Chapter 2 Teori Akun

11
RANGKUMAN MATERI KULIAH THE FINANCIAL REPORTING ENVIRONMENT Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi Oleh : Dina Andri Tri Rahmawati ( 125020307111063 ) UNIVERSITAS BRAWIJAYA

description

teori akuntansi

Transcript of Chapter 2 Teori Akun

RANGKUMAN MATERI KULIAHTHE FINANCIAL REPORTING ENVIRONMENTDisusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi

Oleh :Dina Andri Tri Rahmawati ( 125020307111063 )

UNIVERSITAS BRAWIJAYAFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISJURUSAN AKUNTANSIMALANG2015CHAPTER 2THE FINANCIAL REPORTING ENVIRONMENT(LINGKUNGAN PELAPORAN KEUANGAN) Akuntansi keuangan adalah suatu proses yang melibatkan pengumpulan dan pemrosesan atas informasi keuangan untuk membantu pengambilan atas berbagai keputusan oleh berbagai pihak eksternal peusahaan, misalnya saja dalam hal ini adalah investor, investor potensial, pelanggan, pemasok, kreditor dan sebagainya. Dengan banyaknya pihak ekternal tersebut, tentunya hal ini akan menjadi sangat potensial untuk terjadinya perbedaan permintaan dan kebutuhan informasi yang signifikan, dan merupakan suatu hal yang tidak mungkin untuk dapat membuat suatu laporan keuangan yang memuaskan bagi semua pihak. Akuntansi keuangan di hampir semua negara diatur dengan demikian ketatnya,dimana banyak standar akuntansi yang mengatur bagaimana transaksi itu diakui, diukur dan diungkapkan. Semua laporan yang dihasilkan dari proses akuntansi tentunya dipengaruhi secara langsung oleh regulasi standard akuntansi setempat. Ketika suatu standar akuntansi yang ada berubah, atau standard akuntansi yang baru diterbitkan, maka akan mengakibatkan pengaruh tertentu atas rekening-rekening yang ada, termasuk dalam hal ini laporan keuangan yang akan diterbitkan ke publik. Pengguna laporan keuangan seharusnya memiliki pemahaman yang cukup atas berbagai standar akuntansi, karena tanpa mengetahui hal tersebut, akan sangat susah untuk menginterpretasikan apa yang yang benar-benar direfleksikan oleh suatu laporan keuangan.

TINJAUAN ATAS PERKEMBANGAN DAN REGULASI DARI PRAKTIK AKUNTANSI Regulasi akuntansi sebenarnya mulai ada pada saat abad 20. Sebelumnya, hanya terdapat sedikit pemisahan (limited separation) antara pemilik dan manajemen suatu entitas bisnis. Sistem akuntansi yang didesain saat itu lebih dominan ditujukan kepada pemilik atau manajer. Saat ini, telah terdapat peningkatan pemisahan antara pemilik dan manajemen. System double entry sebelumnya mirip dengan system yang sekarang kita pakai. Dalam buku yang ditulis oleh luca pacioli, dalam system tersebut sudah dikenal istilah system debit-kredit, jurnal, dan buku besar. Sebelum abad 19, akuntan-akuntan yang berasal dari amerika serikat dan inggris tidak pernah membentuk badan professional secara bersama-sama. Menurut Goldberg (1949), Society of Accountant dibentukpada tahun 1854 di Edinburg, kemudian Instituted of Chartered Accountant in England and Wales (ICAEW) pada tahun 1880. Adapun di USA, American Association of Public Accountant didirikan pada tahun 1887. Asosiasi inilah yang menjadi cikal bakal terbentuknya AICPA. Sebagaimana dikatakan sebelumnya, karena hasil dari praktik akuntansi memiliki dampak kepada berbagai keputusan yang dibuat, maka praktik akuntansi pada umumnya diregulasi secara secara ketat. Walaupun begitu, sejarah dari regulasi akuntansi keuangan ini masih tergolong baru dan sebelum abad ke 20 tiba, masih belum banyak regulasi yang mengatur masih melibatkan pendokumentasian yang umum digunakan dalam praktik akuntansi. Penelitian ini membawa kepada perkembangan dan keberterimaan atas dasar- dasar akuntansi dan semua akuntan dalam hal ini diharapkan dapat mengikutinya. Seiring berlalunya waktu, prinsip-prinsip umum memberikan jalan untuk perkembangan standar akuntansi yang lebih spesifik. Standar akuntansi mulai diterbitkan oleh berbagai badan professional akuntansi diberbagai penjuru dunia disekitar tahun 1970 dan aktivitas pembuatan standar telah meningkat sejak saat itu. Dan praktik akuntansi keuangan hari ini umumnya telah diatur sejumlah besar standar akuntansi. RASIONALITAS ATAS REGULASI PRAKTIK AKUNTANSI KEUANGAN Seperti yang diindikasikan diatas, walaupun laporan akuntasi sudah ada semenjak ratusan tahun yang lalu, regulasi akuntansi masih merupakan phenomena akhir-akhir ini. Banyak perubahan-perubahan regulasi yang diperkenalkan USA sekitar 1930-an dan diikuti dengan depresi hebat (great depression) . Benar atau salah, telah dipertentangkan bahwa masalah bawaan yang terdapat dalam akuntansi membawa kepada kemiskinan dan keputusan investasi yang tidak terinformasikan dan mungkin merupakan hal yang tidak adil untuk menyalahkan kejadian seperti great depression atas akuntansi, akan tetapi kejadian seperti itu menjadi bahan bakar bagi keinginan public agar informasi yang dihasilkan perusahaan diatur dengan regulasi yang lebih ketat lagi. Dokumen atas regulasi dari praktik akuntasI keuangan yang terus berlanjut dengan terbitnya berbagai standar yang baru ataupun revisi dari standar sebelumnya telah mengundang berbagai perdebatan antara yang mendukung dan yang menentang adanya suatu regulasi dalam suatu praktik akuntasi. Argument ini muncul dari pihak yang meyakini tidak dperlukannya suatu regulasi dan pihak yang menekankan pentingnya eksistensi dari suatu regulasi. Adapun argument dari kedua belah pihak akan disebutkan dibawah ini :

1) Beberapa alasan dari pihak pendukung regulasi, diantaranya adalah a. Pasar untuk suatu informasi tidak akan efisien tanpa adanya suatu regulasi yang mengatur seberapa banyak informasi yang harus dihasilkan. b. Investor memerlukan perlindungan atas kecurangan dari oganisasi yang mungkin menghasilkan dan menunjukkan informasi yang menyimpang, yang mana akan menyebabkan terjadinya suatu asimetri informasi, yang tidak dapat diketahui sebagai suatu kecurangan sewaktu digunakan. c. Regulasi membawa kita kepada kesaragaman metode yang diadopsi olehentitas bisnis yang berbeda, sehingga lebih meningkatkan daya banding antar perusahaan, sehingga keputusan yang lebih baik dapat diambil.

2) Adapun alasan dari pihak yang membantah pentingnya regulasi tersebut adalah : a. Informasi akuntansi sama saja dengan barang lain, dan orang (dalam hal ini pengguna laporan keuangan) akan dipersiapkan untuk membayar sejumlah tertentu untuk memperolehnya lalu digunakan. Ini akan membawa kepada titik keseimbangan optimal terhadap informasi oleh entitas yang bersangkutan. b. Pasar modal membuthkan informs, dan setiap perusahaan yang gagal dalam menyajikan informasi akan dihukum oleh pihak pasar, dan tentunya hal akan merugikan perusahaan sendiri jika mencoba untuk menghilangkan suatu informasi yang dibutuhkan. c. Regulasi pada dasarnya membatasi penggunaan metode akuntansi yang boleh digunakan. Ini berarti beberapa organisasi dilarang menggunakan meode tertentu yang sebenarnya mereka yakini bahwa metode tersebut adalah yang terbaik dalam merefleksikan kinerja dan posisi keuangan. Ini dianggap berpengaruh pada efisiensi dan kinerja yang dilaporkan perusahaan kepada pasar mengenai operasi mereka. d. Adanya regulasi hanya akan memunculkan over-supply informasi yang akan dilaporakan ke public/pasar. Ketika suatu regulasi diperkenalkan, ada dua teori yang menjelaskan siapa yang beruntung dengan adanya regulasi tersebut. 1. Public Interest Theory Teori ini menyatakan bahwa regulasi diterbitka atau diperkenalkan untuk melndungi kepentingan public/masyarakat (public interest). Proteksi ini diperlukan sebagai akibat dari ineffisiensi pasar. Teori ini mengasumsikan bahwa regulator (pemerintah) adalah pelaksana netral atas kepentingan public dan tidak membiarkan kepentingannya sendiri mempengaruhi proses pengambilan keputusannya. 2. Capture theory Teori ini membantah bahwa walaupun teori itu diperkenalkan untuk melindungi kepentingan masyarakat, mekanisme peregulasian sering dikontrol (capture) sehingga hal itu berubah dengan melindungi kepentingan dari kelompok tertentu dalam masyarakat, dan pada umumnya adalah orang yang aktivitasnya paling dipengaruhi oleh regulasi.

PERANAN PENILAIAN PROFESIONAL DALAM AKUNTANSI KEUANGAN Sebagaimana kita telah ketahui bahwa dari mempeljari akuntansi, proses yang dilibatkan dalam menghasilkan suatu rekening atau akun, sangat tergantung pada penilaian professional. Intinya, dalam proses akuntansi, akuntan dalam hal ini sangat diharapkan sebaiknya dapat bersikap objektif dan terbebas dari bias ketika menjalankan tugasnya. Informasi yang disaikan sebaiknya mencerminkan secara akurat atas transaksi da kejadian dan itu harus netral dan dapt diverifikasi. Walaupun begitu, dapatkah kita betul-betul menerima bahwa akuntansi itu dapat selamanya netral atau objektif ? Saat ini, diberbagai tempat disekeliling dunia, para standard-setter sudah mulai mempertimbangkan secara eksplisit impliksi social dan ekonomi yang muncul dalam standar yang akan meraka buat kedepannya untuk diperkenalkan. Dalam chapter 7 dan 8, kita mempertimbangkan berbagai perpektif teori yang diajukan sebagai penjelasan mengapa metode akuntansi yang biasa digunakan boleh diimplementasikan oleh entitas pelaporan. Sejalan dengan perspektif objektivitas bahwa organisasi sebaiknya memilih metode akuntansi yang terbaik yang dapat merefleksikan kinerja mereka yang sebenarnya. Begitupula dengan perpektif efisiensi, menyatakan bahwa organisasi yang berbeda mungkin akan memilih metode akuntansi yang berbeda pula. Adapun perpektif alternative lainnya adalah opportunity perpective. KEKUATAN YANG DIMILIKI OLEH AKUNTAN Mungkin dalam berbagai literature fiksi dan berbagai film yang pernah ditampilkan, biasanya akuntan dianggap sebagai pihak yang lemah. Akan tetapi sebenarnya, banyak orang yang tidak menyadari akan hebatnya posisi akuntan tersebut. Seorang pada hari ini dianggap memiliki kekuatan yang powerful. Hal itu dikarenakan : 1. Output dari dampak proses akuntansi banyak keputusan tentang transfer kekayaan sehingga penghakiman akuntan mempengaruhi kekayaan berbagai pihak. Karena apa yang dihasilkan proses akuntansi mempengaruhi banyak keputusan seperti keputusan apakah memilih untuk menginvestasikan atau meminjam dana dari kreditor, apakh menmbah karyawan atau menmbah mesin, dan sebagainya. 2. Akuntan sebagai penyedia informasi menyebabkan kekuatan pengetahuan bagi orang lain, dianggap memiliki kekuatan untuk mendorong perubahan perilaku dari suatu perusahaan, dan dengan berdasarkan pada kinerja (misalnya laba)3. Akuntan dapat memberikan opini/pendapat atas laporan keuangan perusahaan.4. Tindakan keuntungan mengabaikan banyak eksternalitas sosial dan lingkungan yang disebabkan oleh entitas pelapor. Misalnya konsekuensi sosial yang merugikan utama produsen rokok 5. Akuntansi tidak obyektif mencerminkan entitas tertentu menciptakan hal tersebut.