Catatan Perekonomian Indonesia 2010

download Catatan Perekonomian Indonesia 2010

of 6

Transcript of Catatan Perekonomian Indonesia 2010

Catatan Perekonomian Indonesia 2010OPINI | 30 December 2010 | 09:18 2771 2 Nihil 2010 menjadi tahun yang penting bagi Indonesia. Terpilihnya presiden baru, menandakan era baru dalam pemerintahan Indonesia. Keberhasilan Indonesia lepas dari jeratan krisis financial global, hingga mampu menjadi satu dari dua negara Asia yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif di tahun 2009, membangkitkan optimisme di awal tahun 2010. Optimisme perekonomian ini yang sepatutnya dipertahankan oleh pemerintahan SBY dan menjadi landasan pembangunan di tahun 2010. Secara umum, perekonomian Indonesia pada tahun 2010 menunjukkan prestasi yang cukup baik. Sebagai negara yang mampu mencapai pertumbuhan positif selama masa krisis finansial global, Indonesia semakin mendapat kepercayaan di mata dunia Internasional. Hal ini terbukti dari meningkatnya peringkat Indonesia pada Global Competitiveness Index 2010-2011 yang dikeluarkan oleh World Economic Forum. Indonesia berhasil meraih peringkat 44, naik 10 peringkat dibandingkan pada tahun 2009. Peringkat layak investasi Indonesia menurut S&P juga mengalami peningkatan dari BB menjadi BBB. Kenaikan peringkat layak investasi ini menunjukkan semakin dipercayanya pasar modal Indonesia di mata global. Indikator makroekonomi Indonesia selama tahun 2010 menunjukkan adanya perbaikan perekonomian Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia berhasil melaju pada tingkat 6,1%, sedangkan tingkat inflasi hingga November berhasil ditahan pada level 6,33% (yoy). Hal ini didukung oleh rendahnya tingkat suku bunga BI yang dipertahankan pada level 6,5%. Rendahnya tingkat suku bunga acuan ini menyebabkan sektor kredit mengalami peningkatan tajam sehingga sukses memompa pertumbuhan ekonomi. Hal ini terlihat dari meningkatnya pertumbuhan kredit yang hingga bulan oktober mencapai 19,3% (yoy). Indonesia juga mengambil keuntungan dari krisis ekonomi yang dialami oleh negaranegara uni eropa. Krisis tersebut menyebabkan adanya perpindahan aliran dana ke emerging market seperti Indonesia. Menurut data World Bank, total dana global yang hijrah ke emerging market hingga bulan oktober mencapai US$ 403 Miliar. Wajar apabila, ada sebagian dari dana global tersebut (US$ 15,7 miliar pada tiga triwulan pertama) yang mampir membanjiri pasar modal Indonesia. Banjir bandang dana global ini sukses mendongkrang IHSG mencapai di atas 3700. Diperkirakan akan terus meningkat pada tahun depan. Melonjaknya IHSG ini dikhawatirkan akan menyebabkan kerentanan apabila terjadi capital flight dari dana-dana asing tersebut. Kekhwatiran ini coba di atasi oleh pemerintah dengan terus mengkokohkan cadangan devisa. Hingga akhir November, cadangan devisa Indonesia sukses menembus angka US$ 92,759 Miliar atau sebesar 6,96 bulan impor dan pembayaran ULN pemerintah (BI, 2010). Dengan besarnya cadangan devisa yang dipunya oleh Indonesia, nampaknya perekonomian Indonesia masih akan stabil hingga tahun depan. Seperti pendapat Seers (1973) bahwa permasalahan utama negara berkembang adalah kemiskinan, pengangguran dan pemerataan pendapatan, Indonesia pun masih menghadapi permasalahan yang sama. Walaupun angka kemiskinan yang dikeluarkan

BPS menunjukkan trend penurunan, angka kemiskinan dan pengangguran Indonesia tetaplah tinggi. Pada tahun 2010, angka kemiskinan mencapai 34 juta, sedangkan angka pengangguran menjadi 9,5 juta. Lebih menyedihkannya lagi, sebagian besar dari penganggur adalah sarjana D3 dan S1. Jadi dapat disimpulkan, sebagian besar tenaga kerja yang terserap adalah tenaga kerja berpendidikan SMA kebawah. Sementara masalah pemerataan pendapatan juga masih jadi momok selama satu dekade terakhir. Pemerataan pendapatan mengalami stagnansi selama bertahun-tahun. Hal ini terlihat dari stagnannya angka koefisien gini Indonesia selama satu dekade pada kisaran 3,6-3,8. Masalah ini menjadi serius karena pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menerus positif selama beberapa tahun terakhir tapi tingkat kemiskinan, pengangguran dan pemerataan pendapatan masih tetap bermasalah. Alhasil dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut hanya dinikmati sedikit pihak. Dengan berbagai pencapaian dan permasalahan yang dihadapi perekonomian Indonesia, tentunya kita masih tetap harus optimis dalam menyongsong tahun 2011. Untuk menatap 2011 dengan optimismis, setidaknya ada dua perkerjaan rumah yang harus dilakukan oleh pemerintah. Pertama adalah perbaikan infrastruktur. Kedua adalah perbaikan kualitas pertumbuhan ekonomi. Perbaikan Infrastruktur Perbaikan infrastruktur menjadi kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepan. Kondisi infrastruktur Indonesia saat ini masih sangat menyedihkan. Global Competitivness report menempatkan kualitas infrastruktur Indoneisa pada peringkat 82, jauh tertinggal oleh negara-negara di kawasan Asia Tenggara seperti Brunei Darussalam (52), Malaysia (30), Thailand (35), dan Sinagpura (5). Hal ini menjadi pekerjaan rumah besar untuk pemerintah Indonesia. Salah satu solusi untuk menyelesaikan permasalahan infrastruktur Indonesia adalah dengan menggunakan skema PPP (public private partnership) dalam pembiayaan infrastruktur. Mekanisme PPP atau di Indonesia disebut KPS (kerjasama pemerintah swasta) adalah mekanisme kerjasama jangka panjang antara pemerintah dan swasta dalam menjalankan proyek infrstruktur. Menurut Yong (2010) mekanisme PPP membantu pemerintah dalam mempercepat pembangunan infrastruktur. Selama ini pemerintah mengalami budget constrain ketika ingin mengembangkan infrastruktur. Melalui mekanisme PPP, pemerintah akan mendapat bantuan pendanaan dan pembagian resiko bersama pihak swasta. Di Indonesia, PPP sudah mulai banyak digunakan. Setidaknya sudah ada 70 proyek infrastruktur yang sudah beroperasi yang memakai mekanisme PPP. Dengan semakin banyaknya proyek dengan mekanisme PPP, diharapkan akselerasi pertumbuhan infrastruktur Indonesia akan semakin cepat. Kualitas pertumbuhan ekonomi Kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih rendah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia memang cukup tinggi, akan tetapi efek masyarakatnya terlalu rendah. Setap satu persen pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya menyerap 250 ribu tenaga kerja baru. Hal ini yang menyebabkan masih tingginya tingkat pengangguran. Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bergantung pada sektor nontradable, yang notabane nya penyerapan tenaga kerjanya kecil. Pada kwartal IV 2010,

pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi mencapai 13,6%. Bandingkan dengan pertumbuhan sektor pertanian yang merangkak pada angka 1,6%, padahal mayoritas masyarakat Indonesia bekerja pada sektor pertanian. Pertumbuhan sektor tradable, seperti industri dan pertambangan justru stagnan pada level dibawah 5%. Hal ini berbanding terbalik dengan pertumbuhan sektor non-tradable yang mencapai di atas 6%. Jika melihat data-data tersebut, wajar apabila tingkat pengangguran dan kemiskinan Indonesia masih sangatlah tinggi. Sektor perekonomian Indonesia yang tumbuh hanyalah sektor yang cenderung padat modal bukan padat karya. Menjadi suatu pekerjaan rumah untuk pemerintah untuk memperbaiki kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia. Salah satunya caranya adalah dengan memperkuat kembali industri nasional, terutama di sektor manufaktur dan agroindustri. Reindustrialisasi ini bisa dilakukan dengan menyokong pertumbuhan industri nasional melalui perbaikan infrastruktur, perbaikan birokrasi, dan pemberian bantuan modal bagi industri yang membutuhkan.

PEREKONOMIAN INDONESIA DATA ON GDP AND ECONOMIC SECTOR 2005-2010 NAMA : MIRA ROSITA NPM : 10208807 KELAS : 3EA12 DOSEN : HARRY SUSSANTO Indonesia Country Report: GDP data and GDP forecasts; economic, financial and trade information; the best banks in Indonesia; country and population overview Central bank Bank Indonesia International Reserves US$ 86.551 billion (Source: IMF; Data updated: November 2010) Gross Domestic Product - GDP US$ 695.059 billion (2010 estimate) GDP (Purchasing Power Parity) 1.027 trillion of International dollars (2010 estimate ) Real GDP growth 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 5.4% 3.6% 4.5% 4.8% 5% 5.7% 5.5% 6.3% 2008 2009 2010* 2011** 6% 4.5% 6% 6.2% *Estimate **Forecast GDP per capita - current prices US$ 2,963 (2010 estimate)

GDP per capita - PPP $4,380 International Dollars (2010 estimate) GDP (PPP) - share of world total 1980 1990 2000 2010* 2015** 0.95% 1.18% 1.19% 1.4% 1.56% *Estimate **Forecast GDP - composition by sector agriculture: 15.3% industry: 47.6% services: 37.1% (2009 estimate) (Data released on November 2010) Gross domestic expenditure on R&D (% of GDP) N/A (Data released on November 2010) Inflation 2008 2009 2010* 2011** 9.8%(2008) 4.8% 5.1% 5.5% *Estimate **Forecast Unemployment rate 2008 2009 2010* 2011** 8.4% 8% 7.5%(2009) 7% *Estimate **Forecast Household saving rates N/A (Data released on November 2010) Public debt (General government gross debt as a % of GDP) 2007 2008 2009 2010* 2011** 36.9% 33.2% 28.6% 26.7% 26.3% *Estimate **Forecast Public deficit (General government net lending/borrowing as a % of GDP) 2007 2008 2009 2010* 2011** -1.2% 0% -1.6% -1.5% -1.7% *Estimate **Forecast Government bond ratings Standard & Poor's: BB/Positive/B Moody's rating: Ba2 Moody's outlook: POS (Foreign Currency Government Bond Ratings; Data last updated Nov 2010) Market value of publicly traded shares 2007 2008 2009 US$211.693 billion US$98.761 billion US$178.191 billion Largest companies in Indonesia Telekom Indonesia (Telecommunications Services), Bank Central Asia (Banking), Bank Mandiri (Banking), Bank Rakyat Indonesia (Banking), Bank Negara Indonesia (Banking), Bumi Resources (Materials) (2010) Read more: http://www.gfmag.com/gdp-data-country-reports/254-indonesia-gdpcountry-report.html#ixzz1Owkdr02h Under Creative Commons License: Attribution Share Alike Get a FREE subscription to Global Finance magazine : http://www.gfmag.com/subscribe.html Real GDP, Nominal GDP, GDP Deflator PDB Riil, PDB Nominal dan PDB Deflator Oleh: Romora Edward Sitorus PDB Riil (PDB pada harga konstan) PDB Riil mengacu pada tingkat volume dari Produk Domestik Bruto (PDB). Harga Konstan diperoleh dengan mengacu pada harga tahun dasar tertentu.

PDB Nominal (PDB atas dasar harga berlaku) yaitu PDB dengan harga pada periode tahun yang berlangsung. PDB Deflator merupakan hasil bagi PDB Riil dengan PDB Nominal. Perlu diingat bawa Perubahan PDB deflator tidak sama dengan inflasi. Louis Hamilton dalam (www.seekingalpha.com) menerangkannya dengan sangat jelas. Misalkan Indonesia merupakan Negara yang menghasilkan anyaman dan membeli Ipod. Pada tahun 2008, penduduk menghasilkan 1000 anyaman dan menjualnya seharga Rp 2000 per anyaman, dan mengimpor 5 ipod, seharga Rp 100.000 tiap ipod. Berapakah nilai PDB Indonesia? PDB nominal dan riil Indonesia adalah Rp. 2, 5 juta. Kita tidak memasukkan Ipod dalam perhitungan PDB riil dan nominal, karena Indonesia tidak menghasilkan Ipod. Untuk tahun 2009, Indonesia menghasilkan 1200 anyaman, dan menjualnya sebesar Rp 2500, dan mengimpor IPod tetap sebanyak 5 buah, seharga Rp. 120.000 per buah. Sehingga PDB Nominal menjadi Rp 3.6 juta. ( kenaikan 44 persen) dan PDB Riil adalah sebesar Rp 2,9 juta ( kenaikan 16 persen ). Perubahan dalam Deflator PDB adalah rasio perubahan antara PDB nominal terhadap PDB riil, yaitu sebesar 24.13 persen. Namun demikian, tidak berarti inflasi sebesar 24.13 persen. Tahun sebelumnya Indonesia membeli 1000 anyaman dan Ipod 5 buah seharga Rp. 2.5 juta. Tahun ini, sejumlah barang yang sama menghabiskan biaya sebesar Rp 3.1 juta. Tingkat inflasi dalam hal ini adalah sebesar 24 persen. Dalam hal ini perlu dijelaskan bahwa impor tidak termasuk dalam PDB, dan hal ini yang membuat nilai yang terbentuk menjadi berbeda. Pendapatan Per Kapita /PDB per kapita adalah Produk domestik bruto rata-rata per individu yang ada. Bila kita hendak menghitung pendapatan per kapita Indonesia ada beberapa sarana yang dapat kita gunakan. Pertama, adalah: 1. situs badan pusat statistik (bps) (http://www.datastatistik-indonesia.com) Adapun jumlah penduduk Indonesia menurut sensus adalah: 1971 1980 1990 1995 2000 2005 119,208,229 147,490,298 179,378,946 194,754,808 205,132,458 218,868,791 Sumber/Source:SP (1971, 1980, 1990, 2000) dan Supas (1995, 2005) 1. situs bank Indonesia (http://www.bi.go.id) PRODUK DOMESTIK BRUTO (miliar rupiah) 2003 2004 2005 2006 a. Nilai 1,577,171.30 1,656,516.80 1,750,815.20 1,847,292.90 b. Pertumbuhan(%) 4.78 5.03 5.69 5.51 Sumber: Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia Dengan demikian secara sederhana, kita dapat menghitung PDB per kapita Indonesia tahun 2005 adalah sebesar; Rp. 7,999,382.61 Recent Gross National Product and Gross Domestic Product of Indonesia (20002008) Year GNP1 GNP2 (2000 prices) GDP1 GDP2 (2000 prices) 2000 1297607 1297636 1389769 1389770 2001 1623229 1376773 1684279 1442984 2002 1767319 1448023 1897799 1504379 2003 1936260 1495940 2013674 1579558 2004 2190475 1576047 2295825 1656516

2005 2639279 1643432 2774280 1750815 2006 3196948 1733269 3339215 1847126 2007 3786836 1842682 3949321 1963091 2008 4778162 1985081 4954027 2082103 Note: Scale in billion rupiahs Primary Sources: Badan Pusat Statistik/DataStream Database GNP1: Current prices,not seasonally adjusted GNP2: Constant prices,not seasonally adjusted GDP1 : Current prices,not seasonally adjusted GDP2: Constant prices,not seasonally adjusted GNP Description Gross National Product Indonesia Copyright BIRO PUSAT STATISTIK Summary Gross National Product (GNP) is the sum of Gross Domestic Product and the net factor income from abroad. The net income from abroad constitutes all income of production factors (labour and capital) owned by residents and accrued from abroad minus similar payments made to non residents in abroad. GDP Description Gross Domestic Product Indonesia Copyright BIRO PUSAT STATISTIK Summary Gross Domestic Product (GDP) is the summation of the total consumption expenditures by households and private nonprofit institutions, general government expenditures, gross domestic fixed capital formation, change in stocks, and net export during a certain period, usually one-year.