Case Report Gizi Buruk Silvestri-semester 6
-
Upload
silvestri-purba -
Category
Documents
-
view
17 -
download
5
description
Transcript of Case Report Gizi Buruk Silvestri-semester 6
Clinical Exposure Silvestri
Laporan Kasus Malnutrisi 07120110083
I. Identitas Pasien
Nama : An. T
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 3 tahun 11 bulan
Identitas Orang Tua Pasien
Nama Ayah : Tn. A
Umur : 33 Tahun
Pekerjaan : Supir
Nama Ibu : Ny. M
Umur : 30 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Banopanje
Nomor Rekam Medik : 005553
II. Anamnesis
Anemnesis dilakukan secara alloanamnesis terhadap ibu pasien pada hari Kamis, 13 Maret 2014
pukul 09.00 di Puskesmas Kutai.
Keluhan Utama: Berat badan rendah yang disadari ibu pasien sejak 2 bulan terakhir.
Page 1 of 18
Riwayat Penyakit Sekarang
Berat badan rendah dan tidak naik baru disadari 2 bulan lalu ketika pasien dibawa untuk
cek gizi di puskesmas. Pasien suka makan jajanan pasar dan makan bubur. Pasien juga menerima
ASI eksklusif sampai 1 tahun. Menurut ibunya, pasien lebih menyukai makanan jajanan pasar
daripada makan bubur. Pasien tidak merasakan nyeri saat menelan. Pasien tidak ada demam,
diare, sakit perut saat kedatangannya ke puskesmas.
Tidak ditemukan adanya pembesaran pada kaki atau bagian tubuh yang lain pada pasien.
Pasien tidak mengalami keluhan diare, muntah, dan keadaan rambut pasien normal (tidak rontok
ataupun kemerahan). Pasien tidak mengeluh adanya batuk dengan rentang waktu yang lama dan
tidak ada keluhan gatal pada anus di malam hari serta perut membuncit. Pasien terlihat sangat
kurus sekali.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit asma dan batuk yang lama. 2 minggu yang lalu pasien
demam dan diare setelah makan jajanan pasar dan dibawa ke puskesmas.
Riwayat Kehamilan dan persalinan
Kehamilan
Pasien merupakan anak pertama dari kehamilan pertama (G1P0A0), dengan umur
kehamilan 9 bulan.
Sejak awal kehamilan ibu selalu rajin kontrol ke Puskesmas. Selama kehamilan tidak
pernah mengeluh pendarahan, muntah berlebihan, darah tinggi saat kehamilan, trauma.
Persalinan
Tempat kelahiran : di Puskesmas Kutai
Ditolong oleh : Bidan
Cara persalinan : Normal
Masa gestasi : 9 bulan
Page 2 of 18
Keadaan bayi
Berat badan lahir : 2500 gram
Panjang badan lahir : 47 cm
Lingkar kepala : Ibu pasien lupa
Sianosis/ikterus : Tidak ada
Kelainan bawaan : Tidak ada
Riwayat Pasca Persalinan
Pasien menangis setelah lahir namun nangisnya tidak begitu kencang, tidak kuning pada kulit
dan mata, tidak pucat, tidak demam. Bayi diberi ASI setelah kelahirannya.
Riwayat Pemberian Makan
0-7 bulan : ASI
7-15 bulan : ASI + Makan terdiri atas nasi, sayur sup, kentang, bubur ayam. Banyak jajan
makanan ringan seperti Chiki, biscuit, wafer.
Riwayat Imuninasi
Vaksin Dasar (umur) Ulangan (umur)
BCG 1x (2 bulan) - - -
DPT 1x (2 bulan) 2x (4 bulan) 3x (6 bulan) 4x (18 bulan)
Polio 1x (Baru lahir) 2x (2 bulan) 3x (4 bulan) 4x (18 bulan)
Campak 1x (9 bulan) - - -
Hepatitis B 1x (baru lahir) 2x (1 bulan) 3x (5 bulan) -
Riwayat Ekonomi dan Lingkungan
Page 3 of 18
Ekonomi rendah dan lingkungan rumahnya terletak di daerah perkumuhan.
Riwayat Tumbuh Kembang
Tengkurap : 10 bulan
Berbicara (“Maa...Ma…”) : 20 bulan
Duduk sendiri,memegang benda : 1 tahun
Merangkak : 1,5 tahun
Berdiri : dapat
Berjalan : 2 tahun
Berlari : 3 tahun
Menyebutkan kata dalam kalimat singkat : 3 tahun
Mulai makan dan minum sendiri : 3 tahun
Kesan: Riwayat perkembangan sesuai dengan usia namun hanya berat badannya tidak
bertambah sesuai pertambahan usiannya.
III. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Tampak kurus, kecil
Kesadaran : Compos mentis
Status generalis :Nadi : 85x/menit
Pernafasan : 22x/menit
Suhu : 370C
Data Antropometri
Berat Badan saat ini : 10 kg
Tinggi Badan saat ini : 90 cm
Berat badan saat lahir : 2,5 kg
Panjang badan saat lahir : 47 cm
Pemeriksaan Sistematis
Page 4 of 18
Kepala
Bentuk dan ukuran : Bentuk normal, tidak teraba benjolan
Rambut dan kulit kepala : Rambut warna hitam, tipis, jarang, terdistribusi merata
dan tidak mudah dicabut
Mata : Palpebra superior et inferior tidak edema, konjungtiva anemis -/-, sklera tidak
ikterik, pupil bulat isokor, diameter 3mm, reflek cahaya +/+
Telinga : Bentuk normal, sekret -/-, serumen -/-
Hidung : Bentuk normal tidak ada deviasi septum nasi, sekret +/+ warna kekuningan,
encer
Mulut : Perioral tidak sianosis, lidah bersih, uvula di tengah, tonsil T1/T1 tenang,
faring tidak hiperemis, mukosa mulut tidak ada kelainan, halitosis (–)
Gigi geligi : Gigi susu sudah lengkap, berjumlah 12
V IV III II I I II III IV V
V IV III II I I II III IV V
KGB : Submandibula, supra-infraklavikula dan aksila tidak teraba membesar.
Leher : Trakea di tengah, kelenjar tiroid tidak teraba membesar
Thorax
Paru-paru :
Inspeksi : Simetris dalam diam dan pergerakan nafas
Page 5 of 18
Palpasi : Stem fremitus kiri dan kanan sama kuat
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru,
Auskultasi: Vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Tidak tampak pulsasi iktus kordis
Palpasi : Tidak teraba pulsasi iktus kordis di ICS V midclavicula line sinistra
Perkusi : Redup
Auskultasi: Bunyi jantung I dan II murni, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Tampak datar, simetris
Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium -, hepar-lien tidak teraba membesar
Perkusi : Timpani
Auskultasi: Bising usus normal
Ekstremitas : Akral hangat, edem -/-,
Kulit : Warna sawo matang, petechie (-), turgor kulit baik, papulo eritema di leher
(miliaria)
IV. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang pada kunjungan pasien ini.
Page 6 of 18
V. Diagnosis Kerja :
Gizi buruk ( karena pola makan yang salah )
VI. Status Gizi
Interpretasi hasil grafik diatas :
berdasarkan weight for length pasien berada pada z-score -3 yang berarti pasien
tergolong kurus.
berdasarkan length for age pasien berada pada z-score -3 yang berarti pasien
tergolong pendek / kerdil.
berdasarkan weight for age pasien berada pada z-score dibawah – 3 yang berarti berat
pasien dibawah normal.
WHO GROWTH CHART :
Page 7 of 18
Berdasarkan baku WHO NCHS, status gizi dibedakan menjadi 4 kriteria yaitu gizi lebih, gizi baik, gizi kurang dan gizi buruk, penentuan klasifikasi status gizi berdasarkan indikator berat badan per usia dengan standard deviasi yaitu:
1. Status gizi lebih : Z-score > + 2 SD. 2. Status gizi baik : Z-score ≥ -2 SD s/d +2 SD. 3. Status gizi kurang: Z-score < - 2 SD sampai ≥ -3 SD.4. Status gizi buruk : Z-score < - 3 SD.
VII. Tatalaksana
Terapi nutrisi :
Ibu memberikan ASI kepada anak paling tidak sampai anak berumur 2 tahun.
Pemberian makan tinggi energi, tinggi protein yang terdiri dari nasi,
daging/telur/ikan, tahu/tempe, sayuran, buah-buahan. Makan dengan teratur 3 kali
sehari.
Edukasi :
Jajanan seperti Chiki sebaiknya diberhentikan karena tidak bergizi dan bisa
mengenyangkan anak lalu kemudian anak tidak mau makan nasi. Orang tua harus
memahami akan pentingnya memberi makanan yang bergizi secara teratur pada
anak.
Pemberian makanan yang sehat (KMS = Kartu Menuju Sehat)
Usia 0 – 12 bulan
- ASI eksklusif 0 – 4 bulan
- ASI + buah-buahan + biskuit + Bubur Susu Bayi
- ASI + buah/biskuit + Bubur Susu Bayi + Nasi tim saring
- ASI + buah/biskuit + nasi tim
Usia lebih dari 1 tahun
- Susu + nasi lembut dan lauk pauk + buah/biskuit
- Susu + nasi dan lauk pauk + buah/biskuit
VIII. Prognosis
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
Page 8 of 18
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
IX. Analisis
Diagnosis Kerja : Gizi buruk et kausa pola makan yang salah
Asupan gizi tidak mencukupi kebutuhan metabolisme basal tubuh sehingga tidak ada
kelebihan gizi yang bisa dimetabolisme untuk proses pertumbuhan mengakibatkan berat
badan tidak naik.
Gizi buruk dapat diakibatkan oleh beberapa faktor seperti:
1. konsumsi makan yang tidak adekuat ( rendah energi dan protein)
2. penyakit infeksi seperti diare, ISPA, TB
3. penyakit bawaan seperti hidrosepalus, jantung bawaan
4. berat bayi lahir rendah
5. pendidikan ibu yang rendah
6. kondisi keluarga (perekonomian, jumlah anak)
Page 9 of 18
Sepuluh langkah utama pada tata laksana KEP berat/gizi buruk:
1. Pengobatan atau pencegahan hipoglikemia (kadar gula dalam darah rendah)
Hipoglikemia merupakan salah satu penyebab kematian pada anak dengan KEP
berat/Gizi buruk. Pada hipoglikemia, anak terlihat lemah, suhu tubuh rendah. Jika anak
sadar dan dapat menerima makanan usahakan memberikan makanan saring/cair 2-3 jam
sekali. Jika anak tidak dapat makan (tetapi masih dapat minum) berikan air gula dengan
sendok. Jika anak mengalami gangguan kesadaran, berikan infus cairan glukosa dan segera
rujuk ke RSU kabupaten.
2. Pengobatan dan pencegahan hipotermia (suhu tubuh rendah)
Hipotermia ditandai dengan suhu tubuh yang rendah dibawah 360 C. Pada keadaan
ini anak harus dihangatkan dengan cara mendekap anak di dada ibu atau orang dewasa lain
lalu ditutupi selimut (Metode Kanguru), atau membungkus anak dengan selimut tebal dan
meletakkan lampu didekatnya. Perlu dijaga agar anak tetap dapat bernafas. Selama masa
penghangatan ini dilakukan pengukuran suhu anak pada dubur (bukan ketiak) setiap
setengah jam sekali. Jika suhu anak sudah normal dan stabil, tetap dibungkus dengan
selimut atau pakaian rangkap agar anak tidak jatuh kembali pada keadaan hipotermia.
Jangan menggunakan botol berisi air panas untuk penghangatan anak.
3. Pengobatan dan Pencegahan kekurangan cairan
Tanda klinis yang sering dijumpai pada anak penderita KEP berat/gizi buruk dengan
dehidrasi adalah :
- Ada riwayat diare sebelumnya
- Anak sangat kehausan
- Mata cekung
- Nadi lemah
Page 10 of 18
- Tangan dan kaki teraba dingin
- Anak tidak buang air kecil dalam waktu cukup lama.
Tindakan yang dapat dilakukan adalah :
- Jika anak masih menyusui, teruskan ASI dan berikan setiap setengah jam sekali tanpa
berhenti. Jika anak masih dapat minum, lakukan tindakan rehidrasi oral dengan
memberi minum anak 50 ml (3 sendok makan) setiap 30 menit dengan sendok. Cairan
rehidrasi oral khusus untuk KEP disebut ReSoMal (lampiran 4).
- Jika tidak ada ReSoMal untuk anak dengan KEP berat/Gizi buruk dapat menggunakan
oralit yang diencerkan 2 kali. Jika anak tidak dapat minum, lakukankan rehidrasi
intravena (infus) cairan Ringer Laktat/Glukosa 5 % dan NaCL dengan perbandingan
1:1.
4. Lakukan pemulihan gangguan keseimbangan elektrolit
Pada semua KEP berat/Gizi buruk terjadi gangguan keseimbangan elektrolit
diantaranya :
- Kelebihan natrium (Na) tubuh, walaupun kadar Na plasma rendah.
- Defisiensi kalium (K) dan magnesium (Mg)
Ketidakseimbangan elektrolit ini memicu terjadinya oedem. Untuk pemulihan
keseimbangan elektrolit diperlukan waktu paling sedikit 2 minggu. Berikan :
- Makanan tanpa diberi garam/rendah garam
- Untuk rehidrasi, berikan cairan oralit 1 liter yang diencerkan 2 X (dengan
penambahan 1 liter air) ditambah 4 gr KCL dan 50 gr gula atau bila balita KEP bisa
makan berikan bahan makanan yang banyak mengandung mineral ( Zn, Cuprum,
Mangan, Magnesium, Kalium) dalam bentuk makanan lumat/lunak
- Jangan berikan diuretik untuk mengobati oedem
Contoh bahan makanan sumber mineral :
Page 11 of 18
Sumber Zink : daging sapi, hati, makanan laut, kacang tanah, telur
ayam
Sumber Cuprum : daging, hati.
Sumber Mangan : beras, kacang tanah, kedelai.
Sumber Magnesium : kacang-kacangan, bayam.
Sumber Kalium : jus tomat, pisang, kacang2an, apel, alpukat, bayam,
daging tanpa lemak.
5. Lakukan Pengobatan dan pencegahan infeksi
Pada KEP berat/Gizi buruk, tanda yang umumnya menunjukkan adanya infeksi seperti
demam seringkali tidak tampak, oleh karena itu pada semua KEP berat/Gizi buruk secara
rutin diberikan antibiotik spektrum luas dengan dosis sebagai berikut :
UMUR
ATAU
BERAT
BADAN
KOTRIMOKSASOL
(Trimetoprim + Sulfametoksazol)
Beri 2 kali sehari selama 5 hari
AMOKSISILI
N
Beri 3 kali
sehari
untuk 5
hari
Tablet dewasa
80 mg trimeto
prim + 400 mg
sulfametok
sazol
Tablet Anak
20 mg trimeto
prim + 100 mg
sulfametok
sazol
Sirup/5ml
40 mg trimeto
prim + 200 mg
sulfametok
sazol
Sirup
125 mg
per 5 ml
2 sampai 4
bulan
(4 - < 6 kg)¼ 1 2,5 ml 2,5 ml
Page 12 of 18
4 sampai 12
bulan
(6 - < 10 Kg)½ 2 5 ml 5 ml
12 bln s/d 5 thn
(10 - < 19 Kg) 1 3 7,5 ml 10 ml
Catatan :
Mengingat pasien KEP berat/Gizi buruk umumnya juga menderita penyakit infeksi,
maka lakukan pengobatan untuk mencegah agar infeksi tidak menjadi lebih parah.
Bila tidak ada perbaikan atau terjadi komplikasi rujuk ke Rumah Sakit Umum.
Diare biasanya menyertai KEP berat/Gizi buruk, akan tetapi akan berkurang dengan
sendirinya pada pemberian makanan secara hati-hati. Berikan metronidasol 7,5
mg/Kgbb setiap 8 jam selama 7 hari. Bila diare berlanjut segera rujuk ke rumah sakit.
6. Pemberian makanan balita KEP berat/Gizi buruk
Pemberian diet KEP berat/Gizi buruk dibagi dalam 3 fase, yaitu Fase Stabilisasi, Fase
Transisi, Fase Rehabilitasi
Fase Stabilisasi ( 1-2 hari)
Pada awal fase stabilisasi perlu pendekatan yang sangat hati-hati, karena keadaan faal
anak sangat lemah dan kapasitas homeostatik berkurang.
Pemberian makanan harus dimulai segera setelah anak dirawat dan dirancang sedemikian
rupa sehingga energi dan protein cukup untuk memenuhi metabolisma basal saja.
Formula khusus seperti Formula WHO 75/modifikasi/Modisco ½ yang dianjurkan dan
jadwal pemberian makanan harus disusun sedemikian rupa agar dapat mencapai prinsip
tersebut diatas dengan persyaratan diet sebagai berikut :
- Porsi kecil, sering, rendah serat dan rendah laktosa
- Energi : 100 kkal/kg/hari
- Protein : 1-1.5 gr/kg bb/hari
- Cairan : 130 ml/kg bb/hari (jika ada edema berat 100 ml/Kg bb/hari)
Page 13 of 18
- Bila anak mendapat ASI teruskan , dianjurkan memberi Formula WHO
75/pengganti/Modisco ½ dengan menggunakan cangkir/gelas, bila anak terlalu lemah
berikan dengan sendok/pipet
- Pemberian Formula WHO 75/pengganti/Modisco ½ atau pengganti dan jadwal
pemberian makanan harus disusun sesuai dengan kebutuhan anak
7. Perhatikan masa tumbuh kejar balita (catch- up growth)
Fase Transisi (minggu ke 2)
- Pemberian makanan pada fase transisi diberikan secara berlahan-lahan untuk
menghindari risiko gagal jantung, yang dapat terjadi bila anak mengkonsumsi
makanan dalam jumlah banyak secara mendadak.
- Ganti formula khusus awal (energi 75 Kkal dan protein 0.9-1.0 g per 100 ml) dengan
formula khusus lanjutan (energi 100 Kkal dan protein 2.9 gram per 100 ml) dalam
jangka waktu 48 jam. Modifikasi bubur/makanan keluarga dapat digunakan asalkan
dengan kandungan energi dan protein yang sama.
- Kemudian naikkan dengan 10 ml setiap kali, sampai hanya sedikit formula tersisa,
biasanya pada saat tercapai jumlah 30 ml/kgbb/kali pemberian (200 ml/kgbb/hari).
Setelah fase transisi dilampaui, anak diberi:
- Formula WHO 100/pengganti/Modisco 1 dengan jumlah tidak terbatas dan sering.
- Energi : 150-220 Kkal/kg bb/hari
- Protein 4-6 gram/kg bb/hari
- Bila anak masih mendapat ASI, teruskan, tetapi juga beri formula WHO
100/Pengganti/Modisco 1, karena energi dan protein ASI tidak akan mencukupi
untuk tumbuh-kejar.
Fase rehabilitasi (minggu ke 3-7) anak diberi :
- Formula WHO-F 135/pengganti/Modisco 1½ dengan jumlah tidak terbatas dan
sering
- Energi : 150-220 kkal/kgbb/hari
- Protein 4-6 g/kgbb/hari
Page 14 of 18
- Bila anak masih mendapat ASI, teruskan ASI, ditambah dengan makanan Formula
( lampiran 2 ) karena energi dan protein ASI tidak akan mencukupi untuk tumbuh-
kejar.
- Secara perlahan diperkenalkan makanan keluarga
TAHAPAN PEMBERIAN DIET
FASE STABILISASI : FORMULA WHO 75 ATAU PENGGANTI
FASE TRANSISI : FORMULA WHO 75 FORMULA WHO
100 ATAU PENGGANTI
FASE REHABILITASI : FORMULA WHO 135 (ATAU PENGGANTI)
MAKANAN KELUARGA
Page 15 of 18
ZAT GIZI
FASE
STABILISASI TRANSISIREHABILITASI
Energi 100 Kkal/kgbb/hr 150 Kkal/kgbb/hr 150-200 Kkal/kgbb/hr
Protein 1-1,5 g/kgbb/hr 2-3 g/kgbb/hr 4-6 g/kgbb/hr
Vitamin A Lihat langkah 8 Lihat langkah 8 Lihat langkah 8
Asam Folat Idem Idem Idem
Zink Idem Idem Idem
Cuprum Idem Idem Idem
Fe Idem Idem Idem
Cairan
130 ml/Kgbb/hr
atau
100 ml/kgbb/hr bila
ada edema
150 ml/Kgbb/hr 150-200 ml/Kgbb/hr
8. Lakukan penanggulangan kekurangan zat gizi mikro
Semua pasien KEP berat/Gizi buruk, mengalami kurang vitamin dan mineral. Walaupun
anemia biasa terjadi, jangan tergesa-gesa memberikan preparat besi (Fe). Tunggu sampai
anak mau makan dan berat badannya mulai naik (biasanya pada minggu ke 2).
Pemberian besi pada masa stabilisasi dapat memperburuk keadaan infeksinya.
Berikan setiap hari :
Tambahan multivitamin lain
Bila berat badan mulai naik berikan zat besi dalam bentuk tablet besi folat atau sirup
besi dengan dosis sebagai berikut :
UMUR
DAN
BERAT BADAN
TABLET BESI/FOLAT
Sulfas ferosus 200 mg +
0,25 mg Asam Folat
Berikan 3 kali sehari
SIRUP BESI
Sulfas ferosus 150 ml
Berikan 3 kali sehari
6 sampai 12 bulan
(7 - < 10 Kg)
¼ tablet 2,5 ml (1/2 sendok teh)
12 bulan sampai 5
tahun
½ tablet 5 ml (1 sendok teh)
Bila anak diduga menderita kecacingan berikan Pirantel Pamoat dengan dosis tunggal
sebagai berikut :
UMUR ATAU BERAT BADAN PIRANTEL PAMOAT
(125mg/tablet)
(DOSIS TUNGGAL)
4 bulan sampai 9 bulan (6-<8 Kg) ½ tablet
9 bulan sampai 1 tahun (8-<10 Kg) ¾ tablet
Page 16 of 18
1 tahun sampai 3 tahun (10-<14 Kg) 1 tablet
3 Tahun sampai 5 tahun (14-<19 Kg) 1 ½ tablet
9. Berikan stimulasi sensorik dan dukungan emosional
Pada KEP berat/gizi buruk terjadi keterlambatan perkembangan mental dan perilaku,
karenanya berikan :
- Kasih sayang
- Ciptakan lingkungan yang menyenangkan
- Lakukan terapi bermain terstruktur selama 15 – 30 menit/hari
- Rencanakan aktifitas fisik segera setelah sembuh
- Tingkatkan keterlibatan ibu (memberi makan, memandikan, bermain)
10. Persiapan untuk tindak lanjut di rumah
Pola pemberian makan yang baik dan stimulasi harus tetap dilanjutkan dirumah setelah
pasien dipulangkan dan ikuti pemberian makanan seperti pada lampiran 5, dan aktifitas
bermain.
X. Referensi
Prof. Dr. Dr. A. Samik Wahah, SpA(K). 1996. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Vol.1. E/15. Jakarta: EGC.
KementrIan Kesehatan RI. Pedoman Penatalaksanaan Anak Gizi Buruk, Jakarta: Depkes RI.
2011.
Page 17 of 18
Pusponegoro DP, Hadinegoro SRS, Firmanda D, et al. Standar Pelayanan Medis Kesehatan
Anak. Edisi 1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. 2005.
Page 18 of 18