Case 2 Konjungtivitis Alergi

7
KONJUNGTIVITIS ALERGI DEFINISI Konjungtivitis alergi merupakan suatu inflamasi pada konjungtiva akibat reaksi alergi yang terjadi akibat reaksi hipersensitifitas dari permukaan mata terhadap antigen dari lingkungan.reaksi dapat berupa cepat dan lambat EPIDEMIOLOGI Biasanya terdapat riwayat Atopik Sering ditemukan di daerah panas/ tropis ETIOLOGI Pemakaian Lensa Kontak Debu Bulu Binatang Asap Polusi Udara Makanan 1. KLASIFIKASI KONJUNGTIVITIS DAN TANDA GEJALA MASING-MASING 2. 1. Konjungtivitis Bakteri Definisi: Konjungtivitis bakteri adalah radang konjungtiva yang disebabkan oleh bakteri, mudah menular. Etiologi: Organisme penyebab tersering adalah Staphylococcus, Sreptococcus, Pneumococcus, Neisseria gonorrhea, Herpes Simpleks, Klamidia dan Haemophilus. Tanda dan gejala: Konjungtivita bulbi hiperemis, lakrimasi, eksudat dengan sekret mukopurulen terutama di pagi hari, pseudoptosis akibat pembengkakan kelopak, kemosis, hipertrofi papil, folikel, membran, pseudomembran, granulasi, flikten, mata seperti ada benda asing, dan limfadenopati preaurikular. Kadang disertai keratitis dan blefaritis. Biasanya dari satu mata akan menular ke mata yang lain dan dapat menjadi kronis. Biasanya pasien datang dengan mata merah, secret mata, dan iritasi mata. Pemeriksaan Penunjang: Dilakukan pemeriksaan sediaan langsung dengan pewarnaan gram atau Giemsa untuk mengetahui kuman penyebab dan uji sensitivitas. Untuk diagnosis pasti

description

g

Transcript of Case 2 Konjungtivitis Alergi

KONJUNGTIVITIS ALERGIDEFINISIKonjungtivitis alergi merupakan suatu inflamasi pada konjungtiva akibat reaksi alergi yang terjadi akibat reaksi hipersensitifitas dari permukaan mata terhadap antigen dari lingkungan.reaksi dapat berupa cepat dan lambat

EPIDEMIOLOGIBiasanya terdapat riwayat AtopikSering ditemukan di daerah panas/ tropis

ETIOLOGIPemakaian Lensa KontakDebuBulu BinatangAsapPolusi UdaraMakanan

1. KLASIFIKASI KONJUNGTIVITIS DAN TANDA GEJALA MASING-MASING2. 1.Konjungtivitis Bakteri Definisi:Konjungtivitis bakteri adalah radang konjungtiva yang disebabkan oleh bakteri, mudah menular. Etiologi:Organisme penyebab tersering adalah Staphylococcus, Sreptococcus, Pneumococcus, Neisseria gonorrhea, Herpes Simpleks, Klamidia dan Haemophilus. Tanda dan gejala:Konjungtivita bulbi hiperemis, lakrimasi, eksudat dengan sekret mukopurulen terutama di pagi hari, pseudoptosis akibat pembengkakan kelopak, kemosis, hipertrofi papil, folikel, membran, pseudomembran, granulasi, flikten, mata seperti ada benda asing, dan limfadenopati preaurikular. Kadang disertai keratitis dan blefaritis. Biasanya dari satu mata akan menular ke mata yang lain dan dapat menjadi kronis. Biasanya pasien datang dengan mata merah, secret mata, dan iritasi mata. Pemeriksaan Penunjang:Dilakukan pemeriksaan sediaan langsung dengan pewarnaan gram atau Giemsa untuk mengetahui kuman penyebab dan uji sensitivitas. Untuk diagnosis pasti konjungtivitis gonore dilakukan pemeriksaan sekret dengan pewarnaan metilen biru yang akan menunjukkan diplokok dalam sel leukosit. Dengan pewarnaan Gram terlihat diplokok gram negatif intra dan ekstraseluler. Pemeriksaan sensitivitas dilakukan agar darah dan coklat. Komplikasi:Staphylococcus dapat menyebabkan blefarokonjungtivitis, Neisseria gonorrhea menyebabkan perforasi kornea, Herpes Simpleks dapat menyebabkan parut kornea, penyakit Klamidia dapat menyebabkan konjungtivitis kronis dan parut kornea yang dapat mengancam penglihatan. Penatalaksaan:Sebelum terdapat hasil pemeriksaan mikrobiologi, dapat diberikan antibiotik tunggal, seperti gentamisin, kloramfenikol, folimiksin, etc. selama 3- 5 hari. Kemudian bila tidak memberikan hasil yang baik, dihentikan dan menunggu hasil pemeriksaan. Bila tidak ditemukan kuman dalam sediaan langsung, diberikan tetes mata antibiotik spektrum luas tiap jam disertai obat salep mata untuk tidur atau salep mata 4 5 kali sehari. Prognosis:Konjungtivitis bakteri yang disebabkan oleh mikroorganisme tertentu, seperti haemophilus influenzae, adalah penyakit swasima. Bila tidak diobati akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 2 minggu. Dengan pengobatan biasanya akan sembuh dalam 1 -3 hari.2.Konjungtivitis Alergika Konjungtivitis alergi dapat dibagi menjadi akut dan kronis.a. Akut (konjungtivitis demam hay)Merupakan suatu bentuk reaksi akut yang diperantarai IgE terhadap allergen yang tersebar di udara (biasanya serbuk sari). Gejala dan tanda antara lain: rasa gatal; \\ injeksi dan pembengkakan konjungtiva (kemosis); lakrimasib. Konjungtivitis vernal (kataral musim semi) juga diperantarai oleh IgE. Sering mengenai anak laki-laki dengan riwayat atopi. Dapat timbul sepanjang tahun. Gejala dan tanda antara lain: rasa gatal fotofobia lakrimasi konjungtivitis papilar pada lempeng tarsal atas (papilla dapat bersatu untuk membentukcobblestoneraksasa folikel dan bintik putih limbus lesi pungata pada epitel kornea plak oval opak yang pada penyakit parah plak ini menggantikan zona bagian atas epitel kornea. Terapi awal dengan antihistamin dan penstabil sel mast (misal natrium kromoglikat; nedokromil, lodoksamid). Steroid topical dibutuhkan pada kasus-kasus berat, namun pemakaian jangka panjang jika mungkin dihindari karena dapat menginduksi glaukoma atau katarak. Penggunaan lensa kontak dapat mengalami reaksi alergi terhadap lensa yang digunakan atau bahan pembersih lensa yang menyebabkan konjungtivitis papilar raksasa (giant papillary conjunctivitis) dengan secret mukoid. Walaupun hal ini memberikan respon terhadap terapi topical dengan penstabil sel mast, seringkali penggunaan lensa kontak harus dihentikan sementara waktu atau permanen. Pencegahan Mencuci mata dengan cairan pencuci mata yang lunak bisa membantu mengurangi iritasi. Penderita sebaiknya menghindari bahan yang dapat menyebabkan reaksi alergi. Selama terjadi konjungtivitis, sebaiknya lensa kontak tidak dipasang.3.Konjungtivitis Neonatorum Definisi:Konjungtivitis Neonatorum (Oftalmia Neonatorum) adalah suatu infeksi padakonjungtiva(bagian putih mata) dan selaput yang melapisi kelopak mata. Penyebab:Konjungtivitis neonatorum didapat ketika bayi melewati jalan lahir dan organisme penyebabnya adalah bakteri yang biasanya ditemukan divagina.Paling sering menyebabkan konjungtivitis neonatorum adalahChlamydia. Bakteri lainnya adalahStreptococcus pneumoniae,Hemophilus influenzaedanNeisseria gonorrhoeae(bakteri penyebabgonore).Virus juga bisa menyebabkan konjungtivitis neonatorum, yang paling sering adalah virusherpes simpleks. Tanda dan gejala Konjungtivitis karenaChlamydiabiasanya timbul dalam waktu 5-14 hari setelah bayi lahir. Infeksinya bisa ringan atau berat dan menghasilkan nanah (bisa sedikit ataupun banyak). Konjungtivitis karena bakteri lainnya mulai timbul pada hari ke 4-21, bisa disertai ataupun tanpa pembentukan nanah. Konjungtivitis karena bakteri gonore timbul pada hari ke 2-5 atau mungkin lebih awal (terutama jika selaput ketuban telah pecah sebelum waktunya dan infeksi sudah mulai timbul sebelum bayi lahir). Infeksi herpes simpleks bisa hanya menyerang mata atau bisa juga mengenai mata dan bagian tubuh lainnya. Apapun penyebabnya, kelopak mata dan bagian putih mata biasanya membengkak. Jika kelopak mata d ibuka, maka nanah akan mengalir keluar. Jika pengobatan ditunda, maka bisa terbentuk luka terbuka padakorneasehingga bisa terjadi gangguan penglihatan. Diagnosa:Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata. Untuk menentukan organisme penyebabnya, contoh nanah diperiksa dengan mikroskop atau dibiakkan. Pengobatan Untuk mengobati konjungtivitis karena bakteri, diberikan salep yang mengandung polimiksin dengan basitrasin, eritromisin atau tetrasiklin, yang dioleskan langsung ke mata. Sebanyak 50% bayi yang menderita konjungtivitis klamidia juga menderita infeksi klamidia di bagian tubuh lainnya, kaena itu juga diberikan eritromisinper-oral(melalui mulut). Konjungtivitis karena virus herpes diobati dengan obat tetes mata atau salep trifluridin dan salep idoksuridin. Juga diberikan obat anti virus asiklovir dengan pertimbangan bahwa virus telah menyebar atau akan menyebar ke otak dan organ lainnya. Salep kortikosteroid tidak diberikan karena akan memperburuk infeksi klamidia maupun infeksi virus herpes. Pencegahan:Untuk mencegah konjungtivitis, kepada bayi baru lahir secara rutin diberikan salep atau tetes mata perak nitrat, eritromisin atau tetrasiklin. Kepada bayi yang ibunya menderita gonore diberikan suntikan antibiotik seftriakson.4.Konjungtivitis Gonokokal:Bayi baru lahir bisa mendapatkan infeksi gonokokus pada konjungtiva dari ibunya ketika melewati jalan lahir. Karena itu setiap bayi baru lahir mendapatkan tetes mata (biasanya perak nitrat, povidin iodin) atau salep antibiotik (misalnya eritromisin) untuk membunuh bakteri yang bias menyebabkan konjungtivitis gonokokal. Dewasa bisa mendapatkan konjungtivitis gonokokal melalui hubunganseksual (misalnya jika cairansemenyang terinfeksi masuk ke dalam mata). Biasanya konjungtivitis hanya menyerang satu mata. Dalam waktu 12-48 jam setelah infeksi mulai, mata menjadi merah dan nyeri. Jika tidak diobati bisa terbentukulkus kornea,abses,perforasimata bahkan kebutaan. Untuk mengatasi konjungtivitis gonokokal bisa diberikan tablet, suntikan maupun tetes mata yang mengandung antibiotik.5.Keratokonjungtivitis Vernalis Definisi:Keratokonjungtivitis Vernalis adalah peradangankonjungtivayang berulang (musiman). Penyebab:Konjungtivitis vernal terjadi akibat alergi dan cenderung kambuh pada musim panas. Keratokonjungtivitis vernal sering terjadi pada anak-anak, biasanya dimulai sebelum masa pubertas dan berhenti sebelum usia 20. Tanda dan gejala Gatal hebat Mata merah dan berair Peka terhadap cahaya (fotofobia) Kotoran mata yang kental dan lengket.Konjungtiva di bawah kelopak mata membengkak dan berwarna pink pucat sampai keabuan, sedangkan konjungtiva lainnya tampak berwarna putih susu. Konjungtiva yang melapisi bola mata tampak menebal dan keabuan.Kadang terjadi kerusakan pada sebagian kecilkorneayang menyebabkan nyeri dan fotofobia hebat. Keseluruhan gejala biasanya menghilang pada musim dingin. Diagnosa:Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.e.Pengobatan:Jangan menggisik mata karena bisa menyebabkan iritasi lebih lanjut.Kompres dingin bisa mengurangi gejala. Tetes mata antialergi seperti cromoline, lodoxamind, ketorolac dan levokabastin merupakan pengobatan yang paling aman. Antihistamin oral juga bisa membantu meringankan gejala. Corticosteroid bisa mengurangi peradangan, tetapi sebaiknya tidak digunakan lebih dari beberapa minggu karena bisa menyebabkan peningkatan tekanan pada mata,katarakdaninfeksi opportunistik.6. Konjungtivitis Virus Konjungtivitis ini dibedakan dari konjungtivitis bakteri berdasarkan: secret berair dan purulen terbatas; adanya folikel konjungtiva dan pembesaran kelenjar getah bening preaurikular; selain itu mungkin juga terdapat edema kelopak dan lakrimasi berlebih.Konjungtivitis ini merupakan penyakit yang sembuh sendiri namun sangat menular. Organisme penyebab tersering adalah adenovirus, dan yang lebih jarang, Coxsackie dan pikornavirus. Adenovirus juga dapat menyebabkan konjungtivitis yang berhubungan dengan pembentukan pseudomembran pada konjungtiva. Serotipe adenovirus tertentu juga dapat menyebabkan keratitis pungtata yang menyulitkan. terapi untuk konjungtivitis ini tidak diperlukan kecuali terdapat infeksi bakteri sekunder. Pasien harus diberikan instruksi hiegine untuk meminimalkan penyebaran infeksi (misalnya menggunakan handuk yang berbeda). Terapi keratitis masih kontroversial. Penggunaan steroid mengurangi gejala dan menyebabkan hilangnya opasitas kornea, namun inflamasi ulangan (rebound inflammation) sering terjadi ketika steroid dihentikan.