Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

74
“Catatan Seorang Kader Ismakes Jabar” GERBANG I “Organisasi tercintaku, laboratorium kehidupanku, wahana rekreasiku” Oleh: M.S. Hasbyalloh (Ketua Forum Alumni Ismakes Jabar 2014) ”Satu Padu Tempa Diri Raih Cita Sehat SemuaDAFTAR ISI Prolog Aku dan Gelas-gelas yang mereka hempaskan Intrapersonal soft skills Aku dan Ilmu, pengalaman, pengamalan ilmu - Self managemengt (Manajemen diri) - Leadership (Kepemimpinan) - Public speaking (Kemampuan berbicara di depan umum) - Personalities (Kepribadian) Epilog Aku dan perasaan mereka

Transcript of Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Page 1: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

“Catatan Seorang Kader Ismakes Jabar”

GERBANG I

“Organisasi tercintaku,

laboratorium kehidupanku,

wahana rekreasiku”

Oleh:

M.S. Hasbyalloh

(Ketua Forum Alumni Ismakes Jabar 2014)

”Satu Padu Tempa Diri Raih Cita Sehat Semua”

DAFTAR ISI

Prolog

Aku dan Gelas-gelas yang mereka hempaskan

Intrapersonal soft skills

Aku dan Ilmu, pengalaman, pengamalan ilmu

- Self managemengt (Manajemen diri)

- Leadership (Kepemimpinan)

- Public speaking (Kemampuan berbicara di depan umum)

- Personalities (Kepribadian)

Epilog

Aku dan perasaan mereka

Page 2: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

PROLOG

Jika kawan berkunjung ke Bandung, bertandang untuk memenuhi undangan dari Ismakes

Jabar, sendirian, beramai-ramai atau sebagai utusan pengurus daerah atau korwil untuk satu

tugas nan mulia. Maka kawan akan hinggap pertama kali di Bumi Panyileukan. Sebab di

sanalah dermaga dan di sana pula sekretariat, tempat para mahasiswa yang menamakan

dirinya sebagai agent of change melabuhkan hati dan perasaan. Di sebuah bangunan yang

tidak terlalu bagus itu, segala ide digagas dan pergerakan digulirkan. Namun, jangan silap

mendengarku mengucapkan sekretariat, seakan-akan banyak perlengkapan di sana dan

uang kas nya banyak. Kenyataannya hanya beberapa peralatan saja dan tak ada uang,

karena organisasi kami tidak dibesarkan oleh uang.

Di sekretariat itu, kader-kader Ismakes mengisahkan nasibnya, menghempaskan gelas-

gelas terakhirnya di sudut ruang itu. Serombongan kader dari dalam dan luar kota

berbondong-bondong datang, demi untuk sebuah perkumpulan, merencanakan ini dan itu.

Lalu mereka pulang ke tempat masing-masing untuk kuliah, adakalanya menginap,

semuanya demi sebuah keberkawanan.

Suatu malam, di setiap kegiatan yang direncanakan ataupun kebencanaan, kamu akan

melihat mata-mata yang berbinar dengan semangat yang membakar, mereka bukan saudara

juga sanak keluarga, mereka saling membantu satu sama lain. Beberapa orang

membenamkan wajahnya dalam jaket yang menjadi selimut dari dinginnya malam, sebagian

bekerja menuntaskan pekerjaan mulia secara bergiliran, sebagian sibuk menyiapkan

makanan dan sebagian bersenda gurau menghibur malam hingga pagi.

Hujan, panas dan setumpuk tugas kuliah menggodai setiap kader yang akan bergerak dan

berkarya di organisasi ini. Perbedaan pendapat, perbedaan kepribadian, rasa sakit hati, iri

dan dengki, menggodai jiwa-jiwa yang tengah bergelut dalam pergerakan organisasi ini. Ada

yang kalah dan pulang, ada yang tetap bertahan dan menjunjung tinggi makna kerukunan

dalam kehidupan berkepribadian.

Adalah aku, menjadi saksi mereka yang bertahan, tak sekedar bertahan mereka

menyerang. Lebih dari itu, mereka belajar, menempa dan mengembangkan diri. Atas nama

loyalitas dan kecintaan pada organisasi ini, beberapa alumni angkatan milenium menggagas

wadah dan badan usaha, alasannya simpel ingin Ismakes mandiri dan melakukan ekspansi

besar-besaran ke pelosok nusantara. Kita punya mimpi besar, mahasiswa kesehatan

bersatu! Indonesia sehat semua!

Mereka berasal dari macam-macam jurusan kesehatan, beragam kampus kesehatan di

Jawa Barat, berbeda karakter kepribadian dan berbeda umur. Meski demikian moto mereka

sama, Satu Padu Tempa Diri Raih Cita Sehat Semua!.

Page 3: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

(Bab Satu Padu) Self Management

Suatu hari, saya mendapat kabar gembira, menerima e-mail dari seseorang yang

tidak saya kenal sebelumnya. Mr Ajay Mudgil, seorang doktor dan koordinator pelatihan di

Centre for Development of Advanced Computing di ibu kota Punjab, India. Saya diselamati

karena berkesempatan mendapatkan shcolarship training selama satu bulan di sana.

Bukan main senangnya waktu itu, setelah sujud syukur saya langsung mengurus

tiket dan visa ke kedutaan India di Jakarta, menyiapkan segala kebutuhan selama tinggal di

sana, dan meminta izin meninggalkan segala aktivitas di dalam negri.

Sayangnya, saya harus berangkat dan menikmati perjalanan ini sendirian, karena

tidak diizinkan membawa keluarga selama pelatihan di sana. Dalam tiket tertulis saya akan

transit dua kali, pertama di Singapura dan yang kedua di Mumbay sebelum tiba di ibu kota

Punjab, Chandigarh. Dan saya akan dijemput oleh utusan C-DAC di sana.

Saat tiba di Shrivaji Mumbay, waktu itu pukul satu dini hari waktu setempat, saya

berpindah bandara menggunakan taksi yang direkomendasikan petugas bandara, tanpa fikir

panjang saya mengiyakan dengan asumsi paling tidak lebih aman karena direkomendasikan.

Dan saya tertipu!. Hal yang tidak diinginkan pun terjadi, terdampar di negri orang tanpa

sepeser pun dollar dan rupe. Sopir taksi dan kawannya telah merampas isi dompet saya.

Kartu atm tak bermanfaat karena sederet nomer pin nya tertinggal di handphone

yang nge-hank sejak tiba di Mumbay, fasilitas internet? Enggak akan berfaedah karena

password Wifi dikirim ke nomor handphone. Dan tak ada fasilitas PC internet umum di sana.

Gawat!.

Saya berusaha menguasai diri dan tetap tenang, beruntung saat check-in bagasi saya

hanya 14 kg karena penerbangan domestik hanya diperbolehkan 15 kg, Alhamdulillah

berarti saya tidak perlu mengeluarkan uang untuk extra baggage.

Saat itu saya hanya tersenyum kecut, mendesah seraya geleng-geleng kepala.

Ampuni hamba jika ternyata musibah ini karena kelalaian hamba, Ya Rabb, bisik saya dalam

hati. Tetapi jika memang laki-laki itu sering melakukan hal yang serupa pada turis lain, saya

benar-benar didera beribu keprihatinan.

Apa yang kurang dari dia? Ia masih muda dan umurnya tak jauh dengan umur saya.

Sehat. Ia kuat. Andai dia seorang anak muda yang jujur dan bersungguh-sungguh dalam

pekerjaannya tentu dia akan mendapatkan sesuatu yang lebih. Seandainya dia mau lebih

banyak memutar otak, maka ia akan menemui sesuatu yang ia harapkan. Ia akan meniti

tangga kesuksesan yang lebih.

Ia akan menjadi seorang juara.

Akan tetapi, begitulah kehidupan. Ada yang baik, ada yang jahat. Ada yang pandai,

ada yang bodoh. Hanya saja yang perlu kita renungkan - segala bentuk kebaikan adalah

kehendak Allah - bahkan Allah tak pernah mengharapkan hambanya menjadi seorang yang

bodoh, miskin, pecundang, jahat. Sebagai bukti, setiap manusia terlahir dengan membawa

kelebihan yang jika dioptimalkan mampu menutup kekurangan yang ia miliki.

Menurut Samuel Butler, “Life is the art of drawing sufficient conclusions from

insuficient premises.” Hidup adalah seni menarik kesimpulan yang memadai dari alasan-

alasan yang tidak memadai. Hidup adalah menata rubik yang tak beraturan, menyusun

Page 4: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

keselarasan warna, mendesak kesabaran dan ketelitian. Menjadi sesuatu yang berwujud,

bermakna, dan berguna bagi kehidupan kita.

***

Mari kita lupakan pria India tadi, yang telah mengabaikan kelebihan atas dirinya

dengan melakukan hal yang buruk. Mematikan kebintangan dalam dirinya yang telah

dianugrahkan oleh Allah SWT. Dalam bahasan bab pertama ini, ada beberapa pertanyaan

yang akan saya ajukan pada pembaca.

Apakah saat ini kamu sedang merasa bukan ‘siapa-siapa’?, tidak bisa ‘apa-apa’?, dan

tak mungkin menjadi ‘apa-apa’?.

Atau kamu ingin jadi ‘apa-apa’, yang bisa melakukan ‘apa-apa’, tapi bingung

bagaimana untuk memulai dan mewujudkannya?.

Berbahagialah karena itu tandanya kamu masih diberikan kehidupan oleh Allah

SWT, karena banyak orang yang merasa dirinya ‘apa-apa’ dan mampu melakukan ‘apa-apa’

padahal sesungguhnya ia tidak bisa ‘apa-apa’ dan bukan ‘siapa-siapa’.

Saya berharap setelah kamu membaca tulisan dalam buku ini, kamu mampu

menyibak awan gelap dalam dirimu dan berfokus pada potensi dalam dirimu, sebagaimana

kamu melihat bintang gemintang di malam hari yang menakjubkan.

Tak ada orang biasa di dunia ini, setiap orang berpotensi untuk menjadi luar biasa.

Yang ada hanyalah mereka yang gagal menjadikan dirinya istimewa dengan segala potensi

yang dimilikinya. Kegagalan itu mungkin disebabkan faktor lingkungan, karena sistem

manajemen diri yang tidak mendukung. Aktif di organisasi sehingga kuliah keteteran, nilai

jeblok, bahkan kesehatan terganggu yang pada akhirnya melehmahkan potensi yang ada

dalam diri. Atau karena tekun dan rajin mengikuti perkuliahan, menyelesaikan kuliah dengan

IP tinggi tapi minim pengalaman dalam berorganisasi, sehingga keteteran dalam pergaulan

di dunia kerja, bahkan kesehatan psikologi pun terganggu stres karena tekanan di dunia

kerja.

Kamu boleh menganggap dirimu sebagai objek hantaman faktor lingkungan, tapi jika

begitu kamu akan semakin terjebak dalam frustasi. Kamu harus mengubah

ketidaknyamanan itu, dengan memulai dari diri kamu sendiri. Menata diri dengan

memaksimalkan segala potensi dalam diri, dan kamu akan menjadi sang juara yang

sesungguhnya. You can if you think you can.

Asep Zaenal Mustafa, nama yang tidak asing bukan? Beliau salah satu anggota MPO

(Majelis Pertimbangan Organisasi) Ismakes jabar dan pejabat di Kemenkes RI, Pada masanya

tahun 1986 ia menggagas sebuah pergerakan organisasi mahasiswa kesehatan se-Jawa Barat

dengan tujuan mulia, meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Mengajak mahasiswa

kesehatan berbuat nyata untuk bangsa, merubah paradigma berfikir mahasiswa apatis yang

hanya menyibukkan diri dengan diktat kuliah tanpa melsayakan apa-apa untuk bangsa.

Apakah upayanya dahulu terhenti begitu saja karena perkembangan zaman?, tidak!. Apa

yang dilsayakannya dulu bermanfaat hingga kini, organisasi yang pernah digagas olehnya

telah melahirkan banyak pemimpin-pemimpin muda, perjuangan untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat masih tetap bergulir hingga saat ini. Dan bukankah Newton,

ketika menemukan teori gravitasi pun berawal dari ketika ia memikirkan sebutir apel yang

jatuh dari pohonnya.

Page 5: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Jika mengejewantahkan sebuah pemikiran menjadi karya nyata itu sulit, memang

itulah sunnatullah, no pain no gain!. Think big, start small, act now!. Berfikir besar, lalu

mulailah dari yang kecil, dan lsayakan sekarang juga!. Jika tak mampu bekerja sendiri,

berjamaahlah!.

***

#WHO AM I?

a. Kenali diri

Kesadaran dalam pengenalan diri dalam ajaran Islam adalah hal utama yang harus

dilsayakan oleh seorang muslim, tertuang dalam surat al-‘Alaq ayat pertama yang

berbunyi, “Iqra bismirabbika ladzii khalaq” (bacalah dengan nama Tuhanmu yang

telah menciptakan). Iqra (membaca) dalam konteks ini bisa bermakna luas. Namun

jika dikaitkan dengan ayat lain dalam surat adz-Dzaariyaat ayat 21, “wafii anfusikum

afala tubshiruun” (dan pada dirimu sendiri, maka apakah kamu tidak

memperhatikan?), bisa dimaknai bahwa aktifitas ‘membaca diri’ merupakan hal

utama. Pengenalan terhadap diri sendiri akan melahirkan konsep diri yang mapan,

dan melahirkan prinsip hidup yang kuat.

Apakah tugas pertama dan utama dari manusia? Jawabannya singkat: menjadi

dirinya sendiri. menurut Henrik Ibsen, “What’s a man firsty duty? The answer is

brief: to be himself.”

Apakah kita sudah menjadi diri sendiri? atau sedang berproses ‘menjadi diri sendiri’,

atau sekian lama terjebak dalam diri yang bukan diri kita. Ketika saya terlahir dan

tumbuh menjadi dewasa, saya menjadi tahu potensi-potensi dalam diri saya,

misalnya saya memiliki bakat menggambar dan mudah bergaul dengan orang lain.

Pengetahuan akan potensi diri itu tentu tidak datang begitu saja, namu hadir melalui

proses belajar. Lalu setelah mengetahui potensi tersebut, lantas saya mampu

menjadi diri saya?.

Tidak!

Butuh aktualisasi, proses penempaan diri untuk menjadi diri saya yang optimal.

Proses yang secara aktif atau pasif, aktif berarti direncanakan, diorganisir,

diimplementasikan, dan dievaluasi. Dengan tujuan serta target tertentu. Pasif,

berarti saya melewati waktu demi waktu begitu saja, tanpa rencana, mengalir saja

seperti air. Menjadi obyek perputaran waktu, bukan menjadi subyek yang

menyesuaikan dengan perputaran waktu.

b. Konsep manusia

Seorang filsuf Yunani memberikan kesimpulannya tentang sebab apa manusia

diciptakan, Plato berkata:

“Sesuatu yang diciptakan harus tentunya diciptakan oleh suatu sebab.”

Jika para filsuf itu harus berfikir keras menyingkap hakekat hidup, sebagai seorang

muslim, sebenarnya kita patut bergembira karena telah memiliki panduan hidup, Al-

Quran dan as-Sunnah. Apa yang kita dapatkan dari Al-Quran tentang ‘sebab’

penciptaan manusia itu?

“Dan Saya tidak menciptakan jin dan manusia melankan supaya mereka

menyembah-Ku.” (QS. Adz-Dzariyaat: 56).

Setelah tugas ibadah yang dengan sendirinya melekat pada seorang manusia begitu

ia diciptakan dan mendapatkan kesempurnaan akal-budi, maka ia pun kembali

Page 6: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

mendapat amanah yang agung. Amanah sebagai khalifatu fil ardhi. Penguasa di atas

muka bumi.

Allah berfirman, “Ingatlah ketika Rabb-mu berfirman kepada para malaikat:

‘Sesungguhnya Saya hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi’. Mereka

berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang

akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami

senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?’ Rabb

berfirman: ‘Sesungguhnya Saya mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (QS. Al-

Baqarah: 30).

Mengapa Allah lebih memilih manusia dibanding malaikat yang senantiasa

bertasbih, memuji dan menyucikan Allah. Juga makhluk-makhluk lain seperti

gunung, bintang, hewan, tumbuhan dan sebagainya.

Mari simak, firman Allah berikut ini: “Sesungguhnya Kami menciptakan manusia

dalam bentuk sebaik-baiknya.” (QS. At-Tin: 4).

Ya, saya, kamu dan mereka adalah makhluk dengan sebaik-baik bentuk, Allah sendiri

yang memberikan legitimasi dalam ayat tersebut.

Manusia merupakan makhluk sempurna karena ia adalah perpaduan antara jasad

(fisik), fikriyah (akal) dan qalbun (hati). Ketiga hal itu menjadi satu, bersenyawa, tak

dapat dipisahkan satu sama lain. Kesempurnaan bentuk yang dimaksud dalam ayat

tersebut, bisa jadi terejawantahkan dalam ketiga unsur tersebut.

Selain diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya, manusia adalah makhluk yang

unggul, itu suatu hal yang pasti. Proses penciptaan manusianya saja sangat

menakjubkan, jutaan sel sperma berkompetisi untuk bisa membuahi 1 sel telur yang

telah ‘menunggu’ di tuba falopi. Dan persis seperti sebuah sayembara cinta, jutaan

sel itu beradu kecepatan, keperkasaan, kekuatan dan akhirnya hanya akan ada 1 sel

sperma yang berhasil, sperma yang paling excellent.

Apakah kamu pernah mengikuti suatu kompetisi, misal memperebutkan juara kelas

saja yang harus bersaing dengan puluhan murid lainnya. Apa yang kamu anggap

kompetisi itu, belum ada apa-apanya bila dibanding apa yang dialami oleh 1 sel

sperma yang harus bersaing dengan jutaan pesaingnya.

Oleh karenanya, jangan pernah menyepelekan siapapun yang masih berwujud

manusia. Karena dari segi penciptaannya saja, prosesnya begitu luar biasa. Sesuatu

yang pada dasarnya berkualitas tinggi, jika diukir dengan sepenuh hati, akan

bermetamorfosis menjadi sosok manusia hebat yang mampu berkarya dan menebar

manfaat untuk sesama.

Yang menjadi masalahnya adalah, seberapa besar kita mampu memberikan

perawatan bagi si bibit unggul itu, apakah kita akan memupuknya dengan segala

kebaikan atau keburukan, menyiraminya dengan hal-hal positif atau negatif. Nick

Vujicic adalah salah satu orang sukses dengan segala keterbatasannya, hidup tanpa

kaki dan tangan tidak menjadikannya alasan untuk tidak sukses. Tapi banyak orang

mempunyai kaki dan tangan, mudah mengeluh dan mengaduh atas nasib yang

diterimanya sehingga membuatnya semakin jauh dari kasih sayang Tuhan.

#VISIONER

Visioner adalah memiliki visi yang jelas dan selalu berorientasi pada visi. Visi adalah

mimpi-mimpi kita di masa yang akan datang. Visi merupakan sesuatu yang ideal yang

Page 7: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

ingin kita capai, yang tentunya berlandaskan pada sesuatu yang benar (haq), visi inilah

yang akan menuntun kita berproses seperti apa, tercetak menjadi apa, dan menghadapi

ending seperti apa.

Sejak kecil saya bercita-cita mengunjungi bangunan cantik bernama Taj Mahal, saya

telah jatuh hati saat pertama kali melihat bangunan itu di buku atlas waktu kelas satu

SD dulu, meski tak ada yang yakin saya bisa ke sana saya tetap teguh pada pendirian

saya bahwa pasti suatu saat Allah akan mengabulkan-Nya. Dua puluh tahun kemudian

saya berdiri tepat di depan bangunan cantik nan megah itu.

Modal dasar yang diperlukan adalah kamu harus berfikir bahwa kamu bisa, bahkan

prasangka Allah pun sesuai dengan prasangka hamba-Nya.

Dalam sebuah hadits qudsi, Abu Hurairah ra. Berkata: bersabda Rasulullah saw., “Allah

telah berfirman: Saya selalu mengikuti persangkaan hamba-Ku, dan Saya selalu

menyertai dia, di mana ia ingat kepada-Ku...” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jadi langkah awal yang mesti kamu lsayakan adalah menciptakan seperangkat mimpi

dalam pemikiranmu, mimpi bahwa kamu bisa menjadi apa yang kamu inginkan, mimpi

inilah yang disebut sebagai visi. Visi ini akan menggiring hidup kamu menjadi lebih

tertata dan terfokus, karena setiap aktivitas yang dilsayakan akan tertuju pada usaha-

usaha pencapaian visi tersebut.

Sekedar visi saja tidak cukup kawan, kamu juga haru menyusun misi, yaitu garis-garis

besar yang harus kita lsayakan untuk bisa mewujudkan visi tersebut. Ibarat saya

memimpikan pergi ke india untuk melihat Taj Mahal tapi tidak punya uang, dan tidak

melsayakan apapun termasuk usaha mencari beasiswa. Sampai kapan pun mimpi saya

tidak akan pernah terwujud, saya harus mempersiapkan kemampuan bahasa inggris

saya, mengikuti tes Ielts atau Toefl kemudian mencari beasiswa, setelah dapat saya

harus mengurus paspor, visa dan sebagainya.

Seorang juara harus memiliki visi dan misi hidup, dengan demikian kita akan

terfokuskan pada pencapaian visi misi itu, waktu yang terlewati akan termanfaatkan

dengan baik. Tak ada waktu untuk bersantai-santai apalagi menganggur, hidup menjadi

produktif dan mampu menebar manfaat kepada sesama.

Sebagai contoh, masih ingatkah kamu tentang kisah pencarian nabi Ibrahim as terhadap

Rabb-nya, telah menghasilkan kemampuannya memahami dirinya. Visi dan misi sebagai

rasul dan sebagai hamba, berhasil mengantarnya mendapatkan tempat yang utama di

sisi Allah SWT.

“Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu;

(yaitu) bagi orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) hari

kemudian. Dan barang siapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah, Dialah Yang

Maha Kaya lagi terpuji.” (QS. Al-Mumtahanah: 6).

Mari merancang visi dan misi, visi misi di bawah ini sebagai contoh saja dalam

menyusun visi misi berdasarkan peta diri di atas.

Visi

Manusia yang optimal menjalankan peran baik sebagai anak, pemuda, calon insan

bhakti husada, aktivis kesehatan, dan anggota masyarakat, yang mampu menjadikan

Page 8: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

masa mudanya sebagai ajang dakwah dan bermanfaat bagi sesama, dalam rangka

mendapatkan keridhaan Allah Azza wa Jalla.

Misi

1. Beribadah dengan ikhlas serta sesuai dengan tuntunan syariat Islam, baik ibadah

secara khusus maupun secara umum.

2. Melakukan usaha-usaha untuk memperkuat IQ, EQ dan SQ dan menjadikan

setiap waktu yang terlewati sebagai aktivitas belajar.

3. Senantiasa bersilaturahmi dengan aktivis kesehatan lainnya, dan berkaya untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

4. Berusaha menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, memberikan

hasil/prestasi yang baik di bidang akademik dan non-akademik, serta menjadi

pemuda yang kuat baik dalam metode maupun dalam pelaksanaannya.

Bagaimana jika visi misi kita membentur karang?, kata Afifah dalam bukunya ‘and the

star is Me!’ mengatakan, memang sudah jamak jika idealita tidak sama dengan realita.

Ketidak samaan itulah yang akan membuat seseorang kratif, inovatif dan bekerja keras

untuk – minimal – mendekatkan relita dengan idealita.

Sebagai ilustrasi, anda menginginkan aktif di organisasi kesehatan dan bergabung

dalam kepengurusan, ternyata kenyataannya tidak sesuai dengan harapan,

organisasinya tak jelas arah pemimpinnya tidak tegas dan anggota yang lain acuh tak

acuh dengan kondisi seperti itu. Belum lagi sulitnya merubah pola yang sudah

berlangsung lama, sehingga ruang untuk mereformasi sangatlah kecil. Seseorang yang

optimis akan berusaha untuk merubah keadaan, ia akan mengatasi segala

ketidaknyamanan dan memulai dengan hal-hal yang kecil, jika belum sanggup

memperbaikinya paling tidak kamu berupaya merubah cara pandangmu terhadap

situasi itu. Kamu bisa menghibur diri sendiri, dengan mengatakan bahwa inilah

dinamika dalam berorganisasi, karena nahkoda yang handal tidak berlayar di laut yang

tenang.

Kedua, saat menemui kebutuntuan atau ketidak selarasan dengan visi misi hidup tentu

akan timbul gejolak, atau barangkali frustasi dengan kemonotonan. Nampaknya ada

dua pilihan, pertama; kamu keluar dari organisasi tersebut jika hal itu dirasa membuat

nyaman dan merasa lebih hidup, lebih bermanfaat, lebih produktif dan lebih

bersemangat, mengapa tidak?.

Akan tetapi, sebagaimana tak semua orang bisa mengambil pilihan kedua, juga tak

semua orang bisa bertahan dengan pilihan yang pertama. Tipe-tipe introvert semacam

melankolis dan plegmatis, mungkin sanggup berdamai dengan pilihan pertama, tetapi

jika Anda ekstrovert semacam sanguinis maupun koleris, saya sarankan kamu ambil

pilihan yang kedua. setuju?!

#PETA DIRI

Sebelum melsayakan pengembangan diri, alangkah baiknya jika dimulai dengan

membuat peta diri, peta diri adalah gambaran tentang diri kita. Kita akan menjadi objek

yang tervisualisasikan, kita tidak akan memandang diri kita sebagai sesuatu yang

abstrak.

Page 9: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Untuk menyusun peta diri, kita perlu memahami, siapa diri kita, baik diri yang ideal

maupun diri kita yang faktual dengan baik. Langkah pertama, kita perlu mengetahui

potensi negatif dan potensi positif yang kita miliki. Kita membuat semacam analisis

SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threat – atau kekuatan, kelemahan,

kesempatan dan hambatan).

Setelah itu, kita perlu membuat daftar kategori ideal yang akan dicapai, membuat

bayangan sosok kita yang kita harapkan. Gambaran ideal tersebut, semestinya

didasarkan atas hasil analisis SWOT, sehingga segala proses yang terjadi pada diri kita,

adalah proses yang memang semsetinya trjadi kepada kita.

Selanjutnya, kita harus jujur dalam membuat draft gambaran tentang diri kita apa

adanya, mendeskripsikan kelemahan-kelemahan kita begitu pun kelebihan-kelebihan

kita. Kemudian bandingkan dengan draft gambaran ideal diri kita, jika memang masih

ada kesenjangan, maka kita menjadi mengerti bahwa yang harus dilsayakan adalah

melsayakan perbaikan-perbaikan, penajaman-penajaman yang mengarah pada sosok

ideal diri kita tersebut.

PETA DIRI FAKTUAL

Strength Weakness Opportunity Threat

Potensi Potensi Potensi Potensi

Bakat public Tidak disiplin Punya banyak

teman aktivis

Orang tua

tidak

speaking

Leadership

Bakat

menggambar

Hobby

membaca

Suka menulis

waktu

Kurang

produktif

Tidak tegas

dalam

mengambil

keputusan

organisasi

Banyak

kegiatan yang

membutuhkan

MC, Moderator,

Trainer

mendukung

keaktifan di

organisasi

Jadwal kuliah

padat

Teraktualisasi Teraktualisasi Terjadi Terjadi

Hobby baca

novel

dibanding

diktat

kuliah/tulisan

ilmiah

aktif menulis di

blog

Dicintai kawan

Sering menjadi

mc, moderator

Suka begadang

Kecanduan

kopi

Tidak fokus

Mudah marah

Ceroboh

Tidak sabaran

Aktif di Ismakes

Jabar

Aktif di

organisasi

kampus (BEM)

Aktif di

komunitas buku

Bentrok

dengan

jadwal kuliah

Jarang pulang

ke rumah

Orang tua

tidak tahu

aktivitas yang

diikuti

Page 10: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

dan trainer

Peta diri adalah gambaran diri kita apa adanya (self image/self factual). Pada peta diri

tersebut di atas, kita melihat ada poin potensi dan aktualisasi/terjadi. Potensi adalah

sesuatu yang masih terpendam – namun masih menjadi suatu bakat yang suatu saat

bisa terejawantahkan. Sedangkan aktualisasi adalah sesuatu yang sudah kita wujudkan

dalam kehidupan sehari-hari, sudah menjadi bagian dari kebiasaan kita. Kesempatan

(opportunity) dan ancaman (threat) juga memiliki potensi yang sewaktu-waktu bisa

meledak menjadi sesuatu yang benar-benar terjadi.

PETA DIRI IDEAL

Strength Weakness Opportunity Threat

Potensi Potensi Potensi Potensi

Bakat public

speaking

Leadership

Bakat

menggambar

Hobby

membaca

Suka begadang

Kecanduan

kopi

Tidak fokus

Mudah marah

Ceroboh

Tidak sabaran

Punya banyak

teman aktivis

organisasi

Banyak kegiatan

yang

membutuhkan

MC, Moderator,

Trainer

Bentrok

dengan

jadwal kuliah

Jarang

pulang ke

rumah

Orang tua

tidak tahu

Suka menulis aktivitas

yang diikuti

Teraktualisasi Teraktualisasi Terjadi Terjadi

Amanah

Jujur

Dicintai kawan

Menerbitkan

buku

Menjadi public

speaker

profesional

Menguasi

beberapa

aplikasi untuk

mendisain

gambar

Keaktifan di

organisasi

menjadi peluang

untuk

mengembangkan

kemampuan

public speaking

Menulis dan

menerbitkan

buku bersama

kawan-kawan di

Ismakes Jabar

Orang tua

mendukung

Disiplin dan

pintar mengatur

waktu kuliah dan

organisasi

Page 11: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Keadaan akan semakin ideal jika kita terus mencoba menggali kekuatan-kekuatan yang

kita miliki, mencari kesempatan dan segera menyambut bola kesempatan yang datang

kepada kita dengan cepat dan efektif.

Jika dijabarkan secara rinci dan sangat detail, saya yakin peta diri kamu tidak

sesederhana ini, begitu banyak aspek mulai dari akal, fisik, dan ruhiyah yang bisa kamu

masukan. Agar lebih efektif dan hasilnya baik, alangkah baiknya kamu meluangkan diri

untuk membuatnya atau dengan bantuan sahabat agar penilaiannya lebih objektif.

#STRATEGI HIDUP

Langkah berikutnya adalah menyusun strategi hidup, dalam kamus bahasa indonesia

strategi berarti siasat perang atau akal untuk mencapai suatu maksud tertentu. Kita

memerangi musuh eksternal (syaitan) dan musuh internal (hawa nafsu), strategi

diperlukan agar kita mampu mencapai keinginan yang kita harapkan, karena pada

setiap langkah yang hendak kita tempuh, pasti akan banyak hal yang kita temui.

Setelah menyusun visi misi, kamu harus membuat strategi dalam hidup. Strategi yang

meliputi empat hal, planning, organizing, actuating dan controlling.

1. Merencanakan semua urusan (Planning)

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap

diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan

bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang

kamu kerjakan”. (QS. Al-Hasyr: 18).

Percayalah, hidup ini singkat kawan! Maka persiapan yang matang itu perlu,

hidup yang singkat penuh amal yang berkualitas, siapa yang tak mau?. Namun

dalam pelaksanaanya dibutuhkan proses perencanaan yang matang, orang bijak

berkata: orang yang merencanakan, berarti telah melsayakan separuh dari apa

yang akan dilsayakannya. Meskipun terkadang spontanitas juga perlu.

Belajar dari apa yang dicontohkan Allah SWT dalam penciptaan langit, bumi dan

kehidupan melalui tingkatan-tingkatan dan tahapan-tahapan, perencanaan

sebaiknya meliputi rencana jangka panjang, rencana jangka menengah dan

rencana jangka pendek.

“Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan).” (QS. Al-

Insyiqaq: 19)

a. Rencana Jangka Panjang (RJP)

Rencana jangka panjang – kita singkat RJP – meliputi sesuatu yang sifatnya

global, semacam blue print dari perjalanan kita selsaya manusia, alias

breakdown dari misi hidup kita.

Sebagai ilustrasi, kita bisa membuat RJP dengan kurun waktu 15 tahun

dengan membagi tiga tahap; RJP tahap I, tahap II dan seterusnya. Jika usia

kamu saat ini 20 tahun, jika Allah mengizinkan kamu berumur panjang

setidaknya akan mengalami 2 atau 3 tahap perencanaan jangka panjang.

Page 12: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Berikut ini contoh dalam penyusunan RJP, (barangkali) adalah sebagian RJP

anda!

1) RJP tahap I (usia 20 tahun-35 tahun)

Buku-bukunya mendapatkan penghargaan kelas nasional atau

regional.

Public speaker dan motivator di tingkat nasional dan

internasional.

Telah menghasilkan 50 judul buku (asumsi saat ini kamu belum

memulai menulis buku).

Menguasai dengan fasih 3 bahasa asing, Arab, Jepang dan

Inggris.

Mengelola jaringan media berupa jaringan radio, koran,

majalah, penerbit buku dan percetakan Ismakes skala nasional.

Merintis Ismakes indonesia, untuk wujud nyata membangun

derajat kesehatan masyarakat.

Memiliki rumah novel dan aktif di komunitas pecinta buku,

dengan jaringan di Bandung, Yogyakarta, Lampung, Aceh, dan

Bali.

Hapal Al-Quran 10 juz.

Naik Haji

Mengunjungi tujuh keajaiban dunia.

Menyelesaikan pendidikan S2 dan S3 di bidang keperawatan.

Telah mapan secara ekonomi (memiliki tempat tinggal yang

nyaman, kendaraan, dan sebagainya).

Dan seterusnya.

2) RJP tahap II (usia 36 tahun-50 tahun)

Public speaker di tingkat internasional.

Buku-buku tulisannya mendapatkan penghargaan kelas

internasional.

Telah menghasilkan 100 judul buku.

Mengusai dengan fasih 5 bahasa asing (Arab, Inggris, Perancis,

Jepang, Korea).

Memiliki pusat pendidikan pengembangan karakter, untuk

mahasiswa kesehatan yang berpengaruh terhadap peningkatan

mutu kesehatan masyarakat di tanah air.

Hapal Al-Quran 20 juz.

Memiliki jaringan media berupa jaringan radio, koran, majalah,

penerbit buku dan percetakan skala nasional.

Page 13: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Memiliki jaringan rumah novel dan rumah baca di seluruh ibu

kota provinsi pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi.

Dan seterusnya.

3) RJP tahap III (usia 51 tahun-65 tahun)

Motivator dan pendakwah.

Mendapatkan hadiah nobel di bidang sastra.

Memiliki jaringan rumah novel dan rumah baca di seluruh kota

provinsi dan kota madya/kabupaten se-Indonesia.

Hapal Al-Quran 30 juz.

Dan seterusnya.

b. Rencana Jangka Menengah (RJM)

Masing-masing dari rencana jangka panjang di atas, bisa dibreakdown

dalam perencanaan jangka menengah (RJM), kira-kira sekitar 5 tahun. Jika

RJP yang sudah disusun adalah 15 tahun, berarti kamu bisa memecah

masing-masing tahapan tersebut menjadi tiga.

Pada RJM, rencana yang kamu lsayakan akan lebih detail, dan kamu bisa

memilah rencana mana yang akan kamu prioritaskan. Disesuaikan dengan

tingkat kebutuhan, kemampuan, pembiayaan, kesempatan dan

sebagainya.

Berikut ini adalah contoh RJM untuk RJP tahap I (kamu berusia 20-25

tahun).

Menguasai bahasa Arab dan Inggris secara baik.

Mulai menulis buku, target 15 judul buku.

IPK cumlaude.

Mendapatkan beasiswa untuk study S2 di bidang keperawatan.

Merintis dan memulai pembentutkan Ismakes Indonesia di kota

besar di pulau jawa.

Mengelola jaringan radio, koran dan majalah Ismakes Jabar.

Hapal Al-Quran 5 juz.

Dan seterusnya.

Selanjutnya, RJM kedua dan ketiga, kamu harus mengembangkan apa-apa

yang telah rintis di RJM pertama, sehingga target-target untuk RJP tahap I

berhasil kamu raih step by step. Mungkin rencana naik haji atau memiliki

tempat tinggal dan kendaraan, baru bisa kamu raih di RJM kedua. Tak

masalah! Yang penting kamu tahu, bagaimana cara merealisasikan rencana

tersebut.

Demikian juga, RJP tahap II dan III, sebaiknya juga bisa kamu breakdown

menjadi RJM-RJM pertama, kedua dan ketiga.

c. Rencana Jangka Pendek (RJPK)

Page 14: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Rencana jangka pendek atau RJPK, idealnya adalah 1 tahun. Untuk RJPK ini,

kamu bisa membuat draft program kerja yang meliputi jenis kegiatan,

terget, waktu pelaksanaan, biaya yang kamu butuhkan dan berbagai

keterangan lain. Semakin detail semakin baik. Kamu juga perlu membagi

antara aktivitas yang insidental dan aktivitas yang rutin.

Berikut ini adalah contoh draft RJPK A untuk RJM pertama, RJP tahap I

(tahun ke 20 kamu).

No Kegiatan Target Pelaksanaan Biaya (Rp) Metode

/Sarana

1.

Kursus

broadcasti

ng

menjadi

penyiar radio,

Public

speaker

Desember-

februari 2.500.000

Masuk

sekolah

broadca

sting

2. Kursus

Ielts/Toefl

Mendapatka

n skor

5,5/580

Maret 2.000.000

Lembag

a bahasa

yang

disayai

3. les bahasa

Arab

Memahami

bacaan Al-

Quran

Januari-

Desember 600.000

Mengiku

ti kursus

bahasa

Arab

Dan seterusnya....

Untuk lebih efektif, kamu bisa membuat program bulanan, mingguan dan

harian. Misal, setiap akhir pekan (hari sabtu), kamu akan merancang

kembali program untuk satu pekan ke depan yang kemudian dibreakdown

pada program harian yang dijadwal pada setiap malam. Tentu, seorang

muslim yang baik saat malam hari, setelah mengevaluasi diri, akan

merancang apa yang harus ia lsayakan esok harinya. Untuk bekal kampung

akhirat.

Page 15: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

“Hidup yang tak difikirkan, tak layak dijalani.” -Plato

2. Melakukan pengaturan terhadap urusan-urusan tersebut (Organizing)

Meskipun orang bijak mengatakan bahwa dengan merencanakan kita berarti

telah melsayakan separuh yang kita inginkan, tetap saja pengaturan itu perlu.

Dalam pengaturan ini, kita perlu menghitung biaya apa saja yang diperlukan, apa

saja yang diprioritaskan, mana saja aktivitas yang bisa disatukan, dan sebagainya.

Pengaturan akan membuat kita mampu melsayakan sesuatu dengan efisien.

Misalnya, sekali jalan menuju kampus, kita sekaligus kuliah, mengembalikan buku

ke perpustakaan, diskusi dengan dosen, diskusi kelompok dengan teman kuliah,

dan rapat organisasi.

3. Mengaktualisasikan apa yang telah direncanakan (Actuiting)

Banyak rencana-rencana dahsyat, pengaturan-pengaturan hebat, namun jika

tidak ada pelaksanaan, sama saja dengan omong besar. Para pakar manajemen

mengatakan, thing big, start small, act now! Act now, kalimat tersebutlah yang

sesungguhnya menjadi inti dari keberlangsungan suatu hal. Ia ibarat api yang

membakar sumbu petasan. Sehebat apapun petasan, tak akan pernah ada

ledakan, jika tak pernah disulut api.

4. Mengontrol semua urusan-urusan tersebut (Controlling)

Pengontrolan program adalah aktivitas vital yang pada prakteknya justru jarang

diperhatikan. Kita sering melihat berbagai macam selebrasi kegiatan organisasi,

misal acara musyawarah besar, pelantikan dan launching program ini itu... yang

ketika dilsayakan, seluruh pengurus tampak sangat bersemangat dan optimis.

Akan tetapi, baru berusia sebulan, program tersebut ternyata melamban dan

akhirnya terbengkalai.

Begitupun pada individu, ada seseorang yang tiba-tiba melejit dengan

prestasinya yang luar biasa, namun hanya hitungan bulan, namanya mendadak

tenggelam. Memang, meraih itu lebih gampang daripada mempertahankan.

Dengan adanya evaluasi yang berkelanjutan, maka rencana kita akan berjalan

dengan kontinyu.

Konsep kaizen, adalah sistem kontrol pada program yang dibuat oleh orang-

orang jepang. Begitu ada rencana, mereka atur, mereka aktualisasikan, mereka

kontrol dengan ketat. Evaluasi berlangsung terus menerus. Kesinambungan

tekhnologi mereka pun menjadi bukti kerjasama lintas generasi yang dahsyat.

#River of life

Sejauh ini, apakah hidupmu sudah sesuai dengan apa yang kamu inginkan? Ataukah

kamu masih menikmati proses panjang yang entah dimana ujungnya. Atau mungkin

saat ini kamu tengah menikmati setiap hasil dari pencapaian mimpi-mimpimu. Bahkan

hingga saat ini kamu berada dalam kebuntuan? Mengikuti ritme kehidupan ala

kadarnya tak ada mimpi dan tak ada cita-cita.

Apa pun itu, menyusuri perjalanan hidup sejak dulu, sekarang dan nanti amatlah

penting. Hidup ini tidaklah panjang, sayang jika hanya diisi dengan aktivitas yang sia-sia.

Pada dasarnya manusia sudah dibekali amanah yang luhur lengkap dengan potensi-

potensi dalam diri sebagai modal yang luar biasa, jika kita merencanakan hidup dengan

Page 16: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

baik maka kebahagiaan dunia dan akhirat akan kita raih. Dalam praktiknya, tak ada

pribadi biasa-biasa saja di muka bumi ini, yang ada adalah pribadi yang gagal

menjadikan dirinya luar biasa.

"River of life", adalah sebuah metode narasi visual yang membantu orang-orang

menceritakan kisah-kisah masa lalu, sekarang dan masa depannya. Metode ini juga

sebagai alternatif bagi individu jika metode pertama di atas terasa ribet dan terlalu

rumit, metode ini bisa menjadi cara yang menyenangkan dalam mendeskripsikan masa

depan. Pengurus organisasi dapat menggunakannya untuk memahami dan

merenungkan masa lalu dan membayangkan proyek masa depan, dan dapat digunakan

untuk membangun sebuah pandangan bersama yang disusun berbeda dan mungkin

dalam perspektif yang berbeda.

River of Life lebih berfokus pada gambar dari pada teks, efektif jika digunakan dalam

group yang berbeda kebangsaan dan bahasa. Ketika digunakan dalam kelompok, river

of life adalah metode aktif, baik untuk melibatkan orang-orang dalam group.

Kapan metode ini bisa digunakan?; perkenalan, mengkaji suatu proyek, menyusun

rencana masa depan, dan merekonsiliasi persepsi yang berbeda dari proyek, situasi

atau masalah.

a. Membuat “river of life” pribadi

Jika kamu adalah seorang sanguinis, bisa jadi cara ini menyenangkan untuk dicoba.

Kamu cukup menyiapkan kertas dan alat tulis, dan mulailah menggambar.

Menggambar sungai secara horizontal, sepanjang aliran sungai itu mulailah dengan

menggambar masa lalu, kemudian masa sekarang, dan mimpi-mimpi di masa yang

akan datang. Selanjutnya, pajang di dinding kamarmu, sebagai pemantik

semangatmu dalam pencapaian mimpi-mimpimu.

b. Membuat “river of life” berkelompok

Kamu pun bisa menggunakannya secara berkelompok, mintalah kelompokmu

untuk mengatur adegan untuk latihan yang lebih besar. Misalnya, peserta

memasang 6 kertas flipchart di dinding untuk menciptakan area gambar dan

bersama-sama menciptakan lanskap yang siap untuk digambari sungai lengkap

dengan gambar masa lalu, masa sekarang dan masa depan.

Sebagai ilustrasi, membuat river of life untuk evaluasi program kerja organisasi,

undanglah setiap anggota kelompok atau pengurus untuk menggambar di atas

lanskap kertas secara bergiliran, menggambarkan kebersamaan dan pencapaian

visi bersama di masa lalu. Setelah semua anggota selesai menggambar, diskusikan

bersama fase ini, dan begitu seterusnya.

#Mastering your habits

Habits adalah segala sesuatu yang kita lsayakan secara otomatis, bahkan

melsayakannya tanpa berfikir. Habits adalah suatu aktivitas yang dilsayakan terus-

menerus sehingga menjadi bagian daripada seorang manusia. Dia adalah kebiasaan

kita.

Seorang pemain sepak bola profesional tampak begitu terampil saat menggiring bola,

tampak seperti ada perekat antara bola dengan sepatunya.

Page 17: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Bagi penggemar sepak bola itu hal yang istimewa dan berharap bisa memiliki keahlian

yang sama meski setengahnya, namun bagi pemain sepakbola profesional itu hal yang

biasa.

Biasa yang dimaksud adalah ‘hasil pembiasaan’ dari latihan yang berulang-ulang kali

dilsayakan, dengan kata lain mereka melsayakan hal-hal yang luar biasa berulang kali

sehingga hal yang luar biasa bagi kita adalah biasa bagi mereka.

Habits ibarat autopilot pada diri manusia yang menentukan bagaimana dia merespons

terhadap satu kondisi tertentu, atau pembiasaan respons terhadap kondisi tertentu.

Dalam satu penelitian disampaikan bahwa dari 11.000 sinyal yang diterima otak

manusia, hanya 40 yang diproses secara sadar, sedangkan sisanya diproses secara

otomatis. Hasil penelitian lain juga menyampaikan setidaknya 95% daripada respons

manusia terhadap satu kondisi tertentu terjadi secara otomatis.

Artinya, respons kita terhadap satu kondisi tertentu, baik respons itu berupa pemikiran,

perasaan ataupun perbuatan, sesungguhnya berasal dari kebiasaan atau habits yang

secara otomatis terjadi pada diri kita.

Kita menilai orang lain sebagai pemalas apabila kita menemukan dia bangun terlambat

setiap hari, datang telat sepanjang waktu dan seringkali tidak menyelesaikan tugas-

tugasnya dengan baik dan benar.

Sebaliknya, kita menilai orang lain dapat diandalkan apabila dia selalu ada kapanpun

kita butuhkan dan dia selalu menyelesaikan tugas yang diberikan tepat pada waktunya

dengan kualitas yang bagus.

Kita menilai seseorang berdasarkan kebiasaannya, habitsnya. Habits adalah penentu

nilai pribadi kita. Habits ialah pembentuk kepribadian kita di mata orang lain, yang

membuat kita berharga di hadapan yang lain.

Sederhananya, habits yang menentukan berhasil-tidaknya diri kita dalam hidup ini.

sayangnya, secara alami, biasanya yang muncul adalah habits yang buruk, bukan yang

baik. Namun, sungguh menyenangkan tentunya, jika kita bisa memanipulasi habits ini

untuk tujuan kita. Bukan malah membiarkannya mengendalikan hidup kita.

Perhatikan bagan yang menerangkan proses terbentuknya habits pada manusia.

Pemikiran adalah pangkal dari kepribadian, karena pemikiranlah yang akan

menentukan keyakinan, kecenderungan, tujuan hidup, cara hidup, pandangan hidup,

sampai aktivitas seorang manusia. Saat pemikiran mendasar satu orang dengan yang

lain berbeda, maka berbeda pula tujuan yang dia tetapkan, karena keyakinan

membentuk perbuatan. Perbuatan menentukan habits dan mencerminkan kepribadian.

Walaupun pada manusia habits yang dipilihnya dipengaruhi oleh cara berpikir. Namun,

dalam proses pembentukannya, peran akal tidaklah terlalu dominan. Faktor yang

menentukan apakah kita akan memiliki habits hanya 2 hal, yaitu practice (latihan) dan

repetition (pengulangan), yang tentu saja dilsayakan dalam rentang waktu tertentu.

Practice atau latihan berfungsi untuk menentukan apakah aktivitas yang akan

dilsayakan sudah benar atau belum, tepat sasaran atau tidak. Sedangkan repetition

Person alities Thoughts Purposes Actions Habits

Page 18: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

atau pengulangan akan menyempurnakannya. Practice adalah efektivitas dan repetition

adalah efisiensi.

Sebagian ilmuan dan peneliti berpendapat bahwa manusia memerlukan waktu 21 hari

untuk melatih satu habits yang baru, sebagian lagi berpendapat 28-30 hari, bahkan ada

yang berpendapat 40 hari.

Walaupun habits akan semakin sollid seiring dengan waktu, namun bisa kita ambil

bahwa 30 hari atau 1 bulan adalah batas minimal habits dibentuk. Setidaknya ini

menjadi sebuah batasan bagi kita memulai membentuk habits.

Kabar baiknya adalah, untuk membentuk suatu habits, kita tidak perlu merasa ‘perlu

berubah’ ataupun ‘memiliki motivasi’ karena dalam banyak kasus habits bisa terbentuk

walaupun seseorang tidak memiliki motivasi sama sekali.

Habits bisa terbentuk baik ketika kita rela dengan repitisi aktivitas itu ataukah kita

terpaksa melaksanakannya. Rela ataupun terpaksa, habits akan tetap terbentuk,

walaupun habits yang dibentuk atas dasar kerelaan tetap akan lebih berkualitas

dibandingkan dengan habits yang terbentuk karena paksaan.

Bila digambarkan dengan bagan, proses membentuk habits sejatinya adalah melatih

dengan sengaja aktivitas yang awalnya kita lsayakan dengan sadar, menjadi bisa kita

lsayakan secara tidak sadar (otomatis).

Ketika dewasa, dan mengetahui pentingnya keahlian mengendarai mobil maka kita

akan mempelajarinya, setelah cukup mempelajari, kita pun bisa mengemudikan mobil.

Namun, semuanya masih dilsayakan dengan berpikir. Jalan; tekan kopling, oper

perseneling, injak gas perlahan sambil lepas kopling. Berhenti; matikan gas, tekan

kopling, oper perseneling netral, rem. Kemudian berulang kali proses ini dilsayakan,

sampai menjadi gerak refleks yang otomatis. Berjalan dan berhenti tanpa dia berpikir

prosesnya.

Habits adalah membiasakan yang pada awalnya dilakukan secara sadar menjadi

melakukan secara tidak sadar otomatisasi keahlian kita

Latih Ulang

Habits

Habits

Beginner

Learn Repetition incompetence

competence

con

siou

s

un

con

siou

s

Practice

Page 19: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Bila learn adalah proses mengetahui apa yang tidak kita ketahui, dan practice adalah

proses mempraktekkan apa yang kita ketahui dengan benar, maka repetition adalah

proses menjadikan aktivitas menjadi habits.

Baiklah, kita telah mengetahui bahwa habitslah yang bertanggung jawab atas sukses

atau tidaknya kita sebagai mahasiswa dan sebagai manusia. Habitslah yang

menentukan keahlian yang kita miliki dan yang tidak kita miliki. Habits adalah nilai diri

kita.

Tentu saja seorang mahasiswa tidak akan merasa puas dengan hanya membentuk

habits. Namun ia harus dikembangkan menjadi expertise (keahlian spesialis).

Expert berarti ahli, artinya ia benar-benar menguasai satu keahlian. Bukan hanya

sekedar menguasai suatu keahlian, seorang expert mampu memberikan manfaat tidak

hanya bagi dirinya namun juga bagi orang lain. Seorang expert menjadikan dirinya

sendiri sebagai role model, dan bisa menduplikasi keahlian yang sama pada orang lain,

berbagai keahlian.

Sedikit diantara manusia yang mampu membiasakan yang istimewa dan menjadikannya

habits. Namun, lebih sedikit lagi dari orang-orang yang mampu membentuk habits bisa

menjadikannya sebagai expertise.

Seorang expertise bukan hanya mampu membentuk dan mengendalikan habits. Dia

menguasai habits. Mastering Habits.

#Take Action

Terkadang, walaupun kita pandai menyusun rencana, namun kita lebih pandai lagi

untuk menundanya. Inilah habits buruk sebagian besar orang. Menunda. Padahal yang

penting dalam membentuk habits adalah action, amal nyata.

Sulitnya, seringkali kita justru tidak sadar, bahwa kita telah membentuk kebiasaan

menunda-menunda amal. Pernahkah kamu mendengar orang lain berucap, “Baiklah,

saya akan berhenti menunda, mulai besok”. Atau justru itu lahir dalam diri kamu

sendiri?

Bila ingin memulai berhenti menunda, berarti seharusnya kita laksanakan sekarang

juga. Dan kalau kita bersikeras menunda, maka ada satu penundaan yang baik, yaitu

menunda diri kamu melsayakan penundaan.

Seringkali kita menunda sesuatu karena memikirkan apa hasilnya nanti, lalu bersikap

pesimis. Menakutkan sesuatu yang belum tentu terjadi. Seringkali kita memikirkan

harga yang harus kita keluarkan untuk melsayakan sesuatu. Namun, jarang kita berfikir

tentang harga yang harus kita keluarkan ketika tidak melsayakannya.

Action adalah pertanda kesungguhan, ia pembeda antara orang munafik dan yang

beriman. Perhatikan ucapan Ibnu Qayyim

“Perbedaan antara Impian dan Khayalan adalah bahwa mengkhayal melibatkan

kemalasan, dimana seseorang tidak berusaha ataupun berjuang (untuk yang dia

inginkan). Impian, akan mengharuskan seseorang berjuang, usaha dan tawakal. Yang

pertama ibarat berharap tanah akan membajak dan menanam sendiri untuknya.

Sedang yang kedua benar-benar membajak, menanam dan berharap tanaman

tumbuh” (Madaarij As-Salikin)

Page 20: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Termotivasi saja tidak cukup, dan action setelah termotivasi itu lebih baik. Berbicara itu

murah, namun amal perbuatan itu tidak ternilai harganya. Semua orang mampu

mengemukakan ide, tapi tidak banyak yang mau take action.

#Menjadi seorang juara

a. Seorang juara harus mempunyai tujuan yang jelas

Florence Chadwick. Perempuan asal Amerika ini telah menetapkan tujuan yang

jelas untuk menjadi perempuan pertama yang berhasil menyebrangi Selat Catalina

dengan berenang. Setelah sempat menyebrangi selat Inggris, Florence sempat

melawan kabut dan hiu dalam menempuh jarak renang sejauh 35 km, namun

sayang kabut menghalanginya untuk menggapai pesisir Catalina. Dia pun gagal,

padahal saat itu dia sudah mencapai jarak 33 km.

Pada tahun selanjutnya, Florence kembali menetapkan tujuannya menyebrangi

Catalina. Dia menetapkan tujuan yang lebih jelas dengan sudah membayangkan

melihat pesisir pulau tujuannya. Kabut yang menghadangnya pun tidak dapat

membendung tujuannya. Dia berhasil.

b. Seorang juara harus berani membayar harga kenyamanan untuk sebuah kemajuan

Pak Asep Zaenal Mustofa, adalah salah satu pendiri Ismakes Jabar, pencetus

pergerakan mahasiswa kesehatan di Jawa Barat. 1986, tekadnya untuk

membangun bangsa di bidang kesehatan hingga kini tak pernah padam, dari

bangku kuliah hingga menjadi insan bhakti husada aksinya tak pernah surut.

Mungkin kamu bisa mengganggap ini sebuah keberuntungan, karena aksinya

didukung oleh statusnya sebagai pemangku kebijakan di dunia kesehatan. Tapi ini

bukanlah tentang keberuntungan, tapi kerja keras, aksinya dimulai sejak beliau

duduk di bangku kuliah. Menghimpun mahasiswa kesehatan, hingga membangun

pergerakan di bidang kesehatan.

Lalu apakah ia anak seorang konglomerat?, pejabat?. Tidak. Ia hanya seorang anak

yatim yang setiap pagi mengais rizki dengan berjualan minyak tanah menggunakan

gerobak keliling, siang hari kuliah, sore hari berorganisasi dan mengajar mengaji di

malam hari. Merelakan kenyamaan saat muda demi sebuah prestasi di masa

depan.

Juara itu bukan sebuah keberuntungan, tapi hasil kerja keras dan ketekunan dalam

pencapaian sebuah mimpi.

c. Selalu lakukan hal yang di luar biasanya untuk berhasil

Kisah vice President Citibank, Houtman Zinal Arif, juga menunjukkan karakter ini.

dia mengawali kariernya sebagai seorang office boy. Houtman selalu melsayakan

hal yang di luar biasanya dalam pekerjaannya, sehingga tugasnya yang hanya

mengurusi kebersihan dapat diseleseikan bahkan lebih dari itu.

Dia juga mengurusi fotokopi di tahun1960-an saat seorang office boy belum piawai

melsayakan tugas menggandakan data saat itu. Dia mau belajar usai menuntaskan

pekerjaannya. Alhasil, dia dipercaya untuk bertugas sebagai penanggung jawab

fotokopi kantor dan kembali melsayakan hal yang di luar biasanya. Usai

menuntaskan pekerjaannya, dia membantu proses administrasi, seperti

Page 21: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

mengerjakan proses stempel dan hal-hal administrasi lainnya, sehingga pada satu

kesempatan dia diangkat menjadi staf kantor hingga kemudian merintis karier

sampai puncak sebagai vice president bank kelas dunia ini.

d. Apa yang kamu fokuskan, itulah yang harus kamu dalami

Seorang juara akan fokus pada hal-hal yang membantu pencapaian impian mereka

dan bukannya pada hal-hal yang menghambat pencapaian impian tersebut. Pada

bagian ini, kita hanya perlu membuka diri untuk melihat kesempatan dengan lebih

dalam dan lebih positif.

e. Untuk memiliki kupu-kupu di halaman dan rumah kamu, ada dua cara yang bisa

dilsayakan. Pertama, dengan membawa jaring, tetapi sedikit yang akan terjaring

sementara cara kedua adalah dengan membuat taman bunga sehingga kupu-kupu

yang akan datang sendiri kepada kamu.

Seorang juara akan terus mengembangkan dirinya untuk memiliki cara dan kualitas

yang banyak dicari oleh berbagai kalangan sehingga kesuksesan yang justru akan

mendekatinya.

Jadi, kamu siap menjadi seorang juara?.

Bab Tempa Diri; Leadership

Pengalaman dan ilmu Saya belum cukup untuk menulis tentang kepemimpinan.

Hingga pada akhirnya, Saya memberanikan diri menulis pandangan dan pemaknaan Saya

tentang kepemimpinan. Saya ingin belajar bersama Anda mengenai kepemimpinan. Saya

pun bukan penulis handal mampu menyajikan tulisan yang "lezat" untuk dibaca, seringnya

masih mengutip ilmu-ilmu yang maunya disusun rapi. Tak terkecuali buku ini. Ini adalah

tulisan hasil belajar Saya dari kisah orang-orang hebat dan bergaul dengan orang-orang

hebat. Imam Syafi’I menasihatkan untuk mengunci ilmu dengan pena alias tulisan. Saya

mencoba memaknainya dengan menulis sesuai pandangan yang Saya fahami dan episode

hidup yang Saya jalani. Ada banyak buku yang masih harus Anda baca selain buku ini.

Semoga tulisan ini memberikan manfaat kepada Anda para pembaca sebagai penambah

saldo pahala Saya, aamiin.

#Introducing Leadership

Pernah enggak sih diantara kita memiliki pengalaman menjadi seorang pemimpin? Pasti

pernah. Misalnya jadi ketua kelas atau ketua OSIS di sekolah atau jadi ketua Hima, Bem dan

lainnya. Bagaimana perasaanmu saat pertama kali menjalaninya? Bagaimana

pengalamanmu ketika diminta berbicara di depan umum untuk menyampaikan visi dan misi

atau program kerja? Nervous? Atau bingung harus ngomong apa? Merasa blank saat

pertama kali memimpin sebuah kelompok atau organisasi. Saat menjadi ketua kelas dan

harus tampil di depan kelas, bahkan mungkin pernah ditertawakan saat tampil di depan.

Bila semua adegan itu belum pernah dialami, mungkin kamu pernah melihat seseorang

yang menjadi Ketua Osis atau Hima/BEM tampil di depan umum? Atau pernahkan kamu

Page 22: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

melihat film atau tayangan di televisi menayangkan seorang ketua kelompok/organisasi

berbicara di depan anggota kelompoknya? Saat melihat kemampuan interaksi dan gaya

orasi mereka, mungkin kita kagum? Dengan gesture khas seorang pemimpin karismatik nan

berwibawa, betapa hebatnya mereka berbicara hingga audiensnya terpukau. Mampukah

kita berlaku seperti itu, menjadi pemimpin yang tak hanya pandai berorasi atau berpidato

dengan memukau saja? Kita pasti bisa. Ya, kita pasti bisa.

A. Hakikat penciptaan manusia (from Hero to Hero)

Sebagai manusia kita sudah ditakdirkan terlahir menjadi Hero? sebagai muslim, Saya

memiliki referensi yang autentik dan patut diyakini kebenarannya, yakni Al Quran.

Allah Swt., berfirman dalam Q.S. Al Hijr ayat 28:

“Dan ingatlah, ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, “Sungguh, Saya akan

menciptakan seorang manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur

hitang yang diberi bentuk).”

Surat An-Nisa ayat 1:

”Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu

dari seorang diri, dan dari padanya[263] Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya

Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak...”

Ayat di atas menunjukan bahwa manusia pertama yang diciptakan adalah Nabi Adam AS

dan instrinya Siti Hawa AS dan berasal dari sari pati tanah. Nah lho… apakah tidak

bertentangan dengan ilmu biologi modern? Manusia kan berasal dari sperma kemudian

dikandung dalam rahim selama Sembilan bulan. Jika itu pernyataannya, maka Al Quran pun

menjawabnya dengan jelas dan lengkap dalam Surat Al Mu’minun ayat 12-14:

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)

dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang

kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu

Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu

tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang

(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.”

Jika ditarik kesimpulan dan kronologi penciptaan manusia maka jelaslah bahwa kita

merupakan ciptaan Allah Swt. Dan merupakan keturunan Nabi Adam a.s. sebagai manusia

yang pertama kali diciptakan (dari tanah) dan seterusnya hingga kita keturunan selanjutnya

(dari sperma). Manusia, bukanlah keturunan monyet, setuju??? Al Quran menjawab dengan

indah setiap detail pertanyaan kita, dari mana kita berasal dan bagaimana prosesnya?

Subhanallah. Tapi, seringkali kita lupa siapa kita dan dari mana berasal. Kita sering sombong

seakan kita tidak ada yang menciptakan.

Allah Swt. Berfirman dalam Al Quran Surat At-Tin ayat 4:

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”

Manusia telah diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya, bentuk yang sempurna.

Kita memiliki otak untuk berpikir, memiliki rasa cinta, rasa malu hingga kita merasa perlu

untuk berpakaian. Artinya memiliki emosional dan perasaan. Bentuk tegak, paras cantik dan

gagah tampan. Itulah kesempurnaan yang dikaruniakan Allah kepada kita, Alhamdulillah.

Page 23: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Bukan seperti kera yang telanjang, berjalan merangkak dan tidak memiliki perasaan

layaknya manusia.

Seperti sebuah handphone yang diciptakan oleh pabriknya. Pasti handphone dibuat

memenuhi tujuan tertentu diantaranya agar seseorang mudah berkomunikasi dengan

orang lain walaupun jaraknya jauh. Atau ibarat sebuah pena yang dibuat untuk

memudahkan kita mencatat ilmu yang disampaikan oleh para guru kita. Begitu pula halnya

Allah Swt. menciptakan manusia menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya

dan memiliki tujuan yang jelas.

Allah Swt. berfirman dalam Q.S. Al Mu’minun:115:

“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara

main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?”

Berdasarkan ayat di atas jelas bahwa manusia diciptakan bukan untuk main-main tetapi

dengan tujuan dan maksud yang jelas. Manusia diciptakan adalah untuk beribadah dan

hanya menyembah Allah Swt. Manusia diciptakan sebagai pemimpin (every man was born

as a leader), sebagaimana telah disinggung di bab sebelumnya.

Allah Swt., mengisyaratkan bahwa manusia diciptakan sebagai khalifah (pemimpin) dan

merupakan delegasi (pemegang mandat) Allah Swt untuk mengemban amanah menjadi

pemimpin dan melestarikan bumi ini. Perhatikanlah, betapa mulianya Allah Swt. menjadikan

manusia sebagai pemimpin di muka bumi ini. Walaupun golongan malaikat menyatakan

keraguannya atas kepemimpinan manusia, Allah telah menjaminnya dengan mengatakan

bahwa Allah lebih mengetahui daripada prasangka para malaikat. Artinya, manusia lahir

sudah dengan paket potensi menjadi pemimpin yang baik dan mampu menjaga amanah

melestarikan bumi ini. Lalu kenapa Kita masih suka menyakiti orang lain dengan perkataan

dan perbuataan Kita. Bahkan hingga menumpahkan darah saudara Kita sendiri? Sekali lagi,

manusia diciptakan dengan sifat kepemimpinannya yang sempurna. Maka, bersikap lebih

arif dan bijaksana. Ini adalah karunia Allah yang besar yang patut disyukuri, Alhamdulillah.

Hadist Abdullah bin Umar ra. bahwasannya Rasulullah Saw. bersabda: “Setiap kamu

adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.

Seorang amir (presiden, gubernur dll.) yang mengurusi keadaan rakyat adalah pemimpin. Ia

akan dimintai pertanggungjawaban tentang rakyatnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin

terhadap keluarganya di rumah. Seorang wanita adalah pemimpin atas rumah suaminya. Ia

akan diminta pertanggungjawaban tentang hal mereka itu. Seorang hamba adalah

pemimpin terhadap harta benda tuannya, ia akan diminta pertanggungjawaban tentang

harta tuannya. Ketahuilah, kamu semua adalah pemimpin dan semua akan diminta

pertanggungjawabannya” (HR. Bukhari-Muslim).

So, sudah siapkah Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) kita dihadapan Allah? Kalo belom,

maka kita sudah melakukan salah satu langkah yang tepat dengan membaca buku ini. Mari

Kita sama belajar mempersiapkan diri Kita menjadi pemimpin yang sesungguhnya dan

sukses dalam LPJ Kita dihadapan Allah yang disaksikan para malaikat-Nya.

B. Manusia yang seutuhnya (seimbang IQ, EQ dan SQ )

Otak dalam struktur sistem syaraf adalah sistem syaraf pusat, di samping syaraf tulang

belakang. Otak disebut struktur karena otak sendiri terbagi atas beberapa bagian.

Pembagian otak dalam area yang paling mudah adalah pembagian otak dalam empat lobus,

yaitu lobus frontal, occipital, parietal, dan temporal. Setiap lobus terdiri dari struktur-

Page 24: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

struktur yang masing-masing memiliki peran yang berbeda. Ketika suatu kapasitas dapat

dipahami sebagai suatu kemampuan untuk melakukan respon terhadap stimulasi, baik dari

dalam diri sendiri maupun dari lingkungan, maka setiap kapasitas memerlukan kemampuan

mengingat.

Kemampuan mengingat itu sendiri terkait pula dengan jenis penginderaan dan respon

yang dapat dilakukan. Kemampuan mengingat itu sendiri ketika dipetakan di otak ternyata

juga tersebar pada lobus yang berbeda. Stimulasi yang mayoritas bersifat visual akan

disimpan sebagai ingatan di struktur yang terdapat di lobus occipital (otak bagian belakang),

sementara yang auditif berada di struktur yang ada di lobus temporal (otak bagian samping).

Ingatan tentang penginderaan kulit akan di simpan di lobus parietal (otak bagian tengah).

Sementara itu, ada ingatan tentang kinestesi dan gerak di simpan di struktur yang berbeda,

yaitu cerebellum, atau otak kecil.

Otak tidak saja dibedakan atas lobus yang ada. Otak juga dibedakan atas belahannya,

yaitu otak kiri dan otak kanan, atau hemispherium kiri dan hemispherium kanan. Dalam

istilah fisiologi dikatakan ada proses lateralisasi yang dapat dipahami sebagai spesialisasi

peran di otak kiri atau kanan. Belahan kiri terfokus pada kemampuan yang sifatnya verbal,

atau menggunakan bahasa dalam operasinya. Termasuk di dalamnya adalah kemampuan

bahasa, matematika, logika verbal. Sementara itu belahan kanan merupakan pusat untuk

kemampuan yang menggunakan materi non-verbal. Itulah sebabnya, dikatakan kecerdasan

yang terstimulasi oleh pengetahuan, yang sebagian besar dalam bentuk pengetahuan

verbal, atau menggunakan bahasa sebagai medianya, adalah kecerdasan otak kiri.

Bacaan, kegiatan belajar yang menggunakan bahasa, adalah kegiatan yang merangsang

perkembangan otak kiri. Sementara itu, semua pengetahuan yang muncul dalam bentuk

keterampilan, apresiasi, rangsangan-rangsangan perseptual, semuanya membentuk

kecerdasan otak kanan. Termasuk di dalam urusan otak kanan adalah kemampuan

mengembangkan kepekaan dan ekspresi emosi.

Kapasitas otak kiri dan kanan inilah yang memungkinkan setiap orang memiliki potensi

yang bagus untuk berbagai bidang, sehingga penampilan seseorang dalam setiap bidang

atau manifestasi potensi merupakan perkara yang berbeda terkait dengan stimulasinya. Itu

pula sebabnya, jika kemudian dikenal multiple intelligence sebagaimana dikemukakan

Howard Gardner (dalam Lim, 2002), maka dasarnya adalah kapasitas otak yang berkembang

sejak dalam kandungan tersebut.

#Intelligence Quotient (Kecerdasan Intelektual)

Intelligence Quotient atau yang biasa disebut dengan IQ merupakan istilah dari

pengelompokan kecerdasan manusia yang pertama kali diperkenalkan oleh Alferd Binet, ahli

psikologi dari Perancis pada awal abad ke-20. Kemudian Lewis Ternman dari Universitas

Stanford berusaha membsayakan test IQ yang dikembangkan oleh Binet dengan

mengembangkan norma populasi, sehingga selanjutnya test IQ tersebut dikenal sebagai test

Stanford-Binet. Pada masanya kecerdasan intelektual (IQ) merupakan kecerdasan tunggal

dari setiap individu yang pada dasarnya hanya bertautan dengan aspek kognitif dari setiap

masing-masing individu tersebut.

Kecerdasan intelektual (IQ) diyakini menjadi sebuah ukuran standar kecerdasan

selama bertahun-tahun. Bahkan hingga hari ini pun masih banyak orangtua yang

Page 25: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

mengharapkan anak-anaknya pintar, terlahir dengan IQ (intelligence quotient) di atas level

normal (lebih dari 100). Syukur-syukur kalau bisa jadi anak superior dengan IQ di atas 130.

Harapan ini tentu sah saja. Dalam paradigma IQ dikenal kategori hampir atau genius kalau

seseorang punya IQ di atas 140. Albert Einstein adalah ilmuwan yang IQ-nya disebut-sebut

lebih dari 160.

Orang yang memiliki kecerdasan intelektual (IQ) yang cukup tinggi dapat dilihat

selain dari hasil tes, dapat terlihat juga bawa biasanya orang tersebut memiliki kemapuan

matematis, memiliki kemampuan membayangkan ruang, melihat sekeliling secara runtun

atau menyeluruh, dapat mencari hubungan antara suatu bentuk dengan bentuk lain,

memiliki kemapuan untuk mengenali, menyambung, dan merangkai katakata serta mencari

hubungan antara satu kata dengan kata yang lainya, dan juga memiliki memori yang cukup

bagus.

#Emotional Quotient (Kecerdasan Emosi)

EQ adalah istilah baru yang dipopulerkan oleh Daniel Goleman. Berdasarkan hasil

penelitian para neurolog dan psikolog, Goleman (1995) berkesimpulan bahwa setiap

manusia memiliki dua potensi pikiran, yaitu pikiran rasional dan pikiran emosional. Pikiran

rasional digerakkan oleh kemampuan intelektual atau yang popular dengan sebutan

“Intelligence Quotient” (IQ), sedangkan pikiran emosional digerakan oleh emosi.

EQ merupakan serangkaian kemampuan mengontrol dan menggunakan emosi, serta

mengendalikan diri, semangat, motivasi, empati, kecakapan sosial, kerja sama, dan

menyesuaikan diri dengan lingkungan. Dengan berkembangnya teknologi pencritaan otak

(brain-imaging), yaitu sebuah teknologi yang kini membantu para ilmuwan dalam

memetakan hati manusia, semakin memperkuat keyakinan kita bawa otak memiliki bagian

rasional dan emosional yang saling bergantung.

Seseorang dengan kecerdasan emosi (EQ) tinggi diantaranya memiliki hal-hal sebagai

berikut :

Sadar diri, pandai mengendalikan diri, dapat dipercaya, dapat beradaptasi dengan

baik dan memiliki jiwa kreatif,

Bisa berempati, mampu memahami perasaan orang lain, bisa mengendaikan konflik,

bisa bekerja sama dalam tim,

Mampu bergaul dan membangun sebuah persahabatan,

Dapat mempengaruhi orang lain,

Bersedia memikul tanggung jawab,

Berani bercita-cita,

Bermotivasi tinggi,

Selalu optimis,

Memiliki rasa ingin tahu yang besar, dan

Senang mengatur dan mengorganisasikan aktivitas

#Spiritual Quotient (Kecerdasan Spiritual)

Ketika seseorang dengan kemampuan EQ dan IQ-nya berhasil meraih prestasi dan

kesuksesan, seringkali orang tersebut disergap oleh perasaan “kosong” dan hampa dalam

celah batin kehidupanya. Setelah prestasi puncak telah dipijak, ketika semua pemuasan

kebedaan telah diraihnya, setelah uang hasil jeri payah berada dalam genggaman, ia tak

tahu lagi ke mana harus melangkah.

Page 26: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Untuk apa semua prestasi itu diraihnya? hingga hampir-hampir diperbudak oleh

uang serta waktu tanpa tahu dan mengerti di mana ia harus berpijak? Di sinilah kecerdasan

spiritual atau yang biasa disebut SQ muncul untuk melengkapi IQ dan EQ yang ada di diri

setiap orang. Danah Zohar dan Ian Marshall mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai

kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value, yaitu kecerdasan untuk

menempatkan perilsaya dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya,

kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna

dibandingkan dengan yang lain, (Ifa Hanifah Misbach, 2008).

Orang yang miliki kecerdasan spiritual yang tinggi tidak dapat dilihat dengan mudah

karena kembali ke pengertian SQ, yaitu kemampuan seseorang untuk memecahkan

persoalan makna dan nilai, untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks

makna yang lebih luas dan kaya, serta menilai bahwa jalan hidup yang kita pilih memiliki

makna yang lebih daripada yang lain, dari hal tersebut dapat dilihat bahwa kecerdasan

spiritual adalah kecakapan yang lebih bersifat pribadi, sehingga semua kembali kepada

individu itu sendiri dan kepada hubungannya dengan Sang Pencipta.

#Optimalisasi (seimbang) IQ, EQ, dan SQ

Seiring waktu berjalan, orang mengamati, dan pengalaman memperlihatkan, tidak

sedikit orang dengan IQ tinggi, yang sukses dalam studi, tetapi kurang berhasil dalam karier

dan pekerjaan. Dari realitas itu, lalu ada yang menyimpulkan, IQ penting untuk

mendapatkan pekerjaan, tetapi kemudian jadi kurang penting untuk menapak tangga karier.

Untuk menapak tangga karier, ada sejumlah unsur lain yang lebih berperan. Misalnya saja

seberapa jauh seseorang bisa bekerja dalam tim, seberapa bisa ia menenggang perbedaan,

dan seberapa luwes ia berkomunikasi dan menangkap bahasa tubuh orang lain. Unsur

tersebut memang tidak termasuk dalam tes kemampuan (attitude test) yang ia peroleh saat

mencari pekerjaan. Pertanyaan sekitar hal ini kemudian terjawab ketika Daniel Goleman

menerbitkan buku Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ (1995).

Hanifah Misbach (2008) mengemukakan upaya yang dapat kita lakukan untuk

mengoptimalisasikan IQ, EQ, dan SQ bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut: Selain

dengan asupan gizi yang cukup dan seimbang ke dalam tubuh, untuk mengoptimalisasikan

kecerdasan intelektual atau IQ dapat diupayakan dengan melatih 7 kemampuan primer dari

inteligensi umum, yaitu :

1. Pemahaman verbal,

2. Kefasihan menggunakan kata-kata,

3. Kemampuan bilangan,

4. Kemampuan ruang,

5. Kemampuan mengingat,

6. Kecepatan pengamatan,

7. Kemampuan penalaran.

Untuk mengoptimalisasikan kecerdasan emosi (EQ) seseorang dapat dilakukan dengan

mengasah kecerdasan emosi setiap individu yang meliputi :

Membiasakan diri menentukan perasaan dan tidak cepat-cepat menilai orang

lain/situasi

Membiasakan diri menggunakan rasa ketika mengambil keputusan

Melatih diri untuk menggambarkan kekhawatiran

Page 27: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Membiasakan untuk mengerti perasaan orang lain

Melatih diri menunjukan empati

Melatih bertanggung jawab terhadap perasaannya sendiri

Melatih diri untuk mengelola perasaan dengan baik

Menghadapi segala hal secara positif.

Sedangkan untuk mengoptimalisasikan atau memfungsikan kecerdasan spiritual dapat

dengan upaya sebagai berikut :

Menggunakan aspek spiritual dalam menghadapi dan memecahkan masalah yang

berkaitan dengan makna dan nilai

Dengan melalui pendidikan agama

Melatih diri untuk melihat sesuatu dengan mata hati.

Pakar EQ, Goleman berpendapat bahwa meningkatkan kualitas kecerdasan emosi

berbeda dengan IQ. IQ umumnya tidak berubah selama kita hidup. Sementara kemampuan

yang murni kognitif relative tidak berubah (IQ), maka kecakapan emosi dapat dipelajari

kapan saja. Tidak peduli orang itu peka atau tidak, pemalu, pemarah atau sulit bergaul

dengan orang lain sekalipun dengan motivasi dan usaha yang benar, kita dapat mempelajari

dan menguasai kecakapan emosi tersebut.

Tidak seperti IQ, kecerdasan emosi ini dapat meningkat dan terus ditingkatkan

sepanjang hidup. Kemudian sebuah pertanyaan muncul ke permukaan, mekanisme

pelatihan apa yang mampu memberikan suatu pelatihan kecerdasan emosi yang bisa

berjalan seumur hidup seperti yang diharapkan modern saat ini. Atau pelatihan jenis apa

yang bisa didapatkan pada lembaga training modern saat ini?

Karena umumnya sejumlah training yang dilakukan hanya memberi implikasi sesaat, dan

relative terbukti bahwa pelatihan sesingkat itu tidak banyak memberi arti dalam

pembentukan karakter. Yang dibutuhkan sekarang adalah pelatihan sepanjang waktu

(continuously improvement) yang mampu membentuk suatu karakter dengan tingkat

kecerdasan emosi yang tinggi (internalisasi).

Sebuah training di mana pesertanya mengikuti program pelatihan yang didasari oleh

kesadaran diri yang kuat, sesuai dengan suara hati. Insyaallah buku ini dan Ismakes

Leadership and Learning Center (ILLC) akan memberikan suatu metode pelatihan dan

pengasahan kecerdasan emosi dan spiritual yang bersifat independen dan bisa dilaksanakan

sepanjang waktu, sehingga menghasilkan peningkatan (I)ESQ secara berkesinambungan dan

berkelanjutan. Kecerdasan tingkat tinggi memadukan IQ, EQ, dan SQ. tidak hanya

mempertahankan kemampuan berfungsi, tetapi juga menjadikannya lebih hebat. Karena

kami mempunyai laboratoriumnya, Ismakes jabar.

Peran IQ (Intelektual Quotient) dulu begitu diagungkan, kini telah bergeser posisinya

siring dengan keberadaan EQ (Emotional Quotient) yang begitu menghebohkan. Dalam

dalam dunia kerja yang Saya alami, Saya banyak mendapat masukan bahwa keberadaan EQ

mutlak perlu selain IQ. Saya sedikit memberi contoh tentang pentingnya EQ selain IQ dalam

dunia kerja yang Saya geluti.

Pada tahun 2011 hingga tahun 2012, Saya pernah menjadi karyawan sebuah perusahaan

internasional di Jakarta. Waktu yang relative singkat tapi menurut Saya sarat akan makna

kehidupan sesungguhnya. Saya pernah ditugaskan ke Batam, Samarinda, Manado, dan

Medan. Selama itu Saya amati, bahwa tidak ada satupun mata kuliah yang mengajarkan

Page 28: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

tentang pentingnya suatu kecerdasan emosi yang bisa mengajarkan tentang arti integritas,

komitmen, visi dan kemandirian yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh para guru/dosen

atau mahasiswa itu sendiri. Ini menggambarkan, betapa masih rendahnya kesadaran dan

apresiasi tentang hal tersebut.

Pertengahan tahun 2012, Saya memutuskan untuk resign. Alhamdulillah, diterima di

salah satu rumah sakit pemerintah daerah yang bernuansa Islami. Saya bertemu dengan

orang-orang yang relative masih muda tetapi telah memiliki posisi yang menjanjikan di

rumah sakit tersebut. Saya banyak sharing dengan mereka di luar aktivitas pekerjaan saya

sebagai perawat. Kesan Saya adalah luar biasa. Saya belajar tentang Ihsan.

Ihsan adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti “kesempurnaan” atau “terbaik.”

Dalam istilah agama Islam, Ihsan berarti seseorang yang menyembah Allah seolah-olah ia

melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu membayangkan melihat-Nya, maka orang tersebut

membayangkan bahwa sesungguhnya Allah melihat perbuatan-Nya. Ihsan adalah lawan dari

isa’ah (berbuat kejelekan), yaitu seorang manusia mencurahkan kebaikan dan menahan diri

untuk tidak mengganggu orang lain. Mencurahkan kebaikan kepada hamba-hamba Allah

dengan harta, ilmu, kasih sayang dan tenagannya.

Pengalaman singkat di rumah sakit itu mungkin tidak semua orang bisa mengalaminya.

Saya bersyukur alhamdulillah, Allah telah mengaruniakannya kepada Saya. Saya mengingat

pelajaran dari pembicaraan Saya dengan seseorang bahwa kejujuran dalam bekerja itu

penting. Bagaimana jika seorang dokter tidak jujur memberikan jenis/dosis obat yang tidak

sesuai indikasi? Apa akibatnya bagi para pasien? Bukankah mereka datang kepada Kita

dengan penuh harap kesembuhan atas sakitnya mereka? Para pasien ini telah

mengorbankan waktu, tenaga dan harta mereka untuk ikhtiar mencari kesembuhan atas

sakit mereka. Sungguh keterlaluan jika ada dokter yang berperilaku seperti itu.

Bagaimana jika pasien tersebut adalah keluarga kita? Ibu yang yang sangat dicintai. Ibu

yang diharapkan panjang umurnya agar kita bisa berbakti lebih banyak. Contoh lain adalah

jika dokter sudah berlaku jujur, bagaimana jika perawat yang merawat para pasien ini tidak

berperilaku jujur? Obat yang disediakan untuk pasien yang seharusnya diberikan 3 x sehari

malah diberikan 2 x sehari? Kemudian obat tersebut dicuri untuk dijual agar mendapat

keuntungan. Na’udzubillah, (Saya memohon perlindungan dari Allah dari perilaku seperti

itu). Itulah satu pelajaran penting, yakni kejujuran dalam bekerja.

#Kisah pak hamid

Satu kisah lainya adalah ketika merawat seorang pasien. Sebut saja pak hamid

(samaran), yang datang dengan keluhan nyeri berkemih (kencing) dan demam tinggi. Bapak

ini telah dirawat kurang lebih satu minggu, sudah diperiksa laboratorium darah dan urine

(air kencing) serta rontgen dan BNO (foto untuk mengetahui apakah ada batu di saluran

kemih). Dari seluruh pemeriksaan tersebut dokter spesialis penyakit dalam belum bisa

menegakkan diagnosa karena hasil pemeriksaan menunjukan hasil yang mendekati nilai

normal. Pasien ini Nampak sudah hampir putus asa.

Satu minggu berlalu, pak hamid masih sering nyeri perut bagian bawah dan demam

tinggi. Suatu saat, insting Saya mendorong Saya untuk berkata kepadanya, “Pak, Saya Rafi

perawat yang merawat Bapak di ruangan ini. Saya ingin sekali membantu Bapak. Jika ada

masalah yang ingin Bapak katakan kepada Saya, Saya siap mendengarkan.” Waktu itu naluri

Saya mengatakan bahwa penyakit yang sedang dideritanya adalah buah dari perilakunya.

Page 29: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Waktu itu dokter juga mengindikasikan bahwa pak hamid terkena HIV hingga Tim Medis

memutuskan untuk memeriksakannya.

”Jika Bapak ingin ngobrol berdua saja, Bapak bisa minta istri Bapak untuk meninggalkan

Kita berdua sejenak”, bisik saya kepada pak hamid yang tengah terbaring lemah.

Benar saja keesokan harinya, pak hamid ini memanggil Saya ke ruang perawatannya

untuk menceritakan masalahnya.

“Pak Rafi, Saya ingin menceritakan sesuatu. Tapi, kalo bisa hanya kita berdua. Bisa

gak?” “Boleh pak, tapi mungkin siang bisanya karena pagi harus kerja dulu, gimana?” waktu

itu memang kebetulan Saya shift pagi.

Saya memahami betul bahwa nampaknya masalah pak hamid ini sifatnya pribadi. Siang

harinya, kami memulai pembicaraan setelah meminta istri pak hamid untuk meningalkan

Kami sejenak. Setelah beberapa lama, pak hamid masih belum memulai pembicaraan.

Bibirnya kelu, matanya menerawang kosong. Di saat suasana mulai hening, suara berat pak

hamid mulai terdengar.

“Saya seorang Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pertanian Provinsi, sering bepergian ke

daerah-daerah untuk mengisi pendidikan dan pelatihan di bidang pertanian. Saya juga sering

mengurus proyek pertanian, hingga para pengusaha yang ingin “lolos” tendernya sering

mengajak karaoke-an. Para pengusaha ini sering mengajak wanita-wanita untuk menemani

Saya”, lirihnya. Kata-katanya larut dalam isak tangis.

“Saya merasa sakit ini adalah terguran dari Allah, saya ingin bertaubat, saya ingin

bertaubat pak rafi....”

“Pak, bisa jadi sakit ini memang buah dari perbuatan Bapak selama ini. Yang pertama

yang harus Kita lakukan adalah taubat dengan mengucap istigfar sebanyak-banyaknya. Lalu

ikhlas menerima sakit ini dan tidak berputus asa. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah

Bapak harus meminta maaf kepada orang-orang yang pernah Bapak sakit terutama istri

Bapak, bisa?” Tanya Saya menenangkan.

Saat itu juga pak hamid memanggil istrinya dan kepada istrinya ia mengakui

perbuatannya sambil menangis dan memeluknya dengan erat. Dalam empati saya

merasakan rasa haru dari kejadian ini. Mereka berdua berjanji untuk menjadi keluarga yang

lebih baik dan saling memaafkan. Pak hamid akan belajar shalat dan ngaji, meski sudah

memasuki usia pensiun.

Singkat cerita, pak hamid kembali melakukan skrining test. Dokter mengatakan semua

hasilnya ternyata hanya mengarah pada infeksi saluran kemih biasa dan pak hamid Boleh

pulang setelah selesai perawatan. Subhanallah.

Pengalaman di atas mengajarkan Saya bahwa bekerja (hidup) ini tidak cukup hanya

mengandalkan IQ. Ternyata disamping IQ ada sisi emosi dan spiritual yang mampu membuat

perubahan lebih positif dan “dahsyat” terhadap sesuatu. Contohnya cerita di atas,

bayangkan jika waktu itu saya hanya bekerja mengandalkan IQ, Saya tidak akan pernah

mampu menyentuh sisi emosionalnya dan spiritualnya hingga dia mampu berubah lebih

positif secara horizontal kepada manusia dan vertikal kepada Tuhannya.

C. Being True Leader

“A true leader has the confidence to stand alone, the courage to make tough

decisions, and the compassion to listen to the needs others. He does not set out to be a

Page 30: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

leader, but becomes one by the equality of his actions and the integrity of his insent.” (-

Douglas MacArthur-)

#Tak Perlu Jabatan untuk Menjadi Pemimpin

Pemimpim sejati tidak hanya membuat segalanya menjadi lebih baik untuk dirinya,

tetapi juga untuk orang lain. Entah menghasilkan imbalan finansial dan pengakuan sosial

atau tidak. Hanya sedikit pemimpin yang meraih kehebatan sekaligus dikenang. Kita dapat

membaca tentang mereka dalam buku-buku sejarah. Tetapi, sebagian besar orang yang Saya

anggap sebagai pemimpin adalah orang-orang tanpa jabatan. Mereka meraih kehebatan

dengan bekerja secara sederhana dalam organisasi dan lingkungan mereka, dalam

kehidupan mereka sendiri, dan dalam membantu orang-orang di sekeliling mereka.

Kita tak perlu jabatan untuk jadi pemimpin dalam kehidupan ini. Dan kenyataan

sederhana memilki jabatan tidak akan menjadikan kita pemimpin. Setiap orang memiliki

kesempatan untuk memimpin, setiap hari. Hal ini tidak tergantung pada posisi (jabatan) kita

atau berapa lama kita menjalani pekerjaan, atau bekerja untuk menggerakan ekonomi

keluarga, organisasi kampus, perusahaan, politik. Siapa saja di tingkatan apa saja bisa belajar

menjadi pemimpin dan membantu membentuk atau mempengaruhi dunia di sekelilingnya.

Pakar kepemimpinan John C. Maxwell mengambarkan kepemimpinan sebagi pengaruh

posistif. Itulah definisi kepemimpinan paling sederhana dan elegan yang Saya ketahui.

Bagaimana seorang pemimpin bertindak? Apa karakteristik kunci dari pemimpin dengan dan

tanpa jabatan? Ia adalah seseorang yang:

Percaya bahwa dirinya dapat membentuk hidup dan kariernya secara positif.

Memimpin lewat hubungannya dengan orang lain, sebagai lawan dari kendali yang

ia miliki atas orang lain.

Berkolaborasi, bukan mengendalikan.

Meyakinkan orang lain untuk berkontribusi , bukannya memerintah mereka.

Membuat orang lain mengikutinya karena rasa hormat dan komitmen, bukannya

rasa tsayat dan kepatuhan.

Mungkin selama ini kita tidak sadar betapa sebetulnya kita adalah pemimpin, mungkin

bagian dari kelompok besar orang yang mengalami “kurang jabatan”. Dengan kata lain,

jabatan saat ini tidak mencerminkan sesuatu yang ingin dicapai atau tidak sesuai dengan

harapan. Jika demikian, jangan biarkan kecilnya jabatan membuat kita rendah diri. Kita

adalah pemimpin. (Sebaliknya, kita semua tahu tentang “para pemimpin” yang memiliki

jabatan tinggi, tetapi sebenarnya bukanlah pemimpin.)

Mari pelajari teori kepemimpinan, berikut ini akan saya bahas dengan ilustrasi

sederhana.

D. Teori kepemimpinan

a. “Great Man Theory” (Bakat)

Ada yang berpendapat bahwa “pemimpin dilahirkan”(leaders are born). Teori ini baru

dicetuskan oleh Marquis dan Huston (1998), menekankan bahwa setiap orang adalah

pemimpin (pemimpin/kepemimpinan dibawa sejak lahir bukan didapatkan) dan mereka

mempunyai karakteristik tertentu yang membuat mereka lebih baik dari lain. Seseorang

hanya akan menjadi pemimpin yang efektif karena dia dilahirkan dengan bakat-bakat

Page 31: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

kepemimpinannya. Jauh 15 abad silam Islam telah melahirkan teori ini. Teori ini sesuai

dengan konsep Islam yang percaya bahwa Tuhan telah menciptakan manusia sudah satu

paket dengan “label” kepemimpinannya (Q.S. Al Baqarah:30).

Meskipun bakat sangat penting, bakat bukanlah segalanya. Bakat yang dibawa sejak

lahir masih harus dikembangkan melalui dua jalur utama, yaitu kesempatan memperoleh

pendidikan dan latihan guna perluasan cakrawala pandangan yang bersifat teorikal dan

pengalaman di “dunia kenyataan.”

b. The Behavioral Theory (Perilaku)

Teori perilaku lebih menekankan pada apa yang dilakukan dan bagaimana seorang

manajer menjalankan fungsinya. Perilaku sering dilihat sebagai suatu rentang dari sebuah

perilaku otoriter ke demokratis atau dari fokus suatu produksi ke fokus pegawai. Menurut

Vedatal (1994) teori perilaku ini dinamakan dengan gaya kepemimpinan seorang manajer

dalam suatu organisasi.

“Pemimpin dibentuk dan ditempa” (leaders are made). Pendapat ini mengemukakan

bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang dapat dibentuk dan ditempa. Caranya adalah

dengan memberikan kesempatan yang luas kepada yang bersangkutan untuk

menumbuhkan dan mengembangkan efektivitas kepemimpinannya melalui berbagai

kegiatan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan.

Efektivitas kepemimpinan dapat dipelajari, dengan pendidikan dan pelatihan yang

terarah dan intensif, berbagai hal yang menyangkut efektitivitas kepemimpinan, ciri-ciri

kepemimpinan, berbagai gaya kepemimpinan, fungsi-fungsi dan peran seorang pemimpin,

akan tiba saatnya orang yang bersangkutan akan menemukan “menemukan dirinya” dan

membentuk perilaku serta gaya kepemimpinan yang dipandangnya paling cocok dengan

persepsi dan kepribadiannya.

c. Situational Theory (Teori Situasional)

Berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ilmuan dan pengalaman banyak orang

sukses dalam menjalankan tugas-tugas kepemimpinan, memberikan keyakinan yang

semakin mendalam bahwa kemungkinan tentang kemungkinan keberhasilan seseorang

sebagai pemimpin ternyata jauh lebih rumit dari sekedar mengidentifikasi ciri-ciri

kepemimpinan tertentu. Juga tidak hanya menganalisis berbagai perilaku manajerial.

Keyakinan demikian telah mendorong para ilmuan untuk telah mencari parameter lain.

Salah satu parameter keberhasilan manajerial tersebut ditemukan dalam pandangan yang

menyatakan bahwa ciri-ciri kepemimpinan yang digabung dengn perilaku tertentu masih

harus disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasi yang

dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang.

Dengan kata lain ditemukanlah apa yang dewasa ini secara luas dikenal dengan teori

situasional. Dinyatakan dengan cara lain, kini semakin diyakini kebenaran teori yang

mengatakan bahwa pada kondisi A, gaya manajerial X-lah yang tepat; pada kondisi B gaya Y

lebih menjamin keberhasilan dan pada kondisi C gaya Z dipandang lebih tepat. Demikian

seterusnya, sangat mudah membayangkan bahwa disamping tepatnya pendekatan

pemahaman faktor-faktor yang mengakibatkan seseorang menjadi pemimpin yang efektif

karena ragamnya situasi organisasional yang dihadapi.

Saya ingin mengajak Anda pembaca, untuk tidak mendikotomi pandangan tentang asal-

usul kepemimpinan. Ada kebenaran ilmiah dalam setiap pandangan di atas. Karena itu

Page 32: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

paradigma ilmiah yang paling dapat dipertanggungjawabkan adalah terdapat di antara teori-

terori di atas. Dalam hal efektivitas kepemimpinan, paradigma yang lebih mendekati

kebenaran ilmiah (yang didukung pengalaman praktisi) mengatakan bahwa efektivitas

kepemimpinan seseorang dilandasi dengan modal bakat yang dibawa sejak lahir tetapi

ditumbuhkan dan dikembangkan melalui dua jalur, yaitu adanya kesempatan untuk

menduduki jabatan (peran) pimpinan dan tersedianya kesempatan yang cukup luas

menempuh pendidikan dan pelatihan kepemimpinan.

E. Tipologi (tipe) Kepemimpinan

“Kemenangan tersulit adalah mengalahkan diri sendiri.” (Aristoteles)

#Tipe Otokratik (otoriter)

Dilihat dari persepsinya, seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang

sangat egois. Egoismenya yang sangat besar akan mendorongnya memutarbalikan

kenyataan yang sebenarnya sehingga sesuai dengan apa yang secara subjektif

diinterpretasikannya sebagai kenyataan. Mislanya, dalam menginterpretasikan disiplin

bawahan dalam organisasi. Seorang pemimpin yang otokratik akan menerjemahkan disiplin

kerja yang tinggi yang ditunjukan oleh para bawahannya sebagai perwujudan kesetiaan para

bawahan itu kepadanya. Padahal sesungguhnya disiplin kerja itu didasarkan kepada

ketsayatan, bukan kesetiaan. Egonya yang sangat besar menumbuhkan dan

mengembangkan persepsinya bahwa tujuan organisasi identik dengan tujuan pribadinya

dan oleh karenanya organisasi diperlakukannya sebagai alat untuk mencapai tujuan pribadi

tersebut.

Gaya kepemimpinan otoriter memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Lippith and White):

Wewenang mutlak berada pada pimpinan.

Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan (top down).

Pengawasan terhadap perilaku, sikap, dan kegiatan para bawahan dilakukan secara

ketat.

Prakarsa harus selalu berasal dari pimpinan.

Tidak ada kesempatnan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan atau

pendapat.

Tugas-tugas diberikan secara instruktif.

Lebih banyak kritik daripada pujian.

Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman.

Kasar dalam bersikap.

Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pimpinan.

#Tipe Paternalistik

Tipe pemimpin yang paternalistic banyak terdapat di lingkungan masyarakat yang

masih bersifat tradisional, umumnya di masyarakat yang agraris. Popularitas pemimpin yang

paternalistic di lingkungan masyarakat yang demikian mungkin sekali disebabkan beberapa

faktor:

a. Kuatnya ikat primordial,

b. “ekstend family system”,

Page 33: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

c. Kehidupan masyarakat yang kominalistik,

d. Peran adat istiadat yang sangat kuat dalam kehidupan bermasyarakat,

e. Masih dimungkinkannya hubungan pribadi yang intim antara seorang

anggota masyarakat dengan anggota masyarakat lainnya.

Salah satu ciri utama dari masyarakat tradisional demikian ialah rasa hormat yang

tinggi yang ditujukan oleh para anggota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang

dituakan. Biasanya seorang pemimpin yang paternalistic mengutamakn kebersamaan. Nilai

demikian terungkap dalam kata-kata seperti “seluruh anggota organisasi adalah anggota

satu keluarga besar” dan pernyataan-pernyataan sejenis. Berdasarkan nilai kebersamaan itu,

dalam organisasi yang dipimpin oleh seorang yang paternalistic kepentingan bersama dan

perlakuan yang seragam terlihat menonjol. Artinya, pemimpin yang bersangkutan berusaha

memperlakukan semua orang seadil dan serata mungkin.

#Tipe Laissez faire (liberal)

Kepemimpinan gaya liberal atau laissez faire adalah kemampuan mempengaruhi

orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan dengan cara berbagai

kegiatan dan pelaksanaanya dilakukan lebih banyak diserahkan kepada bawahan. Seorang

pemimpin yang laissez faire umumnya memandang organisasi akan berjalan lancar dengan

sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang

mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai,

tugas apa yang harus dikerjakan oleh masing-masing anggota dan seorang pimpinan tidak

perlu terlalu sering melakukan intervensi dalam kehidupan organisasi. Singkatnya, seorang

pemimpin yang laissez faire cenderung memilih peranannya yang pasif dan membiarkan

organisasi berjalan menurut temponya sendiri tanpa banyak mencampuri bagaimana

organisasi harus dijalankan dan digerakkan.

Nilai-nilai yang dianut seorang pemimpin tipe laissez faire dalam menyelenggarakan

fungsi-fungsi kepemimpinannya biasanya bertolak dari filsafat hidup bahwa manusia pada

dasarnya memiliki rasa solidaritas dalam kehidupan bersama, mempunyai rasa tanggung

jawab yang besar terhadap tugas yang harus diembannya. Dengan sikap demikian, tidak ada

alasan kuat untuk memperlakukan para bawahan sebagai orang-orang yang tidak dewasa,

tidak bertanggung jawab, tidak setia dan sebagainya. Karena itu pandangan pemimpin yang

laissez faire, nilai yang tepat dalam hubungan atasan-bawahan adalah nilai yang didasarkan

kepada saling mempercai yang besar.

Pemimpin laissez faire dalam memimpin organisasi biasanya bersikap permisif,

dalam arti bahwa anggota organisasi boleh saja bertindak sesuai dengan keyakinan dan

bisikan hati nuraninya asal saja tujuan organisasi tetap tercapai. Kontribusinya dalam

menyusun struktur tugas para bawahan dapat dikatakan minimum. Kepentingan dan

kebutuhan para bawahan itu, mereka akan dengan sendirinya berperilaku positif dalam

kehidupan organisasinya.

Dengan sikap yang permisif, perilaku pemimpin yang laissez faire cenderung

mengarah kepada memperlakukan bawahan sebagai rekan kerja. Hanya saja kehadirannya

sebagai pimpinan diperlukan sebagai akibat dari adanya struktur dan hirarki organisasi.

Page 34: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Ciri-ciri gaya kepemimpinan laissez faire adalah sebagai berikut:

Pimpinan melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan.

Keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan.

Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahan.

Hampir tidak ada pengawasan terhadap perilsaya bawahan.

Prakarsa selalu berasal dari bawahan.

Hampir tidak ada pengarahan dari bawahan.

Peran pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok.

Kepentingan pribadi lebih penting daripada kepentingan kelompok.

Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh perorangan.

#Tipe Demokratik

Baik di kalangan ilmuwan maupun kalangan praktisi sepakat bahwa tipe pemimpin

yang paling ideal dan paling didambakan adalah tipe pemimpin yang demokratik. Memang

umum dakui bahwa pemimpin yang demokratik tidak selalu merupakan pemimpin yang

paling efektif dalam kehidupan organisasi. Karena, ada kalanya dalam bertindak dan

mengambil keputusan bisa terjadi keterlambatan sebagi konsekuensi keterlibatan para

bawahan dalam proses pengambilan keputusan tersebut. Tetapi, dengan berbagai

kelemahannya, pemimpin yang demokratik tetap dipandang sebagai pemimpin terbaik

karena kelebihan-kelebihannya mengalahkan kekurangn-kekurangannya.

Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku koordinantor

dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi sehingga bergerak sebagai

suatu totalitas. Pendekatan dalam menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinannya adalah

pendekatan yang holistik dan integralistik. Tidak kecil peranan yang dimainkan oleh nila-nilai

yang dianut oleh seorang pemimpin yang demokratik dalam peningkatan usahanya menjadi

pemimpin yang efektif.

Keseluruhan nilai-nilai yang dianut berangkat dari filsafat hidup yang menjunjung

tinggi harkat dan martabat manusia. Pemimpin yang demokratik memperlakukan manusia

dengan cara yang manusiawi. Satu rumus yang nampaknya sangat sederhana, akan tetapi

sesungguhnya merupakan sumber dari semua persepsi, sikap perilaku dan gaya

kepemimpinan seseorang. Nilai demikian tidak dimiliki oleh pemimpin yang otokratik. Juga

tidak selalu dimiliki oleh pemimpin yang paternalistik. Tidak pula oleh seorang pemimpin

tipe laissez faire.

Ciri-ciri kepemimpinan gaya demokratik adalah:

Wewenang pimpinan tidak mutlak

Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan.

Keputusan dibuat bersama anatara pimpinan dan bawahan.

Komunikasi berlangsung timbal balik.

Pengawasan dilakukan secara wajar.

Page 35: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Banyak kesempatan dari bawahan untuk menyampaikan saran dan pertimbangan.

Tugas-tugas kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan daripada

instruktif.

Pujian dan kritik seimbang.

Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak.

Terdapat suasana saling percaya, saling hormat menghormati, dan saling

menghargai.

Tanggung jawab keberhasilan organisasi ditanggung secara bersama-sama.

Perlu diperhatikan bahwa pendekatan yang manusiawi, cara bertindak yang

mendidik bukanlah kelemahan, melainkan sebagai salah satu sumber kekuatan pemimpin

yang demikian. Dikatakan sebagai salah satu sumber kekuatannya karena dengan sikap

demikian ia menjadi seorang pemimpin yang disegani dan dihormati, bukan pemimpin yang

ditakuti. Seorang pemimpin yang dihormati dan disegani dan bukan ditakuti karena

perilakunya dalam kehidupan organisasi. Perilakunya mendorong para bawahannya

menumbuhkan dan mengembangkan daya inovasi dan kreativitasnya. Dengan sungguh-

sungguh ia mendengarkan pendapat, saran dan bahkan kritik orang lain, terutama

bawahannya.

Jika terjadi kesalahan, pimpinan yang demokratik berada di samping bawahan yang

berbuat kesalahan itu bukan untuk menindak atau menghukumnya, melainkan

meluruskannya sedemikian rupa sehingga bawahan tersebut belajar dari kesalahannya itu

dan dengan demikian menjadi anggota organisasi yang lebih bertanggung jawab. Satu lagi

karakteristik penting seorang pemimpin yang demokratik yang sangat positif adalah dengan

cepat ia menunjukakan penghargaannya kepada para bawahan yang berprestasi.

F. Siap memimpin dan siap dipimpin

Kesiapan memimpin merupakan proses seumur hidup. Kita semua bisa belajar untuk

memimpin lebih baik. Tak ada di antara kita yang pernah sungguh-sungguh siap memimpin.

Kalau berkenaan dengan kepemimpinan, kita semua adalah WIP (works in progress). Yang

perlu kita lakukan adalah kesedian mengambil peran sebagai pemimpin. Artinya, bersikap

dan bertindak sebagai pemimpin dalam kehidupan sehari-hari, dengan atau tanpa jabatan

sekalipun.

Masing-masing kehidupan kita adalah laboratorium kepemimpinan. Kita tidak butuh

jabatan atau organisasi untuk memimpin karena hakikatnya masing-masing dari kita adalah

pemimpin (minimal bagi diri sendiri). Yang kita butuhkan tak lebih dari passion (gairah) dan

attitude (sikap) untuk membuat perbedaan positif dan kesadaran akan peluang memimpin

yang muncul setiap hari di tempat, di rumah, bersama teman dan sahabat, di dalam

lingkungan kita. Bila masing-masing dari kita memilih untuk memimpin pada saat yang tepat

dengan cara yang tepat, bayangkan seperti apa organisasi, perusahaan, lingkungan dan

dunia kita.

Tindakan dan sikap kita lebih penting daripada yang kita sadari. Orang yang bersikap

sebagai pemimpin mengerti bahwa segala yang mereka kerjakan dan tidak kerjakan adalah

berarti. Tugas pertama dari mereka yang siap memimpin adalah kesiapan untuk dipimpin.

Karena seseorang tidak akan pernah benar-benar menjadi pemimpin tanpa siap dipimpin

sebelumnya. Ketangguhan mental (EQ) dan spiritual (SQ) seperti ini adalah ciri-ciri orang

Page 36: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

yang bertindak sebagai pemimpin dalam kehidupan ini. Mereka tidak khawatir dengan

apapun jabatan mereka. Sebaliknya, mereka menerima dan menjalani apa yang mereka

hadapi dengan lapang dada dan berjiwa pemimpin.

G. Meneladani Kepemimpinan tokoh dunia

Bagi Anda pembaca, mungkin pernah mendengar seorang tokoh bernama Abraham

Lincoln. Ia lahir 12 Februari 1809 di Kentucky, AS. Ia adalah Presiden Amerika Serikat ke-16.

Ia dikenang sebagai tokoh pemimpin pemerintahan yang berhasil sepanjang sejarah

amerika. Ia juga berjasa telah menghapuskan perbudakan dan menyatukan Amerika Utara

dan Selatan sehingga menjadi Negara federasi bersatu.

Namun, tahukah Anda bahwa sebenarnya Ia adalah seorang yang gagap hingga ibunya

khawatir akan masa depannya ini. Kadang Ia dianggap sebagai “homo” oleh para

tetangganya karena tingkah dan cara berpakainya. Pernikahannya pun dengan Marry Todd

dianggap sebagai pernikahan yang tidak bahagia menurut para sejarawan. Namun, Ia

tumbuh menjadi pemuda yang menentang perbudakan. Ia meninggal karea dibunuh oleh

John Wilkes Booth saat menyaksikan pertunjukan teater. Sayang, walaupun ia dianggap

sebagai pemimpin pemerintahan yang berhasil, ia kurang berhasil dalam kehidupan

pernikahannya.

Satu tokoh pemimpin lainya adalah Walter Elias Disney yang lahir di Chicago pada

tanggal 5 Desember 1901. Selama ini kehidupan Walt Disney dianggap sebagai pedoman

yang dapat ikuti oleh semua orang kaya. Barang siapa ingin sukses, harus bekerja keras dan

pantang menyerah. Disney bersama dengan seorang temannya, Ube Iwerks mendirikan

agen seni periklanannya yang pertama. Pada tahun 1920 Watl Disney memutuskan berdiri

sendiri dan memasuki dunia animasi kartun. Walt Disney berhasil membangun kerajaan

bisnis diantaranya Disney Studios dan mampu bertahan hingga saat ini. Dia juga berhasil

membangun fantasmagorik Walt Disney-Disneyland, proyek yang dianggap gila-gilaan oleh

bankir-bankirnya.

Saat ini Disneyland telah berdiri di berbagai Negara. Walt Disney termasuk orang

terkaya di dunia. Ia telah berhasil mewujudkan impiannya dan para karyawannya.

Perusahaanya juga banyak mendapat penghargaan. Namun, sayangnya Walt Disney hanya

berhasil di bidang seni dan ekonomi saja.

Kita dapat belajar tentang zuhud dan kesederhanaan dari kehidupan Nabi Isa a.s. akan

tetapi, kita tidak dapat menemukan sosok ayah dan suami teladan dari kehidupannya

karena ia tidak menikah. Kita juga tidak dapat menemukan sosok pemimpin pemerintahan

dalam kehidupannya karena ia tidak pernah berkuasa.

Dari kehidupan Nabi Sulaiman a.s., kita dapat menemukan sosok pemimpin yang adil

dan orang kaya yang bersyukur. Akan tetapi , kita tidak dapat menemukan kepribadian

orang tertindas, lemah dan miskin dari kehidupannya.

So, Kita harus belajar kepemimpinan yang sukses secara universal dari siapa?

Pertanyaan itu yang berusaha Saya jawab melalui buku yang Anda baca saat ini. Maka,

bersyukurlah karena Anda telah mendapatkannya, Alhamdulillah.

#the Most Influential Persons in History

“Leadership is influence.” (John C. Maxwell)

Page 37: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Kepribadian yang tidak ada duanya adalah kepribadian Rasulullah Muhammad Saw. Saya

menyatakan demikian bukan hanya karena Saya seorang muslim, tetapi itulah kenyataanya.

Allah Swt. Berfirman dalam Q.S. Al Ajzab: 21.

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu…”

Michael Hart (1978) dalam bukunya yang bertajuk The 100: A Rangking of the Most

Influential Persons in History telah menempatkan Nabi Muhammad Saw sebagai tokoh

nomor 1 yang paling berpengaruh sepanjang sejarah, dan hanya menempatkan Nabi Isa as

(Yesus Kristus) di urutan ketiga.

Michael Hart menulis:

“Jatuhnya pilihan Saya kepada Muhammad (Saw.) dalam urutan pertama daftar

Seratus Tokoh yang berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan sementara pembaca

dan mungkin jadi tanda tanya sebagian yang lain. Tetapi Saya berpegang pada keyakinan

Saya, dialah Muhammad (Saw.) satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil

meraih sukses-sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agam maupun lingkup duniawi.”

Selanjutnya Ia menulis:

“Lebih jauh dari itu (berbeda dengan Isa) Muhammad *Saw.+ bukan semata

pemimpin agama tapi juga pemimpin duniawi, akan tetapi Nabi Isa [as.] tidak mendapat

kedudukan seperti itu. Pendek kata, keteladanan beliau dalam setiap hal

menggambarkan kepribadian beliau yang suci dalam corak yang semakin bertambah

terang.”

Demikian Michael Hart menulis secara objektif kedudukan Nabi Muhammad Saw

sebagai tokoh yang Berpengaruh Sepanjang Sejarah. Bagaimana tidak, Rasulullah Saw.

dilahirkan dalam kondisi yatim di padang pasir tandus di Makkah. Ia kehilangan ayahnya

sebelum dilahirkan dan kehilangan ibundanya pada awal-awal pertumbuhan. Ia tidak

memiliki saudara kandung, baik saudara laki-laki maupun saudara perempuan. Meski

demikian, beliau mampu memimpin berbagai kabilah yang saling bertikai yang memiliki

kebiasaan menggembala hewan ternak. Dalam waktu dua puluh tahun, ia mampu

menciptakan suatu bangsa yang memimpin bangsa-bangsa yang lain. Semua itu dapat diraih

dengan iman dan percaya pada Allah, perencanaan, pengorganisasian, pengorbanan serta

perjuangan dan keringat.

Orang-orang Barat mengenal pengembaraan, penelitian dan kerja keras setelah lahirnya

sejarah Rasulullah dan apa yang ia perbuat untuk kemanusiaan. Mereka mampu

menemukan benua Amerika dan mampu menyingkap jalan melalui Tanjung Harapan (Cape

Town, Afrika Selatan). Dari sejarah Rasulullah Saw., kita dapat belajar tentang nilai

kepemimpinan, kebebasan, keadilan, dan kesetaraaan.

Semua orang besar yang dikenal dalam sejarah memiliki pengaruh terbatas. Bahkan,

kebesaran mereka berkurang ketika Rasulullah datang dan mampu mengajarkan para

sahabat dan kaum muslim tentang keseimbangan aspek material dan spiritual.

Dalam diri Rasulullah Muhammad Saw. telah terkumpul semua status sosial

manusia. Beliau pernah hidup sebagai orang tertindas dan penguasa. Beliau pernah menjadi

panglima perang, pernah menang dan kalah. Beliau pernah berdiplomasi dan membuat

perjanjian. Maka, beliau adalah panutan yang terbaik dan teladan dalam segala kondisi.

Page 38: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Beliau pernah disakiti, tapi sabar. Beliau pernah menaklukan Makkah dengan rendah hati

dan keramahan. Beliau tidak pernah berpikir kemenangan untuk dirinya, tetapi kemenangan

untuk dakwahnya. Beliau pernah kelaparan hingga mengikatkan batu ke perutnya untuk

menahan rasa lapar itu.

#Pemimpin adil dan bijaksana

Contoh penampilan Rasulullah sehari-hari: Bila ada orang yang mengajaknya bicara,

ia mendengar dengan hati-hati sekali, tanpa menoleh kepada orang lain. Tidak hanya

mendengarkan kepada yang mengajaknya berbicara, bahkan ia memutarkan seluruh

tubuhnya. Bicara sedikit sekali, lebih banyak mendengarkan. Bila berbicara selalu

bersungguh-sungguh. Walaupun sungguh-sungguh, ia pun tidak melupakan ikut membuat

humor dan bercanda gurau, dan yang dikatakannya selalu sebenarnya. Kadang ia tertawa

sampai terlihat gerahamnya, (H.R. Tirmidzi).

Hampir terjadi perang saudara di Quraisy, ketika dua kelompok berselisih tentang

siapa yang mendapat kehormatan untuk meletakan batu “Hajar Aswad” di tempatnya.

Tatkala melihat mereka Muhammad, adalah orang pertama yang memasuki tempat itu,

mereka berseru: “Ini, Al Amin (orang yang dapat dipercaya); kami dapat menerima

keputusannya.” (Nabi Muhammad Saw diminta untuk membuat sebuah keputusan)” ia

berpikir sebentar, lalu berkata:”Kemarikan sehelai kain (sorban).” Setelah kain dibawakan,

dihamparkannya dan diambilnya batu itu, lalu diletakannya dengan tangannya sendiri,

kemudia berkata: ”Hendaknya setiap kabilah memegang ujung kainini.” Mereka (yang

berselisih) bersama-sama membawa kain tersebut ke tempat batu yang akan diletakan itu.

Lalu Muhammad mengeluarkan batu itu dan meletakannya di tempatnya. Dengan demikian

perselisihan itu berkahir dan bencana dapat dihindari.

Inilah contoh sifat pemimpin yang adil dan bijaksana. Pengikutnya akan merasa senang

untuk berada di dekatnya dan mereka akan mengikuti karena mereka merasakan perhatian,

kasih-sayang dan kejujuran Rasulullah.Dia mampu memupuk hubungan yang baik dengan

para sahabat dan lingkungannya.

#Jujur dan berintegritas

Nabi Muhammad Saw menghadapi tantangan yang sangat berat ketika pertama kali

harus meluruskan akhlak kaum Quraisy. Ia tahu benar, betapa kerasnya mereka itu. Dan

betapa kuatnya mereka berpegang kepada berhala yang disembah-sembah nenek

moyangnya itu. Di sinilah dibutuhkan suatu keberanian untuk mampu menegakkan

kebenaran dan meciptakan suatu perubahan. Keberanian ini pula yang membangun

kepercayaan dari pengikutnya kelak.

Nabi Muhammad dengan terang-terangan mencela berhala kaum Quraisy. Pemuka-

pemuka bangsawan kaum Quraisy dengan diketuai oleh Abu Sofyan bin Harb pergi menemui

Abu Thalib (Paman yang melindungi Nabi Muhammad Saw). “Abu Thalib” kata mereka,

“Kemenkananmu sudah memaki berhala-berhala kita, mencela agama kita, tidak

menghargai harapan-harapan kita. Sekarang kau harus menghentikannya, jika tidak maka

biarlah kami sendiri yang melsayakannya.” Kemudian Muhammad diminta datang (oleh Abu

Thalib) dan dicaritakannya maksud seruan Quraisy. Lalu Abu Thalib berkata, “Jagalah Saya,

begitu juga dirimu. Jangan dibebani dengan hal-hal yang tak dapat kupikul.” Sumber lain

mengatakan Utbah berkata kepada Muhammad.” Jiak Engkau menginginkan kekayaan, kami

Page 39: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

bersedia mengumpulkan semua harta kekayaan kami untukmu hingga engkau menjadi

orang terkaya di anatara kami. Jika Engkau mencari kemuliaan, kami akan mengangkatmu

sebagai pemimpin kami.” Dengan penuh kekuatan dan kemauan, ia menoleh kepada

pamannya seraya berkata:

“Paman, demi Allah, kalaupun mereka meletakan matahari di tangan kananku dan

meletakan bulan di tangan kiriku, dengan maksud supaya Saya meninggalkan tugas ini.

Sungguh tidak akan saya tinggalkan, biar nanti Allah yang membuktikan kemenangan itu: di

tanganku, atau saya binasa karenanya.”

Inilah contoh seorang pemimpin sejati, pemimpin yang jujur, dapat dipercaya. Ia

memegang teguh prinsip (integritas), tidak tergoda oleh rayuan harta atau kedudukan. Dan

prinsip inilah yang menciptakan kepercayaan dan pengaruh yang luar biasa dari pengikutnya

kelak. Muhammad bukanlah laki-laki yang memimpin didorong oleh ambisi harta,

kedudukan atau kerajaan melainkan orang yang ingin menunjukkan kebenaran, mengajak

orang kepada kebaikan.

#Sikap Terbuka dan kemampuan memotivasi

Pada peristiwa Perang Badar yang terjadi pada 17 Maret 624 Masehi atau

17 Ramadan tahun ke-2 Hijriah. Pasukan kecil kaum Muslim yang berjumlah 313 orang

bertempur menghadapi pasukan Quraisy dari Mekkah yang berjumlah 1.000 orang.

Pertempuran Badar adalah pertempuran skala besar pertama yang terjadi antara kedua

kekuatan itu. Berita tentang jumlah pasukan kaum Quraisy itu terdengar juga oleh

Rasulullah saw, dan menimbulkan suasana genting di pihak kaum Muslim. Tentara kaum

Quraisy jumlahnya tiga kali lipat lebih banyak dari pasukan kaum muslimin. Dalam keadaan

yang mendesak seperti ini Rasulullah saw segera mengumpulkan para Sahabat Muhajirin

dan mengadakan musyawarah untuk mencari solusi terbaik. Ternyata dari diskusi tersebut

para Sahabat yang berjumlah sedikit itu, menunjukkan semangatnya untuk berjihad, lebih-

lebih perang sudah diisyaratkan oleh Allah swt, melalui sabda Rasul-Nya.

Ketika kaum Muslimin sedang berdiskusi, kaum Quraisy di bawah pimpinan Abu

Jahal mulai merapat ke lembah Badar, menuju kaum Muslimin yang sedang berdiskusi.

Lembah ini memang sejak lama diincar oleh Abu Jahal untuk dikuasai. Ketika mereka sampai

di sisi lembah, Rasulullah Saw tampak gagah memimpin pasukan Muslim yang siap tempur

di sisi yang berseberangan. Posisi mereka nyaris berhadap-hadapan di dekat mata air Badar.

Ketika itu salah seorang Sahabat, Al-Habab bin Mundzir,bertanya kepada Rasulullah: “Ya

Rasulallah, apakah dalam memilih tempat ini, Anda menerima wahyu dari Allah swt yang

tidak bisa diubah lagi? ataukah berdasarkan taktik perang?”.

Rasulullah menjawab: “Tempat ini saya pilih berdasarkan pendapatku dan taktik

peperangan”.

Setelah mendengar jawaban Rasulullah saw, Al-Habab mengusulkan

pendapatnya, “Ya Rasulullah! jika demikian, ini bukan tempat yang tepat, ajaklah pasukan

ke tempat air yang dekat dengan musuh, kita membuat kubu pertahanan di sana dan

menggali sumur-sumur di belakangnya, kita membuka kubangan di sana dan kita isi air

hingga penuh. Dengan demikian kita akan berperang dalam keadaan persediaan air minum

yang cukup, sedangkan musuh tidak akan memperoleh air minum.”

Page 40: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Rasulullah saw menjawab, “Pendapatmu cukup baik”. Dengan keputusan itu, lalu

Rasulullah saw memberi aba-aba kepada kaum Muslimin untuk segera pindah ke tempat

yang telah diusulkan oleh Habab bin Mundzir.

Tentara Quraisy mulai bergerak maju. Dilihat dari sebrang bukit pasir yang

bergelombang itu, pasukan Mekkah tampak jauh lebih kecil dari jumlah sebenarnya. Tetapi,

Nabi betul-betul tahu jumlah mereka dan perbedaan besar antara ke dua pasukan yang akan

bertempur itu. Beliau kini kembali ke tempat pemberhentian bersama Abu Bakar dan

memohon pertolongan kepada Allah seperti yang telah Dia janjikan.

“(ingatlah) ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu di

perkenankanNya bagimu, sesungguhnya Saya akan mendatangkan bala bantuan kepada

kamu dengan seribu Malaikat yang datang berturut-turut,” (QS. al-Anfal:9).

Suatu keadaan tak sadar menimpa Nabi. Ketika terbangun, beliau berkata:

“Bergembiralah, Abu Bakar! Pertolongan Allah pasti datang kepada kita. Jibril telah hadir,

tangannya memegang tali kendali kuda yang ia tunggangi, ia turut berperang bersama

kita.”

Nabi kini memeriksa seluruh pasukannya. Beliau lewat di depan semua pengikutnya,

memberikan semangat dan meluruskan barisan, mengobarkan semangat jihad. Menepis

rasa khawatir pasukan muslim yang jumlahnya lebih sedikit daripada pasukan Mekkah.

Rasulullah mampu menghadirkan motivasi kuat diantara pasukan muslim. Beberapa saat

kemudian semua tentara membeludak ke medan laga, pertarungan antara kubu Muslimin

dengan kubu Quraisy mulai berkecamuk, pertarungan pun berlangsung sengit. Janji Allah

swt, seperti yang diinginkan oleh Abu Bakar kepada Rasulullah saw, benar-benar terjadi.

Dengan pasukan kecilnya serta peralatan perang seadanya mampu mengalahkan kaum

Quraisy yang jumlahnya tiga kali lipat yang dilengkapi dengan peralatan perang. Hal ini di

luar nalar pikiran sehat, bagaimana mungkin pasukan kecil ini bisa menang dalam Perang

Badar tanpa kehendak Allah swt.

Sebagaimana firman-Nya:

“Sungguh Allah telah menolong kamu dalam perangan Badar, padahal kamu adalah (ketika

itu) orang-orang yang lemah, karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu menjadi

orang yang bersukur. (ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang mukmin, Apakah

tidak cukup bagimu Allah swt membantumu dengan tiga ribu Malaikat yang diturunkan

(dari langit)? Ya, (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap siaga, dan mereka datang

menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah swt menolong kamu dengan lima

ribu Malaikat yang memakai tanda, dan kemenangan itu hanyalah dari Allah swt yang

Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”. (Ali Imron: 123-126).

Setelah terjadinya pertempuran, pasukan Muslim berhasil menawan beberapa

orang Quraisy Mekkah. Perbedaan pendapat segera terjadi di antara pasukan Muslim

mengenai nasib bagi para tawanan tersebut. Kekhawatiran awal ialah pasukan Mekkah akan

menyerbu kembali dan kaum Muslim tidak memiliki orang-orang untuk menjaga para

tawanan. Sa'ad dan Umar berpendapat agar tawanan dibunuh, sedangkan Abu Bakar

mengusulkan pengampunan. Muhammad akhirnya menyetujui usulan Abu Bakar, dan

sebagian besar tawanan dibiarkan hidup, sebagian karena alasan hubungan kekerabatan

(salah seorang adalah menantu Muhammad), keinginan untuk menerima tebusan, atau

Page 41: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

dengan harapan bahwa suatu saat mereka akan masuk Islam (dan memang kemudian

sebagian melakukannya).

Bab Raih Cita; Public Speaking

Pada zaman modern ini banyak diantara laki-laki dan perempuan yang menyebarkan

ide nya melalui public speaking. Di Amerika serikat misalnya Franklin Roosevelt, Martin

Luther King, Barack Obama. Di Inggris Margaret Thatcher, di Afrika Selatan Neslon Mandela,

di Burma Aung San Suu Kyi, dan tentunya di negeri kita tercinta ini Indonesia kita punya

tokoh besar yang hebat yaitu Bapak Soekarno, Bapak motivator yang saat ini terkenal Mario

Teguh.

Kalau melihat dari daftar nama diatas, tentulah kita akan bilang “Iya lah, orang

mereka presiden, orang penting, orang hebat”, kita bisa enggak ya? Kita juga bisa loh namun

ada syaratnya, pertama adanya keinginan untuk belajar. Untuk menjadi public speaker

handal itu bukan karena pernah berbicara di depan sekali dan langsung mahir, tapi butuh

proses praktek dan pengulangan yang panjang sehingga menjadi habits. Kemudian menjadi

keahlian.

1. Apa itu public speaking?

Ngomong-ngomong public speaking, apakah teman-teman tahu apa sih public speaking

itu? Dalam kamus bahasa Inggris kata “Public” artinya orang banyak, masyarakat umum

dan “Speaking” artinya berbicara. Jadi public speaking itu berbicara di depan orang

banyak atau masyarakat umum.

Istilah bahasa Indonesia yang paling sering digunakan untuk mengartikan public

speaking adalah “berbicara di depan umum”, “berbicara di depan publik”, atau

“pembicaraan publik”. Sering pula public speaking disebut “pidato” atau “ngomong di

depan orang banyak”.

Page 42: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Public speaking ini tentunya tidak terlepas dari ilmu komunikasi, karena merupakan

sebuah rumpun keluarga Ilmu Komunikasi (Retorika) termasuk didalamnya berdiskusi,

berdebat, pidato, memimpin rapat, moderator, MC dan presenter serta kemampuan

seseorang untuk dapat berbicara di depan publik.

Komunikasi dapat berlangsung ketika adanya komponen komunikasi di dalamnya yaitu

pengirim, pesan, media dan penerima. Berbicara tentang komunikasi saya jadi teringat

sesuatu, biasanya orang yang suka banyak bicara ia akan berani berbicara di depan

umum, tapi tidak semuanya seperti itu, karena public speaking ini bukan hanya asal

bicara tapi juga ada etika, trik dan tekniknya.

Jangan heran jika kamu menemukan orang yang tidak banyak bicara namun mahir

berpidato, dengan orang yang banyak bicara namun tak mahir berpidato. Itu pernah

saya alami, seorang teman dari satu sekolah saat saya masih di bangku kuliah mampu

menjuarai lomba pidato tingkat kabupaten, padahal ia adalah murid yang dalam

kesehariannya tak banyak bicara.

Jika demikian, kemampuan berbicara tidak dapat diukur hanya dari cara ia

berkomunikasi sehari-hari, kemampuan public speaking bukan hanya milik orang yang

sering berbicara di depan umum saja, tapi bagi mereka atau kamu yang memiliki

keinginan untuk dapat melsayakan public speaking.

Siapapun pasti pernah mengalami pengalaman berbicara di depan orang banyak, jadi

MC, moderator atau penyiar radio bahkan dalam hal yang paling kecil sekalipun

misalnya presentasi tugas kuliah di kelas dengan disaksikan puluhan mahasiswa lain.

#Kekuatan public speaking

Dapat berbicara di depan orang banyak merupakan hal yang didambakan oleh setiap

orang, namun tidak setiap orang dapat melsayakannya.

“Public Speaking” adalah sebuah nama yang digunakan untuk menyebarkan ide

didepan public atau umum, untuk berbagi dan untuk mempengaruhi orang lain.

Public Speaking tidak terlepas dari tujuan komunikasi, yaitu menyampaikan pesan atau

ide kepada publik dengan metode yang sesuai sehingga publik bisa memahami pesan

atau ide, dan kemudian memperoleh manfaat dari pesan tersebut. Inilah mengapa

pentingnya public speaking, dalam kegiatan promosi kesehatan selain teknologi

multimedia kemampuan public speaking pun menjadi modal yang utama dalam

pelaksanaannya. Dalam hal lain, kita sudah terbiasa melihat aktivitas suatu partai yang

melsayakan kampanye dengan mengumpulkan kader dan simpatisan kemudian

kegiatan diwarnai dengan orasi pemimpinnya. Atau di beberapa film yang

menyuguhkan tayangan peperangan, kita dapat melihat bagaimana seorang pemimpin

pasukan membakar semangat pasukannya dengan hanya melsayakan orasi saja. Dan

sebuah pertunjukkan sulap bisa memukau dengan penampilan dan penuturan gaya

bahasa yang direka sehingga mampu membuat penonton terkagum-kagum di akhir

pertunjukkan. Itu menunjukkan bahwa, public speaking bukan sekedar alat komunikasi,

lebih dari itu public speaking adalah seni. Seni mempengaruhi dan memikat orang yang

kita hadapi.

Banyak tokoh terkenal yang dicatat sejarah dunia, bukan karena kekayaan atau

jabatannya, melainkan karena kemampuan mereka dalam hal menginspirasi jutaan

Page 43: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

orang. Kemampuan inilah yang dinamakan dengan public speaking. Mengikuti

perkembangan zaman, kemampuan ini mungkin tidak dapat membuat kita melsayakan

hal yang sama seperti tokoh-tokoh terdahulu. Akan tetapi, hampir dipastikan

kemampuan ini mampu membawa kita memperoleh kesuksesan di berbagai bidang.

Masih ingat bagaimana perjalanan menjadi presiden Amerika Serikat nya Barack

Obama? Ia menggunakan teknik public speaking yang hebat, yang dapat memikat

orang-orang amerika untuk memilihnya. Atau pemimpin diktator dunia yang terkenal

kejam dengan membantai ribuan kaum yahudi dan pelsaya perang dunia II, salah satu

modal pemimpin Nazi yang ditsayati itu adalah kemampuan orasinya, kemampuan

public speakingnya telah menghantarkan ia menjadi seorang pemimpin.

Di Indonesia sendiri, masyarakat cenderung menghargai dan menerima seseorang yang

mampu menyampaikan ide-idenya dalam bahasa yang dimengerti oleh publik. Hal ini

membuktikan bahwa kemampuan komunikasi, khususnya public speaking, menjadi

kemampuan yang mutlak harus dimiliki setiap individu agar mampu bersaing di zaman

yang semakin dinamis dalam perkembangan teknologi dan sains ini.

Tak kalah penting, kemampuan ini menjadi modal utama bagi siapa saja yang aktif

berorganisasi di Ismakes Jabar, berguna dalam kegiatan koordinasi, konsolidasi dan

konsiliasi. Tidak hanya itu, dalam melsayakan promosi kesehatan kemampuan ini

menjadi tombak adanya perubahan yang diharapkan, perubahan perilsaya yang

ditunjukkan oleh comunican dalam penerimaan informasi yang didapat. Hal lain, karena

komunikasi itu dilsayakan setiap saat, maka jika kita ingin apa yang kita sampaikan

diterima dan diikuti oleh orang lain maka kita harus pandai dan tahu cara

berkomunikasi yang baik dan benar.

Nah, itulah kenapa public speaking menjadi bagian penting dalam usaha meraih cita,

jika kamu menginginkan perubahan di sekitarmu mulailah dengan mempertajam

kemampuan komunikasi.

#Teknik Public Speaking

Dalam keterampilan berkomunikasi, kita disuguhkan berbagai macam contoh

komunikasi yang dilsayakan oleh pembicara, motivator atau tokoh-tokoh terkenal, ada

yang terbiasa menggunakan teks dalam penyampaiannya, ada yang tidak membawa

teks, bahkan ada yang spontan dalam menyampaikan ide-idenya.

Berikut ini beberapa metode public speaking yang bisa kita terapkan dalam

berkomunikasi:

1. Impromptu speech, artinya seseorang untuk menyampaikan gagasannya tidak

melakukan banyak persiapan. Dengan kata lain seorang public speaker bekerja

secara mendadak.

2. Manuscript speech, artinya seseorang dapat melihat naskah saat menyampaikan

gagasannya.

3. Extemporaneous speech, artinya seseorang tanpa menggunakan naskah dapat

menyampaikan gagasannya dengan lebih informatif dan komunikatif. Dalam hal ini

pembicara bebas berimprovisasi.

Page 44: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Lalu apa sih hambatan terbesar kita dalam berbicara di depan banyak orang? Malu,

takut, tidak percaya diri, sulit deh pokoknya, apalagi? Bukan kita aja lho yang merasakan

hal tersebut, coba simak poin dibawah ini:

”Saya sangat sering merasa cemas jika harus berbicara di depan publik, tapi apa boleh

buat, saya harus mengendalikannya.” Kata Margaret Thatcher.

Kecemasan presentasi (Lucas, Stephen E.: 2007) adalah ketsayatan atau sifat tsayat-

tsayat ketika berbicara di depan sekelompok orang, dan hal ini merupakan sesuatu yang

wajar bagi setiap individu (dalam arti semua orang memilikinya), hanya saja satu

permasalahan yang harus diselesaikan, yaitu bagaimana cara mengontrol kecemasan

tersebut.

Kecemasan berbicara di muka umum “demam panggung” (stage fright). diistilahkan

oleh Devito, Joseph A. (1995) dengan speaker apprehension, yaitu fenomena berbicara

yang berpusat pada pembicara.

Pada umumnya, hal-hal yang ditsayatkan dalam presentasi adalah:

1. Takut tidak mampu memenuhi harapan presentasi,

2. Takut materi yang disampaikan tidak cukup baik,

3. Takut tidak mampu menyampaikan dengan baik.

Gelisah, cemas, dan gugup saat berbicara di depan banyak orang itu hal yang biasa dan

normal, yang terpenting adalah bagaimana kita mampu mengendalikan semua itu, dan

mampu meminimalkan kesalahan-kesalahan dalam menyampaikan ide atau gagasan ke

halayak umum. Itu semua bisa diatasi dengan beberapa hal di bawah ini:

1. Pernah mendapatkan pengalaman berbicara di depan orang banyak

Artinya bahwa kita harus mencoba untuk berbicara di depan orang banyak, dari

pengalaman tersebut kita bisa belajar bagaimana menjadi pembicara yang baik.

Bisa dimulai dari diskusi kelompok sesama teman kuliah, presentasi tugas kuliah,

sampai mencoba menjadi MC, moderator di acara-acara yang dihadiri puluhan

bahkan ratusan orang. Bisa karena biasa, tidak bisa karena tidak biasa.

2. Persiapan yang matang

Kita tidak akan mengatakan apa yang tidak kita ketahui di depan banyak orang kan?

Oleh karena itu persiapan sangatlah penting. Lalu berapa lama waktu yang

diperlukan untuk persiapan? Setiap orang pasti memiliki waktu yang berbeda,

seorang konsultan public speaker profesional mengatakan bahwa persiapan yang

matang akan mengurangi ketsayatan dipanggung sampai 75%. Jadi kalau 75% sudah

terlewati dengan persiapan maka yang 25% nya bisa dihalau juga.

3. Berpikir Positif

Percaya diri merupakan salah satu kunci dan kekuatan dari berpikir positif. Jika kita

berpikir bahwa bisa melsayakannya maka kita akan bisa melsayakannya. Sebaliknya

jika energy yang dikeluarkan adalah pikiran negative maka hasilnya pun akan

negative. Tabel di bawah ini, mengilustrasikan bagaimana caranya agar kita bisa

mentransformasikan pikiran negative menjadi positif.

Page 45: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Pikiran Negative

Saya berharap bukan saya yang

berbicara didepan

Saya bukan public speaker yang

baik

Saya cemas dan tsayat kalau

berbicara didepan

Tidak ada yang akan mengerti dan

tertarik dengan topik yang saya

sampaikan

Pikiran Positif

Berbicara di depan ini merupakan

sebuah kesempatan bagi saya untuk

berbagi ide dan mendapatkan

pengalaman sebagai public speaker.

Tidak ada seorangpun yang sempurna,

tapi saya akan terus belajar menjadi

lebih baik di setiap kali tampil.

Semua orang pasti cemas dan tsayat,

jika orang lain dapat

mengendalikannya, saya juga pasti

bisa.

Saya mempunyai topik yang bagus dan

saya sudah melsayakan persiapan

yang baik, tentunya orang akan

tertarik dengan ide saya.

4. Gunakan kekuatan dari visualisasi

Visualisasikan atau gambarkan kalau kita dapat berbicara di depan orang banyak

dengan baik. Hal ini berkaitan dengan berpikir positif. Hal ini bisa dilsayakan dengan

latihan, jika ada bagian yang sulit maka visualisikan bahwa kita dapat melewatinya

tanpa harus tersentak.

5. Ketahuilah kecemasanmu dan kontrollah karena itu tidak terlihat

Kecemasan itu ada dalam diri kita, dan orang tidak akan melihat kalau kita sedang

cemas kalau kita dapat mengendalikannya. Dalam pelaksanaannya, kita sering

melihat para pembicara terkenal berjalan perlahan dari sudut ke sudut saat

menyampaikan materi, bola mata yang menyapa setiap audiens, serta gerakan

tangan yang mengikuti ritme pembicaraan yang sedang disampaikannya. Dengan

demikian kecemasan akan teratasi, dan terrefleksikan ke dalam gerakan yang sesuai

dengan ritme pembicaraan.

6. Jangan berharap kesempurnaan

Tidak ada seorangpun yang sempurna, tapi lsayakanlah yang terbaik. Dalam public

speaking banyak hal yang tak terduga, tidak seperti apa yang kita rencanakan, tapi

ingat audiens tidak akan tahu apa yang kita rencanakan tapi mereka akan

mendengarkan apa yang kita sampaikan saat itu. Oleh karena itu jangan

memperlihatkan kalau kita mengalami hal yang tidak diinginkan tetap fokus

terhadap apa yang dibicarakan.

Page 46: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

#Tips sukses public speaking

1. Jadilah spontan.

Jangan menghapal isi pembicaraan anda. Dengan menghapal, maka gaya bicara kita

akan terlihat kaku dan kedekatan personal tidak akan terjalin. Apalagi jika kita

melupakan suatu kata dalam speech. Niscaya kita akan kelabakan, panik, dan bicara

kita jadi kacau.

2. Tulis materi yang ingin disampaikan dalam bentuk poin-poin.

Menulis poin-poin yang penting-penting saja, kemudian menjelaskannya secara

alami, itulah kunci untuk menciptakan komunikasi yang baik. Dengan demikian, anda

tidak melewatkan satu pun ilmu yang ingin disampaikan.

3. Interaksi dengan audience.

Penting untuk mendapatkan feedback dari audiens supaya komunikasi kita jadi lebih

hidup. Makanya, jangan lupa untuk berinteraksi. Dari feedback audience, kita bisa

mengukur level humor yang bisa diterima audiens.

4. Sisipkan humor.

Menurut Anthony Robbins, salah satu motivator dunia, humor adalah pelumas yang

dapat membantu penyampaian informasi menjadi lebih lembut.

5. Penguasaan materi melahirkan improvisasi.

Sebelum melsayakan speech, penting untuk menguasai materi supaya kita bisa

melsayakan improvisasi. Terutama apabila durasi anda masih panjang, sementara

materi anda sudah habis.

6. Time Management.

Atur waktu yang diberikan pada anda dengan baik. Dengan time management yang

sudah diperkirakan sebelumnya, anda bisa lebih mudah menyusun materi dan

menepati deadline.

7. Gunakan kekuatan cerita.

Jangan meremehkan kekuatan cerita. Pengalaman asli merupakan media yang

paling ampuh untuk meyakinkan audience. Apalagi jika disampaikan dengan gaya

yang meyakinkan. Mereka akan larut dengan cerita anda.

8. Bangun kredibilitas.

Percayalah bahwa kredibilitas pembicara mampu mempengaruhi tingkat

kepercayaan pendengar. Ada banyak cara untuk membangun kredibilitas, misalnya

dengan gaya yang lugas. Namun cara paling mudah adalah menyiapkan fakta berupa

data dan statistik untuk mendukung statement yang kita sampaikan.

9. Mix pesan yang akan disampaikan.

Mix materi, humor, cerita dan statistik di atas dalam sebuah informasi yang menarik

untuk didengarkan. Di sini, anda bisa membujuk sekaligus menghibur.

10. Berbicara dengan jelas.

Page 47: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Seorang pembicara harus terlatih untuk berbicara dengan jelas. Supaya setiap

informasi dapat diterima dengan baik. Maka bersyukurlah jika negara kita

menggunakan Bahasa Indonesia, di mana penulisan adalah sama dengan

pengucapan.

11. Gunakan intonasi yang berbeda.

Apabila kita hanya menggunakan 1 intonasi saja selama speech, maka speech kita

akan terdengar datar dan boring. Beri ledakan-ledakan bila perlu.

12. Kontak mata.

Kontak mata sangat penting dalam membangun suatu komunikasi. Mereka akan

merasa spesial. Perhatian mereka tidak sekedar bertepuk sebelah tangan.

13. Gunakan bahasa tubuh.

Seringkali seorang speaker tangannya mati ketika di depan publik. Padahal bahasa

tubuh mampu memberi penegasan-penegasan pada informasi yang ingin

ditekankan. Maka seringlah mengangkat tangan anda tinggi-tinggi di depan cermin

untuk menemukan pose yang khas anda banget.

14. Jangan ragu untuk “pause” dan ambil nafas.

Berbicara terus menerus tanpa nafas pasti capek banget, oleh karena itu jangan ragu

untuk ambil nafas misal saat mendengarkan sharing dari audiens.

15. Hindari kata “emm” atau “ehh”.

Daripada emm dan ehh, akan lebih baik bila anda menutup mulut dan kemudian

mengambil nafas. Setelah itu baru memikirkan apa yang ingin disampaikan

selanjutnya.

16. Be Interesting.

Posisikan diri anda sejajar. Jangan minder. Anda akan tampak lebih interesting untuk

dilihat.

17. Tunjukkan rasa percaya diri anda.

Seperti halnya singa, manusia punya cara untuk menyatakan rasa percaya dirinya.

Tersenyum, pegang dagu dan membusungkan dada adalah beberapa sikap yang

menunjukkan sikap percaya diri anda.

18. Buang tekanan yang anda rasakan.

Rasa gugup mungkin akan menyelimuti perasaan anda saat akan mulai berbicara.

Hal tersebut normal. Pembicara yang berpengalaman pun terkadap masih

dihinggapi rasa gugup. Cara paling mudah menghadapi rasa gugup tersebut adalah

merubah mindset anda. Berpikirlah bahwa anda di sini membawa informasi yang

berharga bagi audience anda.

19. Persiapan.

Siapkan segala hal yang mendukung speech anda. Mulai dari poin-poin yang paling

kecil sekalipun seperti sapu tangan di ssaya dan air mineral.

Page 48: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

20. Jam terbang.

Langkah paling akhir untuk menjadi pembicara yang baik adalah terus berlatih.

berbicaralah sesering mungkin. Ambil setiap kesempatan yang ada. Sebab seiring

intensitas trial & error, anda baru bisa menemukan rumusan yang pas.

4. IQ Persuasive

apa yang membuat seseorang sukses? Mengapa sebagian orang mencapai

kekayaan, sedangkan yang lain tidak? Bagaimana mungkin kita meramalkan siapa

yang akan menjadi sangat berhasil, dan siapa yang akan gagal? Bagaimana cara kita

mengukur karakteristik-karakteristik orang-orang yang sangat sukses? Itu semua

dimulai pada 1905. Psikolog Perancis Alfred Binet mengembangkan salah satu tes IQ

(intelligence quotient) yang pertama. Kemudian, buku terobosan Daniel Goleman,

Emotional Intelligence, menunjukkan pada dunia bahwa kesuksesan tidak hanya

ditentukan oleh IQ, juga oleh EQ. Pada perkembangannya, ternyata manusia tidak

bisa bergantung pada keduanya, ada sisi dimana manusia tidak bisa bergantung

pada kemampuannya sebagai manusia, sebagai mahkluk, maka manusia harus

cerdas juga secara spiritual (SQ).

Dalam studi-studi yang dilakukan persuasion institute, menunjukkan bahwa mereka

yang menikmati kebahagiaan dan kesehatan yang lebih besar di dalam kehidupan

memiliki kemampuan tinggi dalam berpersuasi, mempengaruhi, menjual,

bernegosiasi, memotivasi, memimpin, dan memahami sifat manusia. Dalam

bukunya, mortensen menjelaskan, ini bukanlah kemampuan-kemampuan

pendahuluan yang dipelajari di sekolah, itu semua harus dikuasai untuk mencapai

kesuksesan utama di dalam kehidupan. Ia menyebutnya “kecerdasan membujuk”

atau “IQ Persuasi” (PQ).

Tracy Brian, seorang ahli persuasi yang terkenal mengatakan, “Orang-orang yang

tidak bisa menyajikan gagasan-gagasan mereka atau menawarkan diri mereka

secara efektif mempunyai pengaruh sangat kecil dan sangat tidak dihargai.”

Kebalikan dari pernyataan itu adalah jika kamu menyajikan gagasan-gagasan dan

kamu bisa meyakinkan orang lain, maka kamu akan menjadi sangat berpengaruh da

dihargai.

#kemampuan mempengaruhi orang lain

Pengaruh adalah wujud tertinggi dari persuasi. Mengapa? Karena mereka diilhami

diri kita seutuhnya, dibanding tindakan-tindakan eksternal kita. Persuasi adalah apa

yang kita katakan atau lakukan, yaitu teknik keterampilan berinteraksi dengan

orang-orang, sedangkan pengaruh adalah diri kita sebagaimana adanya.

Seseorang yang dikatakan berpengaruh, adalah saat dirinya mengembangkan diri

hingga ke titik di mana orang-orang akan bertindak karena sebuah gagasan yang

datang darinya, pengaruhnya mampu mendorong orang-orang, bahkan ketika orang

tersebut tidak ada.

Mortensen seorang penulis Persuasion IQ, mengemukakan bahwa para pelaku

persuasi setidaknya memiliki tujuh karakteristik penting dalam mempengaruhi

orang lain: Karisma, Gairah, Optimisme, Sikap, Empati, Visi, dan Penghargaan pada

diri sendiri.

Page 49: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Karisma

Karisma adalah energi yang berasal dari zona hati. Karisma terjadi ketika perasaan si

pembicara dipindahkan dalam wujud paling murni kepada orang lain. Karisma

bukanlah perasaan yang lemah. Bukan pula penyamaran. Karisma adalah

penyampaian energi murni kita, gairah murni kita, kepada orang lain. ~Gerry Spence

Profesor Jay Conger telah mengidentifikasi empat karakteristik umum para

pemimpin karismatik:

1. Mereka mempunyai visi yang jelas dan kuat, dan mereka tahu bagaimana

menyajikannya, sehingga menjadi yang paling cocok dengan konteks kebutuhan

pendengar mereka.

2. Mereka tahu bagaimana caranya menyajikan visi mereka dengan baik, mampu

melakukan perubahan-perubahan yang sesuai dengan konteks kekinian.

3. Mereka memiliki riwayat keberhasilan, keahlian, dan visi untuk memperbaiki

kebiasaan lama yang mungkin kurang efektif.

4. Mereka menguasai perilaku yang mendorong orang lain untuk memeilikinya.

Mereka menconttohkan hasil-hasil dari perubahan diri sendiri dan memotivasi

pendengar untuk mampu melakukan hal yang sama.

Berikut ini adalah delapan cara spesifik yang digunakan oleh para pelaku persuasif

hebat dalam mengasah karisma mereka:

1. Percaya diri. Jangan menunjukkan kegugupan atau kegelisahan. Eksplorasi diri,

kenali hal-hal yang membuat kita merasakan emosi negatif ini, buhuh segala

bentuk ketidak percayaan diri. Percaya diri adalah keyakinan akan kemantapan

pemikiran, kata dan perbuatan.

2. Bangun selera humor. Humor yang sesuai dan tepat dengan keadaan akan

membuat proses interaksi lebih ringan dan menyenangkan. Pendengar akan

antusias dan bahagia.

3. Milikilah kepribadian dan energi yang mengesankan. Dengan membangun lima

K kepercayaan: Karakter, Kompetensi, Keyakinan, Kredibilitas, dan Kesesuaian.

4. Menguasai pengetahuan yang akan disampaikan dan mengetahui siapa yang

menjadi pendengar kita. Pahamilah latar belakang, pengetahuan dan

pengalaman pendengar sehubungan dengan pokok pembicaraan kita, dengan

begitu kita mampu menciptakan diskusi yang sehat.

5. Milikilah penampilan yang menyenangkan dan profesional. Pastikan pakaian,

rambut, sepatu, dan aksesoris kita sesuai dengan pesan dan keadaan.

Berbusanalah sesuai dengan tuntutan profesi.

6. Peka terhadap orang-orang dan kebutuhan-kebutuhan mereka. Binalah

hubungan dengan pendengar kita dengan berkoneksi dan menjadi pendengar

yang baik.

7. Pastikan pesan yang kita sampaikan jelas dan mudah dipahami. Pastikan ada

arus yang baik dari satu poin ke poin berikutnya. Jangan mencampuradukkan

pesan dengan terlalu banyak informasi; tetap bertahan pada poin-poin yang

berhubungan dan selalu singkat. Dengan cara ini kita tidak hanya akan

Page 50: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

menguasai perhatian mereka, tetapi mereka juga akan lebih mengingat pesan

yang kita sampaikan.

8. Pastikan kita mengasyikkan dan menarik untuk didengarkan. Ceritakan kisah-

kisah yang memukau. Pastikan hal-hal yang kita bicarakan menarik, dan

tentunya tidak mengarang-ngarang.

Gairah

Lebih dari apa pun, gairah mampu mencuri hati dan pikiran pendengar kita. Para

pelaku persuasi yang hebat menyebarkan gairah sepenuh hati, karena gairah

penting untuk mempengaruhi orang lain.

Ketika kita mempunyai kegairahan akan sesuatu, kita ingin membaginya dengan

dunia, mengubah orang sebanyak mungkin menjadi seperti maksud kita, dan tak

tergoyahkan dengan pendapat-pendapat orang lain. Dengan gairah, kita

menghadirkan perasaan dalam mengerjakan tugas, merangsang imajinasi, dan

mendorong diri kita pada pencapaian-pencapaian yang lebih tinggi.

Ada perbedaan antara karisma dan gairah. Karisma adalah karakteristik, sementara

gairah adalah emosi. Persuasif adalah keterampilan memindahkan gairah pada

lawan bicara. Studi tim Ismakes leadership and training centre menunjukkan bahwa

beberapa kader yang berhasil memoresentasikan Ismakes Jabar melalui

merchandise atau kegiatan adalah mereka yang paling bergairah saat berinteraksi.

Antusiasme jatuh di bawah payung gairah, gairah selalu hadir menyertakan

antusiasme. Antusiasme digambarkan sebagai kegembiraan yang kuat atau

perasaan yang mewakili maksud atau subjek. Antusiasme menular, menjangkiti

orang-orang, sehingga mereka secara nyata merasakan energi dan kegembiraan

kita. Ralph Waldo Emerson berkata, “Tiada kehebatan bisa dicapai tanpa

antusiasme.”

Orang-orang lebih terbujuk oleh kedalaman keyakinan kita banding tingginya logika

kita; lebih oleh antusiasme kita dibanding setiap bukti yang kita berikan.

-David A. Peoples

Optimisme

Optimisme tidak hanya penting untuk mempengaruhi orang lain, tetapi juga penting

bagi kesuksesan hidup. Optimisme lebih dari sebuah sikap mental yang positif.

Bukan terus-menerus mengatakan berbagai hal positif kepada diri anda lalu

berharap semua akan sungguh-sungguh terjadi. Optimisme sejati adalah sebuah

keadaan dari pikiran yang mendikte cara kita memandang dunia.

Sebuah pandangan yang optimis tentang hidup dan dunia di sekitar kita dapat

mengilhami harapan dan keberanian orang lain. Kita semua ingin merasa terinspirasi

dan terdorong, melejit tanpa batas. Ketika seorang pelaku persuasi dapat

mengantarkan jenis pesan seperti ini, kita pasti tertarik dan ingin mengikuti orang

tersebut. Kecenderungan ini adalah bagaimana cara optimisme membantu kita

dalam mempengaruhi orang lain.

Page 51: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Studi-studi tak terbilang telah menunjukkan bahwa orang-orang yang optimis lebih

berhasil di sekolah, memersuai lebih baik di dalam karir mereka, dan hidup lebih

lama dibanding orang yang pesimis.

Untuk mencapai optimisme sejati, kita harus belajar mengendalikan dua suara

dalam diri yaitu pesimistis dan optimistis. Mana yang kita pilih?

Tak ada orang pesimis yang pernah menemukan rahasiabintang-bintang, atau

berlayar menuju daratan yang yang belum dipetakan, atau membuka sebuah surga

baru bagi jiwa manusia.

-Helen Keller

Sikap

Para pelaku persuasi yang hebat tahu bahwa memelihara sikap yang sehat adalah

kesanggupan yang berkelanjutan menuju sesuatu yang baik. Pada saat kita

memutuskan bagaimana caranya bereaksi terhadap keadaan, kita kemudian

menentukan tingkat kesuksesan kita. Kita tidak mempunyai kendali atas segala

sesuatu yang akan terjadi, tetapi kita sungguh-sungguh mempunyai 100 persen

kendali atas sikap-sikap kita sendiri.

Ahli jiwa Viktor Frankl berkata, “Segalanya bisa dirampas dari seorang manusia

kecuali ... akhir dari kebebasan manusia-untuk memilih sikapnya dalam menghadapi

kenyataan, untuk memilih caranya sendiri.” begitu kita menyadari bahwa sikap

adalah sebuah pilihan, kita harus mengingatkan diri sendiri bahwa itu adalah sebuah

pilihan yang harus kita buat sehari-hari-bahkan dari waktu ke waktu.

Sikap adalah sebuah kebiasaan, dan itu muncul dari ekspektasi-ekspektasi apa yang

diharapkan diri dan dari orang lain. Pelaku persuasi yang hebat menciptakan,

meningkatkan, dan memelihara ekspektasi dengan diri sendiri dan pendengar

mereka. Frustasi secara normal adalah hasil dari ekspektasi yang tidak tercapai, atau

sebuah kontradiksi antara realitas dan sikap.

Mengapa memiliki sikap sangat positif amat penting untuk mempengaruhi orang

lain? Karena sikap kita akan dicerminkan oleh cara kita mempengaruhi orang lain.

Energi positif itu akan diterima oleh pendengar kita, setelah itu kita akan

mempunyai pengaruh.

Empati

Kata “empati” berakar dari bahasa latin dan Yunani. Kedua bagian kata “menyelami”

dan “mata orang lain”. Kemampuan untuk menyelami mata orang lain menciptakan

pengaruh jangka panjang. Ketika orang-orang mengetahui bahwa kita dapat melihat

apa yang mereka lihat, merasakan apa yang mereka rasakan, merasakan terluka

seperti luka yang mereka rasakan, mereka akan bersedia dipengaruhi oleh kita.

Seperti Zig Ziglar yang dengan bijak berkata, “Cara terbaik untuk mendapatkan apa

yang kamu inginkan dari kehidupan adalah dengan membantu orang lain

mendapatkan apa yang mereka inginkan.”

Ketika kita menerima keseluruhan seseorang tanpa syarat, menerima kekuatan dan

kemenangan-kemenangannya beserta kelemahan, kegagalan, keraguan, dan

ketakutan-ketakutannya. Maka kita telah menciptakan empati.

Page 52: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Visi

Visi adalah kekuatan yang tangguh, karena itu membuat kita tetap berfokus pada

masa depan. Visi memberikan kesadaran akan tujuan yang terarah. Visi adalah alat

yang kuat dalam membantu orang lain. Seorang pelaku persuasi yang hebat

mempunyai dan bisa menanamkan pandangan menyeluruh akan masa depan

dengan pendengar mereka.

Ketika kita ingin mempengaruhi orang lain, adalah penting bahwa kita mempunyai

visi yang kuat dan bersih. Orang-orang ikut serta ketika mereka bisa melihat ada visi

yang hidup dan padat pada tempat yang mereka dapat sentuh, cicipi, rasakan atau

lihat. Karena tidak seorang pun mau ikut serta dalam bencana yang akan datang.

Penghargaan diri

Pelaku persuasi yang berpengaruh memiliki penghargaan diri yang sehat.

Penghargaan diri adalah seberapa besar kita menyukai diri kita, seberapa yakin kita

dan bagaimana kita puas akan diri kita apa adanya. Penghargaan diri yang tinggi

menyebabkan orang menjadi lebih murah hati, menyenangkan, berpikiran terbuka,

dan lebih berpengaruh. Mereka tidak hancur oleh kritik.

Kamu tidak akan pernah salah menawarkan pujian yang tulus. Karena itu hanya akan

membuat orang-orang merasa lebih baik, lebih bahagia, lebih giat, dan lebih

produktif. Kamu sendiri pernah mengalaminya, kan? Bermurah hatilah dengan

memberikan pujian tulus setiap hari kepada pendengar kita, karena itu akan

meningkatkan potensi kita saat mempengaruhi orang lain.

#memotivasi diri sendiri dan orang lain setiap saat

Motivasi adalah segalanya bagi pelaku persuasi yang hebat. Motivasi tidak hanya

diperlukan dalam mencapai langkah-langkah besar saja, tetapi juga untuk

menghasilkan semua langkah-langkah kecil di antaranya. Jika kita tidak digerakkan

atau dimotivasi, bukan saja tidak akan ada yang terlaksana, bahkan mungkin kita

tidak pernah memulainya. Ketika kita secara konstan termotivasi, maka fokus kita

berubah menjadi mengilhami dan memotivasi orang lain.

Motivasi adalah seni untuk membuat orang-orang ingin melakukan apa yang kamu

ingin mereka lakukan.

-Dwight D. Eisenhower

Motivasi dimulai dengan sebuah visi yang jelas, dan bergairah. Para pelaku persuasi

yang hebat mampu membantu orang lain percaya bahwa mereka akan berhasil,

sesuai dengan apa yang memotivasi mereka dalam melakukannya. Tidak seorang

pun menyukai kekalahan. Cara terbaik untuk mengalahkan rintangan-rintangan dari

keraguan dan kesangsian adalah menanamkan visi kemenangan di dalam diri

pendengar kita. Pemikiran bahwa kita akan menang dan melihat kemenangan di

dalam pikiran kita menggerakkan motivasi internal kita.

Motivasi adalah sebuah seni sejati. Ketika kita memahami sifat manusia dan

pengaruh peran yang bermain di dalamnya, maka kita tidak hanya akan meotivasi

tapi mengilhami orang lain.

Page 53: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Cara singkat merebut hati seseorang adalah berbicara dengannya mengenai hal-hal

yang sangat berharga.

-Dale Carnegie

Gangguan pada kemampuan kita untuk memotivasi diri adalah pola pikir. Jika

mimpi-mimpi kita menjadi tidak bernyawa, atau kita menyerah terhadap mimpi-

mimpi yang pernah dibuat, maka ketika kapasitas kita untuk memiliki mimpi lenyap,

bagian diri kita akan ikut mati. Tetapi jika kita terus berusaha menghidupkan mimpi-

mimpi itu, membuang segala pikiran negatif dengan terus mencoba ... mencoba ...

mencoba, hingga perlahan-lahan mimpi-mimpi itu terwujud, itulah yang disebut

dengan “ketidakberdayaan yang dipelajari.” Ketika kita tidak bertanggung jawab

atas ketidakberdayaan kita, Dr. Seligman mengatakan itu yang bisa mencetuskan

hasil-hasil negatif seperti gangguan-gangguan emosional, yaitu kekhawatiran,

permusuhan, ketakutan, dan depresi. Mari kenali sistem kamu selama ini, dengan

memahami grafik di bawah ini.

Lihatlah kuadran kiri yang lebih rendah, ketika kamu menemukan keputusasaan

eksternal. Bidang ini dapat digunakan untuk motivasi jangka pendek. Siapapun akan

termotivasi kalo berada dalam zona panas ini. Bidang kuadran ini dihuni oleh

kebanyakan orang. Itulah mereka melakukan hal-hal karena terpaksa atau harus

melakukannya.

Bergerak ke atas menuju kuadran kiri, keputusasaan internal. Kamu bergerak hanya

karena kamu harus melakukannya. Logika kamu memenangkan emosi kamu. Dan

kamu akan menemukan orang-orang yang menggunakan keputusasaan untuk

memotivasi diri mereka, tidak bahagia.

Sistem Motivasi

Gairah

Tujuan

Kewajiban

Tugas

Kekuatan

Ketakutan

Menghormati

Mencintai

keputusasaan Inspirasi

Tekanan

Eksternal

Tekanan Internal

Kepuasan

2008, Persuasion Institute

Page 54: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Berikutnya, mari kita perhatikan kuadran kanan yang lebih rendah, inspirasi

eksternal. Di sini, kamu ngerasa digerakkan oleh sumber dari luar yang mengilhami

kamu untuk melakukan apa yang perlu dilakukan. Kamu melakukan sesuatu

berdasarkan rasa hormat dan cinta. Ingat, bahwa inspirasi berakar di dalam emosi

kamu.

Jenis terbaik dari motivasi jangka panjang ditemukan pada kuadran kanan lebih atas,

inspirasi internal. Inspirasi internal adalah apa yang biasa kita sebut gairah. Kamu

sudah menemukan tujuan dalam hidup kamu. Temukan PASSION mu, sekarang!.

Berkaryalah di Ismakes, dan habiskan jatah kegagalan-kegagalan kamu sekarang. Di

sini. Kegagalan dan kemunduran akan membuat kamu berhasil atau hancur. Mereka

akan membuat kamu sedih atau bertumbuh. Mereka akan mengembangkan potensi

kamu atau bikin kamu mandek. Mana yang kamu pilih?.

Hanya ada dua hal yang memotivasi kita dalam hidup; Inspirasi dan Keputusasaan.

Kurt W. Mortensen

(BAB Sehat Semua) Personality

Pemimpin yang hebat adalah seseorang yang mampu memimpin dirinya sendiri dan

seseorang yang mau bersahabat dengan dirinya sendiri…

Setelah kamu menjelajah beberapa BAB di dalam buku ini, sampailah kamu di BAB

sehat semua. Bisa di bilang ini lah bab untuk lebih mengenal diri dan mengetahui seberapa

sehat diri kamu, sudahkah diri kamu ‘sehat semua?’ Atau hanya sehat fisik saja? Sedangkan

kepribadian kamu sakit hee…

Oke,,, kita mulai dengan proses menyehatkan kepribadian. Gimana caranya?

mulailah dengan mengenali diri sendiri kemudian mengenali diri orang lain, di rumah,

komplek, kampus maupun di organisasi. Mengapa harus mengenal kepribadian orang di

sekitar kita? Karena dengan begitu kita bisa meminimalisir konflik yang negatif, dan

memposisikan diri kita pada kondisi yang tepat dengan tidak memperburuk konflik. Setelah

mengetahui sisi positif atau negatif nya kamu dan orang lain, kamu bisa mulai proses ‘sehat

semua’; berteman dan bergaul dengan sehat, berkomunikasi dengan sehat, serta berpikir

dengan sehat.

Kadang dalam sebuah tim, baik berupa organisasi kampus (read-BEM,HIMA dll),

organisasi luar kampus, atau komunitas, kita akan menemukan banyak orang dengan

beragam kepribadian, dan biasanya pemahaman tentang kepribadian inilah yang berpotensi

menimbulkan konflik. Seperti kesel menghadapi “Si cuek” yang kadang enggak peka dengan

keadaan. “Si bossy” yang suka nyuruh ini-itu seenaknya. “Si pelupa” yang janji tapi selalu

bilang “ups! Sorry, gua lupa…” sambil tertawa, dan “Si queendrama” yang bakal galau badai

kalau barangnya di pindah ke tempat yang bukan semestinya, dan akhirnya tidak bisa

Page 55: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

berjalan beriringan sebagai sebuah tim. Makanya butuh pemahaman tentang kepribadian

agar kita bisa menempatkan secara tepat bagaimana kita harus bersikap dan menyikapi

kepribadian dari orang –orang di sekitar kita.

”Ada seribu wajah yang harus kita pahami satu persatu agar terciptanya kerukunan

dalam kehidupan berkepribadian”.

Nah, untuk tahu dan kenal dengan kepribadian seseorang kita akan bahas empat

macam kepribadian dasar manusia, kita akan masuk ke bahasan kepribadian atau

personality. Kalau dalam anime “Bleach” ada Soul Society yaitu dunia ruh-ruh manusia dan

shinigami (malaikat kematian), di bab ini kita sebut saja Personal society yaitu dunia empat

kepribadian. Yups, empat kepribadian itu adalah Sanguinis, Melankolis, Koleris, dan

plegmatis.

Yes! Pasti udah pada nunggu bagian ini, check it out!

1. SANGUINIS

Si ceria sanguinis adalah tipe yang sangat gampang berteman. Bisa dibilang hidup si

sanguinis ini berwarna-warni, maka dari itu banyak orang yang akan nyaman berada di

sampingnya. Tipe ini suka menjadi seorang yang popular, pendengar yang baik dan easy

going walaupun kadang ia sangat moody. Yups, si sanguinis ini gampang sekali berubah-

ubah, ia bisa tertawa bahagia dan beberapa menit kemudian akan menangis tersedu-

sedu.

Si sanguinis senang menjadi pusat perhatian, tak jarang ia sering membuat iri teman-

temannya karena sifatnya yang menyenangkan. Terkadang kita harus banyak mengelus

dada ketika si sanguinis nyengir kuda sambil berkata “ups! Sorry, gue lupa hhee…”,

jangan terlalu berharap banyak dengan janji-janji sanguinis. Ia lebih cocok menjadi

penghibur dalam sebuah acara, biasanya si sanguinis akan didaulat menjadi MC. Dan di

bawah ini adalah kelemahan dan kelebihan si ceria sanguinis ini.

Kelebihan:

Suka bicara

Secara fisik memegang pendengar, emosional dan demonstrative

Antusias dan ekspresif

Ceria dan penuh rasa ingin tahu

Hidup di masa sekarang

Mudah berubah (banyak kegiatan / keinginan)

Berhati tulus dan kekanak-kanakan

Senang kumpul dan berkumpul (untuk bertemu dan bicara)

Umumnya hebat di permukaan

Mudah berteman dan menyukai orang lain

Senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian

Menyenangkan dan dicemburui orang lain

Mudah memaafkan (dan tidak menyimpan dendam)

Mengambil inisiatif/ menghindar dari hal-hal atau keadaan yang membosankan

Menyukai hal-hal yang spontan

Kelemahan:

Suara dan tertawa yang keras (terlalu keras)

Page 56: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Membesar-besarkan suatu hal / kejadian

Susah untuk diam

Mudah ikut-ikutan atau dikendalikan oleh keadaan atau orang lain (suka nge-

Gank)

Sering minta persetujuan, termasuk hal-hal yang sepele

RKP! (Rentang Konsentrasi Pendek)

Dalam bekerja lebih suka bicara dan melupakan kewajiban (awalnya saja

antusias)

Sebagian terlalu bahagia

Mudah marah

Suka menyela dan mendengarkan saat tuntas

Tampak palsu oleh sebagian orang

Suka mengeluh

Mudah berubah-ubah

Susah datang tepat waktu jam kantor

Prioritas kegiatan kacau

Mendominasi percakapan, suka menyela dan susah mendengarkan dengan

tuntas

Sering mengambil permasalahan orang lain, menjadi seolah-olah masalahnya

Egoistis

Sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yg sama

Konsentrasi ke “How to spend money” daripada “How to earn/save money”

2. MELANKOLIS

Melankolis mempunyai arti “yang sempurna”. Tipe ini bisa di bilang juga Si Perfectionist

dia adalah tipe yang paling berseberangan dengan si ceria Sanguinis, karena sifat

dasarnya yang teratur, rapi, terjadwal, tersusun sesuai pola, sedangkan si sanguinis

yang serba tak beraturan. Maka jangan sampai kalian memindahkan barang-barang

milik si perfectionist ini karena ia sudah memperhitungkan tata letak barang-barang

yang ada di meja kerjanya secara teliti, jadi jika ada satu barang pun yang berpindah

tempat ia akan seharian mencari dan memikirkan mengapa barangnya dipindahkan.

Si melankolis ini sangat menyukai ketika bermain dengan fakta-fakta, data-data,

angaka-angka, dan kebanyakn dari mereka terlalu memikirkan sesuatu secara dalam

dan berlarut-larut. Maka, jangan heran ketika seseorang dengan tipe melankolis

berbicara, apa yang ia katakan betul-betul hasil yang ia pikirkan secara mendalam.

Dalam sebuah organisasi kita sangat memerlukan si melankolis ini karena ia adalah

seorang penganalisa dan pemikir yang luar biasa, ide-ide dan konsepnya sangat matang

karena ia sudah sangat memikirkan secara mendalam. Dan mereka akan benar-benar

total mengerjakan sebuah kegiatan tanpa merasa merekalah sang konseptor acara itu.

Kelebihan:

Memiliki tujuan yang serius, serta selalu sesuai dengan jadwal.

Artistik dan kreatif, puitis dan menyukai filsafat. Bersedia untuk mengorbankan

diri dan idealis.

Perfeksionis sehingga memiliki standar yang tinggi.

Page 57: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Tekun, hemat, serba tertib, senang melsayakan perincian dan senang

keteraturan.

Selalu dapat melihat masalah dan dapat mencari solusi pemecahan secara

kreatif.

Senang menyelesaikan apa yang dimulainya.

Berhati-hati dengan teman.

Puas hanya dengan dibelakang layar, malah cenderung menghindari perhatian.

Pendengar yang baik, setia, dan memiliki pengabdian.

Sangat perhatian kepada orang lain.

Kelemahan:

Selalu melihat masalah dari sisi negatif, sehingga cenderung menjadi pemurung

dan tertekan.

Mengingat hal-hal negatif dan menjadikannya sebuah dendam.

Rendah diri dan mudah merasa bersalah.

Lebih menekankan prosesnya dari pada hasil akhirnya.

Selalu melewatkan banyak waktu untuk menganalisis dan merencanakan.

Memiliki standar yang terlalu tinggi, sehingga banyak yang tidak sempurna

dimatanya.

Susah untuk bersosialisasi karena terlalu banyak memilih.

Suka mengkritik, tetapi tidak suka dikritik.

Susah untuk mengungkapkan perasaan yang sebenarnya sehingga sering

menahan kasih sayang.

Memiliki kecurigaan yang besar.

3. KOLERIS

Tipe yang mempunyai arti “yang Kuat” ini adalah si Bossy yang suka sekali mengatur

seseorang, telunjuknya sering sekali kesana-kesini. Tunjuk sana-sini kasih perintah ke

orang-orang di sekitarnya tanpa rasa segan. Maka jangan heran jika ia tidak disenangi

banyak temannya akibat sifat “Bossy” nya itu, karena malas menjadi korban suruhan si

Koleris ini mereka memilih kabur dan tidak terlalu dekat dengannya. Tapi jangan salah

tipe koleris ini sangat punya andil yang penting dalam sebuah tim. Pola pikir yang “goal

oriented” membuatnya selalu menjadi leader dalam sebuah tim, karena sifatnya yang

tegas, kuat, cepat dan tangkas dalam mengerjakan sesuatu sehingga tidak ada istilah

tidak mungkin dalam hidupnya. Ia merasa “hanya saya yang bisa menyelesaikan

segalanya, tanpa saya berantakan semuanya” , kalau si koleris ini sudah bertindak dan

semangatnya sudah berkobar “ ya pasti jadi…” maka hampir dapat di pastikan apa yang

ia lsayakan pasti tercapai seperti apa yang ia katakan. Semua itu bisa tercapai tidak lain

karena sifat paling positif dari seorang koleris adalah tidak mudah menyerah.

Kelebihan:

Orang yang memiliki tipe koleris adalah seorang yang kreatif.

Senang memimpin serta senang bila membuat suatu keputusan, dinamis dan aktif.

Page 58: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Selalu memerlukan suatu perubahan dan harus mengoreksi kesalahan.

Memiliki kemauan yang keras dan pasti untuk mencapai suatu sasaran atau target

yang sudah dibuatnya.

Biasanya orang ber tipe kepribadian koleris ini bersifat bebas dan memiliki

kemandirian.

Berani menghadapi segala tantangan dan masalah yang menghampiri.

Selalu memiliki prinsip bahwa setiap harinya harus lebih baik dari hari sebelumnya.

Selalu mencari cara yang praktis untuk memecahkan masalah dan bergerak

dengan cepat.

Tipe kepribadian koleris tidak ragu-ragu untuk mendelegasikan pekerjaan dan

selalu berfokus pada produktivitas.

Senang membuat dan menentukan tujuan, unggul dalam keadaan darurat.

Terdorong bila ada tantangan.

Kelemahan:

Tidak sabaran dan memiliki emosi yang tinggi sehingga mudah marah.

Selain itu suka memerintah orang.

Terlalu bergairah sehingga susah untuk santai.

Mungkin terdengar aneh, tetapi orang tipe kepribadian koleris ini senang dengan

yang namanya kontroversi dan pertengkaran.

Memiliki sifat yang ksaya dan keras, parahnya orang tipe ini tidak memiliki

perasaan simpatik terhadap orang lain.

Tidak menyukai sesuatu secara rinci dan sering kali membuat keputusan dengan

tergesa-gesa.

Senang memperalat orang lain, memanipulasi, dan menuntut orang lain.

Selain itu, orang tipe ini tidak segan-segan untuk menghalalkan segala cara demi

tercapainya tujuan.

Tidak pernah mau mengsayai kesalahan apalagi meminta maaf.

Pecinta pekerjaannya.

4. PLEGMATIS

Satu satunya tipe kepribadian yang “cinta damai”. Si cinta damai ini akan sangat

menjauh dari yang namanya konflik, bahkan ia mau melsayakan apapun meskipun ia

tidak suka, untuk menghindari konflik. Karena menurut si cinta damai ini kedamaian

adalah segala-galanya, jika terjadi masalah atau pertengkaran maka ia akan rela

melsayakan apapun, biar pun rasa sakit yang ia dapatkan, asalkan masalahnya nggak

terus berkepanjangan. Tapi si cinta damai ini mempunyai semangat yang sangat minim,

ia akan bersemangat ketika ada yang mengajak dan ada seseorang yang menganggap

mereka ada atau di butuhkan. Ia kurang teratur dalam melsayakan sesuatu dan tampak

serba dingin. Yah, sebutan lain dari si plegmatis ini adalah si “cuek” so pasti karena

sikapnya yang tampak serba dingin dan lebih memilih hidup “aman” sebisa mungkin

terhindar dari yang namanya masalah. Tipe ini cendrung diam dan kalem, tapi dalam

menyelesaikan masalah dan mencari solusi si plegmatis ini punya cara yang sangat

Page 59: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

menyenangkan karena ia pun seorang pendengar yang baik, mereka siap

mendengarkan dengan antusias. Yah…, setidaknya ketika seorang sanguinis bicara

panjang lebar sampai mulutnya berbusa ada si plegmatis yang siap mendengarkan

hehee. Kadang kita akan serba salah menghadapi seorang plegmatis, ibarat kata “di

dorong ngambek, di biarin malah nggak jalan”, haduh… makanya ketika kita berada di

dekatnya kita harus rajin-rajin memotivasinya.

Kelebihan:

Mudah untuk diajak bergaul, memiliki pembawaan yang santai, tenang dan teguh.

Tipe kepribadian phlegmatis ini dapat menjadi seorang pendengar yang baik.

Bijaksana, sabar, dan tidak banyak bicara.

Memiliki hati yang baik dan simpatik yang tinggi terhadap orang lain.

Selalu ingin segala sesuatunya terorganisasi dengan baik.

Dapat menjadi penengah masalah yang baik.

Sering kali berusaha menemukan cara termudah untuk menyelesaikan sesuatu.

Dapat tetap baik meskipun sedang dibawah tekanan.

Tidak suka menyinggung perasaan orang lain dan selalu menyenangkan

pembawaannya.

Orang tipe kepribadian phlegmatis juga memiliki rasa humor yang tajam.

Senang bila melihat atau mengawasi sesuatu. Memiliki rasa belas kasihan dan

kepedulian terhadap sesama.

Mudah untuk diajak berdamai.

Kelemahan:

Kurang menyukai perubahan atau kegiatan-kegiatan baru.

Orang tipe kepribadian phlegmatis sering merasa tsayat dan khawatir.

Sering kali selalu menghindari konflik, dan yang paling parah adalah lari dari

tanggungjawab.

Selalu merasa benar sehingga sulit berkompromi dan keras kepala.

Pemalu dan pendiam, meskipun demikian juga sering mengejek.

Kurang bisa memotivasi diri dan lebih suka untuk duduk diam menjadi penonton

daripada terlibat langsung.

Tipe kepribadian phlegmatis juga tidak senang didesak, tetapi mereka suka

menunda-nunda atau menggantungkan masalah.

Page 60: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

#Kuisioner Tipe Kepribadian

Berikan nilai dari 1-4 untuk gambaran diri paling tidak mendekati hingga paling mendekati

untuk menjelaskan karakter dan perilsaya anda.

Keterangan rating :

1: bukan pribadi saya

2: ya saya kadangkala begitu

3: saya seringkali begitu

4: ya ini mencerminkan pribadi saya

NO PERNYATAAN NILAI 1-4

1.

a. Saya seorang yang memiliki kemauan sangat kuat dan keras

kepala. Berusaha melsayakan apa saja yang diinginkan.

b. Saya seorang yang tidak pernah rileks atau santai. Selalu ingin

mengerjakan sesuatu walau waktu bekerja telah selesai dan

waktunya istirahat.

c. Saya sering menunjukkan perilsaya yang menyenangkan, lebih

banyak tersenyum dan tertawa daripada sedih dan menangis.

d. Ketika bertemu pertama kali dengan orang asing saya merasa

tidak nyaman, ada rasa tsayat. Mula-mula saya akan menarik

diri dan kemudian menyesuaikan diri perlahan-lahan.

.................

.................

.................

.................

2.

a. Saya suka bertindak cepat dan mandiri serta suka mengerjakan

sesuatu sendiri.

b. Saya menunjukkan perubahan emosi (naik dan turun) yang

sangat jelas dan sering bertindak berdasarkan perasaan.

Memiliki bakat untuk mengerjakan sesuatu secara dramatis.

c. Saya sering terlihat tenang dan ramah. Umumnya saya memiliki

reaksi yang tenang dan lembut terhadap suatu keadaan.

d. Saya menyukai privasi dan kadangkala terlihat senang

menyendiri dan tidak suka bergaul.

.................

.................

.................

.................

3.

a. Saya cenderung tidak memberikan tanggapan yang berlebihan

atas kasih sayang yang diberikan kepada saya. Memandang

curahan kasih sayang sebagai sesuatu yang kurang istimewa.

b. Saya terlihat optimis dan antusias dalam hampir setiap situasi.

c. Saya kurang aktif dalam mencoba hal-hal baru dan biasanya

lebih suka melsayakan hal yang telah diketahui dan telah saya

kenal.

d. Saya banyak mengajukan pertanyaan dan lebih suka

memikirkan sesuatu secara mendalam sebelum mengambil

keputusan.

.................

.................

.................

.................

Page 61: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

4.

a. Saya seorang yang sangat aktif, suka menjelajah, dan mencoba

hal baru serta suka mengambil resiko.

b. Saya seorang yang mudah bergaul dan suka berada di

keramaian.

c. Saya mudah bekerja sama dengan orang lain dan biasanya

mudah cocok dengan orang lain.

d. Saya mengambil pendekatan yang berhati-hati terhadap

sesuatu hal atau keadaan yang baru. Penuh pertimbangan dan

analisis.

.................

.................

.................

.................

5.

a. Saya sulit dipimpin dan cenderung memilih siapa yang pantas

untuk diikuti.

b. Saya akan sering berpindah dari satu kegiatan ke kegiatan lain,

biasanya tanpa menyelesaikan kegiatan tersebut.

c. Saya mudah menyerah bila mendapat tekanandan mungkin

meniru perilsaya, aturan, dan sifat orang lain secara berlebihan.

d. Saya memiliki level kegiatan fisik yang rendah atau rata-rata.

.................

.................

.................

.................

6.

a. Saya mudah marah dan memaksa untuk mendapatkan apa

yang saya inginkan.

b. Saya tidak rapi, berantakan, dan pelupa jika diminta

mengerjakan sesuatu.

.................

.................

c. Saya mengalami kesulitan untuk bisa menerima perubahan

yang bersifat mendadak. Saya sering berkeras untuk

mempertahankan keadaan agar tidak berubah. Ingin segalanya

tenang dan damai.

d. Saya cenderung memiliki emosi yang lembut sehingga reaksi

awal terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan adalah

berdiam diri dan terkendali. Meskipun reaksi internal saya jauh

lebih kuat.

.................

.................

7.

a. Saya sangat menyukai persaingan.

b. Saya sering terlalu peduli dengan apa yang dikerjakan orang

lain.

c. Saya tidak suka konflik dan cenderung menghindari

pertentangan.

d. Saya sering terlihat serius dan sering terlihat sedih.

.................

.................

.................

.................

Page 62: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

8.

a. Saya mengatakan apa yang saya fikirkan dan memberitahukan

kepada orang lain apa yang saya inginkan darinya. Saya bisa

sangat kasar dalam mengatakan pada orang lain tentang siapa

dan apa yang saya tidak sukai.

b. Saya sangat gemar berbicara, bercerita. Saya suka

menceritakan kepada orang lain mengenai prestasi saya dan

juga kawan-kawan saya. saya bisa agak manipulatif ketika

menyampaikan sesuatu, saya memiliki kemampuan untuk

meyakinkan orang lain.

c. Saya lebih banyak mendengarkan daripada berbicara.

d. Saya sering mengajukan pertanyaan (seringnya rumit)

mengenai hal-hal khusus dan meminta penjelasan atau

jawaban yang detail atas pertanyaan yang saya ajukan.

.................

.................

.................

.................

Sekarang, pindahkan angka yang anda tuliskan ke dalam kolom di bawah ini. Lalu jumlahkan

setiap kolom. Angka terbesar menunjukkan profil kepribadian anda yang dominan.

NO A B C D

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

∑ ................. ................. ................. .................

KD KHOLERIS SANGUINIS PHLEGMATIS MELANKOLIS

#Menjadi Pribadi Yang Menyenangkan Dan Supel

Setiap orang pasti ingin menjadi pribadi yang menyenangkan dan supel. Bisa punya

banyak teman, gampang di terima di lingkungan, gampang untuk berkomunikasi dengan

baik dan semua merasa senang bila ada di dekatnya. Sebagian orang ada juga yang hidupnya

selalu sendiri tidak bisa membuka pertemanan dengan siapapun, ia hanya fokus dengan

dirinya sendiri, tanpa orang lain ia merasa bisa melsayakannya sendiri tanpa bantuan dari

orang lain.

Dale Carnegie pernah mengatakan dalam bukunya yang berjudul “How to win

friends and influence people”, Dale berkata”salah satu hal yang paling diabaikan dari

keberadaan kita di dunia ini adalah penghargaan. Ya… penghargaan, untuk menjadi pribadi

yang menyenangkan dan supel kita harus bisa menghargai orang lain.

Mengahargai kepribadian yang berbeda-beda dari setiap manusia adalah salah satu

kunci untuk menjadi seorang yang menyenangkan dan supel. Seperti telah di bahas pada

Page 63: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

poin kepribadian bahwa ada empat tipe kepribadian manusia yaitu sanguinis, melankolis,

koleris, dan plegmatis. Ada baiknya memang kita harus tahu tipe kepribadian orang-orang di

sekitar kita agar kita dapat memposisikan bagaimana sikap kita dalam menghadapi si

sanguinis misalnya kita harus banyak bersabar dengan pola pikirnya yang selalu

menganggap enteng pekerjaan misalnya, atau harus ber hati-hati dalam berbicara dengan si

melankolis. Karena setiap orang penting untuk di dengar kadang kita pun harus bisa bermain

dengan sisi-sisi plegmatis yaitu menjadi pendenganr yang baik.

Dalam sebuah artikel yang pernah saya baca di internet, bahwa “Setiap orang

memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada orang yang tergolong ramah dan supel, ada yang

bawaannya memang pendiam dan pemalu, bahkan ada pula orang yang memiliki karakter

cenderung menyebalkan.

Mereka yang tergolong ramah dan supel biasanya dianggap lebih menyenangkan

dan banyak disukai orang. Lingkungan pun biasanya akan lebih mudah menerima orang-

orang dengan karakter seperti itu. Namun, apakah hanya orang-orang yang bawaannya

ramah dan supel saja yang berkesempatan menjadi pribadi yang menyenangkan dalam

pergaulan? Tidak juga. Karena seperti apapun karakter yang dimiliki seseorang, ia akan tetap

mampu menjadi pribadi yang menyenangkan, sepanjang ia mau berusaha”. Yups, intinya

adalah berusaha, berusaha merubah sifat-sifat jelek yang kita punya menjadi sifat yang baik.

#Mengenali emosi diri, kemarahan, dan konflik

Emosi adalah reaksi subjektif terhadap sesuatu di dalam lingkungan, yang biasanya

didapat dari pengalaman kognisi terhadap kenyamanan ataupun ketidaknyamanan, yang

secara umum diiringi dengan perubahan fisiologis (detak jantung yang cepat, meningkatnya

hormon), dan sering diekspresikan dalam bentuk perilaku yang tampak. Bentuk-bentuk

emosi bisa berbentuk negatif maupun positif, seperti kemarahan, rasa senang, ketakutan,

dan sebagainya.

Dari definisinya kita bisa menyimpulkan dengan cukup mudah bahwa emosi bersifat

personal karena ia merupakan reaksi subjektif. Artinya, jika seseorang marah, sedih

gembira, takut, dan sebagainya, itu adalah sebuah reaksi yang tidak seragam antara satu

orang dengan yang lain. Orang lain mungkin akan marah jika kamu injak kakiknya, meskipun

tidak sengaja. Tapi mungkin juga memaafkan karena tahu kamu tidak sengaja. Emosi sangat

subjektif dan personal. Bentuk ekspresi emosinya pun bisa bermacam-macam, seorang yang

marah bisa saja: berteriak, wajah merah padam, atau merusak barang-barang di sekitarnya.

Tapi ada juga orang yang marah dengan cara diam, menghindar, atau merusak dirinya.

Kemunculan emosi bisa dipicu oleh hal-hal yang sepele dan sederhana, tetapi juga

bisa diredakan oleh hal-hal sepele dan sederhana pula. Seperti yang dikatakan Sartre, “in

emotion everything in the world is modified ... the world is magically transformed and

perceived in a different way.” Dalam emosi, dunia dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga

dunia secara ajaib ditransformasi dan dipandang dengan cara yang berbeda (dengan orang

lain). Itu sebabnya emosi sangat subjektif, personal, dan kadangkala tidak logis bagi orang

lain yang tidak mengalaminya atau kurang bisa berempati.

Seorang yang marah sebenarnya butuh pertolongan, bisa jadi ia dalam kondisi

stressfull, sehingga perlu orang lain untuk membantunya mengatasi kondisi yang menekan

itu.

Page 64: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam mengekspresikan emosi, dalam

hal mengenali emosi. Menurut L.R Brody (1996), “wanita dewasa lebih intens secara verbal

dalam masalah emosi dan wajahnya lebih ekspresif dalam mengkomunikasikan emosi. Dan

perempuan lebih akurat dalam mengenali ekspresi emosi yang tampak di wajah laki-laki.”

Itu sebabnya dalam membina pertemanan dalam ruang organisasi, untuk saling emosi

karena perbedaan gender ini butuh latihan yang terus menerus. Perempuan yang lebih terus

terang dan lebih ekspresif dalam mengungkapkan emosi harus berlatih mengatur kapan dan

dimana serta dalam situasi apa ia bisa mengungkapkan emosinya, sedangkan laki-laki harus

berlatih untuk lebih terus-terang (assertive) dalam mengungkapkan emosinya baik secara

verbal maupun dalam bentuk ekspresi wajah.

Kemarahan selalu dimasukkan dalam ciri-ciri emosi yang dikategorikan emosi

negatif. Alasannya, karena kemarahan adalah bagian integral dari agresi, kekerasan, dan

permusuhan. Kendati demikian, pengalaman dari kemarahan tidak selalu negatif. Bisa

dibayangkan jika seseorang tidak pernah marah, boleh jadi ia tampak tidak manusiawi.

Sebagai contoh, adanya kemungkinan mengontrol ekspresi marah justru akan

memperkuat hubungan pertemanan. Kemarahan muncul biasanya disebabkan karena

perhatian untuk mengevaluasi sesuatu yang dianggapnya salah. Karena standar masing-

masing dalam mengevaluasi sesuatu hal berbeda-beda maka tidak ada jalan lain untuk

menyamakan persepsi kecuali dengan kepala dingin, dan berupaya untuk secara empatik

dan objektif menetapkan standar yang adil bagi kepentingan bersama.

Dalam Islam, jelas bahwa kemarahan adalah perilaku yang kurang disukai.

Disebutkan dalam hadits: “Laa taghdhab walakal jannah.” Janganlah kamu marah, maka

bagimu surga. Larangan marah ini bukanlah kita tidak diperkenankan sama sekali, tetapi

bagaimana mengatasi dan mengupayakan agar kemarahan tersebut dilakukan dengan

proporsional, tepat, dan tidak berlebihan.

Tidak ada pertemanan yang lempeng-lempeng saja, selalu seia-sekata, selalu dalam

kesepakatan, dan tanpa konflik. Percayalah! Konflik adalah sesuatu yang menguras energi

dan sering dimaknai negatif. Padahal boleh jadi ada sisi positifnya. Saya termasuk yang

memiliki toleransi yang tinggi terhadap konflik, karena memiliki keyakinan bahwa tiap orang

memiliki self interest sehingga ketika dua orang atau kelompok, berkonflik dalam upaya

mencapai tujuan bersama dengan cara menang-menang (win-win solution) maka hal itu

harus dilakukan, karena komunikasi kemudian berkonflik kepentingan, adalah satu-satunya

jalan untuk menymakan langkah, dan membuat hubungan menjadi lebih dinamis. Tapi

jangan heran bila kawanmu berbeda. Misalkan, ia memandang konflik sangat menguras

energi emosionalnya, dan cenderung menghindari konflik. Itu sah-sah saja selama di

dalamnya tercipta kerukunan dan kesepakatan-kesepakatan, misal saya tidak terlalu ‘hobi’

berkonflik dan kawan kita bisa menjadi lebih ‘enjoy’ dengan konflik.

Ada empat tipe peran ketika sedang berkonflik menurut Kantor, 1980.

1. Tipe Mover, mereka yang cenderung menemukan atau berinisiatif terhadap

sebuah kegiatan atau aksi.

2. Tipe Follower, mereka yang hampir selalu setuju, mendukung, dan

melanjutkan kegiatan atau aksi.

3. Tipe Opposer, mereka yang cenderung menantang, berbeda pendapat

terhadap kegiatan atau aksi yang ditawarkan.

Page 65: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

4. Tipe Bystander, mereka yang cenderung memperhatikan saja apa yang

terjadi tetapi tidak terlibat.

#Kuis kecenderungan tipe peran dalam konflik

NO PERNYATAAN YA TIDAK

1. Saya merasa bahwa persoalan saya sudah cukup banyak, sehingga saya memilih untuk tidak terlibat pada persoalan orang lain.

2. Saya orang yang senang menemukan masalah, mengemukakan hal itu pada orang lain, dan mendiskusikannya.

3. Saya senang jika orang lain mengikuti pendapat saya.

4. Ketika orang lain berpendapat, saya cenederung mencari pendapat alternatif dan mengikuti pendapat itu.

5. Saya lebih suka mengikuti pendapat orang lain.

6. Memiliki pendapat lain adalah sesuatu yang menyenangkan bagi saya.

7. Tidak melibatkan diri pada persoalan orang lain itu lebih nyaman bagi saya.

8. Menurut saya, orang lain lebih banyak memiliki pendapat yang lebih baik dari saya, sehingga saya cenderung untuk setuju.

9. Memulai dan mengemukakan pendapat adalah salah satu keahlian saya.

10. Melibatkan diri pada kegiatan atau persoalan orang lain adalah membuang waktu bagi saya.

11. Saya tidak suka berpendapat, karena saya tidak ahli dalam masalah mengemukakan pendapat.

12. Saya sangat senang jika bisa memberikan kritik dan pandangan yang berbeda terhadap pendapat orang lain.

Nilailah Diri Anda!

1. Anda Mover jika anda mengatakan “YA” pada poin : 2,3,9.

2. Anda Follower jika anda mengatakan “YA” pada poin : 5,8,11.

3. Anda Opposer jika anda mengatakan “YA” pada poin : 4,6,12.

4. Anda Bystander jika anda mengatakan “YA” pada poin : 1,7,10.

#Ada lima hal utama yang seharusnya dimiliki oleh seseorang bila ingin menjadi pribadi

yang menyenangkan dalam pergaulan. Apa saja?

1. Berpikiran Positif

Orang-orang yang berpikiran positif adalah orang-orang yang sangat menyenangkan.

Orang-orang seperti itu memiliki energi positif yang tentunya juga akan ditularkan ke

lingkungan sekitarnya. Mereka yang selalu berpikiran positif akan senantiasa

menghadirkan suasana dan aura yang positif ke lingkungannya meski dalam keadaan

yang buruk sekalipun. Mereka secara tidak langsung bisa membangkitkan mood dan

semangat positif ke orang-orang yang ada di sekitarnya.

Sebaliknya, mereka yang selalu berpikiran negatif adalah pribadi yang tergolong

menyebalkan. Orang-orang yang selalu berpikiran negatif cenderung melemahkan dan

memudarkan semangat orang-orang di sekitarnya. Coba bayangkan, siapa yang betah

berada di sekitar orang yang sepanjang hari, waktu, pikiran, dan perkataannya hanya

dipenuhi dengan hal-hal yang negatif. Secara tidak langsung hal-hal negatif itu juga

akan ikut tertular ke kita. Tentunya kita tidak mau seperti itu, ya kan?

Page 66: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Jadilah seperti spongebob selalu berpikir positif dalam segala hal, kepada squitward

pun yang selalu menyebalkan ia selalu tetap menganggapnya tetangga terbaiknya.

Positive thinking!.

Adalah cara yang selalu ada di otak sponge berwarna kuning itu sehingga apapun yang

terjadi ia akan tetap tersenyum. Berbeda dengan squitward hidupnya selalu penuh

keluhan, selalu menyalahkan mengapa hidupnya harus berada selalu dekat dengan

sponge bodoh bernama spongebob squarpants. Negative thinking ini lah yang

membuat hidup squidward selalu apes :D

2. Mampu Mengendalikan Emosi

Dalam pergaulan, kepandaian mengendalikan emosi sangatlah diperlukan. Dalam

keadaan seperti apapun, marah, sedih, kesal, kecewa, atau emosi-emosi lainnya, kita

harus mampu untuk mengendalikannya. Emosi-emosi yang sedang dirasakan akan

keluar dan terpancar di wajah kita yang sedang cemberut, muram, gelisah dan lain

sebagainya. Jika sedang marah, tak perlu meledak-ledak meluapkan amarah , karena

orang-orang di sekitar kita bukan tukang sulap yang bisa membaca pikiran orang lain.

Jika melihat keadaan sekarang banyak anak muda yang galau di media social, entah itu

facebook, twitter, path, line dan bla bla bla media social yang sedang hits di kalangan

anak muda jaman sekarang. Mereka sering sekali mengumbar apa yang sedang mereka

rasakan mulai dari “saya galau…” atau “ saya seneng bingits baca SMS dari kamu

beibs…:*”, atau “jangan ganggu gue lagi ok fix!!” atau banyak lagi celotehan –

celotehan yang mengungkapkan emosi yang sedang ia rasakan saat itu. Itu membuat

orang lain menilai bahwa kita tidak bisa mengendalikan emosi kita sendiri.

3. Enak diajak Bicara

Orang yang enak diajak bicara itu adalah orang yang asyik. Mereka bisa dengan mudah

membaur dalam lingkungan. Lalu, seperti apa sih orang yang enak diajak bicara itu?

Tentunya bukan orang yang hanya ingin mendominasi percakapan, hanya ingin

didengar (tanpa mau mendengar), dan bukan pula orang yang mengacuhkan lawan

bicaranya.

ketika kita sudah menjadi orang yang enak di ajak bicara maka apa pun topiknya akan

mengalir begitu saja. Apapun yang kita keluarkan akan mudah di terima orang lain, mau

itu kritik sekalipun. Maka dari itu skill “enak diajak bicara ini sangat kita butuhkan

dimana pun kita berada. Seperti misalnya di dalam organisasi, disana kiata akan dilatih

untuk menjadi orang yang enak di ajak bicara, karena biasa suatu organisasi

melsayakan banyak kegiatan yang membutuhkan kerja tim sehingga kita harus bisa di

ajak bicara dengan baik agar tidak timbul konflik yang dapat mengacaukan kerja tim.

4. Mudah Senyum

Jadilah orang yang murah senyum. Senyum tak hanya menyenangkan bagi orang yang

melihatnya, tapi juga akan memberikan pengaruh yang positif pada suasana hati kita.

Lihat saja spongebob dan patrik kemana pun ia pergi dan dengan siapaun ia bertemu

mereka selalu tersenyum seberat apapun persoalan hidupnya yang bertetangga dengan

orang yang paling membencinya seperti squidward dan bekerja tanpa di gaji di krasty

crabs dengan boss paling kejam seperti tuan crabs.

Karena senyum adalah sebagian dari ibadah apa salahnya kita banyak tersenyum dalam

menghadapi masalah apapun. Senyum tidak hanya membuat wajah kita enak

Page 67: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

dipandang mata, tapi juga dapat membuat suasana hati menjadi tenang menjalani

hidup. Jadi KEEP SMILE guys!

5. Memiliki Sense of Humor

Siapa yang bisa menyangkal bahwa berada di dekat orang yang humoris itu sangatlah

menyenangkan. Siapapun akan merasa betah berada di dekat orang yang memiliki

sense of humor, karena setiap saat sepertinya selalu diwarnai dengan tawa dan tawa.

Jika memang kita merasa bukan termasuk orang yang humoris, setidaknya jadilah orang

yang masih bisa diajak bercanda.

Candaan dapat menimbulkan suasana yang ceria dan menghidupkan suasana. Candaan

juga akan melahirkan tawa yang akan membuat kita dan orang-orang di sekitar kita

merasa rileks dan sejenak terbebas dari beban pekerjaan yang berat. Yups, candaan di

saat siang hari di kampus misalnya saat otak sudah memanas jga sangat penting,

candaan juga bisa menimbulkan kedekatan emosi dengan teman-teman di kampus atau

di dalam organisasi karena ini sangat perlu supaya tidak menimbulkan ketegangan atau

ksaya dalam sebuah organisasi.

Ternyata nggak sesulit yang dibayangkan kan untuk bisa menjadi pribadi yang

menyenangkan? Mulailah untuk terbiasa melsayakan lima hal yang sudah disebutkan di

atas kalau kita ingin menjadi pribadi yang menyenangkan dan bisa diterima baik dalam

pergaulan. try it guys!

#Teknik Mencari Teman

Setiap manusia di bumi ini pasti butuh yang namanya teman, sesuai dengan

sebutannya manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang saling membutuhkan satu

sama lain.

Apa sih sebenarnya definisi dai TEMAN? Menurut KBBI Depdiknas “teman

mempunyai makna kawan, sahabat, orang yang bersama-sama bekerja (berbuat, berjalan),

lawan (bercakap-cakap), yang menjadi pelengkap (pasangan)”. Ada pula tujuan dari

berteman yang tertuang dalam Q.S. Al Hujurat ayat 13

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan

seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya

kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di

sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha

Mengetahui lagi Maha Mengenal”.

Dalam sebuah hubungan pertemanan setiap orang pasti ingin menjadi dan

mendapatkan teman terbaik. Ya… sebagai mahasiswa misalnya pertama kali menginjakkan

kaki ke kampus dan melsayakan ospek pasti ingin bisa di terima di lingkungan yang baru,

mendapat teman baru, dan ingin menarik orang-orang menajdi temannya. Itu adalah hal

yang wajar karena itu tadi, manusia terlahir sebagai makhluk sosial.

Alkisah, “saya adalah seorang mahasiswi di salah satu kampus kesehatan. Sejak

masuk kuliah diwajibkan untuk tinggal di asrama, hidup bersama dengan orang–orang yang

nggak pernah bertemu sebelumnya adalah hal yang sulit bagi saya. Lingkungan baru,

memulai perkenalan, ah itu hal berat.

Page 68: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Di asrama, saya tinggal sekamar dengan Nina, berbeda dengan saya Nina pandai

bergaul dan mudah mendapatkan teman di hari pertama kami tinggal di asrama. Ingin sekali

rasanya bisa seperti nina yang di sukai banyak orang, ceria, mudah beradaptasi dan asik jika

diajak ngobrol. Saya? Jalan pun seolah mencari koin yang jatuh, setiap hari menghabiskan

waktu dengan buku dan gadget, enggak asik dan aneh.

Setelah beberapa bulan, saya sadar aktivitas saya selama ini tidak baik, baik untuk

diri sendiri maupun pertemanan dengan yang lainnya. Siapapun pasti malas berteman

dengan tipe seperti saya saat itu.

Saya memang tidak pandai berinteraksi dengan orang lain kecuali keluarga sendir,

tapi pertemanan itu soal memberi lebih dulu, menebar senyum, menyapa dan mengajak.

Bukan sebaliknya. Mulai saat itu, segala bentuk ketidak percayaan diri saya dalam

berinteraksi saya kikis, dan melatih diri sendiri menjadi seorang yang peduli dan mau

memulai menyapa, tersenyum dan mengajak. Karena saya berfikir, apapun yang

mempengaruhi dan menyebabkan kita terkucilkan dari sebuah kumpulan adalah diri kita

sendiri. Karena pada prinsipnya, hidup itu saling tarik menarik atau dengan istilah low

attractions, jika kita memulai dengan hal positive maka kita akan menerima hal positive, kita

tersenyum maka kita mendapatkan senyum begitupun sebaliknya.

Beruntung nina banyak membantu, mendukung perubahan dalam diri saya,

merubah saya yang pemurung menjadi periang yang menyenangkan dan pandai bergaul.

Meski proses itu tidak sebentar, yakinlah bahwa habits bisa dibentuk melalui proses practice

dan repetition seperti yang telah dijelaskan di bab pertama.

Kebanyakan dari kita pasti menginginkan menjadi anak muda yang asik dan enggak

ngebosenin kan?, Pasti. Kita bisa memulainya dengan berkenalan dengan lingkungan sekitar,

atau mengikuti berbagai komunitas dan organisasi untuk menambah koneksi serta

hubungan pertemanan yang luas. Semua itu harus dimulai dengan membuka diri, dengan

memberi maka kita akan menerima. Seperti bagan dibawah ini kita akan mengulas

bangaimana caranya menjadi teman yang baik dan mendapat teman yang baik. Lets check it

out…

Dari bagan diatas dapat dilihat bahwa untuk menjadi dan mendapatkan teman

terbaik atau best friend kita harus bisa membuka diri untuk berkenalan, lalu kita harus tahu

potensi apa saja ynag ada pada diri kita sendiri dan bagaimana cara menghargainya sebelum

kita mulai menghargai potensi orang lain, setelah itu kita juga harus bisa mengidentifikasi

kesalahan-kesalahan dalam berteman, dan kemudian barulah kita mencari teman-teman

Mengharg

ai potensi

diri sendiri Perkenalan

Best Friend

Mencari

teman

Kesalahan

dalam

berteman

Page 69: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

terbaik. Memulai pertemanan memang penting, perlu teknik-teknik tertentu dan harus

dimulai dari diri sendiri dalam membentuk sebuah pertemanan. Bagaimana caranya?

1. ADAPTASI, Teman berada di lingkungan sosial tempat kita belajar hidup bersama

orang lain.

2. PERSAMAAN TUJUAN, Pertemanan karena adanya persamaan tujuan contoh :

organisasi, perusahaan

3. KONFLIK, Pertemanan karena rasa aman dan nyaman

4. BENEFICIAL EXCHANGE, Pertemanan harus menghasilkan keuntungan

5. LABELLING, Pertemanan karena persamaan “label” atau julukan di masyarakat

Dari lima hal ini kita bisa banyak mengetahui bagaimana caranya memulai

pertemanan dengan baik. Mencari teman yang baik bisa di mulai dengan mengenal diri

sendiri dulu.

Ada beberapa kesalahan dalam berteman, hal yang biasanya terjadi saat memilih

teman adalah; Lets see it

Alasan berteman : apa sih alasan berteman kita? Kadang kita alasan kita salah, Cuma

numpang eksis, supaya bisa dilihat orang kalau kita punya genk yang ngehits etc.

Asumsi untuk mendapatkan keuntungan: nggak mau berteman dengan “low gank”, harus

dengan orang orang yang hits biar terlihat hits di kampusatau di sekolah

Menunjukan kelebihan atau pamer: terlalu show up apa yang kita punya “nih gue bisa ini”

atau “gue baru beli sepatu baru loh dengan harga…”

Berpikir bahwa teman akan datang dengan sendirinya: seperti halnya gula karena manis

maka semut akan datang dengan sendirinya, kita harus punya sesuatu yang menarik

Meminta dukungan: kita mau berteman karena mau mencalonkan diri sebagai presiden

BEM misalnya setelah terpilih lupa dengan orang-orang yang mendukungnya dlu.

sahabat mempunyai makna tersendiri, dimanapun ia di tempatkan ia tetap

mempunyai makna yang khusus…

#Ismakes adalah sahabatku

Saya, kamu, dia dan mereka, ya kami Ismakes Jabar. Ismakes Jabar ini lah wahana

rekreasiku banyak cerita di dalamnya. Mungkin bisa di bilang di sinilah kita dapat lebih

mengenal pribadi ‘aku’, ‘kamu’, dan ‘dia’ serta menghargai segala bentuk potensi yang ada

di dalamnya. Bagaimana tidak, kami semua di sini mempunyai latar belakang yang berbeda,

kampus yang berbeda, bidang yang berbeda, daerah yang berbeda, dan banyak lagi

perbedaan yang kami punya. Apa yang membuat kami begitu mencintai organisasi ini

dengan segala perbedaan kami? Kami berusaha menghargai segala perbedaan yang kami

punya, karena kami mempunyai kesamaan visi, berbeda-beda tapi tetap satu padu.

Masuk secara tidak sengaja, bahkan underestimate dengan orang-orang di

dalamnya, menjadi alasan kuat untuk tidak mencintai organisasi ini. Tapi setelah

berkecimpung dan bergumul dengan aktivitas di dalamnnya, saya paham inilah tempat

belajar. Laboratorium untuk segala bentuk keilmuan; human relationship, karakter dan

kepribadian serta penerapan berbagai jenis referensi ilmu organisasi.

Page 70: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Setiap karakter dan kepribadian orang berbeda, memang begitu. Semua orang tahu.

Tidak ada yang seunik di sini, menganalisis kepribadian sendiri dan orang lain untuk

menentukan sikap pertemanan yang baik yang menjunjung tinggi makna ‘kerukunan dalam

kehidupan berkepribadian’. Meski saya masih sering sekali dropmood, karena beberapa

tingkah kawan yang melanggar hak kita, tapi lama-lama perasaan itu hilang, tergerus dalam

kebersamaan yang dibangun dengan porsi yang lebih banyak. Ternyata disini saya

menemukan apa yang belum pernah saya pelajari di luar sana.

Satu padu tempa diri raih cita sehat semua, semboyan yang benar-benar menjadi

pemantik semangat pergerakan dan kebersamaan serta penggerus berbedaan, menempa

diri saya untuk benar-benar bisa mengatasi konflik yang ada, melatih diri memahami

keragaman kepribadian serta menerapkan seni dalam bergaul. Karena setiap orang itu

istimewa, berbakat dan penting untuk selalu di dengar.

Di sini saya di dengar dan menjadi pendengar yang baik. Saling menyadari sisi positif

dan sisi negatif dan menghargai serta memahami kepribadian masing-masing. Sulit?

Memang, tapi bagi pecinta perubahan ini penting, berkawan dengan menggunakan

pendekatan ilmiah sangatlah mungkin, demi terciptanya “kesadaran kerukunan dalam

kehidupan berkepribadian”.

Inilah wahana rekreasiku, semua permainan ada di di sini. Bermain dengan waktu,

bermain dengan konseptor-konseptor hebat, memacu adrenalin, membuat tertawa sampai

mual, berpikir keras hingga muntah, hingga menangis tersedu-sedu. Dan masih banyak lagi

permainan-permainan yang belum terungkap, keadaan ini menjadi seperti irama sirkadian

tubuh, menciptakan suasana baru, menyebabkan endorfin mengalir deras. Ismakes adalah

wahana rekreasiku.

Page 71: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

EPILOG

Ismakes organisasi tercintaku

Tulisan-tulisan ini diambil dari postingan-postingan (fb) di group Ismakes jabar dengan

(hastag) #Ismakes berekspresi, sebagai bentuk apresiasi pada mereka yang bertaut hatinya

dengan Ismakes berikut kami hadirkan ke tengah-tengah suasana membaca anda.

Rudi Maulana Budianto: Mimpi-mimpi dan cita-cita saya selalu terwujud bersama Ismakes

... dan sekarang saya tidak takut lagi untuk terus bermimpi ...

Rozky Anugrah II: Saya tidak punya banyak pengetahuan tentang organisasi dan segala

sesuatu yang menyangkutnya ... saya Cuma punya satu mimpi, memandirikan organisasi ini.

Saya tidak mau organisasi ini jadi “pengemis intelektual”, bermodal audiensi lalu berharap

kucuran dana setiap tahunnya kepada instansi pemerintah yang notabene itu uang rakyat.

Kita sebenarnya bisa seperti itu, tapi ITU BUKAN CARA KITA. Sesuai moto, SATU PADU

TEMPA DIRI RAIH CITA SEHAT SEMUA, dalam hal ini tempa diri jadi acuan. Bagaimana kita

berpikir, berekspresi, dan menempa diri kalau segala sesuatunya masih disuapi. Emang bayi?

Emang orang lumpuh?.

So mumpung kita masih dalam proses belajar, manfaatkan momen ini sebaik-baiknya. Ini

ladang ilmu yang berharga, tanpa biaya, hanya “bersedia”. Silahkan berekspresi, silahkan

beropini, silahkan berimajinasi, tidak akan ada yang memarahi, hanya saja harus tahu diri.

Kenapa saya cinta organisasi ini? karena melalui organisasi ini saya berharap apa yang saya

lakukan bermanfaat bagi orang banyak. Amin. SPTDRCSS!

Sukma Ismaya: “Berdua lebih baik daripada sendiri. bertiga lebih baik daripada berdua.

Berempat lebih baik daripada bertiga. Hendaklah kamu sekalian berjamaah karena

sesungguhnya tangan Allah bersama dengan jamaah.” (HR. Ibnu ‘Asakir). Ternyata karena ini

apa yang tidak mungkin bisa kita buat menjadi mungkin. Ayo kita wujudkan

ketidakmungkinan yang lainnya saudara-saudaraku!

Wini Destiani Ismaya: Saking cintanya Ismakes, sampe bingung mau berekspresi apa ...

sampai detik ini mendengar kata “Ismakes Jabar” selalu membuat saya semangat. (sampai-

sampai lagi hamil 8 minggu aja maksa buat hadir ke LKL BPP) bertemu orang-orang hebat,

bertukar ide, bersama-sama menghasilkan acara-acara yang luar biasa. Sungguh sesuatu

yang tidak ternilai harganya. Saya yang tidak tahu apa-apa, bisa belajar segala di Ismakes.

tidak ada yang sia-sia ... penghargaan yang saya dapat saat wisuda itu adalah hasil dari

Ismakes. Satu Padu Tempa Diri Raih Cita Sehat Semua! semoga kata-kata itu selalu ada

dalam hati kita, sampai nanti dan entah kapan umur kita akan berhenti. Semoga kita tetap

cinta Ismakes. semoga kelak anak cucu saya bisa menjad penerus rasa cinta dan bangga saya

kepada Ismakes.

Heta Ulvia Riandheni: Aku belajar merubah “AKU menjadi KAMI.” Kami belajar merubah

“TAKUT menjadi BERANI.” KAMI belajar salah menjadi BENAR.” KAMI belajar merubah yang

“SULIT menjadi MUDAH.” KAMI belajar berhenti “MENYERAH untuk BANGKIT.” MENYERAH

untuk BANGKIT.” KAMI belajar berhenti mengeluh untuk BERJUANG.” Dan KAMI belajar

merubah “MIMPI menjadi NYATA.”

Di sini! Di organisasi ini KAMI MAMPU karena KAMI MAU-TAU.

Page 72: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Hayat Muljana: Ismakes mencetak insan berkarakter, berpengalaman, mempunyai banyak

teman dan siap menghadapi jaman.

Andri Muhamad Ramdani: Kenangan yang tak bisa dilupakan di Ismakes, kebersamaan dan

dituntut untuk bisa berbicara di depan orang banyak. Seru rame senang loba lah. Hahaha...

Pradita Utami: Hal yang masih dikenang dari Ismakes adalah seminar nasionalnya, baksos

dan kejadian LDKO I di ciparay. Hahaha...

Rafi Mardiana: Menjadi panitia kegiatan di Ismakes, pengelolaannya secara mandiri.

Gall An’z: Cul anak jeung pamajikan demi Ismakes.

Chandra Darmanto: Kebersamaan saat rapat dan acara LDKO serta Semnas, bisa cinlok oge.

Hahaha...

Mumu Cihuuy Prikitiw: Ismakes bukan organisasi tapi keluarga besar yang begitu erat tanpa

ada kecanggungan, buatku Ismakes selalu mengajarkan yang tak bisa menjadi bisa yang tak

dimengerti menjadi mengerti dalam memaknai arti kehidupan yang sebenarnya. Sepertinya

saya sudah lama tidak membuka group ini atau berkunjung ke keluargaku Ismakes jabar,

kangen kalian keluargaku ...

Helmy Gustina Firmansyah: Tentang sekretariat Ismakes Antapani, Egi dengan batagor

sangunya. Kang Hasby dengan inspirasi dan obsesinya kaya zavran 5 cm.

Nurasiha Jamil: I love Ismakes not because of the people in it, but i love it because i like it to

be in it. Wheter i hurt so much but i don’t care.

Rahmadiani Putri: Temen-temen di Ismakes seru, apalagi pas ada kegiatan yang dikejar

deadline.

Dimas Arya Putra: Rasa yang kurasakan dari awal hingga sampai saat ini, tak pernah

berubah. Ku simpan masa demi masa ketika berkarya, berkreasi, dan menimba ilmu di sini,

takkan ku lupa. Aku mendapatkan ilmu, teman, orang tua, dan keluarga baru. Masa-masa

itulah yang membuat saya cinta pada organisasi ini, mari nikmati suasana kebersamaan di

Ismakes Jabar. SPTDRCSS!

Mickey Strong: hanya di sini saya pernah belajar menjadi ketuplak, sekretaris, bendahara,

humas, kesekretariatan, logistik, seksi acara, danus, MC. Sungguh luar biasa banyak ilmu

yang didapatkan selain sharing mengenai masalah kesehatan, beda-beda profesi tapi tetap

SATU PADU, susah senang selalu bersama.

Mentari Puri Avriyani: Ismakes Jabar membantu mewujudkan yang tidak mungkin menjadi

mungkin, salah satu bentuk wujudnya adalah KA.Keb. berawal dari acara mitigasi, saya

dipertemukan dengan orang-orang hebat, dan mendapat dukungan dari aktivis-aktivis

kampus kesehatan dari seluruh Indonesia untuk membentuk himpunan di kampus sendiri.

Walau sofa gompal dan lecet-lecet saat dipinjam acara Ismakes, belum sebanding dengan

lahirnya KA. Keb (kakak asuh kebidanan) di kampusku. Berkat Ismakes Jabar. Ismakes Jabar

telah menyemangati, mengarahkan sampai terbentuknya himpunan di kampusku tahun

2012 sampai sekarang. Terima kasih telah membantu mewujudkan impianku ketika kuliah

dahulu.

Infokom Ismakes Jabar: Sekarang, Kini dan Nanti Kita Keluarga.

Page 73: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Yayang Astri Mayangsari: cerita saya di sini terangkum dalam “Saya, kesekretariatan, dan

ISMAKES JABAR”

Desy Rachmasari: Ingin sekali menunjukkan kehebatan organisasi ini lewat satu majalah

dengan satu judul besar IsMakes.

El-gha Abduh Salam: pang salam ken ka Ismakes Jabar jeung bejakeun nuhun anu saageung-

ageungna.

Ali Ansor Nurohman:

SPTDRCSS!

Di tempat ini kita Berkarya ...

Di tempat ini kita Ditempa ...

Di tempat ini kita Bersama ...

Di tempat ini kita Berkeluarga ...

Anggie Lidya Pratiwi: Ikatan ini semoga terus terjaga, baik untuk silaturahmi maupun

berkarya SPTDRCSS!!

Fuzhye Siti Nurfauziah: Kumpul di sekre, ketawa ketiwi gara-gara flashback tentang masalah

pribadi masing-masing bikin perut pegel, dan semua itu menghilangkan pusing di kepala.

Love you Ismakes.

Vera Dhie Adienadtha: Wonderfull and excited banget, apalagi waktu ikut jadi relawan

bareng WHO di Jakarta.

Latifa Laksmi Ulandari: Sedang menikmati proses pembelajaran kehidupan bermasyarakat

di ISMAKES .

Adik Nurdiansyah: Mengenal dan berada di Ismakes adalah sebuah kenikmatan. Sedangkan

menjauhinya adalah sebuah kesengsaraan.

Page 74: Catatan seorang kader ismakes (Ikatan seluruh mahasiswa kesehatan) Jabar

Referensi

Afifah afra (2012), and the star is me. Surakarta: afra publishing.

Ali Sobri (2012), langkah menjadi sang juara – edukasi kompas. jakarta, kompas.com

Agustian, Ary Ginanjar (2001). Rahasia sukses membangun kecerdasan emosi dan spiritual

ESQ: Emotional Quotient berdasarkan 6 rukun iman dan 5 rukun Islam. Jakarta: Arga.

Dale Carnagey (AKA Dale Carnegie) and J. Berg Esenwein, The Art of Public Speaking.

Dale Carnegie (1995). How to win friends and influence people. Jakarta: Binarupa Aksara

http://www.pustakalina.com/personality_plus/4kepribadian-manusia.

http://galuhristyanto.web.id/2010/mengenali-tipe-diri-pribadi-dan-orang-lain.html

Jannah Izzatul (2008). Psiko Harmoni Rumah Tangga. Surakarta: Indiva Media Kreasi

Khalid, Muhammad Khalid (2007). Rijal Hawlar-Rasul. Penerjemah: Muhil Dhofir, judul; 60

Sirah Sahabat Nabi Saw. Jakarta: Al-I’tishom.

Lings, Martin (2011). Muhammad: His life Based on the Earlist Sources. Penerjemah:

Qomaruddin. Judul: Muhammad: Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik. Jakarta:

Serambi.

Luthan Fred (2006). Perilsaya organisasi. Yogyakarta: ANDI.

Misbach, Ifa Hanifah (2008). Antara IQ, EQ dan SQ. Bandung: UPI.

Nursalam (2009). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan

Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

Siauw Felix Y (2013). How to master your habits. Jakarta; AlFatih Press.

Stephen e. lucas. The art of public speaking tenth edition. University of Wisconsin Madison.

Sanborn, Mark (2007). You Don’t Need A Little To Be A Leader: How Anyone, Anywhere, Can

Make A Positive. Jakarta: Gramedia.

Siagian, Sondang P (1994). Teori dan Praktik Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.