Cara Penggunaan Infiltrometer

4
A. Alat Utama dan Alat Bantu Pengukur Infiltrasi 1. Ring infiltrometer Single-ring infiltrometer umumnya berukuran diameter 10-50 cm dan panjang atau tinggi 10-20 cm. Ukuran double-ring infiltrometer adalah ring pengukur atau ring bagian dalam umumnya berdiameter 10-20 cm, sedangkan ring bagian luar (ring penyangga atau buffer ring) berdiameter 50 cm. Panjang ring pengukur maupun ring penyangga sama dengan panjang single-ring infiltrometer yaitu 10-20 cm. 2. Balok kayu dan palu untuk membenamkan ring ke dalam tanah atau dapat digunakan hydraulic rum, stop watch (alat pengukur waktu lainnya), spon kasar. Bila penambahan air dilakukan secara otomatis, maka gunakan mariotte reservoir, namun bila penambahan air dilakukan secara manual, maka diperlukan ember atau drum, gayung, gelas ukur, penggaris atau meteran. B. Prosedur Kerja 1. Benamkan ring secara vertikal ke dalam tanah sedalam 3-10 cm menggunakan balok kayu dan palu atau penumbur hidrolik. Pastikan bahwa kedalaman ring cukup untuk membuat ring kuat berdiri. Namun demikian perhitungkan pula tebal ring yang akan digenangi, misalnya bila kedalaman pembenaman ring 5 cm dan kedalaman penggenangan juga 5 cm, maka panjang ring yang digunakan minimal 11 cm.

description

cara penggunaan infiltrometer

Transcript of Cara Penggunaan Infiltrometer

Page 1: Cara Penggunaan Infiltrometer

A. Alat Utama dan Alat Bantu Pengukur Infiltrasi

1. Ring infiltrometer

Single-ring infiltrometer umumnya berukuran diameter 10-50 cm dan panjang atau tinggi 10-20

cm. Ukuran double-ring infiltrometer adalah ring pengukur atau ring bagian dalam umumnya

berdiameter 10-20 cm, sedangkan ring bagian luar (ring penyangga atau buffer ring) berdiameter

50 cm. Panjang ring pengukur maupun ring penyangga sama dengan panjang single-ring

infiltrometer yaitu 10-20 cm.

2. Balok kayu dan palu untuk membenamkan ring ke dalam tanah atau dapat digunakan hydraulic

rum, stop watch (alat pengukur waktu lainnya), spon kasar. Bila penambahan air dilakukan secara

otomatis, maka gunakan mariotte reservoir, namun bila penambahan air dilakukan secara

manual, maka diperlukan ember atau drum, gayung, gelas ukur, penggaris atau meteran.

B. Prosedur Kerja

1. Benamkan ring secara vertikal ke dalam tanah sedalam 3-10 cm menggunakan balok kayu dan

palu atau penumbur hidrolik. Pastikan bahwa kedalaman ring cukup untuk membuat ring kuat

berdiri. Namun demikian perhitungkan pula tebal ring yang akan digenangi, misalnya bila

kedalaman pembenaman ring 5 cm dan kedalaman penggenangan juga 5 cm, maka panjang ring

yang digunakan minimal 11 cm.

Gambar 2.1 Menggali Tanah Tempat Ring

Gangguan terhadap tanah akibat proses pembenaman ring harus seminimal mungkin. Hindari

pengikisan atau perataan tanah. Bila double ring infiltrometer yang digunakan, maka ring

pengukur dibenamkan terlebih dahulu.

Page 2: Cara Penggunaan Infiltrometer

Gambar 2.2 Proses Penanaman Ring

2. Hindari kebocoran di sekitar dinding ring dengan cara memadatkan bagian tanah yang

bersentuhan dengan dinding ring. Bila terbentuk celah yang besar, maka perlu dilakukan

perekatan dengan menggunakan serbuk bentonit atau liat halus.

3. Genangi ring pengukur dengan tingkat kedalaman yang konstan, dan ukur kecepatan masuknya

air ke dalam tanah.

Bila double ring infiltrometer yang digunakan, maka samakan ketinggian genangan pada ring

penyangga dengan ring pengukur. Tinggi genangan biasanya bekisar antara 5-20 cm. Cara yang

mudah untuk mengatur tinggi genangan secara konstan adalah dengan menggunakan mariotte

reservoir. Ketinggian pelampung pada marriot reservoir dibuat sama dengan ketinggian air pada

ring pengukur, sedangkan kecepatan penurunan air pada marriote reservoir dapat digunakan

untuk menghitung laju infiltrasi. Alternatif lainnya adalah dengan menggunakan katup apung

(float valve) yang dihubungkan (via tabung atau selang yang bersifat flexible) dengan

penampung air yang mengalir dengan menggunakan gaya gravitasi (gravity-feed reservoir). Cara

ini sering digunakan pada tanah-tanah yang mempunyai laju infiltasi tinggi. Cara yang paling

sederhana adalah dengan menambahkan air secara manual, biasanya digunakan untuk tanah

dengan laju infiltrasi rendah. Untuk mengetahui kapan air harus ditambahkan, diperlukan

penunjuk atau pointer (yang paling sederhana adalah penggaris atau batang kayu atau logam

yang ditera) atau bisa digunakan semacam kait pengukur (hook gauge). Ketika permukaan air

dalam ring pengukur turun dan sampai pada titik penunjuk (pointer) atau hook gauge level,

maka lakukan penambahan air sampai permukaan air dalam ring kembali ke titik awal atau

preset mark. Rata-rata laju infiltrasi ditetapkan atau dihitung dari volume penambahan air dan

interval waktu penambahan. Kedalaman penggenangan (H) merupakan ketinggian air yang

terletak pada pertengahan antara preset mark dan pointer (hook gauge).

Page 3: Cara Penggunaan Infiltrometer

Gambar 2.4 Double Ring Infiltrometer

4. Quasy-steady state flow (aliran air yang konstan) diasumsikan terjadi ketika kecepatan

penurunan air di dalam ring menjadi konstan. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai quasy-

steady state flow (waktu kesetimbangan) umumnya meningkat dengan semakin halusnya

tekstur tanah, menurunnya struktur tanah, meningkatnya kedalaman penggenangan (H) dan

kedalaman pembenaman ring (d), dan semakin besarnya radius ring.

C. Hasil Pengukuran Infiltrometer

Hasil pengukuran diperoleh berupa grafik hubungan volume air yang masuk ke dalam tanah dalam

fungsi dan grafik sebaran hujan. Data pengamatan ditulis kedalam program Ms Excel. Grafik

digambarkan sebagai scatter data titik hubungan antara kedalaman penurunan air dalam fungsi waktu.

Selama pengamatan, ring infiltrometer perlu diisi berulang kali untuk mendapatkan hasil pengukuran

yang konstan.

Page 4: Cara Penggunaan Infiltrometer

Gambar 2.6 Contoh Grafik Laju Infiltrasi