Perkembangan Perekonomian Terkini - Kadin Indonesia · Hal ini memberikan tekanan pada perekonomian...
Transcript of Perkembangan Perekonomian Terkini - Kadin Indonesia · Hal ini memberikan tekanan pada perekonomian...
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Perkembangan Perekonomian TerkiniProf. Dr. Bambang P.S. Brodjonegoro
Menteri Keuangan
Dialog Kamar Dagang Indonesia8 Desember 2014
Kementerian Keuangan 2
Outline Perkembangan PerekonomianTerkini
Fokus Pemerintah di Bidang Fiskal
APBN-P 2014 & APBN 2015
Kebijakan Pertumbuhan JangkaMenengah
Kementerian Keuangan
Executive Summary :
Perekonomian Global
• Kinerja ekonomi global 2014 sedikit lebih rendah dibanding perkiraan awal . Revisi outlook perekonomian global oleh lembaga dunia (WEO : 3,6% (apr) 3,4% (juli)3,3% (okt)) Ekonomi AS tumbuh cukup baik, Q3-2014: 3,9%, Eropa dan Jepang lebih rendah dari perkiraan awal. Hasil FOMC 29 Oktober, The Fed mengakhiri Quantitative Easing pada Oktober 2014. Sementara itu,
kenaikan suku bunga acuan direncanakan akan dilakukan pada pertengahan tahun 2015. Q3 2014 perekonomian Jepang kontraksi sebesar -1,9% (QoQ), konsumsi masyarakat masih lemah dan
belum mampu mendorong pertumbuhan. Rencana kenaikan pajak penjualan Jepang di tunda. Ekonomi Tiongkok masih sesuai perkiraan awal, perekonomian India relatif tumbuh lebih baik didorong
reformasi ekonomi negara tersebut Brazil telah menaikan suku bunga acuan sebesar 50bps menjadi 11.75%
• Likuiditas global diperkirakan masih relatif tidak berubah Ekspektasi perubahan kebijakan suku bunga rendah The Fed dapat menciptakan risiko pada pengetatan
likuiditas global. Jepang dan Eropa masih mempertahankan kebijakan pembelian obligasi/stimulus monter hingga tahun
2015 sehingga diharapkan dapat mengimbangi pasokan likuiditasi di pasar. Tiongkok dan Rusia jugamempertimbangkan untuk melakukan pelonggaran moneter di tahun 2015.
• Harga Komoditas Global masih cenderung menurun hingga akhir tahun. Untuk harga minyak mentah masih terus turun karena melimpahnya supply minyak dunia, namun perlu
diwaspadai risiko tekanan harga akibat kebutuhan untuk musim dingin. Rata rata Brent, WTI di Nov-’14 pada kisaran USD75-78 per barel
3
Kementerian Keuangan
Executive Summary :
Perekonomian Domestik
• Pertumbuhan Ekonomi berpotensi lebih lambat dari perkiraan sebelumnya Pertumbuhan ekonomi Indonesia Q3-2014 mencapai 5,01% (yoy) (Q1 5,21% (yoy), Q2 5,12% (yoy), Outlook pertumbuhan ekonomi di Q4 2014 diperkirakan <5% pertumbuhan 2014 keseluruhan mencapai 5,0%
• Laju inflasi Indonesia diperkirakan lebih tinggi dari perkiraan awa (5,3%) sebagai dampak penyesuaian harga BBM Nov 1,5% (mtm), Jan-Nov: 5,75% (ytd), dengan kenaikan harga BBM Rp2000/liter inflasi 2014 diperkirakan 7.6% yoy
• Ekspor Impor di bulan Oktober ‘14 mencatat surplus relatif kecil sebesar USD23,2 juta. Defisit kumulatif sedikit menurun dibanding bulan lalu dan mencapai USD1,65 miliar Neraca perdagangan bulan Agustus: Defisit US$ 318,1 juta, September 2014 : US$270 juta
• Kinerja transaksi berjalan Q3-2014 membaik dgn turunnya defisit dari US$8,7 miliar (4,06% PDB) menjadi US$6,8 miliar (3,07% PDB) Neraca perdagangan barang Q3 kembali surplus sejalan dg peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas.
Sementara impor turun sejalan dg moderasi pertumbuhan ekonomi. Kinerja transaksi finansial menunjukkan surplus yg cukup tinggi yg bersumber dari peningkatan investasi langsung
sehingga mampu menutup defisit transaksi berjalan Cadangan devisa Nov 2014: USD 111,14 Billion
• Nilai tukar masih mengalami tekanan Kinerja arus modal masuk menurun dalam tiga bulan terakhir, namun secara kumulatif arus modal masuk (Saham,
SUN &SBI) selama tahun 2014 (per 31 Oktober) telah mencapai Rp. 178 Triliun Per 5 Desember 2014 : Rp12.296 depresiasi 0,88% (ytd) Nilai tukar rata-rata 2014 diperkiarkan Rp11,900/USD,
• Nov 2014, Harga ICP USD 75.4/barel. Harga ICP (dan minyak dunia) masih menunjukkan penurunan. Outlook di tahun2014 diperkirakan USD98/brl.
• Outlook lifting minyak diperkirakan lebih rendah dari asumsi APBNP 2014
4
PerkembanganPerekonomian Terkini
5
Kementerian Keuangan 6
Consensus forecast Oktober 2014
Sumber: WEO-IMF
Sumber: Worldbank
WEO IMF 20132014 2015
Apr'14 Jul'14 Oct'14 Apr'14 Jul‘14 Oct‘14
GDP
World 3,3 3,6 3,4 3,3 3,9 4,0 3,8US 2,2 2,8 1,7 2,2 3,0 3,0 3,1Europe -0,4 1,2 1,1 0,8 1,5 1,5 1,3China 7,7 7,5 7,4 7,4 7,3 7,1 7,1India 4,7 5,4 5,4 5,6 6,4 6,4 6,4ASEAN-5 6,2 4,9 4,6 4,7 5,4 5,6 5,4Indonesia 5,8 5,4 5,2* 5,2 5,8 5,5* 5,5
Trade Vol. World 3,0 4,3 4,0 3,8 5,3 5,3 5,0
2012 2013e 2014f 2015fJan-14 Jun-14 Jan-14 Jun-14 Jan-14 Jun-14
World 2.5 2.4 2.4 3.2 2.8 3.4 3.4Memo item: World (2010 PPP weights) 3.2 2.9 3.1 3.7 3.4 3.9 4.0High Income 1.5 1.3 1.3 2.2 1.9 2.4 2.4
Euro Area -0.6 -0.4 -0.4 1.1 1.1 1.4 1.8Japan 1.4 1.7 1.5 1.4 1.3 1.2 1.3United States 2.8 1.8 1.9 2.8 2.1 2.9 3.0
Developing countries 4.8 4.8 4.8 5.3 4.8 5.5 5.4China 7.7 7.7 7.7 7.7 7.6 7.5 7.5Indonesia 6.3 6.3 5.8 5.3 5.3 5.5 5.6
India 6,7 4.5 4.5 4.7 6.2 5.5 6.6 6.3
Economic Forecasters 2014 2015ING 5.2 5.5Citigroup 5.1 5.1Credit Suisse 5.0 5.2Nomura 5.3 5.8IHS Global Insight 5.2 5.5HSBC Economics 5.2 6.0ANZ Bank 5.4 5.8JP Morgan Chase 4.9 5.1Barclays Capital 5.3 5.5OCBC Bank 5.5 5.7FERI 5.1 5.5Oxford Economics 5.1 5.8Mandiri Sekuritas 5.3 5.6Econ Intelligence Unit 5.2 5.9BofA - Merrill Lynch 5.4 6.0Rata-rata 5.2 5.6
*per September 2014
Institution 2014 2015
Bank Indonesia (Nov 2014) 5.1 - 5.5 5.4-5.8*
IMF (Article IV, Des 2014) 5.1 5.0
World Bank (IEQ, Des 2014) 5.1 5.2
ADB (September 2014) 5.3 5.8
OECD (Desember 2014) 5,1 5,2
Perekonomian dunia masih belum stabil... Hal ini memberikan tekanan pada perekonomian Indonesia
Kementerian Keuangan
Pertumbuhan PDB2010-2013: 6.2%2005-2009: 5.6%2000-2004: 4.6%
Inflasi2009-2013: 5.9%2004-2008: 8.8%1999-2003: 8.7%
Pencapaian
Kemiskinan & pengangguran
2014: 11.25% & 5.94%2013: 11.37% & 6.25%2009: 14.15% & 7.87% 2004: 16.66% & 9.86%
Rasio Utang:2013: 26.2%2009: 28.3%2004: 57%
Defisit Fiskal:Terjaga < 3 % PDB
7
Tantangan
Rasio Gini (inequality)2013: 0.412009: 0.372005: 0.36
Subsidi vs Modal (% thd Belanja Negara)2013: 22% vs 8.9%2009: 15% vs 8.1%2004: 21% vs 14.4%
Productive spending terbatas
Pertumbuhan Sektor Manufaktur
Era 2000-an 4.9%Era 1990-an 10.2%
Pencapaian Perekonomian Indonesia…terdapat banyak peningkatan tetapi juga masih menghadapi berbagai tantangan
Kementerian Keuangan
Summary perkembangan indikator perekonomian Indonesia 2014...
Pertumbuhan PDB 2014: Q1-2014 5,21% (yoy), Q2-2014 5,12% (yoy),Q3-2014 5,01% (yoy).
Outlook pertumbuhan PDB 2014 5,0% antara lain didorong oleh kebijakan stabilisasi dan masih lemahnya permintaan global.
Pertumbuhan ekonomi Nilai tukar Rupiah
terhadap USD mencapai Rp12.296depresiasi 0,88% (ytd)pada penutupan 5 Desember 2014
Kondisi nilai tukar terkini merupakan kondisi equilibrium baru akibat normalisasi kebijakan moneter di AS (Tapering).
Nilai Tukar Rupiah IHSG ditutup 5.187,99
menguat 21,38% (ytd) 5 Desember 2014. IHSG kembali melewati level psikologis 5000
Net capital inflow Jan –Nov2014 tercatatsekitar Rp214,48 TYield SUN 10Y turun dari 8,57% (Januari) menjadi 7,58% (5 Desember 2014)
Pasar Keuangan
Inflasi November 2014 : 1,5% (mtm) , 5,75% (ytd) atau 6,23% (yoy)
Koordinasi yang baik antara Pemerintah dan Bank Indonesia telah membantu terjaganya inflasi.
Inflasi Q3-2014 2014, investasi mencapai Rp119.9T. (PMA : Rp 78.3T, PMDN: Rp 41.6T).
Angka investasi kuartalan yang terus menunjukkan peningkatan sejak tahun 2011 menunjukkan masih tingginya minat investor terhadap Indonesia.
Investasi langsung
Neraca perdagangan Oktober 2014 : ekspor US$15,4 miliar, impor US$15,3miliar. Surplus sebesar US$23,2 jutaJan-Okt 2014: Defisit perdagangan US$1.65miliar.
Defisit Transaksiberjalan menbaik dariUS$9,1 miliar (4,27% PDB) pada Q2-2014 menjadi US$6,8 miliar (3,07% PDB) pada Q3-2014
Neraca Pembayaran
8
Kementerian Keuangan
Faktor Pendukung Perekonomian 2014
• Konsumsi Masyarakat Kontribusi masih tinggi.• Pertumbuhan konsumsi domestik yang relatif tinggi dan stabil
telah mendukung PDB untuk terus tumbuh selama beberapa dekade terakhir.
• Pemerintah dan BI dapat menjaga Laju inflasi. • Investasi Trend positif FDI, Sentimen positif dari pemerintahan
baru.• Neraca Perdagangan Untuk jangka pendek, kebijakan
pembatasan ekspor mineral memberikan tekanan terhadapneraca pembayaran. Untuk jangka menengah, kebijakan tersebutakan memberikan dampak positif pada perekonomian.
• Pemulihan dan stabilisasi perekonomian global
Faktor Risiko Perekonomian 2014• Performa neraca perdagangan Indonesia menjadi faktor penting
pada outlook perekonomian 2014. Gejolak perekonomian dunia serta melemahnya pasar komoditas menimbulkan tekanan pada neraca perdagangan dan transaksi berjalan Indonesia.
• Ketidakpastian perekonomian global • Perubahan kebijakan moneter di US• Kondisi Tiongkok• Volatilitas harga komoditas, termasuk harga minyak
• Trend pelemahan harga komoditas Kondisi Geopolitik• Dampak jangka pendek kebijakan stabilisasi dan minerba• Kondisi neraca berjalan Indonesia (Defisit migas tinggi)• Kenaikan laju inflasi penyesuaian harga bbm bersubsidi
4.8% 5.0%5.7% 5.5%
6.3% 6.0%
4.6%
6.2% 6.5% 6.3%5.8%
5.2% 5.5% 5.8%
(1.5%)
0.0%
1.5%
3.0%
4.5%
6.0%
7.5%
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
1H 2
014
2014
Revi
sed
Budg
et
2015
Bud
get
Pertumbuhan PDB Tahunan (%, yoy)
Indonesia Peers (Baa1 - Baa3)
6.3 6.3 6.2 6.2 6.0 5.8 5.6 5.75.2 5.1 5.0
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
2012 2013 2014
Pertumbuhan PDB Kuartalan (%,yoy)
9
Peluang dan Risiko Perekonomian 2014…perekonomian akan dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun domestik
Kementerian Keuangan
Supply Constraint
10
Faktor Ekonomi Global• Ketidakpastian perekonomian global, termasuk pertumbuhan ekonomi negara mitra
dagang utama, misalnya Tiongkok• Normalisasi kebijakan moneter di AS, tetapi kebijakan moneter yang pasti cukup
ekspansif di EU dan Jepang• Volatilitas harga komoditas• Penurunan harga minyak dunia yang terlalu cepat dan drastis - ketidakpastian• Kompetisi global yang semakin ketat
Faktor Domestik
• Produktivitas rendah• Kapasitas produksi terbatas• Keterbatasan infrastruktur• Biaya logistik yang tinggi• Skills gap• Kurangnya pengembangan teknologi dan
inovasi• Pasar keuangan yang masih dangkal serta
high cost of funds
• Kesenjangan pendapatan antar kelompok dan daerah
• Tingkat kemiskinan masih terus membaik, tetapi kecepatan penurunannya sudah mulai melambat
Pertumbuhan Non-Inklusif
Risiko dan Tantangan Perekonomian Indonesia…perlu segera diatasi dan dimitigasi
Kementerian Keuangan
Jumlah Populasi besar, Peningkatan AngkatanKerja Produktif
Jumlah penduduk peringkat 4 dunia, Ekonomi terbesar di Asia Tenggara Bonus Demografi, peningkatan rasio angkatan kerja Bertumbuhnya kelompok Middle Income Keragaman budaya dan kreativitas – potensi ekonomi kreatif
Dengan sumber daya alam , usia penduduk produktif dan tenaga kerja terdidik, Indonesia memiliki potensi untuk lepas landas …
Sumber Daya Alamberlimpah
Batubara, gas bumi, mineral Komoditi pertanian: CPO, karet Tanah yang subur dan laut yang kaya
Kinerja Makroekonomiyang stabil dan kuat
Pertumbuhan ekonomi relatif stabil di kisaran 6%, volatilitas pertumbuhan yang sangat rendah Investasi infrastruktur yang meningkat Tren peningkatan investasi langsung Laju inflasi yang cukup terkendali
Pengelolaan Fiskalyang Prudent
Defisit Anggaran Pemerintah ≤3% PDB Manajemen Pengelolaan Utang
11
Potensi Perekonomian Indonesia…memiliki beberapa faktor penunjang pertumbuhan yang sustainable dan inklusif...
Fokus Pemerintah di Bidang Fiskal
12
Kementerian Keuangan 13
1. Stabilitas Makroekonomi
2. Menciptakan struktur APBN yanglebih baik
2 (dua) Fokus Pemerintah di bidang fiskalUntuk Jangka Pendek :
Kementerian Keuangan 14
Beberapa upaya memperbaikiTransaksi Berjalan:- Reformasi subsidi energi (Listrik,
BBM).- Insentif fiskal untuk industri
penunjang- Insentif fiskal untuk reinvestasi
dividen- Penguatan industri reasuransi dan
shipping lokal
Pencapaian Stabilitas Makroekonomi…memperbaiki kinerja transaksi berjalan (current account)...
-3000
-2000
-1000
0
1000
2000
3000
2012
-J F M A M J J A S O N D20
13-J F M A M J J A S O N D
2014
-J F M A M J J A S O
Juta
USD
Neraca Perdagangan (per bulan) MIGAS NONMIGAS TOTAL
-12000-10000-8000-6000-4000-2000020004000
-10000
-5000
0
5000
10000
15000
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
2011 2012 2013 2014
Current Account
Goods Income Services Curr. Trsfs Current Account
Kementerian Keuangan 15
DefisitAnggaran Yang
Terjaga
Belanja Yang Berkualitas
SumberPenerimaan
yang berkelanjutan
• Kebijakan dan administrasiperpajakan yang lebih efektif.
• Fokus pada Personal Income tax• Perbaikan sistem PPN
• Pemberian insentif fiskal untukinvestasi yang lebih terukur
dan terarah
• Price (commodity) subsidy targeted subsidy
• Lanjutan reformasi subsidi BBM –fixed subsidy
• Re-alokasi angaran ke belanja yang lebih produktif (Infrastruktur,
kesejahteraan sosial)• Fokus pada infrastruktur dasar
seperti ketahanan pangan, maritim, sektor pertanian,
perikanan, dan energi• Perbaikan kinerja realisasi belanja
• Memberikan ruang fiskal yang cukup guna mengantisipasiketidakpastian ekonomi global
• Meningkatkanperan serta sektor
swasta padapengembangan
infrastrukturmelalui skema PPP
Pengelolaan Anggaran - APBN…menciptakan struktur APBN yang lebih baik
Kementerian Keuangan
• Reformasi perpajakan• Optimalisasi PNBP
• Efisiensi• Perbaikan penyerapan• Realokasi pengurangan subsidi
Peningkatan Fiscal Space ... Meningkatkan penerimaan, mendorong belanja produktif dan defisit yang terjaga
16
Fiscal Space
OptimalisasiPenerimaan Negara
Peningkatan KualitasBelanja Negara
Belanja produktif
Pengurangan defisituntuk menciptakan ruangmanuveur jika terjadigejolak global
Kementerian Keuangan
• Berdasarkan APBN-P 2014, inflasi tanpa kenaikan BBM diperkirakan sebesar 5,3%(yoy).
• Berdasarkan realisasi inflasi hingga November serta proyeksi inflasi Desember sekitar 1,8% (mtm), laju inflasi hinggaakhir tahun 2014 diperkirakan sekitar 7,6% (yoy).
• Potensi peningkatan laju inflasi Desember bersumber dari:
1. dampak lanjutan kenaikan harga BBM bersubsidi ke sektor transportasi, bahan pangan dan komoditas komponeninflasi lainnya finalisasi penetapan tarif angkutan dalam kota, tarif taksi, tarif penyeberangan; serta
2. faktor musiman (Natal, tahun baru, awal musim tanam) ditandai peningkatan harga beberapa komoditas bahanpangan, terutama beras.
1,03
0,75
0,63
-0,1
0
-0,0
3 1,03
3,29
1,12
-0,3
5 0,09 0,
12
0,92
1,07
0,26
0,08
-0,0
2
0,16
0,43
0,93
0,47
0,27 0,
47
1,50 1,
78
1,19
0,69
0,29 0,09
-0,07
0,10
0,66
1,34
0,87
0,29
0,08 0,220,58
-1,00
-0,50
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
Jan-14 Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan-15
(mtm
, %)
2013
2014
Rerata 5 tahun
Perkiraan
Inflasi pada akhir tahun 2014 diperkirakan 7,6% (yoy).
Total dampak kenaikan BBM 2,52%(mtm) terdistribusi dalam
3 bulan
17
Dampak Penyesuaian Harga BBM Bersubsidi ... Terdapat pengaruh terhadap pencapaian inflasi
Kementerian Keuangan
• Dampak Pada Pertumbuhan PDB 2014 Proyeksi pertumbuhan PDB 2014 setelah memperhitungkan dampak kenaikan harga
serta kompensasi kenaikan harga BBM: 5.0-5.1%
• Dampak Pada Pertumbuhan PDB 2015 Penyesuaian harga BBM Rp2000/liter (premium dan solar) savings/penghematan anggaran Juga dilakukan kebijakan penghematan belanja operasional (rapat, perjalanan dinas dll)
Saving 2015:Rp110T – Rp138T
Infrastruktur dasar: Maritim Ketahanan Pangan
Perlindungan Sosial: Kartu Indonesia Pintar Kartu Indonesia Sehat Kartu Keluarga Sejahtera
Transfer ke Daerah Melalui Dana Desa
Mengurangi Defisit APBN
Dengan realokasi belanja ke yang lebih produktif tersebut,
pertumbuhan ekonomi 2015
diperkirakan dapat mencapai 5.8%
Dampak Penyesuaian Harga BBM Bersubsidi…pengaruh kepada pertumbuhan perekonomian
18
Kementerian Keuangan
Persentase Belanja Prioritas Terhadap PDB
reallocation to be more productive spending
Pengurangan Subsidi...dapat menciptakan alokasi anggaran yang lebih baik
19
Ministry of Finance, Republic of Indonesia
Dukungan Fiskal Melalui Peningkatan Belanja... peningkatan belanja infrastruktur dapat mendorong daya saing dan produktivitas
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
-
50
100
150
200
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Infrastructure Spending Ratio to Tot. Spending (RHS)Belanja Infrastruktur
% to
Tot
Spe
ndin
g
IDR
Tril
lion
Belanja infrastruktur bertujuan untuk: Meningkatkan konektivitas antar
wilayah Mengurangi biaya logistik Meningkatkan daya saing Mendorong investasi Meningkatkan kapasitas
produksi
20
Rencana Investasi Infrastruktur 2015 – 2019
24 Pelabuhan Baru115 Pengembangan Pelabuhan26 Kapal Barang Perintis
15 Bandara Baru40 Pengembangan Bandara Lama20 Pesawat Perintis
2.159 km KeretaApi Antara Kota
1.099 km KeretaPerkotaan
2.650 km Jalan Baru1.000 km Jalan Tol46.770 km Pemeliharaan Jalan29 Bus Rapid Transport (BRT)
Sumber: Bappenas
Defisit InfrastrukturIndonesia :
Rp 720T/tahun
• Alokasi Belanja InfrastrukturIndonesia berkisar 3-4% PDB• China 10.5% PDB• Thailand 7% PDB
Sumber: Bappenas
Kementerian Keuangan
Nama : Program Keluarga Sejahtera
Penerima Manfaat : Keluarga kurang mampu di seluruh Indonesia. Diperluas mencakup penghuni panti asuhan, panti jompo, dan panti sosial lainnya
Bentuk Penyaluran Dana: Simpanan/tabungan di kantor pos atau bank yang ditunjuk bisa cairkan atau tetap disimpan
Besaran Bantuan: Rp200.000/keluarga/bulan
Nama : Program Indonesia Pintar
Penerima Manfaat : Siswa kurang mampu, anak usia sekolah PMKS, anak jalanan, pekerja anak di seluruh Indonesia
Bentuk Penyaluran Dana: Simpanan/tabungan di kantor pos atau bank yang ditunjuk bisa cairkan atau tetap disimpan
Besaran Bantuan:
SD/MI sebesar Rp225.000/siswa/semester
SMP/MTs sebesar Rp375.000/siswa/semester
SMA/SMK sebesar Rp500.000/siswa/semester
Nama : Program Indonesia Sehat
Penyelenggara : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Cakupan Pelayanan : Hingga satuan kesehatan di tingkat desa (Posyandu)
Penerima Manfaat : Masyarakat kurang mampu yang telah memiliki kartu BPJS PBI ditambah kelompok penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)
Manfaat : Selain pengobatan, juga pencegahan
Pelayanan Bantuan Sosial...Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Keluarga Sejahtera
21
APBN-P 2014 & APBN 2015
22
Kementerian Keuangan
APBN-P 2014
APBN 2015
Pertumbuhan (%) 5.5 5.8Inflasi (%) 5.3 4.4Nilai Tukar (USD/IDR) 11,600 11,900Suku Bunga (SPN 3 Bulan, %) 6.0 6.0Harga Minyak ICP (US$/barrel) 105.0 105.0Lifting Minyak dan Gas
Lifting Minyak (Juta Barrel/hari) 0.818 0.900Lifting Gas (Juta barrel/ hari eopd) 1.224 1.248
23
Perkembangan Asumsi Makro APBN…disesuaikan mengikuti kondisi terkini perekonomian...
23
Kementerian Keuangan
Realisasi 2013 (Audited) APBN-P 2014 % perubahan(2013 & 2014)Triliun Rupiah % PDB Triliun Rupiah % PDB
A. Pendapatan Negara 1,438.89 15.84% 1,635.40 16.30% 13.66%I. Pendapatan Dalam Negri 1,432.06 15.76% 1,633.00 16.20% 24.73%
1. Penerimaan Perpajakan 1,077.31 11.86% 1,246.10 12.40% 15.67%2. PNBP 354.75 3.91% 386.9 3.80% 9.06%
II. Grants 6.83 0.08% 2.3 0.00% (66.30)%B. Belanja Negara 1,650.56 18.17% 1,876.90 18.70% 13.72%
I. Belanja Pemerintah Pusat 1,137.16 12.52% 1,280.40 12.70% 12.60%1. Belanja Pegawai 221.69 2.44% 258.8 2.60% 16.74%2. Belanja barang, Jasa dan Modal 350.58 3.86% 364.2 3.60% 3.88%3. Interest payments 113.04 1.24% 135.5 1.30% 19.87%4. Subsidi 355.05 3.91% 403 4.00% 13.51%5. Hibah 1.30 0.01% 2.9 0.00% 123.08%6. Belanja Sosial 92.14 1.01% 88.1 0.90% (4.38)%7. Lanja Lain-Lain 3.37 0.04% 27.9 0.30% 727.89%
II. Transfer Daerah 513.26 5.65% 596.5 5.90% 16.22%C. Primary balance2 (98.6) (1.09)% (106.0) (1.10)% 7.47%D. Overall balance (A - B) (211.6) (2.33)% (241.5) (2.40)% 14.09%E. Pembiayaan 237.39 2.61% 241.5 2.40% 1.73%
I. Pembiayaan Dalam Negri 243.20 2.68% 254.9 2.50% 4.81%II. Pembiayaan Luar Negri (5.81) (0.06)% (13.4) (0.10)% 130.64%
Penyesuaian APBN 2014 …antara lain disebabkan adanya perubahan pada angka asumsi makro...
24
Kementerian Keuangan
• Defisit dijaga pada level dibawah 3%. Defisit APBN-P 2,4% naik dari realisasi 2013 sebesar 2,3%
• Peningkatan pendapatan dalam negeri sebesar 24,7% didukung oleh meningkatknyapenerimaan perpajakan menjadi Rp. 1.246 Triliun. Sementara itu, belanja pemerintahnaik menjadi Rp. 1.877 Triliun yang membuat total defisit menjadi RP. 241.5 Triliun.
• Melanjutkan kondisi pada tahun 2013, pembiayaan akan tetap diprioritaskan padapembiayaan dalam negri.
• Beberapa kebijakan utama pada APBN-P 2014 antara lain :
• Pemotongan anggaran belanja pemerintah sebesar Rp. 43 Triliun pada pos belanjayang non-produktif dan pada pos belanja pegawai (seminar, perjalaanan dinas)
• Penyesuaian tarif listrik secara bertahap untuk mengurangi beban subsidi nergi
• Kuota konsumsi BBM bersubsidi dijaga sebesar 46 juta KL melalui, antara lain, konversidan kebijakan pembatasan.
Kebijakan Utama APBN 2014 …membantu menjaga stabilitas dan sustainabilitas perekonomian Indonesia...
25
Kementerian Keuangan
Rincian 2015(Triliun rupiah) R-APBN APBN
A. Pendapatan Negara 1,762.29 1,793.59I. Pendapatan Dalam Negri 1,758.86 1,790.33
1. Penerimaan Perpajakan 1,370.83 1,379.992. Penerimaan Bukan Pajak 388.04 410.34
II. Hibah 3.43 3.36B. Belanja Pemerintah 2,019.87 2,039.48
1. Belanja K/L 600.58 647.30a. Belanja Pegawai 162.51 169.11b. Belanja Barang 209.91 230.40c. Belanja Modal 156.45 176.12d. Belanja Sosial 71.67 71.67
2. Belanja Non-K/L 779.29 745.13a. Belanja Pegawai 130.30 123.62b. Pembayaran Bunga Utang 154.03 151.97c. Subsidi 433.51 414.68
1. Subsidi Energi 363.53 344.702. Subsidi Non Energi 69.97 69.97
c. Belanja Lain-Lain 31.76 46.42B. Transfer ke Daerah dan Dana Desa 639.99 647.04
1. Transfer ke Daerah 630.92 637.97a. Dana Perimbangan 509.49 516.40
I. Dana Bagi Hasil 124.45 127.69II. Dana Alokasi Umum 349.22 352.89III. Dana Alokasi Khusus 35.82 35.82
b. Dana Otonomi Khusus 16.47 16.61c. Dana Keistimewaan DIY 0.55 0.55d. Dana Transfer Lainnya 104.41 104.41
2. Dana Desa 9.1 9.1C. Keseimbangan Primer -103.53 93.92D. Surplus/Defisit Anggaran -257.58 245.89
% defisit terhadap PDB -2.32 -2.21E. Pembiayaan 257.58 245.89
I. Pembiayaan Dalam Negri 281.39 269.71II. Pembiayaan Luar Negri (neto) -23.81 -23.81
APBN-2015• Baseline Budget. APBN 2015
disusun pada masa transisi daripemerintahan lama kepemerintahan baru. Baseline budget memperhitungkankebutuhan pokok penyelenggaraanpemerintahan dan pelayanankepada masyarakat, sehingga tetapmemberikan ruang gerak fiskalkepada pemerintahan baru untukmelakukan penyesuaian
• Dana Desa. Pengalokasian Dana Desa merupakan amanat Undang–Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Postur APBN 2015…merupakan Baseline Budget
26
Kebijakan PertumbuhanJangka Menengah
27
Kementerian Keuangan
• Sebelum 1990 Indonesia masuk dalam kelompok Low Income country (USD PPP 2005)• Sejak 1990 – sekarang: Indonesia tergolong Lower Middle Income Country• Terdapat risiko terjebak dalam Middle Income Trap • Perlu langkah terobosanNot Business as Usual
Periode Demographic Dividend /Bonus Demografi tersisa -- 2025-2030
Pendapatan per Kapita (PPP 2005, USD)
HIC threshold >USD 12000 (PPP
2005)
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
The end of Demographic
Dividend
28
Terdapat Risiko Pada Perekonomian…terjebak dalam Middle Income Trap
Kementerian Keuangan
Indonesia’s Income per Capita Indonesia (Constant GNI, 2013 USD)
-
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
8,000
9,000
10,000
11,000
12,000
13,000
14,000
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
2016
2018
2020
2022
2024
2026
2028
2030
2032
2034
2036
2038
2040
2nd Scenario
1st Scenario
3rd Scenario: HIC at 2030
Simulated Average Growth Rate1st Scenario : 5.8% HIC in 20402nd Scenario : 7.0% HIC in 2035
3rd Scenario : Average growth to reach HIC in 2030 8.7%
Low Inc (US$ 1,036)
Middle Inc (US$ 4,085)
High Inc (US$12,615)
2013 : US$3.580
2030: The end of demographic bonus
29
Simulasi Pertumbuhan Perekonomian…perlu megoptmalkan bonus demografi
Kementerian Keuangan
Definisi Middle Income Trapo “Countries stagnating and not growing to advanced country level” (ADB, 2012; Worldbank 2012) , o “Growth slowdown and stuck in the middle-income status” (Gill and Kharas, 2007; Eichengreen et al, 2011)
Thresholds Pendapatan Definisi trap dalam kerangka lamanyawaktu dalam kelompok middle income Lower-middle income (LM) Trap: bila
berada dalam status LM selama 28 tahunatau lebih
Upper-middle income (UM) : bila beradadalam UM selama 14 tahun atau lebih
.. menuju kelompok High Income Countries bukan hal yang mudah!o WB (2012) menggunakan batas threshold dan perbandingan pendapatan terhadap PDB per kapita Amerika
Serikat:• Dari 101 negara middle-income di tahun 1960, hanya 13 negara yang berhasil mencapai high income
countries di tahun 2008 • 88 negara lainnya tidak beranjak dari middle income group terjebak dalam Middle Income Trap
o ADB (2012) dengan menggunakan batas threshold absolut:• Pada tahun 2010, dari 52 middle-income countries, 35 negara terjebak dalam status the middle-income group
terjebak middle-income trap. • Bahkan 30 diantaranya terjebak dalam the lower-middle income trap.
ADB World BankGDP per Cap, PPP 1990P GNI per Cap. PPP 2005P
Low Income <US$2,000 <US$1,036Lower Middle Income US$2,000 - US$7,250 US$1,036-US$4,085Upper Middle Income US$7,250 - US$11,750 US$US$4,085-12615High Income >US$11,750 >US$12615
30
Middle Income TrapBeberapa definisi dan konsep
30
Kementerian Keuangan
ProduktivitasSumber Daya Manusia
Inovasi & teknologiStabilitas Ekonomi
Sustainable Growth
KemiskinanKesenjangan: pendapatan & antar
daerahFinancial inclusion
Redistribusi Fiscal : Skema Subsidi
Equitable Growth
Kebijakan
Koordinasi kebijakan Fiskal – moneter – sektor riilKerangka kerja Ekonomi Makro dan Micro economic
Persepektif jangka pendek dan panjangKeselarasan Pusat dan Daerah
31
Indonesia Perlu Mempersiapkan Kebijakan…Pencapaian High Income Status menuntut penanganan isu secara komprehensif
31
Kementerian Keuangan
• The slowdown of manufacturing sector is due to: Competitiveness faces pressures
• Infrastructure gap• Skill gap• Shallow financial sector and relatively high cost of fund• Upward wage pressures• Emergence of new Asian frontier markets (i.e Vietnam, Cambodia, Bangladesh, Lao PDR, Myanmar)• Import dependency of intermediate goods• Volatility of exchange rate lead to higher and less certain import costs higher cost of production
GDP Growth Manufacturing Growth
Source: BPS estimated
Low Productivity
-15
-10
-5
0
5
10
15
20
25
1970
1972
1974
1976
1978
1980
1982
1984
1986
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
Average ‘70-’97: 10,9
Average ‘01-’13: 4,8
-15.0
-10.0
-5.0
0.0
5.0
10.0
15.0
1970
1973
1976
1979
1982
1985
1988
1991
1994
1997
2000
2003
2006
2009
2012
Average ‘70-’97: 7,1
Average ‘01-’13: 5,4
32
Tantangan pada sektor Industri…pertumbuhan ekonomi Indonesia bergantung pada sektor Industri
Kementerian Keuangan
Sumber: BPS (Indonesia’s Central Agency on Statistics)
• Penurunan porsi sektor Industri terhadap perekonomian menunjukkan adanya tanda terjadimya premature exit (de-industrialization)
• Kontribusi penyediaan lapangan kerja dari sektor Industri juga relatif stagnan.
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
1962
1965
1968
1971
1974
1977
1980
1983
1986
1989
1992
1995
1998
2001
2004
2007
2010
2013
Value added (% of GDP)
Services
Agriculture
Manufacturing
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
1991
1993
1995
1997
1999
2001
2003
2005
2007
2009
2011
2013
% of total employment
Services
Agriculture
Manufacturing
33
Tantangan pada sektor Industri…penurunan porsi sektor manufaktur terhadap perekonomian
Kementerian Keuangan
0.51.0 1.9
3.92.2 3.0
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0 Capital Labour TFP
Sumber: Asian Productivity Organization (APO) database.
Rencahnya R&D, kualitas manusia dan rendahnya innovasi all lead to low contribution of technology in economic growth difficult to sustain high growth
Source of Economic Growth (average 1990-2011)
GDP Growth ICORRealization Inv/PDB (Inv(t-1)/∆PDBt)
2001 3.6% 23.3% 6.12002 4.5% 21.3% 5.22003 4.8% 22.5% 4.52004 5.0% 22.9% 4.52005 5.7% 24.4% 4.02006 5.5% 23.4% 4.42007 6.3% 22.5% 3.72008 6.0% 23.8% 3.7
2009 4.6% 23.3% 5.12010 6.2% 23.9% 3.72011 6.5% 24.8% 3.72012 6.2% 27.3% 4.02013 5.8% 26.8% 4.7
Average 5.5% 23.9% 4.4
Average ICOR 4.4 menunjukkan bahwa Indonesia membutuhkanpertumbuhan investasi 4.4% untuk setiap 1% pertumbuhan ekonomi
Economic growth could be increased through :a) Peningkatan Investment Ratio dari PDB
Peningkatan Saving Rate Financial Deepening Infrastructure spending fiscal space, revenue
optimization, efficiencies in expenditure policy Kebijakan untuk menarik investasi asing.
b) Penurunan ICOREfficiency through lower investment needs per unit of output. Productivity improvement, technological support and
innovation. c) Kombinasi dari keduanya
34
Tantangan Pada Sisi Supply (1)Rendahnya produktivitas dan efisiensi
Kementerian Keuangan
• Kurangnya dukungan infrastrukturmenyebabkan tingginya biaya logistik
• Salah satu penyebab kurangnya dukunganinfrastruktur adalah rendahnya belanjainfrastruktur.
• Lack of infrastructure low productivity and inefficiency
-
1.00
2.00
3.00
4.00
Chile South Africa Korea, Rep Malaysia Indonesia
Logistics Performance Index (1=low & 5=high)
2010 2012 2014
Source: Global Competitiveness Index 2014-15, World Economic Forum Source: World Bank
Source: APO
Country Overall Infrastructure
Quality of Roads
Quality of Ports
Quality of Electricity
SupplySingapore 5 6 2 6Japan 9 10 26 25Malaysia 20 19 19 39Korea 23 18 27 44Saudi Arabia 29 26 40 26China 64 49 53 56Indonesia 72 72 77 84Thailand 76 50 54 58Iran 82 63 80 61India 90 76 76 103
Rank of infrastructure Quality
35
Tantangan Pada Sisi Supply (2)Rendahnya dukungan infrastruktur
Kementerian Keuangan
Kementerian Keuangan
188
141131 133
59
40
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
China Malaysia Thailand Korea Philippines Indonesia
% of GDP
M2 Market Capitalization
Source: World Development Report, September 2014
6.08 5.54
7.97
6.76 6.00
13.63
-
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
-
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
16.00
China Malaysia Philippines Thailand Korea, Rep. Indonesia
Deposit Rate Lending Rate Spread (RHS)
Source: WDI
• Sektor Perbankan Indonesia masih belum tumbuh dengan baik dan masih tertinggaldibandingkan dengan peers.
• Financial deepening is needed•Akses masyarakat terhadap perbankan masih rendah (20%)
• Financial inclusion is needed • Relatively high spread indicates relatively inefficient banking sector• Relatively high lending rate constrains economic capacity enhancement
37
Tantangan Pada Sisi Supply (4)Masih tingginya cost of fund dan Pasar keuangan yang shallow
Kementerian Keuangan
Sustainable and Equitable
Growth
Human Capital Development:
High-quality educationEducation and industry link
Skill trainingInnovation
Productivity
Inclusive growth:Anti poverty policies
Social protectionFinancial inclusion
Investment:Public and Private:
ConnectivityLogistic
High tech IT
Macroeconomic stability:
Sustainable growthFiscal prudence
Monetary prudenceEffective incentive systemStrong Purchasing power
Sustainable Resources UseAlternative /renewable energyHigh value added Nat. resource
industryStrong downstream industry,
including Agriculture and Fishery
38
Pertumbuhan Yang Berkelanjutan..new Indonesian Economic growth model
Ministry of Finance, Republic of Indonesia
6 pilar penting untuk dapat tumbuh tinggi... Usulan Prof. Joseph E. Stiglitz untuk perttumbuhan berkesinambungan
• Mekanisme redistribusi dan regulasi yang baik akan dapat menghindari berbagai bentuk kegagalan pasar.
Peran Penting Pemerintah
• Kebijakan moneter dan fiskal sebaiknya tidak terlalu fokus pada satu tujuan.
Kebijakan makroekonomi yang baik
• Pengurangan ketimpangan melalui mekanisme subsidi yang lebih tepat sasaran
Mewujudkan pertumbuhan inklusif
• Melakukan transformasi struktural
Kebijakan sektor industri
• Perluasan jangkauan pelayanan sektor keuangan melalui kerangka sistem keuangan inklusif
Pengembangan sektor keuangan
• Koordinasi yang baik antara kebijakan moneter, fiskal, dan riil juga akan menciptakan landasan yang kuat sebagai prasyarat pertumbuhan tinggi yang berkesinambungan.
Tata kelola yang baik
1
2
3
4
5
6
39
Kementerian Keuangan 40
Terima Kasih
Kementerian Keuangan
Update Perekonomian Indonesia (1)
Indikator Kinerja
Nilai Tukar• Per 31 Desember 2013 : Rp12.189/USD depresiasi 19,54%(ytd)• Per 5 Desember 2014 : Rp12.296 depresiasi 0,88% (ytd)• Periode 2 Jan – 5 Desember 2014 Terkuat Rp11.271/USD -- Terlemah Rp12.318/USD
IHSG• Per 31 Desember 2013 : 4.274,18 melemah 0,98% (ytd)• Per 5 Desember 2014: 5.187,99 menguat 21,38% (ytd)• Periode 2 Jan – 5 Desember 2014 Tertinggi 5.246,48 – Terendah 4.175,81
Inflasi• Inflasi sepanjang tahun 2013 sebesar 8,38% (ytd, yoy), rata-rata inflasi 2013: 6,97%, lebih tinggi dibandingkan rata-rata
2012: 4,28% (SBH 2007)• Inflasi November 2014 : 1,5% (mtm) , 5,75% (ytd) atau 6,23% (yoy)
Harga Minyak MentahIndonesia
• Per November 2014 ICP mencapai US$75,4 per barel• Rata-rata tahun 2013 sebesar US$105,6 per barel• Rata-rata tahun 2014 s.d November sebesar US$99,86 per barel
Arus Modal Masuk
• Total capital inflow 2013 sebesar Rp36,0T. Saham = net outflow 20,6T; SUN net inflow 53,3T; SBI = net inflow 3,3T.• Selama November 2014 saham net inflow Rp5,28T ; SUN net inflow Rp21,34T• Selama 2014 (s.d 4 Des) pasar saham mengalami net inflow sebesar Rp50,48 T sementara SUN net inflow Rp163,21T• Di pasar SUN, posisi kepemilikan asing per 4 Des 2014 adalah sebesar Rp477,87T atau mencapai 39,19% dari total SUN
diperdagangkan.
Yield SUN
• Per 31 Des 2013: Yield SUN 10Y 8,47%, Yield SUN 5Y 8,07%.• Per 5 Desember 2014: Yield SUN 10Y 7,85%, Yield SUN 5Y 7,66%• Periode 1 Jan – 5 Desember 2014 : Yield SUN 10Y Tertinggi 9,18% -- Terendah 7,69%
Yield SUN 5Y Tertinggi 8,67% -- Terendah 7,56%
41
Kementerian Keuangan
Update Perekonomian Indonesia (2)
Indikator Kinerja
Pertumbuhan PDB
• Q3-2014: 5,01 (yoy)• Q2-2014: 5,12% (yoy)• Q1-2014: 5,21% (yoy).• Sepanjang 2013 : 5,78% (yoy). PDB nonmigas 6,3%, PDB migas -2,8%.• Sepanjang 2012 : 6,23% (yoy). PDB nonmigas 6,8%, PDB migas -3.3%
Investasi Langsung
• Realisasi PMA/PMDN Q3 2014 mencapai Rp119,9T atau naik 19,3% (yoy) PMA : Rp 78,3T naik 16,9%(yoy) PMDN : Rp 41,6T naik 24,2%(yoy)
• Realisasi PMA/PMDN semester I 2014 mencapai Rp222,8T atau naik 15,56% (yoy) PMA : Rp 150,0T naik 13,5%(yoy) PMDN : Rp 72,8T naik 20,2%(yoy)
Perdagangan Internasional
• Jan – Des 2013: Ekspor tumbuh -3.93% (yoy). Impor tumbuh -2,64% (yoy)• Oktober 2014 : Ekspor turun 2,2% (yoy) menjadi US$15,4 miliar, sementara impor turun 2,2% (yoy)
menjadi US$15,3miliar. Surplus neraca perdagangan sebesar US$23,2 juta• Jan-Okt 2014 : ekspor turun 1,6% (yoy) menjadi US$148,1 miliar, sementara impor turun 4,05% (yoy)
menjadi US$149,7 miliar. Defisit perdagangan sebesar US$1,65 miliar.
Neraca Pembayaran
• NPI pada triwulan III-2014 mengalami surplus US$6,5 miliar, meningkat dari US$4,3 miliar pada triwulan sebelumnya.
• Defisit transaksi berjalan pada triwulan III-2014 tercatat sebesar US$6,8 miliar (3,07% PDB), lebih rendah dibandingkan dengan defisit US$8,7 miliar (4,06% PDB) pada triwulan II-2014 dan defisit pada periode yang sama tahun 2013 sebesar US$8,6 miliar (3,89% PDB).
• Sementara surplus transaksi modal dan finansial mencapai US$13,7 miliar, terutama didukung aliran masuk modal asing.
42
Kementerian Keuangan
Indeks saham terus menguat di minggu pertama Desember meski terjadi net foreign selling.
• pasar saham selama November menunjukkan kinerja yang positif, IHSG mengalami kenaikan sebesar 2,97% dibandingkan bulan sebelumnya.
• Rupiah mengalami tekanan antara lain dikarenakan menguatnya Dolar AS terhadap mata uang negara lain seiring dengan membaiknya kinerja ekonomi AS.
Dibandingkan 2013 yield SUN cenderung lebih rendah,
Yield SUN 10Y 2 Jan 2014: 8,57% 5 Des 2014 : 7,85%,Yield SUN 5Y 2 Jan 2014: 8,09% 5 Des 2014: 7,66%
Rupiah terus melemah Yield SUN terus mengalami penurunan
IDR
IHSG
4000
4200
4400
4600
4800
5000
5200
5400
11,000
11,200
11,400
11,600
11,800
12,000
12,200
12,400
3
4
5
6
7
8
9
10
Jan-
13Fe
b-13
Mar
-13
Apr-
13M
ay-1
3Ju
n-13
Jul-1
3Au
g-13
Sep-
13O
ct-1
3N
ov-1
3De
c-13
Jan-
14Fe
b-14
Mar
-14
Apr-
14M
ay-1
4Ju
n-14
Jul-1
4Au
g-14
Sep-
14O
ct-1
4N
ov-1
4De
c-14
1Y 5Y 10Y
6.5
7
7.5
8
8.5
9
9.5
1Y 2Y 3Y 4Y 5Y 6Y 7Y 8Y 9Y 10Y
15Y
20Y
30Y
31 Des 13
31 Mar 14
30 Okt 14
5 Des 14
43
Kementerian Keuangan
Nilai tukar rupiah dan mata uang regional melemah terhadap dolar AS
• Selama Jan – Nov terjadi net capital inflow sekitarRp216,35T
Pada bulan November, pasar saham mengalami net-inflowRp5,28,2T dan SUN mengalami inflow Rp18,47T.
Mingu pertama bulan Desember terjadi net outflow baik dipasar SUN (Rp3,33) maupun saham (Rp0,8T).
Triliun Rupiah TotalSaham SBI SUN Bulan Kumulatif
Jan-14 2,33 0,18 4,82 7,33 7,33Feb-14 7,82 2,87 16,49 27,18 34,51Mar-14 14,48 -0,34 15,77 29,91 64,42Apr-14 8,67 3,46 16,09 28,22 92,64Mei-14 8,09 8,37 20,16 36,62 129,26Jun-14 2,74 -3,87 6,43 5,30 134,56Jul-14 13,07 -6,73 14,67 21,01 148,24
Agust-14 -1,32 -2,96 15,94 11,66 167,22Sept-14 -7,4 -3,57 21,66 10,69 177,92Okt-14 -3,20 1,85 13,17 11,81 189,73Nov-14 5,28 n.a 21,34 26,62 216,35
Net Foreign Buying
Pergerakan Index Saham Kawasan Perubahan Nilai Tukar Kawasan
Per 5 Desember 2014
Per 5 Desember 2014
depresiasi
-4.89%
2.86%
2.85%
1.30%
1.12%
2.38%
5.80%
2.39%
0.30%
1.29%
21.43%
-6.3%
-1.2%
-0.3%
3.0%
5.0%
8.0%
10.0%
21.4%
22.8%
23.0%
38.8%
-10% 0% 10% 20% 30% 40% 50%
Malaysia
Korea
Inggris
Hong Kong
Singapura
Amerika Serikat
Jepang
Indonesia
Filipina
Thailand
Tiongkok
%YTD
%MoM
-5.00%
-1.00%
-3.76%
-1.95%
-1.82%
-0.62%
-1.69%
-0.50%
0.97%
-0.73%
-14.30%
-11.17%
-5.97%
-5.65%
-4.29%
-1.62%
-0.88%
-0.66%
-0.41%
-0.10%
-20% -15% -10% -5% 0% 5%
Jepang
Euro
Malaysia
Inggris
Singapura
China
Indonesia
Thailand
Filipina
India
%YTD
%MoM
44