chalus

18
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Saham Saham (stock) merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah saham biasa (common stock) yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Saham sendiri dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan atau perseroan terbatas. (Tjiptono dan Hendy, 2001 : 5) wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan. Sifat dasar investasi saham adalah memberikan peran bagi investor dalam memperoleh laba perusahaan. Setiap pemegang saham merupakan sebagian pemilik perusahaan, sehingga mereka berhak atas sebagian dari

description

jkjk

Transcript of chalus

BAB IILANDASAN TEORI

2.1.Tinjauan Pustaka2.1.1. SahamSaham (stock) merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.Saham yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah saham biasa (common stock) yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Saham sendiri dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan atau perseroan terbatas. (Tjiptono dan Hendy, 2001 : 5) wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan.Sifat dasar investasi saham adalah memberikan peran bagi investor dalam memperoleh laba perusahaan. Setiap pemegang saham merupakan sebagian pemilik perusahaan, sehingga mereka berhak atas sebagian dari laba perusahaan. Namun hak tersebut terbatas karena pemegang saham berhak atas bagian penghasilan perusahaan hanya setelah seluruh kewajiban perusahaan dipenuhi.Surat berharga saham memiliki bermacam-macam bentuk (Tjiptono dan Hendy, 2001 : 6). Macam-macam saham terbagi berdasarkan hak tagih, peralihan hak, kinerja saham itu sendiri.1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam Hak Tagih atau Klaim, maka saham terbagi atas:1. Saham Biasa (common stock), yaitu merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling junior terhadap pembagian dividen, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.1. Saham Preferen (preferred stock), merupakan saham dengan bagian hasil yang tetap dan apabila perusahaan mengalami kerugian maka pemegang saham preferen akan mendapat prioritas utama dalam pembagian hasil atas penjualan asset.1. Dilihat dari cara peralihannya saham dapat dibedakan atas :1. Saham Atas Unjuk (Bearer Stock), yaitu jenis saham yang tidak menyertakan nama pemilik dengan tujuan agar saham tersebut dapat dengan mudah dipindahtangankan atau mudah berganti pemilik dan siapapun yang memegang saham tersebut secara sah menjadi pemilik saham tersebut dan berhak ikut dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).1. Saham Atas Nama (Regitered Stock), saham ini mencantumkan nama dari pemilik saham pada lembar sahamnya. Saham ini dapat dipindahtangankan tetapi harus melalui prosedur tertentu.1. Ditinjau dari kinerja perdagangan maka saham dapat dikategorikan atas :1. Blue Chip Stock, yaitu saham unggulan karena diterbitkan oleh perusahaan yang memiliki kinerja baik, dapat membagikan dividen secara stabil dan konsisten. Perusahaan yang menerbitkan saham ini biasanya adalah perusahaan besar yang telah memiliki pangsa pasar tetap.1. Growth Stock, merupakan jenis saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang memiliki pertumbuhan pendapatan tinggi.1. Income Stock, merupakan saham yang memiliki dividen progresif atau besar dividen yang dibagikan lebih tinggi dari rata-rata dividen tahun sebelumnya.1. Speculative Stock, saham ini menghasilkan dividen yang tidak tetap karena perusahaan yang menerbitkan memiliki pendapatan yang berubah-ubah, dan memungkinkan memiliki prospek yang bagus dimasa yang akan datang.1. Counter Cyclical Stock, perusahaan yang menerbitkan saham ini operasionalnya tidak banyak dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro. Perusahaan ini biasanya bergerak dalam bidang produksi atau layanan jasa vital.2.1.2.Harga SahamPenentuan harga saham di pasar sekunder pada dasarnya ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran terhadap saham di pasar modal, sehingga harga saham bergerak naik dan turun setiap saat tergantung kekuatan yang lebih dominan antara penawaran dan permintaan.Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan harga saham adalah harga saham yang tercatat setiap akhir bulan setelah penutupan (closing price). Harga saham itu sendiri merupakan nilai pasar dari selembar saham sebuah perusahaan emiten pada waktu tertentu. Dalam teori manajemen dijelaskan bahwa tujuan dan sasaran yang digunakan sebagai standar dalam memberikan penilaian efisien atau tidaknya suatu keputusan keuangan dapat dilihat dari nilai perusahaan. Husnan (2005) perusahaan yang menerbitkan saham, nilai perusahaan yaitu nilai saham ditambah dengan nilai pasar hutang. mengemukakan bahwa nilai saham adalah harga pasar dikalikan dengan jumlah saham yang beredar.Harga pasar menunjukan seberapa baik manajemen menjalankan tugasnya atas nama para pemegang saham. Oleh karena itu manajemen selalu berada dalam pengawasan. Para pemegang saham yang tidak puas dengan kinerja manajemen dapat menjual saham yang mereka miliki dan menginvestasikan uangnya di perusahaan lain. Tindakan-tindakan tersebut jika dilakukan oleh para pemegang saham akan dapat mengakibatkan turunnya harga saham di pasar.Pada dasarnya tinggi rendah harga saham lebih banyak dipengaruhi oleh pertimbangan pembeli dan penjual tentang kondisi internal dan eksternal perusahaan. Hal ini berkaitan dengan analisis sekuritas yang umunya dilakukan investor sebelum membeli atau menjual saham.Dalam menilai harga saham suatu perusahaan dilihat dari beberapa pendekatan, antara lain melalui nilai buku, nilai pasar, dan nilai intrinsik. (Halim, 2003 : 16). Nilai buku saham mencerminkan nilai perusahaan dan nilai perusahaan tercermin pada nilai kekayaan bersih yang dimilikinya. Nilai buku per lembar saham biasa adalah nilai kekayaan bersih dibagi dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar. Kekayaan bersih sendiri merupakan selisih total dengan total kewajiban. Berikut perumusannya :Nilai kekayaan bersih

Jumlah lembar saham yang beredar

Nilai buku per lembar saham biasa =Sedangkan harga pasar merupakan harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham di pasar bursa. Sementara itu nilai intrinsik adalah nilai saham yang seharusnya terjadi. Dua macam analisis yang sering digunakan untuk menentukan nilai intrinsik yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.Dari ketiga nilai tersebut, investor sangat berkentingan terhadap harga pasar dan nilai intrinsik sebagai dasar dalam pemngambilan keputusan membeli atau menjual saham. Dalam penelitian ini harga saham yang digunakan oleh peneliti dinilai berdasarkan harga pasar yang ditentukan oleh tingkat penawaran dan permintaan di Bursa Efek Indonesia dan nilai intrinsik berdasarkan nilai fundamental saham tersebut yang kemudian diteliti untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh yang disebabkan oleh earning per share.

2.1.3.Penilaian SahamPenilaian saham terdiri dari beberapa model dan teknik yang dapat digunakan untuk menganalisis. Model penilaian saham merupakan suatu mekanisme untuk merubah rangkaian variable ekonomi atau variable perusahaan yang diramalkan menjadi perkiraan tentang harga saham.Model penilaian untuk kepentingan analisis pada dasarnya dibagi menjadi dua analisis yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Husnan (2005 : 342) menjelaskan bahwa analisis teknikal pada dasarnya merupakan upaya untuk memperkirakan dengan mengamati perubahan faktor analisis di masa lalu. Analisis teknikal tidak memperhatikan faktor-faktor fundamental yang diperkirakan memperngaruhi harga saham. Analisis teknikal mengasumsikan bahwa harga saham mencerminkan informasi yang ditunjukan oleh perubahan harga di waktu lalu sehingga perubahan harga saham mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan berulang dengan demikian analisis utamanya berwujud grafik atau chart.(Husnan, 2005 : 307) Sedangkan analisis fundamental merupakan analisis yang mengupayakan untuk memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Analisis fundamental lebih menekankan pada penentuan nilai intrinsik dari suatu saham.Untuk melakukan analisis yang bersifat fundamental, analis perlu memahami variabel-variabel yang mempengaruhi nilai intrinsik saham. Nilai inilah yang diestimasi oleh investor, dan hasil dari estimasi ini dibandingkan dengan nilai pasar sekarang (current market price) sehingga dapat diketahui saham-saham yang overprice maupun yang underprice. Para penganut analisis fundamental berasumsi apabila kondisi fundamental semakin baik, maka harga saham yang diharapkan juga akan mengalami kenaikan.Dalam analisis fundamental terdapat model penilaian yang sering digunakan (Husnan, 2005 : 284) yaitu :1. Pendekatan Present Value (Metode Kapitalisasi Penghasilan)Dalam pendekatan nilai saat ini dari suatu saham adalah sama dengan present value asrus kas yang diharapkan akan diterima oleh pemilik saham tersebut. Dividen merupakan arus kas bagi para pemegang saham menurut pendekatan the dividen discount model. Model ini dikembangkan menjadi dua model pendekatan yaitu :1. Model Tanpa Pertumbuhan Dividen (the Zero Growth Model)Model ini diasumsikan keuntungan tidak berubah setiap tahunnya dan semua keuntungan dibagikan sebagai deviden.1. Model Pertumbuhan Konstan (Constant Growth Model)Model ini didasarkan pada asumsi bahwa tidak semua laba dibagikan dan laba yang ditahan kemudian diinvestasikan kembali.1. Pendekatan Price Earning Ratio (Metode Kelipatan Laba)PER menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Darmaji, 2001 : 139). Dalam model price earning ratio harga saham merupakan hasil perkalian antara PER dengan laba per lembar saham. Model penilaian ini beranggapan bahwa harga saham ditentukan oleh kemampuan saham yang bersangkutan memberikan keuntungan kepada pemegangnya. Kemampuan tersebut tercermin pada price earning rationya. PER adalah rasio antara harga saham dan laba per lembar saham (EPS).

0. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga SahamHarga saham bisa beruba-ubah dengan cepat, ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan perubahan harga yaitu sebagai berikut : 1. Kondisi fundamental emitenFaktor fundamental merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi perusahaan yaitu kondisi manajemen organisasi sumber daya manusia, kondisi keuangan perusahaan yang tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan. Nilai fundamental merupakan nilai intrinsic dari suatu saham yang dianalisis dengan menggunakan analisis yang menggunakan data-data finansial yaitu data-data yang berasal dari laporan keuangan perusahaan.Perkembangan harga saham tidak akan terlepas dari perkembangan kinerja perusahaan. Secara teoritis jika kinerja perusahaan mengalami peningkatan maka harga saham akan merefleksikannya dengan peningkatan harga saham, demikian sebaliknya. Earning per share dan price earning ratio merupakan data ratio dari laporan keuangan perusahaan merupakan faktor fundamental yang mempengaruhi pergerakan harga saham.Faktor fundamental merupakan faktor yang berkaitan dengan kinerja emiten yang tercermin dalam kinerja keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan. Semakin baik kinerja emiten maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham. Demikian sebaliknya, semakin menurun kinerja emiten maka semakin besar kemungkinan merosotnya harga saham yang diterbitkan dan diperdagangkan. Selain itu keadaan emiten akan menjadi tolak ukur seberapa besar resiko yang akan ditanggung oleh investor.1. Hukum permintaan dan penawaranFaktor hukum permintaan dan penawaran digunakan investor untuk mengetahui kondisi fundamental perusahaan dalam melakukan transaksi jual beli. Transaksi inilah yang akan mempengaruhi fluktuasi harga saham. Perlu diwaspadai juga bahwa kenaikan harga saham karena permintaan yang banyak atau penawaran yang sedikit tidak akan berlangsung terus sebab pada suatu titik harga akan terlalu mahal.1. Tingkat Suku Bunga Investor harus memperhatikan faktor suku bunga untuk mengetahui harapan hasil dari setiap investasi yang dilakukannya. Dengan adanya perubahan suku bunga, tingkat pengembalian hasil berbagai sarana investasi akan mengalami perubahan, adayang cenderug naik da nada pula yang cenderung turun.Bunga yang tinggi ini tentunya akan berdampak pada alokasi dana investasi para investor. Investor produk bank seperti deposito atau tabungan jelas lebih kecil resikonya jika dibanding dengan investasi dalam bentuk saham. Karena investor akan menjual saham dan dananya akan ditempatkan di bank. Penjualan saham serentak ini akan berdampak pada penurunan harga saham secara signifikan.1. Valuta asingDolar Amerika merupakan mata uang kuat yang mempengaruhi nilai dari mata uang Negara-negara lain. Sebagai contoh ketika suku bunda dolar Amerika naik, investor asing mengharapkan hal yang sama. Mereka akan berbondong-bondong menjual sahamnya untuk ditempatkan di bank dalam bentuk dolar, otomatis harga saham akan turun.

1. Dana asing di bursaMengamati jumlah dana investasi asing merupakan hal yang penting, karena dengan semakin besarnya dana yang ditanamkan, hal ini menandakan bahwa kondisi investasi di Indonesia telah kondusif yang berarti pertumbuhan ekonomi tidak lagi negative, yang tentu saja akan merangsang kemampuan emiten untuk mencetak laba. Sebaliknya, jika investasi asing berkurang, ada perkiraan bahwa mereka sedang ragu atas negeri ini, baik atas keadaan sosial, politik, maupun keamanannya. Jadi besar kecilnya investasi dana asing di bursa akan berpengatuh pada kenaikan atau penurunan harga saham.1. Indeks harga sahamKenaikan indeks harga saham gabungan sepanjang waktu tertentu, tentunya menandakan kondisi investasi dan perekonomian Negara dalam keadan baik. Sebaliknya jika turun berarti iklim investasi sedang buruk. Kondisi demikian akan mempengaruhi naik turunnya harga saham di pasar bursa.1. News and rumorsBerita yang beredar di masyarakat yang menyangkut berbagai hal baik itu masalah ekonomi, sosial, politik, dan keamanan. Dengan adanya berita tersebut, para investor bisa memprediksi seberapa kondusif keadaan negeri ini sehingga kegiatan investasi bisa dilaksanakan. Ini akan berdampak pada pergerakan harga saham di bursa. Begitu banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham, dalam penelitian ini akan difokuskan pada faktor fundamental emiten khususnya earning per share sebagai pertimbangan utama dalam menanamkan saham.

0. Earning Per Share (EPS)Pada umumnya dalam menanamkan modalnya investor mengharapkan manfat yang akan dihasilkan dalam bentuk laba per lembar saham (EPS). Sedangkan jumlah laba per lembar saham (EPS) yang didistribusikan kepada para investor tergantung pada kebijakan perusahaan dalam hal pembayaran dividen. Laba per lembar saham (EPS) dapat menunjukan tingkat kesejahteraan perusahaan, jadi apabila laba per lembar saham (EPS) yang dibagikan kepada para investor tinggi maka menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu meberikan tingkat kesejahteraan yang baik kepada pemegang saham, sedangkan laba per lembar saham (EPS) yang dibagkan rendah maka menandakan bahwa perusahaan tersebut gagal memberikan kkemanfaatan sebagaimana diharapkan oleh pemegang saham.Earning per share (EPS) da;am PSAK No. 56 didefinisikan sebagai data yang digunakan sebagai alat analisis keuangan. EPS dengan tingkas menyajikan kinerja perusahaan dikaitkan dengan saham beredar. Laba per saham yang dikaitkan dengan harga pasar saham (price earning ratio) bisa memberikan gambaran tentang kinerja perusahaan dibanding dengan uang yang ditanam pemilik perusahaan (IAI, PSAK, update2008, 56.1).Menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M (2001 : 139) pengertian laba per lembar saham atau EPS yaitu merupakan ratio yang menunjukan berapa besar keuntungan (laba) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar sahamnya. Laba merupakan alat ukur utama kesuksesan suatu perusahaan, karena itu para pemodal seringkali memusatkan perhatian pada besarnya earning per share (EPS) dalam melakukan analisis saham. Semakin tinggi bilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham.Hal senada juga dinyatakan Husnan (2005 : 309) bahwa jika kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, maka harga saham akan meningkat. Dengan meningkatnya harga saham perusahaan, maka return saham yang akan diperoleh investor juga akan semakin tinggi. Jika nilai EPS naik maka harga saham mengalami kenaikan, return sahamnya juga mengalami kenaikan.Laba per lembar saham diperoleh dari laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa dibagi dengan rata-rata saham biasa yang beredar. EPS merupakan hasil atau pendapatan yang akan diterima oleh pemegang saham untuk setiap lembar saham yang dimilikinya atas keikutsertaannya dalam perusahaan.Jumlah pendapatan yang tersedia bagi pemegang saham adalah pendapatan bersih setelah dikurangi pajak pendapatan. Pendapatan bersih ini setelah dikurangi dengan deviden dan hak-hak lainnya untuk pemegang saham biasa. Dengan cara membagi jumlah pendapatan yang tersedia untuk pemegang saham biasa dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar maka akan diketahui jumlah lembar pendapatan untuk setiap lembar saham tersebut. Berikut perumusan earning per share dengan penjelasan yang tertera di atas :Laba setelah pajak

Jumlah saham yang beredar

EPS (earning per share) =(Alwi, 2003 : 77) Pendapatan per saham earning per share (EPS) perusahaan biasa menjadi perhatian pemegang saham pada umunya atau calon pemegang saham dan manajemen. EPS menunjukkan jumlah uang yang dihasilkan (return) dari setiap lembar saham. Semakin besar nilai EPS, semakin besar keuntungan/return yang diterima pemegang saham.Jadi jika saham yang beredar dari saham prioritas dan saham biasa maka langkah pertama adalah menentukan pendapatan yang menjadi hak pemegang saham prioritas dan hak tersebut dikurangkan pada laba bersih yang diperoleh baru kemudian dapat dihitung laba per lembar saham.Angka per lembar saham diperoleh dari laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan berdasarkan atas prinsip-prinsip akuntansi yang sudah diterima. Laporan keuanganyang utama yaitu laporan neraca dan laporan rugi laba. Neraca menunjukkan posisi keuangan perusahaan dalam suatu tanggal tertentu. Sedangkan laporan laba rugi melaporkan seluruh hasil biasa yang menunjukan prestasi perusahaan baik berula laba maupun rugi selama suatu periode tertentu.

0. Kerangka KonsepHarga saham dipengarusi oleh berbagai faktor salah satunya adalah faktor fundamental yang merupakan faktor berhubungan dengan kondisi perusahaan yaitu kondisi manajemen organisasi, sumber daya manusia dan kondisi keuangan perusahaan yang tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan.Perkembangan harga saham tidak akan terlepas dari perkembangan kinerja keuangan perusahaan. Secara teoritis jika kinerja perusahaan mengalami peningkatan maka harga saham akan merefleksikannya dengan peningkatan harga saham demikian juga sebaliknya, jika kinerja perusahaan mengalami kemunduran maka harga saham pun akan mengalami penurunan.Faktor fundamental merupakan faktor yang berkaitan dengan kinerja semiten yang tercermin dalam kinerja keuangan yang mendasarkan pada laporan keuangan. Semakin baik kinerja emiten maka semakin besar kemungkinan meningkatnya harga saham yang diterbitkan dan buruknya kinerja akan mempercepat merosotnya penurunan harga saham.Penelitian ini menggunakan pendekatan fundamental dalam menganalisa saham yaitu analisa rasio. Analisis rasio membantu kita untuk menganalisis laporan keuangan sehingga kita dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan. Analisis rasio juga menyediakan indikator yang dapat mengukur kinerja tingkat profitabilitas, likuiditas, pendapatan, pemanfaatan asset dan kewajiban suatu perusahaan. Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan untuk analisis rasio adalah earning per share.EPS sebagai salah satu alat untuk mengukur kinerja perusahaan. Dengan diketahuinya EPS yang mengalami kenaikan atau penurunan akan dapat dibuat suatu kebijakan yang membantu perkembangan perusahaan yang kaitannya dengan peningkatan harga saham.EPS merupakan rasio yang mengukur seberapa besar dividen per lembar saham yang akan dibagikan kepada investor setelah dikurangi dengan dividen bagi para pemilik perusahaan. Secara teoritis, apabila EPS perusahaan tinggi, akan semakin banyak investor yang mau membeli saham tersebut sehingga menyebakan harga saham akan tinggi.