Chapter 12 Equity Securities and Financial Statement Information

download Chapter 12 Equity Securities and Financial Statement Information

of 12

Transcript of Chapter 12 Equity Securities and Financial Statement Information

  • 8/10/2019 Chapter 12 Equity Securities and Financial Statement Information

    1/12

    Chapter 12

    EQUITY SECURITIES AND FINANCIAL STATEMENT INFORMATION

    12.1 Introduction

    `Chapter ini membahasa kegunaan dari informasi laporan keuangan dalam menentukan harga

    saham ekuitas. Beberapa hal yang akan dibahas adalah :

    1. Pendekatan investasi aktif

    2. Pembuatan keputusan oleh manajemen

    3. Valuasi atas perusahaan swasta

    4. Penelitian akademis

    12.2 Source of Value and Equity-Valuation Models

    Model valuasi ekuitas dapat berfokus padapaling tidak- satu dari empat atribut berikut :

    1. Stream of Future Earnings Approaches

    Ekuilibrium nilai pasar dari sebuah perusahaan (semua ekuitas) adalah :

    . (12.1)Dimana

    : nilai pasar dari perusahaanIpada saat akhir periode t

    : aliran pendapatan tertentu yang seragam dari sebuah perusahaanr : market rate dari bungan untuk investasi yang kurang berisiko

    Perluasan dari rumus di atas, melepaskan ketegangan dari (1) earning yang seragam

    per periode asumsi dan (2) asumsi yang pasti. Contoh dari pernyataan nomor (1)

    adalah model perhitungan berikut untuk sebuah perusahaan dengan pertumbuhan

    konstan di earningnya.

    *

    +.. (12.2)

    Dimana

    : nilai pasar dari perusahaanIpada saat akhir periode t : earning yang dihasilkan oleh perusahaan ipada periode t+1k : proporsi dari earning perusahaan yang diinvestasikan tiap tahun (asumsi konstan)

    : tingkat pengembalkian dari investasiPada formula diatas, adalah fungsi dari kedua hal yaitu komponen yang tidak tumbuh(term pertama pada right-hand side, RHS) dan komponen yang berkembang (term kedua pada

    RHS). Pertumbuhan yang dimaksud adalah investasi terhadap proyek dengan pengembalian

  • 8/10/2019 Chapter 12 Equity Securities and Financial Statement Information

    2/12

    yang melebihi biaya modal. Jika = r, term kedua dari RHS persamaan diatas menjadi 0,dan ditentukan sebagai persamaan pertama.

    Perluasan lain dari model pertama adalah mempertimbangkan risiko yang

    berhubungan dengan ketidakpastian. Risiko ini dapat dipertimbangkan (1) melalui

    penggunaan discount rate atau (2) dengan mengikutkan variabel terpisah pada valuasi

    perhitungan. Menggunakan asumsi sebagai investor yang rasional, pasar yang

    sempurna, dan tidak ada pajak, Modigliani dan Miller menggunakan valuasi berikut

    untuk perusahaan yang tidak tumbuh (semua ekuitas) pada kelas risiko k:

    . (12.3)Dimana

    : nilai pasar dari perusahaanIpada saat akhir periode t : level earning tahunan yang diharapkan dengan asset yang dimiliki perusahaan i : cost of capital dari perusahaan pada kelas risiko kPendekatan kedua untuk mengenali risiko adalah memasukan risiko yang terpisah kedalam

    valuasi. Litzenberger dan Rao (1971) mengilustrasikan pendekatan ini pada pengujian empiris

    dari model valuasi yang didorong oleh dua parameter capital asset pricing model.

    2. Cash Flow-Based Approaches

    Alasan menggunakan CFB adalah :

    a. DFB memperhitungkan waktu kas masuk dan kas keluar terjadi

    b. Earning akuntansi dipengaruhi oleh pilihan acak pada area penting seperti cost

    of goods sold, depresiasi, dan pension expense.

    3. Dividend-Based Approaches

    Formula untuk nilai pasar dari dasar saham ekuitas pada dividen masa depan adalah :

    ()

    ()()..(12.4)

    Dimana

    : nilai pasar dari perusahaanIpada saat akhir periode t : dividen yang dibayarkan pada periode t : market rate dari bunga pada periode t untuk investasi yang kurang berisikoBanyak institusi yang mengunakan dividend-based valuation models yang

    mengasumsikan struktur flat term, dengan adanya asumsi ini maka:

    .(12.5)

  • 8/10/2019 Chapter 12 Equity Securities and Financial Statement Information

    3/12

    Model diatas memberikan struktur flat term sebuah asumsi yaitu kesulitan dalam

    mengestimasi pola dari suku bungan selama n tahun.

    4. Individual Asset and Liability-Based Approaches

    Aset dan kewajiban individual mendasari sebuah saham dimana saham tersebut dapat

    memainkan peran penting pada perhitungan pasar dari saham tersebut. Nilai pasar dari

    saham berdasarkan pada nilai pasar dari saham individual yang diperoleh dengan

    pendanaan. Salah satu sudut pandang yang ada adalah berasal dari sudut pandang

    pernggantian.

    5. Overview

    Keempat pendekatan diatas dapat digunakan untuk memperoleh estimasi dari nilai

    ekuitas saham. Penelitian analitis dapat menemukan kondisi dimana keempat

    pendekatan ini akan menghasilkan valuasi yang ekuivalen. Pada level empiris,

    ekuivalen adalah hal yang jarang diperoleh.

    12.3.1.Investment Community Equity Valuation Models

    Komunitas investasi telah mengembangkan banyak model penilaian yang berbeda yang

    digunakan dalam keputusan pemilihan sekuritas. Kelebihan utama dari model-model ini

    adalah menggunakan data laporan keuangan. Asumsi yang mendasari penggunaan model ini

    adalah kesalahan harga sekuritas pada pasar modal dan model ini dapat digunakan untuk

    mendeteksi kesalahan ini. Model ini merupakan contoh pendekatan fundamental untuk

    analisis investasi aktif yang dideskripsikan pada Chapter9.

    A. Perubahan berlanjutan dalam model atau input

    Ketika menguji model institusi investasi, sangat penting mengakui perubahan berlanjutan baik

    pada struktur model maupun inputmerupakan kewajaran. Penyebab perubahan ini adalah :

    1. Pandangan analisis yang baru

    2. Pandangan empiris yang baru3.Data baseyang baru4. Pengungkapan baru oleh perusahaan5. Sekuritas baru6. Alat statistik yang baru7. Perkembangan baru dalam teknologi komputer

    B. Model Wells Fargo

    Model yang digunakan advisor Investasi Wells Fargo mengombinasikan kedua teori

    penilaian tradisional dengan perkembangan dalam teori asset pricing. Terdapat dua tahap dalam

    implementasi model ini :

  • 8/10/2019 Chapter 12 Equity Securities and Financial Statement Information

    4/12

    1. Estimasi tingkat pengembalian yang diharapkan dari masing-masing sekuritas (E(IRRi)).

    Estimasi ini berdasarkan model penilaian ekuitas diskon dividen :

    Pi,t=d1

    (1 )

    d2

    (1)2

    d3

    (1)3

    d

    (1) (12.6)

    Di mana :

    Pi,t = harga pasar sekuritas ipada akhir periode t

    di,t = dividen yang dibayarkan oleh perusahaan iselama periode t

    IRRi = tingkat pengembalian yang digunakan oleh perusahaan i

    2. Estimasi tingkat pengembalian equilibriumdari masing-masing sekuritas (E(Ri)). Estimasi ini

    berdasarkan model capital asset pricing. Pengukuran kesalahan harga saham (MRMi) dihitung

    sebagai :

    MRMi=E(IRRi)E(Ri) (12.7)

    Semakin positif (negatif) nilai MRMi, semakin kekurangan (kelebihan) nilai sekuritas.

    Dalam menggunakan model ini, menggunakan inputberikut ini :

    1. Estimasi dividen per lembar saham tiap tahun selama lima tahun (di,t+1, di,t+2 )2. Estimasi laba per lembar saham untuk kelima tahun (Ei,t+5)3. Estimasi tingkat pertumbuhan laba per lembar saham untuk kelima tahun (Gi,t+5)4. Estimasi dividend payout ratiountuk kelima tahun (Pi,t+5)5. Pada tahun yang mana pertumbuhan laba mulai stabil (Gi,t+5) dan dividend payout ratio(Pi,t+5)

    akan direalisasikan

    6. Pola pertumbuhan laba per lembar saham yang diharapkan antara tahun kelima dan tahun T.Tiga pola asumsi adalah kerusakan perlahan, kerusakan linear, dan kerusakan cepat.

    Input2 hingga 6 digunakan untuk mengestimasi rangkaian dividen pada tahun 6 hingga tahun T.

    Menggunakan hubungan antara prediksi rangkaian dividen selama tahun 1 hingga tahun TdanPi,t

    saat ini dalam (12.6), maka diperoleh estimasi IRRi.

    Model yang digunakan untuk mengestimasi E(Ri) telah mengalami beberapa modifikasi

    untuk menangkap perubahan persepsi sebagai faktor yang mempengaruhi equilibrium

    pengembalian sekuritas. Model awal menggabungkansingle factor(beta atau risiko terkait) yang

    ditentukan oleh versi sebelum pajak dari dua parameter model capital asset pricing. Persamaan

    untuk mengestimasi MRMiadalah :

    MRMi= tingkat pengembalian internal dari model penilaianrisiko yang disesuaikan menggunakan

    versi CAPM sebelum pajak

    Pengulangan kedua (dimulai pada Februari 1977) menambahkan faktor yang berkaitan dengan

    likuiditas :

  • 8/10/2019 Chapter 12 Equity Securities and Financial Statement Information

    5/12

    MRMi= tingkat pengembalian internal dari model penilaianrisiko yang disesuaikan menggunakan

    versi CAPM sebelum pajak + penyesuaian likuiditas

    Saham dengan likuiditas di bawah rata-rata diasumsikan memerlukan tingkat pengembalian yang

    diharapkan di atas rata-rata dalam equilibrium pricing-nya. Pengulangan ketiga (dimulai padaSeptember 1978) dimotivasi oleh Wells Fargo mengadopsi versi CAPM setelah pajak. Dengan

    model ini, penyesuaian dibuat untuk beta dan dividend yield. Sebuah surat peringatan internal

    menyediakan rincian berikut :

    Security Yield Line disebabkan oleh risiko kepemilikan yang konstan dan memberikan yield yang beragam.Kemiringan Security Yield Line menyajikan rata-rata trade-off antara tingkat pengembalian yang diharapkandengan yield. Garis ini memiliki kemiringan positif karena yieldsaat ini dikenakan pajak dengan tarif yang tinggidaripada capital gains. Untuk menghilangkan perbedaan pajak ini, investor pembayar pajak sebaiknya memintatingkat pengembalian yang lebih tinggi daripada saham yang memiliki yieldtinggi, dan bersedia menerima tingkatpengembalian yang lebih rendah daripada yieldyang diterbitkan lebih rendah, yang lainnya tidak berubah.

    Pengulangan keempat (dimulai Juni 1980) merupakan jatuhnya faktor likuiditas. Sejak Juni 1980,

    persamaan yang digunakan untuk mengestimasi kesalahan harga yang terkait adalah:

    MRMi= tingkat pengembalian internal dari model penilaianrisiko dan dividend yieldyang

    disesuaikan menggunakan versi CAPM setelah pajak

    Wells Fargo menyebut risiko dan penyesuaian dividend yieldsebagai penyesuaian bidang pasar.

    Risiko (beta) mengestimasi berdasarkan regresi OLS dari pengembalian sekuritas tiap bulannya

    dibandingkan dengan indeks S&P 500. Dividend yield dihitung dengan dividen tahunan dibagi

    dengan harga pasar saat ini.

    Wells Fargo menyajikan estimasi harga terkait tingkat sekuritas individu dan tingkat

    industri. Estimasi berikut untuk industri tertentu dibuat pada Oktober 1984 :

    Prediksi pada Oktober 1984 perusahaan keuangan (sebagai kelompok) dinilai lebih kecil,

    sementara perusahaan elektrik dinilai lebih tinggi oleh pasar modal. Sistem Wells Fargo

    menyajikan campuran kepentingan antara teori dan pragmatisme. Informasi laporan keuangan

    berpotensial dapat digunakan dalam mengestimasi parameterE(IRRi) danE(Ri).

    Wells Fargo merupakan pendukung awal mengombinasikan teori penilaian tradisional

    dengan teori asset pricingdalam upaya untuk mendeteksi kesalahan harga sekuritas. Pada awal

    1980an, banyak institusi investasi lainnya menawarkan produk yang mirip dengan klien mereka,

    seperti Bache, Drexel Burnham Lambert, dan Kidder Peabody. (Kidder Peabody menyebutnya

    Industry E(IRR i ) - E(R i ) = MRMi

    Finance companies 20.37 17.93 2.44

    Food stores 16.86 15.86 1.00

    Construction equipment 17.17 17.04 0.13

    Beverages 14.45 15.71 -1.26

    Electric utilities 14.73 17.00 -2.27

  • 8/10/2019 Chapter 12 Equity Securities and Financial Statement Information

    6/12

    sebagai Sistem Penilaian Sekuritas SALUS. Dalam mitos omania Salus merupakan dewa

    keberuntungan, kesehatan, dan kesejahteraan.) Kegunaan diskusi permasalahan menggunakan

    model penilaian investasi ekuitas kelas ini dalam Michaud dan Davis (1982).

    C. Model Value Line

    Model Value Line layak untuk dipertimbangkan karena mampu membuktikan

    keberhasilannya dalam mendeteksi sekuritas yang dinilai lebih kecil atau lebih tinggi. Masing-

    masing saham diletakkan pada salah satu kategori berdasarkan estimasi kinerja harganya selama

    12 bulan berikutnya. Dasar pendekatannya adalah untuk mengukur masing-masing harga saham

    dan karakteristik laba dibandingkan dengan karakteristik Value Line saham lainnya. Masing-

    masing saham diurutkan berdasarkan kinerja harga relatif selama 12 bulan berikutnya yang

    diharapkan sesuai dengan kombinasi dari ketiga kriteria. Value Line menyediakan (padaNovember 1984) deskripsi dari tiga kriteria berikut ini :

    Kriteria 1 : Non-parametric value position

    Non-parametric value position saham merupakan fungsi perintah laba relatif yang

    dilaporkan terakhir dan harga relatif didefinisikan sebagai laba saham selama 12 bulan terakhir

    dan harga dibagi dengan rata-rata laba dan harga seluruh Value Linesaham untuk periode yang

    sama. Jika laba relatif saham saat ini tertinggi selama 10 tahun terakhir, labanya berada pada

    urutan ke 10; jika terendah, 1. Hal yang sama diaplikasikan pada rata-rata harga 12 bulanterakhir. Semakin tinggi urutan laba terhadap urutan harga, saham semakin dinilai lebih rendah

    dengan dasar laba 12 bulan terakhir. Proses menentukan urutan laba relatif cenderung lemah

    dan menormalkan data laba yang, dalam bentuk aslinya, terutama sejauh saham cyclicaltinggi

    yang diminati, terlalu sering tidak diatur.

    Dalam menambahkan laba saat ini dan urutan harga, faktor momentum harga terlibat

    dalam membantu prediksi aksi harga relatif di masa mendatang. Faktor momentum harga untuk

    sebuah saham ditentukan dengan membagi rata-rata harga relatif saham selama 10 minggu

    terakhir dengan rata-rata harga relatif selama 52 minggu.

    Komputer elektronik digunakan untuk menguji kemampuan diskriminasi variabel-

    variabel ini. Analisis regresi multiple digunakan untuk 13.000 pengamatan dan 12 tahun uji

    coba pasar. Hasilnya secara jelas mengindikasikan faktor-faktor ini secara signifikan terkait

    dengan pergerakan harga relatif selama setahun ke depan. Formula yang dihasilkan

    mengombinasikan urutan laba, urutan harga dan momentum harga pada angka komposit yang

    dapat diurutkan dari 1.700 hingga 1, 1.700 menjadi yang terbaik. Angka 1.700 digunakan

    karena menyatakan angka saham secara teratur direviewoleh Value Line Investment Survey.

  • 8/10/2019 Chapter 12 Equity Securities and Financial Statement Information

    7/12

    Kriteria 2 : Earnings Momentum

    Komponen kedua pada Value Line Ranking Systemselama 12 bulan ke depan merupakan

    fungsi perubahan dari tahun ke tahun dalam laba per lembar saham kuartal masing-masing

    saham terhadap seluruh saham di bawah reviewberkala. Beberapa pengujian dengan data yanglalu menyimpulkan faktor momentum laba penting dalam menanggung kinerja harga yang

    berikutnya dari sekuritas individu dan membantu memperhalus pemilihan saham yang

    menguntungkan. Tidak ada kecenderungan yang dibuat untuk mengurutkan seluruh saham dari

    1.700 hingga 1, berdasarkan perubahan laba yang tepat sejak tahun lalu (akurasi yang

    digunakan akan jauh lebih baik daripada yang dapat diperoleh dalam praktik). Saham-saham

    melaporkan laba dengan dasar kuartal disusun menjadi satu di antara tiga kategori setara dan

    diurutkan 1.200, 800, atau 400 tergantung pada momentum laba relatif dari akhir kuartal.

    Perbandingan laba kuartal yang paling menguntungkan diberikan urutan 1.200, nilai tengah

    diberikan urutan 800, dan nilai terendah diberikan 400. (Skala angka ini dipilih untuk mengatur

    perbandingan dengan metode urutan yang diaplikasikan pada kriteria nilai non-parametric.)

    Dalam tugasnya mengurutkan, perkecualian dibuat, kapan pun dimungkinkan, untuk faktor

    spesial mempengaruhi laba pada kuartal tertentu seperti temuan penyesuaian akuntansi,

    kredit pajak khusus, penghasilan dan beban tidak rutin lainnya, dan lain sebagainya.

    Kriteria 3 : Earnings Surprice Factor

    Komponen ketiga dari Value Line Ranking Systemadalah faktor kejutan laba. Pengujian

    telah mengindikasikan laporan laba kuartal perusahaan secara signifikan berbeda dari yang

    diestimasikan Survey, pergerakan harga yang tajam menunjukkan kecenderungan kejutan

    sebagai berikut. Dalam Value Line Ranking System, faktor ini diperlakukan sebagai berikut :

    Pada kasus momentum laba, angka yang diberikan pada deviasi laba kuartal antara aktual dan

    estimasi dipilih untuk menjaga perbandingan dengan metode urutan yang diaplikasikan pada

    kriteria nilai non-parametric dan momentum laba.

    Urutan Akhir

    Setelah seluruh saham diklasifikasikan berdasarkan masing-masing kriteria di atas, urutan

    individu diringkas dan angka komposit dibagi ke dalam lima kategori sebagai berikut :

    Deviasi antara

    Aktual dan

    Estimasi Laba

    Kuartal Value Line

    Angka yang

    Diberikan

    -30% atau lebih -400-15 hingga -29% -200

    -14 hingga +14% 0

    +15 hingga +29% +200

    +30% dan lebih +400

  • 8/10/2019 Chapter 12 Equity Securities and Financial Statement Information

    8/12

    Pada pertengahan 1970an, Value Linememiliki faktor keempat faktor pertimbangan analis

    yang bertanggung jawab dengan tren jaminan simpanan tingkat pesanan yang baru masuk

    penggunaan fasilitas, faktor kompetisi, permasalahan tenaga kerja, kualitas produk dan beberapa

    variabel lainnya yang tidak dapat dikuantifikasi. Faktor ini dihilangkan pada pertengahan 1979.

    Komentar resmi dari Value Line kontribusinya secara statistik tidak signifikan dan demikian

    negatif sehingga menyebabkan perubahan urutan yang tidak diperlukan.

    Figur 12.1 menyajikan rekaman kelompok Value Line selama periode 1965-1984.

    Pengembalian Kelompok 1 mengasumsikan investor membeli setara dengan satu dolar pada setiap

    saham diurutkan di Kelompok 1 (tertinggi) untuk kinerja harga pada setiap awal tahun. Investor

    bertahan daftar tidak berubah sepanjang tahun dan pada akhir tahun merevisi daftar tersebut,

    mengeluarkan saham yang tidak lagi pada urutan 1 dan mengganti dengan saham-saham yang

    telah menggantikan posisi dalam Kelompok 1. Prosedur yang sama berulang pada keempat

    kelompok saham lainnya. (Pengembalian pada Figur 12.1 tidak bertanggung jawab pada biaya

    transaksi untuk mengubah portofolio pada setiap akhir tahun.) Perhatikan kinerja harga pada

    masing-masing kelompok tampak konsisten dengan prediksi Value Line; sebagai contoh,

    Kelompok 1 memiliki apresiasi harga tertinggi dan kelompok 5 memiliki depresiasi harga

    tertinggi. Eisentadt (1982) mencatat bahwa akademia telah lama jika tidak selalu bersahabat

    tertarik pada sistem urutan Value Line. Dapatkah kamu membayangkan menggunakan laba yang

    diketahui dan data harga, tidak diprediksi, prediksi dengan sukses terhadap kinerja harga pada 6

    hingga 12 bulan berikutnya ? Keingintahuan kecil, kemudian, Value Linemenghasilkan sambutan

    dengan kesepakatan baik skeptisisme dalam lingkungan di mana teori pasar efisien hanya

    merupakan kebenaran kitab (hal 1).

    Tidak mengejutkan, akademisi telah menguji urutan Value Line dengan menggunakan

    benchmarks kegiatan mereka. Sebuah penelitian terdahulu oleh Black (1973) meliputi periode

    1965-1970; lima portofolio yang dikonstruksi menyimpulkan lima kelompok dengan saham yang

    diberikan pada kelompok berdasarkan kode Value Line pada bulan sebelumnya. Kesimpulan

    bahwa keberhasilan urutan sangat konsisten sepanjang waktu ketika portofolio direvisi

    dengan dasar bulanan, dan pengembalian ekstra dikumpulkan oleh saham urutan 1 dan urutan 5

    secara respektif 10 persen per tahun dan10% per tahun kemungkinan kinerja ini dapat terjadi

    dengan kemungkinan 1 dalam 10.000 (hal 12-14). Copeland dan Mayers (1982) menguji urutanValue Line selama periode 1965-1978. Pengembalian sekuritas dalam periode 26 minggu dan 52

    100 teratas - Urutan 1

    300 berikutnya - Urutan 2

    900 tengah - Urutan 3

    300 berikutnya - Urutan 4

    100 terbawah - Urutan 5

  • 8/10/2019 Chapter 12 Equity Securities and Financial Statement Information

    9/12

    minggu berikut publikasi kode Value Line diuji. Kesimpulan bahwa Value Linemengurutkan

    pertunjukkan kinerja abnormal ni sangat kurang dari apa yang dilaporkan oleh Black (1973)

    tetapi kemungkinan dari signifikansi ekonomi untuk beberapa investor tetap (hal 291). Copeland

    dan Mayers menguji tiga sub periode (November 1965 hingga Februari 1970, Mei 1970 hingga

    Mei 1974, Agustus 1974 hingga 1978). Bukti kinerja abnormal paling banyak ditandai pada sub

    periode 1965-1970 dengan kelebihan tingkat pengembalian menjadi berkurang dengan

    menggantikan masing-masing sub sejarah (hal 313).

    D. Model Valuasi Ekuitas dan Analisis Laporan Keuangan

    Premis yang mendasari pengembangan model valuasi ekuitas dengan komunitas investasi dengan

    menggunakan pengembalian laba normal. Dalam hal ini terhadap beberapa tahap yang terdapat

    diantara analisis laporan keuangan dan pengembalian abnormal.

    1. Memecah system investasi dalam beberapa bagian, yaitu : input, model valuasi, jual-beli-

    mempertahankan keputusan dengan menggunakan prediksi pada model valuasi.

    2. Estimasi probabilitas pada laba abnormal menjadi laba dalam system investasi. Eksistensi

    laba abnormal selalu menyiratkan superior sister investasi.

    3. Jika terdapat probabilitas yang tinggi, maka laba abnormal dapat diterima.

    Asumsi bahwa laba abnormal menjadi diterima dengan system investasi menggunakan prakiraan

    penghasilan. Ada dua pendekatan dalam prakiraan pendapatan yang menjadi penyebab laba

    abnormal :

    1. Memeriksa efek dengan menggunaka alternative prakiraan pendekatan.

    2. Memeriksa komponen perkiraan non-laba individual dalam system untuk melihat jika

    beberapa sumber daya dalam laba abnormal.

    12.4 Rasio Harga terhadap Pengembalian

    Salah satu yang mempengaruhi indikator tentang perdagangan perusahaan dengan harga dan rasio

    pengembalian. Dengan rumus :

    PE Rasio = Market price per ewuity share

    Earnings perequity share

    Asumsi yang mendasari teori tersebut adalah :

    1. Perbedaan antara resiko lain menjadi tidak relevan dalam menentukan P1.

    2. Pengembalian masa depan akan dapat direpresentasikan dengansingle number.

  • 8/10/2019 Chapter 12 Equity Securities and Financial Statement Information

    10/12

    Dalam kebanyakan konteks, indicator dalam persepsi pasar terhadap laba dengan cara yang sama ke

    beberapa rasio keuangan. Seperti indicator dalam atribut seperti likuiditas, laba dan leverage.

    A. Computation Issues

    Computation Issues muncul ketika perhitungan rasio PE muncul.

    1. Pilihan untuk mengukur pembilang. Terdapat dua opsi, yaitu (a) menggunakan harga akhir

    tahun fiscal dan (b) menggunakan segera setelah public mengeluarkan laba.

    2. Pilihan pada periode waktu untuk digunakan sebagai penyebut.

    3. Pilihan pada laba saham pengukuran untuk digunakan dalam penyebut.

    4. Pencegahan laba negative.

    B. Permanent and Transitory Components of Reported Earnings

    Ada beberapa alasan untuk mengekspektasi konsep dari laba implicit dalam pengendalian harga

    untuk diadaptasikan dari konsep laba implicit pada prinsip akuntansi yang berlaku umum.

    Terdapat dua konsep tentang laba implicit, yaitu :

    1. Konsep laba implicit sesuai GAAP yang berdasarkan pada realisasi dan konservatif. Dengan

    konsep ini terdapat dua restriktif, yaitu :

    a. Kejadian yang merefleksi pada pelaporan laba berkelanjutan.

    b. Perhitungan waktu dimana keterjadian tersebut terrefleksi dalam pelaporan laba

    berkelanjutan.2. Perhitungan waktu yang berfokus pada laba sesuai GAAP untuk periode sebelumnya.

    Dimana fokus pada perhitungan waktu pada konsep laba implisit pada pengendalian harga

    untuk periode selanjutnya. Perbedaan tersebut dapat dijelaskan dengan dua tipe, yaitu :

    a. Keterjadian sebelumnya terrefleksi dari pelaporan laba sesuai GAAP, tetapi tidak dapat

    diekspektasikan sebagai peramalan laba pada masa mendatang.

    b. Keterjadian tersebut tidak dapat diterapkan dalam periode sebelumnya tetapi dapat

    ditetapkan dalam periode selanjutnya.

    C. Explaining Diversity in PE Ratios

    Tabel 12. 1 menyajikan data time series dan cross sectional untuk distribusi ratio PE selama

    periode 1964-1983. Penjelasan yang memungkinkan untuk pertimbangan variasi pada poin saat

    ini termasuk perbedaan antar perusahaan:

    Tanda dan magnitude dari komponen satu tahun dalam pelaporan laba

    Harapan pertumbuhan laba (permanen)

    Resiko

    Metode akuntansi

  • 8/10/2019 Chapter 12 Equity Securities and Financial Statement Information

    11/12

    Bukti yang cukup penting, dari beberapa penjelasan dapat ditemukan pada Beaver dan Morse

    (1978). Seagai contoh perusahaan-perusahaan yang terdapat di US dengan tahun fiscal Desember,

    PE rasio sudah dihitung. Kemudian perusahaan di ranking kan berdasarkan PE rasio mereka dan

    diletakan kedalam satu dari 25 portofolio. Ukuran mean reversion dalam 1 tahun adalah konsisten

    dengan bagian dari perbedaan dalam PE rasio menjadi tujuan untuk mendapatkan komponen

    transitory. Perusahaan dengan PE rasio yang tinggi dalam satu tahun, dalam rata rata, memiliki

    komponen transitory yang negative dalam melaporkan l;aba untuk tahun itu dan sebagainya.

    Selama satu tahun komponen transitory dalam melaporkan pendapatan atau laba begitu penting,

    itu tidak muncul menjadi penjelasan untuk perbedaan lintas perusahaan dalam PE rasio. Portofolio 1

    menunjukkan partumbuhan tertinggi untuk tiap portofolio pada table 12.2 untuk setiap tujuh tahun

    subsequents. Bagaimanapun juga, ini hanya tiga tahun pertama yang tingkat pertumbuhan muncul

    peredaan yang signifikan dari portofolio yang lain. Portofolio 25 menunjukkan pertumbuhan

    terendah hanya dua tahun subsequent pertama. Beaver dan Morse menyatakan bahwa beberapa

    dari hilangnya PE rasio dalam tiga tahun pertama setelah Formasi dapat dijelaskan oleh

    pertumbuhan berbeda dalam pendapatan.

    Satu penjelasan untuk pembedaan dalam PE rasio adalah perbedaan lintas perusahaan dalam

    metode akuntansi mereka. Beaver dan Dukes (1973) meneliti PE rasio dari (1) 54 perusahaan yang

    menggunakan depresiasi straight line untuk melaporkan pendapatan. (2) 69 perusahaan yang

    menggunakan akselerasi depresiasi dalam melaporkan pendapatan. Peneliti kemudian menyesuaikan

    laporan pendapatan yang menggunakan straight line yang akan ditunjukkan dibawah depresiasi

    akselerasi. Pengurangan di perbedaan rata rata pada PE rasio dari dua kelompok , ketika metode

    depresiasi digunakan , adalah konsisten dengan pasar modal yang mengakui perbedaan lintas

    perusahaan dalam metode depresiasi yang di tetapkan .

    12.5 Equity Valuation Models and Reported Earnings

    Bagian ini akan menyajikan bukti terhadap dua hipotesis mengenai hubungan antara harga

    sekuritas modal dan laporan pendapatan

    1. Mechanistic Hypothesis m menyatakan bahwa pasar modal tergoda pada laporan pendapatan,

    tanpa adanya pertimbangan pada metode akuntansi yang biasa memperhitungkan laporan

    pendapatan, atau sumber daya yang diperoleh dan dikeluarkan

    2. Myopic Hypothesis, Menyatakan bahwa pasar modal memiliki focus jangka pendek dalam

    pelaporan pendapatan kuartal atau tahun saat ini, daripada focus periode multi tahunan

  • 8/10/2019 Chapter 12 Equity Securities and Financial Statement Information

    12/12

    A. The Mechanistic Hypothesis

    Bukti inkonsisten tambahan dengan hipotesis ini datang dari penelitian menggunakan teori

    berdasarkan model evaluasi modal

    V1 = f (Ei, R1, G1)

    Baik ekonomi dan kriteria statistic digunakan untuk meranking alternative pengukuran

    pendapatan dari kemampuan mereka untuk menjelaskan perbedaan antar organisasi

    Dukes (1976) menguji valuasi dari perusahaan-perusahaan dalam tiga industry (chemical,

    drugs, dan elektronik) yang memiliki penelitian dan budget pengembangan yang tinggi.

    Foster (1977), meneliti valuasi dari property kewajiban perusahaan, menggunakan tiga

    pengukuran pendapatan (a) underwriting earning, (b) unserwriting + investment earning ,

    (3) underwriting + investment + capital gain

    Bowen (1981) meneliti apakah perbedaan multiple ditempatkan pada komponen dari

    pelaporan pendapatan pada utilitas elektronik perusahaan.

    B. The Myopic Hypothesis

    Bukti dari horizon yang panjang digunakan oleh pasar modal ketika penetapan harga

    ekuilibrium ditemukan oleh Brown, Foster , dan Noreen (1985). Kesimpulan dari penelitian ini

    termasuk

    Terdapat signifikansi hubungan antara Terdapat signifikansi hubungan antara (a) one-year

    ahead kesalahan peramalan pendapatan dengan (b) pendapatan sekuritas dalam periode

    Teradapat hubungan yang signifikan antara (a) two-year ahead kesalahan peramalan

    pendapatan dengan (b) pendapatan sekuritas dalam periode

    Hubungan FY2 peramalam pendapatan variable adalah signifikan, meskipun ketka desain

    penelitian membawa kedalam korelasi positif antara tanda dan magnitude.