Chapter I

4
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pap Smear adalah suatu metode dimana dilakukan pengambilan sel dari mulut rahim kemudian di periksa di bawah mikroskop. Pada pemeriksaan biasanya dapat di tentukan apakah sel yang ada di mulut rahim masih normal, berubah menuju kanker, atau telah berubah menjadi sel kanker. Selain itu, infeksi dan inflamasi mulut rahim juga dapat di tentukan dari pemeriksaan ini. Metode ini juga disebut pap test atau papanicolaou smear (Bustan, 1997). Manfaat Pap Smear adalah untuk mendeteksi adanya perubahan yang bersifat prakanker (Evennett, 2004). Berdasarkan data World health organization (WHO) pada tahun 2008 di perkirakan setiap harinya ada 38 kasus baru kanker serviks dan 21 orang perempuan yang meninggal karena kanker serviks di Indonesia. Pada tahun 2025 di perkirakan kasus baru kanker serviks di Indonesia akan meningkat sebesar 74%, sementara secara keseluruhan prevalensinya akan meningkat sebesar 49% Pada Tahun 2008, terdapat 530 202 kasus baru kanker serviks di seluruh dunia. Dengan jumlah itu berarti di perkirakan akan di dapatkan sekitar 1 kasus baru kanker serviks setiap menitnya di dunia. Secara keseluruhan insiden kanker serviks di seluruh dunia adalah sebesar 16,2 per 100.000 penduduk (Ocviyanti, 2013). Kanker serviks menduduki urutan tertinggi di negara-negara berkembang dan urutan ke 10 di negara maju atau urutan ke 5 secara global. Menurut data Globocan 2008, terdapat 529,409 kasus baru kanker serviks dengan 274,883 kematian di dunia. Hampir 85% kasus terdapat pada negara-negara berkembang. Di Asia Tenggara , terdapat 188.000 kasus baru dengan sekitar 102.000 kematian (Soehartati, 2010).

description

pap smear

Transcript of Chapter I

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pap Smear adalah suatu metode dimana dilakukan pengambilan sel dari mulut

    rahim kemudian di periksa di bawah mikroskop. Pada pemeriksaan biasanya dapat di

    tentukan apakah sel yang ada di mulut rahim masih normal, berubah menuju kanker,

    atau telah berubah menjadi sel kanker. Selain itu, infeksi dan inflamasi mulut rahim

    juga dapat di tentukan dari pemeriksaan ini. Metode ini juga disebut pap test atau

    papanicolaou smear (Bustan, 1997). Manfaat Pap Smear adalah untuk mendeteksi

    adanya perubahan yang bersifat prakanker (Evennett, 2004).

    Berdasarkan data World health organization (WHO) pada tahun 2008 di

    perkirakan setiap harinya ada 38 kasus baru kanker serviks dan 21 orang perempuan

    yang meninggal karena kanker serviks di Indonesia. Pada tahun 2025 di perkirakan

    kasus baru kanker serviks di Indonesia akan meningkat sebesar 74%, sementara secara

    keseluruhan prevalensinya akan meningkat sebesar 49% Pada Tahun 2008, terdapat 530

    202 kasus baru kanker serviks di seluruh dunia. Dengan jumlah itu berarti di perkirakan

    akan di dapatkan sekitar 1 kasus baru kanker serviks setiap menitnya di dunia. Secara

    keseluruhan insiden kanker serviks di seluruh dunia adalah sebesar 16,2 per 100.000

    penduduk (Ocviyanti, 2013).

    Kanker serviks menduduki urutan tertinggi di negara-negara berkembang dan

    urutan ke 10 di negara maju atau urutan ke 5 secara global. Menurut data Globocan

    2008, terdapat 529,409 kasus baru kanker serviks dengan 274,883 kematian di dunia.

    Hampir 85% kasus terdapat pada negara-negara berkembang. Di Asia Tenggara ,

    terdapat 188.000 kasus baru dengan sekitar 102.000 kematian (Soehartati, 2010).

  • 2

    Di Indonesia kanker serviks mempunyai frekuensi relatif tertinggi (25,6%),

    Menurut perkiraan Departemen kesehatan, terdapat sekitar 100 kasus per 100 ribu

    penduduk atau 200 ribu kasus setiap tahunnya. Biasanya tanpa gejala pada stadium dini,

    tetapi jika ditemukan pada stadium dini, kanker leher rahim dapat disembuhkan dengan

    baik. Lebih dari 70% kasus yang datang ke rumah sakit ditemukan dalam keadaan

    stadium lanjut (Bustant, 1997).

    Kanker serviks stadium awal biasa didiagnosa dengan melakukan pemeriksaan

    sitologi melalui Pap Smear pada cairan serviks. Tetapi negatif palsu pada pemeriksaan

    Pap Smear terdapat 15-40% kasus adalah tergantung pada kemampuan laboratorium

    dan kelompok penduduk yang di periksa. Hampir 50% penderita kanker serviks

    ternyata tidak melakukan Pap Smear dalam 10 tahun belakang. Disinilah perlunya

    seorang perempuan beresiko sebaiknya di periksa Pap Smear (Yatim, 2005).

    Tes Pap Smear dapat mendeteksi perubahan awal sel di leher rahim (displasia)

    sebelum berubah menjadi kanker. Pap Smear juga dapat mendeteksi sebagian besar

    kanker serviks pada tahap awal. Kebanyakan wanita yang didiagnosa kanker serviks di

    Amerika Serikat tidak pernah menjalani tes Pap Smear dalam 5 tahun terakir (Emilia, et

    al. 2010).

    Alasan para ibu untuk tidak mau melakukan pap smear biasanya adalah

    pisikologis. Suatu penelitian yang di lakukan oleh ahli psikologis Alison bish di

    London, alasan ibu tidak melakukan Pap Smear adalah bahwa pemeriksaan itu

    memalukan, menyusahkan, menyakitkan, dan menggangu. Ketakutan yang lain adalah

    kalau Pap Smear akan menyatakan bahwa mereka menderita kanker sehingga mereka

    lebih memilih tidak mengetahuinya dan menghindarinya (Evennt, 2004)

  • 3

    Sebagian besar ibu telah yakin bahwa tes Pap Smear adalah untuk mendeteksi

    kanker. Banyak ibu yang tidak menggangap diri mereka sendiri masuk dalam kelompok

    risiko terkena kanker leher rahim. Hal ini menjadikan tes tersebut tidak berperan

    penting bagi mereka sehingga meyakinkan mereka bahwa tes tersebut tidak di tunjukan

    bagi mereka dan oleh karena itu, mereka merasa tidak perlu melakukan tes Pap Smear.

    Ada juga kelompok ibu gelisah yang terlalu malu, khawatir atau cemas untuk menjalani

    Pap Smear (Evennet, 2004).

    Berdasarkan latar tersebut, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan

    penelitian tentang Faktor faktor ibu melakukan pemeriksaan Pap Smear di RSU Mitra

    Sejati Medan Tahun 2014

    B. Rumusan Masalah

    Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah

    faktor-faktor ibu melakukan pemeriksaan Pap Smear di RSU Mitra Sejati Medan Tahun

    2014.

    C. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum

    Untuk mengetahui faktor faktor Ibu melakukan pemeriksaan Pap Smear di RSU

    Mitra Sejati Medan Tahun 2014

    2. Tujuan Khusus

    a. Untuk mengatahui Faktor ibu melakukan pemeriksaan Pap Smear berdasarkan

    Pengetahuan.

    b. Untuk mengatahui Faktor ibu melakukan pemeriksaan Pap Smear berdasarkan

    Sikap.

  • 4

    c. Untuk mengatahui Faktor ibu melakukan pemeriksaan Pap Smear berdasarkan

    Tingkat sosial ekonomi.

    d. Untuk mengatahui Faktor ibu melakukan pemeriksaan Pap Smear berdasarkan

    pengalaman

    D. Manfaat Penelitian

    a. Lokasi Penelitian

    Sebagai bahan masukan dan informasi mengenai faktor faktor Ibu melakukan

    pemeriksaan Pap smear di RSU Mitra Sejati Medan Tahun 2014

    b. Bagi Ibu

    Menambah wawasan dan pengetahuan ibu mengenai faktor-faktor ibu

    melakukan pemeriksaan Pap Smear.

    c. Bagi Institusi Pendidikan dan peneliti selanjutnya

    1. Sebagai bahan bacaan dan refrensi di perpustakaan Universitas Sumatera

    Utara secara umum dan Fakultas Keperawatan Program Studi D-IV Bidan

    Pendidik secara khusus mengenai faktor-faktor yang mempegaruhi ibu

    melakukan pemeriksaan Pap Smear serta sebagai bahan perbandingan bagi

    peneliti selanjutnya.

    2. Untuk menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti serta

    mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat selama mengikuti perkuliahan di

    Universitas Sumatera Utara Fakultas Keperawatan Program Studi D-IV

    Bidan Pendidik.