Cara Pembentukan Kelompok

download Cara Pembentukan Kelompok

of 4

description

GGGGGG

Transcript of Cara Pembentukan Kelompok

Cara pembentukan kelompok Terbentuknya kelompok itu memang tidak semuanya sama, ada yang secara kebetulan ,paksaan maupun sukarela.Karena semua itu tergantung dari situasi dan kondisi kelompok tersebut. Memang pembentukan kelompok itu diawali dengan adanya presepsi ,perasaan atau motivasi dan tujuan yang sama dalam memenuhi kebutuhannya, karena hal itu merupakan suatu proses dasar dari terbentuknya suatu kelompok

Pembentukan kelompok diawali dengan adanya suatu perassan atau presepsi yang sama dalam memenuhi suatu kebutuhan. Setelah itu akan timbul suatu motivasai untuk memenuhinya, sehingga ditemukannya suatu tujuan yang sama dan akhirnya interaksi yang terjadi membentuk suatu kelompok .

Pembentukan kelompok dilakukan dengan menentukan masing-masing kedudukan anggotanya (siapa yang menjadi anggota dan ketua). Pada interaksi yang terjadi suatu saat akan memunculkan perbedaan antara individu satu dengan yang lainnya sehingga timbul suatu perpecahan (konflik). Perpecahan yang terjadi biasanya bersifat sementara karena adanya kesadaran pentingnya arti dari suatu kelompok tersebut, sehingga anggota kelompokberusaha menyesuakan diri demi kepentingan bersama. Dan pada akhirnya setelah terjadi penyesuaian, perubahan dalam kelompok mudah terjadi.

Pembentukan Kelompok Pembentukan kelompok diawali dengan adanya perasaan atau persepsi yang sama dalam memenuhi kebutuhan.[1] Setelah itu akan timbul motivasi untuk memenuhinya, sehingga ditentukanlah tujuan yang sama dan akhirnya interaksi yang terjadi akan membentuk sebuah kelompok[5].Pembentukan kelompok dilakukan dengan menentukan kedudukan masing-masing anggota (siapa yang menjadi ketua atau anggota).[1] Interaksi yang terjadi suatu saat akan memunculkan perbedaan antara individu satu dengan lainnya sehingga timbul perpecahan (konflik) [6] Perpecahan yang terjadi bisanya bersifat sementara karena kesadaran arti pentingnya kelompok tersebut, sehingga anggota kelompok berusaha menyesuaikan diri demi kepentingan bersama. Akhirnya setelah terjadi penyesuaian, perubahan dalam kelompok mudah terjadi.Langkah proses pembentukan Tim diawali dengan pembentukan kelompok, dalam proses selanjutnya didasarkan adanya hal-hal berikut[7]: PersepsiPembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan intelegensi yang dilihat dari pencapaian akademis.[1] Misalnya terdapat satu atau lebih punya kemampuan intelektual, atau yang lain memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik.[1] Dengan demikian diharapkan anggota yang memiliki kelebihan tertentu bisa menginduksi anggota lainnya.[1] MotivasiPembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggota kelompok untuk berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan kelompok.[1] Perbedaan kemampuan yang ada pada setiap kelompok juga akan memicu kompetisi internal secara sehat.[1] Dengan demikian dapat memicu anggota lain melalui transfer ilmu pengetahuan agar bisa memotivasi diri untuk maju.[1] TujuanTerbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu.[1] OrganisasiPengorganisasian dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan proses kegiatan kelompok. Dengan demikian masalah kelompok dapat diselesaikan secara lebih efisien dan efektif.[1] IndependensiKebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok.[1] Kebebasan disini merupakan kebebasan setiap anggota untuk menyampaikan ide, pendapat, serta ekspresi selama kegiatan.[1] Namun demikian kebebasan tetap berada dalam tata aturan yang disepakati kelompok.[1] InteraksiInteraksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok, karena dengan interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan secara horizontal yang didasarkan atas kebutuhan akan informasi tentang pengetahuan tersebut.[1]Cara Kreatif Membentuk Kelompok di KelasOleh : Primma RussantiGuru SD di Sekolah Ciputra, Citraland, [email protected]

Untuk siswa sekolah dasar, belajar dengan cara berkelompok merupakan salah satu cara bekerja sama dengan orang lain. Selain itu belajar kelompok dapat pula meningkatkan tolerasi dengan cara belajar menerima dan menghargai kelebihan dan kekurangan orang lain. Bahkan metode ini dapat pula meningkatkan rasa percaya diri karena sebagian siswa merasa lebih nyaman menyampaikan ide-idenya dalam kelompok kecil.

Sebagai guru dalam memilih anggota kelompok kadang-kadang hanya asal menunjuk dengan hitungan 1,2,3 dan seterusnya. Sering pula, guru cenderung memerhatikan satu aspek saja dalam menunjuk anggota kelompok. Misalnya berdasarkan persamaan kompetensi akademik. Padahal keanekaragaman individu dalam kelompok sebenarnya justru memperkaya dinamika kelompok karena mereka akan melengkapi kekurangan orang lain dengan kelebihan dari masing-masing individu.

Ketika keanekaragaman ini bertemu dalam satu tim, secara langsung maupun tidak semua anggota akan belajar hal baru dari orang lain. Misalnya, siswa pemalu akan belajar dari anggota tim yang pandai mengungkapkan pendapat secara logis dan runtut. Atau siswa yang biasa menjadi pengikut akan belajar bagaimana memimpin dan mengatur kelompok dari anggota tim yang punya jiwa kepemimpinan.

Banyak cara membentuk kelompok heterogen yang dapat memperkaya dinamika tim, antara lain:

Bulan kelahiranCara ini mudah sekali. Setiap siswa berbaris berdasar urutan bulan dalam satu tahun tanpa bersuara. Artinya, ketika berbaris, mereka tak boleh bertanya, berkomentar, atau mengatur orang lain dengna bersuara. Mereka harus berbaris dari siswa yang lahir bulan Januari dengan tanggal yang paling awal sampai bulan Desember dengan tanggal paling akhir.

Guru harus memberi batasan waktu, misalnya 5 menit saja. Setelah itu, guru harus mengecek benar tidaknya urutan tanggal dan bulan. Kemudian guru baru menghitung berapa siswa yang dibutuhkan di setiap kelompok. Agar permainan bermakna bagi siswa, guru sebaiknya bertanya tentang strategi apa yang digunakan agar pembentukan kelompok sukses.

Tujuan refleksi ini adalah mengajak siswa agar merenungkan manfaat apa yang dapat dipelajari dari kegiatan ini. Seandainya suatu saat melakukan kegiatan yang sama, mereka juga akan melakukannya secara efektif. Cara ini dapat dimodifikasi dengan cara mengurutkan siswa berdasarkan ukuran sepatu, tinggi badan, atau lamanya tidur dalam sehari.

Stik es krimJangan membuang stik es krim karena ada manfaatnya. Tulislah nama siswa pada stik es krim. Masukkan semua stik es krim bernama ke dalam wadah, kocok-kocok. Setelah itu ambil acak beberapa stik, jumlahnya tergantung berapa anggota dalam setiap kelompok.

Puzzle kalenderGuru dapat memanfaatkan kalender bekas untuk puzzle. Caranya, tentukan terlebih dulu berapa kelompok yang dibutuhkan dalam kegiatan. Tentukan pula berapa jumlah anggota di setiap kelompok. Jika setiap kelompok beranggotakan empat orang, guru menggambar kepingan puzzle sebanyak lima bagian dalam setiap lembar kalender, karena yang sekeping potongan akan diletakkan di meja sebagai acuan bagi siswa untuk menemukan pasangan kepingan puzzle. Pelaksanaan di kelas juga mudah. Setiap siswa akan mendapat satu keping puzzle kalender. Mereka akan bergerak untuk menentukan pasangan puzzle. Ingatkan kepada siswa untuk tidak bersuara agar kelas terkendali.

Angkamu angkakuIni adalah cara membentuk tim dengan menuliskan soal hitungan. Guru menuliskan soal penjumlahan, perkalian, pembagian, pengurangan, atau hitung campur dalam kertas kecil. Hasil dari soal hitungan tadi dalam setiap kelompok harus sama. Misalnya, jika guru menginginkan satu kelompok terdapat empat siswa, guru membuat soal hitungan sebanyak 4, yang bila sudah selesai dihitung, hasilnya sama. Contohnya, 3x4 +2=; 20-5=; 30:2=. Hasil dari setiap soal adalah 15. Jadi siswa yang mendapat soal dengan hasil 15, mereka akan membentuk satu kelompok.

Judul yang hilangGuru dapat memanfaatkan beberapa judul film, buku cerita, tokoh kartun, wayang, pahlawan, atau nama artis untuk membentuk tim. Mmirip dengan puzzle, guru menuliskan nama atau judul di kertas kecil, misalnya Gatotkaca dan Arjuna. Potonglah kata Gatotkaca menjadi 2 bagian dan kata Arjuna menjadi 2 bagian. Tentukan pula jenis nama yang sama dalam kelompok lain, misalnya kelompok pahlawan, sementara kelompok lain dengan nama gunung. Bagikan potongan nama tadi ke setiap siswa. Siswa yang mendapat potongan nama wayang akan menjadi satu tim, misalnya siswa A mendapat kata Gatot, siswa B mendapat kata Kaca, siswa C mendapat suku kata Arju, dan siswa D mendapat sukukata na, mereka berkumpul menjadi satu kelompok.

Sebagai guru di SD, kita harus kreatif dan selektif memilih strategi mengajar agar suasana kelas hidup. Dengan menggunakan cara-cara di atas, sebenarnya siswa tak hanya bermain membentuk kelompok, tetapi juga bekerja sama dan belajar menerima satu dengan lainnya. Selamat mencobanya atau mencari ide di internet.

PENDIRIAN KELOMPOK BERMAIN PAUD SAHABAT

LATAR BELAKANG1. Anak adalah aset bangsa yang akan menentukan masa depan bangsa dan negara kita, sehingga perlu dibina dan dikembangkan sejak dini. 2. Untuk mewujudkan perkembangan yang optimal, anak membutuhkan dukungan dari semua pihak seperti orang tua, lingkungan masyarakat sekitarnya dan Negara. Hal ini sesuai dengan hak anak, sebagaimana diatur dalam UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Salah satu dari hak ini adalah bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dngan minat dan bakatnya.3. Pola asuh orangtua yang tepat dapat mengembangkan bakat atau potensi anak, sebaliknya, jika orangtua salah asuh anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berperilaku buruk dan sulit diterima di lingkungannya.4. Untuk itu Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) membantu memprakarsai berdirinya layanan bagi anak usia melalui PAUD Sahabat yang ditujukan bagi anak usia dini di daerah yang miskin. Setelah 2 tahun dibina diharapkan kegiatan ini dapat berjalan secara mandiri/swadayaTUJUAN1. UmumMengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya di masa depan, termasuk siap memasuki pendidikan dasar.2. KhususSecara khusus kegiatan ini bertujuan agar anak:a. Mampu merangsang perkembangan fisiknya, antara lain: menggunakan keterampilan gerak tubuh, melakukan ibadah, mengenal dan percaya kepada Tuhan YME dan mencintai sesama.b. Mampu merangsang perkembangan moral, antara lain: menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat berkomunikasi secara efektif yang bermanfaat dalam proses berpikir dan belajar.c. Mampu merangsang perkembangan kognitif, antara lain: berpikir logis, kritis, kreatif mengenal lingkungan alam, sosial, memberi alasan, berperan di masyarakat dan menghargai keragaman sosial budaya d. Mampu merangsang perkembangan sosial anak, antara lain: peka terhadap irama, nada, birama, berbagai bunyi, bertepuk tangan, serta menghargai hasil karya yang kreatif.e. Peningkatan kualitas kesehatan dan status gizi anak, melalui kegiatan PMT dan peningkatan pengetahuan dan pemahaman orang tua tentang tumbuh kembang anak.SASARANSasaran kegiatan ini adalah anak usia 2 6 tahun di daerah miskin. Mengingat anak usia tersebut cenderung belum dapat dipisahkan dari orang tua/pengasuhnya maka, orang tua dan pengasuh juga menjadi sasaran dari keseluruhan kegiatan ini.LOKASI PROGRAMProgram PAUD Sahabat diadakan di 2 lokasi yaitu :1. Desa Panyingkiran, Rawamerta, Karawang, Jawa Barat (sejak 1 Agustus 2006)2. Desa Amis, Cikedung, Indramayu, Jawa Barat (sejak 23 Juli 2007)Jauh sebelum memprakarsai berdirinya kedua PAUD Sahabat ini, YKAI telah menyelenggarakan program serupa dengan nama Asah Prasekolah di Kramat Jati Jakarta Timur dan sebuah Taman Kanak-kanak di Kamal Jakarta Utara. Kini, kedua program ini sudah secara murni dikelola oleh masyarakat setempat.PROGRAM KEGIATAN1. Sosialisasi Sebelum mengawali kegiatan, terlebih dahulu dilakukan sosialisasi kepada pemerintah desa, KCD Pendidikan, toga/toma, lembaga-Iembaga yang bergerak di bidang anak dan masyarakat yang mempunyai anak usia 3 - 6 tahun melalui pertemuan-pertemuan dan Radio Komunitas Anak2. Pelatihan calon tutor PAUD yang berasal dari warga setempat. Materi yang diberikan : sejarah dan pentingnya PAUD, tumbuh kembang anak, sistem sentra, metoda mengajar, pentingnya bermain, teori komunikasi, bercerita/story telling, pengertian APE, praktek pemanfaatan dan pembuatan APE, pembuatan rencana pengajaran, simulasi mengajar, teori dan praktek origami, menghias kelas dan diakhiri dengan evaluasi pelatihan.3. Pelaksanaan Kegiatan a. Kegiatan pendidikan berupa belajar sambil bermain, 3 - 4 kali seminggu b. Pemberian makanan tambahan (PMT), sebulan sekali c. Kegiatan bimbingan orang tua (BOT) yang dilakukan satu bulan sekali dengan materi seputar pembinaan dan pengembangan anak dengan berbagai nara sumber.MONITORING DAN EVALUASIKegiatan PAUD Sahabat dimonitoring dan evaluasi untuk mengetahui :1. Aktifitas belajar mengajar yang dilakukan di kelas2. Perkembangan pengetahuan dan ketrampilan anak didik3. Peningkatan pengetahuan orangtuaHAMBATAN/TANTANGANHambatan dan tantangan yang dihadapi selama menyelenggarakan PAUD Sahabat di antaranya: Masih banyak anak usia dini yang belum terlayani PAUD Masih rendahnya pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan anak usia dini Kurang optimalnya pola asuh anak olah orangtua dan keluarga Terbatasnya/minimnya layanan PAUD yang tersedia Program PAUD masih asing di masyarakat sehingga ada kesan anak masuk sekolah hanya pindah bermain dan cenderung ingin memaksakan kepada anak untuk belajar seperti layaknya anak-anak sekolah dasar. Masih lemahnya kemampuan tutor dalam proses belajar mengajar memerlukan pelatihan yang berkseinambungan Banyak murid yang masih harus didampingi orang tuanya (usia 3-4 tahun), sehingga ketika orang tua sibuk di rumah atau bekerja di ladang anak tidak masuk sekolah.

Membentuk Kelompok Bermain Di Rumah

K ita bisa, kok, membuat kelompok bermain sendiri. Kumpulkan saja beberapa teman yang sepaham dalam konsep mendidik anak. Tapi sifatnya bukan komersial, lo. Jika Ibu-Bapak tinggal di lingkungan yang tak memiliki anak sebaya dengan si kecil, ini bisa menjadi solusi. Bersama sejumlah teman yang sepaham dalam konsep mendidik anak, kita buat kelompok bermain agar anak-anak kita bisa bermain bersama sambil belajar sebagaimana layaknya kelompok bermain "betulan". Keuntungan yang didapat juga nggak beda, kok, yaitu anak dapat belajar bersosialisasi, menghilangkan kejenuhan, melatih motorik halus-kasar, serta meningkatkan pengetahuannya.Nah, agar tujuan tersebut bisa tercapai, ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti dipaparkan berikut ini oleh dra. Tjut Rifameutia U.Ali-Nafis, MA, psikolog lulusan UI.PELAJARI PSIKOLOGI ANAK Ini penting, lo. Bila kita tak paham psikologi perkembangan anak, bisa-bisa tujuan mengembangkan anak malah berbalik membebaninya. Apalagi anak batita punya ciri khas tersendiri, antara lain, belum bisa diwajibkan atau diminta mengikuti suatu perintah. Jadi, kita tak perlu marah-marah jika mereka tak mau mendengarkan cerita kita dengan serius, misal. Yang bisa kita lakukan adalah mengajak mereka, misal, "Yuk, kita mendengarkan cerita Cinderela, asyik, lo ceritanya".Dengan mengetahui psikologi perkembangan anak, kita pun memahami kemampuan yang sudah dimiliki batita. Toilet training, misal, baru bisa dilakukan anak 3 tahun ke atas. Jadi, tak perlu kesal, jika ada anak usia 1 atau 2 tahun yang mengompol, karena mereka baru sampai di tahap pengenalan toilet training.Ciri khas lain, anak batita belum lancar bersosialisasi. Mereka cenderung bermain sendiri, tapi tetap tak menutup kemungkinan mereka dikenalkan untuk bersosialisasi sejak dini.BERPINDAH-PINDAH TEMPAT Buatlah kesepakatan antar orang tua, seperti: rumah siapa yang akan jadi tempat bermain; berapa hari sekali pelaksanaannya; bagaimana persediaan makannya, apakah perlu iuran atau membawa masing-masing, dan lainnya.Soal tempat dan waktu pelaksanaan, sebaiknya bergiliran. Misal, sekarang dirumah A, kali lain pindah ke rumah si B atau si C, dan seterusnya. Dengan begitu, anak bisa mengenal lingkungan lain selain rumah dan bisa memperkaya tempat eksplorasinya. Kita pun bisa membagi waktu dengan baik. Bahkan, bila kita lagi tak bisa menemani, kita tak perlu terlalu khawatir meninggalkan anak, karena tahu ia berada dalam penjagaan orang yang sudah dikenal dan dapat dipercaya. Sebaliknya, jika sedang punya waktu luang, kita bisa menawarkan diri mengasuh dan mengawasi anak teman-teman kita. Ini berarti kesepakatan waktu berdasarkan kesukarelaan orang tua yang mau mengasuh anak-anak.Tak kalah paling penting, orang tua yang berminat membentuk kelompok bermain bersama, harus mencintai anak dan memiliki sikap care. Kalau tidak, bisa-bisa kelompok bermain yang awal tujuannya untuk kebaikan si kecil, malah jadi sebaliknya. Misal, anak tak mau lagi bergabung dengan teman-teman di kelompok bermain tersebut, karena takut dimarahi salah satu orang tua yang ada di sana. Bisa juga anak malah jadi nakal karena selalu diajarkan hal-hal yang tak benar, semisal omong kasar.ACARA BERMAIN Agar kelompok bermain memiliki nilai plus, buat permainan yang berstruktur. Kita dapat mencontoh permainan yang dilakukan di playgroup. Jadi, bila ada salah satu orang tua atau beberapa orang tua yang tergabung pernah memasukkan anak di suatu playgroup, tak ada salahnya kita mengadopsi kelebihan pembelajaran dari sekolah masing-masing, lalu digabungkan jadi satu.Berikut beberapa panduan dasar mengenai beberapa materi untuk kelompok bermain:1. Saat anak-anak baru datang, biarkan beradaptasi dulu selama 20-30 menit. Biarkan mereka bermain bebas sesukanya, atau malah bila mereka memilih duduk diam. Intinya, terserah anak mau melakukan apa agar mereka bisa mengamati atau merasa nyaman dan aman dulu, terlebih jika tempat itu baru bagi anak.2. Ajak anak mendengarkan cerita atau dongeng menarik dan bersifat edukatif, seperti Putri Duyung, Winny The Pooh, Telletubbies, Oki dan Nirmala, dan lainnya. Manfaatnya untuk melatih anak berkonsentrasi dan meningkatkan kemampuan berbahasa anak, menambah perbendaharaan kata serta melatih imajinasinya.3. Setelah itu, ajak mereka bermain yang dapat mendukung tumbuh kembang motorik, kognitif, konsep, afeksi, sosialisasi dan lainnya. Seperti menempel dan menggunting, menyusun kotak atau puzzle.4. Istirahat makan siang atau snack.5. Ajak mereka melakukan kegiatan di luar ruangan, semisal di halaman. Kenalkan mengenai konsep pengenalan lingkungan.6. Sebagai penutup, ajak mereka mendengarkan cerita kembali, atau biarkan anak bercerita untuk memupuk keberanian dan kepercayaan dirinya.7. Sebelum pulang, ajak mereka membereskan kembali ruangan dengan menggembalikan mainan ke tempatnya semula.TEMPAT BERMAIN Tak harus luas, kok. Yang penting anak memiliki ruang cukup untuk bermain dan bergerak bebas. Namun akan lebih baik bila:* Memiliki ruang agar anak bisa bereksplorasi keluar (out door). Bukankah bila mereka selalu berada di dalam ruangan akan bosan?* Perhatikan keamanan agar tak ada benda atau sesuatu yang dapat membahayakan anak kala bermain. Misal, dinding yang kasar, lantai pecah, atau pagar/pembatas halaman dengan jalan yang mudah dilalui anak.* Batasi tempat eksplorasi, baik indoor maupun outdoor, hingga tiap pergerakan anak dapat diawasi.FASILITAS BERMAINBisa menggunakan mainan-mainan yang sudah ada. Namun pilih alat-alat dan media permainan yang bisa menunjang dan mendukung tumbuh kembang anak, baik dari segi motorik, afeksi dan kognitif. Alat permainan untuk melatih motorik, misal: bola, permainan menyusun balok, sepeda roda tiga, atau puzzle; untuk mendukung kognitif: boneka tangan, menara yang bisa dibongkar pasang dari kayu atau plastik; sedangkan alat permainan untuk menumbuhkan afeksi, seperti peralatan masak-masakan atau dokter-dokteran. Jangan lupa sertai dengan bimbingan-bimbingan seperti memberikan contoh pada anak untuk mau berbagi, misal, "Sayang, kasih pinjam Tina penggorengannya, ya? Kasihan, punya Tina sudah rusak. Adek sudah selesai masaknya, kan?"Toh, tak semuanya harus berupa mainan, lo. Bentuk kegiatan yang ada juga bisa dimanfaatkan sebagai sarana permainan yang berguna. Contoh, kala anak usai bermain, ajak mereka membereskan mainan dengan mengelompokkan, seperti bola dengan bola, puzzle dengan puzzle, dan balok dengan balok. Secara tak langsung dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya.TETAPKAN PERATURANAnak batita, khususnya usia 2-3 tahun, sudah bisa dikenalkan dengan aturan-aturan. Jadi, tetapkan beberapa peraturan. Misal, tak boleh mengambil milik teman. Nah, bila si kecil hendak mengambil gelas milik temannya ketika hendak minum, katakan, "Sayang, gelas Adek yang ini. Yang warna merah ini punya Adi." Peraturan lain yang biasa ditetapkan adalah sehabis bermain harus menyimpan semua mainan kembali ke tempat semula.KELOMPOKKAN USIAPengelompokan usia diperlukan karena walaupun sama-sama batita, tapi anak usia 1 tahun punya ciri khas berbeda dengan anak usia 2 atau 3 tahun. Misal, anak 1 tahun masih suka mengompol dan banyak tidur ketimbang bermain; pola bermainnya cenderung sendiri-sendiri; dan kemampuan motorik kasarnya belum sempurna, contoh, berjalan belum lancar atau kontrol anggota tubuhnya belum begitu baik. Selain itu, mereka belum dapat diberi peraturan dan belum memahami konsep kepemilikan. Sedangkan anak usia 2-3 tahun sangat aktif bergerak, seperti berlari, meloncat, dan lainnya. Mereka pun mulai bisa dikenalkan konsep kepemilikan.Jadi, kelompokan mereka sesuai usia agar mereka dapat lebih ditangani. Bukankah kita akan kewalahan, ketika sedang menangani si kecil yang ngompol, lalu temannya yang berusia 3 tahun minta dibantu membuat rumah-rumahan? Namun kita tak perlu membedakan si batita berdasarkan gender. Misal, si Buyung harus bermain mobil-mobilan sedangkan si Upik main boneka. Anak batita sudah mengerti konsep "kamu itu perempuan, sedangkan saya lelaki", tapi untuk masalah mainan, mereka tak mengerti konsep itu. Asalkan permainan itu menyenangkan, mereka akan menikmatinya.Anak juga tak perlu dibedakan status sosialnya. Bagi si batita, teman-temannya sama, tak ada yang lebih kaya atau miskin. Jadi, dengan siapapun si kecil ingin berteman, boleh-boleh saja, asalkan ada kesepakatan dan terjalin hubungan baik antar orang tua.BATASI JUMLAHAgar tak kewalahan menangani anak batita yang tengah berapi-api bereksplorasi, batasi jumlah anak yang diawasi. Idealnya, satu pengawas untuk maksimal 4 anak.Gazali Solahuddin/nakita