Case 2 Nico Hordeolum Dr.sam

26
Laporan Kasus II Hordeolum Interna OD Pembimbing: dr.Saptoyo Argo Morosidi, Sp.M Disusun Oleh: Nico Michael Muliawan 11.2014.211 Fakultas Kedokteran UKRIDA Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata Periode 5 Oktober s/d 7 November 2015 RS Family Medical Center (FMC), Sentul FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA (UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA) Jl. Arjuna Utara No.6 Kebon Jeruk –Jakarta Barat

description

Hordeolum

Transcript of Case 2 Nico Hordeolum Dr.sam

Page 1: Case 2 Nico Hordeolum Dr.sam

Laporan Kasus II

Hordeolum Interna OD

Pembimbing:

dr.Saptoyo Argo Morosidi, Sp.M

Disusun Oleh:

Nico Michael Muliawan

11.2014.211

Fakultas Kedokteran UKRIDA

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata

Periode 5 Oktober s/d 7 November 2015

RS Family Medical Center (FMC), Sentul

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA(UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA)

Jl. Arjuna Utara No.6 Kebon Jeruk –Jakarta Barat

Page 2: Case 2 Nico Hordeolum Dr.sam

KEPANITERAAN KLINIKSTATUS ILMU PENYAKIT MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDAHari/Tanggal Ujian/Prese ntasi Kasus : Agustus 2015

SMF ILMU PENYAKIT MATARumah Sakit Family Medical Center-Sentul

Tanda Tangan

Nama : Nico Michael Muliawan ……………...

NIM : 11-2014-211

Dr. Pembimbing : dr.Saptoyo Argo Morosidi, SpM -------------------

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn.YS

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 18 tahun

Pekerjaan : Pelajar

Agama : Islam

Suku : Sunda

Alamat : Pondok aren, jalan bali no.165

Tgl. Periksa : 14 Oktober 2015

II. ANAMNESA (Autoanamnesis)

Keluhan Utama : Benjolan di kelopak mata kanan bawah

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke Poliklinik Mata RS FMC dengan keluhan ada benjolan di kelopak

mata kanan bawah sejak 1 minggu SMRS. Awalnya berupa benjolan kecil kemerahan

kemudian semakin lama semakin besar sehingga kelopak mata kanan bawah menjadi merah

Page 3: Case 2 Nico Hordeolum Dr.sam

dan bengkak. Benjolan disertai rasa sakit terutama bila tersentuh dan terasa gatal. Pasien juga

merasa seperti ada yang mengganjal pada kelopak mata kanan bawah. Tidak terdapat

gangguan penglihatan.

Riwayat Penyakit Dahulu :

a. Umum

- Hipertensi (-)

- Diabetes Melitus (-)- Asma (-)- Jantung (-)- Alergi (-)

b. Mata

- Riwayat sakit mata sebelumnya : Tidak ada

- Riwayat penggunaan kaca mata : Tidak ada

- Riwayat operasi mata : Tidak ada

- Riwayat trauma mata sebelumnya : Tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga :

Penyakit mata serupa : tidak ada

Penyakit mata lainnya : tidak ada

Asthma : tidak ada

Alergi : tidak ada

III. PEMERIKSAAN FISIK

Status generalis:

Keadaan umum : Tampak Sakit Ringan

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda Vital

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 80 x/ mnt

Respirasi : 20 x/ mnt

Suhu : 36,5 ºC

Kepala/leher : Pembesaran KGB tidak ada

Page 4: Case 2 Nico Hordeolum Dr.sam

Thorax, : Simetris statis dinamis

Jantung : BJ 1 – BJ 2 murni reguler, gallop (-)

Paru : WH (-/-) , RH (-/-)

Abdomen : BU ( + )

Ekstremitas : Akral hangat

STATUS OPHTALMOLOGIS

Pemeriksaan subyektif

Pemeriksaan OD OS

Visus Jauh 6/6 6/6

Refraksi - -

Koreksi - -

Visus dekat - -

Proyeksi sinar Baik Baik

Persepsi warna Baik Baik

Pemeriksaan Objektif

INSPEKSI OD OS

Muscle balance Orthotrophia

Gerakan bola mata

Normal ke segala arah Normal ke segala arah

Palpebra Superior edema (-) edema (-)

Palebra inferioredema (+)

Nyeri tekan (+)

edema (-)

Nyeri tekan (-)

Apparatus Lakrimalis Lakrimasi(-) Lakrimasi (-)

Konjungtiva Tarsalis

SuperiorHiperemis (-) Hiperemis (-)

Konjungtiva Tarsalis Hiperemis (+) Hiperemis (-)

Page 5: Case 2 Nico Hordeolum Dr.sam

Inferior benjolan (+) benjolan (-)

Konjungtiva Bulbi Injeksi Konjungtiva (-) Injeksi Konjungtiva (-)

Kornea Jernih Jernih

COA Sedang Sedang

Pupil

Bulat

Refleks direk +

Refleks indirek +

Bulat

Refleks direk +

Refleks indirek +

Iris Sinekia (-) Sinekia (-)

Lensa Jenih Jernih

IV. RESUME

Anamnesis

Seorang pasien perempuan berusia 18 tahun datang ke poli klinik mata RS FMC dengan

keluhan awalnya berupa benjolan kecil kemerahan kemudian semakin lama semakin besar

sehingga kelopak mata bawah pada mata kanan menjadi merah dan bengkak 1 minggu

SMRS. Benjolan disertai rasa sakit, terutama bila benjolan tersentuh dan terasa gatal. Seperti

ada yang mengganjal pada kedua kelopak mata bawah

Pada pemeriksaan oftamologi

INSPEKSI OD OS

Palebra inferior edema (+)

Nyeri tekan (+)

edema (-)

Nyeri tekan (-)

Konjungtiva Tarsalis

Inferior

Hiperemis (+)

benjolan (+)

Hiperemis (-)

benjolan (-)

V. DIAGNOSIS BANDING

Hordeolum eksterna OD

Kalazion OD

Blefaritis OD

Page 6: Case 2 Nico Hordeolum Dr.sam

VI. DIAGNOSA KERJA

Hordeolum interna OD karena terdapat benjolan kecil pada kelopak mata kanan

bawah sejak 1 minggu SMRS. Benjolan disertai rasa sakit bila tersentuh dan terasa

gatal dan tidak ditemukan penurunan visus.

VII. PENATALAKSANAAN

Medika Mentosa :

- Incisi hordeolum interna

- Antibiotik sistemik : Cefadroxil 3x500 mg

- Analgetik : As.mefenamat 3x500 mg

- Antibiotik topikal : Gentamisin 3%

Non-medika mentosa

Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk

membantu drainase. Lakukan dengan mata tertutup. Jangan mencoba

memecahkan hordeolum, biarkan pecah sendiri.

Bersihkan kelopak mata dengan air bersih

Kontrol ke poliklinik 2 hari mendatang

VIII. PROGNOSIS

OCCULI DEXTRA (OD) OCCULI SINISTRA (OS)

Ad Vitam : ad bonam ad bonam

Ad Fungsionam : ad bonam ad bonam

Ad Sanationam : ad bonam ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA

Kelopak mata adalah bagian mata yang sangat penting. Kelopak mata melindungi kornea dan

berfungsi dalam pendisribusian dan eliminasi air mata. Penutupan kelopak mata berguna

untuk menyalurkan air mata ke seluruh permukaan mata dan memompa air mata melalui

punctum lakrimalis.

Page 7: Case 2 Nico Hordeolum Dr.sam

Kelainan yang didapat pada kelopak mata bermacam-macam, mulai dari yang jinak

sampai keganasan, proses inflamasi, infeksi mau pun masalah struktur seperti ektropion,

entropion dan blepharoptosis. Untungnya, kebanyakan dari kelainan kelopak mata tidak

mengancam jiwa atau pun mengancam penglihatan.1

Hordeolum adalah salah satu penyakit yang cukup sering terjadi pada kelopak mata.

Secara klinis kelainan ini sering sulit dibedakan dengan kalazion akut. Hordeolum merupakan

infeksi lokal atau proses peradangan pada kelopak mata. Bila kelenjar Meibom yang terkena

disebut hordeolum internum, sedangkan bila kelenjar Zeiss atau Moll yang terkena maka

disebut hordeolum eksternum.2

Hordeolum biasanya menyerang pada dewasa muda, namun dapat juga terjadi pada

semua umur, terutama orang-orang dengan taraf kesehatan yang kurang. Mudah timbul pada

individu yang menderita blefaritis dan konjungtivitis menahun.3

A. ANATOMI PALPEBRA

Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat menutup dan

melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip melindungi kornea dan konjungtiva dari

dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata; palpebra inferior menyatu dengan pipi.

Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke dalam terdapat

lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan fibrosa (tarsus), dan

lapis membran mukosa (konjungtiva pelpebrae).5

1. Kulit

Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis, longgar, dan

elastis, dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.

2. Muskulus Orbikularis okuli

Fungsi otot ini adalah untuk munutup palpebra. Serat ototnya mengelilingi fissura

palpebra secara konsentris dan meluas sedikit melewati tepian orbita. Sebagian serat

berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai

bagian pratarsal; bagian diatas septum orbitae adalah bagian praseptal. Segmen luar

palpebra disebut bagian orbita. Orbikularis okuli dipersarafi oleh nervus facialis.

Page 8: Case 2 Nico Hordeolum Dr.sam

3. Jaringan Areolar

Terdapat di bawah muskulus orbikularis okuli, berhubungan degan lapis

subaponeurotik dari kujlit kepala.

4. Tarsus

Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa padat yang

disebut tarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas jaringan penyokong kelopak

mata dengan kelenjar Meibom (40 buah di kelopak atas dan 20 buah di kelopak

bawah).

5. Konjungtiva Palpebrae

Bagian posterior palpebrae dilapisi selapis membran mukosa, konjungtiva palpebra,

yang melekat erat pada tarsus.

Tepian palpebra dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan) menjadi tepian

anterior dan posterior. Tepian anterior terdiri dari bulu mata, glandula Zeiss dan Moll.

Glandula Zeiss adalah modifikasi kelenjar sebasea kecil yang bermuara dalam folikel rambut

pada dasar bulu mata. Glandula Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke

dalam satu baris dekat bulu mata. Tepian posterior berkontak dengan bola mata, dan

sepanjang tepian ini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar sebasesa yang telah

dimodifikasi (glandula Meibom atau tarsal)

Punktum lakrimalis terletak pada ujung medial dari tepian posterior palpebra.

Punktum ini berfungsi menghantarkan air mata ke bawah melalui kanalikulus terkait ke sakus

lakrimalis.

Fisura palpebrae adalah ruang elips di antara kedua palpebra yang dibuka. Fisura ini

berakhir di kanthus medialis dan lateralis. Kanthus lateralis kira-kira 0,5 cm dari tepian

lateral orbita dan membentuk sudut tajam.

Septum orbitale adalah fascia di belakang bagian muskularis orbikularis yang terletak

di antara tepian orbita dan tarsus dan berfungsi sebagai sawar antara palpebra orbita. Septum

orbitale superius menyatu dengan tendo dari levator palpebra superior dan tarsus superior;

septum orbitale inferius menyatu dengan tarsus inferior.5

Page 9: Case 2 Nico Hordeolum Dr.sam

Retraktor palpebrae berfungsi membuka palpebra. Di palpebra superior, bagian otot

rangka adalah levator palpebra superioris, yang berasal dari apeks orbita dan berjalan ke

depan dan bercabang menjadi sebuah aponeurosis dan bagian yang lebih dalam yang

mengandung serat-serat otot polos dari muskulus Muller (tarsalis superior). Di palpebra

inferior, retraktor utama adalah muskulus rektus inferior, yang menjulurkan jaringan fibrosa

untuk membungkus meuskulus obliqus inferior dan berinsersio ke dalam batas bawah tarsus

inferior dan orbikularis okuli. Otot polos dari retraktor palpebrae disarafi oleh nervus

simpatis. Levator dan muskulus rektus inferior dipasok oleh nervus okulomotoris.

Pembuluh darah yang memperdarahi palpebrae adalah a. Palpebra. Persarafan

sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal nervus V, sedang kelopak mata

bawah oleh cabang kedua nervus V. 6

B. DEFINISI

Hordeolum ( stye ) adalah infeksi

atau peradangan pada kelenjar di tepi

kelopak mata bagian atas maupun bagian

bawah yang disebabkan oleh bakteri, biasanya oleh kuman Stafilokokus (Staphylococcus

aureus). Hordeolum dapat timbul pada 1 kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar kelopak

mata tersebut meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis dan Moll.

Figure 2. Anatomy of upper and lower eyelids.

Page 10: Case 2 Nico Hordeolum Dr.sam

Hordeolum adalah infeksi kelenjar pada palpebra. Bila kelenjar Meibom yang terkena,

timbul pembengkakan besar yang disebut hordeolum interna. Sedangkan hordeolum eksterna

yang lebih kecil dan lebih superfisial adalah infeksi kelenjar Zeiss atau Moll.5

Hordeolum Eksternum

Adalah infeksi kelenjar sebaceous dari Zeis di dasar bulu mata, atau infeksi

pada kelenjar keringat apokrin dari Moll. [1Hordeolum eksternum terbentuk pada

bagian luar palpebra dan dapat dilihat sebagai benjolan merah kecil.

Hordeolum Internum

Adalah infeksi pada kelenjar sebaceous meibom yang melapisi bagian dalam

kelopak mata. Penyakit ini juga menyebabkan benjolan merah di bawah palpebra

(pada konjunctiva tarsalis) dan tampak dari luar sebagai bengkak dan kemerahan.

Hordeolum internum mirip dengan chalazia, tetapi cenderung lebih kecil dan lebih

menyakitkan dan biasanya tidak menghasilkan kerusakan permanen. Hordeolum

internum ditandai dengan onset akut dan biasanya pendek durasinya (7-10 hari tanpa

pengobatan) dibandingkan dengan chalazia yang kronis dan biasanya tidak sembuh

tanpa intervensi.

Gb I. Hordeolum eksterna10

Page 11: Case 2 Nico Hordeolum Dr.sam

Gb II. Hordeolum interna 2

Pada hordeolum eksternus benjolan ikut bergerak dengan pergerakan kulit, benjolan

menonjol ke arah kulit, dan bila mengalami supurasi benjolanmemecah sendiri ke arah kulit.

Sedangkan pada hordeolum internus benjolan tidak ikut bergerak dengan pergerakan kulit,

benjolan menonjol ke arah konjungtiva dan karena letaknya dalamtarsus jarang memecah

sendiri.

C. ETIOLOGI

Staphylococcus aureus adalah agent infeksi pada 90-95% kasus hordeolum.3

D. FAKTOR RESIKO

1. Penyakit kronik.

2. Kesehatan atau daya tahan tubuh yang buruk.

3. Peradangan kelopak mata kronik, seperti Blefaritis.

4. Diabetes

5. Hiperlipidemia, termasuk hiperkolesterolemia.

6. Riwayat hordeolum sebelumnya

7. Higiene dan lingkungan yang tidak bersih

Page 12: Case 2 Nico Hordeolum Dr.sam

8. Kondisi kulit seperti dermatitis seboroik. 4

E. PATOFISIOLOGI

Hordeolum externum timbul dari blokade dan infeksi dari kelenjar Zeiss atau Moll.

Hordeolum internum timbul dari infeksi pada kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus.

Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan jaringan

sekitarnya. Kedua tipe hordeolum dapat timbul dari komplikasi blefaritis. 2,3

F. GEJALA,TANDA DAN DIAGNOSIS BANDING

Gejala 2,3

- Pembengkakan

- Rasa nyeri pada kelopak mata

- Perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata

- Riwayat penyakit yang sama

Tanda 7

- Eritema

- Edema

- Nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata

- Seperti gambaran absces kecil

Keluhan utama dapat berupa bengkak dan kemerahan pada kelopak mata yang terasa nyeri

untuk hoedeolum internum, dan bisul atau benjolan kmerahan, dapat disertai nanah atau tidak

pada hordeolum eksternum

GEJALA TAMBAHAN

Selain keluhan utama diatas hordeolum juga dapat disertai dengan beberapa gejala

tambahan, yaitu :

Page 13: Case 2 Nico Hordeolum Dr.sam

Benjolan di kelopak mata atas atau bawah

     Pembengkakan lokal kelopak mata

     Nyeri lokal kelopak mata

    Kemerahan pada kelopak mata

     Nyeri sentuh

     Pengerasan kulit dari margo kelopak mata

     Sensasi terbakar di mata

     Terasa berat pada kelopak mata

     Gatal pada bola mata

     Penglihatan kabur

     Sekret purulen di mata

     Iritasi pada mata

     sensitivitas cahaya

     Tearing

     Ketidaknyamanan selama berkedip

     Sensasi benda asing di mata

DIAGNOSIS BANDING

Beberapa diagnosis banding untuk keluhan diatas (menurut Andrew T. Raftery) :

Hordeolum

Xanthelasma

Blepharitis

Kista meibomian

Kalazion

Entropion

Ectropion12,13

G. PENATALAKSANAAN

Biasanya hordeolum dapat sembuh dengan sendiri dalam waktu 5-7 hari.8

Umum

Page 14: Case 2 Nico Hordeolum Dr.sam

1. Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk membantu

drainase. Lakukan dengan mata tertutup.

2. Bersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun dengan sabun atau sampo yang

tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. Hal ini dapat mempercepat proses

penyembuhan. Lakukan dengan mata tertutup.

3. Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat menimbulkan infeksi yang

lebih serius.

4. Hindari pemakaian makeup pada mata, karena kemungkinan hal itu menjadi penyebab

infeksi.

5. Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi ke kornea.

Obat

Antibiotik diindikasikan bila dengan kompres hangat selama 24 jam tidak ada

perbaikan, dan bila proses peradangan menyebar ke sekitar daerah hordeolum.

1. Antibiotik topikal.

Bacitracin atau tobramicin salep mata diberikan setiap 4 jam selama 7-10 hari. 3

Dapat juga diberikan eritromicin salep mata untuk kasus hordeolum eksterna dan

hordeolum interna ringan.9

2. Antibiotik sistemik

Diberikan bila terdapat tanda-tanda bakterimia atau terdapat tanda pembesaran

kelenjar limfe di preauricular. 3

Pada kasus hordeolum internum dengan kasus yang sedang sampai berat. Dapat

diberikan cephalexin atau dicloxacilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 7 hari.

Bila alergi penisilin atau cephalosporin dapat diberikan clindamycin 300 mg oral 4

kali sehari selama 7 hari atau klaritromycin 500 mg 2 kali sehari selama 7 hari.9

Pembedahan

Page 15: Case 2 Nico Hordeolum Dr.sam

Bila dengan pengobatan tidak berespon dengan baik, maka prosedur pembedahan

mungkin diperlukan untuk membuat drainase pada hordeolum. 8

Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesi topikal dengan pantokain

tetes mata. Dilakukan anestesi filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah hordeolum dan

dilakukan insisi yang bila:

- Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada margo

palpebra.

- Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra.

Setelah dilakukan insisi, dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan

meradang di dalam kantongnya dan kemudian diberikan salep antibiotik. 6

KOMPLIKASI

Komplikasi hordeolum dapat berupa mata kering, simblefaron, abses, atau

selulitis palpebra yang merupakan radang jaringan ikat jarang palpebra di depan septum

orbita dan abses palpebra.

PENCEGAHAN

Page 16: Case 2 Nico Hordeolum Dr.sam

Jaga kebersihan wajah dan membiasakan mencuci tangan sebelum menyentuh wajah

agar hordeolum tidak mudah berulang.

Usap kelopak mata dengan lembut menggunakan washlap hangat untuk

membersihkan ekskresi kelenjar lemak.

Jaga kebersihan peralatan make-up mata agar tidak terkontaminasi oleh kuman.

Gunakan kacamata pelindung jika bepergian di daerah berdebu.

Page 17: Case 2 Nico Hordeolum Dr.sam

RINGKASAN

Hordeolum merupakan infeksi lokal atau proses peradangan pada kelopak mata. Bila

kelenjar Meibom yang terkena disebut hordeolum internum, sedangkan bila kelenjar Zeiss

atau Moll yang terkena maka disebut hordeolum eksternum.

Staphylococcus aureus adalah agent infeksi pada 90-95% kasus hordeolum.

Gejala dan tanda hordeolum antara lain bengkak, nyeri pada kelopak mata, perasaan

tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata, memiliki riwayat penyakit yang sama,

eritema, edem, nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata. Seperti gambaran absces kecil.

Penatalaksanaan terdiri dari perawatan umum seperti kompres hangat, antibiotik

topikal atau pun sistemik dan pembedahan.

Page 18: Case 2 Nico Hordeolum Dr.sam

PEMBAHASAN

Mengapa pasien didiagnosis Hordeolum interna ODS ?

Pasien didiagnosis Hordeolum interna ODS dikarenakan pada anamnesis ditemukan :

Benjolan di kedua kelopak mata bawah sejak 1 bulan smrs yang awalnya berupa

benjolan kecil kemerahan kemudian semakin lama semakin besar sehingga kelopak

mata bawah pada kedua mata menjadi merah dan bengkak.

Benjolan disertai rasa sakit, terutama bila benjolan tersentuh dan terasa gatal.

Seperti ada yang mengganjal pada kedua kelopak mata bawah.

Merupakan gejala-gejala hordeolum

Pada pemeriksaan fisik ditemukan :

Visus ODS : 6/6

Palpebra inferior ODS:

edema (+)

Nyeri tekan (+)

Konjungtiva Tarsalis Inferior ODS:

Hiperemis (+)

benjolan (+)

Konjungtiva Bulbi ODS:

Injeksi Konjungtiva (+)

Benjolan terdapat pada konjungtiva tarsal inferior -> hordeolum interna

Terdapat pada kedua mata, sehingga didiagnosis sebagai Hordeolum interna ODS

Mengapa didiagnosis banding dengan Hordeolum eksterna & Kalazion ?

Hal tersebut dikarenakan keluhan yang sama terdapat pada hodeolum interna, hordeolum

eksterna serta kalazion yaitu terdapat benjolan di kelopak mata.

Namun, dikarenakan benjolan terdapat di konjungtiva tarsal inferior maka diagnosis

hordeolum ekterna dapat disingkirkan.

Page 19: Case 2 Nico Hordeolum Dr.sam

Pada pasien ini terdapat tanda-tanda peradangan pada konjungtiva tarsal inferior serta

konjungtiva bulbi, maka diagnosis kalazion dapat disingkirkan. Dikarenakan pada kalazion

tidak terdapat tanda-tanda peradangan.

Apakah penatalaksanaan pada pasien ini sudah tepat?

Pada pasien ini diberikan antibiotik oral, antibiotik salep serta analgetik oral

Dikarenakan etiologi dari hordeolum paling banyak adalah Staphylococcus aureus, maka

pemberian antibiotik sudah tepat.

Dikarenakan pasien mengeluh nyeri, maka pemberian analgetik yaitu asam mefenamat sudah

tepat.

Pasien juga dianjurkan untuk kompres hangat, untuk membantu drainase dan jangan menusuk

hordeolum dikarenakan akan memperluas infeksi.

Pada penderita dianjurkan untuk menkonsumsi obat yang diberikan baik obat yang berupa

salep maupun oral, karena penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan dosis dapat

menyebabkan resistensi. Penderita dianjurkan untuk kontrol ke poliklinik mata setelah tiga

hari kemudian untuk memantau perkembangan penyakit dan keberhasilan terapi.

Bagaimana prognosis pasien ini?

Prognosis pada penderita ini adalah baik, karena pada kasus ini hordeolum masih

kecilsehingga proses peradangan pada hordeolum masih bisa mengalami penyembuhan

dengan sendirinya. Secara fungsional, penderita masih dapat melakukan pekerjaannya atau

aktifitasnyasehari-hari dengan baik, dan masih dapat memiliki hubungan sosial yang baik

dengan orang lain disekitarnya.

Page 20: Case 2 Nico Hordeolum Dr.sam

DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.aafp.org.afp/980600ap/articles.html

2. http://www.emedicine.com/oph/LID.html

3. http://www.emedicine.com/emerg/OPHTHALMOLOGY.htm

4. http://www.3-rx.com/stye/default.php

5. Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum, Edisi 14, Cetakan I, Widya Medika, Jakarta,

2000: Hal 17-20

6. Sidarta, I. Ilmu Penyakit Mata, Edisi V, Balai Penerbit FK UI, Jakarta. 2014: Hal 92-

94

7. Sidarta, I, dkk. Sari Ilmu Penyakit Mata, Cetakan III, Balai Penerbit FK UI, Jakarta

2008: Hal15 -16

8. http://www.emedicinehealth.com/script.main/art.asp?articlekey=58821&page=1

9. http://www.prod.hopkins-abxguide.org/diagnosis/heent/

hordeolum_stye_chalazion.html

10. http://dermatlas.med.jhml.edu/derm

11. Raftery AT., Lim, Eric., Churchill’s Pocketbook of Differential Diagnosis.

Elsevier’s : 2010

12. Yanoff, M., Duker, J. Textbook Of Ophtalmology. Moaby Elsevier’s : 2010