Chapter I-1

11
 1 BAB 1 PENDAHULUAN Karies gigi adalah suatu proses di dalam rongga mulut yang melibatkan interaksi antara  permukaan gigi dan hasil metabolisme bakteri yang mengakibatkan kehilangan mineral dan kerusakan jaringan ker as gigi. Karies merupakan peny akit yang paling sering ditemukan didalam masyarakat, dan dapat ditemukan seawal usia dini anak. 1 1.1 La ta r Belaka ng Di I ndones ia, 90% kasus kar ies dit emukan p ada pasien a nak y ang data ng ke kl inik Pedodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga. 2 Di Jakarta pula, 90% anak mengalami masalah karies. 3 Sementara itu, hasil penelitian di Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung menunjukkan bahwa 56,78% dari 317 anak balita mengalami karies. 4 Di Malaysia  pula, prevalensi karies gigi pada anak balita adalah 87,1%. 5  American Academy of Paediatrics menemukan lebih dari 40% anak balita di Amerika Serikat mengalami karies pada saat memasuki TK. 6 Sementara itu Di Kota Zagreb, Republik Croatia, 30% anak balita mengalami karies. 1 Anak lahir prematur didefinisika n sebagai a nak yang lah ir sebelum usia k andunga n 37 minggu. 7,8,9,10 WHO mendef inisik an anak lahir prema tur sebagai anak yang lahir sebe lum 37 minggu dari hari pertama menstruasi terakhir. 11 Prevalensi bayi prematur berbeda disetiap negara. Di Malaysia kurang lebih 8% bayi yang dilahirkan adalah prematur. 10 Di Inggris, 6% Universitas Sumatera Utara

description

saliva

Transcript of Chapter I-1

  • 1BAB 1

    PENDAHULUAN

    Karies gigi adalah suatu proses di dalam rongga mulut yang melibatkan interaksi antarapermukaan gigi dan hasil metabolisme bakteri yang mengakibatkan kehilangan mineral dankerusakan jaringan keras gigi. Karies merupakan penyakit yang paling sering ditemukan didalammasyarakat, dan dapat ditemukan seawal usia dini anak.1

    1.1 Latar Belakang

    Di Indonesia, 90% kasus karies ditemukan pada pasien anak yang datang ke klinikPedodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga.2 Di Jakarta pula, 90% anakmengalami masalah karies.3 Sementara itu, hasil penelitian di Kecamatan Cileunyi, KabupatenBandung menunjukkan bahwa 56,78% dari 317 anak balita mengalami karies.4 Di Malaysiapula, prevalensi karies gigi pada anak balita adalah 87,1%.5 American Academy of Paediatricsmenemukan lebih dari 40% anak balita di Amerika Serikat mengalami karies pada saatmemasuki TK.6 Sementara itu Di Kota Zagreb, Republik Croatia, 30% anak balita mengalamikaries.1

    Anak lahir prematur didefinisikan sebagai anak yang lahir sebelum usia kandungan 37minggu.7,8,9,10 WHO mendefinisikan anak lahir prematur sebagai anak yang lahir sebelum 37minggu dari hari pertama menstruasi terakhir.11 Prevalensi bayi prematur berbeda disetiapnegara. Di Malaysia kurang lebih 8% bayi yang dilahirkan adalah prematur.10 Di Inggris, 6%

    Universitas Sumatera Utara

  • 2daripada kelahiran bayi adalah kelahiran bayi prematur.12 Di Indonesia 9.09% bayi.dilahirkanprematur setiap tahunnya. 13

    Banyak anak prematur mengalami masalah kesehatan, pertumbuhan, dan perilaku.Kelainan rongga mulut yang sering dialami oleh anak prematur adalah keterlambatan erupsi gigidan hipoplasia enamel. Penelitian Seow menemukan bahwa gigi anak prematur mempunyaistruktur mikroskopis enamel yang lebih tipis, bergranul, dan kurang termineralisasi dibandinggigi anak normal.14 Tidak seperti permukaan gigi normal, permukaan gigi yang mengalamihipoplasia enamel adalah kasar dan bergranul. Permukaan yang kasar ini akan mempermudahkanperlekatan plak dan bakteri Streptokokus mutans, sehingga memacu proses pembentukan karies.

    Studi epidemiologi pada anak kelahiran prematur pula telah menemukan 82% dari 45anak kelahiran prematur usia 3 4 tahun di Iran mengalami karies.7 Selain daripada itu, 40%kasus karies telah ditemukan pada anak kelahiran prematur di Brisbane, Australia.15 Sedangkan12% dari 96 anak yang lahir prematur di RS Umum di Brazil mengalami karies.1 Persentase yangkecil ini ditemukan karena sampel penelitian tersebut mendapat pendidikan kesehatan gigi yangbaik daripada tim kesehatan RS.

    Penelitian yang akan dilakukan ini adalah untuk melihat adanya karies pada anakkelahiran prematur. Penelitian ini akan dilakukan pada anak usia 20-40 bulan yang lahir di RumahSakit Umum (RSU) Dr. Pirngadi di Medan. Usia 20-40 bulan dipilih karena melihat kepada usiaerupsi gigi desidui lengkap sekitar 20 bulan, dan untuk terjadinya karies memerlukan waktusekitar 18 bulan 6 bulan.17 Rumah sakit ini dipilih karena rumah sakit ini merupakan Rumah

    Universitas Sumatera Utara

  • 3Sakit Umum yang menjadi rujukan utama dan pasien yang berkunjung terdiri atas masyarakatdari berbagai kelas sosial dan ekonomi.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini meliputi:

    1. Berapa prevalensi karies pada anak usia 20 40 bulan yang lahir prematurdan normal?

    2. Bagaimanakah pengalaman karies pada anak usia 20 40 bulan yang lahirprematur dan normal?

    3. Apakah ada perbedaan prevalensi karies pada anak usia 20 40 bulan yang lahirprematur dan normal?

    4. Apakah ada perbedaan pengalaman karies pada anak usia 20 40 bulan yang lahirprematur dan normal?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Penelitian ini dilakukan dengan tujuan, yaitu:

    1. Mengetahui prevalensi karies pada anak usia 20 40 bulan yang lahirprematur dan normal.

    2. Mengetahui pengalaman karies pada anak usia 20 40 bulan yang lahirprematur dan normal berdasarkan elemen gigi.

    3. Melihat perbedaan prevalensi karies pada anak usia 20 40 bulan yanglahir prematur dan normal.

    Universitas Sumatera Utara

  • 44. Melihat perbedaan pengalaman karies pada anak usia 20 40 bulan yanglahir prematur dan normal.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi:

    1. Memperoleh pengalaman melakukan penelitian.2. Sebagai bahan referensi untuk Departemen Ilmu kedokteran Gigi Anak.

    Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara.3. Memberi informasi kepada Dinas Kesehatan Kota Medan dalam

    meningkatkan mutu pelayanan kesehatan gigi mulut di masa yang akandatang.

    Universitas Sumatera Utara

  • 5BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    Karies gigi adalah kelainan pada gigi-geligi yang sering terjadi pada anak. Anak-anakyang datang berkunjung ke dokter gigi biasanya giginya sudah mengalami kerusakan yang amatparah, gigi berlubang sangat besar sekali, bahkan disertai pembengkakan.18

    2.1 Karies Gigi

    Karies gigi adalah suatu penyakit multi-faktorial, namun penyebab utama bagi penyakitini adalah bakteri, karbohidrat, dan gigi.1,19 Karies gigi merupakan proses demineralisasi akibatproses dinamis penguraian ion-ion kalsium dan phosfat. Proses yang menyebabkan destruksipermukaan gigi ini timbul akibat fermentasi karbohidrat oleh mikroorganisme didalam mulut.10

    Pola karies gigi pada anak-anak biasanya menunjukkan destruksi jaringan gigi-geligi desiduiyang bersifat rampan, dan menyerang terutama sekali gigi-geligi anterior maksila.

    2.1.1 Faktor Etiologi dan Patogenesis

    Proses infeksi karies dikatalisir oleh akumulasi substrat-substrat yang mengandung karbohidratke permukaan gigi dalam jangka waktu yang lama dan berulang kali. Akumulasi karbohidratyang berpanjangan akan menyebabkan karies terbentuk. Karbohidrat yang dikonsumsi akandifermentasi oleh bakteri Streptokokus mutans menggunakan enzim glucosyltransferase untukmenghasilkan adhesive glucan yang bersifat merekat. Selanjutnya bakteri dan adhesive glucan

    Universitas Sumatera Utara

  • 6ini akan melekat pada pelikel di permukaan gigi yang disebut sebagai plak gigi. Dengan katalain plak gigi mengandung sejumlah besar bakteri Streptokokus mutans.20,21

    Selain adhesive glucan, senyawa lain yang dihasilkan dari interaksi Streptokokus mutansdan karbohidrat ini adalah asam laktat. Asam laktat ini bersifat asam dengan pH 5,6 dan akanmenyebabkan demineralisasi permukaan enamel gigi dan membentuk karies.19 Kariesmemerlukan waktu sekitar 186 bulan untuk terbentuk.17 Berbeda dengan karies pada gigipermanen, pola karies pada balita sedikit berbeda dimana penyakit ini bersifat parah dan seringmenyerang di bagian anterior maksila dan gigi molar satu desidui.9 Karies pada balita tidakterlalu berpengaruh terhadap gigi anterior bawah karena gigi-geligi anterior bawah terlindungoleh lidah pada saat anak mengkonsumsi karbohidrat.

    Selain daripada empat faktor etiologi (bakteri, karbohidrat, gigi, waktu), karies jugasangat dipengaruhi oleh faktor-faktor predisposisi lain seperti oral hygiene, pola diet, dan statussosial ekonomi orang tua.16,22 Pola diet yang buruk seperti konsumsi makanan yang mudahmelekat pada gigi dan manis dapat memudahkan pembentukan plak dan akhirnya mengakibatkankaries. Orang tua berperan didalam menjaga kebersihan dan kesehatan gigi anak. Orang tuaseharusnya mula membersihkan gigi anak sejak gigi pertama mereka tumbuh, dan mulamengajarkan anak menyikat giginya sejak usia anak 2 tahun.22 Selain daripada itu statussosioekonomi orang tua yang rendah juga menjadi faktor predisposisi kepada pembentukankaries pada anak.22

    Universitas Sumatera Utara

  • 72.1.2 Gambaran Klinis

    Karies sering dimulai pada pit dan fisur, interproksimal gigi, dan bagian servikal gigi. Kariesdimulai dari lapisan enamel atau sementum, dan menyebar ke dalam lapisan gigi.22 Perkembangankaries dimulai dengan tanda-tanda dini seperti bercak putih (white spot), dan demineralisasi opakpada permukaan gigi. Hal ini disebabkan karena terjadi pelepasan ion kalsium dan fosfat dariprisma enamel.23 Pada keadaan ini permukaan gigi masih terlihat utuh, namun terlihat garis putihdi bagian servikal vestibulum dan palatal gigi insisivus.24 White spot ini ditemukan pada areayang mudah tertimbun plak seperti permukaan gigi incisivus maksila, area pit dan fissur sertadibawah kontak point diantara gigi geligi. Pada tahapan ini, lesi yang terbentuk masih bersifatreversibel dan dapat diatasi dengan penjagaan oral hygiene yang baik, aplikasi fluor, danperubahan diet.9

    Tahapan seterusnya turut melibatkan lapisan dentin karena permukaan enamel telahmengalami destruksi. Dentin tersingkap dan kelihatan kekuningan dan lunak apabiladiekskavasi.23 Pada tahapan ini juga akan menunjukkan molar maksila mengalami lesi permulaanpada bagian servikal, proksimal, dan oklusal (Gambar 1).

    Universitas Sumatera Utara

  • 8Gambar 1. Lesi pada dentin berwarna kekuningan pada gigidesidui anak.22

    Proses karies yang berkelanjutan akan menunjukkan karakteristik lesi yang besar, dalamdan berwarna cokelat22 pada insisivus maksila, dan iritasi pulpa. Akhir dari proses karies iniakan menunjukkan fraktur pada seluruh permukaan korona gigi geligi anterior maksila sebagaiakibat daripada amelodentinal destruction (Gambar 2).

    Gambar 2. Amelodentinal destruction.22

    Universitas Sumatera Utara

  • 92.2 Bayi prematur

    Kelahiran prematur didefinisikan sebagai kelahiran pada usia kurang dari 37minggu.9,10,11,25,26 Kelahiran prematur menyebabkan neonatus tidak dapat mengalamiperkembangan dan maturasi dengan sepenuhnya di dalam rahim ibu. Akibatnya, anak prematurakan mempunyai resiko yang tinggi terhadap masalah kesehatan dan pertumbuhan termasukpertumbuhan gigi dan mulut.14

    2.2.1 Resiko pada Kelahiran Prematur

    Resiko yang sering pada rongga mulut anak prematur yang antaranya adalahketerlambatan erupsi dan hipoplasia enamel. Keterlambatan erupsi dan hipoplasia enamel initerjadi akibat kekurangan sumber nutrisi pada saat gestasi yaitu sumber mineral seperti kalsiumdan fosfat.14 Akibat kekurangan sumber mineral ini, benih gigi tidak dapat terbentuk dengansempurna sehingga waktu erupsinya terganggu dan sering terjadi hipoplasia pada enamel gigi.

    Hipoplasia enamel adalah kerusakan pada enamel gigi yang mengakibatkan berkurangnyakomposisi enamel berbanding normal. Kerusakan ini dapat berupa porositi pada permukaan gigi,baik terlokalisir maupun pada seluruh gigi dan dapat juga menyebabkan bentuk gigi yang tidaksempurna.14 W. Kim Seow menemukan bahwa 52% daripada gigi anak prematur yang kelihatannormal jika dilihat dengan mata kasar, namun bila dilihat secara mikroskopis sebenarnyamengalami hipoplasia.14 Defek enamel ini menyebabkan permukaan enamel menjadi kasar danmemudahkan penumpukan plak. Penumpukan plak pada gigi yang mengalami defek ini akanmenjadi faktor predisposisi kepada pembentukan karies.27 Ini menunjukkan bahwa gigi anakprematur sebenarnya begitu rentan terhadap karies gigi.

    Universitas Sumatera Utara

  • 10

    2.3 Kerangka Teori

    (Resiko Tinggi)

    (Faktor Predisposisi)

    2.4 Kerangka Konsep

    ANAK USIA20-40 BULAN

    KARIESGIGI

    LAHIR PREMATUR

    KARIESGIGI

    LAHIR NORMAL

    HIPOPLASIAENAMEL

    - Prevalensi karies- Pengalaman karies

    - Prevalensi karies- Pengalaman karies

    HIPOPLASIAENAMEL

    KARIESGIGI

    Etiologi

    Host

    Hipoplasia Enamel Enamel Normal

    Anak LahirPrematur

    Anak LahirNormal

    Bakteri

    Substrat

    Waktu

    Universitas Sumatera Utara

  • 11

    2.5 Hipotesis Penelitian

    1) Terdapat perbedaan antara prevalensi karies pada anak usia 20 40 bulan yang lahirprematur dan normal.

    2) Terdapat perbedaan antara pengalaman karies pada anak usia 20 40 bulan yang lahirprematur dan normal

    Universitas Sumatera Utara