cerita si mutiara tersembunyi

4
Pagi itu seorang anak lelaki bertubuh gemuk dengan tinggi sedang dan memakai seragam putih abu-abu tersenyum sepanjang jalan menuju sekolahnya. Tanpa ragu ia memberi salam dan senyum kepdaa hampir semua mahasiswa-mahasiswi FK Unsoed yang sedang berdiri di depan gerbang sekolahnya. Ada rasa bingung di dalam benaknya, ada rasa senang pula ketika melihat orang asing berada di depan sekolahnya. Ia memperhatikan satu persatu orang asing tersebut yang tidak lain adalah mahasiswa- mahasiswi FK Unsoed. Hingga akhirnya ia masuk melewati gerbang sekolah meninggalkan kami. Waktu menunjukan pukul 07.30, mahasiswa-mahasiwa tersebut memasuki area sekolah. Yang pertama mereka lakukan adalah masuk kedalam raung kepala sekolah untuk menyampaikan maksud dan tujuan mereka, yaitu berada di sekolah terebut selama tiga hari terhitung sejak hari senin itu hingga hari rabu. Mereka akan melihat dan membantu proses belajar mengajar di sekolah tersebut, Sekolah Luar Biasa ABCD Kuncup Mas namanya yang berada di daerah Banyumas. Lokasi sekolahnya cukup jauh dari kampus mahasiswa-mahasiswi FK Unsoed. Setelah mendapatkan ijin, para mahasiswa mengikuti upacara bendera di sekolah tersebut. Upacara berlangsung cukup khidmat. Petugasnya pun bercampur dari siswa SD hingga SMA. Salah satunya adalah siswa gemuk tadi yang sangat ramah ketika bertemu para mahasiswa didepan gerbang sekolah. Ia menjadi petugas komandan pasukan upacara. Upacara berakhir pada pukul 08.20. Setelah selesai, para mahasiswa melakukan briefing terlebih dahulu untuk membagi tugas pada tiap mahasiswa, dan akhirnya terbentuk lima belas kelompok kecil yang berisi dua mahasiswa yang akan masuk ke setiap kelas. Mereka akhirnya masuk kelas secara urutan yang telah ditentukan. Di sekolah tersebut, kelas dibagi kedalam empat macam, yaitu kelas tuna netra (A), kelas tuna rungu (B), kelas tuna wicara (C) dan kelas tuna grahita (D). Dari empat macam tersebut dipisahkan antara siswa SD, SMP dan SMA. Satu kelas

description

cerita anak dengan keterbelakangan mental

Transcript of cerita si mutiara tersembunyi

Page 1: cerita si mutiara tersembunyi

Pagi itu seorang anak lelaki bertubuh gemuk dengan tinggi sedang dan memakai seragam putih abu-abu tersenyum sepanjang jalan menuju sekolahnya. Tanpa ragu ia memberi salam dan senyum kepdaa hampir semua mahasiswa-mahasiswi FK Unsoed yang sedang berdiri di depan gerbang sekolahnya. Ada rasa bingung di dalam benaknya, ada rasa senang pula ketika melihat orang asing berada di depan sekolahnya. Ia memperhatikan satu persatu orang asing tersebut yang tidak lain adalah mahasiswa-mahasiswi FK Unsoed. Hingga akhirnya ia masuk melewati gerbang sekolah meninggalkan kami.

Waktu menunjukan pukul 07.30, mahasiswa-mahasiwa tersebut memasuki area sekolah. Yang pertama mereka lakukan adalah masuk kedalam raung kepala sekolah untuk menyampaikan maksud dan tujuan mereka, yaitu berada di sekolah terebut selama tiga hari terhitung sejak hari senin itu hingga hari rabu. Mereka akan melihat dan membantu proses belajar mengajar di sekolah tersebut, Sekolah Luar Biasa ABCD Kuncup Mas namanya yang berada di daerah Banyumas. Lokasi sekolahnya cukup jauh dari kampus mahasiswa-mahasiswi FK Unsoed.

Setelah mendapatkan ijin, para mahasiswa mengikuti upacara bendera di sekolah tersebut. Upacara berlangsung cukup khidmat. Petugasnya pun bercampur dari siswa SD hingga SMA. Salah satunya adalah siswa gemuk tadi yang sangat ramah ketika bertemu para mahasiswa didepan gerbang sekolah. Ia menjadi petugas komandan pasukan upacara. Upacara berakhir pada pukul 08.20.

Setelah selesai, para mahasiswa melakukan briefing terlebih dahulu untuk membagi tugas pada tiap mahasiswa, dan akhirnya terbentuk lima belas kelompok kecil yang berisi dua mahasiswa yang akan masuk ke setiap kelas. Mereka akhirnya masuk kelas secara urutan yang telah ditentukan.

Di sekolah tersebut, kelas dibagi kedalam empat macam, yaitu kelas tuna netra (A), kelas tuna rungu (B), kelas tuna wicara (C) dan kelas tuna grahita (D). Dari empat macam tersebut dipisahkan antara siswa SD, SMP dan SMA. Satu kelas berisi antara tiga hingga sepuluh siswa. Di setiap kelas juga diajar oleh satu orang guru.

Aldy dan Bella, dua mahasiswa FK Unsoed masuk kedalam kelas SMA tuna grahita. Dikelas tersebut berisi tiga siswa, lebih khususnya dua siswa mampu latih dan seorang siswa mampu didik. Kelas tersebut diajar oleh kepala sekolah yang bernama bapak Tjatur. Sebelum memulai pembelajaran, Bella dan Aldy berkenalan dengan siswa-siswa tersebut. Dua siswa mampu latih bernama Rizki dan Ade, sedangkan siswa mampu didik bernama Galah. Galah tidak lain dan tidak bukan adalah siswa yang tadi pagi sangat ramah kepada para mahasiswa di depan gerbang sekolah. Selama pembelajaran berlangsung, Bella dan Aldy memperhatikan dan membantu proses pembelajran.

Matematika adalah pelajaran pertama di kelas Pak Tjatur. Para siswa diminta mengeluarkan PR mereka. Ada satu siswa yang tidak membawa PR, yaitu Rizki. Dengan berbagai alasan, Pak Tjatur pun memaafkan dan memaklumi. Galah diminta untuk membacakan PR nya. Namun dia belum bisa membaca. Dan akhirnya Ade yang

Page 2: cerita si mutiara tersembunyi

membacanya. Setelah dikoreksi, PR mereka benar semua. Pembelajaran pun dilanjutkan hingga waktu istirahat, 10.00.

Bel berbunyi, Rizki dan Ade langsung lari keluar kelas. Galah pun seorang diri tertinggal dan ditemani oleh kakak-kakak mahasiswa. Terlihat sangat polos dari raut mukanya, namun dengan selalu menebar senyum yang lebar. Dia mengambil jajan dari dalam tasnya, begitu juga dengan minuman yang ia bawa dari rumah. Sebungkus jajan pun akhirnya ia makan. Ia sangat baik karena ia menawarkan jajannya kepada Aldy dan Bella. Mereka bertiga pun terlibat perbincangan yang hangat. Dari pembicaraan dengan Galah, Bella dan Aldy merasakan simpati dan empati terhadap Galah.

Bel tanda masuk berbunyi, para siswa pun masuk kembali kedalam kelas. Pelajaran selanjutnya adalah IPS dan mereka diminta mengeluarkan PR kembali. Lagi-lagi Rizki tidak membawa bukunya dengan berbagai alasan. Anak itu memang agak sedikit ‘nakal’ rupanya. Namun dari sini terlihat begitu sabarnya guru di sekolah ini dalam mengajar.

Para siswa diminta membaca buku, dan menjawab pertanyaan pak Tjatur. Hampir semua jawaban para siswa salah, namun hal tersebut merupakan hal yang wajar kata pak Tjatur. Pelajaran pun berakhir pada pukul 11.00. Para siswa pun bergegas pulang. Begitu juga para mahasiswa yang segera kembali ke kampus untuk bertemu dosen mereka.

Keesokan harinya, para mahasiswa datang kembali tepat pukul 07.15 di sekolah tersebut. Hari itu mereka kembali melihat dan membantu proses belajar mengajar dikelas itu. Di kelas pak Tjatur, Aldy dan Bella kembali mendampingi Galah, Ade dan Rizki. Pelajaran pertama pagi hari itu adalah PKN. Para siswa diminta mendengarkan cerita pak Tjatur dan setelahnya menjawab pertanyaan pak Tjatur satu persatu. Lagi-lagi para siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan pak Tjatur dengan salah. Pembelajaran terus berlangsung hingga pukul 10.00.

Saat istirahat, Galah kembali berbincang kecil dengan Aldy dan Bella. Perbincangan kali ini pun terasa sangat hangat. Aldy dan Bella kembali merasa simpati dan empati kepada Galah. Sangat terasa emosi kesedihan dalam perbincangan itu. Galah dengan semua keterbatasannya, tetap ceria melakukan semua aktifitasnya. Ia pun hampir seperti anak pada umumnya, bersekolah, bermain, belajar bahkan ia sangat senang menonton acara televisi khususnya program Si Bolang. Raut mukanya sangat senang ketika bercerita tentang Bolang. Ia pun ingin menjadi seperti Bolang. Dengan keterbelakangan mentalnya, ia masih bisa menemukan kebahagiaannya, ia masih bisa bersemangat setiap hari. Hal itu jusrtu menjadi pembelajaran berharga bagi Aldy dan Bella untuk tidak banyak mengeluh dalam hidup, dan memperbanyak bersyukur atas semua nikmat Allah SWT yang telah diberikan.

Seperti biasa hari itu pembelajaran selesai pukul 12.00. semua siswa bergegas pulang. Namun kali ini para mahasiswa menghadap kepala sekolah terlebih dahulu sebelum pulang. Beliau meminta besok atau hari terakhir para mahasiswa di sekolah tersebut, mengadakan acara perpisahan yang bisa berkesan dihati para siswa SLB itu. Dan dengan tanpa pikir panjang, para mahasiswa menyanggupinya. Setelah selesai menyampaikan amanatnya, para

Page 3: cerita si mutiara tersembunyi

mahasiswa pun segera kembali ke Purwokerto untuk mempersiapkan acara untuk keesokan harinya.