerti 332 287 86,45 4. Alat medis disiapkan dengan rapi dan

    baik 317 296 93,38

    Reliability (keandalan) 1323 1148 86,78 5. Memberikan pelayanan yang dibutuhkan 336 307 91,37 6. Cepat dan tanggap menanggapi keluhan 345 304 88,12 7. Cepat memberikan penyuluhan 332 267 80,42 8. Izin sebelum melakukan tindakan 337 317 94,07

    Responsiveness (daya tanggap) 1350 1195 88,52 9. Menjelaskan setiap tindakan yang akan

    dilakukan 342 308 90,06

    10. Memberikan penjelasan dengan sopan dan ramah 332 301 90,67

    11. Memberikan penyuluhan sesuai keluhan 334 287 85,93 12. Memberikan pelayanan secara aman dan

    nyaman 314 312 99,36

    Assurance (kepastian) 1318 1208 91,65 13. Perawat mendengarkan keluhan pasien 337 304 90,20 14. Perawat menjalin komunikasi yang baik 332 303 91,27 15. Bersikap sabar dalam memberikan

    penyuluhan 332 289 87,05

    16. Bersikap sabar dalam memberikan pelayanan 320 298 93,13

    Empathy (empati) 1321 1194 90,39 17. Ramah dan sopan dalam memberikan

    pelayanan 341 310 90,90

    18. Informasi yang diberikan mudah dimengerti 334 269 80,54

    19. Berpenampilan rapi dan menarik dalam memberikan penyuluhan 310 305 98,34

    20. Terampil dalam memberikan pelayanan 335 316 97,33 Tangible (berwujud) 1320 1200 90,90

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 5.8 menunjukkan dimensi assurance (kepastian) memiliki tingkat

    kesesuaian yang paling tinggi yaitu 91,65% dan dimensi reliability (keandalan)

    memiliki skor yang paling rendah yaitu 86,78%. Tetapi, berdasarkan

    penggolongan tingkat kesesuaian. Maka, mutu pelayanan keperawatan pada

    kelima dimensi menunjukkan tingkat kesesuaian antara harapan pasien dengan

    kenyataan yang diterimanya sangat tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

    tabel 5.8.

    5.1.3 Prioritas Atribut-Atribut Mutu Pelayanan Keperawatan

    berdasarkan Diagram Kartesius

    Kepuasan pasien akan tercipta apabila pelayanan yang mereka dapatkan

    sesuai dengan harapan mereka. Apabila pelayanan yang mereka terima tidak

    sesuai dengan harapan pasien maka akan menimbulkan rasa ketidakpuasan pada

    pasien. Untuk menunjukkan kenyataan yang mereka terima apakah sesuai dengan

    harapan mereka, dapat menggunakan importance performance analysis (IPA),

    sehingga kita dapat mengetahui mana yang merupakan prioritas utama bagi rumah

    sakit untuk ditingkatkannya pelayanan keperawatan dan mana yang harus

    dipertahankan mutu pelayanan keperawatan dengan menggunakan diagram

    kartesius.

    1. Tingkat harapan dan tingkat kenyataan

    Tingkat harapan merupakan keinginan/harapan pasien terhadap mutu

    pelayanan keperawatan, sedangkan tingkat kenyataan merupakan pelayanan

    keperawatan yang diterima oleh pasien apakah pelayanan yang diterima pasien

    sesuai dengan harapan. Perhitungan skor rata-rata tingkat harapan dan tingkat

    Universitas Sumatera Utara

  • kenyataan menggunakan metode importance performance analysis (IPA). Untuk

    mengetahui seberapa penting harapan pasien terhadap mutu pelayanan

    keperawatan. Adapun skor rata-rata tingkat harapan dan tingkat kenyataan dapat

    dilihat pada tabel 5.9.

    Tabel 5.9 Skor rata-rata tingkat harapan dan tingkat kenyataan mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat jalan Rumah Sakit Adenin Adenan.

    Atribut-atribut mutu pelayanan keperawatan

    Skor Rerata Tingkat Harapan

    Skor Rerata Tingkat

    kenyataan X

    1. Pelayanan tepat waktu 3,63 3,26 2. Pemberian informasi yang cepat 3,54 2,76 3. Penyuluhan jelas dan mudah dimengerti 3,53 3,05 4. Alat medis disiapkan dengan rapi dan baik 3,37 3,15 5. Memberikan pelayanan yang dibutuhkan pasien 3,57 3,27 6. Cepat dan tanggap dalam menanggapi keluhan 3.67 3,23 7. Cepat memberikan penyuluhan yang dibutuhkan 3,53 2.84 8. Meminta izin sebelum melakukan tindakan 3,59 3,37 9. Menjelaskan setiap tindakan yang akan

    dilakukan 3,64 3,28

    10. Memberikan penjelasan dengan sopan dan ramah 3,53 3,20

    11. Memberikan penyuluhan sesuai keluhan pasien 3,55 3,05 12. Memberikan pelayanan secara aman dan

    nyaman 3,34 3,32

    13. Perawat mendengarkan keluhan pasien 3,59 3,23 14. Perawat menjalin komunikasi yang baik 3,53 3,22 15. Bersikap sabar dalam memberikan penyuluhan 3,53 3,07 16. Bersikap sabar dalam memberikan pelayanan 3,40 3,17 17. Ramah dan sopan dalam memberikan pelayanan 3,63 3,30 18. Informasi yang diberikan mudah dimengerti 3,55 2.86 19. Berpenampilan rapi dan menarik dalam

    memberikan penyuluhan 3.30 3,24

    20. Terampil dalam memberikan pelayanan 3,56 3,36 Skor Rata-rata 3,529 3,1615

    Universitas Sumatera Utara

  • Setelah diperoleh skor rata-rata tingkat harapan dan tingkat kenyataan,

    langkah selanjutnya adalah memasukkan skor rata-rata mean dari tingkat harapan

    dan tingkat kenyataan, yang akan digunakan sebagai garis batas yang membagi

    sumbu Y= 3,529 (untuk tingkat harapan) dan sumbu X = 3,1615 (untuk tingkat

    kenyataan). Setelah garis pembagi terbentuk, maka skor untuk tiap skor rata-rata

    dari tingkat harapan dan tingkat kenyataan akan dimasukkan ke dalam diagram

    kartesius. Posisi masing-masing atribut mutu pelayanan keperawatan dapat dilihat

    dengan jelas pada gambar 5.1.

    2. Diagram kartesius

    Diagram kartesius merupakan suatu bangun yang dibagi atas empat

    bagian yang dibuat berdasarkan skor rata-rata tingkat kenyataan dan tingkat

    harapan. Diagram kartesius ini digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan

    pasien yang dapat menunjukkan letak atribut-atribut mutu pelayanan keperawatan

    yang dianggap mempengaruhi pasien. Atribut-atribut mutu pelayanan

    keperawatan ini akan disebar di empat kuadran, yaitu kuadran A, kuadran B,

    kuadran C dan kuadran D.

    Atribut-atribut mutu pelayanan keperawatan yang berada di kuadran A

    berarti pasien menganggap suatu pelayanan itu penting tetapi kenyataan yang

    diterimanya tidak sesuai dengan harapannya,berarti atribut yang berada di kuadran

    ini harus ditingkatkan pelayanannya. Kuadran B menunjukkan persepsi pasien

    terhadap pelayanan keperawatan yang diterimanya sesuai dengan harapan pasien,

    sehingga atribut yang berada di kuadran ini harus dipertahankan pelayanannya.

    Kuadran C menyatakan harapan pasien terhadap pelayanan tidak terlalu penting

    Universitas Sumatera Utara

  • dan tingkat kenyataannya tidak terlalu tinggi dilaksanakan, pada kuadran ini

    sebaiknya ditingkatkan pelayanannya agar semakin diminati oleh pasien walaupun

    harapan pasien terhadap pelayanan ini tidak terlalu penting. Kuadran D

    menunjukkan suatu pelayanan yang diberikan dipersepsikan pasien terlalu

    berlebihan, yang berarti pelayanan yang diterima melebihi harapan pasien.

    Gambar 5.1 Tingkat harapan dan tingkat kenyataan atribut-atribut mutu pelayanan keperawatan berdasarkan diagram kartesius.

    Berdasarkan gambar diatas, maka atribut-atribut mutu pelayanan

    keperawatan yang tersebar di empat kuadran (kuadran A, kuadran B, kuadran C

    dan kuadran D) dapat dikategorikan sebagai berikut:

    A B

    C D

    Universitas Sumatera Utara

  • 1. Kuadran A (Prioritas Utama)

    a. Perawat memberikan informasi yang dibutuhkan pasien dengan cepat (2)

    b. Perawat memberikan penyuluhan dengan jelas dan mudah dimengerti (3)

    c. Perawat cepat memberikan penyuluhan yang dibutuhkan pasien (7)

    d. Perawat memberikan penyuluhan sesuai keluhan yang dirasakan pasien

    (11)

    e. Perawat bersikap sabar dalam memberikan penyuluhan (15)

    f. Informasi yang diberikan perawat mudah dimengerti (18)

    2. Kuadran B (Pertahankan Prestasi)

    a. Perawat memberikan pelayanan tepat waktu (1)

    b. Perawat memberikan pelayanan yang dibutuhkan pasien dengan cepat (5)

    c. Perawat cepat dan tanggap dalam menanggapi keluhan pasien (6)

    d. Perawat meminta izin kepada pasien sebelum melakukan tindakan (8)

    e. Perawat menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan (9)

    f. Perawat memberikan penjelasan dengan sopan dan ramah (10)

    g. Perawat mendengarkan keluhan pasien (13)

    h. Perawat menjalin komunikasi yang baik (14)

    i. Perawat bersikap ramah dan sopan dalam memberikan pelayanan (17)

    j. Perawat terampil dalam memberikan pelayanan (20)

    3. Kuadran C (Prioritas Rendah)

    Perawat menyiapkan alat medis yang dibutuhkan dengan rapi dan baik

    (4)

    Universitas Sumatera Utara

  • 4. Kuadran D (Berlebihan)

    a. Perawat memberikan pelayanan secara aman dan nyaman (12)

    b. Perawat bersikap sabar dalam memberikan pelayanan (16)

    c. Perawat berpenampilan rapi dan menarik dalam memberikan penyuluhan

    (19)

    5.2. Pembahasan

    Dalam bab ini akan diuraikan pembahasan tentang kepuasan pasien

    dalam mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat jalan Rumah Sakit Adenin

    Adenan.

    5.2.1. Kepuasan Pasien Berdasarkan Dimensi Mutu Pelayanan Keperawatan

    Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat kepuasan pasien

    dalam mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat jalan Rumah Sakit Adenin

    Adenan sangat memuaskan (78,88%). Hal ini dapat dilihat dari perhitungan

    tingkat kepuasan pasien dalam mutu pelayanan keperawatan pada setiap dimensi

    yang mana hasilnya sangat memuaskan, yaitu dimensi reliability (76,35%),

    responsiveness (79,5%), assurance (80,28%), empathy (79,33%) dan tangible

    (79,73%).

    Dimensi reliability (keandalan) dalam mutu pelayanan keperawatan di

    ruang rawat jalan sangat memuaskan (76,35%). Hal ini dapat dilihat dari tingkat

    kesesuaian antara kenyataan yang diterima dengan harapan pasien, yaitu

    pemberian pelayanan yang tepat waktu (89,74%), memberikan informasi yang

    dibutuhkan pasien dengan cepat (77,78%), memberikan penyuluhan dengan jelas

    Universitas Sumatera Utara

  • dan mudah dimengerti (86,45%) dan perawat menyiapkan alat medis yang

    dibutuhkan dengan rapi dan baik (93,38%).

    Reliability (keandalan) merupakan kemampuan untuk memberikan

    pelayanan yang sesuai dengan janji yang ditawarkan (Zeithalm, 1988 dalam

    Umar, 2000). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden yang

    mempersepsikan kesesuaian antara harapan dengan pelayanan yang diterimanya

    rata-rata memiliki tingkat kesesuaian yang sangat tinggi. Tingkat kesesuaian yang

    memiliki skor paling rendah pada dimensi reliability adalah kemampuan perawat

    dengan cepat memberikan informasi yang dibutuhkan pasien.

    Dimensi responsiveness (daya tanggap) dalam mutu pelayanan

    keperawatan di ruang rawat jalan sangat memuaskan (79,5%). Hal ini dapat

    dilihat dari tingkat kesesuaian antara kenyataan yang diterima dengan harapan

    pasien, yaitu perawat memberikan pelayanan yang dibutuhkan pasien dengan

    cepat (91,37%), cepat dan tanggap dalam menanggapi keluhan pasien (88,12%),

    cepat memberikan penyuluhan yang dibutuhkan pasien (80,42%) dan perawat

    meminta izin kepada pasien sebelum melakukan tindakan (94,07%).

    Responsiveness (daya tanggap) merupakan respon atau kesigapan

    karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan

    tanggap (Zeithalm, 1988 dalam Umar, 2000). Dari hasil penelitian menunjukkan

    bahwa jumlah responden yang mempersepsikan kesesuaian antara harapan dengan

    pelayanan yang diterimanya rata-rata memiliki tingkat kesesuaian yang sangat

    tinggi. Tingkat kesesuaian yang memiliki skor paling rendah pada dimensi

    Universitas Sumatera Utara

  • responsiveness adalah kemampuan perawat memberikan penyuluhan yang

    dibutuhkan pasien dengan cepat.

    Dimensi assurance (kepastian) dalam mutu pelayanan keperawatan di

    ruang rawat jalan sangat memuaskan (80,28%). Hal ini dapat dilihat dari tingkat

    kesesuaian antara kenyataan yang diterima dengan harapan pasien, yaitu perawat

    menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan (90,06%), memberikan

    penjelasan dengan sopan dan ramah (90,67%), memberikan penyuluhan sesuai

    keluhan yang dirasakan pasien (85,93%) dan perawat memberikan pelayanan

    secara aman dan nyaman (99,36%).

    Assurance (kepastian) meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan

    produk secara tepat, kualitas keramah-tamahan, perhatian dan kesopanan dalam

    memberi pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi, kemampuan

    dalam memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan dan

    kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan

    (Zeithalm, 1988 dalam Umar, 2000).

    Dimensi empathy (empati) dalam mutu pelayanan keperawatan di ruang

    rawat jalan sangat memuaskan (79,33%). Hal ini dapat dilihat dari tingkat

    kesesuaian antara kenyataan yang diterima dengan harapan pasien, yaitu perawat

    mendengarkan keluhan pasien (90,20%), perawat menjalin komunikasi yang baik

    (91,27%), Perawat bersikap sabar dalam memberikan penyuluhan (87,05%) dan

    perawat bersikap sabar dalam memberikan pelayanan (93,13%).

    Empathy yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan

    kepada pelanggan (Zeithalm, 1988 dalam Umar, 2000). Dari hasil penelitian

    Universitas Sumatera Utara

  • menunjukkan bahwa jumlah responden yang mempersepsikan kesesuaian antara

    harapan dengan pelayanan yang diterimanya rata-rata memiliki tingkat kesesuaian

    yang sangat tinggi. Tingkat kesesuaian yang memiliki skor paling rendah pada

    dimensi empathy kemampuan perawat bersikap sabar dalam memberikan

    penyuluhan.

    Dimensi tangible (berwujud) dalam mutu pelayanan keperawatan di

    ruang rawat jalan sangat memuaskan (79,73%). Hal ini dapat dilihat dari tingkat

    kesesuaian antara kenyataan yang diterima dengan harapan pasien, yaitu perawat

    bersikap ramah dan sopan dalam memberikan pelayanan (90,90%), informasi

    yang diberikan perawat mudah dimengerti (80,54%), perawat berpenampilan rapi

    dan menarik dalam memberikan penyuluhan (98,34%) dan perawat terampil

    dalam memberikan pelayanan (97,33%).

    Tangible (berwujud) meliputi penampilan fasilitas fisik (Zeithalm, 1988

    dalam Umar, 2000). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden

    yang mempersepsikan kesesuaian antara harapan dengan pelayanan yang

    diterimanya rata-rata memiliki tingkat kesesuaian yang sangat tinggi. Tingkat

    kesesuaian yang memiliki skor paling rendah pada dimensi tangible adalah

    informasi yang diberikan perawat mudah dimengerti.

    Citra pelayanan akan tumbuh dari penampilan fisik seseorang yang

    memberikan pelayanan dan sarana kerja tempat pelayanan. Misalnya, pada

    penampilan fisik perawat yang meliputi tata rambut, pakaian seragam dan atribut

    yang dipakai, riasan wajah, postur tubuh, kebersihan diri, kerapian, cara senyum,

    Universitas Sumatera Utara

  • cara berjalan, cara bertutur kata, maupun penggunaan dan kepekaan terhadap

    bahasa tubuh yang akan memberikan citra yang prima (Koentjoro, 2007).

    Hasil penelitian sesuai dengan penelitian Latief, et al (2005) mengenai

    kualitas pelayanan dan kepuasan pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum

    Daerah Labuang Biji Makassar. Dimana deskripsi jawaban responden mengenai

    kualitas pelayanan keperawatan memberikan hasil yang memuaskan karena

    responden meskor memuaskan untuk semua dimensi. Yaitu reliability (77,7%),

    responsiveness (89,7%), assurance (91,0%), empathy (96,9%) dan tangible

    (85,9%).

    Kepuasan merupakan respon pelanggan terhadap dipenuhinya kebutuhan

    dan harapan (Oliver, 1997 dan Koentjoro, 2007), Pohan (2006) menjelaskan

    kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat

    dari kenyataan layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien

    membandingkannya dengan apa yang diharapkannya. Jika, kenyataan lebih dari

    yang diharapkan, maka layanan keperawatan dapat dikatakan bermutu sedangkan

    jika kenyataan kurang dari yang diharapkan, maka layanan keperawatan dikatakan

    tidak bermutu. Apabila kenyataan sama dengan harapan, maka layanan

    keperawatan disebut memuaskan (Parasuraman, et al., 1998 dalam Lupiyoadi,

    2001).

    Pelayanan yang bertujuan memperoleh kepuasan pelanggan bukanlah

    suatu yang mudah untuk dilakukan (Julita, 2001). Berdasarkan karakteristik

    respoden Rumah Sakit Adenin Adenan Medan, didapatkan hasil mayoritas

    responden adalah berpendidikan SMA (36,1%). Hal ini berpengaruh terhadap

    Universitas Sumatera Utara

  • kepuasan pasien, karena menurut penelitian Anjaswarni, et al (2002) makin tinggi

    tingkat pendidikan klien maka tingkat kepuasannya makin rendah. Hal ini cukup

    beralasan, karena biasanya orang yang berpendidikan rendah tidak mempunyai

    harapan yang terlalu tinggi kepada orang lain atas dirinya. Mereka sudah cukup

    puas bila kebutuhan dasarnya terpenuhi. Sebaliknya, orang yang berpendidikan

    tinggi biasanya mempunyai harapan yang tinggi terhadap orang lain atas dirinya.

    Hal ini dicerminkan dengan keinginan diperlakukan berbeda dengan orang lain

    atau dihargai pendapatnya. Hal ini tentu memacu para penyelenggara kesehatan

    untuk terus berupaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan

    (Aditama, 2003).

    Hal ini didukung oleh penelitian Fachruddin (2004) dimana manusia

    cenderung tidak dapat bertahan lama di dalam suatu skor kepuasan tetapi segera

    menaikkan harapannya pada suatu pelayanan yang lebih baik. Fenomena ini

    penting digaris bawahi karena secara teoritis perbaikan mutu harus dilakukan

    secara terus menerus untuk mencapai kondisi yang selalu memuaskan pelanggan

    di setiap saat.

    Pada penelitian Panjaitan (1999) mutu pelayanan mempunyai kekuatan

    untuk mempengaruhi tingkat kepuasan pasien rawat jalan. Hasil ini secara teoritis

    dapat diartikan semakin tinggi mutu pelayanan semakin tinggi kepuasan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 5.2.2. Prioritas Atribut-Atribut Mutu Pelayanan Keperawatan berdasarkan

    Diagram Kartesius

    Pengukuran kepuasan pelanggan perlu dilakukan secara periodik karena

    dapat memberikan informasi kepada rumah sakit mengenai tingkat kepuasan

    pasien dan mendapatkan informasi yang berhubungan dengan prioritas perbaikan

    kinerja pelayanan yang dapat mempengaruhi kepuasa pasien. Suatu rumah sakit

    dituntut untuk menciptakan program kepuasan pasien yang efektif dan efisien,

    informasi yang akurat mengenai atribut-atribut mutu pelayanan keperawatan yang

    perlu diperbaiki dan ditingkatkan perlu diketahui agar biaya dan investasi tidak

    dikeluarkan secara sia-sia (Rahmatika, 2004).

    Teknik Importance Performance Analysis (IPA) digunakan untuk

    memberikan informasi kepada rumah sakit mengenai atribut-atribut mutu

    pelayanan keperawatan yang menjadi prioritas perbaikan dalam upaya

    meningkatkan kepuasan pasien rawat jalan melalui pemetaan yang terbagi

    menjadi empat kuadran. Sebagai garis pembaginya digunakan skor rata-rata dari

    skor rata-rata tingkat kenyataan yaitu sebesar 3,1615 dan skor rata-rata dari skor

    rata-rata tingkat harapan sebesar 3,529 (Rahmatika, 2004). Hasil perolehan skor

    rata-rata tingkat kenyataan dan tingkat harapan dapat dilihat pada tabel 5.5.

    Penjabaran atribut-atribut mutu pelayanan keperawatan dalam empat

    kuadran ini dapat membantu rumah sakit merencanakan ulang biaya dan investasi

    guna meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Adenin Adenan

    Medan sehingga dapat senantiasa memberikan kepuasan kepada pasiennya

    Universitas Sumatera Utara

  • (Rahmatika, 2004). Diagram kartesius tingkat kinerja dan tingkat harapan Rumah

    Sakit Adenin Adenan Medan dapat dilihat pada gambar 5.1.

    Berdasakan gambar 5.1, mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat

    jalan Rumah Sakit adenin Adenan Medan dapat dikategorikan menjadi empat

    kuadran yaitu:

    1. Kuadran A (Prioritas Utama)

    Wilayah yang menunjukkan atribut-atribut kualitas pelayanan yang

    memiliki tingkat kepentingan yang tinggi, tetapi dilihat dari tingkat

    kinerjanya dinilai rendah. Atribut-atribut kualitas pelayanan yang termasuk

    ke dalam kuadran ini kinerjanya harus ditingkatkan oleh perusahaan/rumah

    sakit dengan cara senantiasa melakukan perbaikan (Umar, 2000). Adapun

    yang terdapat di kuadran ini yaitu:

    a. Perawat memberikan informasi yang dibutuhkan pasien dengan cepat

    Atribut ini memiliki tingkat kepentingan yang tinggi, hal ini dapat

    disebabkan karena kurang tersedianya papan petunjuk untuk

    memudahkan pasien yang baru pertama kali berkunjung. Rumah sakit

    Adenin Adenan tidak memberikan perhatian untuk mengupdate jadwal

    praktek dokter yang terpampang di papan petunjuk. Sehingga pasien

    merasa penting untuk mengetahui informasi mengenai pelayanan petugas

    kesehatan. Atribut ini tingkat kinerjanya juga dinilai rendah, hal ini

    mungkin disebabkan susahnya dokter-dokter Rumah Sakit Adenin

    Adenan untuk dihubungi mengenai jadwal prakteknya, sehingga perawat

    maupun petugas pendaftaran susah memberikan informasi bila dokter

    Universitas Sumatera Utara

  • tidak praktek. Untuk itu pihak manajemen rumah sakit perlu melakukan

    perbaikan jadwal praktek dokter yang terpampang di papan petunjuk

    serta memberikan informasi yang jelas kepada pasien mengenai jadwal

    praktek dokter. Selain itu pihak pemberi pelayanan kesehatan perlu

    adanya kesadaran untuk memberikan pelayanan tepat waktu.

    b. Perawat memberikan penyuluhan dengan jelas dan mudah dimengerti

    Atribut ini memiliki tingkat kepentingan yang tinggi, hal ini

    disebabkan keingintahuan pasien mengenai penyakitnya dan terkadang

    dokter memberikan penjelasan mengenai penyakitnya menggunakan

    bahasa ilmiah/kedokteran. Sehingga pasien kadang sulit mengerti

    penjelasan dokter dan memerlukan informasi tambahan dari perawat.

    Atribut ini tingkat kinerjanya dinilai rendah, hal ini disebabkan perawat

    kurang dapat memberikan penyuluhan karena jumlah pasien yang relatif

    banyak mengakibatkan perawat selalu bertindak dengan cepat (terburu-

    buru) sehingga tidak bisa memberikan penyuluhan. Menanggapi hal

    tersebut perlu adanya pengadaan poster dan brosur di Rumah Sakit

    Adenin Adenan sebagai tambahan informasi kepada pasien.

    c. Perawat cepat memberikan penyuluhan yang dibutuhkan pasien

    Jumlah pasien akan mempengaruhi perawat dalam memberikan

    penyuluhan. Semakin banyak pasien yang berobat untuk berkonsultasi,

    maka perawat akan semakin sulit memberikan penyuluhan. Atribut ini

    memiliki tingkat kepentingan yang tinggi sedangkan tingkat kinerjanya

    dinilai rendah.

    Universitas Sumatera Utara

  • d. Perawat memberikan penyuluhan sesuai keluhan yang dirasakan pasien

    Atribut ini memiliki tingkat kepentingan yang tinggi, hal ini

    disebabkan keingintahuan pasien mengenai penyakitnya, sedangkan jam

    konsultasi pasien dengan dokter sangat singkat waktunya. Sehingga

    pasien memerlukan informasi tambahan dari perawat yang sudah lama

    menjadi pendamping dokter.

    e. Perawat bersikap sabar dalam memberikan penyuluhan

    Jumlah pasien mempengaruhi perawat memberikan penyuluhan

    dengan keadaan tergesa-gesa (memberikan penjelasan yang cepat),

    sehingga tidak semua pasien paham maksud dan tujuan yang ingin

    disampaikan perawat. Atribut ini tingkat kepentingannya dinilai tinggi

    oleh pengguna jasa dan tingkat kinerjanya dinilai rendah.

    f. Informasi yang diberikan perawat mudah dimengerti

    Atribut ini tingkat kepentingannya dinilai tinggi, hal ini disebabkan

    susahnya pasien mencari informasi mengenai jadwal praktek dokter dan

    perawat maupun petugas pendaftaran kurang bisa memberikan informasi

    mengenai kepastian jadwal praktek dokter. Sehingga pasien bingung

    kapan seharusnya berkonsultasi sementara jadwal konsultasinya dengan

    dokter sudah lewat hari janjinya yang membuat pasien membutuhkan

    informasi dari perawat.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2. Kuadran B (Pertahankan Prestasi)

    Wilayah yang menunjukkan atribut-atribut kualitas pelayanan yang

    memperlihatkan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja yang tinggi. Hal ini

    menuntut perusahaan/rumah sakit untuk dapat mempertahankan posisinya,

    karena atribut-atribut inilah yang telah menarik konsumen/pasien untuk

    memanfaatkan produk/jasa tersebut (Umar, 2000). Adapun yang terdapat di

    kuadran ini yaitu:

    a. Perawat memberikan pelayanan tepat waktu

    Kecepatan perawat memberikan pelayanan berdasarkan urutan

    pendaftaran pasien dan tanpa memilah-milah pasien menyebabkan

    pelayanan yang diberikan oleh perawat tepat waktu sehingga atribut ini

    tingkat kepentingan dan tingkat harapannya dinilai tinggi oleh pasien.

    b. Perawat memberikan pelayanan yang dibutuhkan pasien dengan cepat

    Perawat yang bekerja di ruang rawat Rumah Sakit Adenin Adenan

    rata-rata sudah cukup lama mendampingi dokter. Sehingga sudah

    mengenal, memahami dan terampil dalam memberikan pelayanan

    keperawatan yang membuat perawat dapat memberikan pelayanan

    keperawatan yang dibutuhkan pasien dengan cepat.

    c. Perawat cepat dan tanggap dalam menanggapi keluhan pasien

    Perawat bila menemukan pasien yang urgent akan cepat dan

    tanggap dalam menanggapi keluhan pasien. Hal ini disebabkan perawat

    sudah cukup lama mendampingi dokter sehingga sudah tahu tindakan apa

    yang harus dilakukan bila menemukan pasien yang urgent.

    Universitas Sumatera Utara

  • d. Perawat meminta izin kepada pasien sebelum melakukan tindakan

    Perawat sebelum melakukan suatu tindakan keperawatan selalu

    meminta izin kepada pasien sehingga atribut ini tingkat kinerjanya dinilai

    tinggi oleh pasien. Banyaknya tindakan keperawatan di ruang rawat jalan

    ini terkadang melanggar nilai dan norma masyarakat sehingga atribut ini

    tingkat kepentingannya dinilai tinggi.

    e. Perawat menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan

    Perawat dalam memberikan tindakan keperawatan selalu

    menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan bahkan memberikan

    instruksi persiapan apa yang harus dilakukan sebelum melakukan

    tindakan keperawatan.

    f. Perawat memberikan penjelasan dengan sopan dan ramah

    Atribut ini tingkat kinerja dan tingkat kepentingannya dinilai tinggi

    oleh pasien. Perawat harus mempertahankan sikap sopan dan ramah

    dalam memberikan penjelasan kepada pasien.

    g. Perawat mendengarkan keluhan pasien

    Perawat selalu mendengarkan keluhan pasien. Walaupun terkadang

    perawat diburu waktu untuk menyelesaikan tindakan keperawatan,

    perawat tetap berusaha mendengar keluhan pasien dan memberikan

    intruksi kepada pasien apa yang harus dilakukan. Atribut ini tingkat

    kinerjanya dinilai tinggi oleh pasien.

    Universitas Sumatera Utara

  • h. Perawat menjalin komunikasi yang baik

    Perawat selalu mendengarkan keluhan pasien, berusaha

    memberikan penyuluhan, memberikan informasi, memberikan instruksi

    kepada pasien apa yang harus dilakukan sebelum melakukan tindakan

    keperawatan dan meminta izin kepada pasien sebelum melakukan

    tindakan membutuhkan komunikasi yang baik antara perawat dan pasien.

    Atribut ini tingkat kinerja dan tingkat kepentingannya dinilai tinggi oleh

    pasien.

    i. Perawat bersikap ramah dan sopan dalam memberikan pelayanan

    Perawat selalu bersikap ramah dan sopan dalam memberikan

    pelayanan, atribut ini tingkat kinerja dan tingkat kepentingannya dinilai

    tinggi oleh pasien

    j. Perawat terampil dalam memberikan pelayanan

    Perawat yang bekerja di ruang rawat jalan ini sudah cukup lama

    mendampingi dokter. Sehingga perawat memiliki pengetahuan dan

    keterampilan yang baik dalam memberikan pelayanan keperawatan,

    atribut ini tingkat kinerjanya dinilai tinggi oleh pasien.

    3. Kuadran C (Prioritas Rendah)

    Wilayah ini memuat atribut-atribut kualitas pelayanan yang memiliki

    tingkat kepentingan dan tingkat kinerja dibawah rata-rata (dianggap kurang

    penting) bagi pasien/pelanggan (Supranto, 2011). Adapun yang terdapat di

    kuadran ini yaitu: Perawat menyiapkan alat medis yang dibutuhkan dengan

    rapi dan baik, atribut ini tingkat kinerjanya dinilai rendah oleh pasien. Alat

    Universitas Sumatera Utara

  • medis yang terdapat di ruang rawat jalan kurang lengkap, sehingga pasien

    terkadang dialihkan ke laboratorium terdekat untuk dilakukannya

    pemeriksaan penunjang medik. Tetapi, karena keterampilan perawat dalam

    memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, hal ini menutupi kelemahan

    alat medis yang kurang lengkap. Sehingga bukan alat medisnya yang penting

    menurut pasien tetapi keterampilan perawatnya dalam memberikan tindakan

    keperawatanlah yang penting. Sehingga atribut ini tingkat kepentingannya

    dinilai rendah oleh pasien. Namun, penyiapan alat medis yang dibutuhkan

    pasien dengan rapi dan baik lebih baik ditingkatkan walaupun atrribut ini

    diskor rendah tingkat kepentingannya agar pasien semakin berminat untuk

    berobat di Rumah Sakit Adenin Adenan.

    4. Kuadran D (Berlebihan)

    Wilayah ini memuat atribut-atribut kualitas pelayanan memiliki tingkat

    kepentingan yang rendah sedangkan tingkat kinerjanya tinggi.

    Pelanggan/pasien menganggap tidak terlalu penting atribut-atribut kualitas

    pelayanan tersebut, akan tetapi pelaksanaannya dilakukan dengan baik sekali

    oleh perusahaan/rumah sakit sehingga sangat memuaskan, akan tetapi

    menjadi lebih mahal (Supranto, 2011). Kuadran ini dirasakan oleh

    pelanggan/pasien terlalu berlebihan dalam kinerjanya. Adapun yang terdapat

    di kuadran ini yaitu:

    Universitas Sumatera Utara

  • a. Perawat memberikan pelayanan secara aman dan nyaman

    Perawat memberikan pelayanan secara aman dan nyaman dirasakan

    oleh pasien sudah memuaskan. Karena pasien merasa Pengetahuan,

    pemahaman dan keterampilan perawat dalam memberikan pelayanan,

    kemampuan komunikasi perawat yang baik, memberikan penyuluhan,

    pelayanan tepat waktu, sopan dan ramah, cepat dan tanggap dalam

    menanggapi keluhan pasien sudah memenuhi harapan pasien.

    b. Perawat bersikap sabar dalam memberikan pelayanan

    Perawat bersikap sabar dalam memberikan pelayanan dirasakan

    oleh pasien sudah memuaskan. Adanya kecepatan dan ketanggapan

    perawat dalam memberikan pelayanan, permintaan izin sebelum

    melakukan tindakan dan penjelesan mengenai tindakan sudah memenuhi

    kebutuhan dan harapan pasien.

    c. Perawat berpenampilan rapi dan menarik dalam memberikan penyuluhan

    Atribut berpenampilan rapi dan menarik dalam memberikan

    penyuluhan dinilai memiliki tingkat kepentingan yang rendah namun

    pelaksanaannya dilakukan tinggi oleh pihak Rumah Sakit Adenin

    Adenan Medan. Hal ini dapat dibuktikan dengan penampilan perawat

    yang menggunakan baju dinas warna oranye untuk hari senin sampai

    rabu dan warna hijau atau putih untuk hari kamis dan jumat sehingga

    enak dipandang mata dan dapat memberikan kesejukan bagi pasien.

    perawat dan petugas lainnya yang rapi dan bersih, dianggap telah

    memuaskan pasien.

    Universitas Sumatera Utara

  • BAB VI

    KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1. Kesimpulan

    Tingkat kepuasan pasien dalam mutu pelayanan keperawatan di ruang

    rawat jalan Rumah Sakit Adenin Adenan ditinjau dari lima dimensi yaitu sangat

    memuaskan. Hasil penelitian menunjukkan dimensi tangible (79,73%), reliability

    (76,35%), responsiveness (79,5%), assurance (80,28%) dan empathy (79,33%)

    dan berdasarkan defenisi operasional, tingkat kepuasan pasien diperoleh dari nilai

    rata-rata tingkat harapan dan tingkat kenyataan tiap dimensi mutu pelayanan maka

    secara keseluruhan mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat rawat jalan

    Rumah Sakit Adenin Adenan sangat memuaskan (78,88%).

    Berdasarkan diagram kartesius, sebagian atribut mutu pelayanan

    keperawatan sudah dapat dipenuhi atau dilaksanakan oleh perawat dan sesuai

    dengan tingkat harapan pasien yaitu ketepatan waktu dalam memberikan

    pelayanan, pelayanan diberikan dengan cepat dan tanggap sesuai dengan yang

    dibutuhkan dan dikeluhkan pasien, terampil memberikan pelayanan, meminta izin

    dan menjelaskan kepada pasien sebelum melakukan tindakan, bersikap ramah,

    sopan, menjalin komunikasi dan mendengarkan keluhan pasien. Sedangkan

    harapan pasien yang belum terpenuhi padahal tingkat kepentingannya tinggi

    menurut pasien yaitu pemberian informasi yang dibutuhkan pasien dengan cepat

    dan mudah dimengerti, memberikan penyuluhan dengan cepat dan sabar sesuai

    keluhan pasien dengan jelas dan mudah dimengerti.

    Universitas Sumatera Utara

  • 6.2. Saran

    6.2.1. Pendidikan Keperawatan

    Hasil penelitian ini memberikan informasi terhadap pendidikan

    keperawatan bahwasannya dalam memberikan pelayanan keperawatan khususnya

    di ruang rawat jalan harus memenuhi ataupun melebihi harapan pasien terhadap

    mutu pelayanan keperawatan. Informasi yang didapat menjadi masukan bagi

    calon perawat yang akan bekerja di rumah sakit sehingga dapat memberikan

    pelayanan keperawatan yang bermutu sehingga meningkatkan kepuasan pasien

    dalam mutu pelayanan keperawatan.

    6.2.2. Rumah Sakit

    Besarnya persentase responden yang menilai mutu pelayanan

    keperawatan diruang rawat jalan Rumah Sakit Adenin Adenan Medan sangat

    memuaskan diharapkan tidak membuat puas dari pihak manajemen rumah sakit

    karena masih banyak aspek pelayanan yang perlu di tingkatkan agar pelayanan

    rawat jalan di Rumah Sakit Adenin Adenan Medan semakin diminati pasien.

    Rumah Sakit Adenin Adenan harus dapat meningkatkan performa

    (kinerja) pelayanan keperawatan yang menjadi prioritas utama yang meliputi

    pemberian informasi yang dibutuhkan pasien dengan cepat dan mudah dimengerti,

    memberikan penyuluhan dengan cepat dan sabar sesuai keluhan pasien dengan

    jelas dan mudah dimengerti.

    Rumah Sakit Adenin Adenan harus dapat mempertahankan atribut-

    atribut mutu pelayanan keperawatan yang memiliki tingkat harapan dan tingkat

    kenyataan yang tinggi karena sudah menjadi keunggulan sendiri bagi para pasien

    Universitas Sumatera Utara

  • dan telah menjadi kekuatan untuk mampu bersaing dengan industri jasa sejenis.

    Atribut-atribut mutu pelayanan keperawatan ini harus di kelola secara maksimal

    agar terus mampu memenuhi tingkat kebutuhan dan harapan pasien rawat jalan.

    Cara yang paling efektif adalah terus mencermati pergeseran tingkat harapan,

    memberikan pendidikan dan pelatihan keterampilan maupun sikap secara kontinu

    kepada seluruh karyawan.

    6.2.3. Peneliti Keperawatan

    Desain deskriptif kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini

    mempunyai kelemahan yaitu hanya berupa angket/kuesioner pertanyaan,

    responden cenderung tidak jujur dan menjawab apa adanya. Saran untuk

    penelitian selanjutnya dengan deskriptif kualitatif dengan metode wawancara

    sehingga hasilnya lebih akurat. Penelitian kepuasan pasien rawat jalan hanya

    dilakukan pada tenaga pelayanan keperawatan. Yang mana diketahui pelayanan di

    ruang rawat jalan terdiri dari tenaga administrasi, tenaga keperawatan, tenaga

    dokter dan pelayanan penunjang medik. Maka demi tercapainya pelayanan yang

    bermutu sebaiknya juga melakukan penelitian kepuasan pasien rawat jalan

    terhadap pelayanan dokter, administrasi dan pelayanan penunjang medik.

    Universitas Sumatera Utara