Catatan Persalinan Normal
-
Upload
rahmah-latifah -
Category
Documents
-
view
253 -
download
2
Transcript of Catatan Persalinan Normal
PERSALINAN NORMAL
Persalinan normal adalah persalinan melalui vagina ISTILAH PENTING
o Labor : rangkaian peristiwa dari kencang-kencang teratur hingga keluarnya produk konsepsi (janin, plasenta, ketuban, air ketuban)
o Delivery : peristiwa keluarnya janin, termasuk plasentao Paritas : Jumlah janin (BB > 500 g) yang pernah dilahirkan, hidup atau matio Gravida : Jumlah kehamilan (termasuk abortus, mola, dan kehamilan ektopik)o Di Indonesia, Labor dan delivery disebut dengan persalinan
FAKTOR PENENTU PERSALINAN o JALAN LAHIR
Jalan lahir “Keras” Pelvis
o PAP (Pintu Atas Panggul) / inlet S1 – tepi atas SP Conjugata vera 11 cm P-Atas SP Conjugata obstetrika 10,6 cm P-Tengah SP Conjugata diagonalis 11,5 cm P-Bawah SP
o PTP (Pintu Tengah Panggul) / mid pelvis S3-4 – tepi bawah SP
Merupakan bagian tersempit karena ada spina ischiadica
o PBP (Pintu Bawah Panggul) / outlet Art.Sacrococcygis – tepi bawah SP
o BIDANG HODGE H I Promontorium-PAP-Tepi atas SP H II Sejajar Hodge I, setinggi tepi bawah SP H III Sejajar Hodge I, setinggi spina ischiadica H IV Sejajar Hodge I, setinggi Art. Sacrococcygis
o STATION -5 ------- 0 (H III) -------- +5
o PELVIMETRI Pengukuran ukuran panggul Obstetrik Vaginal Toucher, mengukur konjugata
diagonalis (11,5 cm), lalu tandai dengan jari, kemudian ukur jaraknya dengan penggaris
Rontgenologik biasa untuk kondisi-kondisi kelainan
Jalan Lahir “Lunak” SBR (Segmen bawah rahim) – Cervix – Vagina – Introitus – Vulva
o JANIN Moulage : overlap tulang-tulang kepala yang bertujuan untuk penyesuaian
terhadap jalan panggul. Jika berlebihan, akan dapat membahayakan otak. STRUKTUR-STRUKTUR
S. Koronaria, S. Sagitalis, S. Lambdoidea UUK (Ubun-ubun kecil), UUB (Ubun-ubun besar)
LETAK Memanjang (Longitudinal) sumbu panjang janin sejajar sumbu
panjang ibu Lintang (Transverse) tegak lurus Miring (Oblique) miring
PRESENTASI Presentasi Kepala
SIKAP TITIK PenunjukPresbelkep (Occiput)
Fleksi UUK Depan Belakang Kiri depan Kanan depan Kiri belakang Kanan belakang Kiri melintang Kanan melintang
Presentasi puncak kepala (Sinsiput)
Defleksi ringan Vertex, UUK, UUB
Presentasi dahi Defleksi sedang Glabella(janin dengan ukuran normal tidak dapat dilahirkan per vagina)
Presentasi muka Defleksi berat Dagu Kiri depan Kanan depan Kiri belakang Kanan belakang
Presentasi Bokongo Presbo murnio Presbo sempurnao Presbo tak sempurna
Presentasi Bahu Presentasi Majemuk
o Kepala & tangano Kepala & kaki
o KEKUATAN HIS
His adalah kontraksi uterus (biasanya lebih dikhususkan untuk kontraksi uterus selama persalinan)
Tonus miometrium
Istirahat 5-10 mmHgAwal Kala 1 20-30 mmHg 1x dalam 10 menitAkhir Kala 1 / awal Kala 2
50-60 mmHg 3-4 x dalam 10 menit (1x dalam 2-3 menit)
Sifat His yang baik :o Teraturo Makin sering, makin kuat, makin lamao Dominasi funduso Menghasilkan pembukaan dan pendataran serviks, yang
dapat menyebabkan pembentukan Cincin Retraksi Fisiologis (CRF) yang berasal dari OUI anatomikum
o Menghasilkan penurunan kepala His diukur dengan menggunakan CTG (Kardiotokografi), sekaligus
mengukur DJJ HEJAN PERUT
Hejan perut adalah tenaga mengejan yang disadari oleh ibu. Berfungsi saat Kala 2 untuk mengeluarkan janin Hejan perut dilakukan setelah terjadi pembukaan lengkap. Sangat
baik dilakukan pada saat His, dengan tarik nafas sedalam-dalamnya, mulut ditutup, mengejan seperti sedang BAB, dan tidak terputus-putus
Jangan meminta pasien untuk mengejan sebelum terjadi pembukaan lengkap. Efeknya adalah edema serviks yang akan menghambat pembukaan lebih lanjut
TANDA-TANDA AWAL PERSALINAN o Lightening Ibu merasa janin seperti turun, sesak nafas berkurang, namun disertai
sakit pinggang dan sering kencing. Berjalan juga lebih sulit. Biasa terjadi pada 2-3 minggu sebelum aterm
o Engagement peristiwa masuknya kepala janin ke dalam panggul. Pada primigravida biasanya terjadi pada 2-3 minggu sebelum aterm
o Sekresi vagina meningkato BB turuno Bloody show (darah + lender vagina)o Serviks lunak dan datar
KALA 1 o Kala 1 adalah Kala Pembukaan. Bermulai dari his teratur s/d pembukaan lengkapo Pada tahap ini, serviks telah masak dengan kriteria :
Lunak Terbuka 1 jari longgar Panjang 1,3 cm Posisi anterior
o Kala 1 dibagi dalam 2 fase :
Pembukaan Durasi StationPrimi Multi
Fase Laten 0-3 cm 8 jam 5,5 jam 0Aktif Akselerasi 3-4 cm 2 jam 0,5 jam 0(M)
+1(P)Max of Sloop 4-9,5 cm 1,5 jam 1,5 jam +2Deselerasi 9,5 – 10 cm 1 jam 0,5 jam +3
TOTAL 12,5 jam 8 jam
o KALA 1 TIDAK MAJU jika dalam 2 jam pembukaan, pembukaan tidak bertambah sebagaimana mestinya atau bahkan tidak bertambah sama sekali
o TATA LAKSANA KALA 1 Vital sign, Lab rutin Janin dengan presentasi kepala, kepala sudah masuk panggul, ketuban
belum pecah, ibu dan janin baik ibu boleh jalan-jalan. Ada bukti dengan berjalan-jalan, Kala 1 akan menjadi lebih cepat
Kontrol pembukaan tiap 2-4 jam His & DJJ dikontrol tiap 15 menit dengan menggunakan CTG Dengan enema (prosedur pemasukan cairan ke dalam kolon melalui anus),
rectum menjadi bersih dan memacu his Kandung kemih harus kosong (bisa minta pasien BAK biasa atau dengan
kateter) Makanan ringan dan mudah dicerna Jaga intake cairan, jangan sampai kurang Bila sakitnya berlebihan, boleh diberi analgetik Pasien dilarang untuk mengejan Pasien jangan sampai lost of control
o PENCATATAN SELAMA FASE LATEN KMS Ibu Hamil DJJ 0,5 jam Nadi ibu 0,5 jam Frekuensi & lama kontraksi uterus 1 jam Pembukaan serviks 4 jam Penurunan 4 jam TD, Temp 4 jam
Produksi urin, aseton, dan protein 2-4 jam
o PENCATATAN SELAMA FASE AKTIF PARTOGRAF Informasi tentang ibu Pembukaan
Mulai harus di garis waspada. Buat tanda “X” di garis waspada tersebut, disesuaikan dengan temuaan pembukaan si pasien. Itulah titik pertamanya.
Ukur lagi pembukaan 4 jam kemudian Buat garis penghubung antar titik-titik yang dibuat Amati garis. Jika berada di sebelah kanan garis waspada pikir
adanya penyulit (contoh fase aktif memanjang, macet) dan persiapkan untuk rujuk
Jika sampai melebihi garis tindakan, maka langsung rujuk karena harus dilakukan tindakan untuk menyelesaikan persalinan.
Penurunan bagian terbawah 5/5 – 1/5 Buat tanda “ ” di titik yang sesuai (5/5 di garis angka 5) Ukur lagi 4 jam kemudian Buat garis penghubung antar titik-titik yang dibuat
Jam dan Waktu Jam ke- (1-16) Waktu actual isi waktu yang sebenarnya Jam ke-0 menyesuaikan titik temuan pembukaan yang pertama di
garis waspada DJJ
Buat tanda titik. Sesuaikan dengan garis vertikal jam ke-0 Catat setiap 30 menit (1 kotak kecil) Normalnya 180-110. Tapi ingat batas waspada (120 dan 160), kalau
lebih dari itu harus waspada Air ketuban
“MJDUK” Mekonium-Jernih-Darah-Utuh-Kering Penyusupan
0 : sutura dengan mudah terpalpasi / masih terpisah 1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan 2 : Tumpang tindih, dapat dipisahkan 3 : Tumpang tindih, tidak dapat dipisahkan
Jumlah dan Lama Kontraksi 1-5 (Jumlah kontraksi dihitung per 10 menit). Isi atau arsir kotak
sesuai dengan jumlah kontraksinya Lama kontraksi ada 3 tanda (< 20 detik; 20-40 detik; > 40 detik)
Oksitosin Catat jumlah IU per 30 menit
Obat lain yang diberikan Catat segala obat yang diberikan dalam kotak yang sesuai
Nadi Buat tanda titik di garis yang sesuai. Ukur per 30 menit
Tekanan Darah Buat tanda panah (range) TD pasien. Ukur per 4 jam
Temperatur Ukur per 2 jam
Volume urin, protein, dan aseton Ukur per 2 jam. Dilakukan saat ibu berkemih
KALA 2 o TANDA MASUK KALA 2
Bloody show makin hebat (darah bercampur lendir) Perasaan ingin muntah, disertai ingin mengejan Perasaan ingin defekasi Anus terbuka Ketuban pecah spontan
o KEJADIAN PENTING KALA 2 Engagement
Peristiwa masuknya kepala janin ke dalam panggul Nulipara minggu-36 (biasanya 2 minggu sebelum aterm)
Multipara di awal persalinan Kepala disebut engaged (masuk panggul) jika bagian terendahnya
telah sampai di bidang H III atau station 0 Ada istilah sinklitisme, yaitu kondisi diameter biparietal janin
sejajar dengan bidang pelvis, dengan sutura sagitalis melintang ketika sedang memasuki rongga panggul. Biasanya UUK di sebelah kiri
Engagement & Sinklitisme dapat terjadi jika posisi uterus tegak lurus terhadap PAP dan panggulnya cukup luas
Keadaan yang menyimpang dari yang di atas adalah asinklitisme. Terbagi jadi 2, yaitu :
o Asinklitisme anterior badan janin condong ke anterior, dengan sutura sagitalis condong kea rah Promontorium, dan yang lebih dulu masuk adalah os parietal depan. Penyebabnya biasanya karena otot perut yang kendor
o Asinklitisme posterior badan janin condong ke posterior, dengan sutura sagitalis condong ke arah SP, dan yang lebih dulu masuk adalah os parietal belakang. Ini normal dan lebih sering terjadi dibandingkan yang lainnya
Flexion Sangat diperlukan untuk melewati diameter pelvis yang sempit
Descent
Penurunan kepala lebih lanjut Disebabkan oleh adanya His dan Hejan Perut
Rotasi Internal Terjadi berbarengan dengan Descent Merupakan sebuah usah penyesuaian terhadap bidang-bidang
panggul Rotasi internal berakhir ketika bagian terendah telah mencapai
spina ischiadica (atau dikatakan kepala janin telah engaged) Ekstension
Setelah kepala menyembul dari introitus. Occiput biasanya di bawah SP
Rotasi Eksternal Setelah kepala lahir telah keluar
Kala 2Durasi
Primi Multi2 jam 0,5 jam
o KALA 2 TIDAK MAJU Bila dalam 1 jam (primi) atau 0,5 jam (multi) kepala tidak turun atau tidak terjadi rotasi. Harus di-forceps atau ekstraksi vakum
o TATA LAKSANA KALA 2 Minta ibu mengejan. Ingat, mengejan hanya pada saat his supaya efisien
dan tidak menimbulkan kelelahan Bila kepala telah keluar dan occiput telah berada di bawah SP, atur ekstensi
kepala dengan Manuver Ritgen : “Tangan kanan memegang perineum dengan bantalan kain steril
dan dengan jari-jari di belakang anus ibu. Kemudian tekan muka bayi kea rah SP untuk mengatur ekstensi kepala. Tangan kiri menahan kepala janin di SP agar tidak hiperekstensi sekaligus mengatur kecepatan lahirnya kepala.”
Cek perineum rigid. Jika perlu, lakukan episiotomy. Biasanya pada primigravida juga dilakukan episiotomy (penjelasan episiotomy ada di bawah)
Setelah kepala lahir, usap muka bayi dengan kain steril. Bersihkan lendir-lendir di hidung, mulut, dan tengorokan
Periksa lilitan tali pusat. Jika ada, coba kendorkan atau di klem lalu potong Tahan kepala sambil si janin melakukan rotasi eksternal
Pegang bayi biparietal, tekan kepala ke bawah untuk melahirkan bahu anterior, kemudian angkat kepala untuk melahirkan bahu posterior. Ingat, tidak boleh menarik berlebihan karena dapat merusak plexus brakialis. Kekuatan yang mendorong keluar cuma berasal dari Hejan Perut ibu atau dorongan ringan fundus oleh asisten.
Sanggah bahu-Susur punggung Letakkan janin di perut ibu (di atas kain yang sudah diletakkan) Klem tali pusat di 2 tempat kira-kira 10 cm dari umbilicus, lalu potong tali
pusat di antara kedua klem tersebut
KALA 3 o Ada 2 rangkaian peristiwa dalam Kala 3, lepasnya plasenta dan pengeluarannyao TANDA MASUK KALA 3
Keluar darah syor dari vagina Tali pusat memanjang Uterus menjadi globuler dan teraba lebih keras Saat plasenta masuk dalam vagina, fundus uterus meninggi
o UJI PLASENTA TELAH LEPAS ATAU BELUM Manuver Kutzner tali pusat ditegangkan, lalu tekan di SP. Bila tali pusat
bergerak masuk, berarti plasenta belum lepas Manuver Strassman tali pusat ditegangkan, fundus uteri diketuk. Bila
terasa ada getaran pada tali pusat, berarti plasenta belum lepas Manuver Klein Ibu diminta mengejan supaya tali pusat bergerak turun.
Jika selesai mengejan tali pusat masuk lagi, berarti plasenta belum lepaso MANAJEMEN AKTIF KALA 3
Tujuannya menghasilkan kontraksi uterus yang efektif sehingga dapat mempersingkat waktu Kala 3 dan mengurangi kehilangan darah
SUNTIK OKSITOSIN Selambat-lambatnya 2 menit setelah bayi keluar,suntikkan oksitosin
10 U IM di 1/3 bawah lateral paha kanan Jika oksitosin tidak tersedia, minta ibu untuk melakukan stimulasi
putting susu, atau menganjurkan ibu untuk menyusui segera. Hal ini akan menyebabkan pelepasan oksitosin alamiah
PENEGANGAN TALI PUSAT TERKENDALI Pindahkan klem di tali pusat yang dijepit saat Kala 2 ke dekat vulva
(5-10 cm). Alasannya adalah makin dekat ke vulva, makin mencegah opulsi
Letakkan tangan yang lain di perut ibu. Raba kontraksi uterus Setelah teraba kontraksi yang kuat, tangan satu menegangkan tali
pusat, kemudian tangan yang di abdomen menekan uterus ke arah dorso-kranial, untuk mencegah inversi uteri
Jika plasenta tidak turun setelah 30-40 detik dimulainya peneganan tali pusat dan tidak ada hal yang menunjukkan lepasnya plasenta,
jangan teruskan penegangan. Tunggu kontraksi berikutnya. Lakukan hal yang sama
Setelah plasenta terlepas, anjurkan ibu untuk menekan fundus sehingga plasenta akan terdorong ke introitus vagina. Tali pusat tetap ditegangkan
Saat plasenta terlihat di introitus, lahirkan plasenta dengan kedua tangan dengan cara pegang plasenta dengan kedua tangan, kemudian dengan lembut putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin
Tarik secara lembut dan perlahan-lahan. Jaga agar selaput ketuban tidak robek
Periksa plasenta sisi maternal. Pastikan tidak ada bagian yang tertinggal, yang hilang, terpisah. Jika ada yang terpisah, coba pasangkan bagian yang terpisah tersebut. Kemudian periksa sisi fetal. Pastikan tidak ada lobus ekstra / suksenturiata
Periksa selaput ketuban. Pastikan kelengkapannya Jika terjadi robekan pada selaput ketuban saat melahirkan
plasenta, periksa vagina dan serviks dengan seksama. Bisa menggunakan jari-jari tangan, klem, atau cunam DDT atau steril untuk mengeluarkan selaput ketuban tersebut
Jika dalam waktu 15 menit plasenta belum lahir Oksitosin 10 U kedua
Kosongkan kandung kemih dengan kateter Nelaton (aseptic) Nasehati keluarga bahwa harus dirujuk jika telah melampaui 30
menit Pada menit ke-30, coba lahirkan plasenta dengan melakukan
penegangan tali pusat untuk terakhir kalinya. Jika tidak lahir, langsung rujuk
PIJAT FUNDUS UTERI Letakkan telapak tangan pada fundus uteri Jelaskan tindakan ini kepada ibu, mungkin ibu merasa kurang
nyaman Dengan lembut tapi mantap, gerakkan tangan secara memutar
pada fundus uteri sehingga uterus berkontraksi Jika dalam 15 detik uterus tidak berkontraksi, lakukan penanganan
atonia uteri Periksa kontraksi uterus setiap 15 menit pada 1 jam pertama
paskapersalinan & 30 menit pada 1 jam kedua paskapersalinano PERDARAHAN DI KALA 3
Jumlah darah yang keluar setelah janin lahir + 200-400 mL.
Jika hingga mencapai 500 mL, dapat dianggap patologis dan dikenal sebagai “Perdarahan Post-Partum”. Penyebab utamanya adalah atonia uteri, robekan jalan lahir, dan sisa-sisa plasenta
o MANUAL PLASENTA Indikasi
Plasenta dicurigai tidak lengkap Setelah persalinan traumatic (forcep, ekstraksi) Ada perdarahan post-partum Dicurigai ada kelainan congenital
Prosedur Pencegahan infeksi Pasang infus Antibiotik profilaksis Tarik klem tali pusat sejajar dengan lantai Pakai sarung tangan steril sampai di atas siku Masukkan tangan kanan menyusuri tali pusat hingga ke rongga
uterus Tangan kiri berada di fundus uteri untuk menahan uterus Tangan kanan mencari tepi plasenta dan melepaskannya dengan
menggunakan sisi lateral tangan. Lakukan di seluruh permukaan plasenta hingga seluruh bagiannya terlepas. Jangan keluarkan plasenta jika seluruh plasenta belum lepas, karena akan menyebabkan inversi uterus
Keluarkan plasenta. Tangan kiri tetap menahan fundus uteri dengan menekan di suprapubik untuk mencegah inversi uteri
Periksa kelengkapan plasenta Suntik oksitosin 20 U dalam 1 L infus Pijat fundus uteri untuk menstimulasi kontraksi uterus Jika perdarahan terus berlanjut, suntik ergometrin 0,2 mg IM atau
prostaglandin Periksa robekan serviks, vagina, perineum. Lakukan penjahitan jika
terdapat robekan
EPISIOTOMI o Episiotomi adalah irisan pada perineum untuk memperlebar outlet supaya
kelahiran menjadi lebih mudaho KEUNTUNGAN
Memperlebar rima pudendi sehingga mempersingkat waktu kala 2 Lukanya lurus & bersih sehingga lebih mudah dijahit dan penyembuhannya
akan lebih baik Mengurangi risiko prolaps, sistokel, rektokel (karena telah membuat irisan
sebelum otot dan fasia dasar panggul mengalami regangan berlebihan Menghindari robekan hingga rectum
o INDIKASI IBU Perineum tebal dan kaku
Terdapat bekas luka / jaringan parut Primigravida Perineum yang pendek
o INDIKASI JANIN Prematur Besar Posisi abnormal (oksipitoposterior, presentasi muka, presbo) Gawat janin
o KAPAN DILAKUKAN Saat kepala terlihat 3-4 cm di introitus
o TIPE-TIPE MEDIAL
Yang dipotong adalah korpus perineum Keuntungan
o Tidak memotong serabut ototo Mudah dibuat dan dijahit kembalio Hasil penyembuhan baik sekalio Perdarahan sedikito Sakit postoperative hanya sedikito Jarang terjadi dehisensi (celah luka yang terbuka)o Tidak menimbulkan disparenia
Kerugiano Bisa meluas ke rectum
Kontraindikasio Perineum pendeko Bayi yang besaro Posisi dan presentasi yang abnormalo Persalinan operatif yang sukar
Teknik Penjahitano Menutup mukosa vagina Jahitan Kontinyuo Menyatukan m.bulbocavernosus Jahitan Mahkotao Menutup otot & fasia perineum Jahitan Terputuso Menjahit tepi kulit Jahitan Terputus
MEDIOLATERAL Yang dipotong adalah m.bulbokavernosus, m.transversus
perineum, m.levator ani Keuntungan & kerugian kebalikan dari yang MEDIAL Teknik Penjahitan
o Menutup mukosa vagina Jahitan Kontinyuo Menyatukan m.bulbocavernosus Jahitan Mahkotao Menutup otot & fasia perineum Jahitan Terputuso Menjahit tepi kulit Jahitan Kontinyu Subkutis
LATERAL
Saat ini sudah tidak dilakukan lagi
o ANESTESI Perlu sebelum dilakukan penjahitan, agar pasien tidak merasa sangat
kesakitan Anestesi local dengan prokain 1% secara infiltrasi
o FOLLOW UP PASIEN Luka harus tetap bersih, jangan sampai terkena discharge yang iritatif Mandi duduk 2x sehari dengan air hangat selama 20 menit sangat baik Antobiotik perlu diberikan
o KOMPLIKASI Fistula rekto-vaginalis karena adanya robekan sampai rectum atau ada
benang yang menembus rectum tapi tidak dketahui
REFERENSI
Obstetri Fisiologi dr.Risanto Siswosudarmo & dr. Ova Emilia 2008 Panduan Belajar Obstetri & Ginekologi FK UGM 2009 Catatan Asisten Dosen Skill Lab 2005