Catatan Bibliografi Fix
-
Upload
aldo-christian -
Category
Documents
-
view
307 -
download
4
description
Transcript of Catatan Bibliografi Fix
CATATAN BIBLIOGRAF
PERKEMBANGAN PENGOBATAN KANKER DI INDONESIA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu: S. E. Peni Adji, S. S., M. Hum.
Oleh:
Disusun Oleh :
Ryan Oktavianus Wilson 148114016Elni Meilianti 148114017Gracia Easter Kalangi 148114018Adian Rambu Baba 148114019Eustachia Diajeng W. 148114020Harno B. S. U. Parihala 148114043Aldo Christian Jonathan 148114044
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2015
TEMA: PERKEMBANGAN PENGOBATAN KANKER DI INDONESIA
A.Sumber offline
1. Rostia Ch dan Cancerhelps.com. Solusi Cerdas Terapi Pengobatan Kanker
Dengan Cara Radioterapi (Penyinaran). Jakarta Selatan: PT Agromedia
Pustaka (2012, hlm. 57 – 63).
Radioterapi adalah penggunaan sinar laser berkekuatan tinggi untuk membakar
sel-sel kanker. Radioterapi bersifat lokal atau setempat. Radioterapi dapat digunakan
untuk dua tujuan, yaitu sebagai pengobatan paliatif (hanya mengurangi gejala) atau
sebagai terapi utama.
Pada kasus kanker stadium lanjut yang sudah tidak dapat dioperasi, tujuan
radioterapi adalah meringakan gejala, seperti mengurangi rasa sakit, menghentikan
pendarahan, atau mengurangi kerusakan struktur saraf di sekitar tumor. Untuk tujuan ini,
radioterapi diberikan dalam jangka pendek, misalnya 1 hari atau 1-2 minggu.
Tujuan radioterapi sebagai terapi utama digunakan untuk mengecilkan tumor dan
dilanjutkan dengan pembedahan. Pada kasus ini, radioterapi diberikan dengan interval
yang lebih panjang, yaitu memberikan jeda 4-6 minggu. Tujuannya memberikan waktu
bagi sel-sel normal untuk memperbaiki diri. Dengan pengobatan radioterapi ini, pasien
tidak merasakan sensasi apa pun ketika mesin sinar laser bekerja.
CATATAN KRITIS: Pengobatan metode radioterapi ini sudah sangat bagus dan baik
dalam proses penyembuhan dikalangan penderita kanker karena pada terapi ini penderita
tidak mengalami sensasi kesakitan. Namun, terapi ini tidak dapat menyembuhkan secara
total penyakit kanker pada stadium lanjut. Oleh karena itu, terapi ini digunakan hanya
untuk meringankan rasa sakit penderita kanker, dengan cara penyinaran yang bekerja pada
sistem lokal.
2. Rosita, Saragih. Jurnal Ilmu Keperawatan: Peranan Dukungan Keluarga dan
Koping Pasien dengan Penyakit Kanker terhadap Pengobatan Kemoterapi Di
RB 1 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010.
Universitas Darma Agung, Medan.
Kemoterapi adalah salah satu pengobatan kanker dengan menggunakan obat-
obatan atau hormon yang dimasukkan kedalam tubuh. Dimana pengobatan ini memiliki
efek samping yang berbeda-beda pada pasien. Ketika penderita kanker menjalani
kemoterapi mereka menghadapi kendala baik terhadap dirinya sendiri yang merasa putus
asa dan berpikir bahwa pengobatan ini hanya sia-sia, maupun ketidakmampuan penderita
dalam mengatasi ketakutannya untuk tidak bisa sembuh. Maka dari itu, dukungan dari
pihak keluarga terhadap penderita kanker yang menjalani pengobatan kemoterapi
sangatlah penting agar pengobatan ini dapat berjalan dengan lancar dan sempuma.
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dukungan dan koping pasien dengan
penyakit kanker terhadap pengobatan kemoterapi di RB I RSUP Haji Adam Malik Medan
Tahun 2010, maka dilakukan penelitian yang bersifat deskriptif. Dimana penelitian ini
menggunakan data primer dari kuesioner yang diisi keluarga dan pasien kemoterapi di RB
1 RSUP Haji Adam Malik Medan. Diketahui populasi penderita penyakit kanker adalah
103 orang dan sampel yang digunakan adalah 25 orang yang sedang menjalani
pengobatan kemoterapi.
Dari penelitian yang dilakukan diketahui bahwa dukungan yang diberikan
keluarga kepada penderita kanker yang menjalani pengobatan kemoterapi berdasarkan
emosional, finansial, dan spiritual adalah baik. Sedangkan berdasarkan supresi dan cara
mengalihkan rasa sakit pasien yang sedang menjalani kemoterapi adalah kurang baik.
Dari hasil di atas dapat kita simpulkan bahwa betapa pentingnya dukungan keadaan
(emosional, finansial dan spiritual) dan koping pasien (supresi dan mengalihkan rasa
sakit) dari keluarga kepada pasien yang menjalani kemoterapi.
CATATAN KRITIS: Jurnal ini telah mengingatkan walaupun hal ini kelihatan sepele
sebenarnya penderita kanker sangat membutuhkan dukungan dari kita. Dengan adanya
penelitian ini dan hasil penelitian telah diberikan pada jurnal ini diharapkan masyarakat
luas dapat mendukung penderita kanker di Indonesia. Dukungan yang dapat kita berikat
seperti emosional, finansial maupun spiritual.
3. Muhartono , Indri Windarti , Hendri Busman , Hendra Tarigan S , Bayu
Putra DJ, Ekstrak Ethanol Daun Sirsak (Annona Muricata) Berpotensi
Memiliki Efek Kemoterapi. Jurnal Kedokteran Brawijaya (Vol. 28, No. 2,
Agustus 2014, halaman 97-100).
Selama ini pengobatan kanker hanya berpusat pada bidang medis saja yang dinilai
mahal dan menimbulkan efek samping, padahal begitu banyak tanaman tradisional yang
murah dan mudah didapat. Salah satunya ekstrak pohon sirsak yang sudah terbukti ampuh
untuk mengobati kanker dan dapat memperlambat pertumbuhan sel kanker.
Berdasarkan 20 tes laboratorium yang sudah dilakukan sejak tahun 1970
menunjukkan bahwa ekstrak dari pohon ini sangat bermanfaat seperti, bisa menyerang
sel-sel kanker secara efektif karena tidak membahayakan sel yang sehat, tidak
menyebabkan rasa mual ekstrim, kehilangan berat badan, rambut rontok, dan manfaat lain
memiliki target yang efektif serta bisa membunuh sel-sel ganas bagi 12 jenis kanker,
termasuk kanker usus besar, payudara, prostat, paru-paru, dan kanker pankreas.
CATATAN KRITIS: Banyak tanaman obat di Indonesia yang jarang digunakan oleh
masyarakat sebagai obat. Bisa saja itu disebabkan karena kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang fungsi dari tanaman-tanaman obat. Sehingga perlu adanya kesadaran
dari masyarakat untuk menambah wawasan tentang tanaman-tanaman obat, agar
masyarakat juga tidak terlalu sering untuk menggunakan obat-obatan sintetis serta
berbagai metode pengobatan kanker yang dapat menimbulkan berbagai macam efek
samping.
4. Maksum Radji, Hendri Aldrat, Yahdiana Harahap. Jurnal Ilmu Kefarmasian
Indonesia: Penggunakaan Obat Herbat pada Pasien Kanker Serviks. Depok
(2010, hal 33-39).
Kasus kanker serviks lebih banyak terjadi di negara-negara berkembang
dibandingkan negara maju. Menurut laporan World Health Organitation (WHO), ada
sekitar 466.000 kasus pertahun di seluruh dunia terutama di negara berkembang dan
perkiraan sekitar 231.000 orang meninggal setiap tahun. Kanker serviks adalah penyakit
yang menyerang mulut rahim yang ditandai dengan adanya keputihan, perdarahan, dan
sakit pada daerah rahim.
Obat herbal merupakan terapi yang tetap bertahan ditengah kemajuan pengobatan
konvensional. Minat pasien terhadap obat herbal dipicu oleh resiko efek samping yang
rendah dan lebih aman dibandingkan obat konvensional. Saat ini, penggunaan obat herbal
telah menyebar di seluruh dunia. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa 38% pasien
kanker serviks yang tidak menggunakan obat herbal, ketika diwawancarai menyatakan
keinginannya untuk mencoba obat herbal. Ini berarti akan terjadi peningkatan persentase
penggunaan obat herbal pada pasien kanker serviks jika kelak mereka mencobanya.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah belum bisa menilai keberhasilan
pengobatan dihubungkan dengan penggunaan obat herbal, mengingat pasien yang
dijadikan subyek penelitian masih dalam proses pengobatan. Namun demikian, beberapa
pasien merasakan bahwa penggunaan obat herbal dapat membantu mengurangi efek
samping obat kanker yang tidak menyenangkan, seperti mual dan muntah.
Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara
penggunaan obat herbal dan status pembayaran. Hal ini berarti bahwa pasien siap
mengeluarkan uang ekstra untuk pembelian obat herbal. Obat herbal telah menjadi bagian
penting dalam upaya pasien memperoleh kesembuhan selain terapi konvensional.
CATATAN KRITIS: Perlu diadakan suatu penelitian lanjutan tentang khasiat, pengaruh,
dan interaksi terhadap obat herbal jika dipakai bersamaan dengan kemoterapi. Upaya
untuk memadukan penggunaan obat herbal yang berkhasiat dengan obat konvensional
dalam pengobatan kanker serviks perlu mendapatkan perhatian dari para tenaga
kesehatan.
5. Suprapto Ma’at. Jurnal Bahan Alam Indonesia: Tanaman Obat untuk Terapi
Kanker. (Volume 2, Nomor 4, Juli 2003, halaman 145-149).
Pengobatan kanker dari bahan alam atau tanaman lebih mengarah pada usaha
pencegahan. Selain itu, tanaman obat sering dikombinasikan dengan obat-obatan sintetik
guna memberikan terapi yang optimal pada penyakit kanker. Ada tiga jenis golongan
tanaman yang memiliki efek antikanker, yakni suku Cruciferae, Solanum nigrum L, dan
Catharanthus roseus.
Tanaman suku Cruciferae memiliki khasiat antitumor karena adanya efek
protektif yang disebabkan kandungan senyawa glukosinalat didalamnya. Metabolisme sel-
sel karsinogenik akan terhambat dengan adanya unsur senyawa tersebut. Tanaman
Solanum nigrum L juga memiliki khasiat antitumor. Pertumbuhan sel tumor dapat
dihambat oleh kandungan alkaloid total, terutama pada buah yang belum masak. Sel
tumor apabila tidak segera dicegah pertumbuhannya, akan berkembang menjadi sel
kanker. Tanaman Catharanthus roseus memiliki kandungan alkaloida yang sangat
melimpah terutama pada bagian daun. Di antaranya yang sangat terkenal adalah vinkristin
dan vinblastin. Senyawa-senyawa alkaloid tersebut mampu meningkatkan sistem imun
tubuh, sehingga mekanisme perlindungan tubuh terhadap substansi asing lebih baik,
termasuk ketika ada sel tumor atau sel kanker.
CATATAN KRITIS: Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam sangat
melimpah. Namun, dalam lingkup Asia, Indonesia tergolong rendah dalam upaya
pemanfaatan tanaman obat. Untuk memperbaiki hal ini, diperlukan kesadaran dari
berbagai pihak, baik tenaga medis, masyarakat (pasien), dan pemerintah. Apoteker harus
bekerja lebih keras untuk menghasilkan obat herbal yang terstandar, sehingga minat dan
kepercayaan pasien meningkat. Dokter sebagai mitra kerja apoteker juga perlu
mengurangi kebiasaan yang cenderung mengarahkan pasien untuk menggunakan obat
sintetik, dengan alasan efektivitas dan keamanan. Tak lupa, bagi masyarakat (pasien),
penting untuk memperluas wawasan mengenai tanaman obat. Di samping itu, peran
pemerintah juga sangat dibutuhkan, khususnya dalam hal perizinan, pengujian mutu, serta
kampanye penggunaan obat herbal kepada masyarakat.
6. Nadia Kusuma Fardany. “Pemanfaatan Daun Sirsak sebagai Penghambat Pertumbuhan Sel Kanker”. Universitas Brawijaya, Malang.
Salah satu tanaman yang digunakan dalam pengobatan herbal, yakni tanaman
sirsak yang termasuk dalam famili Annonaceae. Sejak tahun 1940 tanaman sirsak telah
digunakan sebagai pengobatan herbal. Masyarakat Brasil merupakan masyarakat yang
pertama kali memanfaatkan tanaman sirsak untuk dijadikan obat baik bagian daun, biji,
buah, batang, dan akar. Daun sirsak dikatakan dapat berkhasiat untuk pengobatan kanker,
yakni dengan mengkonsumsi air rebusan daun sirsak. Selain itu, tanaman sirsak juga
dimanfaatkan untuk pengobatan diare, anti kejang, anti jamur, gatal-gatal, dan lain-lain.
Daun sirsak mengandung alkaloid, tanin, dan beberapa kandungan kimia lainnya
termasuk annonaceous acetogenins. Annonaceous acetogenins merupakan senyawa yang
terdapat dalam familia Annonaceae yang diduga memiliki potensi sitotoksik. Senyawa
sitotoksik adalah senyawa yang dapat bersifat toksik untuk menghambat dan
menghentikan pertumbuhan sel kanker. Sirsak merupakan tanaman tropis dengan buah
berasa dan beraroma. Selain mengandung berbagai vitamin, sirsak banyak mengandung
mineral dan zat fitokimia.
Annonaceous acetogenins merupakan fitokimia yang ada di daun, biji, dan batang
sirsak. Zat ini berguna untuk kanker dan virus. Penelitian memaparkan dengan kandungan
dalam buah ini. Dapat menurunkan sel-sel jahat ini untuk 12 jenis kanker, seperti kanker
payudara, usus besar, prostat, paru-paru, dan masih banyak lagi.
CATATAN KRITIS: Hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan banyaknya lembar
daun sirsak untuk perebusan. Banyaknya daun untuk direbus dilihat dari tingkat
keparahan kanker itu sendiri. Kanker stadium awal dengan stadium akhir tentunya akan
membutuhkan jumlah daun yang lebih banyak bagi penderita kanker stadium akhir.
B.Sumber online
1. “Temuan Peneliti Australia Bisa Jadi Obat Kanker yang Lebih Efektik” dalam
http://m.radioaustralia.net.au/indonesian/2015-05-22/temuan-peneliti-
australia-bisa-jadi-obat-kanker-yang-lebih-efektif/1450726. (diunduh 13
Oktober 2015).
Sebuah penemuan Australia yang mendapat perhatian ilmiah karena mampu
mengembalikan telur rebus ke kondisi awal (mentah), kini telah dimanfaatkan secara
signifikan dalam pengobatan kanker. Profesor Colin Raston dari Universitas Flinders di
Adelaide menciptakan perangkat ‘vortex fluidic’. Perangkat ‘vortex fluidic’ itu pertama
kali diujikan pada telur ayam dan peneliti berhasil memisahkan protein yang kompleks
serta mengembalikan putih telur ke keadaan sebelumnya. Salah satu aplikasi yang sudah
ditemukan memungkinkan peningkatan pengiriman obat kanker yang umum, yakni
‘carboplatin’, yang digunakan untuk melawan kanker ovarium dan paru-paru. Perangkat
itu telah memungkinkan potensi obat ditingkatkan sebanyak 4,5 kali.
Obat ini dilepaskan pada tumor sehingga konsekuensinya adalah perlu diberikan
sedikit obat dan dapat mengurangi efek sampingnya. Perangkat ini dapat memproses
protein lebih efisien dibandingkan metode saat ini. Saat ini ‘vortex fluidic’ sudah
digunakan untuk memproduksi biodiesel.
CATATAN KRITIS: Penemuan ini sangat bagus dan merupakan terobosan yang baik di
dunia terapi kanker, karena memiliki manfaat yang signifikan dalam cara pengobatannya.
Akan tetapi, penemuan ini menggunakan perangkat yang masih sulit untuk didapatkan
dikalangan rumah sakit negara berkembang. Perangkat ini masih belum diproduksi dan
dijual dikalangan medis. Perangkat ini merupakan pengobatan terapi kanker yang sangat
baik dan dapat memberikan efek respon positif bagi penderita kanker.
2. “Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Kanker Otak” dalam
http://www.medkes.com/2014/08/gejala-penyebab-dan-pengobatan-kanker-
otak.html (diunduh 10 Oktober 2015)
Kanker otak disebabkan oleh pertumbuhan yang tidak terkendali dari sel tumor di
otak yang membentuk tumor ganas. Normalnya sel otak yang tua akan berhenti membelah
diri dan mati, kemudian akan digantikan oleh sel muda yang sehat. Tetapi pada kasus
kanker otak sel tua tersebut terus membelah diri dan berkembang biak secara tak
terkendali. Sel-sel inilah yang nantinya membentuk tumor ganas. Penyebab kanker otak
dibagi menjadi dua yaitu kanker otak primer dan kanker otak sekunder. Dimana pada
kanker otak primer belum diketahui penyebabnya sedangkan kanker otak sekunder
disebabkan oleh kanker pada organ lain (payudara, kulit dan lain-lain).
Pada tahap awal penyakit kanker otak gejalanya kadang belum terdeteksi padahal
pada tahap inilah yang paling efektif ketika diobati. Apabila gejala sudah muncul
kemungkinan disebabkan karena pertumbuhan tumor semakin berkembang pesat. Gejala
yang dialami biasanya bersifat neurologis antara lain ukuran pupil abnormal, gangguan
keseimbangan (kesulitan berjalan dan mudah jatuh), penglihatan kabur atau ganda,
kelemahan otot, sakit kepala, gangguan tidur, mual maupun muntah, dan kesulitan dalam
mengingat, berpikir, berbicara, memahami, menulis atau membaca.
Dalam penyakit kanker otak ada beberapa faktor risiko yang memungkinkan
seseorang terjangkit, antara lain keturunan (genetik), riwayat kanker pribadi (sebelumnya
pernah terkena kanker), gangguan sistem kekebalan tubuh, dan terapi radiasi pada kepala.
Walaupun seseorang memiliki faktor risiko tersebut belum tentu akan terkena kanker otak
dan tidak semua penderita penyakit ini sebelumnya juga memiliki faktor risiko. Ketika
dokter mendiagnosis kemungkinan seseorang terkena tumor otak maka akan dilakukan
beberapa pemerikasaan seperti CT-Scan, Sinar-X, tes darah, Angiogram, pemeriksaan
mata, dan pemeriksaan neurologis. Selain itu, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan
lain untuk mempertegas diagnosis. Hal ini tergantung pada lokasi, jenis tumor, dan
penyebarannya ke bagian tubuh lain.
Pengobatan kanker otak akan dimulai setelah dokter mempertimbangkan hasil
diagnosis. Dimana pengobatan ini dapat terdiri dari satu atau kombinasi beberapa jenis
pengobatan. Macam-macam pengobatan secara medis yaitu pembedahan (mengangkat
seluruh atau sebagian tumor kanker otak), terapi radiasi (membunuh sel kanker yang
tersisa pasca pembedahan), kemoterapi (penggunaan obat anti kanker), dan terapi steroid
(penggunaan obat steroid). Selain itu, ada beberapa terapi alternatif yang dapat digunakan
seperti akupuntur, terapi pijat, yoga, dan suplemen herbal. Terapi alternatif ini bukanlah
pengganti pengobatan secara medis. Sebab pada sebagian kasus kanker otak terapi ini
tidak membantu melainkan membahayakan jiwa sehingga perlu didiskusikan terlebih
dahulu kepada dokter pribadi. Semua terapi diatas memiliki tingkatan efek samping yang
berbeda-beda.
Komplikasi yang akan kemungkinan terjadi pada penderita kanker otak adalah
kerusakan otak permanen, cacat fisik, kejang, dan tremor serta tidak sadar maupun koma.
Hal ini bisa terjadi karena kepala dilapisi tulang tengkorak sehingga tumor otak tidak bisa
mendesak keluar yang mengakibatkannya terdesak ke dalam. Dimana kejadian itu
menyebabkan tekanan berlebih pada otak dan sumsum tulang belakang yang dikenal
sebagai peningkatan tekanan intrakranial
CATATAN KRITIS: Zaman modern ini sudah berkembang pesat pengobatan mengenai
kanker otak. Walaupun pada kenyataannya kendala dalam pengobatan penyakit ini tidak
hanya macam-macam pengobatannya tetapi biaya yang sangat mahal. Karena dalam
artikel ini dikemukakan beberapa macam jenis pengobatan dari secara medis maupun
alternatif sangat memerlukan biaya besar apabila penderita penyakit ini orang yang tidak
mampu maka akan kesulitan. Sehingga hal ini juga harus menjadi perhatian kita.
3. “Mengenal Lebih Jauh tentang Cara Pengobatan Kanker dalam Dunia Medis Secara Lengkap” dalam http://www.idmedis.com/2014/11/mengenal-lebih-jauh-tentang-cara.html (diunduh 11 Oktober 2015).
Ada beberapa metode dan cara pengobatan kanker dalam dunia medis yang sangat
tergantung pada jenis kanker, stadium kanker (berapa luas /tingkat penyebaran), usia,
status kesehatan, dan karakteristik tambahan. Jenis-jenis pengobatan kanker dikategorikan
sebagai berikut: operasi, radiasi, kemoterapi, imunoterapi atau terapi hormon. Operasi
biasa dilakukan untuk mencegah sel kanker menyebar ke bagian tubuh yang lain. Operasi
pengangkatan kanker bertujuan untuk menghapus dan membuang seluruh sel kanker.
Pada zaman ini inovasi terus dikembangkan untuk membantu proses operasi, contohnya
sudah ada pisau bedah khusus kanker.
Radioterapi merupakan metode pengobatan kanker dengan radiasi yang berfungsi
untuk menghancurkan sel kanker dengan cara memfokuskan sinar gamma-ray berenergi
tinggi pada sel-sel kanker. Hal ini menyebabkan kerusakan pada molekul yang
membentuk sel-sel kanker sehingga sel-sel tersebut mati. Kemoterapi adalah teknik
pengobatan kanker dengan menggunakan bahan kimia yang dapat mengganggu proses
pembelahan sel merusak protein atau DNA sehingga sel-sel kanker akan mati dengan
sendirinya. Metode ini menargetkan sel-sel yang membelah dengan cepat (tidak hanya sel
kanker), tetapi sel normal biasanya dapat pulih dari kerusakan kimia sementara sel kanker
tidak bisa.
Imunoterapi bertujuan untuk mendapatkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan
tumor. Imunoterapi lokal dengan cara menyuntikkan pengobatan ke daerah yang terkena
kanker sehingga dapat menyebabkan tumor menyusut. Sedangkan imunoterapi sistemik
dilakukan ke seluruh tubuh dengan pemberian agen seperti interferon alfa protein yang
dapat mengecilkan tumor. Transplantasi sumsum tulang juga dapat dianggap imunoterapi
karena sel-sel kekebalan donor akan menyerang tumor atau sel kanker yang ada dalam
penerima. Terapi hormon dirancang untuk mengubah produksi hormon dalam tubuh
sehingga sel-sel kanker berhenti tumbuh atau dibunuh sepenuhnya.
CATATAN KRITIS: Berbagai metode yang diuraikan diatas sering digunakan oleh
masyarakat (pasien) pada umumnya. Akan tetapi metode-metode tersebut masih terbilang
mahal untuk masyarakat Indonesia yang sebagian besar golongan menengah ke bawah.
Sehingga pemerintah dalam hal ini harus mencari alternatif lain bagi penderita kanker
untuk pengobatannya. Selain itu perlunya kesadaran masyarakat untuk meningkatkan
kewaspadaan terhadap resiko kanker dengan memulai pola hidup sehat.
4. “Pengobatan Alternatif untuk Kanker” dalam http://
yayasankankerindonesia.org/2012 / pengobatan-alternatif-untuk-kanker/
(diunduh 11 Oktober 2015)
Kanker adalah penyakit gen (pembawa informasi intrasel) yang mengalami
gangguan sehingga menyebabkan sel ditubuh seseorang tumbuh cepat dan tidak
terkendali. Proses dari awal terjadinya kekeliruan gen (alternaration genetic) hingga
ditemukan secara medis itu berlangsung lama karena tubuh mempunyai mekanisme untuk
menghalangi terjadinya kanker pada tahap awal proses. Hanya pada kondisi tertentu tubuh
seseorang gagal menghalanginya dan terbentuklah sel kanker yang kemudian berkembang
menjadi kumpulan jaringan padat yang disebut tumor pada organ tertentu misalnya kanker
paru, kanker payudara, kanker serviks, kanker prostat, dan sebagainya.
Pengobatan standar untuk kanker padat terdiri dari bedah, kemoterapi, radioterapi,
terapi target dan sebagian juga menggunakan imunoterapi. Pilihan pengobatan itu
tergantung pada jenis sel, stadium penyakit, dan keadaan umum penderita pada saat
diagnosis ditegakkan. Pengobatan yang diberikan diluar dari standar disebut sebagai
pengobatan alternatif. Variasi pengobatan alternatif itu bermacam-macam antara lain
herbal, akupuntur bahkan dibeberapa negara pendekatan spiritual seperti doa menjadi
pilihan terapi alternatifnya. Jenis pengobatan alternatif yang perlu diwaspadai adalah
tindakan seperti bedah (mengeluarkan kanker dengan teknik mengurut atau memindahkan
tumor ke medium lain) yang sulit dicerna akal. Kehati-hatian juga perlu untuk
penggunaan bahan-bahan yang dikatakan dapat menghilangkan sel kanker dalam bentuk
obat: jamu, bubuk, kapsul, pil atau cairan karena hanya sebagian kecil pernah diuji secara
ilmiah manfaat dan terlebih efek samping yang dapat ditimbulkannya.
CATATAN KRITIS: Penggunaan pengobatan alternatif tanpa pengobatan standar
sebagai pilihan utama hanya menyebabkan keterlambatan dan semakin memburuk.
Variasi pengobatan alternatif ini bermacam-macam sehingga penderita juga bingung
untuk memilih pengobatan yang sesuai.
5. “Reaktor Nuklir untuk Terapi Kanker” dalam
http://majalah1000guru.net/2013/05/reaktor-nuklir-terapi-kanker (diunduh
10 Oktober 2015).
Dewasa ini, perkembangan ilmu fisika telah merambah dunia medis, contohnya
adalah fasilitas radioterapi yang digunakan untuk menghancurkan sel kanker. Senyawa
obat yang awalnya bersifat non-radioaktif diinjeksikan kedalam tubuh, kemudian akan
terakumulasi pada sel kanker, selanjutnya pasien diberikan neutron yang bersumber dari
reaktor nuklir, sehingga mampu mengaktifkan senyawa obat menjadi bersifat radioaktif.
Sifat radioaktif inilah yang dapat menghancurkan sel kanker dalam tubuh.
Senyawa yang paling sering digunakan adalah boron-10. Boron-10 memiliki
efektivitas penangkapan neutron yang baik. Oleh karena itu, penghancuran sel kanker
lebih optimal. Partikel yang dihasilkan dari reaksi penangkapan neutron oleh boron-10
berukuran mirip seperti sel. Hal ini menyebabkan efek radiasi boron-10 tidak menyebar
ke sel normal yang berada di sekitar sel kanker. Selain boron-10, para peneliti sedang
mengembangkan penggunakan gadolinium-157 yang kemampuannya 65 kali lebih baik
dari boron-10.
CATATAN KRITIS: Penggunaan reaktor nuklir dalam pengobatan kanker merupakan
suatu terobosan yang sangat positif. Akan tetapi, alat ini tidak tersedia di seluruh rumah
sakit. Biasanya hanya rumah sakit skala besar di perkotaan yang mampu memfasilitasi
terapi jalur ini, tentu saja dengan biaya yang tinggi. Padahal penyakit kanker di Indonesia
menyerang berbagai kalangan dari berbagai lapisan ekonomi pula.
6. “Pengobatan Penyakit Kanker” dalam
http://obat-kanker-ampuh.com/2015/04/11/pengobatan-penyakit-kanker/
(diunduh 19 Oktober 2015).
Pengobatan penyakit kanker terbagi menjadi dua macam, yaitu pengobatan secara
medis dan pengobatan alternatif. Dunia medis menerapkan tiga macam pengobatan medis
yang biasa diterapkan pada pasien-pasien kanker, yaitu kemoterapi, radioterapi, dan
pembedahan/operasi. Kemoterapi adalah sistem pengobatan secara medis dimana
penderita kanker jenis apapun akan diberi obat yang berupa racun-racun kimia yang dapat
membunuh sel-sel kanker hingga ke akarnya karena obat ini bersifat racun, selain sel-sel
kanker dapat mati, sel-sel lain yang masih sehat dan berfungsi dengan baik juga akan
terbunuh. Terbunuhnya sel-sel baik dalam tubuh ini yang kemudian menjadi kelemahan
dari kemoterapi ini. Untuk memulihkan dan meregenerasi sel-sel dalam tubuh perlu
asupan nutrisi yang cukup. Efek samping dari kemoterapi adalah timbulnya efek mual
yang sangat berlebihan sehingga akan membuat pasien susah makan.
Kedua adalah radioterapi. Radioterapi adalah sebuah terapi dimana pasien akan
diberi paparan sinar radiasi dengan frekuensi tinggi secara rutin. Paparan sinar radiasi ini
akan mematikan sel-sel kanker. Radioterapi ini dapat menimbulkan beberapa efek
samping diantaranya rasa mual yang sangat berlebihan setelah diberi paparan sinar
radiasi, gosong pada area yang terkena paparan sinar radiasi, dan cara pengobatan kanker
secara medis.
Ketiga adalah melalui pembedahan/operasi. Operasi adalah cara penyembuhan
kanker dengan mengangkat sel-sel kanker. Cara penyembuhan kanker dengan cara operasi
ini dinilai kurang efektif karena akar-akar sel kanker masih bisa berkembang pasca
operasi. Berbeda dengan kedua macam pengobatan diatas, pengobatan penyakit
kanker dengan mengkonsumsi obat herbal khusus kanker cukup ampuh dan efektif karena
selain dapat mencegah dan menyembuhkan kanker, seperti kanker serviks, kanker
payudara, kanker prostat dan lain-lain.
CATATAN KRITIS: Meskipun perkembangan pengobatan kanker diatas sudah
dilakukan selama ini, tetapi metode-metode ini mempunyai banyak kekurangan,
diantaranya efek-efek samping yang dapat merugikan pasien. Sehingga diperlukan
pencegahan untuk menangani efek samping dari terapi yang dipaparkan diatas.
7. “Terapi Target Harapan Baru Pasien Kanker” dalam http://www.koran-
sindo.com/news.php?r=4&n=13&date=2015-09-28 (diunduh 10 Oktober
2015).
Di zaman yang semakin berkembang ini ternyata pengobatan untuk penderita
kanker pun semakin berkembang, banyak pasien yang merasa pengobatan kanker secara
konvensional menjadi momok. Karena pengobatan kanker secara konvensional seperti
kemoterapi atau radioterapi dapat membunuh sel kanker dan membunuh sel yang sehat
juga. sehingga pengobatan ini dapat menyebabkan kematian sel yang ditandai dengan
rontoknya rambut.
Pengobatan baru dengan nama terapi target ini merupakan harapan baru bagi
pasien kanker. Sebab pada pengobatan terapi target hanya menyerang sel kanker sehingga
sel yang normal tidak terganggu. Terapi target dipengaruhi molekul tertentu yang
memainkan peran dalam pertumbuhan sel kanker sehingga pertumbuhan dan
penyebarannya dapat dihambat. Maka itu, terapi ini dianggap lebih efektif. Kanker paru-
paru, kanker payudara tipe tertentu, kanker kulit, kanker darah tipe tertentu, dan kanker
kolorektal adalah segenap jenis kanker yang bisa diterapi dengan prosedur ini.
Obat-obatan dalam terapi target akan memberikan hasil yang bagus jika mutasi
genetiknya cocok. Diketahui kanker merupakan penyakit yang dipicu kerusakan atau
mutasi gen dalam tubuh. Pada pasien kanker jenis sama, perubahan genetika yang terjadi
bisa berbeda. Karena itu, sebelum melakukan terapi target dengan memberi obat tertentu,
pasien harus menjalani uji genetik untuk memastikan gen yang bermutasi. Pemeriksaan
genetik ini bisa dilakukan dengan pengambilan sampel dari hasil biopsi atau contoh darah.
Tujuannya untuk menyeleksi pasien sehingga pemberian obatnya sesuai.
CATATAN KRITIS: Semakin majunya ilmu pengetahuan memberikan dampak yang
baik untuk perkembangan metode pengobatan. Dimana penyakit kanker yang menjadi
ketakutan bagi masyarakat sekarang ini mulai menampakkan titik terang. Dengan
penemuan terapi target ini akan memberikan harapan baru bagi penderita kanker.
8. “Pemusnah Kanker Cara Warsito dengan Cara Gelombang Listrik” dalam
http://sorot.news.viva.co.id/news/read/458950-pemusnah-kanker-cara-warsito
(diunduh 9 Oktober 2015).
Perkembangan teknologi membawa pengobatan untuk penderita kanker semakin
maju. Salah satunya adalah dengan menggunakan medan listrik. Gelombang listrik yang
berdaya tinggi akan menimbulkan reaksi tertentu pada sel kanker, dengan tegangan yang
mencapai 70 volt. Tetapi untuk diterapkan pada manusia dengan tegangan 70 volt dapat
menyebabkan kematian pada pasien sehingga dapat dilakukan dengan menurunkan
gelombang listrik dan dipaparkan secara terus menerus pada sel kanker yang sedang
melakukan pembelahan. Gelombang listrik dipaparkan pada sel kanker secara in vitro.
Hasilnya perkembangan sel kanker tertahan. Hal ini disebabkan gelombang listrik yang
mengacaukan pembelahan sel kanker.
Teknik terapi untuk pengobatan ini adalah mula-mula pasien harus melakukan
CT-Scan di rumah sakit untuk mengetahui posisi sel kanker dalam tubuhnya. Tujuannya
adalah menentukan dari arah mana elektroda penghasil listrik akan menembak dan untuk
mendesain alat terapi agar elektroda tepat diatas sel kanker. Setiap orang mendapat alat
yang berbeda, perancangan dilakukan oleh para ahli dari bidang Fisika Medis. Setelah alat
terapi dibuat, pasien tinggal memakainya. Frekuensi pemakaian tergantung pada stadium
kanker. Semakin tinggi stadiumnya, semakin rendah jam pemakaian. Pada umumnya,
untuk kanker stadium tinggi butuh dua sampai tiga jam sehari. Sebaliknya, pasien kanker
stadium rendah disarankan untuk memakai alat terapi sekitar delapan sampai 12 jam
sehari.Karena sel-sel kanker yang pecah setelah diterpa gelombang listrik, akan berubah
menjadi cairan. Ia dikeluarkan melalui keringat, urin, dan feses. Dan masalahnya cairan
itu bau dan berlendir. Itu akan membuat seseorang tidak nyaman. Meski sel-sel kanker
bisa pecah dan keluar melalui metabolisme tubuh, masih ada beberapa pasien yang harus
dioperasi, 20% pengidap kanker yang sel-selnya bisa hancur tanpa operasi.
CATATAN KRITIS: Penemuan pengobatan kanker dengan metode gelombang listrik
memberikan efek yang cukup baik pada penderita kanker terutama bagi mereka yang
ingin menghindari pengobatan dengan cara kemoterapi ataupun radioterapi yang cukup
sakit. Tetapi metode gelombang listrik ini belum pernah diujikan secara langsung pada
manusia, pengujian ini hanya dilakukan dengan in vitro, yaitu dilakukan pada sel yang
berada pada laboratorium. Sehingga belum benar-benar diketahui efeknya baik dalam
jangka panjang maupun jangka pendek. Selain itu, pada metode ini belum diketahui
apakah metode pengobatan ini akan menimbulkan efek samping atau tidak pada pasien
yang menggunakan metode ini.
9. “Kesehatan Harapan Baru Pengobatan Kanker” dalam
http://kabarinews.com/kesehatan-harapan-baru-pengobatan-kanker/55534
(diunduh 13 Oktober 2015).
Kanker adalah suatu penyakit yang sangat ditakuti bahkan merupakan vonis
kematian terlebih jika sudah berada dalam stadium lanjut. Beberapa pengobatan kanker
yang telah ditemukan, yaitu bedah (mengangkat seluruh atau sebagian tumor kanker),
terapi radiasi (penggunaan radiasi pengion), kemoterapi (pengobatan menggunakan obat
antikanker), terapi sel target (penggunaan agen khusus untuk protein yang diregulasi pada
sel kanker), imunoterapi (strategi terapi yang dirancang untuk merangsang sistem
kekebalan pasien untuk memerangi dan melawan tumor), terapi hormonal (dihambat
dengan memberikan atau memblokir hormon), angiogenesis inhibitor (mencegah
pertumbuhan yang luas pada pembuluh darah), dan kontrol gejala serta perawatan paliatif.
Dengan kemajuan terbaru dalam teknologi genom dan penemuan informasi
genomik yang berhubungan dengan kanker telah mempercepat penemuan obat maupun
pelaksanaan kedokteran klinis. Kesuksesan penerjemahan genomik kanker akan
mempermudah dalam terapi dan diagnosisnya, sehingga dapat memperkuat potensi untuk
pengobatan. Salah satu terapi yang menjadi harapan dimasa depan adalah terapi gen,
maka dapat secara spesifik melawan kanker. Maksud dari kata spesifik yaitu terapi ini
tidak akan mengganggu sel-sel normal didalam tubuh sehingga dimasa depan akan
meningkatkan harapan hidup dan kualitas hidup penderita kanker.
CATATAN KRITIS: Dengan ditemukannya pengobatan baru terapi gen dimana
pengobatan ini tidak mengganggu sel normal didalam tubuh akan sangat meningkatkan
harapan hidup bagi penderita kanker. Karena dari pengobatan lain yang sebelumnya telah
ditemukan memiliki efek samping yang kebanyakan mengganggu sel normal dalam
tubuh. Dimana hal itu memungkinkan penyakit kankernya dapat menyebar ke bagian
tubuh lain karena sistem imunnya menurun
10. “Pengobatan Kanker” dalam https://www.deherba.com/pengobatan-
kanker.html (diunduh 19 Oktober 2015).
Berkembangnya teknologi saat ini telah merambah pada semua bidang, termasuk
dalam bidang kesehatan. Banyak metode pengobatan yang dapat dilakukan pada penderita
kanker dari pengotaban konvensional sampai pengobatan alternatif. Kemajuan ini
membawa angin segar bagi semua pejuang kanker. Kanker dapat disembuhkan dengan
pengobatan dan perawatan yang benar.
Jika dahulu metode pengobatan kanker hanya berkisar seputar operasi,
kemoterapi, dan radiasi, yang dikenal melelahkan dan menyakitkan, kini berbagai teknik
pengobatan kanker yang lebih baik terus-menerus dikembangkan, meskipun sebenarnya
metode-metode tersebut merupakan pengembangan teknik dari tiga metode ortodoks
tersebut. Berikut akan dipaparkan beberapa metode pengobatan kanker konvensional
terkini. Embolisasi arteri intercurrent/Penyumbatan pembuluh darah yaitu dilakukan
dengan menyumbat pembuluh darah yang memberikan nutrisi pada sel kanker, sehingga
sel akan mati jika tidak mendapat nutrisi. Pengobatan kanker dengan photodynamic
dilakukan dengan memasukan photosensitizer (obat yang aktif dengan paparan cahaya) ke
dalam tubuh, yang dilanjutkan dengan penyinaran laser untuk mengaktifkan obat tersebut
dalam tubuh untuk menghancurkan sel kanker. Penanaman biji partikel
125I/Radiopartikel dilakukan dengan penanaman partikel 125I disekitar jaringan tumor
dengan bantuan alat pemindai. Setelah penanaman, partikel ini akan terus menghasilkan
radiasi untuk menghancurkan sel kanker yang ditargetkan selama periode 6 bulan, dengan
efek penyinaran yang sangat kuat pada 2 bulan pertama. Cyrosurgery ablation/Terapi
pembekuan dilakukan untuk menghancurkan sel kanker dengan menggunakan perubahan
suhu yang ekstrem guna menghancurkan sel kanker. Radiofrequency ablation therapy
dilakukan dengan memasukkan jarum pada target sel tumor/kanker dengan bantuan alat
pindai. Setelah jarum dimasukkan pada sel tumor/kanker, bagian depan jarum tersebut
akan terbuka menjadi 10 jarum lagi, yang akan menyalurkan aliran listrik berfrekuensi
tinggi untuk membakar kanker sampai mati.
Selain dengan metode konvensional, dapat juga dilakukan dengan metode
alternatif ada banyak cara yang dapat Anda tempuh untuk mencapai suatu tujuan,
termasuk dalam melawan kanker. Jalur pengobatan kanker alternatif, terutama dengan
memanfaatkan herbal antikanker, kini tengah ramai diperbincangkan. Selain karena
terjangkau, berbagai pengalaman nyata tentang kesembuhan dari kanker banyak
dipublikasikan selama beberapa tahun terakhir diberbagai media cetak maupun elektronik
CATATAN KRITIS: Dengan kemajuan teknologi di bidang kesehatan memberikan
angin segar bagi penderita kanker. Dimana mereka memiliki kesempatan untuk hidup
lebih lama. Selain itu, mereka bisa lebih tenang dan percaya dalam menjalani pengobatan
sehingga bisa lebih cepat sembuh. Sebab ketenangan dan kepercayaan dalam menjalani
pengobatan akan memberikan stimulus positif untuk melawan penyakit disamping metode
pengobatan yang sudah berkembang saat ini.