Chapter IIk
-
Upload
rachael-johnson -
Category
Documents
-
view
40 -
download
0
description
Transcript of Chapter IIk
2.1 Definisi Pariwisata
Pemakaian kata “Pariwisata” untuk pertama kalinya dicetuskan oleh Prof. Priyono yang
pada masa itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI (Yoeti, 1985:102-103).
Kata “Pariwisata” tersebut diploklamirkan pada saat berlangsungnya Musyawarah Nasional
(MUNAS) II Pariwisata di Tretes (Jawa Timur) 12-14 Juni 1958 untuk menggantikan kata
“tourisme”, dari bahasa Belanda yang sebelumnya lebih familiar.
Istilah “pariwisata” secara etimologi berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua
suku kata yaitu “pari” dan “wisata” ( Yoeti, 1985: 102-103). “pari” berarti banyak, berkali-kali,
berputar-putar, atau berkeliling, sedangkan kata “wisata”, memiliki arti berpergian. Jadi secara
harfiah dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan
secara berkali-kali ke suatu tempat atau daerah yang ingin dikunjukungi.
Di bawah ini akan diuraikan beberapa istilah dan pengertian yang berkaitan dengan kata
“pariwisata”, yaitu::
a. Menurut UU No. 9 Tahun 1990, menyatakan
1. Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang
dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya
tarik wisatadi daerah tersebut.
2. Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan wisata.
3. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk objek
wisata dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. .
4. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata
atu menyediakan dan mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana
Universitas Sumatera Utara
pariwisata, dan usaha lain yang terkait dalam bidang tersebut.
5. Objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sarana pariwisata.
6. Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun untuk
m,emenuhi kebutuhan pariwisata.
b. Menurut Oka A. Yoeti (1986:118) dalam bukunya “Pengantar Ilmu Pariwisata”
menyatakan : Pariwisata adalah suatu perjalanan untuk sementara waktu yang
diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan tujuan bukan untuk mencari
nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan
tersebut guna bertamasya dan berekreasi.
c. Menurut Salah Wahab (Yoeti, 1958:2), seorang ahli pariwisata berkebangsaan Mesir,
dalam bukunya : An Introduction on tourism Theory”, mendasarkan pemikirannya atas 3
faktor, yaitu: orang(man), ruang(space), dan waktu (time). Dia memberikan definisi
pariwisata sebagai berikut :”Pariwisata adalah suatu aktifitas manusia yang dilakukan
secara sadar dan mendapat pelayanan secara bergantian di antara orang-orang di dalam
suatu nagara itu sendiri (dalam negeri) dan daerah lain (luar negeri) untuk sementara
waktu dalam mencari kepuasan yang beranekaragam dan berbeda dengan yang
dialaminya di kmana ia memperoleh pekerjaan tetap.
d. Menurut Herman V. Schulalard (Yoeti, 1986:114), seorang ekonom Austria (1910),
mendefinisikan pariwisata sebagai berikut : “Tourism is the sum of operations, mainly of
an economic nature, wich directly related to the entri, stay and movement of foreigner
inside certain country, city or region”.
e. Menurut Hanzikern dan K. Kropt (1942), pariwisata adalah keseluruhan daripada gejala-
gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan-perjalanan dan pendiaman orang-orang asing
Universitas Sumatera Utara
serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap
dan tidak memperoleh penghasilan dari aktifitas yang bersifat sementara.
2.2 Batasan Definisi Wisatawan
Batasan yang diberikan IUOTO (International Union of Official Travel Organization)
mengenai definisi wisatawan yang dikemukakan pada United Nation Conference on International
Travel and Tourism di Roma pada Tahun 1987 yaitu, seorang yang berpergian dari tempat
tinggal (daerah asal) untuk berkunjung ke tempat lain dan berdiam di tempat tersebut lebih dari
24 jam adalah batasan yang secara umum masih dipakai sampai sekarang ini.
Kategori yang tidak disebut sebagai wisatawan yaitu:
1. Orang yang tiba di suatu negara yang bertujuan untuk mencari penghasilan atau
melakukan kegiatan usaha di negara tersebut.
2. Orang yang datang dengan maksud menetap
3. Orang yang datang ke suatu negara dan tidak bermaksud untuk singgah meskipun
perjalanan itu lebih dari 24 jam
4. Perjalanan kaum pengungsi
2.3 Definisi Objek Wisata dan Atraksi Wisata
Salah satu yang sangat menentukan berkembangnya industri pariwisata adalah objek
wisata dan atraksi wisata. Secara pintas produk wisata dan atraksi wisata seolah-olah memiliki
definisi yang sama, namun memiliki perbedaan yang prinsipil.
Di luar negeri kita tidak akan menemukan terminology objek wisata, tetapi tidak akan
menemukan istilah “Tourist Atraction” (atraksi wisata). Sementara di Indonesia kita akan
Universitas Sumatera Utara
menemukan istilah objek wisata. Atraksi wisata adalah sesuatu yang menarik untuk dilihat,
dirasakan, dinikmati, dan dimiliki wisatawan yang disediakan atau bersumber pada alam saja
(Yoeti, 1996:28)
2.4 Definisi Industri Pariwisata
Industri pariwisata adalah kumpulan bermacam-macam perusahaan yang secara bersama-
sama menghasilkan barang-barang dan jasa (goods and services) yang dibutuhkan oleh
wisatawan selama kegiatan wisatanya berlangsung. Industri pariwisata telah membuktikan diri
sebagai sebuah alternative kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan sebagai salah satu upaya
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk mendapatkan kondisi yang ideal maka
industri pariwisata dituntut untuk berkembang dengan baik dan menghasilkan produk yang
unggul dan dapat diandalkan.
Para ahli pariwisata memberi batasan yang bervariasi tentang industri pariwisata, yaitu:
1. Kusudianto Hadiroto (Pendit, 1994:37)
“Industri Pariwisata adalah suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta yang terkait
dalam pengembangan produk suatu layanan untuk memenuhi kebutuhan orang-orang
yang berpergian (wisatawan)
2. W. Hunzieker dari Bern University (Pendit, 1994:38)
“Tourism enterprises are all bisiness which, by combining various means of production,
provide goods and service of a specially tourist nature”
3. G. A. Schmol dalam bukunya Tourism Promotion (Yoeti, 1985:143), “Tourism is highly
the centralized industry consisting of enterprises different in size, location, function, type
organization, range of service provide, and method use to market and sell them”.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa ahli kepariwisataan lainnya memberikan pengertian yang bervariasi tentang
industri pariwisata, tetapi ada satu kesamaan dalam pengertian yang mereka berikan, yaitu bahwa
perusahaan barang dan jasa itu terdiri dari bermacam-macam perusahaan bahkan dikatakan
berbeda, baik ukurannya, bentuk organisasinya, maupun lokasi dan tempat kedudukannya.
Secara umum pengertian industri pariwisata adalah keseluruhan pelayanan yang diterima
oleh wisatawan semenjak ia meninggalkan daerah asalnya, sampai di tempat tujuan, dan kembali
ke daerah asalnya kembali. Beberapa perusahaan yang bergerak di bidang industri pariwisata
sebagai berikut:
1. Biro Perjalanan Wisata (BPW)
Merupakan perusahaan yang menyediakan paket wisata dan agen perjalanan yang
mengurus keprluan wisatawan selama perjalanan serta memberikan informasi yang
berhubungan dengan perjalanan.
2. Perusahaan Angkutan Wisata
Merupakan perusahaan yang menyediakan jasa pelayanan jasa angkutan bagi wisatawan,
mulai dari berangkat hingga kembali dari daerah tujuan.
3. Akomodasi
Merupakan perusahaan yang menyediakan jasa penginapan kepada wisatawan selama
melakukan perjalanan di daerah objek wisata.
4. Bar dan Restoran
Merupakan perusahaan yang menyediakan jasa penyediaan makanan dan minuman bagi
wisatawan.
5. Souvenir dan Handicraft
Universitas Sumatera Utara
Merupakan perusahaan yang menyediakan barang-barang berupa kerajinan tangan yang
dapat menjadi kenang-kenangan bagi wisatawan tersebut.
2.5 Ciri-Ciri Produk Wisata
Produk pariwisata memiliki beberapa cirri-ciri yang membedakannya dari hasil produksi
lainya, yaitu:
• Pada umumnya peranan perantara tidak dibutuhkan karena proses produksi terjadi
pada saat bersamaan dengan konsumsi.
• Hasil atau produk pariwisata tidak mempunyai standard atau ukuran yang objektif,
tidak seperti halnya industri lain yang mempunyai ukuran baku.
• Permintaan terhadap hasil produksi industri pariwisata tidak tetap dan sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor non teknis.
• Calon konsumen tidak dapat mencicipi produk yang dibelinya. Hanya dapat dilihat
melalui brosur, slides, televise, maupun media lainnya.
• Hasil atau produk pariwisata banyak tergantung kepada manusia dan sedikit sekali
yang bergantung kepada mesin.
2.6 Motif Perjalanan Wisata
Perjalanan wisata mempunyai berbagai macam motif dan dengan tujuan yang tertentu
pula. Beberapa alas an atau motif tersebut akan dibahas di bawah ini.
1. Pariwisata Untuk Menikmati Perjalanan (Pleasure Tourism)
Bentuk pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan tempat tinggalnya,
yaitu untuk keperluan libur, mencari udara segar, menikmati keindahan alam, mendapat
Universitas Sumatera Utara
ketenangan dan kedamaian di daerah luar kota seprti menikmati objek argo wisata dan
sebagainya.
2. Pariwisata Untuk Rekreasi (Recreation Tourisam)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang menghendaki untuk menikmati hari-
hari liburnya untuk beristirahat dan memulihkan kesegaran jasmani dan rohani, serta untuk
menghilangkan rasa letih dan lelah. Bentuk kegiatan yang cocok adalah agrowisata dan
ekowosata yang menonjolkan keindahan alam yang masih asri dan jauh dari kebisingan yang
menjadi cirri khas kota metropolitan.
3. Pariwisata Kebudayaan (Culture Tourism)
Jenis pariwisata ini ditandai dengan adanya rangkaian motivasi seprti keinginan untuk
mempelajari adat istiadat, untuk mengetahui jenis-jenis kebudayaan, cirri=cirri khas, dan segala
hal yang ingin mereka ketahui tentang suatu budaya tertentu.
4. Pariwisata Olahraga
Kegiatan pariwisata ini bertujuan untuk melihat atau menyaksikan secara langsung suatu
acara/event olahraga tertenti di suatu Negara seperti Olimpiade, dan acara olahraga lainnya.
5. Pariwisata Konvensi (Convention Tourism)
Kegiatan pariwisata di mana rangkaian motif perjalanan tersebut adalah untuk tujuan
kongres, seminar, symposium, maupun pameran.
6. Pariwisata Kuliner(Culiner Tourism)
Jenis pariwisata ini merupakan jenis kegiatan pariwisata yang sangat popular belakangan
ini, di mana para wisatawan mengunjungi suatu daerah untuk menikmati dan merasakan secara
langsung masakan khas daerah tersebut yang mungkin tidak dapat mereka nikmati di daerah
yang lain.
Universitas Sumatera Utara
7. Pariwisata Agama/Pariwisata Religi (Pilgrim Tourism)
Pariwisata ini ditujukan khusus kepada para penganut agama tertentu yang ingin
mengunjungi daerah-daerah yang erat kaitannya dengan agama yang mereka peluk. Dan
mengunjungi tempat-tempat beribadah yang memiliki nilai sejarah.
Contoh: Umat muslim bias berwisata/naik haji ke Arab Saudi, selain untuk melaksanakan ajaran
agama mereka juga dapat melakukan kegiatan wisata di Negara tersebut. Sementara itu pemeluk
Nasrani biasa melakukan wisata religi ke Negara Israel yang memiliki hubungan sejarah yang
sangat kental dengan ajaran agama yang mereka anut.
2.7 Transportasi Pariwisata
Secara sederhana transportasi pariwisata didefinisikan sebagai suatu alat yang
dipergunakan oleh wisatawan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dalam
rangka kegiatan berwisata. Kegiatan transportasi sendiri merupakan salah satu fktor penting
dalam dunia kepariwisataan di seluruh dunia. Dengan semakin berkembangnya zaman maka
semakin meningkat dan kebutuhan akan alat transportasi yang cepat dan efisien.
Demikian pula halnya dengan alat transportasi yang dipergunakan dalam industri
pariwisata. Para wisatawan tentunya menginginkan alat transportasi yang dapat dengan cepat
mengantar mengantar mereka ke daerah asal mereka dengan aman dan nyaman. Tentunya hal
tersebut sangat vital dalam usaha untuk mengembangkan dunia pariwisata di Negara kita ini.
Adapun jenis-jenis alat transportasi dalam dunia pariwisata adalah sebagai berikut :
• Transportasi Udara
Contoh : Pesawat Udara, helicopter, balon udara
Universitas Sumatera Utara
• Transtasi Laut
Contoh : Kapal Feri, boat, pesiar (cruise), yacht, dan lain-lain.
• Transportasi Darat
Contoh : Dokar, bus, kereta api, sepeda motor, dan lain sebagainya.
2.8 Atraksi dan Daya Tarik Wisata
Dalam bidang kepariwisataan Indonesia terdapat perbedaan persepsi antara objek dan
atraksi wisata.Hal tersebut tidak ditemukan dalam literature luar negeri. Untuk pengertian objek
wisata mereka lebih banyak menggunakan istilah “tourist attraction”, yaitu segala sesuatu yang
menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu. Kita akan menyebut
sesuatu itu sebagai objek wisata, bila untuk melihat objek tersebut tidak membutuhkan persiapan
terlebih dahulu. Misalny, pemandangan alam, gunung, sungai, danau, candi, dan lain-lain (Yoeti,
1996:172)
Lain halnya dengan atraksi wisata yang merupakan segala sesuatu yang harus
dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat dinikmati. Adapun beberapa contoh dan kelompok ini
yaitu: tari-tarian, kesenian tradisional, upacara adat, dan lain sebagainya.Menurut Marioti( Yoeti,
1996:172), ada 3 hal yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah, yaitu:
1. Hasil ciptaan manusia (man made supply), yang berupa benda-benda bersejarah,
kebudayaan, dan system religi.
2. Benda-benda yang tersedi dan terdapat di alam semsta (antural amenities, yang termasuk
dalam kelompok ini adalah, iklim, fauna, flora, topografi, pemandangan, dan lain-lain.
3. Tata cara kehidupan masyarakat (the way of live), misalnya, pembakaran mayat di Bali
(Ngaben), dan upacara Sekaten di Yogyakarta.
Universitas Sumatera Utara
Dari beberapa definisi yang telah disebutkan di atas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa objek dan daya tarik wisata adalah unsure-unsur lingkungan hidup yang terdiri dari
sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan yang dapat dikembangkan
dan dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata.
2.9 Produk Industri Pariwisata
Yang dimaksud dengan hasil (pruduck) industri pariwisata adalah semua jasa-
jasa(services) yang dibutuhkan wisatawan semenjakberangkat meninggalkan tempat asal, sampai
kembali ke tempat asalnya kembali. Menurut pendapat Medlik dan Middleton, produk industri
pariwisata terdiri dari bermacam-macam unsure atau merupakan suatu “package” yang tidak dapt
dipisahkan. Pada dasarnya ada 3 golongan pokok produk industri pariwisata, yaitu:
1. Tourist Object atau objek pariwisata yang terdapat pada daerah-daerah tujuan wisata,
yang menjadi daya tarik orang-orang untuk dating berkunjung ke daerah-daerah tersebut.
2. Fasilitas yang diperlukan di tempat tujuan tersebut, seperti akomodasi perhotelan, bar,
dan restoran, entertainment, dan lain-lain.
3. Transportasi yang menghubungkan Negara asal wisatawan dengan daerah-daerah dari
tujuan wisata, serta transportasi di tempat tujuan ke objek-objek wisata yang dituju.
Pengertian “product” tersebut di atas sejalan dengan pengrtian “industri pariwisata” yang
kita kenal. Seperti kita ketahui industri pqaeiwisata sebagai salah satu industri tidaklah berdiri
sendiri, tetapi terdiri dari serangkaian perusahaan-perusahaan yang menghasilkan bermacam-
macam jasa yang dibeli wisatawan dalam bentuk “tour packages”.
Beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pariwisata adalah sebagai
berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Biro Perjalanan Wisata
Adalah perusahaan yang membuat suatu paket wisata dan memberi segala informasi
mengenai perjalanan yan ditawarkan. Biro Perjalanan ini yang bertanggung jawab
mengenai segala kebutuhan yang diperlukan wisatawan selama Perjalanan.
2. Perusahaan Angkutan Wisata
Adalah perusahaan yang memberikan pelayanan jasa-jasa angkutan bagi wisatawan yang
membutuhkan.
3. Akomodasi
Adalah perusahaan yang menyediakan jasa penginapan kepada wisatawan selama
melakukan Perjalanan ke daerah objek wisata.
4. Bar dan Restaurant
Adalah perusahaan yang menyediakan pelayanan makanan dan minuman bagi wisatawan
selama berada di daerah wisata.
5. Souvenir dan Handicraft
Adalah took-toko yang menyediakan barang-barang cinderamata dan souvenir khas
kerajinan tangan penduduk local yang dapat menjadi kenang-kenangan bagi wisatawan.
Ciri-ciri produk industri pariwisata yang penting untuk diketahui adalah sebagai berikut :
1. Hasil produk industri pariwisata tidak dapat dipisahkan karena produk itu tidak dapat
dibawa kepada konsumen untuk ditawarkan. Oleh karena itu, konsumen(wisatawan)
harus dibawa kemana tempat produk itu berada.
2. Pada umumnya peranan perantara tidak dibutuhkan karena proses produksi terjadi
bersamaan dengan konsumsi. Satu-satunya perantara dalam penjualan jasa industri
Universitas Sumatera Utara
pariwisata hanyalah travel agent atau tour operator.
3. Produk indusri pariwisata tidak dapat ditimbun seperti hasil industri lain. Misalnya, hari
raya Galungan di Bali yang berlangsung sekali dalam setahun, tidak dapat disaksikan
seminggu sekali atau dalam waktu yang tidak tertentu.
4. Permintaan terhadap hasil produksi pariwisata sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor non
ekonomis. Adanya kerusuhan, peperangan, dan bencana alam akan menyebabkan
permintaan berkurang. Sebaliknya, pada kondisi yang aman dan kondusif, permintaan
akan meningkat.
5. Calon konsumen tidak dapat mencicipi produk yang akan dibelinya, tetapi hanya dapat
melihat dari brosur, side, TV, atau film yang dibuat secara khusus untuk keprluan
promosi.
6. Hasil atau produk pariwisata itu banyak bergantung pada manusia dan sedikit sekali yang
dapat digantikan dengan mesin.
7. Penyediaan usaha produk industri pariwisata memerlukan biaya besar dan mempunyai
resiko tinggi.
Keadaan atau situasi perekonomian, politik, dan sikap masyarakat akan mempengaruhi
usaha penanaman modal dalam bidang kepariwisataan. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pengembangan dan penelitian yang mendalam, serta perencanaan yang matang agar resiko dalam
bidang industri kepariwisataan dapat diperkecil.
2.10 Sarana dan Prasarana Kepariwisataan
Sarana dan prasarana masih perlu mendapat perhatian dari semua pihak, karena kegiatan
pariwisata adalah tanggung jawab bersama. Untuk memperlancar laju pertumbuhan industri
pariwisata, tentu saja diperlukan sarana dan prasarana yang memadai.
Universitas Sumatera Utara
a. Sarana Kepariwisataan adalah semua fasilitas yang menghasilkan barang mauoun jasa-
jasa yang sudah disediakan, dan beroprasi langsung dalam kegiatan pariwisata. Sarana
atau fasilitas pariwisata yang sangat berpengaruh dalam industri pariwisata adalah
sebagai berikut :
1. Akomodasi/Pelayanan/Fsailitas
Untuk memenuhi kebutuhan wisatawan selama dalam berwisata diperlukan tempat-
tempat penginapan, fasilitas pelengkap atau pendukung lain serta pelayanan yang
baik dan mengesankan, misalnya : penyediaan hotel, wisama, dan rumah-rumah
penginapan yang lain.
2. Transportasi
Alat transportasi udara, laut, dan darat sangat mendukung kegiatan pariwisata. Para
wisatawan yang dating ke Negara rujuan wisata membutuhkan alat transportasi.
Begitu pula kunjungan wisatawan ke objek-objek wisata yang memerlukan sarana
transportasi. Oleh karena itu, transportasi merupakan salah satu sarana pokok dalam
kegiatan pariwisata.
3. Restaurant
Salah satu sarana yang paling penting yang harus dipersiapkan di kawasan wisata
adalah restaurant, snack bar, café, dan lain-lain. Dengan adanya sarana-sarana
tersebut maka para wisatawan diharapkan dapat lebih betah tinggal di daerah wisata
tersebut.
b. Prasarana kepariwisataan adalah penunjang keberhasilan penyelenggaraan kegiatan
Universitas Sumatera Utara
pariwisata. Prasarana ini dibagi dalam tiga kelompok, yaitu:
• Receptive Tourist Plant, yaitu segala bentuk badan usaha organisasi yang mengurus
kedatangan wisatawan seperti BPU, AP.
• Recidental Tourist Plant, yaitu semua fasilitas yang disiapkan untuk menampung
wisatawan seperti hotel, dan restaurant.
• Recreative and Sportive Tourist Plant, yaitu semua fasilitas yang digunakan untuk
kegiatan olahraga seperti kolam renang, lapangan golf, lapangan tennis, dan
sebagainya.
2.11 Syarat Objek Wisata yang Dapat Dikembangkan
Suatu objek wisata dikatakan layak atau tidaknya untuk dikembangkan maka harus
memperhatikan beberapa syarat.
Syamsuridjal (1997 : 21) mengemukakan beberapa syarat agar suatu objek wisata
dikatakan layak untuk dikembangkan, antara lain :
1. Attraction, yaitu segala sesuatu yang menjadi cirri khas dan menjadi daya tarik
wisatawan agar mau dating berkunjung ke tempat objek wisata tersebut. Atraksi wisata
terdiri dari 2, yaitu:
a. Site Attraction, yaitu daya tarik yang dimiliki oleh objek wisata semenjak objek
wisata itu ada.
b. Even Attraction, yaitu daya tarik yang dimiliki oleh suatu objek wisata setelah dibuat
oleh manusia.
2. Accessible, yaitu kemudahan cara untuk mencapai tempat wisata tersebut.
3. Amenity, yaitu fasilitas yang tersedia di daerah objek wisata seperti akomodasi dan
Universitas Sumatera Utara