Case APB Et Causa Solusio Plasenta

18
1 BAB I STATUS PASIEN A. DATA DASAR 1. KARAKTERISTIK PENDERITA a. Data Pasien  Nama pasien : Ny. S Umur : 32 tahun Alamat : Ponorogo Pekerjaan : IRT Agama : Islam Suku : Jawa Pendidikan : SMA  b. Data Suami Pasien  Nama pasien : Tn. T Umur : 35 tahun Alamat : Ponorogo Pekerjaan : Swasta Agama : Islam Suku : Jawa Pendidikan : SMA c. Status Perkawinan : Kawin d. Jumlah Perkawinan : 1 Kali e. Umur Pertama Kawin : 24 Tahun f.  No. RM : 305XXX g. Tanggal Masuk RS : 10 Febuari 2014 h. Bangsal : Melati 2. KELUHAN UTAMA 9 bulan tidak haid dan mengeluarkan darah dari jalan lahir.

description

case

Transcript of Case APB Et Causa Solusio Plasenta

BAB ISTATUS PASIEN

A. DATA DASAR1. KARAKTERISTIK PENDERITAa. Data PasienNama pasien: Ny. SUmur: 32 tahunAlamat: PonorogoPekerjaan: IRTAgama: IslamSuku: JawaPendidikan: SMAb. Data Suami PasienNama pasien: Tn. TUmur: 35 tahunAlamat: PonorogoPekerjaan: SwastaAgama: IslamSuku: JawaPendidikan: SMAc. Status Perkawinan: Kawind. Jumlah Perkawinan: 1 Kalie. Umur Pertama Kawin: 24 Tahunf. No. RM: 305XXXg. Tanggal Masuk RS: 10 Febuari 2014h. Bangsal : Melati

2. KELUHAN UTAMA9 bulan tidak haid dan mengeluarkan darah dari jalan lahir.

3. RIWAYATa. Riwayat Penyakit SekarangPasien dengan G2P1A0, RSUD dr. Hardjono Ponorogo pada tanggal 10 febuari 2014 pukul 04.10 WIB. Pasien merasa hamil 9 bulan. Pasien datang dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir, dan mulai terasa kenceng-kenceng sejak pukul 03.00 WIB pada tanggal 10 febuari 2014 tersebut. Darah keluar secara tiba-tiba berwarna merah tidak bergumpal, tidak disertai keluarnya cairan. Saat diperiksakan ke bidan, DJJ bayi sudah tidak terdengar.Riwayat ANC pasien tidak pernah memiliki tekanan darah yang tinggi, Selama kontrol tekanan darah selalu normal dikatakan oleh bidan. Pasien rawat inap dengan G2P1A0 usia kehamilan 35 minggu APB et causa Solutio Plasenta.HPHT: 13 Mei 2013HPL: 20 Febuari 2014UK: 35 minggu

b. Riwayat ObstetriPasien sebelumnya pernah hamil 1 kali, kehamilan pertama tahun 2008. Lahir bayi perempuan spontan dibantu oleh bidan di rumah pasien dengan berat lahir2600 gr dan sekarang berusia 5 tahun. (GII P1A0).Riwayat KB: KB Pil , selama 5 tahunc. Riwayat HaidMenarche: 15 tahunSiklus: 28 hariLamanya haid: 7 hari

d. Riwayat Penyakit DahuluJantung: disangkalHipertensi: disangkalDiabetes melitus: disangkalAsma: disangkalAlergi: disangkalPenyakit lain: disangkal

e. Riwayat Penyakit KeluargaJantung: disangkalHipertensi: disangkalDiabetes melitus: disangkalAsma: disangkalAlergi: disangkalPenyakit serupa: disangkal

A. PEMERIKSAAN FISIK1. Status Generalis (10 Febuari 2014)Keadaan umun: lemahKesadaran: compos mentis (E4V5M6)Vital sign: Tekanan darah: 110/80 mmHgNadi: 88 x/menitSuhu: 36,80CRespirasi: 20 x/menitKepala: konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-),perdarahan gusiLeher: peningkatan JVP (-/-), pembesaran kelenjar getah bening (-/-), pembesaran tiroid (-/-)Thorax:Pulmo: dalam batas normalCor: dalam batas normalMammae: tidak ada kelainanAbdomen: pemeriksaan obstetriEkstremitas: edema - - , akral hangat + + - + +2. Pemeriksaan Obstetria. Pemeriksaan Luar (10 Febuari 2014)Inspeksi: dinding perut lebih tinggi dari dinding dadaPalpasi: supel, nyeri tekan (+), perut distended,teraba janin tunggal, presentasi kepala sdh masuk PAP, puka, HIS (+), TFU 31 cm, 3 jari dibawah prosesus xiphoideusAuskultasi: DJJ (-/-), b. Pemeriksaan Dalam (10 Febuari 2014)V/V blood slym, portio pembukaan 1 cm, pendataran 25%, ketuban (-), hodge I.B. IDENTIFIKASI MASALAH1. Anamnesis Pasien merasa hamil 9 bulan dengan bayi tunggal Pasien tiba-tiba mengeluarkan darah dari jalan lahir Darah keluar sejak pukul 03.00 WIB tanggal 10 Febuari 2014 ( 6 jam sebelum pasien MRS) Keluarnyadarah disertai his dan nyeri Perut distended

2. Pemeriksaan Fisik Pada inspeksi abdomen didapatkan dinding perut lebih tinggi dari dinding dada Pada palpasi abdomen didapatkan perut distended, janin tunggal,letak kepala, HIS (+), TFU 3 jari dibawah prosesus xipoideus Pada auskultasi didapatkan DJJ (-/-), Pada pemeriksaan dalam didapatkan v/v blood sym, portio pembukaan 1 cm, pendataran 25%, ketuban (-), dan hodge 1.

C. DIAGNOSISGII P1A0 preterm (usia kehamilan 35 minggu) dengan APB et causa solusio plasentaD. PENATALAKSANAAN Pro sectio cesarea (cito) Kaltrofen supp 2 Inf. RL Trf. PRC 4 Kolf Injeksi antibiotic (Cefotaxime 2x1 amp)

E. OBSERVASI Perdarahan atasi syokFOLLOW UP

TanggalKeadaan PasienPlanning

10-2-2014

19-12-2013Keluhan : lemas, keluarnya darah lewat jalan lahirKU : lemahKes : CMVS : TD: 110/80, N: 88, R: 20, S: 36,8K/L : CA (+/+), SI (-/-), perdarahan gusi JVP (-/-), PKGB (-/-), pembesaran tiroid (-/-)Tho : pulmo/cor dbn, ASI(-/-)Abd : peristaltik (+), supel, NT (-), perut distended, teraba janin tunggal, DJJ (-)Genitalia : pluxus (+),Dx : GIIP1A0 preterm (uk 35 mgg) dengan APB et causa solusio plasenta

Pasien masih di recovery room

Inf RL injeksi cefotaxime 3x1 amp trf. Prc 4 kolf pro SCTP

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. SOLUSIO PLASENTA1. DefinisiSolusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat mplantasinya yang normal pada uterus, sebelum fetus dilahirkan. Definisi ini berlaku pada kehamilan dengan masa gestasi diatas 22 minggu atau berat fetus diatas 500 gram. Solutio plasenta adalah pemisahan prematur (sebelum waktunya) plasenta dari perlekatannya yang normal pada dinding rahim sebelum janin lahir.

2. EpidemologiSolusio plasenta merupakan salah satu penyebab perdarahan di triwulan ketiga yang menyebabkan peningkatan angka kecacatan dan kematian janin. Di USA, frekuensi kejadian solutio plasenta adalah 1% dengan angka kematian janin 0,12% dari seluruh kehamilan. Komplikasi janin dan ibu yang dapat terjadi adalah operasi caesar, perdarahan/koagulopati, dan kelahiran premature.Insidensi terjadinya solusio plasenta di Indonesia berkisar 1% 2% dari seluruh kehamilan (AAFP,2001). Dan diperkirakan resiko kematian ibu 0,5% 5% dan kematian janin 50 80%.

3. EtiologiPenyebab primernya masih belum diketahui namun kejadiannya melibatkan berbagai faktor yang berkaitan dengan :a. Merokok. Meningkatkan 40% risiko solutio plasenta. Semakin banyak merokok semakin besar risiko solutio plasentab. Penggunaan narkotik. Risiko solutio plasenta berkisar 13-35% dan berkaitan dengan peningkatan dosisc. Trauma. Trauma pada perut adalah faktor risiko mayor untuk solutio plasenta. Trauma dapat berkaitan dengan kekerasan rumah tangga dan kecelakaan kendaraan bermotor. Sabuk pengamansebaiknya diletakkan di panggul (bawah perut), bukan di tengah perutd. Faktor risiko lain seperti riwayat solutio plasenta sebelumnya, korioamnionitis (radang pada korion dan cairan ketuban), ketuban pecah dini (24jam), preeklampsia, nutrisi buruk, usia ibu 35 tahun, sosioekonomi rendahFaktor predisposisi lain yang menyebabkan terjadinya solusio lasenta adalah:a. Faktor kardio-reno-vaskulerGlomerulonefritis kronik, hipertensi essensial, sindroma preeklamsia dan eklamsia. Pada penelitian di Parkland, ditemukan bahwa terdapat hipertensi pada separuh kasus solusio plasenta berat, dan separuh dari wanita yang hipertensi tersebut mempunyai penyakit hipertensi kronik, sisanya hipertensi yang disebabkan oleh kehamilan.b. Faktor traumaTerjadinya dekompresi uterus pada hidroamnion dan gemeli.Tarikan pada tali pusat yang pendek akibat pergerakan janin yang banyak/bebas, versi luar atau tindakan pertolongan persalinan.Trauma langsung, seperti jatuh, kena tendang, dan lain-lain.c. Faktor paritas ibuLebih banyak dijumpai pada multipara dari pada primipara. Beberapa penelitian menerangkan bahwa makin tinggi paritas ibu makin kurang baik keadaan endometrium d. Faktor usia ibu. Makin tua umur ibu, makin tinggi frekuensi hipertensi menahun.e. Leiomioma uteri (uterine leiomyoma) yang hamil dapat menyebabkan solusio plasenta apabila plasenta berimplantasi di atas bagian yang mengandung leiomioma f. Faktor pengunaan kokain. Penggunaan kokain mengakibatkan peninggian tekanan darah dan peningkatan pelepasan katekolamin yang bertanggung jawab atas terjadinyavasospasme pembuluh darah uterus dan berakibat terlepasnya plasenta. Namun, hipotesis ini belum terbukti secara definitiveg. Faktor kebiasaan merokok. Ibu yang perokok juga merupakan penyebab peningkatan kasus solusio plasenta sampai dengan 25% pada ibu yang merokok 1 (satu) bungkus per hari. Ini dapat diterangkan pada ibu yang perokok plasenta menjadi tipis, diameter lebih luas dan beberapa abnormalitas pada mikrosirkulasinyah. Riwayat solusio plasenta sebelumnyaHal yang sangat penting dan menentukan prognosis ibu dengan riwayat solusio plasenta adalah bahwa resiko berulangnya kejadian ini pada kehamilan berikutnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak memiliki riwayat solusio plasenta i. Pengaruh lain, seperti anemia, malnutrisi/defisiensi gizi, tekanan uterus pada vena cava inferior dikarenakan pembesaran ukuran uterus oleh adanya kehamilan, dan lain-lain.

4. Klasifikasi Trijatmo Rachimhadhi membagi solusio plasenta menurut derajat pelepasan plasenta a. Solusio plasenta totalis, plasenta terlepas seluruhnya.b. Solusio plasenta partialis, plasenta terlepas sebagian.c. Ruptura sinus marginalis,sebagian kecil pinggir plasenta yang terlepas.Pritchard JA membagi solusio plasenta menurut bentuk perdarahana. Solusio plasenta dengan perdarahan keluarb. Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi, yang membentukhematoma retroplacenterc. Solusio plasenta yang perdarahannya masuk ke dalam kantong amnion.Cunningham dan Gasong masing-masing dalam bukunya mengklasifikasikan solusio plasenta menurut tingkat gejala klinisnya, yaitu:a. Ringan : perdarahan