Chapter I

download Chapter I

If you can't read please download the document

description

jkgkgkgkglighki

Transcript of Chapter I

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pedikulosis kapitis (PK) adalah infestasi kutu kepala yang disebabkan oleh

Pediculus humanus capitis. Prevalensi dan insidensi PK di seluruh dunia cukup tinggi, diperkirakan ratusan juta orang terinfeksi setiap tahunnya dan paling sering terjadi pada anak-anak. Di Amerika Serikat sekitar 6-12 juta kasus anak-anak yang berusia 3-12 tahun mengalami PK setiap tahunnya.1-6 Hopper pada tahun 1971 melaporkan terjadinya epidemi PK di Kanada dengan jumlah kasus 11,5% dari 14.500 murid. Secara umum di Indonesia sendiri masih belum diketahui penyebarannya karena belum ada penelitian mengenai insidensi dan pola penyebarannya. Secara khusus di RS. Haji Adam Malik Medan juga belum ada data mengenai jumlah penderita PK yang datang untuk berobat, oleh karena mungkin PK dianggap bukan suatu penyakit walaupun banyak dijumpai di komunitas masyarakat yang padat.1

Terdapat beberapa faktor yang dapat membantu penyebaran PK antara lain faktor sosial-ekonomi, tingkat pengetahuan, higiene perorangan, kepadatan tempat tinggal (misalnya di asrama, panti asuhan, sekolah dasar), dan karakteristik individu (umur, panjang rambut, dan tipe rambut). Akibat dari infestasi PK yang tidak diobati dapat menimbulkan berbagai dampak pada penderitanya, antara lain berkurangnya kualitas tidur anak pada malam hari akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa malu dan rendah diri.1,2

1UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Saat ini ada beberapa bentuk pengobatan yang umum digunakan yaitu dengan preparat pedikulosid topikal atau sampo yang mengandung bahan-bahan kimia, bahan-bahan yang tersedia di rumah, dan sisir kutu. Semua bentuk pengobatan ini mempunyai keterbatasan masing-masing dalam penggunaannya.3,5-10

Pengobatan dengan preparat pedikulosid topikal atau sampo yang mengandung bahan-bahan kimia seperti lindane, carbaryl, pyrethrin, permethrin dan malathion dikatakan belum ada yang dapat membunuh 100% kutu dan telurnya.2,6,8-11

Dibutuhkan pengobatan yang berulang yaitu sekitar 1 minggu kemudian setelah pengobatan yang pertama untuk membunuh kutu dari telur kutu yang baru menetas.7 Penggunaan preparat pedikulosid topikal tersebut dikatakan dapat menimbulkan efek samping. Lindane dapat menyebabkan toksisitas pada susunan saraf pusat manusia; pada beberapa kasus telah dilaporkan terjadi kejang berat pada anak-anak yang menggunakan preparat lindane.8,12,13 Selain itu dilaporkan juga telah terjadi resistensi PK terhadap preparat pedikulosid topikal tersebut yang kemungkinan dikarenakan penggunaan yang berlebihan dari produk insektisidal sebelumnya sehingga terjadi peningkatan resisten strain pada kutu.5,12 Di Inggris dilaporkan telah terjadi resistensi PK terhadap malathion dan carbaryl. Di beberapa bagian di dunia termasuk Israel, Kanada, Denmark, dan Malaysia juga dilaporkan telah terjadi resistensi PK terhadap insektisida organoklorin seperti DDT (Dichloro-Diphenyl-Trichloroethane) dan lindane. Di Prancis, Inggris dan Republik Czech dilaporkan telah dijumpai resistensi PK terhadap permethrin dan resistensi silang PK terhadap pyrethroid lainnya.6,7,10,13-16

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Metode pengobatan lain adalah dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia di rumah seperti mayones, petroleum jeli, minyak zaitun, margarin, gel rambut, dan lainnya. Bahan-bahan tersebut digunakan dengan pengaplikasian secara banyak dan tebal pada rambut dan kulit kepala yang dibiarkan selama 1 hari. Hal ini dikatakan dapat menutup jalan spirakel kutu dan menyebabkan penurunan respirasi dari kutu tersebut. Namun, bahan-bahan ini dikatakan hanya sedikit menunjukkan efektifitasnya dalam membunuh kutu bahkan belum ada percobaan yang dilakukan untuk membuktikan efektifitas dan keamanannya.6,9 Selain itu, ada bahan lain seperti minyak tanah, kerosene, juga digunakan untuk pengobatan PK, tetapi bahan-bahan tersebut sangatlah berbahaya dan belum ada dilaporkan efektifitas dalam penggunaannya.5,6,9,11

Kelompok pengobatan lain yang sering digunakan adalah sisir kutu. Sisir kutu mempunyai bentuk yang bervariasi, biasanya terdiri dari metal yang tipis atau bergigi plastik yang dirancang sebagai sisir rambut untuk melepaskan kutu dan telurnya dari rambut dan kepala. Bagaimanapun, penyisiran yang efektif diperlukan waktu beberapa jam hingga beberapa hari, dan kebanyakan orang tidak memiliki waktu dan tidak sabar untuk melakukan penyisiran untuk mendapatkan seluruh kutu dan telurnya.7,10

Mengingat tingginya prevalensi dan insidensi PK di seluruh dunia dan telah banyak terjadi resistensi terhadap pengobatan-pengobatan sebelumnya serta efek samping yang mungkin terjadi akibat pemakaian bahan-bahan kimia. Oleh karena itu perlu dipikirkan alternatif lain untuk mengobati PK yaitu penanganan yang aman,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

bebas dari bahan-bahan kimia, mudah diperoleh dan digunakan, tidak mahal, efektif, dan tidak mudah menjadi resisten dengan memperhatikan sifat fisis kutu dan telurnya.7,8 Kutu kepala dapat bertahan hidup sekitar 10 hari pada suhu 5C dan mati pada suhu 40C, sedangkan telur kutu dapat mati pada suhu 60C.1 Menurut Buxton (1946), kutu badan (Pediculus humanus corporis) sangat mirip dengan kutu kepala (Pediculus humanus capitis) dimana kutu tersebut dapat mati pada suhu 51C selama

5 menit.7 Kobayashi et al. (1995) melaporkan bahwa kutu badan dapat mati secara in vitro dengan udara panas yang berasal dari alat pengering pada suhu C50 selama 5 menit, dan telur kutunya gagal untuk menetas secara in vitro setelah paparan udara panas pada suhu 55C selama 90 detik. Buxton (1946) juga melaporkan bahwa keadaan kering akibat pemanasan dapat mengurangi jumlah cairan amniotik pada telur kutu, sehingga telur sulit menetas, oleh karena itu dapat dijelaskan mengapa pemanasan dapat menyebabkan telur kutu menjadi hancur. Air merupakan komponen fisiologis yang penting bagi kutu tersebut sehingga tidak mungkin kutu resisten terhadap kekeringan.7,17

Berdasarkan sifat-sifat fisik kutu dan telurnya tersebut, Goates et al. (2006) di Utah telah melakukan penelitian mengenai efektifitas penanganan secara non kimiawi dengan udara panas terhadap PK.3 Dari penelitian tersebut didapatkan bahwa pemanasan dengan menggunakan alat pemanas yang disebut LouseBuster dengan suhu 59 1,5C selama 30 menit pada rambut kepala yang diterapi efektif digunakan dalam penanganan PK dengan keberhasilan 98% untuk membunuh telur kutu dan mencapai 80% untuk membunuh kutunya. LouseBuster tesebut adalah suatu alat yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

menghasilkan udara panas, menggunakan tenaga listrik, yang dibuat khusus untuk penanganan PK.7,8 Tetapi alat LouseBuster tersebut sangatlah mahal dan diperlukan keahlian yang khusus untuk menggunakannya,8 selain itu belum ada di Indonesia. Oleh karena itu peneliti mencoba melakukan penelitian dengan menggunakan alat pemanas pelurus rambut yang menghasilkan udara panas untuk mengetahui apakah alat tersebut efektif bila digunakan dalam penanganan PK. Alat pemanas pelurus rambut sering kita jumpai di salon-salon kecantikan dan dapat digunakan sendiri dengan harga yang relatif terjangkau. Sekarang ini, salon-salon kecantikan dapat kita jumpai dimana saja, baik di kota-kota besar maupun sudah tersebar hingga ke desa-desa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Rumusan Masalah

Apakah alat pemanas pelurus rambut efektif untuk penanganan pedikulosis kapitis? Hipotesis

Alat pemanas pelurus rambut efektif dalam penanganan pedikulosis kapitis.

Tujuan Penelitian

Tujuan umum:

. Untuk mengetahui apakah alat pemanas pelurus rambut efektif dalam penanganan pedikulosis kapitis.

Tujuan khusus :

Untuk mengetahui perbedaan jumlah kutu dan telur kutu pada kepala bagian kanan dan kiri. Untuk mengetahui perbedaan jumlah kutu kepala yang hidup dan mati sebelum dan setelah pemanasan dengan alat pemanas pelurus rambut. Untuk mengetahui perbedaan jumlah telur kutu kepala yang hidup dan mati sebelum dan setelah pemanasan dengan alat pemanas pelurus rambut. Untuk mengetahui efek samping yang dapat langsung terjadi setelah pemakaian alat pemanas pelurus rambut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Manfaat Penelitian

Mendapatkan alternatif lain untuk penanganan pedikulosis kapitis selain cara yang konvensional yang berguna untuk petugas medis dan masyarakat. Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat menjadi data dasar ataupun data pendukung penelitian-penelitian selanjutnya mengenai penanganan pedikulosis kapitis melalui sifat-sifat fisik kutu dan telurnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Kerangka Teori

Pediculus

humanus capitis

Kontak langsung

Kontak tidak

langsung

Pedikulosis Kapitis

Penatalaksanaan

Alternatif lain

Preparat pedikulosidBahan-bahan yangsisir kutupemanasantopikal atau sampo yangtersedia di rumah

mengandung bahan-bahan(mayones, petrolatum

kimia (lindane, carbaryl,jeli, minyak zaitun,

pyrethrin, permethrin dankerosene, dll)

malathion )

Gambar 1. Diagram kerangka teori penelitian

Kerangka Konsep

Pedikulosis

kapitis

Alat pemanas pelurusEfektifitas ?

rambut

(penatalaksanaan)

Gambar 2. Diagram kerangka konsep penelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA