cempedak sbg antimalaria.doc

4
Malaria Bisa Diobati dengan Kulit Batang Cempedak Selama ini penyakit malaria --yang ditularkan nyamuk anopheles-- diobati dengan pil kina, yang berasal dari pohon kina. Namun kini, para ahli Indonesia dari Institut of Tropical Disease Universitas Airlangga, tengah mengembangkan obat malaria yang terbuat dari kulit batang buah cempedak (sejenis nangka). Lebih ampuhkah dari kina? "Kulit biji cempedak sejak tahun 2001 sudah kami teliti untuk obat- anti malaria," kata Ketua Tim Penelitian Obat Anti-Malaria ITD-Unair Dr Aty Widyawaruyanti. Kulit batang cempedak yang dipilih, hanya yang berasal dari Kalimantan. "Dipilih yang berasal dari Kalimantan, karena di wilayah inilah jenis ini paling unggul," kata Aty. Kulit batang tumbuhan dengan nama latin Artocarpus champedem yang diproses menjadi ekstrak ini memiliki sekelompok senyawa yang teruji klinis mampu membunuh parasit malaria. "Ada beberapa senyawa yang kami isolasi dan uji coba. Salah satunya lebih aktif dari Kina," jelas Aty. Karena lebih aktif, maka senyawa yang diketahui bernama Heteroflavanon C, dikatakan Aty, memiliki senyawa yang lebih unggul dibandingkan dengan kina. "Hasil uji klinis hingga kini masih berlangsung kepada 60 orang," ungkap Aty yang menambahkan bahwa ini merupakan fase kedua yang harus dilewati. Dari empat fase, para peneliti sudah melewati fase pertama yang merupakan fase toksik, yang bertujuan untuk melihat toksisitas kepada subjek. "Tapi untuk obat herbal langsung loncat ke percobaan kepada orang sakit," jelas Aty. Sementara itu untuk fase ketiga dan keempat dilakukan saat obat sudah mulai dipasarkan. Enam puluh pasien ini meminum obat anti-malaria dari kulit batang cempedak setiap hari selama lima hari dengan dosis 450 miligram. "Setelah lima hari konsumsi, para pasien mengaku merasa lebih nyaman karena tidak merasakan demam, tidak menggigil, dan sakit kepala," ungkap Aty.

Transcript of cempedak sbg antimalaria.doc

Page 1: cempedak sbg antimalaria.doc

Malaria Bisa Diobati dengan Kulit Batang Cempedak

Selama ini penyakit malaria --yang ditularkan nyamuk anopheles-- diobati dengan pil kina, yang berasal dari pohon kina. Namun kini, para ahli Indonesia dari Institut of Tropical Disease Universitas Airlangga, tengah mengembangkan obat malaria yang terbuat dari kulit batang buah cempedak (sejenis nangka). Lebih ampuhkah dari kina? "Kulit biji cempedak sejak tahun 2001 sudah kami teliti untuk obat-anti malaria," kata Ketua Tim Penelitian Obat Anti-Malaria ITD-Unair Dr Aty Widyawaruyanti.

Kulit batang cempedak yang dipilih, hanya yang berasal dari Kalimantan. "Dipilih yang berasal dari Kalimantan, karena di wilayah inilah jenis ini paling unggul," kata Aty.

Kulit batang tumbuhan dengan nama latin Artocarpus champedem yang diproses menjadi ekstrak ini memiliki sekelompok senyawa yang teruji klinis mampu membunuh parasit malaria. "Ada beberapa senyawa yang kami isolasi dan uji coba. Salah satunya lebih aktif dari Kina," jelas Aty.

Karena lebih aktif, maka senyawa yang diketahui bernama Heteroflavanon C, dikatakan Aty, memiliki senyawa yang lebih unggul dibandingkan dengan kina. "Hasil uji klinis hingga kini masih berlangsung kepada 60 orang," ungkap Aty yang menambahkan bahwa ini merupakan fase kedua yang harus dilewati.

Dari empat fase, para peneliti sudah melewati fase pertama yang merupakan fase toksik, yang bertujuan untuk melihat toksisitas kepada subjek. "Tapi untuk obat herbal langsung loncat ke percobaan kepada orang sakit," jelas Aty.

Sementara itu untuk fase ketiga dan keempat dilakukan saat obat sudah mulai dipasarkan. Enam puluh pasien ini meminum obat anti-malaria dari kulit batang cempedak setiap hari selama lima hari dengan dosis 450 miligram. "Setelah lima hari konsumsi, para pasien mengaku merasa lebih nyaman karena tidak merasakan demam, tidak menggigil, dan sakit kepala," ungkap Aty.

Pada hari kelima kondisi pasien kembali diperiksa dan parasit malaria ditemukan sudah menjadi negatif. Namun Aty menjelaskan bahwa kondisi ini akan terus dipantau hingga hari keduapuluh.

Formula yang sudah mendapatkan hak paten ini dikatakan Aty sudah mendapat tawaran untuk dipasarkan oleh industri, namun belum menemui kesepakatan.

 KULIT CEMPEDAK MENGATASI MALARIA

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bernama Plasmodium. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit tersebut. Di dalam tubuh manusia, parasit Plasmodium akan berkembang biak di organ hati kemudian menginfeksi sel darah merah. Pasien yang terinfeksi oleh malaria akan menunjukan gejala awal menyerupai penyakit influenza, namun bila tidak diobati maka dapat terjadi komplikasi yang berujung pada kematian. Penyakit ini paling banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis di mana parasit Plasmodium dapat berkembang baik begitu pula dengan vektor nyamuk Anopheles. Daerah selatan Sahara di Afrika dan Papua Nugini di Oceania merupakan tempat-tempat dengan angka kejadian malaria tertinggi.Penyakit malaria masih menjadi ancaman bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Sebanyak 107.785.000 orang atau 49,6 persen penduduk Indonesia di 310 kabupaten/kota rawan tertular malaria karena tinggal di daerah beresiko. Dengan kawasan paling rawan penularan malaria di Indonesia diantaranya Papua, Irian Jaya Barat, Maluku, Utara, Nusa Tenggara Timur, serta kawasan lain yang jauh dari jangkauan kesehatan. Beberapa tahun lalu malaria dinyatakan sebagai kejadian luar biasa dan menjadi salah satu penyakit yang menjadi prioritas. Berdasarkan data di dunia setiap

Page 2: cempedak sbg antimalaria.doc

30 detik seorang anak meninggal dunia akibat malaria. Sekitar 300-500 juta orang terinfeksi dan sekitar 1 juta orang meninggal karena penyakit malaria ini setiap tahunnya. 90%  yang meninggal merupakan anak-anak dan ibu hamil.Berbagai macam obat anti malaria telah dikembangkan oleh para ilmuan yang meneliti malaria, baik  obat dari bahan kimia hingga obat herbal yang berasal dari warisan leluhur yang dari turun menurun dipakai di suatu tempat hingga berasal dari tanaman yang dipercaya yang mengandung senyawa untuk mengatasi malaria. Namun hasil penelitian dari tahun ke tahun menunjukan penyakit malaria mengalami kekebalan terhadap obat anti malaria yang sering di pakai oleh tenaga kesehatan. Contohnya saja obat kina yang terkenal sebagai obat anti malaria. Beberapa waktu yang lalu mungkin saja itu masih berlaku namun saat ini obat ini tidak bereaksi seperti dahulu lagi, kina seperti kehilangan kesaktiannya.Dengan adanya penemuan seperti itu membuat para peneliti untuk lebih keras menemukan obat anti malaria yang khasiatnya melebihi obat kina. Kemudian dari suatu tempat di Irian Jaya seorang peneliti menemukan masyarakat di daerah tersebut menggunakan kulit cempedak yang direbus kemudian dimunum untuk mengatasi sakit panas dan demam masyarakat. Karena jauhnya tenaga kesehatan mereka menggunakan obat herbal untuk mengatasi panas. Tetapi karena penyakit panas dan gejala awal dari penyakit malaria mempunyai kemiripan kemudian kulit cempedak tersebut di teliti oleh peneliti untuk mengetahui kandungan yang terdapat dari kulit cempedak apakah mempunyai khasiat sebagai obat anti malaria ataukah hanya untuk menurunkan panas tubuh karena flu.Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa dari batang kulit cempedak tersebut mengandung senyawa sikloheterofin dan dua senyawa prenil flavon baru, artocarpone A dan B. Dalam uji in vitro senyawa aktif itu terbukti meningkatkan kekebalan tubuh sehingga mampu menjinakkan Plasmodium falciparum sebagai penyebab malaria. Hasil pengujian membuktikan angka IC50 ekstrak kulit cempedak adalah 1 nanogram. IC50 alias Inhibition Concentration adalah konsentrasi yang dapat menghambat 50% radikal bebas. Artinya hanya dengan dosis 1 nanogram, ekstrak kulit batang cempedak mampu menghambat separuh radikal bebas, dalam hal ini plasmodium. Semakin kecil nilai IC50 berarti semakin tinggi aktivitas suatu sampel dalam menghadang laju pertumbuhan plasmodium. Hasil itu menunjukkan bahwa ekstrak kulit cempedak ternyata lebih ampuh ketimbang kloroquin. Kloroquin merupakan senyawa aktif pada obat antimalaria yang banyak beredar di pasaran. IC50 kloroquin mencapai 3 nanogram.Untuk dapat mengetahui apakah benar kulit batang cempedak dapat menjadi obat anti malaria, para meneliti membuat ekstrak kulit batang cempedak dan dicampurkan dengan etanol 80 persen kemudian ekstraks tersebut diujikan kepada mencit yang tertular malaria. Dari percobaan tersebut diketahui bahwa terdapat penurunan perkembangan parasit malaria sebesar 80% aktivitas malaria di dalam tubuh mencit tersebut. Dilanjutkan dengan penelitian dosis yang cocok yang paling ampuh untuk menghambat parasit malaria. Tak hanya sebatas itu, penelitian masih dilanjutkan dengan meneliti cempedak lain yang berasal dari wilayah, suhu dan kelembaban yang bebeda dari Irian Jaya. Hasilnya hanya cempedak yang berasal dari Irian Jaya yang mempunyai khasiat paling ampuh untuk mengatasi penyakit malaria. Kemudian dari badan kesehatan dunia WHO menyarankan untuk mengunakan kolaborasi obat-obatan untuk megatasi malaria karena penyakit malaria sangat cepat mempunyai daya tahan untuk mengatasi obat anti malaria. Ini dikarenakan adanya faktor yang mempengaruhi perkembangbiakan nyamuk anopheles diantaranya dengan adanya pemanasan global yang mengakibatkan kelembaban udara naik sehingga meningkatkan perkembangbiakan berbagai jenis serangga, termasuk nyamuk. Salah satunya adalah nyamuk Anopheles betina sebagai vektor (pembawa) parasit malaria.Jika biasanya setelah obat tersebut dicoba kepada mencit untuk diteliti dan kemudian berhasil mencapai hasil yang diinginkan oleh peneliti, maka obat tersebut akan langsung dapat diproduksi secara masal dan dapat diedarkan ke seluruh wilayah Indonesia. Namun tidak dengan kulit batang cempedak ini, karena untuk memproduksi obat malaria diperlukan penelitian lebih lanjut serta dengan kombinasi dengan obat-obat lain yang akan menyempurnakan khasiat dari kulit batang cempedak ini mengatasi malaria. Sehingga pada tahun 2015 mendatang produksi masal dari kulit

Page 3: cempedak sbg antimalaria.doc

batang cempedak baru bisa dilakukan. Penelitian terhadap kulit batang cempedak ini memperpanjang daftar tanaman yang dapat dimanfaatkan menjadi obat herbal