Case I

37
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA UNIT PENYAKIT ANAK ANAMNESIS Nama : An. F. Umur :1 tahun Ruang : Anggrek Kelas :III Nama Tempat dan tanggal lahir Nama Ayah Pekerjaan Ayah Nama Ibu Pekerjaan Ibu Alamat Masuk RS tanggal : An. F : 30 januari 2014 : Tn. W : Wiraswasta : Ny. S : Wiraswasta :Gentan, Sukoharjo : 27 April 2015 Jam 02 :21:15WIB Jenis Kelamin Umur Umur Ayah Pendidikan Ayah Umur Ibu Pendidikan Ibu Diagnosis Masuk : Perempuan : 1 tahun 2 bulan : 38 tahun : S1 : 35tahun : D3 : Febris H1 dengan Kejang Demam Sederhana Dokter yang merawat : dr. Shinta Riana S, Sp.A, M.Kes Ko Asisten : Rizky Maidisya Taqwin S,ked Tanggal : Senin 29 April 2014 KELUHAN UTAMA : Kejang. KELUHAN TAMBAHAN : Demam. Riwayat penyakit sekarang (secara kronologis setiap masalah yang ditemukan diidentifikasi lengkap) 1 hari SMRS Orang tua pasien mengeluhkan anaknya demam tinggi mendadak, batuk (-), pilek (-), tidak mual, tidak muntah, BAK biasa, BAB lancar, Makan biasa, minum biasa. 60 Menit SMRS Pasien tiba-tiba kejang, terjadi < 15 menit,seluruh tubuh kaku, 1 No.RM 2 9 56 x x

description

gghhh

Transcript of Case I

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTAUNIT PENYAKIT ANAKNo.RM2956xx

ANAMNESISNama : An. F.Umur :1 tahunRuang : AnggrekKelas :III

NamaTempat dan tanggal lahirNama AyahPekerjaan AyahNama IbuPekerjaan IbuAlamatMasuk RS tanggal: An. F: 30 januari 2014: Tn. W: Wiraswasta: Ny. S: Wiraswasta:Gentan, Sukoharjo: 27 April 2015 Jam 02 :21:15WIBJenis KelaminUmurUmur AyahPendidikan AyahUmur IbuPendidikan IbuDiagnosis Masuk: Perempuan: 1 tahun 2 bulan: 38 tahun: S1: 35tahun: D3: Febris H1 dengan Kejang Demam Sederhana

Dokter yang merawat : dr. Shinta Riana S, Sp.A, M.KesKo Asisten : Rizky Maidisya Taqwin S,ked

Tanggal : Senin 29 April 2014KELUHAN UTAMA : Kejang.KELUHAN TAMBAHAN : Demam.Riwayat penyakit sekarang (secara kronologis setiap masalah yang ditemukan diidentifikasi lengkap) 1 hari SMRSOrang tua pasien mengeluhkan anaknya demam tinggi mendadak, batuk (-), pilek (-), tidak mual, tidak muntah, BAK biasa, BAB lancar, Makan biasa, minum biasa. 60 Menit SMRSPasien tiba-tiba kejang, terjadi < 15 menit,seluruh tubuh kaku, sehabis kejang pasien sadar), dan sempat mengeluaran busa sedikit, mata mengarah keatas. Pasien langsung dibawa ke IGD RSUD Suoharjo

Kesan :Demam tinggi 1hari, mendadak kejang saat demam 15 menit2. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial3. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam

4. Etiologi

5. Patofisiologi

6. Kemungkinan Penyebab Berulangya Kejang Riwayat kejang demam dalam keluarga Usia kurang dari 12 bulan Temperatur rendah saat kejang Cepatnya kejang setelah demam7. Penatalaksanaan Kejang Kejang :1. diazepam rektal 0.5 mg.kgBB atau BB< 10Kg= 5mg, > 10= 10mg2. diazepam IV 0.3 0.5 mg/KgBB

Kejang :Diazepam rektal (5menit)

Bawa ke RS Kejang observasi pernafasandiazepam IV dengan kecepatan 0.5 1mg/menit (3-5 menit) kejang fenitoin bolus IV 10-20mg/kgBB dengakecepatan 0.5-1 mg/kgBB/menit Kejangtransfer keruang intensifAnestesi umum midazolam IV 0.1 0.2 mg/kgBB.rumatan : fenobarbital 3-5 mg/kgBB, 2xAsam valproat 15-40mg/kgBB,2x8. Pemeriksaan penunjang1. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium tidak dikerjakan secara rutin pada kejang demam, tetapi dapat dikerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi penyebab demam, atau keadaan lain misalnya gastroenteritis dehidrasi disertai demam. Pemeriksaan labora- torium yang dapat dikerjakan misalnya darah perifer, elektrolit dan gula darah (level II-2 dan level III, rekomendasi D).2. Pungsi lumbal Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk me-negakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis. Risiko terjadinya meningitis bakterialis adalah 0,6%-6,7%. Pada bayi kecil seringkali sulit untuk menegakkan atau meny- ingkirkan diagnosis meningitis karena manifestasi klinisnya tidak jelas. Oleh karena itu pungsi lumbal dianjurkan pada: 1. Bayi kurang dari 12 bulan sangat dianjurkan dilakukan 2. Bayi antara 12-18 bulan dianjurkan 3. Bayi > 18 bulan tidak rutin Bila yakin bukan meningitis secara klinis tidak perlu dilakukan pungsi lumbal.9. Beberapa hal yang harus dikerjakan bila kembali kejang 1. Tetap tenang dan tidak panik 2. Kendorkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher 3. Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring. Bersihkan muntahan atau lendir di mu- lut atau hidung. Walaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu kedalam mulut.4. Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk ke- jang. 5. Tetap bersama pasien selama kejang 6. Berikan diazepam rektal. Dan jangan diberikan bila kejang telah berhenti. 7. Bawa kedokter atau rumah sakit bila kejang berlang- sung 5 menit atau lebih9. PrognosisKejadian kecacatan sebagai komplikasi kejang demam tidak pernah dilaporkan. Perkembangan mental dan neurologis umumnya tetap normal pada pasien yang sebelumnya normal. penelitian lain secara retrospektif melaporkan kelainan neurologis pada sebagian kecil kasus, dan kelainan ini biasanya terjadi pada kasus dengan kejang lama atau kejang berulang baik umum atau fokal

Infeksi Saluran Kemih pada Anak1. DefinisiInfeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering pada anak selain infeksi saluran nafas atas dan diare. ISK perlu mendapat perhatian para dokter maupun orangtua karena berbagai alasan, antara lain ISK sering sebagai tanda adanya kelainan pada ginjal dan saluran kemih yang serius seperti refluks vesiko-ureter (RVU) atau uropati obstruktif, ISK adalah salah satu penyebab utama gagal ginjal terminal, dan ISK menyebabkan gejala yang tidak menyenangkan bagi pasien.1-6 Diperkirakan 20% kasus konsultasi pediatri terdiri dari kasus ISK dan pielonefritis kronik.42. Etiologi Etiologi Escherichia coli (E.coli) merupakan kuman penyebab tersering (60-80%) pada ISK serangan pertama.1-6,13,14 Penelitian di dalam negeri antara lain di RSCM Jakarta juga menunjukkan hasil yang sama.15 Kuman lain penyebab ISK. yang 4 Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak sering adalah Proteus mirabilis, Klebsiella pneumonia, Klebsiella oksitoka, Proteus vulgaris, Pseudomonas aeroginosa, Enterobakter aerogenes, dan Morganella morganii, Stafilokokus, dan Enterokokus.13. ManifestasiManifestasi klinis Gejala klinik ISK pada anak sangat bervariasi, ditentukan oleh intensitas reaksi peradangan, letak infeksi (ISK atas dan ISK bawah), dan umur pasien. Sebagian ISK pada anak merupakan ISK asimtomatik, umumnya ditemukan pada anak umur sekolah, terutama anak perempuan dan biasanya ditemukan pada uji tapis (screening programs). ISK asimtomatik umumnya tidak berlanjut menjadi pielonefritis dan prognosis jangka panjang baik.1-6,14,18 Pada masa neonatus, gejala klinik tidak spesifik dapat berupa apati, anoreksia, ikterus atau kolestatis, muntah, diare, demam, hipotermia, tidak 6 Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak mau minum, oliguria, iritabel, atau distensi abdomen. Peningkatan suhu tidak begitu tinggi dan sering tidak terdeteksi. Kadang-kadang gejala klinik hanya berupa apati dan warna kulit keabu-abuan (grayish colour).1,2,14,19,20 1. Pada bayi sampai satu tahun, gejala klinik dapat berupa demam, penurunan berat badan, gagal tumbuh, nafsu makan berkurang, cengeng, kolik, muntah, diare, ikterus, dan distensi abdomen. Pada palpasi ginjal anak merasa kesakitan. Demam yang tinggi dapat disertai kejang. 2. Pada umur lebih tinggi yaitu sampai 4 tahun, dapat terjadi demam yang tinggi hingga menyebabkan kejang, muntah dan diare bahkan dapat timbul dehidrasi. 3. Pada anak besar gejala klinik umum biasanya berkurang dan lebih ringan, mulai tampak gejala klinik lokal saluran kemih berupa polakisuria, disuria, urgency, frequency, ngompol, sedangkan keluhan sakit perut, sakit pinggang, atau pireksia lebih jarang ditemukan.1-6,14,18 4. Pada pielonefritis dapat dijumpai demam tinggi disertai menggigil, gejala saluran cerna seperti mual, muntah, diare. Tekanan darah pada umumnya masih normal, dapat ditemukan nyeri pinggang. Gejala neurologis dapat berupa iritabel dan kejang. 5. Nefritis bakterial fokal akut adalah salah satu bentuk pielonefritis, yang merupakan nefritis bakterial interstitial yang dulu dikenal sebagai nefropenia lobar.1-7,13,22 6. Pada sistitis, demam jarang melebihi 380 C, biasanya ditandai dengan nyeri pada perut bagian bawah, serta gangguan berkemih berupa frequensi, nyeri waktu berkemih, rasa diskomfort suprapubik, urgensi, kesulitan berkemih, retensio urin, dan enuresis.4. Tata laksanaTata laksana ISK didasarkan pada beberapa faktor seperti umur pasien, lokasi infeksi,gejala klinis, dan ada tidaknya kelainan yang menyertai ISK. Sistitis dan pielonefritis memerlukan pengobatan yang berbeda. Keterlambatan pemberian antibiotik merupakan faktor risiko penting terhadap terjadinya jaringan parut pada pielonefritis. Sebelum pemberian antibiotik, terlebih dahulu diambil sampel urin untuk pemeriksaan biakan urin dan resistensi antimikroba. Penanganan ISK pada anak yang dilakukan lebih awal dan tepat dapat mencegah terjadinya kerusakan ginjal lebih lanjutNICE merekomendasikan penanganan ISK fase akut, sebagai berikut:12 1. Bayi < 3 bulan dengan kemungkinan ISK harus segera dirujuk ke dokter spesialis anak, pengobatan harus dengan antibiotik parenteral. 2. Bayi 3 bulan dengan pielonefritis akut/ISK atas: Pertimbangkan untuk dirujuk ke spesialis anak . Terapi dengan antibiotik oral 7-10 hari, dengan antibiotik yang resistensinya masih rendah berdasarkan pola resistensi kuman, seperti sefalosporin atau ko-amoksiklav. Jika antibiotik per oral tidak dapat digunakan, terapi dengan antibiotik parenteral, seperti sefotaksim atau seftriakson selama 2-4 hari dilanjutkan dengan antibiotik per oral hingga total lama pemberian 10 hari. 3. Bayi 3 bulan dengan sistitis/ ISK bawah: Berikan antibiotik oral selama 3 hari berdasarkan pola resistensi kuman setempat. Bila tidak ada hasil pola resistensi kuman, dapat diberikan trimetroprim, sefalosporin, atau amoksisilin. Bila dalam 24-48 jam belum ada perbaikan klinis harus dinilai kembali, dilakukan pemeriksaan kultur urin untuk melihat pertumbuhan bakteri dan kepekaan terhadap obat.

19