Chapter IX

download Chapter IX

of 11

description

Ceklis

Transcript of Chapter IX

  • BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Keberadaan profesi perawat sering dianggap biasa saja, walaupun pada

    kenyataannya peranan perawat dalam pemeliharaan kesehatan sangat vital. Dewasa

    ini, perawat merupakan segmen profesi terbesar dalam bidang kesehatan. World

    Health Organization (WHO) melaporkan bahwa sekarang terdapat lebih dari 9 juta

    perawat dan bidan di 141 negara. The Athlantic Monthly menyatakan bahwa

    keperawatan merupakan perpaduan dari perhatian, pengetahuan dan keterandalan

    yang sangat penting bagi kelangsungan hidup pasien (Inawati, 2004).

    Perawat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan proses

    pemulihan pasien, tidak hanya sekedar melakukan rutinitas seperti memeriksa

    tekanan darah, denyut nadi, atau suhu pasien saja. Menurut The American Medical

    Association Encyclopedia of Medicine bahwa perhatian perawat lebih tertuju pada

    reaksi keseluruhan pasien terhadap penyakitnya daripada penyakit itu sendiri.

    Perawat lebih memusatkan perhatiannya untuk mengatasi rasa sakit fisik pasien,

    melepaskan pasien dari penderitaan mental dan jika mungkin menghindari timbulnya

    komplikasi. Selain itu, perawat juga memberikan perhatian yang penuh pengertian

    yang mencakup mendengarkan dengan sabar semua kekhawatiran dan ketakutan

    pasien serta memberikan dorongan emosi dan penghiburan (Inawati, 2004).

    Universitas Sumatera Utara

  • Menurut Haryani (2008) yang mengutip pendapat Irwandy (2007), dalam

    merencanakan kebutuhan tenaga kesehatan, Departemen Kesehatan Republik

    Indonesia telah menyusun modul Dasar Susunan Personalia (DSP) yang memuat

    tentang metode perhitungan tenaga kesehatan yaitu estimasi beban kerja. Dalam

    metode ini tiap-tiap pegawai dapat dihitung beban kerjanya berdasarkan tugas dan

    fungsinya. Tenaga kesehatan khususnya perawat analisa beban kerjanya dapat dilihat

    berdasarkan aspek-aspek tugas yang dijalankan menurut fungsi utamanya. Beberapa

    aspek yang berhubungan dengan beban kerja tersebut adalah jumlah pasien yang

    harus dirawatnya, kapasitas kerjanya sesuai dengan pendidikan yang diperoleh, shift

    yang digunakan untuk mengerjakan tugasnya yang sesuai dengan jam kerja yang

    berlangsung setiap hari, serta kelengkapan fasilitas yang dapat membantu perawat

    menyelesaikan kerjanya dengan baik.

    Undang-Undang R.I No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan Pasal 164 dan

    Pasal 165, upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup

    sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan

    oleh pekerjaan, upaya kesehatan kerja sebagaimana dimaksud paa ayat (1) meliputi

    pekerja di sektor formal dan informal, upaya kesehatan kerja sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) berlaku bagi setiap orang selain pekerja yang berada di lingkungan

    tempat kerja. Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya melalui

    upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja,

    pekerja wajib menciptakan dan menjaga kesehatan tempat kerja yang sehat dan

    menaati peraturan yang berlaku ditempat kerja.

    Universitas Sumatera Utara

  • Dengan adanya program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan

    Jaring Pengaman Sosial (JPS) yang meringankan biaya bagi masyarakat miskin untuk

    memperoleh pelayanan kesehatan, maka Rumah Sakit milik pemerintah menjadi

    padat pengunjungnya. Semakin banyak pengunjung suatu Rumah Sakit maka, akan

    meningkatkan angka Bed Occupancy Rate (BOR). Semakin padat pengunjung maka

    akan semakin berat beban kerja yang ditanggung oleh petugas kesehatan yang bekerja

    di Rumah Sakit tersebut (salah satunya adalah perawat). Semakin berat beban kerja

    yang ditanggung maka akan semakin besar resiko perawat yang bekerja di tempat

    tersebut terkena stres (Mahwidhi, 2008).

    Stres kerja adalah situasi faktor yang terkait dengan pekerjaan, berinteraksi

    dengan faktor dari dalam diri individu dan mengubah kondisi fisiologi dan psikologi

    sehingga keadaannya menyimpang dari normal (Bernardin cit anonim2, 2007). Lima

    sumber stres kerja perawat secara umum adalah beban kerja berlebih, kesulitan

    berhubungan dengan staf lain, kesulitan merawat pasien kritis, berurusan dengan

    pengobatan dan perawatan pasien dan kegagalan merawat (Abraham & Shanley,

    1997).

    Stres biasanya muncul pada situasi-situasi yang kompleks, menuntut sesuatu

    di luar kemampuan individu, dan munculnya situasi yang tidak jelas. Dalam konteks

    pekerjaan biasanya stres dapat timbul dari beban tugas yang tinggi, kerumitan tugas,

    tidak tersedianya fasilitas untuk mengerjakan tugas, kebijakan perusahaan, atasan

    yang otoriter, kondisi fisik lingkungan yang panas, bising dan berbau. Stres pun bisa

    muncul dari hubungan yang tidak harmonis antara atasan dan bawahan, adanya

    Universitas Sumatera Utara

  • konflik antara rekan kerja, kekaburan peran dan tanggungjawab dalam pekerjaan,

    adanya persaingan yang tidak sehat antar sesama rekan kerja (Rice, 1992, dalam

    Safaria dan Saputra, 2009).

    Para ahli mengatakan bahwa stres dapat timbul sebagai akibat tekanan atau

    ketegangan yang bersumber dari ketidakselarasan antara seseorang dengan

    lingkungannya. Dengan perkataan lain, apabila sarana dan tuntutan tugas tidak selaras

    dengan kebutuhan dan kemampuan seseorang, la akan mengalami stres (Siagian,

    2008). National Safety Council (2003) menyatakan bahwa 2 dari 3 pekerja mengaku

    mengalami stres kerja dan 80% penyakit dan kesakitan dipicu dan diperburuk oleh

    stres.

    Andil stres berbeda untuk tiap penyakit, mulai dari yang paling rawan seperti

    penyakit-penyakit gastrointestinal, sakit kepala, kelelahan yang kronis, sampai

    penyakit dimana stres hampir tidak berperan didalamnya seperti keracunan. Hasil

    penelitian menunjukkan bahwa faktor pencetus terjadinva kanker juga sering kali

    disebabkan oleh stres yang berkepanjangan (Siswanto, 2007).

    Menurut Marbusan (2007), konsekuensi stres mencangkup empat macam

    yaitu: penyakit fisik yang di timbulkan oleh stres, kecelakaan kerja terutama pada

    pekerja dengan tuntutan kinerja yang tinggi dan perhatian yang kurang,

    Absentateisme sering terjadi pada individu yang sulit menyesuaikan diri dengan

    pekerjaanya sebagai akibat stres pekerjaan, lesu kerja (burn-out) terjadi bila individu

    kehabisan motivasi dalam upaya meneruskan suatu kinerja yang tinggi.

    Menurut Rini (2002), beberapa dampak negatif yang dapat di timbulkan oleh

    Universitas Sumatera Utara

  • stres kerja dapat berupa: terjadinya kekacauan hambatan baik dalam manajemen

    maupun operasional kerja, mengganggu kenormalan aktivitas kerja, menurunkan

    tingkat produktivitas, menurunkan pemasukan dan keuntungan rumah sakit.

    Selanjutnya stres kerja pada perawat berpengaruh terhadap prestasi kerja perawat, ini

    sesuai dengan penelitian sebelumnya tentang hubungan stres dengan kinerja, yaitu

    hubungan terbalik, artinya makin tinggi tingkat stres, tantangan kerja juga bertambah

    maka akan mengakibatkan prestasi kerja juga bertambah. Tetapi apabila tingkat stres

    sudah optimal maka akan menyebabkan gangguan kesehatan dan pada akhirnya akan

    menurunkan prestasi kerja (Ilmi, 2003).

    Apabila stres mencapai titik puncak yang kira-kira sesuai dengan kemampuan

    maksimum kinerja karyawan maka pada titik ini stres tambahan cenderung tidak

    menghasilkan perbaikan kinerja selanjutnya bila stres yang dialami karyawan terlalu

    besar, maka kinerja akan mulai menurun, karena stres tersebut mengganggu

    pelaksanaan kerja karyawan dan akan kehilangan kemampuan untuk

    mengendalikannya atau menjadi tidak mampu untuk mengambil keputusan dan

    perilakunya menjadi tidak menentu. Akibat yang paling ekstrim adalah kinerja

    menjadi nol, karyawan mengalami gangguan, menjadi sakit, dan tidak kuat lagi untuk

    bekerja, menjadi putus asa, keluar atau menolak bekerja (Anonim, 2007).

    Penelitian dari National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH)

    yaitu Lembaga Nasional untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja menetapkan

    perawat sebagai profesi yang beresiko sangat tinggi terhadap stres. Hasil penelitian

    Selye (1996), menunjukkan alasan mengapa profesi perawat mempunyai resiko

    Universitas Sumatera Utara

  • sangat tinggi terpapar oleh stres adalah karena perawat memiliki tugas dan tanggung

    jawab yang sangat tinggi terhadap keselamatan nyawa manusia (Basuki, 2009).

    Beban kerja perawat akan memberikan dampak terhadap kualitas layanan,

    terutama dalam meningkatkan kinerja perawat pelaksana. Selain terganggunya kinerja

    perawat, juga dapat menimbulkan stres pada pekerjaan, kebosanan atau kejenuhan,

    kelelahan mental, dan menurunnya efektifitas kerja. Adapun dampak psikologis yang

    dirasakan akibat beban kerja yang tinggi adalah stres, ketegangan dan kebosanan atau

    kejenuhan dan ada pula perasaan jengkel, wring march atau meningkatnya emosi

    (Qadarsyah, 2006).

    Menurut Basuki (2009) yang mengutip pendapat Robin (1998), bahwa stres

    kerja yang dihadapi oleh perawat akan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan

    keperawatan yang diberikan kepada pasien. Sedangkan Arnold (1986), menyebutkan

    bahwa ada empat konsekuensi yang dapat terjadi akibat stres kerja yang dialami oleh

    individu yaitu terganggunya kesehatan fisik, kesehatan psikologis, performance, serta

    mempengaruhi individu dalam pengambilan keputusan (Widyasari, 2010).

    Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Aceh merupakan satu-satunya unit pelayanan

    kesehatan jiwa yang ada di Pemerintah Aceh, dengan jumlah pegawai sampai bulan

    Desember 2010 adalah sebanyak 348 orang dengan rincian 262 orang berstatus

    pegawai negeri sipil, 1 orang tenaga diperbantukan dan 85 orang tenaga kontrak. Dari

    bagian rekam medik Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Aceh diperoleh bahwa terdapat

    400 orang pasien yang di rawat inap setiap bulannya selama tahun 2009.

    Universitas Sumatera Utara

  • Berdasarkan hasil observasi peneliti

    1.

    peneliti, terdapat 13 ruangan di Rumah

    Sakit Jiwa Pemerintah Aceh, yaitu antara lain:

    2.

    Ruang Narkoba sebanyak 14 pasien

    3.

    Ruang Dahlia sebanyak 3 pasien

    4.

    Ruang Anggrek sebanyak 6 pasien

    5.

    Ruang Jeumpa sebanyak 87 pasien

    6.

    Ruang Cempaka sebanyak 16 pasien

    7.

    Ruang Selanga sebanyak 90 pasien

    8.

    Ruang Tanjung sebanyak 90 pasien

    9.

    Ruang Bougenvil sebanyak 90 pasien

    10.

    Ruang Melati sebanyak 33 pasien

    11.

    Ruang Asoka sebanyak 16 pasien

    12.

    Ruang Teratai sebanyak 73 pasien

    13.

    Ruang Melur sebanyak 20 pasien

    Ruang Mawar sebanyak 30 pasien

    Jumlah pasien pada observasi ini adalah 568 pasien. Jumlah ini tentu saja

    melebihi kapasitas dari jumlah pasien yang seharusnya dapat ditampung di Rumah

    Sakit Jiwa Pemerintah Aceh. Sedangkan untuk jumlah perawat tidak mengalami

    penambahan. Hal ini menyebabkan perawat memiliki beban kerja yang lebih banyak

    dibandingkan dengan standar di Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Aceh. Dalam

    melakukan pekerjaannya, perawat diberlakukan 3 shift, yaitu shift pagi, shift siang

    dan shift malam. Perawat tidak memiliki jumlah tanggungan pasien yang pasti dalam

    Universitas Sumatera Utara

  • pelaksanaan perawatan, hal ini dikarenakan jumlah pasien yang berbeda-beda dalam

    setiap ruangan. Akan tetapi, minimal dalam setiap ruangan terdapat dua orang

    perawat per setiap shift dan maksimal terdapat 9 orang perawat, di mana untuk 9

    orang perawat ini dibagi dalam 3 shift, yaitu 5 orang pada shift pagi, 2 orang pada

    shift siang dan 2 orang pada shift

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wijono (2006), yang dimuat

    dalam Jurnal Kesehatan Insan Vol 8 No 3 Desember 2006 tentang Pengaruh Type A

    dan Peran Terhadap Stres Kerja Perawat di RSUD Dr. Moewardi Surakarta

    menunjukkan bahwa tipe A dan peran berpengaruh sekaligus terhadap stres kerja

    perawat, dimana pengaruh variable kepribadian tipe A dan peran sekaligus dengan

    variabel stres kerja sebesar 33,2 %, sedangkan sisanya (66,8%) dipengaruhi oleh

    variabel lainnya.

    malam. Jumlah perawat ini disesuaikan dengan

    jumlah pasien yang ada di masing-masing ruangan. Di antara 3 shift tersebut, ada

    kalanya mereka libur 1 atau 2 orang dan ada yang libur ketika naik dinas malam dan

    ada juga libur setelah menjalankan dinas malam. Semua itu belum termasuk libur

    mingguan dan libur di hari-hari besar. Hal ini menyebabkan beban kerja perawat yang

    berdinas semakin berat. Berdasarkan hal ini peneliti berasumsi bahwa jumlah antara

    pasien dan perawat belum proporsional, dikarenakan jumlah pasien yang banyak yang

    tidak didukung oleh jumlah perawat yang memadai.

    Menurut penelitian yang dilakukan oleh Iswanto (2006), menunjukan bahwa

    ada beberapa fenomena yang terjadi berkaitan dengan stress kerja diantaranya adalah

    tingginya jumlah pasien mondok di Rumah Sakit Islam Surakarta, banyaknya pasien

    Universitas Sumatera Utara

  • yang memerlukan tindakan perawatan medis, tingkat pendidikan dan masa bekerja

    yang berbeda, hubungan antar karyawan yang kurang harmonis. Pendidikan diyakini

    mempunyai kaitan dengan tingkat stres kerja, seseorang yang mempunyai pendidikan

    tinggi dipandang cukup cakap melakukan coping ketika menghadapi masalah

    sehingga tingkat stres nya juga akan menururn.

    Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat topik

    Pengaruh Tingkat Pendidikan, Masa Bekerja dan Beban Kerja pada Perawat terhadap

    Tingkat Stres kerja Perawat di Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Aceh.

    1.2. Permasalahan

    Permasalahan penelitian ini adalah apakah ada pengaruh tingkat pendidikan,

    masa bekerja dan beban kerja pada perawat terhadap tingkat stres kerja perawat di

    Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Aceh.

    1.3. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah untuk :

    a. Menganalisis pengaruh tingkat pendidikan terhadap tingkat stres kerja perawat

    di Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Aceh.

    b. Menganalisis pengaruh masa bekerja terhadap tingkat stres kerja perawat di

    Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Aceh

    c. Menganalisis pengaruh beban kerja terhadap tingkat stres kerja perawat di

    Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Aceh

    Universitas Sumatera Utara

  • d. Menganalisis faktor yang paling dominan yang mempengaruhi stres kerja

    perawat di Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Aceh.

    1.4. Hipotesis

    Hipotesis penelitian ini adalah ada Pengaruh Tingkat Pendidikan, Masa

    Bekerja dan Beban Kerja terhadap Tingkat Stres Kerja Perawat di Rumah Sakit Jiwa

    Pemerintah Aceh.

    1.5. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk :

    1.5.1. Ilmu Pengetahuan

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu

    pengetahuan kesehatan masyarakat tertentu yang berkaitan dengan

    pengaruh tingkat pendidikan, masa bekerja dan beban kerja terhadap

    tingkat stres kerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Aceh.

    1.5.2. Perawat

    Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pengaruh tingkat

    pendidikan, masa bekerja dan beban kerja terhadap tingkat stres kerja

    perawat di Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Aceh, sehingga diharapkan agar

    perawat dapat mengantisipasi stres yang diakibatkan oleh beban kerja

    dengan cara yang asertif.

    Universitas Sumatera Utara

  • 1.5.3. Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Aceh

    Penelitian ini menyediakan data tentang pengaruh tingkat pendidikan,

    lamanya kerja tentang pengaruh tingkat pendidikan, masa bekerja dan

    beban kerja terhadap tingkat stres kerja perawat di Rumah Sakit Jiwa

    Pemerintah Aceh, dapat mengambil kebijakan tentang pengaturan dan

    pengorganisasian perawat pada setiap ruangan sehingga diperoleh jumlah

    perawat yang proporsional, yang sesuai dengan jumlah pasien.

    Universitas Sumatera Utara