Case Haziq Episkleritis Dokter Saptoyo

22
Laporan Kasus Episkleritis OD Pembimbing : dr. Saptoyo Argo Morosidi SpM. Disusun oleh: Muhammad Haziq bin Hashim 11 2014 345 KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA RS. FMC, SENTUL FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA (UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA) Jl. Terusan Arjuna No.6 Kebon Jeruk –Jakarta Barat 1

description

h

Transcript of Case Haziq Episkleritis Dokter Saptoyo

Page 1: Case Haziq Episkleritis Dokter Saptoyo

Laporan Kasus

Episkleritis OD

Pembimbing :

dr. Saptoyo Argo Morosidi SpM.

Disusun oleh:

Muhammad Haziq bin Hashim

11 2014 345

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA

RS. FMC, SENTUL

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

(UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA)

Jl. Terusan Arjuna No.6 Kebon Jeruk –Jakarta Barat

KEPANITERAAN KLINIK

STATUS ILMU PENYAKIT MATA

1

Page 2: Case Haziq Episkleritis Dokter Saptoyo

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

Hari/Tanggal Ujian/Presentasi Kasus :

SMF ILMU PENYAKIT MATA

Rumah Sakit FMC SENTUL

Tanda Tangan

Nama : Muhammad Haziq bin Hashim

NIM : 11.2014.345 .............................

Dr.Pembimbing : dr Saptoyo Argo Morosidi SpM …………………..

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS

Nama : Tn D.S

Jenis kelamin : Lelaki

Umur : 42 tahun 6 bulan 13 hari

Agama : Islam

Pekerjaan : Pekerjsa Swasta

Alamat : Jembatan Pari RT 01/02

Tanggal pemeriksaan : 3 December 2015

II. ANAMNESA

Anamnesis : Autoanamnesis

Keluhan utama : Mata kanan merah sejak 3 minggu yang lalu

Keluhan tambahan : Mata terasa nyeri, berair, terasa mengganjal dan nyeri

sekiranya ditekan

2

Page 3: Case Haziq Episkleritis Dokter Saptoyo

Riwayat perjalanan penyakit :

Pasien datang ke poliklinik mata RS FMC Sentul dengan keluhan mata kanan

merah sejak 3 minggu yang lalu. Sebelum mata kanan, dikeluhkan mata kiri juga

mengalami keluhan yang sama, tetapi sekarang sudah membaik. Nyeri (+), Berair (+),

mengganjal (+) silau (+) gatal (-) Pasien tidak ada keluhan melihat jauh dekat.

Pasien juga mengeluh bahawa mata kanan mengeluarkan banyak air, tiap kali

bangun tidur tetapi tidak kental dan tidak ada sekret.. Pasien dilaporkan sering

menggendarai motor dengan helm tetapi tidak menggunakan penutup muka. Pada

mata kanannya yang dirasakan mengganjal, sekiranya dipegang dan ditekan akan

terasa nyeri. Pasien ada mengeluh sakit kepala seperti keliling 7 dunia.

Pasien mengatakan bahawa sebelumya dia tidak pernah mengalami sakit

seperti ini dan di keluarga nya juga tidak ada

Riwayat penyakit dahulu :

Riwayat kencing manis, penyakit jantung, darah tinggi, asma, alergi, dan

riwayat trauma pada mata disangkal

III. PEMERIKSAAN FISIK

a. Status generalis:

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : compos mentis

Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 80x/menit

Suhu : 36,3ºC

Laju pernafasan : 18x/menit

3

Page 4: Case Haziq Episkleritis Dokter Saptoyo

A. Status oftalmologis

PEMERIKSAAN OD OS

Visus tanpa kaca mata

Koreksi

Addisi

Distansia Pupil

0.32, PH 0.8

-

-

62/60

0.8, PH 1.0

S -0.50 1.0

-

62/60

Palpebra Superior dan Inferior

Edema (-), Hiperemis (-) spasme (-), Nyeri tekan (+)

Edema (-), Hiperemis (-) spasme (-)

Kojungtiva Hiperemis (+),sekret (+), Injeksi siliar (+)

Tenang

Kornea Jernih Jernih

COA Dalam

Arkus senilis (-)

Dalam

Arkus senilis (-)

Pupil Sentral , bulat , refleks cahaya (+) , diameter 3mm

Sentral , bulat , refleks cahaya (+) , diameter 3mm

Iris Coklat Coklat

Lensa Jernih Jernih

Fundus Batas tegas,papil bulat,refleks macula (+),a:v

2:3, cup:disc 0,3

Batas tegas,papil bulat,refleks macula (+),a:v

2:3, cup:disc 0,3

Pergerakan bola mata Ke segala arah Ke segala arah

Konfrontasi Baik seluruh lapang pandang Baik seluruh lapang pandang

4

Page 5: Case Haziq Episkleritis Dokter Saptoyo

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG:

Tidak Dilakukan

V. RESUME:

Seorang pasien laki-laki berusia 42 tahun datang ke poliklinik mata RS FMC Sentul

dengan keluhan mata kanan merah sejak 3 minggu yang lalu. Sebelum mata kanan

merah, dikeluhkan mata kiri juga mengalami keluhan yang sama, tetapi sekarang sudah

membaik. Nyeri (+), Berair (+), mengganjal (+) silau (+) gatal (-) Pasien tidak ada

keluhan melihat jauh dekat.

Pasien juga mengeluh bahawa mata kanan mengeluarkan banyak air, tiap kali bangun

tidur tetapi tidak kental dan tidak ada sekret. Pada mata kanannya yang dirasakan

mengganjal, sekiranya dipegang dan ditekan akan terasa nyeri. Pasien ada mengeluh

sakit kepala seperti keliling 7 dunia.

PEMERIKSAAN OD OS

Visus tanpa kaca mata

Koreksi

Addisi

Distansia Pupil

0.32, PH 0.8

-

-

62/60

0.8, PH 1.0

S -0.50 1.0

-

62/60

Palpebra Superior dan Inferior

Edema (-), Hiperemis (-) spasme (-), Nyeri tekan (+)

Edema (-), Hiperemis (-) spasme (-)

Kojungtiva Hiperemis (+),sekret (+), Injeksi siliar (+)

Tenang

5

Page 6: Case Haziq Episkleritis Dokter Saptoyo

V.I DIAGNOSIS KERJA:

Episkleritis OD

VI. DIAGNOSIS BANDING:

-

VII. PENATALAKSANAAN:

Steroid eye drop (Dexamethason 0,1% 6x1 gtt OD)

Air mata buatan (Lyteers 6x1 ggt OD)

NSAID (Ibuprofen 3x200 mg p.o)

VIII. PROGNOSIS

a. Ad vitam: ad bonam

b. Ad fungsionam: ad bonam

c. Ad sanationam: ad bonam

6

Page 7: Case Haziq Episkleritis Dokter Saptoyo

Tinjauan Pustaka

Definisi

Episkleritis adalah suatu reaksi inflamasi pada jaringan episklera yang terletak di

antara konjungtiva dan sklera, bersifat ringan, dapat sembuh sendiri, dan bersifat rekurensi.1

Episkleritis adalah penyakit pada episklera yang sering, ringan, dapat sembuh sendiri dan

biasanya mengenai orang dewasa dan berhubungan dengan penyakit sistemik penyertanya

tetapi tidak dapat berkembang menjadi skleritis.2

Epidemiologi

Angka kejadian pasti tidak diketahui karena banyaknya pasien yang tidak berobat.

Tidak ada perbedaan jenis kelamin, namun terdapat laporan 74 % kasus terjadi pada

perempuan dan sering terjadi pada usia dekade 4-5. 1 Pada anak-anak episkleritis biasanya

menghilang dalam 7-10 hari dan jarang rekuren. Pada dewasa, 30 % kasus berhubungan

dengan penyakit jaringan ikat penyertanya, penyakit inflamasi saluran cerna, infeksi herpes,

gout, dan vaskulitis. Penyakit sistemik biasanya jarang pada anak-anak. 3

Anatomi

Sklera

Sklera merupakan jaringan kuat yang lentur dan berwarna putih pada bola mata yang

bersama-sama dengan kornea merupakan pembungkus di bagian belakang dan pelindung isi

bola mata. Sklera meliputi 5/6 anterior dari bola mata dengan diameter lebih kurang 22 mm.

Di anterior sklera berhubungan kuat dengan kornea dalam bentuk lingkaran yang disebut

limbus, sedangkan di posterior dengan duramater nervus optikus.3

Secara histologis sklera terdiri dari banyak pita padat yang sejajar dan berkas-berkas

jaringan fibrosa yang teranyam, yang masing-masing mempunyai tebal 10-16 mikro dan lebar

100-150 mikro dibandingkan dengan kornea jaringan fibrosa sklera mempunyai daya

pembiasan yang lebih kuat, tidak mempunyai jarak yang tetap antara berkas jaringan

fibrosanya, dan mempunyai diameter yang berbeda-beda. Hal inilah yang membuat sklera

menjadi opak.3 Sklera mempunyai kekakuan tertentu sehingga mempengaruhi pengukuran

tekanan bola mata walaupun sklera kaku dan tebalnya 1mm sklera masih tahan terhadap

kontusio trauma tumpul. Ketebalan sklera bervariasi, maksimum 1 mm terdapat di dekat

nervus optikus dan minimum 0,3 mm pada insersio otot-otot rektus.

7

Page 8: Case Haziq Episkleritis Dokter Saptoyo

Di sekitar nervus optikus sklera ditembus oleh arteri siliaris posterior longus dan

brevis dan nervus siliaris longus dan brevis. Arteri siliaris longus dan nervus siliaris longus

berjalan dari nervus optikus menuju ke korpus siliaris di sebuah lekukan dangkal pada

permukaan dalam sklera pada meredian jam 3 dan 9. Sekitar 4 mm di belakang limbus, sklera

ditembus oleh 4 arteri dan vena siliaris anterior. 4

Beberapa lembar jaringan sklera berjalan melintang bagian anterior nervus optikus

sebagai lamina kribrosa. Bagian dalam sklera berwarna hitam, coklat disebut lamina fuschka,

dihubungkan dengan koroid oleh filamen-filamen yang terdiri dari jaringan ikat yang

mengandung pigmen dan membuat dinding luar dari ruang suprakoroid dan ditembus oleh

serat saraf dan pembuluh darah. Permukaan luar sklera anterior dibungkus oleh sebuah

lapisan tipis dari jaringan elastik halus yaitu episklera.3

Episklera

Episklera mengandung banyak pembuluh darah yang menyediakan nutrisi untuk

sklera dan permeabel terhadap air, glukosa dan protein. Episklera juga berfungsi sebagai

lapisan pelicin bagi jaringan kolagen dan elastis dari sklera dan akan bereaksi hebat jika

terjadi inflamasi pada sklera .

Jaringan fibroelastis dari episklera mempunyai dua lapisan yaitu lapisan viseral yang

lebih dekat ke sklera dan lapisan parietal yang bergabung dengan fasia dari otot dan

konjungtiva dekat limbus.

Pleksus episklera posterior berasal dari siliari posterior , sementara itu di episklera

anterior berhubungan dengan pleksus konjungtiva, pleksus episklera superfisial dan pleksus

episkera profunda. 3

Patofisiologi

Patofisiologi belum diketahui secara pasti namun ditemukan respon inflamasi yang

terlokalisir pada superficial episcleral vascular network, patologinya menunjukkan inflamasi

nongranulomatous dengan dilatasi vascular dan infiltrasi perivascular. Penyebab tidak

diketahui, paling banyak bersifat idiopatik namun sepertiga kasus berhubungan dengan

penyakit sistemik dan reaksi hipersensitivitas mungkin berperan.

8

Page 9: Case Haziq Episkleritis Dokter Saptoyo

Penyakit-penyakit sistemik tertentu misalnya

Collagen vascular disease :Polyarteritis nodosa, seronegative

spondyloarthropathies-Ankylosing spondylitis, inflamatory bowel disease, Reiter

syndrome, psoriatic arthritis, artritis rematoid

Infectious disease : Bacteria including tuberculosis, Lyme disease dan

syphilis, viruses termasuk herpes, fungi, parasites.

Miscellaneous : Gout, Atopy, Foreign bodies, Chemicals

Penyebab lain/yang berhubungan (jarang) : T-cell leukemia, Paraproteinemia,

Paraneoplastic syndromes-Sweet syndrome, dermatomyositis, Wiskott-Aldrich

syndrome, Adrenal cortical insufficiency, Necrobiotic xanthogranuloma, Progressive

hemifacial atrophy, Insect bite granuloma, Malpositioned Jones tube, following

transscleral fixation of posterior chamber intraocular lens 1

Hubungan yang paling signifikan adalah dengan hiperurisemia dan gout. 4

Terdapat dua tipe klinik yaitu simple dan nodular. Tipe yang paling sering dijumpai

adalah simple episcleritis (80%), merupakan penyakit inflamasi moderate hingga severe yang

sering berulang dengan interval 1-3 bulan, terdapat kemerahan yang bersifat sektoral atau

dapat bersifat diffuse (jarang), dan edema episklera. Tiap serangan berlangsung 7-10 hari

dan paling banyak sembuh spontan dalam 1-2 atau 2-3 minggu. Dapat lebih lama terjadi pada

pasien dengan penyakit sistemik. Pada anak kecil jarang kambuh dan jarang berhubungan

dengan penyakit sistemik. Beberapa pasien melaporkan serangan lebih sering terjadi saat

musim hujan atau semi. Faktor presipitasi jarang ditemukan namun serangan dapat

dihubungkan dengan stress dan perubahan hormonal. Pasien dengan nodular episcleritis

mengalami serangan yang lebih lama, berhubungan dengan penyakit sistemik (30% kasus,

5% berhubungan dengan artritis rematoid, 7% berhubungan dengan herpes zoster

ophthalmicus atau herpes simplex dan 3% dengan gout atau atopy) dan lebih nyeri

dibandingkan tipe simple. Nodular episcleritis (20%) terlokalisasi pada satu area, membentuk

nodul dengan injeksi sekelilingnya. 1,3,4

Manifestasi Klinik

Pasien mengeluhkan rasa tidak nyaman (mild to moderate) yang berlangsung akut,

seringkali bersifat unilateral, walaupun ada yang melaporkan tidak nyeri, kemerahan, nyeri

seperti ditusuk-tusuk, nyeri saat ditekan, dan lakrimasi. Pada tipe noduler gejala lebih hebat

dan disertai perasaan ada yang mengganjal.

9

Page 10: Case Haziq Episkleritis Dokter Saptoyo

Tanda objektif dapat ditemukan kelopak mata bengkak, konjungtiva bulbi kemosis disertai

pelebaran pembuluh darah episklera dan konjungtiva. 1,4,5

Pemeriksaan Fisik

Ditandai dengan adanya hiperemia lokal sehingga bola mata tampak berwarna merah

muda atau keunguan. Juga terdapat infiltrasi, kongesti, dan edem episklera, konjungtiva

diatasnya dan kapsula tenon di bawahnya. 4

a. Episkleritis Sederhana

Gambaran yang paling sering ditandai dengan kemerahan sektoral dan gambaran

yang lebih jarang adalah kemerahan difus. Jenis ini biasanya sembuh spontan dalam

1-2 minggu.

b. Episkleritis Noduler

Ditandai dengan adanya kemerahan yang terlokalisir, dengan nodul kongestif dan

biasanya sembuh dalam waktu yang lebih lama.

Pemeriksaan dengan Slit Lamp yang tidak menunjukkan peningkatan

permukaan sklera anterior mengindikasikan bahwa sklera tidak membengkak.

Pada kasus rekuren, lamela sklera superfisial dapat membentuk garis yang

paralel sehinggga menyebabkan sklera tampak lebih translusen. Gambaran

seperti ini jangan disalah diagnosa dengan penipisan sklera.

10

Page 11: Case Haziq Episkleritis Dokter Saptoyo

Pada kasus yang jarang pemeriksaan pada kornea menunjukkan adanya dellen

formation yaitu adanya infiltrat kornea bagian perifer. 1

Pemeriksaan fisik lainnya adalah adanya uveitis bagian anterior yang didapatkan pada

10 % penderita. 1

Pemeriksaan visus pada penderita episkleritis tidak menunjukkan penurunan. 6

Pemeriksaan Laboratorium dan Radiologi

Pada kebanyakan pasien dengan episkleritis yang “self limited” pemeriksaan

laboratorium tidak diperlukan . 1

Pada beberapa pasien dengan episkleritis noduler atau pada kasus yang berat, rekuren,

dan episkleritis sederhana yang persisten atau rekuren, diperlukan hitung jenis sel darah

(diff count), kecepatan sedimentasi eritrosit (ESR), pemeriksaan asam urat serum, foto

thoraks, pemeriksaan antibodi antinuklea, rheumatoid factor, tes VDRL (Venereal

Disease Research Laborator)) dan tes FTA-ABS (Fluorescent Treponemal Antibody

Absorption) 1

Penatalaksanaan

1.Simple Lubrikan atau Vasokonstriktor

Digunakan pada kasus yang ringan 2

11

Page 12: Case Haziq Episkleritis Dokter Saptoyo

2.Steroid Topikal

Mungkin cukup berguna, akan tetapi penggunaannya dapat menyebabkan rekurensi. Oleh

karena itu dianjurkan untuk memberikannya dalam periode waktu yang pendek.2 Terapi

topikal dengan Deksametason 0,1 % meredakan peradangan dalam 3-4 hari.

Kortikosteroid lebih efektif untuk episkleritis sederhana daripada daripada episkleritis

noduler. 4

3.Oral Non Steroid Anti-Inflammatory Drugs (NSAIDs)

Obat yang termasuk golongan ini adalah Flurbiprofen 300 mg sehari, yang diturunkan

menjadi 150 mg sehari setelah gejala terkontrol, atau Indometasin 25 mg tiga kali sehari.

Obat ini mungkin bermanfaat untuk kedua bentuk episkleritis, terutama pada kasus

rekuren. 4 Pemberian aspirin 325 sampai 650 mg per oral 3-4 kali sehari disertai dengan

makanan atau antasid. 6

4. Episkleritis memiliki hubungan yang paling signifikan dengan hiperurisemia (Gout), oleh

karena itu Gout harus diterapi secara spesifik.

Follow up

Pasien yang diberi pengobatan dengan air mata artifisial tidak perlu diperiksa kembali

episkleritisnya dalam beberapa minggu, kecuali bila gejala tidak membaik atau malah

makin memburuk.

Pasien yang diberi steroid topikal harus diperiksa setiap mingggunya (termasuk

pemeriksaan tekanan intraokular) sampai gejala-gejalanya hilang. Kemudian

frekuensi pemberian steroid topikal ditappering off.

Kepada pasien harus dijelaskan bahwa episkleritis dapat berulang pada mata yang

sama atau pada mata sebelahnya. 6

12

Page 13: Case Haziq Episkleritis Dokter Saptoyo

Diagnosis Banding

Konjungtivitis

Disingkirkan dengan sifat episkleritis yang lokal dan tidak adanya keterlibatan

konjungtiva palpebra. 4 Pada konjungtivitis ditandai dengan adanya sekret dan

tampak adanya folikel atau papil pada konjungtiva tarsal inferior. 6

Skleritis

Dalam hal ini misalnya noduler episklerits dengan sklerits noduler 5.untuk

mendeteksi keterlibatan sklera dalam dan membedakannya dengan episkleritis,

konjungtivitis, dan injeksi siliar, pemeriksaan dilakukan di bawah sinar matahari

(jangan pencahayaan artifisial) disertai penetesan epinefrin 1:1000 atau fenilefrin

10% yang menimbulkan konstriksi pleksus vaskular episklera superfisial dan

konjungtiva. 4

Iritis

Pada iritis ditemukan adanya sel dan ”flare” pada kamera okuli anterior. 6

Keratokonjungtivitis limbic superior. 1

Scleritis. Engorged scleral vessels do not blanch with application of topical

phenylephrine 2.5 percent.

13

Page 14: Case Haziq Episkleritis Dokter Saptoyo

Episcleritis. Engorged episcleral vessels give the eye a bright red appearance.

Blanching of the vessels occurs with application of topical phenylephrine 2.5 percent.

Prognosis

Umumnya kelainan ini sembuh sendiri dalam 1-2 minggu. 4

Pada kebanyakan kasus perjalanan penyakit dipersingkat dengan pengobatan yang

baik 7

Komplikasi

Sering relaps

Pada kasus yang jarang dapat terjadi skleritis 7

14

Page 15: Case Haziq Episkleritis Dokter Saptoyo

Kesimpulan

Episkleritis adalah suatu peradangan pada episklera. Sklera terdiri dari serat-serat jaringan

ikat yang membentuk dinding putih mata yang kuat. Sklera dibungkus oleh episklera yang

merupakan jaringan tipis yang banyak mengandung pembuluh darah untuk memberi makan

sklera. Di bagian depan mata, episklera terbungkus oleh konjungtiva.

Kelainan ini idiopatik pada sebagian besar kasus, namun dalam kasus tertentu mungkin ada

hubungan dengan beberapa penyakit sistemik yang mendasari seperti rheumatoid arthritis,

poliarteritis nodosa, lupus eritematosus sistemik, penyakit radang usus, sarkoidosis,

granulomatosis Wegener, asam urat, herpes zoster atau sifilis.

Prognosis akhirnya baik karena biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam 1-2 minggu,

dan tidak akan mempengaruhi visus.

15

Page 16: Case Haziq Episkleritis Dokter Saptoyo

Daftar Pustaka

1. Roy H, Episcleritis. Diunduh dari Http://www.emedicine.com/oph/topic641.htm

tanggal 3 December 2015

2. Kanski J. Jack, Disorders of the Cornea and Sclera in Clinical Ophthalmology 5th

Edition pp. 151-2. Great Britain. 2003. Butterworth-Heinemann.

3. Pavan-Langston, Cornea and External Disease in Manual of Ocular Diagnosis and

Therapy 5th Edition pp. 125-126. Philadelphia. 2002. Lippincott Williams & Wilkins

4. Riordan Paul-Eva, Episkleritis dalam Oftalmologi Umum edisi 14 hal.170-171.

Jakarta. 2000. Widya Medika.

5. Ilyas, Sidarta Ilmu Penyakit Mata, Edisi ketiga. Balai Penerbit FKUI Jakarta, 2005 :

147-58.

6. Rhee Douglas and Pyfer Mark, Episcleritis in The Wills Eye Manual 3rd Edition

pp133-134. United States of America. 1999. Lippincott Williams & Wilkins

7. Feinberg E,Episcleritisin Diunduh dari

Http://www.pennhealthj.com/ency/article/001019.htm. Tanggal 3 Dec 2015

16