Cecillia Nova-LK PKK2
-
Upload
cecillia-pakpahan-marjorie -
Category
Documents
-
view
7 -
download
0
Transcript of Cecillia Nova-LK PKK2
LAPORAN KASUS
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK
DENGAN HIDROSEFALUS
CECILLIA NOVA
1011113893
Pembimbing 1: Ns. Oswati Hasannah, M. Kep, Sp. An
Pembimbing 2: Ns. Toleransih, S. Kep
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2012
A. Gambaran Kasus
An. R (Lk) berusia 3 tahun 11 bulan, masuk RS AA, kota P, dengan keluhan demam dan
sering nyeri kepala. Anak dalam keadaan lemas, sangat kurus dan terdapat hecting pada kepala
bagian kanan. Enam bulan yang lalu, An. R mengalami kecelakaan jatuh dari sepeda motor dan
segera dibawa ke Puskesmas terdekat, Puskesmas Kandis. Klien mengalami cedera kulit kepala
dan dilakukan hecting. Pada tanggal 6 November 2012, An. R dibawa ke RS AA karena demam
dan sering nyeri kepala pasca hecting di Puskesmas. Pada 29 September 2012 dilakukan CT Scan
dan didapatkan cairan serebrospinal berlebih. Kemudian, pada 12 November 2012 dilakukan
penanganan operasi dengan pemasangan VP Shunt.
An. R merupakan anak ke 3 dari 3 bersaudara dari ayah dan ibu seorang wiraswasta.
Nenek klien mengatakan tidak ada keluarga yang menderita suatu penyakit karena keluarga
tidak pernah memeriksakan diri ke dokter apabila merasakan gejala penyakit. Nenek klien juga
mengatakan bahwa setelah dirawat, An. R sering terbangun pada tengah malam dan subuh,
menjadi mudah terkejut dan sering kejang. Makanan yang dapat dimakan hanya makanan yang
lunak saja. Nenek klien mengatakan bahwa makanan yang dimakan selalu habis dan klien sering
minum air putih lebih dari 3 kali sehari. Namun, berdasarkan observasi perawat, nenek klien
memaksa memasukkan makanan ke mulut An. R, sementara An. R menolak. An. R tampak tidak
nafsu makan. Sebelum dirawat, An. R adalah anak yang periang dan suka bersosialisasi. Namun
karena keterbatasan mobilitas, klien menjadi lebih sering tidur. An. R BAK empat kali sehari dan
BAB dua kali sehari. Sebelum dan sesudah dirawat, An. R sering mengeluarkan feses keras dan
berwarna kuning. Selain itu, nenek klien juga mengatakan bahwa An. R sering merasakan nyeri
kepala sampai menangis, sehingga perawat menentukan skala nyeri An. R adalah 4. Namun,
durasi dan frekuensi nyeri kepala anak tidak dapat dikaji karena ketidakpastian keterangan dari
nenek klien. Nenek klien mengatakan An. R tidak memiliki alergi obat, namun memiliki alergi
makanan tetapi tidak diketahui.
Berdasarkan pemeriksaan, didapatkan bahwa terdapat infeksi pada bagian kepala klien
yang telah di hecting sebelumnya dan terdapat penumpukan cairan pada serebro spinal.
Kemudian dilakukan penanganan operasi, yaitu VP Shunt (Ventrikel Peritoneal Shunt). Setelah
shunting dilakukan, didapatkan keluarnya cairan putih keruh dari permukaan abdomen, tempat
dilakukannya operasi. Cairan ini adalah cairan serebro spinal yang berlebih dalam kepala.
Menurut perawat, cairan ini keluar dikarenakan kurangnya nutrisi tubuh anak sehingga proses
penyembuhan luka operasi tidak adekuat.
Berdasarkan hasil pengukuran fisik dan tanda vital An. R, didapatkan tinggi badan 100
cm, berat badan 9 kg, lingkar kepala 49 cm, suhu 37.1 C, nadi 113 x/menit, frekuensi
pernapasan 32 x/menit. An. R terlihat sangat kurus (gizi buruk), terlihat selang VP shunt pada
kepala, sclera putih, control mata kurang, bola mata tampak menonjol (papiledema), telinga
bersih, hidung simetris, gigi caries, trakea teraba lurus dan tidak ada pembengkakan tiroid,
retraksi dinding dada simetris, tidak ada tarikan dinding dada ke dalam, umbilical terlihat
bersih, terdapat luka hecting pada abdomen, vertebra berbentuk s, kaki plantar fleksi, kekuatan
otot pada tangan kanan skala 2 (aktif tetapi tidak dapat melawan gravitasi), turgor kulit buruk,
tidak sianosis, tidak ikterik, terdapat lesi.
Selama dirawat, An. R tidak terpasang infuse. Pada tanggal 29 September 2012, An. R
mengikuti CT Scan dan didapatkan adanya penumpukan cairan berlebih pada serebro spinalnya.
B. Pengkajian
1. Data klien
Nama : An. R
Umur: 3 tahun 11 bulan
Jenis kelamin: laki-laki
Tempat/ tanggal lahir: Belutu, 19 Des 2008
Agama: Islam
Alamat: Desa Garut, Kec. Kandis, Siak
No. Rekam medic: 770308
Tanggal MRS: 6 November 2012
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Alasan masuk rumah sakit
Enam bulan yang lalu, klien mengalami kecelakaan dan cedera kepala depan
sebelah kanan. Lalu An. R dibawa ke Puskesmas dan dilakukan hecting pada luka.
Setelah itu, An. R sering merasakan nyeri kepala dan demam. Pada November
2012, An. R dibawa ke RS AA dan didapatkan bahwa luka pada kepalanya infeksi
dan terdapatnya penumpukan cairan serebro spinal. Lalu An. R ditangani dengan
operasi VP shunt.
Keluhan saat didata
Nenek klien mengeluhkan keluarnya cairan putih keruh dari luka hecting pada
abdomen pasca pemasangan VP Shunt.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Enam bulan yang lalu, An. R sering merasa nyeri kepala dan demam.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada keluarga yang mengalami hal yang sama dengan klien.
C. Pemeriksaan Fisik
a. Kondisi umum
Tingkat kesadaran: somnolen
TD: (tidak terkaji)
N: 113 x/mnt
S: 37.1 C
FP: 32 x/mnt
TB: 100 cm
BB: 9 kg
LK: 49 cm
D. Analisa Data
No. Data pengkajian Etiologi Masalah keperawatan
1. DS:
- nenek klien mengatakan
bahwa An. R hanya
mengucapkan suku kata
trakhir dr setiap kata
yang diucapkan
- nenek klien mengatakan
bahwa klien sangat sulit
menggerakkan tangan
kanannya
- nenek klien mengatakan
bahwa klien tidur tetapi
matanya tetap terbuka
DO:
- gangguan bicara
- kurangnya control mata
- kaki plantar fleksi
- tidak mampu
menggerakkan tangan
kanan dengan maksimal
- tingkat kesadaran
somnolen (klien mudah
tertidur)
Infeksi
Hidrosefalus
CSS berlebih
Peningkatan TIK
Gg aliran darah ke otak
Gg perfusi jaringan serebral
Perubahan perfusi jaringan
serebral
2. DS:
DO:
- An. R terlihat sangat
kurus dan lemas
- BB = 9kg
- An. R tidak mau
membuka mulut saat
CSS berlebih
Gg aliran darah ke otak
Penekanan saraf local
Gangguan nutrisi kurang dari
kebutuhan
diberi makan
-
Anoreksia
Kekurangan nutrisi
3. DS:
- nenek klien mengatakan
bahwa An. R tidak bisa
menggerakkan tangan
kanannya
- nenek klien mengatakan
bahwa An. R hanya
berbaring saja
DO:
- An. R terlihat letargi
- An. R tidak mampu
mengangkat tangan
kanannya
CSS berlebih
Gg aliran darah
Gg perfusi jaringan
Kerusakan hemisfer motorik
Penurunan kekuatan &
tahanan otot
Gg mobilitas fisik
Gangguan mobilitas fisik
4. DS: -
DO:
- terdapat luka infeksi
pada abdomen
Luka abdomen pemasangan
VP shunt
Jaringan terbuka
Masuk mikroba
Infeksi
Resti penyebaran infeksi
Resiko tinggi penyebaran
infeksi
5. DS: -
DO:
- mata terlihat menonjol
(papiledema)
- tingkat kesadaran klien
tidak komposmentis
CSS berlebih
Penekanan saraf cranial II
Papiledema
Disfungsi persepsi visual-
Resiko injury
spasial dan kehilangan
sensorik
Gg persepsi sensori
Resiko injury
6. DS:
- nenek klien mengatakan
bahwa An. R sering
kejang
DO:
- An. R terlihat sering
kejang
- turgor kulit buruk
- kulit dan bibir tampak
kering
CSS berlebih
TIK
Gg perfusi jaringan
Hipotalamus terfiksasi
Penurunan ADH
Retensi Na + air
kejang
Kejang berulang
7. DS:
- nenek klien mengatakn
bahwa An. R sering
merasa nyeri kepala
DO:
- An. R tampak meringis
Gangguan aliran darah
Sekresi prostaglandin,
bradikinin, serotonin, dan
histamine
nyeri
Gangguan rasa nyaman nyeri
E. Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional
1. Perubahan perfusi
jaringan serebral b.d
peningkatan TIK,
- posisikan klien terlentang
dengan posisi kepala lebih tinggi
30 derajat jika tidak ada
- meningkatkan aliran balik
vena
akumulasi cairan
serebrospinal berlebih.
Tujuan:
- mempertahankan
tingkat kesadaran
biasanya/ membaik,
fungsi kognitif motorik/
sensorik.
- mendemonstrasikan
tanda-tanda vital stabil
dan tidak ada tanda
peningkatan TIK.
- menunjukkan tidak
adanya tanda
deteriorasi/ kekambuhan
deficit.
kontraindikasi
- jaga posisi kepala tetap netral
untuk memfasilitasi aliran balik
vena dari otak lancar
- hindari rotasi dan fleksi leher
karena dapat menghambat
aliran balik vena dan
meningkatkan TIK
- hindari fleksi berlebihan pada
pinggang karna dapat
meningkatkan tekanan
intraabdomen dan intratoraks
yang dapat meningkatkan TIK
- minta klien ekhalasi ketika
berputar atau berpindah
- kolaborasi pemberian diuretic
osmotic
- mencegah kerusakan aliran
balik vena melalui vena
jugularis
2. Gangguan nutrisi kurang
dari kebutuhan b.d
anoreksia.
Tujuan:
Memberikan dukungan
nutrisi.
Kriteria hasil:
Peningkatan BB ½ sampai
1 kg per minggu.
- kaji kemampuan mengunyah,
menelan, batuk, dan menangani
sekresi
- auskultasi bising usus
- kolaborasi asupan gizi yg
diperlukan dalam pemberian
makanan
- untuk mengetahui cara
pemberian makan yang
tepat
- memantau bising usus
untuk mendeteksi
penurunan fungsi
gastrointestinal
- asupan gizi (protein,
karbohidrat, lemak, dll)
untuk pemenuhan nutrisi
3. Gangguan mobilitas fisik
bd penuruna kekuatan
dan tahanan otot.
Tujuan:
Meningkatkan kekuatan
- kaji derajat mobilitas
(skala 0-4)
- ubah posisi secara teratur
- bantu latihan rentang gerak
- beri beban pada klien dengan
- untuk menentukan
kebutuhan klien,
kemampuan untuk
melakukan latihan
- untuk melihat kemajuan
dan aktivitas secara
umum.
Criteria hasil:
Klien mampu secara
bertahap memperbaiki
kekuatan dan ketahanan
otot.
meningkatkan ukuran dan berat
beban secara bertahap
rentang gerak dan ketahan
kekuatan otot
4. Resiko tinggi penyebaran
infeksi bd luka abdomen
yang telah terinfeksi.
Tujuan:
Mencegah perpindahan
mikroorganisme dari luka
abdomen ke organ
lainnya.
Criteria hasil:
- Perpindahan
mikroorganisme tidak
terjadi.
- bahan yang diperlukan
untuk perawatan luka
klien terus menerus
dipertahankan dalam
lingkungan yang bersih.
-lakukan cuci tangan sesudah
dan sebelum tindakan
- observasi luka
- monitor suhu tubuh dan
penurunan kesadaran
- kolaborasi pemberian
antibiotic
- kolaborasi pemeriksaan lab
- menghindari penyebaran
mikroba
- peningkatan suhu tubuh
memungkinkan terjadinya
infeksi/ peradangan
- mencegah perkembangan
infeksi
- pemeriksaan lab, misalnya
peningkatan leukosit
sebagai indikasi infeksi
5. Resiko injury bd
penurunan kesadaran,
papiledema.
Tujuan:
Mengurangi factor-faktor
penyebab injury.
Criteria hasil:
Klien dalam keadaan
- kaji kesadaran sensorik
- pantau perubahan orientasi
klien
- bantu klien memenuhi
kebutuhannya
- letakkan alat/ benda yang
dibutuhkan klien pada tempat
yang mudah dijangkau.
- mengetahui
perkembangan tingkat -
kesadaran klien
- meminimalkan factor
injury
- memudahkan klien untuk
memenuhi kebutuhannya
aman dan bebas bahaya.
6. Kejang berulang bd
peningkatan TIK.
Tujuan:
meminimalkan kejang.
Criteria hasil:
Kejang berkurang
- kaji durasi dan frekuensi
kejang
- monitor tanda-tanda
penngkatan TIK
- meningkatkan intake cairan
-
7. Gangguan rasa nyaman
nyeri bd gangguan aliran
darah: penekanan
vaskuler serebral.
Tujuan:
Mengurangi nyeri
- kaji lokasi, kualitas, intensitas
nyeri
- ajarkan managemen nyeri
nonfarmakologis
- kolaborasi pemberian
analgesik
- mengetahui tingkat dan
keadaan nyeri untuk
memungkinkan penanganan
yang akan dilakukan
F. Implementasi
Implementasi yang telah dilakukan perawat selama pengkajian 19-24 November 2012,
adalah:
1. 19 November
- pengkajian
2. 20 November
- memberikan informasi mengenai pemasangan VP Shunt
3. 21 November
- menganjurkan nenek klien untuk merubah posisi An. R setiap 2 jam sekali.
- membantu latihan rentang gerak An. R dengan menggerak-gerakkan tangan dan
sesekali menekukkan kaki An. R agar tidak prantal fleksi.
- melatih kekuatan otot, khususnya pada tangan kanan, dengan memberikan beban
dengan ukuran dan berat yang berbeda secara bertahap.
- memberikan informasi mengenai posisi yang tepat untuk An. R, yaitu posisi miring ke
arah kepala yang terpasang VP Shunt dan kepala sejajar tubuh.
4. 22 November
- memberikan penkes mengenai makanan yang mengandung gizi baik untuk pemenuhan
nutrisi An. R, seperti makanan tinggi protein, lemak, karbohidrat, dan vitamin. Juga
makanan tinggi serat untuk memperlancar proses elimanasi An. R.
- mengajarkan nenek klien untuk menyeimbangan intake dan output cairan.
5. 23 November
- mengajarkan nenek klien menangani nyeri kepala klien secara nonfarmakologis dengan
kompres dingin pada kepala.
- membantu nenek mengidentifikasi kemunculan tanda-tanda penyebaran infeksi dari
luka abdomen, seperti peningkatan suhu tubuh.
- menganjurkan nenek klien untuk memonitor kejang berulang.
- membantu nenek klien untuk memenuhi kebutuhan dasar klien, seperti memandikan,
memberi makan dan obat, dll.
6. 24 November
- evaluasi penkes yang telah diberi sebelumnya.
- terminasi
G. WOC
Infeksi
Hidrosefalus
CSS berlebih
TIK pemasangan VP Shunt
Gg aliran gg perfusi penekanan saraf penekanan saraf gg perfusi
darah Jaringan local cranial II jaringan
serebral
Sekresi anoreksia papiledema Kerusakan hipotalamus
prostaglandin, hemisfer terfiksasi
bradikinin, gg nutrisi gg persepsi motorik
serotonin, sensori ADH
dan histamine penurunan
resiko injury kekuatan & Retensi
nyeri tahanan otot Na + air
gg mobilitas fisik Kejang
Luka abdomen
Masuk mikroba
Infeksi
Resti penyebaran infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilynn, dkk.2000. Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, edisi 3, alih bahasa : I Made Kariasa dan Ni Made S,EGC: Jakarta
Jhonson, Temple, dan Carr. 2005. Prosedur Perawatan di Rumah: Pedoman untuk Perawat, ahli bahasa: Monica Ester, EGC: Jakarta
Kamarullah dan Tahir.2009. The Indonesian Journal of Medical Science Volume 1.Departement of Surgery, Wahidin Sudirohusodo Hospital: Makassar