Chapter IIk

14
2.1 Definisi Pariwisata Pemakaian kata “Pariwisata” untuk pertama kalinya dicetuskan oleh Prof. Priyono yang pada masa itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI (Yoeti, 1985:102-103). Kata “Pariwisata” tersebut diploklamirkan pada saat berlangsungnya Musyawarah Nasional (MUNAS) II Pariwisata di Tretes (Jawa Timur) 12-14 Juni 1958 untuk menggantikan kata “tourisme”, dari bahasa Belanda yang sebelumnya lebih familiar. Istilah “pariwisata” secara etimologi berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu “pari” dan “wisata” ( Yoeti, 1985: 102-103). “pari” berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, atau berkeliling, sedangkan kata “wisata”, memiliki arti berpergian. Jadi secara harfiah dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan secara berkali-kali ke suatu tempat atau daerah yang ingin dikunjukungi. Di bawah ini akan diuraikan beberapa istilah dan pengertian yang berkaitan dengan kata “pariwisata”, yaitu:: a. Menurut UU No. 9 Tahun 1990, menyatakan 1. Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisatadi daerah tersebut. 2. Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan wisata. 3. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk objek wisata dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. . 4. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atu menyediakan dan mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana Universitas Sumatera Utara

description

KARYA ILMIAH

Transcript of Chapter IIk

Page 1: Chapter IIk

2.1 Definisi Pariwisata

Pemakaian kata “Pariwisata” untuk pertama kalinya dicetuskan oleh Prof. Priyono yang

pada masa itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI (Yoeti, 1985:102-103).

Kata “Pariwisata” tersebut diploklamirkan pada saat berlangsungnya Musyawarah Nasional

(MUNAS) II Pariwisata di Tretes (Jawa Timur) 12-14 Juni 1958 untuk menggantikan kata

“tourisme”, dari bahasa Belanda yang sebelumnya lebih familiar.

Istilah “pariwisata” secara etimologi berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua

suku kata yaitu “pari” dan “wisata” ( Yoeti, 1985: 102-103). “pari” berarti banyak, berkali-kali,

berputar-putar, atau berkeliling, sedangkan kata “wisata”, memiliki arti berpergian. Jadi secara

harfiah dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan

secara berkali-kali ke suatu tempat atau daerah yang ingin dikunjukungi.

Di bawah ini akan diuraikan beberapa istilah dan pengertian yang berkaitan dengan kata

“pariwisata”, yaitu::

a. Menurut UU No. 9 Tahun 1990, menyatakan

1. Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang

dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya

tarik wisatadi daerah tersebut.

2. Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan wisata.

3. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk objek

wisata dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. .

4. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata

atu menyediakan dan mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Chapter IIk

pariwisata, dan usaha lain yang terkait dalam bidang tersebut.

5. Objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sarana pariwisata.

6. Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun untuk

m,emenuhi kebutuhan pariwisata.

b. Menurut Oka A. Yoeti (1986:118) dalam bukunya “Pengantar Ilmu Pariwisata”

menyatakan : Pariwisata adalah suatu perjalanan untuk sementara waktu yang

diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan tujuan bukan untuk mencari

nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan

tersebut guna bertamasya dan berekreasi.

c. Menurut Salah Wahab (Yoeti, 1958:2), seorang ahli pariwisata berkebangsaan Mesir,

dalam bukunya : An Introduction on tourism Theory”, mendasarkan pemikirannya atas 3

faktor, yaitu: orang(man), ruang(space), dan waktu (time). Dia memberikan definisi

pariwisata sebagai berikut :”Pariwisata adalah suatu aktifitas manusia yang dilakukan

secara sadar dan mendapat pelayanan secara bergantian di antara orang-orang di dalam

suatu nagara itu sendiri (dalam negeri) dan daerah lain (luar negeri) untuk sementara

waktu dalam mencari kepuasan yang beranekaragam dan berbeda dengan yang

dialaminya di kmana ia memperoleh pekerjaan tetap.

d. Menurut Herman V. Schulalard (Yoeti, 1986:114), seorang ekonom Austria (1910),

mendefinisikan pariwisata sebagai berikut : “Tourism is the sum of operations, mainly of

an economic nature, wich directly related to the entri, stay and movement of foreigner

inside certain country, city or region”.

e. Menurut Hanzikern dan K. Kropt (1942), pariwisata adalah keseluruhan daripada gejala-

gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan-perjalanan dan pendiaman orang-orang asing

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Chapter IIk

serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap

dan tidak memperoleh penghasilan dari aktifitas yang bersifat sementara.

2.2 Batasan Definisi Wisatawan

Batasan yang diberikan IUOTO (International Union of Official Travel Organization)

mengenai definisi wisatawan yang dikemukakan pada United Nation Conference on International

Travel and Tourism di Roma pada Tahun 1987 yaitu, seorang yang berpergian dari tempat

tinggal (daerah asal) untuk berkunjung ke tempat lain dan berdiam di tempat tersebut lebih dari

24 jam adalah batasan yang secara umum masih dipakai sampai sekarang ini.

Kategori yang tidak disebut sebagai wisatawan yaitu:

1. Orang yang tiba di suatu negara yang bertujuan untuk mencari penghasilan atau

melakukan kegiatan usaha di negara tersebut.

2. Orang yang datang dengan maksud menetap

3. Orang yang datang ke suatu negara dan tidak bermaksud untuk singgah meskipun

perjalanan itu lebih dari 24 jam

4. Perjalanan kaum pengungsi

2.3 Definisi Objek Wisata dan Atraksi Wisata

Salah satu yang sangat menentukan berkembangnya industri pariwisata adalah objek

wisata dan atraksi wisata. Secara pintas produk wisata dan atraksi wisata seolah-olah memiliki

definisi yang sama, namun memiliki perbedaan yang prinsipil.

Di luar negeri kita tidak akan menemukan terminology objek wisata, tetapi tidak akan

menemukan istilah “Tourist Atraction” (atraksi wisata). Sementara di Indonesia kita akan

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Chapter IIk

menemukan istilah objek wisata. Atraksi wisata adalah sesuatu yang menarik untuk dilihat,

dirasakan, dinikmati, dan dimiliki wisatawan yang disediakan atau bersumber pada alam saja

(Yoeti, 1996:28)

2.4 Definisi Industri Pariwisata

Industri pariwisata adalah kumpulan bermacam-macam perusahaan yang secara bersama-

sama menghasilkan barang-barang dan jasa (goods and services) yang dibutuhkan oleh

wisatawan selama kegiatan wisatanya berlangsung. Industri pariwisata telah membuktikan diri

sebagai sebuah alternative kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan sebagai salah satu upaya

dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk mendapatkan kondisi yang ideal maka

industri pariwisata dituntut untuk berkembang dengan baik dan menghasilkan produk yang

unggul dan dapat diandalkan.

Para ahli pariwisata memberi batasan yang bervariasi tentang industri pariwisata, yaitu:

1. Kusudianto Hadiroto (Pendit, 1994:37)

“Industri Pariwisata adalah suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta yang terkait

dalam pengembangan produk suatu layanan untuk memenuhi kebutuhan orang-orang

yang berpergian (wisatawan)

2. W. Hunzieker dari Bern University (Pendit, 1994:38)

“Tourism enterprises are all bisiness which, by combining various means of production,

provide goods and service of a specially tourist nature”

3. G. A. Schmol dalam bukunya Tourism Promotion (Yoeti, 1985:143), “Tourism is highly

the centralized industry consisting of enterprises different in size, location, function, type

organization, range of service provide, and method use to market and sell them”.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Chapter IIk

Beberapa ahli kepariwisataan lainnya memberikan pengertian yang bervariasi tentang

industri pariwisata, tetapi ada satu kesamaan dalam pengertian yang mereka berikan, yaitu bahwa

perusahaan barang dan jasa itu terdiri dari bermacam-macam perusahaan bahkan dikatakan

berbeda, baik ukurannya, bentuk organisasinya, maupun lokasi dan tempat kedudukannya.

Secara umum pengertian industri pariwisata adalah keseluruhan pelayanan yang diterima

oleh wisatawan semenjak ia meninggalkan daerah asalnya, sampai di tempat tujuan, dan kembali

ke daerah asalnya kembali. Beberapa perusahaan yang bergerak di bidang industri pariwisata

sebagai berikut:

1. Biro Perjalanan Wisata (BPW)

Merupakan perusahaan yang menyediakan paket wisata dan agen perjalanan yang

mengurus keprluan wisatawan selama perjalanan serta memberikan informasi yang

berhubungan dengan perjalanan.

2. Perusahaan Angkutan Wisata

Merupakan perusahaan yang menyediakan jasa pelayanan jasa angkutan bagi wisatawan,

mulai dari berangkat hingga kembali dari daerah tujuan.

3. Akomodasi

Merupakan perusahaan yang menyediakan jasa penginapan kepada wisatawan selama

melakukan perjalanan di daerah objek wisata.

4. Bar dan Restoran

Merupakan perusahaan yang menyediakan jasa penyediaan makanan dan minuman bagi

wisatawan.

5. Souvenir dan Handicraft

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Chapter IIk

Merupakan perusahaan yang menyediakan barang-barang berupa kerajinan tangan yang

dapat menjadi kenang-kenangan bagi wisatawan tersebut.

2.5 Ciri-Ciri Produk Wisata

Produk pariwisata memiliki beberapa cirri-ciri yang membedakannya dari hasil produksi

lainya, yaitu:

• Pada umumnya peranan perantara tidak dibutuhkan karena proses produksi terjadi

pada saat bersamaan dengan konsumsi.

• Hasil atau produk pariwisata tidak mempunyai standard atau ukuran yang objektif,

tidak seperti halnya industri lain yang mempunyai ukuran baku.

• Permintaan terhadap hasil produksi industri pariwisata tidak tetap dan sangat

dipengaruhi oleh faktor-faktor non teknis.

• Calon konsumen tidak dapat mencicipi produk yang dibelinya. Hanya dapat dilihat

melalui brosur, slides, televise, maupun media lainnya.

• Hasil atau produk pariwisata banyak tergantung kepada manusia dan sedikit sekali

yang bergantung kepada mesin.

2.6 Motif Perjalanan Wisata

Perjalanan wisata mempunyai berbagai macam motif dan dengan tujuan yang tertentu

pula. Beberapa alas an atau motif tersebut akan dibahas di bawah ini.

1. Pariwisata Untuk Menikmati Perjalanan (Pleasure Tourism)

Bentuk pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan tempat tinggalnya,

yaitu untuk keperluan libur, mencari udara segar, menikmati keindahan alam, mendapat

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Chapter IIk

ketenangan dan kedamaian di daerah luar kota seprti menikmati objek argo wisata dan

sebagainya.

2. Pariwisata Untuk Rekreasi (Recreation Tourisam)

Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang menghendaki untuk menikmati hari-

hari liburnya untuk beristirahat dan memulihkan kesegaran jasmani dan rohani, serta untuk

menghilangkan rasa letih dan lelah. Bentuk kegiatan yang cocok adalah agrowisata dan

ekowosata yang menonjolkan keindahan alam yang masih asri dan jauh dari kebisingan yang

menjadi cirri khas kota metropolitan.

3. Pariwisata Kebudayaan (Culture Tourism)

Jenis pariwisata ini ditandai dengan adanya rangkaian motivasi seprti keinginan untuk

mempelajari adat istiadat, untuk mengetahui jenis-jenis kebudayaan, cirri=cirri khas, dan segala

hal yang ingin mereka ketahui tentang suatu budaya tertentu.

4. Pariwisata Olahraga

Kegiatan pariwisata ini bertujuan untuk melihat atau menyaksikan secara langsung suatu

acara/event olahraga tertenti di suatu Negara seperti Olimpiade, dan acara olahraga lainnya.

5. Pariwisata Konvensi (Convention Tourism)

Kegiatan pariwisata di mana rangkaian motif perjalanan tersebut adalah untuk tujuan

kongres, seminar, symposium, maupun pameran.

6. Pariwisata Kuliner(Culiner Tourism)

Jenis pariwisata ini merupakan jenis kegiatan pariwisata yang sangat popular belakangan

ini, di mana para wisatawan mengunjungi suatu daerah untuk menikmati dan merasakan secara

langsung masakan khas daerah tersebut yang mungkin tidak dapat mereka nikmati di daerah

yang lain.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Chapter IIk

7. Pariwisata Agama/Pariwisata Religi (Pilgrim Tourism)

Pariwisata ini ditujukan khusus kepada para penganut agama tertentu yang ingin

mengunjungi daerah-daerah yang erat kaitannya dengan agama yang mereka peluk. Dan

mengunjungi tempat-tempat beribadah yang memiliki nilai sejarah.

Contoh: Umat muslim bias berwisata/naik haji ke Arab Saudi, selain untuk melaksanakan ajaran

agama mereka juga dapat melakukan kegiatan wisata di Negara tersebut. Sementara itu pemeluk

Nasrani biasa melakukan wisata religi ke Negara Israel yang memiliki hubungan sejarah yang

sangat kental dengan ajaran agama yang mereka anut.

2.7 Transportasi Pariwisata

Secara sederhana transportasi pariwisata didefinisikan sebagai suatu alat yang

dipergunakan oleh wisatawan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dalam

rangka kegiatan berwisata. Kegiatan transportasi sendiri merupakan salah satu fktor penting

dalam dunia kepariwisataan di seluruh dunia. Dengan semakin berkembangnya zaman maka

semakin meningkat dan kebutuhan akan alat transportasi yang cepat dan efisien.

Demikian pula halnya dengan alat transportasi yang dipergunakan dalam industri

pariwisata. Para wisatawan tentunya menginginkan alat transportasi yang dapat dengan cepat

mengantar mengantar mereka ke daerah asal mereka dengan aman dan nyaman. Tentunya hal

tersebut sangat vital dalam usaha untuk mengembangkan dunia pariwisata di Negara kita ini.

Adapun jenis-jenis alat transportasi dalam dunia pariwisata adalah sebagai berikut :

• Transportasi Udara

Contoh : Pesawat Udara, helicopter, balon udara

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Chapter IIk

• Transtasi Laut

Contoh : Kapal Feri, boat, pesiar (cruise), yacht, dan lain-lain.

• Transportasi Darat

Contoh : Dokar, bus, kereta api, sepeda motor, dan lain sebagainya.

2.8 Atraksi dan Daya Tarik Wisata

Dalam bidang kepariwisataan Indonesia terdapat perbedaan persepsi antara objek dan

atraksi wisata.Hal tersebut tidak ditemukan dalam literature luar negeri. Untuk pengertian objek

wisata mereka lebih banyak menggunakan istilah “tourist attraction”, yaitu segala sesuatu yang

menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu. Kita akan menyebut

sesuatu itu sebagai objek wisata, bila untuk melihat objek tersebut tidak membutuhkan persiapan

terlebih dahulu. Misalny, pemandangan alam, gunung, sungai, danau, candi, dan lain-lain (Yoeti,

1996:172)

Lain halnya dengan atraksi wisata yang merupakan segala sesuatu yang harus

dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat dinikmati. Adapun beberapa contoh dan kelompok ini

yaitu: tari-tarian, kesenian tradisional, upacara adat, dan lain sebagainya.Menurut Marioti( Yoeti,

1996:172), ada 3 hal yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah, yaitu:

1. Hasil ciptaan manusia (man made supply), yang berupa benda-benda bersejarah,

kebudayaan, dan system religi.

2. Benda-benda yang tersedi dan terdapat di alam semsta (antural amenities, yang termasuk

dalam kelompok ini adalah, iklim, fauna, flora, topografi, pemandangan, dan lain-lain.

3. Tata cara kehidupan masyarakat (the way of live), misalnya, pembakaran mayat di Bali

(Ngaben), dan upacara Sekaten di Yogyakarta.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Chapter IIk

Dari beberapa definisi yang telah disebutkan di atas maka dapat diambil kesimpulan

bahwa objek dan daya tarik wisata adalah unsure-unsur lingkungan hidup yang terdiri dari

sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan yang dapat dikembangkan

dan dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata.

2.9 Produk Industri Pariwisata

Yang dimaksud dengan hasil (pruduck) industri pariwisata adalah semua jasa-

jasa(services) yang dibutuhkan wisatawan semenjakberangkat meninggalkan tempat asal, sampai

kembali ke tempat asalnya kembali. Menurut pendapat Medlik dan Middleton, produk industri

pariwisata terdiri dari bermacam-macam unsure atau merupakan suatu “package” yang tidak dapt

dipisahkan. Pada dasarnya ada 3 golongan pokok produk industri pariwisata, yaitu:

1. Tourist Object atau objek pariwisata yang terdapat pada daerah-daerah tujuan wisata,

yang menjadi daya tarik orang-orang untuk dating berkunjung ke daerah-daerah tersebut.

2. Fasilitas yang diperlukan di tempat tujuan tersebut, seperti akomodasi perhotelan, bar,

dan restoran, entertainment, dan lain-lain.

3. Transportasi yang menghubungkan Negara asal wisatawan dengan daerah-daerah dari

tujuan wisata, serta transportasi di tempat tujuan ke objek-objek wisata yang dituju.

Pengertian “product” tersebut di atas sejalan dengan pengrtian “industri pariwisata” yang

kita kenal. Seperti kita ketahui industri pqaeiwisata sebagai salah satu industri tidaklah berdiri

sendiri, tetapi terdiri dari serangkaian perusahaan-perusahaan yang menghasilkan bermacam-

macam jasa yang dibeli wisatawan dalam bentuk “tour packages”.

Beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pariwisata adalah sebagai

berikut :

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Chapter IIk

1. Biro Perjalanan Wisata

Adalah perusahaan yang membuat suatu paket wisata dan memberi segala informasi

mengenai perjalanan yan ditawarkan. Biro Perjalanan ini yang bertanggung jawab

mengenai segala kebutuhan yang diperlukan wisatawan selama Perjalanan.

2. Perusahaan Angkutan Wisata

Adalah perusahaan yang memberikan pelayanan jasa-jasa angkutan bagi wisatawan yang

membutuhkan.

3. Akomodasi

Adalah perusahaan yang menyediakan jasa penginapan kepada wisatawan selama

melakukan Perjalanan ke daerah objek wisata.

4. Bar dan Restaurant

Adalah perusahaan yang menyediakan pelayanan makanan dan minuman bagi wisatawan

selama berada di daerah wisata.

5. Souvenir dan Handicraft

Adalah took-toko yang menyediakan barang-barang cinderamata dan souvenir khas

kerajinan tangan penduduk local yang dapat menjadi kenang-kenangan bagi wisatawan.

Ciri-ciri produk industri pariwisata yang penting untuk diketahui adalah sebagai berikut :

1. Hasil produk industri pariwisata tidak dapat dipisahkan karena produk itu tidak dapat

dibawa kepada konsumen untuk ditawarkan. Oleh karena itu, konsumen(wisatawan)

harus dibawa kemana tempat produk itu berada.

2. Pada umumnya peranan perantara tidak dibutuhkan karena proses produksi terjadi

bersamaan dengan konsumsi. Satu-satunya perantara dalam penjualan jasa industri

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Chapter IIk

pariwisata hanyalah travel agent atau tour operator.

3. Produk indusri pariwisata tidak dapat ditimbun seperti hasil industri lain. Misalnya, hari

raya Galungan di Bali yang berlangsung sekali dalam setahun, tidak dapat disaksikan

seminggu sekali atau dalam waktu yang tidak tertentu.

4. Permintaan terhadap hasil produksi pariwisata sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor non

ekonomis. Adanya kerusuhan, peperangan, dan bencana alam akan menyebabkan

permintaan berkurang. Sebaliknya, pada kondisi yang aman dan kondusif, permintaan

akan meningkat.

5. Calon konsumen tidak dapat mencicipi produk yang akan dibelinya, tetapi hanya dapat

melihat dari brosur, side, TV, atau film yang dibuat secara khusus untuk keprluan

promosi.

6. Hasil atau produk pariwisata itu banyak bergantung pada manusia dan sedikit sekali yang

dapat digantikan dengan mesin.

7. Penyediaan usaha produk industri pariwisata memerlukan biaya besar dan mempunyai

resiko tinggi.

Keadaan atau situasi perekonomian, politik, dan sikap masyarakat akan mempengaruhi

usaha penanaman modal dalam bidang kepariwisataan. Oleh karena itu, perlu dilakukan

pengembangan dan penelitian yang mendalam, serta perencanaan yang matang agar resiko dalam

bidang industri kepariwisataan dapat diperkecil.

2.10 Sarana dan Prasarana Kepariwisataan

Sarana dan prasarana masih perlu mendapat perhatian dari semua pihak, karena kegiatan

pariwisata adalah tanggung jawab bersama. Untuk memperlancar laju pertumbuhan industri

pariwisata, tentu saja diperlukan sarana dan prasarana yang memadai.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Chapter IIk

a. Sarana Kepariwisataan adalah semua fasilitas yang menghasilkan barang mauoun jasa-

jasa yang sudah disediakan, dan beroprasi langsung dalam kegiatan pariwisata. Sarana

atau fasilitas pariwisata yang sangat berpengaruh dalam industri pariwisata adalah

sebagai berikut :

1. Akomodasi/Pelayanan/Fsailitas

Untuk memenuhi kebutuhan wisatawan selama dalam berwisata diperlukan tempat-

tempat penginapan, fasilitas pelengkap atau pendukung lain serta pelayanan yang

baik dan mengesankan, misalnya : penyediaan hotel, wisama, dan rumah-rumah

penginapan yang lain.

2. Transportasi

Alat transportasi udara, laut, dan darat sangat mendukung kegiatan pariwisata. Para

wisatawan yang dating ke Negara rujuan wisata membutuhkan alat transportasi.

Begitu pula kunjungan wisatawan ke objek-objek wisata yang memerlukan sarana

transportasi. Oleh karena itu, transportasi merupakan salah satu sarana pokok dalam

kegiatan pariwisata.

3. Restaurant

Salah satu sarana yang paling penting yang harus dipersiapkan di kawasan wisata

adalah restaurant, snack bar, café, dan lain-lain. Dengan adanya sarana-sarana

tersebut maka para wisatawan diharapkan dapat lebih betah tinggal di daerah wisata

tersebut.

b. Prasarana kepariwisataan adalah penunjang keberhasilan penyelenggaraan kegiatan

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Chapter IIk

pariwisata. Prasarana ini dibagi dalam tiga kelompok, yaitu:

• Receptive Tourist Plant, yaitu segala bentuk badan usaha organisasi yang mengurus

kedatangan wisatawan seperti BPU, AP.

• Recidental Tourist Plant, yaitu semua fasilitas yang disiapkan untuk menampung

wisatawan seperti hotel, dan restaurant.

• Recreative and Sportive Tourist Plant, yaitu semua fasilitas yang digunakan untuk

kegiatan olahraga seperti kolam renang, lapangan golf, lapangan tennis, dan

sebagainya.

2.11 Syarat Objek Wisata yang Dapat Dikembangkan

Suatu objek wisata dikatakan layak atau tidaknya untuk dikembangkan maka harus

memperhatikan beberapa syarat.

Syamsuridjal (1997 : 21) mengemukakan beberapa syarat agar suatu objek wisata

dikatakan layak untuk dikembangkan, antara lain :

1. Attraction, yaitu segala sesuatu yang menjadi cirri khas dan menjadi daya tarik

wisatawan agar mau dating berkunjung ke tempat objek wisata tersebut. Atraksi wisata

terdiri dari 2, yaitu:

a. Site Attraction, yaitu daya tarik yang dimiliki oleh objek wisata semenjak objek

wisata itu ada.

b. Even Attraction, yaitu daya tarik yang dimiliki oleh suatu objek wisata setelah dibuat

oleh manusia.

2. Accessible, yaitu kemudahan cara untuk mencapai tempat wisata tersebut.

3. Amenity, yaitu fasilitas yang tersedia di daerah objek wisata seperti akomodasi dan

Universitas Sumatera Utara