Skripsi Modeling Tersembunyi

101
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan proses belajar mengajar dewasa ini sangatlah pesat, dengan berkembangnya penggunaan alat bantu pembelajaran mulai dari alat yang sederhana seperti gambar-gambar sampai media elektronik seperti Radio Tape, Photo, Tustel, Camera Shooting, Televisi, dan Komputer multi media pembelajaran. Alat–alat tersebut dimaksudkan untuk membantu guru dalam komunikasi pengajaran, agar siswa dapat dengan mudah menyerap materi pelajaran yang disajikan oleh guru. Teknologi tersebut diharapkan dapat mengaktifkan alat indera siswa sebagai usaha agar lebih memahami pelajaran yang diberikan. Pembelajaran untuk mencapai atau menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dalam hal ini guru masih mengalami kesulitan untuk mendeteksi apakah tujuan

Transcript of Skripsi Modeling Tersembunyi

Page 1: Skripsi Modeling Tersembunyi

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan proses belajar mengajar dewasa ini sangatlah pesat, dengan

berkembangnya penggunaan alat bantu pembelajaran mulai dari alat yang sederhana

seperti gambar-gambar sampai media elektronik seperti Radio Tape, Photo, Tustel,

Camera Shooting, Televisi, dan Komputer multi media pembelajaran.

Alat–alat tersebut dimaksudkan untuk membantu guru dalam komunikasi

pengajaran, agar siswa dapat dengan mudah menyerap materi pelajaran yang

disajikan oleh guru. Teknologi tersebut diharapkan dapat mengaktifkan alat indera

siswa sebagai usaha agar lebih memahami pelajaran yang diberikan.

Pembelajaran untuk mencapai atau menguasai standar kompetensi dan

kompetensi dasar. Dalam hal ini guru masih mengalami kesulitan untuk mendeteksi

apakah tujuan instruksional pengajaran yang dilaksanakannya itu tercapai atau tidak,

karena siswa yang diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang kurang

jelas, atau kurang dipahami sehubungan dengan materi pelajaran yang diajarkan,

siswa tidak memberikan respon yang diharapkan yakni menanyakan hal-hal yang

kurang dipahami, atau mengungkapkan apa yang telah diketahuinya.

Jika siswa telah mengetahui apa yang diajarkan sepatutnya siswa dapat

menyatakan apa yang telah diketahui dari materi pelajaran tersebut, ternyata siswa

Page 2: Skripsi Modeling Tersembunyi

tidak dapat mengungkapkan apa yang telah ia ketahui dari penjelasan guru, baik

secara lisan maupun dengan tulisan dalam proses belajar mengajar di kelas.

Menjadi pertanyaan apakah siswa yang tidak bertanya, sewaktu diberikan

kesempatan oleh guru menanyakan pelajaran yang kurang dipahami, termasuk siswa

yang mengalami kesulitan belajar ? atau siswa tersebut telah memahaminya. ?.

Kanto, (1996:2) menuliskan bentuk–bentuk tingkah laku sebagai

manipestasi kesulitan belajar antara lain :

1. Prestasi belajar rendah, jauh di bawah rata – rata kelompoknya(PAN)2. Dibawah dari potensi yang dimiliki/hasil yang dicapai3. Tidak mencapai target yang ditentukan sebelumnya (PAP)4. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan5. Lambat dalam melakukan tugas – tugas belajar.6. Menunjukkan tingkah laku yang berkelainan seperti suka

bolos,Selalu terlambat, tidak mau bekerja sama tidak mengerjakan pekerjaan rumah dan sebagainya.

7. Menunjukan gejala–gejala emosional seperti suka marah.

Bentuk tingkah laku yang dikemukakan di atas menjelaskan bahwa kondisi

dari prilaku siswa yang mencerminkan salah–satu tingkah laku tersebut adalah yang

siswa yang mengalami Kesulitan belajar, yang juga dapat berarti prestasi belajarnya

rendah. Bentuk prilaku ini juga terlihat pada siswa SMPN. 1 Palangga Kab. Gowa.

Kesulitan belajar yang dialami siswa SMPN. 1 Pallangga Kab. Gowa ini

adalah dalam hal, prestasi belajar bahasa Inggris pada sub penilaian berbicara,

kesulitan ini dapat dilihat pada nilai hasil belajar bahasa Inggris sub penilaian

berbicara. nilai berbicara siswa rendah dibandingkan dengan nilai membaca dan

menulis.

H.C. Witherington, Lee. J. Cronbach dan Bapemsi ( Sukardi, 1983:19)

Page 3: Skripsi Modeling Tersembunyi

. . . . seseorang sesudah melakukan sesuatu perbuatan belajar mungkin merasa lebih bahagia, menjadi lebih menyenangkan, lebih pandai menyesuaikan diri lebih pandai menjaga kesehatannya, mempergunakan alam sekitarnya, dan mempertinggi kebaikan umum, atau ia mungkin akan dapat berbicara lebih baik, dapat memainkan suatu alat musik atau melakukan suatu pembedaan.

Dari pendapat tersebut tampak bagi kita bahwa siswa–siswa yang tidak dapat

mencapai suatu kemampuan yang diharapkan (Standar Kompetensi dan Kompetensi

dasar) adalah siswa yang mengalami kesulitan belajar. Misalnya bertanya dan

berbicara dalam proses belajar di kelas, adalah suatu kompetensi dasar yang

selayaknya dimiliki oleh seseorang yang sedang dalam proses belajar. Karena

keterampilan ini akan membantu seseorang agar dalam proses belajarnya terarah,

tidak menyimpang dari tujuan yang ingin dicapai, dalam proses belajar apakah tujuan

belajar itu bersifat individual dan bersifat pribadi atau tujuan belajar itu umum,

seperti halnya dengan tujuan pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Inggris di

sekolah.

Djono, R. dan W, Waha (1983:10) menjelaskan bahwa untuk mencapai tingkat Intelektual yang tinggi siswa dan Mahasiswa diberikan semangat untuk mengembangkan keterampilan dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan mereka sendiri untuk mencari pemecahan problema, dan berpartisipasi lebih banyak dalam diskusi antara siswa dan dari pada antara guru dan siswa.

Perlu dilakukan kajian ilmiah untuk menjawab pertanyaan faktor-faktor

apakah yang menyebabkan siswa mengalami prestasi belajar rendah dalam mata

pelajaran bahasa terutama pada pelajaran bahasa Inggris untuk penilaian berbicara

agar menjadi dasar yang kuat untuk tindakan preventif maupun korektif dalam

bimbingan belajar di SMPN. 1 Pallangga Kab. Gowa.

Page 4: Skripsi Modeling Tersembunyi

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah penelitian ini maka rumusan

masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan siswa mengalami prestasi belajar rendah

dalam mata pelajaran bahasa Inggris, dalam sub penilaian berbicara.?

2. Bagaimana gambaran pelaksanaan teknik konseling modeling tersembunyi dalam

membantu siswa meningkatkan prestasi hasil belajar bahasa Inggris, pada sub

penilaian berbicara.?

3. Apakah ada pengaruh teknik konseling modeling tersembunyi dalam

meningkatkan prestasi hasil belajar siswa dalam pelajaran bahasa inggris.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan memperoleh gambaran faktor –

faktor penyebabkan siswa siswa mengalami prestasi rendah pada pelajaran bahasa

Inggris untuk sub penilaian berbicara di SMP Neg.1 Pallangga, secara lebih rinci

tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memperoleh gambaran faktor-faktor penyebab siswa mengalami

prestasi rendah pada pelajaran bahasa Inggris untuk sub penilaian berbicara.

2. Untuk mengetahui bagaimana gambaran pelaksanaan teknik konseling modeling

tersembunyi dalam membantu siswa meningkatkan prestasi belajar bahasa

Inggris.

Page 5: Skripsi Modeling Tersembunyi

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh teknik konseling modeling tersembunyi

dalam meningkatkan prestasi belajar bahasa inggris siswa.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat atau kontribusi

dalam

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Akademisi/Lembaga pendidikan tenaga kependidikan, menjadi bahan

informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bidang

bimbingan belajar dan layanan konseling.

b. Bagi peneliti menjadi masukan dalam meneliti dan mengembangkan peubah-

peubah penelitian berkaitan dengan teknik konseling modeling tersembunyi,

dan Atribut Non Kognitif hasil belajar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru/pendidik agar dalam menyusun scenario pelajaran dapat lebih

efisien dan efektif dalam proses belajar mengajar.

b. Bagi guru Pembimbing di sekolah dapat membantu siswa yang mengalami

kesulitan belajar dengan teknik konseling modeling tersembunyi.

Page 6: Skripsi Modeling Tersembunyi

BAB IIKAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Kesulitan Belajar

Kesulitan adalah kondisi yang mengalami hambatan untuk mencapai suatu

tujuan, sedangkan belajar adalah proses perubahan sebagai hasil dari pengalaman

yang menganut prinsip maju dan berkelanjutan, (Kanto, 1996:2).

Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman kecuali perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh proses menjadi matangnya seseorang atau perubahan yang instingktif atau yang bersifat temporer. (T. Raka Joni 1977. Sukardi, Dewa Ketut. 1983:15).

Kartini Kartono dan Dali Gulo dalam kamusnya menulis sebagai berikut :

Learning : 1 Belajar : Suatu perubahan dalam pengetahuan atau tingkah laku sebagai hasil latihan, pendidikan, pengalaman, atau proses yang membawa perubahan, semacam itu.(Kartono, Kartini dan Gulo, Dali. 1987:254).

Dari pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan kesulitan belajar adalah kondisi yang menyatakan hambatan

dialami seseorang dalam usahanya mencapai perubahan pengetahuan dan tingkah

laku, di dalam pendidikan, latihan, dan pengalaman. Jadi seseorang yang telah

mengikuti latihan, pendidikan, atau Proses belajar, tetapi tidak ada perubahan dalam

pengetahuan, atau tingkah laku ini berarti orang tersebut tidak belajar atau ia

mengalami hambatan untuk mencapai tujuan belajarnya.

Page 7: Skripsi Modeling Tersembunyi

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi belajar

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi

secara umum Muhibbin Syah ( 2003 : 144 ) Membagi tiga faktor, yani faktor internal

siswa , faktor eksternal siswa, dan faktor pendekatan pendidikan.

a. Faktor Internal Siswa

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi dua aspek yakni 1) aspek

fisiologis; 2) aspek psikologis.

1) Aspek Fisiologis meliputi ; kondisi umum jasmani tingkat kebugaran,kondisi

organ-organ khusus siswa seperti tingkat kesehatan indra pendengaran, indra

penglihatan.

2) Aspek Psikologis meliputi ; Inteligensi, sikap, bakat, minat, motivasi,.dsb.

b. Faktor Eksternal Siswa.

Faktor eksternal siswa terbagi dua macam, yakni faktor lingkungan sosial dan

faktor lingkungan non sosial.

Lingkungan Sosial ; seperti guru, staf administrasi, teman-teman siswa di sekolah

dan teman siswa di luar sekolah, keluarga, dan masyarakat.

Lingkungan Non Sosial ; meliputi gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat

tinggal, waktu untuk belajar,

c. Faktor Pendekatan Belajar

Segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan

dan efisiensi proses pembelajaran tertentu.

Page 8: Skripsi Modeling Tersembunyi

Sehubungan dengan faktor –faktor yang mempengaruhi prilaku belajar siswa, faktor

motivasilah yang merupakan penggerak utama perilaku belajar siswa (Hull dalam

Dimiati dan Mudjiono, 1994, Heri Gunawan 1998 : 10).

Agar siswa berhasil dalam belajarnya, selain optimalisasi kemampuan perlu

diperhatikan pula adalah halangan yang menghambat potensi sehingga tidak efektif

atau menelan banyak tenaga, waktu, dan konsentrasi. Bagaikan talang, tidak

selamanya disebabkan oleh ketidak mampuan tetapi oleh adanya kebocoran atau

kemampetan sehingga air tidak mengalir sesuai harapan kita demikianlah halnya

dengan proses belajar yang dilaksanakan ada kemungkinan tidak efektif karena ada

kebocoran seperti talang tersebut. Untuk meningkatkan efektifitas dalam belajar ini

sehingga sesuai dengan yang dicita-citakan.

Covey, Stephen. menemukan hubungan korelatif antara kebiasaan efektif dan tingkat aktualisasi kemampuan dasar manusia, didalam diri manusia terdapat tujuh kemampuan dasar yang berasosiasi dengan model kebiasaan menurut kontinum tertentu. Tujuh kemampuan dasar itu :1). Kesadaran-diri (self awareness), 2). Imajinasi (Imagination), 3). Kemauan (Will Power), 4). Mentalitas berlimpah (Abudance Mentality), 5). Keberanian (Courage with consideration), 6). Kreativitas (Kreativity), 7). Pembaruan (Self renewal). Ketujuh kemampuan dasar itu digolongkan menjadi dua yaitu primer (1,2,3) dan sekunder (4,5,6,7).Adapun tujuh kebiasaan manusia efektif adalah: 1). Proaktif (procatif), 2). Berawal dari tujuan akhir (Begin with the end), 3). Mengutamakan yang utama (first thing first), 4).Memahami lebih dulu (seek first to undertand), 6). Sinergitas (synergize), 7). Mengasah gergaji (sharpen the saw). (AN, Ubaydillah. 2003. Blokade Mental e – Psikologi).

Hubungan korelasi antara kebiasaan efektif dan aktulisasi kemampuan dasar manusia

ini dijelaskan sebagai berikut:

Page 9: Skripsi Modeling Tersembunyi

1. Kesadaran Diri – Proaktif

Kesadaran diri adalah kemampuan untuk memahami orang lain dan dunia ini,

merupakan pintu untuk mengenal dimana sebenarnya keunggulan dan kelemahan diri

kita. Dengan kesadaran – diri yang tinggi maka kaki kita mantap menginjak realitas

bumi dan tidak ragu – ragu dalam bentindak.

Kemampuan tentang kesadaran – diri apabila diaktualkan secara optimal akan

menghasilkan kebiasaan efektif berupa proaktif, memiliki kemampuan untuk

memilih respon yang cocok atau menentukan keputusan. Dikatakan kebiasaan efektif

karena semua persoalan tidak ada yang membingungkan apabila ditangani oleh orang

yang berkapasitas mampu mengambil keputsan. Kualitas menjadi pengambil

keputusan seperti inilah yang tidak dimiliki oleh orang dengan kesadaran setengan –

setengah.

2. Imajinasi – Tujuan Akhir

Kemampuan imajinasi apabila diaktualkan secara optimal dengan petunjuk

kesadaran dan prinsip akan menghasilkan kebiasaan hidup yang bermuara pada

tujuan akhir/kepentingan misi. Orang yang telah melatih imajinasinya pada level

tinggi senantiasa akan membuat lilin harapan dan visi menyala sehingga tidak mudah

kalut oleh kegelapan realitas temporer. Kondisi internal yang terus tercerahkan oleh

lilin harapan dan visi inilah yang membuat dirinya tetap berada diatas realitas dan

efektif.

Sebaliknya pada aktualisasi kemampuan yang rendah dimana orang

membiarkan imajinasinya liar kemana-mana tanpa kesadaran atau prinsip yang jelas,

Page 10: Skripsi Modeling Tersembunyi

akan menghasilkan cetakan kebiasaan hidup yang tidak berbentuk. Iamajinasi yang

liar bisa terjadi kapanpun dan dimanapun, kita kenal dengan aktivitas gelamun.

Secara permukaan sulit dibedakan antara orang gelamun dengan yang melatih

imajinasinya dengan bervisualisasi kreatif. Perbedaan itu akan sebesar kemutahiran

kreasi.

3. Kemauan – Mengutamakan yang Utama

Kemampuan berupa apabila diaktualkan secara optimal akan menghasilkan

kebiasaan hidup teratur – mengutamakan yang utama dan penuh disimplin dalam

membuat tata letak antara prioritas utama, kepentingan dan hal yang mendesak.

Keteraturan dan disiplin tidak dapat diraih tanpa kemauan keras untuk merebut

tanggung jawab. Orang yang tahu tata letak akan membuat kebiasaan hidup efektif.

Pada level aktuaalisasi yang rendah, kemampuan ini akan menghasilkan

mentalitas jalan-pintas, menolak tanggung jawab, membesar-besarkan hal yang kecil,

mengabaikan benih-benih peristiwa besar.

4. Mentalitas Berlimpah – Berpikir Menang – menang

Kemampuan mentalitas atau kapasitas mental yang diaktualkan secara

optimal akan menghasilkan kebiasaan berpikir menang –menang dalam menjalin

hubungan dengan orang lain. Mentalitas berlimpah akan menghasilkan karakter

kepribadian berprinsip. Prinsiplah yang menjadi sumber berlimpahan, kemakmuran,

dan keamanan. Kalau dikaitkan dengan kecerdasan EQ, tingkat kecerdasan yang

tinggi akan mampu memproduksi kebahagiaan di dalam sehingga berkuranglah

Page 11: Skripsi Modeling Tersembunyi

tingkat dependensi terhadap sumber kebahagiaan dari luas. Semakin kuat orang

memegang prinsip hidup semakin mudah orang tersebut mengalirkan rasa cinta/

penghargaan kepada orang lain. Oleh karena itu dikatakan mentalitas berlimpah/

akan menghasilkan profil dan power.

Sebaliknya pada level aktualisai yang rendah akan menghasilkan mentalitas

kerdil, dimana orang merasa kurang dengan dirinya. Rasa bahagia, rasa aman, dan

rasa makmur tidak dapat diciptakannya. Merasa harus bergantung pada orang lain.

5. Keberanian - Memahami Lebih Dahulu

Kemampuan keberanian apabila diaktualkan secara optimal akan

menghasilkan kebiasaan efektif berupa memahami lebih dulu baru baru akan

dipahami. Memahami lebih dulu membutuhkan keberanian dan pertimbangan.

Dikatakan efektif karena memahami lebih dulu akan membuat kita dipahami lebih

dulu. Memahami lebih dulu adalah kebiasaan empati, bukan simpati.

Sebaliknya keberanian yang tidak diaktualkan secara optimal akan

menghasilkan kebiasaan hidup tidak efektif berupa keinginan untuk dipahami lebih

dulu baru akan memahami.

6. Kreativitas – Sinergisitas

Kemampuan kreativitas apabila diaktualkan secara optimal akan

menghasilkan hidup efektif berupa terciptanya keunggulan sinergis dari perbedaan

atau persamaan keunggulan sinergis adalah menipestasi kesadaran misi dan tidak

dapat diraih dengan pendewaan posisi. Salah satu karakteristik keunggulan sinergis

Page 12: Skripsi Modeling Tersembunyi

adalah terciptanya saluran komunikasi di antara yang berinteraksi untuk menemukan

kompromi dan kerja sama. Kenyataan sering mengajarkan bahwa pada akhirnya

kerja sama yang diolah dengan kreatifitas akan menang melebihi konprontasi.

Sebaliknya kemampuan kreativitas yang tidak diaktualkan cecara optimal

akan menghasilkan kebiasaan hidup tidak efektif berupa kebuntuan alternatif dan

kemacetan aliran transpormasi.

7. Pembaharuan – Mengasah Gergaji

Kebisaan mengasah gergaji dihasilkan dari kemampuan pembaruan – diri

yang diaktualkan secara optimal. Dikatakan kebiasaan efektif karena dengan terus

mengasah gergaji (pengembangan diri) dapat mengurangi kemungkinan yang

menyebabkan kegagalan atau kelambanan menyelesaikan masalah akibat perubahan

keadaan, siksaan yang paling besar yang kita rasakan adalah ketidaktahuan

(kebodohan).

Sebaliknya kemampuan pembaruan yang tidak diaktualkan secara optimal

akan membuat kita terperosok dalam sistem hidup yang tertutup, gaya hidup yang

gelap, sistem gaya hidup demikian akan mewariskan ketertinggalan dari kemajuan

zaman, mentalitas kerdil dan kebodohan akan perkembangan informasi.

3. Modeling Tersembunyi

Modeling tersembunyi adalah teknik konseling pengubahan tingkah laku

yang berpusat pada klien, dikatakan bersembunyi karena model yang akan di tiru

hanya diciptakan dalam layar imajinasi klien, jadi model yang ditampilkan klien

Page 13: Skripsi Modeling Tersembunyi

dalam adegan-adegan hanya klien yang mengetahuinya, konselor hanya menuntun

klien dalam berimajinasi. Jadi modeling tersembunyi dapat juga disebut modeling

tertutup, atau modeling imajinatif, karena klien diarahkan untuk membayangkan

model, sebagaimana prosedur yang dikembangkan oleh cautela :

Modeling tersembunyi adalah suatu prosedur yang dikembangkan oleh Cautela 1971 dimana klien membayangkan suatu model melakukan tingkah laku melalui instruksi-instruksi. Prosedur modeling tersembunyi berasumsi bahwa untuk kerja yang sebenarnya atau simbolis oleh suatu model tidak perlu, sebagai gantinya klien diarahkan untuk membayangkan seseorang mendemonstrasikan tingkah laku yang diinginkan (Abimanyu dan Manrihu 1996 :284).

Cautela, dan kawan-kawan 1974 Cormier dan Cormier, 1985)

membandingkan modeling tersembunyi dan modeling sebenarnya, dalam

mengurangi tingkah laku penolakan dari mahasiswa, perguruan tinggi, hasilnya

menunjukkan bahwa prosedur itu sama-sama efektif. Rosentahl dan Reese 1976.

(Cormier dan cormier, 1985) menunjukkan keefektifan modeling tersembunyi dalam mengembangkan tingkah laku ketegasan, . . Watson 1976 menemukan bahwa modeling tersembunyi efektif dalam membantu orang terhukum yang memerlukan keterampilan wawancara pekerjaan, juga digunakan untuk mengurangi kecemasan dan telah digunakan oleh beberapa hipnotis dalam menyembuhkan obesity (kegemukan).( Abimanyu dan Manrihu 1996: 284).

4. Pengertian Imajinasi

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

“Imajinasi” secara umum, adalah kekuasaan atau proses menghasilkan citra mental dan ide. Istilah ini secara teknis dipakai dalam psikologi untuk proses membangun lagi persepsi dari benda yang dulu dipersepsi pengertian. Sejak penggunaan istilah ini bertentangan dengan yang dipunyai bahasa biasa, beberapa psikolog

Page 14: Skripsi Modeling Tersembunyi

sudah lebih suka menggambarkan proses ini sebagai “menggambarkan” atau “gambaran” . . . . Gambaran citra dimengerti sebagai sesuatu yang dilihat oleh “mata pikiran”. Suatu hipotesis untuk evolusi imajinasi manusia ialah bahwa itu membolehkan makhluk yang sadar untuk memecahkan masalah ( dan oleh karena itu meningkat fitness) perseorangan oleh penggunaan simulasi jiwa.(GNU Free Documentation Licence : 2005 Wikipedia halaman Web “http;//id.wikipedia.org/wiki/imajinasi”).

Modeling tersembunyi adalah nama atau sebutan lain dari modeling imajinasi

dikatakan demikian karena kita menciptakan model pada layar imajinasi.

Sehubungan dengan imajinasi ini Jean-paul Sartre menuliskan sebagai berikut :

Ketika saya memperhatikan sebuah kursi rasanya akan menjadi absurd untuk mengatakan bahwa kursi tersebut ada dalam persepsi saya Persepsi saya merupakan suatu kesadaran yang pasti dan kursi tersebut adalah obyek kesadaran saya tersebut. Sekarang saya menutup mata lalu membentuk imaji tentang kursi tersebut yang baru saja saya perhatikan. Kursi tersebut, yang sekarang muncul sebagai imaji tentang sebuah kursi bukanlah sebuah kursi dan tidak akan bisa menjadi sebuah kursi. (Sukur, Silvester.G 2000 :9)

Secara singkat dapat dijelaskan bahwa obyek persepsi membanjiri kesadaran

secara konstan; obyek majinasi tidak pernah melebihi obyek yang dimiliki kesadaran.

Jadi obyek tidak dapat masuk ke dalam imajinasi seseorang apabila obyek tersebut

belum di ketahui, jadi modeling dalam imajinasi dapat dipelajari jika obyek imajinasi

itu ada dalam kesadaran karena diketahui.

Modeling tersembunyi dengan kesadaran imajinasi, yakni meniru modeling

dalam imajinasi dapat dilakukan klien atau siswa jika siswa mempunyai pengalaman,

mengetahui, pernah melihat, dan pengalaman belajar tersebut tergambar dengan jelas

dalam layar imajinasi siswa.

Page 15: Skripsi Modeling Tersembunyi

Imaji ditentukan oleh intensinya, apabila intensi ini diambil pada sumbernya yaitu ketika baru muncul pertama kali dari spontanitas kita, intensi itu sudah mengaplikasikan sebuah pengetahuan tertentu. Pengetahuan ini pada dasarnya bukan merupakan sesuatu yang ditambahkan pada sebuah imaji yang sudah terbentuk, melainkan sebuah struktur aktif dari sebuah imaji. Sebuah imaji tidak dapat eksis tanpa pengetahuan, tetapi pengetahuan bisa eksis dalam keadaan yang merdeka, yaitu membentuk kesadaran hanya pada pengetahuan itu sendiri. (Sukur, Silvester G. 2000 : 130).

Jika sekiranya siswa tidak memiliki gambaran imajinasi yang jelas mengenai

model itu, guru bimbingan dan konseling perlu membantu siswa, menampilkan

model dengan mendeskripsikannya, memperlihatkan gambar, atau memutar rekaman

suara, dan gambar.

Afektivitas yang terkandung dalam imajinasi adalah memberikan sebuah

kualitas baru yang membentuk pengertian obyek, sebagaimana dikemukakan La

Rochefoucauld,

Bahwa perasaan muncul pada kesadaran sebagai sebuah tonalitas subjektif tertentu, perasaan benci bukanlah kesadaran akan kebencian itu, perasaan benci itu merupakan kesadaran akan Paul sebagai orang yang membangkitkan rasa benci. Pada dasarnya cinta bukanlah merupakan kesadaran akan cinta melainkan kesadaran akan daya tarik dari orang yang dicintai. Menjadi sadar akan Paul sebagai orang yang membangkitkan rasa benci, yang menjijikkan, dan sebagainya adalah memberikan sebuah kualitas baru padanya, membentuk suatu dimensi baru baginya, kualitas-kualitas tersebut membentuk pengertian obyek, kualitas-kualitas itu merupakan struktur afektif obyek tersebur. (Sukur Silvester G. 2000 : 160).

Dwelshauvers menyimpulkan bahwa gerakan sebagai analog dalam imajinasi

mental merupakan terjemahan sadar dari perilaku otot, perilaku-perilaku itu tidak

terlihat oleh subyek, yang sangat berbeda dari perilaku-perilaku itu dendiri.

Page 16: Skripsi Modeling Tersembunyi

5. Peran Imajinasi sebagai Simbolis

Sebuah kesadaran imajinasi mencakup pengetahuan, intensi, dan kata-kata

dan pertimbangan, yang akan ditiru untuk mencapai tingkah laku tujuan yang

diharapkan, sebaiknya guru BP/BK atau konselor membantu imajinasi klien dengan

menampilkan modeling langsung, simbolis, modeling diri – sendiri partisipasi, dan

modeling kognitif.

Eksperimen – eksperimen dilakukan untuk memperlihatkan bahwa imajinasi

memiliki kandungan yang berhubungan dengan panca indera.

Perky mendudukkan subyek O didepan sebuah layar di dalam sebuah ruangan dengan pencahayaan yang bagus, dan memintahnya untuk memproyeksikan imaji visual sebuah obyek, pada layar tersebut, misalnya sebuah pisang segera setelah memulai memproyeksikan pisang imajinernya pada layar, seseorang asisten di ruangan yang berdampingan dengan melemparkan sebuah gambar pisang yang sangat samar-samar pada layar, dan secara beransur ansur meningkatkan intensitasnya sampai O melaporkan bahwa dia telah memiliki imaji yang baik, O salah mengira gambar tersebut untuk dirinya sendiri. (Sukur, Silvester.G.2000 : 118).

Penelitian ini merupakan persepsi yang samar-samar, tetapi itu adalah sebuah

imajinasi. Kenyataan bahwa imajinasi mental memang membayangkan sebuah benda

riil, yang eksis diantara benda-benda lainnya dalam dunia persepsi; tetapi imajinasi

tersebut membayangkan benda itu dengan sebuah kandungan mental. Dalam

kesadaran imajinasi kita mengalami sebuah obyek sebagai sebuah “analog” dari

obyek yang lain. Gambar, Karikatur, peniruan, bintik-bintik noda pada dinding,

sinar-sinar entoptic : Semua refresentatif ini memiliki ciri-ciri umum yaitu semuanya

Page 17: Skripsi Modeling Tersembunyi

merupakan obyek kesadaran, keperluan materi imajinasi mental ini untuk diambil

sebagai obyek untuk kesadaran, obyek yang diwakililah yang eksternal bukan

“analog” mentalnya. Tindakan kita dalam imajinasi adalah menggali memori,

sehubungan dengan obyek imajinasi kita adalah sebuah pertimbangan, pertimbangan

yang imajinatif.

Sehubungan dengan pola simbolis ini Flach menulis sebagai berikut ini :

“Saya telah memperhatikan,”tulis flach” “bahwa dari waktu ke waktu, pada saat saya ingin mengklarifikasikan data suatu masalah atau bahkan untuk memahami beberapa proposisi yang sangat berguna bagi pemikiran saya, beberapa gambaran yang hidup tampil ke depan tetapi yang selalu membawa serta solusi terhadap masalah tersebut,” (Sukur, Silvester G. 2000 : 230).

Imajinasi yang dibentuk melalui pertimbangan tertentu dan perasaan yang

sadar yang bertujuan untuk membentuk obyeknya. Singkatnya dapat dikatakan

bahwa fungsi imajinasi adalah simbolis. Flach membedakan pola – pola simbolis ini

atas lima bagian, yaitu : Ilustrasi pikiran sederhana, gambaran skematis, diagram-

diagram, sinestesi dan sinopsis, penomena auto simbolis.

a. Ilustrasi pikiran Sederhana

Ilustrasi pikiran sederhana dapat timbul dengan pola simbolis tetapi tidak dapat

mengungkapkan lebih dari sebuah contoh.

b. Gambaran Skematis

Gambaran skematis, merupakan ilustrasi –ilustrasi pikiran yang agak kabur yang

mencakup sesuatu yang tidak definit.

c. Diagram-diagram

Page 18: Skripsi Modeling Tersembunyi

Diagram-diagram, yang secara sistematis menggambarkan, misalnya hari-hari

dalam seminggu dan bulan-bulan dalam setahun

d. Sinestes dan synopsis

Sinestesi dan synopsis, yakni imajinasi bangkit dengan teratur dengan mendengar

nama – nama yang tepat atau dengan mendengar vokal-vokal dan sebagainya.

e. Penomena auto simbolis

Istilah ini dipakai oleh silberer untuk berbagai penglihatan hipnagogis, Flach

mengenal dua tipe simbolisasi hipnagogis. Tipe pertama mencakup simbol-

simbol yang dekat dengan pola-pola simbolis, pada tipe kedua ada ilustrasi-

ilustrasi pikiran yang sederhana.

7. Peran Kata dalam Imajinasi Mental

Kata-kata bukanlah imajinasi : fungsi fenomena akustik dan optic yang kita

sebut kata tidak memiliki kemiripan apapun dengan fenomena fisik, yaitu gambar

satu – satunya ciri umum yang ada diantara kesadaran akan sebuah isyarat dengan

kesadaran akan sebuah imajinasi adalah bahwa keduanya membayangkan obyek,

dengan caranya masing-masing, melalui obyek yang lain. Sehubungan dengan teori

imajinasi – isyarat ini Jean – Paul Satre menulis sebagai berikut :

Apabila saya membentuk sebuah imaji tentang seekor kuda, sementara pada saat saya sedang memikirkan seekor kuda, imaji tersebut diduga menjadi sebuah isyarat bagi pikiran-pikiran saya. Tetapi sebuah isyarat dari apa ? apakah kata-kata belum cukup untuk tujuan tersebut ? . . . . Ketika saya memiliki pikiran-pikiran tentang seekor kuda, hubungan internal antara kuda dan imajinya, yaitu hubungan kepemilikan : dengan analog kuda itu sendirilah yang muncul dalam kesadaran. Merupakan suatu kesalahan apabila kita mengindetifikasi kesadaran tentang kata tersebut dengan kesadaran tentang imaji. Kata-kata dalam pembicaraan yang diam bukanlah

Page 19: Skripsi Modeling Tersembunyi

imaji-imaji, . . . . karena sebuah kata yang telah menjadi sebuah imaji tidak lagi merupakan sebuah isyarat. (Sukur, Silvester G. 2000:198).

Sehubungan dengan hal pengembangan keterampilan bertanya dan berbicara

secara sukarela di dalam interaksi belajar mengajar di kelas, Watson 1976.

menemukan bahwa modeling tersembunyi efektif dalam membantu orang terhukum

yang memerlukan keterampilan wawancara pekerjaan. (Abimanyu dan Manrihu,

1996 : 284).

Dari pengertian imajinasi dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa modeling

tersembunyi adalah modeling yang tercipta /diciptakan oleh kesadaran imajinasi

dengan suatu kandungan mental, atau dengan perkataan lain: modeling tersembunyi

adalah menggambarkan kembali obyeknya itu pada kesadaran imajinasi adalah

obyek yang riil dari dunia persepsi.

Modeling tersembunyi sebagai citra mental meliputi aspek kognitif, apektif,

psikomotor dan suara, jadi modeling tersembunyi ini dapat kita sebut sebagai

rekaman gambar dan suara (video, audio) dari daya mental seseorang, yang dapat

dimunculkan kembali (refroduksi) dengan imajinasi mental, bagaikan kamera yang

merekam adegan –adegan suatu pertunjukan.

Pendapat tersebut di atas memperjelas bahwa modeling tersembunyi

mencakup seluruh modeling yang ada, karena daya imajinasi bagaikan kamera

shooting yang rekaman gambar dan suara. Jadi dapat digunakan untuk

membelajarkan siswa agar dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

Page 20: Skripsi Modeling Tersembunyi

Konseling modeling tersembunyi mempunyai beberapa kelebihan,

sehubungan dengan kelebihan modeling ini Abimanyu dan Manrihu (1996 : 284)

menuliskan ada enam macam kelebihan modeling tersembunyi :

1. Prosedur itu tidak menghendaki elaborasi theraputik atau bantuan enduksi.

2. Adegan-adegan dapat dikembangkan untuk menangani kevariasian masalah.

3. Adegan bisa bersifat individu untuk menyesuaikan dengan urusan klien yang unik.

4. Klien dapat berlatih adegan-adegan imagery sendiri 5. klien dapat menggunakan adegan imagery sebagai prosedur

mengontrol diri dalam mengatasi masalah-masalah.6. Modeling tersembunyi bisa merupakan alternatif yang baik jika

model-model sebenarnya atau film tidak bisa digunakan atau jika sukar menggunakan pembalikan dari realitas dalam wawancara.

8. Prosedur Pelaksanaan Konseling Modeling tersenbunyi

Beverly Galyean mengusulkan enam langkah untuk membangkitkan imajinasiPertama, relaksasi; menenangkan dan membersihkan pikiran dari segala macam gangguan.Kedua,pemusatan; Langka kedua ini dianjurkan untuk diikuti agar setiap orang dapat mempertajam persepsi nurani dan membantu pengendalian pencitraan.Ketiga,pengindraan majemuk. Langkah ketiga menggunakan seluruh indra agar seseorang menjadi sadar akan tubuhnya sendiri.Keempat, membayangkan. Langkah keempat ini mulai menggunakan indra visual, pendengaran, perabaan, penciuman, pengecapan dan/atau indra-indra lain.Kelima, berekspresi. Langkah kelima mengkomunikasikan penggunakan sarana seperti tulisan, nyanyian, atau jenis-jenis ekspresi lainnya.Keenam, refleksi. Langkah keenam menerima masukan baik pribadi atau kelompok.( Hernowo. 2005:101. )

Abimanyu dan Manrihu (1996:285).menuliskan langkah-langkah / tahapan

konseling Modeling tersembunyi sebagai berikut :

Page 21: Skripsi Modeling Tersembunyi

a. Rasional bantuan

Konselor dan klien meninjau tingkah laku yang menjadi masalah dan tingkah

laku yang menjadi tujuan modeling, konselor mengemukakan alasan mengapa

memilih modeling tersembunyi sebagai treatment.

b. Adegan-adegan latihan

Konselor menetapkan untuk melakukan uji coba proses pengandaian melalui

beberapa adegan latihan, yang biasanya ditempuh dalam enam langkah.

1) Konselor menyuruh klien menutup matanya, duduk bersandar di kursi, dan

relaks. Klien disuruh memberitahu konselor bila ia telah merasa relaks.

2) Konselor mendeskripsikan adegan latihan dan menyuruh klien untuk

membayangkan secara benar-benar hidup.

3) Konselor minta klien untuk membuka mata setelah adegan bisa dibayangkan

benar-benar hidup, dan diminta untuk mendeskripsikan adegan itu atau

menceritakan kejadian-kejadian yang dibayangkan itu.

4) Konselor menggali untuk memperoleh gambaran yang lebih rinci trntang

adegan itu, misalnya baju atau penampilan fisik orang yang dibayangkan itu.

5) Konselor dapat menyarangkan hal-hal lain untuk ditambahkan sebagai bahan

imajinasi.

c Mengembangkan adegan-adegan bantuan

Adegan bantuan yang digunakan dalam modeling tersembunyi dikembangkan

sehubungan dengan klien dan pertumbuhan dari tujuan atau hasil yang diingini

oleh klien. Adegan-adegan itu berisi berbagai variasi dan situasi dimana klien

Page 22: Skripsi Modeling Tersembunyi

ingin melakukan respon yang menjadi targetnya dalam lingkungan kehidupan

nyata. Untuk itu ada lima hal yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan

adegan treatment.

1) .Sifat-sifat model

2) Adegan individual lawan terstandar.

3) Derajat kekhususan adegan.

4) Darah dagin ( isi ) adegan.

5) Jumlah adegan

d Mempraktekkan adegan-adegan bantuan.

Setelah semua adegan selesai dikembangkan konselor dapat menggunakan

adegan-adegan bantuan itu dengan meminta klien membayangkan setiap adegan.

Langkah-langkah dasar dalam menggunakan treatmen ini meliputi:

1) Menyusun adegan-adegan dalam suatu urutan adegan, dimulai dari yang

paling mudah sampai pada adegan yang sulit bagi klien.

2) Memberikan instruksi klien sebelum presentasi

3) Mempresentasikan satu adegan dari hirarki degan yang telah dilakukan.

4) Mempresentasikan suatu adegan untuk waktu tertentu

5) Memperoleh reaksi klien terhadap adegan imajinasi.

6) Menginstuksikan klien mengembangkan kode-kode ringkasan secara verbal

atau mempersonalisasi setiap adegan tretment.

7) Verbalisasi dari adegan itu menyediakan suatu alternatif proses representasi

terhadap modeling tersembunyi.

Page 23: Skripsi Modeling Tersembunyi

8) Mempresentasikan adegan paling tidak dua kali dengan bantuan konselor

atau tape recorder.

9) Meminta klien mengimajinasikan adegan paling tidak dua kali dengan

pengarahan dirinya sendiri.

d. Pekerjaan Rumah dan Tindak Lanjut.

Latihan atas pengarahan sendiri dalam bentuk pekerjaan rumah mungkin

merupakan terapi yang paling penting untuk generalisasi.

B. Kerangka Pikir

Proses belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah melibatkan dua aksi,

aksi yang pertama adalah aksi belajar yang dilaksanakan oleh siswa, dan aksi yang

kedua adalah aksi dilaksanakan oleh guru, yakni aksi mengajar karena demikian

maka biasa disebut interaksi belajar mengajar.

Aksi siswa adalah usaha siswa untuk menyerap bahan/materi pelajaran yang

diajarkan oleh guru yang beraksi mengajar (Membelajarkan) siswa. Kegiatan belajar

siswa tentunya dapat berhasil dengan baik apabila siswa yang bersangkutan

mengetahui tujuan belajarnya, mengetahui faktor-faktor penghambat dan faktor-

faktor penunjang untuk kegiatan belajarnya, sehingga siswa yang bersangkutan dapat

merencanakan kegiatan belajarnya tentunya siswa tersebut juga harus membuat

rencana, materi apa yang atau pokok bahasan apa yang ingin diketahui (dipelajari)

pada kesempatan pertama, kedua, dan seterusnya.

Page 24: Skripsi Modeling Tersembunyi

Kegiatan guru adalah usaha guru membelajarkan siswa yakni

membuat/menyusun skenario pembelajaran agar siswa mendapatkan pengalaman

belajar untuk mencapai kompetensi dasar yang diharapkan dalam mata pelajaran

yang diajarkan, usaha membelajarkan siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain : Faktor lingkungan, prasarana / sarana, kurikulum, kemampuan dan

keterampilan guru mengelolah proses belajar mengajar dan kebijakan penilaian.

Lingkungan sebagai salah satu faktor berpengaruh terhadap proses belajar

mengajar, lingkungan sosial dan budaya masyarakat di sekitar sekolah dan sosial

budaya didalam lingkungan sekolah sendiri, misalnya dalam hal keamanan, dan

keterlibatan. Proses belajar mengajar tidak dapat berjalan tanpa rasa aman dan juga

tidak mungkin proses belajar dapat mencapai tujuan yang diharapkan tanpa

dilaksanakan dengan tertib.

Prasarana dan sarana pendidikan juga sangat berpengaruh terhadap proses

belajar mengajar seperti perlunya ruang belajar yang nyaman, bersih, indah, rapi, hal

ini penting, demikian pula halnya dengan alat peraga, alat bantu komunikasi belajar

mengajar dan teknologi pengajaran.

Kurikulum memberikan arahan terhadap proses belajar, kurikulum telah

menentukan tujuan dari proses belajar mengajar berupa kompentensi lulusan setiap

institusi lembaga pendidikan, yang selanjutnya dijabarkan kedalam standar

kompetensi untuk setiap mata pelajaran yang diajarkan, selanjutnya diperinci

menjadi kompetensi dasar yang diharapkan untuk dicapai oleh siswa melalui

Page 25: Skripsi Modeling Tersembunyi

berbagai pengalaman belajar dalam menerima materi pelajaran, kurikulum juga

menentukan kebijakan penilaian pendidikan dan pengajaran.

Kemampuan dan keterampilan guru dalam mengelolah proses belajar

mengajar, kemampuan guru dalam membangkitkan minat, memotivasi, menarik

perhatian, mengembangkan daya nalar siswa. Keterampilan guru dalam mengelolah

proses belajar mengajar seperti keterampilan komunikasi dalam proses belajar

mengajar, keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, sangat berpengaruh

terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar dan mengajar tersebut perlu

diperhatikan apabila kita mengharapkan proses belajar dan mengajar yang

dilaksanakan berhasil mencapai daya serap yang tinggi terhadap materi pelajaran

yang diberikan kepada siswa. Daya serap siswa yang tinggi terhadap materi pelajaran

tentunya mengarah ke hasil tes prestasi belajar siswa tinggi.

Keterampilan bertanya siswa dalam proses belajar mandiri atau belajar

kelompok, adalah prestasi dari hasil belajar itu sendiri, sebagai Nurturant Effects,

karena siswa yang belajar disekolah, terutama dalam kegiatan tatap muka dengan

guru, siswa sudah terbiasa dengan pertanyaan-pertanyaan baik pertanyaan lisan

maupun dengan pertanyaan tulisan dari guru berupa test hasil belajar untuk

mengukur pencapaian kompetensi dasar yang diharapkan oleh guru.

Teknik konseling modeling tersembunyi adalah teknik konseling untuk

pengubahan tingkah laku, dimana klien diarahkan untuk membayangkan atau

menggambarkan model, yang ingin ditirukan pada layar imajnasinya, dengan

Page 26: Skripsi Modeling Tersembunyi

bantuan konselor atau guru BP/BK. Dalam proses konseling ini sama halnya dengan

proses belajar mengajar di kelas, konselor membelajarkan, melatih klien dengan

menggunakan teknik konseling modeling tersembunyi, konselor atau guru BP/BK

membelajarkan klien dengan berpedoman pada satuan layanan konseling yang telah

disiapkan sebelumnya.

Didalam konseling modeling tersembunyi ini, ada beberapa tugas yang

diberikan oleh konselor kepada klien yang meransang berkembannya keterampilan

siswa, seperti tugas klien untuk mempresentasikan adegan model yang hendak ditiru,

melatih siswa agar berani dalam mengambil keputusan, dalam memililih model

manakah yang ingin digunakannya. Dalam presentasi ini pula siswa berlatih

berinisiatif membuat pertimbangan-pertinbangan untuk melemgkapi adegan-adegan

model agar lebih sempurna sesuai dengan harapannya.

Tugas siswa mendeskripsikan adegan yang telah dipresentasikan melatih

siswa berbicara, mengungkapkan apa yang telah ia ketahui, dari adegan-adegan

imajinasinya, klien juga berlatih mengungkapkan perasaan yang yang dialaminya

dengan lisan selama ia berimageri.

Gambaran tentang keterkaitan antar peubah-peubah penelitian secara

skematik dapat dilihat berikut ini :

Page 27: Skripsi Modeling Tersembunyi

Gambar. 2. 1 : Kerangka Pikir

C. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah. Hipotesis ini

diperlukan sebagai jembatan ke arah penelitian. Hipotesis ilmiah lahir terutama

sebagai kesimpulan logis dari premis-premis yang mendahului. Berdasarkan

kerangka berpikir maka dikemukakan hipotesis penelitian sebagai berikut : Apakah

teknik konseling modeling tersembunyi berpengaruh terhadap peningkatan

prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Inggeris.

FAKTOR INTERNAL

PE

ND

EK

AT

A NB

EL

AJA R

FAKTOREKSTERNAL

PROSES BELAJAR

PROSES BELAJAR

PRESTASIBELAJAR

US

AH

A M

EN

ING

KA

TK

AN

( T

EK

NIK

KO

NS

EL

ING

)M

odel

ing

ters

emb

un

yi

Page 28: Skripsi Modeling Tersembunyi

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian Eksperimental Kuasi (Control Group Pretest-

Posttest design). Dalam rancangan ini dua kelompok subyek diambil dari populasi

satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol, kedua kelompok ini dikenai

pengukuran Pretest untuk mengukur peubah terikat yang dimiliki oleh subyek

Selanjutnya kelompok eksperimen diberi perlakuan peubah pebas dalam waktu

tertentu selanjutnya kedua kelompok diberi post test untuk mengetahui pengaruh

peubah bebas terhadap peubah terikat. Dalam penelitian ini peubah yang relevan

adalah hasil belajar sebagai peubah terikat, dan teknik konseling modeling

tersembunyi sebagai peubah bebas.

Subyek penelitian adalah siswa SMPN. 1 Pallangga kelas VIII/6 sebagai

kelompok eksperimen dan kelas VIII/5 sebagai kelompok kontrol. Alat ukur yang

relevan untuk peubah tergantung adalah tes hasil belajar dalam mata pelajaran bahasa

inggeris. Secara skematik, rancangan itu dapat dilukiskan sebagai berikut :

Pretes Treatment Post test Klp. Eksperimen

Klp. Kontrol

T1 X T2 T1 T2

Page 29: Skripsi Modeling Tersembunyi

B. Peubah dan Definisi Operasional

Peubah terikat dalam penelitian ini adalah Hasil belajar, sedangkan peubah

bebas adalah teknik konseling modeling tersembunyi. Sehubungan dengan

identifikasi peubah ini

Suryabrata Sumadi, (2003:28) menjelaskan bahwa usaha pendidikan, pokok persoalannya adalah hasil belajar yang menjadi pusat persoalan biasa disebut peubah terikat (kiterium), keadaan peubah ini tergantung kepada banyak sekali peubah, satu atau lebih dari peubah itu diambil sebagai peubah yang sengaja dipelajari pengaruhnya terhadap peubah terikat, ini disebut peubah bebas.

Adapun defenisi operasional peubah Penelitian ini sebagai berikut :

Prestasi belajar siswa adalah nilai yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran bahasa

inggris pada ujian semester ganjil dan genap tahun pelajaran 2005/2006.

Modeling tersembunyi adalah teknik konseling pengubahan tingkah laku

yang mengajarkan klien tingkah laku yang ingin dicapai, dengan membayangkan

model yang hendak di tiru, yang pelaksanaannya secara garis besar digambarkan

sebagai berikut :

1. Rasional bantuan

2. Adegan – adegan latihan

3. Mengembangkan adegan –adegan treatment

4. Mempraktekkan adegan bantuan

5. Pekerjaan rumah dan tindak lanjut

Page 30: Skripsi Modeling Tersembunyi

C. Sasaran Eksperimen

Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, maka yang

menjadi sasaran eksperimen adalah siswa SMPN. 1 Pallangga Kabupaten

Gowa.kelas VIII/6:jumlah siswa 46 orang, dengan perincian, perempuan : 25 orang;

laki-laki :21 orang.

D. Teknik /Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : teknik dokumentasi,

yaitu teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data tertulis, berupa nilai prestasi

hasil belajar siswa dalam pelajaran Bahasa Inggeris pada ujian semester ganjil dan

semester genap tahun pelajaran 2005/2006 .

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis dengan statistik deskriptif, ukuran tendensi-sentral untuk

menentukan mean dan untuk menentukan ukuran variablitas memakai ukuran diviasi

standar dan statistik inferensial uji t, ( paired-sample t test ). Program statistik SPSS

forWindows.

Page 31: Skripsi Modeling Tersembunyi
Page 32: Skripsi Modeling Tersembunyi

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian1. Penyajian Analisis Data

Tabel 4.1: Nilai prestasi hasil belajar siswa SMPN. 1 Pallangga pada mata Pelajaran bahasa Inggris sub penilaian mendengarkan dan

berbicara

Subyek

Nilai Mendengaqrkan Nilai Berbicara

Pra test

Post test

Defe-rensi

D²Pra test

Post test

Defe-rensi

1 67 67 0 0 70 70 0 02 75 75 0 0 72 72 0 03 72 72 0 0 75 75 0 04 68 68 0 0 67 68 1 15 65 68 3 9 70 70 0 06 65 65 0 0 77 68 -9 817 70 60 -10 100 70 60 -10 1008 72 72 0 0 70 70 0 09 73 73 0 0 73 73 0 0

10 65 65 0 0 65 65 0 011 70 70 0 0 70 70 0 012 70 70 0 0 70 70 0 013 72 72 0 0 70 70 0 014 65 65 0 0 70 70 0 015 70 70 0 0 72 72 0 016 72 72 0 0 75 75 0 017 70 70 0 0 75 73 -2 418 76 76 0 0 70 70 0 019 72 72 0 0 70 70 0 020 70 70 0 0 70 70 0 021 70 70 0 0 70 70 0 022 73 73 0 0 73 73 0 023 72 72 0 0 70 70 0 024 70 70 0 0 73 73 0 025 75 75 0 0 75 75 0 026 60 60 0 0 60 60 0 027 70 70 0 0 75 71 -4 1628 65 65 0 0 65 65 0 029 70 70 0 0 70 71 1 130 65 65 0 0 65 65 0 031 70 70 0 0 70 70 0 0

Page 33: Skripsi Modeling Tersembunyi

32 75 75 0 0 75 75 0 033 65 65 0 0 65 65 0 034 75 75 0 0 70 70 0 035 70 70 0 0 70 70 0 036 65 65 0 0 65 65 0 037 75 75 0 0 75 75 0 038 70 70 0 0 65 65 0 039 70 70 0 0 70 70 0 040 72 72 0 0 70 78 8 6441 65 65 0 0 65 65 0 042 60 60 0 0 60 60 0 043 70 70 0 0 70 70 0 044 60 60 0 0 60 60 0 045 60 60 0 0 60 60 0 046 60 65 5 25 60 65 5 25

      ∑ -2∑

134    ∑-10 ∑292

Tabel 4.2: Nilai prestasi hasil belajar siswa SMPN. 1 Pallangga pada mataPelajaran bahasa Inggris sub penilaian membaca dan menulis

Subyek

Nilai Membaca Nilai Menulis

Smt.Ganjil

Smt. Genap

D D²Smt.Ganjil

Smt. Genap

D D²

1 79 82 3 9 79 82 3 92 81 83 2 4 82 83 1 13 80 82 2 4 81 83 2 44 79 81 2 4 79 81 2 45 78 79 1 1 78 79 1 16 73 73 0 0 77 73 2 47 77 62 -15 225 78 62 -16 2568 80 81 1 1 80 81 1 19 81 84 3 9 81 84 3 9

10 76 75 -1 1 76 75 -1 111 73 73 0 0 73 73 0 012 74 74 0 0 74 74 0 013 75 75 0 0 75 75 0 014 78 77 -1 1 78 77 -1 115 84 86 2 4 84 86 2 416 79 80 1 1 79 80 1 117 79 71 -8 64 74 71 -3 918 80 88 8 64 80 88 8 6419 83 88 5 25 83 88 5 2520 72 76 4 16 72 76 4 1621 79 87 8 64 78 86 8 6422 76 76 0 0 76 76 0 023 76 81 4 16 76 81 5 25

Page 34: Skripsi Modeling Tersembunyi

24 69 70 1 1 69 70 1 125 85 89 4 16 84 88 4 1626 64 62 -2 4 64 62 -2 427 75 75 0 0 75 75 0 028 69 68 -1 1 69 68 -1 129 79 81 2 4 79 81 2 430 66 64 -2 4 66 64 -2 431 69 71 2 4 69 71 2 432 83 85 2 4 83 85 2 433 65 63 -2 4 65 67 2 434 78 78 0 0 77 78 1 135 75 75 0 0 75 75 0 036 65 63 -2 4 65 63 -2 237 87 85 -2 4 87 85 -2 238 80 82 2 4 79 81 2 239 79 81 2 4 80 81 1 140 77 78 1 1 77 78 1 141 68 69 1 1 68 69 -1 142 64 63 -1 1 64 63 -1 143 78 72 -6 36 78 72 -6 3644 73 74 1 1 73 74 1 145 65 66 1 1 64 66 2 446 70 80 10 100 70 80 10 100      ∑32 ∑712     ∑41 ∑693

Tabel 4.3: Nilai prestasi hasil belajar siswa SMPN. 1 Pallangga pada mataPelajaran bahasa Inggris

Subyek

Jumlah Nilai

Smt.Ganjil Smt. Genap D D²

1 295,0 301,0 6 362 310,0 313,0 3 93 308,0 312,0 4 164 292,5 297,0 4,5 20,255 291,0 296,0 5 256 292,0 278,5 -13,5 182,257 295,0 244,8 -50,2 25208 302,0 304,0 2 49 308,0 314,0 6 36

10 282,0 280,0 -2 411 286,0 286,0 0 012 288,0 288,0 0 013 292,0 292,2 0,2 0,0414 291,0 289,4 -1,6 2,5615 310,0 314,0 4 1616 305,0 307,0 2 417 298,0 285,0 -13 169

Page 35: Skripsi Modeling Tersembunyi

18 306,0 322,0 16 25619 308,0 318,0 10 10020 284,0 292,0 8 6421 297,0 313,0 16 25622 298,0 298,4 0,4 0,1623 294,0 304,0 10 10024 281,0 283,0 2 425 319,0 327,0 8 6426 248,0 244,0 -4 1627 295,0 291,0 -4 1628 268,0 266,0 -2 429 298,0 303,0 5 2530 262,0 258,0 -4 1631 278,0 282,0 4 1632 316,0 320,0 4 1633 260,0 260,0 0 034 300,0 301,0 1 135 290,0 289,4 1,4 1,9636 260,0 256,0 -4 1637 324,0 320,0 -4 1638 294,0 298,0 4 1639 299,0 302,0 3 940 296,0 306,0 10 10041 266,0 268,0 2 442 248,0 246,0 -2 443 296,0 284,0 -12 14444 266,0 268,0 2 445 249,0 252,0 3 946 260,0 290,0 30 900

      ∑60,2∑5222,

3

Page 36: Skripsi Modeling Tersembunyi
Page 37: Skripsi Modeling Tersembunyi

Tabel 4.5: Frekuensi nilai mendengarkan

X1 Me nde nga rk a n

5 1 0 ,9 1 0 ,9 1 0 ,9

9 1 9 ,6 1 9 ,6 3 0 ,4

1 2 ,2 2 ,2 3 2 ,6

1 2 ,2 2 ,2 3 4 ,8

1 5 3 2 ,6 3 2 ,6 6 7 ,4

7 1 5 ,2 1 5 ,2 8 2 ,6

2 4 ,3 4 ,3 8 7 ,0

5 1 0 ,9 1 0 ,9 9 7 ,8

1 2 ,2 2 ,2 1 0 0 ,0

4 6 1 0 0 ,0 1 0 0 ,0

6 0 ,0

6 5 ,0

6 7 ,0

6 8 ,0

7 0 ,0

7 2 ,0

7 3 ,0

7 5 ,0

7 6 ,0

To ta l

Va l i dFre q u e n c y Pe rc e n t Va l i d Pe rc e n t

Cu mu l a t i v ePe rc e n t

Tabel 4.6: Frekuensi nilai mendengarkan

X2 Me nde nga rk a n

5 1 0 ,9 1 0 ,9 1 0 ,9

9 1 9 ,6 1 9 ,6 3 0 ,4

1 2 ,2 2 ,2 3 2 ,6

2 4 ,3 4 ,3 3 7 ,0

1 4 3 0 ,4 3 0 ,4 6 7 ,4

7 1 5 ,2 1 5 ,2 8 2 ,6

2 4 ,3 4 ,3 8 7 ,0

5 1 0 ,9 1 0 ,9 9 7 ,8

1 2 ,2 2 ,2 1 0 0 ,0

4 6 1 0 0 ,0 1 0 0 ,0

6 0 ,0

6 5 ,0

6 7 ,0

6 8 ,0

7 0 ,0

7 2 ,0

7 3 ,0

7 5 ,0

7 6 ,0

To ta l

Va l i dFre q u e n c y Pe rc e n t Va l i d Pe rc e n t

Cu mu l a t i v ePe rc e n t

Page 38: Skripsi Modeling Tersembunyi

Tabel 4.7: Frekuensi nilai berbicara

X1 Be rbic a ra

5 1 0 ,9 1 0 ,9 1 0 ,9

7 1 5 ,2 1 5 ,2 2 6 ,1

1 2 ,2 2 ,2 2 8 ,3

2 0 4 3 ,5 4 3 ,5 7 1 ,7

2 4 ,3 4 ,3 7 6 ,1

3 6 ,5 6 ,5 8 2 ,6

7 1 5 ,2 1 5 ,2 9 7 ,8

1 2 ,2 2 ,2 1 0 0 ,0

4 6 1 0 0 ,0 1 0 0 ,0

6 0 ,0

6 5 ,0

6 7 ,0

7 0 ,0

7 2 ,0

7 3 ,0

7 5 ,0

7 7 ,0

To ta l

Va l i dFre q u e n c y Pe rc e n t Va l i d Pe rc e n t

Cu mu la t i v ePe rc e n t

Tabel 4.8: Frekuensi nilai berbicara

X2 Be rb ic a ra

5 1 0 ,9 1 0 ,9 1 0 ,9

8 1 7 ,4 1 7 ,4 2 8 ,3

2 4 ,3 4 ,3 3 2 ,6

1 7 3 7 ,0 3 7 ,0 6 9 ,6

2 4 ,3 4 ,3 7 3 ,9

2 4 ,3 4 ,3 7 8 ,3

4 8 ,7 8 ,7 8 7 ,0

5 1 0 ,9 1 0 ,9 9 7 ,8

1 2 ,2 2 ,2 1 0 0 ,0

4 6 1 0 0 ,0 1 0 0 ,0

6 0 ,0

6 5 ,0

6 8 ,0

7 0 ,0

7 1 ,0

7 2 ,0

7 3 ,0

7 5 ,0

7 8 ,0

To ta l

Va l i dFre q u e n c y Pe rc e n t Va l i d Pe rc e n t

Cu mu l a t i v ePe rc e n t

Page 39: Skripsi Modeling Tersembunyi

Tabel 4. 9 : Frekuensi nilai membaca

X1 Me m ba c a

2 4 ,3 4 ,3 4 ,3

3 6 ,5 6 ,5 1 0 ,9

1 2 ,2 2 ,2 1 3 ,0

1 2 ,2 2 ,2 1 5 ,2

3 6 ,5 6 ,5 2 1 ,7

1 2 ,2 2 ,2 2 3 ,9

1 2 ,2 2 ,2 2 6 ,1

3 6 ,5 6 ,5 3 2 ,6

1 2 ,2 2 ,2 3 4 ,8

3 6 ,5 6 ,5 4 1 ,3

3 6 ,5 6 ,5 4 7 ,8

2 4 ,3 4 ,3 5 2 ,2

4 8 ,7 8 ,7 6 0 ,9

7 1 5 ,2 1 5 ,2 7 6 ,1

4 8 ,7 8 ,7 8 4 ,8

2 4 ,3 4 ,3 8 9 ,1

2 4 ,3 4 ,3 9 3 ,5

1 2 ,2 2 ,2 9 5 ,7

1 2 ,2 2 ,2 9 7 ,8

1 2 ,2 2 ,2 1 0 0 ,0

4 6 1 0 0 ,0 1 0 0 ,0

6 4 ,0

6 5 ,0

6 6 ,0

6 8 ,0

6 9 ,0

7 0 ,0

7 2 ,0

7 3 ,0

7 4 ,0

7 5 ,0

7 6 ,0

7 7 ,0

7 8 ,0

7 9 ,0

8 0 ,0

8 1 ,0

8 3 ,0

8 4 ,0

8 5 ,0

8 7 ,0

To ta l

Va l i dFre q u e n c y Pe rc e n t Va l i d Pe rc e n t

Cu mu la t i v ePe rc e n t

Page 40: Skripsi Modeling Tersembunyi

Tabel 4.10 : Frekuensi nilai membaca

X2 Me m ba c a

2 4 ,3 4 ,3 4 ,3

3 6 ,5 6 ,5 1 0 ,9

1 2 ,2 2 ,2 1 3 ,0

1 2 ,2 2 ,2 1 5 ,2

1 2 ,2 2 ,2 1 7 ,4

1 2 ,2 2 ,2 1 9 ,6

1 2 ,2 2 ,2 2 1 ,7

2 4 ,3 4 ,3 2 6 ,1

1 2 ,2 2 ,2 2 8 ,3

2 4 ,3 4 ,3 3 2 ,6

2 4 ,3 4 ,3 3 7 ,0

4 8 ,7 8 ,7 4 5 ,7

2 4 ,3 4 ,3 5 0 ,0

1 2 ,2 2 ,2 5 2 ,2

2 4 ,3 4 ,3 5 6 ,5

1 2 ,2 2 ,2 5 8 ,7

2 4 ,3 4 ,3 6 3 ,0

5 1 0 ,9 1 0 ,9 7 3 ,9

3 6 ,5 6 ,5 8 0 ,4

1 2 ,2 2 ,2 8 2 ,6

1 2 ,2 2 ,2 8 4 ,8

2 4 ,3 4 ,3 8 9 ,1

1 2 ,2 2 ,2 9 1 ,3

1 2 ,2 2 ,2 9 3 ,5

2 4 ,3 4 ,3 9 7 ,8

1 2 ,2 2 ,2 1 0 0 ,0

4 6 1 0 0 ,0 1 0 0 ,0

6 2 ,0

6 3 ,0

6 4 ,0

6 6 ,0

6 8 ,0

6 9 ,0

7 0 ,0

7 1 ,0

7 2 ,0

7 3 ,0

7 4 ,0

7 5 ,0

7 6 ,0

7 7 ,0

7 8 ,0

7 9 ,0

8 0 ,0

8 1 ,0

8 2 ,0

8 3 ,0

8 4 ,0

8 5 ,0

8 6 ,0

8 7 ,0

8 8 ,0

8 9 ,0

To ta l

Va l i dFre q u e n c y Pe rc e n t Va l i d Pe rc e n t

Cu mu l a t i v ePe rc e n t

Page 41: Skripsi Modeling Tersembunyi

Tabel 4.11 : Frekuensi nilai menulis

X1 Me nulis

3 6 ,5 6 ,5 6 ,5

2 4 ,3 4 ,3 1 0 ,9

1 2 ,2 2 ,2 1 3 ,0

1 2 ,2 2 ,2 1 5 ,2

3 6 ,5 6 ,5 2 1 ,7

1 2 ,2 2 ,2 2 3 ,9

1 2 ,2 2 ,2 2 6 ,1

2 4 ,3 4 ,3 3 0 ,4

2 4 ,3 4 ,3 3 4 ,8

3 6 ,5 6 ,5 4 1 ,3

3 6 ,5 6 ,5 4 7 ,8

3 6 ,5 6 ,5 5 4 ,3

5 1 0 ,9 1 0 ,9 6 5 ,2

5 1 0 ,9 1 0 ,9 7 6 ,1

3 6 ,5 6 ,5 8 2 ,6

2 4 ,3 4 ,3 8 7 ,0

1 2 ,2 2 ,2 8 9 ,1

2 4 ,3 4 ,3 9 3 ,5

2 4 ,3 4 ,3 9 7 ,8

1 2 ,2 2 ,2 1 0 0 ,0

4 6 1 0 0 ,0 1 0 0 ,0

6 4 ,0

6 5 ,0

6 6 ,0

6 8 ,0

6 9 ,0

7 0 ,0

7 2 ,0

7 3 ,0

7 4 ,0

7 5 ,0

7 6 ,0

7 7 ,0

7 8 ,0

7 9 ,0

8 0 ,0

8 1 ,0

8 2 ,0

8 3 ,0

8 4 ,0

8 7 ,0

To ta l

Va l i dFre q u e n c y Pe rc e n t Va l i d Pe rc e n t

Cu mu l a t i v ePe rc e n t

Page 42: Skripsi Modeling Tersembunyi

Tabel 4.12 : Frekuensi nilai menulis

X2 Me nulis

2 4 ,3 4 ,3 4 ,3

2 4 ,3 4 ,3 8 ,7

1 2 ,2 2 ,2 1 0 ,9

1 2 ,2 2 ,2 1 3 ,0

1 2 ,2 2 ,2 1 5 ,2

1 2 ,2 2 ,2 1 7 ,4

1 2 ,2 2 ,2 1 9 ,6

1 2 ,2 2 ,2 2 1 ,7

2 4 ,3 4 ,3 2 6 ,1

1 2 ,2 2 ,2 2 8 ,3

2 4 ,3 4 ,3 3 2 ,6

2 4 ,3 4 ,3 3 7 ,0

4 8 ,7 8 ,7 4 5 ,7

2 4 ,3 4 ,3 5 0 ,0

1 2 ,2 2 ,2 5 2 ,2

2 4 ,3 4 ,3 5 6 ,5

1 2 ,2 2 ,2 5 8 ,7

2 4 ,3 4 ,3 6 3 ,0

6 1 3 ,0 1 3 ,0 7 6 ,1

1 2 ,2 2 ,2 7 8 ,3

2 4 ,3 4 ,3 8 2 ,6

1 2 ,2 2 ,2 8 4 ,8

2 4 ,3 4 ,3 8 9 ,1

2 4 ,3 4 ,3 9 3 ,5

3 6 ,5 6 ,5 1 0 0 ,0

4 6 1 0 0 ,0 1 0 0 ,0

6 2 ,0

6 3 ,0

6 4 ,0

6 6 ,0

6 7 ,0

6 8 ,0

6 9 ,0

7 0 ,0

7 1 ,0

7 2 ,0

7 3 ,0

7 4 ,0

7 5 ,0

7 6 ,0

7 7 ,0

7 8 ,0

7 9 ,0

8 0 ,0

8 1 ,0

8 2 ,0

8 3 ,0

8 4 ,0

8 5 ,0

8 6 ,0

8 8 ,0

To ta l

Va l i dFre q u e n c y Pe rc e n t Va l i d Pe rc e n t

Cu mu la t i v ePe rc e n t

Page 43: Skripsi Modeling Tersembunyi

Tabel 4.13 : Frekuensi Jumlah nilai

X1 J um la h Nila i

2 4 ,3 4 ,3 4 ,3

1 2 ,2 2 ,2 6 ,5

3 6 ,5 6 ,5 1 3 ,0

1 2 ,2 2 ,2 1 5 ,2

2 4 ,3 4 ,3 1 9 ,6

1 2 ,2 2 ,2 2 1 ,7

1 2 ,2 2 ,2 2 3 ,9

1 2 ,2 2 ,2 2 6 ,1

1 2 ,2 2 ,2 2 8 ,3

1 2 ,2 2 ,2 3 0 ,4

1 2 ,2 2 ,2 3 2 ,6

1 2 ,2 2 ,2 3 4 ,8

1 2 ,2 2 ,2 3 7 ,0

2 4 ,3 4 ,3 4 1 ,3

2 4 ,3 4 ,3 4 5 ,7

1 2 ,2 2 ,2 4 7 ,8

2 4 ,3 4 ,3 5 2 ,2

3 6 ,5 6 ,5 5 8 ,7

2 4 ,3 4 ,3 6 3 ,0

1 2 ,2 2 ,2 6 5 ,2

3 6 ,5 6 ,5 7 1 ,7

1 2 ,2 2 ,2 7 3 ,9

1 2 ,2 2 ,2 7 6 ,1

1 2 ,2 2 ,2 7 8 ,3

1 2 ,2 2 ,2 8 0 ,4

1 2 ,2 2 ,2 8 2 ,6

3 6 ,5 6 ,5 8 9 ,1

2 4 ,3 4 ,3 9 3 ,5

1 2 ,2 2 ,2 9 5 ,7

1 2 ,2 2 ,2 9 7 ,8

1 2 ,2 2 ,2 1 0 0 ,0

4 6 1 0 0 ,0 1 0 0 ,0

2 4 8 ,0

2 4 9 ,0

2 6 0 ,0

2 6 2 ,0

2 6 6 ,0

2 6 8 ,0

2 7 8 ,0

2 8 1 ,0

2 8 2 ,0

2 8 4 ,0

2 8 6 ,0

2 8 8 ,0

2 9 0 ,0

2 9 1 ,0

2 9 2 ,0

2 9 3 ,0

2 9 4 ,0

2 9 5 ,0

2 9 6 ,0

2 9 7 ,0

2 9 8 ,0

2 9 9 ,0

3 0 0 ,0

3 0 2 ,0

3 0 5 ,0

3 0 6 ,0

3 0 8 ,0

3 1 0 ,0

3 1 6 ,0

3 1 9 ,0

3 2 4 ,0

To ta l

Va l i dFre q u e n c y Pe rc e n t Va l i d Pe rc e n t

Cu mu la t i v ePe rc e n t

Page 44: Skripsi Modeling Tersembunyi

Tabel 4.14 : Frekuensi Jumlah nilai

X2 J um la h Nila i

1 2 ,2 2 ,2 2 ,2

1 2 ,2 2 ,2 4 ,3

1 2 ,2 2 ,2 6 ,5

1 2 ,2 2 ,2 8 ,7

1 2 ,2 2 ,2 1 0 ,9

1 2 ,2 2 ,2 1 3 ,0

1 2 ,2 2 ,2 1 5 ,2

1 2 ,2 2 ,2 1 7 ,4

2 4 ,3 4 ,3 2 1 ,7

1 2 ,2 2 ,2 2 3 ,9

1 2 ,2 2 ,2 2 6 ,1

1 2 ,2 2 ,2 2 8 ,3

1 2 ,2 2 ,2 3 0 ,4

1 2 ,2 2 ,2 3 2 ,6

1 2 ,2 2 ,2 3 4 ,8

1 2 ,2 2 ,2 3 7 ,0

1 2 ,2 2 ,2 3 9 ,1

2 4 ,3 4 ,3 4 3 ,5

1 2 ,2 2 ,2 4 5 ,7

1 2 ,2 2 ,2 4 7 ,8

2 4 ,3 4 ,3 5 2 ,2

1 2 ,2 2 ,2 5 4 ,3

1 2 ,2 2 ,2 5 6 ,5

2 4 ,3 4 ,3 6 0 ,9

2 4 ,3 4 ,3 6 5 ,2

1 2 ,2 2 ,2 6 7 ,4

1 2 ,2 2 ,2 6 9 ,6

2 4 ,3 4 ,3 7 3 ,9

1 2 ,2 2 ,2 7 6 ,1

1 2 ,2 2 ,2 7 8 ,3

1 2 ,2 2 ,2 8 0 ,4

2 4 ,3 4 ,3 8 4 ,8

2 4 ,3 4 ,3 8 9 ,1

1 2 ,2 2 ,2 9 1 ,3

2 4 ,3 4 ,3 9 5 ,7

1 2 ,2 2 ,2 9 7 ,8

1 2 ,2 2 ,2 1 0 0 ,0

4 6 1 0 0 ,0 1 0 0 ,0

2 4 4 ,0

2 4 5 ,0

2 4 6 ,0

2 5 2 ,0

2 5 6 ,0

2 5 8 ,0

2 6 0 ,0

2 6 6 ,0

2 6 8 ,0

2 7 9 ,0

2 8 0 ,0

2 8 2 ,0

2 8 3 ,0

2 8 4 ,0

2 8 5 ,0

2 8 6 ,0

2 8 8 ,0

2 8 9 ,0

2 9 0 ,0

2 9 1 ,0

2 9 2 ,0

2 9 6 ,0

2 9 7 ,0

2 9 8 ,0

3 0 1 ,0

3 0 2 ,0

3 0 3 ,0

3 0 4 ,0

3 0 6 ,0

3 0 7 ,0

3 1 2 ,0

3 1 3 ,0

3 1 4 ,0

3 1 8 ,0

3 2 0 ,0

3 2 2 ,0

3 2 7 ,0

To ta l

Va l i dFre q u e n c y Pe rc e n t Va l i d Pe rc e n t

Cu mu la t i v ePe rc e n t

Page 45: Skripsi Modeling Tersembunyi

X1 Mendengarkan

X 1 Mendengarkan

7 6 ,07 5 ,07 3 ,07 2 ,07 0 ,06 8 ,06 7 ,06 5 ,06 0 ,0

Fre

qu

en

cy

1 6

1 4

1 2

1 0

8

6

4

2

0

X2 Mendengarkan

X 2 Mendengarkan

7 6 ,07 5 ,07 3 ,07 2 ,07 0 ,06 8 ,06 7 ,06 5 ,06 0 ,0

Fre

qu

en

cy

1 6

1 4

1 2

1 0

8

6

4

2

0

GAMBAR 4.1: Grafik Nilai Mendengarkan pada mata pelajaran bahasa Inggris siswa kelas VIII/6 SMPN. 1 Pallangga Kab. Gowa

Page 46: Skripsi Modeling Tersembunyi

X2 Berbicara

X 2 B erbicara

7 8 ,07 5 ,07 3 ,07 2 ,07 1 ,07 0 ,06 8 ,06 5 ,06 0 ,0

Fre

qu

en

cy

2 0

1 0

0

X2 Berbicara

X 2 B erbicara

7 8 ,07 5 ,07 3 ,07 2 ,07 1 ,07 0 ,06 8 ,06 5 ,06 0 ,0

Fre

qu

en

cy

2 0

1 0

0

GAMBAR 4.2: Grafik Nilai Berbicara pada mata pelajaran bahasa Inggris siswa kelas VIII/6 SMPN. 1 Pallangga Kab. Gowa

Page 47: Skripsi Modeling Tersembunyi

X1 Membaca

X 1 Membaca

Fre

qu

en

cy

8

6

4

2

0

X2 Membaca

X 2 Membaca

8 8 ,0

8 6 ,0

8 4 ,0

8 2 ,0

8 0 ,0

7 8 ,0

7 6 ,0

7 4 ,0

7 2 ,0

7 0 ,0

6 8 ,0

6 4 ,0

6 2 ,0

Fre

qu

en

cy

6

5

4

3

2

1

0

GAMBAR 4.3: Grafik Nilai Membaca pada mata pelajaran bahasa Inggris siswa kelas VIII/6 SMPN. 1 Pallangga Kab. Gowa

Page 48: Skripsi Modeling Tersembunyi

X1 Menulis

X 1 Menulis

Fre

qu

en

cy

6

5

4

3

2

1

0

X2 Menulis

X 2 Menulis

8 8 ,0

8 5 ,0

8 3 ,0

8 1 ,0

7 9 ,0

7 7 ,0

7 5 ,0

7 3 ,0

7 1 ,0

6 9 ,0

6 7 ,0

6 4 ,0

6 2 ,0

Fre

qu

en

cy

7

6

5

4

3

2

1

0

GAMBAR 4.4: Grafik Nilai Menulis mata pada pelajaran bahasa Inggris siswa kelas VIII/6 SMPN. 1 Pallangga Kab. Gowa

Page 49: Skripsi Modeling Tersembunyi

X1 Jumlah Nilai

X 1 Jumlah N ilai

3 2 4 ,0

3 1 6 ,0

3 0 8 ,0

3 0 5 ,0

3 0 0 ,0

2 9 8 ,0

2 9 6 ,0

2 9 4 ,0

2 9 2 ,0

2 9 0 ,0

2 8 6 ,0

2 8 2 ,0

2 7 8 ,0

2 6 6 ,0

2 6 0 ,0

2 4 8 ,0

Fre

qu

en

cy

3 ,5

3 ,0

2 ,5

2 ,0

1 ,5

1 ,0

,5

0 ,0

X2 Jumlah Nilai

X 2 Jumlah N ilai

Fre

qu

en

cy

2 ,5

2 ,0

1 ,5

1 ,0

,5

0 ,0

GAMBAR 4.5: Garafik Jumlah Nilai siswa kelas VIII/6 SMPN. 1 Pallangga Kab. Gowa pada mata pelajaran bahasa Inggris

B. Analisis Data Pretest dan Posttest

1. Analisis Statistik Deskriptif SPSS.for Windows

Analisis output statistik deskriftif : N, yaitu jumlah Pengamatan yang valid/

tersedia datanya ( Valid ) dan yang hilang atau datanya tidak lengkap

Page 50: Skripsi Modeling Tersembunyi

( Missing ) .

Dari output (frequencie statistis di atas terlihat jumlah total pengamatan = 46.

Jumlah Missing = 0 yang berarti tidak tidak ada data yang dikeluarkan.

Mean, yaitu rata-rata dari data Kuantitatif, yang diperoleh dari penjumlahan

seluruh ukuran ( data ) dibagi dengan jumlah ukuran.

Nilai Mean untuk masing-masing sub nilai ( mendengarkan, berbicara, membaca,

menulis, dan Jumlah Nilai )., mean mendengarkan dan berbicara

menurun,sedangkan untuk membaca dan menulis meningkat, dan bentuk

distribusinya dapat kita lihat pada grafik ( Gambar 4.1 sampai 4.4 ).

Median, Yaitu nilai tengah yang diperoleh apabila ukuran disusun dari nilai

terkecil ke nilai terbesar, nilai tengah dan rata-rata merupakan ukuran pemusatan,

karena itu bila nilai tengah dan rata-rata besarnya identik maka dapat sisimpulkan

distribusinya simetris.

Mode, yaitu ukuran yang frekuensinya paling sering muncul.

Std. Deviation, yaitu standar deviasi yang merupakan akar dari varians

sampel, semakin besar nilai standar deviasi berarti semakin tinggi penyimpangan

data dengan nilai rata-ratanya. Variance, yaitu jumlah dari selisih antara data dengan

nilai rata-ratanya dibagi dengan ( n -1 ).

Skewness, yaitu kocondongan yang merupakan selisih antara rata-rata dan

nilai tengah, ini menunjukkan simetris tidaknya distribusi sampel. Data akan

condong ke kanan apabila nilai tengah lebih kecil dari pada nilai rata-rata,data akan

condong ke kiri apabila nilai rata lebih kecil dari nilai tengah, dan apabila nilai rata-

Page 51: Skripsi Modeling Tersembunyi

ratanya sama dengan nilai tengah maka datanya berdistribusi simetris atau normal.

Std. Error of Skewness, menunjukkan standar kesalahan dari nilai kecondongan.

Kurtosis, mengukur apakah distribusi data lebih tinggi, lebih rendah, atau

sama pas di tengah dengan distribusi normal, suatu nilai kurtosis yang positif dan

tinggi menunjukkan bahwa ekor distribusi lebih panjang dibanding distribusi normal.

Nilai kurtosis yang negatif menunjukkan ekor yang pendek.Std.error of Kurtosis,

menunjukkan standar kesalahan dari nilai kurtosis.Range, menunjukkan selisih antara

nilai tertinggi dan nilai terendah.Minimum, menunjukkan nilai ninimum dari data.

Maximum, menunjukkan nilai maksimum dari data.

Rasio skewness dan rasio kurtosis dapat dijadikan petunjuk apakah suatu data berdistribusi normal atau tidak. Rasio skewness adalah nilai skewness dibagi dengan standard error skewness, sedang Rasio Kurtosis adalah nilai Kurtosis dibagi dengan standard error of kurtosis. Sebagai pedoman bila rasio kurtosis dan skewness berada diantara -2 hingga +2 maka distribusi data adalah normal ( Santoso,2000: 53 Mudrajad Kuncoro 2001: 41 )

Terlihat pada tabel statistik bahwa rasio skewness jumlah nilai (X1) -661/ 350 = -

1,8

Sedang rasio Kurtosis : -187/688 = 0,27 ini berarti Rasio skewness dan rasio

Kurtosis berada pada rentang -2 dan +2 .

Rasio Skewness jumlah nilai (X2) -549/350= -1,5 sedang rasio Kurtosis: -

449/688=0,65 ini berarti rasio skewness dan rasio Kurtosis perada pada rentang -2

dan +2 jadi dapat disimpulkan bahwa data Jumlah nilai X1 dan X2 berdistribusi

Normal.

Page 52: Skripsi Modeling Tersembunyi

2. Analisis statistic Inferensial SPSS For Windows.

Uji Signifikant t Test ( Uji t ). Output SPSS For Windows sebagai berikut :

T-Test

Pai red Samples Stati stics

69,659 41 3, 9218 ,6125

69,854 41 3, 6164 ,5648

X1 Mendengarkan

X2 Mendengarkan

Pair1

Mean N St d. Deviat ionSt d. Error

Mean

Pa ire d Sa m ple s Corre la tions

4 1 ,9 7 5 ,0 0 0X1 Me n d e n g a rk a n &X2 Me n d e n g a rk a n

Pa i r1

N Co rre la tio n Sig .

Pa ired Samples Test

-,195 ,9005 ,1406 -,479 ,089 -1,387 40 ,173X1 Mendenga rk an -X2 Mendenga rk an

Pa ir1

Mean Std . Dev ia tionStd . Erro rMean Lower Uppe r

95% Con fidenc eInte rv a l o f theDiffe renc e

Pa ired Diffe renc es

t df Sig . (2-ta iled )

T-Test

Page 53: Skripsi Modeling Tersembunyi

Pa ire d Sa m p le s Sta tis tic s

7 0 ,0 4 9 4 1 3 ,9 3 0 3 ,6 1 3 8

7 0 ,0 4 9 4 1 3 ,5 9 8 3 ,5 6 2 0

X1 Be rb i c a ra

X2 Be rb i c a ra

Pa i r1

Me a n N Std . De v i a t i o nStd . Erro r

Me a n

Paired Samples Correlations

41 ,834 ,000X1 Berbic ara &X2 Berbic ara

Pair1

N Correlation Sig.

Pai r ed Sam pl es Test

, 000 2, 1909 , 3422 - , 692 , 692 , 000 40 1, 000X1 Ber bic ar a -X2 Ber bic ar a

Pair1

M ean St d. Dev iat ionSt d. Er r or

M ean Lower Upper

95% Conf idenc eI n t er v al of t he

Dif f er enc e

Pair ed Dif f e r enc es

t df Sig . ( 2- t ailed)

T-Test

Pa ire d Sa m p le s Sta tis tic s

7 6 ,5 8 5 4 1 5 ,1 5 2 6 ,8 0 4 7

7 7 ,8 5 4 4 1 6 ,4 2 8 7 1 ,0 0 4 0

X1 Me mb a c a

X2 Me mb a c a

Pa i r1

Me a n N Std . De v i a t i o nStd . Erro r

Me a n

Paired Samples Correlations

41 ,866 ,000X1 Membac a &X2 Membac a

Pair1

N Correlation Sig.

Pai r ed Sam pl es Test

- 1 , 268 3, 2406 , 5061 - 2, 291 - , 245 - 2, 506 40 , 016X1 M em bac a -X2 M em bac a

Pair1

M ean St d. Dev iat ionSt d. Er r or

M ean Lower Upper

95% Conf idenc eI n t er v al of t he

Dif f er enc e

Pair ed Dif f e r enc es

t df Sig . ( 2- t ailed)

T-Test

Page 54: Skripsi Modeling Tersembunyi

Pa ire d Sa m p le s Sta tis tic s

7 6 ,5 3 7 4 1 5 ,11 4 2 ,7 9 8 7

7 7 ,9 0 2 4 1 6 ,1 5 1 4 ,9 6 0 7

X1 Me n u l i s

X2 Me n u l i s

Pa i r1

Me a n N Std . De v i a t i o nStd . Erro r

Me a n

Pa ire d Sa m ple s Corre la tions

4 1 ,8 7 2 ,0 0 0X1 Me n u l i s & X2 Me n u l i sPa i r 1N Co rre l a t i o n Si g .

Pa ired Sa mples Te st

-1 ,3 66 3 ,0 22 9 ,47 21 -2 ,3 20 -,41 2 -2 ,8 93 40 ,00 6X1 Me nu lis - X2 Men u lisPa ir 1Me an Std . De v ia tion

Std . Erro rMe an Lo we r Up pe r

95 % Con fide nc eIn te rv a l o f th eDiffe ren c e

Pa ired Diffe ren c e s

t d f Sig . (2 -ta iled )

T-Test

Paired Samples Statistics

292,829 41 15,7336 2,4572

295,610 41 17,3059 2,7027

X1 Jumlah Nilai

X2 Jumlah Nilai

Pair1

Mean N Std. Deviat ionStd. Error

Mean

Paired Samples Corre la tions

41 ,898 ,000X1 J umlah Ni la i &X2 J umlah Ni la i

Pa i r1

N Corre la tion Sig .

Pai r ed Sam pl es Test

- 2 , 780 7, 6207 1, 1902 - 5 , 186 - , 375 - 2 , 336 40 , 025X1 J um lah Nila i -X2 J um lah Nila i

Pa ir1

M ean St d. Dev iat ionSt d. Er r or

M ean Lower Upper

95% Conf idenc eI n t er v al of t he

Dif f e r enc e

Pa ir ed Dif f e r enc es

t df Sig . ( 2 - t ailed)

Page 55: Skripsi Modeling Tersembunyi

Analisis t. test keluaran SPSS. Untuk penarikan kesimpulan : T.hitung > T.

Tabel → Tolak H 0. atau T.hitung < T. Tabel → Terima H 0, H 0 : sebelum =

sesudah , dan H 1 : sebelum ≠ sesudah.

H 0. penelitian ini adalah : Tidak ada pengaruh teknik konseling modeling

tersembunyi terhadap peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa

Inggris.dan H 1 : Teknik Konseling Modeling tersembunyi berpengaruh terhadap

peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Inggris.

a. Analisis t.test Prestasi belajar siswa sub. penilaian mendengarkan.

T. Hitung penilaian mendengarkan : -1,387 diharga mutlakkan = 1,387, t.tabel

untuk df.40 = untuk level signifikans 0,05 adalah 2,021. jadi t. hitung1,387<

t.tabel 2,021, Kesimpulan terima H 0.

b. Analisis t. test prestasi belajar siswa sub penilaian berbicara.

t. hitung ,000. berarti lebih kecil dari t, tabel kesimpulan peneliti terima H 0.

c. Analisis t.test prestasi belajar siswa sub penilaian membaca.

T. hitung untuk penilaian ini adalah; -2,506 diharga mutlakkan menjadi : 2.506

berarti lebih besar dari t.tabel, kesimpulan tolak H 0.

d. Analisis t.test prestasi belajat siswa sub penilaian menulis.

T.hitung untuk sub penilaian ini ; -2,336 dimutlakkan menjadi; 2,336 lebih besar

dari t.tabel. jadi kesimpulan tolak H 0.

e. Analisis t.test prestasi belajar siswa untuk jumlah total nilai.

Untuk jumlah total nilai prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa

inggris, t.hitung diperoleh ; -2,336 dimutlakkan menjadi 2,336 lebih besar dari

Page 56: Skripsi Modeling Tersembunyi

t.tabel kesimpulan tolak H 0. Berarti teknik konseling modeling tersembunyi

berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa dalam pelajaran bahasa

inggris. ( H 1 ) .

Penjelasan terhadap analisis t.test spss yang menerima Ho. Sehubungan

dengan hal ini Flach mengemukakan

“Bahwa tidak ada pola-pola dalam setiap usaha mental yang lemah, kita tidak memperoleh pola-pola jika suatu pekerjaan sangat mudah, atau jika subyek bisa menyelesaikan suatu masalah dengan bantuan memori. . . . . hasil dari eksperimen Messer membuat kita sanggup melengkapi pekerjaan Flach pada titik ini, ada banyak kasus dimana pengertian muncul tanpa imagary,dengan kata-kata sederhana, dalam kata itu berbagai contoh juga dapat ditemukan dalam pengertian lansung dan murni tanpa imagary . . . . dalam setiap kasus kita telah sanggup mempelajari subyek-subyek yang sadar akan kekurangan kata-kata, karena itu kita dapat menegaskan bahwa ada dua kelompok pemahaman : pemahaman murni ( apakah didukung oleh isyarat atau tidak ) dan pemahaman imajinatif ( yang juga munkin atau tidak mungkin menggunakan kata. )” (Sukur, Silvester G. 2000 : 231).

Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak adanya peningkatan prestasi

belajar bahasa inggris dalam sub penilaian mendengarkan dan berbicara

adalah karena tidak terbentuknya / terciptanya pola-pola solusi terhadap

masalah karena disebabkan upaya mental yang sangat lemah, dan tidak

adanya motivasi yang menjadi penghubung beberapa kesadaran yang

dianggap perlu untuk meningkatkan prestasi belajar.

Page 57: Skripsi Modeling Tersembunyi

BAB. VKESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

A. Kesimpulan

Setelah diadakan penelitian dan analisis maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Teknik konseling modeling tersembnyi berpengaruh terhadap peningkatan

prestasi belajar siswa SMPN. 1 Pallangga Kab. Gowa dalam mata pelajaran

bahasa inggris.

2. Teknik konseling modeling tersembnyi dapat digunakan untuk meningkatkan

prestasi hasil belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa inggris, terutama dalam

hal prestasi membaca dan menulis.

3. Keberhasilan siswa dalam mengikuti konseling modeling tersembunyi, untuk

meningkatkan prestasinya, sangat dipengaruhi oleh upaya mental

( intensi ) dan motivasi sebagai penghubung antar kesadaran, masing-masing.

4. faktor-faktor yang merupakan penghambat, dalam pelaksanaan konseling

modeling tersembunyi adalah tidak tersedianya waktu khusus untuk konseling di

sekolah.

B. Saran-saran

1. Kepada pihak yang berwenang dalam pengembangan profesi bimbingan dan

konseling di sekolah khususnya di SMPN. 1 pallangga agar diberikan waktu

untuk pelaksanaan bimbingan dan konseling.

Page 58: Skripsi Modeling Tersembunyi

2. Kepada guru pembimbing, agar meningkatkan pelayanan bimbingan dan

konseling di sekolah, termasuk layanan konseling modeling tersembunyi.

3. Kepada rekan-rekan mahasiswa dan peneliti, di bidang psikologi pendidikan dan

bimbingan agar dapat mengembangkan peubah peubah penelitian non kognitif

( afektif dan psikomotor ) dan peubah teknik konseling.

4. Kepada guru-guru mata pelajaran agar dalam mengajarkan pelajarannya, selalu

mendalulukan untuk membangkitkan minat dan memotivasi siswa untuk

berprestasi.

5. kepada semua pembaca, jika ada hal-hal yang dianggap keliru kendaknya

memberikan saran dan kritik yang membangun agar karya ini lebih sempurna.

Page 59: Skripsi Modeling Tersembunyi

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, Soli dan Manrihu,M Thayeb. 1996. Teknik dan Laboratorium Konseling. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

AN, Ubaydillah. 2003. Blokade Mental e – Psikologi. Com (on line) diakses 20 Juli 2005.

GNU Free Documentation License : 2005 Wikipedia.web”http://id. wikipedia. org/wiki/ Imajinasi’Diakses 20 Juli 2005

Gunawan, Heri. 1998. Motif Berprestasi dan kaitannya dengan perilaku belajar siswa di SMU Gunung Sari Kotamadya Ujung Padang Skripsi Ujung Pandang IKIP Ujung Pandang.

Hernowo, 2005. Bu Slim dan Pak Bil Mengimpikan Sekolah Imajinasi, Bandung : Mizan Learning Center ( MLC )

Kanto, Kulasse. 1996. Layanan Pembelajaran Makalah Disajikan dalam Konvensi dan Kongres IPBI Daerah Sulawesi Selatan di Ujung Pandang 25 Mei 1996

Kartono, Kartini dan Gulo, Dali. 1987 Kamus Psikologi Bandung : Pioner Jaya.

Kuncoro, Mudrajat, 2001. Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi untuk bisnis dan ekonomi. Yokyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN.

R. Djono. Wana, W 1983. Cara Bimbingan Konseling Siswa Aktif (CBKSA) dan Berbagai Strategi Bimbingan Konseling Sekolah. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Sartre, Jean Paul, 2000, Psikologi Imajinasi Terjemahan oleh Sukur Sulvester, G. Yogykarta : Yayasan Benteng Budaya.

Sukardi,Dewa Ketut, 1983. Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah Surabaya : Usaha Nasional.

Sumanto. 2002. Pembahasan Terpadu Statistik dan Metodologi Riset Yogyakarta : ANDI.

Suryabrata, Sumadi., 2003. Metodologi Penelitian Jakarta : Devisi Buku Perguruan Tinggi PT. Raja Grafindo Persada.

Page 60: Skripsi Modeling Tersembunyi
Page 61: Skripsi Modeling Tersembunyi
Page 62: Skripsi Modeling Tersembunyi
Page 63: Skripsi Modeling Tersembunyi

SKRIPSI

PENGARUH TEKNIK KONSELING MODELING TERSEMBUNYI TERHADAP

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRISSISWA KELAS VIII/6

SMPN. 1 PALANGGA KAB. GOWA

PATTA RADEN NIM. 001404040

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2006

BAB. IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Page 64: Skripsi Modeling Tersembunyi

A Hasil Penelitian

1. Hasil Analisis Deskriptif

Setelah prestasi hasil belajar siswa dalam pelajaran bahasa Inggris dianalisis didapatkan hasil bahwa prestasi belajar siswa tergolong dalam beberapa kategori ; Interval nilai 10 s/d 20 Kategori Sangat kurang, 21 s/d 40 kategori Kurang, 41 s/d 60 kategori Cukup baik, 61 s/d 80 kategori Baik, 81 s/d 100 kategori Baik sekali.Berikut ini gambaran umum prestasi belajar bahasa Inggris siswa :

Tabel 4.1: Prestasi belajar bahasa inggris siswa kelompok eksperimen

Interval Kategori

Kelompok EksperimenPre test Post test

a b c d a b c df % f % f % f % f % f % f % f %

81 – 100Baik Selali

7 15.2 8 17 17 37 1737

61 – 80 Baik 41 89.1 41 89.1 39 84.8 38 83 41 89.1 41 89.1 29 63 29 63

41 – 60Cukup Baik

5 10.9 5 10.9 5 10.9 5 10.9 

21 – 40 Kurang  

0 - 20Kurang Sekali

 

Jumlah 46 100 46 100 46 100 46 100 46 100 46 100 46 100 46 100

Keterangan :a. : Mendengarkan f. : Frekuensib. : Berbicarac. : Membacad. : Menulis

Tabel 4.2: Prestasi Belajar bahasa Inggris siswa kelompok Kontrol

Interval Kategori

Kelompok KontrolPre test Post test

a b c d a b c df % f % f % f % f % f % f % f %

81 –100 Baik Selali         7 15.2 5 11 1 2.2 1 2.2 3 6.5 2 4.4

61 – 80 Baik 41 89.1 41 89.1 39 84.8 41 89 38 82.6 40 86.9 43 94 44 96

41 – 60Cukup Baik

5 10.9 5 10.9         7 15.2 5 10.9        

21 – 40 Kurang                                

0 - 20Kurang Sekali

                               

Jumlah 46 100 46 100 46 100 46 100 46 100 46 100 46 100 46 100

Keterangan :a.: Mendengarkan f. : Frekuensib : Berbicara

Page 65: Skripsi Modeling Tersembunyi

c : Membacad : Menulis

2. Hasil Uji Normalitas Data

Uji Normalitas data dengan SPSS for Windows,

. . . rasio skewness dan rasio kurtosis dapat dijadikan petunjuk apakah suatu data berdistribusi normal atau tidak.Rasio skewness adalah nilai skewness dibagi dengan standar error skewness. Sedangkan rasio kurtosis adalah nilai kurtosis dibagi dengan standar error kurtosis. Sebagai pedoman bila rasio kurtosis dan rasio skewness berada diantara, -2 hingga +2 maka distribusi data adalah normal. ( Santoso,2000:53, Mudrajat Kuncoro2001:41 )

Berikut ini tabel dari uji normalitas data SPSS For Windows

Data Skewness/Kurtosis KesimpulanJumlah Nilai X1 1,8/0,27 Berdistribusi normalJumlah Nilai X2 -1,5/0,65 Berdistribusi normal

Dengan demikian data tersebut memenuhi syarat untuk uji analisis lebih lanjut.

3.Pengujian Hipotesis

Uji Hipotesis dengan t.test SPSS. For Windows sebagai berikut :

T-Test

Pai red Samples Stati stics

69,659 41 3, 9218 ,6125

69,854 41 3, 6164 ,5648

X1 Mendengarkan

X2 Mendengarkan

Pair1

Mean N St d. Deviat ionSt d. Error

Mean

Pa ire d Sa m ple s Corre la tions

4 1 ,9 7 5 ,0 0 0X1 Me n d e n g a rk a n &X2 Me n d e n g a rk a n

Pa i r1

N Co rre la tio n Sig .

Page 66: Skripsi Modeling Tersembunyi

Pa ired Samples Test

-,195 ,9005 ,1406 -,479 ,089 -1,387 40 ,173X1 Mendenga rk an -X2 Mendenga rk an

Pa ir1

Mean Std . Dev ia tionStd . Erro rMean Lower Uppe r

95% Con fidenc eInte rv a l o f theDiffe renc e

Pa ired Diffe renc es

t df Sig . (2-ta iled )

T-Test

Pa ire d Sa m p le s Sta tis tic s

7 0 ,0 4 9 4 1 3 ,9 3 0 3 ,6 1 3 8

7 0 ,0 4 9 4 1 3 ,5 9 8 3 ,5 6 2 0

X1 Be rb i c a ra

X2 Be rb i c a ra

Pa i r1

Me a n N Std . De v i a t i o nStd . Erro r

Me a n

Paired Samples Correlations

41 ,834 ,000X1 Berbic ara &X2 Berbic ara

Pair1

N Correlation Sig.

Pai r ed Sam pl es Test

, 000 2, 1909 , 3422 - , 692 , 692 , 000 40 1, 000X1 Ber bic ar a -X2 Ber bic ar a

Pair1

M ean St d. Dev iat ionSt d. Er r or

M ean Lower Upper

95% Conf idenc eI n t er v al of t he

Dif f er enc e

Pair ed Dif f e r enc es

t df Sig . ( 2- t ailed)

T-Test

Pa ire d Sa m p le s Sta tis tic s

7 6 ,5 8 5 4 1 5 ,1 5 2 6 ,8 0 4 7

7 7 ,8 5 4 4 1 6 ,4 2 8 7 1 ,0 0 4 0

X1 Me mb a c a

X2 Me mb a c a

Pa i r1

Me a n N Std . De v i a t i o nStd . Erro r

Me a n

Paired Samples Correlations

41 ,866 ,000X1 Membac a &X2 Membac a

Pair1

N Correlation Sig.

Page 67: Skripsi Modeling Tersembunyi

Pai r ed Sam pl es Test

- 1 , 268 3, 2406 , 5061 - 2, 291 - , 245 - 2, 506 40 , 016X1 M em bac a -X2 M em bac a

Pair1

M ean St d. Dev iat ionSt d. Er r or

M ean Lower Upper

95% Conf idenc eI n t er v al of t he

Dif f er enc e

Pair ed Dif f e r enc es

t df Sig . ( 2- t ailed)

T-Test

Pa ire d Sa m p le s Sta tis tic s

7 6 ,5 3 7 4 1 5 ,11 4 2 ,7 9 8 7

7 7 ,9 0 2 4 1 6 ,1 5 1 4 ,9 6 0 7

X1 Me n u l i s

X2 Me n u l i s

Pa i r1

Me a n N Std . De v i a t i o nStd . Erro r

Me a n

Pa ire d Sa m ple s Corre la tions

4 1 ,8 7 2 ,0 0 0X1 Me n u l i s & X2 Me n u l i sPa i r 1N Co rre l a t i o n Si g .

Pa ired Sa mples Te st

-1 ,3 66 3 ,0 22 9 ,47 21 -2 ,3 20 -,41 2 -2 ,8 93 40 ,00 6X1 Me nu lis - X2 Men u lisPa ir 1Me an Std . De v ia tion

Std . Erro rMe an Lo we r Up pe r

95 % Con fide nc eIn te rv a l o f th eDiffe ren c e

Pa ired Diffe ren c e s

t d f Sig . (2 -ta iled )

T-Test

Paired Samples Statistics

292,829 41 15,7336 2,4572

295,610 41 17,3059 2,7027

X1 Jumlah Nilai

X2 Jumlah Nilai

Pair1

Mean N Std. Deviat ionStd. Error

Mean

Paired Samples Corre la tions

41 ,898 ,000X1 J umlah Ni la i &X2 J umlah Ni la i

Pa i r1

N Corre la tion Sig .

Page 68: Skripsi Modeling Tersembunyi

Pai r ed Sam pl es Test

- 2 , 780 7, 6207 1, 1902 - 5 , 186 - , 375 - 2 , 336 40 , 025X1 J um lah Nila i -X2 J um lah Nila i

Pa ir1

M ean St d. Dev iat ionSt d. Er r or

M ean Lower Upper

95% Conf idenc eI n t er v al of t he

Dif f e r enc e

Pa ir ed Dif f e r enc es

t df Sig . ( 2 - t ailed)

Analisis t. test keluaran SPSS. Untuk penarikan kesimpulan : T.hitung > T. Tabel

→ Tolak H 0. atau T.hitung < T. Tabel → Terima H 0, H 0 : sebelum = sesudah , H1

sebelum ≠ sesudah H 0. penelitian ini adalah : Tidak ada pengaruh teknik konseling

modeling tersembunyi terhadap peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran

bahasa Inggris.dan H 1 : Teknik Konseling Modeling tersembunyi berpengaruh terhadap

peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Inggris.

a Analisis t.test Prestasi belajar siswa sub. penilaian mendengarkan.

T. Hitung penilaian mendengarkan : -1,387 diharga mutlakkan = 1,387, t.tabel

untuk df.40 = untuk level signifikans 0,05 adalah 2,021. jadi t. hitung1,387< t.tabel

2,021, Kesimpulan terima H 0.

b Analisis t. test prestasi belajar siswa sub penilaian berbicara.

t. hitung ,000. berarti lebih kecil dari t, tabel kesimpulan peneliti terima H 0.

c Analisis t.test prestasi belajar siswa sub penilaian membaca.

T. hitung untuk penilaian ini adalah; -2,506 diharga mutlakkan menjadi : 2.506

berarti lebih besar dari t.tabel 2,021, kesimpulan tolak H 0.

d Analisis t.test prestasi belajat siswa sub penilaian menulis.

T.hitung untuk sub penilaian ini ; -2,336 dimutlakkan menjadi; 2,336 lebih besar

dari t.tabel 2,021 . jadi kesimpulan tolak H 0.

Page 69: Skripsi Modeling Tersembunyi

e Analisis t.test prestasi belajar siswa untuk jumlah total nilai.

Untuk jumlah total nilai prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa inggris,

t.hitung diperoleh ; -2,336 dimutlakkan menjadi 2,336 lebih besar dari t.tabel 2,021

kesimpulan tolak H 0. Berarti teknik konseling modeling tersembunyi

berpengaruh positip dan signifikant terhadap peningkatan prestasi belajar

siswa dalam pelajaran bahasa inggris. ( H 1 ) .

A Pembahasan Hasil Penelitian

1. Langkah-langkah Pelaksanaan Ekspeimen

Langkah-langkah pelaksanaan eksperimen penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tahap 1. Pemberian informasi rasional modeling tersembunyi dengan prosedur

konselor dan klien meninjau tingkah laku yang menjadi masalah dan tingkah laku

yang menjadi tujuan modeling tersembunyi sebagai bantuan.

Tahap 2. Pra Latihan berimajinasi dengan prosedur :

Sesi Pertama. Relaksasi dalam langkah ini siswa menenangkan dan membersihkan

pikiran dari segala macam gangguan.

Sesi Kedua. Pemusatan, langkah ini dianjurkan agar siswa dapat mempertajam

persepsi nursni dan membantu pengendalian, atau pengaturan pencitraan.

Sesi Ketiga. Pengindraan majemuk, langkah ini menggunakan seluruh indra, agar

siswa menjadi sadar akan tubuhnya sendiri.

Sesi Keempat. Membayangkan, langkah ini mulai menggunakan indra visual,

pendengaran, perabaan, dan penciuman, pengecapan, dan indra lainnya.

Sesi Kelima. Mengkomunikasikan penggunaan sarana seperti lukisan dan nyanyian.

Page 70: Skripsi Modeling Tersembunyi

Sesi Keenam. Refleksi, pada langkah ini menerima masukan baik pribadi atau

kelompok

Tahap 3. Adegan-adegan latihan

1 Konselor menyuruh klien (Siswa) menutup matanya dan duduk bersandar di

kursi dan relaks,klien disuruh memberitahu konselor bila ia telah relaks.

2 Konselor mendeskripsikan adegan latihan dan menyuruh klien untuk

membayangkan adegan itu dan mengacungkan jari telunjuk jika adegan itu telah

dibayangkan dan benar-benar hidup.

3 Konselor minta klien untuk membuka mata setelah adegan bisa dibayangkan

benar-benar hidup, dan klien disuruh mendeskripsikan adegan itu atau

menceritakan kejadian yang dibayangkan itu.

4 Konselor menggali untuk memperoleh gambaran yang lebih rinci tentang adegan

itu misalnya baju, atau penamplan pisik orang yang dibayangkan itu.

5 Konselor menyarangkan hal-hal lain untuk ditambahkan sebagai bahan

imajinasi klien selama latihan.

6 Adegan latihan diulang beberapa kali hingga klien ( siswa ) merasa puas dengan

adegan imajinasi itu, dan telah dapat mendeskripsikan lebih rinci hal-hal yang

dibayangkan itu.

Tahap 4. Mengembangkan adegan-adegan bantuan

Adegan bantuan berisi berbagai variasi dari situasi dimana klien ( siswa ) ingin

melakukan respon yang menjadi targetnya dalam lingkungan kehidupan nyata, untuk itu

perlu mempertimbangkan :

1. Sifat-sifat model seperti jenis kelamin, dan umur.

Page 71: Skripsi Modeling Tersembunyi

2. Adegan individual, lawan adegan terstandar, adegan individual menyajikan

situasi khusus yang cocok dengan masalah individu. Adegan terstandar disajikan

kepada sekolompok klien yang mempunyai respon sasaran yang sama.

3. Derajat kekhususan adegan. Beberapa klien mungkin mendapat keuntungan dari

instruksi yang sangat eksplisit, klien lain menghendaki yang lebih umum.

4. Isi adegan meliputi deskripsi dari situasi dimana tingkah laku itu terjadi, deskripsi

dari model yang mendemonstrasikan tingkah laku yang dikehendaki, dan

gambaran tentang beberapa hasil yang menyenangkan dari tingkah laku yang

menjadi tujuan.

5. Jumlah adegan, konselor dan klien dapat mengembangkan adegan yang berbeda

yang menggambarkan situasi dimana klien mengalami kesulitan atau ingin

menggunakan tingkah laku yang dikehendaki. Beberapa adegan akan dapat

menyediakan lebih bervariasi dari pada hanya satu atau dua adegan saja.

Tahap 5. Mempraktekkan adegan bantuan

Setelah semua adegan selesai dikembangkan konselor dapat menggunakan adegan-

adegan bantuan itu, dengan meminta klien membayangkan adegan itu, dengan

langkah dasar penggunaan meliputi :

a. Menyusun adegan dalam suatu urutan dari yang paling mudah bagi klien untuk

membayangkan dengan stres lebih sedikit sampai dengan yang lebih sulit.

b. Memberi instruksi klien sebelum presentasi. Mengulang instruksi pada

pelaksanaan latihan, permintaan konselor untuk mengacungkan jari jika adegan

telah dibayangkan dengan jelas, dan permintaan konselor untuk terus

melakukan adegan membayangkan sampai konselor memberi tanda berhenti.

Page 72: Skripsi Modeling Tersembunyi

c. Mempresentasikan satu persatu adegan dari urutan adegan yang telah dilakukan,

jika adegan telah dilakukan secara memadai barulah adegan berikutnya, sampai

semua adegan dalam urutan selesai.

d. Mempresentasikan suatu adegan untuk waktu tertentu, misalnya 40 detik,

tergantung kesukaan konselor dan pengalamannya dalam melaksanakan

konseling modeling tersembunyi.

e. Memperoleh reaksi klien terhadap adegan imajinasi. Konselor menanyakan

klien tentang seberapa jelas yang diimajinasikan itu.

f. Menginstruksikan klien mengembangkan kode-kode ringkasan sercara verbal

dan atau mempersonalisasi setiap adegan bantuan..

g. Setelah adegan dipresentasikan satu kali, klien diinstuksikan untuk mengubah

adegan bantuan itu dalam cara apa saja sepanjang respon-respon model yang

ingin dicapai terwakili dalam adegan itu.

h. Mempresentasikan setiap adegan paling tidak dua kali, dengan bantuan

konselor, atau tape Recorder.

i. Meminta klien mengimajinasikan setiap adegan paling tidak dua kali, konselor

hendaknya meminta klien megulangi latihan dengan pengarahan diri sendiri,

setelah merasa mantap dalam melakukannya, memilih dan mempresentasikan

adegan secara acak. Setelah mempresentasikan secara memadai, konselor dapat

mencek kembali kesiapan klien untuk melakukan latihan di rumah.

Tahap 6. Pekerjaan rumah, dalam bentuk latihan pengarahan diri sendiri, menyuruh

klien mengidentifikasi beberapa situasi dalam kehidupan sehari-hari mereka dimana

klien dapat menggunakan respon-respon yang diinginkan itu.

Page 73: Skripsi Modeling Tersembunyi

2

Dari hasil penelitian di SMPN. 1 Pallangga Kab. Gowa ini, dengan kelas VIII/6 sebagai

kelompok eksperimen dan kelas VIII/5 sebagai kelompok Kontrol, diperoleh hasil bahwa

prestasi belajar siswa kelompok eksperimen dapat meningkat dengan teknik konseling

modeling Tersembunyi, peningkatan prestasi ini diketahui setelah dibandingkan dengan

perolehan nilai prestasi belajar siswa dari kelompok kontrol, dan lebih meyakinkan lagi

setelah uji hipotesis dengan uji t. Didapatkan hasil bahwa teknik konseling modeling

tersembunyi berpengaruh positip dan signifikan terhadap peningkatan prestasi belajar

bahasa inggris.