Ch.10 LO 1,2,4

8
LO 1-DEFINISI BEBAN Dalam framework paragraf 70, beban adalah penurunan manfaat ekonomis selama periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau habisnya aset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas, selain yang berkaitan dengan distribusi kepada pemilik modal. Beban mencakup kerugian serta biaya yang timbul dalam rangka kegiatan normal entitas. Kerugian bisa saja timbul dalam kegiatan entitas biasa. Namun, framework menyatakan bahwa kerugian mewakili penurunan manfaat ekonomis dan karena itu sifatnya tidak berbeda dengan biaya lainnya. Oleh karena itu, tidak dianggap sebagai elemen yang terpisah (paragraf 79). Perusahaan telah berusaha untuk membedakan biaya dengan kerugian yang terjadi di dalam dan di luar aktivitas normal dengan mengelompokkan item yang ada sebagai abnormal atau luar biasa dalam laporan laba rugi. Praktek ini tidak diizinkan oleh IAS l / AASB 101 presentation of finansial Statement. Paragraf 85 menyatakan bahwa suatu entitas tidak boleh menyajikan jurnal pendapatan atau beban apapun sebagai pos luar biasa, hal ini menekankan pengertian framework tentang beban Pernyataan Konsep NO. 6 (paragraph 68-9) FASB memberikan pengertian yang berbeda antara beban dengan kerugian. Kerugian adalah penurunan aktiva bersih dari transaksi insidental dan dari peristiwa lain yang sebagian besar di luar kendali perusahaan, sedangkan beban berkaitan dengan operasi besar atau utama yang sedang berlangsung. Perubahan Pada Aset dan Kewajiban Pendapatan dan beban berhubungan langsung dengan aspek nilai aset dan kewajiban. Sesuai sifatnya, pendapatan dan beban terjadi karena kejadian dalam operasi bisnis. Pada kenyataannya, kejadian yang

description

teori akuntansi

Transcript of Ch.10 LO 1,2,4

LO 1-DEFINISI BEBANDalam framework paragraf 70, beban adalah penurunan manfaat ekonomis selama periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau habisnyaaset atau terjadinyakewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas, selain yang berkaitan dengan distribusi kepada pemilik modal.Beban mencakup kerugian serta biaya yang timbul dalam rangka kegiatan normal entitas. Kerugian bisa saja timbul dalam kegiatan entitas biasa. Namun, framework menyatakan bahwa kerugian mewakili penurunan manfaat ekonomis dan karena itu sifatnya tidak berbeda dengan biaya lainnya. Oleh karena itu, tidak dianggap sebagai elemen yang terpisah (paragraf 79). Perusahaan telah berusaha untuk membedakan biaya dengan kerugian yang terjadi di dalam dan di luar aktivitas normal dengan mengelompokkan item yang ada sebagai abnormal atau luar biasa dalam laporan laba rugi. Praktek ini tidak diizinkan oleh IAS l / AASB 101 presentation of finansial Statement. Paragraf 85 menyatakan bahwa suatu entitas tidak boleh menyajikan jurnal pendapatan atau beban apapun sebagai pos luar biasa, hal ini menekankan pengertian framework tentang bebanPernyataan Konsep NO. 6 (paragraph 68-9) FASB memberikan pengertian yang berbeda antara beban dengan kerugian. Kerugian adalah penurunan aktiva bersih dari transaksi insidental dan dari peristiwa lain yang sebagian besar di luar kendali perusahaan, sedangkan beban berkaitan dengan operasi besar atau utama yang sedang berlangsung. Perubahan Pada Aset dan KewajibanPendapatan dan beban berhubungan langsung dengan aspek nilai aset dan kewajiban. Sesuai sifatnya, pendapatan dan beban terjadi karena kejadian dalam operasi bisnis. Pada kenyataannya, kejadian yang mengakibatkan peningkatan aset dan penurunan kewajiban susah untuk diamati. Yang memberikan definisi biaya operasional adalah konsep arus fisik yang melibatkan entitas, sehingga definisi Kerangka mengacu pada arus keluar atau habisnya aset atau terjadinya kewajiban.Definisi dari framework tidak menyinggung hubungan antara biaya dengan pendapatan, meskipun keduanya didefinisikan pada manfaat ekonomi masa depan. Meskipun pendapatan dan beban terjadi karena perusahaan melakukan kegiatan yang akan menghasilkan keuntungan, sebaiknya dilakukan korelasi pendapatan dengan kejadian aktual dari produksi dan penjualan, dan berkorelasi biaya dengan menggunakan peningkatan barang atau jasa untuk mendukung peristiwa-peristiwa tersebut, bukan dengan peristiwa-peristiwa itu sendiri. Semua definisi dalam framework berkaitan dengan manfaat ekonomi di masa depan, sehingga memastikan konsistensi dari definisi tersebut, dengan menggunakan definisi aset sebagai titik acuanBeban dan BiayaFramework menyiratkan bahwa penggunaan aset memerlukan biaya dari entitas. Hal ini sesuai dengan argumen sebelumnya bahwa biaya merupakan perubahan nilai. Perubahan nilai mengacu pada pengorbanan yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh layanan. Jika tidak ada biaya untuk perusahaan, maka tidak ada beban. Kadang-kadang beban disebut sebagai 'expired cost'. Sebagai contoh, sebuah komite khusus dari Asosiasi Akuntansi Amerika (AAA) di 1357 menyajikan definisi berikut:Beban adalah expired cost, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk periode fiskal terkait aliran barang atau jasa ke pasar, dan operasi terkait.

LO 2- PENGAKUAN BEBANFramework pada paragraph 83 menyatakan bahwa sesuatu dapat diakui sebagai beban dalam sebuah laporan keuangan jika memenuhi dua kriteria, yaitu bila:a) Ada kemungkinan timbulnya arus keluar manfaat ekonomi di masa depan b) memiliki biaya atau nilai yang dapat diukur dengan memadai (measured with reliability). Penurunan manfaat ekonomis di masa depan ini memiliki keterkaitan dengan penurunan nilai aset atau peningkatan nilai kewajiban (liability) pada entitas yang bersangkutan. Keterkaitan ini memberikan pemahaman bahwa pengakuan beban akan terjadi seiring dengan pengakuan peningkatan pada nilai kewajiban atau penurunan pada nilai aset.Teori konvensional memandang pendapatan sebagai sebuah pencapaian yang dihasilkan dari usaha yang dilakukan oleh perusahaan. Pandangan ini memunculkan konsep matching cost yang kita kenal dalam pengakuan beban serta pendapatan yang menyatakan bahwa setiap penghasilan berhubungan langsung dengan pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Dengan menggunakan konsep matching cost maka pendapatan bersih (net accomplishment) diperoleh dari penandingan usaha atau beban dengan pendapatan yang terjadi pada suatu periode tertentu. Matching cost merupakan cara imajinatif yang digunakan untuk memvisualisasikan proses produksi. Namun, meskipun sudah dibantu dengan penerapan konsep matching cost, pengakuan beban masih sulit untuk dilakukan tanpa adanya kriteria yang lebih spesifik. Adapun para akuntan menggunakan tiga konsep penyandingan dalam pengakuan beban, yaitu:1. Menghubungkan sebab dan akibat1. Pengalokasian yang sistematis dan rasional1. Pengakuan segera (immediate recognition)Penerapan tiga konsep penyandingan di atas bukan proses yang sederhana dan melibatkan penilaian yang sangat sulit. Pada kenyataannya, sebagian besar masalah terkait penentuan keuntungan berhubungan dengan proses penyandingan (matching). Masalah yang berhubungan dengan proses penyandingan adalah akrual dan penangguhan (deferral). Para akuntan harus memutuskan apakah suatu biaya berkaitan dengan pendapatan di masa yang akan datang sehingga perlu ditangguhkan atau apakah suatu biaya berkaitan dengan pendapatan di masa lalu sehingga harus dihapuskan dari keuntungan sebelumnya atau apakah suatu biaya, meskipun belum dibayarkan, berhubungan dengan pendapatan di periode berjalan dan harus diakui/ditambahkan. Dalam membuat keputusan ini, pernyataan resmi dari badan otoritatif, kongres, konservatisme, dan kemanfaatan (expediency) memegang peranan yang penting. Beberapa peraturan sangat jelas, seperti pembebanan biaya penelitian, dan yang lainnya masih belum begitu jelas, seperti pencatatan kerugian jika kemungkinan besar bahwa kewajiban telah terjadi.LO 3-MASTOMLO 4-TANTANGAN UNTUK PEMBUAT STANDAR AKUNTANSIMatchingKerangka teoritis yang baik untuk laporan keuangan mempunyai makna bahwa baik neraca (laporan posisi keuangan) dan laporan laba rugi menyajikan informasi dengan karakteristik relevansi dan kedapatdipercayaan (faithfulness) yang representasional (IASB, 2008).Selain itu, Framework secara khusus menyatakan bahwa konsep matching tidak boleh diterapkan sedemikian rupa untuk memungkinkan pengakuan item dalam neraca yang tidak memenuhi definisi aktiva atau kewajiban (paragraf 95). Seperti yang tercantum dalam pasal 9, pedoman untuk pengakuan pendapatan termasuk dalam IAS 18 / AASB 118 menimbulkan item dalam neraca yang tidak memenuhi definisi Framework aset atau kewajiban.ConservatismKonsep kesesuaian (matching concept) membutuhkan banyak pertimbangan dalam menentukan apakah suatu jumlah biaya yang ditentukan berlaku untuk masa depan atau periode berjalan. Salah satu alasan untuk kebutuhan yang lebih rendah untuk bukti obyektif pengakuan beban dibandingkan dengan pendapatan adalah konvensi konservatisme. Konservatisme mengharuskan untuk mencatat biaya, kerugian dan kewajiban sesegera mungkin, meskipun bukti mungkin lemah. Namun, ini mengharuskan bahwa pendapatan, keuntungan dan aset didukung dengan bukti yang lebih kuat sebelum dicatat. Beberapa berpendapat bahwa konservatisme mendasari kriteria probabilitas dan keandalan dianut dalam Kerangka. Istilah probable berarti bahwa peristiwa di masa depan kemungkinan akan terjadi untuk mengonfirmasi kerugian atau biaya. Beban piutang tak tertagih dicatat karena kemungkinan pada tanggal laporan keuangan entitas tidak dapat mengumpulkan jumlah tertentu seperti yang seharusnya. Kemungkinan ini didasarkan terutama pada pengalaman masa lalu. Sebuah kerugian akibat ancaman pengambilalihan harus dicatat jika pengambilalihan sudah dekat dan jumlah kerugiannya dapat diestimasikan.Dikatakan bahwa, karena konservatisme, jika besar kemungkinan bahwa nilai bersih aset mengalami penurunan, beban harus diakui. Saran 'mengantisipasi tidak ada keuntungan tetapi mengantisipasi semua kerugian' umumnya diikuti. Interpretasi matcing concept dalam praktek menjadi bias oleh efek dari konvensi konservatisme. Konservatisme tidak fokus pada bukti, tetapi pada ketakutan menyajikan nilai bersih aset dan laba terlalu tinggi. Dengan demikian informasi dapat mengandung penyimpangan. Masalah Untuk AuditorAuditor menghadapi isu seputar perbedaan antara biaya dan aset, periode di mana beban diakui, dan pengukuran biaya yang tepat. Definisi biaya dalam Framework paragraf 70, sebagai penurunan manfaat ekonomi dalam bentuk arus keluar atau deplesi aset, memfokuskan perhatian pada pilihan antara biaya pendebetan atau aset saat merekam arus keluar aset (atau timbulnya kewajiban). Runtuhnya perusahaan telekomunikasi AS WorldCom pada bulan Juli 2002 mengungkap masalah yang dihadapi akuntan dalam menerapkan prinsip terkait definisi beban. WorldCom adalah penyedia utama layanan jarak jauh telepon dan internet, berkembang pesat selama 1990-an melalui akuisisi perusahaan lainnya.Salah satu kesalahan akuntansi yang terungkap setelah runtuhnya WorldCom adalah kapitalisasi beban usaha sebagai aset yang tidak tepat. Selama tahun 2001 dan 2002, perusahaan memperlakukan investasi modal US $ 3,8 miliar yang dibayarkan sebagai biaya untuk telekomunikasi lainnya perusahaan untuk hak untuk mengakses jaringan mereka. Pembayaran biaya untuk penggunaan jaringan merupakan arus aset yang seharusnya memiliki hubungan dengan pendapatan yang dihasilkan dari penyediaan layanan telepon dan internet untuk pelanggan pada periode yang sama.Memperlakukan biaya sebagai aset adalah cara yang relatif sederhana untuk melebih-lebihkan laba pada periode berjalan, dan auditor biasanya memerlukan bukti kuat untuk mendukung kapitalisasi pengeluaran. Namun, upaya manajer untuk melebih-lebihkan biaya (dan mengecilkan aset) juga dapat menyebabkan masalah bagi auditor. Nilai aset tetap yang dicatat dengan biaya lebih rendah, akan mengakibatkan biaya penyusutan di masa depan yang juga lebih rendah sehingga membantu manajer untuk melaporkan keuntungan yang lebih besar. Praktik melebih-lebihkan pembebanan satu kali terkait dengan akuisisi dan restrukturisasi dikenal sebagai akuntansi big bath. WorldCom juga mempraktikkan akuntansi 'cookie-jar' dengan membebankan seluruh beban yang akan terjadi di masa depan pada saat akuisisi. Dua praktik ini melanggar prinsip-prinsip alokasi beban yang asistematis dan rasional untuk periode akuntansi yang tepat. Auditor biasanya cenderung kurang memberikan perhatian pada kemungkinan terjadinya overstated dibandingkan understated karena keyakinan bahwa pendekatan konservatif atas pengukuran keuntungan lebih diperlukan. Area terkait beban yang akan menyulitkan auditor adalah akuntansi terkait estimasi, seperti ketentuan untuk persediaan usang, garansi, kerugian terhadap tuntutan hukum, dan konstruksi yang masih berjalan. Perkiraan akuntansi berarti perkiraan nilai dari suatu item karena ketiadaan pengukuran yang tepat. Beban muncul dari perkiraan ketika tidak ada underlying transaction dengan jumlah tertentu yang kemudian menghasilkan sejumlah debet yang perlu untuk diklasifikasikan, seperti apakah suatu pembayaran tunai akan mendebet akun beban atau aset. Auditor harus menguji asumsi dan proses yang digunakan oleh manajemen ketika melakukan estimasi dan mempertimbangkan apakah ada bukti-bukti lain yang mendukung mendukung kewajaran jumlah yang diklaim.