Chapter III XI
Click here to load reader
description
Transcript of Chapter III XI
BAB III
NERACA MASSA
Pra rancangan pabrik pembuatan Pupuk Urea Dari Gas Sintesis dilaksanakan
untuk kapasitas produksi sebesar 120.000 ton/tahun, dengan ketentuan sebagai
berikut:
1 tahun = 330 hari kerja
1 hari kerja = 24 jam
Basis = 1 jam
Maka kapasitas produksi tiap jam adalah:
=jam 24
hari 1xhari 330
tahun1x ton1
kg 1000x tahun1
ton120000 = 15151,5152 kg/jam
Pada proses pembuatan Pupuk Urea Dari Gas Sintesis perubahan massa untuk setiap
komponen terjadi pada alat-alat:
− Reaktor Amonia (R-101)
− Flash Drum (F-101)
− Reaktor Urea (R-201)
− Knock Out Drum (F-201)
− Knock Out Drum (F-202)
− Low Pressure Decomposer (S-201)
− Evaporator I (FE-301)
− Evaporator II (FE-302)
− Prilling Tank (TK-402)
− Screening (C-403)
Perhitungan pada neraca massa untuk setiap alat disajikan dalam Lampiran A,
selanjutnya neraca massa setiap komponen ditampilkan dalam Tabel 3.1 sampai
dengan 3.10.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1 Neraca massa Reaktor Amonia (R-101)
Komponen
Laju Alir Masuk (kg/jam) Laju Alir Keluar (kg/jam)
8 10 11
Nitrogen 31390,0272 - 18834,0152
Hidrogen - 6726,4346 4035,8612
Amonia - - 15280,5860
Total 38116,4618 38116,4618
Tabel 3.2 Neraca massa Flash Drum (F-101)
Komponen
Laju Alir Masuk (kg/jam) Laju Alir Keluar (kg/jam)
12 13 14
Nitrogen 18834,0152 18597,6644 236,3536
Hidrogen 4035,8612 4019,2660 16,5944
Amonia 15280,5860 2246,3783 13000,2060
Total
38116,4618
24863,3087 13253,1531
38116,4618
Tabel 3.3 Neraca massa Reaktor Urea (R-201)
Komponen
Laju Alir Masuk (kg/jam) Laju Alir Keluar (kg/jam)
16 18 21 19
Amonia - 9756,4530 3706,1560 2692,5212
Karbon dioksida 12625,9900 - 4796,2020 3484,4392
Karbamat - - - 4941,5730
Urea - - - 15204,8304
Air - - - 4561,4484
Total
12625,9900 9756,4530 8502,3664
30884,8094 30884,8094
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.4 Neraca massa Knock Out Drum (F-201)
Komponen
Laju Alir Masuk (kg/jam) Laju Alir Keluar (kg/jam)
19 22 24
Amonia 2692,5212 2692,5212 -
Karbon dioksida 3484,4392 3484,4392 -
Karbamat 4941,5730 - 4941,5730
Urea 15204,8304 - 15204,8304
Air 4561,4484 - 4561,4484
Total
30884,8094
6176,9604 24707,8490
30884,8094
Tabel 3.5 Neraca massa Low Pressure Decomposer (S-201)
Komponen
Laju Alir Masuk (kg/jam) Laju Alir Keluar (kg/jam)
24 25
Amonia - 2132,4770
Karbon dioksida - 2759,6760
Karbamat 4561,4490 49,4157
Urea 15204,8304 15204,8300
Air 4561,4490 4561,4490
Total 24707,8500 24707,8500
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.6 Neraca massa Knock Out Drum (F-202)
Komponen
Laju Alir Masuk (kg/jam) Laju Alir Keluar (kg/jam)
25 26 27
Amonia 2132,4770 2132,4770 -
Karbon dioksida 2759,6760 2759,6760 -
Karbamat 49,4157 - 49,4157
Urea 15204,8300 - 15204,8300
Air 4561,4490 - 4561,4490
Total
24707,8500
4892,1530 19815,6970
24707,8500
Tabel 3.7 Neraca massa Evaporator I (FE-301)
Komponen
Laju Alir Masuk (kg/jam) Laju Alir Keluar (kg/jam)
28 29 30
Amonia - - -
Karbon dioksida - - -
Karbamat 49,4130 - 49,4130
Urea 15204,8300 - 15204,8300
Air 4561,4484 2280,7242 2280,7242
Total
19815,6914
2280,7242 17534,9728
19815,6914
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.8 Neraca massa Evaporator II (FE-302)
Komponen
Laju Alir Masuk (kg/jam) Laju Alir Keluar (kg/jam)
31 32 33
Amonia - - -
Karbon dioksida - - -
Karbamat 56,7528 - 49,4130
Urea 15204,8300 - 15204,8300
Air 2280,7242 2567,3274 22,8078
Total
17534,9672
2567,3274 14967,6398
17534,9672
Tabel 3.9 Neraca massa Prilling Tank (TK-402)
Komponen
Laju Alir Masuk (kg/jam) Laju Alir Keluar (kg/jam)
36 42 37
Amonia - - -
Karbon dioksida - - -
Karbamat 49,4130 0,9976 15356,8800
Urea 15204,8300 153,5700 49,4099
Air 22,8078 0,1152 23,0353
Total
15277,0588 152,7692
15429,8200 15429,8200
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.10 Neraca massa Screening (C-403)
Komponen
Laju Alir Masuk (kg/jam) Laju Alir Keluar (kg/jam)
40 41 43
Amonia - - -
Karbon dioksida - - -
Karbamat 56,7528 0,4992 49,4130
Urea 17462,9940 153,5700 15203,3100
Air 26,1936 0,2304 22,8042
Total
15151,5200
152,7692 15277,0588
15151,5200
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
NERACA PANAS
Pada proses pembuatan Pupuk Urea Dari Gas Sintesis perubahan panas untuk
setiap komponen terjadi pada alat-alat:
− Reaktor Amonia (R-101)
− Flash Drum (F-101)
− Reaktor Urea (R-201)
− Knock Out Drum I (F-201)
− Knock Out Drum II (F-202)
− Low Pressure Decomposer (S-201)
− Evaporator I (FE-301)
− Evaporator II (FE-302)
− Mealting Tank (TK-401)
− Prilling Tank (TK-402)
− Heater (E-101)
− Heater (E-102)
− Refrigrator (E-103)
− Heater (E-104)
− Heater (E-201)
− Cooler (E-202)
− Water Condenser (E-301)
− Cooler (E-302)
Perhitungan neraca panas menggunakan basis perhitungan 1 jam dan temperatur
acuan 298,15 K disajikan dalam lampiran B. Sedangkan, neraca panas setiap alur
ditampilkan dalam Tabel 4.1 sampai dengan 4.18.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Neraca Panas Reaktor (R-101)
Komponen Qmasuk (kJ/jam) Qkeluar (kJ/jam)
Umpan 15,2194x107 -
Produk - 6,8520x107
Panas Reaksi - -4,8928x107
Steam - 13,2602x107
Total 15,2194x107 15,2194x107
Tabel 4.2 Neraca Panas Flash Drum (F-101)
Komponen Qmasuk (kJ/jam) Qkeluar (kJ/jam)
Umpan 10,0680x107 -
Produk - -6,8443x106
Air Pendingin 1,6912x107
Total 1,0068x107 1,0068x107
Tabel 4.3 Neraca Panas Reaktor (R-201)
Komponen Qmasuk (kJ/jam) Qkeluar (kJ/jam)
Umpan 1,0720x107 -
Produk - 1,1631x107
Panas reaksi - -3,3502x107
Pendingin - 3,2591x107
Total 1,0720x107 1,0720x107
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Neraca Panas KO Drum (F-201)
Komponen Qmasuk (kJ/jam) Qkeluar (kJ/jam)
Umpan 11,6305 x106 -
Produk - 12,1155 x106
Total 0,4850 x106 -
12,1155 x106 12,1155 x106
Tabel 4.5 Neraca Panas Low Pressure Decomposer (S-201)
Komponen Q masuk (kJ/jam) Q keluar (kJ/jam)
Umpan 31,2961 x106 -
Produk - 2,5508x106 -
Panas reaksi - 9,3756x106
Steam - 19,3697 x106
Total 31,2961 x106 31,2961 x 106
Tabel 4.6 Neraca Panas KO Drum (F-202)
Komponen Qmasuk (kJ/jam) Qkeluar (kJ/jam)
Umpan 2,5508x106 -
Produk - 2,5508x106
Total 2,5508x106 2,5508x106
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Neraca Panas Evaporator I (FE-301)
Komponen Qmasuk (kJ/jam) Qkeluar (kJ/jam)
Umpan 2,2366x106 -
Produk - 10,1774x106
Steam 7,9408x106 -
Total 10,1774x106 10,1774x106
Tabel 4.8 Neraca Panas Evaporator II (FE-302)
Komponen Qmasuk (kJ/jam) Qkeluar (kJ/jam)
Umpan 4,1823x106 -
Produk - 10,1617x106
Steam 5,9794x106 -
Total 10,1617x106 10,1617x106
Tabel 4.9 Neraca Panas Melting Tank (TK-401)
Komponen Qmasuk (kJ/jam) Qkeluar (kJ/jam)
Umpan 4,0719x106 -
Produk - 5,3383x106
Steam 1,2664x106 -
Total 5,3383x106 5,3383x106
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.10 Neraca Panas Prilling Tower (TK-402)
Komponen Qmasuk (kJ/jam) Qkeluar (kJ/jam)
Umpan 6,2194x106 -
Udara masuk 0,8811 x106 -
Produk - 0,0038 x106
Udara keluar - 6,9846 x106
Total 6,9884 x106 6,9884 x106
Tabel 4.11 Neraca panas Heater (E-101)
Komponen Qmasuk (kJ/jam) Qkeluar (kJ/jam)
Umpan 0,1632x106 -
Produk - 14,3652 x106
Steam 14,2020 x 106 -
Total 14,3652 x106 14,3652 x106
Tabel 4.12 Neraca panas Heater (E-102)
Komponen Qmasuk (kJ/jam) Qkeluar (kJ/jam)
Umpan 0,0486 x107 -
Produk - 4,5943 x107
Steam 4,5457 x 107 -
Total 4,5943 x107 4,5943 x107
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.13 Neraca Panas Refrigrator (E-103)
Komponen Qmasuk (kJ/jam) Qkeluar (kJ/jam)
Umpan 6,8520x107 -
Produk - 1,0068x107
Pendingin - 5,8452x107
Total 6,8520x107 6,8520x107
Tabel 4.14 Neraca Panas Heater (E-104)
Komponen Qmasuk (kJ/jam) Qkeluar (kJ/jam)
Umpan -1,6438x106 -
Produk - 1,9915x107
Steam 1,8271x107 -
Total 1,9915x107 1,9915x107
Tabel 4.15 Neraca panas Heater (E-201)
Komponen Qmasuk (kJ/jam) Qkeluar (kJ/jam)
Umpan 0,0535 x105 -
Produk - 1,8243 x106
Steam 1,7708 x106 -
Total 1,8243 x106 1,8243 x106
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.16 Neraca Panas Heater (E-202)
Komponen Qmasuk (kJ/jam) Qkeluar (kJ/jam)
Umpan 1,3093x106 -
Produk - 2,100x106
Pendingin - 0,7907x106
Total 1,3093x106 1,3093x107
Tabel 4.17 Neraca Panas Water Condenser (E-301)
Komponen Q masuk (kJ/jam) Q keluar (kJ/jam)
Umpan 12,0573 x106 -
Produk - 10,2513 x106
Pendingin - -1,8059 x106
Total 12,0573 x106 12,0573 x106
Tabel 4.18 Neraca panas Cooler (E-302)
Komponen Qmasuk (kJ/jam) Qkeluar (kJ/jam)
Umpan 6,9825 x106 -
Produk - 8,8114 x105
Pendingin - 61,0139 x105
Total 6,9825 x106 6,9825 x106
Universitas Sumatera Utara
BAB V
SPESIFIKASI PERALATAN
5.1 Tangki Penyimpanan Nitrogen (TK – 101)
Fungsi : Menyimpan nitrogen umpan
Bahan konstruksi : Low alloy steel SA – 285 Grade C
Bentuk : Silinder vertikal dengan alas dan tutup hemispherical
Jenis sambungan : Double welded butt joints
Jumlah : 8 unit
Kondisi operasi : Tekanan = 150 atm
Temperatur = 300C
Ukuran : – Shell
- Diameter = 9,1905 m
- Tinggi = 11,4878 m
- Tebal = 26 in
– Tutup
- Diameter = 9,1905 m
- Tinggi = 2,2975 m
- Tebal = 26 in
5.2. Tangki Penyimpanan Hidrogen (TK– 102)
Fungsi : Menyimpan kebutuhan hidrogen
Bahan konstruksi : Low alloy Steel SA – 318
Bentuk : Silinder vertikal dengan alas dan tutup hemispherical
Jenis sambungan : Double welded butt joints
Jumlah : 3 unit
Kondisi operasi : Tekanan = 150 atm
Temperatur = 30 0C
Ukuran : – Shell
- Diameter = 7,0863 m
Universitas Sumatera Utara
- Tinggi = 8,8578 m
- Tebal = 10 in
– Tutup
- Diameter = 7,0863 m
- Tinggi = 1,7715 m
- Tebal = 10 in
-
5.3. Tangki Penyimpanan Fuel Gas (TK– 103)
Fungsi : Menyimpan gas hasil dari flash drum (F-101)
Bahan konstruksi : High alloy Steel SA – 318
Bentuk : Silinder vertikal dengan alas dan tutup hemispherical
Jenis sambungan : Double welded butt joints
Jumlah : 4 unit
Kondisi operasi : Tekanan = 19 atm
Temperatur = -35 0C
Ukuran : – Shell
- Diameter = 8,9124 m
- Tinggi = 11,1405 m
- Tebal = 1/ 2 in
– Tutup
- Diameter = 8,9124 m
- Tinggi = 2,2281 m
- Tebal = 1/2 in
5.4. Tangki Penyimpanan Amonia (TK– 104)
Fungsi : Menyimpan kebutuhan hidrogen gas
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA – 283 Grade C
Bentuk : Silinder vertikal dengan alas dan tutup ellipsoidal.
Jenis sambungan : Double welded butt joints
Jumlah : 5 unit
Universitas Sumatera Utara
Kondisi operasi : Tekanan = 150 atm
Temperatur =182 0C
Ukuran : – Shell
- Diameter = 9,8464 m
- Tinggi = 12,3080 m
- Tebal = 12 ¾ in
– Tutup
- Diameter = 9,8464 m
- Tinggi = 2,4616 m
- Tebal = 12 ¾ in
5.5. Tangki Penyimpanan Karbondioksida (TK– 201)
Fungsi : Menyimpan gas karbondioksida
Bahan konstruksi : Low alloy Steel SA -318
Bentuk : Silinder vertikal dengan alas dan tutup hemispherical
Jenis sambungan : Double welded butt joints
Jumlah : 4unit
Kondisi operasi : Tekanan = 150 atm
Temperatur = 300C
Ukuran : – Shell
- Diameter = 10,8772 m
- Tinggi = 13,5965 m
- Tebal = 14 in
– Tutup
- Diameter = 10,8772 m
- Tinggi = 2,7193 m
- Tebal = 14 in
5.6. Reaktor Amonia (R-101)
Fungsi : mereaksikan nitrogen dan hydrogen untuk memproduksi
amonia
Universitas Sumatera Utara
Type Reaktor : Fixed bed ellipsoidal
Bentuk : silinder tegak dengan tutup atas dan bawah elipsoidal
Bahan konstruksi : Low alloy steel, SA-318
Volume reaktor : 26,8080 m3
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Tekanan = 150 atm
Temperatur = 7230K
Ukuran : -. Silinder
- Diameter = 2,5714 m
- Tinggi = 3,8571 m
- Tebal = 6 in
5.7. Flash Drum (F-101)
Fungsi : Memisahkan fasa cair ammonia dari campuran fasa gasnya
Bentuk :Silinder tegak dengan alas dan tutup ellipsoidal
Bahan konstruksi : Stainless Steel SA–283 grade C
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Temperatur : -35 0C
Tekanan :19 atm
Ukuran : -. Silinder
- Diameter = 11,9144 m
- Tinggi = 17,8716 m
- Tebal = 4,5 in
-. Tutup
- Diameter = 11,9144 m
- Tinggi = 2,9786 m
- Tebal = 4,5 in
5.8 Reaktor Urea (R-201)
Fungsi : tempat terjadinya reaksi menghasilkan urea,produk samping
air dan produk antara karbamat.
Bahan konstruksi : Low alloy steel, SA-285,grade C
Universitas Sumatera Utara
Volume reaktor : 107,1714 m3
Jumlah : 1 unit
Temperatur : 182 0C
Tekanan :150 atm
Diameter tutup : 4,4164 m
Tinggi tangki : 6,9215 m
5.9 KO Drum (F-201)
Fungsi : untuk memisahkan campuran gas dan liquid yang keluar
dari reaktor urea (R-201)
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup ellipsoidal
Bahan konstruksi: Carbon Steel SA–285 grade C
Jumlah : 1 unit
Temperatur :1900C
Tekanan :150 kPa
Diameter tangki :0,4673 m
Tinggi cairan : 3,7624 m
Panjang kolom : 5,4387 m
Tebal Shell : 4 in
5.10 Low Pressure Decomposer (S-201)
Fungsi : Tempat terjadinya reaksi dekomposisi karbamat menjadi
amonia dan karbon dioksida.
Bentuk : Tangki silinder tegak, tutup atas tangki ellipsoidal dan
dilengkapi pipa pendingin
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA–285 grade C
Jumlah : 1 unit
Diameter : 3,4560 m
Tinggi Tangki : 4,3201 m
Jumlah pipa :92 buah
Universitas Sumatera Utara
5.11 KO Drum –II (F-202)
Fungsi : untuk memisahkan campuran gas dan liquid yang keluar dari
LPD (S-201)
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup ellipsoidal
Bahan konstruksi: Carbon Steel SA–283 grade C
Jumlah : 1 unit
Temperatur :700C
Tekanan :20 atm
Diameter tangki : 0,6155 m
Tinggi cairan : 1,7378 m
Tebal Shell : 2 in
5.12 Evaporator I (FE-301)
Fungsi : untuk menaikkan konsentrasi larutan urea dengan menguapkan
air.
Bentuk : Long-tube Vertical Evaporator
Tipe : Single Effect Evaporator
Jenis : 1-2 shell and tube exchanger
Dipakai : 1 ½ in OD Tube 18 BWG, panjang = 16ft
Universitas Sumatera Utara
IX-52
5.13 Evaporator II (FE-302)
Fungsi : untuk meningkatkan konsentrasi larutan urea dengan menguapkan
air.
Bentuk : Long-tube Vertical Evaporator
Tipe : Single Effect Evaporator
Jenis : 2-4 shell and tube exchanger
Dipakai : 1 ¼ in OD Tube 18 BWG, panjang = 12 ft
Jumlah : 1 unit
5.14 Heater Nitrogen (E-101)
Fungsi : untuk menaikkan suhu nitrogen sebelum masuk reactor ammonia
(R-101)
Bentuk : Horizontal Heater
Jenis : 2-4 shell and tube exchanger
Dipakai : 0,75 in OD Tube 16 BWG, panjang = 20 ft
Jumlah : 1 unit
5.15 HeaterHidrogen (E-102)
Fungsi : untuk menaikkan suhu hidrogen sebelum masuk reactor ammonia
(R-101)
Bentuk : Horizontal Heater
Jenis : 2-4 shell and tube exchanger
Dipakai :0,75 in OD Tube 14 BWG, panjang = 16ft
Jumlah : 1 unit
5.16 Condensor Amonia (E-103)
Fungsi : untuk mendinginkan ammonia sebelum masuk ke flash drum (F-101)
Bentuk : Horizontal condensor
Jenis : 2-4 shell and tube exchanger
Dipakai :0,75 in OD Tube 14 BWG, panjang = 16 ft
Jumlah : 1 unit
Universitas Sumatera Utara
IX-53
5.17 Heat Exchanger (E-104)
Fungsi : memanaskan campuran amonia sebelum masuk reaktor urea
(R-201)
Bentuk : Horizontal Heater
Jenis : 1-2 shell and tube exchanger
Dipakai :0,75 in OD Tube 18 BWG, panjang = 20 ft
Jumlah : 1 unit
5.18 Heater Karbondioksida (E-201)
Fungsi : untuk menaikkan suhu karbondioksida sebelum masuk reactor urea
(R-201)
Bentuk : Horizontal Heater
Jenis : 2-4 shell and tube exchanger
Dipakai :0,75 in OD Tube 16 BWG, panjang = 16ft
Jumlah : 1 unit
5.19 Heater (E-202)
Fungsi : untuk menaikkan produk yang keluar dari KO-drum (F-201)
Bentuk : Horizontal heater
Jenis :2-4 shell and tube exchanger
Dipakai :0,75 in OD Tube 16 BWG, panjang = 20ft
Jumlah : 1 unit
5.20 Cooler (E-203)
Fungsi : untuk mendinginkan produk yang dihasilkan dari KO dum-I (F-201)
dan KO drum-II (F-202) yang akan direcycle ke reactor urea (R-201)
Bentuk : Horizontal Cooler
Jenis : 2-4 shell and tube exchanger
Dipakai :1 ¼ in OD Tube 17 BWG, panjang = 8ft
Jumlah : 1 unit
Universitas Sumatera Utara
IX-54
5.21 Kondensor (E-301)
Fungsi : menkondensasikan uap air yang keluar dari evaporator-I (Fe-
301) dan evaporator-II (FE-302)
Jenis : 2-4 shell and tube exchanger
Dipakai : 0,75 in OD tube 18 BWG, panjang = 20 ft
Jumlah : 1 unit
5.22 Air Cooler (E-302)
Fungsi : untuk mendinginkan udara yang keluar dari prilling tower (T-302)
Jenis : 2-4 Shell and Tube Exchanger
Dipakai : 0,75 in OD, 10BWG, panjang = 20 ft
Jumlah : 1 unit
5.23 Melting Tank (TK-401)
Fungsi : Melelehkan urea yang keluar dari Evaporator II (FE-202)
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup datar yang dilengkapi
dengan pengaduk dan koil pemanas
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA–283 grade C
Jumlah : 1 unit
Diameter : 2,2531 m
Tinggi cairan : 3,3797 m
Daya pengaduk : 5 hp
Jumlah lilitan koil : 6 lilitan
5.24 Prilling Tower (TK-402)
Fungsi : Membentuk partikel-partikel urea yang keluar dari melting
tank (TK-401) dengan bantuan udara pendingin dari air
cooler (E-302)
Bentuk : Silinder tegak dengan alas konus dan tutup datar dilengkapi
dengan prills device
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA–283 grade C
Jumlah : 1 unit
Universitas Sumatera Utara
IX-55
Diameter : 2,1308 m
Tebal tangki : 1/5 in
5.25 Hopper (TK-403)
Fungsi : Menampung partikel urea yang tidak seragam.
Bentuk : Silinder tegak dengan alas konus dan tutup datar
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA–283 grade C
Jumlah : 1 unit
Diameter : 0,6141 m
Tebal shell : 1/5 in
5. 26 Belt Conveyor I (C-402)
Fungsi : Mengangkut urea padat dari prilling tower (TK-402) menuju
screening (C-403)
Jenis : horizontal belt conveyor
Bahan konstruksi : carbon steel
Jumlah : 1 unit
Daya conveyor : ½ hp
5.27 Screening (C-403)
Fungsi : Mengayak partikel urea yang keluar dari prilling tower (TK-
402) yang diangkut belt conveyor I (C-402) agar mempunyai
diameter partikel yang seragam.
Bentuk : Sieve Tray, Tyler Standart Screen
Bahan konstruksi : Carbon steel
Jumlah : 1 unit
ayakan dengan spesifikasi :
• ukuran 9 mesh
• bukaan ayakan 3 mm
• nominal diameter kawat 0,9 mm
Universitas Sumatera Utara
IX-56
• Dpi = 3 mm + 0,9 mm =3,9 mm
5. 28 Belt Conveyor II (C-404)
Fungsi : Mengangkut urea padat dari screening (C-403) menuju
gudang (TK-404)
Jenis : horizontal belt conveyor
Bahan konstruksi : carbon steel
Jumlah : 1 unit
Daya conveyor : ½ hp
5.29 Gudang Penyimpanan Urea (TK-404)
Fungsi : Menyimpan produk urea
Bentuk bangunan : Gedung berbentuk persegi-panjang ditutup atap
Bahan konstruksi : Dinding : batu-bata
Lantai : aspal
Atap : asbes
Jumlah : 2 unit
Temperatur = 30°C
Tekanan = 1 atm
Kebutuhan = 7 hari = 168 jam
Panjang = 14,60 m
Lebar = 20 m
Tinggi = 10 m
5.30 Bucket Elevator (C-401)
Fungsi : Pengangkutan produk urea
Jumlah : 3 unit
Panjang elevator : 7,62 m = 25 ft
Daya : 1,3639 hp
Universitas Sumatera Utara
IX-57
5.31 Kompresor Nitrogen (JC – 101)
Fungsi : Menaikkan tekanan udara sebelum dimasukkan ke
reactor (R-101).
Jenis : Reciprocating compressor
Daya motor : 33 hp
Jumlah : 1 unit dengan 1 stages
Diameter dalam (ID) : 5,047 in = 0,4206 ft
Diameter luar (OD) : 5,563 in = 0,4636 ft
Luas penampang (A) : 0,139 ft2
5.32 Kompresor Hidrogen (JC – 102)
Fungsi : Menaikkan tekanan udara sebelum dimasukkan ke
reactor (R-101).
Jenis : Reciprocating compressor
Daya motor : 6 hp
Jumlah : 1 unit dengan 1 stages
Diameter dalam (ID) : 2,469 in = 0,2058 ft
Diameter luar (OD) : 2,875 in = 0,2396 ft
Luas penampang (A) : 0,0332 ft2
5.33 Kompresor Karbondioksida (JC – 201)
Fungsi : Menaikkan tekanan karbondioksida sebelum
dimasukkan ke reactor (R-201).
Jenis : Reciprocating compressor
Daya motor : 4573 hp
Jumlah : 1 unit dengan 1 stages
Diameter dalam (ID) : 21,564 in = 0,333 ft
Diameter luar (OD) : 14 in = 1,1667 ft
Luas penampang (A) : 0,1733 ft2
Universitas Sumatera Utara
IX-58
5.34 Ekspander (JC – 103)
Fungsi : Menurunkan tekanan amonia sebelum dimasukkan ke
flash drum (F-101).
Jenis : Reciprocating compressor
Daya motor : 638 hp
Jumlah : 1 unit dengan 1 stages
Diameter dalam (ID) : 12,814 in = 0,3333 ft
Diameter luar (OD) : 14 in = 0,375 ft
Luas penampang (A) : 0,1733 ft2
5.35 Kompresor Amonia (JC–202)
Fungsi : Menaikkan tekanan amonia sebelum dimasukkan ke
reaktor (R-201).
Jenis : Reciprocating compressor
Daya motor : 35 hp
Jumlah : 1 unit dengan 1 stages
Diameter dalam (ID) : 4,8130 in = 0,4011 ft
Diameter luar (OD) : 5,5630 in = 0,4636 ft
Luas penampang (A) : 0,1263 ft2
5.36 Kompresor Amonia dan Karbon dioksida (JC–203)
Fungsi : Menaikkan tekanan produk sebelum dimasukkan ke
reaktor (R-201).
Jenis : Reciprocating compressor
Daya motor : 29hp
Jumlah : 1 unit dengan 1 stages
Diameter dalam (ID) : 6,0650 in = 0,5054 ft
Diameter luar (OD) : 6,625 in = 0,5521 ft
Luas penampang (A) : 0,0387 ft2
Universitas Sumatera Utara
IX-59
5.37 Pompa Keluaran Reaktor Urea (J-201)
Fungsi : Memompa larutan urea keluar dari reaktor (R-201) menuju KO drum (F-201)
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Daya : 1,1803 hp
5.38 Pompa Keluaran KO drum-I (J-202)
Fungsi : Memompa larutan urea keluar dari KO drum (F-201) menuju
LPD (S-201)
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Daya : 0,9474 hp
5.39 Pompa Keluaran KO drum-II (J-301)
Fungsi : Memompa larutan urea keluar dari KO drum-II (F-202) menuju Evaporator-I (FE-301)
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Daya : 0,6030 hp
5.40 Pompa Keluaran LPD (J-203)
Fungsi : Memompa larutan urea keluar dari LPD menuju KO drum-II (F-202)
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Daya : 0,7430 hp
Universitas Sumatera Utara
IX-60
5.41 Pompa Keluaran Evaporator -I (J-302)
Fungsi : Memompa larutan urea keluar dari evaporator-I (FE-301) menuju evaporator-II (FE-302)
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Daya : 0,5118 hp
5.42 Pompa Keluaran Evaporator-II (J-303)
Fungsi : Memompa larutan urea keluar dari evaporator-II (FE-302) menuju melting tank (TK-401)
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah `: 1 unit
Daya : 0,4858 hp
5.43 Blower (B-101)
Fungsi : Memompa nitrogen dari tangki penyimpanan
(TK-101) ke Reaktor Amonia (R-101)
Jenis : blower sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : carbon steel
Daya : 1 hp.
5.44 Blower (B-102)
Fungsi : memompa hidrogen dari tangki penyimpanan
(TK-102) ke Reaktor Amonia (R-101)
Jenis : blower sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Universitas Sumatera Utara
IX-61
Bahan konstruksi : carbon steel
Daya : 2 hp.
5.45 Blower (B-201)
Fungsi : memompa karbondioksida dari tangki penyimpanan
(TK-201) ke Reaktor Urea (R-201)
Jenis : blower sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : carbon steel
Daya : 1/2 hp.
5. 46 Blower (B-301)
Fungsi : Memompa udara dingin dari priling tower (TK-402)
ke air cooler (E-302) ke proses
Jenis : blower sentrifugal
Jumlah : 5 unit
Bahan konstruksi : carbon steel
Daya : 17 hp.
Universitas Sumatera Utara
IX-62
BAB VI INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
6.1 Instrumentasi
Pengoperasian suatu pabrik kimia harus memenuhi beberapa persyaratan
yang ditetapkan dalam perancangannya. Persyaratan tersebut meliputi keselamatan,
spesifikasi produk, peraturan mengenai lingkungan hidup, kendala operasional, dan
faktor ekonomi. Pemenuhan persyaratan tersebut berhadapan dengan keadaan
lingkungan yang berubah-ubah, yang dapat mempengaruhi jalannya proses atau yang
disebut disturbance (gangguan) (Stephanopoulus, 1984). Adanya gangguan tersebut
menuntut penting dilakukannya pemantauan secara terus-menerus maupun
pengendalian terhadap jalannya operasi suatu pabrik kimia untuk menjamin
tercapainya tujuan operasional pabrik. Pengendalian atau pemantauan tersebut
dilaksanakan melalui penggunaan peralatan dan engineer (sebagai operator terhadap
peralatan tersebut) sehingga kedua unsur ini membentuk satu sistem kendali terhadap
pabrik.
Instrumentasi adalah peralatan yang dipakai di dalam suatu proses kontrol
untuk mengatur jalannya suatu proses agar diperoleh hasil sesuai dengan yang
diharapkan. Fungsi instrumentasi adalah sebagai pengontrol, penunjuk, pencatat, dan
pemberi tanda bahaya. Peralatan instrumentasi biasanya bekerja dengan tenaga
mekanik atau tenaga listrik dan pengontrolannya dapat dilakukan secara manual atau
otomatis. Penggunaan instrumen pada suatu peralatan proses tergantung pada
pertimbangan ekonomi dan sistem peralatan itu sendiri. Pada pemakaian alat-alat
instrumen juga harus ditentukan apakah alat-alat tersebut dipasang diatas papan
instrumen dekat peralatan proses (kontrol manual) atau disatukan dalam suatu ruang
kontrol yang dihubungkan dengan bangsal peralatan (kontrol otomatis)
(Timmerhaus, 2004).
Universitas Sumatera Utara
IX-63
Variabel-variabel proses yang biasanya dikontrol/diukur oleh instrumen
adalah:
1. Variabel utama, seperti temperatur, tekanan, laju alir, dan level cairan.
2. Variabel tambahan, seperti densitas, viskositas, panas spesifik, konduktivitas, pH,
humiditas, titik embun, komposisi kimia, kandungan kelembaban, dan variabel
lainnya.
Pada dasarnya sistem pengendalian terdiri dari :
1. Elemen Perasa / sensing (Primary Element)
Elemen yang merasakan (menunjukkan) adanya perubahan dari harga variabel
yang diukur.
2. Elemen pengukur (measuring element)
Elemen pengukur adalah suatu elemen yang sensitif terhadap adanya perubahan
temperatur, tekanan, laju aliran, maupun tinggi fluida. Perubahan ini merupakan
sinyal dari proses dan disampaikan oleh elemen pengukur ke elemen pengontrol.
3. Elemen pengontrol (controlling element)
Elemen pengontrol yang menerima sinyal kemudian akan segera mengatur
perubahan-perubahan proses tersebut sama dengan nilai set point (nilai yang
diinginkan). Dengan demikian elemen ini dapat segera memperkecil ataupun
meniadakan penyimpangan yang terjadi.
4. Elemen pengontrol akhir (final control element)
Elemen ini merupakan elemen yang akan mengubah masukan yang keluar dari
elemen pengontrol ke dalam proses sehingga variabel yang diukur tetap berada
dalam batas yang diinginkan dan merupakan hasil yang dikehendaki.
Pengendalian peralatan instrumentasi dapat dilakukan secara otomatis dan semi otomatis. Pengendalian secara otomatis adalah pengendalian
Universitas Sumatera Utara
IX-64
yang dilakukan dengan mengatur instrumen pada kondisi tertentu, bila terjadi penyimpangan variabel yang dikontrol maka instrumen akan bekerja sendiri untuk mengembalikan variabel pada kondisi semula, instrumen ini bekerja sebagai controller. Pengendalian secara semi otomatis adalah pengendalian yang mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada variabel yang dikontrol. Untuk mengubah variabel-variabel ke nilai yang diinginkan dilakukan usaha secara manual, instrumen ini bekerja sebagai pencatat (recorder).
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam instrumen-instrumen adalah:
1. Range yang diperlukan untuk pengukuran
2. Level instrumentasi
3. Ketelitian yang dibutuhkan
4. Bahan konstruksinya
5. Pengaruh pemasangan instrumentasi pada kondisi proses
Alat-alat kontrol yang biasa dipakai pada peralatan proses antara lain :
1. Temperature Controller (TC)
Adalah alat/instrumen yang digunakan sebagai alat pengatur suhu atau pengukur
sinyal mekanis atau listrik. Pengaturan temperatur dilakukan dengan mengatur
jumlah material proses yang harus ditambahkan/dikeluarkan dari dalam suatu
proses yang sedang bekerja.
Prinsip kerja:
Universitas Sumatera Utara
IX-65
Rate fluida masuk atau keluar alat dikontrol oleh diafragma valve. Rate fluida ini
memberikan sinyal kepada TC untuk mendeteksi dan mengukur suhu sistem pada
set point.
2. Pressure Controller (PC)
Adalah alat/instrumen yang dapat digunakan sebagai alat pengatur tekanan atau
pengukur tekanan atau pengubah sinyal dalam bentuk gas menjadi sinyal
mekanis. Pengatur tekanan dapat dilakukan dengan mengatur jumlah uap/gas
yang keluar dari suatu alat dimana tekanannya ingin dideteksi.
Prinsip kerja:
Pressure Controller (PC) akibat tekanan uap keluar akan membuka/menutup
diafragma valve. Kemudian valve memberikan sinyal kepada PC untuk mengukur
dan mendeteksi tekanan pada set point.
3. Flow Controller (FC)
Adalah alat/instrumen yang bisa digunakan untuk mengatur kecepatan aliran
fluida dalam pipa line atau unit proses lainnya. Pengukuran kecepatan aliran
fluida dalam pipa biasanya diatur dengan mengatur output dari alat, yang
mengakibatkan fluida mengalir dalam pipa line.
Prinsip kerja:
Kecepatan aliran diatur oleh regulating valve dengan mengubah tekanan
discharge dari pompa. Tekanan discharge pompa melakukan bukaan/tutupan
valve dan FC menerima sinyal untuk mendeteksi dan mengukur kecepatan aliran
pada set point.
4. Level Controller (LC)
Adalah alat/instrumen yang dipakai untuk mengatur ketinggian (level) cairan
dalam suatu alat dimana cairan tersebut bekerja. Pengukuran tinggi permukaan
cairan dilakukan dengan operasi dari sebuah control valve, yaitu dengan
mengatur rate cairan masuk atau keluar proses.
Prinsip kerja :
Jumlah aliran fluida diatur oleh control valve. Kemudian rate fluida melalui
valve ini akan memberikan sinyal kepada LC untuk mendeteksi tinggi permukaan
pada set point.
Hal-hal yang diharapkan dari pemakaian alat-alat instrumentasi adalah:
Universitas Sumatera Utara
IX-66
Kualitas produk dapat diperoleh sesuai dengan yang diinginkan
Pengoperasian sistem peralatan lebih mudah
Sistem kerja lebih efisien
Penyimpangan yang mungkin terjadi dapat diketahui dengan cepat
Beberapa syarat penting yang harus diperhatikan dalam perancangan pabrik
antara lain :
1. Tidak boleh terjadi konflik antar unit, di mana terdapat dua pengendali pada satu
aliran.
2. Penggunaan supervisory computer control untuk mengkoordinasikan tiap unit
pengendali.
3. Control valve yang digunakan sebagai elemen pengendali akhir memiliki opening
position 70 %.
4. Dilakukan pemasangan check valve pada pompa dengan tujuan untuk
menghindari fluida kembali ke aliran sebelumnya. Check valve yang dipasangkan
pada pipa tidak boleh lebih dari satu dalam one dependent line. Pemasangan
check valve diletakkan setelah pompa.
5. Seluruh pompa yang digunakan dalam proses diletakkan di permukaan tanah
dengan pertimbangan syarat safety dari kebocoran.
6. Pada perpipaan yang dekat dengan alat utama dipasang flange dengan tujuan
untuk mempermudah pada saat maintenance.
Tabel 6.1 Daftar Instrumentasi pada Pabrik Pembuatan Pupuk Urea dari Gas Sintetis
NO Nama Alat Jenis Instrumen 1. Tangki Level Indicator (LI)
2. Reaktor Temperature Controller (TC)
Pressure Controller (PC)
Level Controller (LC)
Flow Controller (FC)
3. Flash drum Pressure Indicator (PI)
Temperature Controller (TC)
Level Controller (LC)
4. LPD Temperature Controller (TC)
Universitas Sumatera Utara
IX-67
Pressure Controller (PC)
5. KO-drum Level Controller (LC)
Pressure Controller (PC)
6. Evaporator Pressure Indicator (PI)
Temperature Controller (TC)
7. Prilling tower Pressure Indicator (PI)
Temperature Controller (TC)
8. Mealting tank Temperature Controller (TC)
Level Controller (LC)
9. Kompressor Pressure Controller (PC)
10. Expander Pressure Controller (PC)
11. Heater/Cooler Temperature Controller (TC)
12. Pompa Flow Controller (FC)
6.2 Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan bagian dari kelangsungan produksi pabrik, oleh karena itu aspek ini harus diperhatikan secara serius dan terpadu. Untuk maksud tersebut perlu diperhatikan cara pengendalian keselamatan kerja dan keamanan pabrik pada saat perancangan dan saat pabrik beroperasi.
Statistik menunjukkan bahwa angka kecelakan rata-rata dalam pabrik kimia
relatif tidak begitu tinggi. Tetapi situasi beresiko memiliki bentuk khusus, misalnya
reaksi kimia yang berlangsung tanpa terlihat dan hanya dapat diamati dan
dikendalikan berdasarkan akibat yang akan ditimbulkannya. Kesalahan-kesalahan
dalam hal ini dapat mengakibatkan kejadian yang fatal.
Universitas Sumatera Utara
IX-68
Sebagai pedoman pokok dalam usaha penanggulangan masalah kerja, Pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan Undang-Undang Keselamatan Kerja pada tanggal No 1 tanggal 12 Januari 1970. Semakin tinggi tingkat keselamatan kerja dari suatu pabrik maka makin meningkat pula aktivitas kerja para karyawan. Hal ini disebabkan oleh keselamatan kerja yang sudah terjamin dan suasana kerja yang menyenangkan.
Untuk mencapai hal tersebut adalah menjadi tanggung jawab dan kewajiban para perancang untuk merencanakannya. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan pabrik untuk menjamin adanya keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
- Penanganan dan pengangkutan bahan harus seminimal mungkin.
- Adanya penerangan yang cukup dan sistem pertukaran udara yang baik.
- Jarak antar mesin dan peralatan lain cukup luas.
- Setiap ruang gerak harus aman dan tidak licin.
- Setiap mesin dan peralatan lainnya harus
Universitas Sumatera Utara
IX-69
dilengkapi alat pencegah kebakaran.
- Tanda-tanda pengaman harus dipasang pada setiap tempat yang berbahaya.
- Penyediaan fasilitas pengungsian bila terjadi kebakaran.
Pada pra rancangan pabrik pembuatan propilen glikol dari gliserol ini, usaha-
usaha pencegahan terhadap bahaya-bahaya yang mungkin terjadi dilakukan dengan
cara :
1. Pencegahan terhadap kebakaran
• Memasang sistem alarm pada tempat yang strategis dan penting, seperti
power station, laboratorium dan ruang proses.
• Mobil pemadam kebakaran harus selalu dalam keadaan siap siaga di fire
station.
• Fire hydrant ditempatkan di daerah storage, proses, dan perkantoran.
• Fire extinguisher disediakan pada bangunan pabrik untuk memadamkan api
yang relatif kecil.
• Gas detector dipasang pada daerah proses, storage, dan daerah perpipaan dan
dihubungkan dengan gas alarm di ruang kontrol untuk mendeteksi kebocoran
gas.
• Smoke detector ditempatkan pada setiap sub-stasiun listrik untuk mendeteksi
kebakaran melalui asapnya.
2. Memakai peralatan perlindungan diri
Di dalam pabrik disediakan peralatan perlindungan diri, seperti :
• Pakaian kerja
Pakaian luar dibuat dari bahan-bahan seperti katun, wol, serat, sintetis, dan
asbes. Pada musim panas sekalipun tidak diperkenankan bekerja dengan
keadaan badan atas terbuka.
• Sepatu pengaman
Universitas Sumatera Utara
IX-70
Sepatu harus kuat dan harus dapat melindungi kaki dari bahan kimia dan
panas. Sepatu pengaman bertutup baja dapat melindungi kaki dari bahaya
terjepit. Sepatu setengah tertutup atau bot dapat dipakai tergantung pada jenis
pekerjaan yang dilakukan.
• Topi pengaman
Topi yang lembut baik dari plastik maupun dari kulit memberikan
perlindungan terhadap percikan-percikan bahan kimia, terutama apabila
bekerja dengan pipa-pipa yang letaknya lebih tinggi dari kepala, maupun
tangki-tangki serta peralatan lain yang dapat bocor.
• Sarung tangan
Dalam menangani beberapa bahan kimia yang bersifat korosif, maka para
operator diwajibkan menggunakan sarung tangan untuk menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan.
• Masker
Berguna untuk memberikan perlindungan terhadap debu-debu yang
berbahaya ataupun uap bahan kimia agar tidak terhirup.
3. Pencegahan terhadap bahaya mekanis
• Sistem ruang gerak karyawan dibuat cukup luas dan tidak menghambat
kegiatan kerja karyawan.
• Alat-alat dipasang dengan penahan yang cukup kuat
• Peralatan yang berbahaya seperti ketel uap bertekanan tinggi, reaktor
bertekanan tinggi dan tangki gas bertekanan tinggi, harus diberi pagar
pengaman
4. Pencegahan terhadap bahaya listrik
• Setiap instalasi dan alat-alat listrik harus diamankan dengan pemakaian
sekering atau pemutus hubungan arus listrik secara otomatis lainnya.
• Sistem perkabelan listrik harus dipasang secara terpadu dengan tata letak
pabrik, sehingga jika ada perbaikan dapat dilakukan dengan mudah
• Memasang papan tanda bahaya yang jelas pada daerah sumber tegangan
tinggi
• Kabel-kabel listrik yang letaknya berdekatan dengan alat-alat yang beroperasi
pada suhu tinggi harus diisolasi secara khusus
Universitas Sumatera Utara
IX-71
• Setiap peralatan atau bangunan yang menjulang tinggi harus dilengkapi
dengan penangkal petir yang dibumikan
5. Menerapkan nilai-nilai disiplin bagi karyawan
• Setiap karyawan bertugas sesuai dengan pedoman-pedoman yang diberikan
dan mematuhi setiap peraturan dan ketentuan yang diberikan.
• Setiap kecelakaan kerja atau kejadian yang merugikan segera dilaporkan ke
atasan.
• Setiap karyawan harus saling mengingatkan akan perbuatan yang dapat
menimbulkan bahaya.
• Setiap ketentuan dan peraturan harus dipatuhi.
6. Penyediaan poliklinik di lokasi pabrik
Poliklinik disediakan untuk tempat pengobatan akibat terjadinya kecelakaan
secara tiba-tiba, misalnya menghirup gas beracun, patah tulang, luka terbakar
pingsan/syok dan lain sebagainya.
Apabila terjadi kecelakaan kerja, seperti terjadinya kebakaran pada pabrik,
maka hal-hal yang harus dilakukan adalah :
• Mematikan seluruh kegiatan pabrik, baik mesin maupun listrik.
• Mengaktifkan alat pemadam kebakaran, dalam hal ini alat pemadam
kebakaran yang digunakan disesuaikan dengan jenis kebakaran yang terjadi,
yaitu :
- Instalasi pemadam dengan air
Untuk kebakaran yang terjadi pada bahan berpijar seperti kayu, arang,
kertas, dan bahan berserat. Air ini dapat disemprotkan dalam bentuk kabut.
Sebagai sumber air, biasanya digunakan air tanah yang dialirkan melalui
pipa-pipa yang dipasang pada instalasi-instalasi tertentu di sekitar areal
pabrik. Air dipompakan dengan menggunakan pompa yang bekerja dengan
instalasi listrik tersendiri, sehingga tidak terganggu apabila listrik pada
pabrik dimatikan ketika kebakaran terjadi.
- Instalasi pemadam dengan CO2
CO2 yang digunakan berbentuk cair dan mengalir dari beberapa tabung gas
yang bertekanan yang disambung secara seri menuju nozel-nozel. Instalasi
Universitas Sumatera Utara
IX-72
ini digunakan untuk kebakaran dalam ruang tertutup, seperti pada tempat
tangki penyimpanan dan juga pemadam pada instalasi listrik.
Keselamatan kerja yang tinggi dapat dicapai dengan penambahan nilai-nilai
disiplin bagi para karyawan, yaitu :
1. Setiap karyawan bertugas sesuai dengan pedoman-pedoman yang diberikan.
2. Setiap peraturan dan ketentuan yang ada harus dipatuhi.
3. Perlu keterampilan untuk mengatasi kecelakaan dengan menggunakan peralatan
yang ada.
4. Setiap kecelakaan atau kejadian yang merugikan harus segera dilaporkan pada
atasan.
5. Setiap karyawan harus saling mengingatkan perbuatan yang dapat menimbulkan
bahaya.
6. Setiap kontrol secara priodik terhadap alat instalasi pabrik oleh petugas
maintenance.
Universitas Sumatera Utara
IX-73
BAB VII
UTILITAS Utilitas adalah segala sesuatu yang bukan bahan baku tetapi menunjang
kelancaran operasi pengolahan pabrik. Untuk menunjang kelancaran produksi dalam
suatu pabrik, utilitas harus mendapatkan perhatian yang besar. Oleh karena itu,
segala sarana dan prasarana harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
menjamin kelangsungan operasi suatu pabrik.
Berdasarkan kebutuhannya, utilitas pabrik pembuatan pupuk urea adalah
sebagai berikut :
1. Kebutuhan uap (steam)
2. Kebutuhan air
3. Kebutuhan bahan kimia
4. Kebutuhan listrik
5. Kebutuhan bahan bakar
6. Unit pengolahan limbah
7.1 Kebutuhan Uap (steam)
Uap digunakan pada pabrik sebagai pemanas, kebutuhan uap pada pabrik
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7.1 Kebutuhan uap pabrik
NO Nama Alat Jumlah Uap (kg/jam)
1 KO drum-I (F-201) 1282,8462
2 Evaporator-I (FE-301) 2655,8012
3 Evaporator-II (FE-302) 2567,3274
4 Mealting Tank (TK-401) 590,5064
5 Heater (E-101) 6308,0749
6 Heater (E-102) 2019,0548
7 Heater (E-104) 8115,4312
8 Heater (E-201) 8257,0003
9 Heater (E-202) 351,2085
Jumlah 32147,2509
Universitas Sumatera Utara
IX-74
Steam yang digunakan adalah superheated steam dengan temperatur 5500C
dan tekanan 1 atm. Jumlah total steam yang dibutuhkan adalah 32174,2509 kg/jam.
Tambahan untuk faktor keamanan diambil sebesar 20% dan faktor kebocoran 10%
(Perry & Green, 1999), sehingga jumlah total steam adalah :
Total = 1,3 x 32174,2509 kg/ jam = 41791,4262 kg/ jam
Diperkirankan 80% kondensat digunakan kembali sehingga :
Kondensat yang digunakan kembali = 80% x 41791,4262 kg/ jam
= 33433,1409 kg/ jam
Kebutuhan tambahan untuk ketel uap = 20% x 41791,4262 kg/ jam
= 8358,2852 kg/ jam
7.2 Kebutuhan Air
Dalam proses industri air sangat diperlukan, baik untuk umpan ketel, air
pendingin, kebutuhan domestik dan laboratorium. Kebutuhan air pada pabrik pupuk
urea ini adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan untuk ketel
Air untuk umpan ketel uap = 8358,2852 kg/ jam
2. Kebutuhan air untuk air pendingin
Tabel 7.2 kebutuhan air pendingin pabrik
Nama Alat Kebutuhan Air (kg/ jam)
Reaktor Urea (R-201) 259800,0000
LPD (S-201) 154400,0000
Water Condenser (E-301) 14396,4203
Cooler (E-302) 48637,0000
Jumlah 477233,4203
Air pendingin bekas digunakan kembali setelah didinginkan dalam menara
pendingin air. Dengan menganggap terjadi kehilangan air selama proses sirkulasi,
maka air tambahan yang diperlukan adalah jumlah air yang hilang karena penguapan,
drift loss, dan blowdown. (Perry, 1997)
Universitas Sumatera Utara
IX-75
Air yang hilang karena penguapan dapat dihitung dengan persamaan:
We = 0,00085 Wc (T2 – T1) (Perry & Green, 1999)
dimana :
Wc = jumlah air pendingin yang diperlukan = 477233,4203 kg/jam
T1 = temperatur air pendingin masuk = 30°C = 86°F
T2 = temperatur air pendingin keluar = 60°C = 140°F
Maka :
We = 0,00085 x 477233,4203 x (140-86)
= 21905,0140 kg/jam
Air yang hilang karena drift loss biasanya 0,1 – 0,2 % dari air pendingin yang masuk
ke menara air (Perry, 1999). Diperkirakan drift loss 0,2 %, maka:
Wd = 0,002 x 477233,4203 kg/jam = 954,4668 kg/jam
Air yang hilang karena blowdown bergantung pada jumlah siklus sirkulasi air
pendingin, biasanya antara 3 – 5 siklus (Perry & Green, 1999). Diperkirakan 5 siklus,
maka: 1S
WW e
b −= (Pers, 12-12, Perry & Green, 1999)
= 15
21905,0140−
= 5476,2535 kg/jam
Sehingga air tambahan yang diperlukan = 21905,0140 + 954,4668 + 5476,2535
= 28335,7343 kg/jam
3. Kebutuhan untuk berbagai kebutuhan
a. Kebutuhan air domestik
Kebutuhan air domestik untuk tiap orang/shift adalah 40–100 ltr/hari
(Metcalf dan Eddy, 1991). Diambil 40 liter/hari = 1,6667 liter/jam
ρair = 996,24 kg/m3 = 0,99624 kg/liter
Jumlah karyawan = 167 orang
Maka total air domestik = 1,6667 liter/jam × 167
= 278,3333 ltr/jam × 0,99624 kg/liter
= 277,2868 kg/jam
Universitas Sumatera Utara
IX-76
b. Kebutuhan air laboratorium
Kebutuhan air untuk laboratorium adalah 1000 – 1800 ltr/hari (Metcalf dan
Eddy, 1991), Maka diambil 1200 ltr/hari = 50 kg/jam.
c. Kebutuhan air kantin dan tempat ibadah
Kebutuhan air untuk kantin dan rumah ibadah adalah 40 – 120 liter/hari
(Metcalf dan Eddy, 1991), Maka diambil 50 liter/hari × = 2,08 liter/jam
ρair =996,24 kg/m3 = 0,99624 kg/liter
Pengunjung rata – rata = 100 orang.
Maka total kebutuhan airnya = 2,08 × 100 = 208 ltr/jam ×0,99624 kg/liter
= 207,55 kg/jam
d. Kebutuhan air poliklinik
Kebutuhan air untuk poliklinik adalah 1000 – 1500 ltr/hari. (Metcalf dan
Eddy, 2003), Maka diambil 400 ltr/hari =20,8333 kg/jam
Pemakaian air untuk pemakaian yang lainnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7.3 Pemakaian air untuk berbagai kebutuhan
Kebutuhan Jumah Air (kg/jam)
Domestik 277,2868
Laboratorium 50
Kantin dan tempat ibadah 207,5500
Poliklinik 16,6667
Total 551,5035
Total kebutuhan air adalah = 28335,7343+ 6698,4179 + 551,5035
= 35585,6557 kg/ jam
Selain menggunakan air sebagai air pendingin, pabrik pembuatan Urea Dari
Gas Sintesis ini juga menggunakan cairan dowtherm pada -45oC sebagai cairan
pendingin.
Sumber air untuk kebutuhan pabrik pupuk urea adalah dari Sungai Rokan,
Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Dimana sungai Rokan dengan panjang 150 km
Universitas Sumatera Utara
IX-77
memiliki potensi debit pada musim kemarau 60 m3/ detik pada musim hujan 100 m3.
detik.
Adapun kualitas air sungai Rokan Riau dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7.4 Kualitas air sungai Rokan
No Analisa Satuan Hasil
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
I. FISIKA
Bau
Kekeruhan
Rasa
Warna
Suhu
II. KIMIA
Total kesadahan dalam CaCO3
Clorida
NO3-N
Zat organic dalam KMnO4 (COD)
SO4-
Sulfida
Fosfat (PO4)
Cr+2
NO3*)
NO2*)
Hardness (CaCO3)
pH
Fe2+
Mn+2
Zn+2
Ca+2
Mg+2
CO2 bebas
Cu+2
NTU
TCU
°C
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
Tidak berbau
173,45
Tidak berasa
150
25
150
1,3
0,2
65
16
-
0,245
-
-
-
95
6,6
0,19
0,016
0,0012
63
87
132
0,0032
Universitas Sumatera Utara
IX-78
*) Analisa tidak bisa dilakukan, alat dan bahan kimia tidak tersedia
Sumber : Laboratorium PERTAMINA UP-II DUMAI 10 februari 2006
Kebutuhan air untuk pabrik pembuatan pupuk urea diperoleh dari sungai
Rokan yang terletak di kawasan pabrik. Untuk menjamin kelangsungan penyediaan
air, maka di lokasi pengambilan air juga dibangun fasilitas penampungan air (water
reservoir) yang juga merupakan tempat pengolahan awal air sungai. Pengolahan ini
meliputi penyaringan sampah dan kotoran yang terbawa bersama air. Selanjutnya air
dipompakan ke lokasi pabrik untuk diolah dan digunakan sesuai dengan
keperluannya. Pengolahan air di pabrik terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
Unit Pengolahan Air
1. Screening
2. Koagulasi dan Flokulasi
3. Filtrasi
4. Demineralisasi
5. Deaerasi
7.2.1 Screening
Tahap awal dalam pengolahan air adalah screening. Screen adalah alat yang
di gunakan dalam kedaan terbuka dan memiliki ukuran yang sama. Banyak manfaat
yang diperoleh dengan menggunakan alat ini, yaitu diantaranya untuk menahan
padatan yang bersamaan dengan air limbah. Prinsip dasar dari penyaringan adalah
menghilangkan material padat yang berasal dari aliran, dimana material ini dapat
menyebabkan kerusakan pada alat proses, mengurangi efektivitas alat dan proses
perawatan alat, mengakibatkan kontaminasi pada jalan air.
(Metcalf dan Eddy, 1991)
7.2.2 Koagulasi dan Flokulasi
Koagulasi dan flokulasi adalah metode pengolahan untuk mengumpulkan
partikel yang halus dan memisahkan partikel-partikel yang ada di dalam air, sehingga
menjadikan partikel tersebut menjadi lebih besar. Tujuan koagulasi dan flokulasi
adalah untuk mempermudah proses pemisahan partikel dengan air, dimana proses
pemisahan ini dapat dilakukan dengan proses pengendapan dan pengapungan.
Universitas Sumatera Utara
IX-79
Koagulan yang sering digunakan adalah garam besi dan garam aluminium,
sedangkan flokulan yang sering digunakan adalah polimer sintesis yang memiliki
berat molekul yang besar.
Koagulan dapat menetralkan permukaan partikel yang mengandung elektron,
dan mengubah elektron menjadi stabil dalam air, sedangkan flokulan dapat
menggabungkan partikel yang netral sehingga membentuk suatu flok yang berukuran
besar. Alat yang sering digunakan untuk memisahkan flok dengan air adalah folator,
filter, pengental, dan lain-lain.
Koagulan yang biasa dipakai adalah koagulan trivalent. Reaksi hidrolisis
akan terjadi menurut reaksi :
M3+ + 3H2O M(OH)3 ↓ + 3 H+
Dalam hal ini, pH menjadi faktor yang penting dalam penyingkiran koloid. Kondisi
pH yang optimum penting untuk terjadinya koagulasi dan terbentuknya flok-flok
(flokulasi). Koagulan yang biasa dipakai adalah larutan alum Al2(SO4)3. Sedangkan
pengatur pH dipakai larutan soda abu Na2CO3 yang berfungsi sebagai bahan
pembantu untuk mempercepat pengendapan dan penetralan pH. Dua jenis reaksi
yang akan terjadi adalah (Degremont, 1991) :
Al2(SO4)3 + 6 Na2CO3 + 6H2O 2Al(OH)3↓ + 12Na+ + 6HCO3- + 3SO4
3-
2Al2(SO4)3 + 6 Na2CO3 + 6H2O 4Al(OH)3↓ + 12Na+ + 6CO2 + 6SO43-
Reaksi koagulasi yang terjadi :
Al2(SO4)3 + 3H2O + 3Na2CO3 2Al(OH)3 + 3Na2SO4 + 3CO2
Selain penetralan pH, soda abu juga digunakan untuk menyingkirkan
kesadahan permanent menurut proses soda dingin menurut reaksi (Degremont,
1991):
CaSO4 + Na2CO3 Na2SO4 + CaCO3 ↓
CaCl2 + Na2CO3 2NaCl + CaCO3 ↓
Selanjutnya flok-flok yang akan mengendap ke dasar clarifier karena gaya
gravitasi, sedangkan air jernih akan keluar melimpah (overflow) yang selanjutnya
akan masuk ke penyaring pasir (sand filter) untuk penyaringan.
Pemakaian larutan alum umumnya hingga 50 ppm terhadap jumlah air yang
akan diolah, sedangkan perbandingan pemakaian alum dan abu soda = 1 : 0,54
(Crities, 2004).
Universitas Sumatera Utara
IX-80
Perhitungan alum dan abu soda yang diperlukan :
Total kebutuhan air = 35585,6557kg/jam
Pemakaian larutan alum = 50 ppm
Pemakaian larutan soda abu = 0,54 × 50 = 27 ppm
Larutan alum Al2(SO4)3 yang dibutuhkan = 50.10-6 × 35585,6557= 1,7793 kg/jam
Larutan abu soda Na2CO3 yang dibutuhkan = 27.10-6 × 35585,6557 = 0,9608 kg/jam
7.2.3 Filtrasi
Filtrasi dalam pemurnian air merupakan operasi yang sangat umum dengan
tujuan menyingkirkan Suspended Solid (SS), termasuk partikulat BOD dalam air
(Metcalf, 1984).
Material yang digunakan dalam medium filtrasi dapat bermacam-macam :
pasir, antrasit (crushed anthracite coal), karbon aktif granular (Granular Carbon
Active atau GAC), karbon aktif serbuk (Powdered Carbon Active atau PAC) dan batu
garnet. Penggunaan yang paling umum dipakai di Afrika dan Asia adalah pasir dan
gravel sebagai bahan filter utama, menimbang tipe lain cukup mahal (Kawamura,
1991).
Unit filtrasi dalam pabrik pembuatan pupuk urea menggunakan media filtrasi
granular (Granular Medium Filtration) sebagai berikut :
1. Lapisan atas terdiri dari pasir hijau (green sand). Lapisan ini bertujuan
memisahkan flok dan koagulan yang masih terikut bersama air. Lapisan yang
digunakan setinggi 10,24 in (26,02 cm).
2. Untuk menghasilkan penyaringan yang efektif, perlu digunakan medium berpori
misalnya atrasit atau marmer. Untuk beberapa pengolahan dua tahap atau tiga
tahap pada pengolahan effluent pabrik, perlu menggunakan bahan dengan luar
permukaan pori yang besar dan daya adsorpsi yang lebih besar, seperti Biolite,
pozzuolana ataupun Granular Active Carbon/GAC) (Degremont, 1991). Pada
pabrik ini, digunakan antrasit setinggi 5,33 in (13,55 cm).
3. Lapisan bawah menggunakan batu kerikil/ gravel setinggi 2,99 in (7,59 cm)
(Metcalf & Eddy, 1991).
Bagian bawah alat penyaring dilengkapi dengan strainer sebagai penahan.
Selama pemakaian, daya saring sand filter akan menurun. Untuk itu diperlukan
Universitas Sumatera Utara
IX-81
regenerasi secara berkala dengan cara pencucian balik (back washing). Dari sand
filter, air dipompakan ke menara air sebelum didistribusikan untuk berbagai
kebutuhan. Untuk air domestik, laboratorium, kantin, dan tempat ibadah, serta
poliklinik, dilakukan proses klorinasi, yaitu mereaksikan air dengan klor untuk
membunuh kuman-kuman di dalam air. Klor yang digunakan biasanya berupa
kaporit, Ca(ClO)2.
Perhitungan kebutuhan kaporit, Ca(ClO)2 :
Total kebutuhan air yang memerlukan proses klorinasi = 551,5035 kg/jam
Kaporit yang digunakan direncanakan mengandung klorin 70 %
Kebutuhan klorin = 2 ppm dari berat air
Total kebutuhan kaporit = (2.10-6 × 551,5035)/ 0,7 = 0,0016 kg/jam
7.2.4 Demineralisasi
Proses demineralisasi bertujuan untuk menghilangkan garam-garam terlarut
yang terdapat pada air sebelum diumpankan ke ketel uap. Alat demineralisasi dibagi
atas 2 :
a. Pertukaran Kation (Cation Exchanger)
Pertukaran kation berfungsi untuk mengikat logam-logam alkali dan
mengurangi kesadahan air yang digunakan. Proses yang terjadi adalah pertukaran
antara kation Ca, Mg, dan kation lain yang larut dalam air dengan kation dari resin,
resin yang digunakan bertipe gel dengan merek IR-22 (Lorch,1981).
Reaksi yang terjadi :
2H+R + Ca2+ Ca2+R + 2H+
2H+R + Mg2+ Mg2+R + 2H+
2H+R + Mn2+ Mn2+R + 2H+
Untuk regenerasi dipakai H2SO4 dengan reaksi :
Ca2+R + H2SO4 CaSO4 + 2H+R
Mg2+R + H2SO4 MgSO4 + 2H+R
Mn2+R + H2SO4 MnSO4 + 2H+R
Universitas Sumatera Utara
IX-82
Perhitungan Kesadahan Kation :
Air sungai Rokan, Riau mengandung kation Fe2+, Cr2+, Mn2+, Ca2+, dan Mg2+.
Masing-msing dengan nilai 0,019, 0,016 ppm, 63 ppm, 0,0012 ppm, 87 ppm, dimana
1 gr/ gal = 17,1 ppm.
Total kesadahan kation = 0,016 + 63 + 0,0012 + 87 + 0,019
= 150,0362 ppm
= 150,0362 ppm/ 17,1
= 8,7740 gr/ gal
Jumlah air yang diolah = 6698,4179 kg/ jam
= 33 /17,264
/24,996jamkg/ 6698,4179 mgalx
mkg
= 1777,1985 gal/ jam
Kesadahan air = 8,7740 gr/ gal x 1777,1985 gal/ jam x 24 jam/ hari
= 374237,3572 gr/ hari = 374,2374 kg/ hari
Perhitungan ukuran cation exchanger :
Jumlah air yang diolah = 1777,1985 gal/ jam = 29,62 gal/ menit
Dari tabel 12.4 Nalco Water Treatment, 1988 diperoleh data-data sebagai berikut :
• Diameter pertukaran kation = 2 ft-6 in
• Luas penampang penukar kation = 4,91 ft2
• Jumlah penukar kation = 1 unit
Volume resin yang diperlukan :
Total kesadahan air = 374,2374 kg/ hari
Dari tabel 12.2 Nalco Water Treatment, 1988 diperoleh data-data sebagai berikut :
• Kapasitas Resin = 20 kg/ ft3
• Kebutuhan regenerant = 6 lb H2SO4/ ft3
Jadi :
Kebutuhan resin = 3ftkg/20harikg/374,2374 = 18,7119 ft3/ hari
Tinggi resin = 2
3
ft91,4/harift18,7119 = 3,8110 ft
Universitas Sumatera Utara
IX-83
Tinggi minimum resin adalah 30 in = 2,5 ft (Tabel 12.4, Nalco, 1988)
Sehingga volume resin yang dibutuhkan = 3,8110 ft x 4,91 ft2 = 18,7119 ft3
Waktu regenerasi = kg/hari374,2374
kg/ft20xft4,91x1 33
= 0,2624 hari = 6,2976 jam
Kebutuhan regenerant H2SO4 = 374,2374 kg/ hari x 3
3
kg/ft20lb/ft6
= 112,2712 lb/ hari = 50,9262 kg/ hari
= 2,1219 kg/ jam
b. Penukaran Anion
Penukar anion berfungsi untuk menukar anion negatif yang terdapat dalam air
dengan ion hidroksida dari resin. Resin yang digunakan bermerek IRA–410. Resin
ini merupakan kopolimer stirena DVB (Lorch,1981). Reaksi yang terjadi:
2ROH + SO42- R2SO4 + 2OH-
ROH + Cl- RCl + OH-
Untuk regenerasi dipakai larutan NaOH dengan reaksi:
R2SO4 + 2NaOH Na2SO4 + 2ROH
RCl + NaOH NaCl + ROH
Perhitungan kesadahan Anion
Air sungai Rokan, Riau mengandung anion Cl-, SO4-, NO3
-, PO42-, dan CO3
2-, dimana
jumlahnya adalah 1,3 ppm, 16 ppm, 95 ppm, 0,245 ppm, dan 0,2 ppm.
Dimana 1 gr/ gal = 17,1 ppm.
Universitas Sumatera Utara
IX-84
Total kesadahan anion = 1,3 + 16 + 95 + 0,245 + 0,2
= 112,745 ppm
= 112,745 ppm/ 17,1
= 6,5933 gr/ gal
Jumlah air yang diolah = 6698,4179 kg/ jam
= 33 /17,264
/24,996jamkg/ 6698,4179 mgalx
mkg
= 1777,1985 gal/ jam
Kesadahan air = 6,5933 gr/ gal x 1777,1985 gal/ jam x 24 jam/ hari
= 281221,4042 gr/ hari = 281,2214 kg/ hari
Perhitungan ukuran anion exchanger :
Jumlah air yang diolah = 1777,1985 gal/ jam = 29,62 gal/ menit
Dari tabel 12.4 Nalco Water Treatment, 1988 diperoleh data-data sebagai berikut :
• Diameter pertukaran kation =2 ft-6 in
• Luas penampang penukar kation = 4,91 ft2
• Jumlah penukar kation = 1 unit
Volume resin yang diperlukan :
Total kesadahan air = 281,2214 kg/ hari
Dari tabel 12.2 Nalco Water Treatment, 1988 diperoleh data-data sebagai berikut :
• Kapasitas Resin = 20 kg/ ft3
• Kebutuhan regenerant = 6 lb NaOH/ ft3
Jadi : Kebutuhan resin = 3/20/2214,281
ftkgharikg = 14,0611 ft3/ hari
Tinggi resin = 2
3
91,4/0611,14
ftharift = 2,8638 ft
Tinggi minimum resin adalah 30 in = 2,5 ft (Tabel 12.4, Nalco, 1988)
Sehingga volume resin yang dibutuhkan = 2,8638 ft x 4,91 ft2 = 14,0611 ft3
Universitas Sumatera Utara
IX-85
Waktu regenerasi = kg/hari281,2214
kg/ft20xft4,91x 1 33
= 1,0476 hari = 25,1418 jam = 26 jam
Kebutuhan regenerasi NaOH = 281,2214 kg/ hari x 3
3
kg/ft20lb/ft6
= 84,3664 lb/ hari = 38,2628 kg/ hari
= 1,5945 kg/ jam
7.2.5 Deaerator
Deaerator berfungsi untuk memanaskan air yang keluar dari alat penukar ion
(ion exchanger) dan kondensat bekas sebelum dikirim sebagai air umpan ketel. Pada
deaerator ini, air dipanaskan sehingga 90°C supaya gas-gas terlarut dalam air, seperti
O2 dan CO2 dapat dihilangkan, sebab gas-gas tersebut dapat menyebabkan korosi.
Pemanasan dapat dilakukan dengan menggunakan koil pemanas di dalam deaerator.
7.3 Kebutuhan Bahan Kimia
Kebutuhan bahan kimia pada utilitas pabrik pupuk urea adalah sebagai
berikut :
1. Al2(SO4)3 = 1,7793 kg/jam
2. Na2CO3 = 0,9608 kg/jam
3. Kaporit = 0,0016 kg/ jam
4. NaCl = 2,1219 kg/ jam
5. NaOH = 1,5945 kg/ jam
Universitas Sumatera Utara
IX-86
7.4 Kebutuhan Listrik
Perincian kebutuhan listrik dapat dilihat dari tabel 7.5 berikut:
Tabel 7.5 Kebutuhan listrik pabrik
No. Pemakaian Jumlah (hP)
1. Unit proses 674,8756 2. Unit utilitas 60 3. Ruang kontrol dan Laboratorium 20 4. Bengkel 30 5. Penerangan Mess dan perkantoran 60 Total 844,8756
Total kebutuhan listrik = 674,8756 + 60 + 20 + 30 + 60
= 844,8756 hp × 0,7457 kW/hp
= 630,0237 kW
Kebutuhan listrik untuk cadangan 20%, sehingga:
= 1,2 x 630,0237 kW
= 756,0284 hp
= 563,7704 kW
Efisiensi generator 80 %, maka :
Daya output generator = 630,0237/0,8 = 787,5297 kW
7.5 Kebutuhan Bahan Bakar
Kebutuhan bahan bakar adalah :
1. Untuk bahan bakar generator
Nilai bakar solar = 19.860 btu/lb (Perry & Green,1999)
Densitas solar = 0,89 kg/l (Perry & Green,1999)
Daya yang dibutuhkan = hp1
btu/jam5,2544hp5297,787 ×
= 2687114,2318 btu/jam
Universitas Sumatera Utara
IX-87
Jumlah solar yang dibutuhkan untuk bahan bakar generator adalah :
liter/jam68,9573kg/l0,89kg/jam61,3720kg/jam3720,61
lbkg0,454lb/jam3028,135
btu/lb19.860btu/jam182687114,23
=
=
=
×=
=
2. Untuk bahan bakar ketel uap
Untuk Ketel Uap :
Steam/uap yang dihasilkan ketel uap = 6698,4179 kg/jam
Panas superheated steam (550°C-300°C) = 2251,4 kJ/kg
(Reklaitis, 1983 Hal 670)
Panas yang dibutuhkan ketel = 6698,4179 kg/jam × 2251,4 kJ/kg
= 14.365.426,9897 kJ/jam
= (14.365.426,9897 kJ/jam) / (1,05506 kJ/Btu)
= 13.616.518,2318 Btu/jam
Efisiensi ketel uap = 75 %
Panas yang harus disuplai ketel= 75,0
,231813.616.518
= 18.155.357,9649 Btu/jam
Nilai bahan bakar solar = 19.860 Btu/lb (Perry&Green,1999)
Jumlah bahan bakar = (18.155.357,9649 Btu/jam) / (19.860 Btu/lbm)
= 914,1671 lbm/jam × 0,4535 kg/lbm
= 414,6570 kg/jam
Kebutuhan solar = (414,6570 kg/jam) / (0,89 kg/ltr)
Universitas Sumatera Utara
IX-88
= 465,9068 ltr/jam
Maka total kebutuhan solar = 68,9753 ltr/jam + 465,9068 ltr/ jam
= 534,8641 ltr/jam
7.6 Unit Pengolahan Limbah
Limbah dari suatu pabrik harus diolah sebelum dibuang ke badan air atau
atmosfer, karena limbah tersebut mengandung bermacam-macam zat yang dapat
membahayakan alam sekitar maupun manusia itu sendiri. Demi kelestarian
lingkungan hidup, maka setiap pabrik harus mempunyai unit pengolahan limbah.
Sumber-sumber limbah cair pabrik pembuatan pupuk urea ini meliputi:
1. Limbah proses akibat zat-zat yang terbuang, bocor atau tumpah
2. Limbah cair hasil pencucian peralatan pabrik. Limbah ini diperkirakan
mengandung kerak dan kotoran-kotoran yang melekat pada peralatan pabrik.
3. Limbah domestik
Limbah ini mengandung bahan organik sisa pencernaan yang berasal dari kamar
mandi di lokasi pabrik, serta limbah dari kantin berupa limbah padat dan limbah
cair.
4. Limbah laboratorium
Limbah yang berasal dari laboratorium ini mengandung bahan-bahan kimia yang
digunakan untuk menganalisa mutu bahan baku yang dipergunakan dan mutu
produk yang dihasilkan, serta yang dipergunakan untuk penelitian dan
pengembangan proses.
Pengolahan limbah cair pabrik ini dilakukan dengan netralisasi menggunakan
Na2CO3, karena kandungan senyawa yang dihasilkan adalah air.
Universitas Sumatera Utara
IX-89
Perhitungan untuk Sistem Pengolahan Limbah :
Diperkirakan jumlah air buangan pabrik :
1. Pencucian peralatan pabrik dan limbah proses diperkirakan 50 liter/jam
2. Limbah domestik dan kantor
Diperkirakan air buangan tiap orang untuk :
- domestik = 10 ltr/hari (Metcalf & Eddy, 1991)
- kantor = 20 ltr/hari (Metcalf & Eddy, 1991)
Jadi, jumlah limbah domestik dan kantor
= 167x (20 + 10) ltr/hari x 1 hari / 24 jam
= 208,7500 ltr/jam
3. Laboratorium = 15 liter/jam
4. Limbah unit proses = 4538,6408 kg/jam = 4538,6406 liter/jam = 4,5558 m3/jam
Total air buangan = 50 + 208,7500 + 15 + 4538,6406 liter /jam
= 4812,3908 liter/jam = 4,8124 m3/ jam = 115,4976 m3/hari
7.6.1 Bak Penampungan
Fungsi : Tempat menampung air buangan sementara
Laju volumetrik air buangan : 4,8124 m3/jam
Waktu penampungan air buangan : 10 hari
Volume air buangan : 4,8124 m3/ jam x 10 hari x 24 jam/ hari
: 1154,9737 m3
Bak terisi 90 %, maka volume bak : 9,09737,1154
= 1283,3042 m3
Jika digunakan 4 bak penampungan maka :
Volume 1 bak = 1/4 x 1283,3042 m3
= 320,8260 m3
Direncanakan ukuran bak sebagai berikut:
- panjang bak (p) = 2 x lebar bak (l)
- tinggi bak (t) = lebar bak (l)
Maka : Volume bak = p x l x t
320,8260 m3 = 2l x l x l
Universitas Sumatera Utara
IX-90
l = 5,4335 m
Jadi, panjang bak = 10,8670 m
Lebar bak = 5,4335 m
Tinggi bak = 5,4335 m
Luas bak = 59,0459 m2
7.6.2 Bak Pengendapan Awal
Fungsi : Menghilangkan padatan dengan cara pengendapan
Laju alir volumetrik limbah : 4,8124 m3/jam
Waktu tinggal air : 2 jam (Perry & Green, 1999)
Volume bak (V) = 4,8124 m3/jam x 2 jam
= 9,6248 m3
Bak terisi 90 % maka volume bak = 9,6428 / 0,9 = 10,6942 m3
Direncanakan ukuran bak sebagai berikut:
- panjang bak, p = 2 × lebar bak, l
- tinggi bak, t = 1 × lebar bak, l
Maka : Volume bak = p × l × t
10,6942 m3 = 2l × l × l
l = 1,7487 m
Jadi, panjang bak = 3,4973 m
Lebar bak = 1,7487 m
Tinggi bak = 1,7487 m
Luas bak = 6,1157m2
7.6.3 Bak Netralisasi
Fungsi : Tempat menetralkan pH limbah
Universitas Sumatera Utara
IX-91
Laju volumetrik air buangan : 4,8124 m3/jam
Direncanakan waktu penampungan air buangan selama 3 hari.
Volume air buangan = 4,8124 m3/jam × 3 hari × (24 jam/1 hari) = 346,4928 m3
Direncanakan menggunakan 1 buah bak penetralan
Bak terisi 90 % maka volume bak = 346,4928 / 0,9 = 384,9920 m3
Direncanakan ukuran bak sebagai berikut:
- panjang bak, p = 2 × lebar bak, l
- tinggi bak, t = 1 × lebar bak, l
Maka : Volume bak = p × l × t
384,9920 m3 = 2l × l × l
l = 5,7740 m
Jadi, panjang bak = 11,5479 m
Lebar bak = 5,7740 m
Tinggi bak = 5,7740 m
Luas bak = 66,6773 m2
Air buangan pabrik yang mengandung bahan kimia mempunyai pH = 5
(Hammer, 1998). Limbah pabrik yang terdiri dari bahan-bahan organik harus
dinetralkan sampai pH = 6 (Kep Men. 51/MENLH/10/2001). Untuk menetralkan
limbah digunakan soda abu (Na2CO3). Kebutuhan Na2CO3 untuk menetralkan pH air
limbah adalah 0,15 gr Na2CO3/ 30 ml air limbah (Lab. Analisa FMIPA USU,1999).
Jumlah air buangan = 4,8124 m3/ jam = 4812,3908 L/ jam
Kebutuhan Na2CO3 :
= (4,8124 m3/ jam) × (106 mL/m3) x (0,15gr/30 mL) x (1kg/1000gr)
= 24,0619 kg/jam
7.7 Spesifikasi Peralatan Utillitas
7.7.1 Screening (SC)
Fungsi : Menyaring partikel-partikel padat yang besar
Universitas Sumatera Utara
IX-92
Jenis : Bar screen
Bahan konstruksi : Stainless steel
Jumlah : 1 unit
Ukuran screening : panjang = 4 m
lebar = 4 m
Ukuran bar : lebar = 5 mm
tebal = 20 mm
Bar clear spacing : 20 mm
Slope : 30°
Bak sedimentasi (BS)
Fungsi : Untuk mengendapkan lumpur yang terikut dengan air.
Jenis : Grift chamber sedimentation
Aliran : Horizontal sepanjang bak sedimentasi
Bahan kontruksi : Beton kedap air
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Temperatur 30°C dan tekanan 1 atm
Bentuk : Bak dengan dua daerah persegi panjang
Kapasitas : 240 ft3
Panjang : 10 ft
Lebar : 4 ft
Tinggi : 6 ft
Waktu retensi : 13,6992 menit
7.7.3 Tangki Pelarutan Alum (TP-01)
Fungsi : Membuat larutan alum Al2(SO4)3
Bentuk : Silinder vertikal dengan alas dan tutup datar
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-212, Grade B
Kondisi pelarutan : Temperatur 28 °C ; Tekanan 1 atm
Jumlah : 1 unit
Universitas Sumatera Utara
IX-93
Kapasitas : 3,7596 m3
Diameter : 1,4725 m
Tinggi : 2,2088 m
Jenis pengaduk : flat 6 blade turbin impeller
Jumlah baffle : 4 buah
Daya motor : 1,75 hp
7.7.4 Tangki Pelarutan Soda Abu (Na2CO3) (TP-02)
Fungsi : Membuat larutan soda abu Na2CO3
Bentuk : Silinder vertikal dengan alas dan tutup datar
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-212, Grade B
Kondisi pelarutan : Temperatur 28 °C ; Tekanan 1 atm
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 0,6265 m3
Diameter : 0,8099 m
Tinggi : 1,2149 m
Jenis pengaduk : flat 6 blade turbin impeller
Jumlah baffle : 4 buah
Daya motor : 1/4 hp
7.7.5 Clarifier (CL)
Fungsi : Memisahkan endapan (flok-flok) yang terbentuk
karena penambahan alum dan soda abu
Tipe : External Solid Recirculation Clarifier
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-212, Grade B
Kondisi operasi : Temperatur 28 °C ; Tekanan 1 atm
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 35,7234 m3
Diameter : 3,8948 m
Tinggi : 5,8421 m
Kedalaman air : 3 m
Daya motor : 0,5 hp
7.7.6 Sand Filter (SF)
Universitas Sumatera Utara
IX-94
Fungsi : Menyaring endapan (flok-flok) yang masih terikut
dengan air yang keluar dari Clarifier (V-05)
Bentuk : Silinder vertikal dengan alas dan tutup datar
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-212, Grade B
Kondisi operasi : Temperatur 28 °C ; Tekanan 1 atm
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 12,5020 m3
Diameter tangki : 1,9969 m
Tinggi tangki : 5,9907 m
Tinggi filter : 1,4977 m
7.7.7 Menara Air (MA)
Fungsi : Menampung air sementara dari Sand Filter (SF)
Bentuk : Silinder vertikal dengan alas dan tutup datar
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-212, Grade B
Kondisi operasi : Temperatur 28°C ; Tekanan 1 atm
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 128,5919 m3
Tinggi : 6,1788 m
Diameter : 5,1490 m
7.7.8 Tangki Pelarutan H2SO4 (TP-03)
Fungsi : Membuat larutan asam sulfat H2SO4
Bentuk : Silinder vertikal dengan alas dan tutup datar
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-212, Grade B
Kondisi pelarutan : Temperatur 28 °C ; Tekanan 1 atm
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 25,9159 m3
Diameter : 2,9146 m
Tinggi : 3,8862 m
Jenis pengaduk : flat 6 blade turbin impeller
Jumlah baffle : 4 buah
Universitas Sumatera Utara
IX-95
Daya motor : 10 hp
7.7.9 Penukar Kation/Cation Exchanger (CE)
Fungsi : Mengikat logam-logam alkali dan mengurangi
kesadahan air
Bentuk : Silinder vertikal dengan alas dan tutup elipsoidal
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-212, Grade B
Kondisi operasi : Temperatur 28°C ; Tekanan 1 atm
Jumlah : 1 unit
Resin yang digunakan : IRR-122
Silinder : - Diameter : 0,6096 m
- Tinggi : 1,6987 m
Alas / Tutup : - Diameter : 0,6096 m
- Tinggi : 0,1524 m
7.7.10 Tangki NaOH (TP-04)
Fungsi : Tempat membuat larutan NaOH
Bentuk : Silinder vertikal dengan alas dan tutup datar
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-212, Grade B
Kondisi pelarutan : Temperatur 28 °C ; Tekanan 1 atm
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 1,8148 m3/jam
Diameter : 1,3323 m
Tinggi : 1,9834 m
Jenis pengaduk : flat 6 blade turbin impeller
Jumlah baffle : 4 buah
Daya motor : 1/2 hp
7.7.11 Penukar Anion (anion exchanger) (AE)
Universitas Sumatera Utara
IX-96
Fungsi : Mengikat anion yang terdapat dalam air umpan ketel
Bentuk : Silinder vertikal dengan alas dan tutup elipsoidal
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-212, Grade B
Kondisi operasi : Temperatur 28 °C ; Tekanan 1 atm
Jumlah : 1 unit
Resin yang digunakan : IRA-410
Silinder : - Diameter : 0,6096 m
- Tinggi : 1,0475 m
Alas / Tutup : - Diameter : 0,6096 m
- Tinggi : 1,3523 m
7.7.12 Deaerator (DE)
Fungsi : Menghilangkan gas-gas yang terlarut dalam air
umpan ketel
Bentuk : Silinder horizontal dengan tutup elipsoidal
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-212, Grade B
Kondisi operasi : Temperatur 91,2027 °C ; Tekanan 0,7334 bar
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 968,2127 m3
Silinder : - Diameter : 9,3685 m
- Tinggi : 14,0527 m
Tutup : - Diameter : 9,3685 m
- Tinggi : 2,3421 m
7.7.13 Ketel Uap (KU)
Fungsi : Menyediakan uap untuk keperluan proses
Jenis : Ketel pipa api
Bahan konstruksi : Carbon steel
Jumlah : 1 unit
Panjang tube : 40 ft
Diameter tube : 6 in
Universitas Sumatera Utara
IX-97
Jumlah tube : 482 buah
Kebutuhan panas : 55.015,1356 kg/jam
7.7.14 Menara Pendingin Air /Water Cooling Tower (CT)
Fungsi : Mendinginkan air dari temperatur 60 °C menjadi 30 °C
Jenis : Mechanical Draft Cooling Tower
Bahan konstruksi : Carbon steel
Kondisi operasi : Suhu air masuk menara = 60 oC
Suhu air keluar menara = 30 oC
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 422,9398 gal/menit
Luas menara : 220,6643 ft2
Tinggi : 4,4004 m
Daya : 7 hp
7.7.15 Tangki Pelarutan Kaporit (TP-05)
Fungsi : Tempat membuat larutan klorin untuk proses klorinasi
air domestik
Bentuk : Silinder vertikal dengan alas dan tutup datar
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-212, Grade B
Kondisi pelarutan : Temperatur 28 °C ; Tekanan 1 atm
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 0,0047m3/hari
Diameter : 0,1582 m
Tinggi : 0,2372 m
Jenis pengaduk : flat 6 blade turbin impeller
Jumlah baffle : 4 buah
Daya motor : 1/8 hp
7.7.16 Tangki Utilitas (TU)
Universitas Sumatera Utara
IX-98
Fungsi : Menampung air untuk didistribusikan untuk kebutuhan
domestik
Bentuk : Silinder vertikal dengan alas dan tutup datar
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-212, Grade B
Kondisi operasi : Temperatur 28 °C ; Tekanan 1 atm
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 15,9432 m3/hari
Diameter : 2,5675 m
Tinggi : 3,0810 m
7.7.17 Tangki Penyimpanan Cairan Dowtherm J (V-01)
Fungsi : Menyimpan cairan Dowtherm J untuk kebutuhan 3 hari
Jenis : single stage refrigation cycle
Kapasitas : 585,6333 m3/hari
Diameter : 7,6483 m
Tinggi : 11,4724 m
7.7.18 Tangki Bahan Bakar (TB)
Fungsi : Tempat penyimpanan bahan bakar.
Bentuk : Silinder vertikal dengan alas dan tutup datar
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283, Grade C
Jenis sambungan : Single welded butt joints
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 107,8286 m3
Diameter : 4,0945 m
Tinggi : 8,1891 m
7.7.19 Pompa Screening (PU-01)
Fungsi : memompa air dari sungai ke bak pengendapan
Jenis : Centrifugal pump
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Commercial steel
Universitas Sumatera Utara
IX-99
Daya motor : 1 hp
7.7.20 Pompa Sedimentasi (PU-02)
Fungsi : memompa air dari bak pengendapan ke clarifier
Jenis : Centrifugal pump
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Commercial steel
Daya motor : 1 hp
7.7.21 Pompa Alum (PU-03)
Fungsi : Memompa larutan alum dari tangki pelarutan alum ke
clarifier
Jenis : Centrifugal pump
Bahan konstruksi : Commercial steel
Jumlah : 1 unit
Daya motor : 1/4 hp
7.7.22 Pompa Soda Abu (PU-04)
Fungsi : Memompa larutan soda abu dari tangki pelarutan soda
abu ke clarifier
Jenis : Centrifugal pump
Bahan konstruksi : Commercial steel
Jumlah : 1 unit
Daya motor : 1/4 hp
7.7.23 Pompa sand filter (PU-05)
Fungsi : Memompa air dari sand filter ke menara air
Jenis : Centrifugal pump
Bahan konstruksi : Commercial steel
Jumlah : 1 unit
Daya motor : 1 hp 7.7.24 Pompa Cation Exchanger (PU-06)
Universitas Sumatera Utara
IX-100
Fungsi : memompa air dari manara air ke cation exchanger
Jenis : Centrifugal pump
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Commercial steel
Daya motor : 1/2 hp
7.7.25 Pompa ke Menara Pendingin Air (PU-07)
Fungsi : memompa air dari menara air ke cooling tower
Jenis : Centrifugal pump
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Commercial steel
Daya motor : 1/8 hp
7.7.26 Pompa Tangki Utilitas (PU-08)
Fungsi : memompa air dari menara air ke tangki tangki utilitas
Jenis : Centrifugal pump
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Commercial steel
Daya motor : 1/8 hp
7.7.27 Pompa H2SO4 (PU-09)
Fungsi : memompa larutan asam sulfat dari tangki pelarutan
asam sulfat ke penukar kation (cation exchanger)
Jenis : Centrifugal pump
Bahan konstruksi : Commercial steel
Jumlah : 1 unit
Daya motor : 1/20 hp
7.7.28 Pompa Cation Exchanger (PU-10)
Fungsi : memompa air dari cation exchanger ke anion
exchanger
Jenis : Centrifugal pump
Universitas Sumatera Utara
IX-101
Bahan konstruksi : Commercial steel
Jumlah : 1 unit
Daya motor : 1/2 hp
7.7.29 Pompa NaOH (PU-11)
Fungsi : memompa larutan natrium hidroksida dari tangki
pelarutan natrium hidroksida ke penukar anion
(anion exchanger)
Jenis : Centrifugal pump
Bahan konstruksi : Commercial steel
Jumlah : 1 unit
Daya motor : 1/8 hp
7.7.30 Pompa Anion Exchanger (PU-12)
Fungsi : memompa air dari anion exchanger ke deaerator
Jenis : Centrifugal pump
Bahan konstruksi : Commercial steel
Jumlah : 1
Daya motor : 1/2 hp
7.7.31 Pompa Kaporit (PU-13)
Fungsi : memompa larutan kaporit dari tangki pelarutan
kaporit ke tangki utilitas.
Jenis : Centrifugal pump
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Commercial steel
7.7.32 Pompa Domestik (PU-14)
Fungsi : memompa air dari Tangki Utilitas (TU) ke kebutuhan
domestik
Jenis : Centrifugal pump
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Commercial steel
Universitas Sumatera Utara
IX-102
Daya motor : 1/8 hp
7.7.33 Pompa Water Cooling Tower (PU-15)
Fungsi : Memompa air pendingin dari Water Cooling Tower
(WTC) untuk keperluan air pendingin proses
Jenis : Centrifugal pump
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Commercial steel
Daya motor : 1/2 hp
7.7.34 Pompa Deaerator (PU-16)
Fungsi : memompa air dari deaerator ke ketel uap
Jenis : Centrifugal pump
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Commercial steel
Daya motor : 1 /2 hp
7.8.35 Pompa Tangki Bahan Bakar (PU-17)
Fungsi : Memompa bahan bakar solar dari V-19 ke Generator
Jenis : Pompa sentrifugal
Bahan konstruksi : Commercial Steel
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Commercial steel
Daya motor : 1/64hp
7.8.36 Pompa Unit Refrigerasi (PU-18)
Fungsi : Memompa cairan Dowtherm J dari unit refrigerasi ke
proses
Jenis : Centrifugal pump
Jumlah : 1 unit
Universitas Sumatera Utara
IX-103
Bahan konstruksi : Commercial steel
Daya motor : 1/8 hp
7.8.37 Pompa Dowtherm J (PU-19)
Fungsi : Memompa cairan Dowtherm J dari refrigerasi ke proses
Jenis : Pompa sentrifugal
Bahan konstruksi : Commercial Steel
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Commercial steel
Daya motor : 16 hp
Universitas Sumatera Utara
IX-104
BAB VIII
LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK
Tata letak peralatan dan fasilitas dalam suatu rancangan pabrik merupakan
syarat penting untuk memperkirakan biaya secara akurat sebelum mendirikan pabrik
yang meliputi desain sarana perpipaan, fasilitas bangunan, jenis dan jumlah peralatan
dan kelistrikan. Hal ini secara khusus akan memberikan informasi yang dapat
diandalkan terhadap biaya bangunan dan tempat sehingga dapat diperoleh
perhitungan biaya yang terperinci sebelum pendirian pabrik.
8.1 Lokasi Pabrik
Secara geografis, penentuan lokasi pabrik sangat menentukan kemajuan serta
kelangsungan dari suatu industri kini dan pada masa yang akan datang karena
berpengaruh terhadap faktor produksi dan distribusi dari pabrik yang didirikan.
Pemilihan lokasi pabrik harus tepat berdasarkan perhitungan biaya produksi dan
distribusi yang minimal serta pertimbangan sosiologi dan budaya masyarakat di
sekitar lokasi pabrik (Peters et. al., 2004).
8.1.1 Faktor Primer/Utama
Faktor ini secara langsung mempengaruhi tujuan utama dari usaha pabrik yaitu meliputi produksi dan distribusi produk yang diatur menurut macam dan kualitasnya. Yang termasuk dalam faktor utama adalah (Bernasconi, 1995) :
1. Letak pasar
Pabrik yang letaknya dekat dengan pasar dapat lebih cepat melayani konsumen,
sedangkan biayanya juga lebih rendah terutama biaya angkutan.
2. Letak sumber bahan baku
Idealnya, sumber bahan baku tersedia dekat dengan lokasi pabrik. Hal ini lebih
menjamin penyediaan bahan baku, setidaknya dapat mengurangi keterlambatan
penyediaan bahan baku, terutama untuk bahan baku yang berat.
Universitas Sumatera Utara
IX-105
Hal – hal yang perlu diperhatikan mengenai bahan baku adalah :
− Lokasi sumber bahan baku
− Besarnya kapasitas sumber bahan baku dan berapa lama sumber tersebut
dapat diandalkan pengadaannya
− Cara mendapatkan bahan baku tersebut dan cara transportasinya
− Harga bahan baku serta biaya pengangkutan
− Kemungkinan mendapatkan sumber bahan baku yang lain
3. Fasilitas pengangkutan
Pertimbangan – pertimbangan kemungkinan pengangkutan bahan baku dan
produk menggunakan angkutan gerbong kereta api, truk, angkutan melalui sungai
dan laut dan juga angkutan melalui udara yang sangat mahal.
4. Tenaga kerja
Tersedianya tenaga kerja menurut kualifikasi tertentu merupakan faktor
pertimbangan pada penetapan lokasi pabrik tetapi tenaga terlatih atau skilled
labor di daerah setempat tidak selalu tersedia. Jika didatangkan dari daerah lain
diperlukan peningkatan upah atau penyediaan fasilitas lainnya sebagai daya tarik.
5. Pembangkit tenaga listrik
Pabrik yang menggunakan tenaga listrik yang besar akan memilih lokasi yang
dekat dengan sumber tenaga listrik.
8.1.2 Faktor Sekunder
Yang termasuk ke dalam faktor sekunder antara lain adalah :
1. Harga tanah dan gedung
Harga tanah dan gedung yang murah merupakan daya tarik tersendiri. Perlu
dikaitkan dengan rencana jangka panjang. Jika harga tanah mahal mungkin hanya
dapat diperoleh luasan tanah yang terbatas, sehingga perlu dipikirkan untuk
membuat bangunan bertingkat walaupun pembangunan gedungnya lebih mahal.
2. Kemungkinan perluasan
Perlu diperhatikan apakah perluasan di masa yang akan datang dapat dikerjakan
di satu tempat atau perlu lokasi lain, apakah di sekitar sudah banyak pabrik lain.
Universitas Sumatera Utara
IX-106
Hal ini menjadi masalah tersendiri dalam hal perluasan pabrik di masa
mendatang.
3. Fasilitas servis
Terutama untuk pabrik kimia yang relatif kecil yang tidak memiliki bengkel
sendiri. Perlu dipelajari adanya bengkel – bengkel di sekitar daerah tersebut yang
mungkin diperlukan untuk perbaikan alat – alat pabrik. Perlu juga dipelajari
adanya fasilitas layanan masyarakat, misalnya rumah sakit umum, sekolah –
sekolah, tempat – tempat ibadah, tempat – tempat kegiatan olahraga, tempat –
tempat rekreasi, dan sebagainya.
Untuk pabrik yang besar, mungkin beberapa fasilitas tersebut dapat dilayani
sendiri walaupun merupakan beban tambahan. Keuntungannya, selain merupakan
daya tarik bagi para pekerja, juga membantu penjagaan kesehatan fisik dan
mental sehingga efisiensi kerja dapat tetap dipertahankan.
4. Fasilitas finansial
Perkembangan perusahaan dibantu oleh fasilitas finansial, misalnya adanya pasar
modal, bursa, sumber – sumber modal, bank, koperasi simpan pinjam, dan
lembaga keuangan lainnya. Fasilitas tersebut akan lebih membantu untuk
memberikan kemudahan bagi suksesnya dalam usaha pengembangan pabrik.
5. Persediaan air
Suatu jenis pabrik memerlukan sejumlah air yang cukup banyak, misalnya pabrik
kertas. Karena itu, di daerah lokasi diperlukan adanya sumber air yang
kemungkinan diperoleh dari air sungai, danau, sumur (air tanah), laut.
6. Peraturan daerah setempat
Peraturan daerah setempat perlu dipelajari terlebih dahulu, mungkin terdapat
beberapa persyaratan atau aturan yang berbeda dengan daerah lain.
7. Masyarakat daerah
Sikap, tangggapan dari masyarakat daerah terhadap pembangunan pabrik perlu
diperhatikan dengan seksama, karena hal ini akan menentukan perkembangan
pabrik di masa yang akan datang. Keselamatan dan keamanan masyarakat perlu
dijaga dengan baik. Hal ini merupakan suatu keharusan sebagai sumbangan
kepada masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
IX-107
8. Iklim di daerah lokasi
Suatu pabrik ditinjau dari segi teknik, adakalanya membutuhkan kondisi operasi
misalnya kelembapan udara, panas matahari, dan sebagainya. Hal ini
berhubungan dengan kegiatan pengolahan, penyimpanan bahan baku atau produk.
Disamping itu, iklim juga mempengaruhi gairah kerja dan moral para karyawan.
Keaktifan kerja karyawan dapat meningkatkan hasil produksi.
9. Keadaan tanah
Sifat – sifat mekanika tanah dan tempat pembangunan pabrik harus diketahui. Hal
ini berhubungan dengan rencana pondasi untuk alat – alat, bangunan gedung, dan
bangunan pabrik.
10. Perumahan
Bila di sekitar daerah lokasi pabrik telah banyak perumahan, selain lebih
membuat kerasan para karyawan juga dapat meringankan investasi untuk
perumahan karyawan.
11. Daerah pinggiran kota
Daerah pinggiran kota dapat menjadi lebih menarik untuk pembangunan pabrik.
Akibatnya dapat timbul aspek desentralisasi industri. Alasan pemilihan daerah
lokasi di pinggiran kota antara lain :
− Upah buruh relatif rendah
− Harga tanah lebih murah
− Servis industri tidak terlalu jauh dari kota
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka Pabrik Pembuatan Pupuk Urea dari
Gas sintetis ini direncanakan berlokasi di daerah Dumai, yang merupakan kawasan
hilir Sungai Rokan,Riau .
Dasar pertimbangan dalam pemilihan lokasi pabrik adalah:
a. Bahan baku
Suatu pabrik sebaiknya didirikan di daerah yang dekat dengan sumber bahan
baku, disamping juga harus diperhatikan jarak pabrik tersebut dengan daerah
pemasaran, sehingga pengaduan transportasi mudah diatasi. Bahan baku pabrik
merupakan gas sintesis yang dikumpul dari kilang perminyakan, yakni Dumai,
Universitas Sumatera Utara
IX-108
dan bahan baku CO2 disupply dari Hydrogen Plant yang terdapat di dalam lokasi
pengilangan minyak tersebut.
sedangkan bahan kimia pendukung dapat diperoleh dari supplier bahan kimia di
dalam provinsi.
b. Transportasi
Pembelian bahan baku dan penjualan produk dapat dilakukan melalui darat
ataupun laut. Lokasi yang dipilih dalam rencana pendirian pabrik ini merupakan
kawasan perluasan industri, yang telah memiliki sarana pelabuhan.
c. Pemasaran Produk
Kebutuhan akan Urea terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun
dengan semakin banyaknya pertanian yang sangat membutuhkan pupuk,
sehingga pemasarannya tidak akan mengalami hambatan. Lokasi pendirian
pabrik ini berada pada daerah yang mempunyai daerah perkebunan yang cukup
luas seperti perkebunan kelapa sawit sehingga produk dapat dipasarkan di Dumai
dan sekitarnya bahkan ke luar negeri seperti ke Singapura dan Malaysia melalui
pelabuhan di Dumai.
d. Kebutuhan air
Air yang dibutuhkan dalam proses diperoleh dari Daerah Aliran Sungai Rokan
yang mengalir di sekitar pabrik untuk proses, sarana utilitas dan keperluan
domestik.
e. Kebutuhan tenaga listrik dan bahan bakar
Dalam pendirian suatu pabrik, tenaga listrik dan bahan bakar adalah faktor
penunjang yang paling penting. Pembangkit listrik utama untuk pabrik Urea ini
adalah menggunakan generator yang digerakkan oleh turbin/expander gas dari
unit proses. Selain itu, tenaga listrik berlebih yang dihasilkan dapat dijual ke
Perusahaan Listrik Negara (PLN) Dumai.
f. Tenaga kerja
Sebagai kawasan industri, daerah ini merupakan salah satu tujuan para pencari
kerja. Di daerah ini tersedia tenaga kerja terdidik maupun yang tidak terdidik
serta tenaga kerja yang terlatih maupun tidak terlatih.
g. Biaya tanah
Universitas Sumatera Utara
IX-109
Tanah yang tersedia untuk lokasi pabrik masih cukup luas dan dalam harga yang
terjangkau.
h. Kondisi iklim dan cuaca
Seperti daerah lain di Indonesia, maka iklim di sekitar lokasi pabrik relatif stabil.
Temperatur udara tidak pernah mengalami penurunan maupun kenaikan yang
cukup tajam dimana temperatur udara berada diantara 30-35 oC dan tekanan
udara berkisar pada 760 mmHg dan kecepatan udaranya sedang.
i. Kemungkinan perluasan dan ekspansi
Ekspansi pabrik dimungkinkan karena tanah yang tersedia cukup luas dan di
sekeliling lahan tersebut belum banyak berdiri pabrik serta tidak mengganggu
pemukiman penduduk.
j. Sosial masyarakat
Sikap masyarakat diperkirakan akan mendukung pendirian pabrik pembuatan
Magnesium klorida ini karena akan menjamin tersedianya lapangan kerja bagi
mereka. Selain itu pendirian pabrik ini diperkirakan tidak akan mengganggu
keselamatan dan keamanan masyarakat di sekitarnya.
8.2 Tata Letak Pabrik
Tata letak pabrik adalah suatu perencanaan dan pengintegrasian aliran dari
komponen-komponen produksi suatu pabrik, sehingga diperoleh suatu hubungan
yang efisien dan efektif antara operator, peralatan dan gerakan material dari bahan
baku menjadi produk.
Desain yang rasional harus memasukkan unsur lahan proses, storage
(persediaan) dan lahan alternatif (areal handling) dalam posisi yang efisien dan
dengan mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut (Peters et. al., 2004):
1. Urutan proses produksi.
2. Pengembangan lokasi baru atau penambahan/perluasan lokasi yang belum
dikembangkan pada masa yang akan datang.
3. Distribusi ekonomis pada pengadaan air, steam proses, tenaga listrik dan bahan
baku
4. Pemeliharaan dan perbaikan.
Universitas Sumatera Utara
IX-110
5. Keamanan (safety) terutama dari kemungkinan kebakaran dan keselamatan kerja.
6. Bangunan yang meliputi luas bangunan, kondisi bangunan dan konstruksinya
yang memenuhi syarat.
7. Fleksibilitas dalam perencanaan tata letak pabrik dengan mempertimbangkan
kemungkinan perubahan dari proses/mesin, sehingga perubahan-perubahan yang
dilakukan tidak memerlukan biaya yang tinggi.
8. Masalah pembuangan limbah cair.
9. Service area, seperti kantin, tempat parkir, ruang ibadah, dan sebagainya diatur
sedemikian rupa sehingga tidak terlalu jauh dari tempat kerja.
Pengaturan tata letak pabrik yang baik akan memberikan beberapa
keuntungan, seperti (Peters et. al., 2004):
1. Mengurangi jarak transportasi bahan baku dan produksi, sehingga mengurangi
material handling.
2. Memberikan ruang gerak yang lebih leluasa sehingga mempermudah perbaikan
mesin dan peralatan yang rusak.
3. Mengurangi ongkos produksi.
4. Meningkatkan keselamatan kerja.
5. Mengurangi kerja seminimum mungkin.
6. Meningkatkan pengawasan operasi dan proses agar lebih baik.
8.3 Perincian Luas Tanah
Luas tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya pabrik diuraikan dalam
Tabel 8.1 berikut ini:
Tabel 8.1 Perincian Luas Tanah No Nama Bangunan Luas (m2)
1 Pos Keamanan 20
2 Parkir 350
3 Taman 1500
4 Areal Bahan Baku 600
5 Ruang Kontrol 200
6 Areal Proses 4500
7 Areal Produk 1000
Universitas Sumatera Utara
IX-111
8 Perkantoran 350
9 Laboratorium 250
10 Poliklinik 150
11 Kantin 150
12 Ruang Ibadah 150
13 Gudang Peralatan 300
14 Bengkel 500
15 Perpustakaan 200
16 Unit Pemadam Kebakaran 100
17 Unit Pengolahan Air 1000
18 Pembangkit Listrik 350
19 Pengolahan Limbah 350
20 Area Perluasan 2000
21 Jalan 1000
Total 14920
Jadi, direncanakan pengadaan tanah untuk pembangunan pabrik pembuatan
Pupuk Urea ini sekitar 14.920 m2. Susunan areal – areal bagian pabrik Pupuk Urea
seperti yang tertera pada Tabel 8.1 dapat dilihat pada gambar 8.1.
Universitas Sumatera Utara
IX-112
BAB IX ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN
Masalah organisasi merupakan hal yang penting dalam perusahaan, hal ini
menyangkut efektivitas dalam peningkatan kemampuan perusahaan dalam
memproduksi dan mendistribusikan produk yang dihasilkan. Dalam upaya
peningkatan efektivitas dan kinerja perusahaan maka pengaturan atau manajemen
harus menjadi hal yang mutlak. Tanpa manajemen yang efektif dan efisien tidak akan
ada usaha yang berhasil cukup lama. Dengan adanya manajemen yang teratur baik
dari kinerja sumber daya manusia maupun terhadap fasilitas yang ada secara
otomatis organisasi akan berkembang.
9.1 Organisasi Perusahaan
Perkataan organisasi, berasal dari kata lain “organum” yang dapat berarti alat,
anggota badan. James D. Mooney, mengatakan : “Organisasi adalah bentuk setiap
perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama”, sedang Chester I.
Barnard memberikan pengertian organisasi sebagai : “Suatu sistem daripada aktivitas
kerjasama yang dilakukan dua orang atau lebih” (Siagian, 1992).
Dari pendapat ahli yang dikemukakan di atas dapat diambil arti dari kata
organisasi, yaitu kelompok orang yang secara sadar bekerjasama untuk mencapai
tujuan bersama dengan menekankan wewenang dan tanggung jawab masing–
masing. Secara ringkas, ada tiga unsur utama dalam organisasi, yaitu (Sutarto, 2002):
1. Adanya sekelompok orang
2. Adanya hubungan dan pembagian tugas
3. Adanya tujuan yang ingin dicapai
Menurut pola hubungan kerja, serta lalu lintas wewenang dan tanggung jawab, maka
bentuk-bentuk organisasi itu dapat dibedakan atas :
Universitas Sumatera Utara
IX-113
1. Bentuk organisasi garis
2. Bentuk organisasi fungsional
3. Bentuk organisasi garis dan staf
4. Bentuk organisasi fungsional dan staf
9.1.1 Bentuk Organisasi Garis
Ciri dari organisasi garis adalah : organisasi masih kecil, jumlah karyawan sedikit,
pimpinan dan semua karyawan saling kenal dan spesialisasi kerja belum begitu tinggi
(Siagian, 1992).
Kebaikan bentuk organisasi garis, yaitu :
− Kesatuan komando terjamin dengan baik, karena pimpinan berada di atas satu
tangan.
− Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat karena jumlah orang
yang diajak berdiskusi masih sedikit atau tidak ada sama sekali.
− Rasa solidaritas di antara para karyawan umumnya tinggi karena saling
mengenal.
Keburukan bentuk organisasi garis, yaitu :
− Seluruh organisasi terlalu bergantung kepada satu orang sehingga kalau
seseorang itu tidak mampu, seluruh organisasi akan terancam kehancuran.
− Kecenderungan pimpinan bertindak secara otoriter.
− Karyawan tidak mempunyai kesempatan untuk berkembang.
9.1.2 Bentuk Organisasi Fungsional
Ciri–ciri dari organisasi fungsional adalah segelintir pimpinan tidak mempunyai
bawahan yang jelas, sebab setiap atasan berwenang memberi komando kepada setiap
bawahan, sepanjang ada hubungannya dengan fungsi atasan tersebut (Siagian, 1992).
Kebaikan bentuk organisasi fungsional, yaitu :
− Pembagian tugas-tugas jelas
− Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan digunakan semaksimal
mungkin
Universitas Sumatera Utara
IX-114
− Digunakan tenaga - tenaga ahli dalam berbagai bidang sesuai dengan fungsi -
fungsinya
Keburukan bentuk organisasi fungsional, yaitu :
− Karena adanya spesialisasi, sukar mengadakan penukaran atau pengalihan
tanggung jawab kepada fungsinya.
− Para karyawan mementingkan bidangnya, sehingga sukar dilaksanakan
koordinasi.
9.1.3 Bentuk Organisasi Garis dan Staf
Kebaikan bentuk organisasi garis dan staf adalah :
− Dapat digunakan oleh setiap organisasi yang besar, apapun tujuannya, betapa
pun luas tugasnya dan betapa pun kompleks susunan organisasinya.
− Pengambilan keputusan yang sehat lebih mudah diambil, karena adanya staf
ahli.
− Perwujudan “The Right Man on The Right Place” lebih mudah dilaksanakan.
Keburukan bentuk organisasi garis dan staf, adalah :
− Karyawan tidak saling mengenal, solidaritas sukar diharapkan.
− Karena rumit dan kompleksnya susunan organisasi, koordinasi kadang -
kadang sukar diharapkan.
9.1.4 Bentuk Organisasi Fungsional dan Staf
Bentuk organisasi fungsional dan staf, merupakan kombinasi dari bentuk organisasi
fungsionil dan bentuk organisasi garis dan staf. Kebaikan dan keburukan dari bentuk
organisasi ini merupakan perpaduan dari bentuk organisasi yang dikombinasikan
(Manulang, 1982).
Dari uraian di atas dapat diketahui kebaikan dan keburukan dari beberapa
bentuk organisasi. Setelah mempertimbangkan baik dan buruknya maka pada Pra
Universitas Sumatera Utara
IX-115
rancangan Pabrik Pembuatan Pupuk Urea ini menggunakan bentuk organisasi garis
dan staf.
9.2 Manajemen Perusahaan
Umumnya perusahaan modern mempunyai kecenderungan bukan saja terhadap
produksi, melainkan juga terhadap penanganan hingga menyangkut organisasi dan
hubungan sosial atau manajemen keseluruhan. Hal ini disebabkan oleh aktivitas yang
terdapat dalam suatu perusahaan atau suatu pabrik diatur oleh manajemen. Dengan
kata lain bahwa manajemen bertindak memimpin, merencanakan, menyusun,
mengawasi, dan meneliti hasil pekerjaan. Perusahaan dapat berjalan dengan baik
secara menyeluruh, apabila perusahaan memiliki manajemen yang baik antara atasan
dan bawahan.
Fungsi dari manajemen adalah meliputi usaha memimpin dan mengatur faktor –
faktor ekonomis sedemikian rupa, sehingga usaha itu memberikan perkembangan
dan keuntungan bagi mereka yang ada di lingkungan perusahaan. Dengan demikian,
jelaslah bahwa pengertian manajemen itu meliputi semua tugas dan fungsi yang
mempunyai hubungan yang erat dengan permulaan dari pembelanjaan perusahaan
(financing).
Dengan penjelasan ini dapat diambil suatu pengertian bahwa manajemen itu
diartikan sebagai seni dan ilmu perencanaan (planning), pengorganisasian,
penyusunan, pengarahan, dan pengawasan dari sumber daya manusia untuk
mencapai tujuan (criteria) yang telah ditetapkan (Siagian, 1992).
Pada perusahaan besar, dibagi dalam tiga kelas, yaitu :
1. Top manajemen
2. Middle manajemen
3. Operating manajemen
Orang yang memimpin (pelaksana) manajemen disebut dengan manajer. Manajer ini
berfungsi atau bertugas untuk mengawasi dan mengontrol agar manajemen dapat
Universitas Sumatera Utara
IX-116
dilaksanakan dengan baik sesuai dengan ketetapan yang digariskan bersama. Syarat –
syarat manajer yang baik adalah (Madura,2000):
1. Harus menjadi contoh (teladan)
2. Harus dapat menggerakkan bawahan
3. Harus bersifat mendorong
4. Penuh pengabdian terhadap tugas – tugas
5. Berani dan mampu mengatasi kesulitan yang terjadi
6. Bertanggungjawab, tegas dalam mengambil atau melaksanakan keputusan yang
diambil.
7. Berjiwa besar
9.3 Bentuk Hukum Badan Usaha
Dalam mendirikan suatu perusahaan yang dapat mencapai tujuan dari perusahaan itu
secara terus – menerus, kita harus memilih bentuk perusahaan apa yang harus kita
dirikan agar tujuan itu tercapai. Bentuk – bentuk badan usaha yang ada dalam
praktek di Indonesia, antara lain adalah (Sutarto, 2002):
1. Perusahaan Perorangan
2. Persekutuan dengan firma
3. Persekutuan Komanditer
4. Perseroan Terbatas
5. Koperasi
6. Perusahaan Negara
7. Perusahaan Daerah
Bentuk badan usaha Pra–rancangan Pabrik Pembuatan Pupuk Urea yang
direncanakan adalah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Perseroan
Terbatas adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
Universitas Sumatera Utara
IX-117
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam UU No. 1 tahun 1995 tentang
Perseroan Terbatas (UUPT), serta peraturan pelaksananya (Rusdji, 1999).
Syarat – syarat pendirian Perseroan Terbatas adalah :
1. Didirikan oleh dua orang atau lebih, yang dimaksud dengan “orang” adalah orang
perseorangan atau badan hukum.
2. Didirikan dengan akta otentik, yaitu di hadapan notaris
3. Modal dasar perseroan, yaitu paling sedikit 20 juta rupiah serta paling sedikit
25 % dari modal dasar harus telah ditempatkan dan telah disetor (Rusdji,1999).
Prosedur pendirian Perseroan Terbatas adalah :
1. Pembuatan akta pendirian di hadapan notaris
2. Pengesahan oleh Menteri Kehakiman
3. Pendaftaran Perseroan
4. Pengumuman dalam tambahan berita negara (Rusdji, 1999).
Dasar – dasar pertimbangan pemilihan bentuk perusahaan PT adalah sebagai berikut
:
1. Kontinuitas perusahaan sebagai badan hukum lebih terjamin, sebab tidak
tergantung pada pemegang saham, dimana pemegang saham dapat berganti-ganti.
2. Mudah memindahkan hak pemilik dengan menjual sahamnya kepada orang lain.
3. Mudah mendapatkan modal, yaitu dari bank maupun dengan menjual saham.
4. Tanggung jawab yang terbatas dari pemegang saham terhadap hutang
perusahaan.
5. Penempatan pemimpin atas kemampuan pelaksanaan tugas (Manulang, 1982).
Universitas Sumatera Utara
LC-118
9.4 Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab
9.4.1 Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Pemegang kekuasaan tertinggi pada PT adalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). RUPS tahunan diadakan dalam waktu paling lambat enam bulan setelah tutup buku. RUPS lainnya dapat diadakan sewaktu – waktu berdasarkan kebutuhan. RUPS dihadiri oleh pemilik saham, komisaris, dan direksi.
Hak dan wewenang RUPS (Sutarto,2002):
− Meminta pertanggungjawaban komisaris dan direksi lewat suatu sidang
− Dengan musyawarah dapat mengganti komisaris atau direksi serta
mengesahkan anggota pemegang saham bila mengundurkan diri, diatur
melalui prosedur yang berlaku
− Menetapkan besar laba tahunan yang diperoleh untuk dibagikan, dicadangkan
atau ditanamkan kembali (Manulang, 1982).
9.4.2 Dewan Komisaris
Dewan komisaris dipilih dalam RUPS untuk mewakili para pemegang saham dalam mengawasi jalannya perusahaan. Tugas dewan komisaris antara lain :
− Mengadakan pertemuan tahunan para pemegang saham.
− Mengawasi dan memberikan nasehat kepada direksi jika dirasakan perlu.
− Meminta laporan pertanggungjawaban direktur secara periodik.
9.4.3 Direktur
Direktur merupakan pimpinan tertinggi yang diangkat oleh RUPS. Tugas direktur
adalah :
− Memimpin dan membina perusahaan secara efektif dan efisien serta
menyusun dan melaksanakan kebijaksanaan umum sesuai dengan
kebijaksanaan RUPS.
Universitas Sumatera Utara
LC-119
− Membina dan mengadakan kerja sama dengan pihak luar demi kepentingan
perusahaan.
− Mengkoordinir tugas – tugas yang didelegasikan kepada setiap manajer.
Dalam melaksanakan tugasnya, direktur dibantu oleh manajer teknik dan produksi,
manajer R dan D, dan manajer umum dan keuangan.
9.4.4 Staf Ahli
Staf ahli bertugas memberikan masukan, baik berupa saran, nasehat, maupun
pandangan terhadap segala aspek operasional perusahaan.
9.4.5 Sekretaris
Sekretaris diangkat oleh direktur untuk menangani masalah surat-menyurat
untuk pihak perusahaan, menangani kearsipan dan pekerjaan lainnya untuk
membantu direktur dalam menangani administrasi perusahaan. Sekretaris
bertanggung jawab langsung kepada direktur perusahaan.
9.4.6 Manajer Teknik dan Produksi
Manajer teknik dan produksi bertanggung jawab kepada direktur dan bertugas mengkoordinir segala kegiatan yang berhubungan dengan operasi pabrik baik proses maupun teknik. Manajer ini dibantu oleh dua kepala bagian, yaitu kepala bagian produksi dan kepala bagian teknik.
9.4.7 Manajer Umum dan Keuangan
Manajer personalia dan umum bertanggung jawab kepada direktur dalam mengawasi dan mengatur keuangan, administrasi, pemasaran, dan personalia. Dalam menjalankan tugasnya manajer umum dan keuangan dibantu oleh dua kepala bagian yaitu kepala bagian umum dan personalia dan kepala bagian keuangan dan administrasi.
Universitas Sumatera Utara
LC-120
9.4.8 Manajer R & D (Research and Development)
Manajer R & D bertanggung jawab langsung kepada direktur dalam usaha
pengembangan proses produksidan perbaikan kualitas produksi dari pabrik.
Dalam menjalankan tugasnya manajer R & D dibantu oleh kepala bagian QC/QA
(Quality Control/Quality Analyze) dan kepala bagian R & D.
9.5 Sistem Kerja
Pabrik direncanakan beroperasi secara kontinu selama 24 jam sehari dalam 330 hari
setahun. Karyawan dibedakan atas dua golongan berdasarkan waktu kerja.
9.5.1 Karyawan Non-Shift
Karyawan non-shift terdiri dari para karyawan yang pekerjaannya tidak langsung
berhubungan dengan proses produksi, misalnya: bagian administrasi, bagian gudang,
dan lain-lain.. jam kerja karyawan non-shift ditetapkan 45 jam per minggu dan jam
kerja selebihnya dianggap lembur. Perincian jam kerja non-shift adalah sebagai
berikut :
− Senin s.d. Kamis
Kerja : 08.00 – 16.00 WIB
Istirahat : 12.00 – 13.00 WIB
− Jumat
Kerja : 08.00 – 16.00 WIB
Istirahat : 12.00 – 14.00 WIB
Universitas Sumatera Utara
LC-121
− Sabtu
Kerja : 08.00 – 14.00 WIB
9.5.2 Karyawan Shift
Untuk pekerjaan yang langsung berhubungan dengan proses produksi yang
membutuhkan pengawasan terus menerus selama 24 jam, para karyawan diberi
pekerjaan bergilir (shift work). Pekerjaan dalam satu hari dibagi tiga shift, yaitu tiap
shift bekerja selama 8 jam dan 15 menit pergantian shift dengan pembagian sebagai
berikut :
− Shift I (pagi) : 08.00 – 16.15 WIB
− Shift II (sore) : 16.00 – 00.15 WIB
− Shift III (malam) : 00.00 – 08.15 WIB
Jam kerja bergiliran berlaku bagi karyawan. Untuk memenuhi kebutuhan pabrik,
setiap karyawan shift dibagi menjadi empat regu dimana tiga regu kerja dan satu regu
istirahat. Pada hari Minggu dan libur nasional karyawan shift tetap bekerja dan libur
1 hari setelah setelah tiga kali shift.
Tabel 9.1 Jadwal Kerja Karyawan Shift
Regu Hari
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A I I I II II II - - III III III -
B II II II - - III III III - I I I
C - - III III III - I I I II II II
D III III - I I I II II II - - III
Universitas Sumatera Utara
LC-122
9.5.3 Karyawan borongan
Apabila diperlukan, maka perusahaan dapat menambah jumlah karyawan
yang dikerjakan secara borongan selama kurun jangka waktu tertentu yang
ditentukan menurut kebijaksanaan perusahaan.
9.6 Jumlah Karyawan dan Tingkat Pendidikan
Dalam melaksanakan kegiatan perusahaan/ pabrik, dibutuhkan susunan karyawan
seperti pada struktur organisasi. Jumlah karyawan yang dibutuhkan adalah sebagai
berikut:
Tabel 9.2 Jumlah Karyawan dan Kualifikasinya
Jabatan Jumlah Pendidikan
Direktur 1
Teknik Kimia (S1)
Berpengalaman minimal 5 tahun
Dewan Komisaris 2
Ekonomi/Teknik (S2)
Berpengalaman minimal 5 tahun
Staf Ahli 2
Teknik Kimia/ Informatika (S1)
Berpengalaman minimal 3 tahun
Sekretaris 1 Kesekretariatan (D3)
Manajer Teknik dan Produksi 1
Teknik Kimia (S2)
Berpengalaman minimal 3 tahun
Manajer Umum dan Keuangan 1 Ekonomi/Manajemen (S2)
Universitas Sumatera Utara
LC-123
Berpengalaman minimal 3 tahun
Manajer R&D 1
Teknik Industri/Kimia (S2)
Berpengalaman minimal 3 tahun
Kepala Bagian Teknik 1
Teknik Industri (S1)
Berpengalaman minimal 2 tahun
Kepala Bagian Produksi 1
Teknik Kimia (S1)
Berpengalaman minimal 2 tahun
Kepala Bagian Keuangan dan Adm 1
Ekonomi/Manajemen (S1)
Berpengalaman minimal 2 tahun
Kepala Bagian Umum dan Personalia 1
Hukum (S1)
Berpengalaman minimal 2 tahun
Kepala Bagian R&D 1
Teknik Kimia (S1)
Berpengalaman minimal 2 tahun
Kepala Bagian QC/QA 1
MIPA Kimia (S1)
Berpengalaman minimal 2 tahun
Kepala Seksi Teknik 1
Teknik Mesin (S1)
Berpengalaman minimal 2 tahun
Kepala Seksi Listrik 1
Teknik Elektro (S1)
Berpengalaman minimal 2 tahun
Tabel 9.2 Jumlah Karyawan dan Kualifikasinya…….................(lanjutan)
Jabatan Jumlah Pendidikan
Kepala Seksi Proses 1 Teknik Kimia (S1)
Berpengalaman minimal 2 tahun
Kepala Seksi Utilitas 1 Teknik Kimia (S1)
Berpengalaman minimal 2 tahun
Kepala Seksi Pemasaran 1 Manajemen pemasaran (D3)
Berpengalaman minimal 2 tahun
Universitas Sumatera Utara
LC-124
Kepala Seksi Administrasi 1 Sekretaris (D3)
Berpengalaman minimal 2 tahun
Kepala Seksi Keuangan 1 Akuntansi (S1)
Berpengalaman minimal 2 tahun
Kepala Seksi Humas 1 Ilmu Komunikasi (S1)
Berpengalaman minimal 2 tahun
Kepala Seksi Keamanan 1 Pensiunan ABRI
Berpengalaman minimal 2 tahun
Karyawan Teknik 4 Teknik Mesin(S1)/Politek. Mesin (D3)
Karyawan Unit Pembangkit Listrik 10 Teknik Elektro/Mesin
Karyawan Proses 60 Teknik Kimia (S1)/Politeknik (D3)
Karyawan Laboratorium, R & D 6 MIPA Kimia (S1)/ Politeknik (D3)
Karyawan Utilitas 10 Teknik Kimia (S1)/Politeknik (D3)
Karyawan Bag. Keuangan 3 Akutansi/Manajemen (D3)
Karyawan Pemasaran/Penjualan 6 Manajemen Pemasaran (D3)
Karyawan Bag. Administrasi 4 Ilmu Komputer (D1)
Karyawan Bag. Humas 3 Akutansi/Manajemen (D3)
Karyawan Bag. Personalia 3 Akutansi/Manajemen (D3)
Petugas Keamanan 11 SLTP/STM/SMU/D1
Karyawan Gudang / Logistik 6 SLTP/STM/SMU/D1
Dokter 1 Kedokteran (S1)
Perawat 2 Akademi Perawat (D3)
Tabel 9.2 Jumlah Karyawan dan Kualifikasinya…….................(lanjutan)
Jabatan Jumlah Pendidikan
Petugas Kebersihan 8 SLTP/SMU
Universitas Sumatera Utara
LC-125
Supir 6 SMU/STM
Jumlah 169
9.7 Sistem Penggajian
Penggajian karyawan didasarkan kepada jabatan, tingkat pendidikan,
pengalaman kerja, keahlian, resiko kerja. Perincian gaji karyawan dapat dilihat pada
Tabel 9.3.
Tabel 9.3 Gaji Karyawan
Jabatan
Jumlah
Gaji/bulan (Rp)
Jumlah gaji/bulan
(Rp)
Direktur 1 15.000.000 15.000.000 Dewan Komisaris 2 20.000.000 40.000.000 Staf Ahli 2 10.000.000 20.000.000 Sekretaris 1 3.000.000 3.000.000 Manajer Teknik dan Produksi 1 8.000.000 8.000.000 Manajer Umum dan Keuangan 1 8.000.000 8.000.000 Manajer R&D 1 8.000.000 8.000.000 Kepala Bagian Teknik 1 7.000.000 7.000.000 Kepala Bagian Produksi 1 7.000.000 7.000.000 Kepala Bagian Keuangan dan Adm 1 7.000.000 7.000.000 Kepala Bagian Umum dan Personalia 1 7.000.000 7.000.000
Kepala Bagian R&D 1 7.000.000 7.000.000
Kepala Bagian QC/QA 1 7.000.000 7.000.000
Kepala Seksi Teknik 1 7.000.000 7.000.000
Kepala Seksi Listrik 1 7.000.000 7.000.000 Kepala Seksi Proses 1 7.000.000 7.000.000 Kepala Seksi Utilitas 1 7.000.000 7.000.000 Kepala Seksi Pemasaran 1 7.000.000 7.000.000 Kepala Seksi Administrasi 1 7.000.000 7.000.000 Kepala Seksi Keuangan 1 7.000.000 7.000.000
Universitas Sumatera Utara
LC-126
Tabel 9.3 Gaji Karyawan……......………………................…...................(lanjutan)
Jabatan
Jumlah
Gaji/bulan (Rp)
Jumlah gaji/bulan
(Rp) Kepala Seksi Humas 1 7.000.000 7.000.000 Kepala Seksi Keamanan 1 7.000.000 7.000.000 Karyawan Teknik 4 3.500.000 14.000.000 Karyawan Unit Pembangkit Listrik 10 3.500.000 35.000.000 Karyawan Proses 60 3.500.000 210.000.000 Karyawan Laboratorium, R & D 6 3.500.000 21.000.000 Karyawan Utilitas 10 3.500.000 35.000.000 Karyawan Bag. Keuangan 3 3.500.000 10.500.000 Karyawan Pemasaran/Penjualan 6 2.000.000 12.000.000 Karyawan Bag. Administrasi 4 2.000.000 8.000.000 Karyawan Bag. Humas 3 2.000.000 6.000.000 Karyawan Bag. Personalia 3 2.000.000 6.000.000 Petugas Keamanan 11 1.500.000 16.500.000 Karyawan Gudang / Logistik 6 2.000.000 12.000.000 Dokter 1 5.000.000 5.000.000 Perawat 2 2.500.000 5.000.000 Petugas Kebersihan 8 1.000.000 8.000.000 Supir 6 1.000.000 6.000.000 Total 169 - 629.800.000
9.8 Fasilitas Tenaga Kerja
Selain upah resmi, perusahaan juga memberikan beberapa fasilitas kepada setiap
tenaga kerja antara lain:
1. Fasilitas cuti tahunan.
2. Tunjangan tempat tinggal, hari raya dan bonus.
3. Fasilitas asuransi tenaga kerja, meliputi tunjangan kecelakaan kerja dan
tunjangan kematian, yang diberikan kepada keluarga tenaga kerja yang
meninggal dunia baik karena kecelakaan sewaktu bekerja maupun di luar
pekerjaan.
4. Pelayanan kesehatan secara cuma-cuma.
5. Penyediaan sarana transportasi/bus karyawan.
6. Penyediaan kantin, tempat ibadah dan sarana olah raga.
Universitas Sumatera Utara
LC-127
7. Penyediaan seragam dan alat-alat pengaman (sepatu, seragam dan sarung
tangan).
8. Fasilitas kenderaan untuk para manager bagi karyawan pemasaran dan pembelian.
9. Family Gathering Party (acara berkumpul semua karyawan dan keluarga) setiap
satu tahun sekali.
10. Bonus 0,5 % dari keuntungan perusahaan akan didistribusikan untuk seluruh
karyawan.
Universitas Sumatera Utara
LC-128
STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
PABRIK PEMBUATAN PUPUK UREA DARI GAS SINTETIS
RUPS
General Manager
Dewan Komisaris
Keterangan :
Garis Komando
Supervisor Proses
Supervisor Laboratorium
Supervisor Utilitas
Manajer Produksi Manajer Personalia
Supervisor HRD
Supervisor GA
Manajer Marketing
Supervisor Gudang
Supervisor Pemasaran
Manajer Maintenance & Repair
Supervisor Sipil
Supervisor Mekanik
Karyawan
Manajer Keuangan
Supervisor Keuangan
Staf ahli Keselamatan Kerja
Garis Koordinasi
Supervisor Listrik/ Instrumentasi
Universitas Sumatera Utara
LC-129
BAB X
EVALUASI EKONOMI
Untuk mengevaluasi kelayakan berdirinya suatu pabrik dan tingkat pendapatannya, maka dilakukan analisa perhitungan secara teknik. Selanjutnya perlu juga dilakukan analisa terhadap aspek ekonomi dan pembiayaannya. Dari hasil analisa tersebut diharapkan berbagai kebijaksanaan dapat diambil untuk pengarahan secara tepat. Suatu rancangan pabrik dianggap layak didirikan bila dapat beroperasi dalam kondisi yang memberikan keuntungan.
Berbagai parameter ekonomi digunakan sebagai pedoman untuk menentukan layak tidaknya suatu pabrik didirikan dan besarnya tingkat pendapatan yang dapat diterima dari segi ekonomi. Parameter-parameter tersebut antara lain:
1. Modal investasi / Capital Investment (CI)
2. Biaya produksi total / Total Cost (TC)
3. Marjin keuntungan / Profit Margin (PM)
4. Titik impas / Break Even Point (BEP)
5. Laju pengembalian Modal / Return On Investment (ROI)
6. Waktu pengembalian Modal / Pay Out Time (POT)
7. Laju pengembalian internal / Internal Rate of Return (IRR)
10.1 Modal Investasi
Modal investasi adalah seluruh modal untuk mendirikan pabrik dan mulai menjalankan usaha sampai mampu menarik hasil penjualan. Modal investasi terdiri dari:
10.1.1 Modal Investasi Tetap / Fixed Capital Investment (FCI)
Universitas Sumatera Utara
LC-130
Modal investasi tetap adalah modal yang diperlukan untuk menyediakan segala peralatan dan fasilitas manufaktur pabrik. Modal investasi tetap ini terdiri dari:
1. Modal Investasi Tetap Langsung (MITL) / Direct Fixed Capital Investment
(DFCI), yaitu modal yang diperlukan untuk mendirikan bangunan pabrik,
membeli dan memasang mesin, peralatan proses, dan peralatan pendukung yang
diperlukan untuk operasi pabrik.
Modal investasi tetap langsung ini meliputi:
- Modal untuk tanah
- Modal untuk bangunan
- Modal untuk peralatan proses
- Modal untuk peralatan utilitas
- Modal untuk instrumentasi dan alat kontrol
- Modal untuk perpipaan
- Modal untuk instalasi listrik
- Modal untuk insulasi
- Modal untuk investaris kantor
- Modal untuk perlengkapan kebakaran dan keamanan
- Modal untuk sarana transportasi
Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh modal investasi tetap
langsung, MITL sebesar = Rp 393.555.792.207,-
2. Modal Investasi Tetap Tak Langsung (MITTL) / Indirect Fixed Capital
Investment (IFCI), yaitu modal yang diperlukan pada saat pendirian pabrik
(construction overhead) dan semua komponen pabrik yang tidak berhubungan
secara langsung dengan operasi proses. Modal investasi tetap tak langsung ini
meliputi:
- Modal untuk pra investasi
- Modal untuk engineering dan supervise
- Modal untuk biaya kontraktor (contractor’s fee)
- Modal untuk biaya tak terduga (contigencies)
Dari perhitungan pada Lampiran E diperoleh modal investasi tetap tak langsung,
MITTL sebesar Rp 131.321.004.237,-
Universitas Sumatera Utara
LC-131
Maka total modal investasi tetap, MIT = MITL + MITTL
= Rp 393.555.792.207 ,- + Rp 131.321.004.237,-
= Rp. 524.876.796.444,-
10.1.2 Modal Kerja / Working Capital (WC)
Modal kerja adalah modal yang diperlukan untuk memulai usaha sampai
mampu menarik keuntungan dari hasil penjualan dan memutar keuangannya. Jangka
waktu pengadaan biasanya antara 1 – 3 bulan, tergantung pada cepat atau lambatnya
hasil produksi yang diterima. Dalam perancangan ini jangka waktu pengadaan modal
kerja diambil 1 bulan. Modal kerja ini meliputi:
- Modal untuk biaya bahan baku proses dan utilitas
- Modal untuk kas
Kas merupakan cadangan yang digunakan untuk kelancaran operasi dan
jumlahnya tergantung pada jenis usaha. Alokasi kas meliputi gaji pegawai, biaya
administrasi umum dan pemasaran, dan biaya lainnya.
- Modal untuk mulai beroperasi (start-up)
- Modal untuk piutang dagang
Piutang dagang adalah biaya yang harus dibayar sesuai dengan nilai penjualan
yang dikreditkan. Besarnya dihitung berdasarkan lamanya kredit dan nilai jual
tiap satuan produk.
Rumus yang digunakan:
HPT12IPPD ×=
dimana: PD = piutang dagang
IP = jangka waktu kredit yang diberikan (1 bulan)
HPT = hasil penjualan tahunan
Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh modal kerja, MK sebesar
Rp . 346.367.770.783,-
Maka, total modal investasi = Modal Investasi Tetap + Modal Kerja
= Rp 524.876.796.444,- + Rp. 346.431.838.991,-
Universitas Sumatera Utara
LC-132
= Rp 871.308.635.435,-
Modal investasi berasal dari:
- Modal sendiri/saham-saham sebanyak 60 % dari modal investasi total
Dari Lampiran E diperoleh modal sendiri = Rp 522.785.181.261,-
- Pinjaman dari bank sebanyak 40 % dari modal investai total
Dari Lampiran E diperoleh pinjaman bank = Rp 348.523.454.174
10.2 Biaya Produksi Total (BPT) / Total Cost (TC)
Biaya produksi total merupakan semua biaya yang digunakan selama pabrik beroperasi. Biaya produksi total meliputi:
10.2.1 Biaya Tetap (BT) / Fixed Cost (FC)
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak tergantung pada jumlah produksi, meliputi:
- Gaji tetap karyawan
- Depresiasi dan amortisasi
- Pajak bumi dan bangunan
- Bunga pinjaman bank
- Biaya perawatan tetap
- Biaya tambahan
- Biaya administrasi umum
- Biaya pemasaran dan distribusi
- Biaya asuransi
Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh biaya tetap, BT sebesar
= Rp 290.364.070.669,-
10.2.2 Biaya Variabel (BV) / Variable Cost (VC)
Universitas Sumatera Utara
LC-133
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya tergantung pada jumlah produksi. Biaya variabel meliputi:
- Biaya bahan baku proses dan utilitas
- Biaya karyawan tidak tetap/tenaga kerja borongan
- Biaya pemasaran
- Biaya laboratorium serta penelitian dan pengembangan (litbang)
- Biaya pemeliharaan
- Biaya tambahan
Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh biaya variabel, BV sebesar
= Rp 318.821.768.220,-
Maka, biaya produksi total = Biaya Tetap + Biaya Variabel
= Rp 290.364.070.669 ,- + Rp 617.633.326.897,-
= Rp 609.185.838.889,-
10.3 Total Penjualan (Total Sales)
Penjualan diperoleh dari hasil penjualan produk pupuk urea dan fuel gas yaitu
sebesar Rp 893.452.764.917,-
10.4 Bonus Perusahaan
Sesuai fasilitas tenaga kerja dalam pabrik pembuatan pupuk urea maka
perusahaan memberikan bonus 0,5% dari keuntungan perusahaan yaitu sebesar
Rp 1.421.334.630,-
10.5 Perkiraan Rugi/Laba Usaha
Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh:
1. Laba sebelum pajak = Rp 282.845.591.397,-
2. Pajak penghasilan = Rp 84.823.677.419,-
3. Laba setelah pajak = Rp 198.009.413.978,-
10.6 Analisa Aspek Ekonomi
10.6.1 Profit Margin (PM)
Universitas Sumatera Utara
LC-134
Profit Margin adalah persentase perbandingan antara keuntungan sebelum
pajak penghasilan PPh terhadap total penjualan.
PM = penjualantotal
pajaksebelumLaba× 100 %
PM = %1004.917893.452.761.397282.845.59 x
= 31,66 %
Dari hasil perhitungan diperoleh profit margin sebesar 31,66 % maka pra
rancangan pabrik ini memberikan keuntungan.
10.6.2 Break Even Point (BEP)
Break Even Point adalah keadaan kapasitas produksi pabrik pada saat hasil
penjualan hanya dapat menutupi biaya produksi. Dalam keadaan ini pabrik tidak
untung dan tidak rugi.
BEP = VariabelBiayaPenjualanTotal
TetapBiaya−
× 100 %
BEP = %1008.220318.821.764.917893.452.76
0.669290.364.07 x−
= 50,53 %
Kapasitas produksi pada titik BEP = 60.636,6323 ton/tahun
Nilai penjualan pada titik BEP = Rp 451.466.390.194,-
Dari perhitungan diperoleh BEP = 50,53%, maka pra rancangan pabrik ini layak.
10.6.3 Return on Investment (ROI)
Return on Investment adalah besarnya persentase pengembalian modal tiap
tahun dari penghasilan bersih.
ROI = investasi modal Total
pajak setelah Laba× 100 %
Universitas Sumatera Utara
LC-135
ROI = 100%x 5.435,-871.308.63 Rp
3.978,-198.009.41 Rp
= 22,73%
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui laju pengembalian modal investasi total dalam pendirian pabrik. Kategori resiko pengembalian modal tersebut adalah:
• ROI ≤ 15 % resiko pengembalian modal rendah
• 15 ≤ ROI ≤ 45 % resiko pengembalian modal rata-rata
• ROI ≥ 45 % resiko pengembalian modal tinggi
Dari hasil perhitungan diperoleh ROI sebesar 22,73%, sehingga pabrik yang akan
didirikan ini termasuk resiko laju pengembalian modal rata-rata.
10.6.4 Pay Out Time (POT)
Pay Out Time adalah angka yang menunjukkan berapa lama waktu
pengembalian modal dengan membandingkan besar total modal investasi dengan
penghasilan bersih setiap tahun. Untuk itu, pabrik dianggap beroperasi pada
kapasitas penuh setiap tahun.
POT = tahun1x 0,2273
1
POT = 4,4 tahun
Dari harga di atas dapat dilihat bahwa seluruh modal investasi akan kembali setelah 4,4 tahun operasi.
10.6.5 Return on Network (RON)
Return on Network merupakan perbandingan laba setelah pajak dengan modal
sendiri.
RON = sendiriModal
pajaksetelahLaba× 100 %
Universitas Sumatera Utara
LC-136
RON = 100%x 1.261,-522.785.18 Rp
3.978,-198.009.41 Rp
RON = 37,88%
10.6.6 Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return merupakan persentase yang menggambarkan
keuntungan rata-rata bunga pertahunnya dari semua pengeluaran dan pemasukan
besarnya sama.
Apabila IRR ternyata lebih besar dari bunga riil yang berlaku, maka pabrik
akan menguntungkan tetapi bila IRR lebih kecil dari bunga riil yang berlaku maka
pabrik dianggap rugi. Dari perhitungan Lampiran E diperoleh IRR = 35,23%,
sehingga pabrik akan menguntungkan karena, IRR yang diperoleh lebih besar dari
bunga pinjaman bank saat ini, sebesar 15 % (Bank Mandiri, 2009).
Universitas Sumatera Utara
LC-137
BAB XI
KESIMPULAN
Hasil analisa perhitungan pada Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Urea dari
Gas Sintesis dengan kapasitas 120.000 ton/tahun diperoleh beberapa kesimpulan,
yaitu :
1. Kapasitas produksi pupuk urea 120.000 ton/tahun menggunakan bahan baku
nitrogen, hidrogen, karbondioksida
2. Bentuk hukum perusahaan yang direncanakan adalah Perseroan Terbatas (PT)
3. Bentuk organisasi yang direncanakan adalah garis dan staf dengan jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan 169 orang.
4. Luas tanah yang dibutuhkan adalah 14.920 m2
5. Analisa ekonomi:
Total Modal Investasi : Rp 871.308.635.435 ,-
Biaya Produksi : Rp 609.185.838.889 ,-
Hasil Penjualan : Rp 893.452.764.917 ,-
Laba Bersih : Rp 198.009.413.978 ,-
Profit Margin : 31,66 %
Break Even Point : 50,53 %
Return on Investment : 22,73 %
Pay Out Time : 4,4 tahun
Return on Network : 37,88 %
Internal Rate of Return : 35,23 %
Dari hasil analisa aspek ekonomi dapat disimpulkan bahwa pabrik pembuatan
Urea dari Gas Sintesis ini layak untuk didirikan.
Universitas Sumatera Utara