Buku Pembuatan Alat Peraga Matematika Desain Alat Peraga Matematika
PENGEMBANGAN ALAT PERAGA SEVEN IN ONE PADA...
Transcript of PENGEMBANGAN ALAT PERAGA SEVEN IN ONE PADA...
PENGEMBANGAN ALAT PERAGA SEVEN IN ONE PADA
MATERI FLUIDA STATIS UNTUK SISWA SMA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
IIK NURUL HIKMAH
NIM 1112016300034
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
LEMBAR PENGESAHAN
iii
iv
ABSTRAK
IIK NURUL HIKMAH (1112016300034), Pengembangan Alat Peraga Seven
in One pada Materi Fluida Statis untuk Siswa SMA. Skripsi Program Studi
Pendidikan Fisika, Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.
Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan media
pembelajaran berupa alat peraga fisika pada materi fluida statis yang layak, efektif
dan praktis untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Metode penelitian yang
digunakan mengacu pada penelitian pengembangan Jan Van Den Akker
(Research Development) yang terdiri dari empat tahap; penelitian pendahuluan,
tahap prototipe, evaluasi sumatif, refleksi sistematik dan dokumentasi. Subjek
pada penelitian ini antara lain kelas X MIA 4 SMAN 29 Jakarta, X MIPA 4
SMAN 32 Jakarta, XI MIA 2 SMAN 29 Jakarta, XI MIPA 3 SMAN 32 Jakarta,
dan X MIA 3 SMAN 74 Jakarta. Instrumen yang digunakan berupa instrumen test
yaitu tes objektif pilihan ganda yang telah divalidasi dan instrumen non-tes yang
terdiri dari lembar angket pendahuluan, validasi ahli, angket respon guru dan
siswa, serta. Alat peraga fluida statis seven in one dinyatakan layak oleh sepuluh
ahli dengan masing-masing lima ahli media pembelajaran dan lima ahli materi.
Hasil validasi ahli media menunjukkan bahwa alat peraga seven in one layak
dengan persentase nilai 84% dan hasil validasi ahli materi mendapat persentase
nilai 82%. Hasil uji efektivitas menunjukkan bahwa alat peraga fluida statis seven
in one efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran dengan persentase nilai
75% dan persentase siswa dengan nilai ≥KKM mencapai 83% dengan kategori
sangat efektif. Alat peraga seven in one dinyatakan praktis untuk digunakan
dengan kategori baik dan perolehan persentase nilai 66%.
Kata kunci : penelitian pengembangan, media pembelajaran, alat peraga seven in
one, fluida statis, layak, efektif, dan praktis.
v
ABSTRACT
IIK NURUL HIKMAH (1112016300034), The Development of “Seven in One”
Props on Static Fluids Concept for Senior High School Student. The
undergraduate Thesis of Physics Education Program. Departmen of Natural
ScienceEducation. Faculty of Tarbiya and Teacher Training. Syarif Hidayatullah
State Islamic University Jakarta, 2017.
This research aims to develop “seven in one” props and produce an
effective and practical physics learning media on static fluids concept for Senior
High School students. The research based on development research (design
research) by Akker that consist of four stage; preliminary research, prototyping
stage, summative evaluation, and systematic reflection and documentation. The
subject of this research are X MIA 4 SMAN 29 Jakarta, X MIPA 4 SMAN 32
Jakarta, XI MIA 2 SMAN 29 Jakarta, XI MIPA 3 SMAN 32 Jakarta, dan X MIA 3
SMAN 74 Jakarta. Research instruments consist of test instrument (objectives test
in multiple choice form that have been validated) and non-test instrumen
(preliminary observation questionnaire, teacher interview shett, expert review
questionnaire). The result of this research shown that “seven in one” props is
valid with percentage score 84% based on media expert review and 82% based
on content expert review. The “seven in one” props is effective to be used in
learning process, the percentage of effectiveness test is 75% and 85% students got
≥KKM score. And the practical of “seven in one” props have score percentage 66%
(good category).
Keyword : development research, learning media, “seven in one” props, static
fluids, valid, effective, practice
vi
KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Alat Peraga Seven
In One pada Materi Fluida Statis untuk Siswa SMA”. Sholawat serta salam
semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada
keluarganya, sahabatnya, serta kita semua selaku umatnya hingga akhir zaman.
Aamiin Ya Rabbal’Alamiin.
Apresiasi dan terimakasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang
telah berpartisipasi dalam penelitian ini. Terima kasih yang terdalam penulis
sampaikan kepada kedua orang tua tersayang, Bapak Suhud dan Ibu Aam
Marhamah yang telah memberikan segalanya sehingga penulis dapat sampai pada
titik ini. Secara khusus, apresiasi dan terimakasih turut penulis sampaikan
kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dwi Nanto, Ph.D selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Fathiah Alatas, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis selama proses perkuliahan.
6. Bapak Dwi Nanto, Ph.D selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing dan memberikan saran
kepada penulis selama proses pembuatan skripsi ini.
vii
7. Ibu Diah Mulhayatiah, M.Pd, selaku dosen yang turut meluangkan waktu,
tenaga dan pikirannya dalam pembuatan skripsi ini.
8. Seluruh dosen, staff, dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan IPA yang telah memberikan ilmu pengetahuan,
pengalaman, dan pelayanan selama proses perkuliahan.
9. Seluruh ahli media dan materi yang telah memberikan kritik dan saran
sehingga tercipta alat peraga yang lebih baik.
10. Ibu Dra. Carol Titaley selaku Kepala Sekolah SMAN 29 Jakarta, Ibu Dra.
Markorijasti, M.Si selaku Kepala Sekolah SMAN 74 Jakarta, dan Ibu
Sugiyanti, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMAN 32 Jakarta yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah
tersebut.
11. Ibu Nur Asiah, S.Pd, Ibu Ita Yunita, S.Pd, Bapak Sujoko, S.Pd MM, dan Ibu
Sri Wahyuni, S.Pd selaku guru mata pelajaran fisika yang telah memberikan
dukungan dan saran kepada penulis selama proses penelitian berlangsung.
12. Dewan guru, staff, karyawan, dan siswa-siswi SMAN 29 Jakarta, SMAN 32
Jakarta dan SMAN 74 Jakarta yang telah membantu penulis selama penelitian.
13. Keluarga tercinta, Adik Muhammad Fikri Ghozali, Adik Muhammad Rafi
Asshidqi, dan Mbah Murinah yang senantiasa memberikan doa, dukungan,
dan kasih sayang kepada penulis.
14. Bapak Sailudin yang telah membantu penulis dalam proses pembuatan alat
peraga fluida statis six in one.
15. Sahabat-sahabatku Linda, Novi, Indri, Yuni, Siti, Wiwik, dan Ira yang
senantiasa memberikan semangat, doa dan dukungan kepada penulis, tempat
berbagi suka maupun duka.
16. Yuli yanti daulay, rekan tempat berbagi dan bertukar pikiran selama proses
penelitian dan pembuatan skripsi ini berlangsung.
17. Keluarga Pendidikan Fisika 2012, yang senantiasa menjadi tempat berbagi
suka maupun duka selama di perantauan.
viii
18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam proses pembuatan skripsi ini.
Semoga segala bentuk bantuan, dorongan, dan bimbingan yang diberikan
kepada penulis mendapatkan balasan dari Allah SWT. Aamiin
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca. Penulis ucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu selama proses pembuatan skripsi ini, semoga apa
yang telah dihasilkan dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, Juli 2017
Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ .i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ..................................................iii
ABSTRAK ..........................................................................................................iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ..xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... .xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. .xvi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 4
C. Batasan Masalah........................................................................................ 4
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
E. Spesifikasi Produk Yang Dihasilkan ......................................................... 5
F. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
G. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORITIS .............................................................................. 7
A. Deskripsi Teoritis ...................................................................................... 7
1. Media Pembelajaran ............................................................................ 7
2. Alat Peraga ........................................................................................10
3. Alat Peraga Seven In One ..................................................................12
4. Fluida Statis .......................................................................................17
B. Kajian Penelitian yang Relevan ..............................................................27
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................29
D. Pertanyaan Penelitian ..............................................................................32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................33
A. Model Pengembangan .............................................................................33
B. Prosedur Pengembangan .........................................................................33
x
1. Penelitian Pendahuluan (Preliminary Research) ..............................35
2. Tahap Prototipe (Prototyping Stage) ................................................35
3. Evaluasi Sumatif (Summative Evaluation) .......................................40
4. Refleksi Sistematik dan Dokumentasi (Systematic Reflection and
Documentation) .................................................................................41
C. Desain Uji Coba ......................................................................................41
D. Subjek Uji Coba ......................................................................................43
1. Subjek Uji coba Evaluasi Formatif ...................................................43
2. Subjek Uji coba Evaluasi Sumatif ....................................................44
E. Instrumen Penelitian................................................................................44
1. Pedoman Wawancara ........................................................................44
2. Angket Penelitian Pendahuluan ........................................................46
3. Angket Penilaian Ahli (Expert Review) ............................................47
4. Angket Respon Siswa dan Guru .......................................................49
5. Soal Pretest dan Posttest ...................................................................51
F. Teknik Analisis Data ...............................................................................52
1. Analisis Data Wawancara Guru ........................................................52
2. Analisis Angket Penilaian Ahli, Respon Siswa dan Guru ................52
3. Analisis Uji Efektivitas .....................................................................53
4. Analisis Peningkatan Hasil Belajar ...................................................54
5. Analisis Uji Ahli per Indikator, Angket Siswa pada Evaluasi
Satu-satu, Evaluasi Kelompok Kecil, dan Uji Lapangan ..................55
6. Teknik Menentukan Kedudukan Siswa dalam Kelompok ................55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................57
A. Hasil Penelitian Pengembangan ..............................................................57
1. Hasil Penelitian Pendahuluan ............................................................57
2. Hasil Tahap Prototipe ........................................................................59
3. Hasil Evaluasi Sumatif ......................................................................81
4. Hasil Refleksi Sistematik dan Dokumentasi .....................................86
B. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................97
xi
A. Kesimpulan .............................................................................................97
B. Saran ........................................................................................................97
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................98
LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alat Peraga Seven in One ...........................................................13
Gambar 2.2 Komponen pada Percobaan Massa Jenis ....................................13
Gambar 2.3 Komponen pada Percobaan Tekanan Hidrostatis.......................14
Gambar 2.4 Komponen pada Percobaan Prinsip Pascal ................................14
Gambar 2.5 Komponen pada Percobaan Hukum Archimedes ......................15
Gambar 2.6 Komponen pada Percobaan Kapilaritas .....................................15
Gambar 2.7 Komponen pada Percobaan Tegangan Permukaan ....................16
Gambar 2.8 Komponen pada Percobaan Viskositas ......................................16
Gambar 2.9 Peristiwa Benda Mengapung dan Melayang ..............................18
Gambar 2.10 Zat cair dapat dianggap terdiri atas lapisan-lapisan ...................19
Gambar 2.11 Perbedaan tekanan hidrostatis pada ikan ....................................19
Gambar 2.12 Prinsip kerja dongkrak hidrolik ..................................................21
Gambar 2.13 Mesin hidrolik pengangkat mobil ..............................................22
Gambar 2.14 Batu dicelupkan ke dalam air .....................................................23
Gambar 2.15 Pipa Kapiler dalam Air dan Raksa .............................................24
Gambar 2.16 Gaya tarik menarik menimbulkan tegangan permukaan ............25
Gambar 2.17 Gaya-gaya yang bekerja pada benda di dalam fluida .................26
Gambar 2.18 Kerangka Berpikir ......................................................................31
Gambar 3.1 Tahap penelitian pengembangan ................................................34
Gambar 3.2 Desain alat peraga fluida statis ...................................................36
Gambar 3.3 Tahap evaluasi formatif ..............................................................39
Gambar 4.1 Tampilan keseluruhan alat peraga six in one .............................62
Gambar 4.2 Grafik Persentase Uji Validasi Media setiap Aspek ..................65
Gambar 4.3 Grafik hasil uji validasi materi per aspek ...................................67
Gambar 4.4 Grafik Validasi Materi pada Aspek Tujuan Pembelajaran.........68
Gambar 4.5 Grafik hasil uji validasi materi keseluruhan indikator ...............69
Gambar 4.6 Grafik persentase hasil penilaian masing-masing aspek ............70
Gambar 4.7 Grafik hasil penilaian masing-masing indikator pada aspek
materi..........................................................................................71
xiii
Gambar 4.8 Grafik hasil penilaian masing-masing indikator pada aspek desain
pembelajaran .............................................................................71
Gambar 4.9 Grafik hasil penilaian masing-masing indikator pada aspek
implementasi .............................................................................72
Gambar 4.10 Grafik hasil penilaian masing-masing indikator pada aspek
kualitas teknis ............................................................................72
Gambar 4.11 Grafik Hasil Penilaian Kelompok Kecil.....................................74
Gambar 4.12 Grafik Penilaian per Indikator pada Aspek Efisiensi .................75
Gambar 4.13 Grafik Penilaian per Indikator pada Aspek Implementasi .........75
Gambar 4.14 Grafik Hasil Penilaian pada Aspek Materi .................................76
Gambar 4.15 Grafik Hasil Penilaian Aspek Pembelajaran ..............................76
Gambar 4.16 Grafik Hasil Penilaian Uji Lapangan .........................................78
Gambar 4.17 Grafik Penilaian Aspek Implementability ..................................79
Gambar 4.18 Grafik Penilaian Aspek Kesinambungan ...................................80
Gambar 4.19 Grafik Penilaian Aspek Penerimaan dan Kemenarikan .............81
Gambar 4.20 Grafik persentase nilai indikator efektivitas alat peraga secara
keseluruhan ...............................................................................83
Gambar 4.21 Grafik Penilaian Kepraktisan Alat Peraga oleh Siswa ...............84
Gambar 4.22 Grafik Penilaian Kepraktisan Alat Peraga oleh Guru ................85
Gambar 4.23 Siswa pada saat evaluasi satu-satu .............................................86
Gambar 4.24 Siswa pada saat evaluasi kelompok kecil ..................................87
Gambar 4.25 Siswa pada saat field test ...........................................................88
Gambar 4.26 Siswa pada saat evaluasi sumatif ..............................................89
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Material yang Digunakan pada Alat Peraga Fluida Statis .............37
Tabel 3.2 Prosedur Pembuatan Alat Peraga Six In One .................................38
Tabel 3.3 Desain Uji Coba Alat Peraga Seven In One ...................................42
Tabel 3.4 Kisi-kisi Pedoman Wawancara ......................................................45
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Angket Penelitian Pendahuluan .....................................46
Tabel 3.6 Kisi-kisi Angket Uji Ahli Media Pembelajaran .............................48
Tabel 3.7 Kisi-kisi Angket Uji Ahli Materi ...................................................49
Tabel 3.8 Kisi-kisi Angket Respon Siswa Pada Evaluasi Satu-Satu .............50
Tabel 3.9 Kisi-kisi Angket Respon Siswa Pada Evaluasi Kelompok Kecil ..50
Tabel 3.10 Kisi-kisi Angket Respon Siswa Pada Uji Lapangan (Field Test) ..51
Tabel 3.11 Kisi-kisi Angket Respon Guru Pada Evaluasi Sumatif ..................51
Tabel 3.12 Kisi-kisi Angket Respon Siswa Pada Evaluasi Sumatif ................51
Tabel 3.13 Kriteria Kelayakan Media Membelajaran Alat Peraga ..................53
Tabel 3.14 Kriteria Kepraktisan Media Pembelajaran Alat Peraga .................54
Tabel 3.15 Kriteria Efektivitas .........................................................................54
Tabel 3.16 Kriteria Penilaian Media Pembelajaran .........................................55
Tabel 3.17 Tabel Penentuan Batas Kelompok .................................................56
Tabel 4.1 Hasil Studi Literatur (Analisis Jurnal dan Skripsi) ........................57
Tabel 4.2 Bahan Baku Pembuatan Alat Peraga Fluida Statis ........................60
Tabel 4.3 Hasil Pembuatan Alat Peraga Fluida Statis....................................62
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Alat Peraga Fluida Statis Menurut Ahli Media ....64
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Uji Validasi Ahli Materi .......................................66
Tabel 4.6 Hasil Penilaian Ahli Materi Keseluruhan Indikator .......................67
Tabel 4.7 Hasil Penilaian Evaluasi Satu-satu pada Setiap Aspek ..................69
Tabel 4.8 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Pretest Dan Posttest .....73
Tabel 4.9 Hasil Angket Penilaian Siswa ........................................................74
Tabel 4.10 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Pretest Dan Posttest .....77
Tabel 4.11 Hasil Penilaian Uji Lapangan ........................................................78
xv
Tabel 4.12 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest-Posttest Pada
Evaluasi Sumatif ............................................................................82
Tabel 4.13 Hasil Angket Penilaian Guru Terhadap Efektivitas Alat Peraga ...82
Tabel 4.14 Hasil Angket Aspek Kepraktisan Alat Peraga oleh Siswa .............83
Tabel 4.15 Hasil Angket Aspek Kepraktisan Alat Peraga oleh Guru ..............84
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Wawancara Guru ............................................................ 103
Lampiran 2 Hasil Angket Penelitian Pendahuluan ..................................... 111
Lampiran 3 Lembar Validasi Ahli Media ................................................... 114
Lampiran 4 Hasil Uji Validasi Ahli Media ................................................. 124
Lampiran 5 Lembar Validasi Ahli Materi ................................................... 130
Lampiran 6 Hasil Uji Ahli Materi ............................................................... 140
Lampiran 7 Hasil Evaluasi Satu-satu .......................................................... 143
Lampiran 8 Hasil Evaluasi Kelompok Kecil .............................................. 149
Lampiran 9 Hasil Uji Lapangan .................................................................. 156
Lampiran 10 Hasil Evaluasi Sumatif ............................................................ 162
Lampiran 11 Alat Peraga Fluida Statis ......................................................... 167
Lampiran 12 Instrumen Tes .......................................................................... 169
Lampiran 13 Lembar Kerja Siswa ................................................................ 181
Lampiran 14 Panduan Penggunaan Alat Peraga Seven in One ..................... 196
Lampiran 15 Revisi Media Pembelajaran ..................................................... 200
Lampiran 16 Surat Keterangan Penelitian .................................................... 203
Lampiran 17 Surat Bimbingan Skripsi .......................................................... 206
Uji Referensi .................................................................................................... 207
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alat peraga Six In One merupakan alat peraga hasil penelitian dari Riah
Elsa Fitri yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran pada materi fluida
statis. Alat peraga fluida statis Six in One terdiri dari komponen yang dapat
digunakan untuk enam percobaan pada materi fluida statis. Percobaan yang dapat
dilakukan dengan alat peraga Six In One diantaranya adalah Prinsip Pascal,
Hukum Archimedes, tekanan hidrostatis, kapilaritas, tegangan permukaan, dan
viskositas atau kekentalan zat cair. Alat peraga Six In One digunakan untuk
membantu siswa dalam memahami materi fluida statis melalui percobaan secara
langsung. Melalui kegiatan percobaan secara langsung, siswa dapat memperoleh
pengetahuan yang lebih baik.1 Alat peraga Six In One merupakan satu diantara
media pembelajaran alat peraga yang dapat digunakan oleh guru dalam proses
pembelajaran di kelas. Media pembelajaran alat peraga digunakan karena sangat
membantu untuk memperjelas masalah serta memindahkan suatu pikiran ke dalam
situasi yang nyata.2
Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru fisika di
sekolah menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran, penggunaan alat peraga
pada materi fluida statis masih terbatas. Percobaan pada proses pembelajaran
fluida statis hanya dilakukan pada sub materi massa jenis dengan menggunakan
bejana sederhana, sedangkan siswa membutuhkan alat peraga yang dapat
membantu mempelajari materi fluida statis secara keseluruhan. Keterbatasan
tersebut dapat diatasi dengan alat peraga fluida statis Six In One yang dapat
digunakan untuk enam percobaan pada materi fluida statis. Dengan penggunaan
alat peraga Six In One, siswa dapat mempelajari materi fluida statis secara tuntas.
1
Branka Radulović dan Maja Stojanović,“Determination Instructions Efficiency of
Teaching Methods in Teaching Physics in the Case of Teaching Unit Viscosity, Newtonian, and
Stokes Law”, Acta Didactica Napocensia Journal, 2015, p.65 2 Natawidjaja, dalam jurnal Maliasih, dkk, ”Pengembangan Alat Peraga Kit Hidrostatis
untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Tekanan Zat Cair pada Siswa SMP”. UNNES Physics
Education Journal, 2015, h.2
2
Alat peraga Six In One digunakan dalam pembelajaran karena materi fluida statis
memerlukan pengalaman secara langsung dengan menggunakan alat peraga untuk
membantu siswa menguasai materi secara tuntas.3
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Riah Elsa Fitri menunjukkan bahwa
alat peraga Six In One dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan mendapatkan
respon yang baik dari siswa. Dalam penelitiannya juga Riah Elsa Fitri
menyebutkan bahwa alat peraga Six In One yang telah dibuat masih memiliki
beberapa kekurangan. Kekurangan yang dimiliki oleh alat peraga fluida statis Six
In One diantaranya, yaitu ukuran alat peraga yang relatif besar.4 Ukuran yang
tidak sesuai dapat menyulitkan guru dan siswa untuk menggunakanya maupun
saat membawa alat peraga ketika akan digunakan. Sedangkan satu diantara syarat
dan kriteria penggunaan alat peraga yaitu ukuran yang sesuai dan mudah
dikelola.5
Selain itu, saran dari Riah Elsa Fitri juga menyebutkan bahwa
sebaiknya alat peraga dapat dibongkar pasang agar memudahkan dalam
penyimpanan dan supaya alat peraga mudah dibawa. Alat peraga fluida statis Six
In One belum memiliki tempat penyimpanan sehingga ketika tidak digunakan alat
peraga diletakkan begitu saja. Penyimpanan yang kurang baik menyebabkan alat
peraga menjadi kurang terawat. Perawatan yang kurang terhadap alat peraga
fluida statis menyebabkan alat peraga cepat rusak sehingga tidak dapat digunakan
dalam jangka waktu yang lama. Sedangkan salah satu syarat dan kriteria
penggunaan alat peraga satu diantaranya yaitu tahan lama (dapat digunakan
dikemudian hari).6
Perbaikan yang dilakukan pada alat peraga fluida statis Six In One
dilakukan berdasarkan kekurangan-kekurangan pada alat yang dibuat Riah Elsa
Fitri yang dilakukan supaya penggunaan alat peraga Six In One lebih maksimal.
Perbaikan yang dapat dilakukan diantaranya dengan membuat alat peraga fluida
3 Rosalina Indah Pramesty dan Prabowo, “Pengembangan Alaat Peraga Kit Fluida Statis
sebagai Media Pembelajaran pada Sub Bab Materi Fluida Statis di Kelas XI IPA SMA Negeri 1
Mojosari, Mojokerto”, Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika Vol. 02, 2013, h.72 4 Riah Elsa Fitri, ”Pengaruh Alat Peraga Six In One terhadap Hasil Belajar Siswa pada
Materi Fluida Statis”, Skripsi Pendidikan Fisika UIN Jakarta, 2012, h. 87 5 Rostina Sundayana, Media dan Alat Peraga, (Bandung: Alfabeta, 2014), h.18
6 Ibid.
3
Six In One lebih mudah untuk dibawa-bawa dan digunakan. Alat peraga akan
disimpan dalam kotak penyimpanan saat tidak digunakan supaya mudah dalam
menyimpan dan merawatnya sehingga alat peraga fluida statis dapat
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dalam waktu yang lama. Perbaikan
juga dilakukan pada komponen percobaan yang belum berfungsi dengan baik
yaitu perbaikan pipa yang digunakan untuk percobaan Hukum Pascal supaya tidak
terjadi kebocoran.
Alat peraga yang dikembangkan akan bertambah fungsinya sehingga
dapat digunakan untuk percobaan massa jenis. Oleh karena itu alat peraga fluida
statis yang dikembangkan menjadi alat peraga Seven In One. Pengembangan yang
dilakukan diharapkan dapat mengoptimalkan fungsi alat peraga fluida statis
sehingga dapat memenuhi kebutuhan alat peraga di sekolah.7 Dengan demikian,
alat peraga tersebut dapat digunakan kapanpun dan dimanapun tempat siswa
belajar di sekolah. Alat peraga Seven In One dapat menjadi salah satu media
pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga mampu
memberikan pengalaman langsung kepada siswa dan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap hasil belajar siswa.8
Penjelasan di atas menunjukkan diperlukan adanya pengembangan alat
peraga fluida statis Seven In One agar dapat berfungsi secara optimal dan menjadi
alat peraga yang efektif, praktis dan layak untuk digunakan dalam proses
pembelajaran. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti melakukan
penelitian yang berjudul “Pengembangan Alat Peraga Seven in One pada
Materi Fluida Statis untuk Siswa SMA”.
7 Maliasih, Sulhadi dan Nathan Hindarto,”Pengembangan Alat Peraga Kit Hidrostatis
untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Tekanan Zat Cair pada Siswa SMP”, UNNES Physics
Education Journal, 2015, h.2 8 Utibe Abasi S Stephen,”Effects of Realia and Models Instructional Materials on
Academic Performances in Physics among Senior Secondary School Student in Akwa Ibom State,
Nigeria”, International Journal of Education al Benchmark, 2016, p.52
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan sebagai berikut:
1. Alat peraga fluida statis Seven In One memiliki beberapa kekurangan yang
menyebabkan alat peraga belum berfungsi secara maksimal.
2. Alat peraga fluida statis Seven In One memiliki ukuran yang besar sehingga
menyulitkan guru dan siswa dalam menggunakannya.
3. Alat peraga fluida statis Seven In One belum memiliki tempat penyimpanan
sehingga kurang dalam hal perawatan.
4. Komponen percobaan Prinsip Pascal belum berfungsi maksimal karena sering
terjadi kebocoran.
C. Pembatasan Masalah
Untuk memfokuskan masalah yang diteliti, maka masalah yang akan
diteliti dibatasi pada pengembangan alat peraga fisika pada materi fluida statis.
Adapun masalah yang dibahas yaitu:
1. Alat peraga yang dikembangkan tidak diuji pengaruhnya terhadap hasil
belajar, hanya pengujian kesesuaian produk dengan kriteria dan standar
kelayakan media pembelajaran.
2. Pada percobaan viskositas tidak dicari kecepatan benda di fluida melalui
percobaan, melainkan hanya mengamati pada fluida mana benda lebih cepat
meluncur
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah alat peraga fluida statis sudah layak dan efektif untuk digunakan
dalam proses pembelajaran?
2. Apakah alat peraga fluida statis yang dikembangkan sudah praktis dalam
mengimplementasikannya?
5
E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Spesifikasi produk yang diharapkan dalam penelitian pengembangan ini
adalah:
1. Media pembelajaran alat peraga fluida statis memenuhi aspek kelayakan,
keefektifan, dan kepraktisan untuk digunakan pada kegiatan pembelajaran di
kelas.
2. Media pembelajaran alat peraga fisika fluida statis Seven In One dapat
menambah pengetahuan siswa melalui pengamatan secara langsung terhadap
fenomena terkait konsep yang dipelajari.
3. Alat peraga Seven In One dapat digunakan untuk percobaan massa jenis,
tekanan hidrostatis, Prinsip Pascal, Hukum Archimedes, kapilaritas, tegangan
permukaan dan viskositas.
4. Alat peraga fluida statis yang dikembangkan memiliki ukuran yang lebih
kecil sehingga diharapkan lebih mudah untuk digunakan.
5. Alat peraga fluida statis yang dikembangkan dapat dibongkar dan dipasang
sesuai dengan kebutuhan serta mudah dalam hal penyimpanan.
F. Tujuan Hasil Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan
penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui kelayakan dan efektivitas media pembelajaran alat peraga fluida
statis yang telah dikembangkan.
2. Mengetahui kepraktisan media pembelajaran alat peraga fluida statis yang
dikembangkan.
G. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peserta didik, guru,
dan peneliti. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:
1. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan produk berupa
media pembelajaran alat peraga yang dapat membantu siswa dalam
mempelajari materi fluida statis.
6
2. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif media
pembelajaran yang dapat mempermudah guru dalam menjelaskan konsep
fisika kepada siswa.
3. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat mengasah kreativitas
peneliti dalam menciptakan alat peraga yang dapat membantu proses
pembelajaran fisika.
7
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN
PERTANYAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Teoritis
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
tengah, perantara, atau pengantar.1
Media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa
sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran terjadi.2
Apabila media itu
membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau
mengandung maksud-maksud pengajaran, maka media itu disebut dengan media
pembelajaran.3 Maka media pembelajaran dapat diartikan sebagai alat yang dapat
menyampaikan pesan-pesan dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran
memiliki tujuan utama untuk memadukan aspek afektif, kognitif, dan
psikomotorik yang sangat penting dalam proses pembelajaran siswa. Tiga aspek
ini menjadi indikator keberhasilan siswa untuk bisa mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan.4
Secara umum media pembelajaran mempunyai kegunaan:5
1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan tenaga dan daya indera.
3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara muris dengan
sumber belajar.
1 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2003), h.3
2 Arif S.Sadiman, Rahardjo, Anung Harono dan Rahardjito, Media Pendidikan, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h.7 3 Arsyad, Op.Cit, h.4
4 Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, (Jogjakarta:DIVA Press,2011),
h.22 5 Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima,
2009), h.9
8
4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan
visual, auditori, dan kinestetiknya.
5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan
menimbulkan persepsi yang sama.
Media pembelajaran merupakan salah satu alat komunikasi dalam proses
pembelajaran. Di dalam media pembelajaran terdapat penyampaian pesan dari
guru kepada siswa.6 Proses komunikasi sangat menentukan sukses atau tidaknya
proses belajar mengajar. Dalam hal ini peran dari alat komunikasi akan menjadi
sangat penting, sebab dari alat komunikasi itulah sebuah pesan disampaikan.
Penggunaan media pembelajaran sangat penting bagi proses pembelajaran karena
media sangat membantu guru dalam memberikan pembelajaran secara maksimal,
efektif, serta efisien.7
b. Fungsi Media Pembelajaran
Media pembelajaran memiliki beberapa fungsi, diantaranya yaitu:8
1) Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar, yakni sebagai penyalur,
penyampai, penghubung informasi atau pengetahuan kepada siswa.
2) Fungsi semantik, yaitu kemampuan media dalam menambah perbendaharaan
kata (simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami
siswa (tidak verbalistik).
3) Fungsi manipulatif, media mempunyai dua kemampuan, yakni mengatasi
batas-batas ruang dan waktu serta mengatasi keterbatasan inderawi.
4) Fungsi psikologis
a) Fungsi atensi
Media pembelajaran dapat digunakan untuk meningkatkan perhatian siswa
terhadap materi .
b) Fungsi afektif
Media pembelajaran yang tepat guna dapat meningkatkan sambutan atau
penerimaan siswa terhadap stimulus yang diberikan pada proses pembelajaran.
6 Indriana, Op.Cit, h.15
7 Ibid., h.19
8 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Perss,2008 ) h.37-48
9
c) Fungsi kognitif
Melalui media pembelajaran siswa akan memperoleh dan menggunakan
bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, baik
berupa manusia, benda maupun kejadian atau peristiwa.
d) Fungsi imajinatif
Penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkan
imajinasi siswa pada proses pembelajaran.
e) Fungsi motivasi
Media pembelajaran digunakan untuk mendorong, mengaktifkan dan
menggerakkan siswanya secara sadar untuk terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran.
5) Fungsi sosio-kultural, yaitu media pembelajaran memiliki kemampuan untuk
memberikan rangsangan yang sama, menyamakan pengalaman, dan
menimbulkan persepsi yang sama antarsiswa.
c. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar,
yakni media audio, media visual, media audio visual, dan multimedia.9
1) Media audio, yaitu media yang hanya melibatkan indera pendengaran dalam
penggunaannya. Media audio hanya mampu memanipulasi kemampuan suara
semata. Media audio yang dapat digunakan contohnya adalah program radio
dan program media rekam (software), yang disalurkan melalui (hardware)
seperti radio dan alat-alat perekam seperti phonograph record (disc
recording), audio tape (tape recorder) yang menggunakan pita magnetik
(cassete) dan compact disc.
2) Media visual, yaitu media yang hanya melibatkan indera penglihatan dalam
penggunaannya. Media yang termasuk pada media visual diantaranya, yaitu
media visual verbal adalah media visual yang memuat pesan-pesan verbal
(pesan linguistik berupa tulisan), media visual non-verbal grafis yang memuat
pesan non-verbal berupa simbol-simbol visual atau unsur-unsur grafis seperti
9 Ibid., h. 55
10
gambar (sketsa, lukisan dan foto), grafik, diagram, bagan, dan peta, serta
media visual non-verbal tiga dimensi berupa model, seperti miniatur,
spesimen, dan diorama.
3) Media audio visual, merupakan media yang melibatkan indera pendengaran
dan penglihatan sekaligus dalam satu proses. Pesan visual dapat disajikan
melalui program audio visual seperti film dokumenter, film drama, dan lain-
lain.
4) Multimedia, yaitu media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah
media pembelajaran. Termasuk dalam media ini adalah segala sesuatu yang
memberikan pengalaman secara langsung bisa melalui komputer dan internet,
dapat juga melalui pengalaman berbuat dan pengalaman terlibat.10
2. Alat Peraga
a. Pengertian Alat Peraga
Alat peraga adalah segala sesuatu yang dapat dignakan untuk
menyatakan pesan, merangsang pikiran, perasaan dan perhatian siswa, serta
kemampuan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar.11
Alat peraga
merupakan media bantu pembelajaran, dan segala macam benda yang digunakan
untuk memperagakan materi pembelajaran. Alat peraga disini mengandung
pengertian bahwa segala sesuatu yang masih bersifat abstrak, kemudian,
dikonkretkan dengan menggunakan alat agar dapat dijangkau dengan pikiran
yang sederhana dan dapat dilihat dan dirasakan.12
Kelebihan menggunakan benda sebenarnya untuk pembelajaran antara
lain:13
1) Dapat memberi kesempatan semaksimal mungkin pada siswa untuk
melaksanakan tugas-tugas nyata, atau tugas-tugas simulasi, dan mengurangi
transfer belajar.
10
Ibid., h. 55-57 11
Sundayana, Op.Cit, h.7 12
Arsyad, Op.Cit, h.9 13
Ronald H. Anderson, Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran
penerjemah Yusuf Hadi, (Jakarta: Rajawali, 1987), h.187
11
2) Dapat memperlihatkan seluruh atau sebagian besar rangsangan relevan dari
lingkungan kerja, dengan biaya yang sedikit.
3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengalami dan melatih
keterampilan manipulatif mereka dengan menggunakan indera peraba.
4) Memudahkan pengukuran penampilan siswa, bila ketangkasan fisik atau
keterampilan koordinasi diperlukan dalam pekerjaan.
Keterbatasan menggunakan benda sebenarnya untuk pembelajaran antara
lain:14
1) Seringkali dapat menimbulkan bahaya bagi siswa atau orang lain dalam
lingkungan kerja
2) Mahal, karena biaya yang diperlukan untuk peralatan tidak sedikit, dan ada
kemungkinan rusaknya alat yang digunakan.
3) Tidak selalu dapat memberikan semua gambaran dari objek yang sebenarnya,
seperti pembesaran, pemotongan, dan gambar bagian demi bagian, sehingga
pengajaran harus di dukung dengan media lain.
b. Macam-macam Alat Peraga
Media objek merupakan tiga dimensi yang menyampaikan informasi
tidak dalam bentuk penyajian, melainkan melalui ciri fisiknya sendiri, seperti
ukurannya, bentuknya, beratnya, susunannya, warnanya, fungsinya, dan
sebagainya. Media objek dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu media objek
sebenarnya dan objek pengganti. Media objek sebenarnya dibagi menjadi dua
jenis, yaitu media objek alami dan media objek buatan.15
Media objek alami dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu objek alami yang
hidup dan objek alami yang tidak hidup. Sebagai contoh model objek alami yang
hidup adalah ikan, burung, dan sebagainya. Sedangkan media objek alami yang
tidak hidup contohnya adalah batu-batuan, kayu, air, dan sebagainya. Objek
buatan, yaitu buatan manusia, misalnya gedung, jaringan transportasii, dan
sebagainya.16
14
Ibid. 15
Susilana, Op.Cit, h.23 16
Ibid.
12
Harjanto membagi model atau alat peraga menjadi tiga jenis, antara
lain:17
1) Solid model, yaitu alat peraga atau model yang menunjukkan bagian luar,
misalnya model atau alat peraga bagian-bagian tubuh hewan bagian luar.
2) Cross section model, yaitu alat peraga atau model yang menampakkan
struktur luar, misalnya model atau alat peraga yang menunjukkan bagian
organ dalam hewan atau manusia.
3) Working model, yaitu alat peraga atau model yang mendemonstrasikan fungsi
atau proses-proses, misalnya model atau alat peraga proses pencernaan
manusia, prinsip kerja pembangkit listrik, dan lain-lain.
c. Syarat dan Kriteria Alat Peraga
Syarat dan kriteria media alat peraga yang dapat digunakan dalam
pembelajaran antara lain; tahan lama (dapat digunakan dikemudian hari), bentuk
dan warnanya menarik, sederhana dan mudah dikelola, ukurannya sesuai, dapat
menyajikan konsep baik dalam bentuk real, gambar, maupun diagram, sesuai
dengan konsep, dapat memperjelas konsep, peragaan menjadi dasar tumbuhnya
konsep berpikir abstrak bagi siswa, menjadikan siswa belajar aktif dan mandiri
dengan memanipulasi alat peraga, bila mungkin alat peraga tersebut dapat
bermanfaat banyak.18
3. Alat Peraga Seven in One
Alat peraga Seven in one merupakan alat peraga fluida statis yang dapat
digunakan untuk tujuh percobaan pada materi fluida statis. Percobaan yang dapat
dilakukan dengan menggunakan alat peraga fluida statis Seven in one diantaranya
yaitu; percobaan massa jenis, Hukum Pascal, Hukum Archimedes, tekanan
hidrostatis, kapilaritas, viskositas, dan tegangan permukaan. Alat peraga fluida
statis Seven in one terbuat dari bahan utama akrilik dengan penyambung pipa
PVC dengan kayu sebagai kaki penyangga. Alat peraga fluida statis Seven in one
dapat dilihat pada Gambar 2.1 di bawah ini.
17
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010) h.271 18
Sundayana, Op.Cit, h.18-19
13
Gambar 2.1 Alat Peraga Seven in One
a. Percobaan Massa Jenis
Percobaan massa jenis dilakukan pada bejana yang diisi air. Siswa
melakukan pengamatan terhadap perbedaan keadaan (tenggelam, melayang,
mengapung) pada telur ayam yang dicelupkan ke dalam air biasa dan air garam.
Percobaan massa jenis dilakukan pada bejana yang terdapat pada alat peraga
Seven In One. Bejana diisi dengan air dan dimasukkan telur ke dalam air tersebut.
Pengamatan terhadap perbedaan massa jenis dilakukan dengan memasukkan
garam ke dalam air hingga telur di dalam air menjadi melayang dan mengapung.
Semakin banyak garam dimasukkan ke dalam air maka telur akan mengapung di
permukaan karena massa jenis larutan garam menjadi lebih besar dibandingkan
dengan massa jenis telur. Komponen alat peraga untuk percobaan massa jenis zat
cair dapat dilihat pada Gambar 2.2 di bawah ini.
Gambar 2.2 Komponen pada Percobaan Massa Jenis
b. Percobaan Tekanan Hidrostatis
Komponen pada percobaan tekanan hidrostatis terdiri dari selang yang
diisi air dengan dengan ujung yang tersambung corong penekan. Siswa
melakukan percobaan dengan memasukkan corong ke dalam bejana berisis air
kemudian mengamati kenaikan cairan di dalam selang yang menunjukkan adanya
14
tekanan hidrostatis. Komponen alat peraga untuk percobaan tekanan hidrostatis
dapat dilihat pada Gambar 2.3 di bawah ini.
Gambar 2.3 Komponen pada Percobaan Tekanan Hidrostatis
c. Percobaan Prinsip Pascal
Percobaan Prinsip Pascal dilakukan dengan menggunakan pipa U yang
terbuat dari pipa akrilik berukuran besar dan kecil dengan suntikan yang
digunakan sebagai penekan (piston). Pada percobaan Prinsip Pascal siswa
melakukan pengamatan terhadap prinsip dongkrak hidrolik yaitu dengan gaya
yang kecil dapat mengangkat beban yang besar. Komponen alat peraga untuk
percobaan Hukum Pascal dapat dilihat pada Gambar 2.4 di bawah ini.
Gambar 2.4 Komponen pada Percobaan Prinsip Pascal
d. Percobaan Hukum Archimedes
Percobaan Hukum Archimedes dilakukan dengan mengukur berat benda
(berupa batu) di udara menggunakan neraca pegas. Kemudian benda dicelupkan
ke air di dalam bejana pada alat peraga Seven In One dan diukur berat benda di air.
Air yang keluar pada saat batu dicelupkan diukur volumenya. Dari percobaan ini
15
siswa membuktikan pernyataan bahwa gaya apung yang bekerja pada benda yang
dimasukkan ke dalam fluida sama besar dengan berat fluida yang
dipindahkannya.19
Komponen alat peraga untuk percobaan Hukum Archimedes
dapat dilihat pada Gambar 2.5 di bawah ini.
Gambar 2.5 Komponen pada Percobaan Hukum Archimedes
e. Percobaan Kapilaritas
Percobaan kapilaritas dilakukan untuk mengamati peristiwa meniskus
pada pipa berdiameter kecil. Percobaan dilakukan pada bejana berisi air kemudian
pipa kapiler berdiameter kecil dimasukkan ke dalam air dan dilakukan
pengamatan terhadap meniskus cekung. Peristiwa kapilaritas juga diamati dengan
percobaan menggunakan kertas tisu yang dicelupkan ke dalam air. Pada
percobaan ini diamati air yang perlahan naik pada tisu terkait kapilaritas. Air yang
naik menunjukkan adanya gaya tarik menarik antar air dan tisu sehingga air
masuk lewat celah-celah kecil pada tisu. Komponen alat peraga untuk percobaan
kapilaritas dapat dilihat pada Gambar 2.6 di bawah ini.
Gambar 2.6 Komponen pada Percobaan Kapilaritas
19
Douglas C. Giancolli, FISIKA Edisi kelima, (jakarta: Erlangga, 1998), p. 333
16
f. Percobaan Tegangan Permukaan
Percobaan tegangan permukaan dilakukan untuk mengamati peristiwa
yang berhubungan dengan tegangan permukaan pada zat cair. Percobaan
dilakukan pada bejana berisi air dengan mengamati silet yang diletakkan di atas
permukaan air. Silet yang diletakkan di atas permukaan zat cair dapat mengapung
karena adanya tegangan permukaan. Komponen alat peraga untuk percobaan
tegangan permukaan dapat dilihat pada Gambar 2.7 di bawah ini.
Gambar 2.7 Komponen pada Percobaan Tegangan Permukaan
g. Percobaan Viskositas
Percobaan viskositas dilakukan pada bejana berisi air dengan mengamati
kecepatan kelereng meluncur di dalam air. Pada percobaan ini siswa mengamati
pada fluida mana kelereng lebih cepat meluncur sampai ke dasar bejana.
Komponen alat peraga Seven In One untuk percobaan viskositas daapat dilihat
pada Gambar 2.8 berikut.
Gambar 2.8 Komponen pada Percobaan Viskositas
17
4. Fluida Statis
Zat yang dapat mengalir digolongkan sebagai fluida. Dengan demikian,
zat cair dan gas termasuk fluida. Fluida terbagi menjadi dua yaitu statika fluida
dan dinamika fluida. Statika fluida mempelajari fluida yang ada dalam keadaan
diam (disebut juga fluida statis). Sedangkan, dinamika fluida mempelajari fluida
yang sedang bergerak atau mengalir (disebut juga fluida dinamis).20
Pada kajian
fluida statis di dalamnya membahas antara lain massa jenis, tekanan pada zat cair,
Hukum Pascal, Hukum Archimedes, Kapilaritas, Tegangan Permukaan, dan
Viskositas atau kekentalan zat cair.
a. Massa Jenis
Massa jenis suatu zat didefinisikan sebagai perbandingan antara massa
suatu benda terhadap volumenya. Massa jenis juga disebut sebagai ukuran
kerapatan suatu zat atau benda.21
Secara matematis, massa jenis zat atau benda
dituliskan sebagai berikut:
ρ =
keterangan :
ρ = massa jenis zat (kg/m3)
m = massa zat (kg)
V = volume zat (m3)22
Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih besar dari air maka benda
itu akan tenggelam, sebaliknya bila sebuah benda memiliki massa jenis lebih kecil
dari air maka benda itu akan terapung. Pada kondisi tertentu, ketika massa jenis
benda sama atau hampir sama dengan massa jenis air, maka benda itu akan
melayang di dalam air.23
Syarat benda mengapung sama dengan syarat benda melayang, yaitu
berat benda sama dengan gaya apungnya (w = Fa). Perbedaan keduanya terletak
20
Marthen Kanginan, FISIKA untuk SMA/MA kelas X, (Jakarta:Erlangga,2013), h.256 21
I Made Sastra dan Hilman Setiawan, FISIKA untuk SMA dan MA kelas XI, (Jakarta:
Piranti Darma Kalokatama,2007), h. 171 22
Ibid. 23
Kanginan, Op.Cit, h.274
18
pada volume benda yang tercelup dalam zat cair Vbf . Pada peristiwa mengapung
benda tercelup sebagian, sedangkan pada peristiwa melayang benda tercelup
seluruhnya sehingga Vbf = Vb.24
(Sumber: Marthen Kanginan)
Gambar 2.9 a. Peristiwa Benda Mengapung b. Peristiwa Benda Melayang
Syarat mengapung atau melayang w = Fa dan syarat tenggelam w > Fa. 25
b. Tekanan Hidrostatis
Tekanan didefinisikan sebagai gaya normal (tegak lurus) yang bekerja
pada suatu bidang per satuan luas bidang tersebut.26
P =
Keterangan
P = tekanan (N/m2) atau (Pa)
F = gaya (N)
A = luas permukaan (m2).
Tekanan hidrostatis adalah tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh
beratnya sendiri. Gaya gravitasi menyebabkan zat cair dalam suatu wadah selalu
tertarik ke bawah. Makin tinggi zat cair dalam wadah, maka semakin berat zat cair
itu sehingga semakin besar juga tekanan zat cair pada dasar wadahnya. Sebagai
contoh kita anggap zat cair terdiri atas beberapa lapis. Lapisan bawah ditekan oleh
lapisan-lapisan di atasnya sehingga mengalami tekanan lebih besar. Lapisan
24
Ibid., h.275 25
Ibid. 26
Giancolli, Op.Cit, p. 326
19
paling atas hanya ditekan oleh udara sehingga tekanan pada permukaan zat cair
sama dengan tekanan atmosfer.27
(Sumber: Marthen Kanginan)
Gambar 2.10 Zat cair dapat dianggap terdiri atas lapisan-lapisan.
Penerapan tekanan hidrostatis dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika
kita berenang atau menyelam ke dalam air maka semakin dalam kita berenang,
maka tekanan yang dirasakan oleh tubuh kita akan semakin besar. Contoh lainnya
adalah tekanan hidrostatis pada ikan yang berenang di dalam air.
Gambar 2.11 Perbedaan tekanan hidrostatis pada ikan
Pada gambar 2.3 di atas, ikan yang mengalami tekanan hidrostatis paling
besar adalah ikan Z karena berada di paling dasar. Tekanan hidrostatis bisa
disebut juga sebagai tekanan yang disebabkan oleh zat cair yang berada dalam
diam atau statis.28
Pada setiap titik yang terletak pada bidang datar yang sama di
dalam zat cair yang sejenis memiliki tekanan yang sama. Tekanan yang
disebabkan zat cair pada ketinggian h disebabkan oleh berat kolom zat cair di
27
Kanginan, Op.Cit, h.258 28
Sastra, Op.Cit, h. 175
Z
X
Y
20
atasnya.29
Tekanan pada sebuah titik yang berada pada kedalaman h dari
permukaan zat cair statis, yaitu:
P =
P =
maka,
P = gh
Keterangan:
P = Tekanan (Pa)
F = Gaya (N)
A = Luas permukaan (m2)
= Massa jenis (kg/m3)
h = Ketinggian atau kedalaman (m)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
Dengan demikian, tekanan berbanding lurus dengan massa jenis zat cair,
dan dengan kedalaman di dalam zat cair.30
c. Prinsip Pascal
Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup akan
diteruskan ke setiap bagian dari zat cair dengan sama besar.31
Hal ini terjadi
misalnya ketika kita memeras ujung kantung plastik berisi air yang memiliki
banyak lubang, air memancar dari setiap lubang dengan sama kuat. Percobaan
inilah yang diamati oleh Blaise Pascal yang kemudian menyimpulkannya sebagai
Hukum Pascal. Sebuah penerapan sederhana dari Hukum Pascal yaitu dongkrak
hidrolik. Dongkrak hidrolik terdiri atas bejana dengan dua kaki yang masing-
masing diberi penghisap. Penghisap 1 memiliki luas penampang A1 (lebih kecil),
dan penghisap 2 memiliki luas penampang A2 (lebih besar) dan bejana diisi
cairan.32
29
Giancolli, Op.Cit, h. 326-327 30
Ibid. 31
Sastra, Op.Cit, h.180 32
Kanginan, Op.Cit, h. 264-265
21
(Sumber: Marthen Kanginan)
Gambar 2.12 Prinsip kerja dongkrak hidrolik
Jika penghisap 1 ditekan dengan gaya F1 zat cair akan menekan
penghisap 1 ke atas dengan gaya pA1. Akibatnya, terjadi keseimbangan pada
penghisap 1 dan berlaku:33
PA1 = F1 atau P =
Keterangan :
P = tekanan (N/m2) atau (Pa)
F = gaya (N)
A = luas permukaan (m2)
Sesuai Hukum Pascal, bahwa tekanan pada zat cair dalam ruang tertutup
diteruskan sama besar ke segala arah, pada penghisap 2 bekerja gaya ke atas PA2.
Gaya yang seimbang dengan ini adalah gaya F2 yang bekerja pada penghisap 2
dengan arah ke bawah
PA2 = F2 atau P =
Sesuai dengan Hukum Pascal, maka
P1 = P2
=
Keterangan :
P = tekanan (N/m2) atau (Pa)
33
Ibid., h.265
22
F = gaya (N)
A = luas permukaan (m2)
34
Sejumlah alat praktis menggunakan prinsip Pascal contohnya rem
hidrolik dan lift hidrolik. Pada kasus lift hidrolik sebuah gaya kecil dapat
digunakan untuk memberikan gaya yang besar dengan membuat luas piston
(keluaran) lebih besar dari luas piston lainnya (masukan).35
(Sumber: Marthen Kanginan)
Gambar 2.13 Mesin hidrolik pengangkat mobil
d. Hukum Archimedes
Suatu benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan mendapat gaya ke
atas, sehingga benda kehilangan sebagian beratnya (beratnya menjadi berat semu).
Gaya ke atas ini disebut gaya apung, yaitu suatu gaya ke atas yang dikerjakan oleh
zat cair terhadap suatu benda.36
Munculnya gaya apung merupakan konsekuensi
dari tekanan zat cair yang meningkat dengan bertambahnya kedalaman. Dengan
demikian, berlaku:
Gaya apung = berat benda di udara – berat benda dalam zat cair37
34
Ibid. 35
Giancolli, Op.Cit,h.329 36
Kanginan, Op.Cit, h.269 37
Ibid., h.270
23
Gaya apung yang bekerja pada benda yang dimasukkan ke dalam fluida
sama besar dengan berat fluida yang dipindahkannya.38
Itulah yang disebut
sebagai prinsip Pascal. Peristiwa pada prinsip Pascal dapat diamati dengan
percobaan pada Gambar 2.10 berikut:
(Sumber: Marthen Kanginan)
Gambar 2.14 Batu dicelupkan ke dalam air
Gaya apung dapat dirumuskan sebagai berikut:
FA = g Vbf
Keterangan :
FA = gaya ke atas (N)
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Vbf = volume benda yang tercelup dalam zat cair (m3)39
Hukum archimedes berlaku untuk semua fluida. Vbf adalah volume
benda yang tercelup dalam fluida. jika benda tercelup seluruhnya, Vbf = volume
benda.40
e. Kapilaritas
Kapilaritas merupakan naik atau turunnya permukaan zat cair dalam pipa
pembuluh kecil (kapiler).41
Kapilaritas dapat diamati diantaranya pada peristiwa
minyak tanah pada sumbu kompor, terjadi peristiwa kapilaritas dimana sumbu
kompor berfungsi sebagai pipa kapiler. Pada kasus penyerapan air oleh tumbuhan
38
Giancolli, Op.Cit., h.333 39
Kanginan, Op.Cit, h. 271 40
Ibid, h. 272 41
Sastra, Op.Cit, h. 191
24
atau pohon, pembuluh kayu atau pembuluh pada tumbuhan berfungsi sebagai pipa
kapiler yang menyebabkan air dari tanah meresap ke bagian-bagian pohon.
Pada kasus kapilaritas ini tinjau dua jenis cairan, yaitu air dan raksa
(mercury). Sebagai contoh suatu bejana berisi air ditempatkan pipa kapiler yang
terbuat dari kaca, maka permukaan air dalam pipa kaca lebih tinggi dari
permukaan air di sekelilingnya (meniskus cekung). Ini disebabkan karena adhesi
(gaya tarik-menarik antara partikel air dengan partikel kaca) lebih besar dari
kohesi (gaya tarik-menarik antar partikel-partikel air). Sedangkan ketika bejana
berisi raksa ditempatkan pipa kapiler yang terbuat dari kaca, maka permukaan
raksa dalam pipa kaca lebih rendah dari permukaan raksa di sekelilingnya
(meniskus cembung) . Ini disebabkan karena adhesi (gaya tarik-menarik antara
partikel raksa dengan partikel kaca) lebih kecil dari kohesi (gaya tarik-menarik
antar partikel-partikel raksa).42
a. b.
(Sumber: I Made Sastra)
Gambar 2.15 a. Pipa Kapiler dalam Air b. Pipa Kapiler dalam Raksa
Besarnya kenaikan atau penurunan permukaan zat cair dapat ditentukan
dengan persamaan berikut:
h =
Keterangan:
= tegangan permukan (N/m)
= sudut kontak (°)
r = jari-jari pipa kapiler (m)
= massa jenis zat cair (kg/m3)
42
Ibid.
25
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = tinggi kenaikan/penurunan permukaan cairan dalam pipa (m)43
f. Tegangan permukaan
Permukaan zat cair berperilaku seakan-akan mengalami tegangan yang
bekerja sejajar dengan permukaan, muncul dari gaya tarik antar molekul.
Molekul-molekul zat cair memberikan gaya tarik satu sama lain.44
Gambar 2.16 Gaya tarik menarik menimbulkan tegangan permukaan
Fenomena yang disebabkan oleh keberadaan tegangan permukaan
diantaranya yaitu seekor nyamuk yang dapat berdiri di atas air, atau sebuah silet
yang tidak tenggelam di atas permukaan air.
Tegangan permukaan didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada
permukaan zat cair (F) persatuan panjang L yang bekerja melintasi semua garis
pada permukaan, yang dapat ditulis sebagai berikut:45
γ =
keterangan:
γ = tegangan permukaan (N/m)
F = besar gaya yang bekerja pada sepanjang permukaan (N)
L = panjang permukaan (m)
Keberadaan tegangan permukaan zat cair membuat zat cair memiliki
kecenderungan menarik permukaannya agar tertutup, zat cair meminimalkan luas
43
Ibid. 44
Giancolli, Op.Cit, h.350 45
Ibid.
26
permukaannya. Itulah sebabnya tetesan air cenderung berbentuk bola, karena bola
merepresentasikan luas permukaan minimal untuk suatu volume tertentu.46
g. Viskositas atau kekentalan zat cair
Viskositas pada aliran fluida kental sama saja dengan gesekan pada gerak
benda padat. Untuk fluida ideal, viskositas 𝛈 = 0 sehingga kita selalu menganggap
benda yang bergerak dalam fluida ideal sama sekali tidak mengalami gesekan
yang disebabkan oleh fluida. akan tetapi, jika benda bergerak dengan kelajuan
tertentu di dalam fluida kental, gerak benda akan dihambat oleh gaya gesekan
fluida pada benda tersebut.47
(Sumber: Marthen Kanginan)
Gambar 2.17 Gaya-gaya yang bekerja pada benda di dalam fluida
Besarnnya gaya gesekan fluida (untuk benda berbentuk bola) dirumuskan
sebagai berikut:48
Ff = 6 𝜋 𝛈 r v
Keterangan:
Ff = gaya gesekan fluida (N)
𝛈 = koefisien viskositas (kg/ms atau Pa.s)
r = jari-jari benda/bola kecil (m)
v = kelajuan benda dalam fluida (m/s)
Kecepatan benda (berbentuk bola) di dalam fluida dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:49
46
Sastra, Op.Cit, h.189 47
Marthen Kanginan, Op.Cit, h.290 48
Ibid. 49
Ibid., h.292
27
𝑣 =
( b - f)
Keterangan:
𝑣 = kecepatan benda (m/s)
= gravitasi (10 m/s2)
= jari-jari kelereng (m)
𝛈 = koefisien viskositas fluida (N.s.m-1
)
b = massa jenis kelereng (kg.m-3
)
f = massa jenis fluida (kg.m-3
)
B. Kajian Penelitian yang Relevan
1. Riah Elsa Fitri, Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta (2014), dalam penelitiannya yang berjudul
“Pengaruh Alat Peraga Seven In One terhadap Hasil Belajar Siswa”. Dari
penelitian yang teah dilakukan diperoleh bahwa alat peraga six in one dapat
meningkatan hasil belajar siswa pada materi fluida statis.50
2. Maliasih , Sulhadi, Nathan Hindarto (2015), Jurusan Fisika, FMIPA,
Universitas Negeri Semarang, Indonesia. Dengan judul “Pengembangan Alat
Peraga Kit Hidrostatis Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Tekanan
Zat Cair Pada Siswa Smp”. Pengembangan alat peraga kit hidrostatis beserta
LKS diperlukan agar siswa lebih memahami konsep tekanan zat cair. Hasil
penelitian menunjukan bahwa: (1) kelayakan alat peraga kit hidrostatis
beserta LKS sebesar 3,61 dikategorikan sangat layak digunakan, (2) konsep
tekanan zat cair dijelaskan dengan metode demonstrasi menggunaka alat
peraga kit hidrostatis dan pemahaman konsep siswa meningkat, (3)
pemahaman konsep siswa meningkat dengan nilai N-Gain sebesar 0,65
kategori sedang. Dengan demikian, alat peraga kit hidrostatis beserta LKS
50
Riah Elsa Fitri, “Pengaruh Alat Peraga Six In One terhadap Hasil Belajar Siswa”
Skripsi Pendidikan Fisika Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014
28
layak digunakan dan dapat meningkatkan pemahaman konsep tekanan zat cair
siswa SMP.51
3. Indah Rosalina Pramesty dan Prabowo (2013), Universitas Negeri Surabaya,
dengan jurnalnya yang berjudul “Pengembangan Alat Peraga Kit Fluida Statis
sebagai Media Pembelajaran pada Sub Materi Fluida Statis di Kelas XI IPA
SMA Negeri 1 Mojosari, Mojokerto”. Tujuan yang hendak dicapai pada
penelitian ini adalah untuk mengembangkan alat peraga kit fluida statis dan
mendeskripsikan kelayakan alat peraga, ketuntasan belajar siswa serta respon
siswa setelah menggunakan alat peraga. Hasil penilaian alat peraga kit fluida
statis didapatkan presentase sebesar 77% dengan kategori baik. Hasil belajar
siswa setelah menggunakan alat peraga kit fluida statis mencapai ketuntasan
85% dan analisis angket siswa mencapai 92,5% dengan kriteria sangat kuat.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa alat peraga kit fluida
statis yang dikembangkan layak untuk digunakan pada pembelajaran di
kelas.52
4. Dr. Utibe-Abasi S.Stephen (2016), Departmen of Science Education,
University of Uyo , Akwalbom, Nigeria, dalam penelitiannya yang berjudul
“Effects of Realia and Models Instructional Materials on Academic
Performance in Phhysics among Senior Secondary School Students in Akwa
Ibom State, Nigeria”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penggunaan realia atau real objects terhadap prestasi akademik siswa. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan real object atau benda riil
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi akademik siswa.
Oleh karena itu guru dianjurkan untuk menggunakan benda riil atau alat
peraga dalam proses pembelajaran di kelas.53
51
Maliasih dkk, “Pengembangan Alat Peraga Kit Hidrostatis Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Tekanan Zat Cair Pada Siswa Smp”, Jurusan Fisika, FMIPA, UNNES, 2015 52
Indah Rosalina Pramesty dan Prabowo, “Pengembangan Alat Peraga Kit Fluida Statis
sebagai Media Pembelajaran pada Sub Materi Fluida Statis di Kelas XI IPA SMA Negeri 1
Mojosari, Mojokerto” Jurnal Universitas Negeri Surabaya, 2013 53
Dr. Utibe-Abasi S.Stephen, “Effects of Realia and Models Instructional Materials on
Academic Performance in Phhysics among Senior Secondary School Students in Akwa Ibom State,
Nigeria” International Journal of Education al Benchmark, 2016
29
5. Branka Radulović dan Maja Stojanović (2015), Acta Didactica Napocensia
dengan jurnal yang berjudul “Determination Instructions Efficiency of
Teaching Methods in Teaching Physics in the Case of Teaching Unit
Viscosity, Newtonian, and Stokes Law”. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji efektivitas metode pembelajaran eksperimen dan tradisional. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan metode pembelajaran
eksperimen mempunyai hasil atau pencapaian belajar lebih tinggi dari siswa
yang menggunakan metode tradisional. Kesimpulan yang diperoleh dari
penelitian ini yaitu metode pembelajaran eksperimen lebih efektif
dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional.54
6. Sukarno dan Sutarman (2014), International Journal of Inovation and
Scientific Research Vol. 12 yang berjudul “The Development of Light
Reflection Props as a Physics Media in Vocational High School Number 6
Tanjung Barat”. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan
menghasilkan alat peraga pada konsep pemantulan cahaya yang memenuhi
kriteria media pembelajaran dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat peraga pemantulan cahaya yang
dikembangkan layak dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran.55
C. Kerangka Berpikir
Materi fluida statis memerlukan pengalaman secara langsung dengan
menggunakan alat peraga untuk membantu siswa menguasai materi secara
tuntas.56
Penggunaan alat peraga pada materi fluida statis di sekolah masih
terbatas. Percobaan hanya dilakukan pada sub materi massa jenis dengan
menggunakan bejana sederhana. Keterbatasan tersebut dapat diatasi dengan
penggunaan alat peraga Six In One yang dapat digunakan untuk enam percobaan
pada materi fluida statis. Alat peraga fluida statis Six in One hasil penelitian Riah
54
Branka Radulović dan Maja Stojanović,“Determination Instructions Efficiency of
Teaching Methods in Teaching Physics in the Case of Teaching Unit Viscosity, Newtonian, and
Stokes Law”, Acta Didactica Napocensia Journal, 2015 55
Sukarno dan Sutarman, “The Development of Light Reflection Props as a Physics
Media in Vocational High School Number 6 Tanjung Barat”, International Journal of Inovation
and Scientific Research Vol. 12, 2014 56
Pramesty, Op.Cit, h.72
30
Elsa Fitri dapat menunjukkan enam sub materi fluida statis, diantaranya Hukum
Pascal, Hukum Archimedes, tekanan hidrostatis, tegangan permukaan, viskositas
dan kapilaritas. Akan tetapi terdapat beberapa kekurangan pada alat peraga Six in
One yang apabila dikembangkan dapat meningkatkan kualitas alat peraga tersebut.
Kekurangan yang terdapat pada alat peraga Six in One diantaranya yaitu ukuran
alat peraga yang terlalu besar sehingga tidak mudah untuk dibawa atau disimpan,
selain itu terdapat kekurangan pada komponen percobaan Hukum Pascal.
Pengembangan yang dilakukan pada alat peraga Six in One antara lain
perbedaan bahan baku dengan menggunakan akrilik supaya alat semakin kuat dan
menarik. Ukuran alat peraga dibuat menjadi lebih kecil dari ukuran sebelumnya
serta dapat bongkar pasang yang bertujuan supaya alat peraga lebih mudah untuk
dibawa-bawa maupun untuk disimpan sehingga alat peraga dapat lebih praktis.
Alat peraga yang dikembangkan akan ditambahkan fungsinya sehingga menjadi
alat peraga Seven in One. Selain enam percobaan pada penelitian sebelumnya, alat
peraga Seven in One dapat digunakan untuk percobaan massa jenis. Sehingga
fungsi alat peraga bertambah dari alat peraga Six n One.
Pengembangan alat peraga fluida statis “Seven in One” diharapkan dapat
menghasilkan produk yang layak, efektif, dan praktis. Kerangka berpikir pada
penelitian pengembangan alat peraga ini dapat dilihat pada Gambar 2.18 berikut:
31
Gambar 2.18 Kerangka Berpikir
Terdapat beberapa kekurangan pada alat peraga fluida
statis Six in One hasil penelitian Riah Elsa Fitri
Alat peraga berukuran besar sehingga menyulitkan
dalam penggunaanya
Pengembangan alat peraga fluida
statis
Kurangnya perawatan alat salah satu
penyebabnya tidak terdapat kotak penyimpanan
Alat peraga fluida statis menjadi layak, efektif dan
praktis untuk digunakan sebagai media pembelajaran,
siswa lebih mudah memahami materi fluida statis
Komponen percobaan Hukum Pascal yang
belum maksimal
Alat peraga fluida statis Six In One
Penggunaan alat peraga fluida statis masih sederhana
dan tidak dapat mencakup semua submateri fluida statis
32
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan deskripsi kajian teori dan kerangka berpikir, maka
dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
“Apakah produk pengembangan berupa alat peraga fluida statis Seven
In One sudah layak, praktis, dan efektif untuk digunakan sebagai media
pembelajaran?”
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Model Pengembangan
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode penelitian
pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan suatu produk berupa media
pembelajaran yang efektif untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran di
sekolah. Penelitian pengembangan bertujuan untuk menghasilkan produk yang
memiliki kriteria kevalidan, kepraktisan, dan efektivitas.1
Penelitian
pengembangan yang digunakan pada penelitian ini merujuk pada model penelitian
design research. Design research digunakan pada bidang pendidikan yang
bertujuan menghasilkan teori, artefak, dan praktik baru yang dapat mempengaruhi
proses pengajaran dan pembelajaran.2
Model penelitian design research terdiri dari dua macam yaitu
validation studies dan development studies. Validation studies bertujuan untuk
menyangkal teori-teori pembelajaran sedangkan development studies bertujuan
untuk memecahkan masalah pendidikan menggunakan teori pengetahuan yang
relevan.3 Penelitian ini menggunakan model development studies karena bertujuan
untuk memecahkan masalah pendidikan. Development studies didasarkan pada
masalah di lapangan dan dalam pelaksanaannya melibatkan partisipan, peneliti,
ahli, dan stakeholder lainnya.4 Tahapan model penelitian development studies
menurut Akker et.al. yaitu: preliminary research, prototyping stage, formative
evaluation, summative evaluation dan systematic reflection and documentation.5
B. Prosedur Pengembangan
Langkah-langkah pengembangan media pembelajaran alat peraga fluida
statis dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut:
1
Van Den Akker, Koeno Gravemeijer, Susan McKenney, dan Nienke Nieveen,
Educational Design Research, (New York: Routledge, 2006) p.79 2 Ibid, p.5
3 Ibid, p.152
4 Ibid, p.153
5 Ibid, p.154
34
ALUR PENELITIAN
Gambar 3.1 Tahap Penelitian Pengembangan
IV
Systematic
reflection and
documentation
III
Summative
evaluation
II
Prototyping
stage
I
Preliminary
research Studi Pendahuluan
Studi
Literatur
Survei
Lapangan
Peracangan dan
Pembuatan media
pembelajaran alat peraga
(prototipe)
Evaluasi formatif
Evaluasi sumatif
Pelaporan
Revisi
Uji efektivitas Uji kepraktisan
Expert
Review
Evaluasi
kelompok kecil
Evaluasi
satu-satu
Uji
lapangan
35
1. Penelitian Pendahuluan (Preliminary Research)
Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui masalah yang terjadi
untuk diberikan solusinya. Pada tahapan ini peneliti melakukan studi literatur dan
observasi lapangan. Studi literatur dilakukan untuk mengetahui kelemahan pada
alat. peraga fluida statis yang telah ada sebelumnya dan untuk menemukan
permasalahan yang terjadi di sekolah. Observasi lapangan dilakukan untuk
mendukung permasalahan yang diperoleh dari studi literatur. Peneliti melakukan
wawancara dengan guru mata pelajaran fisika dan memberikan angket kepada
siswa untuk memperoleh informasi mengenai kebutuhan penggunaan media
pembelajaran alat peraga di sekolah. Observasi lapangan dilakukan di tiga sekolah
menengah atas di daerah Jakarta yaitu SMAN 29 Jakarta dan SMAN 32 Jakarta
dengan memberikan angket kepada 76 siswa dan wawancara dengan masing-
masing guru mata pelajaran fisika di dua sekolah tersebut dan guru SMAN 74
Jakarta.
2. Tahap Prototipe (Prototyping Stage)
Tahap prototipe merupakan tahap pembuatan prototipe produk media
pembelajaran berupa alat peraga fluida statis. Prototipe media pembelajaran alat
peraga yang dikembangkan berdasarkan pada hasil studi pendahuluan berupa
permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Tahap prototipe ini terdiri
dari perancangan desain alat peraga, pengoptimalan desain prototipe alat peraga,
evaluasi formatif (formative evaluation), dan revisi. Penjelasan dari masing-
masing tahap yaitu sebagai berikut:
a. Perancangan dan Pembuatan Alat Peraga Seven in One
Desain alat peraga yang dikembangkan pada penelitian ini berupa
tampilan dan penambahan komponen alat peraga. Tampilan alat peraga akan
dibuat lebih kecil dari ukuran alat peraga yang sudah ada sebelumnya. Hal
tersebut bertujuan agar alat peraga dapat dibawa dan dipindahkan kemana saja
sehingga guru mudah menggunakannya dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Alat peraga yang dikembangkan juga dapat dibongkar pasang sehingga lebih
36
mudah penyimpanannya. Adapun desain alat peraga fluida statis yang akan
dikembangkan yaitu seperti pada Gambar 3.2 sebagai berikut:
Gambar 3.2 Desain Alat Peraga Fluida Statis
Keterangan gambar:
1) Kaki dan tiang penyangga; berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan pipa-
pipa pada alat peraga fluida statis.
2) Pipa saluran pembuangan air; berfungsi sebagai keluarnya air ketika alat
peraga fluida statis digunakan.
3) Pipa kecil; salah satu komponen pada percobaan Hukum Pascal yang
berfungsi sebagai pipa dengan penampang kecil.
4) Pipa besar; salah satu komponen pada percobaan Hukum Pascal yang
berfungsi sebagai pipa dengan penampang besar.
8
1
3 4
5 6
7
2
37
5) Katup; berfungsi sebagai pembuka dan penutup saluran pipa pada percobaan
Hukum pascal.
6) Penyangga wadah; berfungsi untuk meletakkan wadah pada percobaan
tekanan hidrostatis, viskositas, kapilaritas dan tegangan permukaan.
7) Kran; berfungsi sebagai jalan keluarnya air.
8) Wadah berbentuk tabung digunakan pada percobaan tekanan hidrostatis,
kapilaritas, tegangan permukaan, dan viskositas.
Desain media pembelajaran alat peraga fluida statis yang telah dirancang
kemudian dioptimalkan dengan pemilihan material yang akan digunakan dan
perancangan pembuatan media pembelajaran alat peraga yang akan dijelaskan
sebagai berikut:
1) Pemilihan Material
Material yang digunakan untuk pembuatan alat peraga ini dipilih
berdasarkan kemudahan dalam mendapatkannya, serta kuat dan dapat digunakan
dalam jangka waktu yang lama. Adapun material yang digunakan pada pembuatan
media pembelajaran alat peraga fluida statis dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Material pada Alat Peraga Seven In One
No Material Fungsi
1. Kayu Bahan pembuat kaki dan tiang
penyangga
2. Pipa akrilik Bahan utama pipa-pipa pada alat
peraga fluida statis
3. Sambungan T pipa paralon Untuk menyambungkan antara pipa
satu dengan pipa yang lainnya
4. Katup Untuk membuka dan menutup saluran
pipa pada percobaan Hukum Pascal
5. Kran air Sebagai jalan keluarnya air setelah
selesai digunakan
6. Bejana berbentuk tabung Sebagai wadah berbentuk tabung pada
percobaan tekanan hidrostatis
38
No Material Fungsi
7. Lem Super Sebagai bahan perekat satu komponen
dengan komponen lainnya
2) Prosedur Pembuatan Alat Peraga
Bahan atau material pembuatan alat peraga yang telah didapat kemudian
mulai dibuat untuk komponen-komponen alat peraga. Tahapan atau prosedur
pembuatan alat peraga dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2 Prosedur Pembuatan Alat Peraga Seven In One
No Tahapan atau prosedur Bahan yang diperlukan
1. Pembuatan kaki dan tiang penyangga Kayu, paku, gergaji
2. Memotong pipa akrilik sesuai dengan
ukuran yang telah ditentukan Akrilik, pisau akrilik
3. Menyambungkan pipa satu dan yang
lainnya sesuai dengan prototipe desain
Pipa akrilik, sambungan
paralon, lem
4. Mengecat kaki dan tiang penyangga serta
beberapa bagian sambungan pipa
Alat peraga Seven in one dan
cat kayu
b. Evaluasi formatif (formative evaluation)
Evaluasi formatif adalah proses yang dimaksudkan untuk mengumpulkan
data tentang efektivitas dan efisiensi bahan-bahan pembelajaran (termasuk di
dalamnya media pembelajaran).6 Evaluasi formatif biasanya diterapkan dalam
pengembangan suatu perangkat pembelajaran.7 Hal itu untuk menentukan apakah
media yang digunakan layak digunakan dalam situasi-situasi tertentu. Data yang
diperoleh tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan pada media
pembelajaran alat peraga yang dikembangkan supaya dilakukan perbaikan (revisi)
dan dihasilkan media pembelajaran yang efektif dan efisien.8 Tahapan evaluasi
formatif menurut Martin Tessmer antara lain; review ahli (expert review), evaluasi
6 Sadiman, Op.Cit, h. 182
7 Martin Tessmer, Planning and Conducting Formative Evaluation, (Oxon: Routledge,
2005), p.14 8 Sadiman, Op.Cit
39
satu-satu (one-to-one evaluation), evaluasi kelompok kecil (small group
evaluation), dan uji lapangan (field test).9
Adapun langkah-langkah dalam evaluasi formatif dapat dilihat pada
Gambar 3.3 berikut ini:
Gambar 3.3 Tahap Evaluasi Formatif
1) Review ahli (expert review)
Review ahli atau validasi ahli dilakukan untuk melihat validitas (kelayakan)
perangkat pembelajaran.10
Beberapa reviewer yang dipilih pada penelitian ini
antara lain; subject matter expert (ahli materi) yaitu ahli yang telah
memperoleh pengetahuan secara penuh mengenai topik pembelajaran, dan
media expert (ahli media) yaitu ahli yang mengetahui secara detail hal-hal
yang berkaitan dengan teknis dari media pembelajaran yang dikembangkan.
2) Evaluasi satu-satu (one-to-one evaluation)
Evaluasi satu-satu adalah evaluasi yang melibatkan siswa untuk memperoleh
masukan awal pada media pembelajaran yang dikembangkan. Pada tahap ini
dilakukan kepada subjek 1-3 siswa. Setelah dilakukan evaluasi kemudian
produk atau rancangan direvisi.11
9 Tessmer, Op.Cit, p.15
10 Ali Syahbana, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Kontekstual untuk
Mengukur Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP”, Jurnal Edumatica Vol.2 No.2,
2012, h.21 11
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, (Jakarta:
Kencana, 2013), h.233
Expert
review
One to one
evaluation
Field
test
Small group
evaluation
Revisi Revisi
Martin Tessmer, 1993
40
Informasi yang diperoleh pada evaluasi ini yaitu materi, desain pembelajaran,
implementasi, dan kualitas teknik.12
3) Evaluasi kelompok kecil (small group evaluation)
Tahap ini dilakukan terhadap sekelompok siswa yang mengevaluasi media
pembelajaran. Informasi yang diperoleh dari tahap ini yaitu efektifitas dan
efisiensi media pembelajaran, aspek implementasi dan aspek materi.13
Evaluasi kelompok kecil melibatkan subjek 6-8 siswa.14
4) Uji lapangan (field test)
Uji lapangan dilakukan terhadap suatu media pembelajaran yang sudah
selesai dikembangkan tetapi masih memungkinkan untuk direvisi akhir.
Tahap ini dilakukan untuk mengkonfirmasi akhir, memperoleh pendapat akhir
dan menguji efektivitas media pembelajaran yang sudah dalam tahap akhir
pengembangan.15
Tahap ini dilakukan pada subjek 15-30 siswa.16
3. Tahap Evaluasi Sumatif (Summative Evaluation)
Tahap evaluasi sumatif dilaksanakan yang bertujuan untuk mengetahui
efektivitas dan kepraktisan alat peraga fluida statis yang telah dikembangkan.
Dengan demikian diperoleh tingkat efisiensi, efektivitas, dan daya tarik secara
menyeluruh.17
Efektivitas alat peraga diketahui dari hasil peningkatan hasil belajar
siswa melalui kegiatan pretest-posttest. Guru menilai efektivitas alat peraga
fluida statis melalui angket penilaian guru. Melalui uji efektivitas dapat diketahui
apakah alat peraga fluida statis efektif untuk digunakan sebagai media
pembelajaran di kelas.
Kepraktisan alat peraga diketahui melalui hasil angket kepraktisan alat
peraga oleh siswa dan guru. Uji kepraktisan dilakukan untuk mengetahui apakah
alat peraga fluida statis praktis dan mudah digunakan dalam proses pembelajaran.
12
Tessmer dalam Uwes A. Chaeruman, Memahami Prinsip Dasar Penelitian
Pengembangan dan Evaluasi Formatif dalam Bidang Teknologi Pendidikan,
http://www.teknologipendidikan.net/wp-content/uploads/2011/12/PENELITIAN-
PENGEMBANGAN-EVALUASI-FORMATIF.pdf 6 Mei 2017 13
Ibid, 14
Setyosari, Op.Cit, 15
Ibid, 16
Setyosari, Op.Cit. 17
Ibid., h.235
41
Pada tahap evaluasi sumatif akan diketahui efektifitas dan kepraktisan alat peraga
fluida statis melalui pengolahan data hasil pretest-posttest dan angket respon guru
dan siswa.
4. Refleksi Sistematik dan Dokumentasi (Systematic Reflection and
Documentation)
Tahap refleksi sistematik dan dokumentasi menggambarkan keseluruhan
kegiatan penelitian. Tahap refleksi sistematik dan dokumentasi merupakan tahap
akhir dari penelitian pengembangan. Pada tahap ini dilakukan kegiatan
dokumentasi secara keseluruhan setelah penyempurnaan media pembelajaran
untuk mendukung analisis hasil penelitian.18
C. Desain Uji Coba
Alat peraga fluida statis diuji coba pada tahap evaluasi formatif untuk
mengetahui kelayakan alat peraga yang akan digunakan pada tahap evaluasi
sumatif. Alat peraga fluida statis diuji validasi dari aspek media pembelajaran dan
aspek materi fluida statis. Ahli media dan ahli materi yang memvalidasi alat
peraga fluida statis masing-masing lima ahli yang berasal dari instansi yang
berbeda. Uji coba alat peraga fluida statis pada tahap evaluasi formatif juga
dilakukan oleh tiga siswa kelas XI MIA 2 SMAN 29 Jakarta dengan kemampuan
rendah, sedang dan tinggi pada tahap evaluasi satu-satu (one-to-one evaluation).
Uji coba terhadap siswa dilakukan untuk mengetahui apakah alat peraga fluida
statis layak dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
Alat peraga yang telah diuji coba dan revisi sesuai saran ahli kemudian
diujicobakan kembali pada tahap evaluasi kelompok kecil pada 12 siswa kelas XI
MIPA 3 SMAN 32 Jakarta. Evaluasi kelompok kecil dilakukan untuk
mengevaluasi media pembelajaran alat peraga fluida statis yang belum selesai
melalui respon siswa terhadap alat peraga melalui angket respon siswa. Tahap
evaluasi formatif yang terakhir yaitu uji lapangan (field test) dengan subjek 30
siswa kelas X yang terdiri dari 15 siswa kelas X MIA 2 SMAN 29 dan 15 siswa
kelas X MIPA 4 SMAN 32 Jakarta. Uji lapangan dilakukan untuk
18
Akker, Op.Cit, p. 154
42
mengkonfirmasi akhir kemampuan alat peraga fluida statis untuk digunakan pada
tahap akhir pengembangan.
Tahap selanjutnya setelah alat peraga diuji coba dan direvisi yaitu
evaluasi sumatif. Evaluasi sumatif dilakukan untuk mengetahui efektivitas dan
kepraktisan alat peraga dalam proses pembelajaran. Subjek pada evaluasi sumatif
yaitu 12 siswa kelas X MIA 3 SMAN 74 Jakarta. Desain uji coba alat peraga
dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3 Desain Uji Coba Alat Peraga Seven In One
Tahap Subjek Instrumen
Evaluasi Formatif (Formative Evaluation)
Uji validitas ahli
(expert review)
Lima ahli media pembelajaran
dan lima ahli materi
Angket validasi ahli
Evaluasi satu-satu
(one-to-one
evaluation)
Tiga siswa kelas XI MIA 2
SMAN 29 Jakarta, dengan
masing-masing siswa berke-
mampuan rendah, sedang, dan
tinggi
Angket evaluasi satu-
satu siswa
Evaluasi kelompok
kecil (small group
evaluation)
12 siswa kelas XI MIPA 3
SMAN 32 Jakarta yang terdiri
dari empat siswa berkemampuan
rendah, empat siswa ber-
kemampuan sedang, dan 4 siswa
berkemampuan tinggi
Soal pretest-postest
dan angket respon
siswa
Uji lapangan (field
test)
30 siswa kelas X yang terdiri
dari 15 siswa kelas X MIA 2
SMAN 29 Jakarta dan 15 siswa
kelas X MIPA 4 SMAN 32
Jakarta, dengan masing-masing
lima siswa berkemampuan
rendah, sedang dan tinggi
Soal pretest-posttest,
angket respon siswa
dan guru
43
Tahap Subjek Instrumen
Evaluasi Sumatif (Summative Evaluation)
Evaluasi sumatif
(summative
evaluation)
1) 12 siswa kelas X MIA 3
SMAN 74 Jakarta yang terdiri
dari empat siswa
berkemampuan rendah, empat
siswa berkemampuan sedang,
dan empat siswa
berkemampuan tinggi.
2) Tiga guru mata pelajaran fisika
yang terdiri dari satu guru
fisika SMAN 29 Jakarta, satu
guru fisika SMAN 32 Jakarta,
dan satu guru fisika SMAN 74
Jakarta
Instrumen pretest-
posttest, angket
respon siswa dan
angket penilaian
guru
D. Subjek Uji Coba
Subjek uji coba alat peraga fluida statis terdiri dari siswa-siswi dan guru
dari tiga SMA Negeri di wilayah Jakarta Selatan, yaitu SMAN 29 Jakarta, SMAN
32 Jakarta dan SMAN 74 Jakarta. Populasi dari penelitian ini yaitu seluruh siswa
dari ketiga SMAN tersebut. Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah
purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu.19
Ketiga sekolah yang dipilih mewakili sekolah yang berada di daerah
Jakarta Selatan. Pemilihan ketiga sekolah tersebut berdasarkan kesetaraan
akreditasi dan kurikulum yang digunakan. Subjek uji coba alat peraga dijelaskan
secara rinci yaitu sebagai berikut:
1. Subjek Uji Coba pada Evaluasi Formatif
Subjek evaluasi formatif terdiri dari subjek pada evaluasi satu-satu (one-
to-one evaluation), evaluasi kelompok kecil (small group evaluation), dan uji
19
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2013), h. 85
44
lapangan (field test). Pada tahap evaluasi satu-satu (one-to-one evaluation) terdiri
dari 3 siswa kelas XI MIA 2 SMAN 29 Jakarta yang masing-masing memiliki
kemampuan rendah, sedang dan tinggi. Pada tahap evaluasi kelompok kecil (small
group evaluation) terdiri dari 12 siswa kelas XI MIPA 3 SMAN 32 Jakarta
dengan masing-masing 3 siswa berkemampuan rendah, 3 siswa berkemampuan
sedang dan 3 siswa berkemampuan tinggi. Dan pada tahap uji lapangan (field test)
terdiri dari 30 siswa yait 15 orang siswa kelas X MIA 2 SMAN 29 Jakarta dan X
MIPA 4 SMAN 32 Jakarta dengan masing-masing 5 siswa berkemampuan rendah,
5 siswa berkemampuan sedang dan 5 siswa berkemampuan tinggi.
2. Subjek Uji Coba pada Evaluasi Sumatif
Pada tahap uji coba evaluasi sumatif terdiri atas 12 siswa kelas X MIA 3
SMAN 74 Jakarta dengan masing-masing empat siswa dengan kemampuan
rendah, empat siswa berkemampuan sedang, dan empat siswa berkemampuan
tinggi.
E. Instrumen Penelitian
Data pada penelitian ini diperoleh melalui pengumpulan data dengan
menggunakan beberapa instrumen penelitian. Instrumen penelitian digunakan
untuk mengukur nilai variabel yang diteliti.20
Instrumen yang digunakan pada
penelitian ini berupa instrumen tes dan non-tes. Instrumen tes dan non-tes
digunakan untuk memperoleh informasi mengenai kevalidan dan efektivitas
media pembelajaran alat peraga fluida statis yang dikembangkan. Instrumen tes
dan nontes yang digunakan pada penelitian ini yaitu:
1. Pedoman Wawancara
Wawancara atau interview adalah suatu metode atau cara yang digunakan
untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya jawab secara
sepihak. Wawancara yang dilakukan yaitu wawancara bebas, dimana responden
mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh
20
Ibid, h.92
45
patokan-patokan yang telah dibuat oleh subjek evaluasi.21
Pedoman wawancara
pada penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi pada penelitian
pendahuluan yang ditujukan kepada guru mata pelajaran fisika di sekolah untuk
mengetahui penggunaan alat peraga dalam pembelajaran. Pada penelitian ini
digunakan pedoman wawancara terstruktur dengan pertanyaan terbuka. Kisi-kisi
pedoman wawancara guru dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4 Kisi-kisi Pedoman Wawancara
No Aspek Indikator
Pertanyaan
No
Pertanyaan Jumlah
1. Kurikulum Kurikulum yang
digunakan 1 1
Jumlah jam pelajaran
fisika 2 1
2. Materi Kesulitan siswa
terhadap pelajaran
fisika
3 1
Kesulitan siswa
terhadap materi fludia
statis
4 1
Perlunya visualisasi
pada materi fluida
statis
5 1
Kegiatan praktikum
pada materi fluida
statis
6 1
Perlunya praktikum
pada materi fluida
statis
7 1
3. Media
pembelajaran
Media yang digunakan
di kelas 8 1
Pentingnya
penggunaan media
pembelajaran
9 1
Respon siswa pada
penggunaan media 10 1
21
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
h. 44
46
No Aspek Indikator
Pertanyaan
No
Pertanyaan Jumlah
4. Alat peraga Penggunaan alat
peraga fluida statis 11,12 2
Alat peraga yang
dibutuhkan siswa 13 1
Jumlah 13
2. Angket Penelitian Pendahuluan
Angket atau kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi
oleh responden. Dengan angket ini dapat diketahui tentang keadaan atau dara diri,
pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya, dan lain-lain.22
Angket
pendahuluan diberikan kepada siswa pada penelitian pendahuluan untuk
memperoleh informasi mengenai pandangan siswa terhadap penggunaan alat
peraga dalam pembelajaran fisika. Angket yang digunakan pada penelitian
pendahuluan ini menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan guna
mengukur persepsi atau sikap seseorang. Skala ini menilai sikap atau tingkah laku
dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden (siswa).23
Siswa
diminta memberikan pilihan jawaban atau respon dalam skala ukur yang telah
disediakan yaitu sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak
setuju. Kisi-kisi angket penelitian pendahuluan dapat dilihat pada Tabel 3.5
berikut:
Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket Penelitian Pendahuluan
No Aspek Indikator pernyataan
No
Pernyataan Jumlah
(+) (-)
1. Penggunaan media
pembelajaran
Penggunaan media
pembelajaran di kelas
1 3
Kegunaan media
pembelajaran dikelas
2
Media pembelajaran yang
dibutuhkan siswa
3
22
Ibid., h. 42 23
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,2003), h.146
47
No Aspek Indikator pernyataan
No
Pernyataan Jumlah
(+) (-)
2. Penggunaan alat
peraga di kelas
Perlunya alat peraga dalam
proses pembelajaran
4 5
Penggunaan alat peraga di
kelas
5,6
Alat peraga yang
dibutuhkan siswa
7,8
Jumlah 4 4 8
3. Lembar Validasi Ahli (Expert Review)
Angket uji ahli pada penelitian digunakan untuk menilai apakah alat
peraga yang telah dikembangkan telah layak untuk digunakan dalam proses
pembelajaran. Angket uji ahli yang digunakan pada penelitian ini meliputi angket
penilaian alat peraga dari aspek media pembelajaran dan angket penilaian ahli
menurut aspek materi fluida statis. Penilaian media pembelajaran dilakukan untuk
mengetahui kesesuaian alat peraga fluida statis Seven in One dengan kriteria
media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran di kelas.
Sedangkan penilaian materi dilakukan untuk mengetahui kesesuaian alat peraga
dengan materi fluida statis. Angket uji ahli pada penelitian ini menggunakan skala
bertingkat (rating scale). Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka
terhadap suatu hasil pertimbangan.24
Skala yang digunakan pada angket penilaian
ahli yaitu 1 sampai 5 dengan kategori 1 tidak baik, 2 kurang baik, 3 cukup, 4 baik
dan 5 sangat baik. Ahli yang dilibatkan pada penelitian ini yaitu ahli media yang
menilai alat peraga dari segi kelayakan media pembelajaran dan ahli materi yang
menilai kesesuaian alat peraga Seven in One dengan konsep yang diajarkan.
Selain memberikan nilai berupa skala angka, angket uji ahli dilengkapi dengan
kolom komentar dan saran apabila terdapat kekurangan pada alat peraga yang
harus direvisi. Kisi-kisi lembar validasi ahli media dan materi dapat dilihat pada
Tabel 3.6 dan 3.7 berikut:
24
Arikunto, Op.Cit, h.41
48
Tabel 3.6 Kisi-kisi Lembar Validasi Ahli Media Pembelajaran
No Aspek Indikator No
Pernyataan Jumlah
1. Keterkaitan
dengan bahan ajar
Kesesuaian alat peraga dengan
konsep fluida statis 1
3 Tingkat keperluan alat peraga
untuk kegiatan pembelajaran 2
Kejelasan fenomena yang
disajikan pada alat peraga 3
2. Nilai Pendidikan Kesesuaian alat peraga dengan
perkembangan intelektual
peserta didik
4
2
Kemampuan alat peraga dalam
menambah wawasan siswa 5
3. Ketahanan alat
peraga
Ketahanan alat peraga ketika
dipindah-pindahkan 6
4
Ketahanan alat peraga untuk
digunakan pada jangka lama 7
Kemudahan perawatan alat
peraga 8
Ketahanan komponen-
komponen alat pada
kedudukan asalnya
9
4. Efisiensi alat
peraga
Kemudahan dalam merangkai
alat peraga 10
3 Kemudahan untuk digunakan 11
Kesesuaian alat peraga dengan
lingkungan belajar siswa 12
5. Keamanan alat
peraga
Keamanan bahan yang
digunakan pada alat peraga 13
2 Keamanan konstruksi alat
peraga 14
6. Estetika Bentuk (desain) alat peraga 15 2
Warna alat peraga 16
7. Penyimpanan alat
peraga
Kemudahan menyimpan alat
peraga 17
2 Ketahanan kotak penyimpan
alat peraga 18
Jumlah 18 18
(Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. Pedoman Pembuatan Alat Peraga
untuk SMA. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan)
49
Tabel 3.7 Kisi-kisi Lembar Validasi Ahli Materi
No Aspek Indikator No
Pernyataan Jumlah
1. Kesesuaian
dengan
tujuan
Kesesuaian alat peraga fluida statis
dengan SK/KD 1
2 Kesesuaian alat peraga fluida statis
dengan tujuan pembelajaran 2
2. Kesesuaian
dengan
materi fluida
statis
Besaran-besaran pada materi fludia
statis 3
8
Massa jenis zat cair 4
Tekanan hidrostatis 5
Hukum Archimedes 6
Hukum Pascal 7
Kapilaritas 8
Tegangan permukaan 9
Kekentalan beberapa zat cair 10
Jumlah 10 10
4. Angket Penilaian Siswa dan Guru
Angket respon siswa digunakan untuk memperoleh penilaian atau review
siswa terhadap media pembelajaran alat peraga Seven In One yang telah
dikembangkan. Angket respon siswa diberikan pada evaluasi formatif (evaluasi
satu-satu, evaluasi kelompok kecil dan uji lapangan) dan evaluasi sumatif untuk
menggali informasi mengenai beberapa kriteria media pembelajaran dan
kepraktisan alat peraga menurut sudut pandang siswa. Adapun angket respon guru
digunakan untuk mengetahui kepraktisan dan efektivitas alat peraga yang
dikembangkan. Angket respon siswa dan guru pada penelitian ini menggunakan
skala bertingkat (rating scale) dengan skala 0 sampai 4 dengan kategori 0 tidak
baik, 1 kurang baik, 2 cukup, 3 baik dan 4 sangat baik. Kisi-kisi angket respon
siswa dan guru pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.8 sampai dengan
Tabel 3.12 sebagai berikut:
50
Tabel 3.8 Kisi-kisi Angket Penilaian Siswa pada Evaluasi Satu-satu25
No Aspek Penilaian Pernyataan No
Pernyataan Jumlah
1. Materi (content) Kemampuan dalam mengatasi
kesulitan belajar 1
3 Kemampuan memperjelas
materi 2
Kemenarikan alat peraga 3
2. Desain
Pembelajaran
Kemampuan memvisualisasikan
materi 4
2
Kemenarikan pembelajaran 5
3.
Implementasi
(implementation)
Kemudahan penggunaan 6,7,9
5 Kesesuaian dengan lingkungan
belajar 8
Intensitas penggunaan 10
4. Kualitas teknik Kualitas bentuk (desain) 11
3 Kualitas bahan yang digunakan 12
Kualitas warna 13
Jumlah 13 13
Tabel 3.9 Kisi-kisi Angket Penilaian Siswa pada Evaluasi Kelompok Kecil26
No Aspek Indikator No
Pernyataan Jumlah
1. Efektivitas
Efisiensi waktu belajar 1 2
Kemampuan memperjelas
materi 2 2
2. Implementasi Kemudahan untuk digunakan 3
2 Intensitas penggunaan alat 4
3. Materi (content) Kemenarikan 5
2 Kejelasan 6
4. Aspek
pembelajaran
Kemenarikan pembelajaran 7
2 Kejelasan pembelajaran 8
Jumlah 8 8
25
Chaeruman, Op.Cit 26
Ibid
51
Tabel 3.10 Kisi-kisi Angket Penilaian Siswa pada Uji Lapangan (Field Test)27
No Aspek Indikator No
Pernyataan Jumlah
1. Implementasi
(implementability)
Kemudahan 1
3 Kejelasan 2
Efisiensi 3
2. Kesinambungan
Perawatan alat peraga 4
3 Ketahanan alat
Intensitas penggunaan
5
6
3. Kecocokan Kesesuaian dengan lingkungan 7 1
4. Penerimaan Kemenarikan 8,9
3 Penerimaan 10
Jumlah 10 10
Tabel 3.11 Kisi-kisi Angket Penilaian Guru pada Evaluasi Sumatif
No Aspek Indikator No
Pernyataan Jumlah
1. Kepraktisan
(practically)
Kemudahan penggunaan 1
3 Ketersedian waktu 2
Keluwesan alat peraga 3
2. Efektivitas
(efectivity)
Ketercapaian tujuan 4
2 Kemudahan dalam menyajikan
fenomena fluida statis 5
Jumlah 5 5
Tabel 3.12 Kisi-kisi Angket Penilaian Siswa pada Evaluasi Sumatif
No Aspek Indikator No
Pernyataan Jumlah
1. Kepraktisan
(practically)
Kemudahan penggunaan alat 1
3 Ketersediaan waktu 2
Keluwesan alat peraga 3
Jumlah 3 3
2. Efektivitas Soal pretest-posttest 1 - 20 20
Jumlah 20 20
5. Tes (pretest dan postest)
Instrumen tes pada penelitian ini berupa soal pretest-posttest pada ranah
kognitif mendefinisikan (C1), memahami (C2), menerapkan atau mengaplikasikan
27
Ibid
52
(C3) dan menganalisis (C4). Soal pretest-posttest digunakan untuk mengetahui
efektivitas alat peraga yang dikembangkan saat digunakan dalam pembelajaran.
Efektivitas alat peraga yang dikembangkan dapat diketahui melalui peningkatan
hasil belajar siswa melalui pretest-posttest. Instrumen pretest-posttest pada
penelitian ini diambil dari yang sudah ada sebelumnya yaitu instrumen yang
dibuat oleh Parman Abdullah yang telah diuji kevalidannya.
F. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini kemudian dianalisis untuk
mendapatkan hasil dan kesimpulan hasil penelitian. Analisis hasil data penelitian
dilakukan untuk mengetahui kelayakan, efektivitas dan kepraktisan alat peraga.
Data hasil wawancara guru dioleh secara kualitatif dengan menarik kesimpulan
dari setiap pernyataan yang diberikan. Data yang diperoleh melalui angket berupa
angka kemudian ditafsirkan secara kualitatif. Teknik analisis data yang digunakan
pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Analisis Data Wawancara Guru
Hasil wawancara guru berupa jawaban atas pertanyaan yang diajukan
mengenai informasi terkait penelitian yang dilakukan. Data diperoleh dari
jawaban tiga guru mata pelajaran fisika pada sekolah yang berbeda. Analisis data
hasil wawancara guru dilakukan dengan menarik kesimpulan dari setiap jawaban
yang diberikan oleh guru.
2. Analisis Angket Uji Kelayakan Alat Peraga oleh Ahli
Angket uji kelayakan alat peraga dibuat berdasarkan skala bertingkat
(rating scale). Responden menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah
disediakan. Pada penelitian ini rating scale digunakan dengan lima alternatif
jawaban dalam bentuk skala.28
Ahli media dan materi dapat memilih skala 5
untuk nilai sangat baik, 4 untuk nilai baik, 3 untuk nilai cukup baik, 2 untuk nilai
28
Sugiyono, Op.Cit, h.97
53
tidak baik dan 1 untuk nilai sangat tidak baik. Hasil uji kelayakan diketahui
melalui perolehan persentase kelayakan media dengan menggunakan rumus:29
∑
∑
Kategori alat peraga berdasarkan persentase yang diperoleh digolongkan
menjadi empat kategori menggunakan skala pada Tabel 3.13 sebagai berikut:30
Tabel 3.13 Kriteria Kelayakan Media Pembelajaran Alat Peraga
Skor persentase Kategori
80%-100% Valid/Layak
60%-79,99% Cukup Valid/Cukup Layak
50%-59,99% Kurang Valid/Kurang Layak
0-49,99% Tidak Valid/Tidak Layak
3. Analisis Angket Uji Kepraktisan Alat Peraga
Data uji kepraktisan alat peraga diperoleh melalui angket berdasarkan
rating scale. Responden memberikan nilai pada setiap pernyataan dengan skala 4
untuk nilai sangat baik, 3 untuk nilai baik, 2 untuk nilai cukup baik, 1 untuk nilai
tidak baik dan 0 untuk nilai sangat tidak baik. Hasil uji kepraktisan alat peraga
diperoleh berdasarkan persentase kepraktisan media dengan menggunakan
rumus:31
∑
Keterangan:
P = Persentase yang diperoleh
f = Perolehan skor
N = Skor maksimum
29
Riduwan dalam Zaima Faiza dan Rina Harimurti, “Pengembangan Media
Pembelajaran Basis Data Berbasis Android untuk Kelas XI di SMK Negeri Surabaya”, Jurnal IT-
Edu Vol.01 No.01, 2016, h.10 30
Irnin Agustina, Ria Asep Sumarni, dan Dandan Luhur Saraswati, “Pengembangan
Media Pembelajaran Fisika Mobile Learning Berbasis Android”, Jurnal Penelitian &
Pengembangan Pendidikan Fisika Vol.3 No.1, 2017, h.60 31
Hamdunah, “Praktikalitas Pengembangan Modul Konstruktivisme dan Website pada
Materi Lingkaran dan Bola”, Jurnal LEMMA Vol.2 No.1, 2015, h.38
54
Hasil persentase yang diperoleh digolongkan berdasarkan kriteria pada
Tabel 3.14 sebagai berikut:32
Tabel 3.14 Kriteria Kepraktisan Media Pembelajaran Alat Peraga
Persentase (%) Kategori
80< P ≤100 Sangat Praktis
60< P ≤ 80 Praktis
40< P ≤ 60 Cukup Praktis
20< P ≤ 40 Kurang Praktis
P ≤ 20 Tidak Praktis
4. Analisis Uji Efektivitas Alat Peraga
Uji efektivitas dilakukan dengan menentukan persentase banyaknya
siswa yang mendapatkan hasil tes ≥ KKM (75) setelah belajar menggunakan alat
peraga Seven in One. Persentase banyaknya siswa yang mencapai nilai ≥ 75
diperoleh dengan menggunakan rumus:
∑
∑
Kriteria efektivitas berdasarkan persentase siswa dapat dilihat pada Tabel
3.15 berikut:33
Tabel 3.15 Kriteria Efektivitas
Persentase Kriteria
> 80% Sangat efektif
60% < P ≤ 80% Efektif
40% < P ≤ 60% Cukup efektif
20% < P ≤ 40% Kurang efektif
P ≤ 20% Tidak efektif
P = Persentase banyaknya siswa dengan nilai ≥ 75
32
Ibid 33
Widyoko dalam Rina Yuliana dan Sugiyono, “Pengembangan Perangkat
Pembelajaran dengan Pendekatan PMRI pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung untuk SMP
Kelas IX”, Jurnal Pendidikan Matematika Vol.6 No.1, 2017, h.64
55
5. Analisis Uji Ahli per Indikator, Angket Siswa pada Evaluasi Satu-satu,
Evaluasi Kelompok Kecil, dan Uji Lapangan
Data yang diperoleh melalui angket review siswa pada evaluasi satu-satu,
evaluasi kelompok kecil, dan uji lapangan dianalisis berdasarkan kriteria penilaian
media pembelajaran. Siswa memberikan nilai pada setiap pernyataan dengan skala
4 untuk nilai sangat baik, 3 untuk nilai baik, 2 untuk nilai cukup baik, 1 untuk
nilai tidak baik dan 0 untuk nilai sangat tidak baik. Hasil angket review siswa
terhadap alat peraga diperoleh berdasarkan persentase penilaian media dengan
menggunakan rumus:34
∑
∑
Hasil persentase yang diperoleh digolongkan berdasarkan kriteria pada
Tabel 3.16 sebagai berikut35
:
Tabel 3.16 Kriteria Penilaian Media Pembelajaran
Persentase (%) Kriteria
80 ≤ X ≤ 100 Sangat baik
60 ≤ X < 80 Baik
40 ≤ X < 60 Sedang
20 ≤ X < 40 Kurang Baik
0 ≤ X < 20 Sangat kurang baik
6. Teknik Penentuan Kedudukan Siswa dalam Kelompok pada Evaluasi
Formatif dan Sumatif
Penentuan kedudukan siswa dalam kelompok dilakukan untuk
mengetahui siswa yang berkemampuan rendah, sedang dan tinggi dalam suatu
kelompok. Penentuan kedudukan kemampuan siswa dalam kelompok dengan
menggunakan standar deviasi. Penentuan kedudukan kemampuan siswa dengan
34
Mualdin Sinurat, Edi Syahputra, dan W. Rajagukguk, “Pengembangan Media
Pembelajaran Matematika Berbantuan Program Flash untuk Meningkatkan Kemampuan
Matemaitk SMP”, Jurnal Tabularasa PPS UNIMED Vol.12 No.2, 2015, h.160 35
Ibid
56
standar deviasi adalah penentuan kedudukan dengan membagi kelas setiap
kelompok dan tiap kelompok dibatasi oleh suatu standar deviasi tertentu.36
Langkah-langkah dalam menentukan kedudukan siswa yaitu sebagai
berikut:
a. Menjumlah skor semua siswa.
b. Mencari nilai rata-rata (mean) siswa dan simpangan baku (standar deviasi).
Mencari mean : ∑
Mencari standar deviasi : √∑
(
∑
( ))
Keterangan:
= Rata-rata (mean)
= Standar deviasi
∑
= Jumlah kuadrat tiap skor dibagi N
(∑
( )) = Jumlah skor dibagi N dikuadratkan
= Jumlah siswa
c. Menentukan batas kelompok. Secara umum untuk menentukan batas-batas
kelompok dapat dilihat pada Tabel 3.17 berikut:37
Tabel 3.17 Tabel Penentuan Batas Kelompok
Skor (s) Kelompok
s ≥ ( + SD) Atas
( + SD) < s < ( - SD) Tengah
s ≤ ( - SD) Bawah
36
Arikunto, Op.Cit, h.298 37
Ibid., h. 299
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Pengembangan
Hasil dari penelitian pengembangan yang telah dilakukan yaitu berupa
produk media pembelajaran alat peraga fluida statis. Alat peraga fluida statis yang
telah ada sebelumnya dikembangkan dan diperbaiki kekurangannya. Tahapan-
tahapan penelitian pengembangan ini dilakukan berdasarkan metode
pengembangan dari Akker yang terdiri dari; penelitian pendahuluan (Preliminary
Research); tahap Prototyping Stage; evaluasi formatif (Formative Evaluation);
evaluasi sumatif (Summative Evaluation); Refleksi Sistematis dan Dokumentasi
(Systematic Reflection and Documentation).
1. Hasil Penelitian Pendahuluan (Preliminary Research)
Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengumpulkan informasi
mengenai masalah yang terdapat pada proses pembelajaran di sekolah. Informasi
ini diperoleh melalui studi literatur dan observasi pada guru dan siswa di sekolah.
Studi literatur dilakukan dengan menganalisis jurnal dan skripsi yang
berhubungan dengan penelitian alat peraga fluida statis. Hasil dari analisis jurnal
dan skripsi terkait dengan penelitian ini terdapat pada Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Hasil Studi Literatur (analisis jurnal dan skripsi)
No Nama Penulis Judul
dan Kelebihan Kelemahan
1. Riah Elsa Fitri
Pengaruh alat peraga
Seven in one terhadap
hasil belajar siswa
pada materi fluida
statis
a. Dapat digunakan
untuk enam
percobaan pada
materi fluida statis.
b.Dapat meningkatkan
hasil belajar siswa
Alat peraga terlalu
besar sehingga tidak
praktis, sulit dalam hal
penyimpanan (tidak ada
tempat) sehingga
kurang dalam
perawatannya.
2. Maliasih, dkk
Pengembangan Alat
peraga KIT tekanan
hidrostatis untuk
meningkatkan
pemahaman konsep
Dapat meningkatkan
pemahaman konsep
siswa
Hanya terdapat alat
peraga tekanan
hidrostatis
58
No Nama Penulis Judul
dan Kelebihan Kelemahan
3. Heru Damayanti, dkk
Pembelajaran Hukum
Pascal menggunakan
miniatur mesin
hidrolik untuk
meningkatkan berpikir
kritis siswa
Dapat meningkatkan
berpikir kritis siswa
Hanya menjelaskan satu
sub materi yaitu Hukum
Pascal
4. Sumirat Diah, dkk
Pengembangan alat
peraga fisika pada
materi viskositas
sebagai media
pembelajaran
Desain alat lebih
variatif
Hanya mampu
menjelaskan satu sub
bab materi yaitu
viskositas
5. Diajeng Ramadhan,
dkk
Pengembangan Alat
Peraga Praktikum
Viskometer Metode
Bola Jatuh Bebas
Berbasis Sensor Efek
Hall UGN3503
Sebagai Media
Pembelajaran Fisika
Alat peraga mampu
mengukur viskositas
zat cair secara
otomatis
Alat peraga hanya
mampu menjelaskan
satu sub bab materi
(viskositas)
6. Sumirat Dyah
Wulandari, dkk
Pengembangan Alat
Peraga Fisika Pada
Materi Viskositas
Sebagai Media
Pembelajaran
Alat peraga mampu
bekerja secara
otomatis
Alat peraga hanya
mampu digunakan
untuk percobaan pada
satu sub bab materi
Hasil penelitian terdahulu mengenai alat peraga fluida statis
menunjukkan bahwa alat peraga fluida statis mampu meningkatkan pemahaman
siswa dan juga hasil belajar siswa. Tetapi alat peraga fluida statis yang telah
dibuat sebelumnya belum sepenuhnya maksimal digunakan dalam proses
pembelajaran. Diantara alat peraga yang dibuat hanya dapat menunjukkan satu
sub materi fluida statis. Selain itu alat peraga fluida statis terlalu besar dalam hal
59
ukuran sehingga belum memudahkan guru dan siswa dalam menggunakannya.
Tempat penyimpanan alat peraga juga belum maksimal sehingga kurang dalam
hal perawatannya. Hasil survey lapangan berupa wawancara dapat dilihat pada
Lampiran 2.
Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran fisika memberikan
informasi bahwa satu diantara kesulitan siswa dalam mempelajari fisika yaitu
visualiasi konsep fisika. Visualisasi atau pengamatan langsung dibutuhkan siswa
dalam memahami konsep yang dipelajari. Media pembelajaran yang digunakan
oleh guru satu diantaranya adalah alat peraga. Alat peraga digunakan agar siswa
dapat lebih memahami materi dan dapat menambah motivasi siswa dalam belajar
fisika. Penggunaan alat peraga pada materi fluida statis belum memadai karena
guru hanya menggunakan bejana sederhana. Maka dari itu guru memerlukan alat
peraga yang lebih layak dan praktis untuk digunakan serta efektif dalam
memberikan pengetahuan kepada siswa
Angket penelitian pendahuluan diberikan kepada siswa untuk mengetahui
penggunaan alat peraga di kelas dan kebutuhan alat peraga siswa. Hasil angket
siswa dapat dilihat pada Lampiran 4. Hasil angket siswa menunjukkan bahwa
siswa ragu dan menganggap alat peraga yang digunakan guru belum efektif dalam
membantu memahami konsep fisika. Supaya proses pembelajaran dapat mencapai
tujuan maka siswa membutuhkan alat peraga yang praktis dan layak untuk
digunakan sehingga efektif untuk menambah pengetahuan siswa.
2. Hasil Prototyping Stage
a. Hasil Perancangan Desain Alat Peraga Fluida Statis
Perancangan desain alat peraga fluida statis mengacu pada desain alat
peraga yang sudah ada sebelumnya. Desain alat peraga yang sudah ada kemudian
diperbaiki kekurangannya dan dirancang agar alat peraga lebih praktis dan efisien.
Alat peraga fluida statis dibuat dengan ukuran lebih kecil dari alat sebelumnya,
hal tersebut bertujuan untuk memudahkan guru dan siswa membawa atau
memindahkannya saat digunakan dalam pembelajaran.
60
Desain alat peraga fluida statis dikembangkan mengacu pada kriteria
pembuatan dan pengembangan alat peraga antara lain; bahan mudah diperoleh,
mudah dalam perancangan dan pembuatannya, mudah dalam perakitannya (tidak
memerlukan keahlian khusus), dan mudah dioperasikannya, dapat menunjukkan
konsep dengan lebih baik, dapat meningkatkan motivasi siswa, akurasi cukup
dapat diandalkan, tidak berbahaya ketika digunakan, menarik, daya tahan alat
peraga cukup baik (lama pakai), inovatif dan kreatif, serta bernilai pendidikan.1
Perancangan alat peraga Seven in One dioptimalkan dengan pemilihan bahan baku
sampai pembuatan alat peraga.
1) Pemilihan Bahan Baku Alat Peraga Fluida Statis
Bahan baku pembuatan alat peraga statis dipilih dengan
mempertimbangkan beberapa hal diantaranya, bahan yang cukup kuat dan mampu
bertahan lama, serta bahan baku aman untuk digunakan oleh siswa dalam proses
pembelajaran.
Bahan baku pembuatan alat peraga fluida statis dapat dilihat pada Tabel
4.2 berikut:
Tabel 4.2 Bahan Baku Pembuatan Alat Peraga Fluida Statis
No Komponen Bahan Baku Gambar
1. Tabung pada pipa U Akrilik
2. Tiang penyangga alat
peraga Kayu
http://njkontraktor.com
1 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. Pedoman Pembuatan Alat Peraga untuk
SMA. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.2011 h.8
61
No Komponen Bahan Baku Gambar
3. Piston percobaan
Hukum Pascal Suntikan
4. Tabung wadah air Tabung plastik
5. Penyambung antar
pipa Sambungan T paralon
6.
Katup untuk menutup
dan membuka jalan
air
Katup paralon
7. Pewarna alat peraga Cat kayu
umaharafat.files.wordpress.com
8. Selang air percobaan
tekanan hidrostatis Selang plastik
62
No Komponen Bahan Baku Gambar
9. Saluran pembuangan
air Kran air
2) Hasil Pembuatan Alat Peraga Fluida Statis
Tampilan secara keseluruhan alat peraga fluida statis yaitu seperti
Gambar 4.1 di bawah ini:
Gambar 4.1 Tampilan Keseluruhan Alat Peraga Seven in One
Hasil pembuatan alat peraga fluida statis Seven in one dapat dilihat pada
Tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3 Hasil Pembuatan Alat Peraga Fluida Statis
No Komponen Gambar
1. Kaki penyangga alat
peraga
63
No Komponen Gambar
2. Tiang penyangga alat
peraga
3. Tempat bejana
(percobaan tegangan
permukaan, kapilaritas,
dan viskositas)
4. Komponen percobaan
tekanan hidrostatis
5. Komponen percobaan
Hukum Pascal
64
No Komponen Gambar
6.
Komponen percobaan
Hukum Archimedes
b. Hasil Evaluasi Formatif (Formative Evaluation)
Evaluasi formatif untuk menguji kelayakan alat peraga fluida statis oleh
ahli dan siswa mencakup validasi ahli (expert review), evaluasi satu-satu,
evaluasi kelompok kecil dan uji lapangan dengan hasil sebagai berikut:
1) Hasil Penilaian Ahli (expert review)
Penilaian ahli terhadap media pembelajaran alat peraga fluida statis
terdiri dari penilaian aspek media oleh ahli media dan penilaian apek materi oleh
ahli materi. Hasil penilaian ahli berupa angket yang dianalisis melalui beberapa
tahap diantaranya kelayakan media secara keseluruhan, analisis penilaian ahli
untuk setiap aspek, dan analisis penilaian ahli untuk setiap indikator. Ahli yang
dipercaya untuk mengevaluasi alat peraga fluida statis terdiri dari lima ahli untuk
masing-masing aspek media dan aspek materi.
a) Hasil Penilaian Ahli Media
Penilaian media dilakukan oleh lima ahli media yang terdiri dari tiga
dosen FITK UIN Jakarta dan dua guru mata pelajaran fisika. Analisis hasil
penilaian ahli media dengan menggunakan analisis rating scale atau skala rating.
Analisis hasil penilaian ahli media terhadap alat peraga fluida statis dapat dilihat
pada Tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Alat Peraga Fluida Statis Menurut Ahli Media
No Aspek Nilai Persentase
(%) Kategori
1. Keterkaitan dengan Bahan Ajar 60 80 Baik
2. Nilai Pendidikan 44 88 Sangat Baik
3. Ketahanan Alat 83 83 Sangat Baik
65
No Aspek Nilai Persentase
(%) Kategori
4. Efisiensi Alat 65 87 Sangat Baik
5. Keamanan Alat Peraga 43 86 Sangat Baik
6. Estetika 42 84 Sangat Baik
7. Penyimpanan Alat Peraga 42 84 Sangat Baik
Jumlah nilai (kesimpulan) 379 84 Layak
Jumlah nilai maksimum aspek 1 dan 4 = 75
Jumlah nilai maksimum aspek 2, 5, 6, dan 7 = 50
Jumlah nilai maksimum aspek 3 = 100
Jumlah nilai maksimum keseluruhan aspek = 450
Jumlah nilai keseluruhan aspek media pembelajaran yaitu 379 dari nilai
maksimum 450 dengan persentase 84% termasuk pada kategori layak digunakan
sebagai media pembelajaran. Grafik persentase nilai pada setiap aspek dapat
dilihat pada Gambar 4.2 berikut:
Gambar 4.2 Grafik Persentase Uji Validasi Media setiap Aspek
Hasil penilaian ahli media menunjukkan bahwa alat peraga fluida statis
mendapatkan persentase terbesar pada aspek nilai pendidikan dengan persentase
88%. Aspek lainnya mendapat kategori baik dengan masing-masing aspek yaitu
aspek keterkaitan dengan bahan ajar memperoleh persentase 80%, aspek
ketahanan alat memperoleh persentase 83%, aspek efisiensi memperoleh
persentase 86%, aspek keamanan alat peraga memperoleh persentase 86%, aspek
estetika memperoleh persentase 84 dan aspek penyimpanan alat peraga
76%
78%
80%
82%
84%
86%
88%
keterkaitandengan bahan
ajar
nilaipendidikan
ketahanan alat efisiensi alat keamanan alatperaga
estetika penyimpananalat peraga
80%
88%
83%
86% 86%
84% 84%
Pe
rse
nta
se
Aspek
66
memperoleh persentase 84%. Semua ahli media menyatakan bahwa alat peraga
fluida statis yang dikembangkan layak untuk digunakan pada proses pembelajaran
dengan revisi sesuai saran. Revisi yang disarankan oleh para ahli media
diantaranya mengganti komponen pada percobaan tekanan hidrostatis dengan
menggunakan selang yang dihubungkan dengan corong. Ahli menyatakan bahwa
percobaan dengan menggunakan tabung berlubang kurang tepat untuk
menjelaskan konsep tekanan hidrostatis.
b) Hasil Penilaian Ahli Materi
Penilaian pada aspek materi pembelajaran dilakukan oleh lima ahli media
yang terdiri dari dua dosen Departemen Fisika Universitas Indonesia, satu dosen
FST UIN Jakarta dan dua guru mata pelajaran fisika. Hasil penilaian ahli materi
dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini:
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Uji Validasi Ahli Materi
No Aspek Jumlah
Nilai
Persentase
(%) Kategori
1. Tujuan Pembelajaran 44 88 Sangat Baik
2. Materi/Konsep Fluida Statis 162 81 Sangat Baik
Jumlah (kesimpulan) 206 82 Layak
Nilai maksimum aspek 1 = 50
Nilai maksimum aspek 2 = 200
Jumlah nilai maksimum = 250
Hasil penilaian ahli materi menunjukkan bahwa alat peraga Seven in One
layak digunakan dalam proses pembelajaran dengan perolehan persentase 82%.
Kedua aspek tujuan pembelajaran maupun aspek kesesuaian dengan materi
memperoleh kriteria layak atau valid. Aspek tujuan pembelajaran dan materi atau
konsep fluida statis memperoleh kriteria baik dengan nilai aspek isi pembelaran
44 dari nilai 50 dengan persentase 88% dan aspek kesesuaian dengan materi fluida
statis memperoleh nilai 162 dari nilai maksimum 200 dengan persentase 81%.
Grafik persentase hasil penilaian ahli materi pada setiap aspek dapat dilihat pada
Gambar 4.3 berikut:
67
Gambar 4.3 Grafik Persentase Hasil Penilaian Ahli Materi setiap Aspek
Aspek tujuan pembelajaran memperoleh persentase tertinggi yaitu 88%
dan aspek kesesuaian dengan materi memperoleh persentase 81%.
Hasil penilaian ahli materi untuk setiap indikator dapat dilihat pada Tabel
4.6 berikut:
Tabel 4.6 Hasil Penilaian Ahli Materi Keseluruhan Indikator
No Indikator Jumlah
Nilai
Persentase
(%) Kategori
1. Kesesuaian alat peraga fluida
statis dengan SK/KD
22
88 Sangat Baik
2. Kesesuaian alat peraga fluida
statis dengan tujuan pembelajaran 22 88 Sangat Baik
3. Kesesuaian alat peraga fluida
statis dengan tujuan pembelajaran 20 80 Sangat Baik
4. Massa jenis zat cair 21 84 Sangat Baik
5. Tekanan hidrostatis 23 92 Sangat Baik
6. Hukum Archimedes 20 80 Baik
7. Hukum Pascal 21 84 Sangat Baik
8. Kapilaritas 19 76 Baik
9. Tegangan permukaan 20 80 Baik
10 Kekentalan beberapa zat cair 18 72 Baik
75%
80%
85%
90%
TujuanPembelajaran
Kesesuaian Materi
88%
81%
Pe
rse
nta
se
Aspek Penilaian
68
No Indikator Jumlah
Nilai
Persentase
(%) Kriteria
Jumlah (kesimpulan) 206 82 Layak
Nilai maksimum setiap indikator = 25
Jumlah nilai seluruh indikator = 250
Hasil penilaian ahli materi menunjukkan bahwa alat peraga fluida statis
Seven in One layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran di kelas dengan
perolehan jumlah nilai 206 dari 250 dengan persentase 82% (kategori layak).
Grafik perolehan persentase tiap indikator pada aspek kesesuaian dengan
tujuan pembelajaran dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut:
Gambar 4.4 Grafik Hasil Validasi Materi pada Aspek Tujuan Pembelajaran
Hasil uji validasi ahli materi menunjukkan bahwa baik aspek kesesuaian
dengan KI/KD maupun aspek kesesuaian dengan tujuan pembelajaran mendapat
kategori layak atau valid dengan masing-masing aspek memperoleh persentase
nilai 88%.
Hasil penilaian setiap indikator menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh
setiap indikator ada pada rentang nilai 18-23 dengan rata-rata kriteria penilaian
setiap indikator memperoleh kategori layak atau valid. Nilai tertinggi yaitu 23
diperoleh indikator percobaan tekanan hidrostatis dengan persentase 92%.
Sedangkan nilai terendah yaitu 18 dengan persentase 72% diperoleh indikator
percobaan kekentalan zat cair.
Grafik perolehan persentase tiap indikator dapat dilihat pada Gambar 4.5
berikut:
0%20%40%60%80%
100%
kesesuaiandengan KI/KD
kesesuaiandengan tujuanpembelajaran
88% 88%
pe
rse
nta
se
Indikator
69
Gambar 4.5 Grafik Hasil Uji Validasi Materi Keseluruhan Indikator
Hasil penilaian ahli materi untuk masing-masing indikator memperoleh
nilai dengan kriteria baik untuk sembilan indikator dan kriteria sangat baik untuk
satu indikator yaitu indikator tekanan hidrostatis dengan perolehan persentase
sebesar 92%.
2) Hasil Evaluasi Satu-Satu (One-to-One Evaluation)
Evaluasi satu-satu (One-to-One Evaluation) dilakukan dengan subjek tiga
siswa kelas XI SMAN 29 Jakarta dengan kemampuan rendah, sedang, dan tinggi.
Siswa yang ditunjuk merupakan siswa kelas XI MIA 2 yang sudah pernah
mempelajari materi fluida statis. Hasil penilaian siswa pada aspek materi, desain
pembelajaran, implementasi dan kualitas teknik dapat dilihat pada Tabel 4.7
berikut:
Tabel 4.7 Hasil Penilaian Evaluasi Satu-satu pada Setiap Aspek
No. Aspek Jumlah
Nilai
Presentase
(%) Kategori
1. Materi 31 86 Sangat Baik
2. Desain Pembelajaran 20 83 Sangat Baik
3. Implementasi 48 80 Baik
4. Kualitas Teknis 28 78 Baik
Jumlah 127 81 Sangat Baik
30%
50%
70%
90%
110%
1 2 3 4 5 6 7 8
80% 84%
92%
80% 84% 76% 80% 72%
Pe
rse
nta
se
Indikator
70
Nilai maksimum aspek 1 = 36
Nilai maksimum aspek 2 = 24
Nilai maksimum aspek 3 = 60
Nilai maksimum aspek 4 = 36
Jumlah nilai maksimum = 156
Hasil penilaian pada evaluasi satu-satu (one-to-one evaluation) untuk
setiap aspek memperoleh hasil dengan kriteria baik pada setiap aspek penilaian.
Nilai tertinggi diperoleh aspek materi yaitu sebesar 31 (nilai maksimum 36)
dengan persentase 86%. sedangkan nilai terendah diperoleh aspek kualitas teknik
yaitu memperoleh jumlah nilai 28 (nilai maksimum 36) dan persentase 78%. Dua
aspek lainnya yaitu desain pembelajaran dan aspek implementasi mendapatkan
katefori baik dengan masing-masing nilai yaitu 20 (nilai maksimum 24) dan 28
(nilai maksimum 60) dengan persentasi nilai 83% dan 80% Grafik persentase
masing-masing aspek penilaian pada evaluasi satu-satu dapat dilihat pada Gambar
4.6 berikut:
Gambar 4.6 Grafik Persentase Hasil Penilaian Masing-masing Aspek
Grafik persentase penilaian pada masing-masing aspek menunjukkan
bahwa aspek materi memperoleh persentase tertinggi dari aspek lainnya yaitu
sebesar 86%. Aspek materi memperoleh persentase 86% dengan kategori sangat
baik. Hasil penilaian masing-masing indikator pada aspek materi dapat dilihat
pada Gambar 4.7 berikut:
70%
75%
80%
85%
90%
Materi DesainPembelajaran
Implementasi KualitasTeknis
86% 83%
80% 78%
Pe
rse
nta
se
Aspek Penilaian
71
Gambar 4.7 Grafik Hasil Penilaian Masing-masing Indikator pada Aspek
Materi
Pada aspek materi, indikator penilaian tertinggi yaitu kemampuan alat
peraga dalam memperjelas konsep dengan persentase 92%, sedangkan indikator
kemampuan dalam mengatasi kesulitan materi dan kemenarikan untuk digunakan
dalam pembelajaran memperoleh persentase yang sama yaitu 83%.
Aspek pembelajaran memperoleh persentase 83% dengan kategori sangat
baik. Hasil penilaian masing-masing indikator pada aspek pembelajaran dapat
dilihat pada Gambar 4.8 berikut:
Gambar 4.8 Grafik Hasil Penilaian Masing-Masing Indikator pada Aspek
Desain Pembelajaran
Pada aspek pembelajaran, semua indikator memperoleh kriteria sangat
baik dengan persentase masing-masing indikator yaitu 83%.
70%
75%
80%
85%
90%
95%
100%
Kemampuan alatperaga dalam
mengatasikesulitan materi
Kemampuan alatperaga dalammemperjelas
konsep
Kemenarikan alatperaga fluidastatis untuk
digunakan dalampembelajaran
83%
92%
83%
Pe
rse
nta
se
Indikator
0%20%40%60%80%
100%
Kemampuanmemvisulisasikan
materi
Kemampuanmembuatmenarik
83% 83%
Pe
rse
nta
se
Indikator
72
Aspek implementasi memperoleh persentase 80% dengan kategori baik.
Hasil penilaian masing-masing indikator pada aspek implementasi dapat dilihat
pada Gambar 4.9 berikut:
Gambar 4.9 Grafik Hasil Penilaian Masing-masing Indikator pada Aspek
Implementasi
Pada aspek implementasi terdapat lima indikator dengan empat indikator
memperoleh persentase yang sama, sedangkan indikator intensitas penggunaan
alat peraga memperoleh persentase tertinggi yaitu 100%.
Aspek kualitas teknik memperoleh persentase 78% dengan kategori
sangat baik. Hasil penilaian masing-masing indikator pada aspek kualitas teknik
dapat dilihat pada Gambar 4.10 berikut;
Gambar 4.10 Grafik Hasil Penilaian Masing-masing Indikator pada Aspek
Kualitas Teknis
Hasil persentase setiap indikator pada aspek kualitas teknik menunjukkan
nilai tertinggi yang diperoleh yaitu pada indikator kualitas bahan dengan
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Kemudahanalat peraga
untukdigunakan
Kemampuanalat peragamembuatpelajaran
lebih efisien
Kesesuaianalat peraga
denganlingkungan
sekolah
Kemudahanalat peraga
untukdipindahka
Intensitaspenggunaanalat peraga
75% 75% 75% 75% 100%
Pe
rse
nta
se
Indikator
70%
75%
80%
85%
kualitasbahan
kualitasdesain
kualitaswarna
83%
75% 75%
Pe
rse
nta
se
Indikator
73
persentase 83%. Adapun indikator kualitas desain dan kualitas warna memperoleh
persentase yang sama yaitu sebesar 75%.
3) Hasil Evaluasi Kelompok Kecil (Small Group Evaluation)
Hasil evaluasi kelompok kecil diperoleh dari hasil pretest dan posttest
serta angket penilaian siswa terhadap alat peraga fluida statis. Subjek pada
penelitian ini adalah siswa yang sudah pernah belajar materi fluida statis yaitu 12
siswa kelas XI MIPA 3 SMAN 32 Jakarta dengan kemampuan rendah, sedang dan
tinggi. Aspek yang dinilai pada angket penilaian kelompok kecil yaitu aspek
efisiensi, implementasi, materi, dan aspek pembelajaran. Hasil penilaian angket
siswa menunjukkan nilai yang diperoleh secara keseluruhan aspek yaitu 318
dengan kategori baik. Efektivitas alat peraga dapat dinilai berdasarkan hasil
posttest siswa yang menunjukkan bahwa 75% siswa memperoleh nilai ≥ KKM
dengan kategori efektif. Adapun hasil pemusatan dan penyebaran data nilai
pretest dan posttest siswa pada evaluasi kelompok kecil dapat dilihat pada Tabel
4.8 berikut:
Tabel 4.8 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Pretest dan Posttest
No Pemusatan dan
Penyebaran Data
Pretest Posttest
1. Nilai Terendah 15 55
2. Nilai Tertinggi 60 85
3. Rata-rata 41,67 73,33
4. Median 45 75
5. Modus 55 75
6. Standar Deviasi 14,51 9,61
Nilai terendah yang diperoleh siswa saat pretest yaitu 15 dan nilai
tertinggi yang dicapai siswa yaitu 60. Sedangkan nilai terkecil pada postest yaitu
55 dan nilai tertinggi 85. Rata-rata nilai siswa diperoleh saat pretest 41,67 dan
rata-rata nilai saat postest 75. Adapun hasil angket penilaian siswa dapat dilihat
pada Tabel 4.9 berikut:
74
Tabel 4.9 Hasil Angket Penilaian Siswa
No Aspek Jumlah
Nilai
Persentase
(%) Kategori
1. Efisiensi 76 79 Baik
2. Implementasi 81 84 Sangat Baik
3. Materi 81 84 Sangat Baik
4. Pembelajaran 80 83 Sangat Baik
Jumlah 318 83 Sangat Baik
Jumlah nilai maksimum setiap aspek = 96
Berdasarkan tabel di atas jumlah nilai keseluruhan aspek penilaian yaitu
318 berada pada kategori sangat baik. Dari keempat aspek yang dinilai, aspek
implementasi dan materi mendapat nilai tertinggi dengan persentase 84% dan nilai
masing-masing aspek 81 kategori sangat baik. Nilai terendah yaitu pada aspek
efisiensi dengan persentase 79% dan nilai 76 pada kategori baik. Dan aspek
pembelajaran memperoleh nilai 80 dengan 83% pada kategori sangat baik. Hasil
penilaian pada masing-masing aspek dapat dilihat pada Gambar 4.11 berikut:
Gambar 4.11 Grafik Hasil Penilaian Kelompok Kecil
Aspek efisiensi memperoleh persentase 79% dengan jumlah nilai 76
termasuk pada kategori baik. Hasil penilaian berdasarkan masing-masing
indikator pada aspek efisiensi dapat dilihat pada Gambar 4.12 berikut:
60%
65%
70%
75%
80%
85%
Efisiensi Implementasi Materi Pembelajaran
80%
84% 84% 83%
Pe
rse
nta
se
Aspek Penilaian
75
Gambar 4.12 Grafik Penilaian per Indikator pada Aspek Efisiensi
Gambar di atas menunjukkan bahwa kedua indikator pada aspek efisiensi
memperoleh persentase nilai yang sama yaitu 80%. Jumlah nilai yang diperoleh
kedua aspek tersebut yaitu 38 dengan kategori sangat baik.
Aspek implementasi memperoleh persentase 84% dengan jumlah nilai 81
termasuk pada kategori sangat baik. Indikator yang dinilai pada kategori
implementasi yaitu kemudahan alat peraga fluida statis untuk digunakan dan
kemampuan alat peraga fluida statis untuk digunakan dalam jangka waktu yang
lama. Perolehan nilai pada masing-masing indikator dapat dilihat pada Gambar 4.
13 berikut:
Gambar 4.13 Grafik Penilaian per Indikator pada Aspek Implementasi
Indikator kemudahan alat peraga fluida statis untuk digunakan
memperoleh persentase paling tinggi yaitu 87% dengan jumlah nilai 42 termasuk
pada kateori sangat baik. Sedangkan indikator kemampuan alat peraga fluida
0%20%40%60%80%
Efisiensi waktubelajar
Kemampuan alatperaga dalam
memperjelas konsep
80% 80%
Jum
lah
Nila
i
Indikator
50%
60%
70%
80%
90%
kemudahan alatperaga untuk
digunakan
kemampuan alatperaga untuk
digunakan jangkawaktu lama
87% 81%
Pe
rse
nta
se
Indikator
76
statis untuk digunakan dalam jangka waktu yang lama memperoleh persentase
81% dengan jumlah nilai 39 termasuk pada kategori sangat baik.
Aspek materi memperoleh persentase 84% dengan jumlah nilai 81
termasuk pada kategori sangat baik. Indikator penilaian pada aspek materi antara
lain kemenarikan materi dan kejelasan materi. Hasil penilailan tiap indikator pada
aspek materi dapat dilihat pada Gambar 4.14 berikut:
Gambar 4.14 Grafik Hasil Penilaian pada Aspek Materi
Pada aspek materi, indikator kemenarikan materi memperoleh persentase
91% dengan jumlah nilai yang didapat yaitu 43 termasuk pada kategori sangat
baik. Sedangkan pada indikator kejelasan materi memperoleh persentase 80%
dengan jumlah nilai 38 termasuk pada kategori sangat baik.
Aspek pembelajaran memperoleh persentase 83% dengan jumlah nilai 80
termasuk ke dalam kategori sangat baik. Indikator penilaian pada aspek
pembelajaran antara lain kemenarikan pembelajaran dan kejelasan pembelajaran.
Hasil penilaian tiap indikator pada aspek pembelajaran dapat dilihat pada Gambar
4.15 berikut:
Gambar 4.15 Grafik Hasil Penilaian Aspek Pembelajaran
50%
70%
90%
kemenarikanmateri
kejelasan materi
91% 80%
Pe
rse
nta
se
Indikator
0%
50%
100%
kemenarikanpembelajaran
kejelasanpembelajaran
83% 83%
Pe
rse
nta
se
Indikator
77
Pada aspek pembelajaran, kedua indikator kemenarikan pembelajaran
dan kejelasan pembelajaran mendapat persentase yang sama yaitu 83% dengan
jumlah nilai yang diperoleh 40 termasuk pada kategori sangat baik.
4) Uji Lapangan (Field Test)
Hasil uji lapangan diperoleh melalui uji efektivitas dan angket penilaian
uji lapangan dengan melibatkan 15 siswa kelas X MIA 2 SMAN 29 Jakarta dan
15 siswa kelas X MIPA 4 SMAN 32 Jakarta. Aspek yang dinilai pada tahap ini
antara lain kemampuan untuk digunakan (implementability), kesinambungan
(sustainability), kecocokan dengan lingkungan, serta penerimaan dan
kemenarikan. Efektivitas alat peraga pada uji lapangan diperoleh melalui hasil
posttest siswa.
Hasil penilaian angket siswa secara keseluruhan menunjukkan bahwa
media pembelajaran alat peraga fluida statis memperoleh persentase 82% dengan
kategori sangat baik. Sedangkan hasil efektivitas alat peraga ditunjukkan dengan
nilai siswa yang mampu mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal atau KKM
yang diperoleh melalui kegiatan posttest. Hasil efektivitas pada uji lapangan
menunjukkan bahwa alat peraga fluida statis Seven in One efektif untuk
digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan persentase nilai siswa ≥ KKM
yaitu 67% (kategori efektif). Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil
kegiatan pretest dan posttest pada uji lapangan dapat dilihat pada Tabel 4.10
berikut:
Tabel 4.10 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Pretest dan Posttest
No Pemusatan dan
Penyebaran Data
Pretest Posttest
1. Nilai Terendah 20 65
2. Nilai Tertinggi 60 85
3. Rata-rata 41,67 73,33
4. Median 35 75
5. Modus 30 75
6. Standar Deviasi 10,31 4,91
78
Adapun hasil perhitungan untuk setiap aspek pada angket penilaian siswa
pada tahap uji lapangan dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.11 Hasil Penilaian Uji Lapangan
No. Aspek Jumlah
Nilai
Persentase
(%) Kategori
1. Kemampuan untuk
digunakan (Implementability) 298 83 Sangat Baik
2. Kesinambungan
(Sustainability) 284 79 Baik
3. Kecocokan dengan
lingkungan 99 82 Sangat Baik
4. Peneriman dan Kemenarikan 299 83 Sangat Baik
Jumlah 980 82 Sangat Baik
Jumlah nilai maksimum aspek 1, 2, dan 4 = 360
Jumlah nilai maksimum aspek 3 = 120
Hasil penilaian uji lapangan menunjukkan bahwa seluruh aspek yaitu
aspek kemampuan untuk digunakan (implementability), kecocokan dengan
lingkunga, serta aspek penerimaan dan kemenarikan memperoleh kategori sangat
baik, sedangkan aspek kesinambungan (sustainability) memperoleh kategori baik.
Hasil penilaian uji lapangan dapat dilihat pada Gambar 4.16 berikut:
Gambar 4.16 Grafik Hasil Penilaian Uji Lapangan
50%
55%
60%
65%
70%
75%
80%
85%
kemampuanuntuk
digunakan
kesinambungan kecocokandengan
lingkungan
penerimaan dankemenarikan
83% 79%
82% 83%
Pe
rse
nta
se
Aspek Penilaian
79
Aspek penilaian kemampuan untuk digunakan (implementability) dan
aspek penerimaan dan kemenarikan memperoleh persentase tertinggi dengan
masing-masing aspek sebesar 83%. Sedangkan aspek kesinambungan
(sustainability) memeperoleh persentase terendah sebesar 79%. Aspek kecocokan
dengan lingkungan memperoleh persentase sebesar 82%.
Aspek kemampuan untuk digunakan (implementability) memperoleh
persentase 83% dengan jumlah nilai 298 termasuk dalam kategori sangat baik.
Indikator yang dinilai pada aspek implementability antara lain kemudahan untuk
digunakan, kemampuan alat peraga dalam memperjelas materi, dan efisiensi
waktu belajar saat menggunakan alat peraga fluida statis. Hasil penilaian setiap
indikator pada aspek implementability dapat dilihat pada Gambar 4.17 berikut:
Gambar 4.17 Grafik Penilaian Aspek Implementability
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa indikator kemampuan
dalam memperjelas materi memperoleh persentase tertinggi yaitu 90% dengan
jumlah nilai 100 termasuk pada kategori sangat baik. Sedangkan aspek dengan
persentase terendah yaitu aspek efisiensi waktu belajar yaitu 75% dengan jumlah
nilai 90 termasuk pada kategori baik. Aspek kemudahan penggunaan memperoleh
persentase 83% dengan jumlah nilai 100 termasuk dalam kategori sangat baik.
Aspek penilaian kesinambungan memperoleh persentase 83% dengan
jumlah nilai 299 termasuk pada kategori sangat baik. Indikator yang dinilai pada
aspek kesinambungan antara lain kemudahan perawatan alat peraga, ketahanan
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
kemudahanpenggunaan
kemampuandalam
memperjelasmateri
efisiensi waktubelajar
83% 90%
75%
Pe
rse
nta
se
Indikator
80
alat peraga fluida statis, dan kemampuan alat peraga untuk digunakan dalam
jangka waktu lama. Hasil penilaian setiap indikator pada aspek kesinambungan
dapat dilihat pada Gambar 4.18 berikut:
Gambar 4.18 Grafik Penilaian Aspek Kesinambungan
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa indikator kemampuan alat
peraga untuk digunakan dalam jangka waktu lama memperoleh persentase
tertinggi yaitu 82% dengan jumlah nilai 98 termasuk pada kategori sangat baik.
Sedangkan aspek dengan persentase terendah yaitu indikator kemudahan
perawatan alat peraga yaitu 74% dengan jumlah nilai 89 termasuk pada kategori
baik. Aspek ketahanan alat peraga memperoleh persentase 80% dengan jumlah
nilai 97 termasuk dalam kategori sangat baik.
Aspek penilaian kecocokan dengan lingkungan memperoleh persentase
82% dengan jumlah nilai 99 termasuk pada kategori sangat baik. Pada aspek
kecocokan dengan lingkungan hanya ada satu yaitu kesesuaian dengan lingkungan
sekolah. Dengan perolehan persentase 82% dan nilai 99 termasuk pada kategori
sangat baik.
Aspek penerimaan dan kemenarikan memperoleh persentase 79% dengan
jumlah nilai 284 termasuk pada kategori baik. Indikator yang dinilai pada aspek
kesinambungan antara lain kemampuan alat peraga fluida statis dalam
meningkatkan minat belajar, kemenarikan alat peraga fluida statis, dan
60%
65%
70%
75%
80%
85%
kemudahanperawatan alat
peraga
ketahanan alatperaga fluida
statis
kemampuan alatperaga untuk
digunakan dalamjangka waktu lama
74%
80% 82%
Pe
rse
nta
se
Indikator Penilaian
81
penerimaan alat peraga sebagai media pembelajaran. Hasil penilaian setiap
indikator pada aspek penerimaan dan kemenarikan dapat dilihat pada Gambar
4.19 berikut:
Gambar 4.19 Grafik Penilaian Aspek Penerimaan dan Kemenarikan
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa pada indikator penerimaan
alat peraga sebagai media pembelajaran memperoleh persentase tertinggi yaitu
90% dengan jumlah nilai 109 termasuk pada kategori sangat baik. Sedangkan
aspek dengan persentase terendah yaitu indikator kemampuan alat peraga dalam
meningkatkan minat belajar yaitu 75% dengan jumlah nilai 90 termasuk pada
kategori baik. Indikator kemenarikan alat peraga memperoleh persentase 83%
dengan jumlah nilai 100 termasuk dalam kategori sangat baik.
3. Hasil Evaluasi Sumatif (Summative Evaluation)
Evaluasi sumatif melibatkan 12 siswa kelas X MIA 3 dan tiga guru mata
pelajaran fisika dari masing-masing sekolah. Pada tahap ini diperoleh hasil berupa
penilaian efektivitas dan kepraktisan alat peraga fluida statis yang dikembangkan.
a. Hasil Uji Efektivitas Alat Peraga Fluida Statis
Hasil efektivitas alat peraga diperoleh dari peningkatan hasil belajar
siswa melalui kegiatan pretest-postest siswa dan penilaian guru mata pelajaran
fisika. Hasil pretest-postest siswa menyatakan 10 dari 12 siswa mendapatkan nilai
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
kemampuan alatperaga fluida statis
dalammeningkatkanminat belajar
kemenarikan alatperaga fluida statis
penerimaan alatperaga sebagai
mediapembelajaran
75% 83% 90%
Pe
rse
nta
se
Indikator
82
≥ KKM yang berarti bahwa 83% siswa tuntas dan alat peraga fluida statis
termasuk kategori sangat efektif untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest-postest pada evaluasi
sumatif dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest-Posttest
pada Evaluasi Sumatif
No Pemusatan dan Penyebaran
Data Pretest Posttest
1. Nilai terendah 20 55
2. Nilai tertinggi 55 80
3. Rata-rata nilai 38,75 73,75
4. Median 40 75
5. Modus 40 75
6. Standar deviasi 9,07 8,01
Uji efektivitas alat peraga fluida statis dilakukan juga dengan penilaian
guru mata pelajaran fisika. Hasil penilaian guru menyatakan bahwa alat peraga
yang dikembangkan efektif untuk digunakan pada kegiatan pembelajaran di kelas
dengan kategori efektivitas baik. Hasil penilaian guru terhadap alat peraga fluida
statis dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut:
Tabel 4.13 Hasil Angket Penilaian Guru terhadap Efektivitas Alat Peraga
No Indikator Jumlah
nilai
Persentase
(%) Kategori
1. Ketercapaian tujuan
pembelajaran 10
83 Sangat Baik
2. Kemudahan menyajikan
fenomena fluida statis 10
83 Sangat Baik
Jumlah 20 83 Sangat Baik
Jumlah nilai maksimum tiap indikator = 12
Hasil angket penilaian guru terhadap alat peraga fluida statis
menunjukkan bahwa kedua indikator aspek efektivitas termasuk dalam kategori
baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa alat peraga yang dikembangkan memiliki
efektivitas yang sangat baik untuk digunakan.
83
Persentase nilai indikator efektivitas alat peraga secara keseluruhan dapat
diliat pada Grafik 4.20 berikut:
Gambar 4.20 Grafik Persentase Nilai Indikator Efektivitas Alat Peraga
secara Keseluruhan
Grafik di atas menunjukkan masing-masing indikator ketercapaian tujuan
pembelajaran dan kemudahan menyajikan fenomena fluida statis memperoleh
persentase 83% dengan kategori sangat baik.
b. Hasil Uji Kepraktisan Alat Peraga Fluida Statis
Uji kepraktisan alat peraga fluida statis dilakukan oleh 12 siswa kelas X
MIA 3 SMAN 74 Jakarta dan 3 guru mata pelajaran fisika dari masing-masing
sekolah. Hasil uji kepraktisan menyatakan bahwa alat peraga fluida statis praktis
untuk digunakan dalam pembelajaran di kelas dengan kategori baik. Hasil angket
penilaian siswa dan guru pada aspek kepraktisan alat peraga dapat dilihat pada
Tabel 4.14 berikut:
Tabel 4.14 Hasil Angket Aspek Kepraktisan Alat Peraga Oleh Siswa
No Indikator Jumlah
Nilai
Persentase
(%) Kategori
1. Kemudahan penggunaan alat
peraga 30 62 Praktis
2. Ketersediaan waktu
mempersiapkan alat peraga 27 57
Cukup
Praktis
3. Keluwesan alat peraga 30 62 Praktis
Jumlah 87 60 Praktis
0%20%40%60%80%
100%
ketercapaiantujuan
pembelajaran
Kemudahanmenyajikan
fenomena fluidastatis
83% 83%
Pe
rse
nta
se
Indikator
84
Hasil penilaian kepraktisan alat peraga fluida statis oleh siswa dapat
dlihat pada Gambar 4.21 berikut:
Gambar 4.21 Grafik Penilaian Kepraktisan Alat Peraga oleh Siswa
Berdasarkan grafik di atas indikator kemudahan penggunaan alat peraga
dan keluwesan alat peraga memperoleh persentase tertinggi yaitu sebesar 62%
dengan jumlah nilai 30 termasuk dalam kategori praktis. Indikator ketersediaan
waktu untuk mempersiapkan alat peraga memperoleh perentase 57% dengan
jumlah nilai 27 termasuk dalam kategori cukup praktis. Kesimpulan yang
diperoleh dari hasil penilaian kepraktisan alat peraga oleh siswa yaitu alat peraga
fluida statis praktis untuk digunakan dalam pembelajaran. Adapun hasil angket
penilaian kepraktisan alat peraga oleh guru dapat dilihat pada Tabel 4.15 sebagai
berikut:
Tabel 4.15 Hasil Angket Kepraktisan Alat Peraga oleh Guru
No Indikator Jumlah
Nilai
Persentase
(%) Kategori
1. Kemudahan penggunaan alat
peraga 10
83 Sangat Praktis
2. Ketersediaan waktu
mempersiapkan alat peraga
saat akan digunakan
10
83
Sangat Praktis
30%35%40%45%50%55%60%65%
Kemudahanpenggunaan alat
peraga
Ketersediaanwaktu
mempersiapkanalat peraga saatakan digunakan
Keluwesan alatperaga
62% 57%
62% P
ers
en
tase
Indikator Penilaian
85
No Indikator Jumlah
Nilai
Persentase
(%) Kategori
3. Keluwesan alat peraga 11 92 Sangat Praktis
Jumlah 31 86 Sangat Praktis
Nilai maksimum setiap indikator = 12
Hasil uji kepraktisan alat peraga dilihat dari kedua tabel penilaian siswa
dan guru termasuk pada kategori sangat praktis. Indikator kemudahan penggunaan
alat peraga dan ketersediaan waktu dalam mempersiapkan alat peraga
memperoleh kategori sangat praktis, sedangkan indikator keluwesan alat peraga
memperoleh kategori sangat praktis. Persentase masing-masing indikator
kepraktisan alat peraga dapat dilihat pada Gambar 4.22 berikut:
Gambar 4.22 Grafik Persentase Setiap Indikator pada Aspek Kepraktisan
Alat Peraga
Berdasarkan uji kepraktisan alat peraga oleh guru menunjukkan bahwa
alat peraga fluida statis yang dikembangkan termasuk dalam kategori sangat
praktis untuk digunakan. Indikator keluwesan alat peraga mendapatkan persentase
tertinggi yaitu 92%. Hasil uji kepraktisan manyatakan bahwa alat peraga fluida
statis mudah untuk digunakan, ketersediaan waktu untuk mempersiapkan alat
peraga saat akan digunakan termasuk dalam kategori baik, sedangkan indikator
keluwesan alat peraga termasuk dalam kategori sangat baik yang berarti alat
peraga mudah dibawa dan dipindah-pindahkan sesuai kebutuhan pembelajaran.
60%65%70%75%80%85%90%95%
100%
Kemudahanpenggunaan alat
peraga
Ketersediaanwaktu
mempersiapkanalat peraga saatakan digunakan
Keluwesan alatperaga
83% 83%
92%
Pe
rse
nta
se
Indikator
86
4. Hasil Refleksi Sistematis dan Dokumentasi (Systematic Reflection and
Documentation)
a. Tahap Evaluasi Satu-Satu (One-to-One Evaluation)
Tahap evaluasi satu-satu dilakukan oleh tiga siswa kelas XI dengan
kemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Siswa melakukan percobaan dengan
menggunakan alat peraga fluida statis kemudian siswa melengkapi angket
penilaian terhadap alat peraga yang telah mereka coba. Hasil dokumentasi
kegiatan evaluasi satu-satu dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.23 Siswa pada Evaluasi Satu-satu
b. Tahap Evaluasi Kelompok Kecil (Small Group Evaluation), Uji
Lapangan (Field Test), dan Evaluasi Sumatif (Summative Evaluation)
Tahap Evaluasi Kelompok Kecil (Small Group Evaluation), Uji
Lapangan (Field Test), dan Evaluasi Sumatif (Summative Evaluation). Pada
evaluasi kelompok kecil dengan subjek kelas XI MIPA 3 diawali dengan
pemberian pretest kepada siswa. Pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan
87
awal siswa sebelum menggunakan alat peraga fluida statis. Setelah pretest siswa
melakukan percobaan dengan menggunakan alat peraga fluida statis dengan
panduan berdasarkan lembar kerja siswa dan pengawasan dari peneliti. Siswa
dibagi menjadi 3 kelompok dengan masing-masing 1 kelompok terdiri atas 4
siswa.. Posttest diberikan setelah semua siswa melakukan percobaan untuk
mengetahui efektivitas alat peraga fluida statis dan melengkapi angket penilaian
terhadap alat peraga fluida statis.
Gambar 4.24 Siswa pada Evaluasi Kelompok Kecil
Pada tahap uji lapangan siswa diberikan soal pretest untuk mengetahui
kemampuan awal siswa. Tahap ini dilakukan terhadap 30 siswa dengan masing-
masing 15 siswa dari SMAN 32 Jakarta dan SMAN 29 Jakarta. Siswa dibagi
menjadi 3 kelompok dengan masing-masing satu kelompok terdiri atas 5 siswa.
Percobaan dilakukan dengan berdasarkan Lembar Kerja Siswa yang diberikan
kepada siswa. Siswa kemudian diberikan soal postest untuk mengetahui hasil nilai
88
siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga Seven in
one.
Gambar 4.25 Siswa pada Uji Lapangan
89
Pada evaluasi sumatif dilakukan terhadap 12 siswa kelas X MIA 3
SMAN 74 Jakarta. Sebanyak 12 siswa mencoba alat peraga Seven in one sebagai
media pembelajaran fisika. setelah dilakukan pretest siswa kemudian melakukan
percobaan dengan berdasarkan Lembar Kerja Siswa yang diberikan. Pada tahap
ini siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
Gambar 4.26 Siswa pada Evaluasi Sumatif
90
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian pengembangan ini menghasilkan suatu produk media
pembelajaran berupa alat peraga fluida statis untuk digunakan sebagai penunjang
proses pembelajaran di kelas. Tahap awal pada penelitian ini adalah preliminary
research (penelitian pendahuluan) yang terdiri dari observasi dan studi literatur.
Penelitian pendahuluan dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai
permasalahan yang akan dicari solusinya. Hasi observasi menunjukkan bahwa
guru menggunakan alat sederhana pada pembelajaran materi fluida statis,
sedangkan siswa membutuhkan alat peraga yang efektif dan praktis. Alat peraga
fluida statis Seven in one mempu menjadi solusi bagi kebutuhan siswa. Akan
tetapi terdapat kekurangan pada alat peraga fluida statis Seven in one yang telah
dibuat sebelumnya sehingga alat peraga belum praktis dan efisien untuk
digunakan serta belum dapat memenuhi kebutuhan siswa.
Tahap selanjutnya adalah prototyping stage yaitu perancangan dan proses
produksi alat peraga. Perancangan alat peraga pada penelitian ini merujuk pada
alat peraga fluida statis Seven in one yang telah dibuat oleh Riah Elsa Fitri dalam
penelitiannya yang terdahulu. Alat peraga Seven in one yang dikembangkan
dibuat lebih kecil dari ukuran alat peraga sebelumnnya, karena alat peraga Seven
in one yang terdahulu dinilai terlalu besar ukurannya sehingga menyulitkan guru
untuk menggunakannya. Perbaikan dilakukan terhadap komponen percobaan
Hukum Pascal agar tidak terjadi kebocoran pada saat digunakan. Alat peraga
Seven in one dilengkapi dengan tempat atau kotak penyimpanan supaya mudah
dalam hal penyimpanan dan perawatannya, sehingga diharapkan alat peraga Seven
in one dapat digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama. Maka dari itu alat
peraga Seven in one memenuhi syarat dan kriteria alat peraga yaitu ukurannya
sesuai, sederhana dan mudah dikeola, dan tahan lama.2
Alat peraga yang telah dirancang dan diproduksi pada tahap prototyping
stage kemudian dinilai kelayakannya pada tahap evaluasi formatif yang terdiri
atas penilaian ahli, evaluasi kelompok kecil dan uji lapangan. Uji kelayakan oleh
ahli media pembelajaran dan ahli materi yang kemudian dilakukan revisi sesuai
2 Sundayana, Op.Cit, h.18-19
91
saran dari ahli. Hasil revisi alat peraga kemudian dinilai efektivitas dan
kepraktisannya melalui evaluasi sumatif. Penilaian dilakukan untuk mengetahui
apakah alat peraga yang telah dikembangkan layak, praktis dan efektif untuk
digunakan dalam proses pembelajaran di kelas. Sehingga selanjutnya alat peraga
dapat digunakan untuk melakukan percobaan yang berpengaruh terhadap
pemahaman konsep siswa sehingga dapat meningkatkan hasil pencapaian belajar.3
Hasil penilaian ahli menyatakan bahwa media pembelajaran alat peraga
fluida statis yang dikembangkan valid atau layak untuk digunakan dalam
pembelajaran. Penilaian kelayakan alat peraga dilakukan oleh 10 validator atau
ahli dengan masing-masing 5 validator media pembelajaran dan 5 validator materi
fluida statis. Dari hasil penilaian ahli menunjukkan bahwa alat peraga fluida statis
dinyatakan layak baik dari aspek materi fluida statis maupun dari aspek media
pembelajaran. Sehingga alat peraga Seven in one dapat digunakan dalam proses
pembelajaran.
Alat peraga fluida statis dinyatakan layak dari aspek media pembelajaran
dan dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Kelima validator
atau ahli menyatakan bahwa alat peraga fluida statis termasuk dalam kategori
valid atau layak dari aspek kelayakan media pembelajaran dengan persentase 84%.
Aspek keterkaitan dengan bahan ajar memperoleh kategori baik dengan persentase
80%, yang berarti alat peraga fluida statis sudah dapat menjelaskan fenomena
terkait materi fluida statis dengan baik. Berdasarkan kerucut pengalaman Edgar
Dale bahwa pengetahuan akan semakin konkrit jika disampaikan melalui
pengalaman langsung, salah satunya dengan praktikum atau percobaan.4 Alat
peraga fluida statis dapat menunjukkan beberapa peristiwa yang berhubungan
dengan materi fluida statis. Beberapa percobaan yang dapat dilakukan dengan
menggunakan alat peraga fluida statis antara lain: Hukum Pascal, Hukum
Arhimedes, tekanan hidrostatis, tegangan permukaan, kapilaritas, dan kekentalan
3 Musasia, Op.Cit, h.156
4Dara Agustiani, dkk, “Pengembangan Alat Praktikum Melde sebagai Media
Pembelajaran Fisika”, E-Jurnal SNF vol.1V, 2015, h.1
92
zat cair (viskositas). Siswa dapat memperoleh pengetahuan yang lebih dengan
melalui kegiatan praktikum atau percobaan.5
Aspek nilai pendidikan mendapat nilai tertinggi dengan persentase 88%,
hal tersebut menunjukkan bahwa alat peraga fluida statis Seven in one mampu
memberikan pengalaman secara langsung kepada siswa sehingga pengetahuan
yang diperoleh siswa lebih bermakna. Melalui penggunaan alat peraga akan
dihasilkan proses pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan,
serta akan memudahkan siswa dalam memahami penjelasan mengenai materi
yang dipelajari.6 Melalui pembelajaran dengan menggunakan alat peraga siswa
ditunjukkan secara langsung peristiwa terkait materi fluida statis dan dapat
mengkaitkannya dengan kehidupan sehari-hari seperti pada percobaan Hukum
Pascal siswa diajak untuk memahami prinsip kerja dongkrak hidrolik yang sering
mereka temukan pada kehidupan sehari-hari.
Alat peraga fluida statis memperoleh nilai pada aspek ketahanan alat
peraga dengan persentase 83%. Alat fluida statis cukup kuat dan dapat
dimanfaatkan dalam jangka waktu yang cukup lama, sehingga mendapat kategori
baik dalam hal ketahanan alat. Dengan perawatan yang baik, alat peraga fluida
statis dapat digunakan berkali-kali dalam jangka waktu yang cukup lama. Guru
tidak harus membuat alat peraga yang baru untuk digunakan oleh siswa jika alat
peraga fluida yang sudah ada awet dan masih dapat digunakan, maka dari itu
sesuai dengan satu diantara syarat dan kriteria alat peraga yaitu tahan lama.7
Alat peraga fluida statis memperoleh nilai pada aspek efisiensi dengan
perolehan persentase nilai 86%, yang berarti alat peraga fluida statis efisien untuk
digunakan pada pembelajaran. Keamanan alat peraga fluida statis termasuk dalam
kategori layak dengan persentase 86%. Alat peraga fluida statis terbuat dari
bahan-bahan yang aman untuk digunakan oleh siswa. Selain itu konstruksinya
cukup kuat sehingga aman digunakan untuk siswa sehingga aman digunakan
dalam proses pembelajaran.
5 Radulović, Op.Cit, h.65
6 Sukarno dan Sutarman, Op.Cit, h.346
7 Sundayana, Op.Cit, h.18-19
93
Desain dan warna alat peraga fluida statis cukup menarik sehingga ahli
media memberikan nilai pada aspek estetika dengan persentase 84%. Hal tersebut
berdasarkan salah satu syarat alat peraga yaitu diantaranya warnanya bagus dan
desainnya menarik.8 Alat peraga fluida statis dapat dibongkar pasang sesuai
kebutuhan. Ketika alat peraga sedang tidak digunakan alat peraga dapat dibongkar
kemudian guru atau siswa dapat dengan mudah menyimpannya dalam kotak
penyimpanan, sehingga ahli media pembelajaran memberikan kategori baik pada
aspek penyimpanan alat peraga dengan persentase 84%.
Alat peraga fluida statis memperoleh kategori layak secara keseluruhan
dari lima ahli materi dengan persentase pencapaian sebesar 82%. Terdapat 10
indikator pada penilaian ahli materi dimana semua indikator dalam penilaian ahli
materi memperoleh kategori baik. Indikator dengan perolehan nilai tertinggi yaitu
kemampuan alat peraga dalam menunjukkan peristiwa tekanan hidrostatis dengan
perolehan persentase 92%. Para ahli memberikan nilai terendah pada indikator
kemampuan alat peraga dalam menunjukkan peristiwa kekentalan zat cair dengan
persentase 72%. Hal tersebut karena alat peraga fluida statis Seven in one belum
dapat menunjukkan perbedaan kekentalan beberapa zar cair dengan
membandingkannya secara langsung (dua bejana dengan zat cair yang berbeda).
Para ahli materi menyatakan bahwa alat peraga fluida statis Seven in one layak
digunakan dalam proses pembelajaran dan dapat mnunjukkan peristiwa yang
terkait dengan materi fluida statis.
Alat peraga fluida statis Seven in one memperoleh kategori baik pada
evaluasi satu-satu (one-to-one evaluation). Seluruh aspek memperoleh kategori
baik dengan nilai persentase keseluruhan 80%. Aspek dengan perolehan nilai
tertinggi yaitu pada aspek materi dengan persentase penilaian 86%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa alat peraga Seven in one mampu menunjukkan peristiwa-
peristiwa terkait dengan fluida statis dengan baik sehingga membantu siswa dalam
memahami materi fluida statis. Dengan menggunakan alat peraga, pembelajaran
8 Ibid.
94
fisika akan lebih mudah dipahami dan menyenangkan bagi siswa.9 Aspek dengan
nilai terendah yaitu aspek kualitas teknis dengan persentase 78%. Hal tersebut
dikarenakan alat peraga Seven in one tidak terpasang dengan benar digunakan
pada evaluasi satu-satu sehingga terjadi kesalahan pada saat digunakan.
Alat peraga fluida statis Seven in one efektif untuk digunakan dalam
proses pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan pentingnya penggunaan alat
peraga yang diantaranya adalah untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.10
Hasil evaluasi kelompok kecil menunjukkan bahwa alat peraga fluida statis Seven
in one efektif untuk digunakan dalam pembelajaran. 75% siswa mencapai nilai ≥
KKM setelah belajar menggunakan alat peraga Seven in one. Pada uji lapangan
(field test) sebanyak 67% siswa dapat mencapai nilai ≥ KKM setelah belajar
menggunakan alat peraga Seven in one yang menunjukkan bahwa alat peraga
Seven in one efektif untuk digunakan dalam pembelajaran. Hasil uji efektivitas
alat peraga pada evaluasi sumatif memperoleh hasil 83 % siswa dapat mencapai
nilai ≥ KKM termasuk pada kategori sangat efektif dengan yang termasuk dalam
kategori sedang. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian terdahulu yang
menunjukkan bahwa alat peraga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
pencapaian belajar siswa.11
Percobaan secara langsung merupakan metode yang
efektif dalam meningkatkan pencapaian belajar siswa dan dianjurkan untuk
digunakan dalam proses pembelajaran.12
Hasil angket respon siswa pada tahap evaluasi kelompok kecil
memperoleh kriteria baik pada setiap aspek. Aspek implementasi dan aspek
materi memperoleh nilai tertinggi dengan persentase 84% (nilai 81). Hal tersebut
menunjukkan bahwa alat peraga fluida statis Seven in one mampu menarik
9 Dedy Hamdani, dkk, “Pengaruh Model Pembelajaran Generatif dengan Menggunakan
Alat Peraga terhadap Pemahaman Konsep Cahaya di kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Bengkulu”,
Jurnal ExactaVol X no.1 ,2012, h.80 10
Sukarno dan Sutarman, Op.Cit. h.347 11
Utibe Abasi S Stephen,”Effects of Realia and Models Instructional Materials on
Academic Performances in Physics among Senior Secondary School Student in Akwa Ibom State,
Nigeria” . International Journal of Education al Benchmark, 2016, h.52 12
Israel Kibirige, dkk, “Effect of Practical Work on Grare 10 Learners Performance in
Science In Mankweng Circuit, South Africa”, Mediterranean Journal of Social Sciences vol.5
no.23, 2014, h. 1575
95
perhatian siswa karena materi yang disajikan dengan alat peraga menjadi lebih
mudah dipahami. Aspek efisiensi dan aspek pembelajaran memperoleh nilai
masing-masing 76 dan 80 dengan persentase nilai 80% dan 83%. Pada tahap
evaluasi kelompok kecil ini siswa menunjukkan ketertarikannya dan cukup
antusias dalam melakukan percobaan dengan menggunakan alat peraga fluida
statis Seven in one. Hal tersebut dikarenakan percobaan atau praktikum dapat
meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran fisika serta
dapat meningkatkan pemahaman konsep.13
Pada tahap uji lapangan hasil angket respon siswa menunjukkan semua
aspek penilaian memperoleh kategori baik. Kemampuan untuk digunakan dan
aspek penerimaan dan kemenarikan memperoleh kategori baik dengan persentase
nilai masing-masing 83%. Dalam hal ini menunjukkan bahwa alat peraga Seven in
one sudah mampu menjadi alat peraga yang menarik dan diterima sebagai media
pembelajaran di kelas. Aspek kesinambungan dan kecocokan dengan lingkungan
memperoleh hasil persentase masing-masing 79% dan 82% dengan kategori baik.
Hal ini menunjukkan bahwa alat peraga cocok untuk digunakan di lingkungan
sekolah dan dapat digunakan dalam waktu yang lama dengan perawatan yang baik.
Akan tetapi perlu diperhatikan karena alat peraga Seven in one menggunakan air
dalam prakteknya, maka perlu pengawasan agar siswa menggunakannya dengan
hati-hati.
Kepraktisan alat peraga diketahui berdasarkan penilaian yang dilakukan
oleh guru dan siswa. Hasil uji kepraktisan menujukkan bahwa alat peraga fluida
statis Seven in one praktis untuk digunakan dalam pembelajaran di kelas dengan
kategori praktis dengan persentase nilai 66%. Kepraktisan alat peraga
menunjukkan bahwa alat peraga Seven in one mudah untuk digunakan dalam
proses pembelajaran. Selain itu dengan ukurannya yang sesuai alat peraga mudah
untuk dibawa dan mudah dalam hal penyimpanan sehingga dapat memudahkan
siswa dan guru dalam menggunakannya. Hal tersebut sesuai dengan syarat
13
Musasia, Op.Cit, h.153
96
penggunaan alat peraga yaitu mudah untuk dikelola dan ukuran yang sesuai
dengan siswa.14
Materi fluida statis erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari dan
menjadi dasar dari pembuatan alat-alat seperti pompa hidrolik dan pembuktian
keasilan suatu bahan (menggunakan Hukum Archimedes) sehingga dianggap
perlu untuk memberikan pengalaman secara langsung dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan alat peraga untuk membantu siswa menguasai materi secara
tuntas.15
Penggunaan alat peraga sangat membantu untuk mengembangkan atau
memperjelas suatu masalah atau persoalan , memindahkan suatu pikiran ke dalam
situasi yang nyata.16
Penelitian ini menghasilkan produk berupa alat peraga Seven
in one yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran pada materi fluida statis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat peraga fluida statis Seven in one layak,
praktis, dan efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran.
14
Sundayana, Op.Cit, h.18-19 15
Pramesty, Op.Cit, h.71-72 16
Natawidjaja dalam Maliasih, Op.Cit, h.2
97
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Alat peraga Seven In One yang dikembangkan layak untuk digunakan sebagai
media pembelajaran di kelas. Penilaian kelayakan melibatkan ahli media dan
ahli materi yang menyatakan alat peraga fluida statis layak dengan kategori
baik dengan masing-masing persentase media dan materi 84% dan 82%.
2. Alat peraga Seven In One yang dikembangkan efektif untuk digunakan
sebagai media pembelajaran di kelas. Alat peraga fluida statis Six in One
efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran dengan persentase siswa
yang memperoleh nilai ≥KKM yaitu 83% dengan kategori sangat efektif.
3. Alat peraga Seven In One yang dikembangkan praktis untuk digunakan
sebagai media pembelajaran di kelas. Kepraktisan alat peraga memperoleh
kategori baik dengan persentase nilai 66% termasuk kategori praktis.
B. Saran
1. Alat peraga fluida statis six in one dapat digunakan lagi secara lebih luas
dengan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh alat
peraga fluida statis six in one misalnya terhadap kemampuan berpikir kritis
siswa, motivasi belajar siswa, dan lain-lain.
2. Perlunya pengawasan yang baik ketika siswa melakukan percobaan
menggunakan alat peraga six in one, apabila salah satu komponen tidak
terpasang dengan baik maka dapat mengganggu jalannya percobaan atau
eksperimen.
3. Alat peraga dibuat lebih kokoh dan tiap komponen terpasang dengan bena
sehingga walaupun alat peraga dapat bongkar pasang alat peraga tetap kuat
ketika digunakan.
98
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Parman. Pengaruh Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbantuan Augmented
Reality terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Fluida Statis. Skripsi
Pendidikan Fisika UIN Jakarta. 2016
Agustiani, Dara, dkk. Pengembangan Alat Praktikum Melde sebagai Media
Pembelajaran Fisika. E-Jurnal SNF vol.1V. 2015
Agustina, Irnin dkk. “Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Mobile Learning
Berbasis Android”. Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika
Vol.3 No. 2017
Akker, Van Den et al, Educational Design Research.New York: Routledge. 2006
Amadalo Maurice Musasia “Effect of Practical Work in Physics on Girls’
Performance, Attitude change and Skills acquisition in the form two-form
three Secondary Schools’ transition in Kenya. Physics research. 2012
Anderson, Ronald H. Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran
penerjemah Yusuf Hadi. Jakarta: Rajawali. 1987
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara.
2012
Arsyad, Azhar.Media Pembelajaran.Jakarta: Rajawali Pers. 2003
Diajeng Ramadhan, dkk. Pengembangan Alat Peraga Praktikum Viskometer
Metode Bola Jatuh Bebas Berbasis Sensor Efek Hall UGN3503 Sebagai
Media Pembelajaran Fisika. E-journal SNF. 2016
Dyah Wulandari, Sumirat, dkk. Pengembangan Alat Peraga Fisika pada Materi
Viskositas sebagai Media Pembelajaran.
Faiza, Zaima dan Rina Harimurti. “Pengembangan Media Pembelajaran Basis Data
Berbasis Android untuk Kelas XI di SMK Negeri Surabaya”. Jurnal IT-Edu
Vol.01 No.01. 2016
Fitri, Riah Elsa. Pengaruh Alat Peraga Six In One terhadap Hasil Belajar Siswa
pada Materi Fluida Statis.Skripsi Pendidikan Fisika UIN Jakarta. 2012
Giancolli C, Douglas .FISIKA, Edisi kelima, Jakarta: Erlangga, 1998
99
Hamdani, Dedy, dkk. Pengaruh Model Pembelajaran Generatif dengan
Menggunakan Alat Peraga terhadap Pemahaman Konsep Cahaya di kelas
VIII SMP Negeri 7 Kota Bengkulu. Jurnal ExactaVol X no.1. 2012
Hamdunah. “Praktikalitas Pengembangan Modul Konstruktivisme dan Website
pada Materi Lingkaran dan Bola”. Jurnal LEMMA Vol.2 No.1. 2015
Harjanto. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2010
Indah Rosalina Pramesty dan Prabowo. Pengembangan Alat Peraga Kit Fluida
Statis sebagai Media Pembelajaran pada Sub Materi Fluida Statis di
Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Mojosari, Mojokerto. Jurnal Universitas
Negeri Surabaya. 2013
Indriana, Dina .Ragam Alat Bantu Media Pengajaran.Jogjakarta:DIVA Press.
2011
Kanginan, Marthen. FISIKA untuk SMA/MA kelas X, Jakarta: Erlangga. 2013
Kibirige, Israel dkk. Effect of Practical Work on Grare 10 Learners Performance
in Science In Mankweng Circuit, South Africa. Mediterranean Journal of
Social Sciences vol.5 no.23. 2014
Maliasih, dkk. ”Pengembangan Alat Peraga Kit Hidrostatis untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Tekanan Zat Cair pada Siswa SMP”.UNNES
Physics Education Journal. 2015
Munadi, Yudhi Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Perss. 2008
Nurwanti, Oriza. Pengembangan Media Pengembangan Augmented Reality (AR)
berbasis Android pada Materi Alat Optik untuk Siswa SMA. Skripsi,
(Jakarta:UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.2017
Radulović, Branka dan Maja Stojanović,“Determination Instructions Efficiency of
Teaching Methods in Teaching Physics in the Case of Teaching Unit
Viscosity, Newtonian, and Stokes Law”. Acta Didactica Napocensia
Journal. 2015
Rahmaniati, Rita dan Supramono. Pembelajaran I-SETS (Islamic, Science,
Environment, Technology, and Society) terhadap hasil belajar siswa,
Anterior Jurnal. 2015
Sadiman, Arif S. dkk. Media Pendidikan.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
2007
100
Sari, Martala dan Jeli Apriani..Bio Lectura. Pengaruh Model Pembelajaran
Concept Attainment terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII pada
Konsep Sistem Pernapasan. 2014
Sastra, I Made dan Hilman Setiawan. FISIKA untuk SMA dan MA kelas XI .
Jakarta:Piranti Darma Kalokatama..2007
Setyosari, Punaji. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:
Kencana. 2013
Sinurat, Mualdin dkk. “Pengembangan Media Pembelajaran Matematika
Berbantuan Program Flash untuk Meningkatkan Kemampuan
Matematika SMP”, Jurnal Tabularasa PPS UNIMED Vol.12 No.2. 2015
Stephen, Utibe Abasi S.Effects of Realia and Models Instructional Materials on
Academic Performances in Physics among Senior Secondary School
Student in Akwa Ibom State, Nigeria. International Journal of Education
al Benchmark. 2016
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
2013
Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2003
Sukarno dan Sutarman. The Development of Light Reflection Props as a Physics
Media in Vocational High School Number 6 Tanjung Barat.
International Journal of Innovation and Scientific Research Vol.12. 2014
Sundayana, Rostina. Media dan Alat Peraga. Bandung: Alfabeta, 2014
Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana
Prima. 2009
Suwarna, Iwan Permana. Pengembangan Instrumen Ujian Komprehensif
Mahasiswa melalui Computer Based Test pada Program Studi
Pendidikan Fisika. Laporan penelitian UIN Jakarta. 2016. tidak
dipublikasikan
Syukron Khamzawi dkk.Pengembangan Multimedia Interaktif Berbasis Model
Pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran fisika pokok
bahasan Fluida Dinamis untuk Siswa SMA Kelas XI”. Jurnal Inovasi
dan Pembelajaran Fisika. 2015
101
Uwes A. Chaeruman, Memahami Prinsip Dasar Penelitian Pengembangan dan
Evaluasi Formatif dalam Bidang Teknologi Pendidikan,
http://www.teknologipendidikan.net/wp-content/uploads/2011/12/PENE
LITIAN-PENGEMBANGAN-EVALUASI-FORMATIF.pdf 6 Mei 2017
Yuliana, Rina dan Sugiyono, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan
Pendekatan PMRI pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung untuk SMP
Kelas IX”, Jurnal Pendidikan Matematika Vol.6 No.1, 2017
Yogantari, Pipit. Identifikasi Kesulitan Siswa dalam Pembelajaran
Fisika”.Seminar Nasional Fisika dan Pembelajarannya. 2015
102
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Wawancara Guru
Lampiran 2 Hasil Angket Penelitian Pendahuluan
Lampiran 3 Lembar Validasi Ahli Media
Lampiran 4 Hasil Uji Validasi Ahli Media
Lampiran 5 Lembar Validasi Ahli Materi
Lampiran 6 Hasil Uji Ahli Materi
Lampiran 7 Hasil Evaluasi Satu-satu
Lampiran 8 Hasil Evaluasi Kelompok Kecil
Lampiran 9 Hasil Uji Lapangan
Lampiran 10 Hasil Evaluasi Sumatif
Lampiran 11 Alat Peraga Fluida Statis
Lampiran 12 Instrumen Tes
Lampiran 13 Lembar Kerja Siswa
Lampiran 14 Panduan Penggunaan Alat Peraga Seven in One
Lampiran 15 Revisi Media Pembelajaran
Lampiran 16 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 17 Surat Bimbingan Skripsi
Uji Referensi
103
Lampiran 1 Hasil Wawancara Guru
104
105
106
107
108
109
No Pertanyaan
Jawaban Guru
Kesimpulan SMAN 29
Jakarta
SMAN 32
Jakarta
SMAN 74
Jakarta
A. Kurikulum
1. Kurikulum
yang
digunakan
Kurikulum
2013
Kurikulum
2013
Kurikulum
2013
Kurikulum
yang
digunakan
yaitu
kurikulum
2013
2. Jam pelajaran
fisika tiap
minggu
Kelas X 3
jam, kelas XI
dan XII 4 jam
Kelas X 3
jam, kelas XI
dan XII 4 jam
Kelas X 3
jam, kelas XI
dan XII 4
jam
Kelas X 3
jam, kelas XI
dan XII 4
jam
B. Materi
3. Kesulitan
siswa pada
pelajaran
fisika
Kadang-
kadang (pada
materi
tertentu)
Siswa
kesulitan
pada
beberapa
materi fisika
Siswa
kesulitan
mempelajari
fisika
khususnya
pada konsep
abstrak
Siswa
kesulitan
pada
beberapa
materi fisika
4. Kesulitan
siswa pada
materi fluida
statis
Siswa
kesulitan
pada konsep
gaya angkat
benda dalam
fluida
Siswa
kesulitan saat
mengerjakan
soal
Siswa
kesulitan
misalnya
pada Hukum
Archimedes
Siswa
kesulitan
pada
beberapa
konsep
5. Perlunya
visualisasi
pada materi
fluida statis
Ya, siswa
memerlukan
visualisasi
pada materi
fluida statis
Ya, karena
terkait
dengan
fenomena
sehari-hari
Ya, siswa
memerlukan
pengamatan
mengenai
fenomena
pada materi
fluida statis
Siswa
memerlukan
visualisasi
terkait
fenomena
fuida statis
6. Kegiatan
praktikum
pada materi
fluida statis
Ya, dengan
alat
sederhana
Ya, dengan
percobaan
sederhana
Siswa
melakukan
percobaan
dengan alat
sederhana
Siswa
melakukan
percobaan
dengan alat
sederhana
8. Media
pembelajaran
yang
digunakan di
kelas
Alat
sederhana,
seperti gelas
ukur, balok,
neraca
Power point,
alat
percobaan
sederhana
Menyesuai-
kan dengan
materi yang
diajarkan
Menyesuaika
n dengan
materi yang
diajarkan
110
No Pertanyaan
Jawaban Guru
Kesimpulan SMAN 29
Jakarta
SMAN 32
Jakarta
SMAN 74
Jakarta
10. Respon siswa
saat
menggunakan
media
pembelajaran
Ya, siswa
lebih tertarik
mengikuti
pelajaran
Ya,
tergantung
jenis media
pembelajaran
nya
Ya, siswa
menjadi lebih
tertarik dan
antusias
Siswa lebih
tertarik
C. Penggunaan Alat Peraga
11. Penggunaan
alat peraga
pada materi
fluida statis
Ya, Guru
menggunakan
alat peraga
sederhana
Ya, dengan
alat
sederhana
Ya, Guru
mengguna-
kan alat
sederhana
(misalnya
wadah)
Guru
menggunaka
n alat
sederhana
12. Pendapat
guru
mengenai
penggunaan
alat peraga
fluida statis
Penggunaan
alat peraga
dapat lebih
menarik
siswa
Bagus karena
dapat
meningkatkan
rasa ingin
tahu siswa
Siswa dapat
mengamati
visualisasi
secara
langsung
Guru baik
untuk
peningkatan
minat belajar
siswa
13. Alat peraga
yang
dibutuhkan
siswa
Praktis dan
mudah
digunakan
Mudah
digunakan
dan dapat
memenuhi
tujuan
pembelajaran
Sesuai
dengan
kebutuhan
siswa, praktis
dan efektif
serta sesuai
dengan
lingkungan
belajar siswa
Praktis,
mudah
digunakan,
dapat
memenuhi
tujuan
pembelajaran
111
Lampiran 2 Hasil Angket Penelitian Pendahuluan
112
113
Keterangan:
SS = sangat setuju
S = setuju
RR = ragu-ragu
TS = tidak setuju
STS = sangat tidak setuju
0
20
40
SS S R TS STS
15 23
33
5 0
Guru sering menggunakan
media pembelajaran
0
50
SS S R TS STS
44
Pelajaran fisika tidak
memerlukan alat peraga
0
50
SS S R TS STS
26
48
2 0 0
Saya memerlukan alat peraga
yang efisien
0
20
40
SS S R TS STS
4
25
40
7 0
Guru sering menggunakan alat
peraga
0
20
40
SS S R TS STS
35 39
2 0 0
saya memerlukan alat peraga
yang praktis
0
50
SS S R TS STS
13
42
17 3 1
Media pembelajaran dapat
membuat fisika lebih mudah
dipahami
0
20
40
SS S R TS STS
1
19 29 27
0
alat peraga yang digunakan
guru sudah sangat efektif
114
Lampiran 3 Lembar Validasi Ahli Media
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
Lampiran 4 Hasil uji validasi media
No Aspek Nilai Kategori
1. Keterkaitan dengan Bahan Ajar 60 Baik
2. Nilai Pendidikan 44 Baik
3. Ketahanan Alat 83 Baik
4. Efisiensi Alat 65 Baik
5. Keamanan Alat Peraga 43 Baik
6. Estetika 42 Baik
7. Penyimpanan Alat Peraga 42 Baik
Jumlah 379 Baik
Persentase Aspek Keterkaitan dengan Bahan Ajar
Persentase =
100%
= 80%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
Persentase Aspek Nilai Pendidikan
Persentase =
100%
= 88%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
Persentase Aspek Ketahanan Alat
Persentase =
100%
= 83%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
Persentase Aspek Efisiensi Alat
Persentase =
100%
= 86%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
Persentase Aspek Keamanan Alat Peraga
Persentase =
100%
= 86%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
Persentase Aspek Estetika
Persentase =
100%
= 84%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
Persentase Aspek Penyimpanan Alat Peraga
Persentase =
100%
= 84%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
125
Persentase Keseluruhan Aspek Penilaian Ahli Media
Persentase =
100%
= 84%
(termasuk ke dalam kategori “layak/valid”)
1. Hasil per Indikator
a. Aspek keterkaitan dengan bahan ajar
No Nama Asal Instansi No Indikator
1 2 3
1. Yudhi Munadhi,
M.Ag
FITK UIN
Jakarta 5 5 5
2. Dr. Yanti Herlanti,
M.Pd
FITK UIN
Jakarta 5 4 4
3. Dr. Wawan, M.Pd SMKN
Tasikmalaya 2 2 2
4. Drs. Hartono, M.Pd SMA PGRI 56 4 5 4
5. Drs. Asep Setiadi,
M.Pd SMA PGRI 56 5 4 4
Jumlah 21 20 19
Kategori Baik Baik Baik
Persentase per Indikator
1) Kesesuaian alat peraga dengan konsep fluida statis
Persentase =
100%
= 84%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
2) Tingkat keperluan alat peraga dalam pembelajaran
Persentase =
100%
= 80%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
3) Kejelasan fenomena yang disajikan alat peraga
Persentase =
100%
= 76%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
126
b. Aspek nilai pendidikan
No Nama Asal Instansi No Indikator
1 2
1. Yudhi Munadhi, M.Ag FITK UIN
Jakarta 5 5
2. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd FITK UIN
Jakarta 4 5
3. Dr. Wawan, M.Pd SMKN
Tasikmalaya 3 3
4. Drs. Hartono, M.Pd SMA PGRI 56 5 5
5. Drs. Asep Setiadi, M.Pd SMA PGRI 56 4 5
Jumlah 21 23
Kategori Baik Sangat
baik
Persentase per Indikator
1) Kesesuaian dengan perkembangan intelektual peserta didik
Persentase =
100%
= 84%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
2) Kemampuan alat peraga dalam menambah wawasan siswa
Persentase =
100%
= 92%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
c. Aspek ketahanan alat peraga
No Nama Asal
Instansi
No Indikator
1 2 3 4
1. Yudhi Munadhi, M.Ag FITK UIN
Jakarta 5 5 5
5
2. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd FITK UIN
Jakarta 5 4 4
3
3. Dr. Wawan, M.Pd SMKN
Tasikmalaya 3 3 3
3
4. Drs. Hartono, M.Pd SMA PGRI
56 4 4 4
4
5. Drs. Asep Setiadi, M.Pd SMA PGRI
56 5 4 5
5
Jumlah 22 20 21 20
Kategori Baik Baik Baik Baik
Persentase per Indikator
1) Ketahanan alat peraga ketika dipindah-pindahkan
Persentase =
100%
= 88%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
2) Ketahanan alat peraga untuk dipakai dalam waktu yang lama
Persentase =
100%
= 80%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
127
3) Kemudahan perawatan alat peraga
Persentase =
100%
= 84%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
4) Ketahanan komponen alat peraga pada kedudukan asalnya
Persentase =
100%
= 80%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
d. Aspek efisiensi alat peraga
No Nama Asal Instansi No Indikator
1 2 3
1. Yudhi Munadhi, M.Ag FITK UIN Jakarta 5 5 5
2. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd FITK UIN Jakarta 5 5 5
3. Dr. Wawan, M.Pd SMKN
Tasikmalaya 3 2 3
4. Drs. Hartono, M.Pd SMA PGRI 56 4 4 5
5. Drs. Asep Setiadi, M.Pd SMA PGRI 56 4 5 5
Jumlah 21 21 23
Kategori Baik Baik Sangat
baik
Persentase per Indikator
1) Kemudahan merangkai alat peraga
Persentase =
100%
= 84%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
2) Tingkat keperluan alat peraga dalam pembelajaran
Persentase =
100%
= 84%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
3) Kesesuaian alat peraga dengan lingkungan belajar siswa
Persentase =
100%
= 92%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
e. Aspek keamanan alat peraga
No Nama Asal Instansi
No
Indikator
1 2
1. Yudhi Munadhi, M.Ag FITK UIN Jakarta 5 5
2. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd FITK UIN Jakarta 5 5
3. Dr. Wawan, M.Pd SMKN
Tasikmalaya 3 3
4. Drs. Hartono, M.Pd SMA PGRI 56 4 4
5. Drs. Asep Setiadi, M.Pd SMA PGRI 56 5 4
Jumlah 22 21
Kategori Baik Baik
128
Persentase per Indikator
1) Keamanan bahan yang digunakan
Persentase =
100%
= 88%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
2) Keamanan konstruksi alat peraga
Persentase =
100%
= 84%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
f. Aspek estetika
No Nama Asal Instansi No Indikator
1 2
1. Yudhi Munadhi, M.Ag FITK UIN Jakarta 5 4
2. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd FITK UIN Jakarta 4 4
3. Dr. Wawan, M.Pd SMKN Tasikmalaya 3 4
4. Drs. Hartono, M.Pd SMA PGRI 56 4 5
5. Drs. Asep Setiadi, M.Pd SMA PGRI 56 5 4
Jumlah 21 21
Kategori Baik Baik
Persentase per Indikator
1) Bentuk (desain) alat peraga
Persentase =
100%
= 84%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
2) Warna alat peraga
Persentase =
100%
= 84%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
g. Aspek penyimpanan alat peraga
No Nama Asal Instansi
No
Indikator
1 2
1. Yudhi Munadhi, M.Ag FITK UIN Jakarta 5 5
2. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd FITK UIN Jakarta 4 4
3. Dr. Wawan, M.Pd SMKN Tasikmalaya 4 3
4. Drs. Hartono, M.Pd SMA PGRI 56 4 4
5. Drs. Asep Setiadi, M.Pd SMA PGRI 56 5 4
Jumlah 22 20
Kategori Baik Baik
129
Persentase per Indikator
1) Kemudahan menyimpan alat peraga
Persentase =
100%
= 88%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
2) Ketahanan kotak penyimpan alat peraga
Persentase =
100%
= 80%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
130
Lampiran 5 Lembar Validasi Ahli Materi
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
Lampiran 6 Hasil Validasi Ahli Materi
1. Hasil validasi per aspek
No Aspek Jumlah Nilai Kategori
1. Isi Pembelajaran 44 Sangat Baik
2. Konsep 162 Sangat Baik
Jumlah 206 Baik
Nilai maksimum pada aspek isi = 50
Nilai maksimum pada aspek konsep = 200
Persentase keseluruhan ahli materi
Persentase =
100%
= 82%
(termasuk ke dalam kategori “layak/valid”)
Persentase seluruh indikator pada aspek isi
Persentase =
100%
= 88%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
Persentase seluruh indikator pada aspek konsep
Persentase =
100%
= 81%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
2. Hasil penilaian uji validasi per indikator
a. Aspek isi
No Nama ahli Asal instansi No Indikator
1 2
1. Drs. Hartono, M.Pd SMA PGRI 4 4
2. Drs. Asep Setiadi, M.Pd SMA PGRI 5 5
3. Dr. Sitti Ahmiatri Saptari FST UIN Jakarta 3 4
4. Dr. Djati Handoko Dept. Fisika UI 5 4
5. M. Aziz Majidi, Ph.D Dept. Fisika UI 5 5
Jumlah 22 22
Kategori Sangat
Baik
Sangat
Baik
Nilai maksimum tiap indikator = 25
Persentase per indikator
Persentase indikator kesesuaian alat peraga dengan SK/KD
Persentase =
100%
= 88%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
Persentase indikator kesesuaian alat peraga dengan tujuan
pembelajaran
141
Persentase =
100%
= 88%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
b. Aspek konsep
No Nama ahli (asal instansi) No Indikator
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Drs. Hartono, M.Pd
(SMA PGRI)
5 4 4 2 4 2 2 2
2. Drs. Asep Setiadi, M.Pd
(SMA PGRI)
4 4 5 5 4 4 5 4
3. Dr. Sitti Ahmiatri Saptari
(FST UIN Jakarta)
3 4 4 4 4 4 4 4
4. Dr. Djati Handoko (Dept.
Fisika UI)
4 5 5 4 5 5 4 4
5. M. Aziz Majidi, Ph.D (Dept.
Fisika UI)
4 4 5 5 4 4 5 4
Jumlah 20 21 23 20 21 19 20 18
Kategori Sangat Baik
Nilai maksimum tiap indikator = 25
Persentase per indikator
Persentase indikator kemampuan alat peraga menunjukkan
besaran pada fluida statis
Persentase =
100%
= 80%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
Persentase indikator kemampuan alat peraga menunjukkan
perbedaan massa jenis beberapa zat cair
Persentase =
100%
= 84%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
Persentase indikator kemampuan alat peraga menunjukkan
faktpor-faktor yang mempengaruhi tekanan pada zat cair
Persentase =
100%
= 92%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
Persentase indikator kemampuan alat peraga menunjukkan
fenomena terkait Hukum Archimedes
142
Persentase =
100%
= 80%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
Persentase indikator kemampuan alat peraga menunjukkan
pengaruh jari-jari terhadap tekanan
Persentase =
100%
= 84%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
Persentase indikator kemampuan alat peraga menunjukkan
peristiwa kapilaritas
Persentase =
100%
= 76%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
Persentase indikator kemampuan alat peraga menunjukkan
fenomena tegangan permukaan
Persentase =
100%
= 80%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
Persentase indikator kemampuan alat peraga menunjukkan
perbedaan kekentalan beberapa zat cair
Persentase =
100%
= 72%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
143
Lampiran 7 Evaluasi Satu-satu (One to one evaluation)
A. Angket Evaluasi Satu-Satu (One-to-One Evaluation)
LEMBAR ANGKET PENILAIAN SISWA
EVALUASI SATU-SATU (ONE-TO-ONE EVALUATION)
ALAT PERAGA FLUIDA STATIS
Nama : ...........................................................................................................................
Kelas : ...........................................................................................................................
Sekolah : ...........................................................................................................................
Petunjuk pengisian angket:
1. Isilah nama, kelas dan sekolah pada kolom yang telah diediakan
2. Berilah skor terhadap pernyataan-pernyataan berikut dengan memberikan tanda “ ” pada
kolom yang telah disediakan.
Keterangan:
5 = sangat baik
4 = baik
3 = cukup
2 = kurang
1 = sangat kurang
No Aspek penilaian Indikator Skor
5 4 3 2 1
1. Materi (content) Kemampuan alat peraga fluida
statis dalam membantu
mengatasi kesulitan dalam
memahami materi
Kemampuan alat peraga fluida
statis dapat membantu
memperjelas materi
Kemenarikan alat peraga fluida
statis untuk digunakan dalam
kegiatan pembelajaran
2. Desain
pembelajaran
Kemampuan alat peraga dalam
memvisualisasikan materi
Kemampuan alat peraga fluida
statis dalam membuat
pembelajaran menjadi lebih
menarik
3. Implementasi
(implementation)
Kemudahan alat peraga fluida
statis untuk digunakan
Kemampuan alat peraga dalam
membuat pembelajaran lebih
efisien
Kesesuaian alat peraga fluida
statis dengan lingkungan
belajar di sekolah
144
Kemudahan alat peraga fluida
statis untuk dibawa dan
dipindahkan
Intensitas penggunaan alat
peraga fluida statis (dapat
digunakan berkali-kali)
4. Kualitas teknis Kualitas bentuk (desain) alat
peraga fluida statis
Kualitas bahan yang
digunakan pada alat peraga
fluida statis
Kualitas warna alat fluida statis
Komentar dan saran:
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
Jakarta,.........................................
Siswa SMA..............................
......................................................
145
B. Hasil Angket Evaluasi Satu-Satu (One-to-One Evaluation)
1. Rekapitulasi hasil
No. Aspek Jumlah
Nilai Kategori
Presentase
(%)
1. Materi 31 Baik 86
2. Desain
Pembelajaran
20 Baik 83
3. Implementasi 48 Baik 80
4. Kualitas Teknis 28 Baik 78
Jumlah 125 Baik
Persentase Keseluruhan Indikator Pada Aspek Materi
Persentase =
x 100 %
= 86%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
Persentase Keseluruhan Indikator Pada Aspek Desain
Pembelajaran
Persentase =
x 100 %
= 83%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
Persentase Keseluruhan Indikator Pada Aspek Implementasi
Persentase =
x 100 %
= 80%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
Persentase Keseluruhan Indikator Pada Aspek Kualitas Teknis
Persentase =
x 100 %
= 78%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
Persentase Keseluruhan Aspek
Persentase =
x 100 %
= 80%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
2. Hasil per Indikator
a. Aspek Materi
No Evaluator Kelas Sekolah No Indikator
1 2 3
1. E01 XI MIA 2 SMAN 29 Jakarta 3 4 4
2. E02 XI MIA 2 SMAN 29 Jakarta 4 4 4
146
3. E03 XI MIA 2 SMAN 29 Jakarta 3 3 2
Jumlah 10 11 10
Kategori Sangat Baik
Persentase per Indikator
1) Kemampuan alat peraga dalam mengatasi kesulitan materi
Persentase =
x 100 %
= 83%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
2) Kemampuan alat peraga dalam memperjelas konsep
Persentase =
x 100 %
= 92%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
3) Kemenarikan alat peraga fluida statis untuk digunakan dalam
pembelajaran
Persentase =
x 100 %
= 83%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
a. Aspek Desain Pembelajaran
Persentase per Indikator
1) Kemampuan Alat Peraga dalam Memvisualisasikan Materi
Persentase =
x 100 %
= 83%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
2) Kemampuan Alat Peraga dalam Membuat Pembelajaran
menjadi Menarik
Persentase =
x 100 %
= 83%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
No Evaluator Kelas Sekolah No Indikator
1 2
1. E01 XI MIA 2 SMAN 29 Jakarta 3 4
2. E02 XI MIA 2 SMAN 29 Jakarta 4 4
3. E03 XI MIA 2 SMAN 29 Jakarta 3 2
Jumlah 10 10
Kategori Sangat Baik
147
b. Aspek Implementasi
Persentase per Indikator
1) Kemudahan alat peraga untuk digunakan
Persentase =
x 100 %
= 75%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
2) Kemampuan alat peraga membuat pelajaran lebih efisien
Persentase =
x 100 %
= 75%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
3) Kesesuaian alat peraga dengan lingkungan sekolah
Persentase =
x 100 %
= 75%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
4) Kemudahan alat peraga untuk dipindahkan
Persentase =
x 100 %
= 75%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
5) Intensitas penggunaan alat peraga
Persentase =
x 100 %
= 100%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
c. Aspek Kualitas Teknis
No Evaluator Kelas Sekolah No Indikator
1 2 3
1. E01 XI MIA 2 SMAN 29 Jakarta 4 4 3
2. E02 XI MIA 2 SMAN 29 Jakarta 3 3 4
3. E03 XI MIA 2 SMAN 29 Jakarta 2 3 2
No Evalua
tor Kelas Sekolah
No Indikator
1 2 3 4 5
1. E01 XI MIA 2 SMAN 29 Jakarta 4 3 4 3 4
2. E02 XI MIA 2 SMAN 29 Jakarta 3 4 4 3 4
3. E03 XI MIA 2 SMAN 29 Jakarta 2 2 1 3 4
Jumlah 9 9 9 9 12
Kategori Baik Baik Baik Baik Sangat
Baik
148
Jumlah 9 10 9
Kategori Baik
Garis Bilangan dan Persentase per Indikator
1) Kualitas desain alat peraga
Persentase =
x 100 %
= 75%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
2) Kualitas warna
Persentase =
x 100 %
= 75%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
149
Lampiran 8 Hasil Evaluasi Kelompok Kecil (Small Group Evaluation)
A. Angket Evaluasi Kelompok Kecil (Small Group Evaluation)
LEMBAR PENILAIAN SISWA
EVALUASI KELOMPOK KECIL (SMALL GROUP EVALUATION)
PENGEMBANGAN ALAT PERAGA FLUIDA STATIS
Hari/Tanggal : ....................................................................................................................
Nama : ....................................................................................................................
Sekolah : ....................................................................................................................
Petunjuk pengisian angket:
Berilah tanggapan terhadap pernyataan-pernyataan berikut dengan memberikan tanda“ ”
pada kolom yang telah disediakan.
Keterangan:
0 = Sangat Tidak Baik
1 = Tidak Baik
2 = Cukup Baik
3 = Baik
4 = Sangat Baik
No Aspek penilaian Indikator Jawaban
0 1 2 3 4
1. Efektivitas dan
Efisiensi
Efisiensi waktu belajar menggunakan
alat peraga fluida statis
Kemampuan alat peraga dalam
memperjelas konsep
2. Implementasi
(implementation)
Kemudahan alat peraga untuk
digunakan
Kemampuan alat peraga untuk
digunakan dalam jangka waktu lama
3. Materi (Konten) Kemenarikan materi yang disajikan
oleh alat peraga
Kejelasan materi yang disajikan alat
peraga
4. Aspek
Pembelajaran
Kemenarikan pembelajaran dengan
menggunakan alat peraga fludia
statis
Kejelasan pembelajaran
menggunakan alat peraga fluida
statis
150
B. Hasil Angket Evaluasi Kelompok Kecil (Small Group
Evaluation)
1. Rekapitulasi Hasil Berdasarkan Aspek
No Aspek Jumlah
Nilai Kategori Persentase
1. Efisiensi 76 Baik 80%
2. Implementasi 81 Baik 84%
3. Materi 81 Baik 84%
4. Pembelajaran 80 Baik 83%
Jumlah 318 Baik 83%
Nilai maksimum = 96
Garis bilangan aspek efisiensi
Persentase =
100%
= 80%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
Garis bilangan aspek implementasi
Persentase =
100%
= 84%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
Garis bilangan aspek materi
Persentase =
100%
= 84%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
Garis bilangan aspek pembelajaran
Persentase =
100%
= 83
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
Garis bilangan keseluruhan aspek
Persentase =
100%
= 83%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
2. Hasil Angket Berdasarkan Indikator
a. Apek Efisiensi
No Evaluator Kelas Sekolah No Indikator
1 2
1. E01 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 4 3
2. E02 XI MIPA SMAN 32 3 4
151
3 Jakarta
3. E03 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 4 3
4. E04 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 3 3
5. E05 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 3 4
6. E06 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 4 3
7. E07 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 4 3
8. E08 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 3 4
9. E09 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 3 3
10. E10 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 2 2
11. E11 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 3 3
12. E12 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 2 3
Jumlah 38 38
Kategori Baik Baik
Nilai maksimum = 48
Garis bilangan per indikator
1) Efisiensi waktu belajar saat menggunakan alat peraga fluida
statis
Persentase =
100%
= 80%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
2) Kemampuan alat peraga dalam memperjelas konsep fluida
statis
Persentase =
100%
= 80%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
b. Aspek Implementasi
No Evaluator Kelas Sekolah No Indikator
1 2
1. E01 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 2 4
2. E02 XI MIPA SMAN 32 4 2
152
3 Jakarta
3. E03 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 3 4
4. E04 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 2 4
5. E05 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 4 3
6. E06 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 4 3
7. E07 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 3 2
8. E08 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 4 3
9. E09 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 4 3
10. E10 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 4 4
11. E11 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 4 4
12. E12 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 4 3
Jumlah 42 39
Kategori Baik Baik
Nilai maksimum = 48
Garis bilangan per indikator
1) Kemudahan alat peraga fluida statis untuk digunakan
Persentase =
100%
= 87%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
2) Kemampuan alat peraga untuk digunakan dalam jangka
waktu lama
Persentase =
100%
= 81%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
c. Aspek Materi
No Evaluator Kelas Sekolah No Indikator
1 2
1. E01 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 3 3
2. E02 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 3 3
153
3. E03 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 4 3
4. E04 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 4 3
5. E05 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 3 3
6. E06 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 4 3
7. E07 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 3 4
8. E08 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 4 3
9. E09 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 4 3
10. E10 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 4 4
11. E11 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 4 3
12. E12 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 3 3
Jumlah 43 38
Kategori Baik Baik
Nilai maksimum = 48
Garis bilangan per indikator
1) Kemenarikan materi yang disajikan alat peraga fluida statis
Persentase =
100%
= 91%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
2) Kejelasan materi yang disajikan alat peraga fluida statis
Persentase =
100%
= 80%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
d. Aspek Pembelajaran
No Evaluator Kelas Sekolah No Indikator
1 2
1. E01 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 3 3
2. E02 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 3 3
3. E03 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 4 3
154
4. E04 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 3 4
5. E05 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 3 3
6. E06 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 4 4
7. E07 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 3 3
8. E08 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 4 3
9. E09 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 3 4
10. E10 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 4 3
11. E11 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 3 4
12. E12 XI MIPA
3
SMAN 32
Jakarta 3 3
Jumlah 40 40
Kategori Baik Baik
Nilai maksimum = 48
Garis bilangan per indikator
1) Kemenarikan pembelajaran saat menggunakan alat peraga
Persentase =
100%
= 83%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
2) Kejelasan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga
fluida statis
Persentase =
100%
= 83%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
e. Aspek efektifitas
No Evaluator Kelas Sekolah Nilai Ketuntasan
(posttest) Pretest Posttest
1. E01 XI MIPA 3 SMAN 32
Jakarta 25 55
Tidak
tuntas
2. E02 XI MIPA 3 SMAN 32
Jakarta 20 75 Tuntas
3. E03 XI MIPA 3 SMAN 32
Jakarta 55 80 Tuntas
4. E04 XI MIPA 3 SMAN 32
Jakarta 40 60
Tidak
tuntas
155
5. E05 XI MIPA 3 SMAN 32
Jakarta 45 80 Tuntas
6. E06 XI MIPA 3 SMAN 32
Jakarta 50 75 Tuntas
7. E07 XI MIPA 3 SMAN 32
Jakarta 40 75 Tuntas
8. E08 XI MIPA 3 SMAN 32
Jakarta 15 60
Tidak
tuntas
9. E09 XI MIPA 3 SMAN 32
Jakarta 60 85 Tuntas
10. E10 XI MIPA 3 SMAN 32
Jakarta 45 80 Tuntas
11. E11 XI MIPA 3 SMAN 32
Jakarta 50 80 Tuntas
12. E12 XI MIPA 3 SMAN 32
Jakarta 55 75 Tuntas
Rata-rata 41,6 73,3
Efektivitas =
x 100%
=
x 100% = 75% (Kategori Efektif)
156
Lampiran 9 Hasil Uji Lapangan (Field Test)
A. Angket Uji Lapangan (Field Test)
LEMBAR PENILAIAN SISWA
PENILAIAN LAPANGAN (FIELD TEST)
PENGEMBANGAN ALAT PERAGA FLUIDA STATIS
Hari/Tanggal : ...................................................................................................................
Nama : ....................................................................................................................
Sekolah : ....................................................................................................................
Petunjuk pengisian angket:
Berilah tanggapan terhadap pernyataan-pernyataan berikut dengan memberikan tanda“ ”
pada kolom yang telah disediakan.
Keterangan:
0 = Sangat Tidak Baik
1 = Tidak Baik
2 = Cukup Baik
3 = Baik
4 = Sangat Baik
No Aspek penilaian Indikator Jawaban
0 1 2 3 4
1. Kemampuan untuk
dilaksanakan
(implementability)
Kemudahan alat peraga untuk digunakan
Kemampuan alat peraga dalam
memperjelas konsep fluida statis
Efisiensi waktu belajar saat
menggunakan alat peraga
2. Kesinambungan
(sustainability)
Kemudahan alat peraga untuk digunakan
Ketahanan alat peraga fluida statis
Kemampuan alat peraga untuk digunakan
dalam jangka waktu lama
3 Kecocokan dengan
lingkungan
Kesesuaian alat peraga fluida statis
dengan lingkungan sekolah
4 Penerimaan dan
Kemenarikan
(acceptance and
attractiveness)
Kemampuan alat peraga dalam
meningkatkan minat belajar
Kemenarikan alat peraga fluida statis
Penerimaan alat peraga fluida statis
sebagai media pembelajaran
157
B. Hasil Angket Uji Lapangan (Field Test)
1. Rekapitulasi Hasil Berdasarkan Aspek
No. Aspek Jumlah
Nilai Kategori Persentase
1.
Kemampuan untuk
digunakan
(Implementability)
298 Sangat
Baik 83%
2. Kesinambungan
(Sustainability) 284 Baik 79%
3. Kecocokan dengan
lingkungan 99
Sangat
Baik 82%
4. Peneriman dan
Kemenarikan 299
Sangat
Baik 83%
Jumlah 980 Sangat
Baik 82%
Garis bilangan aspek implementability
Persentase =
100%
= 83%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
Garis bilangan aspek kesinambungan
Persentase =
100%
= 79%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
Garis bilangan aspek kecocokan dengan lingkungan
Persentase =
100%
= 82%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
Garis bilangan aspek penerimaan dan kemenarikan
Persentase =
100%
= 83%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
Garis bilangan keseluruhan aspek
Persentase =
100%
= 82%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
158
2. Hasil Uji Lapangan Berdasarkan Indikator
No. Evaluator Kelas Sekolah No Pertanyaan
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. E01 X MIA 2 SMAN 29 Jakarta 4 4 3 3 3 4 3 2 2 4 32
2. E02 X MIA 2 SMAN 29 Jakarta 3 4 2 3 4 3 2 4 4 3 32
3. E03 X MIA 2 SMAN 29 Jakarta 4 4 3 2 3 4 4 3 3 4 34
4. E04 X MIA 2 SMAN 29 Jakarta 3 4 4 3 4 2 3 3 4 3 33
5. E05 X MIA 2 SMAN 29 Jakarta 3 3 4 4 3 4 3 3 2 4 33
6. E06 X MIA 2 SMAN 29 Jakarta 4 4 3 2 4 3 4 2 3 4 33
7. E07 X MIA 2 SMAN 29 Jakarta 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 33
8. E08 X MIA 2 SMAN 29 Jakarta 3 4 3 2 4 3 4 3 3 4 33
9. E09 X MIA 2 SMAN 29 Jakarta 4 4 2 3 3 4 2 3 4 3 32
10. E10 X MIA 2 SMAN 29 Jakarta 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 34
11. E11 X MIA 2 SMAN 29 Jakarta 4 3 3 2 3 4 4 3 3 4 33
12. E12 X MIA 2 SMAN 29 Jakarta 3 4 3 4 3 2 4 3 4 4 34
13. E13 X MIA 2 SMAN 29 Jakarta 3 4 4 2 4 3 3 3 3 3 32
14. E14 X MIA 2 SMAN 29 Jakarta 3 3 2 4 3 4 4 3 3 4 33
15. E15 X MIA 2 SMAN 29 Jakarta 3 4 3 4 2 3 4 3 4 4 34
16. E16 X MIPA 4 SMAN 32 Jakarta 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 33
17. E17 X MIPA 4 SMAN 32 Jakarta 3 4 4 2 3 4 4 3 4 3 34
159
18. E18 X MIPA 4 SMAN 32 Jakarta 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4 35
19. E19 X MIPA 4 SMAN 32 Jakarta 3 4 2 4 3 3 4 3 3 3 32
20. E20 X MIPA 4 SMAN 32 Jakarta 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 32
21. E21 X MIPA 4 SMAN 32 Jakarta 4 3 3 3 4 4 3 2 3 4 33
22. E22 X MIPA 4 SMAN 32 Jakarta 3 3 4 4 3 2 3 3 4 3 32
23. E23 X MIPA 4 SMAN 32 Jakarta 3 3 3 2 4 3 2 4 4 3 31
24. E24 X MIPA 4 SMAN 32 Jakarta 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 32
25. E25 X MIPA 4 SMAN 32 Jakarta 3 4 3 3 2 4 4 3 3 4 33
26. E26 X MIPA 4 SMAN 32 Jakarta 3 3 2 4 3 3 4 3 3 4 32
27. E27 X MIPA 4 SMAN 32 Jakarta 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 31
28.. E28 X MIPA 4 SMAN 32 Jakarta 3 4 3 3 3 4 3 3 2 4 32
29. E29 X MIPA 4 SMAN 32 Jakarta 3 3 3 2 3 3 4 4 3 4 32
30. E30 X MIPA 4 SMAN 32 Jakarta 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 32
Jumlah 100 108 90 89 97 98 99 90 100 109 981
Nilai maksimum = 120
160
Garis Bilangan per Indikator
a. Aspek Implementability
1) Kemudahan alat peraga fluida statis untuk digunakan
Persentase =
100%
= 83%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
2) Kemampuan alat peraga dalam memperjelas materi
Persentase =
100%
= 90%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
3) Efisiensi waktu belajar saat menggunakan alat peraga
Persentase =
100%
= 75%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
b. Aspek Kesinambungan (Sustainability)
1) Kemudahan perawatan alat peraga fluida statis
Persentase =
100%
= 74%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
2) Ketahanan alat peraga fludia statis
Persentase =
100%
= 80%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
3) Kemampuan alat peraga untuk digunakan dalam jangka
waktu lama
Persentase =
100%
= 82%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
c. Aspek Kecocokan dengan Lingkungan
1) Kesesuaian alat peraga dengan lingkungan sekolah
Persentase =
100%
= 82%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
d. Aspek Penerimaan dan Kemenarikan
1) Kemampuan alat peraga dalam meningkatkan minat belajar
161
Persentase =
100%
= 75%
(termasuk ke dalam kategori “baik”)
2) Kemenarikan alat peraga
Persentase =
100%
= 83%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
3) Penerimaan alat peraga sebagai media pembelajaran
Persentase =
100%
= 90%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
162
Lampiran 10 Hasil Evaluasi Sumatif (Summative Evaluation)
B. Angket Evaluasi Sumatif Guru (Summative Evaluation)
LEMBAR ANGKET PENILAIAN GURU
EVALUASI SUMATIF (SUMMATIVE EVALUATION)
MEDIA PEMBELAJARAN ALAT PERAGA FLUIDA STATIS
Nama : .....................................................................................................................
Petunjuk:
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan pendapat anda
dengan kriteria sebagai berikut:
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup baik
1 = kurang baik
0 = sangat tidak baik
1. Aspek kepraktisan
No Indikator Jawaban
0 1 2 3 4
1. Kemudahan penggunaan alat peraga
2. Ketersediaan waktu untuk mempersiapkannya
3. Keluwesan alat peraga (mudah dibawa dan
digunakan kapanpun)
Kesimpulan:
Alat peraga fludia statis ini:
□ Praktis digunakan dalam pembelajaran
□ Tidak praktis digunakan dalam pembelajaran
2. Aspek Efektivitas (efectivity)
No Indikator Jawaban
0 1 2 3 4
1. Ketercapaian tujuan pembelajaran
2. Kemudahan dalam menyajikan fenomena
terkait konsep fluida statis
Kesimpulan:
Alat peraga fludia statis ini:
□ Efektif digunakan dalam pembelajaran
□ Tidak efektif digunakan dalam pembelajaran
Guru SMAN............................
(..............................................)
163
LEMBAR ANGKET PENILAIAN SISWA
EVALUASI SUMATIF (SUMMATIVE EVALUATION)
MEDIA PEMBELAJARAN ALAT PERAGA FLUIDA STATIS
Nama : .....................................................................................................................
Petunjuk:
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan pendapat anda
dengan kriteria sebagai berikut:
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup baik
1 = kurang baik
0 = sangat tidak baik
1. Aspek kepraktisan
No Indikator Jawaban
0 1 2 3 4
1. Kemudahan penggunaan alat peraga
2. Ketersediaan waktu untuk mempersiapkannya
3. Keluwesan alat peraga (mudah dibawa dan
digunakan kapanpun)
Kesimpulan:
Alat peraga fludia statis ini:
□ Praktis digunakan dalam pembelajaran
□ Tidak praktis digunakan dalam pembelajaran
Siswa SMAN...........................
(..............................................)
164
B. Hasil Evaluasi Sumatif
1. Uji Efektivitas
a. Uji efektivitas guru
No Nama Asal Sekolah No Indikator
1 2 ∑
1. Ita Yunita, S.Pd SMAN 29 Jakarta 3 3 6
2. Sujoko, S.Pd, MM SMAN 32 Jakarta 3 4 7
3. Sri Wahyuni, S.Pd SMAN 74 Jakarta 4 3 7
Jumlah 10 10 20
Kesimpulan Sangat Baik
Nilai maksimal setiap indikator = 12
Persentase indikator ketercapaian tujuan pembelajaran
Persentase =
x 100%
= 83%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
Persentase indikator kemudahan menyajikan fenomena fluida
statis
Persentase =
x 100%
= 83%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
Persentase keseluruhan indikator
Persentase =
x 100%
= 83%
(termasuk ke dalam kategori “sangat baik”)
b. Uji Efektifitas Siswa
No Evaluator Nilai
Ketuntasan Pretest Posttest
1. E01 50 80 Tuntas
2. E02 40 80 Tuntas
3. E03 55 80 Tuntas
4. E04 45 75 Tuntas
5. E05 35 75 Tuntas
6. E06 30 60 Tidak
Tuntas
7. E07 35 75 Tuntas
8. E08 40 80 Tuntas
9. E09 40 75 Tuntas
10. E10 40 75 Tuntas
11. E11 20 55 Tidak
Tuntas
12. E12 35 75 Tuntas
Rata-rata 38,75 73,3
Persentase =
x 100%
= 83% (efektif)
165
2. Uji Kepraktisan
a. Uji kepraktisan guru
No Nama Asal Sekolah No Indikator
1 2 3 ∑
1 Ita Yunita, S.Pd SMAN 29 Jakarta 3 4 3 10
2 Sujoko, S.Pd, MM SMAN 32 Jakarta 3 3 4 10
3 Sri Wahyuni, S.Pd SMAN 74 Jakarta 4 3 4 11
Jumlah 10 10 11 31
Kesimpulan Praktis Praktis Praktis Praktis
Persentase indikator kemudahan penggunaan alat peraga
Persentase =
x 100%
= 83%
(termasuk ke dalam kategori “praktis”)
Persentase indikator ketersediaan waktu mempersiapkannya
Persentase =
x 100%
= 83%
(termasuk ke dalam kategori “praktis”)
Persentase indikator keluwesan alat peraga
Persentase =
x 100%
= 92%
(termasuk ke dalam kategori “praktis”)
Persentase keseluruhan indikator
Persentase =
x 100%
= 86%
(termasuk ke dalam kategori “sapraktis”)
Secara keseluruhan hasil uji kepraktisan alat peraga oleh guru
memperoleh kategori “praktis” .
b. Uji Kepraktisan Alat Peraga oleh Siswa
No Evalua
tor Kelas Sekolah
No Pernyataan Jumlah
1 2 3
1. E01 X MIA 3 SMAN 74 Jakarta 3 2 2 7
2. E02 X MIA 3 SMAN 74 Jakarta 2 2 2 6
3. E03 X MIA 3 SMAN 74 Jakarta 2 2 2 6
4. E04 X MIA 3 SMAN 74 Jakarta 3 3 2 8
5. E05 X MIA 3 SMAN 74 Jakarta 3 2 3 8
6. E06 X MIA 3 SMAN 74 Jakarta 2 2 3 7
7. E07 X MIA 3 SMAN 74 Jakarta 3 2 2 7
8. E08 X MIA 3 SMAN 74 Jakarta 2 3 2 7
9. E09 X MIA 3 SMAN 74 Jakarta 2 2 3 7
10. E10 X MIA 3 SMAN 74 Jakarta 3 2 3 8
11. E11 X MIA 3 SMAN 74 Jakarta 3 3 3 9
12. E12 X MIA 3 SMAN 74 Jakarta 2 2 3 7
Jumlah 30 27 30 87
Kategori Cukup parktis Cukup
praktis
Nilai maksimum = 48
166
Persentase indikator kemudahan penggunaan alat peraga fluida
statis
Persentase =
100%
= 62%
(termasuk ke dalam kategori “praktis”)
Persentase indikator ketersediaan waktu untuk mempersiapkan
nya
Persentase =
100%
= 57%
(termasuk ke dalam kategori “praktis”)
Persentase indikator keluwesan alat peraga fluida statis
Persentase =
100%
= 62%
(termasuk ke dalam kategori “praktis”)
Persentase keseluruhan indikator aspek kepraktisan alat peraga
Persentase =
100%
= 62%
(termasuk ke dalam kategori “praktis”)
167
Lampiran 11 Alat Peraga Fluida Statis
No Keterangan Gambar
Alat peraga fluida statis secara
keseluruhan
1. Kaki penyangga alat peraga
2. Tiang penyangga alat peraga
3.
Tempat bejana (percobaan
tegangan permukaan,
kapilaritas, dan viskositas)
4. Komponen percobaan tekanan
hidrostatis
168
5. Komponen percobaan Hukum
Pascal
6. Komponen percobaan Hukum
Archimedes
169
Lampiran 12 Instrumen Tes
Materi Pokok : Fluida statis
Kelas : XI
Jenis Tes : Objektif pilihan ganda
Jumlah Soal : 20
A. Kisi-kisi Instrumen Tes
No Konsep/sub
konsep Indikator soal
Aspek kognitif Jumlah
soal C1 C2 C3 C4
1. Tekanan
hidrostatis
Mendeskripsikan konsep fluida
statis 1 1
Mengetahui besaran-besaran
pada peristiwa tekanan
hidrostatis
2 1
Menerapkan peristiwa tekanan
hidrostatis pada kehidupan
sehari-hari
3 4 2
2. Hukum Pascal
Mendeskripsikan konsep hukum
Pascal 5 1
Menggunakan serta menerapkan
formulasi hukum Pascal untuk
menentukan salah satu
variabelnya
6,7 2
3. Hukum
Archimedes
Mengemukakan bunyi hukum
Archimedes 8 1
Menerapkan prinsip hukum
Archimedes dalam kehidupan
sehari-hari
9 10,11 3
4. Viskositas dan
Hukum Stokes
Mendeskripsikan konsep
viskositas 12 1
Menerapkan konsep visksositas
dalam kehidupan sehari-hari 13 1
Menentukan nilai salah satu
besaran dengan menggunakan
formulasi hukum Stokes
14 1
5. Meniskus
Mendeskripsikan pengertian
kohesi, adhesi, serta peristiwa
meniskus
15,16 2
6. Tegangan
permukaan
Mendeskripsikan serta
menerapkan konsep tegangan
permukaan dalam kehidupan
sehari-hari
17 1
7. Gejala
kapilaritas
Mendeskripsikan serta
menerapkan konsep gejala
kapilaritas
18,19 20 3
Jumlah 8 6 6 20
170
B. Instrumen Tes
Indikator Indikator soal Butir soal Kunci jawaban Aspek kognitif
Mendeskripsikan
konsep fluida statis
Menunjukkan konsep fluida
statis dari pernyataan yang
disajikan
Amati pernyataan yang berkaitan dengan
fluida statis di bawah ini!
1) Kerapatan fluida
2) Percepatan gravitasi
3) Ketinggian fluida dari permukaan
4) Luas penampang bidang
Tekanan fluida pada suatu tempat
bergantung pada pernyataan nomor....
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 1,2,3 dan 4
e. 1,2, dan 3
Tekanan fluida pada suatu tempat
bergantung pada:
1) Kerapatan fluida
2) Percepatan gravitasi
3) Ketinggian fluida dari permukaan
1,2, dan 3 (E)
C3
Mengetahui besaran-
besaran pada peristiwa
tekanan hidrostatis
Menganalisis permasalahan
yang berkaitan dengan
tekanan hidrostatis
Sebuah pipa U diisi minyak dan air seperti
gambar di bawah ini
Tinggi permukaan minyak terhadap
permukaan air adalah 20 cm, dengan
massa jenis air dan minyak masing-
masing 1 x 103 kg/m
3 dan 0,8 x 10
3 kg/m
3.
Tentukan selisih ketinggian air dan
minyak pada kedua kaki pipa tersebut!
Diketahui
hminyak = 20 cm
air = 1 x 103 kg/m
3
minyak = 0,8 x 103 kg/m
3
Ditanyakan:
hminyak – hair = ....
Ph minyak = Ph air
minyak g hminyak = airg hair
minyak hminyak = air hair
0,8 x 103 (20) = 1 x 10
3 hair
hair = 16 cm
hminyak – hair = 20 – 16
= 4 cm
(D)
C4
171
a. 16 cm
b. 10 cm
c. 6 cm
d. 4 cm
e. 2 cm
Menerapkan peristiwa
tekanan hidrostatis
pada kehidupan
sehari-hari
Menghitung nilai tekanan
hidrostatis pada kehidupan
sehari-hari
Perhatikan gambar di bawah ini!!
Jika massa jenis air laut adalah 1,025 x
103 kg/m
3, tekanan hidrostatis yang
dialami ikan adalah....
a. 2,7675 kPa
b. 27675 kPa
c. 276,75 kPa
d. 27,675 kPa
e. 2767,5 kPa
Diketahui:
h = 27 m
air laut = 1,025 x 103 kg/m
3
Ditanyakan:
Ph = ?
Ph = g h
Ph = 1,025 x 103.10.27
Ph = 27675 Pa
= 27,675 KPa
(D)
C3
Perhatikan tabel massa jenis dan
kedalaman zat cair dari suatu bejana
berikut:
No (kg/m3) h (m)
1. 1,0 x 103 0,2
Ph1 = 1,0 x 103.10.0,2 = 2000 Pa
Ph2 = 0,8 x 103.10.0,5 = 4000 Pa
Ph3 = 1,2 x 103.10.0,8 = 9600 Pa
Ph4 = 0,6 x 103.10.0,6 = 3600 Pa
Ph5 = 1,4 x 103.10.0,3 = 4200 Pa
C4
172
2. 0,8 x 103 0,5
3. 1,2 x 103 0,8
4. 0,6 x 103 0,6
5. 1,4 x 103 0,3
Urutan tekanan hidrostatis dari yang
paling besar ke yang paling kecil adalah....
a. 1,4,2,3,5
b. 3,5,2,4,1
c. 3,2,5,4,1
d. 5,4,3,2,1
e. 5,2,1,4,3
Urutan dari yang terbesar:
3,5,2,4,1
(B)
Mendeskripsikan
konsep hukum Pascal
Menunjukkan alat-alat yang
menerapkan konsep hukum
Pascal
Di bawah ini merupakan alat yang
menggunakan prinsip hukum Pascal,
kecuali....
a.
b.
c.
(B)
Kapal selam menerapkan konsep
hukum Archimedes
C2
173
d.
e.
Menggunakan serta
menerapkan formulasi
hukum Pascal untuk
menentukan salah satu
variabelnya
Menganalisis gambar untuk
menentukan salah satu
variabel
Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebuah mesin hidrolik digunakan untuk
mengangkat beban dengan massa 40 kg.
Jika jari-jari penampang besar dan kecil
masing-masing 20 cm dan 1 cm, tentukan
F1 yang harus diberikan agar beban dapat
terangkat! (g = 10 m/s2)
a. 1 N
b. 10 N
c. 100 N
Diketahui
r1 = 1 cm
r2 = 20 cm
m = 40 kg
Ditanyakan:
F1 = ....
P1 = P2
=
=
=
( )
= 1 N
(A)
C4
174
d. 1000 N
e. 10.000 N
Menganalisis pompa hidrolik
dengan menerapkan
formulasi hukum Pascal
Sebuah pompa hidrolik memiliki
perbandingan diameter penghisap 1 : 40.
Jika penghisap besar dimuati mobil
dengan berat 16.000 N, maka berapa gaya
yang harus diberikan pada penghisap
kecil agar pompa seimbang?
a. 20 N
b. 10 N
c. 15 N
d. 30 N
e. 25 N
Diketahui:
d1 : d2 = 1 : 40
F2 = 16 000 N
Ditanyakan:
F1 = ....
P1 = P2
=
=
=
= 10 N
(B)
C4
Mengemukakan bunyi
hukum Archimedes
Menunjukkan alat yang
menerapkan prinsip hukum
Archimedes
Salah satu contoh alat yang menerapkan
prinsip hukum Archimedes adalah....
a. Kapal selam
b. Pompa hidrolik
c. Dongkrak hidrolik
d. Pesawat terbang
e. Semprotan nyamuk
(A)
Kapal selam
C2
Menerapkan prinsip
hukum Archimedes
dalam kehidupan
sehari-hari
Menerapkan formulasi
hukum Archimedes untuk
kasus-kasus fluida statis
Sebuah batu dengan volume 0,4 m3
dimasukkan ke dalam wadah berisi
minyak yang massa jenisnya 0,8 x 103
kg/m3.
Diketahui:
Vbatu = 0,4 m3
minyak = 0,8 x 103 kg/m
3
Vbatu tercelup = 0,75 Vbatu
Ditanyakan:
batu = .... Wbatu = Fa
m g = minyak g Vbatu tercelup
C3
175
Jika batu tercelup seperti pada gambar,
maka massa jenis batu tersebut adalah....
a. 200 kg/m3
b. 300 kg/m3
c. 400 kg/m3
d. 500 kg/m3
e. 600 kg/m3
batu Vbatu g = minyak g Vbatu tercelup
batu 0,4 = 0,8 x 103 (0,75.0,4)
batu = 600 kg/m
3
(E)
Sebuah balok dengan ukuran panjang 10
cm, lebar 20 cm dan tinggi 30 cm,
tercelup dalam air yang massa jenisnya 1
x 103
kg/m3 sedalam 5 cm. Gaya
archimedes yang bekerja pada balok
tersebut yaitu....
a. 30 N
b. 10 N
c. 20 N
d. 40 N
e. 15 N
Diketahui:
p =10 cm = 0,1 m
l = 20 cm = 0,2 m
t = 30 cm = 0,3 m
= 1 x 103 kg/m
3
ttercelup = 5 cm = 0,05 m
ditanyakan:
Fa = ....?
Fa = g V tercelup
Fa = g (p.l.ttercelup)
Fa = 1 x 103 . 10.(0,1.0,2.0,05)
Fa = 10 N
(B)
C4
Sebuah balok kayu dengan massa 10 kg
tenggelam di sungai yang massa jenis
airnya 1 x 103 kg/m
3. Jika massa jenis
balok 4 x 103 dan percepatan gravitasi di
Diketahui:
m = 10 kg
air = 1 x 103 kg/m
3
balok = 4 x 103 kg/m
3
C4
176
daerah tersebut 10 m/s2, maka balok
tersebut mengalami gaya ke atas
sebesar....
a. 250 N
b. 25 N
c. 2,5 N
d. 0,25 N
e. 0,025 N
g = 10 m/s2
Ditanyakan:
Fa = ....?
Fa = air g Vbenda tercelup
Fa = air g
Fa =1 x 103 .10.
Fa = 25 N
(B)
Mendeskripsikan
konsep viskositas
Menunjukkan faktor-faktor
yang mempengaruhi gaya
gesekan fluida
Gaya gesekan pada benda yang bergerak
di dalam fluida dipengaruhi oleh faktor-
faktor berikut, kecuali....
a. Kekentalan fluida
b. Jari-jari benda
c. Massa jenis benda
d. Massa jenis fluida
e. Luas penampang fluida
(E)
Luas penampang fluida
C2
Menentukan nilai
salah satu besaran
dengan menggunakan
formulasi hukum
Stokes
Menentukan nilai salah satu
variabel berdasarkan data
yang disajikan
Sebuah kelereng dengan jari-jari 0,5 cm
jatuh ke dalam wadah berisi oli yang
memiliki koefisien viskositas 110 x 10-3
Ns/m2. Berapa besar gesekan yang
dialami kelereng jika bergerak dengan
kelajuan 5 m/s?
a. 1,65 𝜋 x 10 -2
N
b. 16,5 𝜋 x 10 -2
N
c. 165 𝜋 x 10 -2
N
d. 1,65 𝜋 x 10 -1
N
e. 16,5 𝜋 x 10 -1
N
Diketahui:
r = 0,5 cm = 5 x 10-3
m
𝛈 = 110 x 10-3
Ns/m2
v = 5 m/s
Ditanyakan:
F = ...?
F = 6𝜋 𝛈 r v
F = 6 𝜋.110 x 10-3
. 5 x 10-3
.5
F = 1,65 𝜋 x 10 -2
N
(A)
C3
Sebuah bola yang massa jenisnya 6,36 Diketahui: C4
177
g/cm3 dan berjari-jari 1 cm jatuh ke dalam
gliserin yang massa jenisnya 5,10 g/cm3.
Jika kecepatan jatuh bola 0,2 m/s, maka
koefisien viskositas gliserin tersebut
adalah.... (g = 10 m/s2)
a. 1,8 x 105 Pa
b. 1,8 x 103 Pa
c. 1,4 x 105 Pa
d. 1,4 x 103 Pa
e. 1,2 x 105 Pa
b = 6,36 g/cm3
= 6,36 x 103 kg/m
3
f = 5,10 g/cm3
= 5,10 x 103 kg/m
3
v= 0,2 m/s
r = 1 cm = 1 x 10-2
m
g = 10 m/s2
ditanyakan:
𝛈 = ....?
v =
( b - f)
0,2 = ( )
(6,36 x 10
3 -5,10
x 103)
= 1,4 x 103 Pa
Mendeskripsikan
pengertian kohesi,
adhesi, serta peristiwa
meniskus
Menunjukkan ciri-ciri
peristiwa kohesi dan adhesi
Amati pernyataan terkait peristiwa
meniskus berikut ini:
1) Meniskus cembung
2) Meniskus cekung
3) Membasahi dinding bejana
4) Tidak membasahi dinding bejana
Ciri-ciri gejala yang ditimbulkan karena
gaya kohesi lebih kecil dari gaya adhesi
ditunjukkan oleh nomor....
a. 1 dan 3
b. 1 dan 4
c. 2 dan 4
d. 2 dan 3
e. 1,2, dan 4
(D)
2 dan 3
C2
Mendeskripsikan peristiwa
kohesi dan adhesi melalui
Perhatikan gambar bejana berisi raksa di
bawah ini
(A)
Fadh < Fkoh
C2
178
gambar
Jika Fadh adalah gaya adhesi dan Fkoh
adalah gaya kohesi, maka bentuk
permukaan raksa seperti yang terlihat
pada gambar terjadi karena....
a. Fadh < Fkoh
b. Fadh > Fkoh
c. Fadh = Fkoh
d. Fadh ≥ Fkoh
e. Fadh = Fkoh = 0
Mendeskripsikan serta
menerapkan konsep
tegangan permukaan
dalam kehidupan
sehari-hari
Menerapkan formulasi
tegangan permukaan untuk
menghitung besarnya
tegangan permukaan
Perhatikan gambar di bawah ini!
Apabila nyamuk tersebut memiliki gaya
untuk terbang sebesar 64 N dan keliling
telapak kaki nyamuk sebesar 4 mm, maka
besarnya tegangan permukaan yang
dialami oleh nyamuk tersebut adalah....
a. 61 x 103 N/m
b. 16 x 103 N/m
Diketahui:
F = 64 N
D = 4 mm = 4 x 10-3
m
Ditanyakan:
γ =
γ =
γ = 16 x 103 N/m
(B)
C3
179
c. 6,1 x 103 N/m
d. 1,6 x 103 N/m
e. 15 x 103 N/m
Mendeskripsikan serta
menerapkan konsep
gejala kapilaritas
Menunjukkan faktor-faktor
yang menyebabkan peristiwa
kapilaritas
Amati pernyataan terkait peristiwa
kapilaritas berikut:
1) Sudut kontak permukaan fludia
2) Jari-jari pipa kapiler
3) Massa jenis fluida
4) Tegangan permukaan fluida
Kenaikan permukaan fluida yang cekung
dalam pipa kapiler berbanding lurus
dengan pernyataan nomor....
a. 4 saja
b. 1 dan 3
c. 1 dan 4
d. 1,2, dan 3
e. 1,2,3, dan 4
Kenaikan fluida yang cekung dalam
pipa kapiler:
h =
keterangan:
= tegangan permukaan (N/m)
= sudut kontak permukaan fluida
= massa jenis fluida (kg/m3)
= jari-jari pipa kapiler (m)
Yang berbanding lurus dengan
kenaikan permukaan fluida:
1 dan 4
(C)
C2
Menghitung nilai tegangan
permukaan berdasarkan
gambar dan data yang
disajikan
Sebuah pipa kapiler dengan diameter 1
mm dicelupkan ke dalam air seperti pada
gambar di bawah ini
Air pada pipa kapiler tersebut naik
setinggi 4 cm dan sudut kontak air dengan
pipa kapiler ( ) yaitu 60°. Jika massa
jenis air 1 x 103 kg/m
3, berapa besar
tegangan permukaan air?
Diketahui:
d = 1 mm = 1x 10-3
m
r = 5 x 10-4
m
air = 1 x 103 kg/m
3
h = 4 x 10-2 m
= 60°
Ditanyakan:
γ = ....?
h =
4 x 10-2 =
=
= 0,2 N/m
C3
180
a. 1,0 N/m
b. 0,8 N/m
c. 0,6 N/m
d. 0,4 N/m
e. 0,2 N/m
(E)
Mengaitkan konsep
kapilaritas dalam kehidupan
sehari-hari
Fenomena naiknya minyak tanah melalui
sumbu kompor merupakan contoh
peristiwa....
a. Tegangan permukaan
b. Viskositas
c. Hukum pascal
d. Kapilaritas
e. Tekanan hidrostatis
Kapilaritas
(D)
C2
181
Lampiran 13 Lembar Kerja Siswa
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
TEKANAN HIDROSTATIS
Nama : ..................................................................................
Kelas : ..................................................................................
A. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian tekanan hidrostatis
2. Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
tekanan hidrostatis.
3. Memformulasikan persamaan tekanan hidrostatis
B. Dasar teori
Tekanan hidrostatis yaitu tekanan zat cair yang hanya
disebabkan oleh beratnya sendiri.
Ikan pada gambar di atas mengalami tekanan hidrostatis.
Besarnya tekanan hidrostatis pada zat cair di kedalaman
tertentu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Untuk mengetahui
faktor apa sajakah yang mempengaruhi tekanan hidrostatis,
lakukanlah percobaan berikut.
C. Alat dan Bahan
1. Alat peraga six in one
2. Air
3. Minyak
4. Penggaris
D. Langkah percobaan
182
1. Rangkailah alat peraga fluida statis seperti pada gambar
2. Masukkan corong ke dalam air sedalam 3 cm, 6 m dan 9
cm.
3. Catat kenaikan air di dalam selang untuk masing-masing
kedalaman.
4. Ulangi langkah ke-2 dan 3 dengan menggunakan air
garam dan catat kenaikan air di dalam selang.
E. Hasil Percobaan
No. Kedalaman corong
(cm)
Kenaikan air di dalam selang
(cm)
1 3
2 6
3 9
F. Analisis hasil percobaan
1. Bagaimana perbedaan kenaikan air di dalam selang
dengan kedalaman corong yang berbeda-beda?
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
2. Adakah perbedaan kenaikan air di dalam selang ketika
menggunakan air biasa dan air garam? Jelaskan!
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
3. Jelaskan keterkaitan percobaan yang telah kamu lakukan
dengan peristiwa tekanan hidrostatis!
183
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
G. Kesimpulan
Besarnya tekanan pada zat cair (tekanan hidrostatis)
dipengahuhi oleh:
a. ......................................................................................
.......................................
b. ......................................................................................
.......................................
c. ......................................................................................
.......................................
Sehingga besarnya tekanan hidrostatis dapat dihitung
menggunakan persamaan:
Ph = ... x ... x...
H. Contoh soal
Jika massa jenis air 1000
kg/m3 dan percepatan
gravitasi bumi adalah 10 m/s2,
berapa tekanan hidrostatis
yang dialami oleh ikan
tersebut?
184
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
HUKUM ARCHIMEDES
Nama : .................................................................................
Kelas : .................................................................................
A. Tujuan
1. Siswa dapat menjelaskan bunyi Hukum Archimedes
2. Siswa dapat menerapkan Hukum Archimedes dalam
kehidupan sehari-hari
B. Dasar teori
Berat benda di udara lebih berat daripada berat benda di
fluida (zat cair). Berat benda di fluida sebenarnya tidak
berubah, akan tetapi air memberikan gaya ke atas kepada
batu yang disebut dengan gaya apung. Gaya apung dengan
simbol Fa adalah selisih berat benda di udara dengan berat
benda yang tercelup oleh fluida.
FA = gaya apung
WB = berat benda
FA = WB di udara - WB di air
FA = V g
Dimana
= massa jenis air (kg/m3)
V = volume benda yang tercelup (m3)
g = gravitasi (m/s2)
Hukum archimedes berbunyi:
“Setiap benda yang dicelupkan seluruh atau
sebagian dari permukaan benda akan mengalami gaya ke
atas (Fa) sebesar berat zat cair yang dipindahkan.
Sementara ketika di udara,benda memiliki berat yang
sesungguhnya”
Untuk dapat membuktikan hukum Archimedes, lakukan
percobaan berikut ini.
C. Alat dan Bahan
1. Alat peraga fluida statis
185
2. Neraca pegas
3. Gelas ukur
4. Air
5. Benda
D. Langkah percobaan
1. Rangkailah alat peraga fluida statis dan
pasangkan wadah tabung.
2. Isilah wadah dengan air sampai batas wadah.
3. Letakkan gelas ukur di bawah lubang pancuran!
4. Ukurlah berat benda 1 di udara (wu), kemudian
timbanglah berat benda 1 di air (wa) dengan
menggunakan neraca pegas dan tulis hasilnya pada tabel
pengamatan
Tabel hasil pengamatan
E. Analisis hasil percobaan
1. Bandingkan hasil pada kolom gaya angkat Fa dengan kolom
berat air yang tumpah wo. Dari hasil yang diperoleh, maka
apa kesimpulan yang kamu dapatkan?
..................................................................................................
..................................................................................................
..................................................................................................
...................................................................................................
Berat
benda di
udara (wu)
Berat
benda di
dalam air
(wa)
Gaya angkat
fluida
Fa = wu - wa
Volume air
yg tumpah
(Va)
Massa air yg
dipindahkan
(mair = va x -
air)
Berat air yg
dipindahkan
(wo = mair x
g)
186
F. Contoh soal
1. Sebuah balok dengan ukuran panjang 10 cm, lebar 5 cm dan
tinggi 3 cm, tercelup dalam air yang massa jenisnya 1 x 103
kg.m3 sedalam 2 cm. Gaya Archimedes yang bekerja pada
balok tersebut sebesar…
..................................................................................................
..................................................................................................
..................................................................................................
..................................................................................................
2. Massa jenis air laut 1025 kg/m3 , hitunglah volume batu yang
tercelup ke dalam air laut jika berat air laut yang dipindahkan
oleh batu sebesar 200 Newton!
..................................................................................................
..................................................................................................
..................................................................................................
..................................................................................................
187
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
HUKUM PASCAL
Nama : ..................................................................................
Kelas : ..................................................................................
A. Tujuan
1. Siswa dapat menjelaskan bunyi hukum pascal
2. Siswa dapat memformulasikan persamaan hukum pascal
B. Dasar teori
Jika suatu fluida yang dilengkapi dengan sebuah
penghisap yang dapat bergerak maka tekanan di suatu titik
tertentu tidak hanya ditentukan oleh berat fluida di atas
permukaan air tetapi juga oleh gaya yang dikerahkan oleh
penghisap. Berikut ini adalah gambar fluida yang dilengkapi
oleh dua penghisap dengan luas penampang berbeda.
Penghisap pertama memiliki luas penampang yang kecil
(diameter kecil) dan penghisap yang kedua memiliki luas
penampang yang besar (diameter besar). (Kanginan, 2007).
Gambar 1: Fluida yang Dilengkapi Penghisap dengan Luas
Permukaan Berbeda
Sesuai dengan hukum Pascal bahwa tekanan yang
diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup akan diteruskan
sama besar ke segala arah, maka tekanan yang masuk pada
penghisap pertama sama dengan tekanan pada penghisap
kedua (Kanginan, 2007).
Tekanan dalam fluida dapat dirumuskan dengan persamaan
di bawah ini.
P =
sehingga persamaan hukum Pascal bisa ditulis sebagai
berikut.
P1 = P2
188
=
C. Alat dan Bahan
1. Alat peraga six in one
2. Air
D. Langkah percobaan
1. Rangkailah alat peraga six in one seperti pada gambar
2. Isi air pada tabung dan suntikan sampai penuh.
3. Tekanlah suntikan besar sampai suntikan kecil terangkat.
4. Tekanlah suntikan kecil sampai suntikan besar terangkat
E. Pertanyaan percobaan
1. Adakah perbedaan yang kamu rasakan ketika menekan
suntikan besar dan suntikan kecil? Mengapa bisa
demikian?
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
2. Tulis kesimpulanmu dari hasil percobaan yang telah
dilakukan!
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
189
F. Contoh soal
Jika berat mobil tersebut adalah 400
kg, jari-jari penghisap kiri 0,4 m
dan penghisap kanan 2 m. Berapa
gaya minimal yang harus diberikan
agar mobil dapat terangkat?
190
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
TEGANGAN PERMUKAAN
Nama : .................................................................................
Kelas : .................................................................................
A. Tujuan
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian tegangan permukaan
2. Siswa dapat menyebutkan peristiwa tegangan permukaan
pada kehidupan sehari-hari.
B. Dasar teori
Tegangan permukaan suatu cairan berhubungan
dengan garis gaya tegang yang dimiliki permukaan cairan
terebut. Gaya tegang ini berasal dari gaya tarik kohesi (gaya
tarik antara partikel sejenis) molekul-molekul cairan.
Tegangan permukaan disebabkan oleh interaksi molekul-
molekul zat cair di permukaannya. Di bagian dalam zat cair,
sebuah molekul dikelilingi oleh molekul lain di sekitarnya,
tetapi tidak ada molekul lain di bagian atas permukaan zat
cair tersebut.
Hal ini menyebabkan timbulnya gaya pemulih yang menarik
molekul apabila molekul itu dinaikkan menjauhi permukaan,
oleh molekul yang ada di bawah permukaan cairan tersebut.
Sebaliknya apabila molekul di permukaan zat cair ditekan
seperti oleh nyamuk, molekul bagian bawah permukaan akan
memberikan gaya pemulih yang arahnya ke atas sehingga
akan menopang nyamuk tetap di atas permukaan zat cair
tersebut.
Gambar 1. Seekor nyamuk hinggap di permukaan zat cair
Tegangan permukaan dapat didefinisikan sebagai gaya pada
permukaan zat cair tiap satuan panjang, secara matematis
dapat dirumuskan sebagai berikut:
γ =
191
Keterangan:
γ = tegangan permukaan (N/m)
= gaya (N)
= panjang permukaan benda (m)
C. Alat dan bahan
1. Alat peraga fluda statis
2. Silet
3. Detergen
D. Langkah Percobaan
1. Tuangkan air ke dalam wadah pada alat peraga fluida
statis
2. Letakkan silet di atas permukaan air dengan pelan-pelan.
3. Amatilah apakah silet tersebut tenggelam atau
mengapung dan tulis hasil pengamatanmu pada tabel
4. Masukkan detergen sedikit demi sedikit kedalam air
5. Amatilah apa yang terjadi pada silet dan tulis hasil
pengamatanmu pada tabel
E. Hasil pengamatan
Zat cair Keadaan silet (tenggelam/mengapung)
Air biasa
Air campur
detergen
F. Analisis hasil pengamatan
1. Bagaimana keadaan silet pada saat diletakkan di atas
permukaan air? Mengapa dapat terjadi demikian?
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
2. Bagaimana keadaan silet ketika air tersebut dicampur
dengan detergen? Mengapa dapat terjadi demikian?
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
G. Contoh soal
Jarum sepanjang 6 cm terapung di permukaan air. Jika massa
jarum sebesar 1,2 g dan percepatan gravitasi bumi g = 9,8
m/s2 , maka hitunglah tegangan permukaan air tersebut!
192
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
VISKOSITAS (KEKENTALAN ZAT CAIR)
Nama : ..................................................................................
Kelas : ..................................................................................
A. Tujuan
Siswa dapat menentukan koefisien viskositas zat cair melalui
percobaan
B. Dasar Teori
Viskositas (kekentalan) dapat diartikan sebagai suatu
gesekan di dalam cairan zat cair. Kekentalan itulah maka
diperlukan gaya untuk menggerakkan suatu permukaan
untuk melampaui suatu permukaan lainnya, jika diantaranya
ada larutan baik cairan maupun gas mempunyai kekentalan
air lebih besar daripada gas, sehingga zat cair dikatakan lebih
kental daripada gas.
Viskositas suatu zat cairan murni atau larutan
merupakan indeks hambatan aliran cairan. Viskositas dapat
diukur dengan mengukur laju aliran cairan, yang melalui
tabung berbentuk silinder. Cara ini merupakan salah satu
cara yang paling mudah dan dapat digunakan baik untuk
cairan maupun gas.
Viskositas adalah indeks hambatan aliran cairan.
Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan
melalui tabung berbentuk silinder. Viskositas ini juga disebut
sebagai kekentalan suatu zat. Jumlah volume cairan yang
mengalir melalui pipa per satuan waktu.
Kecepatan benda di dalam fluida dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
𝑣 =
( b - f)
𝑣 = kecepatan benda (m/s)
= gravitasi (10 m/s2)
= jari-jari kelereng (m)
= koefisien viskositas fluida (N.s.m-1
)
b = massa jenis kelereng (kg.m-3
)
f = massa jenis fluida (kg.m-3
)
193
C. Alat dan Bahan
1. Alat peraga fluida statis (tabung)
2. Air
3. Air Sagu
4. Kelereng
D. Prosedur Percobaan
1. Masukkan air ke dalam tabung.
2. Masukkan kelereng ke dalam tabung yang sudah berisi
air
3. Masukkan kelereng ke dalam tabung yang berisi air sagu
E. Hasil Pengamatan
1. Pada fluida manakah kelereng lebih cepat sampai dasar
wadah?
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
....................................................................
2. Apa hubungan kecepatan meluncur kelereng dengan
koefisien viskositas fluida?
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
F. Contoh Soal
Sebuah kelereng yang berjari-jari 5,5 × 10−3
m terjatuh ke
dalam oli yang memiliki massa jenis 800 kg/m3 dan
koefisien viskositasnya 110 × 10−3
N.s/m2. Jika massa jenis
kelereng 2700 kg/m3, tentukan kecepatan terbesar yang dapat
dicapai kelereng dalam fluida!
194
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
KAPILARITAS
Nama : ...................................................................................
Kelas : ...................................................................................
A. Tujuan
Siswa dapat menyebutkan fenomena kapilaritas dalam
kehidupan sehari-hari.
B. Dasar Teori
Kapilaritas adalah peristiwa meresapnya air melalui celah-
celah kecil. Penyebab dari gejala kapilaritas adalah adanya
adhesi dan kohesi. Kohesi adalah gaya tarik menarik antara
molekul yang sama. Sedangkan adhesi adalah gaya tarik
menarik antar molekul yang berbeda jenisnya. Pada gelaja
kapilaritas, air dalam pipa kapiler naik karena adhesi antara
partikel air dengan kaca lebih besar daripada kohesi yang
dialami oleh air.
Secara matematis, gejala kapilaritas dapat dirumuskan
sebagai berikut:
h =
Keterangan:
h = kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler (m)
= tegangan permukaan (N.m-1
)
= sudut kontak
= jari-jari pipa kapiler (m)
= massa jenis zat cair (kg.m-3
)
Contoh peristiwa kapilaritas dalam kehidupan sehari-
hari yaitu:
1. Naiknya minyak tanah pada sumbu kompor sehingga
kompor dapat menyala,
2. Naiknya air melalui akar pohon.
C. Alat dan bahan
1. Alat peraga fluida statis (pada percobaan ini
menggunakan wadah air pada alat peraga.
2. Air
3. Pewarna makanan
4. Tisu
195
D. Langkah Percobaan
1. Siapkan air yang sudah diberi pewarna makanan.
2. Masukkan tabung dengan diameter kecil (bisa
menggunakan sedotan) ke dalam air.
3. Amati perbedaan ketinggian air di dalam tabung dan air
di luar tabung.
4. Celupkan tisu ke dalam air (celupkan hanya sebagian
tisu).
5. Amati peristiwa yang terjadi pada tisu.
E. Pertanyaan percobaan
1. Apa yang terjadi ketika tabung dicelupkan ke dalam air
berwarna? Mengapa bisa demikian?
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
2. Apa yang terjadi pada tisu yang dicelupkan ke dalam air
berwarna? Mengapa bisa demikian?
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
F. Contoh Soal
Suatu tabung berdiameter 0,4 cm jika dimasukkan secara
vertikal ke dalam air, sudut kontaknya 60°. Jika tegangan
permukaan air 0,5 N/m dan g = 10 m/s2, tentukanlah
kenaikan air pada tabung!
..................................................................................................
..................................................................................................
..................................................................................................
..................................................................................................
196
Lampiran 14 Panduan Penggunaan Alat Peraga Seven in One
PANDUAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA
FLUIDA STATIS SEVEN IN ONE
Oleh: Iik Nurul Hikmah
A. Deskripsi alat peraga seven in one
Alat peraga seven in one merupakan alat peraga
fluida statis hasil pengembangan dari alat peraga fluida
statis six in one hasil penelitian dari Riah Elsa Fitri. Alat
peraga fluida statis seven in one dapat digunakan dalam
pembelajaran sebagai media untuk membantu menjelaskan
materi fluida statis. Percobaan yang dapat dilakukan
dengan menggunakan alat peraga fluida statis seven in one
antara lain:
1. Percobaan perbedaan massa jenis cairan
2. Percobaan tekanan hidrostatis
3. Percobaan prinsip Pascal
4. Percobaan hukum Archimedes
5. Percobaan kapilaritas
6. Percobaan viskositas
7. Percobaan tegangan permukaan
B. Bagian-bagian alat peraga seven in one
No Keterangan Gambar
1.
Alat peraga fluida
statis secara
keseluruhan
197
2. Kaki penyangga alat
peraga
3. Tiang penyangga alat
peraga
4.
Tempat bejana
(percobaan tegangan
permukaan, kapilaritas,
dan viskositas)
5. Komponen percobaan
tekanan hidrostatis
6. Komponen percobaan
Hukum Pascal
7. Komponen percobaan
Hukum Archimedes
C. Panduan penggunaan alat peraga seven in one
1. Percobaan perbedaan massa jenis cairan
Percobaan untuk membedakan massa jenis beberapa
cairan dapat dilakukan dengan menggunakan bejana
yang terdapat alat peraga seven in one.
198
2. Percobaan tekanan hidrostatis
Percobaan tekanan hidrostatis dilakukan dengan
menggunakan selang berisi air yang salah satu ujungnya
terhubung dengan corong yang tertutup balon. Dalam
bejana terpisah diisi air kemudian masukkan corong ke
dalam air perlahan sampai terlihat kenaikan air di
dalam selang.
Kenaikan air di dalam selang menunjukkan bahwa balon
mendapatkan tekanan dari air di dalam bejana sehingga
air di dalam selang mengalami kenaikan.
3. Percobaan prinsip Pascal
Percobaan untuk membuktikan prinsip Pascal dilakukan
dengan menggunakan dua buah piston dengan diameter
yang berbeda. Apabila kita menekan salah satu piston
maka piston yang lainnya akan bergerak naik.
Perbedaan tekanan pada piston dapat dirasakan saat
menekan piston berdiameter kecil dan besar secara
bergantian.
4. Percobaan hukum Archimedes
Percobaan archimedes dilakukan dengan menggunakan
bejana yang diisi air kemudian dicelupkan batu yang
digantung pada neraca pegas.
Air yang keluar saat batu dicelupakan kemudian
ditampung dan diukur volumenya.
5. Percobaan kapilaritas
Percobaan kapilaritas dilakukan untuk mengetahui
peristiwa yang berhubungan dengan kapilaritas.
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan wadah
berisi air yang telah diberi pewarna kemudian
dimasukkan pipa kapiler kecil. Kenaikan air pada dinding
pipa kapiler menunjukkan peristiwa kapilaritas.
199
Percobaan kapilaritas juga dapat dilakukan dengan
mencelupkan tissu ke dalam air dan diamati kenaikan
air melalui celah kecil pada tissu tersebut.
6. Percobaan viskositas
Percobaan viskositas dilakukan pada bejana kemudian
diisi dengan air dan air sagu secara bergantian. Sebuah
kelereng dimasukkan ke dalam dua cairan tersebut dan
diamati perbedaan laju kelereng di air dan di air sagu
tersebut.
7. Percobaan tegangan permukaan
Percobaan tegangan permukaan dilakukan pada bejana
yang diisi air. Sebuah silet diletakkan di atas
permukaan air tersebut, kemudian dimasukkan
detergen secara perlahan dan amati keadaan silet
sebelum dan sesudah detergen dimasukkan ke dalam
air.
200
Lampiran 15 Revisi Media Pembelajaran
A. Saran dan Keputusan Revisi
Saran Keputusan
Pipa horisontal diberi katup agar
tidak perlu membongkar alat ketika
dilakukan percobaan Hukum
Pascal
Katup dipasang pada pipa
horisontal
Percobaan tekanan hidrostatis
belum bisa menunjukkan peristiwa
tekanan hidrostatis
Komponen percobaan tekanan
hidrostatis diganti dengan
menggunakan selang dengan
corong yang dicelupkan ke dalam
zat cair
Penyangga akrilik sebaiknya dicat
atau diganti dengan yang biasa
Penyangga akrilik dicat dengan
warna yang sama dengan alat
peraga
Pipa U selalu diisi air ketika
percobaan
Pipa U selalu diisi air
Pipa horisontal diperpanjang
ukurannya
Ukuran pipa horisontal tetap,
karena percobaan tekanan
hidrostatis diganti dengan
komponen lain (tidak melalui pipa
horisontal)
Menghilangkan pembuangan kran Saluran pembuangan tetap
menggunakan kran agar lebih
mudah dalam membuang air setelah
digunakan
Pencantuman skala pada percobaan
tekanan hidrostatis agar tidak perlu
menggunakan penggaris
Skala ditambahkan pada percobaan
tekanan hidrostatis
201
Pada percobaan viskositas dibuat
dua bejana sehingga siswa dapat
mengamati perbedaannya secara
bersamaan
Bejana pada percobaan tetap dibuat
satu karena alat peraga belum
cukup kuat untuk menopang dua
bejana berisi air sekaligus
B. Hasil Revisi Media
No Keterangan Sebelum Sesudah
1. Mengubah
komponen pada
percobaan tekanan
hidrostatis
2. Pemasangan katup
penyambung pipa
3. Tiang penyangga
dicat
202
4. Pemasangan skala
203
Lampiran 16 Surat Keterangan Penelitian
204
205
206
Lampiran 17 Surat Bimbingan Skripsi
207
208
209
210
211
212
213
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Iik Nurul Hikmah, lahir di Brebes pada tanggal 9 Desember 1993. Anak
pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Suhud dan Ibu Aam
Markhamah. Bertempat tinggal di desa Bangbayang RT 02 RW 02,
Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah.
Jenjang pendidikan yang telah ditempuh diantaranya SD Negeri
Bangbayang 1 lulus pada tahun 2006, MTs Negeri Bangbayang lulus
pada tahun 2009, dan SMA Bustanul Ulum NU Bumiayu lulus pada
tahun 2012. Penulis tercatat sebagai mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam,
Program Studi Pendidikan Fisika pada tahun 2012 melalui jalur tes Perguruan Tinggi Agama
Islam Negeri (PTAIN) kemudian lulus pada tahun 2017.