Cedera kepala sedang

3
Cedera kepala sedang Definisi Menurut ATLS 2004, cedera kepala sedang (CKS) adalah trauma kepala yang diikuti oleh kehilangan kesadaran atau kehilangan fungsi neorologis seperti misalnya daya ingat atau penglihatan dengan skor GCS 9-13, yang di buktikan dengan pemeriksaan penunjang CT Scan kepala. Penyebab Penyebab tersering CKS adalah : 1. Kecelakaan lalu lintas 2. Jatuh 3. Trauma benda tumpul 4. Kecelakaan kerja 5. Kecelakaan rumah tangga 6. Kecelakaan olahraga 7. Trauma tembak dan pecahan bom Kriteria diagnostik Menurut Mansjoer, kriteria diagnostik dalam menegakkan diagnosa cedera kepala sedang adalah : 1. Cedera kepala sedang dengan nilai GCS 9 13. 2. Pasien bisa atau tidak bisa menuruti perintah, namun tidak memberi respon yang sesuai dengan pernyataan yang di berikan. 3. Adanya tanda amnesia paska trauma 4. Muntah 5. Tanda kemungkinan fraktur cranium (tanda Battle, mata rabun, hemotimpanum, otorea atau rinorea cairan serebro spinal) 6. Kejang Penatalaksanaan

Transcript of Cedera kepala sedang

Cedera kepala sedangDefinisiMenurut ATLS 2004, cedera kepala sedang (CKS) adalah trauma kepala yang diikuti oleh kehilangan kesadaran atau kehilangan fungsi neorologis seperti misalnya daya ingat atau penglihatan dengan skor GCS 9-13, yang di buktikan dengan pemeriksaan penunjang CT Scan kepala.

PenyebabPenyebab tersering CKS adalah :1. Kecelakaan lalu lintas2. Jatuh3. Trauma benda tumpul4. Kecelakaan kerja5. Kecelakaan rumah tangga6. Kecelakaan olahraga7. Trauma tembak dan pecahan bom

Kriteria diagnostikMenurut Mansjoer, kriteria diagnostik dalam menegakkan diagnosa cedera kepala sedang adalah :1. Cedera kepala sedang dengan nilai GCS 9 13.2. Pasien bisa atau tidak bisa menuruti perintah, namun tidak memberi respon yang sesuai dengan pernyataan yang di berikan.3. Adanya tanda amnesia paska trauma4. Muntah5. Tanda kemungkinan fraktur cranium (tanda Battle, mata rabun, hemotimpanum, otorea atau rinorea cairan serebro spinal)6. Kejang

PenatalaksanaanPenatalaksanaan cedera kepala secara umumnya meliputi primary survey dan secondary survey. Primary survey meliputi evaluasi ABC (airway, breathing, circulation) sementara secondary survey adalah pemeriksaan tahap kesadaran (GCS) dan resusitasi cairan.

Airway Jika pasien dapat berbicara. Maka jalan napas kemungkinan besar dalam keadaan adekuat Perhatikan jika ada obstruksi pada jalan napas. Sering disebabkan oleh benda asing, muntahan, jatuhnya pangkal lidah dan fraktur tulang servikal. Keluarkan benda asing atau cairan yang menghalang jalan napas menggunakan jari atau suction, dengan kepala pasien dalam posisi chin lift atau jaw thrust. Pasang pipa orofaring atau intubasi endotracheal jika perlu

Breathing Pemasangan oksigen mask/nasal canal untuk supply oksigen yang adekuat observasi frekuensi napas

Circulation Periksa denyut nadi, tekanan darah, warna kulit dan akral tubuh. Pertahankan tekanan sistolik di atas >90mmHg (perfusi ke otak cukup adekuat) Hentikan pendarahan eksternal jika ada

Pemeriksaan tahap kesadaran Digunakan patokan Glasgow Coma Scale (GCS)

Resusitasi cairan Cairan yang dipaka adalah ringer laktat atau NaCL 0,9%, dengan pemberian secepatnya, sebaiknya dengan dua jalur intra vena Naikkan posisi kepala sebanyak 30 derajat

Pemeriksaan CT scan Apabila keadaan pasien mulai stabil, lakukanlah pemeriksaan CT scan kepala Jika didapatkan lesi pada otak, tindakan operasi harus dipertimbangkan Indikasi bedah : Extra axial hematome disertai midline shift lebih dari mm Intra axial hematome dengan volume lebih dari 30 ml Frakture terbuka tulang tengkorak Temporal/cerebellar hematome berukuran lebih dari 3 cm

Sepanjang perawatan, dilakukan evaluasi tanda vital dan tahap kesadaran setiap 30 menit. Bila keadaan membaik, dipertimbangkan untuk rawat inap agar evaluasi dapat diteruskan. Apabila memburuk, dianjurkan CT scan ulang. Harus diingat, cedera kepala sedang bisa menjadi cedera kepala berat dalam keadaan mendadak. Perawatan yang benar akan dapat mencegah terjadinya cedera kepala berat.